Anda di halaman 1dari 216

Bismillahirrahmanirrahim

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam


bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling


bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan


oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
“10 Juta Pertama”
Ilmu dan Inspirasi Dari Sahabat YBB

Penulis:
Anggun Sari, Ariny Ma’rifah, Ayu Septi, Diah K.
Dewi, Ella Bustami, Rika Afwaja, Riri Kusnadi,
Sarastika Arum, Sayyidah Fithrie

Editor:
Emma Riyanti

Layout:
Fesya Eka Maharah

Desain Cover:
Sayyidah Fithrie

Inspirasi Cover Buku:


Instagram: @joanne_�lowery

Tim Penyusun:
Amika Aspar
Anggie Mokoginta
Risa ‘Odeng’ Arista
Eka Mauliana
Heni Mulyati
Akses buku digital di: https://bit.ly/YBB10JutaPertama
SECARA GRATIS.
SILAKAN BAGIKAN LINKNYA SAJA

DILARANG KERAS MENYEBARLUASKAN ATAU


MEMPERJUAL-BELIKAN COPY BUKU INI
DAFTAR ISI
10 JUTA PERTAMA
Persembahan dari Yuk Belajar Bareng 1
Ella Bustami
Bisnis Apa yang Paling Cocok untuk Intovert 6
Sarastika Arum
Bisnis Modal Tauhid 32
Ariny Ma’rifah
“Deary Castle” Kerajaan Kami 49
Riri Kusnadi
Dari Hobi Jadi Peluang Rejeki 73
Anggun Sari
Jangan Tunggu Sempurna tapi Sempurnakan! 92
Diah K Dewi
Hidup Adalah Sebuah Keputusan 108
Rika Afwaja
Syakira Socks, Go Internasional! 132
Ayu Septi Ekawati
Rahasia Dapur Ayu 155
Sayyidah Fitri
Imayzing Story Karena Allah Maha Baik 172
Sang Editor 192
Tentang Yuk Belajar Bareng 194
Persembahan dari
Yuk Belajar Bareng

Alhamdulillaahilladzii Bini’matihi Tatimmushsholihat. Puji


syukur kehadirat Allaah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas
izinNya-lah, akhirnya buku ini dapat selesai dan saat ini
tengah dibaca oleh para sahabat YBB.

Ide membuat buku ini tercetus ketika suatu sore, saat saya
tengah mencuci setumpuk pakaian. Suara mesin cuci yang
tengah berputar, membuat saya terdiam dan menikmatinya.
Dalam diam itu, tiba-tiba terpikir kalimat “10 Juta Pertama”
dan “bikin buku”. Lalu selebihnya mengalir konsep dan ide-ide
tentang apa saja isi buku tersebut. Begitu deras seperti aliran
air keran yang mengisi mesin cuci tua saya itu.

Dengan segera dan menggebu, saya sampaikan ide ini pada


suami. Beliau mendukung dan meminta saya untuk menu-
liskannya. Ya begitulah, belakangan saya harus membiasakan
diri untuk menuliskan ide yang muncul tiba-tiba supaya tidak
menguap.

Bi idznillaah, setelah saya membuat draftnya dan menyusun


siapa saja calon kontributor atau penulisnya. Langsung saja,
daftar nama tersebut saya hubungi. Tentu tidak semua bisa
dihubungi saat itu juga. Perlu waktu beberapa hari kemudian,
sampai akhirnya semua calon penulis bersedia. Termasuk
editor dan para tim penyusun. Mulai bulan September 2019,
proses menulis buku ini pun dimulai.

1
Para penulis adalah alumni beberapa kelas atau workshop
yang pernah diadakan YBB. Yang perjumpaan kami tak hanya
selesai ketika jadi peserta saja. Yang obrolan kami, terus
berlanjut melalui chat pribadi atau grup Whatsapp. Para
pribadi inspiratif di mata saya. Mereka punya kisah perjuan-
gan masing-masing. Pernah mengalami pasang surut dalam
mengurus usaha online-nya. Bahkan telah jatuh dalam jurang
kebangkrutan. Tapi mereka tetap berusaha bangkit. Selalu ada
langkah pertama untuk memulai. Selalu ada nol, sebelum
tercapai 10 juta pertama. Pengalaman itulah yang mereka
tuangkan dalam buku ini.

Alhamdulillaah, di tengah sulitnya membagi waktu antara


menulis, mengurus keluarga dan mengelola bisnis, buku ini
bisa tersusun jua. Alhamdulillaah ala kulli haal, Insyaallaah, di
tengah rasa waspada akan wabah COVID-19, buku ini bisa jadi
sumber ilmu dan inspirasi yang bisa dibaca sambil rebahan
#dirumahaja.

Sebelum membuka lembar selanjutnya, izinkan saya menyam-


paikan terima kasih atas doa, dukungan dan bantuan tak
terhingga kepada seluruh individu yang baik hatinya.
Jazakumullaahu khayran.

Kepada Anandhya Aswindro Purmadi, suami tercinta dan


orang pertama yang mendengar ide saya ini. Lasmy Aspar
dan Aspar Paturusi, Mama dan Papa yang turut mendoakan
perjalanan saya mengelola YBB. Rebecca Ummu Raisya,
ukhti �illaah, sahabat saya, cofounder YBB dan keluarganya
yang senantiasa memberi doa dan dukungannya.

2
Bapak Diyan Airlangga, Camat Tebet beserta jajarannya yang
berkenan menyediakan ruang rapat untuk kami mulai
menyusun buku ini.

Teruntuk mbak Ariana Octavia, Silva Sandiarini, Muri


Handayani, Ningsih Ashilla, Yantina Wijaya, serta Abu
Umair, para kakak guru yang telah memberikan ilmu dan
ketrampilannya kepada para peserta berbagai kelas YBB.

Atas izin Allaah, melalui mereka akhirnya saya bisa berjumpa


dengan sembilan perempuan inspiratif di antara peserta
lainnya. sembilan perempuan yang kemudian diizinkan Allah
untuk menuangkan kisahnya di buku ini.

Untuk mbak Anggun Sari, Ariny Ma’rifah, Ayu Septi, Diah K.


Dewi, Ella Bustami, Rika Afwaja, Riri Kusnadi, Sarastika
Arum dan Sayyidah Fithrie. Ingin rasanya saya berlari dan
memeluk erat satu persatu. Kalian adalah nama-nama yang
Allaah izinkan untuk hadir dibenak saya, sore itu. Alhamdulil-
laah hari ini datang juga. Barakallahu �ikunna untuk ilmu dan
inspirasi yang telah dituliskan. Uhibbukunna �illaah

Terima kasih kepada Ibun Rina Sukardi dan mbak Ria


Utomo tersayang, yang berkenan mendokumentasikan
pertemuan awal dengan para penulis. Kepada mbak Eka
Mauliana dan Heni Mulyati yang ikut mendampingi serta
menyusun buku ini hingga selesai.

Mbak Emma Riyanti, sang editor buku ini. Kita belum pernah
berjumpa secara langsung. Bi idznillaah, lewat tulisan dan
percakapan via WA, saya percaya dirimu adalah orang yang
tepat untuk melakukannya.
3
Mbak Fesya, sosok yang juga belum pernah saya jumpai, tapi
telah berkenan menjadi penyusun lay out buku ini sehingga
nyaman dibaca.

Neng Sayyi yang baik hati dan kreatif, jazakillaah khayr telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk mendesain sampul
buku ini di tengah kesibukan yang melanda.

Special thanks to mbak Corelya, alumni YBB, owner Joanne


Flowery. Terima kasih banyak karena salah satu foto produk
buket bunganya menjadi referensi untuk desain cover buku
ini. Joanne Flowery adalah usaha penyedia berbagai kreasi
buket bunga untuk berbagai event. Tim Joanne Flowery
banyak melibatkan dan membuka lapangan pekerjaan bagi
anak muda di kota Balikpapan dan Samarinda.

My Dearest mbak Anggie Mokoginta dan Risa Odeng,


Alhamdulillaah, rasa deg-degan dan gemas-gemas manja
menantikan buku ini selesai akhirnya reda juga. Jazakunnal-
laah khayr untuk ide, dukungan dan doanya.

Kepada pembaca buku ini, tetap sehat, tetap semangat, tetap


di rumah, tetap belajar dan tetap jualan yaa. Insyaallaah, kata
perkata yang tertuang dalam setiap lembar buku ini, menjadi
jalan kebaikan untuk diteruskan. Selamat membaca.
Jakarta, 18 April 2020
Amika Aspar
Founder Yuk Belajar Bareng
IG: @yukbelajarbareng; @amikaaspar
WA: 085692883337

4
“Insyaallaah, melalui YBB,
aku ingin membersamai
teman-teman perempuan
pemilik online shop ketika
merintis usahanya. Menemani
mereka menjemput ilmu dan
inspirasi. Kita, para perempuan,
belajar bareng untuk saling
menguatkan”

5
Ella Klappertaart

BISNIS APA YANG PALING


COCOK UNTUK INTROVERT?
Ella Bustami

“Dalam berjuang merintis bisnis kuliner ini, aku tidak sendirian karena
ada anak yang selalu menjadi penyemangat untuk terus maju dan
pantang menyerah. Aku ingin suatu hari nanti ketika sudah meninggal,
aku dapat mewariskan bisnis ini kepada anakku sehingga dia tidak perlu
capek-capek mencari pekerjaan. Dia dapat meneruskan bisnis ini dan
dapat menjadi wirausahawan yang mandiri”

6
MANISNYA BERBISNIS DAN PAHITNYA COMFORT ZONE

Nama lengkapku di KTP Nurika Leilani, tapi lebih sering


memakai nama Ella Bustami karena lebih mudah diingat.
Berasal dari keluarga karyawan dengan ayah yang bekerja
sebagai PNS di Jakarta, tidak pernah terlintas sedikit pun
dalam pikiran aku untuk memulai karir sebagai
womanpreneuer. Tidak merasa berbakat dalam berjualan
serta tidak ahli dalam cooking/baking membuatku tidak
pernah berpikir untuk memulai usaha sendiri.

Setelah lulus dari Universitas Pancasila jurusan Ekonomi


Managemen tahun 1995, aku langsung bekerja sebagai
karyawati di suatu perusahaan pertelevisian. Kala itu aku
sangat menikmati pekerjaan di bidang entertainment ini.
Pekerjaan sebagai karyawati membuatku terlena di zona

Ella Bustami
nyaman selama bertahun-tahun. Taat pada peraturan
perusahaan, mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan
atasan, dan setiap akhir bulan menerima gaji. Rutinitas yang
dijalani ini membuat zona nyaman itu sudah mendarah
daging di kehidupanku. Jenuh di perusahaan yang satu,
lompat ke perusahaan yang lain. Bila butuh gaji yang lebih
besar dan tantangan yang jauh lebih menantang, lompat lagi
ke perusahaan lain yang lebih baik. Mulai dari industri
pertelevisian, media cetak, E-commerce dan Food & Beverage
serta Arsitektur & Interior, akhirnya tibalah aku di titik jenuh
sebagai karyawati.

Pekerjaan terakhir sebagai karyawati di sebuah konsultan


arsitektur dan interior yang cukup bona�id di Jakarta Selatan,
menjadi puncak kejenuhanku. Ternyata, 10 tahun
mengabdikan diri bekerja di sana membosankan dan
membuat jenuh. Walaupun aku menyukai keindahan interior

7
MANISNYA BERBISNIS DAN PAHITNYA COMFORT ZONE

namun ternyata jobdesk di perusahaan konsultan itu kurang


cocok dengan minat dan bakatku.

Ditambah usia yang semakin banyak (menjelang kepala 5


namun tidak mau disebut tua, hehehe) dan �isik pun sudah
tidak sekuat dulu, akhirnya pekerjaan di konsultan itu tidak
maksimal dan menjadi stuck, kurang greget, dan sering
merasa kelelahan karena jauhnya jarak antara rumah dengan
kantor.

Pentingnya passion dalam bekerja memang berpengaruh


sekali dan berdampak pada pekerjaan. Aku sangat merasakan
kejenuhan beberapa tahun terakhir bekerja di perusahaan itu.
Ella Klappertaart

Pindah ke perusahaan lain bukanlah hal yang mudah


mengingat usia yang sudah tidak muda lagi. Walau hal ini pun
sudah beberapa kali dicoba, tetapi selalu gagal. Mentok di gaji
dan juga usia. Akhirnya menjadi pasrah…

Di tengah kejenuhan dan kepasrahan sebagai karyawati,


sering ada rasa ingin berhenti bekerja. Tapi bila mengingat
kebutuhan biaya hidup yang tinggi menjadikan aku harus
terus menahan rasa jenuh dan lelah ini. Sebagai single mom
dari seorang anak gadis yang masih kelas 6 SD, tentulah masih
dibutuhkan banyak biaya untuk ini dan itu. Dari mana aku
mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan anak bila
berhenti bekerja?

Mempunyai anak menjelang remaja, apalagi sebagai single


mom, bukanlah hal yang mudah. Aku harus memberikan
perhatian ekstra kepadanya, setiap hari pergi pagi pulang
malam. Anak sering rewel minta perhatian, namun kondisi

8
MANISNYA BERBISNIS DAN PAHITNYA COMFORT ZONE

�isik mulai cepat lelah dan sakit-sakitan karena jarak tempuh


yang cukup jauh dari Depok-Casablanka-Depok. Paling cepat
sampai rumah jam 20.00 dan pagi sudah pergi lagi. Kelelahan
bekerja membuat aku cepat marah dan kesal menghadapi
anak yang sering rewel dan tantrum. Kebetulan dia memang
tipe anak yang sering tantrum sejak bayi.

Di tengah kepasrahan, di bulan Ramadhan tahun 2016, ada


seorang teman minta tolong dibuatkan Macaroni Schotel
untuk suatu acara. Karena ibuku selalu membuat makanan itu
setiap lebaran, jadi mudah bagiku untuk membuatnya.
Alhamdulillah, ternyata teman menyukai Makutel buatan aku
itu dan tersebarlah dari mulut ke mulut. Saat itu aku belum
menggunakan label, hanya box putih biasa tanpa stiker.

Ella Bustami
Memiliki kesibukan baru berjualan macaroni membuat aku
merasa mendapat tantangan dan energi baru. Melelahkan tapi
menyenangkan. Rasa lelah hilang ketika mendapat testimoni
dari customer. Dulu di keluarga, aku dianggap anak yang tidak
bisa masak, jarang masuk dapur, dan tidak mempunyai taste
yang bagus terhadap masakan. Tapi ternyata dengan macaroni
ini aku dapat menciptakan makanan yang disukai banyak
orang dan dapat menghasilan uang. Hal ini sangat berarti
bagiku, lebih dari sekedar uang. Memang tidak setiap hari ada
pesanan, tapi lumayan membuat �isik lelah karena kurang
tidur, dan aku memasak sendirian. Namun kegiatan baru ini
akhirnya membuka peluang usaha.

Dikompori oleh teman, akhirnya aku mengakti�kan akun


Instagram untuk berjualan Makutel (Macaroni Schotel) di
sela-sela waktu istirahat yang saat itu masih bekerja kantoran.

9
MANISNYA BERBISNIS DAN PAHITNYA COMFORT ZONE

Dengan semakin banyaknya pesanan Makutel, aku mulai


berpikir untuk hijrah ke dunia bisnis. Aku pun berkonsultasi
dengan keluarga, teman dan mencari tahu informasi dari
Google tentang dunia bisnis. Namun mental masih belum
cukup kuat untuk resign dari kantor, masih takut kehilangan
gaji bulanan. Di tengah kegalauan ini, anakku semakin
membuat ulah karena haus perhatian. Ibunya sibuk di kantor
dan di dapur, perhatian untuk anak semakin berkurang. Aku
merasa stress.

Walau sudah berencana untuk berhenti bekerja kantoran,


tidak serta merta aku langsung resign. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dan dipersiapkan. Selama satu tahun lebih
Ella Klappertaart

aku mencari tahu di Google mengenai informasi peluang


usaha, bagaimana cara berbisnis, apa yang harus dipersiapkan
untuk memulai suatu usaha, dll. Aku juga mencari tahu
bagaimana sebuah media sosial dapat membantu aku dalam
memasarkan produk. Yes, aku mulai merencanakan hidup
baru! Setiap jam makan siang, aku makan di meja kerja dan
browsing segala hal tentang bisnis online.

Aku mencari tahu ilmu apa aja yang harus dilakukan untuk
memulai suatu usaha. Aku tipe introvert, pendiam, pemalu,
senang berada di rumah, kurang suka keramaian dan membu-
tuhkan lebih banyak waktu berada di rumah untuk mengurus
anak. Itulah alasan kenapa aku memilih bisnis online.

Aku mulai mengikuti beberapa workshop yang diadakan


untuk bisnis online. Workshop yang pertama adalah “Motret
Pakai HP Saja” yang diadakan oleh YBB pada tahun 2016.
Beberapa workshop lain juga aku ikuti untuk menunjang

10
MANISNYA BERBISNIS DAN PAHITNYA COMFORT ZONE

usaha online aku, seperti copywriting dan digital marketing,


karena untuk berbisnis online di Instagram dibutuhkan foto
produk yang bagus dan juga caption yang menarik. Aku juga
banyak mencari tahu tentang dunia media sosial terutama
Instagram, Facebook Page dan juga Google My Business.

Alhamdulillah, Allah mempertemukan aku dengan YBB. Tidak


lama setelah workshop pertama itu, dibentuklah WA grup
YBB. Kami menjalin silaturahmi di grup WA itu, saling sharing
ilmu juga. Sampai sekarang grup WA YBB angkatanku masih
sering bertemu paling tidak 1-2 bulan sekali untuk menjalin
silaturahmi dan berbagi ilmu. Bahagianya mendapatkan
banyak teman yang membawa kebaikan.

Ella Bustami
Yang pada awalnya aku hanya berjualan makaroni, kemudian
ada customer yang minta dibuatkan cemilan manis untuk
arisan. Asinnya dari macaroni dan manisnya dari
klappertaart. Waktu itu aku masih asing dengan yang
namanya kue klappertaart.

Thanks to Google, aku langsung browsing resep klappertaart


dan mencoba praktek serta berimprovisasi sendiri sampai
mencapai taste yang menurut aku enak. Lalu lahirlah produk
kedua aku, klappertaart.

Ramadhan di tahun 2017 menjadi momen bersejarah dan


saksi bisu atas hijrahnya aku. Alhamdulillah, akhir Juli 2017
aku resmi resign dari kantor. Di tengah kelelahan dan kepasra-
han ini, ternyata Allah tidak tidur ya.… Dia membuka pintu
yang selama ini tidak pernah terpikir olehku untuk membu-
kanya. Mulailah kurancang rencana ke depan dengan

11
MANISNYA BERBISNIS DAN PAHITNYA COMFORT ZONE

kehidupan baru. Untuk menunjang ilmu wirausaha ini, kuikuti


inkubator bisnis selama 4 bulan, belajar bisnis mulai dari nol.
Dan dari segi spiritual, aku pergi umroh untuk meminta
petunjuk dan bantuan Allah untuk dimudahkan segala urusan.
Sebagai pebisnis pemula, branding adalah hal yang wajib
dilakukan. Aku juga mengalami metamorfosa merek, mulai
dari Ella Kitchen menjadi Ella’s Kitchenette dan kemudian
menjadi Ella Klappertaart. Untuk memudahkan branding, aku
menggunakan nama pribadi dan jenis produk sebagai merk.
Selain untuk memudahkan ingatan orang, juga memudahkan
di pencarian online.

Alhamdulillah ternyata penjualan klappertaart dapat


Ella Klappertaart

mengalahkan macaroni. Karena keteteran memproduksi 2


produk berlawan jenis itu, akhirnya per Januari 2018 aku
fokus di klappertaart. Aku masih berperan sebagai CEO waktu
itu (Chief Everything Of�icer), alias segalanya dikerjakan
sendiri hehehe…

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun


yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibuk-
kannya dengan rejeki yang sudah dijamin untukmu.
Karena rejeki dan ajal adalah dua hal yang sudah
dijamin, selama masih ada sisa ajal rejeki pasti datang.
Jika Allah (dengan Hikmah-Nya) berkehendak menutup
salah satu jalan rejekimu, Dia pasti (dengan
Rahmat-Nya) membukakan jalan lain yang lebih
bermanfaat bagimu” (Ibnu Qayyim)

12
RAMADHAN MEMBAWA BERKAH

Januari 2018 merupakan lembar kehidupan baru bagiku.


Benar-benar 100% focus ke dunia usaha. Learning by doing
mewarnai hari-hariku bersama Instagram dan dunia digital
marketing. Mayoritas penjualan berasal dari Instagram,
namun penjualan klappertaart masih naik turun, aku pun
masih meraba-raba pasar. Beberapa kali merasa lelah karena
bekerja sendirian dan belum juga menemukan celah untuk
menaikkan penjualan. Sedangkan kebutuhan hidup
sehari-hari semakin bertambah dan �ixed cost semakin
meningkat.

Aku ikut bergabung dengan beberapa komunitas untuk


belajar dan sharing bisnis dan juga mengikuti beberapa
workshop yang dapat mendukung usaha. Beberapa media

Ella Bustami
sosial digunakan untuk wadah promosi seperti Instagram,
Facebook Page, Line, Website, Google My Business dan juga
Twitter. Hampir setiap hari aku posting promo produk aku di
media tersebut, berharap akan ada konversi dari sana.

Semua akti�itas usaha aku lakukan seorang diri, foto produk


sendiri, buat konten sendiri, produksi sendiri, cuci piring
sendiri, packaging sendiri order gosend pun sendiri.

Sempat ada keinginan untuk merekrut karyawan, tapi belum


ada keberanian untuk memberikan gaji bulanan, karena
penjualan yang masih naik turun dan omzet yang ngepas
untuk kebutuhan sehari-hari. Laporan keuangan? Jangan
ditanya…masih berantakan!! Kalau sempat ya dicatat, tapi
kalau sedang repot ya lupa dicatat hehehe.

13
RAMADHAN MEMBAWA BERKAH

Dengan omzet sekitar 6–8 juta per bulan tentunya belum


mencukupi kebutuhan sehari-hari, belum lagi biaya sekolah
swasta yang lumayan mahal. Namun target harus menaikkan
omzet setiap bulannya membuat aku terus berusaha dan
pantang menyerah (walau hayati sering lelah ya kak hehehe).

Aku mencoba paid-promote, dengan mencari selebgram yang


sesuai budget, waktu itu aku dapat fee sekitar Rp 50.000–Rp
100.000, juga membuat give-away dan beberapa kali menjadi
sponsor. Mencoba memasang iklan di Google My Business dan
Facebook Page juga kulakukan. Sayangnya, aku belum
menguasai medan iklan di media tersebut, jadi hanya bakar
uang saja. Uang habis, namun hasil tidak sesuai dengan yang
Ella Klappertaart

diharapkan.

Follower memang pelan-pelan bertambah dan beberapa orang


mulai menyadari keberadaan Ella Klappertaart. Penjualan
mulai sedikit naik, namun belum terlalu signi�ikan. Dan
ternyata lumayan banyak juga menghabiskan biaya promosi,
jadi harus diperhitungkan dengan benar supaya jangan besar
pasak daripada tiang. Biaya branding/promosi memang
mahal untuk UMKM yang mulai dari nol seperti aku, butuh
effort yang lumayan besar supaya produk dapat dikenal di
masyarakat.

Bulan Mei 2018, omzet tercatat sekitar Rp 7,8 juta. Memasuki


bulan Ramadhan tahun 2018 atau bulan Juni 2018 tiba-tiba
mulai banyak chat masuk untuk pemesanan klappertaart. Ada
yang memesan untuk camilan buka puasa di rumah, untuk
acara buka puasa di kantor ataupun untuk dihadiahkan

14
RAMADHAN MEMBAWA BERKAH

kepada kerabatnya. Aku pun sudah mempersiapkan stock


bahan baku Klappertaart dan Macaroni Schotel untuk
Ramadhan beberapa bulan sebelumnya, namun ternyata
pesanan melebihi target sehingga aku harus berbelanja 3x
selama bulan Ramadhan itu. Kebayang kan betapa susahnya
berbelanja di bulan Ramadhan. Hampir semua toko penuh
dengan pelanggan dan banyak stock barang yang habis,
harganya pun sudah naik. Aku juga harus menghabiskan
banyak waktu untuk berbelanja di luar rumah, sedangkan
pekerjaan di dalam rumah sudah menumpuk.

Bismillah dengan segenap kekuatan yang ada, berkah Ramad-


han ini aku jalani dengan penuh suka cita walau diterpa
kelelahan yang amat sangat. Menjelang Lebaran pun pesanan

Ella Bustami
masih datang mengalir. Rencana semula mau tutup toko di
minggu kedua karena mau fokus ibadah, ternyata batal.
Kehidupan duniawi masih mendominasi, kenikmatan
menerima pesanan dan mata berbinar-binar melihat saldo di
ATM sangat menggoda iman. Akhirnya kuputuskan untuk
tetap menerima pesanan yang masih berdatangan.

Setiap harinya aku hanya tidur 2-3 jam. Bangun sahur jam 3
pagi, makan sebentar kemudian lanjut masuk dapur. Berhenti
sebentar untuk sholat subuh, kemudian lanjut masuk dapur
lagi sampai siang jelang sore. Selesai produksi, lanjut dengan
packaging dan pengiriman. Begitu seterusnya selama
Ramadhan. Sholat taraweh pun akhirnya bolong-bolong
karena kelelahan. Tapi Alhamdulillah, dikasih sehat sama
Allah sehingga puasa bisa full sebulan penuh. Walau hari-hari
terakhir menjelang lebaran akhirnya aku merekrut asisten

15
RAMADHAN MEMBAWA BERKAH

dadakan selama beberapa hari, karena �isik hampir tidak kuat


lagi.

Untungnya aku mempunyai langganan kurir yang dapat


dipercaya. Untuk pengiriman jarak jauh, aku percayakan
kepadanya. Sampai malam takbiran pun kurir masih
berkeliling mengantarkan paket Klappertaart dan Macaroni
Schotel. Bahkan hari pertama lebaran pun aku masih produk-
si. Sepulang sholat Idul Fitri, aku kembali masuk ke dapur.
Biasanya kalau lebaran rumah rapih dan wangi bunga, kali ini
jauh dari kata rapih. Berantakan bekas produksi dan
packaging, cucian piring juga menumpuk. Menu lebaran
hampir semua beli, karena dapur didominasi untuk produksi
Ella Klappertaart

Klappertaart dan Macaroni Schotel. Alhamdulillah, disyukuri


dan dinikmati saja ya…

Lebaran hari kedua, akhirnya toko tutup. Libur masuk dapur,


libur juga main HP. Saatnya family time dan menikmati hasil
kerja keras, berkah Ramadhan. Saat lebaran itu aku belum
menyadari berapa omzet yang didapat selama bulan puasa.
Karena sangat menikmati hari libur jadi belum terpikir untuk
membuat laporan. Yang penting saldo ATM cukup untuk
kebutuhan lebaran (jangan dicontoh ya yang ini hihihi).
Selama liburan dan �lashback ke bulan Ramadhan yang penuh
dengan kejadian hectic. Mulai terpikir untuk membuat
laporan bulanan, hanya saja waktu untuk duduk manis depan
komputer ternyata sangat langka. Sehari-hari lebih banyak
kesibukan wara-wiri dan mondar-mandir kesana kemari.

16
RAMADHAN MEMBAWA BERKAH

Semua nota semakin lama semakin bertumpuk, aku hanya


sanggup memisahkan nota per bulan, tanpa sempat
menginputnya ke komputer. Belakangan baru kuketahui
bahwa selama bulan Ramadhan 2017, omzetku melonjak
hingga 30 juta. Pencapaian ini diluar ekspektasi aku.

“Mengapa semua butuh proses?


Karena disetiap proses terdapat pembelajaran.
Jika dipercepat, Allah ingin kita bersyukur.
Jika diperlambat, Allah ingin kita bersabar…”

Ella Bustami

17
PENTINGNYA PROMOSI & TIME MANAGEMENT

Mempertahankan ternyata sama sulitnya dengan meraih.


Lonjakan angka penjualan yang cukup mengagetkan di bulan
Ramadhan, selain menjadi kejutan yang indah, sekaligus
menjadi beban baru yang lumayan berat. Aku tidak
menyangka akan meraih omzet 30 juta sebulan secepat ini,
dan belum tahu juga apakah dapat mempertahankan angka
tersebut di bulan-bulan berikutnya. Menurut informasi yang
aku dapatkan, di bulan Ramadhan memang banyak usaha
yang mengalami lonjakan drastis, terutama usaha kuliner, dan
wajar bila bulan berikutnya penjualan kembali menurun.
Namun tentunya aku tidak mau penjualan menurun terlalu
jauh dari angka penjualan di bulan suci itu.
Ella Klappertaart

Untuk mempertahankan penjualan, aku semakin rajin


membuat promo klappertaart untuk mengingatkan para
customer dan juga untuk menggaet pelanggan baru. Aku
membuat promo melalui Line, Google Ads, FB Page, Twitter
dan juga Instagram. Aku membuat banyak foto produk untuk
stok foto, caption, dan quote. Karena masih bekerja sendirian,
aku agak keteteran untuk membuat postingan di Instagram
dan media sosial lainnya. Akhirnya kuputuskan menggunakan
Google Ads alias iklan berbayar.

Walau hasil promo berbayar tidak terlalu signi�ikan, tapi


lumayan ada media sosial yang bisa aku lepas. Aku yakin, dari
sekian banyak postingan yang aku sebar, insya Allah ada
beberapa yang nyangkut atau terbaca orang. Idealnya sih
kalau ada dana yang lumayan banyak, bisa dibuat promo
berbayar yang besar, seperti kue artis kekinian itu lho….
Mereka kan budget promosinya lumayan cetar. Tapi karena

18
PENTINGNYA PROMOSI & TIME MANAGEMENT

anggaran terbatas, akhirnya kubuat promo gratis saja untuk


media sosial lainnya, kecuali Google Ads. Yang penting
konsisten berbagi informasi produk di media sosial.

Aku juga mendaftarkan usaha di Go Food. Alhamdulillah, ada


saja orderan yang datang dari �itur layanan tersebut walau
tidak terlalu banyak. Aku membuat sistem paket di Go Food
untuk klappertaart ukuran kecil, yaitu paket isi 4 buah dan 6
buah. Namun penjualan terbesar tetap berasal dari Instagram.

Aku termasuk orang yang suka ngintipin BTS (Behind the


Scene). Foto-foto di Instagram itu kan banyak yang bagus-
bagus, ya. Nah, aku selalu kepingin tahu BTS nya. Karena aku
yakin, semua yang ditampilkan di media sosial tidak selalu

Ella Bustami
100% sesuai aslinya, pasti hanya yang terbaik yang ditampil-
kan. Aku juga senang mempelajari kisah hidup orang sukses,
sebisa mungkin aku copas dan disesuaikan sikon sendiri.
Aku selalu ingin mencontoh gaya hidup orang sukses.

Menurut salah satu artikel yang pernah kubaca, kebanyakan


orang sukses selalu bangun pagi dan beraktivitas di pagi hari.
Aku belum pernah baca kisah hidup orang sukses yang hobi
bangun siang (entah ya kalau artis, hehehe). Alhamdulillah
aku termasuk morning person, dan sampai sekarang masih
menjalaninya.

Aku terbiasa bangun tidur antara jam 3 – 4 pagi setiap


harinya. Sehabis beribadah langsung menyiapkan keperluan
anak sekolah, setelah anak pergi sekolah jam 6 pagi, baru
mengecek HP, apakah ada orderan atau tidak. Kalau ada, aku

19
PENTINGNYA PROMOSI & TIME MANAGEMENT

akan menyiapkan pesanan untuk di-follow up. Kalau tidak ada,


aku langsung menyiapkan bahan baku untuk produksi
klappertaart.

Jam 6 pagi aku sudah menyibukkan diri di dapur, dengan


harapan produksi selesai lebih cepat dan bisa melakukan
pekerjaan lain termasuk membuat konten untuk Instagram.

Biasanya, sambil produksi aku selalu membawa HP ke dapur.


Multi-tasking sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, sambil
produksi sekaligus melayani chat yang masuk. Entah itu chat
di Whatsapp ataupun Instagram. Karena aku mempunyai
prinsip fast response, sebisa mungkin segera akan membalas
Ella Klappertaart

chat yang masuk. Saat itu aku masih menggunakan Whatsapp


biasa, bukan Whatsapp Business, hingga semua chat diketik
manual.

Bicara soal galeri foto di Instagram, untuk menunjang media


itu, aku masih mengikuti beberapa workshop fotogra�i dengan
smartphone, agar lebih mengasah kemampuan fotoku.
Sebetulnya aku merasa tidak berbakat dalam bidang itu, tidak
punya sense of art, tapi dengan mengikuti workshop,
setidaknya tahu sedikit ilmu dasarnya. Apapun yang
menurutku penting untuk menunjang online shop, akan
kupelajari.

Hal yang dirasa paling berat dalam mempertahankan omzet


supaya tidak terjun bebas adalah membagi waktu antara
pekerjaan produksi dan administrasi media sosial. Di usia
yang sudah tidak muda lagi, bekerja di dapur cukup melelah-
kan. Lama berdiri, mondar-mandir ke sana kemari, belum lagi

20
PENTINGNYA PROMOSI & TIME MANAGEMENT

mengaduk adonan klappertaart yang membutuhkan tenaga


cukup besar. Pergelangan tangan kananku sempat cedera otot
saat mengaduk adonan klappertaart yang banyak dan berat,
belum lagi uap panasnya sangat melelahkan.

Sekali dayung dua pulau terlampaui. Biasanya sambil


mengaduk adonan, aku juga memikirkan isi konten Instagram.
Segera setelah adonan selesai, isi konten sudah terbayang
seperti apa dan tinggal dieksekusi setelah baking nanti.

Selain membagi waktu antara pekerjaan produksi dan


administrasi, tentu waktu untuk buah hati juga terganggu.
Karena ibunya sering sekali dilihat memegang handphone,
sementara aku melarang anak agar jangan terlalu banyak

Ella Bustami
bermain gawai itu.

Anakku sering protes karena melihat ibunya banyak meme-


gang telpon selular. Di awal berjualan ini tentunya chat masuk
sangat ditunggu-tunggu sekali, jadi sedikit-dikit mengecek
handphone. Explore Instagram juga sering kulakukan untuk
kepoin produk sejenis. Semua pekerjaanku ada di gadget, jadi
otomatis seharian aku akan memegangnya.

“Allah menaruhmu di tempat yang sekarang


bukanlah kebetulan. Orang yang hebat tidak
dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan
kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran,
tantangan dan air mata”
(Dahlan Iskan)

21
SUKSES TIDAK DAPAT DIRAIH SENDIRIAN

Alhamdulillah setelah bulan Ramadhan 2018, omzet sudah


mengalami kenaikan. Walau tidak sebesar omzet di bulan
Ramadhan, tapi tetap lebih besar daripada omzet sebelumnya.
Tentu hal ini harus dijaga supaya jangan turun terlalu drastis.
Bulan-bulan berikutnya omzet stabil di atas 16 juta sebulan.

