Anda di halaman 1dari 45

7 Cara Mendidik

Anak Yang
Menghebatkan

A. S. Rizal

1 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


7 Cara Mendidik Anak Yang
Menghebatkan

Penulis

A. S. Rizal

Desain Cover & Layout


A. S. Rizal

Penerbit

menguatkan iman - melejitkan potensi

Rilis I : Desember 2017


Rilis II: Desember 2018

Jika Anda merasakan manfaat dari Ebook ini, Anda boleh


menyebar seluas-luasanya meski tanpa izin dari penulis.
Dari tangan Anda, semoga Negeri kita kelak lahir generasi-
generasi berkualitas dari Ibu yang tulus dan berwawasan tinggi.
Catatan; Dilarang mengubah isi apa pun dalam ebook ini.

2 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


BACA INI DULU

Bismillahirrohmanirrohim..

“Mengapa saya bisa seperti ini?”

Pertanyaan itu muncul begitu saja ketika saya serasa


mendapat berbagai macam karunia yang Allah titipkan
kepada saya.

Dimana teman-teman sebaya masih sibuk kuliah dan


mencari jati diri, ketika itu Allah izinkan saya menikmati
keindahan alam diberbagai daerah, kota, pulau, ke luar
negeri hingga Umroh.

Bukan hanya itu, berbagai macam prestasi dan


penghargaan pun saya terima dari berbagai arah.

Saya benar-benar pensaran, mengapa jalan hidup


saya bisa seperti ini? Seolah hidup yang saya jalani begitu
indah dari apa yang saya harapkan sendiri.

Sudah pasti ada sebabnya. Tidak mungkin Allah


menjadikan sesuatu dengan “asal-asalan”. Segala sesuatu
yang terjadi sudah tentu dalam garis sunatullah yang
ditetapkanNya.

3 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Saya tidak akan bercerita banyak perihal diri saya
pada ebook ini. Karena salah satu tujuan saya membuat
ebook ini tak lain adalah untuk memberi penghargaan
setinggi-tingginya kepada ibu saya yang telah memberi
pendidikan terbaik sejak dalam kandungan hingga saat ini.

Model pendidikan yang beliau terapkan menjadi


pelajaran yang begitu berharga untuk disimak dan direnungi
bersama.

Saya tidak mengatakan bahwa pendidikan yang


diberikan oleh ibu saya adalah pendidikan yang lebih baik
dari ibu-ibu lain. Saya yakin setiap ibu atau keluarga memiliki
ciri khas dan keunikan masing-masing dalam mendidik
anak.

Namun, keunikan dalam mendidik saja ternyata tidak


cukup membuat anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang
hebat, matang dan mandiri.

Mendidik anak itu butuh ilmu agar tidak tersesat dalam


cara-cara yang “sepertinya baik”, padahal bisa membunuh
potensi dan perkembangan otak anak (lengkapnya akan
dibahas di ebook).

Di dalam ebook ini, Anda tidak hanya belajar tentang


apa yang mesti Anda lakukan dalam mendidik anak. Namun

4 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


juga belajar apa saja yang harus dihindari ketika mendidik
Anak.

Sesuatu yang mungkin Anda anggap remeh, ternyata


memiliki dampak yang cukup besar untuk masa depan anak
kelak.

Kita sepakat untuk mendidik anak yang tidak cukup


sekadar cerdas, namun juga memiliki karakter yang kuat dan
akhlak yang mulia. Untuk itulah E-book ini saya tulis dan
saya rilis kembali dengan berbagai revisi.

Meski Ebook ini berjudul “7 Cara Mendidik Anak


Yang Menghebatkan” sebenarnya tidak dimaksudkan agar
saya dianggap hebat. Lebih dari itu, model pendidikan yang
saya bahas dalam ebook ini adalah perpaduan antara teori
ilmiah dan praktik yang saling melengkapi.

Minimal ibu saya dan beberapa ibu lain juga


menerapkan hal yang sama dalam menghebatkan anak-
anak mereka. Lebih hebatnya lagi, cara-cara ternyata ini
sangat terpola dan hampir selalu membuahkan hasil yang
sama.

Tak jarang banyak ibu yang memiliki niat baik akhirnya


gagal mendidik anak dengan baik karena kurangnya
wawasan dan ilmu yang dia dapatkan.

5 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Melalui ebook sederhana ini, semoga Allah
membimbing hati kita pada kebenaran.

Sebagai catatan, ebook ini sebenarnya adalah tulisan


lama saya pada tahun 2013. Kemungkinan besar ada
beberapa latar belakang yang masih dalam konteks tahun
itu.

Meski begitu, ilmu yang tersaji dalam tulisan ini masih


sangat relevan diterapkan dari masa ke masa.

Saat ini saya terbtikan kembali dengan update materi


dan revisi agar lebih relevan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

E-book ini cukup panjang dan padat materi. Karena


itu, siapkan mental dan berusahalah untuk menuntaskan
membaca e-book ini secara keselurhan tanpa terlewat 1
halaman pun.

Jika Anda betah scroll sosial media selama berjam-


jam, maka sempatkanlah sedikit waktu untuk menambah
wawasan melalui e-book ini agar Anak Anda bisa terdidik
dengan ilmu yang kelak bisa menghebatkannya.

Semoga E-book ini bisa Anda baca sampai tuntas.


Saya pun sudah mengikhtiarkan untuk menjadikan e-book

6 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


ini berukuran A5 (setengah ukuran kertas A4) agar ketika
Anda print, Anda bisa membacanya dimana pun secara
offline tanpa ribet buka hp lagi.

Akhir kata, semoga E-Book ini memberi manfaat dan


pencerahan bagi pembaca yang saat ini memiliki harapan
untuk menghebatkan putra-putrinya.

