Anda di halaman 1dari 319

FIKIH PRAKTIS

ANDA BERTANYA,
USTADZ MENJAWAB
JILID 7

Wahyudi Sarju Abdurrahim

i
Fikih Praktis
Anda Bertanya Ustadz Menjawab;
Jilid 7

Wahyudi Sarju Abdurrahim

Desain Sampul : Ghulam


Setting isi : NH Soemirat

Penerbit
CV AL MUFLIHUN PUBLISHING
Jl. Wates KM 12
Pedusan RT 59 Argosari Sedayu
Bantul D.I. Yogyakarta 55752
HP. 08122539 8161
Email : almuflihunpublishing@gmail.com

Cetakan I September 2020

ISBN : 978-623-6583-08-9 (jil.7)

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

ii
iii
Persembahan

Buku ini aku persembahkan untuk mereka yang


sangat aku cintai;
kedua orang tuaku, istriku dan anak-anakku. Semoga
Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan
ampunan kepada mereka.

iv
v
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt.


atas karunia yang diberikan kepada kita. Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw.
Alhamdulillah buku Anda bertanya Ustadz
Menjawab Jilid 2 telah dapat diterbitkan. Buku ini
merupakan kelanjutan dari buku sebelumnya yang
banyak mengupas tentang fikih praktis. Buku ini
merupakan kumpulan dari pertanyaan dan jawaban
yang masuk ke penulis dan kami jawab dengan
bahasa sederhana serta menghindari perdebatan fikih
yang terlalu mendetail. Tujuannya agar mudah
dicerna dan dipahami oleh para pembaca.
Tentu saja, buku ini banyak kekurangan. Kami
sangat berterimakaih jika ada masukan konstruktif
dari para pembaca guna menyempurnakan buku ini
selanjutnya. Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada istri dan anak-anak saya, yang selalu
memberikan dukungan sehingga buku sederhana ini
bisa terbit. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada mas Ghulam yang telah membantu
membuatkan desain cover buku ini, mas Muflih yang
selalu mengupload tulisan-tulisan kami di web
tanyajawabagama.com dan Program Playstrore
Tanya Jawab Agama. Tak lupa, saya ucapkan terima
kasih kepada mas Nur Halim Sumirat yang telah
membantu dalam proses pencetakan dan distribusi
buku ini. Semoga Allah memberikan pahala bagi
kalian dan semoga buku ini membawa manfaat bagi
segenap umat Islam. Amin.

vi
Cairo, 14 Mei 2020

Al-Faqir ilallah
Wahyudi Sarju Abdurrahim

vii
Daftar Isi:
1. Halaman Muka i
2. Persembahan iii
3. Kata Pengantar v
4. Daftar Isi vii
5. Tuntunan Mencari Jodoh 1
6. Qadha Puasa Tanpa Bayar Fidyah 5
7. Kakek atau Nenek Ikut Campur Mengurus
Anak, Bagaimana? 7
8. Keluhan Istri Karena Jadi Tulang Punggung
Keluarga 9
9. Larangan Jual Beli Dengan Dua Harga 15
10. Dalam Keadaan Darurat Boleh Menyentuh
Non Mahram 18
11. Menikahi Perempuan Ahli Kitab 20
12. Bolehkah Melihat Inbox Media Sosial Calon
Suami Atau Istri? 22
13. Puasa di Bulan Rajab 25
14. Selisih Harga Dalam Jual Beli Kredit,
Apakah Boleh? 33
15. Nilai Pengembalian Utang 29
16. Kesalahan dalam Proses Khitan
17. Jika Seseorang Bermaksiat, Benarkah 40
Rumah Tetangga Terkena Keburukannya? 31
18. Berkumur-kumur Dalam Wudhu Saat Sedang
Puasa 37
19. Pertanyaan Seputar Utang Orang Tua 39
20. Jimat Untuk Penglaris Dagangan 43
21. Hukum Menikah Beda Agama 47
22. Bolehkah Membaca Alfatihah dalam Hati
Ketika Salat? 51
23. Mimbar Khutbah Model Podium, Bid`ah? 53
24. Meninggalkan Salat Secara Sengaja Karena
Pekerjaan 55

viii
25. Berbohong dan Mengambil Barang Milik
Orang Lain 57
26. Bolehkah Mengaku Telah Berzina? 61
27. Jangan Tabu Bicara Soal Utang 65
28. Keluhan Istri Karena Jadi Tulang Punggung
Keluarga 67
29. Mencuri HP Lalu Dipakai Bisnis, Apakah
Hasilnya Halal? 73
30. Mimpi Bertemu Nabi Khidir 75
31. Bagaimana Menghilangkan Rasa Bersalah
dan Dosa? 79
32. Pembagian Warisan 83
33. Mengebiri Kucing 85
34. Cahaya Nabi Pindah Ke Fatimah? 87
35. Mandi Wajib Hanya Memakai Celana Dalam,
Apakah Sah? 89
36. Mencuci Pakaian Bayi yang Bernajis 93
37. Rasul Sangat Romantis Dengan Ibunda
Aisyah (Imbas Viral Lagu Aisyah Istri
Rasulullah saw) 95
38. Cairan Pekat Yang Keluar Ketika Kencing
111
39. Dijilat Anjing Saat Sedang Salat, Apakah
Salatnya Batal? 113
40. Orang Tua dan Istri Sama-sama Perlu
Bantuan, Mana Yang Diutamakan? 115
41. Hukuman Bagi Pezina 119
42. Tidak Boleh Dua Kali Ruku Dalam Satu
Raka`at 123
43. Mimpi Bertemu Nenek yang Sudah
Meninggal 125
44. Fikih Niat 129
45. Bisakah Rujuk Lagi Setelah Talak Tiga? 131
46. Mengucapkan Kata Pisah, Apa Sudah Jatuh
Talak? 133
ix
47. Wajib Berlaku Adil Jika Punya Dua Istri 135
48. Batalkah Wudhu Bila Suami dan Istri
Bersentuhan? 141
49. “Anggap Saja Kita Sudah Bercerai” 145
50. Calon Mertua Menuntut Mahar Tinggi 147
51. Halalkah Penghasilan dari Bermain Game?
151
52. Menghidupkan Malam Nisfu Sya`ban 153
53. Santri Boleh Menerima Zakat 155
54. Qunut Nazilah di Tengah Pandemi Corona
157
55. Mengganti Salat yang Pernah Ditinggalkan
161
56. Yang Berhak Menerima Warisan 165
57. Salat Malam di Bulan Ramadhan 169
58. Pemberian Hak Anak Dari Ayah 171
59. Mengurus Surat Nikah ke KUA Setelah
Nikah Sirri 173
60. Rujuk Talak Satu, Apa Harus Akad Lagi?175
61. Jika Tidak Mandi Wajib, Salatnya Tidak Sah
177
62. Hukum Donor Organ Tubuh Ketika Masih
Hidup 179
63. Fatwa Ulama Terkait Virus Corona 181
64. Hukum Memelihara Anjing Untuk Jaga
Rumah 187
65. Mau Menikah Tapi Tidak Direstui Calon
Mertua 189
66. Posisi Tangan Ketika I`tidal 193
67. Makan Dulu Atau Bayar Dulu? 195
68. Allah Lebih Dekat Dari Urat Nadi Kita 197
69. Pertanyaan Tentang Nama Allah Dari
Seorang Teman Kristiani 199
70. Membayangkan Orang Berjimak 201
71. Ingin Kembali Pada Suami Yang Dulu 205
x
72. Pendidikan Seks Dalam Islam 207
73. Zikir Menggunakan Biji Tasbih 211
74. Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? 215
75. Perlukah Bersyahadat Ulang? 219
76. Syarah Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah
221
77. Pandemi Corona dan Kejayaan Islam 237
78. Tasawuf dan Makrifat 239
79. Mimpi Bertemu Nabi Khidir 241
80. Shalat Jumat Online Tanggapan Terhadap
Tulisan Ust Wawan Gunawan Abdul Wahid
245
81. Bolehkah Makan Saat Waktu Imsak Tiba?
251
82. Seputar Hukum Fidyah 253
83. Bolehkah Zakat Diberikan Pada Anak? 255
84. Tentang Darah Istihadhah 257
85. Bagaimana Pandangan Islam Tentang
Perempuan Yang Bekerja? 259
86. Pertanyaan Seputar Salat Malam di Bulan
Ramadhan 261
87. Mengganti Utang Puasa Bertahun-tahun 263
88. Keluar Darah Haid Lagi Saat Puasa 265
89. Uang “Terima Kasih” Untuk Orang Tua, Apa
Termasuk Riba? 267
90. Maksiat Taubat Maksiat Taubat, Bagaimana
Mengakhirinya? 269
91. Bolehkah Menjadikan Khamr Sebagai
Bumbu Masakan? 273
92. Sesuatu yang Terbesit Dalam Hati Belum
Menjadi Dosa 277
93. Jenis-jenis Air Yang Keluar Dari Kemaluan
279
94. Mandi Junub Itu Tidak Ribet 281

xi
95. Hubungan Suami Istri di Bulan Ramadhan
283
96. Menyentuh Mushaf Al-Quran Tanpa
Berwudhu 287
97. Mendoakan Orang Tua yang Non Muslim
291
98. Maksiat Taubat Maksiat Taubat, Bagaimana
Mengakhirinya? 295
99. Orang Tua Menyuruh Mudik Tapi Suami
Tidak Mengizinkan, Bagaimana? 299
100. Mencari Kesalahan Orang Lain 303

xii
Tuntunan Mencari Jodoh

Tanya:
Bagaimana cara mendapatkan jodoh menurut
Islam…saya sudah berusaha tapi jodoh tak kunjung
datang? (Zaenal Abidin, Blitar)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Sesungguhnya di dunia ini, Allah telah menciptakan
segala sesuatu berpasang-pasangan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah berikut:
‫ض َوم ِْن أ َ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِم َّما ََل‬
ُ ‫سُ ْب َحانَ الَّذِي َخلَقَ ْاْل َ ْز َوا َج كُلَّ َها ِم َّما ت ُ ْنبِتُ ْاْل َ ْر‬
َ‫َي ْعلَ ُمون‬
Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui.
Menikah sendiri dianjurkan guna untuk memberikan
ketenangan dan kedamaian dalam kehidupan
manusia sebagaimana firman Allah berikut:
‫َوم ِْن آيَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَكُ ْم م ِْن أ َ ْنفُ ِسكُ ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت َ ْسكُنُوا إِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَكُ ْم‬
ٍ ‫َم َودَّة ً َو َر ْح َمةً ۚ إِ َّن فِي َٰذَلِكَ ََليَا‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُرون‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

1
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir.
Sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, Allah
telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi,
seperti umur kita dan juga rezeki kita. Tentu juga
jodoh kita. Hal ini sesuai dengan hadis qudsi berikut
ini:
ٌ ‫ ا ُ ْكتُبْ َما ه َُو َك ِا‬: َ‫ب؟ قَال‬
‫ فَ َج َرى فِي‬.‫ئن‬ ُ ُ ‫ َربِِّي َو َماذَا أ َ ْكت‬:‫ قَا َل‬. ْ‫ا ُ ْكتُب‬
‫ع ِة ِم َّما ه َُو كَائِ ٌن ِإلَى َي ْو ِم ْال ِق َيا َم ِة‬
َ ‫ت ِْلكَ السَّا‬.
Artinya: “Tulislah!” Pena bertanya, “Wahai Rabbku,
apakah yang harus aku tulis?”
Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Tulislah apa saja
yang akan terjadi.”Berjalanlah pena pada saat itu
menuliskan apa yang akan terjadi sampai hari kiamat
(HR. Tirmidzi)
Hanya saja, kita tetap harus berusaha, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Allah akan memberikan
pahala atas apa yang kita usahakan, sementara hasil
serahkan semuanya kepada Allah. Hal ini sesuai
dengan firman Allah berikut:
َ ‫ع َملَكُ ْم َو َرسُولُه ُ َو ْال ُمؤْ مِ نُونَ ۖ َو‬
‫ست ُ َردُّونَ ِإ َل َٰى‬ َّ ‫س َي َرى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
ُ ُ ْ ُ ُ ُ َ َّ
‫ب َوالش َهادَةِ فيُنَبِِّئك ْم بِ َما كنت ْم ت َ ْع َملو َن‬ ِ ‫عال ِِم ْالغَ ْي‬
َ
Artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Mencari jodoh, sesuai dengan kriteria yang telah
digariskan nabi Muhammad, yaitu melihat dari sisi
agama sebagaimana sabda nabi berikut:

2
‫ فاظفر بذات الدين‬،‫ لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها‬:‫تنكح المرأة ْلربع‬
‫تربت يداك‬
Artinya: “Wanita biasanya dinikahi karena empat
hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena
parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah
kamu pilih wanita yang bagus agamanya
(keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu
akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Jadi, Anda tidak boleh putus asa untuk selalu
berusaha. Dan berserah dirilah kepada Allah karena
dengan tawakal penuh, Allah akan memberikan jalan
keluar dari pintu yang tidak pernah kita sangka
sebagaimana firman Allah berikut:
ُ ۚ ‫ث ََل يَ ۡحتَس‬
‫ِب‬ ۡ ُ‫ َويَ ۡر ُز ۡقه‬٢ ‫ٱَّلل يَ ۡج َعل لَّ ۥه ُ َم ۡخ َر ٗجا‬
ُ ‫مِن َح ۡي‬ َ َّ ‫ق‬ِ َّ ‫َو َمن يَت‬
Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah
akan jadikan baginya jalan keluar dan Allah akan
beri rezeki dari arah yang tidak dia sangka.” (ath-
Thalaq: 2—3)
Semoga Allah segera mendekatkan jodoh Anda dan
mendapatkan jodoh yang salihah. Amin.

3
4
Qadha Puasa Tanpa Bayar Fidyah

Tanya:
Assalamualaikum, saya mau menanya. Kalau
mengqadha puasa Ramadhan tanpa fidyah boleh
tidak. Soalnya kalau orang tidak mampu membayar
fidyah cuman mengqadha (mengganti hari puasa
Ramadhan Senin dan kamis boleh tidak .
Wassalammualaikum warahmatullahi wrb. (Widya
Hidayah, Jambi)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Bergantung, mengqadha puasanya karena apa? Jika
ia sakit, atau bagi wanita yang haid di bulan
Ramadhan, maka cukup mengqadha saja tanpa harus
membayar fidyah sebagaimana firman Allah berikut:
‫مِن أَي ٍَّام أُخ ََر‬ َ ‫فَ َم ْن َكانَ ِم ْنكُ ْم َم ِريضًا أ َ ْو‬
َ ‫علَ َٰى‬
ْ ٌ ‫سف ٍَر فَ ِعدَّة‬
Artinya: Maka, jika di antara kamu ada yang sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS al-
Baqarah: 184).
Jika ia sudah tua dan memang sudah tidak sanggup
puasa, maka ia cukup bayar fidyah saja dan tidak
perlu qadha puasa sebagaimana firman Allah berikut:
َ ٌ‫علَى الَّذِينَ يُطِ يقُونَهُ فِدْيَة‬
‫طعَا ُم ِم ْسكِي ٍن‬ َ ‫َو‬
Artinya: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
5
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang
miskin. (QS al-Baqarah [2]: 184).
Sementara itu, bagi wanita hamil dan menyusui,
menurut madzhab Syafii, wajib mengqadha sekaligus
membayar fidyah. Alasannya adalah bahwa kondisi
wanita hamil dan menyusui serupa dengan orang
sakit dan juga orang yang terbebani atau tidak
sanggup dalam melakukan puasa seperti orang tua.
Jadi Anda harus melihat, dalam kondisi apa anda
tidak puasa Ramadhan sehingga bisa menentukan,
apakah fidyah saja, ganti puasa saja atau bayar
fidyah dan ganti puasa. Wallahu a’lam.

6
Kakek atau Nenek Ikut Campur
Mengurus Anak, Bagaimana?

Tanya:
Apakah jika sudah berkeluarga, orang tua boleh ikut
campur dalam mengurus anak? (Umi Nurjamilah,
Tulang Bawang?

Jawab:
Bagi orang tua, anak adalah perhiasan yang
menjadikan kehidupan rumah tangga semakin indah
dan bahagia. Amalan shalih, termasuk juga mendidik
anak-anak agar menjadi anak shalih tentu yang
paling utama. Karena ia yang akan kita bawa kelak
di akhirat:
َّ ‫ْال َما ُل َو ْالبَنُونَ ِزينَةُ ْال َح َياةِ الدُّ ْنيَا ۖ َو ْالبَاقِيَاتُ ال‬
َ‫صا ِل َحاتُ َخي ٌْر ِع ْندَ َربِِّك‬
‫ث َ َوابًا َو َخي ٌْر أ َ َم ًل‬
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
(QS. Al kahfi : 46)
Oleh karenanya, kita diperintahkan untuk selalu
berdoa agar selalu mendapatkan istri dan anak shalih
yang selalu menjadi buah hati kita di dunia dan
akhirat.
‫اجنَا َوذ ُ ِ ِّريَّاتِنَا قُ َّرة َ أ َ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا‬
ِ ‫َوا َّلذِينَ يَقُولُونَ َر َّبنَا هَبْ لَنَا م ِْن أَ ْز َو‬
‫ل ِْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًما‬

7
Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.” (Al Furqon : 74)
Namun, karena posisi anak yang demikian indah,
orang tua juga harus hati-hati. Anak bisa menjadi
ujian dan cobaan bagi orang tua. Maka orang tua
juga harus hati-hati, agar anak tidak menjadi fitnah
dan perpecahan dalam keluarga. Atau jangan sampai
anak menjadi sarana kita untuk cinta dunia. hal itu,
karena terlampau memanjakan anak dan menuruti
semua yang diinginkan anak.
‫عظِ ي ٌم‬ ٌ َ ‫َّللاُ ِع ْندَهُ أ‬
َ ‫جْر‬ َّ ‫إِنَّ َما أ َ ْم َوالُكُ ْم َوأ َ ْو ََلدُكُ ْم فِتْنَةٌ ۚ َو‬
Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-
anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
(QS. Attaghobun : 15)
Maka mendidik anak harus dengan landasan agama.
Semua amal perbuatan manusia kelak akan terputus,
kecuali anak yang salih sebagaimana sabda nabi
berikut:
‫اريَ ٍة َوع ِْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ ْ ‫ع َملُهُ ِإ ََّل م ِْن ث َ َلث َ ٍة‬
َ ‫مِن‬ َ ‫ط َع‬َ َ‫سا ُن ا ْنق‬ ِ ْ َ‫ِإذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬
َُ‫صالِحٍ يَدْعُو له‬ َ ‫بِ ِه َو َولَ ٍد‬
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a
anak yang sholeh” (HR. Muslim)
Karena posisi anak yang demikian penting, maka
tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya
dengan baik. Adapun nenek/kakek/mertua,
sesungguhnya boleh juga ikut mendidik mereka.
8
Namun hak mutlak ada di tangan orang tua kandung.
Jika terjadi sesuatu pada anak-anak, orang tua
kandunglah kelak yang akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah. Maka nenek
atau mertua, hendaknya menyadari posisi ini
sehingga tidak terjadi masalah antara nenek/mertua
dengan orang tua kandung. Wallahu a’lam

9
Keluhan Istri Karena Jadi Tulang
Punggung Keluarga

Tanya:
Assalamualaikum ustadz, Mau tanya jika seorang
istri mengeluh tidak kuat karena harus menjadi
pemikir utama dalam mencukupi nafkah keluarga
akibat suami yang tingkat pendidikan dan
wawasannya berada jauh di bawahnya, sehingga
setiap permasalahan rumah tangga, anak, maupun
kebutuhan materi selalu istri yang mencari solusi,
berusaha mencukupi dan memenuhi. Apakah boleh
istri menggugat cerai suami, karena sudah bertahun-
tahun suami tetap tidak berusaha mengembangkan
dirinya, baik secara wawasan agama maupun
kemampuan mencari nafkah, dengan alasan
waktunya habis untuk bekerja sebagai buruh.
Sementara istri sudah berusaha memfasilitasi supaya
suami bisa upgrade dirinya menjadi lebih baik dalam
hal agama dan kemampuan menafkahi. Terima kasih
atas jawabannya, Waalaikumsalam warahmatullahi
wabarakatuh (Aulia Syams, Denpasar)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Menafkahi istri adalah kewajiban agama
sebagaimana firman Allah berikut:
‫ض َوبِ َما‬ ٍ ‫علَ َٰى بَ ْع‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َّ َ‫ساءِ بِ َما فَضَّل‬
َ ‫َّللاُ بَ ْع‬ َ ِّ‫علَى ال ِن‬ َ َ‫الر َجا ُل قَ َّوا ُمون‬ ِّ ِ
َّ ‫ظ‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ب ِب َما َح ِف‬ ْ
ِ ‫ظاتٌ لِلغَ ْي‬َ ِ‫صا ِل َحاتُ قَانِتَاتٌ َحاف‬ َّ ‫أ َ ْنفَقُوا م ِْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم ۚ فَال‬
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan

10
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. [An-
Nisâ/4:34]
‫س إِ ََّل‬ ُ َّ‫علَى ْال َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن بِ ْال َم ْع ُروفِ ۚ ََل ت ُ َكل‬
ٌ ‫ف نَ ْف‬ َ ‫َو‬
‫ُو ْس َع َها‬
Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf”. [QS.
Al-Baqarah: 233]
Hanya saja, tidak semua suami mempunyai
kemampuan untuk memberikan nafkah lebih kepada
istri dan keluarganya. Ada orang yang sudah bekerja
keras, namun penghasilan tetap pas-pasan. Dalam
kondisi seperti ini, hendaknya istri bersabar dan
bersifat qana’ah menerima terhadap apa yang
diberikan suami. Hal ini sesuai dengan firman Allah
berikut:
َّ ُ‫علَ ْي ِه ِر ْزقُهُ فَ ْليُ ْنف ِْق مِ َّما آت َاه‬
‫َّللاُ ۚ ََل‬ َ ‫س َعتِ ِه ۖ َو َم ْن قُد َِر‬ َ ‫ِليُ ْنف ِْق ذ ُو‬
َ ‫سعَ ٍة م ِْن‬
‫َّللاُ بَ ْعد َ عُس ٍْر يُس ًْرا‬ َّ ‫سيَجْ عَ ُل‬ َّ
َ ۚ ‫سا إَِل َما آت َاهَا‬ ً ‫َّللاُ نَ ْف‬
َّ ‫ِف‬ُ ِّ‫يُ َكل‬
Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang di
sempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari
harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan
sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.”. [QS. Ath-Thalaq:7]
Juga firman Allah berikut:
ُ‫علَى ْال ُم ْقت ِِر قَدَ ُره‬
َ ‫علَى ْال ُموسِعِ قَدَ ُرهُ َو‬
َ ‫َو َم ِت ِّعُوه َُّن‬
Artinya: Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah
(pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu

11
menurut kemampuannya dan orang yang miskin
menurut kemampuannya (pula). [Al-Baqarah: 236]
Talak sendiri sesungguhnya dibolehkan oleh agama
seperti firman Allah berikut:
‫ط ِلِّقُوه َُّن ِل ِعدَّتِ ِه َّن‬ َ ِّ‫طلَّ ْقت ُ ُم ال ِن‬
َ َ‫سا َء ف‬ ُّ ‫أَيُّ َها النَّ ِب‬
َ ‫ي إِذَا‬
Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-
istrimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada
waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang
wajar).”
‫س َٰـنࣲۗ َو ََل يَحِ لُّ لَكُمۡ أَن‬ َ ‫اكُ بِ َمعۡ ُروفٍ أ َ ۡو ت َۡس ِري ُۢ ُح بِإ ِ ۡح‬ ُۢ ‫س‬ َّ ‫ٱل‬
َ ‫َان فَإ ِ ۡم‬ِ ۖ ‫طلَ َٰـ ُق َم َّرت‬
ۤ ۟ ُ ‫ت َۡأ ُخذ‬
ِ ۖ َّ َ‫وا ِم َّم ۤا َءات َۡيت ُ ُموه َُّن ش َۡيـًٔا ِإ ََّل أَن َيخَا َف ۤا أ َ ََّل يُقِي َما ُحد ُود‬
‫ٱَّلل فَإِ ۡن خِ ۡفتُمۡ أ َ ََّل‬
‫ٱَّلل فَ َل‬ِ َّ ُ ‫علَ ۡي ِه َما فِي َما ۡٱفتَدَ ۡت بِ ِۗۦه ت ِۡلكَ ُحد ُود‬ َ ‫ٱَّلل فَ َل ُجنَا َح‬ ِ َّ َ‫يُقِي َما ُحد ُود‬
ۤ ُ ِ َّ َ‫ت َعۡ تَد ُوه َۚا َو َمن يَت َ َعدَّ ُحد ُود‬
َّ ‫ٱَّلل فَأ ۟ولَ َٰـىِٕكَ هُ ُم ٱل‬
َ‫ظ َٰـ ِل ُمون‬
Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali.
Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf
atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal
bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang
telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa
keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah,
maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa
yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah 229)
Hanya saja, talak bukanlah pilihan yang tepat
sehingga agama menganjurkan agar talak tidak
terjadi. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad
saw:

12
ِ َّ َ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬: ‫ قَا َل‬-‫ع ْن ُه َما‬
‫َّللا صلى هللا عليه‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ِن اِب ِْن عُ َم َر – َر‬َ
‫ط َل ُق‬ ِ َّ َ َ‫َض ا َ ْل َح َل ِل ِع ْند‬
َّ ‫َّللا اَل‬ ُ ‫وسلم ( أ َ ْبغ‬
Artinya : Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Perbuatan halal yang paling dibenci Allah
ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih
menilainya hadits mursal. (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
Talak akan berpengaruh kepada keluarga dan anak-
anak. Ia bukan persoalan sepele dan dampaknya ke
mana-mana. Maka jika ada masalah bisa saling
komunikasi karena kekurangan komunikasi sering
menimbulkan masalah.
Jika kondisi sudah akut, bisa meminta bantuan dua
keluarga seperti firman Allah berikut:
‫مِن أ َ ْه ِل ِه َو َح َك ًما م ِْن أ َ ْه ِل َها ِإ ْن ي ُِريدَا‬
ْ ‫َو ِإ ْن خِ ْفت ُ ْم ِشقَا َق َب ْي ِن ِه َما فَا ْب َعثُوا َح َك ًما‬
‫يرا‬ً ِ‫علِي ًما َخب‬ َ َّ ‫َّللاُ بَ ْينَ ُه َما ۗ إِ َّن‬
َ َ‫َّللا َكان‬ َّ ‫ق‬ ِ ِِّ‫إِص َْل ًحا ي َُوف‬
Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya, maka kirimlah
seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang
hakam (juru damai) dari keluarga perempuan. Jika
kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal [An-Nisâ/4:35]
Kita pun tidak bisa memaksakan pengetahuan
seseorang. Karena kadang suami bekerja di luar
rumah seharian, dan pulang sangat lelah. Maka dari
itu, agama sangat menghormati peran suami ini dan
meminta istri untuk taat kepada suami. Bahkan
ketaatan istri ada suami, jaminannya adalah surga
sebagaimana sabda nabi berikut:

13
َ‫ت ْال َجنَّة‬
ِ َ‫اض دَ َخل‬
ٍ ‫ع ْن َها َر‬ ْ ‫ام َرأَةٍ َمات‬
َ ‫َت َوزَ ْو ُج َها‬ ْ ‫أَيُّ َما‬
Artinya: “Wanita mana saja yang meninggal dunia
lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk
surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Isa
Tirmidzi
‫ت‬ْ ‫ع‬ َ َ ‫ت فَ ْر َج َها َوأ‬
َ ‫طا‬ َ ‫ش ْه َرهَا َو َح ِف‬
ْ ‫ظ‬ َ ‫ت‬ ْ ‫صا َم‬ َ ‫س َها َو‬ َ ‫ت ْال َم ْرأَة ُ َخ ْم‬ِ َّ‫صل‬ َ ‫إِذَا‬
‫ت‬ِ ْ‫ب ْال َجنَّ ِة ِشئ‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ب‬َ
ِ َ ِِّ ‫أ‬ ‫ى‬ َ ‫أ‬ ْ
‫مِن‬ َ ‫ة‬ َّ ‫ن‬‫ج‬َ ْ
‫ال‬ ‫ِى‬ ‫ل‬‫خ‬ُ ْ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬ َ
َ َ ‫زَ ْو َج َه‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ِي‬ ‫ق‬ ‫ا‬
Artinya: “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat
lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan
Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya
(dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada
suaminya, maka dikatakan pada wanita yang
memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga
melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Hibban)
ُ َ ‫ساءِ َخي ٌْر قَالَ ا َّلتِي ت‬
‫س ُّر ُه ِإذَا‬ ُّ َ ‫س َّل َم أ‬
َ ِّ‫ي ال ِن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫قِي َل ل َِر‬
َ
ُ ‫ظ َر َوتُطِ يعُهُ إِذَا أ َم َر َو ََل تُخَا ِلفُهُ فِي نَ ْف ِس َها َو َما ِل َها بِ َما يَ ْك َره‬ َ َ‫ن‬
Artinya: Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw,
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat
suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak
menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad).
Taat dan patuh kepada suami ini hukumnya mutlak,
baik suami lebih pintar atau tidak. Karena pekerjaan
suami di luar rumah, itu bertaruh nyawa. Maka Allah
berikan kemuliaan besar kepada suami.
Berkomunikasilah dengan baik dan jangan
menjadikan talak sebagai solusi. Wallahu a’lam.

14
Larangan Jual Beli Dengan Dua Harga

Tanya:
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh
Ustadz mohon penjelasan dan contohnya dari hadits
berikut gih
‫ع ْن بَ ْيعَتَي ِْن فِى بَ ْيعَ ٍة‬
َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ َّ‫نَ َهى َرسُو ُل َّللا‬
Artinya: Rasulullah saw melarang dua transaksi jual
beli dalam satu transaksi jual beli. (HR. Ahmad
9834, Nasai 4649, dan dihasankan Syuaib al-
Arnauth). Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah ra ,
Nabi Muhammad Saw bersabda,
ِّ ِ ‫س ُه َما أ َ ِو‬
‫الر َبا‬ ُ ‫ع َب ْي َعتَي ِْن فِى َب ْي َع ٍة فَلَهُ أ َ ْو َك‬
َ ‫َم ْن َبا‬
Artinya: Siapa yang melakukan 2 transaksi dalam
satu transaksi maka dia hanya boleh mendapatkan
kebalikannya (yang paling tidak menguntungkan)
atau riba. (HR. Abu Daud 3463, Ibnu Hibban dan
dihasankan Syuaib al-Arnauth). Atas jawabannya
jazakallah khair (Setyanto Yanto, Sragen)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Menjual barang dengan dua harga diharamkan
karena tidak ada kepastian harga dan berpotensi
terjadi konflik antara penjual dan pembeli.
Misal ada satu barang dengan harga 10 ribu dan 15
ribu. Satu barang ada dua harga, dan saat transaksi
tidak ada kejelasan atau kesepakatan antara penjual

15
dan pembeli mana harga yang ditentukan. Hal ini
diharamkan.
Atau 1 barang jika kontan harga 10 ribu, jika kredit
harga 15 ribu. Penjual dan pembeli belum ada
kesepakatan mana harga yang ditentukan dan
langsung ambil barang. Hal ini tentu juga akan
menimbulkan konflik antara penjual dan pembeli.
Jika sudah ada ketentuan satu harga, maka tidak ada
masalah.
Lali larangan tersebut adalah firman Allah berikut
ini:
َ ‫س َّل َم‬
‫ع ْن بَ ْي َعتَي ِْن فِي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ َقا َل نَ َهى َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬ َ
‫بَ ْيعَ ٍة‬
Artinya: Dari Abu Hurairah ra beliau berkata:
Rasulullah Saw melarang dari 2 transaksi (harga)
dalam satu transaksi (HR. Tirmidzi
ِّ ِ ‫س ُه َما أ َ ْو‬
‫الر َبا‬ ُ ‫ع َب ْي َعتَي ِْن فِي َب ْي َع ٍة فَلَهُ أ َ ْو َك‬
َ ‫َم ْن َبا‬
Artinya: Barang siapa yang menjual 2 harga dalam
satu transaksi, maka hendaknya menggunakan harga
yang paling rendah dari keduanya atau (kalau tidak)
itu adalah riba (H.R Abu Dawud)

16
17
Dalam Keadaan Darurat Boleh
Menyentuh Non Mahram

Tanya:
Assalamualaikum, saya mau bertanya. Apakah
bersentuhan dengan lawan jenis hukumnya haram
jika dilakukan dalam keadaan darurat dan tidak
sengaja? Misalnya tenggelam ketika berenang, lalu
Ada lawan jenis yang bukan mahram menolongnya,
itu hukumnya gimana ya? Terima kasih. (Annisa,
Banjarnegara)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Sesuatu yang sifatnya darurat, jika sebelumnya
haram maka berubah menjadi halal. Makan barang
haram, jika darurat juga boleh, misal orang di padang
pasir kehabisan bekal dan hanya ada babi yang lewat
lalu dia bunuh dan dia makan babi, itu boleh. Hanya
saja, kebolehannya dibatasi agar tidak berlebih dan
sesuai dengan kadar perutnya saja.
Dalilnya sebagai berikut:
ٌ ُ‫غف‬
‫ور َرحِ ي ٌم‬ َ ‫َّللا‬ َ ‫عا ٍد فَ َل إِثْ َم‬
َ َّ ‫علَ ْي ِه إِ َّن‬ َ ‫ضطُ َّر‬
َ ‫غي َْر َباغٍ َو ََل‬ ْ ‫فَ َم ِن ا‬
Artinya: “Siapa yang dalam kondisi terpaksa
memakannya sedangkan ia tidak menginginkannya
dan tidak pula melampaui batas, maka ia tidak
berdosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi
Maha penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 173)
ٌ ُ‫غف‬
‫ور َرحِ يم‬ َ َّ ‫غي َْر ُمت ََجانِفٍ ِ ِْلثْ ٍم فَإِ َّن‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ضطُ َّر فِي َم ْخ َم‬
َ ‫ص ٍة‬ ْ ‫فَ َم ِن ا‬
18
Artinya: “Siapa yang terpaksa mengonsumsi
makanan yang diharamkan karena lapar, bukan
karena ingin berbuat dosa, maka sungguh Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-
Ma’idah: 3)
Dari sini maka para ulama meletakkan kaidah fikih
sebagai berikut:
‫َو َلَ ُم َح َّر ٌم َم َع اِضْطِ َر ٍار‬
Artinya: Tidak ada yang diharamkan di saat darurat.
Atau kaidah berikut:
‫الض َُّر ْو َراتُ تُبِ ْي ُح الم ْحظُ ْو َرات‬
Artinya: “Keadaan darurat membolehkan suatu yang
terlarang.”
Maka memegang orang lain yang bukan mahram
karena terpaksa seperti menolong orang yang
tenggelam, atau saat dilakukan tindakan medis,
hukumnya boleh, bahkan bisa jadi wajib. Karena jika
tidak, orang tersebut akan terancam keselamatannya
dan meninggal dunia. Wallahu a’lam.

19
Menikahi Perempuan Ahli Kitab

Tanya:
assalamu alaikum ustadz .. mau tanya tentang nikah
dengan ahli kitab . 1. Ada pria muslim nikah dengan
wanita non muslim ahil kitab.. apa hukumnya ? 2.
Apa hukumnya orangtua dimana anak lelakinya
nikah dg wanita ahli kitab. Apakah kedua
orangtuanya ikut berdosa ? Terima kasih.
Wadsalamu alaikum (Cecep Suyatna, Bekasi)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Para ulama kebanyakan membolehkan seorang
muslim laki-laki menikahi perempuan ahli kitab
(Kristen atau Yahudi) dengan dalil firman Allah
berikut:
َ‫صنَاتُ ِمن‬ َ ‫ط َعا ُم الَّذِينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
َ ْ‫َاب حِ ٌّل لَكُ ْم َوطَ َعا ُمكُ ْم حِ لٌّ لَ ُه ْم ۖ َو ْال ُمح‬ َ ‫َو‬
ُ‫َاب م ِْن قَ ْب ِلك ْم‬ ْ ُ ُ َّ
َ ‫صنَاتُ مِنَ الذِينَ أوتوا ال ِكت‬ ْ ِ ‫ْال ُمؤْ ِمنَا‬
َ ‫ت َوال ُم ْح‬
Artinya: “Makanan (sembelihan) orang-orang yang
diberi Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu
halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu”
[QS. al-Maidah/5: 5]
Meski secara nas boleh, namun tidak menikahi
mereka jauh lebih baik. hal ini karena Rasulullah
saw menganjurkan kita agar menikahi wanita yang
baik agamanya sebagaimana sabda nabi Muhammad
saw berikut ini:
20
ْ َ‫ ف‬،‫سبِ َها َو ِل َج َما ِل َها َو ِل ِد ْينِ َها‬
ِ‫اظف َْر بِذَات‬ َ ‫ ِل َمـا ِل َها َو ِل َح‬:‫ت ُ ْن َك ُح ْال َم ْرأَة ُ ْل َ ْربَ ٍع‬
. َ‫ت يَدَاك‬ ْ َ‫ال ِدِّي ِْن ت َِرب‬
Artinya: “Wanita dinikahi karena empat perkara;
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan
agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama,
niscaya engkau beruntung. (HR. Bukhari)
Sementara ahli kitab secara jelas agamanya sudah
berbeda dengan kita. Selain itu, banyak kasus di
mana seorang menikah dengan wanita Kristen, justru
laki-laki tersebut yang terpengaruh dengan
kekristenannya. Bukan ia bisa menjaga agamanya,
namun justru ia murtad dari agama Islam.
Jika pun ia tidak murtad, anak-anak bisa jadi akan
mengikuti agama ibunya. Padahal anak-anak adalah
tabungan kita di hari kiamat. Anak-anak yang shalih
yang akan mengirimkan pahala tiada henti meski kita
telah tiada sebagaimana sabda nabi berikut:
‫ار َي ٍة َوع ِْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬
َ ‫مِن‬ ْ ‫ع َملُهُ ِإ ََّل‬
ْ ‫مِن ث َ َلث َ ٍة‬ َ ‫ط َع‬َ َ‫سا ُن ا ْنق‬ ِ ْ َ‫ِإذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬
َُ‫ِح يَدْعُو له‬ ٍ ‫صال‬ َ ‫بِ ِه َو َولَ ٍد‬
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a
anak yang sholeh” (HR. Muslim)
Dari sini, hendaklah tidak menikahkan atau menikahi
wanita ahli kitab demi menjaga agama kita dan anak-
anak kita. Menjaga agama ini dalam ilmu maqashid
masuk dalam istilah hifz ad-din. Semoga kita semua
terjaga dari godaan dunia dan keluarga kita menjadi
sarana ibadah kepada Allah. Amin.

21
Bolehkah Melihat Inbox Media Sosial
Calon Suami Atau Istri?

Tanya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Saya ingin bertanya mengenai Ta’aruf. Bolehkah
calon pria atau calon wanita melihat isi chat sosial
media (messenger fb, dm twitter, inbox instagram,
dll) si calon pasangan? Tentu melihatnya bersama-
sama (tidak hanya berdua dan tidak juga sendirian)
Mengingat calon pria hanya boleh melihat calon
wanita sebatas wajah dan telapak tangan saja.
Terimakasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarokatuh (Reza DJPB, Kab. Bekasi)

Jawab:
Wa’alaikumsalam
Berduaan dengan perempuan bukan mahram tanpa
ada rekan dari saudara mahram, tidak diperkenankan
meski tujuannya untuk saling kenal menuju
pernikahan sebagaimana sabda nabi Muhammad saw
berikut:
َ ‫ش ْي‬
ُ‫طان‬ َّ ‫أََلَ َلَ َي ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل با ِْم َرأَةٍ ِإ‬
َّ ‫َلكاَنَ ثَا ِلث َ ُه َما ال‬
Artinya: “Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki
itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang
ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi
dan Al-Hakim).
Jika Anda hendak ta’aruf di rumah perempuan dan
ada saudara yang menemani, guna melihat inbox

22
dibolehkan. Hanya sesungguhnya, ta’aruf tidak harus
dengan cara seperti ini. Untuk mengetahui sifat
seseorang, Anda bisa mengetahui dengan
menanyakan sifat perempuan tersebut dari keluarga
mereka atau saudaranya.
Anda bisa tahu juga dari sahabat dan rekan-
rekannya. Ini justru lebih objektif. Tentu ketika
bertanya, jika ia perempuan dan bukan mahram,
Anda tidak sendiri. Menanyakan sifat seseorang
terkait agama dan akhlaknya, dibolehkan. Terkait
agama ini, Rasulullah saw bersabda:
ْ َ‫ ف‬،‫سبِ َها َو ِل َج َما ِل َها َو ِل ِد ْينِ َها‬
ِ‫اظف َْر بِذَات‬ َ ‫ ِل َمـا ِل َها َو ِل َح‬:‫ت ُ ْن َك ُح ْال َم ْرأَة ُ ْل َ ْربَ ٍع‬
. َ‫ت يَدَاك‬ ْ َ‫ال ِدِّي ِْن ت َِرب‬
Artinya: “Wanita dinikahi karena empat perkara;
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan
agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama,
niscaya engkau beruntung. (HR. Bukhari)
Yang harus disadari adalah bahwa manusia tidak ada
yang sempurna. Kita akan selalu menemukan
kelemahan dan kekurangan. Tidak ada pasangan
yang 100% sesuai dengan keinginan dan kehendak
kita. Maka jika ia sudah shalih, meski ada sedikit
kekurangan, maka nikahilah dan terimalah
kekurangan yang lainnya itu. Wallahu alam.

23
24
Puasa di Bulan Rajab

Tanya:
Assalamualaikum. sy mw brtny soal puasa rajab yg
inssllh akn segera tiba.puasa dbln rajab memang tdk
dtentukan & tdk ad btas ketentuan brp hrny
berpuasa. nmun yg sy tnykn bolehkah saya berpuasa
d bln rajab tp dgn hr atw wktu yg tdk berurutan lbih
jesny meloncat2 hri.contoh senin puasa selsa rabu tfk
puasa kamis puasa lg dn setrusny begitu brgnti2 hr
sesuai hr yg sy mampui.trm ksih wassalam wr wb
(Titin Rahayu, Sidoarjo)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Puasa di bulan haram disyariatkan sebagaimana
sabda nabi Muhammad saw berikut ini:
‫صم من الحرم واترك‬
Artinya: “Puasalah sebagian dari bulan-bulan haram
dan jangan puasa seluruhnya.”
(HR. Abu Dawud)
Rajab sendiri termasuk bulan haram sebagaimana
sabda Nabi berikut:
‫سنَة ُ اثْنَا‬َّ ‫ ال‬، ‫ض‬ َ ‫ت َواْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬َّ ‫ار كَ َه ْيئَتِ ِه يَ ْو َم َخلَقَ ال‬ َ َ‫الز َما ُن قَ ِد ا ْستَد‬َّ
‫ ثَلَثَة ٌ ُمت ََوا ِل َياتٌ ذُو ْالقَ ْعدَةِ َوذُو ْالحِ َّج ِة‬، ‫ ِم ْن َها أ َ ْر َب َعة ٌ ُح ُر ٌم‬، ‫ش ْه ًرا‬
َ ‫عش ََر‬ َ
َ‫ض َر الَّذِى بَيْنَ ُج َمادَى َوشَ ْعبَان‬ َ ‫ب ُم‬ ُ ‫ َو َر َج‬، ‫َو ْال ُم َح َّر ُم‬
Artinya: “Setahun berputar sebagaimana keadaannya
sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun
itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat
25
bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut
yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu
bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara
Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari
Muslim)
Maka silakan jika Anda hendak puasa di bulan
haram. Adapun waktunya, terserah Anda, bisa
berurutan bisa tidak. Wallahu a’lam.

26
Selisih Harga Dalam Jual Beli Kredit,
Apakah Boleh?

Tanya:
Saya mau beli barang dengan total
harga 111.100 tapi saya mau bayar dengan di cicil 3
x(perbulan nya 39.911 ) jadi jika di total
menjadi 119.733 apakah itu riba? (Salsabila,
Pekanbaru)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Kredit hukumnya boleh dengan dalil sebagai berikut:
َ ‫َيا أَيُّ َها ا َّلذِينَ آ َمنُوا ِإذَا تَدَا َي ْنت ُ ْم ِبدَي ٍْن ِإلَى أَ َج ٍل ُم‬
ُ‫س ًّمى فَا ْكتُبُوه‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”
(QS. Al-Baqarah : 282)
Hadis Rasulullah saw berikut:
َ ٍ‫ي‬
،ٍ‫ط َعا ًما بِنَسِيئَة‬ ْ ‫سلَّ َم‬
ِّ ‫مِن يَ ُهو ِد‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِ َّ ‫ا ْشت ََرى َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
ُ ‫عه‬
َ ‫َو َر َهنَهُ د ِْر‬
Artinya: “Rasulullah saw membeli sebagian bahan
makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran
dihutang dan beliau juga menggadaikan perisai
kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga hadis berikut:
‫أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم أمره أن يجهز جيشا قال عبد هللا‬
‫بن عمرو وليس عندنا ظهر قال فأمره النبي صلى هللا عليه و سلم أن‬

27
‫يبتاع ظهرا إلى خروج المصدق فابتاع عبد هللا بن عمرو البعير‬
‫بالبعيرين وباْلبعرة إلى خروج المصدق بأمر رسول هللا صلى هللا‬
‫ رواه أحمد وأبو داود والدارقطني وحسنه اْللباني‬.‫عليه و سلم‬
Artinya: “Rasulullah saw memerintahkanku untuk
mempersiapkan suatu pasukan, sedangkan kita tidak
memiliki tunggangan, Maka Nabi memerintahkan
Abdullah bin Amer bin Al ‘Ash untuk membeli
tunggangan dengan pembayaran ditunda hingga
datang saatnya penarikan zakat. Maka Abdullah bin
Amer bin Al ‘Ashpun seperintah Rasulullah saw
membeli setiap ekor onta dengan harga dua ekor onta
yang akan dibayarkan ketika telah tiba saatnya
penarikan zakat. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ad
Daraquthni).
Memang ketika barang dikreditkan, harga menjadi
lebih mahal. Namun itu bukan riba karena ia
sesungguhnya satu harga saja, yaitu jika Anda bayar
kontan maka harga sekian. Jika Anda bayar kredit
maka harga sekian dan itu dibolehkan. Wallahu
a’lam.

28
Nilai Pengembalian Utang

Tanya:
Assalamualaikum Ustadz, Mohon ijin bertanya
terkait nilai pengembalian hutang. Apakah
diperbolehkan mengembalikan nominal hutang
dengan nilai yang berbeda mengikuti nilai jual emas
atau Dollar atau barang? Bagaimana dengan
keutamaannya? Mengingat hutang telah dilakukan
dalam waktu yang cukup lama dan memungkinkan
sudah terjadi perubahan nilai kegunaannya dengan
saat ini. Misal: 7 tahun lalu uang 5 ribu dapat
sebungkus nasi ayam, saat ini sudah tidak dapat lagi.
Terima kasih Tadz, Wassalaamu’alaikum.
(Amruddin, Yogyakarta)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Prinsip muamalah sesungguhnya adalah boleh,
sebagaimana utang piutang adalah boleh. Jika
seseorang berutang di masa lampau sementara baru
bisa membayar di masa kini, dan nilai uang berubah,
maka bagaimana pembayarannya?
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Pertama bayar seperti utang pertama. Kedua bayar
sesuai nilai mata uang. Pendapat saya sendiri, bayar
sesuai dengan nilai mata uang agar satu orang tidak
merasa dirugikan. Hanya saja, hal ini harus menjadi
kesepakatan dua belah pihak dan sama-sama saling
ridha. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut:

29
َ ‫يَا أَيِّ َها الِّذِينَ آ َمنُواْ َلَ تَأْكُلُ َواْ أ َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم بِ ْالبَاطِ ِل إَِلِّ أَن تَكُونَ ت َِج‬
ً‫ارة‬
‫اض ِّم ْنكُ ْم‬
ٍ ‫عن ت ََر‬ َ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. [QS.
An-Nisaa’ : 29].
Jika semua saling menerima, insya Allah akan
membawa berkah dan tidak ada permusuhan di
antara sesama. Wallahu a’lam.

30
Kesalahan dalam Proses Khitan

Tanya:
Saya mau tanya Saya seorang pelajar dan saya di
sunat 2x karena sunat yg pertama gagal (ujung kulit
menutup kembali). Pertanyaan saya apkh kegagalan
sunat saya yg pertama itu dari Allah yang membuat
dokter tersebut berbuat kesalahan, Atau itu kesalahan
murni dari dokter yg menyunat saya? Mohon
dijawab secepatnya karena saya tengah ragu2. (Ade
Purwadi, Kab. Tanjung Jabung Timur)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Khitan merupakan sunnah nabi Ibrahim yang juga
menjadi syariat nabi Muhammad saw. Hal ini sesuai
dengan sabda nabi Muhammad saw berikut:
ِ ‫سنَ ًة ِب ْالقَد‬
‫ُوم‬ َ َ‫علَ ْي ِه الس ََّلم َوه َُو ابْنُ ث َ َمانِين‬ ْ
َ ‫اختَتَنَ ِإب َْراهِي ُم‬
Artinya: Ibrahim as telah berkhitan dengan qadum
(nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau
berumur 80 tahun (HR. Bukhari Muslim)
Sering terjadi kasus seseorang khitan dan jahitan
tidak kuat sehingga kulup kembali seperti semula.
Jika ini yang terjadi maka yang bersangkutan harus
disunat ulang agar lebih sempurna. Ini merupakan
murni kesalahan dokter yang seringkali terjadi,
walaupun pada hakikatnya semua yang terjadi di
dunia ini tentu atas izin Allah. Insya Allah tidak ada
masalah. Wallahu a’lam.

31
32
Jika Seseorang Bermaksiat, Benarkah 40 Rumah
Tetangga Terkena Keburukannya?

Tanya:
Apa bener bila kita berbuat maksyat,40 rumah akan
kena buruknya. Mohon penjelasan dgn dalilnya.
trmksh. (Muhammad Aziz, Kota Serang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Tidak ada nash yang menyebutkan bahwa jika kita
berbuat maksiat, maka 40 rumah akan terkena
buruknya. Hanya saja, perbuatan maksiat ini
menular. Jika kita berbuat maksiat, bisa jadi orang
lain akan meniru perbuatan kita sehingga ia juga ikut
buruknya.
Ini dikuatkan dengan firman Allah berikut:
* ‫يل‬ ً ‫س ِب‬َ ‫سو ِل‬ َّ ‫علَى َيدَ ْي ِه َيقُو ُل َيا َل ْيتَنِي ات َّ َخذْتُ َم َع‬
ُ ‫الر‬ َ ‫الظا ِل ُم‬ َّ ‫ض‬ ُّ ‫َو َي ْو َم َي َع‬
ْ‫ع ِن ال ِذِّ ْك ِر بَ ْعدَ إِذ‬
َ ‫ضلنِي‬َّ َ ً ْ َ
َ ‫يَا َو ْيلَت َى لَ ْيتَنِي ل ْم أتَّخِ ذ ف َل ًنا َخلِيل * لقَدْ أ‬
َ ُ َ
ً ُ ‫ان َخذ‬
‫وَل‬ ِ ‫س‬ ِ ْ ‫طانُ ل‬
َ ‫ِْل ْن‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫َجا َءنِي َو َكانَ ال‬
Artinya: Dan ingatlah pada hari (ketika) orang-orang
dzalim menggigit dua jarinya (menyesali
perbuatannya) seraya berkata, “Wahai, sekiranya
dulu aku mengambil jalan bersama Rasul. (27)
Wahai, celakalah aku, sekiranya dulu aku tidak
menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku), (28)
sungguh dia telah menyesatkanku dari peringatan
(Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang
kepadaku. Dan setan memang pengkhianat
manusia.” (29) – (Q.S Al-Furqan: 27-29)
33
َ ‫ضنَا لَ ُه ْم قُ َرنَا َء فَزَ يَّنُوا لَ ُه ْم َما بَيْنَ أ َ ْيدِي ِه ْم َو َما خ َْلفَ ُه ْم َو َح َّق‬
‫علَ ْي ِه ُم‬ ْ َّ‫َوقَي‬
ْ َ‫ْالقَ ْو ُل فِي أ ُ َم ٍم قَدْ َخل‬
ِْ ‫ت م ِْن قَ ْب ِل ِه ْم مِنَ ْال ِج ِِّن َو‬
َ‫اْل ْن ِس ِإنَّ ُه ْم كَانُوا خَاس ِِرين‬
Artinya: Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-
teman (setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di
hadapan dan di belakang mereka, dan tetaplah atas
mereka putusan azab bersama umat-umat terdahulu
sebelum mereka dari (golongan) jin dan manusia.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi.
– (Q.S Fusshilat: 25)
‫اْل ْن ِس نَ ْج َع ْل ُه َما‬
ِ ْ ‫ض َّلنَا مِنَ ْال ِج ِِّن َو‬
َ َ ‫َوقَا َل الَّذِينَ َكف َُروا َر َّبنَا أَ ِرنَا اللَّذَي ِْن أ‬
َ‫ت َحْ تَ أ َ ْقدَا ِمنَا ِل َيكُونَا مِنَ ْاْل َ ْسفَلِين‬
Artinya: Dan orang-orang yang kafir berkata, “Ya
Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua
golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu
(golongan) jin dan manusia, agar kami letakkan
keduanya di bawah telapak kaki kami agar kedua
golongan itu menjadi yang paling bawah (hina).” –
(Q.S Fusshilat: 29)
َ‫عد ٌُّو إِ ََّل ْال ُمتَّقِين‬
َ ‫ض‬ ُ ‫ْاْلَخِ َّل ُء يَ ْو َمئِ ٍذ بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُه ْم ِلبَ ْع‬
Artinya: Teman-teman karib pada hari itu saling
bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang
bertakwa. – (Q.S Az-Zukhruf: 67)
ٍ َّ‫عنِي ٍد * َمن‬
‫اع‬ َ ‫ار‬ ٍ َّ‫عتِيد ٌ * أ َ ْل ِقيَا فِي َج َهنَّ َم كُ َّل َكف‬ َ ‫ي‬ َّ َ‫َوقَا َل قَ ِرينُهُ َهذَا َما لَد‬
ْ ْ َ
ِ ‫َّللا ِإلَ ًها آخ ََر فَأل ِق َياهُ فِي ال َعذَا‬
‫ب‬ ِ َّ ‫ل ِْل َخي ِْر ُم ْعت َ ٍد ُم ِريبٍ * الذِي َج َعلَ َم َع‬
َّ
‫ض َل ٍل بَعِي ٍد * قَالَ ََل‬ َ ‫طغَ ْيتُهُ َولَك ِْن َكانَ فِي‬ ْ َ ‫شدِي ِد * قَا َل قَ ِرينُهُ َربَّنَا َما أ‬ َّ ‫ال‬
ْ
‫ي َوقَدْ قَد َّْمتُ إِلَ ْيكُ ْم بِال َوعِي ِد‬َّ َ‫ت َ ْخت َِص ُموا لَد‬
Artinya: Dan (malaikat) yang menyertainya berkata,
“Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.” (23)
(Allah berfirman), “Lemparkanlah olehmu berdua ke
dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat
ingkar dan keras kepala, (24) yang sangat enggan
melakukan kebajikan, melampaui batas dan bersikap
34
ragu-ragu, (25) yang mempersekutukan Allah
dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam
azab yang keras.” (26) (Setan) yang menyertainya
berkata (pula), “Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkannya tetapi dia sendiri yang berada dalam
kesesatan yang jauh.” (27) (Allah) berfirman,
“Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, dan
sungguh dahulu Aku telah memberikan ancaman
kepadamu”. (28) – (Q.S Qaf: 23-28)
Maka hati-hatilah memilih teman. Juga janganlah
justru kita yang mengajak orang untuk melakukan
perbuatan buruk karena dosanya bisa berlipat.
Wallahu a’lam.