Kenaikan omzet pasti berimbas kepada kesibukan produksi


dan administrasi. Kapasitas produksi lebih banyak dan
memakan waktu lebih lama di dapur. Waktu untuk membalas
chat juga lebih lama, belum lagi cek ongkir dan order Go Send
serta packaging. Praktis semua ini tidak sanggup dikerjakan
sendirian. Kalau dibiarkan terlalu lama akan berantakan dan
peluang terjadinya resiko kesalahan lebih besar.
Ella Klappertaart

Selama beberapa waktu sekitar 1-2 bulan aku masih mencoba


mengerjakan semua sendirian, semampu dan sekuatnya.
Dimulai sejak subuh sampai tengah malam bekerja sendiri.
Edit foto termasuk menyita waktu lumayan banyak, jadi
kukerjakan di malam hari untuk diposting keesokan harinya.
Pagi hari adalah waktu yang paling enak untuk produksi
karena tenaga masih fresh.

Namun ternyata, kusadari bahwa �isik ini sudah protes minta


istirahat, aku mulai kelelahan dan sering demam. Saat itu,
setelah memikirkan cara untuk mengatasi hal ini, aku pun
berhitung. Apakah sanggup untuk mempekerjakan seorang
karyawan? Apakah mampu untuk rutin memberikan gaji
setiap bulannya? Kalaupun mempekerjakan karyawan
freelance, aku takut dia kurang fokus dalam bekerja dan tidak
mempunyai rasa “memiliki”. Beda feel-nya dengan karyawan

22
SUKSES TIDAK DAPAT DIRAIH SENDIRIAN

tetap, di mana rasa kepemilikannya lebih tinggi dari karyawan


lepasan.

Karena aku tipe orang yang katanya perfeksionis, tentu sangat


ingin mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kriteria dan
ada tuntutan target terhadap pekerjaannya. Pernah kucoba
merekrut mantan ART yang dulu pernah bekerja di rumah.
Qaddarallah belum berjalan lancar, dia jauh sekali dari
standar. Aku ternyata lebih membutuhkan seorang asisten,
bukan sekedar helper.

Setelah melalui banyak pertimbangan, bismillah, aku mantap


untuk mempekerjakan karyawan permanen. Untuk persiapan
menyambutnya, Job Description pun dibuat. Lantas kucari

Ella Bustami
informasi mengenai lowongan admin online shop. Setelah
mantap dengan informasi tersebut, iklan mencari admin
medsos pun dipasang.

Alhamdulillah, dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama,


masuk beberapa kandidat, namun hanya sedikit yang
membuat hati tertarik. Tanpa proses yang panjang, kuundang
seorang kandidat datang ke rumah, sedikit interview, dan
selesai. Beberapa hari kemudian, aku memanggilnya untuk
training selama seminggu, dibayar harian. Alhamdulillah
selesai training, hati mantap untuk perekrutan.

Mirip seperti mencari jodoh, kalo sudah sreg tidak perlu


berlama-lama kan? Hehehe.Tapi tunggu dulu, ternyata
kebahagiaan hanya berjalan 3 bulan saja. Karyawan pertama
aku ini mendadak mengajukan resign, dengan alasan gajinya

23
SUKSES TIDAK DAPAT DIRAIH SENDIRIAN

tidak mencukupi biaya transportasi karena rumahnya


lumayan jauh. Ditambah lagi restoran lama tempat dia dulu
bekerja memanggilnya untuk bekerja kembali di sana. Dengan
berat hati kurelakan dia pergi.

Kembali menjadi single �ighter. Segera kupasang iklan pencari


kerja. Masuk beberapa kandidat lagi dan ada satu orang yang
sangat memohon-mohon agar dapat diberikan pekerjaan ini.
Kuberikan kesempatan untuk datang interview tetapi tidak
juga kunjung muncul. Sebulan berlalu tanpa asisten.

Suatu hari, aku tidak sengaja melihat status WA mantan


karyawanku yang lama, kusapa dia untuk sekedar
Ella Klappertaart

bersilaturahim. Alhamdulillah ternyata dia belum bekerja lagi


dan restoran yang katanya mengajak dia balik bekerja, sudah
diisi orang lain. Otomatis kutanyakan apakah dia masih
berminat bekerja denganku, dan dia masih berminat. Tanpa
pikir panjang kutawarkan dia bekerja kembali dengan gaji
yang sudah disesuaikan. Bismillah saja, semoga penjualan
semakin naik sehingga aku dapat membayar gaji karyawan ini
karena tidak mudah mendapatkan karyawan yang baik, rajin
dan jujur seperti dirinya.

Sukses memang tidak dapat diraih sendirian. Harus ada


beberapa orang yang dapat dipercaya untuk delegasi tugas.
Karena kalau masih menjadi CEO alias semua dikerjakan
sendirian, tentu kesuksesan sangatlah lambat. Bayangkan,
semua pekerjaan dikerjakan oleh satu orang.

24
SUKSES TIDAK DAPAT DIRAIH SENDIRIAN

Dan manusia mempunyai banyak keterbatasan, tidak akan


sanggup menanggung semua pekerjaan. Lebih baik
delegasikan pekerjaan ke orang lain, dan owner hanya
bertugas untuk berpikir dan membuat konsep serta
memonitor jalannya pekerjaan supaya berjalan dengan baik.

Ella Bustami

25
FOKUS, FOKUS DAN FOKUS

Januari 2018 dapat disebut sebagai tahun berdirinya “Ella


Klappertaart”, karena di tahun itu aku mulai fokus merintis
usaha ini. Walau pekerjaan sebagai entrepreneur lebih berat
daripada kerja kantoranku yang sebelumnya, tapi hati terasa
lebih tenang. Bekerja dari subuh sampai tengah malam, terasa
asik-asik saja. Kebetulan, alhamdulillah, aku bukan tipe orang
yang senang keluar rumah atau sering bepergian. Berada
seharian di dalam rumah adalah keasikan tersendiri. Aku
dapat menyibukkan diri seharian tanpa bermacet-ria di
jalanan. Aktivitas menjadi lebih efektif dan e�isien menurutku.

Tak habis-habisnya kusyukuri perjalanan hidup di titik ini.


Hijrah menjadi entrepreneur membuat banyak bertemu teman
Ella Klappertaart

baru, mendapat ilmu baru dan tentunya pengalaman hidup


baru. Hidup terasa lebih luas dan berwarna. Waktu pun
menjadi lebih �leksibel, pekerjaan dapat disesuaikan dengan
sikon yang ada.

Kalau dulu jarang mengikuti acara/undangan yang diadakan


pada hari kerja karena susah untuk mendapatkan cuti di
kantor, saat ini aku dapat dengan leluasa mengatur jadwal
kesibukan. Hidup terasa lebih nikmat karena lebih mudah
menjalin silaturahmi. Silaturrahim yang baik akan
mendatangkan rejeki, bukan begitu?

Setelah hampir 2 tahun berkecimpung di dunia usaha kuliner


ini, banyak pelajaran yang aku dapatkan. Dalam dunia bisnis
diwajibkan untuk fokus, fokus dan fokus. Itulah salah satu
alasan kenapa aku memutuskan untuk resign sebagai pekerja
kantoran dan hijrah menjadi entrepreneur. Karena aku

26
FOKUS, FOKUS DAN FOKUS

berprinsip, kerjakan dengan benar atau tidak sama sekali.


Untuk mengerjakan dengan benar, tentu dibutuhkan keseriu-
san dan fokus pada apa yang sedang dikerjakan. Tidak akan
berhasil bila kukerjakan bersamaan dengan pekerjaan di
kantor. Akan banyak yang jadi korban bila semua dipaksa
berbarengan, daripada berantakan lebih baik salah satu harus
mundur.

Puluhan tahun menjadi karyawan sudah cukup membuat


lelah dan bosan berada di zona nyaman. Sebelum memasuki
usia pensiun, aku butuh sesuatu yang berbeda dan lebih
menantang yang tidak mungkin aku lakukan bila sudah sepuh
nanti. Selain itu, aku butuh jaminan hari tua karena sebagai
mantan karyawan swasta tentu tidak menerima pensiun.

Ella Bustami
Kalau boleh menyarankan, bila ingin merintis menjadi
seorang entrepreneur, sebaiknya ketika masih berusia antara
25-30an, ketika �isik masih kuat dan berjiwa muda. Merintis
usaha di usia 30 tahunan tentu lebih baik daya serapnya
dibandingkan dengan usia 47 tahunan. Jangan pernah takut
untuk memulai…

Selain fokus dengan apa yang kita lakukan, kemampuan


multitasking juga diperlukan. Kenapa? Karena dalam merintis
usaha dari nol ini, aku diwajibkan untuk memahami beberapa
pekerjaan sekaligus. Sebelum nantinya mempunyai banyak
karyawan, aku harus mengerjakan semuanya sendirian
dahulu, yang menuntut kerapian, terstruktur dan terjadwal.
Walaupun multitasking, namun tetap harus fokus di
masing-masing pekerjaan, supaya tidak ada kesalahan.

27
FOKUS, FOKUS DAN FOKUS

Fokus sangat diperlukan dalam membangun kerajaan bisnis


atau apapun itu, demi mendapatkan hasil yang baik. Fokus
mengembangkan bisnis namun tidak menelantarkan keluarga
adalah hal yang luar biasa, walaupun dirasa sangat berat.
Sebagai single parent yang memiliki anak usia remaja, harus
pandai membagi waktu antara bekerja dan mengurus
keluarga, yaitu sebagai ayah yang sedang mencari na�kah dan
sekaligus juga sebagai ibu yang mengasuh dan mendidik anak.

Bagaimana rasanya menjadi founder usaha yang baru dirintis


sekaligus sebagai pencari na�kah tunggal dan juga sebagai ibu
dari seorang anak remaja? Hanya karena kebesaran Allah, aku
sanggup bertahan melalui semua ini. Sering batin terasa lelah
Ella Klappertaart

tapi Alhamdulillah tidak pernah lama. Kelelahan adalah wajar


dan manusiawi, selama tidak terlena dan menyerah. Lelah
sebentar untuk bangkit lebih tinggi lagi adalah hal yang biasa.

“When you get tired, learn to rest… not to quit”

28
KUWARISKAN BISNIS INI UNTUK ANAKKU KELAK

Sebagai manusia sosial, pasti membutuhkan orang lain. Dalam


berjuang merintis bisnis kuliner ini, aku tidak sendirian
karena ada anak yang selalu menjadi penyemangat untuk
terus maju dan pantang menyerah. Aku ingin suatu hari nanti
ketika sudah meninggal, aku dapat mewariskan bisnis ini
kepada anakku sehingga dia tidak perlu capek-capek mencari
pekerjaan. Dia dapat meneruskan bisnis ini dan dapat
menjadi wirausahawan yang mandiri.

Dengan mempunyai bisnis sendiri, dia sudah ikut membantu


meningkatkan perekonomian bangsa, membuka lapangan
pekerjaan dan menjadi bos bagi diri dia sendiri. Harapanku,
dia dapat membantu orang yang membutuhkan, dapat lebih
banyak memberi daripada menerima.

Ella Bustami
Walau usianya saat ini masih muda, 14 tahun, aku berharap
suatu saat ia dapat meneruskan usaha ini. Setiap hari melihat
ibunya bekerja di rumah seperti apa, tentu sedikit banyak
alam bawah sadarnya ikut merekam kejadian sehari-hari itu.
Apalagi saat ini dia sudah bisa membantu melayani bila ada
Go Food/Grab Food yang datang. Namun aku tidak akan
memaksakan dia untuk meneruskan usaha ini bila dia tidak
menyukainya. Karena bisnis akan lebih ringan dijalankan bila
ada passion di dalamnya.

Aku juga sangat bersyukur dan berterima kasih yang tidak


terhingga kepada Allah karena telah dipertemukan dengan
komunitas “Yuk Belajar Bareng” (YBB). Tahun 2016 lalu, saat
aku sedang mencari ilmu untuk mendukung usaha kuliner ini,
aku melihat iklan “Fotogra�i Dengan Smartphone” di

29
KUWARISKAN BISNIS INI UNTUK ANAKKU KELAK

Instagram. Tanpa pikir panjang, aku segera daftar. Di


workshop ini lah aku memulai mengenal dunia dan komunitas
baru.

YBB adalah komunitas pertamaku. Berkenalan dengan teman


dari berbagai macam bidang keahlian, ada yang fotografer,
penulis buku, blogger, crafter, juga pengusaha. Banyak sharing
ilmu yang aku dapatkan di sini. Tidak hanya ilmu duniawi,
namun akhirat juga.

Rejeki seorang entrepreneur itu sangatlah bergantung kepada


Allah. Dekatkan diri kepada Allah, maka Dia akan dekat.
Mintalah kepada-Nya, maka Dia akan beri. Hanya Allah yang
Ella Klappertaart

mampu mengetuk hati para customer untuk membeli


produkku. Dia-lah yang paling berkuasa untuk membuka dan
menutup pintu rejeki. Alhamdulillah aku dipertemukan
dengan teman-teman di komunitas yang ternyata dekat
dengan Allah dan dapat saling membantu untuk kebaikan.

Aku semakin yakin, inilah jalan hidupku yang sesungguhnya.


Hidup terasa lebih tenang dikelilingi oleh banyak kebaikan.
Saat ini aku masih terus belajar memperbaiki diri dan juga
bisnis ini. Karena aku percaya, kesuksesan akan datang bila
kita terus bertumbuh dan memperbaiki diri serta selalu
mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga Allah selalu
melindungi aku, keluargaku dan semua saudara-saudaraku.
Pertemukan kami semua di Jannah-Mu Ya Rabb…. Aamiin.

30
GALLERY

Ella Bustami

Happy with klappy

ella.klappertaart

31
Royale Premium

Bisnis Modal Tauhid


Sarastika Arum

“Dalam kurun waktu selama 1 tahun kemarin, pintaku kepada Rabbul


‘alamin, “Yaa Allaah, jadikan hamba seorang muslimah yang bermanfaat
untuk orang banyak, dan hamba ingin kembali bangkit berusaha, tapi
usaha yang terbaik menurut-Mu untuk agama, dunia serta akhiratku.”
Begitulah salah satu doa yang selalu aku panjatkan. Karena dalam
keadaan bangkrut, di mana suami tertipu 2 milyar dari usahanya,
menjadikan trauma khusus buatku untuk memulai suatu bisnis kembali”

32
MODAL MINUS & MODAL SEMANGAT

Puji syukur kehadirat Allah ta’ala atas semua Rahmat-Nya


yang tercurah untuk kita semua, serta salam dan shalawat
untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Tak ada hal yang sia-sia dalam kehidupan ini, segala


penciptaan Allaah ta’ala serta peristiwa yang terjadi, semua
atas izin Allaah ta’ala. Sebagaimana momen indah ini,
biidznillah mendapat kesempatan untuk sharing bertemakan
“10 Juta Pertama” bersama Yuk Belajar Bareng (YBB) yang
dicetuskan oleh mbak Amika Aspar, sangat aku syukuri.

Sebelum aku lanjut cerita, izinkan memperkenalkan diri dulu


ya. Namaku Sarastika Arum, biasa di panggil Arum. Domisili di

Sarastika Arum
Bekasi Selatan. Aku seorang istri serta ibu dari 3 anak.
Lulusan D-3 Sekretaris. Aktivitas keseharian di 9 tahun
terakhir ini, Alhamdulillah, sangat menikmati mengurus
suami dan kehebohan mengurus 3 anak di rumah, serta
membimbing ratusan Tim Syiar Royale Premium (TSRP).
Hobiku berenang serta membuat salad buah.

Salam kenal untuk semua teman-teman pejuang jannah-Nya.


Kita sebagai seorang wanita, diciptakan dari tulang rusuk
yang bengkok, sehingga tidak sempurna pula akal serta agama
kita. Maka, kita butuh ilmu sebagai penuntun hidup agar
berhasil menjalani maraton kehidupan ini. Semoga Allah
ta’ala bimbing serta mudahkan setiap langkah kita untuk
melakukan amal shalih, aamiin.

Menyadari bahwa tujuan seorang hamba diciptakan Allah


ta’ala ke muka bumi ini untuk beribadah kepada-Nya,
sebagaimana yang Ia kabarkan,

33
MODAL MINUS & MODAL SEMANGAT

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Oleh karena itu, alasan utamaku kenapa memilih usaha
Mukena Safar Tersejuk Royale Premium ini agar selalu dekat
dengan Allaah ta’ala. Insya Allah.

Sebagaimana manteman ketahui, bahwa hidup ini dihadapkan


dengan banyak pilihan. Yang terpenting, apapun pilihannya,
harus sesuai dengan apa yang Allaah ta’ala syariatkan.
Sepakat, ya?

Di saat banyak orang mengatakan, memulai usaha atau bisnis


karena passion, aku memulai serta menjalani usaha Mukena
Royale Premium

Royale Premium awalnya karena terpuruk.

Di Tahun 2016, Allaah ta’ala berikan ujian kepada kami


kebangkrutan karena usaha suami berkaitan dengan riba.
Musnah semua harta riba kami. Pahit, karena harus menjalani
kondisi tidak punya uang sepeser pun dan mesti menjual
perabot yang kiranya masih bisa laku untuk makan serta
kebutuhan sehari-hari.

Alhamdulillah ‘ala kulli hal, dengan cara ini Allaah ta’ala


hentikan langkah suamiku berbisnis showroom mobil dan
menyadarkan kami makna sesungguhnya bergantung hanya
kepada Allaah ta’ala. Masya Allaah.

Sangat-sangat bersyukur, melalui ujian ini, cara Allaah ta’ala


membuat kami mengenal Allaah ta’ala dengan baik. Berusaha
dengan sekuat tenaga menghilangkan keinginan meminta
pertolongan kepada makhluk. Karena saat di dalam keadaan

34
MODAL MINUS & MODAL SEMANGAT

bangkrut dan terpuruk, godaan keinginan untuk meminta


pertolongan kepada makhluk sangatlah besar.

Akan tetapi, aku berusaha bertahan dengan janji Allaah ta’ala,


yang terdapat dalam surat Asy-Syarh ayat 5-6, “Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Kalimat
tersebut diulang 2 kali. Saat itu terasa berat untuk meyakini
ayat yang satu ini, apa iya akan datang kemudahan? Ya, baru
menyadari jika itu adalah bisikan syaithan.

Dalam kurun waktu selama 1 tahun kemarin, pintaku kepada


Rabbul ‘alamin, “Yaa Allaah, jadikan hamba seorang muslimah
yang bermanfaat untuk orang banyak, dan hamba ingin

Sarastika Arum
kembali bangkit berusaha, tapi usaha yang terbaik
menurut-Mu untuk agama, dunia serta akhiratku.” Begitulah
salah satu doa yang selalu aku panjatkan. Karena dalam
keadaan bangkrut, di mana suami tertipu 2 milyar dari
usahanya, menjadikan trauma khusus buatku untuk memulai
suatu bisnis kembali.

Setelah merasa bahwa kemarin sudah mengandalkan (menu-


hankan) akal serta logika dan ternyata salah, banyak sekali
hikmah yang didapatkan dari ujian yang Allah ta’ala berikan,
salah satunya merasakan kenikmatan yang sesungguhnya di
saat bermunajat kepada Allaah ta’ala dalam keadaan ini. Dan
baru merasakan nikmatnya bergantung dan berharap hanya
kepada Rabbul ‘alamin.

35
Modal Minus & Modal Semangat

Biidznillah, di penghujung akhir tahun 2016 Allaah ta’ala


berikan sinyal jalan keluar untuk kembali bangkit dari
keterpurukan selama 1 tahun terakhir. Jalan keluarnya apa,
manteman? Alhamdulillah Mukena Travel ini.

Sejujurnya, aku nggak punya ilmu bahkan passion tentang


usaha mukena. Membayangkan saja rasanya diri ini seperti
anak bayi yang nekat memulai usaha mukena. Di mana para
produsen mukena lain yang berpengalaman, sudah banyak
sekali berjualan mukena dengan berbagai macam model serta
bahan.

Tapi, rasa itu segera aku tepis. Aku tidak boleh menyerah
Royale Premium

dengan mindset itu. Karena rasa bergantung kepada Allaah


ta’ala ini tertancap kuat, serta takut kembali menuhankan
akal, maka apapun itu jalan dari Allaah ta’ala, aku siap jalani
walaupun aku belum mempunyai ilmunya.

Rasa yakin ini tetiba muncul menjadi 1000% karena


berharap, melalui mukena ini Allaah ta’ala izinkan aku bisa
menebar manfaat dan menggugurkan dosa-dosa di saat
membimbing muslimah melalui muamalah di Mukena Royale
Premium.

Akhirnya, dengan mengucap bismillah, aku siap menjalani


usaha mukena dengan selalu meminta bimbingan Allaah ta’ala
walaupun dalam kondisi minus. Lho, kok minus? Iya, karena
kondisi aku dan suami saat itu berhutang 2 milyar akibat
kasus penipuan yang kuceritakan di atas.

36
OMSET WOW PERTAMAKU

Aku mengawali langkah memulai usaha mukena ini dari


menjadi distributor. Biar nggak kaget, disuruh belajar dulu
sama Allaah ta’ala gimana caranya jualan mukena. Masya
Allaah ilmunya banyak sekali yang di dapat. Intinya, selalu
positive thinking sambil memperbaiki hati agar selalu
bergantung serta berserah kepada Allaah ta’ala.

Sarastika Arum

37
OMSET WOW PERTAMAKU

Menyadari bahwa keberhasilan tidak dapat diraih dengan


instan, maka pentingnya menyiapkan mental untuk kembali
berjuang meraih suatu impian, sahabat Royale. Siap lelah
serta istiqamah menyusun dan menapaki setiap anak tangga
meraih keberhasilan.

Saat memulai suatu usaha bukan karena passion dan di mulai


dari kondisi keuangan minus, tidaklah mudah. Akan tetapi
aku yakin, Allaah ta’ala berikan hikmah dari ujian ini. Dan
menurut-Nya, aku sanggup menjalani.

Bisa dikatakan, usaha mukena ini bukanlah passion-ku. Aku


hanya ber�ikir, jika usaha ini baik untuk agama, dunia serta
Royale Premium

akhiratku menurut Allaah ta’ala, maka aku siap melangkahkan


kaki bersama dengan Tim Syiar Royale Premium (TSRP).

Banyak teman-teman yang underestimate saat akan memulai


berjualan online. “Apa bisa berjualan online dijadikan sebagai
penghasilan utama?” Sekaranglah saatnya aku berbagi
pengalaman untuk semua sahabat yang membaca kisah ini.

Sesungguhnya, Allaah ta’ala ber�irman, “Aku sesuai prasang-


kaan hamba-Ku.” (HR. Bukhari No. 6970 dan Muslim No.
2675). Saat kita merasa tidak yakin, maka realitanya akan
sesuai prasangka yang ada. Aku pun menyadari,
menumbuhkan rasa yakin itu tidaklah mudah, butuh proses
serta niat yang kuat untuk apa kita berjualan online.

Di bulan Agustus 2018, biidznillah aku bisa menjadi produsen


mukena safar tersejuk Royale Premium. Masya Allaah, dalam
kondisi keuangan minus dan bangkrut, Allaah ta’ala izinkan

38
OMSET WOW PERTAMAKU

aku dan suami sebagai produsen, itu bukanlah hal yang


mustahil, sahabat. Kita hanya butuh rasa yakin kita
kepada-Nya, insya Allaah pertolongan-Nya hadir untuk hamba
yang taat/bertawakal atas semua perintah-Nya.

Kesempatan menjadi produsen, tak boleh kusia-siakan begitu


saja. Saatnya aku mesti bangkit dan menjadi manfaat untuk
banyak orang. Seperti visi misi yang aku bangun untuk Tim
Syiar Royale Premium, menjadikan muamalah di Royale
Premium sebagai jembatan untuk meraih Jannah-Nya. Dan
lagi, melalui muamalah ini, aku berharap bersama
teman-teman dapat membangun serta memurnikan Tauhid.

Sarastika Arum
Berdasarkan pengalaman yang aku miliki, bisa menjadi
produsen saat ini, bukan karena aku yang hebat atau
perjuanganku yang maksimal, akan tetapi rasa ketergantun-
ganku kepada Allaah ta’ala begitu besar. Allaah ta’ala yang
buat semua seperti sekarang ini. Jadi, ilmu tauhid itu sangat
penting. Karena dengan memurnikan tauhid, insya Allaah
dapat menyelamatkan hidup dunia dan akhirat kita ya,
sahabat... Aamiin.

Saat rasa tauhid kita semakin tertancap kuat di dalam hati,


alhamdulillah Allaah ta’ala turunkan pertolongan-Nya.
Bahkan, hingga mempunyai tim syiar yang solid hingga hari
ini, Allaah ta’ala yang datangkan. Pencapaian di luar
ekpektasi, di bulan ke-7 sebagai owner mukena safar Royale
Premium, aku mempunyai 30 Distributor dan 300 orang
reseller yang semuanya tergabung dalam Tim Syiar Royale
Premium (TSRP).

39
KENAPA TEAM MENEBAR MANFAAT DI ROYALE PREMIUM
DISEBUT DENGAN TEAM SYIAR ROYALE PREMIUM?

Karena biasanya kalau bicara distributor, reseller dan


marketer, kedengarannya jualan lagi, dunia lagi. Maka agar
tetap mengingatkan dan membuat semangat, kita semua yang
tergabung dalam Tim Syiar Royale Premium, menjadikan
muamalah ini sebagai wadah syiar atau menebar manfaat
untuk meraih Jannah-Nya.

Kalau ditanya detilnya, bagaimana bisa mempunyai team


sebanyak itu? Jawabannya adalah benahi ibadah dan
introspeksi hubungan dengan Allaah ta’ala, maka Allaah ta’ala
yang atur urusan dunia kita. Yakin akan hal itu ya, sahabat.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


Royale Premium

supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS Adz Dzariyat: 56)

Ayat ini yang selalu terngiang di �ikiranku, karena ini adalah


tujuan aku diciptakan Allaah ta’ala ke muka bumi ini, jadi
bagaimana agar setiap aktivitas menjadi ibadah dan tidak
menjadi kegiatan yang sia-sia bahkan membuat terlena akan
dunia ini. Maka, di saat membangun usaha ini, semuanya
wajib bernilai ibadah.

Oiya, aku ingin berbagi tips serta langkah-langkah apa saja


bisa mencapai omzet 1,5 Milyar hanya dengan satu jenis
mukena di bulan ke tujuh berjualan Mukena Safar Tersejuk
Royale Premium, sahabat.

Teringat dosa, akhirnya membuatku semakin semangat


bagaimana setiap aktivitas dapat menggugurkan dosa-dosa
yang telah lalu.

40
KENAPA TEAM MENEBAR MANFAAT DI ROYALE PREMIUM
DISEBUT DENGAN TEAM SYIAR ROYALE PREMIUM?

Awal membangun usaha ini, aku niatkan semua ilmu yang aku
miliki, semua untuk team. Aku membuat duplikasi seorang
Arum kepada team syiar. Maksudnya gimana, ya? Hehe jangan
bingung dulu, karena aku akan jelaskan detailnya.

Apa yang aku lakukan hari ini yang berurusan dengan


aktivitas posting di sosial media, aku share ke team syiar,
apa-apa yang mereka mesti lakukan sama persis dengan apa
yang aku lakukan, hingga caption di sosial media dan bahkan
caption di whatsapp story, semuanya aku buatkan. Teamku
tinggal copy-paste.

Enak yaa tinggal copy-paste aja? Karena aku ber�ikir, jika team

Sarastika Arum
syiar mesti berjalan sendiri dengan cara masing-masing, itu
bakalan memakan waktu. Dan lagi, tidak semua orang pandai
merangkai kata-kata Covert Selling serta tidak pandai
bagaimana cara berjualan online.

Dengan senang hati, setiap harinya kubuatkan caption dengan


berbagai jenis tema iklan. Ada beberapa teman yang memberi
kritikan, “Kalau teamnya terus disuapin semua materi
penjualan, kapan mereka akan pinter, Rum?”

Jawabku, “Aku tak ingin membiarkan kesempatan meraih


pahala lewat begitu saja, dan aku berharap, setiap huruf yang
terangkai dalam caption, Allaah ta’ala gugurkan dosa-dosaku,
aamiin.”

Karena terlalu sering membuat caption, qadarullah saat ini


saraf jari jempol kiri ku terganggu. Jari jempolku sulit untuk
mengetik, karena saat mau mengetik, jempol menjadi kaku

41
KENAPA TEAM MENEBAR MANFAAT DI ROYALE PREMIUM
DISEBUT DENGAN TEAM SYIAR ROYALE PREMIUM?

dan tertekuk. Subhanallah, semoga Allaah ta’ala gugurkan


dosa-dosa ku. Aamiin.

Aku berusaha sekuat tenaga ingin membuat teman-teman


yang telah bergabung di Team Syiar Royale Premium bahagia
menjadi Team Syiarku. Rasa khawatir dan takut untuk
memulai jualan online bagi teman-teman pemula dapat sirna,
karena semua langkah awal membangun brand awareness,
aku bimbing dengan detail. Belum lagi, materi penjualan aku
siapkan sebaik mungkin.

Tidak hanya itu, aku pun mengadakan Meet & Share serta
Coaching Clinic untuk Tim Syiar Royale Premium (TSRP)
Royale Premium

secara berkala. Karena aku menyadari, pentingnya


menyamakan langkah tetap berada di atas visi misi yang telah
aku buat.

Alhamdulillah, tabarakallah, setiap harinya, ibarat gerak jalan,


derap langkah TSRP semuanya sama, terbukti dari 30
Distributor Royale Premium mendapat orderan secara drastis.
Bahagia rasanya.

Di saat distributor beserta timnya mengalami peningkatan


dalam penjualan, otomatis berpengaruh dengan penjualan
kami sebagai produsen. Hingga hari ini, omset di Mukena
Safar Royale Premium mencapai 2 Milyar dengan 25
Distributor dan 500 Tim Syiar Royale Premium.

Memilih pola usaha, Business to Business, memperbanyak,


memperluas, memperlebar jaringan guritaku agar semakin
banyak teman-teman khususnya muslimah merasakan

42
KENAPA TEAM MENEBAR MANFAAT DI ROYALE PREMIUM
DISEBUT DENGAN TEAM SYIAR ROYALE PREMIUM?

manfaat bergabung di Team Syiar Royale Premium dan


harapanku Allaah ta’ala izinkan untuk meraih amal shalih
melalui muamalah di sini.

Yang terpenting, agar usaha ini Allaah ta’ala berkahi, maka


muamalah di dalamnya aku pastikan harus sesuai syariatNya.
Alhamdulillah muamalah di Royale Premium di bawah
bimbingan ustadz Erfandoni Tarmidzi ha�idzahullah. Sekali
lagi aku katakan, tak berani mengandalkan akal, di setiap
langkah menjalani usaha ini, aku selalu berserah dan terus
meminta pertolongan kepada Allaah ta’ala.

Alhamdulillah, kami hanya berusaha semampunya, maka

Sarastika Arum
hasilnya kami serahkan semuanya kepada Allaah ta’ala.

Mengambil ilmu dari apa yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi


wassalam ajarkan, saat pertama kali menerima wahyu di gua
Hira. Wahyu pertama yang beliau terima berisi pesan dari
Allaah ta’ala, yaitu Iqra’, bacalah, dua perintah sekaligus yang
bermakna,
1.Perintah menuntut ilmu (Iman)
2.Perintah Meminta Pertolongan (tauhid).
Maka, pondasi kehidupan yang sesungguhnya yang mesti
dibangun adalah IMAN & TAUHID.

Kedua pondasi inilah yang menjadi landasam utama juga


serta visi misi di Mukena Royale Premium. Menjadikan
muamalah ini sebagai jembatan meraih JannahNya, dengan
Menebar Manfaat dan Membangun Tauhid.

43
AGAR TIDAK MENJADI PEBISNIS KARBITAN, BUTUH TANTANGAN

Bicara pencapaian, pasti ada tantangan dalam melakukannya.


Suatu kesuksesan atau keberhasilan, dapat diraih melalui
proses, tidak bisa dengan cara instan. Proses tiba di anak
tangga teratas, kuncinya ditapaki dengan kesabaran. Karena
banyak orang tidak sabar ingin segera meraih kesuksesan
tanpa melewati proses.

Membangun usaha Royale Premium yang baru usia 1 tahun


ini, tantangan terbesar adalah membangun team. Berinteraksi
langsung dengan berbagai macam karakter khususnya
emak-emak tidaklah mudah.

Saat karakter yang berbeda tergabung dalam satu wadah atau


Royale Premium

muamalah dan diatur dengan visi misi di dalam Royale


Premium, mengakibatkan bongkar pasang team. Menyamakan
derap langkah serta keselarasan dari masing-masing individu
agar bisa mencapai satu tujuan yang dicita-citakan, yaitu
JannahNya (insya Allaah) dengan cara menebar manfaat serta
membangun Tauhid dari dalam rumah.

Aku menyadari bahwa seorang wanita diciptakan dengan


perasaan yang lebih dominan. Maka, agar bisnis ini tetap
berjalan dengan baik, kita dituntut untuk disiplin menaati
peraturan serta tata cara main di dalam berbisnis, nggak
boleh mudah baper, ya. Dan sungguh ini tidak mudah, sahabat.

Intinya, banyak belajar serta hikmah dari setiap ujian yang


hadir, dan pastinya harus tetap banyak bersyukur sudah
mempunyai team syiar Royale Premium sebanyak 500 orang
lebih, semuanya mesti dibimbing karena kenyamananlah yang
membuat kita lebih dekat.

44
AGAR TIDAK MENJADI PEBISNIS KARBITAN, BUTUH TANTANGAN

Akhirnya itulah yang menjadi tagline di Royale Premium.


Dengan rasa yang nyaman, bisa membuat kita sesama team
menjadi lebih dekat.

Oiya, di setiap kekhawatiran kita menghadapi setiap ujian


atau tantangan, yang terpenting pertama kali yang mesti
diingat yaitu meminta pertolongan kepada Allaah ta’ala agar
menurunkan pertolongan-Nya. Lagi-lagi, kunci utamanya
Tauhid.

Sarastika Arum

45
STRATEGI MENGHADAPI TANTANGAN

Melanjutkan poin di atas membahas tentang tantangan yang


paling berat adalah Membangun Team. Caraku untuk
mengatasinya, selain yang utama berdoa terlebih dahulu
kepada Allaah ta’ala agar setiap langkah atau keputusanku
tidak salah di sisi-Nya, selama 1 tahun ini, aku mencoba untuk
mengadakan coaching clinic.

Apa itu Coaching Clinic? Sebuah pembinaan dalam bentuk


berjumpa langsung dengan Tim Syiar Royale Premium.
Niatku, bukan hanya sekedar bicara tentang jualan, akan
tetapi aku ingin bertatap muka langsung dengan team.
Berharap agar Allaah ta’ala hitung sebagai amal shalih yang
menjadi pemberat amal kebaikan di akhirat, insya Allaah
Royale Premium

karena di pertemuan tersebut kita menyebut-nyebut nama


Allaah ta’ala.

Bagi team syiar yang jauh berada di luar kota, saat ini caranya
agar mempunyai derap langkah yang sama dengan kami, aku
suka buat voice note melalui whatsapp yang teman-teman bisa
dengarkan langsung pesan dari aku sambil dibimbing terus
oleh team leader-nya.

