2 Ruang Kolaborasi
Modul 1.4
Kelompok 2
2
K
kas y
PO
OM
d
us EL
Stu KASUS 2
I K
US
SK
DI
L
KASUS 3
SI
HA
KASUS 4
oleh kelompok 2
Kasus 1
Fifi Natali
Ibu Santi Ibu Eni
Kisah diawalai dari, Ibu Eni yang merupakan
pengganti Ibu Santi yang sedang sakit. Bu Eni malah
mendapat perlakuan kurang sopan dari Fifi dan
Natali. dimana mereka tahu Bu Eni guru baru 2
tahun dan menjadi guru sehingga mereka
menggunakan hal ini untuk bersikap seenaknya,
walaupun sudah di tegur oleh bu Eni secara ramah
dan perlahan untuk mengerjakan tugas tapi malah
dijawab dengan remeh serta tidak mengindahkan
peringatan tersebut.
Keesokan harinya Ibu santi menerima laporan
dari bu Eni tentang tindakan yang dialaminya.
Setelah itu bu Santi memanggil Fifi dan Natali
untuk mengkonfirmasi kebenarannya dan
setelah dipastikan kebenarannya maka bu
Santi meminta mereka untuk memperbaiaki
kesalahan yang mereka lakukan dengan
kembali menanyakan keyakinan kelas yang
Membuat Lapran mereka miliki.
Pak Hasan
as an
il/ gag
em a
ik a n
mp a
nya
Me
Menstabilkan identitas
Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan
memperbaiki permasalahan yang ada?
Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja
dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta
maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang
mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Santi?
Ibu Santi
Dalam kasus tersebut ibu santi sudah
melaksanakan langkah restitusi sebagai berikut
Ibu Santi
Menurut kelompok kami restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah
sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat karena dari permasalahan
yang dilakukan oleh fifi dan natali yang tidak menghormati Ibu Eni
telah melanggar keyakinan kelas mereka
Dalam kasus ini Langkah-langkah resritusi yang mereka usulkan adalah
mengakui kesalahan, mengusulkan diskusi tentang keyakinan kelas
yaitu saling menghormati dan penerapannya di kehidupan sehari-hari di
sekolah dan mengirim email ke Ibu Eni tentang gagasan mereka
membuat keyakinan kelas. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa
mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu
ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai
Ibu Santi guru pengganti.
Dalam kasus ini ibu Eni mengambil posisi sebagai teman karena Ibu
Eni masih bersikap ramah. Guru pada posisi ini guru tidak akan
menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid
melalui persuasi.
Jika kami berada dalam posisi pak Hasan maka kami akan
membenarkan atau mendukung langkah yang di tempuh Ibu
Santi karena menyelesaikan masalah dengan memancing fifi
dan natali untuk memberikan gagasan dalam menyelesaikan
masalah. mereka sendiri dan menerapkan restitusi untuk
penyelesaian masalah yang meeka hadapi
Ibu Santi
Refleksi
1. Kebutuhanyang terjadi pada Fifi dan Natali adalah kebutuhan akan
kesenangan yang dapat terlihat pada perilaku mereka untuk
kesenangan walaupun sudah ditegur oleh Ibu Eni.
2. Ibu Santi dapat menggali lebih dalam lagi pada langkah
memvalidasi agar dapat info dan penyelesaian yang maksimal
3. IbuEni dapat mengembangkan lagi kemampuan leader di kelas
Refleksi
1. Kebutuhanyang terjadi pada Fifi dan Natali adalah kebutuhan
akan kesenangan yang dapat terlihat pada perilaku mereka untuk
kesenangan walaupun sudah ditegur oleh Ibu Eni.
2. Ibu Santi dapat menggali lebih dalam lagi pada langkah
memvalidasi agar dapat info dan penyelesaian yang maksimal
3. IbuEni dapat mengembangkan lagi kemampuan leader di
kelas
Kasus 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia
pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak
menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan
pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna
coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah
mengenakan sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu.
Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru
dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya
jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku yang mengatakan,
“Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah
pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu
sesuai peraturan”.
Kasus 2
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap
dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang
kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah
melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau
diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di
sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.”
Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya
kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena
malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
Pertanyaan
• Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah
yang diambil oleh Bapak Lukman?
Jelaskan, apakah indikatornya?
Jawaban
• Posisi Bapak Lukman dalam kasus di atas sebagai penghukum. Seorang penghukum
bisa menggunakan hukuman fis.ik terlihat dari Bapak Lukman yang menyuruh Sabrina
untuk mencopot sepatunya. Dan verbal terlihat dari ucapan dari Bapak Lukman yang
mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah
terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa
mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”. “Tidak, kamu telah melanggar peraturan
sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah,
ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan
silakan belajar tanpa sepatu seharian.”
Pertanyaan