Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ILHAM RIZKY RITONGA

NIM : 18032122
BIOLOGI (NK) UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TUGAS PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK

PENUGASAN – Kasus 1: Beni yang Mengantuk


Beni adalah anak bungsu dari pasangan Pak Doni dan Bu Hanna. Pak Doni adalah
seorang pejabat dan Bu Hanna adalah pengusaha di Kabupaten X. Karena jabatannya ini, maka
orang tua Beni sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Tidak jarang, Bu Hanna juga harus ke luar kota. Akibatnya, orang tua Beni jarang di
rumah. Beni sering ditinggal sendirian di rumah, tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian
dari orang tuanya. Ia bebas melakukan apa saja, bahkan bergaul dengan lingkungan atau teman
sebaya yang kurang tepat.
Erik adalah guru kelas Beni (kelas 3 SD). Suatu saat, ketika sedang asik mengajar, tiba-
tiba terdengar suara seorang anak bernyanyi. Ketika Pak Erik melihat ke arah anak-anak, suara
tersebut tidak lagi terdengar. Namun saat kembali ia berkonsentrasi menjelaskan pelajaran, suara
nyanyian tersebut kembali terdengar. Pak Erik tiba-tiba melihat ke arah sumber suara tersebut,
dan ternyata yang bernyanyi adalah Beni.
Pak Erik merasa tersinggung dan merasa Beni sangat mengganggu pelajaran saat itu.
PENUGASAN
Anda adalah Pak Erik

1. Situasi/karakter apa yang paling tidak disuka dari anak?


Jawab :
Situasi atau karakter yang tidak disukai anak (Beni) :
1) Pak Erik yang terlalu kaku dalam mengajar
Dilihat dari cerita, sepertinya cara mengajar Pak Erik kaku. Dengan caramengajar
yang kaku dapat menyebabkan murid bosan dan mulai mengerjakan apa yang mereka
inginkan tanpa memperhatikan guru di depan.
2) Selalu sibuk bekerja dan tidak perhatian
Dari cerita dapat diketahui bahwa Beni kurang perhatian, kasih sayang dan arahan
dari orangtuanya karena orang tuanya yang selalu sibuk bekerja. Mungkin tujuan
Beni bernyanyi kecil di sini memang karena bosan atau pun karena ingin mendapat
perhatian dari orang lain. Biasanya anak yang kurang mendapat perhatian di rumah
akan mencari perhatian ditempat lain, meskipun sering kali cara mereka untuk
mendapat perhatian itu salah.

2. Bagaimana menerapkan pendisiplinan yang bebas VANE?


Jawab :
Untuk anak yang kurang perhatian, kasih saying, dan arahan dari orang tua seperti Beni
seharusnya orang tuanya memang menyisihkan waktu untuk mendidik dan memberikan
perhatian kepadaanak mereka. Karena bagaimanapun anak lebih membutuhkan hal itu
dibandingkan dengan materi yang dapat dicari. Jika memang tidak bisa, guru harus ikut
turun tangan untuk memberikan pendisiplinan yang positif terhadap anak tersebut.
Karena Beni telah kehilangan perhatian dan kasih sayang dari rumah, kita tidak mungkin
membiarkan dia kehilangan perhatian dan kasih sayangnya di sekolah ataupun di
masyarakat. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah :
 Berikan hadiah untuk perilaku yang baik
Memberikan penghargaan karena anak bersikap baik lebih penting dari pada
memberikan hukuman untuk sikap buruk. Membiarkan anak tahu bahwa ia
melakukan sesuatu yang benar akan mendorong mereka untuk bersikap baik di
masa depan. Bila anak Anda bersikap baik, seperti membagi mainan dengan anak
lain atau sabar selama perjalanan, beritahu ia bahwa Anda memperhatikan
sikapnya yang baik; jangan hanya diam ketika anak Anda bersikap baik dan
menghukumnya bila bersikap buruk.
 Konsisten
Bila ingin membuat anak disiplin dengan efektif, maka Anda harus konsisten.
Anda tidak bisa menghukum anak karena melakukan sesuatu yang salah di suatu
hari, dan di hari lain memberinya permen supaya berhenti melakukannya, atau
mungkin tidak mengatakan apa-apa karena Anda terlalu lelah memberitahunya.
Dan bila anak melakukan sesuatu dengan baik, seperti buang air dengan benar,
pastikan Anda memujinya setiap kali. Konsistensi inilah yang menguatkan sikap
baik dan buruk.
 Jelaskan peraturannya
Bila ingin anak mengetahui metode kedisiplinan yang Anda terapkan, Anda harus
bisa menjelaskan kenapa anak tidak boleh melakukan hal-hal tertentu. Jangan
hanya memberitahu bahwa dia tidak boleh jahat pada anak lain, atau untuk
membereskan mainannya; jelaskan mengapa perilaku ini baik untuknya, untuk
Anda, dan untuk masyarakat luas. Dengan membuat anak memahami hubungan
antara sikapnya dan apa artinya, Anda akan membantu mereka mengerti mengapa
Anda mengambil keputusan tertentu.
 Ajari anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya
Ini adalah bagian penting dari membangun kedisiplinan dan membentuk
karakternya. Bila ia melakukan sesuatu yang salah, seperti melemparkan makanan
ke lantai, pastikan ia mengakuinya dan menjelaskan mengapa ia melakukannya,
alih-alih menyalahkan orang lain atau menyangkalnya. Setelah anak melakukan
kenakalan, bicarakan dengannya kenapa itu terjadi.