Alhamdulillah, di saat visi misi dalam Royale Premium telah


tertancap kuat pada masing-masing individu, insyaAllaah
bersama-sama kami menjalankan muamalah di Royale
Premium dengan rasa nyaman dan happy. Dan yang
terpenting, tidak merasa stress atau bahkan di posisi pressure,
sahabat.

46
POIN PENTING MENJADI SEORANG MUSLIMAH SEKALIGUS PENGUSAHA

MasyaAllaah tak terasa ceritaku sudah sepanjang ini, semoga


menjadi manfaat untuk teman-teman yang membacanya ya,
aamiin. Poin inti dari sharing ini, jika ingin menjadi usahawati
yang sukses dunia akhirat insya Allaah, polanya mudah.
Perkuat dulu pondasinya, ya. Hayoo... pondasinya apa?

Seperti yang sudah kuinfokan di atas, ada dua pondasi utama.


Yes, betul. Iman dan Tauhid! Perkuat saja dulu kedua pondasi
ini, insyaAllaah langkah selanjutnya lebih mantap karena
pondasi telah kokoh dibangun.

Perihal ilmu marketing dan lain-lain, bukannya tidak


diperhatikan, ini usaha semampunya saja. Jika Allaah ta’ala

Sarastika Arum
sudah mengatur urusan dunia kita, maka semuanya di luar
nalar, dan pastinya, itu menjadi hal yang luar biasa, masya
Allaah tabarakallah.

Rasanya sekian sharing dari aku. Jika ada kekurangan


datangnya dari aku, dan kesempurnaan hanya milik Allaah
ta’ala. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan ya,
sahabat. Harapanku, ukhuwah kita melalui tulisan ini bisa
terus terjalin, aamiin.

47
GALLERY
Royale Premium

hijraroyale royalepremium.of�icial

48
Deary Castle

“Deary Castle”
Kerajaan Kami
Ariny Ma’rifah

”Sebulan berlalu, belum ada perubahan yang berarti saat itu. Tapi saya
sering mengajak suami ikut seminar ataupun workshop mengenai bisnis
supaya ada semangat. Bingung mau curhat ke mana karena biar gimana,
ini dapur keluarga kami. Ke sahabat terdekat maupun keluarga pun
nggak berani cerita. Hamparan sajadah tiap malam jadi saksi curhat
abis-abisan ke Allah. Berderai air mata ini, betapa diri sangat
membutuhkan bantuan suami supaya bisa menjalankan bisnis ini dengan
baik. Kami bisa bekerja sama dengan baik bila dilihat dari kapabilitas
kemampuan masing masing.”

49
HOBI JUALAN

Sejak SD, saya sudah seneng jualan. Inget banget, dulu suka
jualin perangko-perangko lucu yang suka dikoleksi (�ilateli).
Beli di toko buku, lalu dijual ke temen-temen sekolah.
Lumayan banget buat nambahin uang jajan dan jadi
ketagihan. Padahal mereka belum ada yang mengoleksi
perangko, akhirnya jadi pada suka ngumpulin dari berbagai
negara yang saya jual. Alhamdulillah rezeki nggak ke mana.

Waktu SMP, saat terjadi krisis moneter 1998, ibu bikin kue
untuk menambah penghasilan. Ayah bantu jualin di kantor,
saya pun minta juga untuk dibawa ke sekolah. Eeh, alhamdulil-
lah laris dan pada suka. Sampe guru-guru pun pada ikut beli.
Sekolah saya di dalam gang. Setelah turun angkot, masih
harus jalan kaki sekitar 500 meter. Sambil bawa 30-an kue,
Deary Castle

lumayan deh ya, sambil olahraga, hehehe.

Lanjut SMA, saya nggak jualan apa apa. Maklum, ditempatkan


di penjara suci alias jadi anak pesantren di Gontor Putri 1
Mantingan. Meski cuma 2 tahun dan nggak sampe lulus, tapi
saya ditempa di sana. Sadar bahwa setelah lulus kami bukan
diarahkan untuk jadi "karyawan sukses", tapi jadi "pebisnis
sukses". Di sini saya merasa mental ditempa. Pepatah Arab
yang sering digaungkan di sana adalah 3 mantra kehidupan
yang sudah dikenal luas, yaitu “Man Jadda wa Jada, Man
Shabara Zha�ira, Man Yasra Yahsud”. Artinya adalah barang
siapa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan,
barang siapa yang bersabar, maka ia akan beruntung, dan
barang siapa yang menanam maka akan menuai.

Saat kuliah, demi mendapatkan tambahan uang jajan, saya


mulai jualan pulsa, lalu ikut MLM kosmetik (dulu mah belum

50
HOBI JUALAN

paham hukum-hukumnya). Pernah juga ngajar bimbel sampai


dipercaya untuk membuat soal ujian. Terakhir, berdua temen
kuliah bikin jilbab dan dijualin di Facebook. Meski cuma 2
tahun dan nggak sampe lulus, tapi saya pun ditempa di sini.
Belum pernah beli barang secara online tapi pede aja jualan.
Eeh ternyata laku, masya Allah. Sampai akhirnya kami lulus
dan sibuk masing-masing. Dagangan pun jadi terlantar.

Saat mulai sibuk berkutat dengan kerjaan, Facebook pun


nggak dibuka sama sekali. Akhirnya setelah menikah dan cuti
lahiran, sebagai emak-emak yang nggak bisa ke mana-mana
tapi nggak bisa diem, kerjaannya belanja online mulu.

Langsung mikir, ahaa! Jualan lagii aahh. Awalnya gatel tiap liat

Ariny Ma’rifah
barang bagus di toko online langganan, pengen dijual lagi.
Mulailah jualan secara dropship. Waktu itu saya milih jualan di
Instagram. Mulai nge-add satu per satu akun emak-emak yang
jadi target market dari akun jualan yang follower-nya sudah
banyak.

Tiap berangkat dan pulang kerja selama di bus patas


kerjaan-nya liat hape aja. Fokus nge-add berharap di-follow
back. Sementara saat tengok kanan kiri, penumpang lain pada
terlelap di mimpi masing-masing. Kadang ngantuk juga, tapi
ya namanya udah seneng mah ya, jadi salah satu kebahagiaan
juga. Alhamdulillah, ternyata usaha ini membuahkan hasil.
Dapet closingan dari Instagram. Horeee, senengnya nggak
ketulungan.

Tiap ada order dicatet dan direkap. Di akhir bulan dihitung


laba bersihnya. Wah, ternyata lumayan hasilnya. Jadi punya

51
HOBI JUALAN

penghasilan tambahan. Makin ketagihan, deh. Tambah rajin


tiap hari nyari follower.

Sampe akhirnya setelah follower instagram 2 ribuan, ikut grup


keroyokan alias barter iklan. Mulai deh tambah sibuk jadi
pedagang online. Di sela-sela kerjaan yang numpuk, balesin
chat customer satu per satu, paling seneng kalo udah jam
makan siang, langsung ambil hape sibuk sendiri. Temen
temen pada cerita dan ngobrol ini itu, saya mah asik balesin
chat. Sampe bu bos bilang, “Ariny lama-lama nggak nyambung
nih diajak ngobrol. Sibuk terus sama hape-nya.”

Godaan pun datang, ada penawaran KTA (Kredit Tanpa


Agunan) oleh bank via telpon. Wah kesempetan nih, pikir
Deary Castle

saya, bisa nambah modal. Nanti tiap bulan tinggal dicicil dari
penjualan. Tapi alhamdulillah nggak diapprove, hehe. Eh,
dateng lagi kesempatan lain, partner kerja nawarin saya
untuk kerja sama modal. Tapi karena dia nggak paham dengan
dunia online, dia menyerahkan saya untuk mengelola usaha
sepenuhnya.

Awalnya saya ragu untuk menerima, takut dengan konsekuen-


sinya. Tapi di satu sisi mikir juga, kalo saya nggak punya stok,
saya bakal keabisan terus dari supplier.

Maka akhirnya saya mengiyakan juga. Pembagian keuntungan


40:60, 40% untuk dia sebagai pemodal, 60% untuk saya
sebagai pengelola dengan beban biaya saya yang tanggung.
Keuntungan ini dibagi setiap akhir bulan. Tanpa ada hitam di
atas putih. Hanya melalui lisan dan kepercayaan. Awal
keputusan yang ternyata berat konsekuensinya.

52
HOBI JUALAN

Nanti akan saya kisahkan lebih lanjut khusus mengenai hal


ini.

Setelah berjalan, mulai terpikir akan kualitas barang yang


dijual. Belum lagi temen sesama online shop jualan baju impor
juga. Pengennya jualan produk yang bagus biar customer pada
puas, eh tapi pas lihat barangnya aja udah sedih duluan.
Nggak tega ngasih barang jelek ke customer. Akhirnya
terpikirkan buat produksi sendiri, bikin baju anak sendiri.
Keliling-keliling deket rumah nyari penjahit yang bisa diajak
kerja sama jualan online. Hiks, aku ditolak sana sini. "Maaf
Neng, kita lagi banyak pesenan seragam," kata ibu penjahit
sambil nunjuk tumpukan kain. Muter lagi cari pilihan di lain
tempat. Maklum, saya tipikal yang kalo udah nyoba tapi belum

Ariny Ma’rifah
dapat, masih penasaran kudu sampai berhasil.

Sampai akhirnya ketemu 1 penjahit saya minta bikinin dia


sample celana jeans anak beserta perkiraan harganya. Setelah
melihat hasilnya, saya puaaaasss sekali. Bagus dan jahitannya
rapi. Saya pun mulai semangat mencari insight model baju
anak yang lucu-lucu.

Mulailah saya belajar jadi produsen. Terpikirkan untuk bikin


koko bayi dan anak karena sepengalaman dulu saat mau
akikah Zhafran -anak pertama saya-nyari koko bayi yang
bagus susaaah banget. Rata-rata pada pake bahan kaos
dengan motif bordir yang rame. Saya kurang suka. Maka saya
beranikan diri untuk bikin model yang simple tapi khas
anak-anak. Subhanallah walhamdulillah, pesanan masuk
nggak berhenti-berhenti. Sampe akhirnya kewalahan &
menolak pesanan masuk karena takut nggak kekejar lebaran.

53
HOBI JUALAN

Saya memutuskan fokus membangun bisnis dengan brand


saya sendiri, Deary Castle. Nama itu kepanjangan dari nama
saya dan suami: "Deddy Ariny Castle". Berharap usaha ini
dapat menjadi kerajaan bagi kami berdua dan keluarga kecil
kami. Kenapa pake Castle? Karena saya kena sindrom
Cinderella, hahaha. Sejak kecil terobsesi dengan kisah itu dan
berharap banget ketemu pangeran kuda putih. Alhamdulillah,
Allah mengabulkan doa dengan hadirnya suami yang sangat
baik hati dan memahami. Allah Maha Baik.

Setelah lebaran, saya memutuskan resign dari kantor karena


makin tidak sanggup menjalani 2 profesi sekaligus. Akan
tetapi, prioritas utama adalah anak yang bisa saya asuh
sendiri. Sedih tiap mendengar berita kriminalitas yang terjadi
Deary Castle

dan takut membayangkan hal itu terjadi pada bocah itu.

Saya hanya punya kesempatan emas di 5 tahun pertamanya


atau akan kehilangan dia selamanya. Selain itu saya juga
mempertimbangkan lokasi kantor yang jauh dari rumah.
Perjalanan 2 jam penuh kemacetan sehingga merasa kecapean
dan belum lagi menyerah dengan gaya hidup orang kantoran,
tiap hari makan siang di resto atau mall ternama. Kalo diitung
besar pasak daripada tiang.

Tentu tidak mudah mengajukan resign ke kantor. Kebetulan


saya bekerja di salah satu advertising agency lokal. Saya lagi
pegang project klien yang besar dan salah satu big bone
perusahaan. Termasuk investor saya juga awalnya berat
melepaskan karena kami kerja 1 tim. Sampai akhirnya bos
memberikan izin dengan terpaksa karena saya pamit duluan
ke klien. Babak baru menjadi Stay at Home Mom pun dimulai.

54
TERJEBAK RIBA

Sebulan setelah stay di rumah, Allah memberikan saya


kepercayaan dengan hamil anak kedua. Waah, kaget rasanya
karena belum juga maksimal dalam menemani tumbuh
kembang si abang, Allah sudah menitipkan kembali amanah.
Tapi saya yakin Allah pasti punya rencana indah. Sampai
akhirnya saya membuat jadwal harian agar bisa seimbang
dalam tugas sehari-hari. Ini tentunya sangat membantu saya
yang seringkali lupa waktu jika sudah asik dengan pekerjaan.

Beruntungnya, suami meng-approve proposal saya bahwa jika


setelah resign, saya ingin tetap dibantu asisten rumah tangga
untuk beberes rumah karena saya ingin fokus membersamai
anak dan juga mengurus bisnis. Namun, itu ternyata tidak
mudah karena hari-hari di rumah lebih banyak digunakan

Ariny Ma’rifah
untuk handle chat customer dan ngiklan di media sosial.

Awalnya saya masih membiasakan diri untuk begadang


setelah Abang Zhafran tidur, supaya fokus mengurus online
shop. Hingga saya berusaha mengajak Abang Zhafran tidur
lebih awal dengan membawanya masuk kamar selepas adzan
Maghrib berkumandang.

Di kamar, kami masih beraktivitas. Membaca buku, bercerita,


bermain bantal, dan banyak kegiatan lainnya sampai ia lelah
dan akhirnya tertidur. Butuh waktu penyesuaian beberapa
minggu sampai jadi kebiasaan. Saat ini, maksimal jam 8
malam Abang sudah tertidur dan saya pun jadi lebih punya
banyak waktu untuk mengurus online shop dan juga ngobrol
dengan suami selepas ia pulang kerja pastinya. Ini hal simple
yang besar efeknya, membiasakan anak-anak tidur lebih cepat
dan bangun di pagi hari saat subuh.

55
TERJEBAK RIBA

Dahsyatnya penjualan saat masuk peak season mendekati


puasa dan hari raya, bertepatan dengan saya melahirkan anak
kedua. Saya ingat sekali, saat kontrol terakhir, saya bilang ke
bu bidan kalo sebenarnya maunya lahiran di minggu ini
karena 2 minggu lagi saya ada bazar. Bu bidan pun tertawa
dan bilang, mau lahiran masih ngurusin dagangan, hahaha.
Masya Allah.

Allah memudahkan saya hingga malam itu juga saya


melahirkan normal. Meski baru lahiran, tapi saya tetap
memegang semua sendiri mulai dari jawab chat customer
sampai ngiklan. Untuk bazar, alhamdulillah udah ada SPG
langganan yang dipercaya. Jadi saya dan suami prepare saat
loading aja, tentunya si bayi 2 minggu dibawa-bawa tengah
Deary Castle

malem nge-mall bongkar barang. Huhuhu, mrebes mili kalo


inget perjuangannya.

Dari pagi hari sampai maghrib pun seharian sibuk ngurusin


list orderan yang alhamdulillah mbrudul karena pada pesan
family set. Cuma jadi effort yang luar biasa karena harus
ngumpulin pesanan dulu dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.
Saya meminta bantuan mbak yang membantu di rumah untuk
packing. Jadi saya yang menyiapkan semua baju dan alamat
kirim, mbak yang bantuin packing. Alhamdulillah, si bayi ini
tenaang banget, seharian tidur terus dan hanya bangun saat
minta nenen. Malam hari pun nggak begadang karena ia
masih tertidur pulas. Sepertinya karena pengaruh metode
penundaan pemotongan tali pusar yang saya jalankan sehing-
ga ia lebih anteng dan nyaman tidurnya. Jadi saya benar benar
bisa fokus menyiapkan pesanan yang sudah ready untuk
dikirim. Sementara Abang saya titipin ke ibu, alhamdulillah

56
TERJEBAK RIBA

Sampai setelah lebaran, berasa banget omset yang saya


dapatkan cukup besar. Omset puluhan juta berhasil diraih,
Alhamdulillah. Jadi saat bagi hasil dengan teman saya pun
cukup lumayan dari net pro�it. Akan tetapi, apesnya, saya
salah hitung total keuangan saat lebaran. Karena pembayaran
ongkir biasa dibayar di akhir bulan, ternyata saya lupa
menghitung cost tersebut. Jadilah uang ekspedisi sebesar 8
juta belum terbayar.

Belum lagi saat itu saya masih miskin ilmu manajemen


keuangan. Belum paham bahwa harus ada laba ditahan untuk
kembali dibuat modal bisnis. Yang ada semua keuntungan
saya bagi hasil. Dangkalnya ilmu jadi sumber malapetaka.
Belum paham benar perhitungan keuangan dan saya tidak

Ariny Ma’rifah
berkomunikasi intens kepada investor mengenai detailnya
(saya tipikal yang sungkan alias nggak enakan). Jadi ini pun
tidak saya bicarakan ke investor, satu kesalahan yang saya
lakukan.

Setelah lebaran, pemasukan drop. Saya mengajukan


pendanaan lagi ke investor sebagai persiapan produksi di
peak season nanti. Akan tetapi, dia memberikan 2 pilihan:
pilihan pertama sebagai modal dengan pembagian hasil
meningkat sekian persen. Pilihan kedua, meminjamkan saja
dan dikembalikan dengan dicicil tiap bulan selama bulan
berjalan. Saya ajukan keberatan untuk 2 pilihan tersebut,
mengingat keadaan yang memang tidak memungkinkan
untuk kenaikan laba dan juga pengembalian pinjaman per
bulan. Saya ajukan pengembalian di bulan puasa. Tapi beliau
tetap keberatan dan tidak memberi pilihan.

57
TERJEBAK RIBA

Akhirnya saya mengambil pilihan kedua, uang pinjaman itu


nanti dikembalikan tiap akhir bulan mulai dari bulan depan.
Padahal uang yang dikasih hanya cukup untuk bayar penjahit
selama 2 minggu. Jadilah saya tiap bulan mencicil dengan
menggunakan uang gaji suami, kesalahan saya yang kedua.

Jalan pintas yang menyesatkan pun ditempuh. Saya punya


beberapa kartu kredit, akhirnya tiap belanja kain digesek
supaya kain terbeli. Saya foto bon beserta bukti transferan ke
investor. Beliau bertanya, "Nanti gimana itungannya?" Saya
jawab, "Nanti tinggal ambil dari uang cash dan dibayarkan ke
bank," jawab saya enteng. Menggebu gebu dalam berbisnis
membuat saya lupa bahwa dengan menggunakan kartu kredit,
maka utang akan bertambah banyak.
Deary Castle

Kartu kredit pun hanya bisa dibayar minimal payment, tak


jarang bahkan menunggak. Sementara cicilan pinjaman ke
investor menggunakan uang gaji suami. Mulailah saya
berdarah-darah. Kesalahan saya yang ketiga, ternyata
berbisnis itu tidak semudah jual beli barang aja. Sadar harus
menyelesaikan segala kerumitan ini, saya dan suami malah
mengajukan KTA senilai 50 juta rupiah untuk melunasi utang
ke temen saya yang dipinjam untuk membayar ekspedisi,
melunasi tagihan beberapa kartu kredit, dan menutupi proses
produksi. Ndilalah kok ya di-approved.

Di akhir tahun, saya mendapatkan postingan menarik


mengenai riba. Astag�irullah, saya tersadarkan seketika
dengan dosa yang saya perbuat. Kartu kredit, KTA, KPR, saya
sangat akrab dengan RIBA. Bagi sebagian orang mungkin
berpikir, ‘kalo ga nyicil ga akan bisa punya rumah.’ Mau usaha

58
TERJEBAK RIBA

butuh modal banyak yang ambil jalan pintas dengan utang ke


bank, tapi ternyata itu semua justru mengundang murka
Allah.

Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 275, yang artinya,


“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Yang
dihalalkan Allah adalah perdagangan, sedangkan perbuatan
riba itu dilaknat Allah. Dosanya sangat besar, yang paling
ringan adalah seperti menzinahi ibu kandung sendiri.
Naudzubillah, ya Allah, ampuni hamba yang fakir ilmu ini.

Sejak saat itu pun, saya dan suami langsung berazzam untuk
menjauhi riba. Setidaknya, semenjak detik itu tidak lagi
bersentuhan dengan riba. PR selanjutnya adalah

Ariny Ma’rifah
menyelesaikan segala riba yang sudah kami lakukan.
Penyesalan memang selalu hadir belakangan, kalo di depan
namanya pendaftaran, hahaha.

59
DILEMA DENGAN INVESTOR

Sembari memahami lebih dalam mengenai riba, saya mulai


mengupgrade ilmu. Ternyata banyak kesalahan yang dilaku-
kan dalam menjalankan bisnis selama ini. Satu per satu saya
kerjakan PR yang mengantri. Kurang lebih 3 tahun lalu
menjadi titik balik Deary Castle (DC). Semua sistem saya
perbaiki pelan-pelan. Mulai dari produk, masuk ke proses
produksi, lalu manajerial, sistem keagenan, semua dirombak
total. Satu per satu mulai keliatan perkembangannya.
Subhanallah, DC mulai bangkit. Perlahan tapi pasti
emak-emak mulai mendatangi DC untuk menjadi mitra kami.

Setelah melihat perkembangannya, maka diputuskan untuk


fokus pada produksi dan menyerahkan penjualan sepenuhnya
pada Distributor, Agen, dan Reseller. Biarlah kami menjadi
Deary Castle

sarana berbagi supaya emak-emak bisa menambah


penghasilan meski di rumah sambil dasteran.

Senangnya lagi, ternyata sebagian besar dari mereka, team


kami, merupakan loyal customer DC. Di sini, saya menyadari
betapa pentingnya kualitas sebuah produk dijaga. Mereka
sudah paham betul dengan kualitas produk DC sehingga
nggak ragu untuk menjual. Bisa dibayangkan, emak-emak
newbie dalam dunia online, tapi mau belajar dan meng-
upgrade diri. Banyak yang awalnya bergabung mendaftar
sebagai reseller, kini sudah naik tingkat menjadi distributor.
Masya Allah, betapa bersyukurnya dikaruniai tim yang hebat.
Saya mulai meyakinkan suami untuk ikut serta terjun ke
bisnis ini karena merasa semakin kewalahan harus mengurus
semua hal dari produksi sampe penjualan seorang diri. Saya
mulai mengajaknya untuk mengikuti seminar dan talk show
untuk membuka mindset-nya bahwa bisnis ini punya masa

60
DILEMA DENGAN INVESTOR

depan. Impian saya, kami bisa jadi couplepreneur yang saling


support dan bekerja bersama dari rumah. Anak pun ingin
kami handle sendiri karena mereka masih sangat membutuh-
kan perhatian kedua orang tuanya. Terlebih pekerjaan suami
masih berhubungan dengan riba jadi tekad kami semakin
kuat untuk bisa melepaskan diri dari hal tersebut.

Kami fokus menutup riba dan berpikir ulang mengenai


investor. Dalam kondisi terjebak, 8 kartu kredit over limit
dengan nilai kurang lebih 10 juta per kartu, belum lagi KTA
yang baru cair sebulan lalu senilai puluhan juta rupiah. Kami
pun berusaha membayar cicilan demi cicilan satu per satu.
Kami belum bisa amputasi secara langsung, kami lebih
memilih rawat jalan. Sambil me-review kembali kerja sama

Ariny Ma’rifah
dengan investor.

Saat ini posisi keuangan antara kami dan investor sudah


abu-abu, mengingat kartu kredit pribadi yang ikut terpakai
untuk membeli kain sampai over limit semua, cicilan
pinjaman investor yang diambil dari gaji suami, bahkan
pembagian hasil tiap bulan yang waktu itu saya masih belum
paham dengan jelas perhitungannya akibat minimnya ilmu.
Belum lagi saat masa sulit sepi penjualan, nggak pegang uang
itu jadi hal biasa buat kami.

Awalnya ragu karena investor saya adalah teman baik saya.


Kami sudah terbiasa bekerja bersama-sama, diomelin klien
bareng-bareng, bahkan kebaikan-kebaikan lainnya yang
sudah beliau berikan. Tapi saya lebih takut saat nanti saya
dihisab mengenai perniagaan yang saya lakukan. Saya takut
berlaku tidak adil dan berat sebelah. Mengingat ilmu yang

61
DILEMA DENGAN INVESTOR

dangkal terutama jika dilihat dari sisi muamalah syariah.

Maka kami putuskan untuk menghadap investor dan


membicarakan hal ini. Jujur tidak mudah mengutarakannya,
karena pasti dari benaknya akan muncul pemikiran, giliran
udah jalan gue ditinggalin. Meski kenyataannya cicilan dan
tagihan masih terus kami tanggung. Pada awalnya beliau
kaget saat mengetahui detail ceritanya. Setelah berdiskusi
cukup panjang, investor pun meminta semua dana yang telah
diberikan dikembalikan. Beliau beranggapan, semua bagi
hasil yang telah diberikan hampir senilai ratusan juta selama
ini merupakan hak yang sudah menjadi haknya sebagai hasil
dari kerja sama.
Deary Castle

Baiklah, karena sudah mengira akan hal itu, kami minta waktu
1 bulan untuk bisa mengembalikan keseluruhan dananya
senilai puluhan juta. Nggak terpikir dari mana kami bisa
mendapatkan dana sebanyak itu dalam waktu 1 bulan. Hingga
pada akhirnya, suami memutuskan untuk resign supaya bisa
mengambil dana Jamsostek yang ada.

Mungkin ini lika liku yang harus kami hadapi di saat mulai
tersadar bahwa jalan yang kami pilih salah. Banyak cerita
begitu ingin lepas dari riba, tantangan dan godaannya akan
semakin berat. Kami menyadari hal itu. Kami hanya meyakini,
Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang sudah
bertobat. Subhanallah, kuasa Allah kami bisa mengembalikan
modal itu tepat waktu bahkan di H-1. Tepat sehari sebelum
dateline yang ditetapkan, uang Jamsostek cair ke rekening
suami. Allahu Akbar! Betapa kami benar benar merasakan
pertolongan Allah sungguh dekat.

62
DILEMA DENGAN INVESTOR

Fokus kami menutup semua riba yang tersisa. Alhamdulillah,


seiring berjalannya waktu, setahun kemudian 6 kartu kredit
over limit sudah lunas dengan kuasa Allah. Masih menyisakan
2 kartu kredit dan 1 KTA lagi, perjuangan belum berakhir. Tapi
kami berkomitmen untuk terus melanjutkan bisnis ini karena
ini bukan hanya tentang mimpi kami, tapi juga ada masa
depan para penjahit, para mitra, admin, dan khalayak umat.
Sebagai salah satu ikhtiar, setiap produk yang terjual kami
sedekahkan 1000 rupiah untuk mereka yang membutuhkan.
Selain itu, sebagai wujud syukur, kami berkomitmen untuk
tetap menggunakan sistem bagi hasil 40:60 seperti saat ada
investor. 40 persen dari pro�it untuk kemaslahatan umat yang
kami salurkan ke kaum dhuafa, anak yatim piatu, serta
program sedekah lainnya. 60 persen untuk modal DC. Kami

Ariny Ma’rifah
hanyalah sebagai karyawan yang digaji per bulannya. Semoga
Allah meridhai, karena kami hanya ingin mendapatkan
ridha-Nya.

Masya Allah, kuasa Allah, setahun kemudian kami bisa


menyelesaikan semua hutang bank yang ada. Baik kartu
kredit maupun KTA. Selain memperbaiki diri untuk lebih
mendekat pada Allah, kami juga meminta ridha orang tua agar
Allah membukakan jalan. Ridha Allah ada pada ridha orang
tua. Saat suami resign kemarin, kami memang tidak
berkonsultasi ke orang tua karena tidak ingin merepotkan
mereka. Akan tetapi, banyak saudara dan teman yang bertan-
ya-tanya pada mereka, mengapa sampai berani resign kerja.
Kami meminta maaf dan memohon doa agar ikhlas menerima
perjuangan melalui perniagaan. Alhamdulillah, mereka pada
akhirnya mengerti.

63
SERUNYA JADI COUPLEPRENEUR

Babak baru dalam berbisnis pun kembali dimulai. Selepas


resign, paksu ternyata masih ‘jetlag’. Dari yang terbiasa
berangkat pagi untuk bekerja dan baru pulang larut malam
karena terjebak macet. Sehari hari di rumah jadi kaya
linglung. Lebih banyak santai dan main game. Kuberikan
waktu untuknya beradaptasi karena pernah merasakan hal
yang sama. Setelah resign, bingung di rumah mau ngapain.
Bedanya, kalo paksu tipe rumahan yang betah banget di
rumah buat me time, saya kudu nyari suasana lain meski cuma
sekadar numpang beli es teh di kafe, hihihi modus itu mah,
yaa. Inget banget, beberapa bulan setelah nggak kerja, ngajak
Abang Zhafran pergi, nekad banget boncengin dia, padahal
lagi hamil pula buat makan siang di salah satu resto favorit
anak-anak yang ada permainannya. Begitulah saya kalo udah
Deary Castle

punya mau. Apa aja dijabanin. Makanya paham banget dia


pengen istirahat dulu dari masa jetlag-nya.

Sebulan berlalu, belum ada perubahan yang berarti saat itu.


Tapi saya sering mengajak suami ikut seminar ataupun
workshop mengenai bisnis supaya ada semangat. Bingung
mau curhat ke mana karena biar gimana, ini dapur keluarga
kami. Ke sahabat terdekat maupun keluarga pun nggak berani
cerita. Hamparan sajadah tiap malam jadi saksi curhat
abis-abisan ke Allah. Berderai air mata ini, betapa diri sangat
membutuhkan bantuan suami supaya bisa menjalankan bisnis
ini dengan baik. Kami bisa bekerja sama dengan baik bila
dilihat dari kapabilitas kemampuan masing masing.

Saya yang suka dengan promosi dan marketing, lemah di


bagian detail terutama hitung itungan. Nah, paksu terlihat
mampu handle produksi yang sebegitu detailnya, karena dia

64
SERUNYA JADI COUPLEPRENEUR

orang yang teliti dan selalu mengambil keputusan


menggunakan data. Wajahnya lekat menjadi titik pandang
saat berdoa meminta ke Allah, mohon dibukakan hati dan
pikirannya agar bisa segera membantu di Deary Castle.

Hingga pada akhirnya, Allah mulai menjawab doa-doa. Paksu


mulai membantu belanja kain dan merapikan catatan
produksi yang apa adanya. Masya Allah, bersyukur sekali
rasanya saat melihat perubahan itu. Terlebih ternyata dia
lebih ahli menjalankannya. Sebut saja, dia justru dapat harga
kain lebih murah dari supplier, juga catatan pesanan PO lebih
sistematis dan rapi karena memang terbiasa kerja pake Excel.
Alhamdulillah ya Allah, benar benar rezeki yang luar biasa
bisa menjalankan bisnis berdua dengan suami. Saat ditanya,

Ariny Ma’rifah
apa yang membuatnya berubah, ia jawab, “Siapa lagi yang
megang kalo bukan aku?” Masya Allah, love you 3000.

Kalo ditanya, seru ngga sih bisnis bareng suami? Saya cuma
bisa jawab, seruuu bangeeet! Gimana nggak, namanya
emak-emak yang doyan jualan. Begitu liat peluang sedikit,
maunya langsung disosor ngggak mau kehilangan moment.
Modal nekad main terabas aja. Yang penting action dulu, soal
berhasil nggak-nya, itu urusan belakangan. Seringkali pake
kata-kata sakti, toh rezeki nggak ke mana.

Beda banget sama kaum pria alias bapak-bapak. Mereka


paham segala sesuatu itu ada risiko yang akan hadir. Istilahn-
ya sebagai tulang punggung, keputusannya pasti akan berpen-
garuh ke istri dan anak. Jadi mereka akan penuh
pertimbangan untuk memutuskan sesuatu dan nggak heran
itu butuh waktu yang lama.

65
SERUNYA JADI COUPLEPRENEUR

So, kebayang kan kalo kerja alias bisnis barengan. Yang satu
mah demenannya ngegaaas terus (kaya saya, hihihi), idenya
ini itu macem macem semua pengen diwujudkan. Sementara
yang satu lagi, butuh waktu semedi sekian waktu, udah gitu
remnya pakem banget. Gimana nggak sering kon�lik ya, kaan...
Cung lagi yang ngerasa,hahaha.

Ternyata eh ternyata, justru di situ seninya. Gimana kita yang


berapi-api pengen jualan banyak closing, pengen punya omset
gede, punya impian ini itu supaya cepet terwujud, mesti
"nurut" dengan imam kita. Ridha suami yang paling utama, ya
kan. Jadi, nurut aja misal ide brilian kita ditahan sama paksu.
Percaya deh, mereka pasti punya berbagai pertimbangan logis
karena mereka memang punya logika yang lebih banyak dan
Deary Castle

realistis daripada kita yang lebih mengedepankan emosi


(makanya ga bisa liat peluang sedikit, pengennya dihajar aja).
Kuncinya itu di komunikasi, apapun kudu dibicarakan dari
hati ke hati. Nggak usah gengsi, nggak usah malu, apalagi
nggak perlu pake modus karena pria nggak peka kalo kita
nggak ngomong langsung.

Selain itu, saling memahami dan pengertian dengan kekuatan


dan kekurangan masing masing. Jangan terfokus hanya pada
kekurangannya aja. Yakin deh Allah udah menciptakan kita
berpasangan untuk saling melengkapi. Misal suami bilang
nggak usah, ya udah nurut aja. Daripada kena batunya terus
terusan karena ngotot yang bikin zonk.

Niatnya mau naikin omset, dapetin pro�it, ternyata malah


babak belur. Pelajaran berharga ini yang saya pegang selama
menjalankan bisnis bersama suami. Terkecuali memang ada

66
SERUNYA JADI COUPLEPRENEUR

alasan yang kuat dan masuk akal untuk bisa di-approve suami.
Salah satunya adalah ketika ingin mendalami ilmu branding.
Pas banget melihat postingan di Instagram
@yukbelajarbareng tentang Brand Coaching. Setelah mengu-
tarakan maksud dan tujuan mengapa harus ikut program
tersebut, alhamdulillah paksu mengizinkan.

Masya Allah, berasa dikulitin dan dibahas tuntas banget dari


mulai materi, step by step yang dikasih, sampe penerapan ke
proposal presentasi. Ternyata ada alurnya yang harus dijalani
sebelum melaksanakan ide kita. Semua itu butuh data dan
analisis yang mendalam, bukan asal main hajar sesuai
“perasaan”. Plaak banget deh pokoknya, hihihi. Dari sini pula
saya makin yakin bahwa Deary Castle akan bisa membesar

Ariny Ma’rifah
dan semakin dikenal luas. Alhamdulillah, terima kasih banyak
bantuannya Mbak Anggi Mokoginta, Mbak Risa (Odeng), dan
tak lupa makasih juga Mbak Amika yang sudah menularkan
ilmunya yang luar biasa manfaatnya.

Jadi apa yang saya siapkan rencananya, misal dari suami


bilang nggak, maka saya percaya itu nggak akan berhasil.
Manut, nurut dengan keputusan suami. Alhamdulillah hidup
jadi lebih nrimo dan plong rasanya. Karena kita ada di 1 rel
yang sama, dalam 1 visi misi yang sama. Jangan lupa, ridha
Allah ada di ridha suami. Seperti yang Eyang Habibie bilang,
cinta tak berupa tatapan satu sama lain, tapi memandang
keluar bersama ke arah yang sama. Eeeaaaa Jomblo jangan
baper, yaa.