35
36
Berkumur-kumur Dalam Wudhu Saat
Sedang Puasa

Tanya:
Assalamualaikum, saya mau tanya bagaimana cara
orang berwudhu saat puasa pada saat berkumur
apakah itu makruh atau tidak? (Desyka Windi
Fransiska, Pacitan)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Berkumur-kumur dalam berwudhu sesungguhnya
adalah perbuatan sunnah. Artinya jika seseorang
wudhu tanpa kumur-kumur, maka wudhunya tetap
sah. Karena ia sunnah, lebih baik dikerjakan karena
akan mendapatkan pahala.
Berkumur-kumur saat berwudhu dan dalam kondisi
berpuasa hukumnya dibolehkan. Hanya saja,
menurut madzhab Syafii, tidak boleh berlebihan
ketika berkumur-kumur dan cukup berkumur-kumur
sekadarnya saja. Wallahu a’lam.

37
38
Pertanyaan Seputar Utang Orang Tua

Tanya:
Assalamualaikum wr. wb. ustadz mohon maaf agak
panjang karena saya ceritakan dulu latar
belakangnya. ayah saya memiliki hutang yang sangat
banyak ke saudaranya (bukan hutang yang
berbunga). saudaranya juga sering menagih ke
keluarga kami, hingga hubungan keluarga kami
dengan keluarga saudaranya renggang. namun
demikian ayah saya terlihat tidak mengusahakan
untuk membayar hutang tsb. ayah saya tidak
bekerja/berusaha mencari uang, malah beritikaf,
berzikir, ikut jamaah ta’lim, dll. beliau seperti
terlihat mau membawa hutang tersebut hingga mati
dan membayarnya dengan pahala nanti di akhirat.
ayah saya sempat bilang ke saya bahwa tidak perlu
mengkhawatirkan hutang tsb, karena itu hutang ayah
bukan hutang saya. tetapi tetap saja saya khawatir
jika beliau meninggal nanti, hutang tersebut akan
jadi kewajiban saya jika saudaranya menagih setelah
beliau meninggal. hingga saya mengurungkan niat
untuk menikah, karena khawatir calon istri dan anak
saya akan kecewa jika suatu saat mengetahui bahwa
ada turunan hutang dari ayah saya. yang ingin saya
tanyakan : (1) apakah yang ayah saya lakukan
tersebut tidak apa-apa dan secara syariat Islam
diperbolehkan? (2) jika ayah saya meninggal, apakah
hutang beliau tetap wajib dibayar di dunia dan
menjadi tanggungan saya? (3) jika wajib saya bayar,
apakah keputusan saya untuk tidak menikah karena
khawatir akan membebani orang lain (calon istri)
diperbolehkan? karena yg saya tahu menikah itu
sunnah. (4) jika tidak wajib saya bayar, apa yang
39
harus saya lakukan nanti jika ayah saya telah
meninggal dan saudaranya tetap datang menagih?
terimakasih sebelumnya atas jawabannya
wassalamu’alaikum wr. wb. (Muhammad Dika,
Bogor)

Jawab:
Wa’alaikum salam
1. Membayar hutang adalah sebuah kewajiban
sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut ini:
‫ى ث ُ َّم قُتِ َل َم َّرتَي ِْن‬ ُ َ ‫َوالَّذِى نَ ْفسِى ِب َي ِد ِه لَ ْو أ َ َّن َر ُجلً قُتِ َل فِى‬
َ ‫َّللاِ ث ُ َّم أحْ ِي‬
َّ ‫س ِبي ِل‬
ُُ‫ع ْنهُ دَ ْينه‬
َ ‫ضى‬ ْ َّ َّ ْ
َ ‫علَ ْي ِه دَ ْي ٌن َما دَ َخ َل ال َجنة َحتى يُق‬
َ َ ‫َو‬
Artinya: “Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya,
seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah,
kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua
kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak
akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.
(HR. Ahmad)
‫علَ ْي ِه‬ َ ‫ص ِلِّي‬
َ ‫ع َلى َر ُج ٍل َماتَ َو‬ َ ُ‫سلَّ َم ََل ي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫َكانَ َرسُو ُل‬
‫ع َلى‬ ُّ َ ُ َ ٌ َ َ َ َ ُ
َ ‫وا‬ ‫ل‬‫ص‬َ َ‫ال‬‫ق‬ ‫ان‬‫َار‬
ِ َ ‫ن‬‫ِي‬
‫د‬ ‫م‬َْ ‫ع‬ ‫ن‬
َ ‫وا‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ق‬ ‫ن‬ ‫ي‬
ْ َ ‫د‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫أ‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ت‬
ٍ َ ‫دَي ٌْن فَأت‬
‫ِي ِب َم ِِّي‬
‫صاحِ بِكُ ْم‬
َ
Artinya: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam tidak menshalatkan laki-laki yang memiliki
hutang. Lalu didatangkan mayit ke hadapannya.
Beliau bersabda: “Apakah dia punya
hutang?” Mereka menjawab: “Ya, dua dinar. Beliau
bersabda, “Shalatlah untuk sahabat kalian.” (HR.
Abu Daud)
ُ‫ع ْنه‬ َ ‫س ْال ُمؤْ م ِِن ُم َع َّلقَةٌ ِبدَ ْينِ ِه َحتَّى يُ ْق‬
َ ‫ضى‬ ُ ‫نَ ْف‬

40
Artinya: “Jiwa seorang mukmin tergantung karena
hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.” (HR.
Ibnu Majah)
Maka bagi yang berhutang, tidak boleh leha-leha
atau santai dan tidak membayar hutang. Hutang yang
ada di pundak kita, akan menjadi tanggungan kita
kelak di akhirat.
2. Jika ayah Anda meninggal dunia, maka harta yang
ia miliki seperti rumah, tanah, perhiasan, baju-baju
atau lainnya harus digunakan untuk membayar
hutang terlebih dahulu. Jika hutang telah terlunasi,
kemudian jika ada wasiat, maka berikan kepada
orang yang diwasiatkan, namun wasiat tidak boleh
lebih dari sepertiga. Jika hartanya masih ada, baru ia
menjadi hak ahli waris.
3. Jika ternyata semua harta yang dijual tidak dapat
menutup hutang, sesungguhnya anak tidak punya
kewajiban untuk membayarkan hutang orang tuanya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini:
ٌ ‫ت َرهِينَة‬ َ ‫كُلُّ نَ ْف ٍس ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya, (QS. Al-Mudatsir: 38)
Namun sebagai bentuk taat dan bakti kita kepada
orang tua, dan agar orang tua tidak disiksa di akhirat,
lebih baik anak membayarkan hutang orang tua.
Tentu sebatas kemampuan dirinya saja.
4. Jika Anda hendak menikah, maka menikahlah. Hal
ini tidak akan membebani istri karena yang punya
hutang adalah orang tua Anda dan Anda
sesungguhnya tidak punya tanggungan apa pun,
selain sikap hormat dan bakti Anda kepada orang tua
tersebut sebatas kemampuan Anda. Wallahu a’lam.
41
42
Jimat Untuk Penglaris Dagangan

Tanya:
Assalamualaikum ustadz saya mau tanya, saya ada
simpan barang jimat dri dukun. Barang tersebut
untuk biar penglaris dagangan saya, tpi saya gk mau
merawat jimat trabut mksud saya, harus membuang
jimat tersebut gmna ya ustadz? (Eko Saputra,
Medan)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Kita dianjurkan berdagang dan berniaga untuk
mencari rezeki sebagaimana firman Allah berikut:
ِّ ِ ‫َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
‫الربَا‬ َّ ‫َوأ َ َح َّل‬
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…” (QS. Al Baqarah: 275)
Juga hadis berikut:
َ ‫ق فِي التِ ِّ َج‬
‫ار ِة‬ ِ ‫الر ْز‬ ِ ‫تِ ْس َعةُ أ َ ْعش‬
ِ ‫َار‬
Artinya: “Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada
dalam perdagangan”.
Ketika berniaga, hendaklah kita tawakal dan percaya
penuh bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah. Hal ini
sebagaimana firman Allah berikut:
‫الر َّزا ُق ذُو ْالقُ َّو ِة ْال َمتِي ُن‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
َّ ‫َّللا ه َُو‬

43
Artinya: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat
Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 58).
‫َّللا ِر ْزقُ َها‬
ِ َّ ‫علَى‬ ِ ‫مِن دَابَّ ٍة فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض إِ ََّل‬ ْ ‫َو َما‬
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di
bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya”
(QS. Huud: 6)
ِ َّ ‫ارة ً أ َ ْو لَ ْه ًوا ا ْنفَضُّوا ِإلَ ْي َها َوت ََركُوكَ قَائِ ًما قُ ْل َما ِع ْن َد‬
‫َّللا‬ َ ‫َو ِإذَا َرأ َ ْوا تِ َج‬
َ‫الر ِازقِين‬
َّ ‫َّللاُ َخي ُْر‬ َ ‫َخي ٌْر مِنَ اللَّ ْه ِو َومِنَ ال ِت ِّ َج‬
َّ ‫ارةِ َو‬
Artinya: “Dan apabila mereka melihat perniagaan
atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang
berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi
Allah lebih baik daripada permainan dan
perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.”
(QS. Al Jumu’ah: 11).
Oleh karena itu, janganlah membawa jimat dan
percaya kepada jimat, karena hal ini sangat
berbahaya bagi akidah Anda. Jika Anda punya jimat,
buanglah. Dan banyaklah beristigfar karena istigfar
adalah pintu rezeki sebagaimana firman Allah
berikut:
. ً ‫علَ ْيكُم ِِّمد َْرارا‬
َ ‫س َماء‬ َ َ‫“فَقُ ْلتُ ا ْست َ ْغف ُِروا َربَّكُ ْم إِنَّهُ َكان‬
َّ ‫ ي ُْر ِس ِل ال‬. ً ‫غفَّارا‬
َ َّ
”ً‫ت َويَجْ َعل لكُ ْم أ ْن َهارا‬ ٍ ‫َويُ ْم ِددْكُ ْم بِأ َ ْم َوا ٍل َوبَنِينَ َويَ ْج َعل لَّكُ ْم َجنَّا‬
Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka),
“Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia
Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan
kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia
akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga
mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai
untukmu” (QS. Nuh: 10-12)

44
Semoga Anda mendapatkan keberkahan dari
dagangan Anda, dilapangkan rezeki Anda dan
semakin mendekatkan diri kepada Allah. Amin.

45
46
Hukum Menikah Beda Agama

Tanya:
Apa hukumnya nikah beda agama? (Sisri W.,
Padang)

Jawab:
Menikah beda agama dibagi dua, pertama menikahi
ahli kitab dan kedua menikahi non ahli kitab.
Para ulama kebanyakan membolehkan seorang
muslim laki-laki menikahi perempuan ahli kitab
(Kristen atau Yahudi) dengan dalil firman Allah
berikut:
َ‫صنَاتُ ِمن‬ َ ‫ط َعا ُم الَّذِينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
َ ْ‫َاب حِ ٌّل لَكُ ْم َوطَ َعا ُمكُ ْم حِ لٌّ لَ ُه ْم ۖ َو ْال ُمح‬ َ ‫َو‬
ُ‫َاب م ِْن قَ ْب ِلك ْم‬ ْ ُ ُ َّ
َ ‫صن مِنَ الذِينَ أوتوا ال ِكت‬ ُ‫َات‬ ْ ِ ‫ْال ُم ِمنَا‬
َ ‫ت َوال ُم ْح‬ ْ‫ؤ‬
Artinya: “Makanan (sembelihan) orang-orang yang
diberi Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu
halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu”
[QS. al-Maidah/5: 5]
Meski secara nash boleh, namun tidak menikahi
mereka jauh lebih baik. hal ini karena Rasulullah
saw menganjurkan kita agar menikahi wanita yang
baik agamanya sebagaimana sabda nabi Muhammad
saw berikut ini:
ْ َ‫ ف‬،‫س ِب َها َو ِل َج َما ِل َها َو ِل ِد ْي ِن َها‬
ِ‫اظف َْر ِبذَات‬ َ ‫ ِل َمـا ِل َها َو ِل َح‬:‫ت ُ ْن َك ُح ْال َم ْرأَة ُ ْل َ ْر َب ٍع‬
. َ‫ت يَدَاك‬ ْ َ‫ال ِدِّي ِْن ت َِرب‬

47
Artinya: “Wanita dinikahi karena empat perkara;
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan
agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama,
niscaya engkau beruntung. (HR. Bukhari)
Sementara ahli kitab secara jelas agamanya sudah
berbeda dengan kita. Selain itu, banyak kasus di
mana seorang menikah dengan wanita Kristen, justru
laki-laki tersebut yang terpengaruh dengan
kekristenannya. Bukan ia bisa menjaga agamanya,
namun justru ia murtad dari agama Islam.
Jika pun ia tidak murtad, anak-anak bisa jadi akan
mengikuti agama ibunya. Padahal anak-anak adalah
tabungan kita di hari kiamat. Anak-anak yang shalih
yang akan mengirimkan pahala tiada henti meski kita
telah tiada sebagaimana sabda nabi berikut:
‫اريَ ٍة َوع ِْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ ْ ‫ع َملُهُ إِ ََّل م ِْن ث َ َلث َ ٍة‬
َ ‫مِن‬ َ ‫ط َع‬َ َ‫سا ُن ا ْنق‬ ِ ْ َ‫إِذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬
ُ‫عو لَه‬ ُ ْ‫ِح َيد‬
ٍ ‫صال‬ َ ‫ِب ِه َو َولَ ٍد‬
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a
anak yang sholeh” (HR. Muslim)
Dari sini, hendaklah tidak menikahkan atau menikahi
wanita ahli kitab demi menjaga agama kita dan anak-
anak kita. Menjaga agama ini dalam ilmu maqashid
masuk dalam istilah hifz ad-din.
Adapun menikah bukan selain ahli kitab, yaitu orang
Budha, Hindu, Konghucu dan lain sebagainya maka
jelas hukumnya haram. Hal ini sesuai dengan firman
Allah berikut ini:
‫ت َحت َّ َٰى يُؤْ م َِّن ۚ َو َْل َ َمةٌ ُّمؤْ ِمنَةٌ َخي ٌْر ِِّمن ُّم ْش ِر َك ٍة َولَ ْو‬ِ ‫َو ََل ت َن ِك ُحوا ْال ُم ْش ِركَا‬
‫مِن َخي ٌْر ِِّمن‬ َ َّ ْ
ٌ ْ‫أ َ ْع َج َبتْكُ ْم ۗ َو ََل تُن ِك ُحوا ال ُم ْش ِركِينَ َحت َٰى يُؤْ ِمنُوا ۚ َولعَ ْبد ٌ ُّمؤ‬

48
َٰ
‫َّللاُ يَدْعُو ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬ ِ َّ‫ُّم ْش ِركٍ َولَ ْو أ َ ْع َجبَكُ ْم ۗ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى الن‬
َّ ‫ار ۖ َو‬
ِ َّ‫َو ْال َم ْغف َِرةِ ِبإِذْنِ ِه ۖ َويُبَ ِِّي ُن آيَاتِ ِه لِلن‬
َ‫اس لَ َعلَّ ُه ْم يَتَذَ َّك ُرون‬
Artinya: “Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang-orang musyrik
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintahnya) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran”. [QS.
al-Baqaraha: 221]
Semoga kita semua terjaga dari godaan dunia dan
keluarga kita menjadi sarana ibadah kepada Allah.
Amin.

49
50
Bolehkah Membaca Alfatihah dalam Hati
Ketika Salat?

Tanya:
Kalau mulut kita ada sebagian susah ngucapin
bacaan sholat, terutama di surat Al Fatihah kaya
seperti kaku gitu tapi gak semua nya yang gak bisa
diucapkan, terus dibaca dalam hati boleh atau tidak.
(Zaenal, Jakarta)

Jawab:
Menurut para ulama bahwa yang disebut bacaan
adalah apa yang keluar dari mulut dan bukan sekadar
ungkapan dalam hati. Maka bacaan dalam shalat,
harus keluar dari mulut dan minimal terdengar oleh
telinga sendiri.
Dalilnya sebagai berikut:
‫ت‬ َ َ ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬
ْ َ‫سب‬ َ ‫لَ َها َما َك‬
ْ َ‫سب‬
َ ‫ت َو‬
Artinya: “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya.” (Al-Baqarah: 286).
Sesuatu yang dalam hati, berarti belum diusahakan.
Setelah keluar dari mulut, itulah yang ia usahakan.
Sabda Nabi:
‫س َها َما لَ ْم يَت َ َكلَّ ُموا أ َ ْو يَ ْع َملُوا بِ ِه‬ ْ َ ‫اوزَ ْل ُ َّمتِي َما َحدَّث‬
َ ُ‫ت بِ ِه أ َ ْنف‬ َ ‫إِ َّن هللاَ ت َ َج‬
Artinya: “Allah memaafkan umatnya dari apa yang
terlintas dalam hatinya selama tidak diucapkan
maupun dikerjakan.” (HR. Muslim)

51
Ungkapan dalam hati belum dianggap, kecuali telah
diungkapkan. Jadi mulut harus bergerak terdengar
suara lirih. Jika tidak bisa baca karena mulut kaku,
baca semampunya saja, namun jika terpaksa bacaan
tidak bisa keluar dari mulut, silakan untuk di batin.
Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini:
‫َل يكلف هللا نفسا ً إَل وسعها‬
Artinya: Allah tidak membebani seseorang di luar
kemampuannya (Al-Baqarah: 286). Wallahu a’lam.

52
Mimbar Khutbah Model Podium, Bid`ah?

Tanya:
Apa hukumnya mimbar khutbah Jum’at model
podium yang banyak disaksikan di Masjid
Muhammadiyah? Apakah model podium seperti itu
termasuk bid’ah dholalah? (Hadi Rahman, Tanah
Bumbu)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Sesungguhnya mimbar merupakan sarana seorang
khatib untuk menyampaikan khutbahnya atau
ceramahnya. Tujuannya, agar khatib lebih bisa
dilihat semua jamaah. Sarana bisa berubah sesuai
dengan maslahat dan kebutuhan masyarakat. Zaman
dulu, mimbar rasulullah terbuat dari kayu
sebagaimana hadis berikut:
ُ ‫صلِِّي إِلَى ِجذْعٍ إِذْ َكانَ ْال َمس ِْجد‬ َ ُ‫ َكانَ َرسُو ُل هللاِ ي‬:‫ي ِ ب ِْن َكعْبٍ قَا َل‬ ِّ َ‫ع ِن أُب‬ َ
َ‫ ه َْل لَك‬:ِ‫ص َحا ِبه‬ ْ َ ‫مِن أ‬ ْ
ْ ‫ب ِإلَى ذَلِكَ ال ِجذْعِ فَقَا َل َر ُج ٌل‬ ُ ُ‫ع ِريشًا َو َكانَ يَ ْخط‬ َ
ُ
‫اس َوت ْس ِمعَ ُه ْم‬ َّ َّ ْ
ُ ‫عل ْي ِه يَ ْو َم ال ُج ُمعَ ِة َحتى يَ َراكَ الن‬َ ُ ً
َ ‫ش ْيئا تَقو ُم‬َ َ‫أَن نَ ْجعَ َل لك‬
َ ْ
ْ َ َّ
‫ي التِي أ ْعلَى المِ ْنبَ ِر فَلَ َّما‬ ٍ ‫صنَ َع لَهُ ثَلَثَ دَ َر َجا‬ ْ ‫ُخ‬
َ ‫ت فَ ِه‬ َ َ‫ ف‬،‫ نَ َع ْم‬:‫طبَتَكَ ؟ قَا َل‬
.‫ض ِع ِه الَّذِي ه َُو فِي ِه‬
ِ ‫ضعُوه ُ ِفي َم ْو‬ َ ‫ض َع ْال ِم ْن َب ُر َو‬ ِ ‫ُو‬
Artinya: “Dari Ubay bin Ka’ab ra, dia berkata,
‘Rasulullah Saw biasa mengerjakan shalat dengan
menghadap ke batang pohon karena masjidnya
ketika itu merupakan bangunan dari unsur kayu dan
beliau berkhutbah di atas batang pohon.’ Lalu ada
seseorang dari Sahabatnya berkata, ‘Apakah engkau
memiliki sesuatu yang bisa kami buatkan mimbar

53
untukmu sehingga engkau bisa berdiri di atas-nya
pada hari Jumat sehingga orang-orang bisa
melihatmu dan engkau bisa memperdengarkan
khutbahmu kepada mereka?’ Beliau menjawab, ‘Ya,
punya.’ Kemudian orang itu membuatkan untuknya
tiga tingkat yang ia berada di bagian atas mimbar.
Dan ketika mimbar itu diletakkan, maka mereka
meletakkannya di tempatnya yang biasa dia berada
di tempat itu (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Jadi bentuk mimbar-mimbar yang ada sekarang ini,
yang juga biasa dipakai di masjid-masjid
Muhammadiyah, tidak menyalahi hukum syariat.
Jika ada perubahan lainnya, atau mimbar terbuat dari
semen atau lainnya, juga tidak menyalahi hukum
syariat karena yang terpenting adalah sampainya
maksud dan tujuan dari pembuatan mimbar itu, yaitu
agar penceramah bisa dilihat jamaah. Wallahu a’lam.

54
Meninggalkan Salat Secara Sengaja
Karena Pekerjaan

Tanya:
Assalamu,alaikum wr,wb, saya mau nanyak,
misalkan kita tidak sholat gara-gara pekerjaan/ di
sengaja, terus sholatnya itu mau di ganti selain
waktu, apakah boleh kita menggantinya dan sahkah
sholatnya itu? (Moh Adam Alfatih, Kalimantan
Utara)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Shalat adalah kewajiban umat Islam yang tidak boleh
ditinggalkan. Kewajiban shalat ini banyak
disebutkan dalam al-Quran seperti firman Allah
berikut:
َ‫ع َلى ْالخَا ِشعِين‬
َ ‫يرة ٌ ِإ ََّل‬
َ ‫ص َلةِ ۚ َو ِإنَّ َها لَ َك ِب‬ َّ ‫َوا ْستَعِينُوا ِبال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’, (QS. Al-Baqarah:5)
Dan waktu shalat juga telah ditentukan oleh Allah
sebagaimana firman Allah berikut:
‫علَى ْال ُمؤْ مِ نِيْنَ ِك َٰتبًا َّم ْوقُ ْوتًا‬ ْ ‫ص َٰلوة َ كَان‬
َ ‫َت‬ َّ ‫ا َِّن ال‬
Artinya: Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
(Q.S. An-Nisa: 103).

55
Kita dilarang berleha-leha dan meninggalkan shalat
sebagaimana firman Allah berikut:
َ‫ص َلة‬
َّ ‫ضاعُوا ال‬ ٌ ‫ف مِن بَ ْع ِد ِه ْم خ َْل‬
َ َ‫ف أ‬ َ ‫فَ َخ َل‬
Artinya: “Dan datanglah orang-orang setelah mereka
yang menyia-nyiakan shalat.” (QS. Maryam: 59).
Maksud ayat ini, mereka yang menyia-nyiakan
waktu shalat. Waktunya sendiri diterangkan detail
dalam hadis-hadis Nabi, misal waktu shalat zhuhur
bisa dilihat dari hadis berikut:
‫الر ُج ِل َكطُو ِل ِه َما لَ ْم يَحْ ض ُِر‬َّ ُّ‫س َو َكانَ ظِ ل‬ ِ َ‫ظ ْه ِر إِذَا زَ ال‬
َّ ‫ت ال‬
ُ ‫ش ْم‬ ُّ ‫َو ْقتُ ال‬
‫ْال َعص ُْر‬
“Waktu shalat Zhuhur adalah ketika telah tergelincir
matahari (menuju arah tenggelamnya) hingga
bayangan seseorang sebagaimana tingginya selama
belum masuk waktu ‘Ashar (HR. Muslim)
‫س‬ َّ ‫ت ال‬
ُ ‫ش ْم‬ ِ ‫ض‬ ُّ ‫ص ِِّلى ال‬
َ ‫ظ ْه َر ِإذَا دَ َح‬ َ ُ‫ ي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ُّ ‫َكانَ النَّ ِب‬
Artinya: “Nabi Muhammad Saw biasa mengerjakan
shalat zhuhur ketika matahari telah tergelincir” (HR.
Muslim)
Dan demikian seterusnya. Jika seseorang lupa belum
shalat, sementara waktunya sudah habis, misalnya ia
baru ingat shalat zhuhur di waktu ashar, maka ia
tetap wajib shalat zhuhur di waktu asar tersebut.
Shalatnya tetap sah. Namanya qadha.
Jadi, jika ada seseorang yang lupa shalat dan
dikerjakan shalat di waktu lain, shalatnya tetap sah.
Ia tidak berdosa karena lupa itu. Namun jika
disengaja, ia tetap wajib shalat dan shalatnya sah.
Namun ia berdosa. Wallahu a’lam.

56
Berbohong dan Mengambil Barang Milik
Orang Lain

Tanya:
Assalamualaikum ustadz saya ingin bertanya,
bagaimana hukum bersumpah atas nama al Quran
tapi sumpah tersebut berbohong? Jadi sudah lama
saya mengambil sesuatu punya saudara saya karena
keperluan dan saya berbohong saya tidak mengambil
nya dan saya bersumpah. Saya bersumpah karena
agar aib saya tertutup dan agar saya tidak di
berhentikan sekolah, saya masih kepikiran akan hal
sumpah tersebut saya takut terjadi sesuatu atau saya
sengsara . Mohon masukan nya ustadz . Jazzakallahu
khair. Wassalam. (Atk, Bandung)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Bersumpah atas nama al-Qur’an namun berbohong
jelas merupakan sebuah dosa. Mengambil barang
milik orang lain diharamkan agama sesuai dengan
firman Allah berikut ini:
ُ‫َّللا‬ َ ‫طعُوا أ َ ْي ِد َي ُه َما َجزَ ا ًء ِب َما َك‬
َّ ‫س َبا نَك ًَاَل مِنَ َّللاَّ ِ َو‬ َ ‫َّارقَةُ فَا ْق‬
ِ ‫َّار ُق َوالس‬
ِ ‫َوالس‬
‫يز َحكِي ٌم‬ٌ ‫ع ِز‬
َ
Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Maidah: 38).

57
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menetapkan hukuman
hadd bagi pencuri adalah potong tangan. Pencurian
dianggap sebagai tindakan kezhaliman sebagaimana
hadis berikut:
َ ‫علَ ْيكُ ْم ِد َما َءكُ ْم َوأ َ ْم َوالَكُ ْم َوأَع َْرا‬
، ‫ضكُ ْم َك ُح ْر َم ِة يَ ْو ِمكُ ْم هَذَا‬ َ َّ ‫فَإ ِ َّن‬
َ ‫َّللا َح َّر َم‬
‫ فِي َبلَ ِدكُ ْم هَذَا‬،‫ش ْه ِركُ ْم هَذَا‬ َ ‫فِي‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
atas sesama kalian darah kalian (untuk ditimpakan)
dan harta kalian (untuk dirampas) dan kehormatan
(untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini,
haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini” (HR.
Bukhari no. 1742).
Harta dari hasil pencurian tidak halal sebagaimana
hadis berikut:
‫كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به‬
Artinya: “Setiap daging yang tumbuh dari suhtun
(barang haram), maka api neraka lebih layak
baginya” (HR. Ahmad)
Pencuri juga akan diminta mengembalikan barang
curiannya di hari kiamat. Namun karena di akhirat
kita sudah tidak punya harta, maka amal baik kita
yang akan diberikan kepada orang yang kita curi
sebagaimana hadis nabi berikut:
‫ فقال‬. ‫ع‬َ ‫درهم له وَل متا‬ َ ‫ِس فينا من َل‬ُ ‫ المفل‬: ‫ِس ؟ قالوا‬ ُ ‫أتدرون ما المفل‬
‫ ويأتي‬، ٍ‫وصيام وزكاة‬ ٍ ٍ‫يوم القيام ِة بصلة‬
َ ‫يأتي‬ ، ‫تي‬‫م‬َّ ‫أ‬ ‫المفلس من‬
َ َّ :
‫إن‬
‫ وضرب‬، ‫دم هذا‬ َ ‫وسفك‬ ، ‫هذا‬ َ‫مال‬ ‫وأكل‬ ، ‫هذا‬ ‫وقذف‬ ، ‫هذا‬ ‫شتم‬ ‫قد‬
، ‫ت حسناتُه‬ ْ َ‫ فإن فَنِي‬. ‫طى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه‬ َ ‫ فيُع‬. ‫هذا‬
‫ ث َّم طُ ِرح في‬. ‫ أخذ من خطاياهم فطُ ِرحت عليه‬، ‫يقضي ما عليه‬ َ ‫قبل أن‬
‫ار‬ ِ َّ‫الن‬
Artinya: “Tahukah kalian siapa orang yang
bangkrut?”. Para sahabat pun menjawab, ”Orang

58
yang bangkrut menurut kami adalah orang yang
tidak memiliki uang dirham maupun harta benda”.
Nabi bersabda, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut
di kalangan umatku adalah orang yang datang pada
hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa,
dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa
berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta
orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang
lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan
kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan
kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum
selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka
diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu
diberikan kepadanya. Kemudian dia pun
dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
Oleh karena itu, sebaiknya Anda bertemu baik-baik
kepada orang yang Anda ambil haknya. Anda minta
maaf, terangkan dengan penuh kelembutan dan
bahwa Anda sangat terpaksa. Anda minta dihalalkan
atas barang yang Anda curi. Atau jika mereka minta
mengembalikan, maka kembalikanlah dengan cara
yang halal. Hal ini selagi kita masih hidup di dunia
dan kesempatan masih ada. Semoga Allah
melapangkan rezeki Anda dan memberikan rezeki
yang halal dan baik bagi Anda. Amin. Wallahu
a’lam.

59
60
Bolehkah Mengaku Telah Berzina?

Tanya:
Assalamualaikum, saya mau bertanya. Jika ada
pasangan yg sudah tunangan, mereka melakukan
hubungan badan, lalu menjelang pernikahan si pria
memutuskan hubungan dan memilih berpisah. Lalu
apa yg harus dilakukan oleh perempuan tersebut?
Apakah harus menceritakan keadaannya kepada
keluarga bahwa mereka pernah berhubungan atau
memilih menutupi dan menyembunyikan? Mohon
jawabanya, terimakasih. Wassalamualaikum.
(STDW, Bandar Lampung)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Zina adalah perbuatan dosa besar yang diharamkan
Allah sebagaimana firman Allah berikut:
ً‫سبِيل‬ َ ‫شةً َو‬
َ ‫ساء‬ ِّ ِ ْ‫َوَلَ ت َ ْق َربُوا‬
َ ِ‫الزنَى ِإنَّهُ َكانَ فَاح‬
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. dan suatu jalan yang buruk (sumber: Al-Qur’an,
QS Al-israa’ ayat 32)
ٌ‫الزانِي فَا ْج ِلد ُوا كُ َّل َواحِ ٍد ِِّم ْن ُه َما مِ ئَةَ َج ْلدَةٍ َو ََل ت َأ ْ ُخذْكُم بِ ِه َما َرأْفَة‬ َّ ‫الزانِيَةُ َو‬َّ
ٌ‫طائِفَة‬ َ ‫عذَا َب ُه َما‬ ْ ‫د‬ ‫ه‬
َ َ َ َ ِ ْ
‫ش‬ ‫ي‬‫ل‬ْ ‫و‬ ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ
‫اَل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬
ِ َْ َ ِ ِ َّ
‫اَّلل‬ ‫ب‬ َ‫ون‬ ُ ‫ن‬‫م‬ِ ْ‫ؤ‬ُ ‫ت‬ ‫م‬ ْ ُ ‫ت‬ ‫ن‬ُ ‫ك‬ ‫ن‬‫إ‬ َّ
‫َّللا‬
ِ ِ ِ ‫ِين‬ ‫د‬ ‫ِي‬ ‫ف‬
َّ‫الزانِيَةُ ََل يَن ِك ُح َها إَِل‬ ً َ ً َّ
َّ ‫الزانِي ََل يَن ِك ُح إَل زَ انِيَة أ ْو ُم ْش ِر َكة َو‬ ْ
َّ َ‫ِِّمنَ ال ُمؤْ ِمنِين‬
َ‫علَى ْال ُمؤْ ِمنِين‬ َ َ‫ِك‬ ‫ل‬َ ‫ذ‬ َ ِّ ِ َ ٌ‫ان أ َ ْو ُم ْش ِرك‬
‫م‬ ‫ر‬ ‫ح‬
ُ ‫و‬ ٍ َ‫ز‬
Artinya: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari

61
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman. Laki-laki
yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan
perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan
oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik,
dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang
yang mukmin,” (an-Nuur: 2-3)
ُ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
‫َّللا إِ ََّل‬ َ ‫َّللا إِلَها ً آخ ََر َو ََل يَ ْقتُلُونَ النَّ ْف‬ ِ َّ ‫َوالَّذِينَ ََل يَدْعُونَ َم َع‬
ً ‫أثَاما‬ َ ْ
َ‫يَلق‬ َ‫ذَلِك‬ ‫َو َمن يَ ْف َع ْل‬ َ‫َو ََل يَ ْزنُون‬ ِ ِّ ‫بِ ْال َح‬
‫ق‬
ً ‫اب يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َويَ ْخلُدْ فِي ِه ُم َهانا‬
ُ َ‫ف لَهُ ْالعَذ‬
ْ ‫ضا َع‬ َ ُ‫ي‬
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada
hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam
keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69)
Jika Anda telah berzina, maka Anda harus bertaubat
kepada Allah dan berjanji untuk tidak mengulangi
lagi. Jika Anda benar-benar bertaubat, maka Allah
akan mengampuni Anda. Hal ini sesuai dengan
firman Allah berikut:
ْ َ‫َّللا ِللَّذِينَ يَ ْع َملُونَ السُّو َء بِ َج َهالَ ٍة ث ُ َّم يَتُوبُون‬
ٍ ‫مِن قَ ِري‬
‫ب‬ ِ َّ ‫ع َلى‬ َ ُ‫إِنَّ َما الت َّ ْوبَة‬
‫علِي ًما َحكِي ًما‬ َّ َ‫علَ ْي ِه ْم ۗ َو َكان‬
َ ُ ‫َّللا‬ َّ ‫وب‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ُ ‫فَأُو َٰلَئِكَ َيت‬
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat
bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
62
lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima
Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 17)
Jika Anda tunangan lalu sebelum pernikahan
dibatalkan, maka bersabarlah. Insyaallah Allah
punya rencana lain dan Allah akan memberikan hal
terbaik bagi Anda. Bisa jadi setelah ini, Allah akan
memberikan jodoh lain yang jauh lebih shalih.
‫ش ْيئًا َوه َُو َخي ٌْر لَكُ ْم‬ َ ‫سى أ َ ْن ت َ ْك َرهُوا‬ َ ‫علَ ْيكُ ُم ْال ِقت َا ُل َوه َُو كُ ْرهٌ لَكُ ْم َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫كُت‬
َ ‫ِب‬
َ‫َّللاُ َي ْعلَ ُم َوأ َ ْنت ُ ْم ََل ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫سى أ َ ْن تُحِ بُّوا‬
َّ ‫ش ْيئًا َوه َُو ش ٌَّر لَكُ ْم َو‬ َ ‫ع‬
َ ‫َو‬
Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal
berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 216)
Anda jangan ceritakan aib zina Anda kepada siapa
pun. Karena akibatnya akan fatal. Anda akan dicela
keluarga dan masyarakat Anda. Tutuplah aib ada
rapat-rapat dan ini sesuai dengan perintah nabi
Muhammad saw berikut ini:
ِ َّ ‫ش ْيئًا فَ ْليَ ْستَت ِْر بِ ِستْ ِر‬
‫َّللا‬ َ ‫ت‬ َ ُ ‫اب م ِْن َه ِذهِ ْالقَاذ‬
ِ ‫ورا‬ َ ‫ص‬َ َ ‫َم ْن أ‬
Artinya: “Siapa yang tertimpa musibah maksiat
dengan melakukan perbuatan semacam ini
(perbuatan zina), hendaknya dia
menyembunyikannya, dengan kerahasiaan yang
Allah berikan.” (HR. Malik)
Bertawakallah kepada Allah dan Allah akan
memberikan yang terbaik bagi hambanya. Wallahu
a’lam.
63
64
Jangan Tabu Bicara Soal Utang

Tanya:
Pak uztad, saya memiliki teman yang memiliki
hutang kepada saya. Namun dia lupa padahal dia
pernah ingat akan membayar. Saya tidak enak untuk
menagihnya. Suatu ketika saya berbelanja memakai
sebagian uang dia, tapi saya lupa mengembalikan
uang yang saya pinjam tersebut. Tetapi jumlah uang
hutang teman saya dengan uang yang saya pinjam
tersebut memiliki nominal yang sama. Apakah saya
tidak perlu mengembalikan uang tersebut dan
menganggap hutang teman saya itu lunas atau
bagaimana pak ustad? Karena kami sama-sama
enggan untuk menagih. (La Trasyita, Palembang)

Jawab:
Membayar utang adalah sebuah kewajiban
sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut ini:
‫ى ث ُ َّم قُتِلَ َم َّرتَي ِْن‬ ُ َ ‫َوالَّذِى نَ ْفسِى بِيَ ِد ِه لَ ْو أ َ َّن َر ُجلً قُتِ َل فِى‬
َ ِ‫َّللاِ ث ُ َّم أ ْحي‬
َّ ‫يل‬ ِ ِ‫سب‬
ُ‫ع ْنهُ دَ ْينُه‬ َ ‫علَ ْي ِه دَ ْي ٌن َما دَخَلَ ْال َجنَّةَ َحتَّى يُ ْق‬
َ ‫ضى‬ َ ‫َو‬
Artinya: “Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya,
seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah,
kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua
kali, dan dia masih punya utang, maka dia tidak akan
masuk surga sampai utangnya itu dilunasi. (HR.
Ahmad)
‫علَ ْي ِه‬ َ ‫ص ِِّلي‬
َ ‫ع َلى َر ُج ٍل َماتَ َو‬ َ ُ‫س َّل َم ََل ي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫َكانَ َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
َ ُّ َ ُ َ ٌ َ َ َ َ ُ
‫على‬ َ ‫صلوا‬ َ َ‫ان قال‬ ِ ‫َار‬
َ ‫عل ْي ِه دَ ْين قالوا نَعَ ْم دِين‬ َ ‫ت فقا َل أ‬ َ ‫دَي ٌْن فَأت‬
ٍ ِِّ‫ِي بِ َمي‬
‫صاحِ ِبكُ ْم‬
َ
65
Artinya: “Adalah Rasulullah saw tidak menshalatkan
laki-laki yang memiliki utang. Lalu didatangkan
mayit ke hadapannya. Beliau bersabda: “Apakah dia
punya utang?” Mereka menjawab: “Ya, dua dinar.
Beliau bersabda, “Shalatlah untuk sahabat kalian.”
(HR. Abu Daud)
ُ‫ع ْنه‬ َ ‫س ْال ُمؤْ م ِِن ُمعَلَّقَةٌ بِدَ ْينِ ِه َحتَّى يُ ْق‬
َ ‫ضى‬ ُ ‫نَ ْف‬
Artinya: “Jiwa seorang mukmin tergantung karena
utangnya, sampai utang itu dilunaskannya.” (HR.
Ibnu Majah)
Karena ini terkait utang, maka Anda tidak boleh
malu untuk bicara bersama dengan rekan Anda. Jika
kalian sama-sama rela untuk menghapus utang, itu
bagus. Jika tidak, bayarlah sesuai dengan
kesepakatan kalian. Kesempatan ini masih ada selagi
kalian masih hidup di dunia. Jika telah meninggal,
kondisi akan berubah. Di pundak Anda tetap ada
utang yang harus dibayarkan. Wallahu a’lam.

66
Keluhan Istri Karena Jadi Tulang
Punggung Keluarga

Tanya:
Assalamualaikum ustadz, Mau tanya jika seorang
istri mengeluh tidak kuat karena harus menjadi
pemikir utama dalam mencukupi nafkah keluarga
akibat suami yang tingkat pendidikan dan
wawasannya berada jauh di bawahnya, sehingga
setiap permasalahan rumah tangga, anak, maupun
kebutuhan materi selalu istri yang mencari solusi,
berusaha mencukupi dan memenuhi. Apakah boleh
istri menggugat cerai suami, karena sudah bertahun-
tahun suami tetap tidak berusaha mengembangkan
dirinya, baik secara wawasan agama maupun
kemampuan mencari nafkah, dengan alasan
waktunya habis untuk bekerja sebagai buruh.
Sementara istri sudah berusaha memfasilitasi supaya
suami bisa upgrade dirinya menjadi lebih baik dalam
hal agama dan kemampuan menafkahi. Terima kasih
atas jawabannya, Waalaikumsalam warahmatullahi
wabarakatuh (Aulia Syams, Denpasar)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Menafkahi istri adalah kewajiban agama
sebagaimana firman Allah berikut:
‫ض َوبِ َما‬ ٍ ‫علَ َٰى بَ ْع‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َّ َ‫ساءِ بِ َما فَضَّل‬
َ ‫َّللاُ بَ ْع‬ َ ِّ‫علَى ال ِن‬ َ َ‫الر َجا ُل قَ َّوا ُمون‬ ِّ ِ
َّ ‫ظ‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ب ِب َما َح ِف‬ ْ
ِ ‫ظاتٌ لِلغَ ْي‬َ ِ‫صا ِل َحاتُ قَانِتَاتٌ َحاف‬ َّ ‫أ َ ْنفَقُوا م ِْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم ۚ فَال‬
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan

67
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS.An-
Nisa:34)
‫س إِ ََّل‬ ُ َّ‫علَى ْال َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن بِ ْال َم ْع ُروفِ ۚ ََل ت ُ َكل‬
ٌ ‫ف نَ ْف‬ َ ‫َو‬
‫ُو ْس َع َها‬
Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf”. [Al-
Baqarah:233]
Hanya saja, tidak semua suami mempunyai
kemampuan untuk memberikan nafkah lebih kepada
istri dan keluarganya. Ada orang yang sudah bekerja
keras, namun penghasilan tetap pas-pasan. Dalam
kondisi seperti ini, hendaknya istri bersabar dan
bersifat qana’ah menerima terhadap apa yang
diberikan suami. Hal ini sesuai dengan firman Allah
berikut:
َّ ُ‫علَ ْي ِه ِر ْزقُهُ فَ ْليُ ْنف ِْق مِ َّما آت َاه‬
‫َّللاُ ۚ ََل‬ َ ‫س َعتِ ِه ۖ َو َم ْن قُد َِر‬ َ ‫ِليُ ْنف ِْق ذُو‬
َ ‫سعَ ٍة م ِْن‬
‫َّللاُ بَ ْعد َ عُس ٍْر يُس ًْرا‬ َّ ‫سيَجْ عَ ُل‬ َّ
َ ۚ ‫سا إَِل َما آت َاهَا‬ ً ‫َّللاُ نَ ْف‬
َّ ‫ِف‬ُ ِّ‫يُ َكل‬
Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang di
sempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari
harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan
sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.”. (QS. Ath-Thalaq:7)
Juga firman Allah berikut:
ُ‫علَى ْال ُم ْقت ِِر قَدَ ُره‬
َ ‫علَى ْال ُموسِعِ قَدَ ُرهُ َو‬
َ ‫َو َم ِت ِّعُوه َُّن‬
Artinya: Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah
(pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu

68
menurut kemampuannya dan orang yang miskin
menurut kemampuannya (pula). [Al-Baqarah/2:236]
Talak sendiri sesungguhnya dibolehkan oleh agama
seperti firman Allah berikut:
‫ط ِلِّقُوه َُّن ِل ِعدَّتِ ِه َّن‬ َ ِّ‫طلَّ ْقت ُ ُم ال ِن‬
َ َ‫سا َء ف‬ ُّ ‫أَيُّ َها النَّ ِب‬
َ ‫ي إِذَا‬
Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-
istrimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada
waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang
wajar).”
‫س َٰـنࣲۗ َو ََل يَحِ لُّ لَكُمۡ أَن‬ َ ‫اكُ بِ َمعۡ ُروفٍ أ َ ۡو ت َۡس ِري ُۢ ُح بِإ ِ ۡح‬ ُۢ ‫س‬ َّ ‫ٱل‬
َ ‫َان فَإ ِ ۡم‬ِ ۖ ‫طلَ َٰـ ُق َم َّرت‬
ۤ
ِ ۖ َّ َ‫وا ِم َّم ۤا َءات َۡيت ُ ُموهُ َّن ش َۡيـًٔا ِإ ََّل أَن َيخَا َف ۤا أ َ ََّل يُقِي َما ُحد ُود‬
‫ٱَّلل فَإِ ۡن خِ ۡفتُمۡ أ َ ََّل‬ ۟ ُ ‫ت َۡأ ُخذ‬
‫ٱَّلل فَ َل‬ِ َّ ُ ‫علَ ۡي ِه َما فِي َما ۡٱفتَدَ ۡت بِ ِۗۦه ت ِۡلكَ ُحد ُود‬ َ ‫ٱَّلل فَ َل ُجنَا َح‬ ِ َّ َ‫يُقِي َما ُحد ُود‬
ۤ ُ ِ َّ َ‫ت َعۡ تَد ُوه َۚا َو َمن يَت َ َعدَّ ُحد ُود‬
َّ ‫ٱَّلل فَأ ۟ولَ َٰـ ِٕىكَ هُ ُم ٱل‬
َ‫ظ َٰـ ِل ُمون‬
Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali.
Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf
atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal
bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang
telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa
keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah,
maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa
yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah 229)
Hanya saja, talak bukanlah pilihan yang tepat
sehingga agama menganjurkan agar talak tidak
terjadi. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad
saw:

69
ِ َّ َ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬: ‫ قَا َل‬-‫ع ْن ُه َما‬
‫َّللا صلى هللا عليه‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ِن اِب ِْن عُ َم َر – َر‬َ
‫ط َل ُق‬ ِ َّ َ َ‫َض ا َ ْل َح َل ِل ِع ْند‬
َّ ‫َّللا اَل‬ ُ ‫وسلم ( أ َ ْبغ‬
Artinya : Dari Ibnu Umar Ra berkata, Rasulullah
Saw bersabda: “Perbuatan halal yang paling dibenci
Allah ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu
Majah. Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim
lebih menilainya hadits mursal. (HR. Abu Dawud
dan Ibnu Majah)
Talak akan berpengaruh kepada keluarga dan anak-
anak. Ia bukan persoalan sepele dan dampaknya ke
mana-mana. Maka jika ada masalah bisa saling
komunikasi karena kekurangan komunikasi sering
menimbulkan masalah.
Jika kondisi sudah akut, bisa meminta bantuan dua
keluarga seperti firman Allah berikut:
‫مِن أ َ ْه ِل َها ِإ ْن ي ُِريدَا‬
ْ ‫َو ِإ ْن خِ ْفت ُ ْم ِشقَا َق َب ْي ِن ِه َما فَا ْب َعثُوا َح َك ًما م ِْن أ َ ْه ِل ِه َو َح َك ًما‬
‫يرا‬
ً ِ‫علِي ًما َخب‬ َ َ‫َّللا َكان‬َ َّ ‫َّللاُ بَ ْينَ ُه َما ۗ إِ َّن‬
َّ ‫ق‬ ِ ِِّ‫إِص َْل ًحا ي َُوف‬
Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya, maka kirimlah
seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang
hakam (juru damai) dari keluarga perempuan. Jika
kedua orang hakam itu berkamsud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal [QS. An-Nisâ:35]
Kita pun tidak bisa memaksakan pengetahuan
seseorang. Karena kadang suami bekerja di luar
rumah seharian, dan pulang sangat lelah. Maka dari
itu, agama sangat menghormati peran suami ini dan
meminta istri untuk taat kepada suami. Bahkan
ketaatan istri ada suami, jaminannya adalah surga
sebagaimana sabda nabi berikut:

70
َ‫ت ْال َجنَّة‬
ِ َ‫اض دَ َخل‬
ٍ ‫ع ْن َها َر‬ ْ ‫ام َرأَةٍ َمات‬
َ ‫َت َوزَ ْو ُج َها‬ ْ ‫أَيُّ َما‬
Artinya: “Wanita mana saja yang meninggal dunia
lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk
surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Isa
Tirmidzi
‫ت‬ْ ‫ع‬ َ َ ‫ت فَ ْر َج َها َوأ‬
َ ‫طا‬ َ ‫ش ْه َرهَا َو َح ِف‬
ْ ‫ظ‬ َ ‫ت‬ ْ ‫صا َم‬ َ ‫س َها َو‬ َ ‫ت ْال َم ْرأَة ُ َخ ْم‬ِ َّ‫صل‬ َ ‫إِذَا‬
‫ت‬ِ ْ‫ب ْال َجنَّ ِة ِشئ‬ ‫ا‬‫ْو‬‫ب‬َ
ِ َ ِِّ ‫أ‬ ‫ى‬ َ ‫أ‬ ْ
‫مِن‬ َ ‫ة‬ َّ ‫ن‬‫ج‬َ ْ
‫ال‬ ‫ِى‬ ‫ل‬‫خ‬ُ ْ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬ َ
َ َ ‫زَ ْو َج َه‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ِي‬ ‫ق‬ ‫ا‬
Artinya: “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat
lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan
Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya
(dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada
suaminya, maka dikatakan pada wanita yang
memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga
melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Hibban)
ُ َ ‫ساءِ َخي ٌْر قَالَ ا َّلتِي ت‬
‫س ُّر ُه ِإذَا‬ ُّ َ ‫س َّل َم أ‬
َ ِّ‫ي ال ِن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫قِي َل ل َِر‬
َ
ُ ‫ظ َر َوتُطِ يعُهُ إِذَا أ َم َر َو ََل تُخَا ِلفُهُ فِي نَ ْف ِس َها َو َما ِل َها بِ َما يَ ْك َره‬ َ َ‫ن‬
Artinya: Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw,
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat
suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak
menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad).
Taat dan patuh kepada suami ini hukumnya mutlak,
baik suami lebih pintar atau tidak. Karena pekerjaan
suami di luar rumah, itu bertaruh nyawa. Maka Allah
berikan kemuliaan besar kepada suami.
Berkomunikasilah dengan baik dan jangan
menjadikan talak sebagai solusi. Wallahu a’lam.

71
72
Mencuri HP Lalu Dipakai Bisnis, Apakah
Hasilnya Halal?

