Anda di halaman 1dari 1

Contoh

Pentingnya Melakukan Cerita


Praktik Baik

Asesmen Awal (Diagnostik)

Isnain Erlin, Guru SD Mandiri Kota Bekasi, mengajar di kelas 4


Pada awal tahun pelajaran 2022 - 2023, saya menghadapi peserta didik kelas
empat yang sering murung, padahal biasanya anak ini termasuk anak yang
ceria. Selain itu, prestasi anak didik tersebut yang awalnya baik menjadi turun.
Anak ini tidak pernah mengerjakan PR.

Saya memikirkan bagaimana solusi untuk


mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak
bisa kembali semangat belajar dan ceria seperti
sediakala, untuk itu saya merasa tertantang untuk
segera menyelesaikan masalah ini.

Untuk mengatasi masalah yang saya hadapi ini, saya


mulai melakukan Tindakan: 1. mendekati anak tersebut dan
menanyakan apa yang menyebabkan anak tersebut
menjadi murung, namun anak tersebut belum mau
menceritakan masalahnya. Saya sempat bingung cara
mengatasi anak tersebut; lalu, 2. Saya mencoba konsultasi
dengan guru kelas tiga yang dulu mengajar anak tersebut
dan guru kelas tiga ini menyampaikan bahwa anak
tersebut memiliki teman dekat; 3. Lalu saya mendekati
beberapa teman dekatnya.
Dari dua teman dekatnya saya mendapatkan informasi penyebab anak ini murung. Ternyata orang
tua anak tersebut sering bertengkar di rumah dan akan bercerai; 4. Saya meminta pertimbangan
guru agama yang rumahnya dekat dengan anak tersebut, saya mendapatkan informasi anak
tersebut kurang mendapatkan perhatian dan hampir tidak pernah belajar sehingga tidak bisa
mengikuti pelajaran; 5. Selain itu, saya mengontak orang tua sang anak setelah mendapatkan izin
dari kepala sekolah untuk konfirmasi masalah. Masing-masing orang tua saya kontak secara
terpisah; 6. Saya menyampaikan jika sedang berargumen jangan dilakukan di depan anaknya.
Saya meminta agar anak tersebut didampingi ketika belajar di rumah.

Setelah melakukan Tindakan-tindakan yang saya sebutkan di atas, sekarang anak tersebut yang
awalnya murung, sedikit demi sedikit mulai kembali ceria dan mau bermain dengan teman-teman
sekelasnya. Meskipun hasil prestasi akademiknya belum optimal, anak tersebut yang biasanya
tidak pernah mengerjakan PR, mulai mau mengerjakan PRnya.

Berdasarkan kejadian tersebut, sebagai guru, saya


melakukan refleksi dan sudah seharusnya memberikan
perhatian kepada semua siswa namun khusus siswa yang
bermasalah, perlu mendapatkan perhatian lebih. Di sini saya
menyadari akan perlunya melakukan asesmen awal
(diagnostik) non kognitif sebelum pembelajaran untuk
mengidentifikasi kesiapan peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Hasilnya dapat
digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tahap capaian
pembelajaran peserta didik. Sumber gambar/foto: elemen Canva

Anda mungkin juga menyukai