67
DIMANA FITRAH KEIBUANKU?

Namun di samping itu, saya pun belajar banyak dari suami


mengenai cara menghadapi anak. Iyaa, Dia jauh lebih sabar
dibandingkan aku saat menghadapi anak. Dia bisa berpikir
dari sisi sang anak sehingga dengan mudah mengikuti apa
katanya. Sebut saja contohnya saat menyuruh anak-anak
mandi. Ketika saya perlu bicara berkali-kali sampai bernada
tinggi untuk mengajak mereka mandi anehnya paksu cukup
bilang, "Ayo, dicuci dulu itu mobilnya pada kotor.” Dan anak
anak pun suka cita copot baju lari ke kamar mandi. Sebagai
emak-emak, mana kepikiran ngajakin anak mandi dengan
nyuruh nyuci mobilan kan.

Saya mulai menyadari ada yang perlu diperbaiki dari diri


terutama mengenai anak dengan semakin memperhatikan
Deary Castle

paksu dari tiap kata dan perilakunya kepada mereka. Tak


heran anak-anak lebih dekat dan nempel dengannya. Ternyata
selama ini ibunya terlalu fokus di bisnis dan menganggap
sepele urusan anak-anak. Jadwal prioritas mulai bergeser dari
bisnis ke anak-anak. Teringat lagi dengan tujuan resign kerja
dulu, ingin fokus membersamai anak dan juga berbisnis.
Plaak! Seketika tersadar, ada yang salah di diri ini.

Mencari ilmu bisnis mulai dikesampingkan, kini terfokus pada


diri sendiri, mencari ilmu pengasuhan atau parenting. Apalah
artinya bisnis melaju pesat tapi anak-anak terabaikan.
Bersyukurnya suami menyadarkan tanpa ia pernah menegur
atau memarahi bagaimana seharusnya bersikap ke anak. Ia
langsung memberi contoh dan ternyata itu sungguh ngena di
hati. Mulai dari mengikuti kelas online hingga workshop
parenting secara tatap muka. Mulai memperbaiki diri
terutama mengurangi nada tinggi bila berkomunikasi.

68
DIMANA FITRAH KEIBUANKU?

Ternyata saat ini mengasuh anak bukanlah perkara mudah


mengingat teknologi sudah berkembang dengan begitu
pesatnya. Anak-anak megang gadget sudah dianggap menjadi
hal yang lumrah. Padahal mereka belum siap untuk hal itu.
Bukan teknologi yang akan mereka kuasai, tapi justru
sebaliknya. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya anak yang
kecanduan main Hp dan mengabaikan lingkungan sekitar. Itu
baru salah satu dampak, belum lagi bila anak sampai terpapar
pornogra�i yang ada di konten Youtube ataupun iklan yang
berseliweran. Maka jangan heran akhir-akhir ini banyak
peristiwa tragis yang terjadi dan sebagian besar korban
bahkan pelakunya adalah anak anak.

Kalo kata Abah Ihsan, “Diizinin nggak, anak umur 8 tahun

Ariny Ma’rifah
mau traveling ke Bandung sendirian? Dibolehin nggak, anak
abege kita usia 15 tahun mau solo backpacker ke Singapore?”

Kalo jawabannya nggak boleh, kenapa kita bisa semudah itu


ngasih Hp ke anak yang bahkan mereka bisa menyerap semua
informasi dari seluruh dunia tanpa batas dalam genggaman
mereka? Anak zaman dulu masih sedikit referensi, makanya
dibilangin orang tua atau guru pada nurut. Coba sekarang,
apa-apa serba mbah Google, belom lagi medsos dan yang lagi
viral sekarang, Tiktok. Jadi mereka udah punya banyak
referensi, ya pantes kalo omongan kita sebagai orang tua
susah didenger karena dianggap nggak kompeten. So, masih
mau jadi orang tua kebetulan atau orang tua beneran, Mak?

Melihat kenyataan ini, maka kami pun berkomitmen untuk


mengedukasi para mitra dengan bekal ilmu parenting juga
supaya para emak tidak hanya terfokus pada bisnis dan pro�it

69
DIMANA FITRAH KEIBUANKU?

semata, tapi juga tanggung jawab utama mereka terhadap


Allah, mendidik anak dengan sebaik-baiknya sesuai �itrah.
Meski berat, yakinlah semua itu bisa dilakukan asal kita bisa
mengatur waktu dengan baik. Manajemen waktu yang selalu
di-reminder kepada mereka agar bisa mengatur skala
prioritas dan urgensi mana hal yang mesti didahulukan untuk
dikerjakan. Tentu anak adalah prioritas utama yang harus
dinomor satukan.

Selain itu, kami juga mengundang praktisioner parenting


ataupun ahli parenting untuk memberikan langsung ilmunya
kepada pada mitra via kelas online. Berbuat sebisa dan
semampu kami untuk negeri demi masa depan yang lebih
baik. Kami juga menyiapkan quote atau sharing seputar
Deary Castle

parenting yang bisa dibagikan para mitra kepada masyarakat


umum terlebih customer DC.

Mengedukasi para Ibu agar bisa lebih maksimal dalam


membersamai tumbuh kembang anak. PR kita sebagai orang
tua sesungguhnya sangat berat di zaman milenial ini.

Pada akhirnya, kami menyadari bahwa bisnis ini dititipkan


oleh Allah agar bisa membawa banyak manfaat kepada
masyarakat, terutama para orang tua muda. Bukan sekadar
bisnis yang bisa dijalankan untuk meraih omset atau pro�it
besar semata. Soal omset atau pro�it itu hanya bonus yang
Allah berikan bila kita bersungguh-sungguh menjalankan
tugas yang telah diberikan-Nya pada kita di dunia ini.

70
DIMANA FITRAH KEIBUANKU?

Mohon doanya agar kami bisa istiqomah dan qana’ah dalam


menjalankan misi kami. Mengembalikan kembali fungsi
keluarga sesuai �itrahnya melalui berbisnis. Sesuksesnya kita
sebagai wanita pebisnis, tetap ingatlah dengan �itrah sebagai
seorang ibu. Fitrahnya mensupport visi misi suami menjadi
visi misi keluarga.

Ariny Ma’rifah

71
GALLERY
Deary Castle

dearycastleof�icial

72
Decor Props

DARI HOBI JADI


PELUANG REJEKI
Riri Kusnadi

“Memiliki aktivitas, tetap berkreasi, dan melatih terus ide-ide kreatif,


membuat hari-hari saya pasca mengundurkan diri dari pekerjaan lama
sebagai freelance interior designer menjadi lebih berwarna. Eksperimen
bahan dan warna yang saya lakukan sambil ditemani kedua anak balita,
membuat proses merintis decorprops menjadi lebih menyenangkan.
Salah satu cita-cita saya dari dulu memang ingin sekali bisa tetap
berkreasi sambil membersamai kedua anak di rumah. Alhamdulillah,
lewat decorprops ini cita-cita tersebut dapat terwujud.”

73
MULAI AJA DULU, DARIPADA PENASARAN!

Izinkan saya berbagi sedikit dari pengalaman dalam meraih


10 juta pertama saya. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik
dan menjadi pecutan semangat untuk teman-teman pembaca
dalam meraih 10 juta pertamanya. Perkenalkan, saya Riri
Kusnadi, owner dari @decorprops_jkt.

Saya memulai decorprops_jkt sekitar akhir Desember 2016.


Decorprops_jkt adalah toko online pertama saya yang menjual
berbagai keperluan pelengkap fotogra�i, khususnya Food
Photography. Saya menjual berbagai pernik pelengkap
pembentuk ambience food photography yang lazim disebut
sebagai Properti Foto atau disingkat menjadi Props Foto.
Selain props, saya juga menjual alas foto handmade berbahan
dasar kayu multiplek.
Decor Props

Saat memulai usaha ini, saya sangat minim ilmu dan pengala-
man. Semua dilakukan secara perlahan dan dimulai dengan
sangat sederhana menggunakan apa saja yang dipunyai saat
itu. Kalau ragu menyerang, berkali-kali saya beranikan diri
dengan kata-kata, “Mulai saja dulu, daripada penasaran.”

Ketakutan terbesar saat itu adalah respon kurang positif dari


pasar. Terlebih lagi karena barang yang saya jual, diseleksi
bahkan beberapa dibuat sendiri mengikuti selera pribadi.
Sehingga terasa sangat personal dan bapernya bisa maksimal
kalau sampai tidak disukai. Pada akhirnya, dengan izin Allah,
saya beranikan juga membuka toko online dengan satu
unggahan foto tertanggal 26 Desember 2016.
Salah satu alasan membuka toko online saat itu adalah karena
saya ingin bisa jajan properti foto tanpa merepotkan suami.

74
MULAI AJA DULU, DARIPADA PENASARAN!

Apalagi saat itu, harga properti foto cukup mahal. Belum lagi
saya sering memiliki ide-ide unik yang seolah menumpuk di
kepala kalau tidak di eksekusi.

Memiliki aktivitas, tetap berkreasi, dan melatih terus ide-ide


kreatif, membuat hari-hari saya pasca mengundurkan diri
dari pekerjaan lama sebagai freelance interior designer
menjadi lebih berwarna. Eksperimen bahan dan warna yang
saya lakukan sambil ditemani kedua anak balita, membuat
proses merintis decorprops menjadi lebih menyenangkan.
Salah satu cita-cita saya dari dulu memang ingin sekali bisa
tetap berkreasi sambil membersamai kedua anak di rumah.
Alhamdulillah, lewat decorprops ini cita-cita tersebut dapat
terwujud.

Riri Kusnadi
Walau demikian, perkenalan saya dengan dunia fotogra�i tidak
terbayangkan sebelumnya. Saya memang selalu menyukai
hal-hal yang berhubungan dengan seni. Pasca melahirkan
anak kedua pun saya aktif mengikuti beragam kelas kerajinan
tangan seperti rubber stamping, clay modeling dan water
colouring.

Semua saya pelajari dan dokumentasikan dalam bentuk BLOG.


Keperluan untuk memiliki tampilan visual yang menarik
pada blog inilah yang kemudian mengenalkan pada instagram
dan fotogra�i sampai dengan hari ini.

Masih lekat di ingatan, kelas fotogra�i pertama saya dengan


YBB (Yuk Belajar Bareng). Saking berkesannya, sampai-
sampai setelah workshop itu saya seperti kecanduan dengan

75
MULAI AJA DULU, DARIPADA PENASARAN!

fotogra�i. Adanya berbagai komunitas fotogra�i, membuat


semangat belajar sebagai pemula semakin tercambuk.
Komunitas fotogra�i menjadi platform positif untuk ajang
saling kenal dan belajar sehingga banyak sekali melahirkan
“Photografer Dasteran” handal dari rumah yang kualitas
fotonya sangat baik.

Dari hobi baru inilah, keinginan untuk mengoleksi berbagai


props dimulai. Dari berbagai peralatan makan lawasan,
kayu-kayu tua, berbagai jenis piring, sendok, bahkan sampai
daun kering saya kumpulkan. Saat itu, kalau ingin jajan props
baru, saya biasanya shop hopping, sembari mengamati koleksi
dan harga dari toko online penyedia properti foto.
Decor Props

Saya jarang mendapatkan barang yang saya cari, karena saat


itu, selera fotogra�i saya mengarah ke gaya “Dark Mood” yang
membutuhkan properti foto dengan karakter khusus atau
orang menyebutnya dengan “Rustic”, yang saat itu belum
banyak diproduksi atau dijual.

Demi mengejar idealisme visual yang diinginkan,


terdoronglah untuk mencari, menyeleksi atau mengubah
barang- barang sehingga sesuai dengan keinginan. Saya
hunting keluar masuk pasar dan toko di sela-sela waktu
kosong. Lewat hunting itu saya jadi tahu harga dan
ketersediaan barang. Hobi mencari cindera mata yang unik
dan ketika sedang berjalan-jalan keluar kota menjadi
pendukung makin banyaknya koleksi unik props foto.

76
MULAI AJA DULU, DARIPADA PENASARAN!

Saya terus melakukan hobi baru itu, sampai akhirnya koleksi


makin banyak. Dari situ muncul ketertarikan untuk menjual
sebagian dari koleksi properti foto yang sudah saya kurasi
tersebut ke penggemar fotogra�i lainnya. Sehingga ada untung
yang akan saya gunakan untuk bisa hunting props foto lagi.

Di awal memulai usaha ini, saya menggunakan uang tabungan


yang jumlahnya tidak banyak sebagai modal hunting props
foto untuk menambah koleksi pribadi yang akan dijual dan
perlengkapan marketing sederhana seperti kartu nama juga
bahan-bahan untuk pengepakan.

Setelah berhasil mengumpulkan sejumlah barang dan


keberanian, saya baru memikirkan tentang nama toko online.

Riri Kusnadi
Pernah dulu sekali, sebelum tahu akan membuka toko online,
saya mengikuti seminar dari Mbak Muri Handayani, salah satu
penggiat di bidang digital marketing. Ketika ikut seminar itu,
tidak bisa tidak, ada perasaan saya salah kelas alias nyasar,
karena tidak paham dan kurang tertarik dengan materinya.
Tapi sebenarnya Allah telah menyiapkannya ilmu tersebut
melalui mbak Muri (Jazakillah Khoyr, Mbak). Di sinilah saya
belajar sedikit banyak tentang Instagram yang pada saat itu
belum diunduh dan dimiliki akunnya.

Berbekal ilmu itu, saya menggunakan 2 kata kunci Decor dan


Props sebagai bagian dari nama toko online. Alasannya
semata agar mudah diidenti�ikasi Instagram. Dua kata kunci
itu ternyata pas untuk saya dan ditambahkan kata JKT sebagai
penanda bahwa lokasi toko ini ada di Jakarta.

77
MULAI AJA DULU, DARIPADA PENASARAN!

Koleksi pertama decorprops adalah foto menggunakan


kamera sederhana pemberian suami. Menggunakan
penerangan buatan yang saya pelajari teknik penggunaannya
sedikit-sedikit lewat Youtube. Foto session saya lakukan di
malam hari, ketika anak-anak saya sudah tidur. Me time yang
sangat produktif dan menghibur saat itu.

Alhamdulillah, atas izin Allah, decorprops mendapat respon


yang cukup baik dari penggemar food photography. Dari
hanya menjual props, kemudian saya memberanikan diri
memproduksi alas foto sendiri.

Berbekal pengalaman pribadi membeli dan menggunakan


salah satu alas foto yang hits pada saat itu, saya mencoba
Decor Props

mengembangkan produk untuk menjawab kebutuhan sendiri


akan alas foto, yang belum dipecahkan secara optimal oleh
produk tersebut. Menurut pendapat saya, saat itu alas foto
sebaiknya memiliki area area foto yang luas tanpa ada garis
penghalang yang mengganggu, tekstur yang realistis dan
warna yang mengangkat objek foto dan tidak malah bersaing
dengan objek foto.

Pada awalnya saya membuat alas foto yang dilukis dengan


tangan sendiri untuk koleksi pribadi, memenuhi idealisme
visual yang diinginkan, sambil mempelajari reaksi antara
warna dan kamera.

Lewat referensi dan ilmu yang masih menempel dari masa


kuliah dulu tentang bahan dan warna, juga dukungan
teman-teman yang saat itu menyaksikan IG Story saya tentang

78
MULAI AJA DULU, DARIPADA PENASARAN!

DIY alas foto bermodal triplek bekas, saya memberanikan diri


untuk membuat sejumlah motif koleksi alas foto decorprops
yang kemudian lebih dikenal dengan nama
@decorprops_alasfoto. Harapannya agar teman-teman
pecinta fotogra�i memiliki alternatif solusi apabila
memerlukan alas foto sehingga bisa menghasilkan tampilan
visual yang lebih baik lagi.

Alas foto ini sendiri sudah melalui beragam perubahan.


Sebagai pengrajin, penjual dan juga pemakai alas foto, saya
lebih mudah melakukan kritik terhadap alas foto sendiri.
Tentang tipe kayu apa yang cocok dan tidak, tentang warna
dan �inishing apa yang ideal dan mengganggu. Ditambah lagi,
masukan dari beberapa custumer pertama saya; fotografer

Riri Kusnadi
pemula sampai dengan profesional, memberikan berbagai
masukan untuk perbaikan kualitas alas foto dari decorprops
sehingga menjadi produk andalan yang digemari sampai
dengan hari ini.

79
KREATIFITAS ITU PINTU SOLUSI

Alas foto handmade inilah yang kemudian membedakan saya


dengan toko online sejenis. Produk ini membantu onlineshop
saya untuk mendapatkan positioning yang cukup baik di hati
para penggiat fotogra�i. Decorprops_jkt perlahan mulai
dikenal dan memiliki sejumlah customer baru, setelah tentu
saja melalui banyak tantangan dan perbaikan.

Di awal produksi, saya masih coba-coba. Jadi semua


dikerjakan sendiri. Dibantu tukang lepasan untuk pekerjaan
yang “kasar” seperti memotong, mengamplas dan memberi
dasar. Karena keterbatasan tenaga dan tempat untuk
produksi, alas foto handmade ini tidak diproduksi dalam
jumlah besar. Paling banyak hanya 8 s/d 16 buah saja saat itu.
Decor Props

Alhamdulillah, unggahan demi unggahan selalu laku terjual


karena memang jumlah produknya tidak banyak. Sampai
akhirnya salah satu alas foto dibeli oleh seorang penggiat
komunitas fotogra�i. Alhamdulillah, beliau puas dengan alas
foto saya dan dengan sukarela merekomendasikan alas ini ke
komunitasnya. Selanjutnya kekuatan marketing “mouth to
mouth” atau via rekomendasilah yang sangat membantu
terjualnya alas foto.

Permintaan akan alas foto semakin hari semakin banyak,


bahkan sebelum membuka info open order, calon pelanggan
tidak berhenti-henti menanyakan alas foto via Whatsapp. Dan
berkali-kali pula, dengan sangat menyesal harus menolak
pesanan mereka.

80
KREATIFITAS ITU PINTU SOLUSIT

Karena tidak enak sering mengecewakan calon customer,


akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka Pre Order,
dengan harapan konsumen yang tidak dapat alas ready stock
tidak kecewa, karena tetap akan dibuatkan asal sabar menung-
gu. Maklum semua urusan toko online masih dikerjakan
sendiri kecuali di bagian pengemasan.

Alhamdulillah Pre Order (PO) alas batch pertama yang dalam


hitungan jam juga mencapai full slot. Saat itu dibuka sekitar
30 papan saja. Bukan ukuran produksi yang besar, tapi untuk
saya dan segala keterbatasan produksi yang dimiliki, jumlah
tersebut cukup menantang.

Ternyata sistem open PO masih belum bisa membantu

Riri Kusnadi
memenuhi antusiasme pasar saat itu. Tiap harinya semakin
banyak calon customer yang menanyakan alas foto ini.

Akhirnya saya mulai mencari pekerja lepasan yang bisa


membantu di area administrasi dan juga persiapan produksi.
Alhamdulillah kehadiran pegawai lepasan ini membantu
menaikkan jumlah produksi sampai 2 kali lipat dalam interval
waktu produksi 2 minggu sekali open PO. Cara ini cukup
berhasil pada awalnya dan membantu mendapatkan 10 juta
pertama saya.

Tantangan berikutnya datang dari ekspedisi dan pengepakan.


Setelah mendapat sejumlah pesanan dan berhasil meraih
omset 10 juta pertama, ada tantangan lain, yaitu banyaknya
papan yang rusak dalam perjalanan.

81
KREATIFITAS ITU PINTU SOLUSI

Hal itu sangat mengganggu, karena saya sangat tidak ingin


mengecewakan pembeli. Sudah membayar, harus lama
menunggu, tapi kemudian alas fotonya tiba dalam keadaan
rusak.

Hasil evaluasi pertama adalah menaikkan ketebalan bahan


dasar dari alas foto, sehingga lebih tebal namun secara berat
tetap tidak begitu membebani. Perbaikan di sisi packing juga
dilakukan sehingga lebih aman saat pengantaran. Awalnya
hanya menggunakan bubble wrap saja, tapi kemudian
ditambah dengan lapisan kardus dan bahkan untuk
pengiriman ke luar pulau Jawa ditambahkan kayu pengaman
sehingga lebih kuat di bagian luar kemasan.
Decor Props

Tantangan lain datang dari pihak ekspedisi yang mulai


keberatan dengan tipe barang yang saya kirim. Sekali
pengiriman, volume dari barang yang diambil cukup besar,
karena selain boks kemasan berisikan props terdapat juga
packing alas foto yang berat dan besar. Sempat berganti-ganti
ekspedisi karena service yang mengecewakan, sampai
akhirnya ada satu rekanan yang sampai saat ini masih
membantu untuk pengantaran.

Perbaikan di sisi ini membantu meningkatkan omset dari


decorprops, dengan perbaikan dari alas foto dan pengepakan
membuat saya tidak ragu untuk melakukan perluasan area
pengiriman ke berbagai daerah di luar pulau Jawa.

Solusi lain yang saya berikan untuk menjamin kenyamanan


pelanggan adalah dengan memberikan penggantian penuh

82
KREATIFITAS ITU PINTU SOLUSIT

atas alas foto apabila mengalami kerusakan dalam proses


pengiriman atau hilang di perjalanan.

Hal semacam itu saya terapkan bukan semata bagian dari


marketing yang dapat menambah value dari barang yang
ditawarkan, tapi juga untuk memberikan rasa “secure”
sehingga pelanggan tidak akan kecewa dan mendapatkan
haknya.

Riri Kusnadi

83
PERTEMUAN DENGAN YBB : BIKIN KETAGIHAN!

Di luar ekspektasi, penjualan alas foto ke luar pulau Jawa


cukup tinggi. Namun, tidak sedikit dari mereka yang menang-
guhkan pembelian karena ongkos kirim yang cukup tinggi.

Dari pengalaman itu, saya mencari ide solusi supaya


pelanggan di luar pulau Jawa bisa ikut menggunakan alas foto
tapi ringan di ongkos kirim dan relatif aman selama pengiri-
man.

Dari evaluasi di tahap inilah, Allah ilhamkan ide untuk


membuat alas foto dari lembaran yang awalnya sebesar
60x80cm menjadi bilah-bilah papan triplek sebesar 12x80cm
dimana satu paketnya terdapat 5 buah bilah papan. Motif yang
ditawarkan saya bedakan sedikit sehingga terdapat seri baru
Decor Props

yang saya namakan Alas Foto Lepasan, yang juga bisa


dikoleksi oleh pembeli tipe alas sebelumnya.

Jadi memberikan varian pada produk bisa menjadi solusi


untuk menaikan omset, menarik pelanggan baru dan juga
pelanggan lama.

Di saat yang sama alas tipe baru ini juga memberikan solusi
saat proses produksi, yaitu proses produksi yang lebih cepat
sehingga volume produksi menjadi lebih banyak dari sebelum-
nya.

Varian baru ini ternyata cukup menarik perhatian penggiat


food fotogra�i yang banyak melakukan cafe atau restaurant
hopping. Karena bentuknya yang ringkas dan mudah dipasang
serta dikemas kembali, maka alas ini bisa menjadi alat perang
mereka ketika mereka akan mengabadikan sajian ketika

84
PERTEMUAN DENGAN YBB : BIKIN KETAGIHAN!

berada di cafe atau restaurant. Jadi bisa dibilang dengan


hadirnya varian baru, menarik segmen pasar yang baru pula.
Dengan adanya alas baru ini, saya mulai memberanikan diri
untuk ikut dalam bazar komunitas dan menjadi sponsor
beberapa acara fotogra�i, karena selain modal sudah lebih
leluasa untuk dikelola, barang yang ditawarkan juga lebih
banyak dan beragam.

Bazar dan sponsor menjadi salah satu cara saya untuk


memperkenalkan produk ke target market decorprops
sembari tentu saja memberikan support kepada
komunitas-komunitas yang sudah mendukung dan ikut
berperan mengembangkan decorprops_jkt.

Riri Kusnadi
Salah satu komunitas yang sangat membantu saya dari awal
saya memulai usaha ini adalah Yuk Belajar Bareng (YBB).
Seperti saya ceritakan sebelumnya, perkenalan saya dengan
YBB adalah ketika saya mencari ilmu tentang fotogra�i. Dari
situ pula saya berjumpa dengan banyak pengusaha wanita
yang sampai saat ini menjadi teman-teman saya tempat
berbagi ilmu seputar usaha online.

Lewat perkenalan dengan komunitas YBB yang sangat


mendukung dan memfasilitasi perempuan untuk maju ini,
saya mendapat dorongan dan banyak kesempatan untuk
mengembangkan usaha.

85
PERTEMUAN DENGAN YBB : BIKIN KETAGIHAN!

Salah satunya dengan bantuan promosi dari YBB terhadap


anggota-anggotanya. Suasana positif dan saling support itu
yang membuat saya selalu ketagihan mengikuti macam-
macam workshop-nya. YBB menjadi wadah untuk pelaku
bisnis online wanita untuk berkembang dan saling
memberdayakan.

Lewat bazar yang kadang diselenggarakan YBB, tidak sedikit


juga sesama pengusaha online yang kemudian menjadi
pelanggan sampai dengan saat ini.
Decor Props

86
JAGA JARAK, BIKIN MOOD DAGANG BALIK

Menjalani usaha pastinya penuh dengan dinamika dan


tantangan. Untuk saya pribadi, ada hari-hari di mana rasanya
tidak mau melanjutkan lagi, entah karena faktor internal
ataupun eksternal.

Banyak sekali faktor eksternal yang dapat memadamkan


semangat dalam berjualan, seperti keluhan pelanggan,
kesalahan dalam memberikan pelayanan, barang dagangan
yang ditiru toko kompetitor serta perang harga. Belum lagi
sebagai wanita pengusaha yang menjalani berbagai fungsi,
sangat rentan dengan kelelahan dan kondisi badan yang
dipengaruhi siklus hormonal.

Tantangan terbesar bagi saya adalah melampaui hari-hari

Riri Kusnadi
buruk tersebut. Mungkin karena saya orangnya sangat moody
dan pekerjaan sedikit banyak berhubungan dengan “rasa”,
maka suasana hati itu jadi salah satu yang penting untuk di
jaga agar bisa menghadapi tantangan dalam perdagangan.
Yang saya lakukan kalau memang sedang lelah atau kehilan-
gan motivasi adalah mengambil waktu untuk keluar sebentar
dari seluruh urusan pertokoan. Biasanya saya akan
meliburkan toko atau mempercayakan ke salah satu pegawai
untuk membantu mengurusnya.

Saya akan menggunakan waktu off tersebut untuk melakukan


hal-hal yang saya sukai, mendekat kembali kepada fotogra�i
sebagai pengguna (user) bukan sebagai penjual props, dan
juga mencari ilmu baru sehingga terinspirasi kembali.
Yang juga masih tertatih saya latih untuk mengatasi hari-hari
kelabu adalah menumbuhkan rasa syukur saya kembali.

87
JAGA JARAK, BIKIN MOOD DAGANG BALIK

Betapa Allah telah memudahkan banyak hal untuk saya dan


memiliki sejumlah teman pelanggan yang harus saya bantu
kebutuhannya. Sense of responsibility biasanya yang
membantu mempercepat bangkitnya mood kembali.
Meluruskan niat dalam berjualan dan mengingat kembali niat
tersebut membantu saya untuk lebih kuat menghadapi
dinamika dalam berjualan online.
Decor Props

88
INTROSPEKSI, LEWATI DILEMA GALAU MOM

Perjalanan saya selama 4 tahun bersama decorprops, tidak


akan terjadi tanpa dukungan dan bantuan keluarga. Terutama
sekali, saya berhutang kepada keleluasaan yang diberikan
suami dalam berkarya dan semangat yang diberikan oleh
anak-anak. Keluarga inti maupun keluarga besar, menjadi
sumber kekuatan dan dukungan dalam ikhtiar menjemput
rezeki melalui decorprops.

Menjalankan fungsi utama sebagai ibu bagi saya sebenarnya


sudah menantang. Dan pastinya, menambah fungsi lain
sebagai wanita pengusaha menambah pula sederetan
kewajiban yang harus ditunaikan. Semua tidak akan dapat
dijalankan tanpa bantuan keluarga.

Riri Kusnadi
Di saat kedua peran itu berbenturan, maka keluarga saya
dengan sigap membantu. Suami pun tidak segan membantu
membersamai anak-anak, sehingga saya memiliki lebih
banyak waktu untuk membereskan outstanding pesanan
decorprops. Pendelegasian dan kerjasama dengan anggota
menjadi salah satu cara untuk memastikan semua fungsi
berjalan dengan baik.

Saya pribadi masih berproses dalam menemukan dan


menjalankan formula yang tepat dalam melakukan berbagai
fungsi tadi. Terkadang hasil sesuai harapan, namun tidak
jarang perbaikan harus dilakukan. Melalui berbagai dinamika
ini, salah satu hal yang saya rasa sangat penting untuk
dilakukan selain berdoa adalah melalukan introspeksi.
Introspeksi harian membantu saya untuk membuat jadwal
lebih baik, merencanakan to do list lebih tepat sasaran serta

89
INTROSPEKSI, LEWATI DILEMA GALAU MOM

membantu membuat perbaikan dalam memberikan


pelayanan dan menghasilkan produk lebih kreatif. Melalui
introspeksi, saya berusaha menempatkan diri sebagai
pelanggan, pekerja dan pengusaha dengan harapan sehingga
decorprops bisa terus memberikan manfaat bagi semua yang
terlibat di dalamnya.

Demikian sedikit yang bisa saya ceritakan, semoga mampu


menyemangati banyak perempuan untuk mengizinkan
mencari potensi diri dan mengembangkannya secara optimal.
Decor Props

90
GALLERY

Riri Kusnadi

decorprops_jkt decorprops_alasfoto

91
Unyunyu Factory

Jangan Tunggu Sempurna,


Tapi Sempurnakan!
Anggun Sari

”Hal terpenting saat menjadi perempuan pengusaha adalah kita harus


berani memulai. Ya benar, mulai dulu saja, jangan menunggu sempurna.
Tapi mulai dulu lalu sempurnakan. Hanya hal tersebut yang saya lakukan
sampai saat ini di dalam menjalankan bisnis online.”

92
Anggun Sari

Menurut saya, bisnis itu menjual produk ke customer. Saya


memulai berbisnis sejak SD sampai sekarang, meskipun
sudah berumah tangga dan mempunyai 3 orang anak. Mulai
dari berjualan keripik, jepitan rambut, tas, wall sticker, jilbab,
dan sampai saat ini bisnis minuman, makanan dan franchise
usaha. Kalo ditanya mengapa berbisnis, jawabannya karena
"hobi". Ya, hobi berjualan.

Pertama kali terjun ke bisnis online ketika masih kuliah dan


berstatus sebagai karyawan. Di kala itu saya menjual wall
sticker yang awalnya dibeli untuk kebutuhan sendiri untuk
dipasang di kamar kos dan saya upload di salah satu media
sosial. Ternyata banyak yang berminat. “Peluang usaha nih”,
gitu saya pikir.

Anggun Sari
Akhirnya saya tangkap peluang usaha itu dan memutuskan
untuk berjualan wall sticker secara online di Twitter dan
Facebook dengan modal seadanya menggunakan gaji sebagai
karyawan. Bismillah, gaji sebulan dipakai buat modal. Kala itu
saya berpikir optimis aja pasti laku, insyaa Allah. Lalu
mulailah dibuat strategi marketing produk wall sticker ini
dengan endorse ke berbagai artis seperti Cherrybelle,
Tyasmirasih, Dinda Kirana, Sherena, dan artis ibukota
lainnya.

Saat itu endorse artis itu masih gratis, tidak berbayar seperti
sekarang ini. Alhamdullilah bisnis wall sticker ini balik modal
berkali lipat dalam waktu yang singkat. Ribuan wall sticker
habis terjual ke seluruh pelanggan se-Indonesia.

93
BERANI MEMULAI

Balas chat dan packing saya lakukan sehabis pulang kerja


sampai larut malam. Nggak capek? Capek sih, tapi seru. Dan
saya mulai menikmati bisnis online ini.

Manfaatkanlah peluang usaha dengan sebaik mungkin dan


yakin bisnis yang akan kamu jalani ini akan berhasil, dan
tentunya kamu harus melakukan berbagai upaya untuk
mencapai keberhasilan tersebut.

Bisnis saya nggak berakhir sampai di sini saja. Ketika sudah


menikah dan hamil anak pertama, keputusan resign diambil,
dan memulai berbisnis lagi di kota kelahiran yaitu Garut.
Tidak mudah untuk menentukan bisnis yang akan dijalani
Unyunyu Factory

saat itu, karena saya baru saja pindah dan mencoba mengikuti
dulu tren pasar kala itu, di mana bisnis minuman sedang
menjamur seperti “Es Cappuccino Cincau”. Saya menangkap
peluang tersebut dengan berjualan minuman, tapi dengan
konsep berbeda yaitu bubble drink.

Akhirnya saya pun memutuskan untuk memilih dan menekuni


bisnis minuman tersebut meskipun pada awalnya tidak
begitu percaya diri, karena baru pertama kali mencoba bisnis
kuliner. Saya takut produk saya tidak seenak milik kompetitor
atau brand minuman lainnya. Tapi mimpi saya lebih besar dari
ketakutan tersebut. Banyak sekali mimpi yang ingin
diwujudkan melalui bisnis ini. Oleh karena itu, saya optimis
bisa berhasil.

Dari sinilah bisnis minuman dimulai dan berkelanjutan


dengan bisnis online yang saya jalankan sampai saat ini.
Namun bisnis minuman terlebih dahulu dijalankan secara

94
BERANI MEMULAI

of�line dengan menggunakan booth / gerobak jualan.

Saya memulai dari nol lagi. Dari membuat resep minuman


beberapa kali, gagal, buat lagi sampai berpuluh kali percobaan
untuk membuat minuman yang pas, menghitung HPP (Harga
Pokok Penjualan) per gelas, memasak beberapa kali bubble
sampai berhasil, dan menentukan nama brand. Adik sempat
membantu memberikan saran beberapa nama dan akhirnya
dipilih brand minuman bubble drink tersebut yaitu Unyunyu
Bubble Drink.

Selanjutnya memilih lokasi yang strategis untuk jualan dan


mencari karyawan. Unyuunyu Bubble Drink berjalan hampir 2
(dua) tahun. Alhamdullilah atas rejeki dan nikmat dari-Nya,

Anggun Sari
selama kurun waktu tersebut mulai dari 1 cabang sampai
akhirnya mempunyai 4 cabang yang tersebar di kota Garut, 3
gerobak jualan, dan 1 outlet mini cafe, serta 2 mitra franchise
yang bergabung usaha minuman Unyunyu Bubble Drink.
Allhamdulillah, saya tidak mempunyai hutang sama sekali
kepada siapapun apalagi bank, semua murni modal sendiri
dan keuntungan dari usaha tersebut saya pakai untuk ekspan-
si usaha.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, manfaatkanlah


peluang usaha sebaik mungkin. Di saat kita memanfaatkan
peluang usaha dengan sebaik mungkin kita akan kebanjiran
untung. Saat kebanjiran untung itulah kita harus banyak
menabung untuk investasi bisnis baru yang akan dijalankan
ke depannya, atau melakukan ekspansi usaha yang kita
jalankan sekarang ini menjadi lebih besar dan berinovasi.