Tanya:
Teman saya mencuri lalu uangnya buat beli hp, pada
saat itu di dunia internet ada bisnis lalu ikut bisnis
tersebut membutuhkan (modalnya uang halal)
mendapatkan keuntungan selama beberapa bulan
apakah keuntungan menjadi halal dan apakah jika
mengganti uang dicuri dari keuntungan bisnis
menjadi halal? mohon dijelaskan secara detail.
(Mujanaah, Slawi)

Jawab:
Mencuri adalah perbuatan yang diharamkan Islam
dan mendapatkan murka serta laknat Allah. Hal ini
sesuai dengan firman Allah berikut ini:
َّ ‫َّللاِ َو‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫طعُوا أ َ ْي ِديَ ُه َما َجزَ ا ًء بِ َما َك‬
َّ َ‫سبَا نَك ًَاَل مِن‬ َ ‫َّارقَةُ فَا ْق‬
ِ ‫َّار ُق َوالس‬
ِ ‫َوالس‬
‫يز َحكِي ٌم‬ٌ ‫ع ِز‬
َ
Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Maidah: 38).
Juga sabda Rasulullah saw berikut ini:
‫لعن هللا السارق يسرق البيضة فتقطع يده ويسرق الحبل فتقطع يده‬
Artinya: “Allah melaknat pencuri yang mencuri
sebutir telur, lalu di lain waktu ia dipotong
tangannya karena mencuri tali.” (HR. Bukhari)
73
Juga sabda Rasulullah berikut ini:
َ ‫علَ ْيكُ ْم ِد َما َءكُ ْم َوأ َ ْم َوالَكُ ْم َوأَع َْرا‬
، ‫ضكُ ْم َك ُح ْر َم ِة يَ ْو ِمكُ ْم هَذَا‬ َ َّ ‫فَإ ِ َّن‬
َ ‫َّللا َح َّر َم‬
‫ فِي بَلَ ِدكُ ْم هَذَا‬،‫ش ْه ِركُ ْم هَذَا‬ َ ‫فِي‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
atas sesama kalian darah kalian (untuk ditimpakan)
dan harta kalian (untuk dirampas) dan kehormatan
(untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini,
haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini” (HR.
Bukhari).
Sesuatu yang berasal dari harta haram, maka semua
yang dihasilkan dari harta tersebut menjadi haram
sesuai dengan kaidah berikut:
‫ما بني على الباطل باطل‬
Artinya: Sesuatu yang dibangun di atas kebatilan
hasilnya adalah batil.
Maka semua harta yang Anda dapatkan dari HP
curian tadi, hukumnya haram. Cara satu-satunya
untuk menjadikannya halal adalah Anda mendatangi
orang yang Anda curi, minta maaf, dan minta
dihalalkan. Jika ia meminta agar Anda
mengembalikan hartanya, maka kembalikanlah. Jika
ia meminta semua harta yang dihasilkan dari harta
Anda, maka berikanlah. Jika ia merelakan, berarti itu
menjadi rezeki bagi Anda. Lebih baik Anda meminta
maaf di dunia, sebelum kelak dituntut di akhirat.
Wallahu a’lam.

74
Mimpi Bertemu Nabi Khidir

Tanya:
Assalamu’alaikum. saya semalam bermimpi ketemu
orang tua sederhana .tapi setlah itu saya diberi tahu
sama wali songo bahwa orang tua itu adalah nabi
khidir.padahal saya bukan orang yang rajin ibadah
dan saya juga masih sering melakukan maksiat.
(Yohan Jatmiko, Banyumas)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Alhamdulillah, Allah memberikan waktu bagi kita
untuk beristirahat dengan cara tidur. Firman Allah:
ِ ‫َوم ِْن آيَاتِ ِه َمنَا ُمكُ ْم بِاللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
‫ار‬
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari…”
(QS. Ar-Ruum: 23)
Tidak jarang waktu kita tidur kita bermimpi. Mimpi
sendiri dibagi tiga, pertama bunga tidur, kedua
mimpi karena gangguan setan dan ketiga mimpi
yang merupakan kabar baik bagi kita. Hal ini sesuai
dengan hadis nabi berikut ini:
‫ َومِ ْن َها‬، ‫حْزنَ بِ َها ابْنَ آدَ َم‬
ُ َ‫ان ِلي‬ِ ‫ط‬ َّ ‫ ِم ْن َها أَهَا ِوي ُل مِنَ ال‬: ‫ث‬
َ ‫ش ْي‬ ٌ َ‫الرؤْ َيا ثَل‬ُّ ‫إِ َّن‬
‫مِن ِست َّ ٍة‬
ْ ‫ َو ِم ْن َها ُج ْز ٌء‬، ‫ فَيَ َراهُ فِي َمنَامِ ِه‬، ‫ظتِ ِه‬َ َ‫الر ُج ُل فِي يَق‬ َّ ‫َما يَ ُه ُّم بِ ِه‬
‫َوأ َ ْر َبعِينَ ُج ْز ًءا مِنَ النُّب َُّو ِة‬
Artinya: Maksudnya: Mimpi itu ada tiga jenis:
Mimpi yang merupakan gangguan syaitan untuk
meresahkan anak Adam. Mimpi yang pada asalnya
perkara yang dipikirkan manusia ketika jaga lalu
terbawa hingga ke dalam tidur. Mimpi yang

75
merupakan satu bahagian daripada 46 bahagian
kenabian. (HR. Ibn Majah)
Terkait mimpi baik, dan merupakan kabar gembira
dari Allah, didasarkan pada sabda Rasulullah saw
berikut:
‫الز َمانُ لَ ْم‬
َّ ‫ب‬ َ ‫ «إِذَا ا ْقت ََر‬: َ‫سلَّ َم – قَال‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ –‫ي‬ َّ ِ‫أن النَّب‬َّ :ُ‫ع ْنه‬ َ ‫َو‬
‫مِن ِست َّ ٍة َوأ َ ْر َبعِينَ ُج ْز ًءا‬
ْ ‫مِن ُج ْز ٌء‬ ْ‫ؤ‬ ‫م‬
ِ ُ َ ُ َ ُْ
‫ال‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ْ‫ؤ‬ ‫ر‬‫و‬ ، ‫ِب‬ ‫ذ‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ت‬ ِ ُ َ ُ ‫ت َ َك‬
‫ِن‬
‫م‬ ْ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ا‬‫ي‬‫ؤ‬ ‫ر‬ ْ ‫د‬
ً ُ
».‫صدَقكُ ْم َحدِيثا‬ َ ُ
ْ ‫ أ‬،‫صدَقكُ ْم ُرؤْ يَا‬ َ
ْ ‫ «أ‬:ٍ‫ َوفِي ِر َوايَة‬. ‫عل ْي ِه‬ َ َ ‫ ُمتَّفَ ٌق‬.»ِ‫مِنَ النُّب َُّوة‬
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Apabila telah datang waktunya (kiamat), hampir
tidak ada mimpi seorang mukmin yang dusta. Dan
mimpi seorang mukmin itu satu dari empat puluh
enam bagian kenabian.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR.
Bukhari dan Muslim]
‫ص َّلى‬َ – ‫هللا‬ ُ ‫سمِ ْعتُ َر‬
ِ َ‫س ْول‬ َ :‫ع ْنهُ – قَا َل‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ – َر‬ َ ‫َو‬
ُ
‫ َو َما‬:‫ت» قَال ْوا‬
ِ ‫ش َرا‬ َّ
ِّ ِ َ‫ «لَ ْم يَبْقَ مِنَ النُّب َُّوةِ إَِل ال ُمب‬:ُ‫سل َم – يَقُ ْول‬َّ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫هللا‬
‫ي‬
ُّ ِ‫َار‬ ‫خ‬ ‫ب‬
ُ ‫ال‬ ‫ه‬‫ا‬
ُ َ َ‫و‬ ‫ر‬ .» ُ ‫ة‬ ‫ح‬‫ل‬ِ
َ َّ‫ا‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ا‬‫ي‬ ْ‫ؤ‬
َ ُّ ‫الر‬« : ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫؟‬ ُ‫ات‬ ‫ر‬َ‫ش‬ ِّ ِ ‫ال ُم َب‬
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Tidak tersisa
dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira.’ Para
sahabat bertanya, ‘Apa kabar gembira tersebut?’
Beliau menjawab, ‘Mimpi yang baik.’ (HR.
Bukhari)
Juga mimpi nabi Yusuf berikut ini:
ِ ‫َي ِإنِِّي أ َ َرى فِي ْال َمن َِام أَنِِّي أَذْ َبحُكَ َفا ْنظُ ْر َماذَا ت ََرى قَالَ َيا أَ َب‬
‫ت‬ َّ ‫قَا َل َيا بُن‬
‫ا ْفعَ ْل َما تُؤْ َم ُر‬
Ibrahim mengatakan, “Wahai anakku, aku bermimpi
menyembelih, bagaimana menurut kamu?” jawab
Ismail, “Wahai bapakku, lakukanlah apa yang
diperintahkan untukmu..” (QS. as-Shaffat: 102).

76
Mimpi buruk datang dari setan. Tujuannya agar kita
bersedih, merenung, tertegun, takut, pesimis dan lain
sebagainya. Karena sifat setan itu memang membuat
manusia was-was sebagaimana firman Allah berikut
ini:
‫ش ْيئًا ِإ ََّل‬
َ ‫ار ِه ْم‬
ِّ ِ ‫ض‬ َ ‫ان ِل َيح ُْزنَ ا َّلذِينَ آ َمنُوا َولَ ْي‬
َ ‫س ِب‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫ِإنَّ َما النَّ ْج َو َٰى مِنَ ال‬
‫َّللاِ فَ ْليَت ََو َّك ِل ال ُمؤْ مِ نُو َن‬
ْ َّ ‫علَى‬ ِ َّ ‫بِإِذْ ِن‬
َ ‫َّللا ۚ َو‬
Artinya: “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu
adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang
beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu
tiadalah memberi mudharat sedikit pun kepada
mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-
lah hendaknya orang-orang yang beriman
bertawakal.” (QS. Al-Mujadilah: 10)
Jika kita bermimpi buruk, hendaklah tidak
menceritakan mimpi kita kepada orang lain
sebagaimana sabda Nabi berikut ini:
‫ فَقَالَ َيا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ٌّ ‫ع ْن َجا ِب ٍر قَا َل َجا َء أَع َْرا ِب‬
ِِّ ‫ى ِإلَى ال َّن ِب‬ َ
‫على‬ َ َ ُ‫ب فَتَدَحْ َر َج فَا ْشتَدَدْت‬ ْ
َ ‫َرسُو َل َّللاَّ ِ َرأَيْتُ فِى ْال َمن َِام َكأ َّن َرأسِى ض ُِر‬
َ
ِ ِّ‫ى « َلَ ت ُ َح ِد‬
‫ث‬ ِِّ ‫ ِلألَع َْرا ِب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫ فَقَا َل َرسُو ُل‬.ِ‫أَث َ ِره‬
‫صلى هللا‬- ‫ى‬ َّ
َّ ِ‫ت النب‬ ُ ْ‫سمِ ع‬ َ َ‫ َوقَال‬.» َ‫ان بِكَ فِى َمنَامِك‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ب ال‬ِ ُّ‫اس بِتَلَع‬َ َّ‫الن‬
‫ان ِب ِه فِى‬ ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬َّ ‫ب ال‬ ِ ُّ‫ب فَقَالَ « َلَ يُ َح ِدِّث َ َّن أَ َحدُكُ ْم ِبتَلَع‬ ُ ُ‫ بَ ْعد ُ يَ ْخط‬-‫عليه وسلم‬
.‫َمنَا ِم ِه‬
Artinya: Dari Jabir ra, ada seorang Arab badui
datang menemui Nabi kemudian bertanya, “Ya
Rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu
menggelinding kemudian aku berlari kencang
mengejarnya”. Nabi Muhammad Saw bersabda
kepada orang tersebut, “Jangan kau ceritakan kepada
orang lain ulah setan yang mempermainkan dirimu
di alam mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar
Nabi menyampaikan dalam salah satu khutbahnya,
“Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang
77
mempermainkan dirinya dalam alam mimpi” (HR
Muslim)
Lalu ludahkan ke kiri Anda tiga kali, beristiadzah 3
kali dan mengubah posisi tidurnya sebagaimana
sabda nabi berikut:
‫ فليبصق عن يساره ثلثا وليستعذ باهلل‬،‫إذا رأى أحدكم الرؤيا يكرهها‬
‫ وليتحول عن جنبه الذي كان عليه‬،‫من الشيطان ثلثا‬
Artinya: “Jika kalian mengalami mimpi yang dibenci
(mimpi buruk) hendaklah meludah ke sebelah kiri
tiga kali, dan memohon perlindungan dari Allah dari
godaan setan tiga kali, kemudian mengubah posisi
tidurnya dari posisi semula.” (HR. Muslim)
Adapun mimpi Anda, semoga merupakan kabar
gembira untuk Anda. Semoga Anda semakin dekat
dengan orang-orang shalih seperti Nabi Khidir dan
para sunan. Semoga Anda menjadi hambanya yang
shalih sehingga Allah mengangkat derajat Anda di
dunia dan akhirat. Maka tuntutlah ilmu, belajarlah
dengan para ulama dan bergaullah dengan orang-
orang shalih. Wallahu a’lam.

78
Bagaimana Menghilangkan Rasa Bersalah
dan Dosa?

Tanya:
Assalamu’alaikum. Ustadz saya mau tanya cara
ngilangin rasa bersalah dan dosa saya harus gimana?
Stiap hari saya nangis makin lama badan saya jdi
kurus padahal saya 1 hari makan bisa 4 x tapi tetep
ajh rasa dosa dan berslah itu muncul trus saya harus
gimana ustadz? (Suhartini Wansih, Depok)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Setiap anak adam tentu punya kesalahan. Namun
sebaik-baik kesalahan adalah bertaubat sebagaimana
hadis berikut:
‫ي‬ َّ ‫طا ٌء َو َخي ُْر ْال َخ‬
ُّ ‫ َر َواهُ الت ِّ ِْرمـ ِ ِذ‬. َ‫طائِيْنَ الت َّ َّوب ُْون‬ َ ‫كُلُّ بَنِ ْي آدَ َم َخ‬
Artinya: Setiap anak adam (manusia) berbuat
kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah
adalah yang bertaubat. (HR. Tirmidzi)
‫لَ ْو أ َ َّن ْال ِع َبادَ لَ ْم يُ ْذ ِنب ُْوا لَ َخلَقَ هللاُ ْالخَلقَ يُ ْذ ِنب ُْونَ ث ُ َّم َي ْغف ُِر لَ ُه ْم َرواه ْال َحاكِ ُم‬
Artinya: Seandainya hamba-hamba Allah tidak ada
yang berbuat dosa, tentulah Allah akan menciptakan
makhluk lain yang berbuat dosa kemudian
mengampuni mereka. (HR. Hakim)
Selama ruh masih dalam badan, maka setiap manusia
masih mempunyai peluang untuk bertaubat dan
Allah akan menerima taubat kita sebagaimana firman
Allah berikut:
79
‫صوا دِينَ ُه ْم ِ ََّّللِ فَأُو َٰلَئِكَ َم َع‬ُ َ‫اَّلل َوأ َ ْخل‬ َ َ ‫صلَ ُحوا َوا ْعت‬
ِ َّ ِ‫ص ُموا ب‬ ْ َ ‫إِ ََّل الَّذِينَ ت َابُوا َوأ‬
‫عظِ ي ًما‬ ْ
َ ‫َّللا ُ ال ُمؤْ ِمنِينَ أَج ًْرا‬
َّ ‫ت‬ َ ‫ْال ُمؤْ مِ نِينَ ۖ َوسَ ْو‬
ِ ْ‫ف يُؤ‬
Artinya: Kecuali orang-orang yang taubat dan
mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama
mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah
akan memberikan kepada orang-orang yang beriman
pahala yang besar. [QS. An Nisaa’ : 146].
Allah juga berfirman:
َ‫ض َر أ َ َحدَهُ ُم ْال َم ْوتُ قَال‬ َ ‫ت َحت َّ َٰى إِذَا َح‬ َّ ‫ت الت َّ ْوبَة ُ ِللَّذِينَ يَ ْع َملُونَ ال‬
ِ ‫سيِِّئ َا‬ َ ‫َولَ ْي‬
ِ ‫س‬
‫عذَابًا أَلِي ًما‬ َٰ ُ
َ ‫ار ۚ أولَئِكَ أ َ ْعتَدْنَا لَ ُه ْم‬
ٌ َّ‫ِإنِِّي تُبْتُ ْاَلنَ َو ََل الَّذِينَ يَ ُموتُونَ َوهُ ْم كُف‬
Artinya: Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari
orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang)
hingga apabila datang ajal kepada seseorang di
antara mereka, (barulah) ia mengatakan
“Sesungguhnya saya bertaubat sekarang “. Dan tidak
(pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang
mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu
telah Kami sediakan siksa yang pedih. [An Nisaa’ :
18].
Ketika kita telah bertaubat, maka kita berjanji untuk
tidak mengulangi perbuatan yang telah kita lakukan.
Lalu bersikaplah husnudzan kepada Allah dan bahwa
Allah pasti mengampuni kesalahan kita lalu lupakan
kesalahan-kesalahan masa lalu.
Jika kita masih terus bersedih, sering-seringlah shalat
sunnah atau shalat malam dan berdoalah kepada
Allah agar Allah mengampuni segala kesalahan kita
dan Allah menghilangkan rasa was-was tersebut.
Semoga dengan demikian, Allah menghilangkan rasa

80
was-was dalam diri kita dan kita bisa menatap ke
depan untuk melakukan berbagai aktivitas positif.
Yang lalu, biarkan berlalu. Tataplah masa depan
dengan penuh gairah dan optimis. Yakinlah bahwa
Allah selalu bersama hamba-Nya yang bertakwa.
Wallahu a’lam.

81
82
Pembagian Warisan

Tanya:
Assalamu’alaikum
Maaf ustadz mengenai bagian waris orang tua saya
punya tanah 1 hektare, punya anak laki-laki 2 orang
dan anak perempuan 4 orang. Berapa bagian waris
masing2 anaknya? Sekian. Wassalamu’alaikum.

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika salah satu dari orang tua Anda meninggal dan
mempunyai tanah seluas 1 hektar, sementara yang
ditinggalkan adalah 2 anak laki-laki dan 4 anak
perempuan, maka bagian tiap anak laki-laki adalah
2500 meter dan tiap bagian anak perempuan adalah
1250 meter.
Syaratnya adalah bahwa tidak ada lagi hutang orang
tua, tidak ada wasiat atau tidak ada kakek nenek
yang ditinggalkan. Jika ada hutang, maka hutang
harus dibayarkan terlebih dahulu. Jika ada wasiat,
maka wasiat juga harus ditunaikan terlebih dahulu.
Pembagian di atas berdasarkan pada firman Allah
berikut:
ِّ ِ ‫ٱَّللُ ف ِٓى أ َ ْو َٰلَ ِدكُ ْم ۖ لِلذَّك َِر مِثْ ُل َح‬
‫ظ ْٱْل ُنث َ َيي ِْن‬ َّ ‫ُوصيكُ ُم‬
ِ ‫ي‬
Artinya: Allah mensyariatkan bagimu tentang
(pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian

83
dua orang anak perempuan (QS. An-Nisa: 11).
Wallahu a’lam.

84
Mengebiri Kucing

Tanya:
Bagaimana hukumnya mengebiri atau mensteril
kucing? (Fiqih, Surabaya)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Terkait memandulkan kucing atau binatang lainnya,
terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama.
Namun secara ringkas dapat dikatakan bahwa jika
memandulkan binatang tersebut dapat memberikan
manfaat bagi hewan atau manusia, maka boleh-boleh
saja.
Namun jika tidak memberikan manfaat dan justru
membuat mudarat, tentu tidak dibolehkan.
Wallahu a’lam.

85
86
Cahaya Nabi Pindah Ke Fatimah?

Tanya:
Assalamu’alaikum… Kapan cahaya Nabi
Muhammad saw pindah ke sayidah fatimah? (Juleha,
Serang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Tidak ada riwayat (hadis nabi Muhammad saw atau
atsar sahabat) yang menerangkan mengenai
pindahnya cahaya Nabi Muhammad Saw ke
sayyidah Fatimah. Wallahu a’lam.

87
88
Mandi Wajib Hanya Memakai Celana Dalam,
Apakah Sah?

Tanya:
Apakah sah mandi wajib jika tak berpakaian, hanya
pakai celana dalam (maaf) karena saya tinggal di
desa jadi saya mandi di tepi sungai. Apakah
mandinya sah? (Ade Purwanto, Jakarta)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Bagi yang junub, diwajibkan untuk mandi
sebagaimana firman Allah berikut:
‫وا َما‬ ۟ ‫صلَ َٰوة َ َوأَنت ُ ْم سُ َٰ َك َر َٰى َحت َّ َٰى ت َ ْعلَ ُم‬ َّ ‫ُوا ٱل‬ ۟ ‫وا ََل ت َ ْق َرب‬ ۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
‫ض َٰ ٓى أ َ ْو‬ َ ‫وا ۚ َوإِن كُنتُم َّم ْر‬ ۟ ُ‫يل َحتَّ َٰى ت َ ْغت َ ِسل‬ ٍ ِ‫سب‬ َ ‫عابِ ِرى‬ َ ‫تَقُولُونَ َو ََل ُجنُبًا إِ ََّل‬
۟ َٰ ْ
‫سا ٓ َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ٓ ًء‬ َ ِِّ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا ٓ َء أ َ َحد ٌ ِّمِنكُم ِّمِنَ ٱلغَآئِطِ أ ْو لَ َم ْستُمُ ٱلن‬
َ َ ‫علَ َٰى‬ َ
‫عفُ ًّوا‬َ َ‫َ ان‬ َ
‫ك‬ َّ
‫ٱَّلل‬ ‫ن‬َّ ‫إ‬
ِ ْ ۗ ‫م‬ُ ‫ك‬ ‫ِي‬
‫د‬ ‫ي‬
ْ َ ‫أ‬‫و‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ه‬ ‫و‬
َ ْ ِ ُ ُِ ُ َ ْ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ب‬ ۟
‫وا‬ ‫ح‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ٱ‬َ ‫ف‬ ‫ًا‬ ‫ب‬‫ي‬
ِِّ َ
‫ط‬ ‫ًا‬ ‫د‬ ‫ِي‬
‫ع‬ ‫ص‬
َ ۟
‫وا‬ ‫م‬ُ َّ َ ‫فَت‬
‫م‬ ‫ي‬َ
ً ُ‫غف‬
‫ورا‬ َ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau
sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang
air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya

89
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. Al-
Maidah: 43)
Juga hadis-hadis nabi berikut ini:
‫س ِد ِه كُ ِلِّ ِه‬ َ ‫ِيض ْال َما َء‬
َ ‫علَى َج‬ ُ ‫ث ُ َّم يُف‬
Artinya: “Kemudian beliau mengguyur air pada
seluruh badannya.” (HR. An Nasa)
‫ع َلى‬ ُ ‫علَى َرأْسِى ث ُ َّم أُفِي‬
َ ُ ‫ضهُ َب ْعد‬ َ ُّ‫أ َ َّما أَنَا َفآ ُخذ ُ م ِْل َء َك ِِّفى ثَلَثا ً فَأ َصُب‬
‫سدِى‬ َ ‫سائ ِِر َج‬ َ
Artinya: “Saya mengambil dua telapak tangan, tiga
kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian
saya tuangkan setelahnya pada semua tubuhku.”
(HR. Ahmad)
‫ كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن عائشة رضي هللا عنها قالت‬
‫ ثم‬، ‫ ثم توضأ وضوءه للصلة‬، ‫إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه‬
‫ ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض‬، ‫اغتسل‬
‫ ثم غسل سائر جسده‬، ‫عليه الماء ثلث مرات‬
Artinya: Dari Aisyah ra; dia berkata, “Bahwa jika
Nabi Muhammad Saw mandi dari janabah maka
beliau mulai dengan mencuci kedua telapak
tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana
wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-
jarinya ke dalam air kemudian menyela dasar-dasar
rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai ke
dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya
dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali
kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Prinsip dari mandi adalah mengguyurkan air ke
seluruh tubuh. Jika air telah membasahi seluruh
tubuh, maka mandi junub dianggap sah. Adapun
Anda memakai kain atau celana ketika mandi, tidak

90
ada masalah dan tidak memengaruhi sah tidaknya
mandi wajib. Hal terpenting adalah meratanya air ke
seluruh tubuh. Wallahu a’lam.

91
92
Mencuci Pakaian Bayi yang Bernajis

Tanya:
Ass. Ustadz. Sy mau tanya? Bagaimana hukumnya
jika berak bayi yang tinggal sedikit (bayinya belum
makan, baru 3 bulan) dicuci dalam mesin cuci dan
dicampur dengan kain lain, apakah kain lain itu jadi
suci? Bagaimana jika digunakan untuk shalat ustadz?
(Eni, Padang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika baju kita terkena najis, hendaknya dibersihkan
hingga bau, warna dan rasanya tidak ada lagi.
Dalilnya sebagai berikut:
َ َ‫َوثِ َيا َبكَ ف‬
‫ط ِِّه ْر‬
Artinya: “Dan pakaianmu sucikanlah” (QS. Al
Mudatsir: 4).
Untuk bayi, kencing bayi perempuan najis sedang
sehingga harus dicuci. Untuk bayi laki-laki najis
ringan sehingga cukup diperciki air. Dalilnya sebagai
berikut:
‫ش م ِْن بَ ْو ِل ْالغُلَ ِم‬ ِ ‫س ُل م ِْن بَ ْو ِل ْال َج‬
ُّ ‫اريَ ِة َوي َُر‬ َ ‫يُ ْغ‬
Artinya: “Kencing bayi perempuan itu dicuci,
sedangkan bayi laki-laki diperciki.” (HR. Abu Daud
dan An Nasai).
Adapun berak bayi laki-laki atau perempuan, ia najis
sedang dan harus dicuci. Jika masih ada sisa di kain,

93
lalu dimasukkan ke mesin cuci bersama dengan kain
lainnya, namun dicuci dan dibilas sampai bersih,
maka semua kain tersebut dianggap bersih. Kain
lainnya sah untuk digunakan ibadah shalat. Wallahu
a’lam.

94
Rasul Sangat Romantis Dengan Ibunda Aisyah
(Imbas Viral Lagu Aisyah Istri Rasulullah saw)

Para istri nabi merupakan ibunda bagi seluruh umat


Islam. sebagai seorang ibu, para istri nabi
Muhammad saw adalah teladan mulia bagi seluruh
kaum mukminin. Dalam berbagai langkah, tindakan
dan sirah kehidupan mereka, terkandung himah dan
teladan mulia.
Para istri nabi tidak pernah menyembunyikan
pengetahuan yang pernah mereka dapatkan dari
Rasulullah saw. Mereka juga tidak malu untuk
menceritakan kehidupan sehari-hari mereka ketika
bersama dengan nabi Muhammad saw, baik tatkala
sedang senang, susah atau dalam hal-hal sulit demi
perjuangan menegakkan agama Islam. Sesuatu yang
sangat sensitif dalam rumah tangga mereka, seperti
terkait bersuci (mandi besar) atau mandi bersama
dengan Rasulullah saw, beliau ceritakan kepada kita.
Apa yang dikisahkan oleh ibunda kita sayyidah
Aisyah, atau ibunda-ibunda dari istri nabi yang lain,
bukan tanpa tujuan. Mereka ingin mengajarkan
kepada kita, mengenai teladan dari Rasulullah dalam
berkeluarga. Dengan demikian, kita sebagai orang-
orang mukmin dapat mencontoh dan meneladani
keagungan sifat nabi Muhammad saw.
Belakangan ini viral lagu Aisyah yang melihat sisi
keromantisan kehidupan ibunda Aisyah dengan
junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. Lagu ini
sangat bagus, karena membuka salah satu sisi
kehidupan baginda nabi Muhammad saw.

95
Sebagian orang mempermasalahkan lagu ini, dengan
mengatakan bahwa ia menguak tentang rumah
tangga nabi atau memberikan sifat fisik terhadap
ibunda Aisyah. Menurut hemat kami, hal ini
dibolehkan. Bahkan beliau sendiri yang
menceritakan hal itu kepada umatnya seperti yang
tersebut dalam banyak hadis nabi. Adapun terkait
dengan gambaran fisik Ibunda Aisyah, asal sesuai
dengan pijakan sunnah Nabi, tidak mencederai
keagungan ibunda Aisyah dan tidak merendahkan
martabat Ibunda Aisyah, tentu tidak ada masalah.
Menyifatifisik beliau, jika dengan tujuan
merendahkan dan tidak terdapat dalil syari’iynya,
tentu ini dilarang,
Keberadaan lagu ini, sekaligus sebagai kebanggaan
kita seorang pengikut kelompok sunni kepada Ibunda
Aisyah. Sebagaimana maklum bersama bahwa
banyak dari kalangan Syiah Rafidhah yang mencerca
dan menghina Ibunda Aisyah. Lagu ini seakan
menjadi counter bagi mereka bahwa Ibunda kita,
sangat mulia dan selayaknya menjadi teladan bagi
kita bersama.
Rasulullah memang sangat romantis dan
memanjakan istri-istri beliau. Beliau suka bermain
dan bermanja dengan para istri-istrinya. Hal ini
seperti yang beliau sampaikan sendiri seperti dalam
hadis berikut:
‫الر ُج ِل‬ َ ‫ ُم َل‬:ٌ‫ ََل َيكُو ُن أ َ ْر َب َعة‬، ٌ‫هللا فَ ُه َو لَعِب‬
َّ ُ ‫ع َبة‬ ِ ‫مِن ِذ ْك ِر‬
ْ ‫ْس‬ َ ‫ش ْيءٍ لَي‬ َ ‫كُ ُّل‬
ُّ‫ َوتَعَل ُم‬،‫ضي ِْن‬ ْ ْ
ُ ‫ َوت َأد‬، ُ‫ا ْم َرأَتَه‬
َ ‫الر ُج ِل بَيْنَ الغ ََر‬ َّ ‫ي‬ ُ ‫ َو َم ْش‬،ُ‫سه‬
َ ‫الر ُج ِل فَ َر‬
َّ ‫ِيب‬
‫سبَّا َح َة‬
َّ ‫الر ُج ِل ال‬
َّ
Artinya: Semua permainan yang tidak mengandung
dzikrullah hanyalah permainan. Kecuali 4
permainan, seorang suami bermain-main dengan

96
istrinya, atau melatih kuda, atau berjalan di antara
dua tujuan, dan belajar berenang. (HR Nasa’i)
Terkait keistimewaan istri baginda nabi Muhammad
saw yang merupakan ibunda dari kaum mukminin,
terdapat dalam ayat berikut:
‫سا ٓ َِء‬ ََ ‫ڪأ َ َحدََ ِم‬
َ ِ‫نَٱلن‬ ََّ ُ ‫ىَلَ ۡست‬
َ َ‫ن‬ َِ ِ‫سا ٓ ََءَٱلنَّب‬
َ ِ‫يَ ٰـن‬
Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian
tidaklah seperti wanita yang lain.” (Q.S. Al-Ahzab:
32)

َۡ ‫ىَ ِب ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَََم‬


ََۗۡ‫ِنَأَنفُس ِِہمَََۡۖ َوأ َ ۡز َوٲ ُج َه ُۥََۤأ ُ َّم َه ٰـت ُ ُہم‬ َٰ َ‫ٱلنَّبِىََأ َ ۡول‬
Artinya: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi
orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan
isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” (Q.S. Al-
Ahzab: 6)

Di bawah ini kami sampaikan tentang hadis-hadis


terkait dengan keromantisan Rasulullah saw dengan
istri-istri beliau, khususnya kepada Ibunda Aisyah.
1. Dipanggil dengan Humaira, karena
mempunyai paras cantik dengan wajah
kemerahan.
‫ع ْن ُز َهي ِْر ب ِْن‬ َ ‫ب‬ٍ ‫غ َرا‬ ُ ُ‫ي بْن‬ َ ‫ي َحدَّثَنَا‬
ُّ ‫ع ِل‬ ُّ ِ‫ار ْب ُن خَا ِل ٍد ْال َواسِط‬ ُ ‫ع َّم‬َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ‫شة‬ َ ِ‫عائ‬َ ‫عن‬ ْ َ ‫ب‬ ِ َّ‫سي‬ ْ
َ ‫سعِي ِد ب ِْن ال ُم‬ َ ‫عن‬ ْ ْ
َ َ‫ِي ِ ب ِْن زَ ْي ِد ب ِْن َجد َعان‬ ِّ ‫عل‬
َ ‫عن‬ ْ َ ‫ق‬ ٍ ‫َم ْر ُزو‬
ْ ْ ْ
‫ش ْي ُء الذِي ََل يَحِ ُّل َم ْنعُهُ قَا َل ال َما ُء َوالمِل ُح‬ َّ َّ ‫َّللا َما ال‬ ِ َّ ‫ت يَا َرسُو َل‬ ْ َ‫أَنَّ َها قَال‬
‫ار‬ِ َّ‫ح َوالن‬ ْ ‫ع َر ْفنَاهُ فَ َما َبا ُل ْال‬َ ْ‫سو َل َّللاَّ ِ َهذَا ْال َما ُء قَد‬ ُ ‫ت قُ ْلتُ َيا َر‬ ْ َ‫ار َقال‬ ُ َّ‫َوالن‬
ِ ‫مِل‬
َْ‫ت تِلك‬ ْ ‫ض َج‬ َ
َ ‫مِيع َما أ ْن‬ َ
َ َ ‫َارا فَكَأنَّ َما ت‬ َ
َ ‫قَا َل يَا ُح َمي َْرا ُء َم ْن أ ْع‬
ِ ‫صدَّقَ بِ َج‬ ً ‫طى ن‬
‫مِل ُح َو َم ْن‬ ْ ‫َّب ذَلِكَ ْال‬ َ ‫ي‬‫ط‬َ ‫ا‬‫م‬ ‫ِيع‬
َ ِ َ ِ ‫م‬ ‫ج‬ ‫ب‬ َ‫َّق‬ ‫د‬ ‫ص‬
َ َ ‫ت‬ ‫ا‬‫م‬َ َّ ‫ن‬َ ‫أ‬‫ك‬َ َ ‫ف‬ ‫طى م ِْل ًحا‬ َ ‫ار َو َم ْن أ َ ْع‬ ُ َّ‫الن‬
ً َ َ ْ
‫ْث يُو َجد ُ ال َما ُء فَ َكأنَّ َما أ ْعت َقَ َرقَبَة َو َم ْن‬ ً
ُ ‫سقَى ُم ْس ِل ًما ش َْربَة م ِْن َما ٍء َحي‬ َ
‫ْث ََل ي ُو َجد ُ ْال َما ُء فَ َكأَنَّ َما أَحْ َياهَا‬ ُ ‫سقَى ُم ْس ِل ًما ش َْر َبةً م ِْن َماءٍ َحي‬ َ

97
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ammar
bin Khalid Al Wasithi] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Ali bin Ghurab] dari [Zuhair bin
Marzuq] dari [Ali bin Zaid bin Jad’an] dari [Sa’id
bin Al Musayyab] dari [‘Aisyah] Bahwasanya ia
berkata, “Wahai Rasulullah, sesuatu apakah yang
tidak boleh dilarang untuk mengambilnya?” Beliau
menjawab: “Air, garam dan api.” ‘Aisyah berkata,
“Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, masalah air
kami telah mengetahuinya, tapi bagaimana dengan
garam dan api?” Beliau menjawab: “Wahai
Humaira, barang siapa memberi api seakan-akan ia
telah bersedekah dengan semua yang telah
dimatangkan oleh api itu, barang siapa memberi
garam, seakan-akan ia telah bersedekah dengan
semua yang telah dibuat nikmat oleh garam itu,
barang siapa memberi minum seorang muslim satu
teguk saat ia mendapatkan air, seakan-akan ia telah
membebaskan seorang budak, dan barang siapa
memberi minum seorang muslim satu teguk saat ia
tidak mendapatkan air, maka seakan-akan ia telah
menghidupkannya.” (HR.Ibnu Majah).
Dalam kitab an-Nihayah, Ibnul Atsir menyebutkan
mengenai kulit putih ibunda Aiysah dengan
mengatakan:
‫كان يقول لها أحيانا يا ُح َميْراء تَصْغير ال َح ْمراء يريد البَيْضاء‬
Artinya: “Beliau (Rasulullah SAW) sering
memanggilnya (Aisyah) ‘Ya Humaira’ yang
merupakan bentuk tasghir (panggilan kecil) dari
‘Hamra’ (merah) sedangkan yang dimaksud adalah
putih.”
Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan Ibnul Jauzi
dalam kitab Kasyful Musyukil dengan mengatakan:

98
‫والعرب تقول امرأة حمراء أي بيضاء‬
Artinya: “Orang Arab berkata, ‘Wanita yang
merah,’ artinya putih.”
2. Ibunda Aisyah putri Abu Bakar
dinikahkan Allah saw dari langit
Pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah
berdasarkan perintah Allah saw Seperti sabda Nabi
berikut ini:
،‫ جاء بك الملك في سرقة من حرير‬، ‫رأيتُك في المنام ثلث ليال‬
‫ إن يك‬: ‫ فأقول‬،‫ هذه امرأتك فأكشف عن وجهك فإذا أنت فيه‬: ‫فيقول‬
‫هذا من عند هللا يُمضه‬
Artinya: “Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku
selama tiga malam. Malaikat datang membawamu
dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat
itu berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Lalu kusingkapkan
penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku
bergumam, ‘Seandainya mimpi ini datangnya dari
Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
‫ فَقَ ِد ْمنَا‬، َ‫ِت ِسنِين‬ ِ ِّ ‫ت َزَ َّو َجنِى النَّ ِبي صلى هللا عليه وسلم َوأَنَا ِب ْنتُ س‬
‫شعَ ِري‬ َ َ‫ فَ ُو ِع ْكتُ فَت َ َم َّرق‬، ‫ج‬ ٍ ‫ث ْب ِن خ َْز َر‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ْال َمدِينَةَ فَنَزَ ْلنَا فِي بَنِي ْال َح‬
‫ فَأَتَتْنِي أ ُ ِّمِي أ ُّم ُرو َمانَ َو ِإنِِّي لَفِي أ ْر ُجو َح ٍة َو َمعِي‬، ً‫فَ َوفَى ُج َم ْي َمة‬
ُ ُ
‫ت‬ ْ َ‫ فَأ َ َخذ‬، ‫َت بِي فَأَت َ ْيت ُ َها َلَ أَد ِْري َما ت ُ ِريد ُ بِي‬ ْ ‫ص َرخ‬َ َ‫ ف‬، ‫ب لِي‬ ُ ِ‫ص َواح‬َ
‫ض‬ ُ ‫س َكنَ بَ ْع‬ َ ‫ َحتَّى‬، ‫ َو ِإنِِّي ْل َ ْن َه ُج‬، ‫ب الد َِّار‬ ِ ‫ع َلى بَا‬ َ ‫بِيَدِي َحتَّى أ َ ْوقَفَتْنِي‬
‫ ث ُ َّم أَدْ َخ َلتْنِي‬، ‫ت بِ ِه َو ْج ِهي َو َرأْسِي‬ ْ ‫س َح‬ َ ‫ش ْيئًا م ِْن َماءٍ فَ َم‬ َ ‫ت‬ ْ َ‫ ث ُ َّم أ َ َخذ‬، ‫نَفَسِي‬
ْ ْ
، ‫علَى ال َخي ِْر َوالبَ َر َك ِة‬ ْ
َ : َ‫ فَقُلن‬، ‫ت‬ ْ
ِ ‫ار فِي البَ ْي‬ ِ ‫ص‬ َ
َ ‫ فَإِذَا نِس َْوة ٌ مِنَ اْل ْن‬، ‫الد ََّار‬
َّ‫ فَلَ ْم َي ُر ْعنِي ِإَل‬، ‫مِن شَأْنِي‬ ْ َ‫ص َلحْن‬ ْ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ َّ
‫ن‬ ِ ِ ‫ فَأ َ ْسلَ َمتْن‬. ‫طائ ٍِر‬
‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ِي‬ َ ‫علَى َخي ِْر‬ َ ‫َو‬
َ َ
‫ َوأنَا يَ ْو َمئِ ٍذ‬، ‫ فَأ ْسلَ َمتْنِي إِ َل ْي ِه‬، ‫ض ًحى‬ ُ ‫َّللا صلى هللا عليه وسلم‬ ِ َّ ‫َرسُو ُل‬
َ‫ِب ْنتُ تِسْعِ ِسنِين‬
Artinya: “Aku dinikahi oleh Nabi saw saat aku
berusia 6 tahun. Lalu kami datang ke Madinah, dan
kami tinggal di Bani Harits bin Khazraj. Lalu aku
99
menderita sakit sehingga rambutku rontok kemudian
banyak lagi. Lalu ibuku, Ummu Ruman,
mendatangiku saat aku berada di ayunan bersama
teman-temanku. Lalu dia memanggilku, maka aku
mendatanginya, aku tidak tahu apa yang dia
inginkan. Maka dia mengajakku hingga aku tiba di
depan pintu sebuah rumah. Aku sempat merasa
khawatir, namun akhirnya jiwaku tenang. Kemudian
ibuku mengambil sedikit air dan mengusapkannya ke
wajah dan kepalaku. Kemudian dia mengajakku
masuk ke rumah tersebut. Ternyata di dalamnya
terdapat beberapa orang wanita kaum Anshar.
Mereka berkata, “Selamat dan barokah, selamat
dengan kebaikan.” Lalu ibuku menyerahkanku
kepada mereka dan kemudian mereka mulai
merapikan aku. Tidak ada yang mengagetkan aku
kecuali kedatangan Rasulullah saw pada waktu
Dhuha. Kemudian ibuku menyerahkan aku
kepadanya dan ketika itu aku berusia 9 tahun.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Rasulullah terkadang meminum satu gelas
bersama Aisyah. Bahkan meletakkan bibirnya di
bekas bibir Ibunda Aisyh.
Hal ini sebagaimana hadis berikut:
‫ ث ُ َّم أُنا ِولُهُ النب َّي ﷺ‬،‫ِض‬ ٌ ‫ب وأَنا حائ‬ ُ ‫ كُ ْنتُ أ ْش َر‬:‫عن عائشة أم المؤمنين‬
‫ ث ُ َّم‬،‫ِض‬
ٌ ‫ئ‬‫حا‬ ‫نا‬ َ ‫أ‬‫و‬ ‫ر‬
َ‫َ ْ ق‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ُ
‫ق‬ ‫ر‬َّ َ ‫ع‬َ ‫ت‬َ ‫أ‬‫و‬ ، ‫ب‬ُ ‫ فَ َي ْش َر‬،‫ض ِع ف َِّي‬
ِ ‫ض ُع فاهُ على َم ْو‬ َ ‫فَ َي‬
‫ب‬ ْ
ُ ‫ َولَ ْم يَذكُ ْر ُز َهي ٌْر فَيَ ْش َر‬.‫ي‬َّ ِ‫ض ِع ف‬ ِ ‫ض ُع فاهُ على َم ْو‬ َ َ‫ي ﷺ فَي‬ ُ ُ
َّ ‫أنا ِولهُ النب‬.
Artinya: “Dari Aisyah dia berkata; ‘Aku minum
ketika aku sedang haid, kemudian aku
memberikannya kepada Nabi saw, lalu beliau
meletakkan mulutnya pada tempat mulutku. Aku juga
pernah menggigit daging ketika aku sedang haid,
lalu -sisa daging- aku berikan kepada Nabi saw,

100
maka beliau meletakkan mulutnya di tempat
mulutku.” (HR Ahmad).
Dalam hadis lain, Ibunda Aisyah ra menceritakan
sebagai berikut:
‫إن كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ليؤتى باْلناء فأشرب منه وأنا‬
‫حائض ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في وان كنت َلخذ العرق‬
‫فآكل منه ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في‬
Artinya, “Terkadang Rasulullah saw disuguhkan
sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum
dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid.
Lantas Rasulullah saw mengambil wadah tersebut
dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku.
Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit
dagingnya) kemudian memakan bagian darinya,
lantas Rasulullah saw mengambilnya dan
meletakkan mulutnya di bekas mulutku.” (HR
Ahmad).
4. Bila Ibunda Aisyah marah, terkadang
nabi mencubit hidungnya.
Hal ini didasarkan pada hadis nabi berikut:
َ ُ‫غضبت عائشة‬
‫ يا‬: َ‫عركَ بأنفِها وقال‬ ْ ‫ كانَ إذا‬:‫عن عائشة أم المؤمنين‬
،‫ظ قل ِبي‬َ ‫ وأذهِبْ غي‬،‫اغفر لي ذن ِبي‬
ْ ‫ الله َّم ربُّ محم ٍد‬:‫ويش قولي‬
ُ ‫ع‬
‫الفتن‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ضل‬ ْ
ِ ‫وأجرنِي من ُم‬
ْ
Artinya: “Ketika Aisyah marah, maka Nabi
Muhammad Saw mencubit hidungnya dan berkata,
“Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah),
katakanlah, ‘Ya Allah, Rabb Muhammad, ampunilah
dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan
selamatkanlah aku dari fitnah yang
menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni)
Atau ungkapan Ibunda Aisyah dengan lafal berikut:

101
‫ «دخل على النبى صلى هللا‬: ‫عن عائشة – رضى هللا عنها – قالت‬
‫ فعركه ثم قال‬، ‫عليه وسلم وأنا غضبى فأخذ بطرف المفصل من أنفي‬
ْ ‫وأجرنِي‬
‫من‬ ْ َ ‫عويش قولي اللهم اغفر لى ذنبى وأذهِبْ غي‬
،‫ظ قلبِي‬ ُ ‫يا‬
‫الشيطان‬
Dari Aisyah ra berkata : Rasulullah saw menemuiku
sedangkan aku dalam keadaan marah, maka beliau
menarik ujung persendian hidungku, lalu
memencetnya, kemudian bersabda, ‘Wahai Aisyah
Sayang, katakanlah, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku,
hilangkanlah kemarahan hatiku, dan selamatkanlah
aku dari setan’.” (HR. Ibnu Sunni).
5. Terkadang, beliau bermain lari-lari
dengan baginda Nabi
Hal ini didasarkan pada hadis berikut:
‫ض‬ ِ ‫سلَّ َم فِي بَ ْع‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ِ‫ي‬ ِّ ِ‫ت خ ََر ْجتُ َم َع النَّب‬ ْ َ‫شةَ قَال‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ
‫اس تَقَدَّ ُموا فَتَقَدَّ ُموا‬ ِ َّ
‫ن‬ ‫ِل‬
‫ل‬ ‫ل‬َ ‫ا‬ َ
‫ق‬ َ ‫ف‬ ْ
‫ُن‬ ‫د‬ ‫ب‬
ْ َ ‫أ‬ ‫م‬ َ ‫ل‬‫و‬
ْ َ َ ْ ‫م‬ ‫ح‬ َّ ‫ل‬‫ال‬ ْ
‫ِل‬ ‫م‬ ‫ح‬َ ‫أ‬ ‫م‬ َ
ْ ْ َ ِ َ‫ل‬ ٌ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ار‬ ‫ج‬ ‫َا‬ ‫ن‬َ ‫أ‬‫و‬َ ِ ِ ْ َ‫أ‬
‫ه‬ ‫َار‬ ‫ف‬‫س‬
‫عنِِّي َحتَّى إِذَا‬ َ َ‫س َكت‬ َ َ‫سبَقتُهُ ف‬ ْ َ َ‫سابَقتُهُ ف‬ْ َ َ‫سابِقَكِ ف‬ ُ
َ ‫ث ُ َّم قَا َل لِي تَعَالَ ْي َحتَّى أ‬
‫اس‬ ِ ‫ض أ َ ْسف َِار ِه فَقَالَ لِل َّن‬ ِ ‫َح َم ْلتُ اللَّ ْح َم َو َبد ُ ْنتُ َونَسِيتُ خ ََر ْجتُ َم َعه ُ فِي َب ْع‬
َ‫سبَقَنِي فَ َجعَل‬ َ َ‫سابَقتُهُ ف‬ْ َ َ‫سابِقَكِ ف‬ َ ُ ‫تَقَدَّ ُموا فَتَقَدَّ ُموا ث ُ َّم قَا َل تَعَالَ ْي َحتَّى أ‬
َ‫ض َحكُ َوه َُو َيقُو ُل َه ِذهِ ِبت ِْلك‬ ْ ‫َي‬
Artinya: Dari Aisyah berkata: Aku pernah menemani
Nabi saw dalam sebuah perjalanan. Saat itu aku
masih muda dan badanku belum gemuk. Nabi saw
berkata kepada para sahabat: Silahkan jalan
duluan. Maka para sahabat pun berjalan
mendahului Nabi saw. Lalu Nabi saw berkata
kepadaku: Kemarilah, aku akan mengajakmu balap
lari. Maka aku pun memenuhi ajakan tersebut,
kemudian aku berhasil mengalahkan Nabi saw, dan
beliau pun terdiam saat itu. Sampai pada suatu
ketika badanku sudah mulai gemuk, dan aku pun
lupa entah dalam perjalanan kemana saat itu. Beliau
berkata kepada para sahabat: Silahkan jalan
102
duluan. Maka para sahabat pun berjalan
mendahului Nabi saw. Lalu beliau
berkata: Kemarilah, aku akan kembali mengajakmu
balap lari. Maka aku pun memenuhi ajakan tersebut,
kemudian beliau mampu mengalahkanku. Beliau
tertawa dan berkata: Inilah pembalasanku. (HR.
Ahmad).
6. Ibunda Aisyah mendampingi baginda
nabi, hingga akhir hayat beliau.
Hal ini didasarkan pada hadis berikut:
‫ لَ ْن‬:ٌ‫صحِ يح‬ َ ‫َّللا ﷺ يقو ُل وهو‬ ِ َّ ‫ كانَ َرسو ُل‬:‫عن عائشة أم المؤمنين‬
ُ‫ورأسُه‬ ْ ‫به‬ ‫ل‬ َ‫َز‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬ َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ‫َّر‬ ‫ي‬ ‫خ‬
َ ‫ي‬ ‫م‬ ُ ‫ث‬ ،ِ ‫ة‬ َّ ‫ن‬ ‫ط حتِّى يَرى َم ْق َعدَهُ مِنَ ال َج‬ُّ َ‫ي ق‬ َ َ‫يُ ْقب‬
َ َ ِّ ُ ُ َّ ٌّ ‫ض نَ ِب‬
ُ‫ ث َّم‬، ِ‫س ْقف‬ َّ ‫ص َرهُ إلى ال‬ َ َ‫َص ب‬ ْ
َ ‫ فأشخ‬، َ‫عة ث َّم أفاق‬ ُ ً َ ‫ِي عليه سا‬ ُ
َ ‫على فخِ ذِي غش‬ َ
‫ديث الذي‬ ُ ‫عل ِْمتُ أنَّه ال َح‬ َ ‫ و‬،‫تارنا‬ ُ ‫الرفِيقَ اْلَعْلى قُلتُ إذًا َل يَ ْخ‬ َّ ‫ اللَّ ُه َّم‬:‫قا َل‬
‫ اللَّ ُه َّم‬:‫َت تِلكَ آخِ َر َك ِل َم ٍة ت َ َكلَّ َم بها‬ ْ ‫ فَكان‬:‫ت‬ ْ َ‫ قال‬،ٌ‫صحِ يح‬َ ‫كانَ يُ َح ِدِّثُنا وهو‬
‫الرفِيقَ اْلَعْلى‬. َّ
Artinya: “Dari ‘Aisyah mengatakan ‘Rasulullah saw
pernah bersabda ketika beliau sehat; “Tak seorang
Nabi pun diwafatkan selain diperlihatkan tempat
tinggalnya di surga, kemudian ia disuruh memilih
(untuk tetap hidup di dunia atau wafat).” Tatkala
beliau sakit dan kepalanya berada di pahaku, beliau
pingsan beberapa saat, kemudian sadar dan
membelalakkan pandangannya ke atap, kemudian
berujar; “Ya Allah, pertemukanlah aku dengan
kekasih yang tertinggi.” Aku berkata dalam hati; Ini
berarti beliau tidak lagi memilih untuk tetap
bersama kami, dan Aisyah paham bahwa itu adalah
ucapan yang beliau perdengarkan kepada kami.
Lanjut Aisyah, itulah akhir ucapan yang Nabi saw
katakan, yaitu; “Ya Allah, pertemukanlah aku
dengan kekasihku yang tertinggi.” (HR Bukhari)

103
7. Ibunda Aisyah merupakan salah satu istri
nabi Muhammad saw yang sangat beliau sayangi
dan cintai.
Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
Dari ‘Amr bin Al-‘Ash ra ia pernah bertanya kepada
Rasulullah saw::
‫ال فَ َقالَ أَبُوهَا‬ ِّ ِ َ‫ فَقُ ْلتُ مِن‬. ُ‫شة‬
ِ ‫الر َج‬ َ ‫اس أَ َحبُّ إِلَيْكَ قَا َل‬
َ ِ‫عائ‬ ُّ َ ‫أ‬
ِ َّ‫ى الن‬
Artinya: “Siapa orang yang paling engkau cintai?”
Beliau menjawab, “Aisyah”. Ditanya lagi, “Kalau
dari laki-laki?” Beliau menjawab, “Ayahnya (yaitu
Abu Bakar Ash-Shiddiq).” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Nabi Muhammad saw pernah bersabda:
َّ ‫سائ ِِر ال‬
‫طعَ ِام‬ َ ‫ض ِل الثَّ ِري ِد‬
َ ‫علَى‬ َ ِّ‫علَى ال ِن‬
ْ َ‫ساءِ َكف‬ َ َ‫شة‬ َ َ‫َوإِ َّن فَضْل‬
َ ِ‫عائ‬
Artinya: “keutamaan Aisyah atas semua wanita
seperti keutamaan tsarid atas segala
makanan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw pernah ditanya:
‫َأَبُوهَا‬:َ‫َ َفقَال‬،َ‫َمِنَََالر َجا ِل؟‬:
ِ ُ‫َعَائِش ََة ُ فَقُ ْلت‬:َ‫اسََأ َ َحبََ ِإلَ ْيكَ ؟َقَال‬
ِ َّ‫أَيََالن‬
Artinya: “Siapakah manusia yang paling engkau
cintai?” Beliau SAW menjawab, “‘Aisyah.” Lantas
aku bertanya ” Siapa lelaki yang paling kau cintai?”
Beliaupun menjawab, “Ayahnya”. (HR Bukhari)