3. Apa yang harus dilakukan? Jelaskan langkah-langkahnya!


Jawab :
Langkah yang harus dilakukan di kelas :
1) Memberitahukan atau menjelaskan terhadap siswa rasa saling menghormati
Orang dewasa meneladankan ketegasan dengan menghargai diri mereka sendiri dan
pertimbangkan konteks (situasi) dan melakukan kebaikan dengan menghormati
kebutuhan anak.
2) Mengidentifikasi kepercayaan dibalik perilaku
Disiplin yang efektif mengakui alasan anak-anak melakukan apa yang mereka
lakukan dan bekerja untuk mengubah keyakinan itu daripada sekedarmengubah
perilaku
3) Komunikasi efektif dan keterampilan pemecahan masalah
4) Disiplin yang mengajarkan (tidak permisif atau punatif)
5) Berfokus pada solusi bukan hukuman
6) Dorongan (bukan pujian)
Dorongan memperhatikan upaya dan perbaikan, bukan hanya kesuksesan, dan
membangun harga diri serta pemberdayaan jangka panjang.

Atau dapat melakukan konsekuensi logis seperti di bawah ini

4. Apa tantangannya?
Jawab :
Tantangannya adalah perasaan dai Beni sendiri. Dengan memberinya pendisiplinan
positif seperti itu apakah hatinya bisa menerima atau malah memberontak karena merasa
dikasihani.

PENUGASAN – Kasus 2: Dina dan Misty yang Mengacau di Kelas


Ibu Susan adalah guru SD X. Ia adalah seorang guru yang memiliki dedikasi tinggi,
menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati. Ia selalu hadir setiap hari di sekolah, tidak pernah
terlambat datang ke sekolah.
Suatu saat, pada waktu pelajaran matematika, Ibu Susan berusaha untuk menjelaskan
dengan baik agar materi atau pelajaran tersebut dapat ditangkap dengan baik. Ia selalu
mempersiapkan dirinya dengan baik, agar dapat menyampaikan materimateri dengan baik.
Namun selalu ada saja masalah yang beliau hadapi dengan murid-muridnya.
Setelah beliau menjelaskan materi pelajaran matematika, beliau kemudian menguji daya
serap siswa dengan memberi tugas yang harus mereka kerjakan. Setelah beberapa menit ia
menugaskan murid-muridnya untuk menyelesaikan tugas, salah seorang muridnya,Dina berjalan
menghampiri temannya, lalu ia mencoba berbicara dan bermain dengan teman tersebut. Dina
bahkan melakukannya pada beberapa teman yang lain. Teman-teman tersebut merasa terganggu,
hingga akhirnya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik.
Sementara Misty sepertinya asyik dengan aktivitasnya sendiri. Ia asik bermain dengan
melipat kertas, membuat bentuk- bentuk tertentu dari kertas yang dilipat. Ia sepertinya enggan
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu guru mereka. Perilaku Dina dan Misty
ini tentu saja mempengaruhi teman-teman sekelasnya.
Tingkah laku mereka ini tidak lepas dari perhatian Ibu Susan. Melihat aktivitas mereka
yang mengganggu teman-teman lain, maka ibu Susan mencoba untuk mendekati mereka dan
mencoba untuk memberi pemahaman tentang pentingnya mengerjakan tugas-tugas yang
diberikannya. Dina dan Misty kemudian menjadi tenang dan mengerjakan kembali tugas- tugas
mereka. Namun hal ini tidak berlangsung lama, hal yang sama berulang kembali.
Perilaku kedua anak ini membuat kesabaran ibu Susan habis. Beliau berpikir untuk untuk
menghukum mereka. Misalnya tidak memperbolehkan istirahat dan mengerjakan tugas
tambahan.
PENUGASAN
Anda adalah Ibu Susan