Selamat membaca dan menikmati. Semoga


menginspirasi.

Salam SUPER SEMANGAT!


A. S. Rizal | Santri Dahsyat

7 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


7 Cara Mendidik Anak Yang Menghebatkan

Sebagai
anak, aku
sangat
bersyukur
sekali terlahir
dari kedua
orang tua yang
mampu memberi contoh cara mendidik anak dengan
baik. Setidaknya ini penilaianku sebagai seorang anak
terhadap orang tuaku sendiri. Aku benar-benar dibuat
kaget dan tidak habis pikir tentang bagaimana cara
ibuku mendidikku.
Setelah tumbuh menjadi remaja dewasa ini,
waktuku lebih banyak untuk menemani ibu di rumah
ketika pulang kampung. Banyak hal yang aku dapat
dari beberapa obrolanku dengan ibu. Aku dibuat
merasa menjadi anak paling beruntung karena terlahir
dari rahim ibuku tercinta ini.

8 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Walaupun beliau hanya lulus sekolah tingkat dasar
(SD), kemampuan mendidik yang beliau terapkan
sangat relevan dengan teori-tori mendidik anak modern
yang baru-baru ini aku pelajari.
Sungguh, ini merupakan teladan luar biasa untuk
diterapkan untuk istriku kelak ketika mendidik anaknya.
Dan aku yakin, cara mendidik yang beliau terapkan
juga diterapkan oleh sebagian ibu-ibu lain.
Namun beberapa kasus yang aku temui ketika ibu-
ibu mendidik anak, seringkali membuatku miris.
Alasannya memang sayang kepada anaknya. Namun
dalam pelampiasan rasa sayangnya, seringkali ibu-ibu
itu belum mengetahui ilmunya sehingga membuat
dampak negatif jangka panjang pada anaknya kelak.
Dalam E-book ini aku akan menulis secara ‘ringkas’
pelajaran apa saja yang dapat dipetik dari cara ibuku
mendidiku.
Terlepas apakah cara mendidik ini paling baik atau
tidak, yang pasti cara mendidik seperti inilah yang
membuatku sangat beruntung dan bersyukur dengan
cara ibu mendidiku ketika kecil.

9 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Bagaimana cara ibuku mendidikku?

Silakan lanjut membaca. Baca pelan-pelan secara


urut dan tidak loncat-loncat agar Anda benar-benar
memahami konsepnya secara utuh.

CARA #1
Ibuku Tidak Pernah Memarahiku.

Melihat
bagian ini,
mungkin ada
yang berpikiran
bahwa aku ini
anak manja. Tidak pernah dimarahin. Padahal tidaklah
demikian. Kedua orang tuaku tak sekalipun mendidikku
menjadi anak manja.

Buktinya, aku sudah mandiri sejak SD. Namun


bukan ini yang akan kita fokuskan. Aku akan
membicarakan tentang mengapa ketidakmarahan

10 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


ibuku justru bisa menjadi suri tauladan yang baik untuk
diterapkan dalam mendidikan anak.

Dalam teroi “Bedah Otak” yang digagas oleh Abi


Hanif dan Umi Ida (penemu Metode Hanifida)
dijelaskan bahwa racun kecerdasan adalah
‘kemarahan’, ‘hinaan’, dan ‘larangan’.

Otak anak yang masih balita memiliki 10 triliyun


dendirt yang masih aktif. Hal inilah yang menyebabkan
anak tidak bisa diam.

Bagi orang tua yang tidak paham, anak yang tidak


bisa diam seringkali disebut sebagai anak nakal. Tak
heran jika anak-anak usia balita seringkali memancing
kemarahan orang tua. Bagi orang tua yang tidak
sabaran, anak-anak ini dimarah-marahin dan disusul
dengan hinaan atau makian. Mengenai hinaan, nanti
akan dibahas lebih detail pada bagian lain.

Ketika anak itu mendapat marahan, maka yang


terjadi adalah dendirt yang seharusnya berkembang,

11 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


justru akan semakin mati. Setiap kena marah, maka
akan ada dendirt yang mati. Begitu seterusnya.

Semakin sering dimarahin, semakin banyak pula


dendirt yang akan mati. Dari yang berjumlah 10 triliyun
sel, bisa terpangkas hanya 1 triliyun bahkan kurang.
Inilah yang menyebabkan tingkat kecerdasan pada
anak berkurang.

Ilustrasi otak anak yang dirangsang dan tidak dirangsang.


12Dendirt
– 7 Carapada otak anak
Mendidik Anakakan
yangmengalami penurunan ketika anak
Menghebatkan
sering dimahari, dicacimaki dan banyak dilarang
Hal ini benar-benar aku lihat contoh nyatanya. Aku
punya tetangga dekat rumah yang melakukan hal ini.

Namanya ibu pastilah mencintai anak-anaknya.


Namun karena ibunya kurang mengerti tentang
bagaimana cara mendidik anak dengan baik, akhirnya
ibu itu cenderung suka memarah-marahi anaknya
ketika salah. Dan itu dilakukan ketika ankanya masih
usia balita! Sungguh ironi.

Alasan klasik yang biasa digunakan orang tua


ketika memarahi anaknya adalah “Ibu memarahi
kamu karena ibu cinta sama kamu nak”. Padahal,
tak semua cinta diikuti dengan kasih sayang. Jika
memang sayang, tentunya kemarahan apalagi
kekerasan tidak akan dialami oleh anaknya.

Inilah yang terjadi. Ketika sudah beberapa tahun


tidak bertemu karena jarang pulang dari pondok, aku
benar-benar dikejutkan dengan kabar bahwa anak itu
tidak naik kelas.