95
BERANI MEMULAI

Karena setelah menggeluti bisnis kuliner, saya amati bisnis ini


pun akan ada siklus trend pasar menurun dan tidak stabil. Hal
ini dikarenakan banyaknya kompetitor yang mengikuti
produk yang kita jual, atau customer sudah bosan dengan
produk yang ada. Tugas entrepreneur harus bisa membaca
kecenderungan pasar yang ter-update.

Setelah berjualan minuman Unyunyu Bubble Drink, saya pun


harus hijrah lagi ke Depok mengikuti suami. Tidak lama
setelah kepindahan tersebut, suatu ketika saya membuka
Instagram dan tiba-tiba melihat satu brand minuman dengan
kemasan yang sangat unik.
Unyunyu Factory

Muncullah inspirasi mencoba lagi berbisnis minuman tapi


secara online, karena keadaan tidak memungkinkan untuk
berjualan langsung disebabkan akses saya terbatas, hanya
seorang ibu rumah tangga dan mengurusi kedua orang anak
sendirian tanpa asisten rumah tangga.

Saya berpikir, bagaimana ya, memulai bisnis minuman secara


online agar bisa dikirim ke seluruh wilayah Indonesia, dan
bagaimana caranya agar tidak basi. Akhirnya, dengan ilmu
jualan minuman sebelumnya, saya meracik bubuk minuman
sendiri yang dipesan dari supplier tempat dulu berbelanja
bahan baku minuman Unyunyu Bubble Drink.

Karena minuman ini dikirim secara online, maka serbuk


minumannya dibungkus plastik klip biasa untuk 1 porsi
minuman botol lampu dan dipasang label di botol tersebut
dengan brand Unyunyu Bulp Drink. Produk yang saya jual

96
BERANI MEMULAI

waktu itu adalah prodak minuman kemasan berbentuk


bohlam lampu. Dan karena unik jadi label awal “Unyuunyu”
tidak dihilangkan.

“Mulai dulu lalu sempurnakan.” Kata-kata motivasi ini saya


lihat di postingan owner Vanilla Hijab yaitu Saudari Atina di
Instagram pribadinya. Setelah saya jalani memang betul,
mulai saja dulu, lalu sempurnakan. Karena kalau tidak
dimulai dan disimpan di angan-angan saja, kita tidak akan
pernah tahu akan berhasil atau tidak.

Sama halnya ketika memulai dan memutuskan untuk menjual


produk minuman Unyunyu Bulp Drink ini. Saya hanya
berpikir ya sudah mulai saja dulu, meskipun pada awalnya

Anggun Sari
packaging serbuk minuman biasa banget, hanya dibungkus
plastik klip bening dan ditempeli kertas logo putih kecil-kecil
yang dibeli di tukang fotokopi lalu ditulis pake pulpen untuk
varian rasanya.

Saking nekatnya memulai, hingga pada saat ini saya sangat


bersyukur dengan kenekatan itu. Karena kalo tidak melaku-
kannya, mungkin saya tidak akan jualan online produk ini
sampai sekarang.

Awal memasarkan produk Unyunyu Bulp Drink, saya mempro-


mosikan ke orang-orang terdekat dahulu seperti saudara, lalu
beliau menjual lagi. Responnya luar biasa, pada bilang enak
katanya. Akhirnya saya berpikir keras untuk memberbaiki
kemasan produk.

97
BERANI MEMULAI

Kemasan serbuk kedua masih menggunakan plastik klip tapi


ditempeli dengan stiker yang sudah ada list varian rasanya.
Lumayan ya, upgrade sedikit nggak perlu nulis lagi varian rasa
di kertas label , tapi tinggal ceklis di salah satu varian yang
ada di stiker tersebut.

Nggak puas sampai di sini, saya terus memperbaiki kemasan.


Karena produk ini dikirim online, jadi kalo serbuk dibungkus
menggunakan plastik klip masih ada minusnya. Kadang suka
bocor ketika sampai di tangan konsumen. Alhamdulillah
setelah stalking Google dan Instagram, akhirnya ada yang
mengirim direct message (DM). Salah satu jasa percetakan
kemasan menawarkan jasa yang bisa cetak dalam jumlah
Unyunyu Factory

sedikit.

Alhamdullilah, serasa diberi kemudahan oleh Allah, akhirnya


proses dimulai dengan design kemasan oleh jasa online
langganan. File design dikirim via e-mail ke jasa percetakan
kemasan dan langsung naik cetak 500 pcs pertama yang
menurut perhitungan sudah banyak banget. Saya yakin
dengan kemasan yang lebih baik lagi, anti bocor dan
eyecatching ini bisa banget mendongkrak penjualan lebih
banyak. Kemasan ke-3 inilah yang saya pakai sampai saat ini
untuk mengemas serbuk milky powder produk Unyunyu Bulp
Drink.

98
MIMPI 10 JUTA PERTAMA

Dalam menjalankan bisnis, kita harus punya mimpi. Kenapa?


Karena dengan mimpi tersebut, kita akan lebih terpacu untuk
berusaha dalam menggapai target. Salah satu impian saya
saat itu mendapatkan omzet 10 juta! Tentunya memimpikan
omzet 10 juta pertama di awal merintis bisnis online adalah
mimpi yang sangat besar saat itu. Saya harus berusaha ekstra
dan melakukan upaya-upaya agar bisa mencapainya.

Adapun langkah-langkah yang saya lakukan dalam mencapai


mimpi omzet 10 juta pertama adalah sebagai berikut:

1. Upgrade Produk
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa kemasan
produk yang menarik dapat mempengaruhi daya beli

Anggun Sari
konsumen. Oleh karena itu saya selalu memperbaiki kemasan
serbuk pada produk Unyunyu Bulp Drink agar lebih baik lagi
dari yang awalnya plastik klip biasa dan sekarang dengan
kemasan alumunium foil cetak full colour dengan design yang
menarik dan insya Allah tidak bocor jika dikirim.

2. Strategi Marketing
Jika produk yang kita jual sudah oke, tinggal pemasarannya
dimantapkan agar produk bisa lebih dikenal oleh banyak
orang atau calon pembeli. Salah satu strategi marketing yang
saya lakukan adalah dengan mengiklankan kepada in�luencer,
artis, atau selebgram untuk me-review produk yang saya jual
(endorsment).

3. Inovasi Produk
Apapun bisnis yang kamu jalankan, kamu harus bisa berinova-
si terhadap produk yang kamu jual agar konsumen tidak

99
MIMPI 10 JUTA PERTAMA

bosan. Salah satu inovasi yang saya lakukan dalam menjalank-


an bisnis ini adalah tidak hanya menjual minuman-minuman
yang unik, tapi juga mulai menjual makanan seperti baby
macaron, coklat melted, cuanki instant, kacang almond, dan
produk baru lainnya yang akan di-launching satu persatu.

Sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang


itu-itu saja. Sebagai entrepreneur perlu banget berinovasi.
Dengan bervariasinya produk yang dijual, tidak menutup
kemungkinan omzet 10 juta pertama akan naik berkali lipat di
luar dugaan, bahkan bisa jadi 20 juta sampai 100 juta perta-
ma. Yakinlah!

4. Manfaatkan peluang usaha


Salah satu cara memanfaatkan peluang usaha yang pernah
saya jalankan ini adalah saat sedang browsing di kanal
Youtube, menonton salah satu resep masakan yang akan ingin
saya buat. Tiba-tiba di pencarian di bawahnya ada sebuah
usaha yang sedang viral sekali yaitu sosis telor. Usaha ini bisa
mendapatkan omzet penjualan jutaan dalam sehari.
Kemudian saya bergumam di dalam hati, “Bisa nggak yah,
saya menyediakan paket usaha seperti ini. Sepertinya belum
telat nih peluangnya.” Diawali dengan coba-coba itu, saya coba
browsing dan mencari tahu supplier alat/mesin pembuat sosis
telor. Dan ternyata ada alat yang lebih minimalis, yaitu hanya
2 lubang mesin pembuat sosis telur. Akhirnya saya mencoba
membeli untuk keperluan pribadi dan praktek sendiri cara
pembuatannya di rumah. Lalu saya rekam video cara
pembuatannya dan langsung membuat akun Instagram baru,
yaitu @unyunyufriendchise dengan tagline “Usaha Kekinian
Dengan Modal Termurah! Dalam waktu singkat, tanpa pikir

100
MIMPI 10 JUTA PERTAMA

panjang, saat menemukan peluang usaha sosis telor tersebut,


saya langsung menghubungi designer produk langganan
untuk membuatkan design dan brand franchise untuk produk
sosis telor. Pada akhirnya, tercetus sebuah nama “Unyunyu
Soslor” (sosis telor) dengan tagline “Nongol Telornya Pasti
Bikin Kamu Kepo!” Lalu saya memasang iklan foto soslor di
salah satu akun publik makanan di Instagram. Padahal waktu
itu, tidak ada stok mesin dan modal pun nggak ada. Jangankan
10 juta, adanya 700 ribu pun dipakai modal untuk biaya
design soslor dan pasang iklan di salah satu akun publik
makanan.

Tapi hasil dari iklan tersebut, banyak banget yang tertarik


dan berminat ingin membeli paket usaha franchise soslor,

Anggun Sari
karena dengan harga Rp 1.750.000 tanpa booth dan Rp
3.000.000 dengan booth, mitra bisa mulai berdagang sosis
telor yang sedang viral tersebut. Bagaimana tidak banyak
yang berminat, di mana harga franchise yang ditawarkan
kompetitor sebesar Rp 7.000.000,- dan saya membuat paket
franchise dengan low budget seminimalis mungkin.

Karena nggak ada modal, saya membuka PO 2 minggu untuk


paket franchise soslor di mana mitra yang akan join
mentransfer sejumlah harga paket dan setelah mesin ready
baru dikirim. Dari peluang usaha inilah terwujud 10x lipat
omzet yang diimpikan. Allhamdulillah sangat di luar dugaan.
Sampai saat ini, kurang lebih 150 mitra franchise yang join
paket usaha soslor di @unyunyufriendchise.

101
GIMANA JADI TERKENAL, LARIS, DAN UNIK?

Tantangan untuk mencapai omzet lebih dari 10 juta adalah


tidak bisa bergerak sendiri lagi. Saya harus membagi
pekerjaan yang sebelumnya dilakukan sendiri dari mulai
admin, accounting, marketing, packing, dan juga produksi. Di
mana sudah saatnya merekrut tenaga kerja untuk meringank-
an beban pekerjaan. Tujuannya agar bisa fokus di bidang lain
untuk mengembangkan bisnis ini.

Karena orderan sudah tidak bisa di-handle sendiri sebab


peran sebagai istri dan ibu rumah tangga dengan segala
kesibukannya, akhirnya saya memutuskan untuk pindah
rumah produksi ke kota Garut, di tempat ibu saya tinggal.
Allhamdulillah Ibu sangat mendukung usaha ini dan selalu
Unyunyu Factory

membantu dalam menjalankan bisnis. Kami pun merekrut


beberapa karyawan di sana untuk posisi admin yang
membalas chat orderan, karyawan bagian produksi, dan
bagian packing. Jadi semua produk Unyunyu Factory
diproduksi dan dikirimkan dari Garut ke seluruh pelosok
Indonesia.

Sebagai owner, saya harus banyak ber�ikir bagaimana agar


Unyunyu Bulp Drink ini bisa menjadi salah satu onlineshop
yang terkenal, laris di pasaran, dan produk yang dikeluarkan
pun enak dan unik. Tantangan saat ini adalah bagaimana
berinovasi mengeluarkan produk-produk unik, yang pada
awalnya hanya minuman, kemudian memilih mengganti brand
onlineshop. Saya langsung action memutuskan untuk
mengganti nama brand menjadi Unyunyu Factory yang pada
awalnya Unyunyu Bulp Drink.

102
GIMANA JADI TERKENAL, LARIS, DAN UNIK?

Kenapa berganti nama? Karena harus inovasi dengan produk


yang akan saya jual, tidak hanya fokus berjualan minuman.
Dan dengan nama baru tersebut saya bisa mengeluarkan
produk makanan, salah satunya produk pedas yaitu Cuanki.

Tantangan paling berat ketika dilema antara mengganti nama


brand atau tidak. Karena @unyunyubulpdrink itu nama
onlineshop yang sudah melekat di konsumen, serta masih
banyak kemasan, bon, dan plastik packing yang masih berlogo
Unyunyu Bulp Drink tersebut serta iklan/endorsment yang
masih mencantumkan nama @unyunyubulpdrink.
Namun "Bismillah", saya ber�ikir lebih konkrit lagi. Untuk
mencapai omzet lebih dari 10 juta tersebut saya harus
berinovasi dengan produk yang saya jual. Harus diputuskan

Anggun Sari
penggantian nama brand onlineshop dari Unyunyu Bulp Drink
menjadi Unyunyu Factory.

Akhirnya pada awal tahun 2019 ini saya memposting


pemberitahuan di feed bahwa akun @unyunyubulpdrink
berganti nama menjadi @unyunyufactory dan diharapkan ke
depannya kami dapat menjual berbagai macam produk
makanan dan minuman milenial.

103
INOVASI FACTORY, CUANKI DAN FRANCHISE

Dengan mengganti brand, saya memiliki banyak tantangan


baru mengeluarkan berbagai produk yang tidak hanya konsen
di produk minuman tetapi juga makanan.

Adapun upaya atau solusi yang saya lakukan dalam


mengatasi tantangan sehubungan mengganti nama brand
tersebut adalah:

1.Mulai membuat logo dan nama brand yang unik serta global
Pemilihan nama brand menggunakan 2 suku kata yang mudah
diingat oleh konsumen yaitu "Unyunyu" diambil dari nama
brand awal dan "Factory" diharapkan bisa menjadi lebih
global atau umum dalam produk yang akan dijual nantinya.
Unyunyu Factory

2. Mulai menciptakan produk makanan pertama kalinya yang


akan dijual
Pada saat itu saya memilih untuk membuat produk makanan
instant yaitu "Unyunyu Cuanki". Sebelum launcing produk
Cuanki pada awal tahun , saya sudah merencanakan dan
mempersiapkannya sejak November 2018.

Dari mulai praktek membuat Cuanki yang gagal beberapa kali


hingga akhirnya, alhamdullilah bisa diterima cita rasanya di
lidah semua orang sampai saat ini, Kemudian juga
mempersiapkan design dan kemasan cetak. Sehingga di awal
2019, saya sudah siap untuk me-launching produk makanan
pertama, yaitu Unyunyu Cuanki dengan 2 varian rasa yaitu
original dan hot ramen.

104
INOVASI FACTORY, CUANKI DAN FRANCHISE

3. Tantangan selanjutnya, saya harus tetap berinovasi dalam


menciptakan produk- produk yang akan dijual baik makanan
ataupun minuman milenial , unik, enak, dan murah harganya.

Hal terpenting saat menjadi perempuan pengusaha adalah


kita harus berani memulai. Ya benar, mulai dulu saja, jangan
menunggu sempurna. Tapi mulai dulu lalu sempurnakan.
Hanya hal tersebut yang saya lakukan sampai saat ini di dalam
menjalankan bisnis online.

Ketika kita sudah berani memulai maka kita bisa analisa


produk kita yang harus diperbaiki baik dari segi kemasan
atau packaging, jenis produk, target pasar. dan hal-hal lainnya.
Seperti halnya ketika saya berani memulai bisnis franchise ini,

Anggun Sari
waktu itu saya hanya pegang uang Rp 500.000,- dan itu saya
gunakan untuk biaya design dan iklan di akun publik.

Allhamdulillah, karena modal berani memulai itu bisnis


franchise yang saya jalankan meledak di pasaran karena saya
membuat paket usaha semurah mungkin, mulai dari paket Rp
1.750.000,- sampai dengan Rp 6.000.000,- . Karena tidak
punya modal lagi, saya gunakan sistem PO. Dengan diberlaku-
kannya sistem ini, otomatis saya punya modal yang banyak
dari para pembeli.

105
UPGRADE SKILL DAN RIDHA SUAMI, WAJIB

Tambahlah ilmu dan wawasan dengan bergabung di


seminar-seminar yang dapat meng-upgrade skill dan
kemampuan kita. Salah satunya pada waktu itu saya
mengikuti kelas #YukBelajarBareng4 “Motret Pakai HP Saja”
yang diselenggarakan oleh Mbak Amika, founder Yuk Belajar
Bareng (YBB), Karena dalam berjualan online karena saya
butuh banget skill pemotretan produk dan foto produk adalah
hal yang perlu menjadi perhatian utama. Nggak mungkin
setiap produk baru kita menggunakan jasa fotogra�i kan?
Hehehe.

Kalau kita bisa sendiri pastinya akan semakin menghemat


biaya juga, bukan? Nah, qadarallah saya dipertemukan dengan
Unyunyu Factory

Mbak Amika selaku penyelenggara dan Mbak Ariana Octavia


sebagai pemateri. Dari kelas inilah saya belajar edit-edit foto
produk sendiri. Allhamdulillah meskipun belum jago-jago
banget minimal saya bisa dan tahu prosesnya, serta cara
memotret produk dengan baik itu seperti apa. Setelah
mengikuti kelas #yukbelajarbareng4, saya mulai memfoto
produk saya sendiri.

Ketika mengikuti kegiatan semacam ini, saya bertemu dengan


banyak owner onlineshop yang luar biasa hebat dan bisa
sharing tentang usaha. Wawasan kita untuk bidang bisnis
yang sedang kita jalankan pun semakin bertambah.
Terakhir, yang paling penting dalam menjalankan usaha harus
meminta ridha dan dukungan suami, serta tetap harus
mementingkan keluarga. Karena status utama saya sebagai
seorang istri dan ibu dari tiga anak. Allhamdulillah, suami,
ibu, dan adik-adik mendukung serta selalu men-support bisnis
online yang aku jalankan ini.

106
GALLERY

Anggun Sari

Unyunyufactory Unyunyumenu

Unyunyulovers Unyunyufriendchise

107
Me Time

HIDUP ADALAH SEBUAH


KEPUTUSAN
Diah K Dewi

“...kami terkadang mengalah untuk tidak mengambil gaji sendiri, alias


beberapa bulan di pertengahan sampai akhir 2018 kami hidup dari
tabungan sendiri. Inilah pelajaran terbesar, omset boleh naik namun
pro�it sangat memprihatinkan (sedih kalau inget itu).”

108
HIDUP ADALAH SEBUAH KEPUTUSAN

Memilih jalan hidup sesuai passion dan berjuang mencari


ridho Allah merupakan keputusan besar yang kuambil pada 1
Oktober 2015 lalu. Tanggal bersejarah itu merupakan hari
terakhir bekerja menjadi wanita karir yang dulu sempat aku
mimpikan, sekaligus bertepatan di usia yang ke-27. Rasanya
seperti penanda waktu, mengapa itu terjadi tanggal 1 Oktober,
ya, hehee. Dan Masya Allah tulisan ini dibuat draft-nya tanggal
2 Oktober 2019 seolah diajak �lashback ke memori 4 tahun
silam.

Tahun 2015 merupakan tahun di mana Allah mulai


menunjukkan jalan-Nya. Bersyukur sekali karena Allah
menghendaki takdir ini meski jalannya tidak mudah. Saat itu
sebenarnya aku berada di zona yang sudah cukup aman dan

Diah K Dewi
nyaman.

Setelah bertugas selama 2 tahun rotasi berpindah tempat


kerja (menjalankan Long Distance Marriage), akhirnya aku
permanen ditempatkan di kantor pusat pada posisi yang
cukup strategis, yaitu sebagai pembuat kebijakan perusahaan.

Masya Allah, bisa dibayangkan bagaimana senangnya


perasaan saat itu, karena setidaknya tidak ada lagi bekerja di
bawah tekanan atau harus rotasi ke cabang yang membuat
berjauhan dengan keluarga dan merasakan stress yang luar
biasa.

Qaddarullah, ada salah satu sahabat sejak di Perguruan Tinggi


yang mengingatkan perihal harta haram. Awalnya aku merasa
risih dan tidak nyaman, juga sering merasa tersinggung atas
status-statusnya di media sosial. Namun akhirnya aku

109
HIDUP ADALAH SEBUAH KEPUTUSAN

menyadari bahwa harta haram dari hasil riba yang selama ini
kudapatkan itu seperti uang panas dan mulai pelan-pelan
menjerumuskan pada kehidupan yang penuh drama.

Anakku yang saat itu masih berusia 10 bulan sering rewel/


tantrum tanpa sebab. Aku juga sering bertengkar dengan
suami, miskomunikasi dengan mertua dan orang tua, hutang
KTA yang mulai sulit dicicil, sampai aku pun sering sakit. Gaji
besar namun tidak terasa berkahnya. Subhanallah.

Dari situlah mulai terpikir apakah ini yang dinamakan hidup


tidak berkah? Perasaan hampa, aktivitas sehari-hari sangat
membosankan, pergi pagi pulang malam melihat anak sudah
tidur, dan tidak bisa menyaksikan tahap perkembangannya.
Begitu pula dengan suami. Kami bertemu dalam kondisi
sudah sama-sama lelah karena pekerjaan dan tidak
bersahabatnya kondisi jalanan saat pulang. Sungguh ini
bukanlah kehidupan yang dibutuhkan.

110
NEKAT RESIGN MESKI MASIH ADA TANGGUNGAN
HUTANG KTA 100 JUTA

Singkat cerita, akhirnya aku benar-benar memantapkan diri


ini untuk “hijrah”. Tekad kuat harus menemukan jalan yang
lebih baik yang Allah ridhai dan hidup lebih berkah. Meski
saat itu aku masih memiliki tanggungan hutang KTA 100 juta
yang aku sendiri bingung itu habis untuk apa, ya Allah, namun
aku harus yakin! Allah akan menolong hamba-Nya yang
bertaubat dan belajar untuk taat. Rejeki Allah luas apalagi jika
kita mengusahaka dengan cara yang halal.

Hari demi hari berlalu, tabungan mulai terkuras, karena pasca


resign pendapatan hanya dari suami yang hanya cukup untuk
kehidupan sehari-hari. Angsuran KTA sebesar 3,5 juta per
bulan semakin mencekik, cicilan mulai nunggak, dan debt
collector mulai menghantui pada pagi, siang, dan malam.

Diah K Dewi
Di saat yang bersamaan pekerjaan suami pun banyak
mengalami hambatan serta tidak memungkinkan untuk
bertahan karena sangat mengganggu proses hijrah kami.
Akhirnya suami pun memutuskan hal yang sama 1 tahun
setelah pengunduran diriku, yakni di pertengahan 2016.

Kami mulai memperbaiki kehidupan yang berantakan karena


kesempitan �inansial. Gaji tetap sudah tidak ada, sementara
cicilan & kebutuhan hidup harus tetap berjalan. Karena kami
berdua sama-sama belum mendapatkan pekerjaan baru, maka
apa saja kami kerjakan demi menghasilkan uang.

Minimal bisa membeli kebutuhan anak yang kala itu masih


batita. Mulai dari menjadi kurir pengambil dan pengantar
produk salah satu MLM dengan keuntungan 18 ribu/invoice,
buka jasa promosi di Instagram, jasa translate Bahasa Inggris,

111
NEKAT RESIGN MESKI MASIH ADA TANGGUNGAN
HUTANG KTA 100 JUTA

Rasanya masya Allah, bersyukur sekali bisa mendapat


keuntungan 18 s/d 30 ribu per hari.

Kami mulai menikmati bagaimana hidup sederhana, bahkan


pernah 3 hari kami hanya mampu makan singkong rebus dan
mie instan karena tidak punya uang untuk beli beras dan lauk,
padahal saat itu kontrakan kami berada di depan rumah
orang tuaku, yang mudah saja bagi kami untuk meminta
bantuan apalagi sekedar makan. Tetapi suami mengajarkan
untuk berlatih hidup mandiri, meski rumah berdekatan
dengan keluarga, sebisa mungkin berusaha untuk bertahan
sesempit apapun kondisi. Alhamdulillah pelan-pelan dari
berjualan online kami bisa makan, meski tetap saja cicilan
belum bisa dibayar dan semakin menunggak.
Me Time

Dari situlah aku mulai tercerahkan tentang masa depan


keluarga kecilku, apakah ini jalan-Nya? Sedikit demi sedikit
aku merasakan nikmatnya berjualan, merasa menemukan diri
yang sesungguhnya. Yess the best version of me! Dan terpikir
untuk berjualan secara online.

Proses demi proses kami lalui, alhamdulilah saat ini aku dan
suami memiliki bisnis online dan dikenal orang sebagai
couplepreneur/Parents at Home yang menjadi pijakan
�inansial keluarga. Dari sinilah kami hidup, sejak memutuskan
resign dari kantor (hijrah dari dunia ribawi). Brand kami
adalah Me Time (Susu Almond Me Time), Alhamdulillah 17
Februari 2020 nanti akan memasuki tahun ke-3, tentunya
dengan lika liku perjalanan yang luar biasa.

112
NEKAT RESIGN MESKI MASIH ADA TANGGUNGAN
HUTANG KTA 100 JUTA

Nah, sekarang aku paparkan mengapa aku yakin dengan


pilihan memutuskan untuk berjualan secara online. Ada 4
(empat) pertimbangan, yaitu:

1. Modal
Modal pertama kami saat itu hanya 1,5 juta (pemberian
terakhir suami setelah resign dan menjadi satu-satunya uang
yang kami miliki). Dari sinilah aku harus berpikir kreatif
bagaimana cara mengolah uang tersebut agar bisa
berkembang dan tidak habis karena saat itu suami masih
usaha mencari pekerjaan lain. Namun di sisi lain tanpa suami
ketahui, aku sudah merancang strategi agar 1,5 juta ini bisa
berkembang. Pilihan paling tepat adalah berbisnis online
karena hanya modal kuota dan ilmu yang bisa kita cari lewat

Diah K Dewi
internet.

2. Waktu
Dari segi waktu, berbisnis online bisa lebih �leksibel dan tidak
terikat, namun ada tantangan tersendiri untuk komitmen
mengatur time management agar lebih produktif.

3. Peran Ibu & Istri


Berbisnis online bisa dilakukan di rumah, sehingga tidak perlu
keluar rumah setiap hari. Hal ini juga sesuai dengan konsep
syari bahwa wanita lebih baik ada di dalam rumahnya.
Sehingga peluang untuk berinteraksi dengan yang bukan
mahram lebih terjaga. Selain itu dengan berada di dalam
rumah, aku bisa belajar untuk memaksimalkan peran sebagai
ibu dan istri, meskipun pada kenyataannya belum
sesempurna yang dibayangkan, karena masih terus berusaha
mengatur waktu dan fokus.

113
NEKAT RESIGN MESKI MASIH ADA TANGGUNGAN
HUTANG KTA 100 JUTA

4. Perkembangan Zaman
Bisnis online merupakan peluang untuk berkembang dan
kekinian di jaman yang serba digital seperti sekarang,
sehingga kita bisa lebih up to date.
Me Time

114
TANTANGAN SEBAGAI PEREMPUAN
DALAM MEMULAI USAHA ONLINE

Tantangan sebagai perempuan dalam merintis usaha online,


tentunya banyak sekali, karena semua orang memiliki waktu
yang sama yaitu 24 jam. Namun bagaimana caranya agar 24
jam tersebut bisa dikelola. Apalagi saat merintis merupakan
saat dimana kita menjadi seorang CEO (Chief Everything
Of�icer) alias semua dikerjakan sendiri, itu kendala utamanya.
Apa saja tantangannya?

1.Proses menentukan prioritas tugas sebagai ibu, istri, dan


pebisnis.

Karena dalam 24jam Aku tidak bisa memperlakukan ketiga


tugas besar tersebut di level yang equals. Sehingga perlu
melatih fokus dan adaptasi bagaimana cara menempatkan

Diah K Dewi
tugas sesuai kebutuhan masing-masing di setiap harinya.

2. Penempatan peran suami istri

Karena bisnis ini kami jalankan bersama, artinya penempatan


peran berdua pun memiliki 2 kapasitas yang berbeda, yaitu
sebagai suami istri sekaligus sebagai partner bisnis. Tentunya
proses penempatan diri ini tidaklah mudah terutama jika
terjadi perdebatan mengenai konsep dan teknis bisnis yang
sedang dirancang. Ada 2 kepala dan dibutuhkan kebesaran
hati masing-masing dalam menerima perbedaan gagasan.

3. Tantangan skill dan pengetahuan

Bisnis itu membutuhkan Ilmu dan bagaimana caranya agar


aku yang dasarnya gaptek ini bisa belajar ilmu tersebut
dengan speed yang cepat dan massive (berkejaran dengan

115
TANTANGAN SEBAGAI PEREMPUAN
DALAM MEMULAI USAHA ONLINE

waktu; karena semakin cepat aku pintar, semakin cepat pula


ilmu itu bisa aku aplikasikan. Semakin cepat diaplikasikan,
maka bisnis ini akan lebih cepat menghasilkan closingan.
Dengan demikian kami bisa lebih cepat mendapatkan
pendapatan untuk hidup).

4. Manajemen emosi

Pentingnya mengatur emosi terutama sebagai perempuan


yang mayoritas menggunakan perasaan dibanding akal,
karena status CEO ini yang menghambat bisnis untuk
berkembang. Mulai dari produksi, membalas chat, packing,
buat konten, upload ke medsos, urusan administrasi, urusan
domestik rumah tangga dan lain sebagainya membuat kita
sebagai perempuan mudah baper. Disinilah tantangannya
Me Time

untuk berlatih menjadi lebih “strong”, bijaksana dan lebih


well-organized.

116
BAGAIMANA TETAP MENGUTAMAKAN KELUARGA T

Keluarga merupakan support system dalam bisnis yang aku


jalankan. Bagaimana tidak? Karena dari sanalah Allah azza wa
jalla memberikan ridha- Nya. Itulah mengapa bisnis ini masih
bertahan sampai sekarang. Prinsip mengutamakan keluarga
adalah landasannya.

Caranya, kami membuat kesepakatan dan persamaan visi misi


terlebih dahulu, agar jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai,
bisa lebih bijak menghadapinya. Selain itu, dari penyesuaian
visi misi inilah keluarga akan saling mengingatkan.

Diah K Dewi

117
KISAH DI BALIK 10 JUTA PERTAMA

Pencapaianku saat ini tidak serta merta terjadi begitu saja.


Mungkin menurut Allah tahun 2017 (saat merintis Me Time)
merupakan waktu yang tepat, karena aku telah menabung
pengalaman demi pengalaman yang tidak mudah sejak lama.
Banyak rangkaian proses yang harus dilewati sampai
akhirnya Allah memantaskan mendapatkannya di momen ini,
yaitu saat membangun Me Time.

10 Juta bukanlah tujuan, melainkan sebuah efek yang lahir


dari ikhtiar dan doa saat menjalankan sebuah usaha. Sehingga
yang ingin aku sampaikan melalui tulisan ini adalah bagaima-
na caranya bisa melalui proses dengan baik dan benar dalam
berbisnis.

Bagaimana kisah penjualan 10 Juta pertamaku? Aku memu-


Me Time

lainya sejak berusia 24 tahun, saat sudah menjadi pegawai


tetap di perusahaan swasta dengan penghasilan yang sangat
cukup, apalagi saat itu berada di bagian marketing dengan
tambahan insentif. Meski demikian, aku mau menggali
passion-ku di dunia bisnis, sehingga sekecil dan sereceh
apapun usahanya tetap aku lakoni. Mulai dari jualan Jersey
Piala Dunia, Jaket Kulit KW, agen asuransi, member MLM,
Palugada (apa lu mau gue ada, wkwkwkwk), sampai jadi kurir
/ pengantar produk member MLM pun pernah.

Dari rangkaian proses di atas, alhamdulillah Allah selalu


berikan rizki-Nya, mulai dari keuntungan di bawah 10 ribu
sampai di atas 10 juta. Sesuai judul tulisan ini, 10 Juta
Pertama aku dapatkan saat membangun Me Time di bulan
Februari tahun 2017, yaitu bulan pertama launching brand
kami sendiri.

118
KISAH DI BALIK 10 JUTA PERTAMA

Jadi, awal mula mengapa lahir brand Me Time, saat itu setelah
menemani anak tidur siang tiba-tiba aku berucap,
“Alhamdulillah bisa Me Time juga, enaknya minum yang
dingin-dingin nih.”

Tidak lama kemudian aku terdiam, lalu terpikir kacang


almond, kemudian terpikir lagi minuman sehat berbasis
kacang almond, apalagi kalau Me Time sambil nyeruput
minuman sesehat dan seenak susu almond, hihihi. Mulai detik
itu aku merasa sangat antusias untuk mencari tahu semua
tentang kacang almond. Mulailah googling, liat Youtube, dan
lain sebagainya sampai tercetus gagasan, mengapa tidak aku
jadikan bisnis saja?

Diah K Dewi
Masya Allah, pertolongan Allah itu dekat, akhirnya uang 1,5
juta itu aku jadikan modal untuk memulai bisnis susu almond
dengan Brand Me Time. Nama Me Time sendiri aku pilih
mewakili spirit atas rasa syukur kita kepada nikmat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yaitu nikmat sehat dan waktu luang.
Karena Me Time identik dengan quality time, bagaimana kita
bisa menghabiskan waktu sendiri dengan tenang dan nyaman
serta membangkitkan mood dan semangat.

Hari pertama Me Time launching dan open order,


Alhamdulillah closing 52 botol susu almond dari Facebook
dan Instagram. Sejak saat itu, masya Allah orderan tidak
berhenti, karena mulai banyak testimoni yang datang dari
mulut ke mulut. Tepat 1 minggu setelah launching, aku
memutuskan untuk merekrut tim marketer karena saat itu
aku masih menjadi single �ighter (suami belum tertarik dan
masih usaha mencari kerja kantoran lagi).

119
KISAH DI BALIK 10 JUTA PERTAMA

Aku ingat betul betapa lelah dan payahnya kala itu, mulai dari
mengurus anak yang masih batita, produksi sendiri
malam-malam, lalu setelah semua selesai aku membuat
konsep rekrut dan “perintilan” keperluan untuk membangun
tim sampai dini hari. Saat itu aku benar-benar merelakan
waktu tidur yang sangat sedikit, karena menjelang pagi sudah
harus siap-siap packing dan mengurus pengiriman susu.

Alhamdulillah, meski demikian, Allah menjaga �isik ini.


Padahal kalau diingat kembali rasa-rasanya tidak mungkin
aku bisa sekuat itu mengurus semua sendirian. Proses rekrut
tim pun berjalan sangat mulus, aku mendapatkan tim
benar-benar murni dari media sosial yang aku sendiri tidak
kenal mereka sebelumnya. Seolah Allah pertemukan dengan
mereka yang selama ini aku rinduka. Yap! Teman-teman yang
Me Time

satu udalam berhijrah meninggalkan dunia riba. Masya Allah.

Singkat cerita, bulan demi bulan Me Time berhasil


mendapatkan omset yang lumayan meski secara usia masih
Me Time hitungan bulan. Kalau orang lain bilang hebat karena
bisa langsung memiliki omset di atas puluhan juta di 2 bulan
pertama launching, aku hanya bisa tersenyum menolak,
karena hebat yang dimaksud sebenarnya tidak demikian.