1. Situasi/karakter apa yang paling tidak disuka dari anak?


Jawab :
1) Situasi yang membosankan
2) Ibu susan yang mengomel
3) Tidak ada waktu istirahat

2. Bagaimana menerapkan pendisiplinan yang bebas VANE?


Jawab :
 Berikan hadiah untuk perilaku yang baik
Memberikan penghargaan karena anak bersikap baik lebih penting dari pada
memberikan hukuman untuk sikap buruk. Membiarkan anak tahu bahwa ia
melakukan sesuatu yang benar akan mendorong mereka untuk bersikap baik di
masa depan. Bila anak Anda bersikap baik, seperti membagi mainan dengan anak
lain atau sabar selama perjalanan, beritahu ia bahwa Anda memperhatikan
sikapnya yang baik; jangan hanya diam ketika anak Anda bersikap baik dan
menghukumnya bila bersikap buruk.
 Konsisten
Bila ingin membuat anak disiplin dengan efektif, maka Anda harus konsisten.
Anda tidak bisa menghukum anak karena melakukan sesuatu yang salah di suatu
hari, dan di hari lain memberinya permen supaya berhenti melakukannya, atau
mungkin tidak mengatakan apa-apa karena Anda terlalu lelah memberitahunya.
Dan bila anak melakukan sesuatu dengan baik, seperti buang air dengan benar,
pastikan Anda memujinya setiap kali. Konsistensi inilah yang menguatkan sikap
baik dan buruk.
 Jelaskan peraturannya
Bila ingin anak mengetahui metode kedisiplinan yang Anda terapkan, Anda harus
bisa menjelaskan kenapa anak tidak boleh melakukan hal-hal tertentu. Jangan
hanya memberitahu bahwa dia tidak boleh jahat pada anak lain, atau untuk
membereskan mainannya; jelaskan mengapa perilaku ini baik untuknya, untuk
Anda, dan untuk masyarakat luas. Dengan membuat anak memahami hubungan
antara sikapnya dan apa artinya, Anda akan membantu mereka mengerti mengapa
Anda mengambil keputusan tertentu.
 Ajari anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya
Ini adalah bagian penting dari membangun kedisiplinan dan membentuk
karakternya. Bila ia melakukan sesuatu yang salah, seperti melemparkan makanan
ke lantai, pastikan ia mengakuinya dan menjelaskan mengapa ia melakukannya,
alih-alih menyalahkan orang lain atau menyangkalnya. Setelah anak melakukan
kenakalan, bicarakan dengannya kenapa itu terjadi.

3. Apa yang harus dilakukan? Jelaskan langkah-langkahnya!


Jawab :
1) Memberitahukan atau menjelaskan terhadap siswa rasa saling menghormati
Orang dewasa meneladankan ketegasan dengan menghargai diri mereka sendiri dan
pertimbangkan konteks (situasi) dan melakukan kebaikan dengan menghormati
kebutuhan anak.
2) Mengidentifikasi kepercayaan dibalik perilaku
Disiplin yang efektif mengakui alasan anak-anak melakukan apa yang mereka
lakukan dan bekerja untuk mengubah keyakinan itu daripada sekedarmengubah
perilaku
3) Komunikasi efektif dan keterampilan pemecahan masalah
4) Disiplin yang mengajarkan (tidak permisif atau punatif)
5) Berfokus pada solusi bukan hukuman
6) Dorongan (bukan pujian)
Dorongan memperhatikan upaya dan perbaikan, bukan hanya kesuksesan, dan
membangun harga diri serta pemberdayaan jangka panjang.

4. Apa tantangannya?
Jawab :
Menemukan konsekuensi logis yang tepat agar tidak menyakiti siswa dan malah
bertambah buruk perilakunya.

Anda mungkin juga menyukai