13 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Kualitas intelektualnya dibawah rata-rata teman
sebayanya. Akupun membatin nakal “Pantes. Cara
mendidik anaknya saja seperti itu”. Aku benar-
benar kasihan pada anak itu. Masa depan
intelektualnya harus rela terenggut tanpa disadari oleh
ibunya.

Inilah yang membuatku bersyukur atas model


pendidikan yang ibu terapkan kepadaku. Ibuku tak
pernah memarahiku.

Bahkan aku mencoba mengingat-ingat, kapan dan


saat apa ibu pernah marah-marah padaku. Tak
sedikitpun aku ingat. Atau bahkan memang tidak
pernah sama sekali. Inilah yang membuatku
berkesimpulan bahwa ibuku tidak pernah memarahiku.

Pernah suatu ketika, ibuku membeli sandal baru


yang cukup bagus dan mahal. Sandal itulah yang biasa
digunakan ibuku untuk menghadiri undangan-
undangan penting.

14 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Aku tak tahu persis usia berapa waktu itu. Intinya
belum sekolah. Nah, melihat ada sandal bagus, naluri
keingin tahuanku tak terbendung untuk meraihnya.
Biasa. Anak kecil suka main-main.

Namun ternyata aku tak cukup memainkan sandal


ibuku. Karena masih penasaran, akhirnya aku
mengambil pisau dan ‘memutilasi’ sandal ibuku sampai
tidak berbentuk. Tak cukup sampai disitu, kemudian
aku membuangnya ke parit. Habis sudah sandal itu.

Apa reaksi ibuku? Apakah langsung marah? Inilah


yang benar-benar di luar dugaanku. Umumnya orang
tentu akan sangat marah atas perilaku anaknya yang
cukup ceroboh dan tidak mengetahui barang mana
yang digunakan untuk mainan.

Namun ibuku tak semerta-merta memarah-


marahiku. Jengkel mungkin iya. Namun hal itu tidak
beliau lampiaskan melalui kemarahan. Beliau bercerita
ketika itu beliau hanya bisa menangis tersendu-sendu
melihat ulahku. Eh, bukan. Beliau kecewa karena
sandalnya yang paling bagus itu sudah raib menjadi

15 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


korban ‘kekejamanku’. Hanya nangis. Tak ada marahan
untukku. Aku sudah tak ingat kejadian ini. Ibuku yang
bercerita.

Satu hal lucu yang membuatku tertawa adalah


ketika kecil, aku pernah membanting piring di hadapan
ibuku persis. Bukannya marah, beliau justru tertawa
terpingkal-pingkal.

“Kok bisa ndak marah?” batinku saat diceritai


ibuku. Ibuku pun menceritkannya kembali sampai
tertawa. Aku pun ikut ketawa walaupun ndak ingat
persis kejadiannya. Waktu aku mecahkan piring, kata
beliau aku bilang gini “Lho buk, wapik.” (lho bu, bagus).
Mecahkan piring aku anggap bagus. LOL

Masih banyak contoh lain. Ketepatan dari kecil aku


memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Tiap kali
dibelikan mainan, ndak pernah awet. Sama sekali.
Namun biarpun begitu, aku tak pernah sampai
dimarah-marahin sama ibuku.

16 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Prinsipnya, kemarahan itu adalah racun
kecerdasan. Ketika hendak marah, tanyakan pada diri
kita “Mahal mana kecerdasan dengan.... (Sandal
misalnya)”. Ketika melihat anak mencoret-coret
tembok dan membuat kita ingin marah, katakanlah
“mahal mana, tembok dengan kecerdasan?”.
Atau “mahal mana tembok dengan masa depan
Anak?”.

Orang tua cerdas tentu akan memilih kecerdasan.


Ini untuk mentralisir kemarahan pada anak. itulah
prinsip yang ditanamkan dalam pelatihan Bedah Otak.
Pelatihan ini sangat direkomendasikan untuk guru,
orang tua, maupun calon orang tua.

CARA #2
Ibuku Tak Pernah Mengejekku.

Sejak balita hingga sekarang, tak sekalipun kata-


kata berupa ejekan terlontar dari ibuku. Tak pernah ku

17 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


dengar ibuku ngata-ngatain aku sebagai “anak
nakal”, “anak ndableg”, “anak ndak bisa diatur”,
“anak bodoh”, “guoblok” apalagi dengan perkataan
merendahkan seperti “koe anake sopo to le?
Anglemen aturane?” (kamu ini anak siapa to? Susah
benar aturannya - jawa).

Tak pernah
aku mendengar
kata-kata itu dari
ibuku. Walaupun
sebenarnya, aku
bisa dibilang anak
nakal.

Suka kluyuran ndak jelas. Kadang ke hutan, kolong


jembatan, sungai. dll. Waktu kecil aku suka mbolang
(bocah petualang). Suka ngilang juga. Pulang-pulang
bawa ular dan kelelawar. Berkali-kali dilarang, tetep aja
aku lakukan. Memang ndableg. Tapi ndak sampai
dikatai-katai ndableg apalagi goblok!

18 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Jika melihat kasus tetanggaku yang tadi aku
ceritakan, hinaan seperti anak nakal, ndabelg, bodoh,
dll, selalu menjadi makanannya sehari-hari. Salah dikit
aja, langsung dimarahin dan dimaki-maki. Sungguh.
Sangat ironi melihat nasibnya.

Dia mendapat perlakuan ‘kejam’ orang tua atas


dalih ‘rasa cinta’. Itulah cinta yang tidak ada ilmunya.
Berbahaya. Namun tidak terasa dan tidak disadari oleh
pelakunya.