8. Rasulullah saw terkadang tiduran di


pangkuan ibunda Aisyah ra
‫ع ْن‬
َ ‫الرحْ َم ِن‬ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫ور ب ِْن‬ ِ ‫ص‬ُ ‫ع ْن َم ْن‬ َ ُ‫ِير َحدَّثَنَا سُ ْفيَان‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْب ُن َكث‬
‫ض ُع‬ ‫ي‬ ‫م‬ َّ ‫ل‬
َ َ َ َ َ َ ُ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫ع‬ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬‫ص‬َ ِ َّ
‫َّللا‬ ُ
‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬
ُ َ‫ر‬ َ‫ان‬ َ
‫ك‬ ْ
‫ت‬ َ ‫ل‬ ‫شةَ قَا‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ َ‫ص ِفيَّة‬َ
‫ِض‬ َ ُ ْ
ٌ ‫جْري فَيَق َرأ َوأنَا َحائ‬ ِ ِ‫سهُ فِي ح‬ َ ْ‫َرأ‬

104
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami
[Muhammad bin Katsir] telah menceritakan kepada
kami [Sufyan] dari [Manshur bin Abdurrahman]
dari [Shafiyyah] dari [Aisyah] dia berkata;
Rasulullah saw pernah meletakkan kepalanya di atas
pangkuanku, lalu beliau membaca (Al Quran),
sementara saya dalam keadaan haid.” (HR.
Bukhari, Mulism Abu Daud, Ahmad dan Ibnu
Majah)
9. Ibunda Aiysah juga sering menyisir rambut
baginda Nabi Muhammad saw
‫ع ْن أ َ ِبي ِه‬َ َ ‫ع ْن ِهش َِام ب ِْن عُ ْر َوة‬َ ٌ‫ف َقا َل َحدَّثَنَا َما ِلك‬
َ ُ‫َّللا بْنُ يُوس‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
ِ َّ ُ ‫ع ْبد‬
َ‫سلَّ َم َوأنَا‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َّ َّ
َ ُ‫صلى َّللا‬ َّ
َ ‫َّللا‬
ِ ‫ول‬ ِ ُ‫س َرس‬ ْ ُ ُ ُ‫ت‬ ْ ُ ْ
َ ‫شة قالت كن أ َر ِ ِّجل َرأ‬َ َ َ َ ِ‫عائ‬َ ‫ع ْن‬ َ
‫ِض‬
ٌ ‫َحائ‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami
[‘Abdullah bin Yusuf] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari
[Bapaknya] dari [‘Aisyah] berkata, “Aku pernah
menyisir rambut Rasulullah Saw, sementara saat itu
aku sedang haid.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Tatkala ibunda Aisyah bersedih dan


menangis, beliau akan mengusap air matanya.
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik ra, ia berkata
sebagai berikut:
‫كانت صفية مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلفي سفر وكان ذلك‬
‫يومها فأبطت في المسير فاستقبلها رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫وهي تبكي وتقول حملتني علي بعير بطئ فجعل رسول هللا صلى هللا‬
»‫عليه وسلم يمسح بيديه عينيها‬
Artinya, “Suatu ketika Shofiyah bersama Rasulullah
SAW dalam perjalanan. Sedangkan hari itu adalah
bagiannya. Tetapi Shofiyah sangat lambat sekali
105
jalannya, lantas Rasulullah SAW menghadap
kepadanya sedangkan ia menangis dan berkata,
‘Engkau membawaku di atas unta yang lamban.’
Kemudian Rasulullah SAW menghapus air mata
Shofiyah dengan kedua tangannya.” (HR. Nasai)
Ibunda Aiysah pernah menceritakan sebagai
berikut:
11. Bila mencium ibunda Aisyah, beiau
kadang mengecup lidahnya.
Hal ini sesuai dengan hadis berikut ini:
‫«إن النبي صلى هللا عليه وسلم كان إذا قبل بعض نسائه مص لسانها‬
»
Artinya: “Sungguh Nabi saw ketika mencium salah
satu istrinya, beliau mengecup lidahnya.” (HR
Maqdisi).
12. Ibunda Aisyah sering mandi bersama
baginda Nabi Muhammad saw.
Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibunda Aisyah
sebagai berikut:
ُ ‫س َّل َم م ِْن ِإنَاءٍ َواحِ ٍد ت َْختَل‬
‫ِف‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫كُ ْنتُ أ َ ْغت َ ِس ُل أَنَا َو َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
‫مِن ْال َجنَابَ ِة‬
ْ ‫أ َ ْيدِينَا فِي ِه‬
Artinya, “Dahulu aku mandi junub bersama
Rasulullah SAW dari satu bejana di mana tangan
kami bergantian (mengambil air) di dalamnya.” (HR
Bukhari dan Muslim)
13. Baginda nabi selalu membelai dan
mencumbu istrinya, meski para istri beliau dalam
keadaan haid.
Diriwayatkan dari Urwah Bin Zubair ra, ia
meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra, ia berkata:

106
‫صلى هللا عليه‬- ‫قلما كان يوم – أو قالت قل يوم – إَل كان رسول هللا‬
‫ يدخل على نسائه فيدنو من كل امرأة منهن فى مجلسه فيقبل‬-‫وسلم‬
‫ويمس من غير مسيس وَل مباشرة » قالت « ثم يبيت عند التى هو‬
‫يومها‬
Artinya, “Hampir setiap hari Rasulullah saw
mengunjungi semua istrinya, lantas mendekatinya
satu per satu di tempatnya (rumah). Kemudian
Rasulullah saw mencium dan membelainya tanpa
bersetubuh atau berpelukan.” Aisyah berkata,
“Lantas beliau menginap di (rumah) istri yang
mendapat gilirannya.” (HR Daruquthni).
14. Baginda nabi ingin selalu dekat dengan
istri-istrinya. Bahkan ketika bepergian, beliau
selalu mengajak istri bersamanya.
Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibunda Aisyah
sebagaimana berikut:
‫سلَّ َم‬ َ ُ َّ‫صلَّى َّللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ت َكانَ َرسُو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ْ َ‫ قَال‬،‫ع ْن َها‬ َّ ‫ي‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫شةَ َر‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ
ُ ‫س ْه ُم َها خ ََر َج ِب َها َم َعه‬ ‫ج‬ ‫خَر‬
َ َ َ ‫ن‬ َّ ‫ه‬
ُ ُ ‫ت‬‫ي‬
َّ َ ‫أ‬َ ‫ف‬ ‫ه‬
ِ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬‫س‬َ ‫ن‬
ِ ‫ي‬
َ‫ْن‬ ‫ب‬ ْ َ
َ َ َ ً َ َ َ ‫ِإ‬
‫ع‬ ‫ر‬‫ق‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫َر‬ ‫ف‬‫س‬ ‫د‬ ‫ا‬‫ر‬َ ‫أ‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬

Artinya, “Dari Aisyah ra dia berkata, Rasulullah saw


ketika hendak bepergian akan mengundi di antara
istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka
beliau akan pergi bersamanya.” (HR Bukhari dan
Muslim).
Juga hadis berikut ini:
‫ت إِ َلى‬ْ ‫سلَّ َم أ َ ْخ َب َرتْهُ أَنَّ َها َجا َء‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ص َّلى‬ َ ِ‫ي‬ َ ‫أ َ َّن‬
ِّ ‫ص ِفيَّةَ زَ ْو َج النَّ ِب‬
‫ورهُ فِي ا ْع ِتكَا ِف ِه فِي ْال َمس ِْجدِ فِي‬ ُ ‫سلَّ َم ت َُز‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫َر‬
‫ام‬ ُ ‫ت ت َ ْنقَل‬
َ َ‫ِب فَق‬ ُ ً
ْ ‫عة ث َّم قَا َم‬ َ ‫سا‬َ ُ ‫ت ِع ْندَه‬ ْ َ ‫ضانَ فَت َ َحدَّث‬ َ ‫ْالعَ ْش ِر اْل َواخِ ِر م ِْن َر َم‬
َ ْ
‫سلَّ َم َم َع َها َي ْق ِلبُ َها‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫النَّ ِب‬
Artinya, “Sungguh Shafiyah istri Nabi saw
mengabarkannya (Husein bin Ali) bahwa ia
107
mendatangi Rasulullah saw yang sedang i’tikaf di
masjid (Nabawi) pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Kemudian ia berbincang dengan Nabi beberapa
waktu lantas berdiri untuk pulang. Kemudian Nabi
SAW berdiri dan pulang bersamanya.” (HR
Bukhari).
Dalam riwayat lain diceritakan sebagai berikut:
َ‫سلَّ َم فِي ْال َمس ِْج ِد َو ِع ْندَهُ أ َ ْز َوا ُجهُ فَ ُرحْنَ فَ َقال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُّ ِ‫َكانَ ال َّنب‬
َ ‫ي‬
ِ‫ف َم َعك‬ ‫ر‬
َ َِ ‫ص‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ى‬َّ ‫ت‬ ‫ح‬
َ ‫ِي‬ ‫ل‬ ‫ج‬
َ ‫ع‬
ْ َ ‫ت‬ َ
‫َل‬ ‫ي‬
ٍ ِّ َ ‫ي‬‫ح‬ُ ‫ت‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫ب‬ َ
ِ َ ‫ة‬ ‫ي‬
َّ ‫ف‬
ِ ‫ص‬ ‫ل‬
ِ
Artinya, “Suatu ketika Nabi SAW berada di masjid
(Nabawi), sedangkan istri-istrinya ada di dekatnya
kemudian mereka pulang. Rasulullah bersabda
kepada Shafiyah binti Huyay: ‘Jangan buru-buru
agar aku bisa pulang bersamamu.’ (HR Bukhari).
15. Rasulullah saw selalu memanjakan
istrinya, di antaranya dengan menyiapkan tempat
duduknya dan membantu istrinya tatkala
menaiki tunggangan.
Hal ini sebagaimana hadis berikut:
‫س َّل َم يُ َح ِّ ِوي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َّ ‫خ ََرجْ نَا ِإلَى ْال َمدِينَ ِة قَا َل فَ َرأَيْتُ َرسُو َل‬
َ ِ‫َّللا‬
َ ُ
‫ص ِفيَّة ِر ْجل َها‬ َ ‫ض ُع‬ ْ
َ َ ‫ض ُع ُركبَتَهُ فَت‬ ُ ‫لَ َها َو َرا َءهُ بِعَبَا َءةٍ ث ُ َّم َي ْجل‬
ِ ‫ِس ِع ْندَ بَع‬
َ ‫ِير ِه فَ َي‬
َ ‫علَى ُر ْكبَتِ ِه َحتَّى ت َْرك‬
‫َب‬ َ
Artinya, “Kami keluar menuju Madinah.” Anas
berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW menyiapkan
tempat duduk Shafiyah di belakangnya dengan kain,
kemudian ia duduk di dekat untanya dan
memosisikan lututnya, lantas Shafiyah meletakkan
kakinya di atas lutut beliau hingga naik (ke
unta).” (HR Bukhari).
16. Baginda nabi juga mengajak Ibunda
Aisyah ketika makan di luar rumah.

108
Pernah beliau diundang makan oleh tetangganya.
Sesungguhnya hanya beliau saja yang diundang,
namun beliau meminta izin kepada orang yang
mengundang tersebut untuk membawa istrinya
sebagaimana hadis berikut:
‫أن رجل فارسيا كان جارا للنبي صلى هللا عليه وسلم وكانت مرقته‬
‫أطيب شي ريحا فصنع طعاما ثم أتى النبي صلى هللا عليه وسلم فأومأ‬
”‫ “وهذه معي‬:‫إليه أن تعال وعائشة جنبه فقال صلى هللا عليه وسلم‬
‫ “وهذه معي” قال َل‬:‫وأشار إلى عائشة فقال َل قال ثم أشار إليه فقال‬
‫ثم أشار إليه الثالثة فقال وهذه معي وأشار إلى عائشة فقال نعم‬
Artinya, “Seorang lelaki Persia yang merupakan
tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling
sedap. Kemudian dia membuat makanan dan
mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk
makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi.
Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini
bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata,
“Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya,
“Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.”
Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya
dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia
berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibbandan Darimi).
17. Main lempar-lemparan
Baginda nabi pernah bermain lempar-lemparan
kepada para istri beliau, termasuk juga dengan
Ibunda Aisyah. Hal ini seperti yang diceritakan
Ibunda Aisyah sebagaimana berikut:
‫س َّل َم‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫ص َّلى هللا‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫سو ُل‬ ُ ‫س َر‬ َ َ‫س ْودَة ُ َي ْو ًما فَ َجل‬ َ َ‫ ز‬:ُ‫شة‬
َ ‫ارتْنَا‬ َ ِ‫عائ‬
َ ‫ت‬ ْ َ‫قَال‬
َ ْ
‫ فَعَمِلتُ ل َها‬،‫جْرهَا‬ ُ ْ َ
ِ ِ‫بَ ْينِي َوبَ ْينَ َها إِ ْحدَى ِرجْ ل ْي ِه فِي ِحج ِْري َواْل ْخ َرى فِي ح‬
‫ أ َ ْو‬،‫ ” لَت َأْكُلِي‬: ُ‫ت فَقُ ْلت‬ْ ‫ فَأ َ َب‬،‫ كُلِي‬: ُ‫يرةً» فَقُ ْلت‬ َ ‫ «خ َِز‬:‫يرة ً أ َ ْو قَا َل‬َ ‫َح ِر‬
ْ َّ
،‫ش ْيئًا فَلطختُ بِ ِه َوجْ َه َها‬ َ َ ‫صعَ ِة‬ ْ ْ
ْ َ‫ فَأ َخذتُ مِنَ الق‬،‫ت‬ َ َ
ْ َ‫ فَأب‬، ِ‫طخ ََّن َو ْج َهك‬ِّ ِ َ‫َْلُل‬
،‫جْرهَا ت َ ْستَقِيد ُ مِ نِِّي‬ ِ ِ‫سلَّ َم ِر ْجلَهُ م ِْن ح‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫فَ َرفَ َع َرسُو ُل هللا‬

109
ُ ‫صلَّى هللا‬ َّ َ‫ش ْيئًا فَل‬
ْ ‫طخ‬
َ ِ‫ َو َرسُو ُل هللا‬،‫َت بِ ِه َوجْ ِهي‬ َ ‫صعَ ِة‬ْ َ‫ت مِنَ ْالق‬ ْ َ‫فَأ َ َخذ‬
ْ َ‫سلَّ َم ي‬
ُ‫ض َحك‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
Aisyah berkata, “Suatu hari Saudah mengunjungi
kami, dan Rasulullah saw. duduk di antara diriku dan
Saudah. Sedangkan satu kaki beliau berada di
pangkuanku dan satunya berada di pangkuan
Saudah. Lalu aku membawakan untuknya makanan
(yang terbuat dari bahan tepung dan air susu),
“(Demi Allah), makanlah atau aku akan mengotori
wajahmu.” Beliau lalu menolak dengan bersabda,
“Aku tidak akan mencicipinya.” Lalu, aku ambil
makanan dari mangkuk yang besar dan kulumurkan
ke wajah beliau. Nabi saw. tertawa. Lalu beliau
mengangkat kaki beliau dari pangkuan Saudah, agar
beliau bisa membalasku. Beliau berkata kepada
Saudah, “Kotorilah mukanya!” Lalu dia mengambil
makanan dari mangkuk besar dan melumurkannya ke
mukaku, dan Rasulullah saw. tertawa” (HR. Nasai).
Begitulah sedikit kisah tentang keromantisan
kehidupan baginda nabi Muhammad saw bersama
dengan Ibunda Aisyah. Mudah-mudahan dengan
lagu yang sedang viral ini, umat Islam jadi membuka
sejarah dan mengenal Ibunda kita secara lebih dekat.
Ibunda Aiysah yang sesungguhnya bukan hanya
romantik dalam kehidupan rumah tangga, namun
juga Ibunda yang yang sangat cerdas, berilmu, guru
para sahabat, tawadhu, dan berakhlak mulia. Semoga
kita semua bisa meneladani ibuda kita, sayyidah
Aisyah ra. Amin

110
Cairan Pekat Yang Keluar Ketika
Kencing

Tanya:
Ustadz, saya mau bertanya. Kemarin ketika BAK di
toilet saya dapat cairan pekat keluar dari kemaluan
ketika saya mencucinya. Apakah ini madzi atau
mani? mengingat ketika keluar saya tidak merasakan
apapun. Karena saya ragu, akhirnya saya mandi
janabah untuk melepas keraguan saya.
Syukron. (Hasyim)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Mani adalah air yang keluar dari kemaluan, karena
mimpi basah atau lainnya dan keluar dengan cara
memancar, bukan mengalir seperti air kencing. Hal
ini seperti firman Allah berikut:
‫خلق من ماء دافق‬
Artinya: (Manusia) diciptakan dari air yang
terpancar.
Warna mani putih seperti santan dan lengket. Jika
seseorang keluar mani maka wajib mandi. Dalilnya
adalah firman Allah berikut:
ٌ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا َء أ َ َحد‬
َ ‫علَى‬ َ ‫ضى أ َ ْو‬ َ ‫ط َّه ُروا َوإِ ْن كُ ْنت ُ ْم َم ْر‬ َّ ‫َوإِ ْن كُ ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬
َ ‫صعِيدًا‬
‫ط ِيِّبًا‬ َ ِِّ‫ِم ْنكُ ْم ِم َن ْالغَائِطِ أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَت َ َي َّم ُموا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
111
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih) (QS. Al-Maidah: 6)
Adapun air yang keluar setelah kencing dan warna
keruh, itu adalah air wadhi dan najis sedang. Ia
hanya wajib disucikan biasa dan tidak wajib mandi.
Jika air bening seperti putih telur, lengket dan
keluarnya tisak terasa, itu air madzi. Ia najis ringan
dan cukup dipercikkan air. Ia juga tidak wajib mandi.
Wallahu a’lam.

112
Dijilat Anjing Saat Sedang Salat, Apakah
Salatnya Batal?

Tanya:
Assalamualaikum ustad..
Saya mau bertanya, jika kita salat ada anjing yang
menjilati kaki kita apakah shalat kita sah atau tidak
ustadz? (Nurul Fatia Darma, Aceh Barat Daya)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Di antara syarat shalat adalah menghadap kiblat dan
suci dari najis baik tempat, badan atau pakaian. Jika
shalat sementara ada najis di tubuh kita, maka
shalatnya tidak sah.
Menurut madzyab Syafii dan sesuai yang dirajihkan
oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,
bahwa air liur anjing najis mughaladzah. Jika terkena
badan, harus dicuci 7 kali, salah satunya dengan
debu.
Jika sedang shalat, lalu ada anjing mendekat dan
menjilati kita atau pakaian kita, berarti kita terkena
najis. Maka shalatnya batal. Terkait najisnya anjing,
sesuai dengan hadis Nabi berikut:
َ ُ‫ب فِى إِنَاءِ أ َ َح ِدكُ ْم فَ ْليَ ْغس ِْله‬
‫س ْبعًا‬ ُ ‫ب ْالك َْل‬
َ ‫إِذَا ش َِر‬
Artinya: “Jika anjing minum di salah satu bejana di
antara kalian, maka cucilah bejana tersebut sebanyak
tujuh kali” (HR. Bukhari dan Muslim).

113
Dalam riwayat lain disebutkan sebagai berikut:
ِ ‫أُوَلَه َُّن بِالت ُّ َرا‬
‫ب‬
Artinya: “Yang pertama dengan tanah (debu)” (HR.
Muslim)
Dalam hadits ‘Abdullah bin Mughoffal, Rasulullah
saw bersabda, berikut:
‫عفِّ ُِروه ُ الثَّامِ نَةَ فِى‬
َ ‫ت َو‬ َ ُ‫اْلنَاءِ فَا ْغ ِسلُوه‬
ٍ ‫سبْ َع َم َّرا‬ ُ ‫ِإذَا َولَ َغ ْالك َْل‬
ِ ‫ب فِى‬
‫ب‬ِ ‫الت ُّ َرا‬
Artinya: “Jika anjing menjilat (walagho) di salah
satu bejana kalian, cucilah sebanyak tujuh kali dan
gosoklah yang kedelapan dengan tanah (debu)” (HR.
Muslim)
Jadi Anda harus membatalkan shalatnya serta
mencuci tempat yang terkena najis. setelah itu, shalat
lagi. Karena terkena najis tidak membatalkan wudhu,
maka Anda tidak perlu wudhu lagi. Wallahu a’lam.

114
Orang Tua dan Istri Sama-sama Perlu
Bantuan, Mana Yang Diutamakan?

Tanya:
saya mempunyai ibu mertua yg ada saja minta ke
anaknya (suami saya).
padahal mertua saya ini bekerja dan kami pun hidup
cukup pas-pasan.
dilalah sewaktu kami baru menikah 2 hari, ibunya ini
minta uang utk tebang pohon jati. lalu selang
beberapa bulan ibunya ini meminta uang 5jt utk
benerin rumah. dan sekarang saat saya baru selesai
lahiran ibunya minta 2jt utk benerin atap rumah.
kebetulan suami saya sdg satgas ke Wamena, jd
mmg semua uang gaji dll saya yg pegang. saat
lahiran pun gaji dr suami sdh habis dan dibantu dr
uang gaji saya utk memenuhi kebutuhan.
saat mertua saya meminta uang 2jt utk benerin
rumah tentunya saya geram dan marah dgn suami.
dan sebenarnya saat itu jg suami mengeluhkan krn
memang tdk ada uang. sedangkan habis lahiran
tentunya kan banyak uang yg keluar tp kok ya orang
tuanya gak ngertiin. bencinya rasanya, krn ibu
mertua saya bertolak belakang dgn sfat ortu saya yg
gak pernah minta apa pun dr anaknya, ortu saya
malah sdh pensiun. berbeda dg ibu mertua yg masih
bekerja. malah kalau ortu gak pernah minta anaknya
pingin memberinya trs. saya heran dgn sifat mertua
sy. apa krn saya juga bekerja makanya ibu mertua
saya ngerongrong seperti ini? apakah saya berdosa
atas semua ini? (Indah, Solo)

115
Jawab:
Wa’alaikum salam
Sesungguhnya kita diwajibkan untuk selalu berbuat
baik kepada orang tua sebagaimana firman Allah
berikut:
َ ‫صالُهُ فِي‬
‫عا َمي ِْن‬ َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا‬
َ ِ‫علَ َٰى َو ْه ٍن َوف‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
‫ير‬ ‫ص‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬
ُ ِ َ َّ ِ َ‫َ َ ِ َ ْك‬َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ل‬‫ا‬‫ِو‬‫ل‬‫و‬ ‫ِي‬ ‫ل‬ ْ ‫أ َ ِن ا‬
‫ر‬ُ ‫ك‬ ْ
‫ش‬
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia
agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun,
bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali”
(QS Luqman: 14)
Juga firman Allah berikut:
ۖ ‫ضعَتْهُ كُ ْرهًا‬ َ ‫سا ًنا ۖ َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ كُ ْرهًا َو َو‬ َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه إِ ْح‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
َ‫َ ال‬َ ‫ق‬ ً ‫ة‬ ‫ن‬
َ ‫س‬ ‫ع‬
َ‫ِين‬ ‫ب‬ ‫ر‬ َ ‫أ‬
َ ْ ََ ُ ‫غ‬
َ َ ‫ل‬‫ب‬‫و‬ ‫ه‬َّ ‫د‬ ُ ‫ش‬َ ‫أ‬ ‫غ‬
َ َ ‫ل‬‫ب‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫ى‬
َ ِ َٰ َ ً ْ َّ ‫ت‬‫ح‬ ۚ ‫ا‬‫ر‬ ‫ه‬ ‫ش‬
َ َ‫ون‬ ُ ‫ث‬ ‫ل‬َ َ ‫ث‬ ُ ‫ه‬ ُ ‫ل‬‫ا‬‫ص‬َ ِ َ ُ‫َو َح ْمل‬
‫ف‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬
َ‫ي َوأ ْن‬ َ
َّ َ‫عل َٰى َوا ِلد‬ َ ‫ي َو‬ َ
َّ ‫عل‬َ َ‫َربِّ ِ أ َ ْو ِز ْعنِي أ ْن أ ْشكُ َر نِ ْع َمتَكَ التِي أ ْنعَمْت‬
َ َّ َ َ
َ‫ص ِل ْح لِي فِي ذ ُ ِ ِّر َّيتِي ۖ ِإنِِّي تُبْتُ ِإلَيْكَ َو ِإ ِّنِي ِمن‬ ْ َ ‫ضاهُ َوأ‬ َ ‫صا ِل ًحا ت َْر‬ َ ‫أ َ ْع َم َل‬
َ‫ْال ُم ْس ِلمِين‬
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya
Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah
kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)

116
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri” (QS. Al-Ahqaaf:
15).
Juga firman Allah berikut:
َ ‫ضى َربُّكَ أ َ ََّل ت َ ْعبُد ُوا إِ ََّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِ ْح‬
‫سا ًنا‬ َ َ‫َوق‬
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya” (QS. Al-Isra: 23).
Orang tua kita yang mengandung kita dengan
berlelah-lelah. Orang tua kita pula yang menafkahi
dan mengurus kita hingga kita dewasa.
Salah satu bakti anak kepada orang tua, terutama
anak laki-laki adalah membantu orang tua jika orang
tua membutuhkan. Tentu kebutuhan di sini adalah
kebutuhan yang sifatnya primer semisal orang tua
lemah atau orang tua tidak berkecukupan.
Jika anak laki-laki tersebut sudah berkeluarga, yang
wajib dia lakukan adalah memberi nafkah keluarga,
istri dan anak-anak. Nafkah ini sifatnya wajib. Jika
orang tuanya membutuhkan yang sifatnya primer,
anak harus mendahulukan kebutuhan orang tua,
misal merawat orang tua yang sakit, memberi
mereka makan dan lain sebagainya.
Jika orang tua membutuhkan yang sifatnya sekunder,
sementara ia punya keluarga dan keluarga juga
membutuhkan nafkah yang sifatnya primer, tentu ia
wajib mendahulukan keluarga. Hanya suami harus
komunikasi dengan baik kepada orang tua supaya
tidak menyakiti hati mereka. Karena menyakiti hati

117
orang tua, dampaknya sangat fatal. Sepanjang hidup,
sang anak bisa tidak mendapatkan berkah.
Jika sama-sama membutuhkan, bisa dibagi dua dan
jalin komunikasi dengan baik. Insya Allah dengan
saling membantu, hidup akan semakin berkah,
apalagi membantu orang tua sendiri. Kebahagiaan
mereka adalah kebahagiaan kita. Doa mereka adalah
pusaka hidup kita. Wallahu a’lam.

118
Hukuman Bagi Pezina

Tanya:
Assalamualaikum , saya mau bertanya apa hukuman
bagi pezina yang sudah menikah ? Jazakallah
khairan. (Bayu Aji Pratama, Tangerang Selatan)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Zina adalah salah satu dosa besar yang diharamkan
Islam dan bahkan dilarang semua agama. Terkait
larangan zina disebutkan dalam firman Allah berikut
ini:
ً ‫س ِب‬
‫يل‬ َ ‫ش ًة َو‬
َ ‫سا َء‬ ِّ ِ ‫َو ََل ت َ ْق َربُوا‬
َ ِ‫الزنَا ۖ ِإنَّهُ َكانَ فَاح‬
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk”. [al-Isrâ/17:32]
Firman Allah:
ُ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬ َٰ ِ َّ ‫والَّذِينَ ََل يَدْعُونَ مع‬
‫َّللا ِإ ََّل‬ َ ‫َّللا ِإلَ ًها آخ ََر َو ََل يَ ْقتُلُونَ النَّ ْف‬ َ َ َ
‫اب يَ ْو َم‬ ُ َ‫ف لَهُ ْالعَذ‬ ْ ‫ع‬
َ ‫ضا‬ َ ُ‫ق َو ََل يَ ْزنُونَ ۚ َو َم ْن يَ ْفعَ ْل َٰذَلِكَ يَ ْلقَ أَثَا ًما ي‬ ِ ِّ ‫بِ ْال َح‬
‫ْال ِق َيا َم ِة َويَ ْخلُدْ فِي ِه ُم َهانًا‬
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak menyembah
ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan
dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan

119
dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina”. [QS. al-Furqân: 68-69]
Jika seseorang berzina sementara ia telah menikah,
hukumannya dalam Islam sesungguhnya adalah
dirajam (ditanam dan dilempar batu)/hingga
meninggal.
Umar bin Khatthab Ra pernah berkata:
‫الرجْ ِم فَقَ َرأْنَاهَا‬ َ ‫علَى نَ ِب ِيِّ ِه ْالقُ ْرآنَ َو َكانَ فِ ْي َما أ ُ ْن ِز َل‬
َّ ُ ‫علَ ْي ِه آ َية‬ َ ‫ِإ َّن هللاَ أ َ ْنزَ َل‬
ُ‫عقَلنَاهَا َو َر َج َم َرسُ ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َو َر َج ْمنَا بَ ْعدَه‬ ْ َ ‫ع ْينَاهَا َو‬
َ ‫َو َو‬
‫ب هللا‬ ِ ‫الرجْ َم فِ ْي ِكت َا‬ َّ ُ ‫ َلَ ن َِجد‬: ‫اس زَ َما ٌن أ َ ْن َيقُ ْولُ ْوا‬ ِ َّ‫طا َل ِبالن‬ َ ‫َو أ َ ْخشَى ِإ ْن‬
ِ‫ب هللا‬ ِ ‫الرجْ َم َح ٌّق ثَابِتٌ فِ ْي ِكت َا‬ َّ ‫ض ٍة أ َ ْنزَ لَ َها هللاُ َو ِإِ َّن‬ َ ‫ضلُّ ْوا بِت َْركِ فَ ِر ْي‬ ِ َ‫فَي‬
.‫اْل ْعت َِراف‬ ِ ‫و‬ْ َ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ب‬
َ ‫ح‬َ ْ
‫ال‬ َ‫ان‬‫ك‬َ ‫و‬ْ َ ‫أ‬ ُ ‫ة‬ ‫ن‬
َ ‫ي‬
ِّ ِ ‫ب‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ت‬
ِ ‫م‬
َ ‫ا‬‫ق‬َ ‫ا‬َ ‫ذ‬ ‫إ‬
ِ ََ‫ن‬‫ص‬ ‫ح‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ ‫إ‬
ِ ‫َا‬ ‫ن‬ َ‫ز‬ ْ
‫ن‬ َ َ‫عل‬
‫م‬ ‫ى‬ َ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan al-
Qur`an kepada NabiNya dan diantara yang
diturunkan kepada beliau adalah ayat Rajam. Kami
telah membaca, memahami dan mengetahui ayat itu.
Nabi Saw telah melaksanakan hukuman rajam dan
kami pun telah melaksanakannya setelah beliau. Aku
khawatir apabila zaman telah berlalu lama, akan ada
orang-orang yang mengatakan: “Kami tidak
mendapatkan hukuman rajam dalam kitab Allah!”
sehingga mereka sesat lantaran meninggalkan
kewajiban yang Allah Azza wa Jalla telah turunkan.
Sungguh (hukuman) rajam adalah benar dan ada
dalam kitab Allah untuk orang yang berzina apabila
telah pernah menikah (al-Muhshân), bila telah
terbukti dengan pesaksian atau kehamilan atau
pengakuan sendiri”. (HR. Bukhari dan Muslim),
Jika seseorang telah berzina, hendaklah ia bertaubat
dengan sesungguhnya, berjanji tidak mengulangi lagi
dan tidak menceritakan kepada siapa pun juga.
Karena sebesar apa pun dosa seseorang asalkan ia
bertaubat maka Allah akan mengabulkan taubatnya.
120
Taubat atas maksiat adalah kewajiban dan
keharusan.
Allah sendiri akan menerima setiap manusia yang
bersalah dan mengakui kesalahannya dengan
bertaubat, yaitu menyesali semua yang dia lakukan
dan kembali kepada jalan yang benar.
Terkait hal ini Allah berfirman:
ْ ُ‫َّللا ََل َي ْغف ُِر أ َ ْن يُ ْش َركَ ِب ِه َو َي ْغف ُِر َما د ُونَ ذَلِكَ ِل َم ْن يَشَا ُء َو َم ْن ي‬
‫ش ِر ْك‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
ْ ْ
َ ‫اَّلل فَقَ ِد افت ََرى إِث ًما‬
‫عظِ ي ًما‬ ِ َّ ِ‫ب‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An
Nisa: 48)
Juga firman Allah berikut:
ْ َ‫َّللا ِللَّذِينَ يَ ْع َملُونَ السُّو َء بِ َج َهالَ ٍة ث ُ َّم يَتُوبُون‬
ٍ ‫مِن قَ ِري‬
‫ب‬ ِ َّ ‫ع َلى‬ َ ُ‫إِنَّ َما الت َّ ْوبَة‬
‫علِي ًما َحكِي ًما‬ َّ َ‫علَ ْي ِه ْم ۗ َو َكان‬
َ ُ ‫َّللا‬ َّ ‫وب‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ُ ‫فَأُو َٰلَئِكَ َيت‬
Artinya: Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah
taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima
Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
Rasulullah saw bersabda:
َ ‫ار ِل َيت ُ ْو‬
‫ب‬ ُ ‫س‬
ِ ‫ط َيدَهُ ِبالنَّ َه‬ ِ ‫ئ النَّ َه‬
ُ ‫ار َو َي ْب‬ َ ‫سطُ َيدَه ُ ِباللَّ ْي ِل ِل َيت ُ ْو‬
ُ ‫ب ُمسِي‬ َ ‫ِإ َّن‬
ُ ‫هللا َي ْب‬
.‫مِن َم ْغ ِربِ َها‬
ْ ‫س‬ ُ ‫ش ْم‬ ُ ْ
َّ ‫ئ اللي ِْل َحتَّى ت َطل َع ال‬ َّ ُ ‫ُمسِي‬
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu
membuka tangan-Nya di waktu malam untuk
menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di

121
siang hari, dan Allah membuka tangan-Nya pada
siang hari untuk menerima taubat orang yang
melakukan kesalahan di malam hari. Begitulah,
hingga matahari terbit dari barat” (HR. Muslim).
Wallahu a’lam.

122
Tidak Boleh Dua Kali Ruku Dalam Satu
Raka`at

Tanya:
Assalamualaikum ustadz, umur 12, Semarang,
sewaktu itu saya shalat berjamaah. Sewaktu ruku’
saya ragu sudah tuma’ninah atau belum. Saat imam
sujud saya ruku’ sebentar.saya menyesal, apakah
shalat subuh saya sah? (Andhika Budiharto,
Semarang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Di antara rukun shalat dalam madzhab syafi’i adalah
tumakninah, yaitu diam sejenak, seukuran membaca
tasbih (subhanallah). Jika tidak tumakninah,
dianggap meninggalkan rukun dan shalatnya tidak
sah.
Jika Anda sebagai makmum, maka Anda harus
mengikuti imam dengan dalil berikut:
‫إنما جعل اْلمام ليؤتم به فإذا كبر فكبروا وإذا ركع فاركعوا وإذا سجد‬
‫فاسجدوا وإن صلى قائما فصلوا قياما‬
Artinya: “Sesungguhnya imam itu diangkat untuk
diikuti, apabila dia takbir maka bertakbirlah, apabila
dia ruku’ maka ruku’lah, apabila dia sujud maka
sujudlah, dan apabila shalat berdiri maka hendaklah
kalian shalat berdiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Juga sabda beliau:

123
ٍ ‫علَى َح‬
‫ال‬ َ ‫اْل َما ُم‬ َّ ‫سلَّ َم إِذَا أَت َى أ َ َحدُكُ ْم ال‬
ِ ْ ‫ص َلة َ َو‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫قَا َل النَّ ِب‬
ِ ْ ‫صنَ ُع‬
‫اْل َما ُم‬ ْ َ‫صن َْع َك َما ي‬ ْ َ‫فَ ْلي‬
Artinya: “Apabila salah seorang dari kalian
mendapatkan shalat dan imam sedang dalam suatu
keadaan, maka hendaklah ia berbuat seperti imam
berbuat.” [HR Tirmidzi).
Maka jika imam ruku Anda ruku, jika imam sujud
imam sujud.
Tidak ada ruku dua kali dalam shalat wajib. Ruku
hanya sekali saja. Jika kita ragu dalam shalat, cukup
sujud sahwi. Itu pun jika imam sujud sahwi. Jika
imam tidak sujud sahwi, maka makmum 100% ikut
imam. Ruku 2 kali menyalahi rukun shalat sehingga
shalatnya tidak sah dan harus diulang. Wallahu
a’lam.

124
Mimpi Bertemu Nenek yang Sudah
Meninggal

Tanya:
Assalamualaikum Ustadz…
Saya tadi malam mimpi tentang nenek saya yg sudah
meninggal, dan saya terbangun untuk melakukan
sholat subuh, setelah saya sholat saya kirim doa
alfatikhah buat beliau, setelah itu saya keluar untuk
cari kopi dan pulang ke rumah saya rebahan dan gak
sadar saya tertidur lagi, tp anehnya saya mimpi
melanjutkan mimpi itu lagi, mohon penjelasan untuk
makna ini Ustadz, saya baru belajar tentang agama
dan blm tau tentang makna apa ini, sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih,
Hormat Saya Gatot (Magelang)
Wassalamualaikum

Jawab:
Wa’alaikum salam
Alhamdulillah, Allah memberikan waktu bagi kita
untuk beristirahat dengan cara tidur. Firman Allah:
ِ ‫{وم ِْن آيَاتِ ِه َمنَا ُمكُ ْم بِاللَّي ِْل َوالنَّ َه‬
‫ار} الروم‬ َ :‫قَا َل هللا تَعَالَى‬
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari…”
(QS. Ar-Ruum: 23)
Tidak jarang waktu kita tidur kita bermimpi. Mimpi
sendiri dibagi tiga, pertama bunga tidur, kedua

125
mimpi karena gangguan setan dan ketiga mimpi
yang merupakan kabar baik bagi kita. Hal ini sesuai
dengan hadis nabi berikut ini:
‫ َومِ ْن َها‬، ‫حْزنَ بِ َها ابْنَ آدَ َم‬
ُ َ‫ان ِلي‬ِ ‫ط‬ َّ ‫ ِم ْن َها أَهَا ِوي ُل مِنَ ال‬: ‫ث‬
َ ‫ش ْي‬ ٌ َ‫الرؤْ َيا ثَل‬ُّ ‫إِ َّن‬
‫مِن ِست َّ ٍة‬
ْ ‫ َو ِم ْن َها ُج ْز ٌء‬، ‫ فَيَ َراهُ فِي َمنَامِ ِه‬، ‫ظتِ ِه‬َ َ‫الر ُج ُل فِي يَق‬ َّ ‫َما يَ ُه ُّم بِ ِه‬
‫َوأ َ ْر َبعِينَ ُج ْز ًءا مِنَ النُّب َُّو ِة‬
Artinya: Mimpi itu ada tiga jenis: Mimpi yang
merupakan gangguan syaitan untuk meresahkan anak
Adam. Mimpi yang pada asalnya perkara yang
dipikirkan manusia ketika jaga lalu terbawa hingga
ke dalam tidur. Mimpi yang merupakan satu
bahagian daripada 46 bahagian kenabian. (HR. Ibn
Majah)
Terkait mimpi baik dan merupakan kabar gembira
dari Allah, didasarkan pada sabda Rasulullah saw
berikut:
‫ «إِذَا‬: َ‫سلَّ َم – قَال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ – ‫ي‬ َّ ِ‫أن النَّب‬َّ َ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة‬ َ
ْ ‫ َو ُرؤْ َيا ْال ُمؤْ م ِِن ُج ْز ٌء‬،‫ِب‬
‫مِن ِست َّ ٍة‬ ُ ‫ذ‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ت‬ ‫ِن‬
‫م‬ ْ‫ؤ‬ ‫م‬
ِ ُ َ ُ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ؤ‬ ‫ر‬ ْ ‫د‬ َ
‫ك‬ َ ‫ت‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬ ُ‫ان‬‫م‬َ َ َ ‫ا ْق‬
َّ
‫الز‬ ‫ب‬ ‫َر‬ ‫ت‬
ُ
،‫صدَقكُ ْم ُرؤْ يَا‬ َ
ْ ‫ «أ‬:ٍ‫ َوفِي ِر َوايَة‬.ِ‫عل ْيه‬ َ َ ‫ ُمتَّفَ ٌق‬.»‫َوأ َ ْربَعِينَ ُج ْز ًءا مِنَ النُّب َُّو ِة‬
».‫صدَقُكُ ْم َحدِيثًا‬ْ َ‫أ‬
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Apabila telah datang waktunya (kiamat), hampir
tidak ada mimpi seorang mukmin yang dusta. Dan
mimpi seorang mukmin itu satu dari empat puluh
enam bagian kenabian.” (Muttafaqun ‘alaih) (HR.
Bukhari dan Muslim)
‫ص َّلى‬َ – ِ‫سمِ ْعتُ َرسُ ْولَ هللا‬ َ :‫ع ْنهُ – قَا َل‬ َ ُ‫ي هللا‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ – َر‬
َ ‫ض‬ َ ‫َو‬
‫ َو َما‬:‫ت» قَالُ ْوا‬ ِّ ِ ‫ «لَ ْم َيبْقَ مِنَ النُّب َُّو ِة ِإَلَّ ال ُم َب‬:ُ‫سلَّ َم – َيقُ ْول‬
ِ ‫ش َرا‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ
َ َ َ ُ‫هللا‬
‫و‬ ‫ل‬‫ع‬
‫ي‬
ُّ ‫َار‬ ُ
ِ ‫ َر َواهُ البُخ‬.»‫صا ِل َحة‬ ُّ « :‫ش َراتُ ؟ قَا َل‬
َّ ‫الرؤْ يَا ال‬ ِّ ِ َ‫ال ُمب‬
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Saw bersabda, ‘Tidak tersisa dari
126
kenabian kecuali kabar-kabar gembira.’ Para sahabat
bertanya, ‘Apa kabar gembira tersebut?’ Beliau
menjawab, ‘Mimpi yang baik.’” (HR. Bukhari) (HR.
Bukhari)
Juga mimpi nabi Yusuf berikut ini:
ِ َ‫ي إِنِِّي أ َ َرى فِي ْال َمن َِام أَنِِّي أَذْبَحُكَ َفا ْنظُ ْر َماذَا ت ََرى قَالَ يَا أَب‬
‫ت‬ َّ ‫قَا َل يَا بُ َن‬
‫ا ْف َع ْل َما تُؤْ َم ُر‬
Artinya: Ibrahim mengatakan, “Wahai anakku, aku
bermimpi menyembelih, bagaimana menurut kamu?”
jawab Ismail, “Wahai bapakku, lakukanlah apa yang
diperintahkan untukmu..” (QS. as-Shaffat: 102).
Mimpi buruk dari setan. Tujuannya agar kita
bersedih, merenung, tertegun, takut, pesimis dan lain
sebagainya. Karena sifat setan itu memang membuat
manusia was-was sebagaimana firman Allah berikut
ini:
‫ش ْيئًا ِإ ََّل‬
َ ‫ار ِه ْم‬
ِّ ِ ‫ض‬ َ ‫ان ِل َيح ُْزنَ ا َّلذِينَ آ َمنُوا َولَ ْي‬
َ ‫س ِب‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ِإنَّ َما النَّ ْج َو َٰى مِنَ ال‬
‫َّللاِ فَ ْليَت ََوك ِل ال ُمؤْ مِ نُو َن‬
ْ َّ َّ ‫علَى‬ ِ َّ ‫بِإِذْ ِن‬
َ ‫َّللا ۚ َو‬
Artinya: “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu
adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang
beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu
tiadalah memberi mudharat sedikit pun kepada
mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-
lah hendaknya orang-orang yang beriman
bertawakal.” (QS. Al-Mujadilah: 10)
Jika kita mimpi buruk, hendaklah tidak menceritakan
mimpi kita kepada orang lain sebagaimana sabda
nabi berikut ini:
‫ فَقَالَ َيا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ٌّ ‫ع ْن َجا ِب ٍر قَا َل َجا َء أَع َْرا ِب‬
ِِّ ‫ى ِإلَى ال َّن ِب‬ َ
‫على‬ َ َ ُ‫ب فَتَدَحْ َر َج فَا ْشتَدَدْت‬ ْ
َ ‫َّللاِ َرأَيْتُ فِى ْال َمن َِام َكأ َّن َرأسِى ض ُِر‬
َ َّ َ‫َرسُول‬
ِ ِّ‫ى « َلَ ت ُ َح ِد‬
‫ث‬ ِِّ ‫ ِلألَع َْرا ِب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫ فَقَا َل َرسُو ُل‬.ِ‫أَث َ ِره‬

127
‫صلى هللا‬- ‫ى‬ َّ ِ‫ت النَّب‬ُ ْ‫سمِ ع‬ َ َ‫ َو َقال‬.» َ‫ان بِكَ فِى َمنَامِك‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ب ال‬ ِ ُّ‫اس بِتَلَع‬َ َّ‫الن‬
‫ان ِب ِه فِى‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬َّ ‫ب ال‬ ِ ُّ‫ب فَقَالَ « َلَ يُ َح ِدِّث َ َّن أَ َحدُكُ ْم ِبتَلَع‬
ُ ُ‫ بَ ْعد ُ يَ ْخط‬-‫عليه وسلم‬
.‫َمنَا ِم ِه‬
Artinya: Dari Jabir ra, ada seorang Arab badui
datang menemui Nabi kemudian bertanya, “Ya
Rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu
menggelinding kemudian aku berlari kencang
mengejarnya”. Nabi Saw bersabda kepada orang
tersebut, “Jangan kau ceritakan kepada orang lain
ulah setan yang mempermainkan dirimu di alam
mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar Nabi
menyampaikan dalam salah satu khutbahnya,
“Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang
mempermainkan dirinya dalam alam mimpi” (HR
Muslim)
Lalu ludahkan ke kiri Anda tiga kali, beristiadzah 3
kali dan mengubah posisi tidurnya sebagaimana
sabda nabi berikut:
‫ فليبصق عن يساره ثلثا وليستعذ باهلل‬،‫إذا رأى أحدكم الرؤيا يكرهها‬
‫ وليتحول عن جنبه الذي كان عليه‬،‫من الشيطان ثلثا‬
Artinya: “Jika kalian mengalami mimpi yang dibenci
(mimpi buruk) hendaklah meludah ke sebelah kiri
tiga kali, dan memohon perlindungan dari Allah dari
godaan setan tiga kali, kemudian mengubah posisi
tidurnya dari posisi semula.” (HR. Muslim)
Adapun nenek Anda, doakanlah nenek Anda untuk
selalu mendapatkan rahmat dan ampunan Allah
serta mudah-mudahan Allah menjadikan kuburan
beliau sebagai taman surga. Semoga dengan doa kita,
segala urusan beliau di alam kubur dimudahkan.
Amin. Wallahu a’lam.

128
Fikih Niat

Tanya:
Semoga Ustadz sehat dan selalu dalam lindungan
Allah. Saya mau dijelaskan secara detail tentang
“fikih niat”. Menurut Ibnu Qayyim, niat adalah Al
qashdu artinya keinginan yang kuat. Tanpa lafal,
cukup dengan keinginan katanya sudah cukup
walaupun keinginan tersebut sudah berlangsung
lama. Menurut Hambaliyah niat itu syarat sah,
menurut Syafi’iyah itu rukun (harus hadir para saat
ibadah). Saya suka was-was, akhirnya saya lafal di
dalam hati walaupun say lebih suka pendapat
Muhammadiyah yang seperti Hambaliyah. Ustadz,
mohon keterangan yang detail tentang fikih niat ini.
Mohon maaf segala kesalahan saya. Jazakallahu
Khairan. (Hasyim, Indramayu)

Jawab:
Semua perbuatan sangat bergantung kepada niat.
Perbuatan baik jika niatnya baik maka mendapatkan
pahala. Namun jika niatnya riya, tentu tidak akan
mendapat pahala. Bahkan ia mendapatkan dosa.
Terkait niat disebutkan dalam hadis berikut ini:
‫ِجْرتُهُ إلى‬
َ ‫َت ه‬ ْ ‫ت وإِنَّما ِلكُ ِِّل امريءٍ ما ن ََوى فَ َم ْن كَان‬ ِ ‫إنَّ َما اْلع َمال بالنِِّيَّا‬
‫ُص ْيبُها‬
ِ َ‫ي‬ ‫ا‬‫ي‬‫ن‬ْ ُ ‫د‬ ‫ل‬
ِ ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬‫ِجْر‬
َ ‫ه‬ ‫َت‬ْ ‫ن‬‫َا‬
‫ك‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫و‬ ‫س‬ ‫ور‬
ُْ َ ِ ‫هللا‬ ‫إلى‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ورسُو ِل ِه ف ِهج َْرت‬
َ ‫هللا‬
ِ
‫جْرتُهُ إلى ما هَا َج َر إلي ِه‬ ْ
َ ‫أو امرأةٍ يَن ِك ُح َها ف ِه‬
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung
pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa
yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan
129
Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari
dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka
hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Apakah niat harus dilafalkan?
Semua ulama termasuk dari kalangan Syafi’iyah
telah sepakat bahwa niat tempatnya dalam hati. tidak
ada kewajiban niat dilafalkan dengan lisan. Jadi jika
tidak melafalkan niat, tidak ada masalah.
Adapun jika niat hendak dilafalkan, juga tidak ada
masalah. Apalagi jika ia selalu was-was, maka
dilafalkan lebih baik. Untuk shalat, Muhammadiyah
memilih untuk tidak melafalkan bacaan niat.
Wallahu a’lam.

130
Bisakah Rujuk Lagi Setelah Talak Tiga?

Tanya:
Sudah bercerai talak tiga apa bisa kembali lagi?
(Rina, Wonosobo)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Talak ada yang langsung, seperti perkataan suami
kepada istrinya, “kamu sekarang aku ceraikan”.
Otomatis jatuh cerai. Ada juga talak mu’allaq atau
cerai dengan syarat seperti perkataan suami kepada
istrinya, “jika saya selingkuh, maka kamu jatuh
talak/cerai”.
Talak ada yang sharih, yaitu perkataan suami kepada
istri, “kamu saya cerai atau kamu saya talak”. Jika
ungkapan ini keluar dari suami maka otomatis jatuh
talak. Ada juga talak dengan bahasa kiasan (kinayah)
misal suami mengatakan, “kita pisah, pulanglah
kamu ke rumah orang tuamu” dan lain-lain.
Untuk kinayah ada syaratnya, yaitu harus disertai
niat, bahasa tersebut sudah maklum di masyarakat
bahwa maknanya adalah talak dan kedua belak pihak
yaitu suami dan istri sama-sama tahu bahwa maksud
suami adalah talak.
Talak juga ada talak satu, dua atau tiga. Talak tiga
bukan perkataan seseorang dengan mengatakan
kamu talak, talak, talak. Perkataan ini dianggap satu
talak.

131
Yang dianggap talak tiga adalah talak, lalu rujuk,
lalu talak, lalu rujuk, lalu talak lagi.
Dalam kondisi seperti ini, maka suami tidak bisa
rujuk lagi kecuali ia menikah dengan wanita lain
dulu. Jika kemudian setelah menikah tersebut lalu
terjadi talak lagi, maka ia bisa kembali ke istri
pertama namun dengan nikah baru dan mahar baru.
Wallahu a’lam.

132
Mengucapkan Kata Pisah, Apa Sudah
Jatuh Talak?

Tanya:
Assalamu’alaikum, saya ingin bertanya jika saya sbg
suami pernah mengucapkan kata ‘pisah’ yg si sertai
niat sebanyak 3x dalam 3x perselisihan ke istri
apakah saya sudah menjatuhkan talaq 3 ke istri saya?
Sedangkan saya sama sekali tidak mengetahui jika
kata ‘pisah’ yg disertai niat sama dengan kata
talaq/cerai dalam fiqih .. mohon penjelasannya ..
assalamu’alaikum wr wb. (Wahyu Munanto, Jakarta)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Talak sesungguhnya dibolehkan oleh agama seperti
firman Allah berikut:
‫ط ِِّلقُوه َُّن ِل ِعدَّتِ ِه َّن‬ َ ِِّ‫ط َّل ْقت ُ ُم الن‬
َ َ‫سا َء ف‬ ُّ ‫يَآأَيُّ َها النَّ ِب‬
َ ‫ي ِإذَا‬
Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-
istrimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada
waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang
wajar).”
Hanya selalu kami tegaskan bahwa talak bukanlah
pilihan yang tepat sehingga agama menganjurkan
agar talak tidak terjadi. Hal ini sesuai dengan sabda
nabi Muhammad saw:
ِ َّ َ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬: ‫ قَا َل‬-‫ع ْن ُه َما‬
‫َّللا صلى هللا عليه‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ِن اِب ِْن عُ َم َر – َر‬َ
‫لط َل ُق‬ ِ َّ َ َ‫َض ا َ ْل َح َل ِل ِع ْند‬
َّ َ ‫َّللا ا‬ ُ ‫وسلم ( أ َ ْبغ‬

133
Artinya : Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah Saw
bersabda: “Perbuatan halal yang paling dibenci Allah
ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih
menilainya hadits mursal. (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
Talak sendiri ada yang langsung, seperti perkataan
suami kepada istrinya, “kamu sekarang aku
ceraikan”. Maka otomatis jatuh cerai. Ada juga talak
mu’allaq atau cerai dengan syarat seperti perkataan
suami kepada istrinya, “jika saya selingkuh, maka
kamu jatuh talak/cerai”.
Talak ada yang sharih yaitu perkataan suami kepada
istri kamu saya cerai atau kamu saya talak. Jika
ungkapan ini keluar dari suami maka otomatis jatuh
talak. Talak dengan bahasa kiasan misal suami
mengatakan, kita pisah, pulang kamu ke rumah
orang tuamu dan lain-lain.
Untuk kinayah ada syaratnya, yaitu harus disertai
niat, bahasa tersebut sudah maklum di masyarakat
bahwa maknanya adalah talak dan kedua belak pihak
yaitu suami dan istri sama-sama tahu bahwa maksud
suami adalah talak. Jika suami tidak ada niat talak
atau tidak tahu bahwa perkataannya bermakna talak
atau bahasa tersebut di masyarakat maknanya belum
tentu talak, maka ia tidak jatuh talak.
Maka dengan bahasa Anda tadi, Anda belum talak.
Saran kami, hati-hati berucap talak kepada istri.
Semoga keluarga Anda selalu mawaddah dan
rahmah serta bahagia dunia akhirat. Amin. Wallahu
a’lam.