Semua terjadi karena Allah, Aku benar-benar merasakan


tangan Allah terlibat saat itu. Sejak meyakini bahwa rizki
Allah Maha Luas, apalagi jika kita meninggalkan larangan-Nya
dan menaati perintah-Nya. Me Time lahir bukan karena
kebetulan, tapi melalui petunjuk Allah SWT, di mana saat itu
aku dan suami hanya memiliki uang sejumlah

120
KISAH DI BALIK 10 JUTA PERTAMA

Rp. 1.500.000,00 karena uang kami sudah habis untuk bayar


hutang-hutang riba dan kebutuhan hidup.

Seperti yang sudah aku bahas di awal, bahwa aku


mengundurkan diri pada Oktober 2015 lalu karena niat
meninggalkan penghasilan haram atau dunia riba, di mana
saat itu aku masih memiliki hutang pokok KTA 100 juta.
Dengan modal yakin karena Allah keputusan resign dimantap-
kan walaupun saat itu belum ada pekerjaan pengganti.
Sampai akhirnya masuk tahun 2017, uang kami hanya tersisa
1,5 juta rupiah, sementara masih banyak keperluan yang
harus dibayar.

Alhamdulillah entah kenapa saat itu aku dan suami sama

Diah K Dewi
sekali tidak merasa takut kekurangan, yang ada hanyalah rasa
optimis bahwa kami mampu melanjutkan hidup meski kami
saat itu sedang Jobless. Suami saat itu masih semangat
mencari pekerjaan baru, sementara aku berusaha puter otak
bagaimana caranya 1,5 juta tersebut bisa Aku manfaatkan.

Lalu, bagaimana aku bisa mengatur modal dengan budget


yang sangat terbatas itu? Pertama, yakini dulu bahwa modal
utama adalah siap secara ilmu, karena belajar dari yang
sudah-sudah, berbisnis modal semangat dan uang saja tidak
cukup, namun harus dibarengi dengan Ilmu. Kesiapan ilmu ini
aku jadikan sebagai investasi leher ke atas sehingga budget
1,5 juta itu sebagian aku alokasikan untuk mengikuti kelas
bisnis online, membeli buku, dan mengikuti beberapa
workshop of�line, kemudian sebagian lainnya aku alokasikan
untuk bahan baku dan riset produk.

121
KISAH DI BALIK 10 JUTA PERTAMA

Kedua, aku benar-benar menjalankan bisnis sebagai sesuatu


yang serius bukan asal berjalan namun wajib direncanakan.
Mulai membuat blueprint bisnis Me Time, latar belakang,
tujuan, visi, misi, kelebihan produk, target market dan lain
sebagainya. Persiapan ini memerlukan waktu sekitar 1 bulan,
sejak awal Januari 2017. Trial error produksi susu almond,
buat issue di Facebook, open order ke saudara, tetangga dan
kerabat dekat. Tujuannya agar bisa mendapatkan testimoni.
Kekuatan testimoni inilah yang mengundang banyak market
baru sehingga setiap harinya pasti ada saja yang order.

Ketiga, hal yang paling utama adalah sejauh mana kita


memahami diri sendiri. Maksudnya apakah kita sudah
memahami konsep diri kita, tentang kelebihan dan
kekurangan secara personal, skill/kemampuan yang kita
Me Time

dimiliki, bagaimana resolusi kon�lik jika mengalami


hambatan, serta kapasitas diri dalam mengelola waktu 24
jam. Poin ketiga ini erat sekali kaitannya dengan bagaimana
kita bisa survive dalam menjalankan bisnis.

122
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

Drama bisnis dimulai dari sini…

Karena bisnis semakin bertumbuh, keinginan untuk scale up


itu besar sekali. Namun salah satu syarat untuk scale up
adalah modal (uang) untuk mensupport berbagai kebutuhan
seperti investasi ilmu dengan mengikuti kelas bisnis,
penambahan bahan baku, peralatan produksi, dan yang paling
besar yaitu biaya promosi.

Menyadari diri masih sangat newbie di dunia bisnis terutama


menjadi seorang business owner, aku benar-benar serius
menekuni bisnis di 2017 ini saat membangun Me Time
dengan minim pengalaman dan pengetahuan sehingga
potensi trial eror-nya pun terbilang besar. Lalu kerikil-kerikil

Diah K Dewi
mulai datang ketika aku memutuskan untuk menambah
modal dengan membuka investasi sistem akad syari Mudhara-
bah atau bagi hasil.

Satu hal yang aku belum pahami ternyata beneran, ya, bisnis
itu up and down. Padahal sejak awal Me Time berdiri semua
berjalan mulus sekali dan gra�ik penjualan selalu naik.
Branding juga terlihat hasilnya. Mengapa mulai banyak
kerikil? Karena aku punya tim yang lumayan banyak dan saat
itu aku dan suami masih minim ilmu mengenai manajerial.
Semua tanggung jawab pembinaan ada di kami berdua.
Ditambah saat itu tim yang Me Time miliki masih newbie juga,
belum pengalaman berjualan dan minim networking, sehingga
di situlah aku mulai terlihat lelah dan koalahan untuk
me-maintain satu per satu. Tim yang aku punya saat itu tidak
hanya marketing, tetapi juga tim produksi yang tersebar di
beberapa wilayah Jabodetabek dan Cimahi, serta admin data.

123
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

Mulai kehabisan energi untuk me-manage tim, jadilah mudah


baper. Belum lagi mulai banyak komplain berdatangan dari
customer, dan lain sebagainya. Sungguh pribadi yang baper
inilah yang jadi toxic, sehingga membuatku mudah memberi-
kan respon yang tidak bijak dalam bersikap dan memutuskan.
Ditambah memasuki 2018, algoritma Instagram berubah! Oh
noooo, karena Instagram adalah satu-satunya media sosial
yang selama ini mendongkrak penjualan Me Time.

Sejak saat itu penjualan mulai turun, karena banyak pemicun-


ya mulai dari pribadi yang mulai mudah baper, mulai banyak
kompetitor berdatangan, Algoritma Instagram berubah dan
saat itu masih belum tahu bagaimana solusinya, kemudian
harga bahan baku mulai naik, sementara biaya promosi juga
ikut-ikutan naik (endorse, paid promote, kerjasama dengan
Me Time

blogger, dll). Akhirnya dibuat siasat dengan sering mengada-


kan promo, agar para marketer pun semangat. Alhamdulillah
ternyata solusi promo berhasil, penjualan mulai banyak lagi,
tetapi ternyata di sinilah akar masalah dan drama dimulai.

Setiap akhir bulan membuat laporan keuangan, omset naik


dan besar namun ternyata ada hal yang sangat menyedihkan
karena pro�it sangat kecil. Bahkan untuk nett income kami
sebagai owner dan CEO pun tidak cukup. Sementara banyak
yang harus dibayar, yaitu fee marketer, fee teman-teman
produksi, gaji admin, bagi hasil investor, modal diputar, dsb.
Sehingga kami terkadang mengalah untuk tidak mengambil
gaji sendiri, alias beberapa bulan di pertengahan sampai akhir
2018 kami hidup dari tabungan sendiri. Inilah pelajaran
terbesar, omset boleh naik namun pro�it sangat memprihatink-
an (sedih kalau inget itu).

124
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

Ditambah lagi drama di pertengahan 2018, aku dikhianati


oleh tim sendiri. Ya Allah saat itu sakitnya nggak terucapkan.
Dia yang sudah seperti keluarga, yang kuanggap core team,
sosok yang menginsipirasi karena kelembutan sikap dan
sopan santunnya, marketer dengan SALES TERBESAR, di ajari
dari nol dan aku sayang-sayang, aku menaruh kepercayaan
besar pada dia dan benar-benar punya mimpi akan menjad-
ikannya bagian dari sejarah dan Me Time di masa depan.

Entahlah, sikapnya mulai aneh di 2 bulan menjelang tragedi


itu, jadi jarang komunikasi, dan tiba-tiba di bulan terakhir
tidak ada penjualan sama sekali. Oke, aku tidak mau playing
victim, mungkin saja ada dari sikap-sikapku yang kurang
berkenan sehingga tindakannya demikian, tetapi sungguh

Diah K Dewi
sama sekali tidak ada komunikasi. Yang bersangkutan
memang cenderung tipe tertutup, tetapi apakah harus
se-ekstrim itu menyakiti aku. Beneran seumur hidup belum
pernah begini sama teman. Tanpa basa basi tiba-tiba resign,
dan 2 minggu kemudian aku tahu dia join dengan competitor,
huhuhu.

Padahal 3 hari sebelum aku tau, aku sempat mengajak meet


up buat lepas kangen bersama tim yang lain. Jadi saat dia
resign, kondisi kami masih baik, aku pun mengutarakan
kesedihan kehilangan dia dari Me Time.

Tapi apapun alasannya aku menghormati keputusan dia,


sampai aku buat tagar spesial mengenang resignnya. Sehingga
aku tidak habis pikir mengapa dia bisa sejahat itu. Mungkin
saja jika marketer yang lain yang berbuat demikian aku tidak
akan sebaper itu, karena datang dan perginya seseorang (tim)

125
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

itu lazim terjadi. Yang aneh adalah ketika yang melakukan itu
adalah orang terdekat kita, apalagi yang tahu semua rencana
bisnis kita, yang tau hal-hal strategis.

Kesedihan itu berlangsung cukup lama, aku gak bisa move on


sampai 3 bulan, kalau ingat, aku pasti nangis. Namun dari sini
aku belajar, tidak seharusnya aku demikian. Inilah bisnis, kita
tidak bisa main aman, banyak kejutan lain yang akan
menempa mental kita lebih kuat lagi. Dan berserah kepada
Allah itu jadi satu-satunya kunci segala solusi. Ya sudahlah,
ada Allah., Ya sudahlah kalau Allah maunya begitu. Ya
sudahlah ini cara Allah perhatian sama kita.

Terpikir juga mengapa harus memandang kompetitor sebagai


saingan? Ah cetek sekali aku, dari situlah aku belajar bahwa
Me Time

persaingan itu bukan dengan pihak luar! tetapi dengan diri


sendiri, kita bersaing dengan diri sendiri untuk memunculkan
energi-energi positif. Alhamdulillah feel better.

Baik, kembali lagi soal dana investor tadi, sementara semakin


dekat dengan jatuh tempo di Maret 2019, kami harus
mengembalikan semua uang investor total sekitar 35 Juta.

Ya Allah, mulai panik, gelisah malam hari dan berasa hina di


siang hari (iya inilah yang dirasakan oleh orang yang punya
hutang, meski bukan riba tetapi karena mengelola dana
investasi).

126
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

Akhirnya November 2018, aku dan suami benar-benar harus


memutuskan ini. Me-nonakti�kan aktivitas bisnis Me Time,
dengan cara sebagai berikut:

1. Menyatakan diri ke seluruh tim bahwa sementara Me Time


tidak lagi menggunakan marketer

2. Menutup seluruh kitchen di Jabodetabek dan Cimahi yang


artinya tim produksi pun harus di-nonakti�kan

3. Memberhentikan admin data

4. Menyatakan ke seluruh investor bahwa Me Time sedang


colaps alias tidak memiliki pro�it, sehingga tidak ada bagi

Diah K Dewi
hasil dan beberapa bulan ke depan tidak bisa memberikan
laporan keuangan lagi karena secara resmi aktivitas bisnis
dihentikan (tidak ada input data, pencatatan dll). Kami
umumkan ke seluruh investor jika kami akan tetap berjualan
Me Time secara tunggal (tanpa tim) dengan tujuan fokus
untuk bebenah dan mengumpulkan dana investor agar tepat
saat jatuh tempo, bisa dikembalikan secara utuh. Alhamdulil-
lah, respon bersambut, semua investor sangat pengertian dan
baik hatinya. Kami sepenuhnya mengakui kalau belum
mampu mengelola dana mereka karena faktor-faktor pemicu
di atas.

Alhamdulillah, perlahan Allah menunjukkan kuasa-Nya.


Karena kami berjualan tungga, pro�it yang didapatkan normal
tanpa harus terpotong komisi, gaji karyawan, dll. Hasil
keuntungan difokuskan untuk bayar hutang investor. Niat itu
begitu besar dan sejak itulah aku benar-benar komit tidak

127
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

akan membesarkan bisnis dari hutang apapun, baik riba


ataupun non riba. Meskipun suatu saat nanti harus kembali
mengembangkan bisnis dengan cara berhutang, setidaknya
kami sudah khatam dalam dunia investasi. Namun sementara
ini, kami ingin hidup tenang dulu, mau tidur nyenyak dan
menikmati hasil jualan dengan hikmat. Hehehe.

Singkat cerita, memang seluruh dana investor tidak bisa


dikembalikan 100% di Maret 2019 secara bersamaan. Tetapi
secara parsial, akhirnya hutang kami lunas!!! Dalam waktu
kurang dari 10 bulan, dari hasil jualan online kami bisa makan
sehat dan enak, bayar hutang 35 juta, bisa jalan-jalan secuk-
upnya untuk life balance, bisa tetap investasi ilmu dan scale up
bisnis dengan biaya yang tidak sedikit. Bahkan bisa
membangun Me Time lagi dari nol dengan tim yang lebih
Me Time

lengkap (agen, marketer, reseller, dan tim lainnya). Alhamdulil-


lah, saat ini total tim kami ada 40 orang dan omset puluhan
juta dapat kembali dicapai dengan pro�it yang lebih sehat.

Oiya, satu lagi kisah di 2018, selain drama di bisnis Me Time


tadi, bapakku jatuh sakit untuk pertama kalinya. Beliau
tiba-tiba terserang stroke meski masih terbilang ringan.
Tetapi kejadian itu cukup membuat kami bolak balik
Bogor-Bekasi untuk mengurus bapak. Dampaknya memang
aktiitvas bisnis jadi lumayan slow. Namun dari sinilah
pelajarannya, bahwa semua ini terjadi karena Allah hanya
ingin kami bisa cerdas bersikap. Mana yang mau didahulukan,
mana yang mengundang ridha Allah, serta bagaimana tetap
sabar menjalaninya, dengan ikhtiar menambah level TRUST
kepada Allah kalau semua ini akan berlalu dan pasti baik-baik
saja.

128
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

Kemudian menyusul musibah selanjutnya. Motor satu-satunya


hilang diambil maling saat suami shalat Jumat. Subhanallah,
rasanya lengkap sekali tahun 2018 itu, cukup buat down sih,
heehehe, tetapi balik lagi ini sebagai koreksi mungkin saja ada
hak-hak Allah yang tanpa sadar terabaikan karena kesibukan
dunia. Tidak mengapa, sungguh aku merasa ini semua
memang seharusnya terjadi agar bisa memperbaiki hidup.

Intinya tiap kisah para entrepreneur itu beda-beda, Karena


Allah sudah menakar sejauh mana kemampuan hamba-Nya
Masalah yang kami hadapi mungkin tidak sebanding dengan
lainnya yang mungkin saja sampai ratusan juta atau miliyaran.
Tetapi aku yakin setiap musibah atau ujian dari Allah itu
sesuai dengan kesiapan masing-masing. Tidak ada yang lebih

Diah K Dewi
berat atau lebih standar. Kuncinya bagaimana kita bisa survive
mengatasi masalah dengan mencari Allah, mendekatkan diri
pada Allah, menambah level TRUST pada segala ketentu-
an-Nya yang pasti baik dan sempurna.

Alhamdulillah 2019 ini benar-benar tahun yang penuh


berkah, sangat berbeda dengan 2018. Semua dimulai dengan
membentangkan sajadah, mengakui kesalahan dan dosa,
meminta ampun, dan berdoa dengan harapan-harapan
sederhana, yaitu dilembutkan hati agar senantiasa mengingat
Allah. Selanjutnya aku manut mau dibawa ke mana hidup ini
oleh Allah.

Alhamdulillah (lagi), di awal 2019, Me Time terplih sebagai


succses story oleh salah satu penyelenggara Edukasi Digital
yakni partner Google di Indonesia. Kemudian Me Time lolos
sebagai 100 besar Finalis Astra Startup Challenge (seleksi dari

129
TANTANGAN YANG DIHADAPI UNTUK
MENCAPAI LEBIH DARI 10 JUTA

total 1948 peserta). Dan tepat di hari ulang tahun Me Time


yang ke-2 pada 17 Februari 2019, Me Time kedatangan Kru
CNN sebagai media partner acara Good Morning Trans TV
untuk meliput proses produksi susu almond Me Time sebagai
produk rumahan. Masya Allah habis gelap terbitlah terang.
Semua karena Allah.
Me Time

130
GALLERY

Diah K Dewi

metimefresh_ almondmilk_metime

131
Syakira Socks

SYAKIRA SOCKS
GO INTERNATIONAL!
Rika Afwaja

“Dalam berjuang merintis bisnis kuliner ini, aku tidak sendirian karena
ada anak yang selalu menjadi penyemangat untuk terus maju dan
pantang menyerah. Aku ingin suatu hari nanti ketika sudah meninggal,
aku dapat mewariskan bisnis ini kepada anakku sehingga dia tidak perlu
capek-capek mencari pekerjaan. Dia dapat meneruskan bisnis ini dan
dapat menjadi wirausahawan yang mandiri”

132
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

Sebelum menceritakan seluk beluk bisnis yang saya geluti,


kita berkenalan dulu yah. Sebagaimana pepatah mengatakan
“Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Nama saya Rika Afwaja (38
tahun) dan biasa dipanggil Rika. Saya anak ke-6 dari 7
bersaudara dari pasangan Umar Dhani dan Maemunah.
Masa kecil bersama saudara kandung banyak dihabiskan di
kota Jakarta. Keluarga kami termasuk keluarga besar. Bapak
sehari-hari bekerja sebagai PNS dan ibu sebagai ibu rumah
tangga.

Pada usia 24 tahun, saya menikah dengan belahan hati


bernama Achmad Nasrudin dan dikaruniai tiga orang anak,
yaitu Al�iansyah Fawzi Nashri (11 tahun), Ali�ia Syakira
Achmad (9 tahun), dan Abida Layba Mecca (Almh.).

Rika Afwaja
Pendidikan SD hingga SMA saya tamatkan di Jakarta. Selepas
SMA, saya sempat berkuliah di sebuah universitas negeri di
Jakarta, tapi hanya sampai semester 3, xixixi. Saya merasa
disini bukan passion saya, sehingga saya memutuskan untuk
off dan pindah kuliah Diploma jurusan Broadcasting Video
Editor tahun 2002 lalu melanjutkan kuliah S1 jurusan Desain
Komunikasi Visual.

Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, saya bukan sarjana


bidang marketing atau bisnis. Meski demikian, saya bersyukur
sebab ilmu di perkuliahan sangat bermanfaat pada bisnis
yang digeluti. Terutama dalam hal mendesain produk kaos
kaki Syakira, foto produk, dan editing video.

133
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

Dilihat dari sejarah keluarga, bisnis dan berdagang bukanlah


hal yang baru bagi saya. Bisa dikatakan sudah mendarah
daging sejak dini. Semenjak tinggal jauh dari orang tua, saya
dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak selalu
menadahkan tangan untuk mendapatkan sesuatu. Ditambah
kondisi ekonomi bapak yang pas-pasan sebagai PNS golongan
C dengan enam anak yang masih sekolah. Hal ini tentunya
membutuhkan banyak biaya.

Bisnis kecil-kecilan saya jalani sejak SMA. Barang yang dijual


saat itu mukena untuk traveling milik salah seorang kakak
kelas yang ditawarkan ke teman-teman dengan keuntungan
lima ribu rupiah setiap barang yang laku terjual. Saya mampu
menjual hingga 10 buah mukena setiap minggunya. Setelah
Syakira Socks

seluruh mukena habis terjual, saya enggak mau rugi. Uang


yang ada dijadikan modal dan berjualan pernak-pernik
seperti: kartu nama, pulpen lucu, bros, sampai makanan
ringan.

Hobi dagang tersebut berlanjut ketika kuliah. Tidak ada rasa


gengsi atau malu ketika menawarkan dagangan. Bahkan, saya
merasa ada kepuasan karena mendapatkan uang dari hasil
keringat sendiri.

Pernah suatu hari, bermodal uang 100 ribu dari bapak, saya
pergi ke Pasar Mayestik untuk membeli bahan lalu dibawa ke
tukang jahit untuk dijadikan jilbab dan dijual. Saat itu saya
jual dengan harga 25 ribu rupiah per buah. Rupanya, saya
salah strategi. Sebuah jilbab dengan harga 25 ribu rupiah
pada tahun 2002 tergolong mahal. Pada akhirnya, dari enam

134
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

jilbab yang jadi, terjual tiga dan sisanya dipakai sendiri. Sejak
saat itu, saya putuskan untuk tidak lanjut menjual jilbab.
Kuliah di jurusan DKV sarat dengan pembelajaran berbau
teknologi. Kami belajar edit menggunakan komputer hingga
fotogra�i. Situasi ini berdampak pada biaya praktik yang
cukup tinggi. Hingga akhirnya menuntut untuk lebih mandiri.
Pilihan ada dua, minta uang kepada bapak atau berjuang di
situasi tersebut.

Di situasi yang tak mudah tersebut, saya ambil pilihan kedua.


Ada rasa malu jika harus menadahkan tangan kembali. Bisa
kuliah saja sudah syukur alhamdulillah.

Apa pun yang bisa dijual saat itu, saya jual. Mulai dari kertas

Rika Afwaja
untuk praktik menggambar, cat air untuk praktik nirwana, roll
�ilm untuk praktik fotogra�i, hingga coklat karakter yang saya
buat sendiri. Selain jualan, saya juga bekerja sebagai freelanc-
er video editor di salah satu production house ternama di
Jakarta.

Setelah menikah, saya memutuskan menjadi ibu rumah


tangga seutuhnya. Hal ini mengingat ketika bekerja, jam
kerjanya sangat menyita waktu. Saat beban kerja sedang
tinggi, memaksa harus menginap di kantor.
Bersama suami, kami tinggal di rumah kontrakan yang
posisinya berseberangan dengan rumah mertua. Meski
berdekatan, pantang merepotkan mereka. Suka duka sebagai
keluarga baru kami rasakan. Bahkan, pernah dalam posisi
untuk makan esok hari, kami telusuri dompet mencari receh
demi receh yang tersisa.

135
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

Hingga akhirnya, rutinitas sebagai ibu rumah tangga dengan


dua anak yang masih kecil, membuat jenuh. Situasi semakin
tidak nyaman menjelang tanggal tua dan gajian masih jauh.
Bisa dikatakan kami termasuk penghasilan dua puluh koma,
tanggal dua puluh sudah koma, hahahaha. Saya berpikir keras
dan coba putar otak bagaimana agar bisa mengisi waktu dan
isi dompet terpenuhi. Inilah yang menjadi langkah awal terjun
dalam usaha online.
Syakira Socks

136
GARA-GARA UANG 800 RIBU

Tahun 2013, saya memberanikan diri memulai bisnis online


kecil-kecilan. Saat itu terinspirasi setelah melihat seorang
teman SD yang berjualan menggunakan Facebook (FB).
Hingga terlintas dalam benak untuk mengikuti jejak teman
tersebut.

Pada masa itu, teknologi belum secanggih sekarang. Bermodal


HP Nokia jadul dan uang lebaran anak sekitar 800 ribu
rupiah, saya berdiskusi dengan suami mengenai produk apa
yang bisa dipasarkan. Kami memutuskan berjualan diapers.
Popok sekali pakai dari sebuah brand ternama yang dikemas
tanpa merek dan dijual dengan harga murah.

Saya mulai aktif di FB untuk menawarkan dagangan melalui

Rika Afwaja
status. Seandainya ada mesin waktu dan bisa lihat status-sta-
tus saya zaman dulu, kadang malu sendiri. Terkesan norak
dan jadul, hahahaha. Meski demikian, itulah proses belajar
yang membawa untuk menjadi lebih baik lagi.

Melihat kesibukan mengurus rumah tangga dan mengasuh


dua anak (usia 3 dan 1 tahun), akhirnya suami ikut memban-
tu. Kami berbagi peran. Saya bagian pemasaran dan suami
berbelanja ke supplier dan mengirim paket.

Namun ternyata berjualan diapers tidak bertahan lama.


Bukan karena tidak ada yang beli, justru saya sudah mulai
punya pelanggan, bahkan hingga luar kota. Hal ini
dikarenakan saat permintaan semakin banyak, stok barang
dari pabrik semakin sulit didapatkan. Akhirnya berjualan
diapers hanya bertahan kurang lebih selama enam bulan.

137
GARA-GARA UANG 800 RIBU

Hingga akhirnya mau tidak mau, suka tidak suka, saya memu-
tuskan stop berjualan diapers.

Saya kembali memutar otak untuk mencari produk lain yang


bisa menghasilkan pundi-pundi receh supaya dapur keluarga
tetap ngebul. Pilihan jatuh pada produk baju anak, baik lokal
maupun impor. Masih bermodalkan HP Nokia jadul tadi, saya
mulai mencari supplier (lokal dan impor).

Seiring dengan keaktifan di FB, teman pun semakin banyak.


Saya mulai bergabung dengan beberapa grup FB yang
beranggotakan emak-emak online shop. Perlahan jaringan
saya semakin bertambah.
Syakira Socks

Saya juga mulai bisa mencari supplier-supplier tangan pertama


untuk barang impor. Untuk barang lokal, ada tetangga di
Kalibata (rumah orang tua) yang bergerak di bidang industri
baju muslim anak. Kesempatan ini tidak dilepaskan begitu
saja.

Hal pertama yang saya lakukan adalah bernegosiasi dengan


pemilik untuk menjalin kerja sama dengan sistem konsinyasi
atau lebih dikenal dengan tempo (pembayaran dilakukan
setelah barang terjual). Alhamdulillah mereka menyetujui.
PR berikutnya adalah bagaimana caranya agar barang cepat
laku sehingga pembayaran ke supplier, yang notabene tetang-
ga sendiri, berjalan lancar. Akhirnya saya putuskan untuk
menjual secara grosir.

138
GARA-GARA UANG 800 RIBU

Salah satu strateginya, menawarkan ke beberapa grup


kulakan bareng di FB dan membuka peluang reseller dengan
minimum pembelian 3 buah. Alhamdulillah, cara ini cukup
sukses. Bahkan sempat mendapatkan orderan dari Malaysia
dalam jumlah besar.

Seiring berjalannya waktu, saya merasa kurang puas dengan


hasil jualan online. Keberuntungan lain dicari dengan berjual-
an of�line dari bazar ke bazar di perkantoran. Saat itu, saya
merasa menjadi orang tersibuk di dunia, hehehe. Jadwal
sangat padat, Senin hingga Jumat bazar dari kantor ke kantor.
Hari Minggu, berjualan di Pasar Kaget STEKPI.

Setiap hari, saya harus berangkat jam 6 pagi untuk

Rika Afwaja
menghindari kemacetan. Pulang jam 5 sore seiring dengan
pulangnya karyawan kantor. Menempuh perjalanan jauh
untuk sampai ke rumah. Tiba di rumah sekitar jam 6 atau 7
malam. Anak-anak di titipkan ke ART yang tinggalnya tidak
jauh dari rumah. Dia membantu menjaga anak-anak saat saya
harus berjuang membantu ekonomi keluarga. Meskipun
terkadang pulang dengan tangan kosong alias tidak ada
barang yang laku. Bahkan terkadang nombok untuk
membayar sewa stand. Tapi semangat tidak pernah goyah.
Perjuangan ini terus saya lakukan selama kurang lebih satu
tahun. Hingga pada akhirnya ada satu peristiwa yang
membuat berhenti berjualan of�line.

Masih membekas di ingatan, tahun 2014, saat itu ada bazar di


sebuah perusahaan BUMN. Karena waktu itu adalah hari
terakhir menjelang puasa, saya putuskan pulang lebih awal

139
GARA-GARA UANG 800 RIBU

untuk menghindari macet. Namun Allah berkehendak lain.


Meskipun pulang lebih cepat dari biasanya, banyak rintangan
yang harus dilewati untuk sampai ke rumah bertemu
anak-anak.

Hujan mengguyur Jakarta dengan derasnya. Banjir dan macet


di mana-mana. Hati sudah tak karuan ingin segera sampai
rumah. Rasa was-was dan rindu yang membuncah, hanya bisa
diluapkan dengan tetesan airmata di dalam angkutan Trans
Jakarta. Sesekali saya lirik jam tangan.

Namun macet membuat perjalanan kendaraan tersendat.


Ketika bus berjalan, rasanya ingin sekali berteriak, “Ayoo...
cepat! Jangan macet lagi!”. Hingga akhirnya tiba di rumah
Syakira Socks

sekitar jam 9 malam. Monas-Jagakarsa ditempuh dalam 5 jam.


Hiks!

Setibanya di rumah, saya terkejut. Anak-anak dan ART berada


di rumah tetangga. Saat saya tanya kenapa tidak menunggu
saya di rumah, ART menjawab bahwa atap dapur rumah jebol
dan rumah banjir oleh hujan. Lampu rumah mati. Anak
pertama saya yang saat itu berusia 3 tahun, menangis terus
sejak Maghrib dan memanggil ibunya.

Saya tercekat dan tidak dapat berkata apa-apa. Tak terasa dari
sudut mata mengalir riak sungai kecil. Kakak memeluk sambil
menangis, “Aku tatuut bundaa... rumahnya delap (gelap). Aku
mau sama bunda.”

140
GARA-GARA UANG 800 RIBU

Saya langkahkan kaki ke rumah yang gelap gulita. Bermodal


senter di HP sambil menggendong anak memasuki rumah.
Baru satu langkah, saya rasakan genangan air sedalam mata
kaki. Batin hanya bisa berucap “astagh�irullah”.

Rumah kecil berukuran 45 m2 saya susuri perlahan. Kasur


kami satu-satunya yang diletakkan di bawah, sebagian
terendam air. Air mata tak terbendung, membayangkan
malam ini anak-anak harus tidur di mana.

Kejadian malam itu sungguh suatu pukulan yang berat. Saya


merasa sangat bersalah kepada anak-anak. Di mana saya saat
mereka masih sangat membutuhkan kehadiran ibu yang
melahirkan? Sejak saat itu, saya putuskan berhenti bazar dan

Rika Afwaja
fokus berjualan online.

141
BERBISNIS ITU SEPERTI NAIK ROLLER COASTER

Dulu, mencari supplier tidak semudah sekarang. Langka


seperti halnya mencari masker saat wabah Corona melanda
saat ini. Ketika lebaran usai, saya mulai merasa kesulitan
menjual produk baju muslim. Ternyata, produk baju muslim
hanya ramai tiga bulan menjelang bulan Ramadhan. Jadilah
selewat lebaran, saya berjualan produk PALUGADA, apa lo
mau gue ada, hahaha! Mulai dari baju anak harian, baby stuff,
sampai peralatan dapur yang terkenal pada zamannya.

Tahun 2014, sesekali saya membuka Pre Order (PO) gamis


dewasa yang diimpor dari Thailand. Saya mulai impor sendiri
dengan dibantu jasa forwarder. Alhamdulillah, karena kualitas
barangnya memang bagus dan didukung sudah punya reseller,
usaha berjalan lancar. Sekali buka PO, bisa menembus
Syakira Socks

puluhan hingga ratusan gamis.

Sekali, dua kali, tiga kali, semua berjalan dengan lancar.


Qodarullah, PO ke-4 mengalami kendala. Barang tertahan di
Bea Cukai Jakarta karena alasan menjelang Natal, banyak
barang datang dan menumpuk. Barang pesanan saya berada
di tumpukan paling bawah sehingga sulit untuk diambil. Pihak
forwarder meminta untuk bersabar dan dia akan berusaha
supaya barang bisa keluar. Info dari Bea Cukai meminta kami
untuk menunggu dua minggu.

Setelah dua minggu, forwarder mengabarkan bahwa pihak


Bea Cukai berjanji akan mengeluarkan barang dengan catatan
kami harus membayar dua kali lipat dari harga barang. Ya
Allah, lemas sekali rasanya. Dari mana mendapatkan uang
sebanyak itu? Berbagai macam cara saya coba. Mulai dari

142
BERBISNIS ITU SEPERTI NAIK ROLLER COASTER

meminta bantuan teman yang bekerja di sana, hingga


melaporkan kejadian kepada pihak Bea Cukai melalui e-mail.
Namun hasilnya nihil.

Pihak forwarder bertanggung jawab penuh atas kejadian ini.


Semua uang saya dikembalikan dengan pembayaran bertahap.
Tapi ada margin yang tentunya sudah terpakai dan jumlahnya
cukup besar. Sungguh rasanya kepala ini rasanya mau pecah.
Saya harus bagaimana? Harus mengatakan apa ke reseller dan
peserta PO? Darimana harus mengganti sebagian uang
mereka? Butuh waktu untuk menenangkan diri.

Hingga akhirnya saya jelaskan kejadian ini ke semua peserta


PO dan meminta waktu untuk mengembalikan uang mereka

Rika Afwaja
secara bertahap seperti janji forwarder. Masya Allah, terharu,
tidak ada satu pun yang marah apalagi mencela. Mereka
semua memaklumi dan meminta untuk bersabar serta
mengingatkan bahwa ini adalah bagian dari skenario Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Berdasarkan kejadian tersebut, banyak hikmah yang bisa


dipetik. Saya putuskan berhenti bermain produk impor dan
fokus di produk lokal. Satu atau dua kali dalam seminggu, saya
berbelanja ke Pasar Tanah Abang.

Ternyata, hal ini pun tidak mudah. Mengingat keterbatasan


kami saat itu yang belum memiliki kendaraan. Ketika suami
libur, setelah subuh saya harus berangkat belanja ke Tanah
Abang menggunakan kereta. Berdesak-desakkan dengan
penumpang lain untuk mencapai tujuan. You know lah!

143
BERBISNIS ITU SEPERTI NAIK ROLLER COASTER

Bagaimana bentuknya KRL ketika pagi hari, lautan manusia


layaknya ikan yang siap dipepes... wkwkwk.

Berawal dari keinginan menambah produk, saya mencoba beli


satu lusin kaos kaki untuk dipakai dan sisanya ditawarkan ke
beberapa reseller. Di luar dugaan, responnya bagus sekali.
Mulai dari satu lusin, hingga akhirnya puluhan lusin terjual
dalam seminggu. Dan akhirnya kaos kaki menjadi produk
utama di toko online saya.

Saya berangkat ke Tanah Abang setelah shalat Subuh. Tak


jarang anak-anak ikut serta. Momen yang tidak pernah kami
lupakan sampai detik ini adalah ketika berdesak-desakkan di
motor bersama dua anak yang masih kecil dan barang
Syakira Socks

dagangan. Tak jarang saya dan anak-anak harus mengalah


pulang naik kereta, sementara suami membawa barang
belanjaan ke rumah.

Bisa dikatakan, menjual kaos kaki adalah bagian dari awal


proses hijrah. Dulu saya suka bercelana jeans dan jilbab dililit.
Perlahan saya merasa nyaman menggunakan kaos kaki,
namun serasa kurang sempurna karena masih bercelana
jeans. Kemudian berproses meninggalkan celana jeans dan
beralih menggunakan pakaian syar’i.