Dalam kajian Teknologi Pikiran yang aku pelajari


baru-baru ini, manusia memiliki dua jenis pikiran.

Pertama pikiran bawah sadar (sub-conscious


mind). Kedua, pikiran sadar (conscious mind).

Prosentase pengaruh pikiran bagi kehidupan


manusia dipegang penuh oleh pikiran bawah sadar. Dia
menghandel sekitar 88% kendali hidup manusia. Ada
pula yang mengatakan hanya 80%. Intinya kendalinya
lebih besar dalam mempengaruhi hidup kita.

19 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Pikiran bawah sadar inilah tempat kepribadian,
karakter, sifat, persepsi, kepercayaan dan kebiasaan.
Memori ingatannya pun jangka panjang atau LTM
(Long Term Memory).

Sedangkan 12% barulah dipegang oleh pikiran


sadar. Pikiran sadar inilah tempat berpikir waras, logis,
dan tempat penentuan kehendak (will), serta
mengidentifikasi data yang masuk. Memori ingatannya
bersifat jangka pendek atau STM (Sort Term Meory).
Pikiran sadar dan bawah sadar bisa diibaratkan seperti
gunung es dibawah ini.

20 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Inilah yang menyebabkan seseorang sulit merubah
karakternya. Terutama yang ingin menghilangkan
kebiasaan buruk.

Secara sadar dia ingin berubah, namun pikiran


bawah sadarnya melakukan penolakan karena sudah
menjadi kebiasaan.

Pernahkan Anda merasakan hal itu? Ingin merubah


kebiasaan buruk namun tidak mampu melakukannya?
Ataupun kalo bisa, hanya bisa sementara? Inilah bukti
nyata dari kekuatan pikiran bawah sadar yang
pengaruhnya begitu kuat dalam kehidupan kita.

Pembahasan detail tentang ini bisa menghabiskan


satu buku sendiri. Disni aku hanya menyampaikan
seperlunya sebagai tambahan wawasan.

Ketika balita usia 0-5 tahun, mereka hanya


membawa satu jenis pikiran saja. Yaitu pikiran bawah
sadar.

21 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Pikiran sadar yang berfungsi sebagai ‘filter’
informasi akan mulai terbentuk ketika usia anaka diatas
5 tahun.

Salah satu sifat dari pikiran bawah sadar


adalah menerima mentah-mentah informasi
apapun yang diberikan padanya. Ia mampu
menyerap informasi layaknya spons yang menyerap air.
Sangat cepat dan benar-benar copy-paste tanpa
penolakan.

Hal ini bisa dibuktikan ketika seseorang dalam


kondisi hypnosis. Ketika dalam kondisi hypnosis, pikiran
sadar sesorang akan (off). Yang lebih aktif adalah
pikiran bawah sadarnya.

Akibatnya orang yang berada dalam kondisi ini


akan cenderung menerima informasi apa pun yang
diterimanya. Kertas dibilang uang, akan dikira uang. Air
panas dibilang es, akan dikira es. Ringan dibilang berat,
akan dikira berat. Dan anehnya, itu benar-benar
mereka merasakan walaupun bukan kenyataanya.

22 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Aku pun sringkali mempraktekkan hal ini. Salah
satu contonya adalah ketika mencoba menghypnosis
salah satu santri untuk meminum air panas yang baru
saja aku seduh.

Ketika aku sugesti menjadi es, ia pun dengan


enteng memegang gelasnya kemudian langsung
meminum dan menikmatinya.

Dia terlihat enjoy dan sama sekali tidak kepanasan.


Padahal, menyentuh gelasnya saja tanganku tidak
kuat. ‘Ajaibnya’, dia tetap merasakan dingin walaupun
sebenarnya panas.

Inilah salah satu kehebatan pikiran bawah sadar.


Tapi jangan tanya ketika sadar. Lidahnya mloncot.
Entah, bahasa indonesia mloncot itu apa. Mungkin
sama dengan melepuh. Kalo ingin tahu rasanya, silakan
dicoba sendiri dirumah ya. Hehe.

Ini percobaan terngawur yang pernah aku lakukan.


Setelah itu aku tak pernah mencoba adegan ekstrim itu.

23 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Bayangkan ketika anak masih kecil dan kemudian
diberi infomasi bahwa dia adalah anak nakal, anak
ndableg, anak bodoh, anak kolot, anak ndak punya
sopan, ndak punya tata krama, anak goblok, dan lain
sebagainya.

Apa yang terjadi? Kata-kata itu bagaikan software


berupa virus yang akan ter-install otomatis dalam
pikiran bawah sadarnya. Ketika kata-kata itu sudah ter-
install, kata-kata itu akan berubah menjadi
karakternya.

Ketika anak itu dibilang nakal, maka kata-kata itu


akan langsung dia terima tanpa penolakan. Ketika dia
dibilang bodoh, maka dia pun akan akan langsung
menerimanya tanpa penolakan.

Ini sebuah kengerian jika sampai dilakukan. Ketika


tumbuh menjadi anak-anak dan kemudian remaja, dia
akan tumbuh dengan konsep diri sebagaimana orang
tua dan lingkungannya ‘meng-install’ pikirannya.
Karena itu, hati-hatilah mengucap kata negatif pada
anak.

24 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Bayangkan jika kata-kata negatif itu diubah
menjadi kata-kata yang positif. Seperti kamu hebat,
kamu anak pintar, kamu anak sholeh, kamu
semangat, dll. Maka dia pun akan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kata-kata yang ‘ter-install’
dalam pikirannya.

Bukankah kata-kata ibu terhadap anaknya juga


doa? Maka, berkatalah yang baik-baik saja untuk Anak
agar ia tumbuh sesuai dengan doa (kata-kata) ibunya.