134
Wajib Berlaku Adil Jika Punya Dua Istri

Tanya:
Assalamualaikum ustadz.
Saya adalah istri kedua. Suami berdagang di luar
kota dan tinggal bersama istri pertama dan anak2nya.
Dia tinggal di rumah sendiri bertingkat 2 lantai dan
memiliki mobil dan berbagai fasilitas. Sedangkan
Saya tinggal di rumah warisan keluarga saya, buat
kebutuhan sehari2 usaha sendiri. Suami setiap
bulannya hanya membantu itu kalau keuangan dia
lebih.
Masalah giliran suami hanya memberi waktu 4 – 5
hari selebihnya dia tinggal bersama istri pertama.
Saya meminta suami bersama istri pertama tinggal
satu lantai sesuai jatah giliran saya, selebihnya ada di
lantai dua. Apakah salah keingin saya tersebut.
Sedankan buat rumah sendiri dan mobil saja suami
bllm ngasih dgn alesan belum punya dana..pada
waktu hari pas giliran suami tinggal bersama saya
suami di kabari anaknya demam batuk pilek dan dia
berusaha buru2 buat balik ke istri pertama padahal
masih jatah bergilir dengan saya. Saya tidak
mengizinkan karena bagi saya itu masih penyakit
ringan. Tp saya di bilang egois. Padahal dari
kewajiban2 yg lain yg tidak bisa suami berikan saya
berusaha buat merima dan memakluminya karena
alesan ekonomi msh sulit.
1.Menurut bapak bagaimana yang harus suami
bersikap terhadap poligami yang di jalaninya
2. Apakah yang saya lakukan/bersikap salah dalam

135
menuntut hak giliran padahal saya sudah berusaha
memahami kondisi keuangan suami yg masih ada
cobaan dengan tidak menuntut minta di belikan
rumah mobil dan kebutuan2an lain yg suami penuhi
buat istri pertama.
Terima kasih pak ustadz atas sharing dan
pencerahannya. (RSDN, Kajen)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Poligami disyariatkan agama sebagaimana firman
Allah berikut:
‫ساءِ َمثْن ََٰى‬ َ ِِّ‫اب لَكُ ْم مِنَ الن‬
َ ‫ط‬َ ‫َو ِإ ْن خِ ْفت ُ ْم أ َ ََّل ت ُ ْق ِسطُوا فِي ْاليَتَا َم َٰى فَا ْنكِ ُحوا َما‬
َ‫َت أ َ ْي َمانُكُ ْم ۚ َٰذَلِك‬
ْ ‫ع ۖ فَإ ِ ْن خِ ْفت ُ ْم أ َ ََّل ت َ ْع ِدلُوا فَ َواحِ دَة ً أ َ ْو َما َملَك‬
َ ‫َوث ُ َلثَ َو ُربَا‬
‫أَدْن ََٰى أ َ ََّل تَعُولُوا‬
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana
kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
(QS. An-Nisaa’: 3).
Juga contoh langsung dari Rasulullah saw. yang istri
beliau lebih dari satu. Adapun syaratnya adalah
mampu bersikap adil, seperti keterangan ayat di atas.
Terkait hak dan kewajiban bagi istri yang dimadu,
sesungguhnya sama dengan istri sendiri. Seorang
istri harus taat kepada suami dan menjaga
hartanya. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi berikut:

136
ِ ‫سا َء أ َ ْن يَ ْس ُج ْدنَ ْل َ ْز َو‬
‫اج ِه َّن‬ َ ِّ‫لَ ْو كُ ْنتُ آم ًِرا أ َ َحدًا أ َ ْن يَ ْس ُجدَ ْل َ َح ٍد ْل َ َم ْرتُ ال ِن‬
‫ق‬ِ ِّ ‫علَ ْي ِه َّن مِنَ ْال َح‬
َ ‫َّللاُ لَ ُه ْم‬
َّ َ‫ِل َما َج َعل‬
Artinya: “Seandainya aku memerintahkan seseorang
untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan
memerintah para wanita untuk sujud pada suaminya
karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak
suami yang menjadi kewajiban istri” (HR. Abu
Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Juga sabda Rasulullah saw berikut:
‫ت‬ْ ‫ع‬ َ َ ‫ت فَ ْر َج َها َوأ‬
َ ‫طا‬ ْ ‫ظ‬ َ ‫ش ْه َرهَا َو َح ِف‬ ْ ‫صا َم‬
َ ‫ت‬ َ ‫س َها َو‬ َ ‫ت ْال َم ْرأَة ُ خ َْم‬
ِ َّ‫صل‬
َ ‫ِإذَا‬
‫ت‬ ْ َّ ْ
ِ ‫ب ال َجن ِة ِشئ‬ َ
ِ ‫ى أب َْوا‬ َ ْ َ َّ ْ َ
ِِّ ‫زَ ْو َج َها قِي َل ل َها ادْ ُخلِى ال َجنة مِن أ‬
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima
waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan),
serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari
perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya,
maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat
mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu
mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Hibban)
Dari Abu Hurairah ra, dia berkata:
‫ساءِ َخي ٌْر قَالَ الَّتِي تَسُ ُّرهُ إِذَا‬ ُّ َ ‫سلَّ َم أ‬
َ ِّ‫ي ال ِن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ول‬
َ ‫َّللا‬ ِ ُ‫قِي َل ل َِرس‬
ُ ‫ظ َر َوتُطِ يعُهُ ِإذَا أ َ َم َر َو ََل تُخَا ِلفُهُ فِي نَ ْف ِس َها َو َما ِل َها ِب َما يَ ْك َره‬
َ َ‫ن‬
Artinya: Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw,
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat
suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak
menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad)
Adapun suami, ia harus memberikan nafkah dan
berlaku adil kepada para istrinya sebagaimana firman
Allah berikut:

137
‫ض َوبِ َما‬ ٍ ‫علَى بَ ْع‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َّ َ‫ساءِ بِ َما فَضَّل‬
َ ‫َّللاُ بَ ْع‬ َ ِّ‫علَى ال ِن‬ َ َ‫الر َجا ُل قَ َّوا ُمون‬ ِّ ِ
َّ ‫ظ‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ب ِب َما َح ِف‬ ْ
ِ ‫ظاتٌ لِلغَ ْي‬ َ ِ‫صال َِحاتُ قَانِتَاتٌ َحاف‬ َّ ‫أ َ ْنفَقُوا م ِْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم فَال‬
‫اج ِع‬ِ ‫ض‬ َ ‫اللتِي تَخَافُونَ نُشُوزَ هُ َّن فَ ِعظُوه َُّن َوا ْه ُج ُروه َُّن فِي ْال َم‬ َّ ‫َو‬
ً ِ‫سب‬
‫يل‬ َ ‫علَ ْي ِه َّن‬ َ
َ ‫َواض ِْربُوه َُّن فَإ ِ ْن أ‬
َ ‫ط ْعنَكُ ْم فَ َل ت َ ْبغُوا‬
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu
maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.”
(QS. An Nisa’: 34)
Adil bagi suami dalam memberikan nafkah, baik
nafkah lahir atau batin. Adil dalam memberikan
jadwal tinggal bersama istri dan tentu juga adil
dalam bersikap. Sikap adil seperti ini memang sangat
sulit, namun setidaknya suami tidak melebihkan satu
istri dibanding istri-istri lainnya. Jika istri melihat
ada yang dianggap kurang adil, istri bisa
komunikasikan dengan baik kepada suami. Siapa
tahu ada sesuatu yang tidak disadari suami sehingga
ini bagian dari saling mengingatkan.
Jika anak sakit, sangat lumrah sebagai orang tua,
merasa khawatir dengan anaknya. Setidaknya,
berikanlah waktu pada suami untuk menengok
anaknya. Sikap ini menjadi pahala besar bagi istri. Ia
bersedekah waktu yang sejatinya menjadi haknya,

138
dengan merelakan suami untuk menengok anaknya
dari istrinya yang lain.
Kewajiban yang juga tidak kalah penting bagi suami
adalah membimbing keluarga agar selamat dari api
neraka sebagaimana firman Allah berikut:
ُ ‫ارة‬َ ‫اس َو ْالحِ َج‬ ُ َّ‫َارا َوقُودُهَا الن‬ ً ‫سكُ ْم َوأ َ ْهلِيكُ ْم ن‬
َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬
‫َّللاَ َما أ َ َم َرهُ ْم َو َي ْف َعلُو َن َما‬
َّ ‫صو َن‬ ُ ‫علَ ْي َها َم َل ِئ َكةٌ غ َِلظٌ ِشدَاد ٌ ََل َي ْع‬ َ
َ‫يُؤْ َم ُرون‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. [QS. At-Tahrim: 6].
Semoga keluarga Anda sakinah, mawaddah dan
rahmah. semoga Allah memberikan kebahagiaan
bagi keluarga Anda dunia dan akhirat. Amin.

139
140
Batalkah Wudhu Bila Suami dan Istri
Bersentuhan?

Tanya:
Assalamu’alaikum.
Apakah batal wudhu kalo kita menyentuh istri?
(MNA99, Jeneponto)

Jawab:
Mengenai bersentuhan suami istri, apakah ia dapat
membatalkan wudhu atau tidak, terjadi Terjadi
perbedaan pendapat di kalangan para ulama:
Madzhab Syafiiyah: Batal wudhunya karena istri
bukan mahram, meskipun antara mereka berdua
melakukan sentuhan dengan tanpa syahwat. Dalilnya
adalah firman Allah berikut:
ٌ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا َء أ َ َحد‬
َ ‫علَى‬ َ ‫ضى أ َ ْو‬ َ ‫ط َّه ُروا َوإِ ْن كُ ْنت ُ ْم َم ْر‬ َّ ‫َوإِ ْن كُ ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬
َ ‫صعِيدًا‬
‫ط ِيِّبًا‬ َ ِِّ‫مِ ْنكُ ْم ِم َن ْالغَائِطِ أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَت َيَ َّم ُموا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih) (QS. Al-Maidah: 6)

141
Menurut imam syafii, kata ‫سا َء‬ َ ِّ‫ ََل َم ْستُمُ ال ِن‬adalah
bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan
bukan mahram meski tanpa jimak.
Istidlalnya sebagai berikut:
Pada permulaan ayat, Allah swt menyebutkan
mengenai mandi jinabah. Kemudian bersentuhan
dengan perempuan diathafkan ke al-ghaith (buang air
besar) dengan huruf athaf ‫أ َ ْو‬. Dari sini bisa dipahami
bahwa menyentuh perempuan termasuk hadas kecil
seperti orang melakukan buang air besar. Ini berbeda
dengan jinabah yang diharuskan mandi besar. Jadi
yang dimaksudkan ‫ ََل َم ْست ُ ُم‬di sini adalah menyentuh
dengan tangan dan bukan bermakna jimak.
Secara bahasa, ‫ َلمس‬maknanya adalah ‫ لمس‬yaitu
menyentuh. Pernyataan ini dikuatkan dengan qiraat
lain yang menggunakan kata ‫ لمس‬dan bukan ‫َلمس‬.
Semua itu, maknanya adalah sentuhan antara dua
kulit. Pernyataan ini juga dikuatkan dengan firman
Allah:
)7/‫فَلَ َمسُوهُ ِبأ َ ْيدِي ِه ْم (اْلنعام‬
Artinya: Mereka juga menggunakan dalil hadis yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa dia berkata,
Seorang laki-laki yang mencium istrinya dan
menyentuh tubuhnya dengan tangannya merupakan
bagian dari ‫( الملمسة‬saling bersentuhan). Barangsiapa
yang mencium istrinya atau menyentuh kulitnya
maka hendaknya ia berwudhu kembali. (HR Malik
dalam kitab al-Muwatha).
Dalam kitab Hasyiyatu al-Baijuri dikatakan,
“Ketahuilah bahwa bersentuhan dapat membatalkan
wudhu jika terpenuhi 5 perkara, 1) bersentuhan
dengan lawan jenis. 2) harus bersentuhan dengan

142
kulit, bukan dengan rambut, kuku atau gigi 3) tanpa
adanya penghalang, 4) sampai batas-batas dimana
sentuhan dapat menimbulkan syahwat, 5) dengan
orang yang bukan mahram.
Menurut madzhab Hanafiyah, bersentuhan dengan
perempuan sekali tidak membatalkan wudhu secara
mutlak, baik dengan istri, maupun perempuan lain
yang bukan mahram. Baik bersentuhan dengan
syahwat maupun tidak.
Imam Syarkasyi dari kalangan madzhab Hanafiyah
mengatakan, “Bagi yang mencium istrinya atau
menyentuh kulitnya, baik dengan syahwat atau tidak,
ia tidak diwajibkan berwudhu. (Kitab al-Mabsuuth
jilid 1 hal 121).
Dalil yang dijadikan sebagai pegangan sebagai
berikut:
Hukum asal adalah suci. Artinya seseorang yang
telah berwudhu tidak serta merta dapat batal kecuali
jika ada dalil sharih yang shahih. Banyak terdapat
dalil dari hadis Nabi Muhammad saw bahwa Nabi
Muhammad saw mencium Aisyah dan beliau tidak
berwudhu kembali. Di antaranya hadis berikut:
،ِ‫ي فِي قِ ْب َلتِه‬ ْ َ‫(كُ ْنتُ أَنَا ُم بَيْنَ يَد‬
َ َ‫ي َرسُو ِل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َو ِرجْ ل‬
.‫غ َمزَ نِي) متفق عليه‬ َ َ‫س َجد‬ َ ‫فَإِذَا‬
Artinya: Suatu kali aku tertidur di depan Rasulullah
sementara kakiku berada di kiblatnya Rasul
(maksudnya di hadapan Rasul). Jika Rasul sujud,
beliau menggeser kakiku.
Dalam hadis lain Aisyah juga pernah berkata:
ْ َ‫اش فَ ْالت َ َم ْستُهُ فَ َوقَع‬
‫ت‬ ِ ‫سلَّ َم لَ ْيلَةً مِنَ ْالف َِر‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫فَقَدْتُ َرسُو َل هللا‬
ْ ‫علَى َب‬
‫ط ِن قَدَ َم ْي ِه‬ َ ‫َيدِي‬

143
Artinya: Suatu kali aku tidak mendapati Rasulullah
saw di kasur. Lalu aku mencarinya (dengan
merabakan tanganku), lalu tanganku menyentuh dua
telapak kaki Rasulullah saw. (HR. Muslim)
Makna ‫ للمس‬dalam ayat di atas maksudnya adalah
jimak. Ini sesuai dengan makna di ayat lain yang
menceritakan tentang Sayidah Maryam:
‫َولَ ْم يَ ْمسَ ْسنِي بَش ٌَر‬
Artinya: Seseorang belum pernah ada yang
menyentuhku. (QS. Ali Imran: 47)
Maksudnya menyentuh di sini adalah berjimak.
Pendapat ini juga dikuatkan dengan pendapat para
sahabat di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib, Ibnu
Abbas dan Ibnu Umar.
Malikiyah dan Hanabilah mencoba untuk
mengompromikan dua pendapat di atas dengan
mengatakan bahwa bersentuhan dengan lawan jenis
yang membatalkan wudhu adalah yang dilakukan
dengan syahwat. Jika bersentuhan bukan dengan
syahwat, seperti dalam cerita Sayidah Aisyah di atas,
maka ia tidak membatalkan wudhu. Muhammadiyah
memilih pendapat yang mengatakan bahwa
bersentuhan kulit suami istri tidak membatalkan
wudhu. Wallahu a’lam.

144
“Anggap Saja Kita Sudah Bercerai”

Tanya:
Saya mau bertanya suami saya mengatakan “anggap
saja kita sudah cerai” dan saya mengatakan “berarti
kita cerai udah satu kali” apakah talak jatuh ??
(Melia, Bima)

Jawab:
Waalaikum salam
Walaupun dibolehkan agama, talak bukanlah pilihan
yang tepat sehingga agama menganjurkan agar talak
tidak terjadi. Hal ini sesuai dengan sabda nabi
Muhammad saw:
ِ َّ َ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬: ‫ قَا َل‬-‫ع ْن ُه َما‬
‫َّللا صلى هللا عليه‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ِن اِب ِْن عُ َم َر – َر‬ َ
‫ط َل ُق‬ َِّ َ َ‫َض ا َ ْل َح َل ِل ِع ْند‬
َّ ‫َّللا اَل‬ ُ ‫غ‬ ‫ب‬
ْ َ ‫أ‬ ( ‫وسلم‬
Artinya : Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Perbuatan halal yang paling dibenci Allah
ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih
menilainya hadits mursal. (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
Talak sendiri ada yang langsung, seperti perkataan
suami kepada istrinya “kamu sekarang aku ceraikan”
maka otomatis jatuh cerai. Ada juga talak mu’allaq
atau cerai dengan syarat seperti perkataan suami
kepada istrinya “jika saya selingkuh, maka kamu
jatuh talak/cerai”. Maka jika suami selingkuh,
otomatis jatuh cerai.

145
Hanya saja, tidak boleh istri sekadar curiga suami
selingkuh karena harus ada bukti kongkret yaitu
melihat sendiri dengan mata sendiri, seperti melihat
timba masuk sumur dan dia melakukan lian (saling
bersumpah suami istri di depan pengadilan bahwa
tuduhannya benar dan jika salah maka ia siap
dilaknat). Lalu cerai.
Atau dengan 4 orang saksi dan mereka semua
melihat dengan mata kepala sendiri. Jika tidak maka
dianggap menuduh zina dan ini dosanya sangat
besar.
Dalilnya firman Allah berikut:
َ‫ت ث ُ َّم لَ ْم يَأْتُوا بِأ َ ْربَعَ ِة شُ َهدَاء فَاجْ ِلد ُوهُ ْم ث َ َمانِين‬ َ ‫َوالَّذِينَ يَ ْر ُمونَ ْال ُم ْح‬
ِ ‫صنَا‬
ْ ُ َ
َ‫ش َهادَة ً أبَدا ً َوأ ْولَئِكَ هُ ُم الفَا ِسقُون‬ َ ‫َج ْلدَة ً َو ََل ت َ ْقبَلُوا لَ ُه ْم‬
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita
yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang-orang saksi, maka
deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh
kali cambukan, dan janganlah kamu terima kesaksian
yang mereka buat selama-lamanya. Dan mereka
itulah orang-orang yang fasik.” [QS. An-Nuur: 4]
Talak pun tidak boleh dijadikan mainan karena
mainannya seseorang dengan perkataan cerai, berarti
telah jatuh cerai. Di Indonesia, cerai harus di depan
Pengadilan Agama. Untuk Anda, mintalah fatwa ke
Pengadilan Agama agar status Anda jelas.
Pengadilan akan memutuskan apakah Anda telah
cerai atau belum. Wallahu a’lam.

146
Calon Mertua Menuntut Mahar Tinggi

Tanya:
Assalamualaikum.. ustad. Saya ingin menanyakan
saya bermaksud ingin menikahi seseorang wanita
namun bapa dari si wanita itu menyebutkan mahar
yg menurut kemampuan ekonomi saya terbilang
kurang mampu ustad. Namun orang tunya harus saja
mahar itu tidak kurang yg di ucapkan tidak bsa d
tawar mksudnya.. mohon nasehatnya ustad.
(Wiranto, Subang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Menikah adalah perbuatan mulia yang sangat
dianjurkan Islam. Dalilnya sebagai berikut:
َّ ‫َوأ َ ْن ِك ُحوا ْاْلَيَا َم َٰى ِم ْنكُ ْم َوال‬
‫صالِحِ ينَ م ِْن ِعبَا ِدكُ ْم َو ِإ َمائِكُ ْم ۚ ِإ ْن يَكُونُوا‬
َّ ‫فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم‬
ْ َ‫َّللاُ م ِْن ف‬
‫ض ِل ِه‬
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…”
[QS. An-Nuur/24: 32].
Dari Anas bin Malik ra , bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
.‫ِي‬ ِ َّ ‫ فَ ْليَت‬،‫ْـن‬
َ ‫ق هللاَ فِ ْي َمـا بَق‬ َ ‫ فَقَ ِد اسْـت َ ْك َم َل نِص‬،ُ ‫إِذَا ت َزَ َّو َج ْالعَ ْبد‬
ِ ‫ْف ال ِِّدي‬
Artinya: “Jika seorang hamba menikah, maka ia
telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh

147
karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk
separuh yang tersisa.” (HR. Baihaqi)
ُ ‫ َوالنِِّكَا‬، ُ‫س َِواك‬
.‫ح‬ ُّ ‫ َوالت َّ َع‬،‫ ا َ ْل َح َيـا ُء‬: َ‫س ِليْن‬
ِّ ‫ َوال‬،‫ط ُر‬ َ ‫أ َ ْربَ ٌع م ِْن سُـن َِن ْال ُم ْر‬
Artinya: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah
para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian,
bersiwak, dan menikah.” (HR. Tirmidzi)
Hal terpenting dalam memilih jodoh adalah melihat
sisi agama. Terkait agama ini, Rasulullah saw
bersabda:
ْ َ‫ ف‬،‫سبِ َها َو ِل َج َما ِل َها َو ِل ِد ْينِ َها‬
ِ‫اظف َْر بِذَات‬ َ ‫ ِل َمـا ِل َها َو ِل َح‬:‫ت ُ ْن َك ُح ْال َم ْرأَة ُ ْل َ ْربَ ٍع‬
. َ‫ت َيدَاك‬ ْ ‫ال ِِّدي ِْن ت َِر َب‬
Artinya: “Wanita dinikahi karena empat perkara;
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan
agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama,
niscaya engkau beruntung. (HR. Bukhari)
Yang harus disadari adalah bahwa manusia tidak ada
yang sempurna. Kita akan selalu menemukan
kelemahan dan kekurangan. Tidak ada pasangan
yang 100% sesuai dengan keinginan dan kehendak
kita. Maka jika ia sudah shalih, meski ada sedikit
kekurangan, maka nikahilah dan terimalah
kekurangan yang lainnya itu.
Namun sebagaimana yang disebutkan dalam hadis,
hal utama dalam pernikahan adalah agama dan
bukan harta. Jika wanita atau keluarga wanita
menuntut mahar tinggi, baiknya Anda sampaikan
baik-baik bahwa Anda tidak sanggup. Jika keluarga
wanita tetap bersikukuh tidak mau, sementara Anda
tidak sanggup, lebih baik Anda mengundurkan diri.
Jika dari awal harta dijadikan patokan dan bukan
agama, dikhawatirkan akan ada masalah di kemudian
hari.
148
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw berikut:
َ ‫ق أ َ ْي‬
ُ‫س َره‬ ِ ‫صدَا‬
َّ ‫َخي ُْر ال‬
“Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah.”
Dalam riwayat Abu Daud dengan lafazh:
َ ‫َخي ُْر ال ِنِّكَاحِ أ َ ْي‬
ُ‫س ُره‬
“Sebaik-baik nikah adalah yang paling mudah.” (HR.
Abu Daud dan Al-Hakim).
Juga hadits dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah, ia berkata
bahwa Rasulullah ra bersabda:
‫صدَاقُ َها َوأ َ ْن َيت َ َيس ََّر‬ ْ ِ‫م ِْن يُ ْم ِن ْال َم ْرأَةِ أ َ ْن تَت َ َيس ََّر خ‬
َ ‫ط َبت ُ َها َوأ َ ْن َيت َ َيس ََّر‬
‫َرحِ ُم َها‬
“Termasuk berkahnya seorang wanita, yang mudah
khitbahnya (melamarnya), yang mudah maharnya,
dan yang mudah memiliki keturunan.” (HR.
Ahmad).
Karena pernikahan bukan saja menyatukan laki-laki
dan perempuan, namun juga menyatukan dua
keluarga. Jika pilihan Anda mundur, percayalah
bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi
Anda. Wallahu a’lam.

149
150
Halalkah Penghasilan dari Bermain
Game?

Tanya:
Assalamualaikum.. saya Ryan, saya ingin bertanya
tentang hukum mendapatkan uang hasil dari game..
Jadi gini, saya bermain sebuah game yang di mana
apabila saya melihat iklan-iklan di dalam game
tersebut.. maka saya mendapatkan uang. Untuk
proses pencairannya saya diharuskan menaikkan
level game saya ke level tertentu.. apakah haram
hukumnya menerima uang tersebut? Terimakasih
perhatiannya.. (Ryan, Malang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Prinsip kita dalam memperoleh uang adalah boleh,
selama uang itu hasil perniagaan, usaha sendiri
seperti bertani atau profesi lainnya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah berikut:
ِّ ِ ‫َّللاُ ْال َب ْي َع َو َح َّر َم‬
‫الر َبا‬ َّ ‫َوأ َ َح َّل‬
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…” (QS. Al Baqarah: 275).
Juga firman Allah berikut:
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َل تَأْكُلُوا أ َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم بِ ْالبَاطِ ِل إَِل أ َ ْن تَكُونَ ت َِج‬
ً‫ارة‬
‫اض ِم ْنكُ ْم‬
ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َ
“Janganlah kalian saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

151
perniagaan yang timbul dari kerelaan di antara
kalian” (QS. An-Nisaa’: 29)
Adapun game, jika Anda tidak mengeluarkan uang
sama sekali dan uang yang dicairkan dari iklan,
maka ia boleh dan bukan haram. Ia adalah fee dari
pengiklan.
Namun jika Anda mengeluarkan uang dalam
permainan game tersebut, lalu Anda mendapat
bayaran dari uang yang dibayarkan user lain, maka ia
judi yang diharamkan. Hal ini sesuai dengan firman
Allah berikut:
‫ان‬ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬َ ‫مِن‬ْ ‫جْس‬ ٌ ‫اب َو ْاْل َ ْز ََل ُم ِر‬ُ ‫ص‬ َ ‫ِإنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاْل َ ْن‬
َ‫طا ُن أ َ ْن يُوقِ َع بَ ْينَكُ ُم ْالعَدَ َاوة‬ َّ ‫فَاجْ تَنِبُوهُ لَعَلَّكُ ْم ت ُ ْف ِلحُونَ إِنَّ َما ي ُِريد ُ ال‬
َ ‫ش ْي‬
‫ص َلةِ فَ َه ْل‬َّ ‫ع ِن ال‬ ِ َّ ‫ع ْن ِذ ْك ِر‬
َ ‫َّللا َو‬ ُ َ‫ضا َء فِي ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْيس ِِر َوي‬
َ ‫صدَّكُ ْم‬ َ ‫َو ْالبَ ْغ‬
َ‫أ َ ْنت ُ ْم ُم ْنت َ ُهون‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).
Judi, biasanya menjadi candu. Seorang yang telah
berjudi, apalagi pernah menang, maka ia ingin terus
bermain. Akibatnya waktu kerja dia habis, waktu tak
termanfaatkan dengan baik, uang juga terkuras.
Banyak orang bertumpuk utang karena judi. Wallahu
a’lam.

152
Menghidupkan Malam Nisfu Sya`ban

Tanya:
Assalamualaikum Ustadz. Bagaimana pandangan
Muhammadiyah tentang menghidupkan malam Nisfu
Sya’ban? Terima Kasih.

Jawab:
Wa’alaikum salam
Bulan sya’ban adalah salah satu bulan haram yang
sangat mulia. Keutamaan bulan sya’ban bisa dilihat
dari hadis berikut:
‫ش ْه ٌر ت ُ ْرفَ ُع فِي ِه‬ َ ‫ضانَ َوه َُو‬ َ ‫ب َو َر َم‬ ٍ ‫ع ْنهُ بَيْنَ َر َج‬ َ ‫اس‬ُ َّ‫ش ْه ٌر يَ ْغفُ ُل الن‬َ َ‫ذَلِك‬
‫صا ِئ ٌم‬
َ ‫َا‬ ‫ن‬َ ‫أ‬‫و‬ ‫ِي‬‫ل‬‫م‬ ‫ع‬
َ ََ َ ُْ ‫ع‬ َ ‫ف‬‫ر‬ ‫ي‬ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬ ُ ‫أ‬‫ف‬َ ‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ْ
ُّ‫ْاْل َ ْع َما ِ َ بِّ ِ َ مِينَ حِ ب‬
َ ‫ال‬ ‫ر‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ُ
‫ل‬
Artinya: “Bulan Sya’ban –bulan antara Rajab dan
Ramadhan- adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan
tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan
kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu,
aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku
dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i)
Rasulullah saw di bulan ini sering melaksanakan
puasa sebagaimana hadis berikut:
َّ‫ش ْه ٍر ِإَل‬
َ ‫ام‬ ِ َ‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم – ا ْست َ ْك َمل‬
َ َ‫صي‬ ِ َّ َ‫فَ َما َرأَيْتُ َرسُول‬
َ‫ش ْع َبان‬ ِ ‫ َو َما َرأ َ ْيتُهُ أ َ ْكث َ َر‬، َ‫ضان‬
َ ‫ص َيا ًما مِ ْنهُ فِى‬ َ ‫َر َم‬
Artinya: “Aku tidak pernah sama sekali melihat
Rasulullah Saw berpuasa secara sempurna sebulan
penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak
pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak
daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari
no. 1969 dan Muslim no. 1156

153
Adapun melakukan kegiatan nisfu sya’ban dengan
pengajian, ngaji bareng atau lainnya, dipersilahkan
berdasarkan hadis berikut:
‫ش ْعبَانَ فَيَ ْغ ِف ُر ِل َجمِيعِ خ َْل ِق ِه إِ ََّل‬ ْ ِ‫َّللاُ إِلَى َجمِيعِ خ َْل ِق ِه َل ْيلَةَ ال ِنِّصْف‬
َ ‫مِن‬ َّ َ‫ي‬
َّ ‫ط ِل ُع‬
َ
‫ِل ُم ْش ِركٍ أ ْو ُمشَاحِ ٍن‬
Artinya: “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya
pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni
seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang
yang bermusuhan.” (HR Thabrani dan al Baihaqi)
Juga hadis berikut:
‫ش ْع َبانَ فَ َي ْغف ُِر ِل ِع َبا ِد ِه ِإ ََّل‬ ْ ِ‫ع َّز َو َج َّل ِإلَى خ َْل ِق ِه لَ ْيلَةَ ال ِِّنصْف‬
َ ‫مِن‬ َّ ‫َي‬
َّ ‫ط ِل ُع‬
َ ُ‫َّللا‬
‫اِثْنَي ِْن ُمشَاحِ ٍن َوقات ِِل نَف ٍس‬
ْ َ
Artinya: “Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-
Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni
hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang
yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”
(HR Ahmad). Wallahu a’lam.

154
Santri Boleh Menerima Zakat

Tanya:
Apakah Santri Itu Termasuk Menerima
Zakat??Dalam Ketagori Apa?? (Muhammad Ali
Akbar, Hulu Sungai Selatan)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Zakat diberikan kepada 8 golongan sebagaimana
disebutkan dalam ayat berikut:
‫علَ ْي َها َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِي‬
َ َ‫ِين َو ْالعَامِ لِين‬
ِ ‫ساك‬ َ ‫صدَقَاتُ ل ِْلفُ َق َراءِ َو ْال َم‬ َّ ‫إِنَّ َما ال‬
َّ ‫َّللاِ َو‬
ُ‫َّللا‬ َّ َ‫ضة مِن‬ ً َ ‫سبِي ِل فَ ِري‬ َّ ‫سبِي ِل‬
َّ ‫َّللاِ َواب ِْن ال‬ َ ‫ب َوالغ َِارمِينَ َوفِي‬ ْ ِ ‫الرقَا‬
ِّ ِ
‫علِي ٌم َحكِي ٌم‬ َ
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin,
[3] amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-
orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan
[8] untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS.
At Taubah: 60).
Dari 8 golongan di atas, salah satunya adalah
sabilillah yaitu mereka yang berjuang dan berjihad
untuk menegakkan agama Allah. Mujahid dibagi dua
yaitu mujahid di medan perang dan mujahid di
medan ilmu. Mereka sama-sama berjihad untuk
tegaknya agama.

155
Hal ini diterangkan dalam al quran sebagaimana ayat
berikut:
۟ ‫۞ َو َما َكانَ ْٱل ُم ْؤ ِمنُو َن ِليَنف ُِر‬
‫وا َكآفَّ ًة ۚ فَلَ ْو ََل نَف ََر مِن كُ ِِّل ف ِْرقَ ٍة ِِّم ْن ُه ْم‬
‫وا قَ ْو َم ُه ْم إِذَا َر َجعُ ٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ْم لَعَلَّ ُه ْم‬۟ ‫ِين َو ِليُنذ ُِر‬
ِ ِّ‫وا فِى ٱلد‬ ۟ ‫طآئِفَةٌ ِلِّيَتَفَقَّ ُه‬َ
َ‫يَ ْحذَ ُرون‬
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS At
Taubah: 122).
Ayat di atas memerintahkan agar umat Islam tidak
semuanya pergi berjihad di medan perang, namun
juga hendaknya ada sebagian lain yang berjihad di
medan ilmu pengetahuan. Artinya bahwa ayat di atas
menyetarakan antara mujahid yang berperang di
jakan Allah dengan santri yang sedang menuntut
ilmu. Keduanya sama-sama diperintahkan agama dan
sama derajatnya.
Juga terdapat hadis Nabi berikut yang menyebutkan
bahwa santri adalah seorang mujahid fi sabilillah,
yaitu:
َ ‫ب ْالع ِْل ِم فَ ُه َو فِى‬
‫سبِ ْي ِل هللاِ َحتَّى يَ ْر ِج َع‬ ُ َ‫طل‬
َ ‫َم ْن خ ََر َج فِى‬
Artinya : “Barang siapa yang keluar untuk mencari
ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia
pulang”. (HR. Turmuzi)
Dengan berlandaskan pada ayat dan hadis di atas,
maka jelaslah bahwa santri berhak mendapatkan
dana zakat dari golongan sabilillah. Wallahu a’lam.

156
Qunut Nazilah di Tengah Pandemi
Corona

Tanya:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,
selamat pagi Pak Ustadz/Ustadzah, akhir2 ini di
tempat saya muncul sholat yang aneh semenjak
Covid 19 marak. Sholat fardhu selalu ditambah doa
qunut, semua sholat 5 waktu, jumat juga. Apa ini
benar atau salah besar?
Mohon di jawab ya Pak Ustadz /Ustadzah.. Syukran,
Wassalāmu’alaikum warahmatullāhi wabarokātuh.

Jawab:
Wa’alaikum salam
Hal demikian dinamakan qunut nazilah. Qunut
nazilah dilaksanakan ketika terjadi bencana besar di
kalangan umat Islam. Dalam madzhab Syafii, seperti
yang disampaikan oleh Ibnu Hajar bahwa wabah
penyakit termasuk bencana besar. Oleh karena itu,
umat Islam dibolehkan untuk melaksanakan qunut
nazilah.
Adapun waktunya, bisa setiap kali shalat wajib
dengan mengangkat tangan di raka’at terakhir setelah
ruku dan sebelum sujud. Sang imam berdoa kepada
Allah agar wabah penyakit yang sedang menimpa
umat Islam segera di angkat. Di antara doa yang bisa
dibaca adalah sebagai berikut:

157
‫لى‬
َ ‫ع‬ َ ‫ َو‬‎‫ص ْمنا بِ َربِّ الملَكُوت‬
َ ‫توكلنا‬ َ َ ‫بروت َوا ْعت‬
ْ ‫صنا بِذي العِزةِ َوال َج‬ َ ‫ت َ َح‬‎
‫عنا هَذا الو َباء َوقِنا ش َِّر‬ َ ‫اللهم اص ِْرف‬, ‫ ََل يَ ُموت‬‎ ‫ي الذي‬ ِّ ‫ال َح‬
‫على كل شَيء قدير‬ ُ َ َ‫ْف يَا َخ ِبير إنك‬ َ ُ
ُ ‫الدَاء بِلطفِكَ يالطي‬
Artinya: “Kami berlindung kepada Allah Dzat
pemilik kemuliaan dan kekuasaan. Kami meminta
perlindungan kepada Tuhan kerajaan langit. Kami
bertawakal kepada dzat yang Maha Hidup yang tak
pernah mati. Yā Allah, Lindungilah kami dari wabah
‘penyakit ini. Dan Jagalah kami dari bahayanya
penyakit.
Dan selamatkanlah kami dari segala wabah penyakit
yang berbahaya (mematikan) dan segala bala’.
Berkat sifat kelembutan-Mu, Wahai Dzat Yang
Maha Memberi Khabar, Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Adapun dalilnya sebagaimana hadis dari ‘Aisyah ra,
beliau menuturkan:
‫ واشتكى‬،‫ فاشتكى أبو بكر رضي هللا عنه‬،‫قدمنا المدينة وهي وبيئة‬
‫ فلما رأى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم شكوى‬،‫بلل رضي هللا عنه‬
َ‫ «الل ُه َّم َحبِِّبْ إِلَ ْينَا ْال َمدِينَةَ َك َما َحبَّبْتَ َم َّكة‬:‫ قال‬،‫أصحابه رضي هللا عنه‬
‫ َو َح ِّ ِو ْل ُح َّماهَا ِإ َلى‬،‫صا ِع َها َو ُم ِدِّهَا‬ َ ‫ار ْك لَنَا فِي‬ ِ ‫ َو َب‬،‫ص ِِّح ْح َها‬ َ َ ‫أ َ ْو أ‬
َ ‫ َو‬،َّ‫شد‬
‫ْال ُج ْحفَ ِة‬
Artinya: “Dulu kami datang ke Madinah ketika kota
ini banyak wabah penyakit. Abu Bakar dan Bilal pun
jatuh sakit. Maka beliau saw salam pun berdo’a
tatkala melihat para sahabatnya jatuh sakit, “Ya
Allah, berikanlah kecintaan kepada kami terhadap
kota Madinah sebagaimana Engkau memberikan
kepada kami kecintaan terhadap Makkah, atau
bahkan lebih dari Makkah. Jadikanlah Madinah
sebagai kota yang sehat, dan berikanlah keberkahan
pada takaran sha’ dan takaran mudd kami, serta

158
pindahkan penyakitnya ke Juhfah.” (HR. al-Bukhari
dan Muslim)
Kedua, hadis dari Ibnu Umar ra, beliau mendengar
Rasulullah saw ketika beliau mengangkat kepalanya
dari ruku’, pada raka’at terakhir shalat shubuh,
beliau berdoa dengan do’a berikut setelah membaca
‘sami’allahu liman hamidah’:
‫اللَّ ُه َّم العَ ْن فُلَنًا َوفُلَ ًنا َوفُلَنًا‬
Artinya: “Ya Allah, laknatlah Fulan, Fulan, dan
Fulan.” [HR. al-Bukhari : 4559]
Ketiga, dari Abu Hurairah ra, beliau berkata,
Rasulullah saw bersabda:
َّ ‫ ََل يَدْ ُخلُ َها ال‬،ٌ‫ب ْال َمدِينَ ِة َم َلئِ َكة‬
ُ‫ َو ََل الدَّجَّ ال‬، ُ‫طاعُون‬ ِ ‫علَى أ َ ْن َقا‬
َ
“Jalan-jalan masuk kota Madinah dijaga oleh para
malaikat, sehingga kota itu tidak bisa dimasuki
wabah tha’un ataupun dajjal.” [HR. al-Bukhari dan
Muslim ). Wallahu a’lam.

159
160
Mengganti Salat yang Pernah
Ditinggalkan

Tanya:
Assalamualaikum ustad, saya mau bertanya dahulu
saya suka meninggalkan sholat wajib, dan sekarang,
Alhamdulillah saya sudah bertaubat, bagaimana saya
menggantikan sholat wajib saya sedangkan saya lupa
karena terlalu banyak, saya dengar sholat wajib itu
harus diganti dengan sholat juga. apakah saya harus
melakukan 2 kali sholat wajib seumur hidup saya,
pertama sholat wajib, kedua sholat wajib qada sholat
yg dulu saya tinggalkan. saya awam bagaimana cara
saya membayar sholat? saya butuh jawabannya
menurut syariat Islam. semoga Allah mengampuni
saya, dan memberikan pahala kepada ustad yg
bersedia menjawab pertanyaan saya, terima kasih..
(Andri Ahmad Gozali, Serang)

Jawab:
Waalaikum salam
Para ulama sepakat bahwa jika seseorang
meninggalkan shalat dengan sengaja atau karena
lupa, maka ia wajib mengqadhanya. Dalilnya
sebagaimana berikut:
َ ُ‫صلة ً فَ ْلي‬
‫ص ِِّل إِذَا ذَك ََرهَا َل‬ َ ‫ي ِ قَا َل َم ْن نَس‬
َ ‫ِي‬ َ ٍ‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِك‬
ِّ ِ‫ع ْن ال َّنب‬ َ
‫صلة َ ِل ِذ ْك ِري‬ َّ ‫ارة َ لَ َها ِإَلَّ ذَلِكَ َوأَقِ ْم ال‬َّ
َ ‫َك‬ ‫ف‬
Dari Anas bin Malik dari Nabi saw bersabda, “Siapa
yang terlupa shalat, maka lakukan shalat ketika ia
ingat dan tidak ada tebusan kecuali melaksanakan
161
shalat tersebut dan dirikanlah shalat untuk
mengingat-Ku. (HR. Bukhari)
Juga hadis berikut:
َ‫ ِإ َّن ْال ُم ْش ِركِين‬: ‫ع ْبد ُ هللا‬ َ ‫ قا َ َل‬: َ‫ع ْب ِد هللا قَال‬ َ ‫بن‬ ِ ‫ع ْن أَبِي عُبَ ْيدَة‬ َ ‫ع ْن نَاِفع‬ َ
َّ
‫َب مِنَ اللي ِْل َما‬ َ
َ ‫ق َحتى ذه‬ َّ ْ ْ
ِ َ‫ت يَ ْو َم ال َخند‬ ٍ ‫صل َوا‬َ َ ِ‫عن أ ْربَع‬ َ ْ َّ
َ ِ‫شغَلوا َرسُو َل َّللا‬ ُ َ
‫صلَّى ْالعَص َْر ث ُ َّم‬ َ ‫ام َف‬
َ َ ‫ق‬َ ‫أ‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬ ‫ر‬
َ ‫ه‬
ْ ُّ
‫ظ‬ ‫ال‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬‫ص‬َ َ ‫ف‬ ‫ام‬
َ َ
‫ق‬ َ ‫أ‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬ َ‫ن‬ َّ ‫ذ‬َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ً ‫َل‬َ ‫ل‬ ‫ب‬
ِ ‫ر‬
َ ‫م‬َ َ ‫أ‬َ ‫ف‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ء‬ َ ‫َا‬
‫ش‬
‫ص َّلى ْال ِعشَا َء‬ َ َ‫ام ف‬ َ َ‫ب ث ُ َّم أَق‬ َ ‫صلَّى ْال َم ْغ ِر‬ َ َ‫ام ف‬ َ َ‫أَق‬
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah
berkata Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang
musyrik telah menyibukkan Rasulullah saw sehingga
tidak bisa mengerjakan empat shalat ketika perang
Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap.
Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk
melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka
Rasulullah saw mengerjakan shalat Dzuhur.
Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan
shalat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau
mengerjakan shalat Maghrib. Dan kemudian iqamah
lagi dan beliau mengerjakan shalat Isya.” (HR.
Tirmizi dan AnNasa’i)
Juga hadis berikut:
‫ض‬ ُ ‫ي ِ لَ ْيلَةً فَقَالَ بَ ْع‬ ِّ ِ‫ س ِْرنَا َم َع النَّب‬: َ‫ع ْن أَبِي ِه قَال‬ َ َ ‫َّللا ب ِْن أَبِي قَت َادَة‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ع ْن‬ َ
. ِ‫صلة‬ َّ ‫ع ْن ال‬ َ ‫وا‬ ‫م‬
ُ ‫َا‬ ‫ن‬ َ ‫ت‬ ‫ن‬ ْ َ ‫أ‬ ‫خَاف‬
ُ َ ‫أ‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫ر‬
َ ‫ا‬ ‫ي‬
َ ‫َا‬ ‫ن‬‫ب‬
ِ َ‫ْت‬ ‫س‬ ‫ر‬َّ ‫ع‬ َ ‫و‬
ْ َ ‫ل‬ ‫م‬
ِ ‫و‬
ْ َ ‫ق‬ ‫ْال‬
ُ‫ط َجعُوا َوأ َ ْسنَد َ بِل ٌل ظَ ْه َرهُ إِلَى َراحِ لَتِ ِه فَغَلَبَتْه‬ َ ‫ض‬ ْ ‫قَا َل بِل ٌل أَنَا أُوقِظُكُ ْم فَا‬
َ
‫ش ْم ِس فَقَا َل يَا بِل ُل أيْنَ َما‬ َّ ‫ب ال‬ ُ ‫اج‬ ِ ‫طلَ َع َح‬ َ ْ‫ي َوقَد‬ ُّ ِ‫ظ النَّب‬ َ َ‫َام َفا ْست َ ْيق‬ َ ‫ع ْينَاهُ فَن‬ َ
‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ح‬‫ا‬
َ‫َ َ َ ْ َ َ ْ حِ ين‬‫و‬ ‫ر‬ َ ‫أ‬ ‫ض‬ ‫ب‬ َ ‫ق‬ َّ
‫َّللا‬ ‫ن‬ َّ ‫إ‬
ِ َ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ُّ
‫ط‬ َ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ُ ‫ل‬ ْ ‫ِث‬
‫م‬ ٌ ‫ة‬ ‫م‬ ‫َو‬ ‫ن‬
َ ْ َّ َ ‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ت‬ْ ‫ي‬ ‫ق‬ ْ
‫ل‬ ُ
َ ِ َ َ َ‫قُ ْلت‬
‫أ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬
َ ‫صلةِ فَت ََوضَّأ‬ ِّ َ
َّ ‫علَ ْيكُ ْم حِ ينَ شَا َء يَا بِل ُل قُ ْم فَأذ ِْن بِالنَّا ِس بِال‬ َ ‫شَا َء َو َردَّهَا‬
‫ص َّلى‬ َ َ َ ‫ف‬ ‫ام‬ َ ‫ق‬ ْ
‫َّت‬ ‫ض‬ ‫ا‬ ‫ي‬
َ َ ُ ْ ‫ت ال‬
‫ب‬
ْ ‫ا‬‫و‬ ‫س‬ ‫م‬ َّ
‫ش‬ ْ ‫ارتَفَ َع‬ ْ ‫فَلَ َّما‬
Artinya: Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari
ayahnya berkata, ”Kami pernah berjalan bersama
Nabi SAW pada suatu malam. Sebagian kaum lalu
berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya Anda mau

162
istirahat sebentar bersama kami?” Beliau menjawab:
“Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan
shalat.” Bilal berkata, “Aku akan membangunkan
kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan
Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun
ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan akhirnya
Bilal pun tertidur. Ketika Nabi terbangun ternyata
matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda:
“Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!” Bilal
menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan
kantuk seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda:
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla memegang ruh-
ruh kalian sesuai kehendak-Nya dan
mengembalikannya kepada kalian sekehendak-Nya
pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan)
kepada orang-orang untuk shalat!” kemudian beliau
berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak
sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan
shalat.” (HR. Al-Bukhari)
Pertama, Jika Anda meninggalkan shalat, maka Anda
harus bertaubat dengan banyak beristigfar dan
berjanji untuk tidak mengulangi lagi.
Kedua, Anda harus mengqadha shalat yang telah
anda lewatkan tersebut. Anda bisa perkirakan, sejak
berapa tahunkah tidak shalat? Lalu silahkan kalikan
dengan waktu shalat dan laksanakanlah sejumlah itu.
Shalat dapat dilakukan secara bertahap atau
semuanya secara langsung.
Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qudamah berpendapat
bahwa qadha tetap wajib, dan memberi catatan, agar
qadha ini, tidak menjadikan ia sangat terbebani dan
sangat berat sehingga menyulitkan ia untuk mencari
penghidupan. Wallahu a’lam.

163
164
Yang Berhak Menerima Warisan

Tanya:
Siapa saja yang berhak mendapatkan warisan? (Idris,
Indramayu)

Jawab:
Yang berhak mendapat waris adalah mereka yang
masih ada hubungan darah dengan si mayit baik jalur
ke atas seperti ibu bapak, kakek nenek, jalur ke
bawah seperti anak dan cucu, atau jalur ke samping
seperti para saudara laki-laki dan perempuan.
Hanya satu sosok saja di luar jalur darah yg bisa
dapat waris yaitu jika seseorang punya budak dan dia
tidak ada ahli waris siapa pun maka budak bisa
mendapatkan warisan.
Orang-orang yang berhak mendapatkan harta waris
dari kalangan laki-laki adalah:
1. Anak lelaki
2. Cucu lelaki dari anak lelaki, dan seterusnya dari
keturunannya yang lelaki
3. Bapak
4. Kakek (dari pihak bapak) dan ke atasnya dari jalur
lelaki
5. Suami
6. Saudara lelaki sekandung
7. Saudara lelaki sebapak
8. Saudara lelaki seibu
9. Anak lelaki dari saudara lelaki sekandung
(keponakan), dan seterusnya dari keturunannya yang
lelaki
165
10. Anak lelaki dari saudara lelaki sebapak
(keponakan), dan seterusnya dari keturunannya yang
lelaki
11. Paman (saudara bapak sekandung)
12. Paman (saudara bapak sebapak)
13. Anak lelaki dari paman/saudara bapak sekandung
(sepupu), dan seterusnya dari keturunannya yang
lelaki
14. Anak lelaki dari paman/saudara bapak sebapak
(sepupu), dan seterusnya dari keturunannya yang
lelaki
15. Seorang lelaki yang membebaskan budak
(mu’tiq), dan ashabah-nya dari jenis ‘ashabah bin-
nafsi.
Jika diandaikan semuanya terkumpul dalam satu
masalah waris, maka yang berhak mendapatkan harta
waris dari mereka adalah anak lelaki, bapak, dan
suami.
Sedangkan orang-orang yang berhak mendapatkan
harta waris dari kalangan perempuan adalah:
1. Ibu
2. Anak perempuan
3. Cucu perempuan dari anak lelaki, dan seterusnya
dari keturunan perempuan yang melalui jalur lelaki
4. Nenek dari pihak ibu, dan ke atasnya dari jenis
perempuan
5. Nenek dari pihak bapak
6. Ibunya kakek dari pihak bapak (buyut perempuan)
7. Saudara perempuan sekandung
8. Saudara perempuan sebapak
9. Saudara perempuan seibu
10. Istri, walaupun lebih dari satu
11. Seorang perempuan yang membebaskan budak
(mu’tiqah).

166
Sekiranya semuanya terkumpul dalam satu masalah
waris, maka yang berhak mendapatkan harta waris
dari mereka adalah ibu, anak perempuan, cucu
perempuan dari anak lelaki, istri, dan saudara
perempuan sekandung.
Sekiranya semua ahli waris tersebut baik dari
kalangan lelaki maupun perempuan terkumpul dalam
satu masalah waris, maka yang berhak mendapatkan
harta waris adalah bapak, anak lelaki, suami atau
istri, ibu, dan anak perempuan. Wallahu a’lam.

167
168
Salat Malam di Bulan Ramadhan

Tanya:
Assalamualaikum Di kampung saya kalau 10 hari
terakir bln Romadhon habis tarowih menjelang sahur
di adakan sholat berjamaah. pertanyaan saya apa ada
tuntunanya?
Wassalamualaikum (Tri Wiyono, Karanganyar)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Shalat malam di bulan Ramadhan disyariatkan
agama dengan dalil hadis Nabi berikut:
‫من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه‬
Barang siapa shalat malam di bulan Ramadhan
karena iman dan untuk mencari pahala maka ia
diampuni dosanya yang telah lalu.
Shalat malam bisa usai shalat isya seperti yang biasa
disebut dengan shalat tarawih atau sebelum sahur
atau sebelum terbit fajar. Kapan waktunya
dibolehkan dan tidak ada masalah. Wallahu a’lam.

169
170
Pemberian Hak Anak Dari Ayah

Tanya:
Apakah dosa hak anak tidak diberikan langsung dan
hak anak ditabung krn anak dipersulit untuk ketemu
dgn ayahnya? (Muhammad Ainul Yaqin, Gresik)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Hak ayah adalah memberikan nafkah kepada anak-
anaknya. Hak itu tetap melekat pada ayah meski ia
telah bercerai dengan istrinya. Dalilnya sebagai
berikut:
‫س ِإ ََّل‬ ُ ‫علَى ْال َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن ِب ْال َم ْع ُروفِ ۚ ََل ت ُ َك َّل‬
ٌ ‫ف نَ ْف‬ َ ‫َو‬
‫ُو ْسعَ َها‬
Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf”. (QS.
Al-Baqarah: 233
Jika ayah tidak bisa memberikan uang nafkah karena
sulit bertemu anak, maka ia boleh menabungkan
uang nafkah tersebut. Bahkan jika uang nafkah
hendak dikembangkan (investasi) dan kelak
diberikan kepada anak, juga dibolehkan. Tentu
semua sesuai dengan tujuan dan kemaslahatan anak.
Wallahu a’lam.