Dari proses inilah banyak hikmah dan pelajaran yang bisa


dipetik. Hingga akhirnya tertanam dalam hati, bisnis ini bukan
hanya sekadar mencari keuntungan semata, tetapi juga bagian
dari syiar, mengajak muslimah untuk menyempurnakan
hijrahnya dan mangedukasi bahwa kaki juga bagian dari
aurat.

144
BERBISNIS ITU SEPERTI NAIK ROLLER COASTERT

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan tren, yang


awalnya hanya menjual kaos kaki rajut, perlahan beralih ke
kaos kaki printing. Karena sudah mempunyai reseller, cukup
mudah untuk menawarkan kaos kaki yang kekinian ini.

Hasilnya sungguh di luar dugaan. Respon yang masuk di luar


ekpektasi. Penjualan meningkat dibandingkan tahun sebelum-
nya. Tak butuh waktu lama, saya langsung memutuskan untuk
mendaftar jadi Distributor Utama produk kaos kaki printing.
Kurang dari satu tahun setelah menjadi distributor, saya
memberanikan diri naik level untuk memproduksi sendiri.

Rika Afwaja

145
ASET PALING BERHARGA

Jika ada yang bertanya, mudahkah menjalankan usaha bisnis


online dan keluarga bersamaan? Saya akui, tidak mudah
membagi waktu antara bisnis dengan keluarga. Di awal
segalanya terasa berat. Namun seiring berjalannya waktu,
semua bisa teratasi.

Saya tidak melupakan peran sebagai ibu dari dua orang anak,
justru sangat menikmati posisi itu. Meski terkadang lelah
hayati juga... hahaha. Mulai dari cucian, gosokan, memberi
perhatian ke anak, maupun berkomunikasi dengan suami.
Bagi saya, keluarga tetap nomor satu. Saya terbiasa tidur jam
12 malam. Hal ini dikarenakan setelah anak-anak tidur, masih
harus memproses pesanan yang tertunda dan packing paket.
Selain itu, harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk
Syakira Socks

sarapan anak dan suami besok pagi.

Aktivitas yang biasa saya lakukan seperti menyiapkan sayuran


untuk dimasak, membereskan rumah, menyuci pakaian,
menjemur, dan sebagainya. Meskipun rumah kami tidak
terlalu besar, tapi jarang sekali rapi. Anak-anak senang sekali
bermain dan bertebaran di penjuru ruang.

Saya punya target, jam 8 pagi semua pekerjaan domestik


harus sudah selesai. Rumah dan anak-anak rapi. Setelah itu,
saya bisa fokus usaha online mulai dari membalas chat hingga
berselancar mencari supplier.

Saya atur demikian rupa agar waktu dengan anak-anak tidak


berkurang, karena tidak mau melakukan kesalahan untuk
kedua kali. Peristiwa meninggalkan mereka dengan keadaan
rumah banjir, sangat berbekas di hati.

146
UTAMAKAN KELUARGA

Dulu saya dan suami sempat bekerja di bidang yang sama,


yaitu di bidang entertainment (hiburan). Suami sebagai
camera person dan saya sebagai video editor. Saya lebih dulu
resign dan memutuskan untuk berbisnis. Seiring berjalannya
waktu, tahun 2016 saya minta suami untuk resign. Salah satu
alasan terkuat saat itu adalah ingin mencari keberkahan.

Bagi saya, bekerja di dunia entertaiment, terutama infotain-


ment, adalah sebuah ujian. Bagaimana kita sebagai mahluk
Allah harus bisa menjaga hati, mata, dan lainnya. Meskipun
penghasilan saat itu lumayan.

Belum lagi ketika ada artis yang ingin di-blow up, kami
mendapatkan amplop lumayan. Tapi, di sinilah pergolakan

Rika Afwaja
batin terjadi. Uang banyak, tapi habis begitu saja. Saya merasa
bahwa ini tidak berkah. Ya, terang saja, kerjaan kami
ghibah-in artis terus, hehehe.

Saya sampaikan uneg-uneg kepada suami. Meminta beliau


resign dan fokus membantu bisnis yang sudah mulai besar.
Alhamdulillah beliau setuju.

Sebelum resign, waktu kami berdua bersama anak-anak


sangat terbatas. Terkadang tidak pulang, pulang liputan jam 2
pagi, atau pulang subuh. Keputusan ini disambut gembira
anak-anak. Mereka selama ini merasakan kebersamaan
dengan abinya terenggut oleh jam kerja yang tak menentu.
Dengan menjadi couplepreneur, waktu untuk anak-anak lebih
banyak. Mulai dari mengantar dan menjemput anak sekolah,
terkadang kami lakukan bersama.

147
UTAMAKAN KELUARGA

Hingga saat ini saya berkomitmen, sesibuk apa pun, sebelum


anak-anak pulang sekolah, saya sudah harus ada di rumah.
Menyambut kedatangan mereka, memeluk, membuatkan
makanan favorit, dan menemani mereka belajar.
Syakira Socks

148
KISAH DI BALIK “10 JUTA PERTAMA”

Memulai bisnis dengan segala kerempongan dua anak


bukanlah hal yang mudah. Manajemen waktu harus benar-be-
nar diterapkan. Inilah yang saya lakukan ketika belum
memiliki karyawan, bangun paling awal, tidur paling akhir.
Tidur jam 12 atau jam 1 pagi, jam 4 pagi sudah harus bangun.
Setelah rumah rapi dan mengantar anak-anak sekolah, di
situlah saya manfaatkan waktu untuk bekerja. Duduk manis di
depan laptop hingga saatnya mereka pulang jam 12 siang.

Jam 12 sampai jam 1 siang, saya kembali menjalankan tugas


sebagai ibu. Menggantikan pakaian, menyuapi anak makan,
dan menemani hingga mereka tidur siang. Prinsip saya,
anak-anak harus tidur siang mulai jam 13.00 -15.30 WIB. Saat
mereka tidur, saya bisa kembali melakukan pekerjaan di

Rika Afwaja
online shop, membalas chat, membuat status, dan lain-lain.
Setelah anak-anak bangun, mereka makan, mandi, main, dan
belajar. Saya melakukan pekerjaan domestik hingga jam 8
malam.

Saya sangat disiplin waktu. Jika tidak, yang ada saya merasa
stres sendiri. Jam 8 malam lampu kamar sudah harus mati,
supaya anak-anak cepat tidur. Setelah anak-anak tidur, saya
lanjutkan pekerjaan, termasuk packing pesanan.

Hingga suatu hari, saya diberi kesempatan untuk mengikuti


mentoring bisnis. Seperti tertampar ketika sang mentor
mengatakan, “Kita bukan superwoman yang bisa mengerjakan
semua sendiri. Kita cuma manusia biasa yang memiliki
keterbatasan. Kalau kamu mau fokus dan bisnismu
berkembang, jangan takut untuk berbagi rejeki dengan
karyawan.

149
KISAH DI BALIK “10 JUTA PERTAMA”

Jadi, pulang mentoring, tugas kamu adalah mencari karyawan


untuk bisnis kamu.” Dan ternyata, setelah memiliki satu staf,
perkembangan bisnis saya melesat. Dalam waktu satu tahun,
staf saya bertambah menjadi tiga orang.

Semenjak mengikuti mentoring, bisnis jadi lebih terarah.


Semua materi yang sudah diberikan, saya praktikkan. Di
sinilah kunci utama dalam berbisnis. Mau belajar dan praktik,
bukan belajar saja, praktiknya nggak, hehehe… Hal ini dikare-
nakan, saya melihat banyak tipikal teman-teman yang seperti
ini. Mereka rajin ikut workshop tapi tidak dipraktikkan. Plan
without execution is zonk.

Syakira berkembang bukan dari modal yang besar. Modal


Syakira Socks

sangat minim. Tapi, kegigihan, konsisten, mau terus belajar,


praktik dan disiplin yang membuat bisa seperti sekarang.

150
BELAJAR MOTRET BARENG YBB

Perkenalan saya dengan YBB berawal dari workshop fotogra�i


tahun 2018. Saat itu, saya merasa sudah lama tidak praktik
fotogra�i hingga memutuskan mengikuti workshop-nya untuk
merefresh ilmu fotogra�i yang saya dapat dibangku kuliah.
Meskipun sebenarnya suami bisa mengajari saya, tapi motiva-
si saya bukan sekadar belajar, namun menjalin silaturahim.

Selama 2 hari belajar fotogra�i, di luar dugaan ternyata saya


jadi salah satu peserta yang mendapatkan hadiah karena hasil
foto saya bagus, masya Allah. Senangnya bertambah karena
dapat hadiah mukena adem, nyaman dan jadi favorit saya
sampai sekarang. Dan ilmunya, pasti sangat bermanfaat untuk
foto produk Syakira. Kalau dulu saya males motret sendiri,
sekarang rajin banget wkwkwk.

Rika Afwaja
Asyiknya lagi, setelah ikut workshop, ada grup khusus alumni
di WA. Kami bisa terus belajar dan berbagi ilmu. Yang gak
kalah penting, solidaritas sesama member, meskipun kami
terhalang jarak, tapi hati kami menyatu, cieeeee. Contoh kecil,
ketika mengabarkan berita duka meninggalnya putri ketiga
saya, salah satu member langsung datang ke rumah, padahal
saat itu saya masih di rumah sakit, masya Allah. Dear mba
Amika, mba Rina, mba Vita dan member “Kawan Satu Hasrat”
lainnya, saya sayang kalian karena Allah.

151
MENJADI PRIBADI YANG BERMANFAAT MELALUI BISNIS

Target jangka pendek, saat ini Syakira sedang dalam proses


legalitas menjadi sebuah PT. Mohon doanya agar terwujud.
Tahun 2020 target terbesarnya punya jaringan distribusi
1.200 pasukan reseller dengan penambahan 100 orang per
bulannya.

Untuk jangka panjang, saya berharap Syakira bisa mendunia,


menjadi eksportir. Meskipun saat ini sudah ekspor ke
beberapa negara, saya berharap ke depannya bisa lebih
mendunia. Selain itu, saya ingin bisa membuka cabang di
berbagai kota dan mengembangkan produk selain kaos kaki.
Pastinya sesuatu yang sangat bermanfaat untuk umat.

Bagi saya, berbisnis itu bukan cuma memikirkan untung dan


Syakira Socks

rugi, tapi juga ber-mu’amalah dengan Allah Subhanahu wa


Ta’ala. Allah menitipkan bisnis ini kepada orang yang Ia
percaya, maka saya pun harus menjaga kepercayaan itu.
BISNIS INI ADALAH UJIAN. Sejauh mana saya bisa membawa
bisnis ini hingga bisa bermanfaat untuk orang banyak. Oleh
karena itu, kepada jaringan distribusi Syakira selalu ditanam-
kan prinsip bahwa saat kita berbisnis, jangan hanya terfokus
kepada untung dan rugi. Fokuslah berjalan di jalan yang Allah
ridhoi, jadilah sebaik-baiknya umat, dan jadilah pribadi yang
kaya supaya bisa banyak bersedekah.

Mimpi pribadi di tahun mendatang, saya bisa umrah setiap


tahun bersama anak-anak. Selalu rindu ingin kembali ke
Baitullah. Selain itu, saya ingin bisa membeli satu unit
ambulance. Sebelumnya, saya sudah membeli 1unit perahu
karet untuk evakuasi korban banjir dan satu unit mobil untuk
antar jemput anak sekolah di pedalaman Lampung.

152
MENJADI PRIBADI YANG BERMANFAAT MELALUI BISNIST

Bisnis itu bukan cuma butuh niat yang kuat, tapi juga
semangat yang tak terbatas, meskipun kadang kita jenuh,
lelah, tapi semua akan terasa indah ketika sudah merasakan
hasilnya. Tanamkan mindset bahwa kita harus menjadi pribadi
yang sukses. Ketika jenuh melanda, ingat kembali tujuan awal
kita berbisnis. Ingat orang - orang di sekitar yang
membutuhkan uluran tangan kita. Kita harus menjadi musli-
mah kaya agar bisa bermanfaat untuk orang banyak. Untuk
menjadi kaya, harus disertai mental yang kuat, disiplin dalam
segala hal termasuk disiplin dalam keuangan. Tidak menggu-
nakan uang bisnis untuk kepentingan pribadi, memutar
kembali uang modal menjadi stock agar terus bertambah,
bertambah dan bertambah.

Rika Afwaja
Jangan pernah takut untuk melangkah, jatuh bangun dalam
berbisnis adalah hal yang wajar. Dari sanalah kita banyak
belajar supaya tidak jatuh ke lubang yang sama.
Buang jauh - jauh mental block. Kunci utama dalam berbisnis
adalah memiliki mental baja, bukan mental tempe.
Berbisnislah selagi muda, agar tidak jadi penyesalan dimasa
tua. Selamat memulai bisnis, teman – teman.

153
GALLERY
Syakira Socks

syakira_socks

154
Dapur Ayu

Rahasia Dapur Ayu


Ayu Septi Ekawati

”Tapi secapek apa pun dan bagaimanapun beratnya menjalani semua ini,
aku selalu bersyukur. Merintis usaha memang bukan hal mudah, pasti
akan selalu ada cobaan dan ujian. Dan aku yakin Allah memberikan ujian
itu sebagai tanda sayang kepada hamba-Nya.”

155
DIBALIK LAYAR

Namaku Ayu Septi Ekawati. Meskipun orang-orang mengenal


sebagai Ayu, tapi ada panggilan berbeda di keluarga. Septi,
begitulah orang tuaku memanggil sejak lahir. Terlahir sebagai
anak pertama dari empat bersaudara –perempuan semua,
kami dibesarkan di sebuah desa kecil bernama Mernek,
Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Keluargaku sangat
sederhana. Ibu sempat menjadi TKW di luar negeri untuk
membantu perekonomian keluarga.

Sedih sekali rasanya, harus berpisah dari wanita yang


melahirkan dalam waktu cukup lama. Terkadang, aku ingin
seperti anak-anak yang lain, bisa bersama ibunya setiap hari.
Apa daya, aku harus berusaha kuat dan tetap tersenyum
untuk merelakannya pergi jauh dan mengasuh adik-adik.
Dapur Ayu

Setidaknya, bapak cukup telaten mengurus kami.

Menginjak kelas 3 SMP, aku lebih sering tinggal di rumah si


mbah untuk ikut membantu merawat adik. Selain itu, di
rumah sendiri juga sepi. Bapak seringkali pulang larut malam.
Singkat cerita, tibalah masa aku akan masuk ke jenjang SMA.
Saat itu, rasanya ingin sekali masuk SMK. Namun, Si mbah
(nenek) maunya aku masuk MAN saja. Akhirnya, aku pun
menuruti kata beliau. Sayangnya, ini cukup berdampak
terhadap prestasi belajar. Aku yang biasanya selalu mendapat
ranking tiga besar saat SD sampai SMP, kali ini prestasi malah
merosot tajam. Hal ini disebabkan mata pelajaran atau bidang
yang aku pelajari kurang sesuai dengan diriku. Tak jarang aku
malah main ke kantin saat ada pelajaran yang tidak disukai.

Untuk menghilangkan rasa bosan dan tidak betah, senang


sekali saat diajak bibi membantu merias yang juga menjadi

156
DIBALIK LAYAR

jalan mendapat uang dari hasil keringat sendiri. Bangga


rasanya, melihat hasil riasan yang cantik dan mendapat uang
setelahnya.

Sesudah susah payah melalui masa sekolah di MAN yang


cukup berat, alhamdulillah, aku berhasil lulus. Aku iseng
mencoba mendaftar sebagai penyiar amatir di sebuah radio
lokal. Tak disangka, banyak sekali penggemar yang suka
dengan siaranku.

Selain itu, aku juga sering mengikuti kontes foto model dan
menang. Rasanya senang sekali dan semakin ingin menjadi
artis. Namun, ibu yang sudah kembali dari luar negeri dan

Ayu Septi Ekawati


menetap tinggal bersama kami, tidak terlalu suka jika
anaknya ini menjadi penyiar dan model. Karena banyak
penggemar yang mendatangi rumah. Menurutnya, itu akan
memperburuk image sebagai seorang gadis, karena banyak
laki-laki yang berkunjung ke rumah. Akhirnya, aku memutus-
kan untuk berhenti menjadi penyiar dan model.

Aku mulai berpikir serius mencari pekerjaan untuk


membantu perekonomian keluarga karena Ibu sudah berhenti
menjadi TKW. Ada keinginan juga menabung untuk berkuliah.
Kebetulan ada teman yang menawari pekerjaan di Brunei
Darussalam. Tanpa pikir panjang, kuambil kesempatan itu.
Aku berangkat ke sana dan bekerja di sebuah restoran. Di
sana, aku belajar banyak hal. Meskipun bukan chef utama, tapi
aku selalu memperhatikan bagaimana chef memasak, baik
dari persiapan bahan, bumbu, hingga teknik memasak. Begitu
banyak ilmu yang kupelajari secara otodidak di sana. Hingga
ada sebuah masalah yang mengharuskan pulang ke Indonesia.

157
DIBALIK LAYAR

Aku pun mencoba daftar kuliah di UNDIP. Setelah mengikuti


ujian masuk, menunggu hari pengumuman dengan sangat
deg-degan, dan sayangnya, kabar baik itu tidak datang.
Namaku tidak ada di papan pengumuman. Rasanya sedih
sekali, tapi harus bisa menerima kenyataan.

Tak lama kemudian, pacarku mengajak menikah. Di masa


persiapan pernikahan, justru datang kabar aku lolos 30 besar
untuk ikut karantina sebagai model Cover Guest 2007. Ya, saat
mempersiapkan diri untuk ujian masuk kuliah, aku sempat
mencoba mengikuti seleksi pemilihan Cover Guest tahun itu.
Sayang sekali, aku harus melupakan impian untuk menjadi
model karena hari pernikahan sudah dekat.
Dapur Ayu

Setelah menikah, aku fokus menjadi ibu rumah tangga.


Sampai akhirnya suami memutuskan untuk mengajak
merantau ke Jakarta. Dari sanalah semua kisah bisnis
dimulai.

158
MEMULAI BISNIS ONLINE

Pertama kali hijrah ke Jakarta, suamiku bekerja sebagai supir


pribadi dengan gaji Rp500.000,00/bulan dan uang makan
Rp30.000,00/hari. Walaupun dengan gaji yang pas-pasan,
tetapi aku tetap bersyukur. Meski dalam hati sempat berbisik,
‘seandainya saja aku memilih untuk mengejar mimpi,
mungkin aku tidak akan menjadi ibu rumah tangga secepat ini
dan harus menghadapi kehidupan yang seperti ini’. Namun,
sadar bahwa ini semua adalah ketentuan dari Allah Subhana-
hu Wa Ta’ala, pikiran itu kutepis. Inilah jalan hidup terbaik
yang harus ditempuh.

Kulalui hari-hari sebagai ibu rumah tangga dengan biasa saja.


Bahkan, jika masa-masa itu diingat kembali, rasanya masih

Ayu Septi Ekawati


tidak menyangka berada di titik ini. Saat itu aku berpikir akan
memiliki masa depan suram, tidak akan mungkin menjadi
orang sukses, apalagi dengan kondisi suami yang gajinya
hanya cukup untuk membayar kontrakan dan makan
sehari-hari. Belum lagi banyak cibiran yang harus kudengar
dari orang-orang tentang kondisi kami saat itu.

Takdir pun berkata lain. Suami hanya bertahan enam bulan


menjadi supir pribadi. Kemudian, ia diajak oleh Omnya untuk
bekerja di kantor Kecamatan Kebon Jeruk dan akhirnya kami
pindah domisili. Dari situ aku merasa ada peningkatan hidup.
Sayangnya, itu semua tak berlangsung selamanya. Bos
suamiku terkena mutasi, sehingga pekerjaan semakin
berkurang dan akhirnya ia tidak bekerja.

Tiga bulan ia menganggur, sampai kami menjual barang-


barang untuk memenuhi kebutuhan. Alhamdulillah ada
tawaran pekerjaan lain dari Omnya untuk bekerja di daerah

159
MEMULAI BISNIS ONLINE

Pondok Kelapa. Sejak saat itulah kami tinggal di daerah


Jatiwaringin.

Dari proyek yang hasilnya cukup lumayan, ia membelikan


ponsel Blackberry. Aku hanya berpikir bahwa apa yang sudah
suamiku berikan harus bermanfaat dan menghasilkan.

Awalnya aku ditawari ikut memasarkan produk MLM oleh


sepupu. Kemudian, kucoba untuk memfoto dan membagikan
foto-foto katalog dari produk MLM tersebut di sosial media. Di
tahun 2009 tersebut, aku baru mengenal media sosial
Facebook. Selain promo di sosmed, aku juga harus
menawarkan secara door to door (prospek). Alhamdulilah dari
bisnis MLM itu pertama kalinya aku mengenal seminar dan
Dapur Ayu

bertemu dengan orang-orang hebat juga peserta yang begitu


banyak. Bercampur aduk sekali rasanya. Ada bahagia, minder
dan lain-lain. Selanjutnya, aku menyadari bahwa bisnis MLM
tak semudah apa yang di presentasikan oleh leader, harus
tidak punya malu untuk sukses. Namun, karena sepupuku
berhenti di bisnis itu, aku pun akhirnya ikut berhenti.

Lalu, aku coba mencari ide apa yang layak untuk dijual dan
diminati banyak orang. Nah, isenglah aku buka lemari baju
dan melihat tumpukan celana jeans yang sudah tidak
terpakai. Akhirnya, aku coba membuat karya dari celana jeans
bekas itu. Setelah searching di internet, celana jeans bekas
bisa dijadikan apa saja, salah satunya bisa dibuat tas.

Aku mencoba menyulap celana jeans bekas itu menjadi


sebuah tas yang lucu dan menarik dengan bantuan tukang
jahit. Agar lebih cantik, ditempeli aksesoris tambahan. Setelah

160
MEMULAI BISNIS ONLINE

tasnya lucu. Banyak dari mereka yang bertanya, “beli di


mana?”

Nah, saat itulah kesempatan untuk promosi. Kujelaskan


bahwa aku yang membuatnya sendiri dan seketika itu juga
ada yang langsung pesen. Aku pun menyanggupi karena aku
sudah tau cara membuatnya. Sebelum tas sampai ke tangan
pembeli tersebut, aku sempatkan foto terlebih dahulu untuk
diunggah ke Facebook dan aku share. Ada banyak yang
bertanya dan akhirnya mulai ada yang pesan. Namun, karena
saat itu aku cuma iseng, jadi tidak berpikir bagaimana nanti
kalau banyak yang pesan dan harus siap jika harus membuat
lebih banyak. Akhirnya aku berhenti membuat tas handmade

Ayu Septi Ekawati


dari celana jeans bekas.

Seiring berjalannya waktu, aku tetap mencari cara supaya


untuk tetap menghasilkan uang dengan menjual sepatu,
sandal dan lain-lain, sampai pada akhirnya ditawari produk
perawatan wajah oleh saudara. Awalnya, aku membeli produk
untuk diri sendiri. Setelah terlihat hasil pemakaian produk
tersebut, ada saja tetangga yang bertanya tentang krim
kecantikan yang membuat wajahku lebih cerah itu. Akhirnya,
aku memutuskan untuk menjualnya.

Mulanya hanya tetangga dan teman yang pesan. Lama-lama,


setelah diposting di Facebook mulai banyak peminat, bahkan
sampai kewalahan karena permintaan banyak tapi stok tidak
ada di saudara. Akhirnya aku iseng searching di internet
mencari produk perawatan wajah itu.

161
MEMULAI BISNIS ONLINE

Singkat cerita, bisnis kosmetik ini berkembang dengan pesat.


Berawal dari menggunakan Google Ads untuk beriklan, aku
bisa memiliki banyak sekali reseller. Dari bisnis tersebut,
keuntungannya sungguh luar biasa. Aku bahkan bisa membeli
rumah di sebuah kompleks perumahan yang tadinya hanya
tinggal di kontrakan tiga petak. Alhamdulillah, aku sangat
bersyukur atas pencapaian di luar ekspektasi ini.

Sayangnya, belakangan diketahui kalau kosmetik tersebut


mengandung bahan berbahaya. Aku tidak mau membahaya-
kan customer-ku. Maka, keputusan sulit harus diambil. Bisnis
yang sudah sangat besar itu harus ditinggalkan, demi
ketenangan jiwa. Berat memang, mengingat bisnis itulah yang
selama ini menunjang perekonomian keluarga. Namun, aku
Dapur Ayu

juga tidak bisa menjalankan sesuatu yang aku tahu


membahayakan orang lain.

Lalu, aku menjalani hari-hari seperti semula. Menjadi ibu


rumah tangga dengan segala aktivitas. Memang dasarnya haus
akan ilmu dan tidak betah jika tidak belajar sesuatu yang
baru, aku menyalurkan hobi fotogra�i ke sosial media. Setiap
kali selesai memasak, aku selalu mengambil gambarnya dan
meng-upload di Facebook.

Aku belajar fotogra�i menggunakan handphone dan


mempraktikkan pada masakan-masakanku. Sama sekali tidak
menyangka kalaau postingan itu mendapat banyak respon.
Ada saja yang mengirim komentar “Wah, kayaknya enak deh
masakanmu.” Aku pun mempersilakan mereka untuk datang
ke rumah dan mencicipi langsung.

162
MEMULAI BISNIS ONLINE

Dari situ, banyak yang suka dengan masakanku dan


mengatakan kalau rasanya enak. Mereka kerap kali hendak
memesan makanan. Awalnya aku bilang “aku nggak jualan”.
Tapi ternyata cukup banyak yang seperti ini. Hingga akhirnya,
aku mengiyakan untuk menerima pesanan dari teman-teman
yang butuh makanan untuk katering harian bahkan sampai
untuk acara keluarga. Inilah asal mula Dapur Ayu yang dikenal
sekarang. Semua berawal dari iseng-iseng upload foto
masakan yang akhirnya banyak yang pesan.

Saat pesanan mulai banyak, aku memutuskan untuk serius di


bisnis ini. Aku mulai membuat akun instagram dan belajar
digital marketing. Awal-awal memang cukup berat, karena

Ayu Septi Ekawati


hanya punya satu orang asisten yang membantu, sedangkan
alhamdulillah pesanan terus mengalir. Namun, karena aku
merasa senang setiap kali ada customer yang puas dengan
rasa masakan yang enak, aku jadi semangat lagi.

163
TEN MILLION STORY

Meskipun pesanan sudah mulai berdatangan, aku merasa


foto-foto yang aku bagikan di sosial media itu masih kurang
bagus. Karena aku mengambil gambar secara asal-asalan atau
tidak menggunakan teknik yang bik. Maka mulailah mencari
tahu kelas foto untuk makanan agar foto hasil masakan bisa
lebih kece.

Kebetulan aku ikut komunitas HMC (Hijabers Mom


Community) dan ketika sedang membuka grup online
komunitas tersebut, ada info mengenai workshop “Foto Kece
Pakai HP” yang dibawakan oleh Mbak Ariana Octavia. Itulah
pertama kalinya aku mengikuti kelas fotogra�i. Dan
alhamdulilah menjadi tahu bagaimana angle yang benar dan
mulai bisa edit foto “mentah” jadi lebih enak dilihat dan layak
Dapur Ayu

diposting di sosmed, hehehe….

Menurutku, untuk berjualan online, modal utamanya adalah


foto yang kece, karena customer tidak melihat secara langsung
produk yang dijual. Mereka tidak bisa mencicipi masakan
yang aku buat. Itu kenapa aku masih belum puas belajar dari
satu narasumber. Aku mencoba lagi mencari pelatihan kelas
fotogra�i yang menggunakan kamerai. Karena, meskipun dari
dulu aku suka foto, tapi aku benar-benar tidak tahu teknik
fotogra�i yang benar itu seperti apa.

Lalu, bertemulah aku dengan Mbak Silva Sandiarini, seorang


master fotogra�i yang super keren dan menginspirasi. Dari
situlah pertama kalinya aku kenal YBB (Yuk Belajar Bareng).
Pertemuan pertama dengan founder-nya, mbak Amika,
memberi kesan kalau orangnya baik, ramah, dan tegas.

164
TEN MILLION STORY

Saat itu, di penghujung tahun 2017, tepatnya tanggal 14


Oktober, pas sekali aku sedang dalam keadaan sangat
terpuruk. Asisten kesayanganku resign. Selain itu, ada
masalah dengan suami yang membuat malam itu benar-benar
tidak bisa tidur. Paginya, sahabat sekaligus tetanggaku, Bu
Bianca, mengajak atang ke acara #YBBTiramisu. Jujur, aku
sangat tertarik hadir karena memang sepertinya acaranya
bagus. Narasumber saat itu ada Mbak Muri Handayani, Mbak
Riri Kusnadi (Owner Decorprops), dan Mbak Silva Sandiarini.

Meski mata sembab karena terlalu banyak menangis dan


tidak tidur semalaman, Alhamdulillah, aku ditenangkan
sepanjang jalan menuju workshop. Aku sangat bahagia dan

Ayu Septi Ekawati


bersyukur bisa menghadiri acara ini. Di situ aku banyak
belajar. Dari yang tidak tahu apa-apa dan tidak pernah
mengikuti pelatihan tentang bisnis online sebelumnya,
menjadi sedikit terbuka soal bisnis online. Dan setelah itu, aku
follow Instagram Yuk Belajar Bareng, jadi aku bisa mendapat
info ter-update jika YBB mengadakan pelatihan-pelatihan
yang dibutuhkan.

Aku yang masih sangat awam tentang branding dan


marketing. pelan-pelan mulai tahu dari mengikuti beberapa
workshop yang diadakan oleh YBB. Beberapa kali juga aku
menawarkan sponsorship. Dan Alhamdulillah, dari situ nama
Dapur Ayu mulai dikenal orang sehingga penjualan pun
meningkat. Bahkan aku tidak terlalu ingat kapan tepatnya
omset 10 juta pertamaku. Yang jelas, alhamdulillah pesanan
terus mengalir. Setiap hari ada saja yang menelepon atau
mengirim pesan untuk order berbagai menu Dapur Ayu.

165
TANTANGAN DAN JALAN KELUAR

Seperti bisnis lain pada umumnya, tidak mungkin segalanya


berjalan mulus. Ada lika-liku yang harus dihadapi. Menjalani
usaha yang sebelumnya sama sekali tidak aku inginkan
bukanlah hal yang mudah. Mungkin memasak adalah salah
satu passion-ku. Aku sangat senang bereksperimen dengan
masakan, tetapi ketika berubah menjadi sebuah bisnis, ini
merupakan PR yang sangat berat. Kita harus bisa menentukan
HPP, harus survei pasar, harus selalu berinovasi supaya
pelanggan tidak bosan dengan masakan kita, dan hal terberat
adalah ketika tidak ada asisten sama sekali. Sungguh, di saat
seperti itu, rasanya ingin mengakhiri usaha kuliner ini.

Jujur, aku merasa kesulitan dalam merekut pegawai yang


sesui harapan dan profesional. Karena tidak sembarang orang
Dapur Ayu

bisa mudah beradaptasi dengan sistem kerja di catering. Oleh


karena itu, aku sering sekali menghapus Dapur Ayu Catering
dari hidupku. Karena menurutku, ini adalah usaha yang aku
mulai dari sebuah kecelakaan, bukan dari niat usaha kuliner
sesunguhnya. Aku sering merasa jenuh, terutama ketika tidak
ada asisten sama sekali. Aku harus melakukan semua peker-
jaan sendiri, tapi alhamduillah suamiku selalu membantu dan
mendukung usahaku ini.

Belum lagi, saat ada customer yang komplain. Aku harus bisa
mengendalikan diri dan tidak boleh terbawa emosi. Harus
benar-benar sabar dan memperhatikan apa masalahnya dan
apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahan itu.
Permasalahan yang paling sering adalah pengiriman yang
terlambat. Biasanya hal ini karena macet di jalan dan memang
di luar kendali. Karena untuk mengirim makanan dengan
taksi online, aku sudah memperkirakan waktu pick upnya.

166
TANTANGAN DAN JALAN KELUAR

Namun, kadang di jalan ada hal-hal yang tidak diinginkan.


Macet panjang dan terlambat tiba di tempat.

Pernah sekali waktu, ada pengiriman yang terlambat sampai


hampir satu jam. Pelanggan ini memesan nasi tumpeng untuk
acara pembukaan toko. Tiap beberapa menit sekali telpon
berdering menanyakan pesanannya sudah sampai mana. Aku
hanya bisa menjawab dengan jujur bahwa pesanan masih di
jalan karena macet. Lalu, orang tersebut marah-marah. Aku
pun meminta maaf dan bersedia memberikan kompensasi
jika memang menurutnya pelayanan Dapur Ayu Catering
kurang memuaskan. Tapi, akhirnya, aku merasa lega saat
customer ini menelepon beberapa jam kemudian dengan

Ayu Septi Ekawati


mengatakan kalau masakannya enak dan malah berterima
kasih.

Terkadang aku berpikir, untuk apa secapek ini melakukan


pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah kulakukan? Aku
memasak untuk banyak orang, tapi tidak bisa setiap pagi
memasak untuk keluarga sendiri. Di situ batin sudah mulai
goyah, rasanya ingin menyimpan rapat semua peralatan
tempur di dapur, dan fokus untuk keluarga. Ketika pesanan
berdatangan, aku seringkali berpikir untuk menerima atau
tidak. Karena aku menyadari, aku juga lelah jika harus
memainkan semua peran. Membantu suami mencari na�kah,
tetapi tak boleh lupa peran sebagai istri dan ibu untuk
anak-anak. Karena semua teman-teman pasti tahu, menjadi
ibu rumah tangga dengan banyak anak yang masih kecil itu
cukup melelahkan, apalagi ditambah dengan usaha yang juga
bukan hanya menguras energi, tetapi juga pikiran.

167
TANTANGAN DAN JALAN KELUAR

Aku sering merasa sedih ketika tidak bisa menemani


anak-anak sepenuhnya. Kadang, pagi-pagi sudah disibukkan
dengan persiapan pengiriman pesanan. Pernah juga anakku
hampir kesiangan berangkat ke sekolah karena ibunya masih
sibuk di dapur. Sebagai penebusan dosa, jika ada waktu
senggang atau pesanan masih bisa di-handle oleh asisten, aku
selalu berusaha mengajak anak-anak entah itu sekadar
makan-makan di luar atau jalan-jalan ke mall. Dan jika si
sulung ada kegiatan ekstrakurikuler atau lomba, aku juga
menyempatkan hadir untuk menonton. Walau terkadang juga
harus aku lewatkan karena mengurusi pesanan atau ada acara
untuk pengembangan usaha.

Aku juga selalu memperhatikan pendidikan mereka dengan


Dapur Ayu

memilihkan sekolah terbaik. Aku ingin mereka mendapatkan


yang terbaik dan bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari
orangtuanya di masa depan. Terutama dalam hal agama, itu
yang paling menjadi pertimbangan saat memilihkan sekolah.
Bagiku, bekal dasar pemahaman agama yang baik akan
membentuk seorang anak yang Insya Allah baik juga. Urusan
anak memang cukup menguras energi tersendiri, hehehe.