CARA #3

Ibuku Tak Pernah Membanding-bandingkan

Aku dua bersaudara dengan adekku. Tentunya


kami sangat berbeda. Kelamin jelas. Orang adekku
cewek. Namun bukan itu yang ku maksud. Walapun
dari sisi akademik adekku tidak beprestasi sebagaimana
kakaknya, ibuku tak sekalipun membandingkan adekku
denganku.

25 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Tak pernah terlontar “itu lho, kakakmu bisa
rangking. Masak kamu ndak bisa? belajar yang giat
dong?”.

Wajar. Maunya orang tua sih baik. Yaitu untuk


memotivasi anaknya agar bisa lebih terpacu mengejar
prestasi. Namun cara memotivasi dengan
membanding-bandingkan anak adalah tindakan yang
kurang adil dan bijak. Pernah membaca tulisanku yang
berjudul “Memakasa Anak Ayam Jadi Elang”?

jika belum, aku sarankan baca agar lebih paham.


Bulum punya? Sampaikan ke saya via email. insyaAllah
akan saya kirim e-booknya.

Teori inilah yang digagas oleh Howard Gardner


dengan Multiple Intelligences-nya. Multiple
Intelligences (Kecerdasa Majemuk) inilah teori paling
adil dalam mengukur kecerdasan seseorang.

Di dalamnya mencakup 9 kecerdasan berganda


pada setiap manusia. Diantaranya; Kecerdasan Spasial
Visual, Logis-Matematis, Intrapersonal (kecerdasan

26 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


diri), Musikal, Natural, Bodi
kinestetik (gerak),
Interpersonal (sosial),
Linguistik (bahasa), dan
Spiritual. Keterangan
masing-masing kecerdasan
ini bisa sangat panjang.
Menghabiskan satu buku
khusus untuk belajar lebih
detail.

Karena itu, pada e-book ini aku tidak akan


membahasnya lebih detail agar tidak melebar.

Apa efek dari membanding-bandingkan ini?

Efek dari mebanding-bandingkan ini akan berakibat


lemahnya motivasi anak untuk berkembang lebih baik.
Dia akan manjadi anak minder. Merasa lemah tak
berdaya dan merasa tidak memiliki kelebihan apa-apa.

Dia merasa bukan karena ia tidak merasa punya


kemampuan. Dia minder karena kelemahannya

27 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


dibandingkan dengan kelebihan teman-
temannya. Ini sama saja membandingkan ayam
dengan elang. Ayam yang memang tak mampu terbang
di paksa terbang layaknya elang.

Karena itu, pahami potensi anak agar dia bisa


berkembang sesuai fitrahnya.

Lalu, hal apa yang paling adil untuk dibandingkan?

Bandingkanlah ia dengan masa lalunya. Apakah


masa lalu dengan masa kini lebih baik atau lebih buruk?
Maka bandingkanlan dengan dirinya di masa lalu.
Bukan dibandningkan dengan temannya.

Perhatikan contoh kalimat ini

Kalimat #1

“Wah hebat ya. Sekarang adek sudah bisa dapat


nilai 5. Padahal sebelumnya belum bisa sama sekali.
Yuk belajar lebih rajin biar nanti dapat nilai lebih baik.
Semoga ulangan berikutnya dapat nilai lebih baik y dek.

28 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Yang semangat. Nanti kalau dapat nilai 9 ibu ajak
jalan-jalan ke taman kota lho”

Kalimat #2

“Lho dek. Kok dapat nilai 5 sih? Lihat tu si Toni. Dia


bisa dapat nilai 9. Masa adek mau kalah sama dia?”

Perhatikan kalimat #1 dan #2. Lebih enak mana


ketika disampaikan?

Jangankan anak kita. Kita sendiri saja kalau


dibanding-bandingkan juga tidak nyaman bukan?
Apalagi anak yang masih belum bisa berpikir secara
kompleks.

Tentu ketika anak dibanding-bandingkan, ia


merasa potensinya tidak dihargai. Dan ini justru
mengubur semangatnya untuk menggali potensi
bawaaan yang sebenarnya ia bisa melejit dengan
potensinya itu.

29 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


CARA #4

Ibuku Membebaskan Pilihanku.

Tak hanya
ibuku. Ayahkupun
membebaskanku
memilih bidang apa
pun yang aku suka.
Beliau berdua tak
perneh mendikta mau jadi apa aku kelak.

Tugas beliau beruda hanya memfasilitasi saja.


Sejak SD dampai sekarang beliau selalu
mempercayakan pilihan itu padaku. Tak pernah dipaksa
harus mondoklah, masuk sekolah inilah, sekolah itulah,
dlsbnya.

Perlakuan semacam ini bisa memacu kemandirian,


kepercayaan diri, serta kematangan mental. Anak akan
memiliki prinsip hidup yang jelas. Tidak
menggantungkan pilihannya terhadap orang lain.

30 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Hal ini pula yang membuat anak memiliki motivasi
belajar tinggi. Anak merasa dihargai dan merasa
bertanggung jawab atas pilihan-pilihan hidup yang dia
ambil.

Ketika terjadi keganjalan dalam pilihan, ayah dan


ibuku tak langsung melarang. Melainkan memberi
wawawasan, kalo milih ini konsekuensinya aku harus
gini. Kalo milih itu, konsekuensinya itu. Hal ini benar-
benar membuatku harus benar-benar tanggung jawab
atas pilihan yang aku ambil sendiri.

CARA #5
Ibuku Tidak Membenciku

Ibuku tidak pernah


membenci anaknya sama sekali
walaupun anaknya nakal atau
berbuat salah.