171
172
Mengurus Surat Nikah ke KUA Setelah
Nikah Sirri

Tanya:
Assalamualaikum
Saya menikah siri, cara membuat surat kawin gimana
pak..?? (Sapriawati, Palu)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Menikah adalah perbuatan mulia yang sangat
dianjurkan Islam. Dalilnya sebagai berikut:
َّ ‫َوأ َ ْن ِك ُحوا ْاْلَيَا َم َٰى ِم ْنكُ ْم َوال‬
‫صالِحِ ينَ م ِْن ِعبَا ِدكُ ْم َوإِ َمائِكُ ْم ۚ إِ ْن يَكُونُوا‬
َّ ‫فُقَ َرا َء يُ ْغ ِن ِه ُم‬
ْ َ‫َّللاُ م ِْن ف‬
‫ض ِل ِه‬
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…”
[QS. An-Nuur/24: 32].
Dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
.‫ِي‬
َ ‫هللا ِف ْي َمـا َبق‬
َ ‫ق‬ ِ َّ ‫ فَ ْل َيت‬،‫ْـن‬ َ ‫ فَقَ ِد اسْـت َ ْك َم َل ِنص‬،ُ ‫ِإذَا ت َزَ َّو َج ْال َع ْبد‬
ِ ‫ْف ال ِِّدي‬
Artinya: “Jika seorang hamba menikah, maka ia
telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh
karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk
separuh yang tersisa.” (HR. Baihaqi)
ُ ‫ َوال ِنِّكَا‬، ُ‫س َِواك‬
.‫ح‬ ُّ َ‫ َوالتَّع‬،‫ ا َ ْل َح َيـا ُء‬: َ‫س ِليْن‬
ِّ ‫ َوال‬،‫ط ُر‬ َ ‫أ َ ْربَ ٌع م ِْن سُـن َِن ْال ُم ْر‬

173
Artinya: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah
para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian,
bersiwak, dan menikah.” (HR. Tirmidzi)
Nikah bukan sekadar harus sah secara agama, yaitu
akad, mahar, wali dan saksi, namun juga harus sah
secara administrasi negara dengan pencatatan di
KUA. Ini penting untuk melindungi hak-hak Anda.
Jika ada sesuatu yang merugikan Anda, maka Anda
bisa menuntut ke pengadilan. Beda jika pernikahan
tidak dicatatkan, hak-hak Anda sulit dilindungi.
Jika Anda sudah menikah dan belum dicatatkan
(nikah sirri), pergilah ke KUA. Bawa bukti
pernikahan anda dan atau tanyakan ke pihak KUA
syarat agar anda bisa terdaftar secara resmi. Lakukan
sesuai dengan anjuran KUA. Insya Allah urusan
tidak sulit.
Semoga Allah selalu bersama Anda dan keluarga
Anda. semoga Anda bahagia dunia akhirat. Amin.

174
Rujuk Talak Satu, Apa Harus Akad Lagi?

Tanya:
Siang ustad saya mau bertanya. Kalau suami saya
udah jatuhkan talak 1 , apakah kita harus akad lagi
untuk memperbaiki rumah tangga ini? (Muty,
Pontianak)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Talak sesungguhnya dibolehkan oleh agama seperti
firman Allah berikut:
‫ط ِلِّقُوه َُّن ِل ِعدَّتِ ِه َّن‬ َ ِِّ‫طلَّ ْقت ُ ُم الن‬
َ َ‫سا َء ف‬ ُّ ‫أَيُّ َها النَّ ِب‬
َ ‫ي إِذَا‬
Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-
istrimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada
waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang
wajar).”
‫ان‬
ٍ ‫س‬َ ‫ساكٌ ِب َم ْع ُروفٍ أ َ ْو تَس ِْري ٌح ِبإ ِ ْح‬
َ ‫َان َفإ ِ ْم‬ َّ ‫ال‬
ِ ‫ط َل ُق َم َّرت‬
Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali.
Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf
atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal
bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang
telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa
keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah,

175
maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa
yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah 229)
Hanya saja, talak bukanlah pilihan yang tepat
sehingga agama menganjurkan agar talak tidak
terjadi. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad
saw:
ِ َّ َ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬: ‫ قَا َل‬-‫ع ْن ُه َما‬
‫َّللا صلى هللا عليه‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ِن اِب ِْن عُ َم َر – َر‬ َ
‫ط َل ُق‬ َِّ َ َ‫َض ا َ ْل َح َل ِل ِع ْند‬
َّ ‫َّللا اَل‬ ُ ‫غ‬ ‫ب‬
ْ َ ‫أ‬ ( ‫وسلم‬
Artinya : Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Perbuatan halal yang paling dibenci Allah
ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih
menilainya hadits mursal. (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
Jika telah terjadi talak dan baru satu talak, misal jika
ia ditalak waktu suci (talak ketika sedang tidak haid)
dan belum sampai 3 kali masa haid, maka ia tidak
perlu nikah lagi dengan akad baru, mahar baru dan
saksi. Suami cukup mengatakan ke istrinya, kamu
saya rujuk, maka proses rujuk telah sah. Sebagian
ulama menambahkan syarat lain yaitu terjadinya
hubungan badan, maka ia telah rujuk.
Namun jika telah selesai masa iddah, misal istri
sudah sampai 3 kali masa haid, maka ia harus nikah
baru, dengan mahar baru, akad baru dan saksi.
Wallahu a’lam.

176
Jika Tidak Mandi Wajib, Salatnya Tidak
Sah

Tanya:
Bagaimana hukum nya jika tidak mandi besar?
(Yanti Rahmawaty, Bogor)

Jawab: junub baik karena mimpi basah atau sete


Jika seseorang lah berhubungan badan dengan
suami/istri, maka ia wajib mandi besar dengan dalil
sebagai berikut:
‫وا َما‬ ۟ ‫صلَ َٰوة َ َوأَنت ُ ْم سُ َٰ َك َر َٰى َحت َّ َٰى ت َ ْعلَ ُم‬ َّ ‫ُوا ٱل‬ ۟ ‫وا ََل ت َ ْق َرب‬ ۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
‫ض َٰ ٓى أ َ ْو‬ َ ‫وا ۚ َو ِإن كُنتُم َّم ْر‬ ۟ ُ‫س ِبي ٍل َحتَّ َٰى ت َ ْغت َ ِسل‬ َ ‫عا ِب ِرى‬ َ ‫تَقُولُونَ َو ََل ُجنُبًا ِإ ََّل‬
۟ َٰ ْ
َ
‫سا ٓ َء فَل ْم ت َِجد ُوا َما ٓ ًء‬ َ ِِّ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا ٓ َء أ َ َحد ٌ ِّمِنكُم ِّمِنَ ٱلغَآئِطِ أ ْو ل َم ْستُمُ ٱلن‬
َ َ َ ‫علَ َٰى‬ َ
‫عفُ ًّوا‬َ َ‫ان‬ َ
‫ك‬ َ َّ
‫ٱَّلل‬ ‫ن‬َّ ‫إ‬
ِ ْ ۗ ‫م‬ُ ‫ك‬ ‫ِي‬
‫د‬ ‫ي‬
ْ َ ‫أ‬‫و‬َ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ه‬
ِ ‫و‬ ‫ج‬
ُ ‫و‬
ُِ ‫ب‬ ۟
‫وا‬ ‫ح‬ُ ‫س‬
َ ‫م‬ ْ ‫ٱ‬َ ‫ف‬ ‫ًا‬ ‫ب‬‫ي‬
ِّ ِ َ
‫ط‬ ‫ًا‬ ‫د‬ ‫ِي‬
‫ع‬ ‫ص‬
َ ۟
‫وا‬ ‫م‬ُ َّ َ ‫فَت‬
‫م‬ ‫ي‬َ
ً ُ‫غف‬
‫ورا‬ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampir mesjid) sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau
sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang
air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS.An
Nisa: 43)

177
Jika ia belum mandi wajib maka ia tidak boleh shalat
karena ia berhadas besar. Andai ia shalat dengan
wudhu saja, maka shalatnya tidak sah.
Wudhu hanya untuk menyucikan hadas kecil seperti
kentut, kencing atau buang air besar. Jika tidak shalat
maka ia berdosa. Wallahu a’lam.

178
Hukum Donor Organ Tubuh Ketika
Masih Hidup

Tanya:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kalo ada org yg menyumbangkan organ tubuhnya ke
org terdekat atau org yg disayanginya trus org yg
menyumbangkan organnya itu meninggal itu
matinya termasuk apa dan hukumnya dalam islam
seperti apa mohon dijawab saya hanya ingin tau
lebih dalamnya lagi.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Multi Anugrah Rasyid, Makassar)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Donor organ tubuh vital, selama ia masih hidup
maka itu diharamkan. Dalilnya firman Allah sebagai
berikut:
‫وَل تلقوا بايديكم الى التهلكة‬
Janganlah engkau menjerumuskan diri pada
kebinasaan.
Jika ia donor lalu ia meninggal, sama artinya ia
bunuh diri dan itu diharamkan.
Kecuali jika ia berwasiat, misal jika kelak saya
meninggal maka silahkan manfaatkan organ saya
untuk orang yang sedang sakit si Fulan. Dalam
kondisi seperti ini boleh karena ia telah meninggal.

179
Namun selama ia masih hidup, hal ini diharamkan.
Wallahu a’lam.

180
Fatwa Ulama Terkait Virus Corona

Tanya:
Asslamu’alaikum wr, wb.
Gmn pendapat para alim ulamak tentang msalah
sholat jum,at di tutup karna masalah takut dengan
adanya virus korona Yang lagi meyebar di tahun
2020 ini, Dan ini sangat penting karna tentang
kewajiban umat Islam. (Moh. Adam Alfatih,
Pamekasan)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Para ulama baik yang di Saudi, Kuwait, Mesir,
Indonesia atau lainnya membolehkan seseorang
untuk tidak shalat Jumat atau jamaah di masjid guna
menghindari penyakit corona.
Dalilnya adalah firman Allah sebagai berikut:
‫وَل تلقوا بايديكم الى التهلكة‬
Janganlah kalian menjerumuskan diri pada
kebinasaan.
Ini artinya bahwa menjaga jiwa adalah sebuah
kewajiban. Dalam ilmu maqashid disebut dengan
hifdz an nafsi (melindungi jiwa).
Berikut ini misalnya, kami sampaikan tentang fatwa
ulama al-Azhar:
PERNYATAAN PERSATUAN ULAMA Al-
AZHAR MENYIKAPI KONDISI TERKINI

181
TERKAIT VIRUS CORONA (COVID-19):
(Alih Bahasa : Mufied Haris)

Fatwa Tentang Bolehnya Negara Meniadakan Salat


Jumat dan Salat Jamaah di Masjid dalam kondisi
darurat (Virus) saat ini.
Berikut ini poin-poin penting terkait fatwa tersebut:
1. Sesuai dengan laporan kesehatan tentang bahaya
penyebaran dan penularan virus corona (covid -19)
yang telah menjadi pandemi global dan kekawatiran
bahwa penyebarannya sangat cepat dan para
penderitanya terkadang sulit mendeteksi dan
menyadari bahwa dia telah terinfeksi virus, dengan
demikian menjadikan potensi penularan ke setiap
orang dan di setiap tempat menjadi sangat besar.
2. Bahwa menjaga dan melindungi jiwa serta
mencegah dari segala hal yang membahayakan
adalah hal yang paling utama dalam prinsip maqosid
syariah. Maka Persatuan Ulama Al Azhar sebagai
lembaga yang diberi kewenangan untuk
mengeluarkan penjelasan/fatwa hukum syar’i terkait
berbagai permasalahan di penjuru dunia dengan ini
memberikan fatwa bahwa boleh meniadakan
pelaksanaan salat Jumat dan salat jamaah di masjid
untuk sementara waktu demi mencegah penularan
dan penyebaran virus dalam skala perorangan
maupun nasional.
3. Terkhusus bagi mereka yang sakit, lanjut usia,
berdiam diri di rumah dan wajib mengikuti imbauan
dari pihak berwenang di setiap negara dan tidak
keluar rumah untuk melaksanakan salat Jumat dan
jamaah di masjid terutama setelah adanya laporan

182
kesehatan yang menunjukkan angka resmi tentang
penyebaran dan penularan virus ini yang
menyebabkan banyak kematian di berbagai negara.
4. Kepada para pemangku kebijakan di setiap negara
agar bersungguh-sungguh mengerahkan segala upaya
untuk menghentikan penyebaran dan penularan virus
corona (covid-19). Para ulama telah sepakat bahwa
sesuatu yang telah diprediksi kemunculannya pada
hakikatnya telah ada, dan sesuatu yang sudah dekat
kedatangannya harus diupayakan antisipasinya.
Selain itu mengupayakan kesehatan jasmani adalah
bagian dari maqosid syariah dan tujuan syariat Islam
yang utama.
5. Dalil dalam permasalahan ini adalah sebagaimana
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa
Ibnu Abbas ra berkata kepada Mu’adzinnya di hari
yang hujan,
‫ص َل ِة قُ ْل‬ َّ ‫علَى ال‬ َ ‫ي‬َّ ‫إِذَا قُ ْلتَ أ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل َّللاَّ ِ فَ َل تَقُ ْل َح‬
َ ‫صلُّوا فِي بُيُوتِكُ ْم فَ َكأ َ َّن ال َّن‬
‫اس ا ْست َ ْنك َُروا َقالَ فَ َعلَهُ َم ْن ه َُو َخي ٌْر مِ نِِّي ِإ َّن‬ َ
‫ض‬ ِ ‫ين َوالد ََّح‬ ِّ
ِ ‫الط‬ ُ
ِ ‫حْر َجك ْم فَت َْمشُونَ فِي‬ ُ
ِ ‫ت أ ْن أ‬َ ُ ‫ع ْز َمةٌ َوإِنِِّي ك َِر ْه‬ َ َ‫ْال ُج ْمعَة‬
Artinya: “Apabila engkau mengucapkan Asyhadu
anna Muhammadar Rasulullaah (dalam adzan),
jangan engkau ucapkan Hayya ‘Alash Shalah (Mari
melaksanakan shalat), tapi ucapkanlah Shalluu fi
Buyuutikum (shalatlah di rumah-rumah kalian).
Maka seolah-olah manusia mengingkarinnya. Beliau
(Ibnu Abbas) berkata: ”Hal itu dilakukan oleh orang
yang lebih baik dariku (yakni Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam), sesungguhnya shalat Jum’at itu
‘azimah (kewajiban yang harus ditunaikan) dan aku
tidak ingin menyuruh kalian keluar, sehingga kalian
berjalan menuju masjid dengan kondisi jalan yang
berlumpur dan licin.”

183
Hadits tersebut menjelaskan tentang bolehnya
seorang tidak melaksanakan salat berjamaah di
masjid disebabkan oleh hujan deras. Maka tidak
diragukan lagi bahwa bahaya virus (memastikan)
lebih besar dari sebab kesulitan melaksanakan salat
di masjid dikarenakan hujan. Oleh karena itu
keringanan tidak melaksanakan salat Jumat di masjid
ketika ada bahaya virus dan penularannya adalah hal
yang dibenarkan oleh agama. Lalu sebagai gantinya
setiap muslim bisa melaksanakan salat empat rekaat
di rumah atau di tempat yang tidak ada kerumunan
orang.
6. Sebagaimana ulama telah bersepakat bahwa jika
ada rasa takut atas jiwa, harta atau keluarga maka
dibolehkan tidak melaksanakan salat Jumat dan salat
jamaah di masjid. Sebagaimana diriwayatkan dalam
hadis
َ ‫س َّل َم َم ْن‬
‫سمِ َع‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫َّاس قَا َل َقا َل َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ
َ‫ف أ ْو‬ ْ ْ ُ ْ
ٌ ‫ِي فَلَ ْم يَ ْمنَ ْعهُ م ِْن ا ِت ِّبَا ِع ِه عُذ ٌر قَالوا َو َما العُذ ُر قَالَ خ َْو‬ َ ‫د‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫م‬ُ ‫ْال‬
‫صلَّى‬ َ ‫ص َلة ُ الَّتِي‬
َّ ‫ض لَ ْم ت ُ ْق َب ْل مِ ْنهُ ال‬ٌ ‫َم َر‬
Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa
yang mendengar azan dan tidak punya alasan
sehingga tidak menjawabnya (mendatanginya) para
sahabat bertanya: Apakah alasan (udzhur) itu? Beliau
menjawab: ” Takut atau sakit-, maka tidak diterima
salat yang dia kerjakan.
7. Rasulullah SAW melarang orang yang
mempunyai bau yang tidak sedap dan dikhawatirkan
mengganggu orang lain untuk mendatangi masjid,
hal ini termuat dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Al Bukhori dari Jabir bin Abdillah,
‫ص ًل فَ ْليَ ْعت َِز ْلنَا أ َ ْو ِليَ ْعت َِز ْل َمس ِْجدَنَا َو ْليَ ْقعُدْ في بَ ْيتِ ِه‬
َ َ‫َم ْن أ َ َك َل ثُو ًما أ َ ْو ب‬

184
Artinya: Barang siapa memakan bawang putih atau
bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid
kami dan hendaklah ia shalat di rumahnya”
8.Gangguan sebagaimana tertera di hadis yang
disebabkan memakan bawang adalah sifatnya
sementara dan akan hilang dengan selesainya salat
tetapi Rasulullah SAW meminta untuk menjauhinya.
Lalu bagaimana dengan gangguan/bahaya penyakit
yang sangat mudah menyebar dan menyebabkan
malapetaka. Maka ketakutan yang dihasilkan oleh
penyebaran virus yang mematikan dan belum
diketahui cara penanganannya yang cepat sampai
sekarang menjadikan sebab bagi seorang muslim
mendapatkan keringanan untuk tidak melaksanakan
salat Jumat dan jamaah di masjid.
9. Oleh karena itu Persatuan Ulama Al-Azhar sampai
pada kesimpulan bahwa dibolehkan bagi negara
untuk mengambil kebijakan meniadakan salat Jumat
dan jamaah sementara waktu, ketika melihat bahwa
berkumpulnya orang-orang untuk melaksanakan
kegiatan salat tersebut menyebabkan risiko
penularan dan penyebaran virus corona yang
mematikan.
10. Lebih lanjut Persatuan Ulama Al Azhar
menghimbau tiga hal:
1– Wajib hukumnya untuk tetap mengumandangkan
azan setiap waktu salat di seluruh masjid pada
kondisi di mana salat Jumat dan salat jamaah di
masjid ditiadakan untuk sementara waktu.
Diperbolehkan pula bagi muadzin untuk
mengumandangkan lafal “shollu fii buyutikum”
(salatlah di rumah-rumah kalian).
2– Untuk setiap keluarga agar berdiam diri di rumah
dan melaksanakan salat berjamaah bersama di mana
185
telah gugur kewajiban melaksanakan salat Jumat dan
jamaah di masjid sampai ada pengumuman
selesainya kondisi darurat.
3– Wajib hukumnya bagi setiap warga melaksanakan
himbauan dan petunjuk dari lembaga kesehatan yang
berwenang dalam rangka menghentikan penyebaran
virus dan mengambil informasi dari lembaga resmi
serta menjauhi segala berita yang tidak benar yang
dapat menyebabkan kekacauan di tengah-tengah
masyarakat.
11. Persatuan Ulama Al-Azhar mengajak kepada
seluruh umat muslim di belahan dunia agar tetap
menjaga salat, seraya terus berdoa dan memberikan
bantuan dan dukungan bagi para penderita sakit serta
memperbanyak kebaikan agar Allah SWT
mengangkat musibah virus ini di semua tempat, dan
menjaga negara kita dari bahaya semua penyakit
karena Allahlah sebaik-baik pelindung.
Dewan Persatuan Ulama AL-Azhar 15/03/2020

186
Hukum Memelihara Anjing Untuk Jaga
Rumah

Tanya:
Assalamu alaikum wr.wb. Ustad mau tanya saya
ingin memelihara anjing utk jaga rumah dan menjaga
pelihara ternak ayam entog dan itik di belakang
rumah. Cuman yg jadi masalah anjing tsb nurut
majikannya dan mengikuti majikannya bila masuk
rumah. Sedang dalam keterangan hadis, bahwa bila
rumah ada anjingnya malaikat Rahmat tdk bisa
masuk. Dan amalannya akan dikurangi pahalanya.
Jadi mohon solusinya utk bisa memelihara anjing
tsb. (Farhan Fauzan, Cirebon)
Demikian pertanyaan dari Sdr farhan Fauzan tentang
hukum memelihara anjing. Berikut jawabannya.

Jawab:
Wa’alaikum salam
Menurut madzhab Syafii, seorang muslim dilarang
memelihara anjing kecuali untuk keperluan seperti
menjaga rumah, berburu dan lain sebagainya. Jika
pelihara anjing untuk keperluan seperti ini, maka
dibolehkan. Dalilnya sebagai berikut:
‫ث أ َ ْو‬ َ ‫ إِ ََّل ك َْل‬،ٌ‫ِيراط‬
ٍ ‫ب َح ْر‬ ُ ُ‫ فَإِنَّهُ يَ ْنق‬،‫سكَ َك ْلبًا‬
َ ‫ص كُ َّل يَ ْو ٍم م ِْن‬
َ ‫ع َم ِل ِه ق‬ َ ‫َم ْن أ َ ْم‬
‫َما ِش َي ٍة‬
Artinya: “Siapa yang memelihara anjing, maka
pahalanya akan berkurang setiap hari sebanyak satu

187
qiroth, kecuali anjing penjaga kebun atau penjaga
binatang ternak.” (HR. Bukhori)
Dalam hadis yang lain, masih dari sahabat Abu
Hurairah ‘ra,, Rasulullah Saw bersabda:
ٍ ‫ص ْي ٍد َوَل َما ِشيَ ٍة َوَل أ َ ْر‬
ُ ُ‫ض فَإِنَّهُ يَ ْنق‬
‫ص ِم ْن‬ ِ ‫ْس بِك َْل‬
َ ‫ب‬ َ ‫َم ْن ا ْقتَنَى ك َْلبًا لَي‬
‫ان كُلَّ يَ ْو ٍم‬
ِ ‫ط‬ َ ‫أَج ِْر ِه ق‬
َ ‫ِيرا‬
Artinya: Barang siapa memelihara anjing selain
anjing untuk berburu, menjaga ternak dan tanaman,
maka pahalanya akan berkurang dua qirath setiap
harinya.” (HR Muslim).
Bagaimana jika anjing masuk rumah? Selama tidak
tinggal di rumah, dan masuk rumah sekadar
mengikuti tuannya, tidak ada masalah. Sebisanya
anjing tadi dibuatkan rumah sendiri dan di luar
rumah. Wallahu a’lam.

188
Mau Menikah Tapi Tidak Direstui Calon
Mertua

Tanya:
Assalamu’alaikum.
Ustadz saya Nurul dari Jakarta. Saya dan calon
suami sudah berhubungan jarak jauh selama 4 tahun.
Dia seorang pelaut. Kami memutuskan
untuk menikah, ternyata ibunya si laki-laki ini tidak
setuju. Bagaimana seharusnya kami bersikap ustadz?
Apakah calon saya durhaka pada ibunya jika
menikah dengan saya? Mohon pencerahannya.

Jawab:
Menikah adalah perbuatan mulia yang sangat
dianjurkan Islam. Dalilnya sebagai berikut:
َّ ‫َوأ َ ْن ِك ُحوا ْاْلَيَا َم َٰى ِم ْنكُ ْم َوال‬
‫صالِحِ ينَ م ِْن ِعبَا ِدكُ ْم َو ِإ َمائِكُ ْم ۚ ِإ ْن يَكُونُوا‬
َّ ‫فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم‬
ْ َ‫َّللاُ م ِْن ف‬
‫ض ِل ِه‬
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…”
(QS. An-Nuur/24: 32).
Dari Anas bin Malik ra , bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
.‫ِي‬ ِ َّ ‫ فَ ْليَت‬،‫ْـن‬
َ ‫ق هللاَ فِ ْي َمـا بَق‬ َ ‫ فَقَ ِد اسْـت َ ْك َم َل نِص‬،ُ ‫إِذَا ت َزَ َّو َج ْالعَ ْبد‬
ِ ‫ْف ال ِِّدي‬

189
Artinya: “Jika seorang hamba menikah, maka ia
telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh
karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk
separuh yang tersisa.” (HR. Baihaqi)
ُ ‫ َوالنِِّكَا‬، ُ‫س َِواك‬
.‫ح‬ ُّ َ‫ َوالتَّع‬،‫ ا َ ْل َح َيـا ُء‬: َ‫س ِليْن‬
ِّ ‫ َوال‬،‫ط ُر‬ َ ‫أ َ ْربَ ٌع م ِْن سُـن َِن ْال ُم ْر‬
Artinya: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah
para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian,
bersiwak, dan menikah.” (HR. Tirmidzi)
Keputusan nikah sesungguhnya ada pada anak.
Apalagi anak laki-laki, mereka lebih independen
untuk menentukan calon pilihan. Sesungguhnya
orang tua tidak boleh memaksa atau melarang.
Hanya saja, orang tua terkadang punya pertimbangan
lain yang tentu demi maslahat dan kebaikan anak.
Jika anda hendak menikah, sementara calon laki-laki
terhalang oleh orang tua, maka sampaikan kepada
calon Anda agar mengkomunikasikan secara baik
kepada orang tuanya. Hendaklah ia menyampaikan
alasan yang masuk akal dan kiranya dapat diterima
orang tua.
Namun jika orang tua tetap tidak setuju, sebagai
anak maka Ia harus menaati orang tua. Kesuksesan
anak di dunia dan akhirat ada di tangan orang Tua.
Jika orang tua ridha, maka Allah akan ridha
kepadanya. Namun jika orang tua murka, maka
Allah juga akan murka kepadanya. Hal ini sesuai
dengan hadis nabi berikut:
‫سخَطِ ْال َوا ِل ِد‬ َّ ُ‫س َخط‬
َ ‫الربِّ ِ فِي‬ َ ‫ َو‬،ِ‫الوا ِلد‬
َ ‫ضى‬َ ‫الربِّ ِ فِي ِر‬
َّ ‫ضى‬
َ ‫ِر‬
Artinya: “Ridha Allah tergantung pada ridha orang
tua dan murka Allah tergantung pada murka orang
tua” (HR. Tirmidzi dan al-Hakim)

190
Adapun Anda, hendaklah tetap bersabar dan anggap
ini bagian dari ujian Allah. Percayalah bahwa Allah
mempunyai sekenario yang lebih baik. Terkadang
kita membenci sesuatu, namun ternyata yang kita
benci itu lebih baik bagi kita sebagaimana firman
Allah berikut:
‫شيْـًٔا َوه َُو ش ٌَّر‬ ۟ ‫س َٰ ٓى أَن تُحِ ب‬
َ ‫ُّوا‬ َ ‫شيْـًٔا َوه َُو َخي ٌْر لَّكُ ْم ۖ َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫ُوا‬ ۟ ‫س َٰ ٓى أَن ت َ ْك َره‬ َ ‫ع‬َ ‫َو‬
‫لَّكُ ْم ۗ َوٱَّللَّ ُ َي ْعلَ ُم َوأَنت ُ ْم ََل ت َ ْعلَ ُمو َن‬
Artinya: Padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.(QS. Al-Baqarah: 216)
Ini juga sesungguhnya hikmah di balik larangan
berhubungan atau pacaran dalam Islam. karena jika
terlanjur sudah menjalin hubungan sejak lama, lalu
ternyata ada halangan, maka akan menimbulkan
kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Berbeda
jika seseorang tidak melakukan pacaran sama sekali.
Semoga Allah memberikan jalan terbaik bagi Anda
dan selalu dalam ridha Allah. Amin.

191
192
Posisi Tangan Ketika I`tidal

Tanya:
Assalamu’alaikum
Ustadz saya mau bertanya terkait ibadah shalat,
bagaimana posisi tangan setelah rukuk?
Saya melihat ada yg lurus di samping badan tapi ada
pula yang bersedekap. Mohon bisa disampaikan
hadits atau riwayat rasul terkait kedua posisi
tersebut? Jazakumullah. Wassalam.

Jawab:
Wa’alaikum salam
Terkait letak tangan setelah ruku’, apakah sedekap
lagi ataukah tidak, sesungguhnya terdapat perbedaan
pendapat di kalangan para ulama. Baik yang
melakukan sedekap atau tidak, sama-sama
menggunakan dalil berikut:
Wâil bin Hujr menceritakan sebagaimana berikut ini:
‫ص َل ِة‬َّ ‫سلَّ َم َرفَ َع يَدَ ْي ِه حِ ينَ دَخَلَ فِي ال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَنَّهُ َرأَى النَّب‬
ُ‫ض َع َيدَه‬ َ ‫ ث ُ َّم َو‬،ِ‫ف ِبث َ ْو ِبه‬ َ ‫ف َه َّما ٌم حِ َيالَ أُذُنَ ْي ِه – ث ُ َّم ْالت َ َح‬ َ ‫ص‬ َ ‫ – َو‬،‫َكب ََّر‬
ُ‫ ث َّم‬،‫ب‬ َّ َ َ َ
ِ ‫ فَلَ َّما أ َرادَ أ ْن يَ ْر َك َع أ ْخ َر َج يَدَ ْي ِه مِنَ الث ْو‬،‫ع َلى اليُس َْرى‬ ْ َ ‫ْاليُ ْمنَى‬
َ :‫ فَلَ َّما قَا َل‬،‫ ث ُ َّم َكب ََّر فَ َر َك َع‬،‫َرفَ َع ُه َما‬
،‫س ِم َع هللا ُ ِل َم ْن َحمِ دَهُ َرفَ َع َيدَ ْي ِه فَلَ َّما‬
‫س َجدَ بَيْنَ َكفَّ ْي ِه‬ َ َ‫س َجد‬َ
Artinya: “Wâil bin Hujr melihat Rasulullah ‫ﷺ‬
mengangkat kedua tangannya saat memasuki shalat
sembari takbîratul ihrâm. Hammâm memberikan
ciri-ciri, posisi tangan Rasulullah (saat mengangkat
kedua tangannya) adalah sejajar dengan kedua
telinganya. Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬memasukkan
193
tangan ke dalam pakaiannya, menaruh tangan kanan
di atas tangan kiri. Saat Rasulullah akan ruku’, ia
mengeluarkan kedua tangannya dari pakaian lalu
mengangkatnya, bertakbir sembari ruku’. Pada
waktu ia mengucapkan sami‘llâhu liman hamidah,
Rasul mengangkat kedua tangannya. Saat sujud, ia
sujud dengan kedua telapak tangannya.” (HR
Muslim:)
Bagi yang berpendapat bahwa tangan tidak
bersedekap namun dilepaskan, memahami bahwa
hadis di atas hanya menerangkan mengenai posisi
tangan Nabi sebelum ruku. Adapun setelah ruku,
tidak ada keterangan.
Di madzhab Syafii, sebagaimana juga yang
dirajihkan oleh Muhammadiyah bahwa posisi tangan
pada waktu i’tidal setelah ruku adalah melepaskan
tangan, tidak bersedekap atau tidak menumpukkan
tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada.
Dengan demikian, orang yang bangun dari ruku’
setelah mengangkat kedua tangan sejajar dengan
telinga, ia kemudian melepaskan kedua tangannya.
Wallahu a’lam.

194
Makan Dulu Atau Bayar Dulu?

Tanya:
Assalamualaikum Ustadz.
Biasa kita temui di kehidupan sehari-hari, ketika kita
berbelanja, utamanya di warung makan/rumah
makan, ada rumah makan yg menerapkan aturan
bayar dulu, baru makan. Tapi ada juga yg makan
dulu, baru bayar.
Secara agama, apakah kedua jenis transaksi seperti di
atas dianggap sah? Dan cara mana yg lebih utama?
Terima kasih.
(Hadi, Tanah Bumbu)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Prinsip jual beli selama tidak ada unsur riba,
penipuan, atau judi, maka ia dibolehkan. Dalilnya
sebagai berikut:
ِّ ِ ‫َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
‫الربَا‬ َّ ‫َوأ َ َح َّل‬
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…” (QS. Al Baqarah: 275)
Selain itu, prinsip dari jual beli adalah saling rela.
Dalilnya sebagai berikut:
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َل تَأْكُلُوا أ َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم بِ ْالبَاطِ ِل إَِل أ َ ْن تَكُونَ ت َِج‬
ً‫ارة‬
‫اض ِم ْنكُ ْم‬
ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َ
Artinya: “Janganlah kalian saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

195
jalan perniagaan yang timbul dari kerelaan di antara
kalian…” (QS. An-Nisaa’: 29)
Membayar lebih dahulu atau membayar belakangan,
selama ada unsur saling rela dan tidak ada unsur
penipuan, antara keduanya maka hal itu dibolehkan.
Apalagi ini sudah menjadi tradisi dan tradisi
dianggap bagian dari hukum syariat sebagaimana
kaidah berikut ini:
‫العادة محكمة‬
Tradisi menjadi timbangan hukum:
‫المعروق عرفا كالمشروط شرطا‬
Suatu hal yang dibenarkan oleh kebiasaan (adat)
sama halnya dengan sesuatu yang dibenarkan dalam
syarat perjanjian.
‫الثاىت العرف كالثاىت بالنص‬
Apa yang dibuktikan oleh ‘urf seperti apa yang
dibuktikan oleh Nash.
Intinya, semua transaksi tersebut boleh dan
dihalalkan syariat. Wallahu a’lam.

196
Allah Lebih Dekat Dari Urat Nadi Kita

Tanya:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
ingin bertanya apa Benar Allah itu lebih dekat dari
urat nadi kita? Mohon penjelasannya. trimaksh
(Saidul, Kab. Berau)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Benar bahwa Allah sangat dekat dengan kita, bahkan
lebih dekat dari urat nadi sebagaimana firman Allah:
‫وهو اقرب من حبل الوريد‬
Artinya: “Dan dia lebih dekat dari urat nadi”
Dalam ayat lain Allah berfirman:
‫وهو معكم اينما كنتم‬
Artinya: “Dan dia selalu bersama kalian di mana pun
kalian berada.”
Karena saking dekatnya inilah maka kita
diperintahkan untuk selalu berdoa dan meminta
kepadanya, dan Allah akan mengabulkan doa kita.
Terkait perintah doa ini disebutkan dalam firman
Allah berikut:
‫ان‬
ِ ‫ع‬ ُ ‫عنِِّي فَإِنِِّي قَ ِريبٌ أ ُ ِج‬
َ َ‫يب دَع َْوة َ الدَّاعِ ِإذَا د‬ َ ‫سأَلَكَ ِع َبادِي‬ َ ‫َو ِإذَا‬
‫فَ ْليَ ْست َِجيبُوا لِي َوليُؤْ مِ نُوا بِي لَعَل ُه ْم يَ ْرشُد ُو َن‬
َّ ْ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),

197
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Berdoalah dan yakinlah bahwa Allah akan
mengabulkan doa anda karena Allah sangat dekat
dengan kita. Allah akan kabulkan doa kita
sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw berikut
ini:
‫عا ًء ِم ْن‬ َّ ‫اْل َجابَ ِة َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬
ُ ‫َّللاَ َلَ يَ ْست َِج‬
َ ُ ‫يب د‬ ِ ِ‫ادْعُوا َّللاَّ َ َوأ َ ْنت ُ ْم ُموقِنُونَ ب‬
‫ب غَافِ ٍل َلَ ٍه‬ ٍ ‫قَ ْل‬
Artinya: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan
yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah
tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR.
Tirmidzi). Wallahu a’lam.

198
Pertanyaan Tentang Nama Allah Dari Seorang
Teman Kristiani

Tanya:
Assalamualaikum, baru-baru ini seorang beragama
kristian bertanya kepada saya, siapa tuhan kamu,saya
menjawab Allah, dan beliau bertanya kenapa
alhamdulilllah tidak disebut alhamduliallah
sedangkan tuhan bagi agama islam ialah Allah.
Terima kasih. (Mohd shah fikri bin ithnin, Johor –
Malaysia)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Dalam gramatikal bahasa Arab, Allah adalah isim
alam yaitu nama Tuhan semesta alam. Isim tersebut,
jika tidak ada unsur yang masuk baik dari huruf jar
atau nasab maka iya dibaca Allahu. Jika ada huruf jar
menjadi allahi, contoh, billahi. Jika ada huruf nasab
nasi Allaha, huruf terakhirnya fathah.
Di antara huruf jar itu adalah huruf lam, menjadi
lillahi. Dalam alhamdulillahi, di sana ada huruf jar
yang masuk yaitu lillah, yang artinya milik. Lillah
berarti milik Allah. Alhamdulillah maknanya segala
puji itu milik Allah.
Jadi perubahan dari Allahu, lillahi, annallaha dan
lain sebagainya, bergantung pada struktur kalimat
dan gramatikal bahasa.
Gramatikal ada dalam setiap bahasa dan setiap
bahasa punya karakter masing-masing. Maka Allahu,

199
lillahi, annallaha, dan lain-lain semuanya benar.
Semoga setelah ini, Anda tertarik untuk mempelajari
bahasa Arab secara lebih mendalam. Wallahu a’lam.

200
Membayangkan Orang Berjimak

Tanya:
Saya pernah memabayangi 2 orang sedang
berjimak.apahakah hukumnya? Perbuatan itu
dikategorikan sebagai zina hati , zina , atau onani?
Kemudian ade cecair yang keluar . Ia jernis dan
sedikit putih , melekit , kental dan tiada bau. Apakah
jenis cairan itu? (Nurul Izzah Binti Mohd Azman,
Malaysia)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Membayangkan seseorang melakukan hubungan
intim, disebut dengan zina hati sebagaimana
hadis berikut:
‫ َف ِزنَا‬،َ‫ أَد َْركَ ذَلِكَ َلَ َم َحالَة‬،‫الزنَا‬
ِّ ِ َ‫ظهُ مِن‬َّ ‫علَى اب ِْن آدَ َم َح‬ َ ‫َب‬ َ ‫َّللا َكت‬َ َّ ‫إِ َّن‬
‫ َوالف َْر ُج‬،‫ والقلب ت َ َمنَّى َوت َ ْشت َ ِهي‬،‫ان ال َم ْنطِ ُق‬ِ َ ‫س‬ ِّ ‫ل‬ِ ‫ال‬ ‫َا‬
‫ن‬ ‫ز‬ ‫و‬
ِ َ ُ ، ‫ر‬ َ
‫ظ‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ال َعي ِْن‬
ِّ َّ ُ َ
ُ ‫ص ِدِّقُ ذلِكَ كلهُ َويُكَ ِذبُه‬ َ ُ‫ي‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menetapkan jatah
zina untuk setiap manusia. Dia akan
mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata
dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati
dengan membayangkan dan gejolak syahwat,
sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau
mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga hadis berikut:
،‫ب الت َّ َمنِِّي‬ِ ‫ َو ِزنَا ْالقَ ْل‬،‫ظ ُر‬
َ َّ‫ فَ ِزنَا ْال َعي ِْن الن‬،‫ب َي ْزنِي‬
ُ ‫ َو ْالقَ ْل‬،‫ْال َع ْي ُن ت َْزنِي‬
ِّ َ
ُ ‫ص ِدِّقُ َما هُنَالِكَ أ ْو يُ َك ِذبُه‬
َ ُ‫ج ي‬ ْ
ُ ‫َوالف َْر‬

201
Artinya: “Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina
mata dengan melihat (yang diharamkan), zina hati
dengan membayangkan (pemicu syahwat yang
terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau
mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad)
Hanya saja, ia tidak dapat dihukumi zina fisik selama
ia tidak melakukan atau mempraktikkan zina, sesuai
dengan hadis di atas yaitu “kemaluan membenarkan
atau mendustakan”. Jika ia melakukan, artinya
kemaluan membenarkan. Jika tidak, artinya
kemaluan mendustakan.
Apakah berdosa?
Sesungguhnya segala amal maksiat, selama masih
dalam hati tidak berdosa. Hanya harus dihindari
karena bisa mendorong seseorang untuk melakukan
apa yang ada dalam hatinya.
Dalil bahwa sesuatu yang masih dalam hati tidak
berdosa adalah ayat berikut:
‫ت‬ َ َ ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬
ْ ‫س َب‬ َ ‫لَ َها َما َك‬
ْ ‫س َب‬
َ ‫ت َو‬
Artinya: “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya ” (Al-Baqarah: 286).
Sesuatu yang dalam hati, berarti belum diusahakan.
Setelah dipraktikkan, itulah yang ia usahakan.
Serta sabda Nabi:
‫س َها َما لَ ْم َيتَك ََّل ُموا أ َ ْو َي ْع َملُوا ِب ِه‬ ْ َ ‫اوزَ ْل ُ َّمتِي َما َحدَّث‬
َ ُ‫ت ِب ِه أ َ ْنف‬ َ ‫ِإ َّن‬
َ ‫هللا ت َ َج‬
Artinya: “Allah memaafkan umatnya dari apa yang
terlintas dalam hatinya selama tidak diucapkan
maupun dikerjakan.” (HR. Muslim)

202
Ungkapan dalam hati belum dianggap, kecuali telah
dipraktikkan.
Juga firman Allah berikut:
‫ت ۗ َربَّنَا ََل‬ ْ َ‫سب‬ َ َ ‫علَ ْي َها َما ٱ ْكت‬
َ ‫ت َو‬ ْ َ‫سب‬ َ ‫سا ِإ ََّل ُو ْس َع َها ۚ لَ َها َما َك‬ ً ‫ٱَّللُ نَ ْف‬
َّ ‫ِف‬ُ ِّ‫َليُ َكل‬
‫علَ ْينَا ٓ إِص ًْرا َك َما َح َم ْلتَهُۥ‬ َ ‫مِل‬ ْ ‫طأْنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت َ ْح‬ َ ‫تُؤَاخِ ذْنَا ٓ إِن نَّسِينَا ٓ أ َ ْو أ َ ْخ‬
‫ع َّنا‬
َ ‫ْف‬ ُ ‫طاقَةَ لَنَا بِِۦه ۖ َوٱع‬ ْ
َ ‫علَى ٱلَّذِينَ مِن قَ ْب ِلنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِّمِلنَا َما ََل‬ َ
َ‫ع َلى ْٱلقَ ْو ِم ْٱل َٰ َكف ِِرين‬َ ُْ‫َا‬ ‫ن‬‫ر‬ ‫ص‬ ‫ٱن‬َ ‫ف‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫ى‬َٰ َ ‫ل‬ ‫و‬ ‫م‬ َ ‫أ‬ ۚ ٓ
ْ َ َ‫َ ْ َ ْ نت‬ ‫ا‬‫ن‬
َ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ٱر‬ ‫و‬ ‫َا‬ ‫ن‬َ ‫ل‬ ‫ِر‬ ‫ف‬
ْ َ ْ
‫غ‬ ‫ٱ‬ ‫و‬
Artinya: Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika
kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang
tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir”. (QS Al Baqarah: 286)
Ayat di atas menerangkan bahwa sesuatu bisikan
yang ada dalam hati manusia adalah sering terjadi.
Maka ia dimaafkan.
Namun jika sudah berubah ke sikap, kata-kata atau
tindakan, maka hal seperti itu yang akan dihisab di
hari kiamat.
Adapun air bening lekat yang keluar dari kemaluan
adalah madzi dan ia najis ringan. Cukup diperciki air
atau dibasuh dan tidak wajib mandi. Wallahu a’lam.

203
204
Ingin Kembali Pada Suami Yang Dulu

Tanya:
Ustad mau tanya ,kalo sudah menikah sirih dan saya
belum sebulan ingin mengakhirinya dan saya
kembali rujuk kepada suami sayang yg pertama apa
kah saya berdosa kepada suami sirih saya? (Nita
Marlina, Tangerang)

Jawab:
Menikah adalah perbuatan mulia yang sangat
dianjurkan Islam. Dalilnya sebagai berikut:
َّ ‫َوأ َ ْن ِك ُحوا ْاْلَيَا َم َٰى ِم ْنكُ ْم َوال‬
‫صالِحِ ينَ م ِْن ِعبَا ِدكُ ْم َوإِ َمائِكُ ْم ۚ إِ ْن يَكُونُوا‬
َّ ‫فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم‬
ْ َ‫َّللاُ م ِْن ف‬
‫ض ِل ِه‬
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…”
[QS. An-Nuur/24: 32].
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu,
bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
.‫ِي‬ ِ َّ ‫ فَ ْليَت‬،‫ْـن‬
َ ‫ق هللاَ فِ ْي َمـا بَق‬ َ ‫ فَقَ ِد اسْـت َ ْك َم َل نِص‬،ُ ‫إِذَا ت َزَ َّو َج ْالعَ ْبد‬
ِ ‫ْف ال ِِّدي‬
Artinya: “Jika seorang hamba menikah, maka ia
telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh
karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk
separuh yang tersisa.” (HR. Baihaqi)
ُ ‫ َوالنِِّكَا‬، ُ‫س َِواك‬
.‫ح‬ ُّ ‫ َوالت َّ َع‬،‫ ا َ ْل َح َيـا ُء‬: َ‫س ِليْن‬
ِّ ‫ َوال‬،‫ط ُر‬ َ ‫أ َ ْر َب ٌع م ِْن سُـن َِن ْال ُم ْر‬

205
Artinya: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah
para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian,
bersiwak, dan menikah.” (HR. Tirmidzi)
Nikah bukan sekadar harus sah secara agama, yaitu
akad, mahar, wali dan saksi, namun juga harus sah
secara administrasi negara dengan pencatatan di
KUA. Ini penting untuk melindungi hak-hak Anda.
Jika ada sesuatu yang merugikan Anda, Anda bisa
menuntut ke pengadilan. Beda jika pernikahan tidak
dicatatkan, maka hak-hak Anda sulit dilindungi.
Jila Anda terlanjur nikah sirri, baiknya Anda
catatkan di KUA agar pernikahan Anda resmi dan
diakui negara. Ini akan menjamin dan melindungi
hak-hak Anda.
Jika sekarang dengan status nikah sirri Anda ingin
pisah, maka Anda harus ditalak oleh suami sirri
Anda. Jika sudah sah talak, maka Anda statusnya
sudah bukan istri siapa pun.
Jika hendak kembali ke suami pertama, Anda harus
nikah baru dengan mahar baru, wali, saksi, dan akad
baru. Jadi statusnya bukan rujuk, namun nikah baru
dengan mantan suami anda. Wallahu a’lam.

206
Pendidikan Seks Dalam Islam

Tanya:
Assalamualaikum, saya mau tanya ustadz bagaimana
pendidikan seks menurut Islam pendidikan sek sejak
usia dini sesuai dengan ajaran Islam supaya cara
mengajarinya dan mengamalkannya tidak keliru
yang akhirnya menimbulkan kemaksiatan ?? (Ariya
Bahrul Alan, Lumajang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Pendidikan seks dalam Islam, sifatnya mengarahkan.
Hal ini karena seks merupakan fitrah yang Allah
berikan kepada manusia. Mengarahkan artinya
memberikan petunjuk mana hal yang dibolehkan dan
mana yang diharamkan.
Sejak kecil, anak-anak muslim telah diajari
bagaimana bersuci yang benar, baik bersuci dari
hadas besar maupun hadas kecil. Anak kita sebelum
baligh sudah diajarkan bahwa nanti ia akan dewasa.
Jika perempuan ia haid dan jika laki-laki akan mimpi
basah. Lalu diajarkan bahwa jika itu terjadi, maka ia
wajib mandi. Anak-anak kita diajarkan secara detail
tentang air yang keluar dari kemaluan, yaitu mani,
madzi dan wadi serta bagaimana menyikapi.
Diajarkan tentang darah haid, nifas dan istihadah dan
bagaimana menyikapi.
Anak-anak kita diajari terkait aurat, bahwa laki-laki
dewasa yg sudah baligh harus menutup auratnya dari

207
lutut hingga pusar. Wanita yang sudah haid harus
menutup seluruh tubuhnya selain hanya wajah dan
telapak tangan.
Juga diajarkan terkait mana yang mahram dan mana
yang bukan mahram. Siapa saja yang boleh dinikahi
dan siapa yang tidak boleh dinikahi. Dengan mereka
yang haram nikah, hubungannya lebih cair. Namun
tetap dalam batasan tertentu. Sementara untuk yang
bukan mahram, harus menjaga diri, jaga pandangan
dan jaga pergaulan. Pacaran atau berkhalwat adalah
sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Anak kita
diajarkan tentang makna zina, bagian zina, apa yang
dianggap perbuatan yang mendekati zina dan
hukuman para pezina.
Islam juga menutup hal-hal yang dapat
menjerumuskan manusia dari perbuatan zina seperti
menonton film porno, bacaan-bacaan tidak baik dan
lain-lain. Hal ini agar umat Islam terhindar dari
perbuatan zina.
Islam juga mengajarkan cara pendekatan pra nikah
yang benar dan sesuai hukum syariah. Islam
mengajarkan cara memilih pasangan yang sesuai
yaitu yang shalih atau shalihah. Kebahagiaan dalam
keluarga muslim bukan sekadar kebahagiaan fisik
seksual, namun kebahagiaan yang diridhai Allah dan
dapat membawa keluarga bahagia dunia akhirat.
Seks hanya salah satu unsur saja, dan sebagai sarana
ibadah untuk membuat keturunan yang shalih guna
menyambung estafet gerakan Islam.
Itulah sekilas tentang pendidikan seks dalam Islam.
Detailnya banyak dijumpai dalam kitab-kitab fikih.
Islam mengajarkan masyarakat yang bersih, bukan
seks bebas yang banyak membawa petaka bagi umat

208
manusia. Semoga kita berjalan dan bersikap sesuai
jalur yang diridhai Allah. Amin.

209
210
Zikir Menggunakan Biji Tasbih

Tanya:
Memakai tsabih ketika berzikir apakah boleh mohon
penjelasannya ustad..? (Afriandi, Parigi Moutong)

Jawab:
Dzikir dianjurkan kapan dan di mana pun dan
sebanyak apa pun. Firman Allah:
‫فَاذْكُ ُرونِي أذْكُ ْركُ ْم‬
Artinya: “Berdzikirlah (Ingatlah) kamu pada-Ku,
niscaya Aku akan ingat pula padamu! ” (Al–Baqarah
:152)
ُ ‫علَى ُج‬
‫نو ِب ِهم‬ َ َ‫ا َ َّل ِذيْنَ َي ْذكُ ُرون‬
َ ‫هللا ِق َيا ًما َوقُعُودًا َو‬
Artinya: “Yakni orang-orang dzikir pada Allah baik
di waktu berdiri, ketika duduk dan di waktu
berbaring”. (Ali Imran :191)
.‫عظِ ْي ٌما‬ َ َ‫ت أ‬
ً ‫عدَّ هللاُ لَ ُه ْم َم ْغف َِرة َو‬
َ ‫أجْرا‬ ِ ‫هللا َكثِي ًْرا َوالذَّاك َِرا‬
َ َ‫َوالذَّاك ِِريْن‬
Artinya: “Dan terhadap orang-orang yang banyak
dzikir pada Allah, baik laki-laki maupun wanita,
Allah menyediakan keampunan dan pahala besar”.
(Al-Ahzab :35)
Aisyah ra berkata:
‫علَى كُ ِِّل أَحْ َيا ِن ِه‬ َّ ‫سلَّ َم َيذْكُ ُر‬
َ َ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُّ ‫َكانَ النَّ ِب‬
َ ‫ي‬
Artinya: “Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah
dalam setiap kesempatannya”. [HR Bukhari dan
Muslim].