Alhamdulilah, adikku Betty, akhirnya menekuni usaha kuliner


juga. Dialah yang menjadi teman curhat setiap saat yang
selalu menguatkan untuk tetap bertahan. Karena sebenarnya,
aku sempat kaget luar biasa ketika sadar bahwa harus
memainkan semua peran seperti ini. Dibanding dengan usaha
kosmetik sebelumnya, aku bisa mendapatkan income yang
jauh lebih besar tanpa harus capek mencuci piring, masak,
dan mengeluarkan energi yang banyak. Tapi secapek apa pun
dan bagaimanapun beratnya menjalani semua ini, aku selalu

168
TANTANGAN DAN JALAN KELUAR

bersyukur. Merintis usaha memang bukan hal mudah, pasti


akan selalu ada cobaan dan ujian. Dan aku yakin Allah
memberikan ujian itu sebagai tanda sayang kepada
hamba-Nya.

Untuk sekarang ini, di tengah segala tantangan yang kuhadapi,


aku semakin menguatkan diri untuk memperbesar usaha
Dapur Ayu Catering. Di luar berbagai ujian tadi, aku selalu
teringat akan senyum sumringah dan ucapan terima kasih
para pelanggan yang puas terhadap rasa masakan yang enak.
Hal itu membiuskan semangat lagi untuk mengembangkan
usaha ini.

Ayu Septi Ekawati


Aku memutuskan untuk mengikuti beberapa workhsop
dengan serius. Karena merasa masih sangat butuh banyak
ilmu untuk mengembangkan usaha. Kebetulan aku memang
tipe orang yang senang belajar dan memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi. Segala hal yang menunjang bisnis aku ikuti. Aku
selalu berpikir bahwa kita tidak boleh menjadi orang yang
biasa-biasa saja. Pola pikir, wawasan, skill, harus selalu
di-upgrade agar kapasitas diri kita bertambah.

Terakhir aku ikut Business Coaching untuk benar-benar


mendalami hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan bisnis ini. Aku juga belajar soal teamwork,
bagaimana mengatur cash�low, mengembangkan bisnis ke
model lain seperti franchise atau buka cabang misalnya,
bagaimana manajemen pegawai, dan sebagainya. Ini terasa
sangat membantu. Alhamdulillah, beberapa materi yang
sudah aku dapat terapkan, terasa sekali manfaatnya untuk
kelancaran bisnis. Ke depannya, aku masih ingin banyak

169
TANTANGAN DAN JALAN KELUAR

mengikuti pelatihan di bidang lain untuk menunjang diri


sebagai owner bisnis, seperti public speaking, dan
semacamnya.

Suami yang selalu mendukung juga menjadi penguat di saat


ingin menyerah. Alhamdulillah, selama ini, dia selalu
membantu. Dukungan dari keluarga seperti suami, adik, orang
tua pun menjadi semangat yang tak tergantikan. Karena
mereka, aku jadi tidak mudah menyerah dan kembali ingat
bahwa semua perjalanan yang sulit ini, dilalui karena juga
ingin membahagiakan mereka. Ketika aku bisa memuaskan
pelanggan dengan masakan yang enak, maka bukankah sudah
seharusnya aku juga berusaha membuat orang-orang yang
kusayangi bangga terhadap aku yang mau terus berjuang?
Dapur Ayu

170
GALLERY

Ayu Septi Ekawati

dapurayucatering

171
Imayzing

IMAYZING STORY
KARENA ALLAH MAHA BAIK
Sayyidah Fithrie

““... team Imayzing. Terdiri dari para perempuan, termasuk ibu-ibu yang
penuh semangat melawan keterbatasan dirinya, juga dengan bantuan
additional player yaitu adik-adik binaan di rumah yatim. Memang team
ini bukan hasil rekrutmen berskala perusahaan yang menimbang standar
kuali�ikasi. Terkadang yang dikirimkan Allah bukan yang terbaik
menurutku, tapi aku yakin Allah yang memilih orang-orang ini untuk
menjadi guru sekaligus menjadi murid dalam perjalanan menjemput
rezeki di sini. Kadang aku perlu belajar kepada mereka, karena team-ku
adalah guruku yang mengajarkan kebaikan, kesabaran, dan kebersa-
maan…”

172
AKAD

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Setiap orang memiliki sesuatu yang memenuhi pikirannya.


Entah itu suatu cita-cita yang tak bersebab mengapa
tertariknya, ataupun sebuah ketertarikan yang mendalam
tentang sesuatu. Banyak orang menyebutnya passion. Sejak
usiaku 23 tahun, biidznillah aku berkesempatan untuk
mentransformasikan passion menjadi bisnis yang sudah
berjalan 4 tahun hingga tahun 2019 ini. Alhamdulillah.
Semuanya mengalir begitu saja. Aku sama sekali tidak
menyangka bahwa bisnis yang dimulai dan dijalani dengan
otodidak bisa bertahan jatuh bangun sekian lama. Maasya
Allah laa quwwata ilaa billaah.

Sayyidah Fithrie
Datang ke acara pernikahan adalah hal yang menarik perha-
tianku sejak SMP. Membayangkan bagaimana sebuah tim
merangkai dekorasi, merias wajah-wajah bahagia, memasak
beragam hidangan, merekam kenangan dalam gambar,
berkolaborasi dan saling mengisi.

Semakin dewasa aku mulai memahami bahwa suatu pernikah-


an berdampak dunia akhirat kepada kedua keluarga, dan
sepertinya menjadi salah satu bagian yang membantu memu-
dahkan urusan pernikahan orang lain akan memberiku
banyak kesempatan untuk bermanfaat, maka mantaplah
sudah passion itu aku niatkan menjadi sebuah cita-cita
sederhana, “Aku mau jadi Wedding Organizer”. Masih sederha-
na karena bisa saja ini hanya berakhir sebagai sebuah cita,
aku sadar masih jauh dan terjal jalan mewujudkannya karena
menyiapkan suatu pernikahan butuh biaya besar. Maka

173
AKAD

tentulah pengusaha di baliknya juga harus mempersiapkan


dana besar sebagai modalnya, kan?

Sudah sejak tahun 2003 Abi (Ayah) mengelola Rumah Yatim


dan Dhuafa di daerah Pondok Petir, Depok. Dari beliau, aku
banyak mendengar cerita mengenai para ibu tunggal dan
dhuafa yang berjuang mempertahankan keimanan dalam
menjaga keberlangsungan hidupnya.

Niat memulai usaha muncul kembali untuk memberikan para


ibu ini manfaat. Seketika teringat kembali akan cita-cita
menjadi “Wedding Designer”. Kala itu, awal tahun 2015 aku
masih berstatus sebagai mahasiswa kelas malam di Fakultas
Ekonomi UI yang Alhamdulillah sudah bekerja sebagai
Imayzing

pegawai tetap di salah satu Bank Syariah. Modal yang paling


murah yang bisa kupikirkan saat itu adalah mengaitkan
apapun kemampuan yang aku bisa dengan ruang lingkup
pernikahan, lalu menjualnya secara online karena aku masih
memiliki amanah sebagai mahasiswa sekaligus pekerja, selain
itu usaha online bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja
selama ada koneksi internet. Tekad pun dibulatkan. Aku harus
memulai tidak boleh menyerah pada keadaan. Cita-cita hanya
akan berujung menjadi cerita jika aku tidak pernah selangkah
pun menuju ke sana.

Menulis tentang perjalanan bisnis seperti ini membuatku


ingat kembali dengan momen-momen haru perjalanan itu. Hal
pertama yang kuingat adalah banyak berdiskusi dengan kakak
untuk brainstorming dan membangun support system. Karena
aku meyakini dalam perjalanan kebaikan kita butuh

174
AKAD

dukungan dan pertolongan orang-orang baik, sebagaimana


Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam butuh sahabat
untuk menemaninya dalam perjalanan dari Mekkah ke
Madinah.

Alhamdulillaah berbekal kemampuan desain dan editing


sederhana menggunakan photoshop yang kupelajari secara
otodidak sejak SMP, kami mulai blogwalking dan youtube-ing
mencari tutorial membuat desain undangan sekaligus belajar
Corel Draw untuk membandingkan aplikasi mana yang lebih
mudah untuk digunakan.

Menjelang akhir tahun 2015 seiring kewajiban untuk menyele-

Sayyidah Fithrie
saikan skripsi, aku memutuskan untuk resign dari pekerjaan
dan meneruskan cita-cita ini. Tentu bukan keputusan yang
mudah. Keluarga besar, sahabat, pimpinan, rekan kerja, semua
yang mendengarnya menyayangkan keputusan tersebut.

Namun pilihan-pilihan yang ada di depan mata selalu menga-


jarkan kita untuk berpikir luas, tidak hanya tentang diri
sendiri. Dan kita hanya bisa memilih salah satu kemudian
belajar dari pilihan yang diambil, belajar pengalaman baru,
belajar untuk tidak menyesali keputusan, dan belajar untuk
bertanggung jawab pada pilihan.

Dukungan serta nasehat Abi dan Ummi (yang sebisa mungkin


berusaha tidak menunjukkan sikap khawatirnya) akhirnya
menguatkanku menjalani keputusan ini dengan niat menye-
barkan kebaikan dalam ruang lingkup apapun yang bisa
kulakukan dan menjadikan pekerjaan apapun sebagai media
dakwah.

175
AKAD

Beberapa pekan sebelum resmi menjadi pengangguran, -eh


menjadi pengusaha, haha-, aku mengumpulkan undangan-un-
dangan pernikahan yang pernah kuterima. Aku mengukurnya
satu persatu dan menganalisa bagian yang bagus yang bisa
kutiru dan apa-apa yang kurang yang bisa kuperbaiki. Aku
buat desain-desain undangan yang modern dan kekinian.
Desain telah selesai, sekarang tinggal memikirkan dimana dan
bagaimana desain ini bisa dicetak, serta berapa harga
modalnya. Suatu hari sejak pagi-pagi sekali, aku berkeliling
dengan motor dari satu percetakan ke percetakan lain untuk
bertanya perihal harga cetak. Akan tetapi, ternyata tidak
sesuai dugaan, sedikit sekali percetakan yang menyatakan
bisa menerima cetak undangan. Entah karena memang tidak
bisa, atau memang tidak mau membuang waktu karena aku
Imayzing

datang memang untuk bertanya-tanya. Bahkan, setelah


beberapa pemilik percetakan menolak untuk menghitungkan
harga cetak dengan ekspresi dingin, tidak jarang staf-stafnya
juga ikut merendahkan. Sedih sekali rasanya.

Tak banyak informasi harga cetak yang bisa aku kumpulkan,


tetapi di beberapa percetakan yang bersedia menghitungkan
harga, aku langsung mencetak dummy untuk desain
undangan yang sudah kubuat. Kemudian setibanya di rumah
hasil cetak digital printing berukuran kertas A3 itu kami -aku
dan kakak- potong-potong dan lem secara manual. Kemudian
difoto menggunakan kamera HP samsung J1. Niat awalnya
foto ini akan kami pasang di instagram pribadi demi
membangun awareness bahwa kami akan jualan undangan.

Selang beberapa hari, kami buat akun instagram khusus


jualan, agar lebih tampak profesional. Pemilihan nama brand

176
AKAD

selain berdasarkan ide, juga pada akhirnya ditentukan oleh


availability nama tersebut untuk jadi akun instagram, biar
unik dan jadi yang pertama. Akhirnya terpilihlah nama
IMAYZING sebagai brand kami. Rasanya bahagia sekali
mengenang masa-masa itu. Padahal ketika menjalaninya aku
sering ngeluh dan nangis, haha. Aku yakin, nggak mungkin
Allah kasih rezeki dan kesempatan ini kalau tidak ada maksud
di baliknya.

Ikhtiar dengan modal kurang dari Rp 100.000 saat itu


benar-benar mengandalkan pertolongan Allah SWT. Kami
hanya bisa posting beberapa pilihan desain “karena memang
baru itu yang kami punya” dan fokus pada deskripsi material

Sayyidah Fithrie
kertas serta nilai tambah yang kami tawarkan pada produk.
Menurutku, tiga hal ini yang menjadi informasi penting bagi
calon pengantin dalam memilih undangan. Ikhtiar kami
berikutnya untuk memenuhi feed instagram adalah foto detail
desain dari dummy yang sudah dicetak, tapi ternyata setelah
difoto puluhan kali dengan berbagai gaya dan di berbagai
tempat hasil cetaknya lama kelamaan rusak. Hahaha.

Kendala terbesar memulai Imayzing adalah saat menentukan


harga. Tapi karena aku melihat betapa mahalnya biaya
pernikahan, jadi aku ingin menghadirkan bagian kecil dari
pernikahan yang membawa nilai kualitas dan prestige, namun
dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan.
Berkecimpung di dunia percetakan ini susah-susah gampang
ditebak, karena komponen penentu harganya ada banyak
sekali. Sedangkan informasi harga yang bisa aku dapatkan
dari percetakan juga tidak bisa menjawab semua pertanyaan
calon client.

177
AKAD

Jadilah di awal aku nekat publish harga berdasarkan kira-kira,


yang penting kalau dikira-kira aku nggak nombok. Hahaha.
Semua pertanyaan soal harga aku jawab dengan insting
karena saat itu aku sama sekali belum punya pengalaman.
Modal nekat demi mendapatkan pengalaman berharga
berkomunikasi dengan client dan secepatnya memberi
manfaat kepada adik-adik dan ibu-ibu di Rumah Yatim.
Imayzing

178
PULANG KE RUMAH

Akhirnya, penantian dan doa panjang membuahkan hasil.


Beberapa pesanan mulai masuk. Masih kuingat betul banyak
drama yang menguras emosi jiwa saat itu karena semua
pesanan undangan aku buatkan desain sesuai request semua
client, tujuannya untuk melahirkan banyak portfolio. Allah
berikan kesempatan Imayzing banyak momen membaha-
giakan ketika berbagi pikiran dengan calon client terkait
konsep pernikahan yang tentunya beda-beda. Alhamdulillaah,
memasuki bulan kedua Imayzing sudah membukukan omset
Rp10 juta pertama. Maasya Allah laa quwwata ilaa billaah.

Kanal utama pemasaran Imayzing hanyalah melalui Instagram


dan eksekusi sampai closing melalui Whatsapp. Maka di

Sayyidah Fithrie
sinilah aku coba memaksimalkan. Meskipun memakai
platform gratisan dari Instagram dan Whatsapp, tapi aku
mencoba untuk membangun trust dari para calon client. Jadi
sejak awal aku berkomitmen hanya akan membuat promosi
berdasarkan apa yang memang kami buat, tidak mau menga-
da-ada. Maka sejak awal aku dan kakak belajar cara membuat
foto produk terbaik, mengatur waktu tayang di jam-jam
terbaik, buat caption dengan kalimat yang baik, dan
menjawab pertanyaan calon client dengan jawaban yang
terbaik.

Bukti lainnya bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat


adalah dengan mengirimkan orang-orang terbaik untuk
menjadi keluarga baruku, team Imayzing. Terdiri dari para
perempuan, termasuk ibu-ibu yang penuh semangat melawan
keterbatasan dirinya, juga dengan bantuan additional player
yaitu adik-adik binaan di rumah yatim. Memang team ini
bukan hasil rekrutmen berskala perusahaan yang menimbang

179
PULANG KE RUMAH

standar kuali�ikasi. Terkadang yang dikirimkan Allah bukan


yang terbaik menurutku, tapi aku yakin Allah yang memilih
orang-orang ini untuk menjadi guru sekaligus menjadi murid
dalam perjalanan menjemput rezeki di sini. Kadang aku perlu
belajar kepada mereka, karena team-ku adalah guruku yang
mengajarkan kebaikan, kesabaran, dan kebersamaan.

Tak jarang sebaliknya, aku yang mengajarkan mereka menge-


nai kerja keras, kebijaksanaan, dan keleluasaan hati menilai
kelebihan dan kekurangan. Semua orang di team ini
berkesempatan untuk belajar, saling mengingatkan dalam
kebaikan dan saling menguatkan agar tidak terjatuh dalam
keburukan.
Imayzing

Pengalaman bekerja membuatku berniat membangun sebuah


usaha yang fokus membuka kesempatan bagi perempuan,
-istri dan ibu- untuk mengembangkan kapasitas dirinya
melalui bisnis. Di luar sana banyak pekerjaan yang membuat
perempuan sulit untuk menuntaskan amanahnya dalam
keluarga, sehingga aku ingin lebih banyak merekrut dan
membina perempuan serta membuat tata kelola manajemen
agar bisnis ini menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi
para perempuan pekerja.

Setiap bulan kami adakan kegiatan rutin Amanah Day sebagai


ajang refresh syukur dan muhasabah agar menjadikan diri
kami lebih baik secara pribadi di berbagai aspek.

Meskipun kegiatan ini tak sehebat namanya, hanya kegiatan


sederhana dan sebentar saja di ruangan kecil di sudut rumah
Ummi yang kami manfaatkan sebagai workshop Imayzing.

180
PULANG KE RUMAH

Alhamdulillah proses ini berdampak pada pelayanan karena


akhirnya team yang menangani client tidak merasa dipaksa
menjadi pura-pura baik, karena perbaikan yang asli sedang
diupayakan terjadi dalam dirinya. Alhamdulillah banyak client
yang merasa mereka ditanggapi, diberi informasi, dan dilayani
oleh team ramah dan santun.

Sayyidah Fithrie

181
SAYANG BANGET KULIAH DI UI TAPI ‘NGGAK KERJA’

Dalam menyelesaikan amanah client, kami utamakan untuk


melakukan melebihi yang kami bisa. Selama masih bisa
diusahakan, bismillah lakukan. Kerja keras dan kerja tuntas
kami dalam menyelesaikan amanah client melibatkan dan
memberi dampak bukan hanya bagi Ibu-Ibu tunggal dan
dhuafa, tapi juga adik-adik binaan yang alhamdulillah jadi
punya uang jajan tambahan. Pekerjaan sederhana seperti
membantu potong pita dan pasang tali paper bag setiap sore
sepulang sekolah, alhamdulillah sangat membantu kami
mengejar deadline project. Selain mereka, ummi, abi, adik,
sepupu, dan beberapa tetangga juga turut terlibat membantu
mengurus proses packing dan pengiriman yang seringkali
dikerjakan sampai larut malam, selagi aku sibuk mengurusi
chat pesanan.
Imayzing

Banyak hal di luar nalar yang tidak mungkin terwujud kalau


bukan atas pertolongan Allah. Sungguh, aku pada awalnya
bahkan tidak tahu bagaimana cara mengemas produk agar
anti basah dan anti rusak, bagaimana cara mengirim kargo,
dan bagaimana menghitung ongkos kirim ketika produknya
bahkan baru bisa ditimbang setelah selesai dicetak. Wah, pada
saat itu tidak terbayang bagaimana rasanya mendapatkan
pesanan dari luar Jabodetabek.

Alhamdulillah, jawaban atas semua keterbatasan itu, Allah


berikan kesempatan bagi Imayzing menerima pesanan dari
berbagai penjuru Indonesia seperti Banda Aceh, Bukittinggi,
Pekanbaru, Belitung, Lombok, bahkan Bontang. Pengalaman
paling menantang saat mengerjakan project dari seorang
client di Pontianak yang Maasya Allah baik sekali.

182
SAYANG BANGET KULIAH DI UI TAPI ‘NGGAK KERJA’

Padahal total pemesanan undangan dan perintilan lainnya


sampai Rp 21 juta. Dari awal pemesanan aku sudah tidak
tenang membayangkan bagaimana caranya packing dan
mengirim 1800 pcs undangan dan paper bag, dan bagaimana
ongkos kirimnya. Setelah seluruh pesanan selesai dan
dihitung ongkos kirimnya mencapai Rp 4 juta. Aku yang
menimbang sampai pusing, Alhamdulillah ternyata client-nya
gak merasa kesulitan dengan ongkos kirimnya. Hehehe.
Selain itu kenangan menantang lain yang tidak mungkin
terlupakan, Imayzing pernah menerima pesanan dari salah
seorang ajudan Presiden Republik Indonesia. Sungguh tidak
menyangka akan mencetak nama Presiden, Wakil Presiden,
Menteri dan Jenderal sebagai daftar tamu undangan. Allah

Sayyidah Fithrie
sungguh Maha Baik.

Seringkali aku merasa malu jika almamaterku dibandingkan


dengan manajemen bisnis yang kujalani ‘yang tentu masih
banyak kekurangan’, padahal aku justru merasa saat inilah
proses kuliahku yang sebenarnya. Yang kemarin baru hanya
pemaparan ruang lingkup pembelajaran, baru silabus, haha.
Sejak awal manajemen yang aku terapkan di Imayzing
hanyalah komitmen untuk melakukan dan memaksimalkan
apapun yang bisa dilakukan demi menuntaskan amanah
pesanan client. Kegigihan ini seolah menjadi core business
Imayzing. Kata Ustadz Salim A Fillah, agar terasa dampaknya
bagi sesama, kita harus menghadirkan rasa terbaik kita dalam
melakukan aktivitas. Maka aku harus menjaga kepercayaan
client melalui ikhtiar terbaik sehingga berbagai masalah yang
terjadi, kami hadapi dengan fokus pada solusi dan pastikan
buat rencana ke depan untuk antisipasi.

183
SAYANG BANGET KULIAH DI UI TAPI ‘NGGAK KERJA

Sebagai pebisnis yang tidak berilmu, tidak bermodal, dan


tidak berpengalaman, aku tentu mengalami banyak masalah.
Salah desain, ukuran desain dengan kebutuhan cetak tidak
sesuai, salah cetak, hasil cetak rusak, �inishing rusak, dan
berbagai masalah lainnya yang berbuntut pada kerugian
menghiasi hari-hari sepanjang bisnis ini berjalan.

Masalah lain yang terjadi di luar perihal bisnis tentu juga


banyak. Ada tanggung jawab sebagai anak yang perlu
dituntaskan. Tapi aku selalu meyakini bahwa yang menjadi
prioritas adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sehingga hal-hal
lain seperti kehidupan sehari-hari dan bisnis harus dibagi rata
hingga balance. Meskipun aku tentu saja masih harus banyak
ujian praktek soal ini. Ruang lingkup pekerjaan, bisnis, dan
Imayzing

keluarga harus dibuat batasan jamnya dan aku membiasakan


selalu mencatat hal-hal yang harus diselesaikan per hari dan
per pekan.

Satu hal yang selalu kusampaikan pada diriku sendiri, jika aku
bisa menggunakan bahasa terbaik untuk berkomunikasi
dengan client, maka aku harus melakukan yang sama saat
berbicara dengan suami dan orang tua. Jika amanah client
diusahakan terpenuhi semaksimal mungkin, maka aku pun
harus mengupayakan hak suami dan orang tua terpenuhi
secara optimal. Tetapi beruntungnya, suami dan abi serta
ummi tak pernah mempermasalahkan hal itu, semua bisa
diselesaikan sambil berjalan. Subhanallah wabihamdihi.

184
MERANGKAK DENGAN BAHAGIA SAMBIL TERUS BELAJAR BERJALAN

Suatu hari abi pernah berpesan dalam nasihatnya, “Hidup


adalah ruang kelas terbesar, kesulitan dan cobaan yang
dibagikan di atas meja kita masing-masing menunggu untuk
diselesaikan.”

Suatu waktu seorang client dari Tangerang bercerita bahwa ia


sangat ingin pesan undangan di Imayzing, tapi kedua orang
tuanya sudah memesan undangan kepada kerabat mereka.
Meskipun gagal jadi client, aku masih tetap merespon
chat-nya dan melayani sharing terkait persiapan pernikahan.
Hingga kurang dari 5 pekan Hari H, ia berkabar bahwa
undangan yang dipesannya kualitasnya kurang bagus, dan
akhirnya pesan 100 pcs untuk selesai dalam waktu 2 pekan ke

Sayyidah Fithrie
Imayzing khusus untuk tamu-tamu penting.

Rezeki memang nggak ke mana ya? Sang client langsung


membayar lunas seluruh pesanan, namun di pekan kedua
pengerjaan ia tidak bisa dihubungi lagi. Melalui database
client kami lacak dan hubungi seluruh media sosialnya karena
undangannya sudah selesai dicetak dan pernikahannya
tinggal 3 pekan lagi. 3 hari menunggu tetap tidak ada
jawaban, akhirnya aku memutuskan untuk mengirim
undangan ke rumahnya dan menyelesaikan semua amanah
hingga akhir. Aku meminta tolong supir untuk mengantar
Ummi dan salah satu team mengirim undangan ke alamat
yang tertera dalam database. Alhamdulillah setelah
berkeliling jalan, rumahnya ketemu. Ternyata client tersebut
terkena musibah kehilangan tas berisi ponsel, dompet, dan
dokumen pernikahan. Selama sepekan ia sibuk ke Kantor
Polisi, Dukcapil, dan KUA untuk mengurus semua dokumen
yang hilang dan tidak terpikir sama sekali tentang undangan.

185
MERANGKAK DENGAN BAHAGIA SAMBIL TERUS BELAJAR BERJALANT

Client dan ibundanya berterima kasih karena kami berinisiatif


mengantar undangannya. Alhamdulillah satu amanah
tertunaikan.

Hal yang sama namun berbeda situasi terjadi ketika sempat


ada missed-communication yang menimbulkan kekecewaan
client saat proses pengerjaan. Padahal seluruh ketidakse-
suaian karena missed-communication itu sudah kami cetak
ulang tanpa meminta tambahan biaya dan secara prosedur
pembayaran harus dilunasi sebelum undangan dikirimkan.
Tapi setelah diupayakan untuk ditagih, client belum juga
melunasinya hingga kurang 4 pekan acara. Acara
pernikahannya besar, dan jumlah undangannya banyak. Aku
khawatir kalau ditunda client nanti tidak sempat
Imayzing

mengirimkan undangannya dan akhirnya jadi tidak manfaat.


Akhirnya aku memutuskan tetap mengirim undangan dan
menyelesaikan semua amanah hingga akhir, karena aku yakin
mereka lebih membutuhkan undangannya dibandingkan aku
membutuhkan uangnya.

Setelah melewati tanggal pernikahan, aku tetap beri’tikad


untuk menagih kepada pasangan yang berdasarkan feed dan
story instagramnya sedang pergi honeymoon ke Maldives,
tapi hasilnya nihil. Entah karena sudah terlanjur kecewa, atau
bagaimana. Tapi ya sudahlah, jadikan pengalaman sebagai
bahan belajar, aku yakin nanti Allah yang bayar.

Hal lain yang kurasa penting menjadi fondasi, adalah


pemahaman bahwa membangun bisnis itu harus ikhlas
menjalani sesuai kapasitas yang sedang dimiliki saat ini, dan
mau terus belajar untuk bisa makin berkembang semakin

186
MERANGKAK DENGAN BAHAGIA SAMBIL TERUS BELAJAR BERJALAN

Bukan cuma manajemennya yang belajar, tapi juga seluruh


team harus mau mengembangkan diri terus menerus. Hingga
suatu hari, kakak yang gigih mencari kesempatan belajar,
alhamdulillah berhasil menemukan YBB (Yuk Belajar Bareng)
di Instagram. Sebuah komunitas yang sepertinya memang
kami cari selama ini karena menawarkan value yang sama,
yaitu mengembangkan kapasitas perempuan, istri, ataupun
ibu melalui bisnis.

Awal ikut kegiatan YBB dari Seminar Tiramisu 2 yang bertema


“Create Brand, Do Branding, Be Branded”. Ini pertama kalinya
Imayzing keluar kandang. Senangnya berkumpul belajar dari
sesama pengusaha adalah aku kembali diingatkan bahwa

Sayyidah Fithrie
banyak sekali di luar sana orang-orang yang juga menghadapi
berbagai masalah yang sama denganku. Aku nggak sendirian.
Dan bersama komunitas yang fokus untuk terus belajar dan
saling menguatkan, membuat aku merasa semakin yakin
bahwa aku nggak mungkin kekurangan pertolongan Allah.

Banyak tema pembelajaran dari YBB yang sangat related


dengan kebutuhan pengembangan bisnis Imayzing. Asyiknya
lagi, belajar bersama komunitas YBB 100% nyaman dan
aman. Nyaman karena pesertanya pasti perempuan semua
dan aman karena fasilitator yang dipilih selalu yang kredibel,
sehingga sharing-nya mencerahkan dan ilmunya bermanfaat
bangeet. Stay hungry and keep �ight for those-good-things you
believe.

187
SEBUAH CATATAN UNTUK DIRI SENDIRI

Memulai, menjalani, dan mengakhiri sama-sama tidak ada


yang mudah. Untuk itu, menurutku satu hal terpenting dalam
menjadi perempuan pengusaha adalah selalu melibatkan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam setiap langkah.

Aku selalu berdoa untuk bisa menjadi sejahtera semuda


mungkin, karena aku yakin rezeki bisa dijemput di usia
berapapun dengan izin Allah. Bagiku berbisnis bukan hanya
‘kendaraan’ untuk mewujudkan kesejahteraan, tetapi juga
menjadi ajang untuk aku dan semua team bisa bertumbuh
melalui berbagai masalah dan ujian yang mendewasakan.
Dalam Amanah Day kami mengakui bahwa kami semua penuh
dengan kekurangan, dan berikutnya bertekad fokus kepada
perbaikan.
Imayzing

Meski perjuangan menjalani usaha ini penuh dengan air mata


dan peluh, tapi aku akan tetap berikhtiar hingga suatu saat
bisa sejenak melambatkan langkah, berdiri dan mengenang
semua proses perjuangan. Sebagai pengingat untuk bersyukur
bagaimana sudah bisa sampai di tahap ini meski seringkali
ingin menyerah, bersyukur atas kebersamaan dan ketulusan
team yang selalu mendukung satu sama lain, bersyukur atas
sedemikian damainya team ini dalam melalui berbagai
keterbatasan dan kelelahan dalam perjalanan.

Aku berdoa lebih banyak untuk meminta kekuatan,


kesabaran, dan segala hal yang berguna untuk menghadapi
semua masa senang dan sulit. Aku bahkan tidak tahu akan
menjadi apa di masa depan, tapi aku yakin Allah senang
dengan orang-orang yang berjuang, orang-orang yang bekerja
keras, dan orang-orang yang tetap berjalan lurus pada

188
SEBUAH CATATAN UNTUK DIRI SENDIRI

garis-garis maya yang Allah kehendaki. If you want something


you never had, you must do something you never did.

Sebab itu aku mohon doa, agar kami bisa mendapatkan


karunia bertumbuh sebagaimana pohon yang baik yang
diceritakan dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim, agar kami
diberikan keteguhan iman yang mantap di dalam hati, iman
yang kokoh yang tertunaikan dalam tindakan kebaikan dan
yang membuahkan amal shalih.

Semoga Allah mudahkan untuk Imayzing semakin dikenal dan


dipercaya sehingga kemudian semakin luas berbagi kebaikan
dengan banyak percetakan, banyak pekerja, banyak produsen

Sayyidah Fithrie
souvenir, dan Allah bukakan jalan untuk memperluas ke
segmen bisnis pernikahan lain yang sejalan untuk
memudahkan pasangan umat Islam melangsungkan
pernikahan. Aamiin.

Jika aku yakin bahwa Allah tidak tidur dan menyaksikan


semuanya, maka sudah seharusnya aku memastikan agar
yang Allah saksikan adalah ikhtiar terbaik yang bisa kulaku-
kan. Jangan sekalipun merasa kurang barakah dan pertolon-
gan Allah, karena Allah Maha Baik.

189
GALLERY
Imayzing

imayzing imayzing.gift

190
Selalu ada langkah pertama
untuk memulai.
Selalu ada ‘nol’, sebelum
tercapai 10 juta pertama.

191
Sang Editor

Ummu Fath adalah nama kuniyah yang beberapa kali


digunakan sebagai identitas di beberapa karya awalnya.

Lahir di Samarinda dengan hadiah nama Emma Riyanti dari


kedua orangtua. Hobi menulis dimulai sejak SD dan mulai
serius menggeluti dunia jurnalistik saat duduk di Sekolah
Menengah Pertama. Saat SMU, nekad memberanikan diri
mengirimkan tulisan ke forum-forum seminar terbuka untuk
“dikuliti”.

Setelah menyelesaikan kulah S-1 Jurusan Akuntansi di


Universitas Islam Indonesia dan D-2 English Extention Course
di Sanata Dharma, sempat merasakan jadi karyawan selama
13 tahun. Alhamdulillah, saat ini, selain menjadi full-mom
untuk seorang anak lelaki 12 tahun, juga aktif dalam bisnis
online dan terdaftar sebagai salah satu Team Leader Royale
Premium, dengan tidak mengesampingkan aktivitas menulis
tentunya. Story telling adalah teknik menulis yang sekarang
sangat digemari.

Alhamdulillah, beberapa karya antologi �iksi sudah terbit


sejak tahun 2018, di antaranya “Bahasa Alam”, “Kisah Kasih
Keluarga Kita”, “13 Pintu Rezeki”, “Cahaya di Ujung Badai”,
“Cinta Terlarang”, dan “Cancer, Jangan Bunuh AKu!”. Judul
terakhir adalah sebuah event yang dipercayakan sebuah
penerbitan untuk dikoordinir.

192
SANG EDITOR

Saat diminta menjadi editor buku “10 Juta Pertama”, ada


perasaan suka cita tak terhingga. Sebuah keberuntungan bisa
membersamai 9 wanita inspiratif yang membuka mata dunia,
bahwa “hanya” dari dalam rumah, wanita pun bisa berdaya.

Target saat ini adalah menyelesaikan sebuah novel solo.


Mohon doanya agar segera bisa rampung dan hadir menema-
ni hari-hari para pembaca sekalian. Pesan untuk
teman-teman, jangan pernah ragu menulis, karena sejatinya,
setiap hari kita bercerita. Hanya belum terampil menggore-
skan pena untuk cerita-cerita itu.

Salam literasi,
Emma Riyanti
IG: @royaleredrose, @pena_redrose
FB: Emma Riyanti
WA: 08125869272; 08125869272

193
Tentang
Yuk Belajar Bareng

Diinisiasi oleh dua sahabat dan sesama pemilik OLSHOP yaitu


Amika Aspar dan Rebecca Matulandi pada tahun 2016.

Ide ini muncul karena keinginan untuk bisa ikut workshop


yang pesertanya semua perempuan agar interaksi satu sama
lain lebih nyaman, tidak bercampur dengan laki-laki.

Setelah brainstorming, tercetuslah ide untuk mengadakan


workshop “Motret Pakai HP Saja” karena materi ini adalah
salah satu ketrampilan yang penting dimiliki oleh pemilik
olshop.

Seiring dengan berjalannya waktu, Yuk Belajar Bareng (YBB)


bukan hanya sekedar penyelenggara workshop. Melalui
#jebolanYBB (alumni YBB), YBB diharapkan dapat menjadi
sebuah komunitas perempuan yang saling mendukung untuk
belajar dan berkembang, baik dalam pengembangan kapasi-
tas diri maupun untuk bisnis yang dikelolanya.

194
Kegiatan
Yuk Belajar Bareng

2016

195
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2017

196
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2017

197
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2018

198
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2019

199
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2019

200
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2019

201
KEGIATAN YUK BELAJAR BARENG

2020

202
Event
Yuk Belajar Bareng
Selanjutnya

Brand Awareness for Social Media

Create Smart Caption (basic)

Create Smart Caption (Advance)

Beautiful Instagram Feeds

Product Photography Workshop

203
Alhamdulillahi rabbilalamin

Anda mungkin juga menyukai