31 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Pernah baca kisahnya imam Syaikh Sudais, Imam
Masjidil Haram? Begini kisahnya,

Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main


tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan
makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang
para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua
tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia
masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu
diatas makanan yang tersaji.

Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak


beliau marah dan berkata: “idzhab ja’alakallahu
imaaman lilharamain,” yang artinya “Pergi kamu…!
Biar kamu jadi imam di Haramain…!”

MasyaAllah... kini kita bisa menyaksikan sendiri


bahwa apa yang dikatakan oleh ibunya kepada beliau
benar-benar terwujud.

Karena itu, jangan pernah remehkan doa dan kata-


kata ibu. Senakal apa pun anak, tidak sedikit pun ada
hak untuk membencinya. Karena kebencian itu bisa

32 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


mengundang murka Allah pada anak sehingga anak
justru semakin jauh dari kebaikan. Nau’udzubillah

#CARA 6

Ibuku hanya ‘bekerja’ mendidiku dan adikku


ketika masih balita.

Beliau hanya
‘bekerja’ mendidik
anak saat usiaku
dan adekku masih
balita. Baru setelah
SD, beliau buka
toko untuk membantu ekonomi keluarga.
Dalam kajian teori pendiikan, ini tindakan yang
sangat tepat. Seorang ibu yang langsung turun tangan
dalam mendidik anak ketika masih usia balita akan jauh
lebih berhasil jika dibandingkan dengan anak yang
tidak ditangani ibu kandungnya secara langsung. Anak

33 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


yang sering dititipkan pada baby sister akan kehilangan
‘profile’ ibunya.

CARA #7
Setiap Malam Ibuku Selalu Shalat Hajat
Untukku

Satu hal lagi yang tak kalah penting dan


membuatku sangat terharu adalah, setiap malam beliau
selalu shalat khajat khusus untuk anak-anknya. Setiap
malam tanpa henti.

Ini pun baru aku ketahui setengah tahun


belakangan. Setelah mengetahui ini, aku dibuat malu

34 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


jika tidak shlat hajat untuk ibuku. Inilah yang mungkin
membuatku bisa seperti sekarang ini.

Izin Allah, aku diberi karunia bagitu besar oleh Allah


berupa guru, lingkungan dan teman-teman yang baik.
Sehingga tanpa saya duga, saat ini aku pernah
berkeliling Indonesia untuk menjadi Trainer Menghafal
Cepat Metode Hanifida, bahkan diberi kesempatan
untuk bertandang ke lluar negeri hingga Umroh dengan
biaya sendiri. MasyaAllah...

Bahkan ketika wisuda Pasca Sarjana, tanpa saya


duga sama sekali, saya dinobatkan sebagai wisudawan
terbaik angkatan 2016.

Semoga hal ini tidak termasuk dalam riya’ atau


kesombongan. Aku menyampaikan ini sekadar tahadus
bi ni’mah atas segala karunia yang Allah berikan selama
ini.

Semua itu tentu tidak lepas dari doa-doa ibuku.


Mendidik anak tidak cukup sebatas pendidikan secara

35 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


fisik, namun ia juga perlu didik secara ruhani melalui
doa-doa yang tulus dari lubuk hati ibunya.

Itulah 7 Cara ibuku mendidikku. Hal Inilah yang


membuatku tak habis pikir pada ibuku. Mungkin jika ini
dilakukan oleh seorang sarjana, hal-hal diatas agak
pantas dilakukan. Terkadang, yang sudah sarjana saja
masih minim pengetahuannya tetang mendidik anak.

Saking ‘curiganya’ pada ibuku, aku sampai


bertanya pada ibuku apakah beliau pernah membaca-
mbaca buku tentang mendidik anak. Ternyata beliau
menjawab tidak pernah sama sekali. Apalagi ikut
training maupun seminar.

Mungkin baru satu buku saja yang beliau baca dari


awal sampai akhir. Yaitu buku berjudul “Tinta Emas
di Kanvas Pesantren” karya putra tercintanya ini.
Hehe...

Namun, sungguhpun demikian walaupun beliau


tidak mengerti seluk beluk teori yang beliau terapkan
dalam mendidik anak, model pendidikan anak yang

36 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


beliau terapkan sangat relevan dengan ilmu
pengetahuan moderen yang saat ini berkembang.
Sungguh ketulusan yang luar biasa dari seorang ibu
dalam mendidik anaknya.

Pertanyannya, mengapa ibu punya semacam


‘ilham’ untuk mendidik dengan cara – cara seperti itu?

Jujur, menemukan jawaban ini tidak mudah.


Bahkan saya butuh waktu untuk merenungkannya.
Setelah belajar dan merenung, akhirnya kutemukan
sebuah kesimpulan yang sangat sederhana namun
efeknya sangat luar biasa.

Apa itu?

KETULUSAN. Ya. Ketulusan dalam mendidik anak.


Ketulusan inilah yang menggerakkan nurani dalam jiwa
kita masing-masing. Ketika hati tulus dalam mendidik,
maka tidak ada kepentingan apa pun selain menjadikan
anaknya menjadi lebih baik.

Lantas apakah ada orang tua yang tidak tulus


mendidik anaknya?

37 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Ada!

Contohnya? Yaitu ketika orang tua mengajak hawa


nafsu untuk turut andil dalam mendidik anak. Ketika
nafsu sudah ikut andil peran dalam mendidik anak,
maka yang diutamakan bukan lagi kepentingan anak
atau kebahagiaan anak. Tapi ‘syahwat’ kebanggan
yang akan didapat orang tuanya manakala anaknya
bisa sesuai dengan keinginan orang tuanya.