211
Jika dzikir dianjurkan, apakah boleh berdzikir
menggunakan sarana hitung seperti tasbih?
Mengingat ada anjuran dzikir dengan jumlah tertentu
seperti membaca tasbih, tahmid dan tahlil bakda
shalat sebanyak 33? Tentu saja boleh, karena
prinsipnya adalah dzikir itu sendiri. Sementara
tasbih, sekadar sarana untuk mempermudah
hitungan. Dalilnya sebagai berikut:
َ ‫ت ُم ْست َ ْن‬
ٌ ‫طقَا‬
.‫ت‬ ِ ‫َوأ َ ْن يَ ْع ِقدْنَ بِاْلَن‬
ٌ َ‫َامِل فَإِنَّ ُه َّن َم ْسئُوَل‬
Artinya: “Dan hitunglah dengan jari jemari, karena
sesungguhnya (jari-jemari itu) akan ditanya dan akan
berbicara.” (HR. Abu Daud dan Tirmizi)
َ‫سلَّ َم يَ ْع ِقد ُ الت َّ ْسبِي َح قَالَ ا ْب ُن قُدَا َمة‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َّ ‫َرأَيْتُ َرسُو َل‬
َ ِ‫َّللا‬
.‫بِيَمِينِ ِه‬
Artinya: “Saya melihat Rasulullah menghitung
tasbih (dzikirnya); Ibnu Qudamah mengatakan
dengan tangan kanannya”. (HR. Abu Dawud dan
Baihaqi)
Rasulullah berdzikir dengan menghitung ruas jari.
Dan ruas jari itu sebagai sarana untuk menentukan
bilangan. Jika dengan menghitung ruas jari boleh,
maka dengan tasbih, atau peralatan hitung modern
(mesin tasbih) juga boleh.
Bukti lain bahwa hitungan dengan ruas jadi sekadar
sarana dan bukan tujuan, adalah hadis lain sebagai
berikut ini:
‫ام َرأَةٍ َوبَيْنَ َيدَ ْي َها‬ ْ ‫علَى‬ َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫أَنَّهُ دَ َخ َل َم َع َرسُو ِل‬
‫مِن َهذَا‬ ْ ِ‫علَيْك‬ َ ‫س ُر‬ َ ‫س ِبِّ ُح ِب ِه فَقَا َل أ َ ََل أ ُ ْخ ِب ُركِ ِب َما ه َُو أ َ ْي‬ َ ُ ‫صى ت‬ ً ‫ن ًَوى أ َ ْو قَا َل َح‬
ََ‫عدَد َ َما َخلق‬ َ ِ َّ‫س َما ِء َوسُ ْب َحانَ َّللا‬ َ
َّ ‫عدَد َ َما َخلقَ فِي ال‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ َ‫ض ُل سُ ْب َحان‬ َ ‫أ َ ْو أ َ ْف‬
‫عدَد َ َما ه َُو خَال ٌِق‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ َ‫عدَد َ َما َبيْنَ ذَلِكَ َوسُ ْب َحان‬ َّ َ‫ض َوسُ ْب َحان‬
َ ِ‫َّللا‬ ِ ‫فِي ْاْل َ ْر‬
َْ‫اَّلل مِثل‬ َّ ُ
ِ َّ ِ‫َّلل ِمث َل ذَلِكَ َو ََل َح ْولَ َو ََل ق َّوة َ إَِل ب‬ ْ ْ ْ
ِ َّ ِ ُ ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر مِث َل ذَلِكَ َوال َح ْمد‬ َّ ‫َو‬
.‫س ْع ٍد‬
َ ‫ث‬ ِ ‫ِي‬ ‫د‬ ‫ح‬
َ ْ
‫مِن‬ ٌ‫يب‬ ‫َر‬
ِ ‫غ‬ ‫ن‬ٌ ‫س‬
َ َ ‫ح‬ ٌ
‫ِيث‬ ‫د‬ ‫ح‬
َ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫ه‬
َ ‫و‬َ َ ‫ى‬‫س‬ ‫ِي‬
‫ع‬ ‫ُو‬ ‫ب‬َ ‫أ‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬َ ‫ق‬ َ‫ذَلِك‬
212
Artinya: “Dia (Sa’ad bin Abi Waqqash) bersama
Rasulullah menemui seorang wanita dan di tangan
wanita tersebut ada bijian atau kerikil yang
digunakan untuk menghitung tasbih (dzikir).
Rasulullah bersabda, ”Maukah kuberitahu engkau
dengan yang lebih mudah dan lebih afdhal bagimu
dari pada ini? (Ucapkanlah): Maha Suci Allah
sejumlah ciptaan-Nya di langit, Maha Suci Allah
sejumlah ciptaan-Nya di bumi, Maha Suci Allah
sejumlah ciptaan-Nya di antara keduanya, Maha Suci
Allah sejumlah ciptaan-Nya sejumlah yang Dia
menciptanya, dan ucapan: ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر‬ ِ َّ ِ ُ ‫َ ْال َح ْمد‬
َّ seperti itu,‫َّلل‬
ِ َّ ‫ ََل َح ْو َل َو ََل قُ َّوة َ ِإ ََّل ِب‬seperti itu.” (HR.
seperti itu, dan ‫اَّلل‬
Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadits Abu Hurairah, ia berkata:
‫صى‬َ ‫س ِِّب ُح ِب ْال َح‬
َ ُ ‫سلَّ َم ي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ َ‫َكان‬
Artinya: “Rasulullah bertasbih dengan menggunakan
kerikil.” (HR. Nasai dan Hakim)
Hadits Shafiyah binti Hayyi (isteri Rasulullah saw
yang berbunyi:
َّ ‫ي َرسُو ُل‬
ِ‫َّللا‬ َّ َ‫عل‬
َ َ‫ص ِفيَّةَ تَقُو ُل دَخَل‬
َ ‫ت‬ َ ‫ص ِفيَّةَ قَال‬
ُ ‫س ِم ْع‬ َ ‫ع ْن ِكنَانَةَ َم ْولَى‬ َ
َُ ‫ي أ َ ْربَعَةُ َآَلفِ ن ََواةٍ أ‬
َْ‫سبِِّ ُح بِ َها فَقَالَ لَقد‬ َّ َ‫سل َم َوبَيْنَ يَد‬ َّ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ
َ ‫ت ِب ِه فَقُ ْلتُ بَلَى‬
َ‫علِّ ِْمنِي فَقَال‬ َ ‫ع ِلِّ ُمكِ ِبأ َ ْكث َ َر ِم َّما‬
ِ ‫سبَّ ْح‬ َ ُ ‫ت ِب َه ِذهِ أ َ ََل أ‬ ِ ‫سبَّ ْح‬َ
ْ
‫عدَدَ خَل ِق ِه‬ ِ َّ َ‫قُولِي سُ ْب َحان‬
َ ‫َّللا‬
Artinya: “Dari Kinanah budak Shafiyah berkata,
saya mendengar Shafiyah berkata: Rasulullah pernah
menemuiku dan di tanganku ada empat ribu nawat
(bijian korma) yang aku pakai untuk menghitung
dzikirku. Aku berkata, “Aku telah bertasbih dengan
ini.” Rasulullah bersabda, ”Maukah aku ajari engkau
(dengan) yang lebih baik dari pada yang engkau
pakai bertasbih?” Saya menjawab, ”Ajarilah aku,”

213
maka Rasulullah bersabda, ”Ucapkanlah :
‫عدَدَ خ َْل ِق ِه‬ ِ َّ َ‫سُ ْب َحان‬. (Maha Suci Allah sejumlah apa
َ ‫َّللا‬
yang diciptakan oleh Allah dari sesuatu). (HR.
Tirmidzai)
Juga hadis berikut:
‫عن حميضة بنت ياسر عن يسيرة اخبرتها أن النبي صلى هللا عليه‬
‫وسلم أمرهن أن يراعين بالتكبير والتقديس والتهليل وأن يعقدن‬
‫باْلنامل فإنهن مسئوَلتمستنطقات‬
Artinya: Dari Humaidhah binti Yasir, ia diberitahu
oleh Yusairah bahwa Nabi Muhammad Saw
memerintahkan kepada mereka untuk menjaga (tidak
melupakan) Takbir, Taqdis dan Tahlil, dan beliau
memerintahkan agar hal tersebut dikerjakan dengan
ujung jari, karena sesungguhnya ujung jari tersebut
akan dimintai pertanggungjawaban. (HR Abu Daud
nomor dan Turmudzi)
Kesimpulannya, silahkan berdzikir dengan tasbih,
ruas jari atau sarana lainnya. Dan itu dibolehkan
secara syariat. Wallahu a’lam.

214
Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Tanya:
Assalamu’alaikum, apakah yang terjadi setelah
kematian? (Matheas Candra Pradipta, Magelang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk beriman
kepada yang ghaib sebagaimana ayat berikut:
)3( َ‫صلَ َٰوة َ َو ِم َّما َرزَ ْق َٰنَ ُه ْم يُن ِفقُون‬
َّ ‫ب َويُقِي ُمونَ ٱل‬ ِ ‫ٱلَّذِينَ يُؤْ ِمنُونَ بِ ْٱلغَ ْي‬
ْ ِ‫نز َل مِن قَ ْبلِكَ َوب‬
‫ٱل َءاخِ َر ِة هُ ْم‬
ٓ ِ ُ ‫نز َل إِلَيْكَ َو َما ٓ أ‬ِ ُ ‫َوٱلَّذِينَ يُؤْ ِمنُونَ ٓ بِ َما ٓ أ‬
َٰ
ْ ُ َ َ‫) أ ُ ۟و َٰلَئِك‬4( َ‫يُوقِنُون‬
(5) َ‫علَ َٰى هُدًى ِّمِن َّربِِّ ِه ْم ۖ َوأ ۟ولَئِكَ هُ ُم ٱل ُم ْف ِلحُون‬
Artinya: “Orang-orang yang beriman kepada yang
ghaib, menunaikan shalat dan menginfakkan
sebagian yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Dan mereka pula beriman kepada apa yang
diturunkan kepada mereka (Al Qur’an) dan kitab-
kitab yang diturunkan sebelumnya, serta mereka
yakin akan adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah
yang mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al
Baqarah: 3-5)
Di antaranya adalah kehidupan setelah kematian.
Kita akan mulai perjalanan panjang, yaitu alam
kubur, lalu hari kebangkitan, lalu hari penghitungan
atau pengadilan Tuhan yang akan menimbang
seluruh amal perbuatan hamba selama di dunia, lalu
perjalanan (shirat) menuju surga atau neraka. Itulah
perjalanan terakhir kita.
215
Di alam kubur pun, sudah mulai pertanyaan dari
malaikat terkait dengan tuhan kita, nabi kita, dan
kitab suci kita. Ini adalah pertanyaan pemula. Namun
pertanyaan ini sudah sangat menakutkan dan
mengerikan. Maka kita berdoa agar Allah
menguatkan kita ketika menjawab pertanyaan
tersebut. Dan bagi orang mukmin, akan dapat
melewati pertanyaan tadi dengan baik sebagaimana
firman Allah:
ۖ ِ‫ت فِي ْال َح َياةِ الدُّ ْن َيا َوفِي ْاَل ِخ َرة‬
ِ ‫َّللاُ ا َّلذِينَ آ َمنُوا ِب ْالقَ ْو ِل الثَّا ِب‬
َّ ُ‫يُث َ ِبِّت‬
Artinya: “Allah meneguhkan dengan al qauluts tsabit
kepada orang-orang yang beriman dalam kehidupan
di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)
Di kubur ini, bisa jadi taman surga, atau pelataran
neraka. Itu bergantung pada amal kita. Siksa kubur
itu nyata bagi mereka yang durjana. firman allah:
‫ت َو ْال َم َلئِ َكة ُ بَا ِسطُو أ َ ْيدِي ِه ْم‬
ِ ‫ت ْال َم ْو‬
ِ ‫غ َم َرا‬
َ ‫ظا ِل ُمونَ فِي‬ َّ ‫ۗۗ َولَ ْو ت ََر َٰى إِ ِذ ال‬
ِ َّ ‫علَى‬
‫َّللا‬ َ َ‫ون ِب َما كُنت ُ ْم تَقُولُون‬ ِ ‫اب ْال ُه‬ َ َ‫سكُ ُم ۖ ْال َي ْو َم تُجْزَ ْون‬
َ َ ‫عذ‬ َ ُ‫أ َ ْخ ِر ُجوا أَنف‬
ْ
َ‫ع ْن آيَاتِ ِه ت َ ْستَكبِ ُرون‬ َ ‫ق َوكُنت ُ ْم‬ِ ِّ ‫غي َْر ْال َح‬
َ
Artinya: “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu
melihat di waktu orang zhalim (kafir) berada dalam
tekanan-tekanan sakaratul maut sedang para malaikat
memukul dengan tangan mereka, sambil berkata:
‘Keluarkanlah nyawamu.’ Pada hari ini (sekarang
ini, sejak sakaratul maut) kamu dibalas dengan
siksaan yang sangat menghinakan. Karena kamu
selalu mengatakan terhadap Allah dengan perkataan
yang tidak benar dan selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al An’am: 93)
Allah juga berfirman:
‫عةُ أَدْخِ لُوا آ َل‬
َ ‫ع ِشيًّا ۖ َويَ ْو َم تَقُومُ السَّا‬
َ ‫علَ ْي َها غُد ًُّوا َو‬َ َ‫ار يُ ْع َرضُون‬ ُ َّ‫الن‬
“‫ب‬ ِ ‫شدَّ ْال َعذَا‬
َ َ ‫ع ْونَ أ‬
َ ‫ف ِْر‬
216
Artinya: (Salah satu bentuk azab di alam barzakh
nanti) Neraka akan ditampakkan di waktu pagi dan
petang kepada Fir’aun dan para pengikutnya.
Kemudian pada hari kiamat (dikatakan kepada
malaikat): Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke
dalam adzab yang sangat keras.”
Semoga kita semua selamat dari fitnah kubur dan
mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Amin.

217
218
Perlukah Bersyahadat Ulang?

Tanya:
Assalamualaikum Ustadz, Ijin mau bertanya. Saya
pernah berdiskusi dengan teman-teman yang berada
di kampus.. dan di pembicaraan itu iya
menyampaikan tentang syahadatain. Atau syahadat
ulang.. nah itu bagaimana Ustadz hukumnya..??
Apakah memang kita perlu bersyahadat ulang di
hadapan seseorang.. (Firdaus Dwi Rizki, Kab.
Bogor)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika seseorang hendak masuk Islam, harus
mengucapkan dua kalimat syahadat sebagaimana
sabda Nabi berikut:
‫َل َّللاَّ ُ َوأ َ ِّنِى‬
َّ ‫ب فَادْعُ ُه ْم ِإلَى شَ َهادَةِ أ َ ْن َلَ ِإلَهَ ِإ‬ ٍ ‫ِإنَّكَ ت َأْتِى قَ ْو ًما أ َ ْه َل ِكت َا‬
‫س‬َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم َخ ْم‬ َ َّ ‫طاعُوكَ ِلذَلِكَ فَأ َ ْعل ِْم ُه ْم أ َ َّن‬
َ ‫َّللا ا ْفت ََر‬ َ َ ‫َّللا فَإ ِ ْن هُ ْم أ‬
ِ َّ ‫َرسُو ُل‬
‫ت فِى كُ ِِّل يَ ْو ٍم َولَ ْيلَ ٍة‬ ٍ ‫صلَ َوا‬
َ
Artinya: Engkau akan mendatangi sekelompok kaum
ahli kitab. Karena itu, ajaklah mereka untuk
bersyahadat laa ilaaha illallah dan bahwa aku utusan
Allah. Jika mereka menerimamu dengan ajakan itu,
ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
kepada mereka shalat 5 waktu dalam sehari
semalam. (HR. Bukhari)
Juga sabda Nabi Muhammad saw berikut:

219
‫َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل‬ َ َّ‫أُم ِْرتُ أ َ ْن أ ُ َقاتِ َل الن‬
َّ َّ‫اس َحتَّى يَ ْش َهد ُوا أ َ ْن َلَ إِلَهَ إَِل‬
َ ‫صلَة‬ ِ َّ
َّ ‫ َويُقِي ُموا ال‬، ‫َّللا‬
Artinya: Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia sampai mereka bersyahadat laa ilaaha
illallah dan bahwa Muhammad utusan Allah, dan
mereka menegakkan shalat, dst… (HR. Bukhari dan
Muslim)
Jika ia sudah bersyahadat, berarti ia telah berislam
dan tidak ada anjuran untuk mengulang syahadat di
hadapan seseorang. Apalagi sesungguhnya setiap
hari, kita selalu bersyahadat, yaitu ketika
mengerjakan shalat lima waktu. Dalam bacaan
tahiyat, kita membaca asyhadu alla ilaha illallah
waasyhadu anna muhammadan rasulullah. Maka itu
sudah cukup sebagai bukti keislaman kita. Wallahu
a’lam.

220
Syarah Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah

Para istri Nabi merupakan ibunda bagi seluruh umat


Islam. Sebagai seorang ibu, para istri Nabi
Muhammad saw adalah teladan mulia bagi seluruh
kaum muslimin. Dalam berbagai langkah, tindakan
dan sirah kehidupan mereka, terkandung hikmah dan
teladan mulia.
Para istri Nabi tidak pernah menyembunyikan
pengetahuan yang pernah mereka dapatkan dari
Rasulullah saw. Mereka juga tidak malu untuk
menceritakan kehidupan sehari-hari mereka ketika
bersama dengan nabi Muhammad saw, baik tatkala
sedang senang, susah atau dalam hal-hal sulit demi
perjuangan menegakkan agama Islam. Sesuatu yang
sangat sensitif dalam rumah tangga mereka, seperti
terkait bersuci (mandi besar) atau mandi bersama
dengan Rasulullah saw, beliau ceritakan kepada kita.
Apa yang dikisahkan oleh ibunda kita sayyidah
Aisyah, atau ibunda-ibunda dari istri Nabi yang lain,
bukan tanpa tujuan. Mereka ingin mengajarkan
kepada kita, mengenai teladan dari Rasulullah dalam
berkeluarga. Dengan demikian, kita sebagai orang-
orang mukmin dapat mencontoh dan meneladani
keagungan sifat Nabi Muhammad saw.
Belakangan ini viral lagu Aisyah yang melihat sisi
keromantisan kehidupan ibunda Aisyah dengan
junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. Lagu ini
sangat bagus, karena membuka salah satu sisi
kehidupan baginda nabi Muhammad saw.

221
Sebagian orang mempermasalahkan lagu ini, dengan
mengatakan bahwa ia menguak tentang rumah
tangga Nabi atau memberikan sifat fisik terhadap
ibunda Aisyah. Menurut hemat kami, hal ini
dibolehkan. Bahkan beliau sendiri yang
menceritakan hal itu kepada umatnya seperti yang
tersebut dalam banyak hadis Nabi. Adapun terkait
dengan gambaran fisik Ibunda Aisyah, asalkan
sesuai dengan pijakan sunnah Nabi, tidak
mencederai keagungan ibunda Aisyah dan tidak
merendahkan martabat Ibunda Aisyah, tentu tidak
ada masalah. Menyifati fisik beliau, jika dengan
tujuan merendahkan dan tidak terdapat dalil
syari’iynya, tentu ini yang dilarang,
Keberadaan lagu ini sekaligus sebagai kebanggaan
kita seorang pengikut kelompok sunni kepada Ibunda
Aisyah. Sebagaimana maklum bersama bahwa
banyak dari kalangan Syiah Rafidhah yang mencerca
dan menghina Ibunda Aisyah. Lagu ini seakan
menjadi counter bagi mereka bahwa Ibunda kita
sangat mulia dan selayaknya menjadi teladan bagi
kita bersama.
Rasulullah memang sangat romantis dan
memanjakan istri-istri beliau. Beliau suka bermain
dan bermanja dengan para istri-istrinya. Hal ini
seperti yang beliau sampaikan sendiri seperti dalam
hadis berikut:
‫الر ُج ِل‬ َ ‫ ُم َل‬:ٌ‫ ََل َيكُو ُن أ َ ْر َب َعة‬، ٌ‫هللا فَ ُه َو لَعِب‬
َّ ُ ‫ع َبة‬ ِ ‫ْس م ِْن ِذ ْك ِر‬ َ ‫ش ْيءٍ لَي‬ َ ‫كُ ُّل‬
ُّ‫ َوتَعَل ُم‬،‫ضي ِْن‬ ْ ْ
ُ ‫ َوت َأد‬، ُ‫ا ْم َرأَتَه‬
َ ‫الر ُج ِل بَيْنَ الغ ََر‬ َّ ‫ي‬ ُ ‫ َو َم ْش‬،ُ‫سه‬
َ ‫الر ُج ِل فَ َر‬
َّ ‫ِيب‬
‫سبَّا َح َة‬
َّ ‫الر ُج ِل ال‬
َّ
Artinya: Semua permainan yang tidak mengandung
dzikrullah hanyalah permainan. Kecuali 4
permainan, seorang suami bermain-main dengan

222
istrinya, atau melatih kuda, atau berjalan di antara
dua tujuan, dan belajar berenang. (HR Nasa’i)
Terkait keistimewaan istri baginda Nabi Muhammad
saw yang merupakan ibunda dari kaum mukminin,
terdapat dalam ayat berikut:
َ ِِّ‫ڪأ َ َح ٍٍ۬د ِّمِنَ ٱلن‬
‫سا ٓ ۚ ِء‬ َ ‫ى لَ ۡست ُ َّن‬
ِِّ ِ‫سا ٓ َء ٱلنَّب‬
َ ِ‫يَ َٰـن‬
Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian
tidaklah seperti wanita yang lain.” (QS. Al-Ahzab
[33]: 32)
ۗ ۡ‫ى أ َ ۡولَ َٰى بِ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ م ِۡن أَنفُس ِِہمۡ ۖ َوأ َ ۡز َوج ُجهُ ۥۤ أ ُ َّم َه َٰـتُہُم‬
ُّ ‫ٱلنَّ ِب‬
Artinya: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi
orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan
isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS. Al-
Ahzab [33]: 6)
Di bawah ini kami sampaikan tentang hadis-hadis
terkait dengan keromantisan Rasulullah saw dengan
istri-istri beliau, khususnya kepada Ibunda Aisyah.
1. Dipanggil dengan Humaira, karena mempunyai paras
cantik dengan wajah kemerahan.
‫ع ْن ُز َهي ِْر ب ِْن‬ َ ‫ب‬ٍ ‫غ َرا‬ ُ ‫ِي ْب ُن‬ ُّ ‫عل‬َ ‫ي َحدَّثَنَا‬ ُّ ِ‫ار ْب ُن خَا ِل ٍد ْال َواسِط‬ ُ ‫ع َّم‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ‫شة‬ َ ِ‫عائ‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ب‬ ِ َّ‫سي‬ ْ
َ ‫سعِي ِد ب ِْن ال ُم‬ َ ‫ع ْن‬ َ َ‫ي ِ ب ِْن زَ ْي ِد ب ِْن َجدْ َعان‬ َ ‫ع ْن‬
ِّ ‫ع ِل‬ َ ‫ق‬ ٍ ‫َم ْر ُزو‬
ْ ْ ْ َ ْ َ
‫َّللا َما الش ْي ُء الذِي َل يَحِ ُّل َمنعُهُ قالَ ال َما ُء َوالمِل ُح‬ َّ َّ ِ َّ ‫أَنَّ َها قَالَت يَا َرسُو َل‬
ْ
ْ ْ ْ َّ ‫ت قُ ْلتُ يَا َرسُو َل‬
‫ار‬ِ َّ‫ح َوالن‬ِ ‫ع َر ْفنَاهُ فَ َما بَا ُل المِل‬ َ ْ‫َّللاِ َهذَا ال َما ُء قَد‬ ْ َ‫ار َقال‬ُ َّ‫َوالن‬
َْ‫ت تِلك‬ ْ ‫ض َج‬ ْ َ
َ ‫صدَّقَ بِ َجمِيعِ َما أن‬ َ َّ
َ ‫َارا فكأن َما ت‬ َ َ َ َ َ ْ
ً ‫قَا َل يَا ُح َمي َْرا ُء َمن أ ْعطى ن‬
ْ ْ
‫َّب ذَلِكَ المِل ُح َو َم ْن‬ َ ‫طي‬ َ ‫مِيع َما‬ َ َ ‫طى م ِْل ًحا فَكَأَنَّ َما ت‬ َ ‫ار َو َم ْن أ َ ْع‬ ُ َّ‫الن‬
ِ ‫صدَّقَ بِ َج‬
‫ْث يُو َجد ُ ْال َما ُء فَ َكأَنَّ َما أ َ ْعت َقَ َرقَ َبةً َو َم ْن‬ ُ ‫سقَى ُم ْس ِل ًما ش َْر َبةً م ِْن َما ٍء َحي‬ َ
‫ْث ََل ي ُو َجد ُ ْال َما ُء فَ َكأَنَّ َما أَحْ يَاهَا‬ ُ ‫سقَى ُم ْس ِل ًما ش َْربَةً م ِْن َماءٍ َحي‬ َ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ammar
bin Khalid Al Wasithi] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Ali bin Ghurab] dari [Zuhair bin
Marzuq] dari [Ali bin Zaid bin Jad’an] dari [Sa’id

223
bin Al Musayyab] dari [‘Aisyah] Bahwasanya ia
berkata, “Wahai Rasulullah, sesuatu apakah yang
tidak boleh dilarang untuk mengambilnya?” Beliau
menjawab: “Air, garam dan api.” ‘Aisyah berkata,
“Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, masalah air
kami telah mengetahuinya, tapi bagaimana dengan
garam dan api?” Beliau menjawab: “Wahai
Humaira, barang siapa memberi api seakan-akan ia
telah bersedekah dengan semua yang telah
dimatangkan oleh api itu, barang siapa memberi
garam, seakan-akan ia telah bersedekah dengan
semua yang telah dibuat nikmat oleh garam itu,
barang siapa memberi minum seorang muslim satu
teguk saat ia mendapatkan air, seakan-akan ia telah
membebaskan seorang budak, dan barang siapa
memberi minum seorang muslim satu teguk saat ia
tidak mendapatkan air, maka seakan-akan ia telah
menghidupkannya.” (HR. Ibnu Majah).
Dalam kitab an-Nihayah, Ibnul Atsir menyebutkan
mengenai kulit putih ibunda Aisyah dengan
mengatakan:
‫كان يقول لها أحيانا يا ُح َميْراء تَصْغير ال َح ْمراء يريد البَيْضاء‬
Artinya: “Beliau (Rasulullah SAW) sering
memanggilnya (Aisyah) ‘Ya Humaira’ yang
merupakan bentuk tasghir (panggilan kecil) dari
‘Hamra’ (merah) sedangkan yang dimaksud adalah
putih.”
Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan Ibnul Jauzi
dalam kitab Kasyful Musyukil dengan mengatakan:
‫والعرب تقول امرأة حمراء أي بيضاء‬
Artinya: “Orang Arab berkata, ‘Wanita yang
merah,’ artinya putih.”

224
2. Ibunda Aisyah putri Abu Bakar dinikahkan Allah
saw dari langit
Pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah
berdasarkan perintah Allah saw Seperti sabda Nabi
berikut ini:
،‫ جاء بك الملك في سرقة من حرير‬، ‫رأيتُك في المنام ثلث ليال‬
‫ إن يك‬: ‫ فأقول‬،‫ هذه امرأتك فأكشف عن وجهك فإذا أنت فيه‬: ‫فيقول‬
‫هذا من عند هللا يُمضه‬
Artinya: “Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku
selama tiga malam. Malaikat datang membawamu
dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat
itu berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Lalu kusingkapkan
penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku
bergumam, ‘Seandainya mimpi ini datangnya dari
Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
‫ فَقَ ِد ْمنَا‬، َ‫ِت ِسنِين‬ ِ ِّ ‫ت َزَ َّو َجنِى النَّ ِبي صلى هللا عليه وسلم َوأَنَا ِب ْنتُ س‬
‫شعَ ِري‬ َ َ‫ فَ ُو ِع ْكتُ فَت َ َم َّرق‬، ‫ج‬ ٍ ‫ث ب ِْن خ َْز َر‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ْال َمدِينَةَ فَنَزَ ْلنَا فِي بَنِي ْال َح‬
‫ فَأَتَتْنِي أ ُ ِّمِي أ ُّم ُرو َمانَ َو ِإنِِّي لَفِي أ ْر ُجو َح ٍة َو َمعِي‬، ً‫فَ َوفَى ُج َم ْي َمة‬
ُ ُ
‫ت‬ ْ َ‫ فَأ َ َخذ‬، ‫َت بِي فَأَت َ ْيت ُ َها َلَ أَد ِْري َما ت ُ ِريد ُ بِي‬ ْ ‫ص َرخ‬ َ َ‫ ف‬، ‫ب لِي‬ ُ ِ‫ص َواح‬َ
‫ض‬ ُ ‫س َكنَ بَ ْع‬ َ ‫ َحتَّى‬، ‫ َو ِإنِِّي ْل َ ْن َه ُج‬، ‫ب الد َِّار‬ ِ ‫ع َلى بَا‬ َ ‫ِبيَدِي َحتَّى أ َ ْوقَفَتْنِي‬
‫ ث ُ َّم أَدْ َخ َلتْنِي‬، ‫ت بِ ِه َو ْج ِهي َو َرأْسِي‬ ْ ‫س َح‬ َ ‫ش ْيئًا م ِْن َماءٍ فَ َم‬َ ‫ت‬ ْ َ‫ ث ُ َّم أ َ َخذ‬، ‫نَفَ ِسي‬
ْ ْ
، ‫علَى ال َخي ِْر َوالبَ َر َك ِة‬ ْ
َ : َ‫ فَقُلن‬، ‫ت‬ ْ
ِ ‫ار فِي البَ ْي‬ ِ ‫ص‬َ ‫ فَإِذَا نِس َْوة ٌ مِنَ اْل َ ْن‬، ‫الد ََّار‬
َّ‫ فَلَ ْم يَ ُر ْعنِي إَِل‬، ‫مِن شَأْنِي‬ ْ َ‫ص َلحْن‬ ْ ‫ فَأ َ ْسلَ َمتْنِي إِل ْي ِهن فأ‬. ‫طائ ٍِر‬
َ َ َّ َ َ ‫علَى َخي ِْر‬ َ ‫َو‬
َ َ
‫ َوأنَا يَ ْو َمئِ ٍذ‬، ‫ فَأ ْسلَ َمتْنِي إِ َل ْي ِه‬، ‫ض ًحى‬ ُ ‫َّللا صلى هللا عليه وسلم‬ ِ َّ ‫َرسُو ُل‬
َ‫ِب ْنتُ ِتسْعِ ِسنِين‬
Artinya: “Aku dinikahi oleh Nabi saw saat aku
berusia 6 tahun. Lalu kami datang ke Madinah, dan
kami tinggal di Bani Harits bin Khazraj. Lalu aku
menderita sakit sehingga rambutku rontok kemudian
banyak lagi. Lalu ibuku, Ummu Ruman,
mendatangiku saat aku berada di ayunan bersama
teman-temanku. Lalu dia memanggilku, maka aku
225
mendatanginya, aku tidak tahu apa yang dia
inginkan. Maka dia mengajakku hingga aku tiba di
depan pintu sebuah rumah. Aku sempat merasa
khawatir, namun akhirnya jiwaku tenang. Kemudian
ibuku mengambil sedikit air dan mengusapkannya ke
wajah dan kepalaku. Kemudian dia mengajakku
masuk ke rumah tersebut. Ternyata di dalamnya
terdapat beberapa orang wanita kaum Anshar.
Mereka berkata, “Selamat dan barokah, selamat
dengan kebaikan.” Lalu ibuku menyerahkanku
kepada mereka dan kemudian mereka mulai
merapihkan aku. Tidak ada yang mengagetkan aku
kecuali kedatangan Rasulullah saw pada waktu
Dhuha. Kemudian ibuku menyerahkan aku
kepadanya dan ketika itu aku berusia 9 tahun.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Rasulullah terkadang meminum satu gelas
bersama Aisyah. Bahkan meletakkan bibirnya di bekas
bibir Ibunda Aisyah.
Hal ini sebagaimana hadis berikut:
‫النبي ﷺ‬ َّ ُ‫ ث ُ َّم أُنا ِولُه‬،‫ِض‬
ٌ ‫ب وأَنا حائ‬ ُ ‫ كُ ْنتُ أ ْش َر‬:‫عن عائشة أم المؤمنين‬
ُ‫ ث َّم‬،‫ِض‬ َ
ٌ ‫ وأتَعَ َّرقُ العَ ْرقَ وأنا حائ‬،‫ب‬ َ ُ ‫ فَيَ ْش َر‬،‫ض ِع ف َِّي‬
ِ ‫ض ُع فاهُ على َم ْو‬ َ َ‫فَي‬
.‫ب‬ ُ ‫ َولَ ْم َيذْكُ ْر ُز َهي ٌْر فَ َي ْش َر‬.‫ي‬
َِّ ‫ض ِع ف‬ِ َْ ‫و‬ ‫م‬ ‫على‬ ‫ه‬‫فا‬ ‫ع‬
ُ ُ َ َ‫ض‬ ‫ي‬َ ‫ف‬ ‫ﷺ‬ ‫ي‬
َّ ‫النب‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ل‬‫أُنا ِو‬
Artinya: “Dari Aisyah dia berkata; ‘Aku minum
ketika aku sedang haid, kemudian aku
memberikannya kepada Nabi saw, lalu beliau
meletakkan mulutnya pada tempat mulutku. Aku juga
pernah menggigit daging ketika aku sedang haid,
lalu -sisa daging- aku berikan kepada Nabi saw,
maka beliau meletakkan mulutnya di tempat
mulutku.” (HR Ahmad).
Dalam hadis lain, Ibunda Aisyah ra menceritakan
sebagai berikut:
226
‫إن كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ليؤتى باْلناء فأشرب منه وأنا‬
‫حائض ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في وان كنت َلخذ العرق‬
‫فآكل منه ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في‬
Artinya, “Terkadang Rasulullah saw disuguhkan
sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku
minum dari wadah itu sedangkan aku dalam
keadaan haid. Lantas Rasulullah saw mengambil
wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas
tempat minumku. Terkadang aku mengambil tulang
(yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan
bagian darinya, lantas Rasulullah saw
mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas
mulutku.” (HR Ahmad).
4. Bila Ibunda Aisyah marah, terkadang nabi
mencubit hidungnya.
Hal ini didasarkan pada hadis nabi berikut:
َ ُ‫غضبت عائشة‬
‫ يا‬: َ‫عركَ بأنفِها وقال‬ ْ ‫ كانَ إذا‬:‫عن عائشة أم المؤمنين‬
َ
،‫ وأذهِبْ غيظ قلبِي‬،‫اغفر لي ذنبِي‬
ْ ‫ الله َّم ربُّ محم ٍد‬:‫عويش قولي‬
ُ
‫الفتن‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫م‬
ِ ُ ْ
‫من‬ ‫ِي‬ ‫ن‬ ‫وأجر‬
ْ
Artinya: “Ketika Aisyah marah, maka Nabi
Muhammad Saw mencubit hidungnya dan berkata,
“Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah),
katakanlah, ‘Ya Allah, Rabb Muhammad, ampunilah
dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan
selamatkanlah aku dari fitnah yang
menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni)
Atau ungkapan Ibunda Aisyah dengan lafal berikut:
‫ «دخل على النبى صلى هللا‬: ‫عن عائشة – رضى هللا عنها – قالت‬
‫ فعركه ثم قال‬، ‫عليه وسلم وأنا غضبى فأخذ بطرف المفصل من أنفي‬
ْ ‫وأجرنِي‬
‫من‬ ْ َ ‫عويش قولي اللهم اغفر لى ذنبى وأذهِبْ غي‬
،‫ظ قلبِي‬ ُ ‫يا‬
‫الشيطان‬

227
Artinya: Dari Aisyah ra berkata: Rasulullah saw
menemuiku sedangkan aku dalam keadaan marah,
maka beliau menarik ujung persendian hidungku,
lalu memencetnya, kemudian bersabda, ‘Wahai
Aisyah Sayang, katakanlah, ‘Ya Allah, ampunilah
dosaku, hilangkanlah kemarahan hatiku, dan
selamatkanlah aku dari setan’.” (HR. Ibnu Sunni)
5. Terkadang, beliau bermain lari-lari dengan
baginda Nabi
Hal ini didasarkan pada hadis berikut:
‫ض‬ ِ ‫س َّل َم فِي بَ ْع‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫ي‬ ِّ ‫ت خ ََرجْ تُ َم َع النَّ ِب‬ ْ َ‫شةَ قَال‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ
َ َ
‫اس تَقدَّ ُموا فتَقدَّ ُموا‬َ َّ َ َ ْ َ َ َّ ْ
ِ ‫اريَة ل ْم أ ْحمِل الل ْح َم َول ْم أ ْبد ُن فقالَ لِلن‬ َ َ ٌ ِ ‫أ َ ْسف َِار ِه َوأنَا َج‬
َ
‫عنِِّي َحتَّى ِإذَا‬ َ َ‫س َكت‬ َ َ‫سبَ ْقتُهُ ف‬َ َ‫سابَ ْقتُهُ ف‬ َ َ‫سابِقَكِ ف‬ ُ
َ ‫ث ُ َّم قَا َل لِي ت َ َعالَ ْي َحتَّى أ‬
‫اس‬ ِ ‫ض أ َ ْسف َِار ِه فَقَا َل لِل َّن‬ ِ ‫َح َم ْلتُ اللَّ ْح َم َوبَد ُ ْنتُ َونَسِيتُ خ ََر ْجتُ َمعَه ُ فِي بَ ْع‬
َ‫سبَقَنِي فَ َجعَل‬ َ َ‫سابَقتُهُ ف‬ ْ َ َ‫سابِقَكِ ف‬ َ ُ ‫تَقَدَّ ُموا فَتَقَدَّ ُموا ث ُ َّم قَا َل تَعَالَ ْي َحتَّى أ‬
َ‫ض َحكُ َوه َُو َيقُو ُل َه ِذهِ ِبت ِْلك‬ ْ ‫َي‬
Artinya: Dari Aisyah berkata: Aku pernah menemani
Nabi saw dalam sebuah perjalanan. Saat itu aku
masih muda dan badanku belum gemuk. Nabi saw
berkata kepada para sahabat: Silahkan jalan
duluan. Maka para sahabat pun berjalan
mendahului Nabi saw. Lalu Nabi saw berkata
kepadaku: Kemarilah, aku akan mengajakmu balap
lari. Maka aku pun memenuhi ajakan tersebut,
kemudian aku berhasil mengalahkan Nabi saw, dan
beliau pun terdiam saat itu. Sampai pada suatu
ketika badanku sudah mulai gemuk, dan aku pun
lupa entah dalam perjalanan ke mana saat itu.
Beliau berkata kepada para sahabat: Silahkan jalan
duluan. Maka para sahabat pun berjalan
mendahului Nabi saw. Lalu beliau berkata:
Kemarilah, aku akan kembali mengajakmu balap
lari. Maka aku pun memenuhi ajakan tersebut,

228
kemudian beliau mampu mengalahkanku. Beliau
tertawa dan berkata: Inilah pembalasanku. (HR.
Ahmad).
6. Ibunda Aisyah mendampingi baginda nabi,
hingga akhir hayat beliau.
Hal ini didasarkan pada hadis berikut:
‫ َل ْن‬:ٌ‫صحِ يح‬ َ ‫ كانَ َرسو ُل َّللاَّ ِ ﷺ يقو ُل وهو‬:‫عن عائشة أم المؤمنين‬
ُ‫ورأسُه‬ ْ ُّ َ‫ي ق‬
َ ‫ ث ُ َّم يُ َخي َُّر فَلَ ِّما نَزَ لَ به‬،ِ‫ط حتِّى َيرى َم ْقعَدَهُ مِنَ ال َجنَّة‬ َ َ‫يُ ْقب‬
ٌّ ِ‫ض نَب‬
‫ ث ُ َّم‬، ِ‫س ْقف‬
َّ ‫ص َرهُ إلى ال‬ َ ‫َص َب‬ َ ‫ فأ ْشخ‬، َ‫عةً ث ُ َّم أفاق‬ َ ‫ِي عليه سا‬ َ ‫على َفخِ ذِي غُش‬
ُ
‫ع ِل ْمتُ أنه ال َحديث الذي‬ َّ َ ‫ و‬،‫تارنا‬ ْ ً ُ َ
ُ ‫الرفِيقَ اْلعْلى قلتُ إذا َل يَخ‬ َّ ‫ اللَّ ُه َّم‬:‫قا َل‬
‫ اللَّ ُه َّم‬:‫َت تِلكَ آخِ َر َك ِل َم ٍة ت َ َكلَّ َم بها‬ ْ ‫ فَكان‬:‫ت‬ ْ َ‫ قال‬،ٌ‫صحِ يح‬ َ ‫كانَ يُ َح ِدِّثُنا وهو‬
.‫الرفِيقَ اْلَعْلى‬ َّ
Artinya: “Dari ‘Aisyah mengatakan ‘Rasulullah saw
pernah bersabda ketika beliau sehat; “Tak seorang
Nabi pun diwafatkan selain diperlihatkan tempat
tinggalnya di surga, kemudian ia disuruh memilih
(untuk tetap hidup di dunia atau wafat).” Tatkala
beliau sakit dan kepalanya berada di pahaku, beliau
pingsan beberapa saat, kemudian sadar dan
membelalakkan pandangannya ke atap, kemudian
berujar; “Ya Allah, pertemukanlah aku dengan
kekasih yang tertinggi.” Aku berkata dalam hati; Ini
berarti beliau tidak lagi memilih untuk tetap
bersama kami, dan Aisyah paham bahwa itu adalah
ucapan yang beliau perdengarkan kepada kami.
Lanjut Aisyah, itulah akhir ucapan yang Nabi saw
katakan, yaitu; “Ya Allah, pertemukanlah aku
dengan kekasihku yang tertinggi.” (HR Bukhari)
7. Ibunda Aisyah merupakan salah satu istri nabi
Muhammad saw yang sangat beliau sayangi dan cintai.
Hal ini sesuai dengan hadis berikut:

229
Dari ‘Amr bin Al-‘Ash ra ia pernah bertanya kepada
Rasulullah saw::
‫ال فَ َقالَ أَبُوهَا‬ ِّ ِ َ‫ فَقُ ْلتُ مِن‬. ُ‫شة‬
ِ ‫الر َج‬ َ َ‫اس أَ َحبُّ ِإلَيْكَ قَال‬
َ ِ‫عائ‬ ُّ َ ‫أ‬
ِ َّ‫ى الن‬
Artinya: “Siapa orang yang paling engkau cintai?”
Beliau menjawab, “Aisyah”. Ditanya lagi, “Kalau
dari laki-laki?” Beliau menjawab, “Ayahnya (yaitu
Abu Bakar Ash-Shiddiq).” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Nabi Muhammad saw pernah bersabda:
َّ ‫سائ ِِر ال‬
‫طعَ ِام‬ َ ‫ساءِ َكفَض ِْل الثَّ ِري ِد‬
َ ‫علَى‬ َ ِِّ‫علَى الن‬
َ َ‫شة‬
َ ِ‫عائ‬ ْ َ‫َوإِ َّن ف‬
َ ‫ض َل‬
Artinya: “Keutamaan Aisyah atas semua wanita
seperti keutamaan tsarid atas segala
makanan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw pernah ditanya:
‫ أَبُوهَا‬: َ‫ فَقَال‬، ‫ال؟‬ ِّ ِ َ‫ مِن‬: ُ‫شةُ فَقُ ْلت‬
ِ ‫الر َج‬ َ :‫اس أَ َحبُّ إِلَيْكَ ؟ قَا َل‬
َ ِ‫عائ‬ ُّ َ ‫أ‬
ِ َّ‫ي الن‬
Artinya: “Siapakah manusia yang paling engkau
cintai?” Beliau SAW menjawab, “‘Aisyah.” Lantas
aku bertanya ” Siapa lelaki yang paling kau cintai?”
Beliau pun menjawab, “Ayahnya”. (HR Bukhari)
8. Rasulullah terkadang tiduran di pangkuan ibunda
Aisyah ra
‫ع ْن‬َ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ور ب ِْن‬
ِ ‫ص‬ ُ ‫ِير َحدَّثَنَا سُ ْفيَا ُن َع ْن َم ْن‬ ٍ ‫َحدَّث َنَا ُم َح َّمد ُ ْب ُن َكث‬
‫ض ُع‬ َّ
َ َ‫سل َم ي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ِ َّ ‫ت َكانَ َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ْ َ‫شةَ قَال‬
َ ِ‫عائ‬َ ‫ع ْن‬ َ َ‫ص ِفيَّة‬ َ
‫ِض‬ َ ُ ْ َ
ٌ ‫سهُ فِي حِ ج ِْري فيَق َرأ َوأنَا َحائ‬ َ ْ‫َرأ‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami
[Muhammad bin Katsir] telah menceritakan kepada
kami [Sufyan] dari [Manshur bin Abdurrahman]
dari [Shafiyyah] dari [Aisyah] dia berkata;
Rasulullah saw pernah meletakkan kepalanya di atas
pangkuanku, lalu beliau membaca (Al Quran),

230
sementara saya dalam keadaan haid.” (HR.
Bukhari, Mulism Abu Daud, Ahmad dan Ibnu
Majah)
9. Ibunda Aiysah juga sering menyisir rambut
baginda Nabi Muhammad saw
‫ع ْن أ َ ِبي ِه‬َ َ ‫ع ْر َوة‬ُ ‫ع ْن ِهش َِام ب ِْن‬ َ ٌ‫ف َقا َل َحدَّثَنَا َما ِلك‬ َ ‫س‬ُ ‫َّللا ْب ُن يُو‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
ِ َّ ُ ‫ع ْبد‬
َ‫سلَّ َم َوأنَا‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ِ َّ ‫س َرسُو ِل‬
َ ‫َّللا‬ ْ ُ
َ ‫ت كُ ْنتُ أ َر ِ ِّج ُل َرأ‬ َ
ْ ‫شة قَال‬ َ َ ِ‫عائ‬ َ ‫ع ْن‬ َ
‫ِض‬
ٌ ‫َحائ‬
Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin
Yusuf] berkata, telah menceritakan kepada kami
[Malik] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Bapaknya]
dari [‘Aisyah] berkata, “Aku pernah menyisir
rambut Rasulullah Saw, sementara saat itu aku
sedang haid.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Tatkala salah satu istri Nabi bersedih dan
menangis, beliau akan mengusap air matanya.
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik ra, ia berkata
sebagai berikut:
‫كانت صفية مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلفي سفر وكان ذلك‬
‫يومها فأبطت في المسير فاستقبلها رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫وهي تبكي وتقول حملتني علي بعير بطئ فجعل رسول هللا صلى هللا‬
»‫عليه وسلم يمسح بيديه عينيها‬
Artinya: “Suatu ketika Shofiyah bersama Rasulullah
SAW dalam perjalanan. Sedangkan hari itu adalah
bagiannya. Tetapi Shofiyah sangat lambat sekali
jalannya, lantas Rasulullah SAW menghadap
kepadanya sedangkan ia menangis dan berkata,
‘Engkau membawaku di atas unta yang lamban.’
Kemudian Rasulullah SAW menghapus air mata
Shofiyah dengan kedua tangannya.” (HR. Nasai)
11. Bila mencium ibunda Aisyah, beliau kadang
mengecup lidahnya.
231
Hal ini sesuai dengan hadis berikut ini:
‫«إن النبي صلى هللا عليه وسلم كان إذا قبل بعض نسائه مص لسانها‬
»
Artinya: “Sungguh Nabi saw ketika mencium salah
satu istrinya, beliau mengecup lidahnya.” (HR
Maqdisi).
12. Ibunda Aisyah sering mandi bersama baginda
Nabi Muhammad saw.
Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibunda Aisyah
sebagai berikut:
ُ ‫س َّل َم م ِْن ِإنَاءٍ َواحِ ٍد ت َْختَل‬
‫ِف‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫كُ ْنتُ أ َ ْغت َ ِس ُل أَنَا َو َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
‫مِن ْال َجنَابَ ِة‬
ْ ‫أ َ ْيدِينَا فِي ِه‬
Artinya: “Dahulu aku mandi junub bersama
Rasulullah SAW dari satu bejana di mana tangan
kami bergantian (mengambil air) di dalamnya.” (HR
Bukhari dan Muslim)
13. Baginda Nabi selalu membelai dan mencumbu
istrinya, meski para istri beliau dalam keadaan haid.
Diriwayatkan dari Urwah Bin Zubair ra, ia
meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra, ia berkata:
‫صلى هللا عليه‬- ‫قلما كان يوم – أو قالت قل يوم – إَل كان رسول هللا‬
‫ يدخل على نسائه فيدنو من كل امرأة منهن فى مجلسه فيقبل‬-‫وسلم‬
‫ويمس من غير مسيس وَل مباشرة » قالت « ثم يبيت عند التى هو‬
‫يومها‬
Artinya: “Hampir setiap hari Rasulullah saw
mengunjungi semua istrinya, lantas mendekatinya
satu per satu di tempatnya (rumah). Kemudian
Rasulullah saw mencium dan membelainya tanpa
bersetubuh atau berpelukan.” Aisyah berkata,
“Lantas beliau menginap di (rumah) istri yang
mendapat gilirannya.” (HR Daruquthni).
232
14. Baginda Nabi ingin selalu dekat dengan istri-
istrinya. Bahkan ketika bepergian, beliau selalu mengajak
istri bersamanya.
Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibunda Aisyah
sebagaimana berikut:
‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫ت َكانَ َرسُو ُل‬ ْ َ‫ قَال‬،‫ع ْن َها‬ َّ ‫ي‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫شةَ َر‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ
ُ ‫س ْه ُم َها خ ََر َج بِ َها َمعَه‬
َ ‫خَر َج‬ َّ ُ َ َ
َ ‫سائِ ِه فأيَّت ُهن‬َ ِ‫ع بَيْنَ ن‬ ْ َ
َ ‫سف ًَرا أق َر‬ َ َ
َ َ‫إِذا أ َراد‬
Artinya: “Dari Aisyah ra dia berkata, Rasulullah
saw ketika hendak bepergian akan mengundi di
antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang
keluar, maka beliau akan pergi bersamanya.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Juga hadis berikut ini:
‫ت ِإ َلى‬ ْ ‫س َّل َم أ َ ْخ َب َرتْهُ أَنَّ َها َجا َء‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ص َّلى‬ َ ِ‫ي‬ ِّ ‫ص ِفيَّةَ زَ ْو َج النَّ ِب‬ َ ‫أ َ َّن‬
ْ
‫ورهُ فِي ا ْعتِ َكافِ ِه فِي ال َمس ِْجدِ فِي‬ ُ ‫سل َم ت َُز‬ َّ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫َرسُو ِل‬
‫ام‬
َ َ ‫ق‬ َ ‫ف‬ ‫ِب‬
ُ ‫ل‬ َ ‫ق‬‫ن‬ْ َ ‫ت‬ ْ
‫ت‬ ‫م‬ ‫ا‬َ
َ َّ ‫ق‬ ‫م‬ُ ‫ث‬ ً ‫ة‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬‫س‬َ ُ ‫ه‬َ ‫د‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
ِ ْ
‫ت‬ َ ‫ث‬َّ ‫د‬ ‫ح‬
َ َ ‫ت‬َ ‫ف‬ َ‫ان‬‫ض‬ َ ‫م‬ ‫ر‬
َ َ ‫ِن‬ ْ ‫م‬ ِ َ َ ‫ْال َع ْش ِر ْاْل‬
‫ر‬ ِ‫اخ‬‫و‬
‫سلَّ َم َمعَ َها يَ ْق ِلبُ َها‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫َّللا‬َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫النَّ ِب‬
Artinya: “Sungguh Shafiyah istri Nabi saw
mengabarkannya (Husein bin Ali) bahwa ia
mendatangi Rasulullah saw yang sedang i’tikaf di
masjid (Nabawi) pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Kemudian ia berbincang dengan Nabi beberapa
waktu lantas berdiri untuk pulang. Kemudian Nabi
SAW berdiri dan pulang bersamanya.” (HR
Bukhari).
Dalam riwayat lain diceritakan sebagai berikut:
َ‫سلَّ َم فِي ْال َمس ِْج ِد َو ِع ْندَهُ أ َ ْز َوا ُجهُ َف ُرحْنَ َفقَال‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫َكانَ النَّ ِب‬
ِ‫ف َم َعك‬ َ ‫ص ِر‬ َ
َ ‫ي ٍ ََل ت َ ْع َجلِي َحتَّى أ ْن‬
ِّ َ‫ت ُحي‬ِ ‫ص ِفيَّةَ بِ ْن‬
َ ‫ِل‬
Artinya: “Suatu ketika Nabi SAW berada di masjid
(Nabawi), sedangkan istri-istrinya ada di dekatnya
kemudian mereka pulang. Rasulullah bersabda

233
kepada Shafiyah binti Huyay: ‘Jangan buru-buru
agar aku bisa pulang bersamamu.’ (HR Bukhari).
15. Rasulullah saw selalu memanjakan istrinya, di
antaranya dengan menyiapkan tempat duduknya dan
membantu istrinya tatkala menaiki tunggangan.
Hal ini sebagaimana hadis berikut:
‫سلَّ َم يُ َح ِّ ِوي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َّ ‫خ ََرجْ نَا ِإلَى ْال َمدِينَ ِة قَا َل فَ َرأَيْتُ َرسُو َل‬
َ ِ‫َّللا‬
‫ص ِف َّيةُ ِر ْجلَ َها‬
َ ‫ض ُع‬ َ َ ‫ض ُع ُر ْك َبتَهُ فَت‬ ُ ‫لَ َها َو َرا َءهُ ِب َع َبا َء ٍة ث ُ َّم َي ْجل‬
ِ ‫ِس ِع ْندَ َبع‬
َ ‫ِير ِه فَ َي‬
َ ‫علَى ُر ْكبَتِ ِه َحتَّى ت َْرك‬
‫َب‬ َ
Artinya: “Kami keluar menuju Madinah.” Anas
berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW menyiapkan
tempat duduk Shafiyah di belakangnya dengan kain,
kemudian ia duduk di dekat untanya dan
memosisikan lututnya, lantas Shafiyah meletakkan
kakinya di atas lutut beliau hingga naik (ke
unta).” (HR Bukhari).
16. Baginda Nabi juga mengajak Ibunda Aisyah
ketika makan di luar rumah.
Pernah beliau diundang makan oleh tetangganya.
Sesungguhnya hanya beliau saja yang diundang,
namun beliau meminta izin kepada orang yang
mengundang tersebut untuk membawa istrinya
sebagaimana hadis berikut:
‫أن رجل فارسيا كان جارا للنبي صلى هللا عليه وسلم وكانت مرقته‬
‫أطيب شي ريحا فصنع طعاما ثم أتى النبي صلى هللا عليه وسلم فأومأ‬
”‫ “وهذه معي‬:‫إليه أن تعال وعائشة جنبه فقال صلى هللا عليه وسلم‬
‫ “وهذه معي” قال َل‬:‫وأشار إلى عائشة فقال َل قال ثم أشار إليه فقال‬
‫ثم أشار إليه الثالثة فقال وهذه معي وأشار إلى عائشة فقال نعم‬
Artinya: “Seorang lelaki Persia yang merupakan
tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling
sedap. Kemudian dia membuat makanan dan
mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk
234
makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi.
Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini
bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata,
“Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya,
“Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.”
Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya
dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia
berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibban dan Darimi).
17. Main lempar-lemparan
Baginda Nabi pernah bermain lempar-lemparan
kepada para istri beliau, termasuk juga dengan
Ibunda Aisyah. Hal ini seperti yang diceritakan
Ibunda Aisyah sebagaimana berikut:
‫سلَّ َم‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫س ْودَة ُ يَ ْو ًما فَ َجل‬
َ ‫ارتْنَا‬ َ َ‫ ز‬:ُ‫شة‬َ ِ‫عائ‬ َ ‫ت‬ ْ َ‫قَال‬
‫مِلتُ لَ َها‬ ْ ‫ فَ َع‬،‫َب ْينِي َو َب ْينَ َها ِإ ْحدَى ِر ْجلَ ْي ِه فِي حِ ج ِْري َو ْاْل ُ ْخ َرى فِي حِ جْ ِرهَا‬
َ‫ أ ْو‬،‫ ” لَت َأْكُلِي‬: ُ‫ت فَقُ ْلت‬ ْ َ‫ فَأَب‬،‫ كُلِي‬: ُ‫يرةً» فَقُ ْلت‬ َ ‫ «خ َِز‬: َ‫يرة ً أ َ ْو قَال‬ َ ‫َح ِر‬
،‫ط ْختُ ِب ِه َو ْج َه َها‬ َّ َ‫ش ْيئًا فَل‬
َ ‫ص َع ِة‬ ْ
ْ ‫ فَأ َ َخذْتُ مِنَ ال َق‬،‫ت‬ ْ َ‫ َفأَب‬، ِ‫طخ ََّن َو ْج َهك‬ ِّ ِ َ‫َْل ُل‬
،‫سلَّ َم ِرجْ لَهُ م ِْن ِحج ِْرهَا ت َ ْستَقِيد ُ مِ نِِّي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫فَ َرفَ َع َرسُو ُل هللا‬
ُ ‫صلى هللا‬ َّ َ ِ‫ َو َرسُو ُل هللا‬،‫َت بِ ِه َو ْج ِهي‬ َّ
ْ ‫ش ْيئًا فَلَطخ‬ َ ‫ص َع ِة‬ ْ َ‫ت مِنَ ْالق‬ ْ َ‫فَأ َ َخذ‬
)‫ض َحكُ … (رواه النسائي‬ ْ َ‫سلَّ َم ي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
Aisyah berkata, “Suatu hari Saudah mengunjungi
kami, dan Rasulullah saw. duduk di antara diriku dan
Saudah. Sedangkan satu kaki beliau berada di
pangkuanku dan satunya berada di pangkuan
Saudah. Lalu aku membawakan untuknya makanan
(yang terbuat dari bahan tepung dan air susu),
“(Demi Allah), makanlah atau aku akan mengotori
wajahmu.” Beliau lalu menolak dengan bersabda,
“Aku tidak akan mencicipinya.” Lalu, aku ambil
makanan dari mangkuk yang besar dan kulumurkan
ke wajah beliau. Nabi saw. tertawa. Lalu beliau
mengangkat kaki beliau dari pangkuan Saudah, agar
beliau bisa membalasku. Beliau berkata kepada

235
Saudah, “Kotorilah mukanya!” Lalu dia mengambil
makanan dari mangkuk besar dan melumurkannya ke
mukaku, dan Rasulullah saw. tertawa” (HR. Nasai).
Begitulah sedikit kisah tentang keromantisan
kehidupan baginda Nabi Muhammad saw bersama
dengan Ibunda Aisyah dan juga istrinya yang lain.
Mudah-mudahan dengan lagu yang sedang viral ini,
umat Islam jadi membuka sejarah dan mengenal
Ibunda kita secara lebih dekat. Ibunda Aiysah yang
sesungguhnya bukan hanya romantis dalam
kehidupan rumah tangga saja, namun juga Ibunda
yang sangat cerdas, berilmu, guru para sahabat,
tawadhu, dan berakhlak mulia. Semoga kita semua
bisa meneladani ibunda kita, Sayyidah Aisyah ra.
Amin.