Hal ini sangat sering terjadi dan saya sendiri


menyaksikannya secara langsung. Selama kurang lebih
7 tahun di Pesantren, saya seringkali menghadapi
beberapa anak yang ‘bermasalah’ maupun anak yang
‘baik-baik’ saja.

Dari beberapa kasus yang saya hadapi dan tangani,


ternyata memang diantara anak yang ‘bermasalah’
adalah anak yang terlahir dari ‘ambisi’ orang tua yang
berlebihan.

38 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Orang tua memaksakan kehendak dirinya agar
anak sesuai dengan keingiannya. Bukan mendidik anak
sesuai fitrahnya.

Karena saya di pesantren tahfidzul Qur’an, maka


kasus yang saya lihat adalah anak-anak yang
berprestasi justru tidak ditarget muluk-muluk oleh
orang tuanya. Justru, anak yang ‘bermasalah’ adalah
anak yang ditarget oleh orang tuanya sehingga mereka
tertekan dan tidak berprestasi.

Itulah mengapa, kekika mendidik anak hal utama


yang perlu dimiliki adalah KETULUSAN. Tulus karena
memang menginginkan anaknya tumbuh bahagia
dengan potensinya sendiri.

Tidak perlu hawatir dengan anggapan orang lain


tentang anak kita. Anak kita ya anak kita. Anak mereka
ya anak mereka. Allah telah memberi kelebihan dan
kekurangan pada setiap anak. Maka, jangan
bandingkan kelemahan anak kita dengan kelebihan
anak yang lain.

39 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Ketulusan inilah yang akhirnya bisa mengilhami
orang tua untuk mendidik anaknya dengan lebih baik.
karena ketulusan akan memancarkan ketentraman dan
kebahagiaan dalam jiwa anak.

Sedangkan nafsu akan memancarkan keserakahan,


kekerasan dan ketergesaan. Sehingga anak pun
menjadi korban atas ambisi orang tua yang tidak
sejalan dengan hati nurani.

Sungguh, kesyukuran yang amat mendalam atas


semua limpahan karunia Allah ini. Sekelumit teladan
dari seorang ibu ini semoga menjadi bahan renungan
untuk Hari Ibu tahun ini.

Wallahua’lam

A. S. Rizal

Jika Anda merasakan manfaat dari Ebook ini, Anda boleh


menyebar seluas-luasanya meski tanpa izin dari penulis.
Dari tangan Anda, semoga Negeri kita kelak lahir generasi-
generasi berkualitas dari Ibu yang tulus dan berwawasan tinggi.
Catatan; Dilarang mengubah isi apa pun dalam ebook ini.

40 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


PROFILE PENULIS

@RizalSemangat

0856 552 87 877 Facebook.com/rizal.motivator

Ahmad Saiful Rizal (Mr. SEMANGAT). Seorang pemuda


energik, penuh semangat, penggila belajar dan supel.

Lahir di Blora, 18 Juli 1991. Anak pertama dari dua bersaudara.


Berasal dari keluarga bersahaja di sebuah dukuh bernama
Kedungbanteng kel. Wulung kec. Randublatung Blora Jateng.

Sejak kecil ia sangat tertarik dengan bidang ilmu pengetahuan


alam dan eksata. Namun seiring berjalannya waktu, ilmu itu tidak
ia prioritaskan kembali dan beralih pada ilmu agama ketika masuk
di pesantren semasa MTs hingga MA di PP. Attanwir Bojonegoro
Jawa Timur (2003-2009). Dari situlah perubahan besar-besar ia
rasakan ketika mondok di pesantren. Terutama perubahan dalam
keilmuan, pola pikir, akhlak, karakter, busana dan cara pandang ia
tentang dunia.

41 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Selama di pondok ia sangat aktif berorganisasi. Dia melakoninya
sejak kelas II MTs hingga kelas III MA. Saat masuk pertama kali
di organisasi, dia masih duduk di kelas II MTs, satu-satunya santri
termuda yang berkecimbung didalamnya. Beberapa jabatan
organisasi pernah ia jalani mulai dari jabatan paling bawah, hingga
paling atas.

Pengalaman oraganisasi yang pernah ia ikuti antara lain, Sekretaris


Redaksi el-HIDAYAT (Himpunan Imajiner dan Karya Santri
Attanwir), Sekretaris ASSKAR (Assosiasi Kaligrafer Attanwir),
Bendahara HISBON (Himpunan Santri Attawnir Bojonegoro),
Sekretaris Santri Siaga, Corporate Secretary LKSM (Layanan
Kesehatan Santri dan Masyarakat), Sekretaris Panitia Dzikir
bersama Ust. Arifin Ilham, ketua ARC (Attanwir Ruqyah Center),
Ketua KLIK www.attanwir.or.id, dan masih banyak lagi.
Ketrampilannya dalam computer dan komunikasi telah
mengantarkannya ke berbagai lini organisasi pondok bahkan
kampus.

Ketika POSMARU (pekan orientasi mahasiswa baru) dia terpilih


sebagai ketua angkatan calon Mahasiswa tahun 2009 yang
membawahi ratusan Mahasiswa berbagai macam jurusan.

Ketika setahun mondok di Jombang, dia terpilih sebagai President


Pesantren SuperCamp La Raiba Hanifida dengan masa periode
terlama.

Dalam kegiatan akademik kampus dia selalu terpilih sebagai leader


untuk menahkodai jalannya kegiatan akademik. Mulai dari KKL
(Kuliah Kerja Lapangan), PPL (Praktek Pengalaman Lapangan),
hingga KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Selain itu, dia juga pernah dipercaya sebagai menteri


pengembangan SDM dari BEM Fakultas Tarbiyah yang telah
berhasil merintis organisasi baru bernama ACHI (Asosiasi Cendekia
Herbalis Islam) yang saat itu terus eksis dan berkembang mulai

42 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


dari mahasiswa hingga ke masyarkat luas. Dan masih banyak lagi
yang tak cukup diceritkan semua.

Beberapa prestasi yang ia raih antara lain; danem tertinggi saat


kelas VI SDN Wulung V, Juara II CCA se PP. Attanwir putra
Bojonegoro, Pemain Pentas Seni Terbaik Attanwir, Pembuat drama
teater terbaik se-Attanwir putra, Nilai ujian tertinggi dalam ujian
Syafahi dan Tahriri di PP. Attanwir, Juara I Lomba Karya Tulis se-
Attanwir, Harapan II Lomba Bahasa Inggris se-Attanwir, The Only
Delegation of Kab. Bojonegoro dalam mengikuti Workshop TIK
untuk pesantren se-Jatim, Anggota Teladan Santri Siaga, The Best
1 Calon Mahasiswa (Cama) Terbaik pada POSMARU IKAHA
Tebuireng 2009, Pendiri dan Perintis S-ESC (Smart English Study
Club) of IKAHA Tebuireng, Eksekutif Manager HPAI, Wisudawan
Terbaik Pascasarjana (S2) UNHASY Tebuireng Jombang, dll.

Dalam salah satu kegiatan akademik kampus (PPL), dia pernah


berhasil mengantarkan kelompoknya dengan hasil terbaik 100%
dengan nila A+ pada semua anggotanya.

Disamping kuliah, aktifitas sehari-hari yang ia lakukan antara


tahun 2009-2017 adalah mengajar al-Qur’an dan pendamping
tahfidz santri akselerasi di Pesantren SuperCamp La Raiba Hanifida
Jombang.

Dia juga dipercaya sebagai sebagai “spesialis” santri ABK (anak


berkebutuhan khusus) seperti Autis.

Keterlibatannya sebagai santri di Pesantren itulah yang telah


mengantarkannya sebagai seorang Trainer Nasional dibidang
Accelerated Learning, Cara Belajar Cepat Abad 21 metode
Hanifida.

Dia telah mengisi sekitar + 100 event training dan desiminasi yang
tersebar di berbagai kota dan beberapa pulau di Indonesia hingga
Asia. Diantaranya; Solo Jateng, Bojonegoro, Bandung, Jogja,

43 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Mojowarno, Batam, Lombok NTB, Lirboyo Kediri, Samarinda, TV9
Surbaya, Lampung, Palu, Wakatobi (Sultra), Malaysia, Singapura,
dan masih banyak lagi.

Dia memilik prinsip bahwa segala apapun yang dia miliki baik
prestasi, kenalan, teman, ilmu, cinta, dlsbnya hanyalah dari Allah,
oleh Allah dan untuk Allah. Itulah yang membuat dia tetap bisa
mentralisir hati dikala mendapat berbagai macam sanjungan dan
pujian dari orang-orang disekitarnya. Karena bagi dia, tak ada
yang bisa dia lakukan melainkan atas kehendak dari Allah, Oleh
kekuasaan Allah, dan untuk kembali kepada Allah.

Satu kitab yang menginspirasinya dan menjadikan dirinya


mengalami perubahan besar-besaran adalah disaat dia membaca
kitab al-Hikam yang sangat fenomenal hingga sekarang. Buku
karya Syaikh Ibnu At-Tholah as-Sakandari inilah yang membuat
dia mengalami sebuah kontemplasi yang cukup dalam pada saat
duduk dikelas II MA akhir. Dan itulah titik yang membuat dia
kembali kepada Allah dan mengarahkannya untuk belajar dan
menghafal al-Qur’an. Hingga pada akhirnya dia melabuhkan diri ke
Jombang untuk bertemu dan belajar langsung dengan ahlul Qur’an
yang berkompeten dibidangnya.

Ketika studi S1 PAI, ia menyelesaikan skripsi berbahasa Inggris


dengan judul “Islamic Religion Teaching on Persepective of Andri
Hakim’s Hypnosis” sebagai ikhtiarnya dalam memberikan inovasi
dalam pembelajaran Agama Islam.

Tepat pada tanggal 27 Otober 2013 dia diwisuda pada tingkat


Strata satu (S1) jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Tebuireng Jombang. Di
Tahun 2016 dia diwisuda di almameter yang sama sebagai
wisudawan terbaik Pascasarjana (S2).

44 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan


Kini publik mengenalnya sebagai Motivator, Trainer, Penulis,
Pebisnis dan juga Dosen di STAI Khozinatul Ulum Blora
Jateng.

Dengan prinsip “Strive for Excellent” dia senantiasa


mengembangkan dirinya dengan belajar dari berbagai macam
buku, seminar, pelatihan, serta belajar langsung dari yang terbaik
dibidangnya.[]

Penulis dapat dihubungi melalui;

@RizalSemangat atau klik instagram.com/rizalsemangat

Facebook.com/rizal.motivator

0856 552 87 877

Ingin mendapat tulisan terbaru dari A. S. Rizal?

Lakukan langkah-langkah ini

1. Hubungi nomor 0852 33 66 99 22 (save dengan


nama Rizal Semangat)
2. Tulis;
“Mau artikel inspiratif”
Nama
Email
Asal
3. Anda akan masuk dalam list penerima artikel. Pastikan
sudah save nomor Rizal Semangat

Semoga langkah kecil ini membawa perubahan besar untuk


hidup Anda.

45 – 7 Cara Mendidik Anak yang Menghebatkan

Anda mungkin juga menyukai