236
Pandemi Corona dan Kejayaan Islam

Tanya:
Assalamu’alaikum ustadz. Saya ingin bertanya.
Apakah wabah corona ini akan menjadikan Islam
berjaya dan apakah Islam saat ini masih berjaya di
dunia ini? (Nora Julianti, Pekanbaru)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Soal apakah Corona akan membawa kejayaan Islam,
tidak ada yang tahu selain Allah. Masa depan
termasuk perkara ghaib yang hanya Allah yang
Maha Tahu.
‫ْب‬َ ‫َّللاُ ۚ َولَ ْو كُ ْنتُ أ َ ْعلَ ُم ْالغَي‬
َّ ‫ض ًّرا إِ ََّل َما شَا َء‬ َ ‫قُ ْل ََل أ َ ْم ِلكُ ِلنَ ْفسِي نَ ْفعًا َو ََل‬
‫ِير ِلقَ ْو ٍم‬
ٌ ‫ِير َو َبش‬ ٌ ‫سن َِي السُّو ُء ۚ ِإ ْن أَنَا ِإ ََّل نَذ‬ َّ ‫ََل ْست َ ْكث َ ْرتُ مِنَ ْال َخي ِْر َو َما َم‬
َ‫يُؤْ مِ نُون‬
Artinya: Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak
kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan
tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang
dikehendaki Allah. Dan andai kata aku mengetahui
yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan
sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa
kemadharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi
peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-
orang yang beriman. [QS.al-A’râf/7: 188]
Untuk saat ini, umat Islam terbelakang. Rata-rata
negara dengan penduduk mayoritas Islam merupakan
negara berkembang dan belum jadi rujukan
peradaban. Tentu menyedihkan. Namun kita percaya,
bahwa jika umat teguh memegang iman dan Islam,

237
terus mengembangkan ilmu pengetahuan, maka
kelak umat akan jaya dan menjadi rujukan dunia.
Islam akan menguasai Timur dan Barat.
Firman Allah:
‫ض‬ ِ ‫ت لَيَ ْست َْخ ِلفَنَّ ُه ْم فِي ْاْل َ ْر‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا مِنكُ ْم َو‬
َّ ‫ع ِملُوا ال‬ َّ َ‫عد‬ َ ‫ َو‬.
‫ض َٰى لَ ُه ْم‬ َّ َّ
ْ ‫ف الذِينَ مِن قَ ْب ِل ِه ْم َولَيُ َم ِ ِّكن ََّن لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الذِي‬
َ َ ‫ارت‬ َ َ‫َك َما ا ْست َ ْخل‬
َ ‫َولَيُ َب ِدِّلَنَّ ُهم ِِّمن َب ْع ِد خ َْو ِف ِه ْم أ َ ْمنًا ۚ َي ْعبُد ُونَ ِني ََل يُ ْش ِركُونَ ِبي‬
“‫ش ْيئًا‬
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-
orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
Aku” [An-Nur : 55]
Rasulullah saw bersabda:
‫يز أ َ ْو بِذ ُ ِِّل ذَلِي ٍل ع ًِّزا يُع ُِّز‬ ٍ ‫ع ِز‬َ ‫ار بِع ِ ِِّز‬ ُ ‫لَيَ ْبلُغ ََّن َهذَا ْاْل َ ْم ُر َما َبلَ َغ اللَّ ْي ُل َوالنَّ َه‬
ُ‫ش ِْركَ َوأ َ ْهلَه‬ ِّ ‫َّللا ُ ِب ِه ْال‬
َّ ‫اْلس َْل َم َوأ َ ْهلَه ُ َوذ ُ ًَّل يُ ِذ ُّل‬
ِ ْ ‫َّللاُ ِب ِه‬
َّ
Artinya: “Agama ini akan menyebar sejauh jarak
yang dicapai malam dan siang, dengan kemuliaan
orang yang mulia dan kehinaan orang yang terhina ;
yaitu kemuliaan yang dengannya Allah akan
memuliakan Islam dan penganutnya, dan
menghinakan kesyirikan dan pengikutnya”.
Semoga kegemilangan Islam segera terwujud. Amin.
Wallahu a’lam.

238
Tasawuf dan Makrifat

Tanya:
Apa itu tasawuf dan makrifat? (Tony Moeta’sin,
Kupang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Sederhananya, tasawuf merupakan cabang ilmu
keislaman yang fokus pada kajian tentang penyucian
jiwa dan akhlak atau etika. Panduannya adalah al-
Quran dan sunnah Nabi sehingga imam junaid, salah
seorang sufi ternama pernah mengatakan bahwa
kunci tasawuf adalah al-Quran dan sunnah. Jika tidak
berpegang al-Quran dan sunnah, maka ia bukanlah
tasawuf.
Akhlak di sini, mencakup semua akhlak di antaranya
akhlak manusia dengan Allah, dengan sesama,
dengan diri sendiri, dengan hewan dan juga dengan
alam raya. Agar seseorang bisa berakhlak mulia,
maka butuh latihan yang disebut dengan riyadhah. Ia
juga butuh guru atau syaikh atau murabbi yang akan
selalu memberikan bimbingan kepadanya.
Perjalanan dia dalam latihan akhlak itu, disebut
maslak. Dia sendiri sebagai santri disebut dengan
salik. Posisi atau kualitas akhlaknya disebut
maqamat. Tingkatan akhlak disebut dengan maqam.
Sementara makrifat merupakan buah atau hasil dari
latihan akhlak tadi. Makrifat adalah mengetahui atau
merasakan wujud Tuhan dalam dirinya. Maka ia
239
akan merasakan nikmat dalam berakhlak dan
beribadah. Ia akan rindu dengan Keagungan Tuhan.
Ia merasa Tuhan selalu hadir dalam jiwanya.
Kerinduannya itu terwujud dengan dzikir dan
menyebut asma Allah tiada henti. Segala
aktivitasnya selalu disandarkan dengan ridha Allah.
Ia mencintai Allah sepenuh hati.
Tasawuf terkait dengan batin dan hati, cinta dan
rindu. Oleh karenanya, tidak heran jika para sufi
menjadi para pujangga besar dengan karya sastra
yang sangat agung. Sebutlah misalnya Jalaludin
Rumi, Rabiah al Adawiyah, Ibnu Arabi dan lain
sebagainya.
Puisi cinta dan rindunya sangat mendalam dan
menggetarkan jiwa karena muncul dari lubuk hatinya
yang terdalam. Wallahu a’lam.

240
Mimpi Bertemu Nabi Khidir

Tanya:
Assalamu’alaikum.saya semalam bermimpi ketemu
orang tua sederhana .tapi setlah itu saya diberi tahu
sama wali songo bahwa orang tua itu adalah nabi
khidir. Padahal saya bukan orang yang rajin ibadah
dan saya juga masih sering melakukan maksiat.
(Yohan Jatmiko, Banyumas)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Alhamdulillah, Allah memberikan waktu bagi kita
untuk beristirahat dengan cara tidur. Firman Allah:
ِ ‫َوم ِْن آ َياتِ ِه َمنَا ُمكُ ْم ِبال َّل ْي ِل َوالنَّ َه‬
‫ار‬
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari…”
(QS. Ar-Ruum: 23)
Tidak jarang waktu kita tidur kita bermimpi. Mimpi
sendiri dibagi tiga, pertama bunga tidur, kedua
mimpi karena gangguan setan dan ketiga mimpi
yang merupakan kabar baik bagi kita. Hal ini sesuai
dengan hadis nabi berikut ini:
‫ َومِ ْن َها‬، ‫حْزنَ بِ َها ابْنَ آدَ َم‬
ُ َ‫ان ِلي‬ِ ‫ط‬ َّ ‫ ِم ْن َها أَهَا ِوي ُل مِنَ ال‬: ‫ث‬
َ ‫ش ْي‬ ٌ َ‫الرؤْ َيا ثَل‬
ُّ ‫إِ َّن‬
‫مِن ِست َّ ٍة‬ َ َ‫الر ُج ُل فِي َيق‬
ْ ‫ َو ِم ْن َها ُج ْز ٌء‬، ‫ فَ َي َراهُ فِي َمنَامِ ِه‬، ‫ظتِ ِه‬ َّ ِ ُّ ‫َما َي ُه‬
‫ه‬
ِ ‫ب‬ ‫م‬
‫َوأ َ ْربَعِينَ ُج ْز ًءا مِنَ النب َُّو ِة‬
ُّ
Artinya: Maksudnya: Mimpi itu ada tiga jenis:
Mimpi yang merupakan gangguan syaitan untuk
meresahkan anak Adam. Mimpi yang pada asalnya
241
perkara yang dipikirkan manusia ketika jaga lalu
terbawa hingga ke dalam tidur. Mimpi yang
merupakan satu bahagian daripada 46 bahagian
kenabian. (HR. Ibn Majah)
Terkait mimpi baik, dan merupakan kabar gembira
dari Allah, didasarkan pada sabda Rasulullah saw
berikut:
‫الز َمانُ لَ ْم‬
َّ ‫ب‬ َ ‫ «إِذَا ا ْقت ََر‬: َ‫سلَّ َم – قَال‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ –‫ي‬ َّ :ُ‫ع ْنه‬
َّ ِ‫أن النَّب‬ َ ‫َو‬
‫مِن ِست َّ ٍة َوأ َ ْر َبعِينَ ُج ْز ًءا‬
ْ ‫مِن ُج ْز ٌء‬ ْ‫ؤ‬
ِ ُ َ ُ َ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ْ‫ؤ‬ ‫ر‬‫و‬ ، ‫ِب‬
ُ ‫ذ‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ت‬ ِ ُ َ ُ ‫ت َ َك‬
‫ِن‬
‫م‬ ْ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ا‬‫ي‬‫ؤ‬ ‫ر‬ ْ ‫د‬
‫ م‬.»ِ‫مِنَ النُّب َُّوة‬
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Apabila telah datang waktunya (kiamat), hampir
tidak ada mimpi seorang mukmin yang dusta. Dan
mimpi seorang mukmin itu satu dari empat puluh
enam bagian kenabian.” (Muttafaqun ‘alaih) (HR.
Bukhari dan Muslim).
‫ص َّلى‬َ – ‫هللا‬ ُ ‫سمِ ْعتُ َر‬
ِ َ‫س ْول‬ َ :‫ع ْنهُ – قَا َل‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ – َر‬ َ ‫َو‬
ُ
‫ َو َما‬:‫ت» قَال ْوا‬ َّ َ ُ
ِّ ِ َ‫ «ل ْم يَبْقَ مِنَ النُّب َُّوةِ إَِل ال ُمب‬:ُ‫سل َم – يَق ْول‬
ِ ‫ش َرا‬ َّ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬َ ُ‫هللا‬
‫ي‬
ُّ ِ‫َار‬ ‫خ‬ ‫ب‬
ُ ‫ال‬ ‫ه‬‫ا‬
ُ َ َ‫و‬ ‫ر‬ .» ُ ‫ة‬ ‫ح‬
َ ‫ل‬
ِ ‫ا‬‫ص‬َّ ‫ال‬ ‫ا‬‫ي‬
َ ْ‫ؤ‬ ‫الر‬
ُّ « : ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫؟‬ ُ‫ات‬ ‫ر‬َ‫ش‬ ِّ ِ ‫ال ُم َب‬
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Tidak tersisa
dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira.’ Para
sahabat bertanya, ‘Apa kabar gembira tersebut?’
Beliau menjawab, ‘Mimpi yang baik.’” (HR.
Bukhari).
Juga mimpi nabi Yusuf berikut ini:
ِ ‫َي ِإنِِّي أ َ َرى فِي ْال َمن َِام أَنِِّي أَذْ َبحُكَ َفا ْنظُ ْر َماذَا ت ََرى قَالَ َيا أَ َب‬
‫ت‬ َّ ‫قَا َل َيا بُن‬
‫ا ْفعَ ْل َما تُؤْ َم ُر‬
Artinya: Ibrahim mengatakan, “Wahai anakku, aku
bermimpi menyembelih, bagaimana menurut kamu?”

242
jawab Ismail, “Wahai bapakku, lakukanlah apa yang
diperintahkan untukmu..” (QS. as-Shaffat: 102).
Mimpi buruk datang dari setan. Tujuannya agar kita
bersedih, merenung, tertegun, takut, pesimis dan lain
sebagainya. Karena sifat setan itu memang membuat
manusia was-was sebagaimana firman Allah berikut
ini:
‫ش ْيئًا إِ ََّل‬
َ ‫ار ِه ْم‬
ِّ ِ ‫ض‬ َ ‫ان ِليَح ُْزنَ الَّذِينَ آ َمنُوا َولَ ْي‬
َ ِ‫سب‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫إِنَّ َما النَّ ْج َو َٰى مِنَ ال‬
‫َّللاِ فَ ْل َيت ََو َّك ِل ْال ُمؤْ مِ نُو َن‬
َّ ‫علَى‬ ِ َّ ‫ِبإِذْ ِن‬
َ ‫َّللا ۚ َو‬
Artinya: “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu
adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang
beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu
tiadalah memberi mudharat sedikit pun kepada
mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-
lah hendaknya orang-orang yang beriman
bertawakal.” (Q.s Al-Mujadilah [58]: 10)
Jika kita bermimpi buruk, hendaklah tidak
menceritakan mimpi kita kepada orang lain
sebagaimana sabda Nabi berikut ini:
‫ فَقَالَ يَا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ِِّ ِ‫ى ِإلَى ال َّنب‬ ٌّ ِ‫ع ْن َجا ِب ٍر قَا َل َجا َء أَع َْراب‬ َ
‫ع َلى‬ َ ُ‫ْت‬ ‫د‬َ ‫د‬ َ ‫ت‬‫ش‬ْ ‫ا‬َ ‫ف‬ ‫ج‬ ‫ر‬
َ َ ْ‫َح‬ ‫د‬َ ‫ت‬ َ ‫ف‬ ‫ب‬ ‫ُر‬
َ ِ ‫ض‬ ‫ِى‬ ‫س‬ ْ ‫أ‬‫ر‬َ َّ
‫ن‬ َ ‫أ‬‫ك‬َ ‫َام‬
ِ َ ‫ن‬‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ِى‬ ‫ف‬ ُ‫ْت‬
‫ي‬ َ ‫أ‬‫ر‬ َ ِ َّ‫َّللا‬ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫َر‬
ُ َ
ِ ِّ‫ى « َل ت َح ِد‬
‫ث‬ َ
ِِّ ‫ ِلألع َْرا ِب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫ فقا َل َرسُو ُل‬.‫أَث َ ِر ِه‬َ َ
‫صلى هللا‬- ‫ى‬ َّ ‫ت النَّ ِب‬ ُ ْ‫سمِ ع‬ َ َ‫ َوقَال‬.» َ‫ان ِبكَ فِى َمنَامِك‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ب ال‬ ِ ُّ‫اس ِبتَلَع‬ َ َّ‫الن‬
‫ان بِ ِه فِى‬ َ
ِ ‫ب الش ْيط‬ َّ َ ُ َ َّ َ
ِ ُّ‫ب فقالَ « َل يُ َح ِدِّثن أ َحدُك ْم بِتَلع‬ َ َ َ ُ ْ
ُ ‫ بَ ْعد ُ يَخط‬-‫عليه وسلم‬
.‫َمنَا ِم ِه‬
Artinya: Dari Jabir ra , ada seorang Arab badui
datang menemui Nabi kemudian bertanya, “Ya
Rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu
menggelinding kemudian aku berlari kencang
mengejarnya”. Nabi Muhammad Saw bersabda
kepada orang tersebut, “Jangan kau ceritakan kepada
orang lain ulah setan yang mempermainkan dirimu

243
di alam mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar
Nabi menyampaikan dalam salah satu khutbahnya,
“Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang
mempermainkan dirinya dalam alam mimpi” (HR
Muslim)
Lalu ludahkan ke kiri Anda tiga kali, beristiadzah 3
kali dan mengubah posisi tidurnya sebagaimana
sabda nabi berikut:
‫ فليبصق عن يساره ثلثا وليستعذ باهلل‬،‫إذا رأى أحدكم الرؤيا يكرهها‬
‫ وليتحول عن جنبه الذي كان عليه‬،‫من الشيطان ثلثا‬
Artinya: “Jika kalian mengalami mimpi yang dibenci
(mimpi buruk) hendaklah meludah ke sebelah kiri
tiga kali, dan memohon perlindungan dari Allah dari
godaan setan tiga kali, kemudian mengubah posisi
tidurnya dari posisi semula.” (HR. Muslim)
Adapun mimpi Anda, semoga merupakan kabar
gembira untuk Anda. Semoga Anda semakin dekat
dengan orang-orang shalih seperti Nabi Khidir dan
para sunan. Semoga Anda menjadi hambanya yang
shalih sehingga Allah mengangkat derajat Anda di
dunia dan akhirat. Maka tuntutlah ilmu, belajarlah
dengan para ulama dan bergaullah dengan orang-
orang shalih. Wallahu a’lam.

244
Shalat Jumat Online Tanggapan Terhadap Ust
Wawan Gunawan Abdul Wahid

Para ulama baik yang di Saudi, Kuwait, Mesir, Indonesia


atau lainnya membolehkan seseorang untuk tidak
melaksanakan shalat Jumat atau jamaah di masjid guna
menghindari penyakit corona. Mereka menganjurkan agar
umat Islam shalat jamaah di rumah saja sebagai
rukhsah/keringanan.
Dalilnya adalah firman Allah sebagai berikut:
‫وَل تلقوا بايديكم الى التهلكة‬
Janganlah kalian menjerumuskan diri pada kebinasaan.
Nas di atas melarang kita untuk menjerumuskan diri kita
pada perbuatan yang menuju kepada kebinasaan.
Sementara itu, menjaga dan melindungi jiwa serta
mencegah dari segala hal yang membahayakan jiwa
adalah wajib sesuai dengan kaidah maqashid syariah yaitu
prinsip hifz annafs.
Berkumpul dalam jumlah besar seperti shalat jamaah dan
Jumat, berpotensi menyebarkan virus corona, maka ia
harus dihindari.
Sebagai gantinya, boleh meniadakan pelaksanaan salat
Jumat dan salat jamaah di masjid untuk sementara waktu
demi mencegah penularan dan penyebaran virus dalam
skala besar.
Dalilnya hadis nabi dari ibnu Abbas sebagai berikut:
‫صلُّوا فِي‬
َ ْ‫ص َلةِ قُل‬ َّ ‫ي عَلَى ال‬ َّ ‫َّللا فَ َل تَقُلْ َح‬ ِ َّ ‫ِإذَا قُ ْلتَ أ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل‬
ٌ‫ع ْز َمة‬ َ
َ َ ْ‫ة‬‫ع‬‫م‬‫ج‬ُ ْ
‫ال‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬
ِ ِّ
‫ِي‬ ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ْر‬
ٌ ‫ي‬‫خ‬َ ‫ُو‬َ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬َ
َ َ ‫اس ا ْست َ ْنك َُروا قَا َل‬
‫ل‬ ‫ع‬َ ‫ف‬ َ َّ‫بُيُوتِ ُك ْم فَ َكأ َ َّن الن‬
‫ض‬ ‫ح‬
ِ َ َ ِ ِ َّ ‫د‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ين‬ ِّ
‫الط‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ َ‫َو ِإنِِّي ك َِرهْتُ أ َ ْن أ ُ ِ َ ْ ْ ون‬
ُ
‫ش‬ ‫َم‬ ‫ت‬َ ‫ف‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ج‬‫حْر‬
Artinya: “Apabila engkau mengucapkan Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullaah (dalam adzan), jangan engkau
ucapkan Hayya ‘Alash Shalah (Mari melaksanakan

245
shalat), tapi ucapkanlah Shalluu fi Buyuutikum (shalatlah
di rumah-rumah kalian). Maka seolah-olah manusia
mengingkarinnya. Beliau (Ibnu Abbas) berkata: ”Hal itu
dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (yakni
Rasulullah saw), sesungguhnya shalat Jumat itu ‘azimah
(kewajiban yang harus ditunaikan) dan aku tidak ingin
menyuruh kalian keluar, sehingga kalian berjalan menuju
masjid dengan kondisi jalan yang berlumpur dan licin.”
(Imam Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut menjelaskan tentang bolehnya seorang
tidak melaksanakan salat Jumat dan berjamaah di masjid
disebabkan oleh hujan deras. Jika karena hujan saja boleh
shalat Jumat dan jamaah di rumah, apalagi ketika ada
virus yg jauh lebih bahaya dan mematikan dibanding
sekadar lumpur.
Sebagai gantinya setiap muslim bisa melaksanakan salat
zhuhur di rumah
Para ulama telah bersepakat bahwa jika ada rasa takut
atas jiwa, harta atau keluarga maka dibolehkan tidak
melaksanakan salat Jumat dan salat jamaah di masjid.
Dalilnya hadis berikut:
َ ‫سمِ َع ْال ُمنَاد‬
‫ِي فَلَ ْم‬ َ ‫سل َّ َم َم ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ عَلَ ْي ِه َو‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫َّاس قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ
ُ‫ض ل َ ْم ت ُ ْقبَلْ مِ ْنه‬
ٌ ‫ف أ ْو َم َر‬ َ ٌ ‫يَ ْمنَ ْعهُ مِ ْن ا ِت ِّبَا ِع ِه عُ ْذ ٌر قَالُوا َو َما ْالع ُ ْذ ُر قَا َل خ َْو‬
….‫صلَّى‬ َ ‫ص َلة ُ الَّتِي‬ َّ ‫ال‬
Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang
mendengar azan dan tidak punya alasan sehingga tidak
mendatanginya (hendaknya ia mendatanginya). Para
sahabat bertanya: Apakah alasan (udzhur) itu? Beliau
menjawab: ” Takut atau sakit-, maka tidak diterima salat
yang dia kerjakan.
Jadi takut bahaya atau karena sedang sakit menjadi alasan
bolehnya seseorang shalat di rumah dan diganti dengan
shalat zhuhur.
Kaidah ushul yg biasa digunakan adalah:

246
‫المشقة تجلب التيسير‬
Dalam kondisi payah, boleh mengambil sesuatu yang
lebih mudah.
Apakah boleh diganti dengan shalat Jumat secara online?
Dg kiyas bahwa nikah saja juga bisa online? Jawabnya
tidak boleh dg alasan sebagai berikut:
Shalat itu ibadah mahdhah, sifatnya ta’abbudi. Sementara
nikah terkait dengan perkara muamalah, dan sifatnya
ta’qquli. Mengkiyaskan dua hal tsb adalah batil atau kiyas
ma’al fariq.
Kaidah yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
‫اَلصل فى العبادة التعبد واَلتباع واَلصل فى المعاملت اَللتفات الى‬
‫المعاني والمقاصد‬
Prinsip dalam ibadah adalah ta’abud dan ittiba
Sementara prinsip dalam muamalah adalah melihat
makna dan maksud/tujuannya.
Selain itu, mengganti shalat Jumat dengan shalat zuhur
adalah rukhshah sehingga ia sudah menjadi solusi yang
sesuai dengan hukum syariah. Maka tak perlu mencari
solusi lain.
Terkait bolehnya mengambil ruhshah ini berdasarkan
pada hadis berikut:
، ‫س ِِّددُوا َوق َ ِاربُوا َوأ َ ْبش ُِروا‬
َ َ‫ ف‬، ُ‫غلَبَه‬ َ َّ ‫ َولَ ْن يُشَادَّ الدِِّينَ أ َ َحدٌ ِإَل‬، ‫ِإ َّن الدِِّينَ يُس ٌْر‬
‫الر ْو َح ِة َوش َْىءٍ مِ نَ الد ُّْل َج ِة‬
َّ ‫َوا ْستَعِينُوا ِب ْالغَد َْوةِ َو‬
Artinya: “Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-
kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan
akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah
pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi),
bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan (di
dalam ketaatan kepada Allah) dengan amal-amal kalian
pada waktu kalian bersemangat dan giat”. (HR. Bukhari)

247
Hendaknya kita mengambil rukhshah yang telah
diberikan kepada kita dan tidak mencari jalan lain yg
memberatkan dengan landasan hadis nabi sebagai berikut:
ِ ‫صهُ َك َما يَ ْك َرهُ أ َ ْن تُؤْ ت َى َم ْع‬
ُ‫صيَتُه‬ ُ ‫َّللاَ يُحِ بُّ أ َ ْن تُؤْ ت َى ُر َخ‬
َّ ‫إن‬َّ .
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai keringanan-
keringanannya diambil sebagaimana Dia membenci
kemaksiatannya didatangi/dikerjakan”
Dalam riwayat lain
َ ‫ َك َمايُحِ بُّ أ َ ْن تُؤْ ت َى‬.
ُ ‫عزَ ائِ ُمه‬
Artinya: “Sebagaimana Allah menyukai kewajiban-
kewajibannya didatangi”
Hadits lain adalah sabda Nabi Muhammad saw:
‫اوعَا َوَلَ ت َْخت َ ِلف َا‬
َ ‫ط‬َ َ ‫ش َِرا َو ََل تُنَفِّ َِرا َوت‬
ِّ َ‫س َِرا َوب‬
ِّ َ‫س َِرا َو ََل تُع‬
ِّ َ‫ي‬
Artinya: “Mudahkanlah, janganlah mempersulit dan
membikin manusia lari (dari kebenaran) dan saling
membantulah (dalam melaksanakan tugas) dan jangan
berselisih” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Juga firman Allah berikut:
“‫َّللاُ ِب ُك ُم ْاليُس َْر َو ََل ي ُِريد ُ ِب ُك ُم ْالعُس َْر‬
َّ ُ‫ي ُِريد‬
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. Al
Baqarah:185)
Firman Allah berikut:
.
ِ ‫ظ ْالق َ ْل‬
. َ‫ب ََل ْنفَضُّوا مِ ْن َح ْولِك‬ َ ‫َّللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُك ْنتَ فَظًّا غَلِي‬
ِ َّ َ‫“ فَ ِب َما َرحْ َم ٍة مِ ن‬
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu” [QS. Ali Imran/3 :
159]

248
Juga firman Allah berikut:
‫َل يكلف هللا نفسا اَل وسعها‬
Artinya: Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai
dengan kemampuannya.
Di antara tujuan shalat Jumat adalah pengumpukan masa
umat Islam yang cukup besar, sekali dalam seminggu.
Oleh karena itu, semua madzhab mensyaratkan agar
shalat jumat dilaksanakan di masjid jami, kecuali jika
masjid jami tidak cukup, maka shalat Jumat bisa
dilaksanakan di masjid-masjid lain.
Tujuan pengumpukan masa umat Islam dalam jumlah
besar ini tidak terwujud dengan shalat jumat secara
daling.
Selain itu, shalat jumat atau shalat jamaah ada syaratnya,
di antaranya satu tempat, sesama jamaah tidak terhalang
dinding atau sesuatu yang menyebabkan
makmum tidak dapat melihat makmum atau shaf yang
ada di depannya atau makmum yang dibelakangi tidak
terlalu jauh dengan shaf yang di depannya. Dan syarat ini
tidak terlaksana dalam shalat jamaah secara online.
Syarat lain, harus ada kehadiran sejumlah massa dalam
satu tempat. Dan ini juga tidak terlaksana ketika shalat
Jumat dilaksanakan secara online.
Maka ambillah rukhsah yang telah Allah berikan dan tak
perlu mencari sarana lain yang memberatkan dan belum
tentu sesuai dg hukum syariah. Wallahu a’lam

249
250
Bolehkah Makan Saat Waktu Imsak
Tiba?

Tanya:
Jika sudah imsak apakah boleh makan dan minum
lagi? (Meli Selpiani, Jakarta Barat)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Sesungguhnya puasa dimulai dari terbitnya fajar
hingga tenggelamnya matahari. Terbit fajar berarti
bermulanya waktu subuh atau adzan subuh. Hal ini
sesuai dengan hadis nabi Muhammad saw berikut
ini:
ُ‫ى َحا َجتَه‬ ِ ‫ض ْعهُ َحتَّى يَ ْق‬
َ ‫ض‬ َ َ‫علَى يَ ِد ِه فَلَ ي‬ ِ ‫س ِم َع أ َ َحدُكُ ُم النِِّدَا َء َو‬
َ ‫اْلنَا ُء‬ َ ‫إِذَا‬
ُ‫ِم ْنه‬
Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian
mendengar azan sedangkan sendok terakhir masih
ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan
sendok tersebut hingga dia menunaikan hajatnya
hingga selesai. (HR. Abu Daud)
Dari hadis itu, sesungguhnya jika telah imsak dan
masih makan, tidak membatalkan puasa. Waktu
imsak tujuannya adalah untuk menjaga jarak aman
agar kita tidak terburu-buru karena sahur belum usai,
sementara adzan telah berkumandang. Jadi, imsak
sebagai bentuk kehati-hatian.
Terkait hal ini, Imam Al-Mawardi di dalam kitab
Iqna’-nya menuturkan:
251
“Waktu berpuasa adalah dari terbitnya fajar kedua
sampai tenggelamnya matahari. Akan tetapi (akan
lebih baik bila) orang yang berpuasa melakukan
imsak (menghentikan makan dan minum) sedikit
lebih awal sebelum terbitnya fajar dan menunda
berbuka sejenak setelah tenggelamnya matahari agar
ia menyempurnakan imsak (menahan diri dari yang
membatalkan puasa) di antara keduanya.
Maka lebih baik jika imsak, kita sudah selesai makan
dan berhenti dari makan dan minum. Wallahu a’lam.

252
Seputar Hukum Fidyah

Tanya:
Bismillahirrahmanirrahim. Ustadz, mohon ijin saya
berencana membayar fidyah istri saya. ada beberapa
hal yang mau ditanyakan seperti berikut:
1. Fidyah dalam bentuk beras untuk menggantikan
puasa 30 hari itu seberapa banyak Ustadz ?
2. Jika sembako berupa beras, minyak goreng,
gula+teh apakah seharga dengan beras fidyah ?
3. Ustadz, rencana fidyah akan diberikan untuk
paman yang agak kesulitan secara ekonomi. Jika
kemudian fidyah tadi ikut dinikmati oleh anggota
keluarganya, apakah boleh?
4. Apakah langsung dibayarkan sekarang, atau
disengaja nanti pas Ramadhan sehingga bisa buat
bekal puasa paman saya ?
Ustadz, jika berkenan mohon dijawab sebelum
memasuki Ramadhan sekarang.
Jazakallahu Khairan atas jawaban Ustadz.
(Hasyim, Indramayu)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Fidyah artinya sesuatu yang harus diberikan kepada
orang miskin berupa makanan, sebagai pengganti
karena dia meninggalkan puasa. Fidyah sendiri pada
dasarnya hanya berlaku untuk orang sakit yang tidak
ada harapan untuk dapat berpuasa, misalnya orang

253
tua yang sakit menahun dan tidak sanggup lagi untuk
berpuasa.
Orang menyusui atau orang hamil yang tidak
sanggup puasa, orang sakit yang masih ada harapan
sembuh dan orang musafir, ia masih ada pilihan
untuk mengqadha puasanya di waktu lain di luar
Ramadhan.
Untuk fidyah, sebagian besar ulama berpandangan
kadarnya adalah 1 mud atau 1 kg kurang, untuk satu
hari tidak berpuasa. Sedangkan ulama Hanafiah
berpendapat setengah sha’ atau 2 mud (setengah dari
ukuran zakat fitrah). Apabila dikonversi ke rupiah
bisa mengikuti dua cara disesuaikan dengan bahan
makanan pokok atau harga makanan jadi pada waktu
itu. Jadi fidyah disesuaikan dengan harga satu porsi
makanan yang standar yang berlaku pada lingkungan
terdekat. Fidyah bisa berupa uang atau bahan
sembako dengan harga sesuai ukuran tadi.
Sebenarnya ukuran tadi adalah batas minimum. Jika
mau dilebihkan, silakan.
Fidyah boleh diberikan kepada paman yang memang
membutuhkan. Jika paman rela membagi hasil
fidyah untuk dimakan anggota keluarganya, tidak
ada masalah. Hanya karena fidyah terkait dengan
puasa Ramadhan, maka mulai dibayarkan di bulan
Ramadhan. Wallahu a’lam.

254
Bolehkah Zakat Diberikan Pada Anak?

Tanya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mau nanya ustadz.. apakah zakat fitrah bisa sang ibu
kepada anak ? Misal ibu mau ngasih zakat nih ke
anak…trus anak baru ke masjid/orang lain?
Jazakallahu khoyr. (Nurul Haqiqi Lestari, Brebes)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Zakat fitrah diperuntukkan kepada orang lain yang
tidak wajib dinafkahi. Orang tua wajib memberikan
nafkah kepada anaknya, atau anak wajib
memberikan nafkah orang tua yang membutuhkan.
Terkait hal ini, Ibnu Quddamah dalam kitab al-
Mughni mengatakan sebagai berikut: “Sedekah
wajib (zakat) tidak boleh diberikan kepada kedua
orang tua, tidak pula kepada anak.”
Ibnu al-Mundzir mengatakan sebagai berikut: “Para
ulama sepakat bahwa zakat tidak boleh dibayarkan
kepada kedua orang tua yang merupakan orang-
orang yang wajib dinafkahi oleh muzaki sendiri.
Sebab membayarkan zakat kepada mereka sama saja
dengan ingin menggugurkan diri dari kewajiban
menafkahinya.”
Selain itu, keuntungan dari zakat itu kembalinya
kepada muzaki sendiri, seolah ia membayar zakat
kepada dirinya sendiri. Tidak boleh pula muzaki
memberikan zakatnya kepada anak-anaknya. Kecuali
255
orang tua menitipkan zakatnya kepada anaknya
untuk diberikan kepada orang lain, misal zakat
diberikan ke anak, lalu anak yang akan menyalurkan
baik melalui amil zakat atau secara langsung. Dalam
kondisi seperti ini, zakat orang tua yang dititipkan
kepada anak dibolehkan. Atau anak dan orang tua
tersebut membutuhkan karena miskin atau karena
terlilit utang. Dalam kondisi seperti ini, orang tua
boleh memberikan zakat kepada anaknya atau anak
memberikan zakat kepada orang tuanya.
Dalam kitab al-Ikhtiyarat , Ibnu Taimiyah berkata,
“Dibolehkan bagi seseorang untuk membayarkan
zakatnya kepada kedua orang tua dan kakek atau
neneknya, atau kepada anak-cucunya bila mereka
miskin dan ia tidak bisa menafkahi mereka.
Demikian pula bila mereka adalah orang-orang yang
terlilit utang, atau budak yang ingin membebaskan
dirinya, atau ibnu sabil. Dan bila ada seorang ibu
fakir yang memiliki anak-anak yang masih kecil,
namun anak-anaknya itu memiliki harta sendiri,
sementara di satu sisi bila harta itu digunakan untuk
menafkahi ibunya akan berbahaya, maka sang ibu
boleh menerima zakat dari mereka.” Wallahu a’lam.

256
Tentang Darah Istihadhah

Tanya:
Assalamu’allaikum wr wb.
Saya mau bertanya masalah haid. Saya kan haid
tanggal 28 sampai tanggal 12 terus suci tanggal 12
sampai tanggal 16 tanggal 17 keluar lagi sampai
tanggal 23. Terus mana yang di hukumi istiqadhoh?
(Riska Usmatun Khasanah, Trenggalek)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Darah istihadhah adalah darah yang keluar bukan
karena haid atau nifas. Untuk mengetahui darah
istihadhah, dilihat dari kebiasaan waktu haid.
Jika kebiasaan haid misalnya tanggal 28-12, maka
waktu itu adalah waktu haid sementara tanggal 17-23
adalah darah istihadah. Sebaliknya jika kebiasaan
haid adalah tanggal 17-23, maka tanggal 28-12
adalah darah istihadhah. Jadi dilihat dari tanggal
kebiasaan haid. Wallahu a’lam.

257
258
Bagaimana Pandangan Islam Tentang
Perempuan Yang Bekerja?

Tanya:
Assalamu’alaikum
Bagaimana pandangan Islam mengenai wanita karir?
Apakah dalam pandangan Islam tidak di perolehkan
bekerja apabila telah menikah apalagi sudah
memiliki anak? Terima kasih. (Annisa Syafariah,
Bogor)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Islam membolehkan perempuan untuk berbisnis,
bahkan meski ia sudah menikah. Sayyidah Khadijah,
istri Rasulullah saw, adalah seorang saudagar dan
berbisnis, meski beliau sudah menikah dengan nabi
Muhammad saw.
Dalil terkait bolehnya bisnis adalah firman Allah
berikut:
َ‫ع َملَكُ ْم َو َرسُولُه ُ َو ْال ُمؤْ مِ نُون‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
َّ ‫سيَ َرى‬
َ ُ‫َّللا‬
Artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad),
bekerjalah kalian! maka Allah, Rasul-Nya, dan para
mukminin akan melihat pekerjaanmu“ (QS. At-
Taubah:105)
Allah perintahkan perempuan dan laki-laki untuk
bekerja. Jadi tidak ada bedanya antara laki-laki dan
perempuan.
Juga firman Allah berikut:

259
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ََل تَأْكُلُوا أ َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم بِ ْالبَاطِ ِل ِإ ََّل أ َ ْن تَكُونَ ت َِج‬
ً‫ارة‬
‫اض ِم ْنكُ ْم‬
ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kalian saling memakan harta sesama
kalian dengan jalan yang tidak benar, akan tetapi
hendaklah kalian berdagang atas dasar saling rela
diantara kalian” (QS. An-Nisa:29)
Orang-orang yang beriman, mencakup laki-laki dan
perempuan. Ayat di atas membolehkan laki-laki dan
perempuan untuk berniaga/bisnis. Jadi tidak ada
masalah perempuan berbisnis. Wallahu a’lam.

260
Pertanyaan Seputar Salat Malam di Bulan
Ramadhan

Tanya:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Maaf saya mau bertanya, 1.bagaimana kalau kita
melaksanakan shalat tarawih, apakah bisa
melaksanakan shalat tahajjud pas bangun tidur
sebelum atau sesudah sahur karna sama” shalat
qiyyamul lail??
2. kalau bisa bagaimana dengan shalat witir kapan
kah sebaiknya dilakukan karna saya pernah dengar
witir hanya boleh dilakukan 1 kali sehari semalam,
dan setau saya witir adalah penutup shalat sunnah
apakah bisa dilakukan setelah tarawih terus bangun
tahajud atau sekalian habis tahajud baru shalat witir
3. kita liat situasi sekarang hanya bisa shalat di
rumah bagaimana dengan orang yang belum hafal
doa setelah tarawih karna tahun” sebelumnya hanya
mengikut sama imam, apakah boleh berdoa dg
membaca teks ddpanx?
(Ardin, Makassar)

Jawab:
Waalaikum salam
1. Shalat malam atau shalat tarawih dianjurkan
berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw berikut:
‫سابًا غُف َِر لَهُ َما تَقَد ََّم م ِْن ذَ ْن ِب ِه‬
َ ‫ضانَ إي َما ًنا َوا ْح ِت‬ َ َ‫َم ْن ق‬
َ ‫ام َر َم‬
Artinya: “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan
Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka
261
diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR
Bukhari dan Muslim).
Seseorang boleh melaksanakan shalat malam meski
ia sudah melaksanakan shalat tarawih. Hal ini karena
bilangan shalat malam atau sunnah tidak ada
batasnya.
Ibnu ‘Abdil Barr dalam kitab at-tamhid mengatakan
sebagai berikut:
“Tidak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa
shalat malam tidak ada batasan raka’atnya. Shalat
malam adalah shalat nafilah (shalat sunnah) dan
termasuk amalan kebaikan. Seseorang boleh
mengerjakan dengan jumlah raka’at yang sedikit atau
pun banyak.”.
2. Bila ia sudah melaksanakan shalat witir, makai ia
tidak perlu melaksanakan witir lagi. Hal ini karena
witir dalam satu malam hanya sekali saja
sebagaimana sabda Nabi berikut:
‫صلَتِكُ ْم بِاللَّ ْي ِل ِوتْ ًرا‬ ِ ‫ا ْجعَلُوا‬
َ ‫آخ َر‬
Artinya: “Jadikanlah akhir shalat kalian di malam
hari adalah shalat witir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Shalat malam tidak ada doa khusus. Yang
membedakan antara shalat malam dengan shalat
fardu adalah niat saja. Maka shalatlah dan berdoalah
sesuai dengan hajat dan keinginan Anda. Banyaklah
berdzikir dengan membaca tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil. Semoga dengan ini Allah mengangkat derajat
kita dan mengampuni segala dosa kita. Amin.
Wallahu a’lam.

262
Mengganti Utang Puasa Bertahun-tahun

Tanya:
Assalamualaikum pak ustadz…
Pak ustadz saya Sukarti dari Jakarta
Saya mau nanya. Saya punya hutang puasa bertahun-
tahun dan lupa jumplahnya dan saya berniat untuk
membayar hutang puasa di masa lalu ini. Yang saya
mau tanyakan apakah saya cuma Mengganti puasa
dan saya kira-kira berapa apa Mengganti puasa dan
membayar fidyah yang mana ya pak ustadz tolong
pencerahannya. (Sukarti, DKI Jakarta)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika seseorang sengaja tidak puasa di masa lalu
dengan sengaja, yang pertama harus dilakukan
adalah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.
Hal ini karena ia telah bermaksiat kepada Allah
dengan meninggalkan perintah Nya. Jika kita
bertaubat insya Allah, Allah akan menerima taubat
kita. Firman Allah:
ُ َ‫علَى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم ََل ت َ ْقن‬
َ َّ‫طوا م ِْن َرحْ َم ِة َّللاَّ ِ ِإ َّن َّللا‬ َ ‫ِي ا َّلذِينَ أَس َْرفُوا‬
َ ‫قُ ْل َيا ِع َباد‬
‫الرحِ ي ُم‬
َّ ‫ور‬ ْ َ ُ‫يَ ْغف ُِر الذُّن‬
ُ ُ‫وب َجمِيعًا إِنَّهُ ه َُو الغَف‬
Artinya: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha

263
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar:
53).
Juga firman Allah berikut:
ِ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا تُوبُوا ِإلَى‬
ُ َ‫َّللا ت َْوبَةً ن‬
‫صو ًحا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim:
8)
Kemudian Anda mengqadha puasa Anda. Jika anda
lupa, anda perkirakan kira-kira berapa lama anda
tidak puasa dan dijumlahkan berapa hari. Lalu anda
mengqadha puasa sesuai dengan perkiraan Anda
tersebut. Wallahu a’lam.

264
Keluar Darah Haid Lagi Saat Puasa

Tanya:
Assalamualaikum saya sebelumnya haid lalu besok
kan puasa tp haid saya tinggal sedikit lalu saya pun
mandi wajib dan ikut sahur lalu saya pun puasa tapi
sekarang malah keluar kecoklatan lagi apakah itu
membatalkan puasa? (Osa Nastyar, Kuningan)
Jawab:
Waalaikum salam. Jika seseorang haid, makai ia
tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa sampai ia
suci. Dalilnya firman Allah berikut:
َّ ‫َوإِ ْن كُ ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬
‫ط َّه ُروا‬
Artinya: ‘Dan jika kamu junub maka mandilah.’
(QS. Al-Maidah: 6)
Juga dalam ayat disebutkan:
ُ ‫ط َّه ْرنَ َفأْتُوه َُّن م ِْن َحي‬
َّ ‫ْث أ َ َم َركُ ُم‬
ُ ‫َّللا‬ ْ ‫َو ََل ت َ ْق َربُوه َُّن َحتَّى َي‬
َ َ ‫ط ُه ْرنَ فَإِذَا ت‬
Artinya: ‘Dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu.’ (QS.Al-Baqarah:
222).
Maksud “apabila mereka telah suci” adalah apabila
telah mandi.
Hadis ‘Aisyah ra, Nabi saw berkata pada Fathimah
binti Abi Hubaisy:
‫ع ْنكِ الد ََّم‬ ْ ‫لة َ َوإِذَا أَدْبَ َر‬
َ ‫ت فَا ْغ ِسلِى‬ َ ‫ت ْال َح ْي‬
َّ ‫ضةُ فَدَعِى ال‬
َ ‫ص‬ ِ َ‫فَإِذَا أَ ْقبَل‬
‫صلِِّى‬ َ ‫َو‬

265
“Apabila kamu datang haidh hendaklah kamu
meninggalkan shalat. Apabila darah haidh berhenti,
hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Hadits ‘Aisyah ra bahwasanya Ummu Habibah binti
Jahsy pernah bertanya kepada Rasulullah saw
mengenai darah. ‘Aisyah menyatakan bahwa ia
melihat pada wadahnya yang digunakan untuk
mencuci pakaian penuh dengan darah. Rasulullah
saw bersabda:
‫ص ِّلِى‬
َ ‫ضتُكِ ث ُ َّم ا ْغت َ ِسلِى َو‬ ْ ‫امكُثِى قَد َْر َما َكان‬
َ ‫َت ت َحْ ِبسُكِ َح ْي‬ ْ
“Diamlah selama masa kebiasaan haidhmu,
kemudian mandi lalu shalatlah.” (HR. Muslim).
Jika sudah mandi lalu puasa dan ternyata masih ada
bekas kekuningan, artinya haidnya belum usai. Ia
harus membatalkan puasa dan mengganti/mengqadha
puasanya. Tunggu hingga benar-benar bersih, lalu
mandi dan shalatlah serta puasalah. Wallahu a’lam.

266
Uang “Terima Kasih” Untuk Orang Tua,
Apa Termasuk Riba?

Tanya:
Assalamualaikum
Saya mendapat pinjaman dari orang tua untuk modal
berdagang, sebagai rasa terima kasih, saya
memberikan uang terima kasih setiap bulannya
kepada beliau, besarnya terserah saya. Selain uang
terima kasih tsb, sudah sejak lama saya juga
memberikan uang bulanan kepada beliau.
Apakah uang terima kasih tsb termasuk riba?
Terimakasih
Wassalamualaikum
(Millane, Kalimantan Timur)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Riba adalah tambahan harta dari utang pokok yang
harus dibayarkan. Sifatnya wajib dan bukan sukarela.
Ia mencekik dan membebani orang yang diutangi.
Riba hukumnya haram berdasarkan firman Allah
‫واحل هللا البيع وحرم الربي‬
Artinya: “Dan Allah telah halalkan jual beli dan
haramkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Adapun apa yang Anda lakukan, sebagai bentuk
terima kasih, bukanlah riba. Ia merupakan balasan

267
kebaikan atas kebaikan dan ini boleh. Dalilnya
firman Allah berikut:
ۚ ‫س‬
ُ‫ان‬ ِ ْ ‫ان ا ََِّل‬
َ ‫اَل ْح‬ َ ْ‫ه َْل َجزَ ۤا ُء ْاَلِح‬
ِ ‫س‬
Artinya: “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain
kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)
Juga hadits Nabi berikut ini:
‫اس لَ ْم ي ْشكُر هللا‬
َ َّ‫َم ْن ل ْم ي ْشكُر الن‬
Artinya: “Siapa yang tidak berterima kasih kepada
manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah.”
Semoga kita selalu menjadi hamba yang suka
berterima kasih kepada orang yang membantu kita.
Amin. Wallahu a’lam.

268
Maksiat Taubat Maksiat Taubat,
Bagaimana Mengakhirinya?

Tanya:
ustadz saya melakukan dosa secara sadar lalu saya
bertaubat dan kemudian saya melakukannya lagi
begitu saja sampai hingga sekarang, apakah saya
tidak akan pernah dapat hidayah untuk tetap
istiqomah bertaubat? (Tri Priyangga, Bandung)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika seseorang melakukan maksiat, maka segeralah
bertaubat dan berjanji tidak mengulangi lagi. Jika ia
jatuh lagi dan mengulangi maksiat, taubat lagi dan
banyak baca istighfar. Serta berusaha untuk tidak
mengulangi. Mintalah dalam shalat Anda agar Anda
sanggup meninggalkan maksiat. Insyallah dengan
keteguhan hati, lambat laun bisa meninggalkan
maksiat.
Allah maha penerima taubat dan rahmat Allah sangat
luas. Allah berfirman:
َ َّ‫علَى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم ََل ت َ ْقنَطُوا م ِْن َرحْ َم ِة َّللاَّ ِ إِ َّن َّللا‬ َ ‫ِي الَّذِينَ أَس َْرفُوا‬ َ ‫قُ ْل يَا ِعبَاد‬
‫الرحِ ي ُم‬
َّ ُ ‫ور‬ ُ ‫ف‬‫غ‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ُو‬
َ ‫ه‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ِ ً َ َ ُ‫َي ْغف ُِر الذُّن‬
‫إ‬ ‫ا‬‫ع‬ ‫مِي‬ ‫ج‬ ‫وب‬
Artinya: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha

269
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar:
53).
Juga firman Allah berikut:
ِ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا تُوبُوا ِإلَى‬
ُ َ‫َّللا ت َْوبَةً ن‬
‫صو ًحا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim:
8)
Perbanyaklah baca istigfar karena Allah suka orang
yang banyak istigfar. Firman Allah:
َ‫َو َما َكانَ َّللاَّ ُ ِليُعَ ِذِّبَ ُه ْم َوأ َ ْنتَ فِي ِه ْم َو َما َكانَ َّللاَّ ُ ُمعَ ِذِّبَ ُه ْم َوهُ ْم يَ ْست َ ْغف ُِرون‬
Artinya: “Tidaklah Allah mengadzab mereka sedang
engkau berada di tengah-tengah mereka. Dan
tidaklah Allah mengadzab mereka, sedangkan
mereka dalam keadaan beristigfar.” (QS. Al-Anfal:
33)
Allah juga berfirman:
ٓ
‫س ًّمى‬ َ ‫سنًا ا َِٰلى اَ َج ٍل ُّم‬ ً ‫َّوا َ ِن ا ْست َ ْغف ُِر ْوا َربَّكُ ْم ث ُ َّم ت ُ ْوب ُْٓوا اِلَ ْي ِه يُ َمتِ ِّ ْعكُ ْم َّمت َا‬
َ ‫عا َح‬
َ َ ‫عذ‬
‫اب يَ ْو ٍم‬ َ ‫عل ْيكُ ْم‬َ ُ ‫ضلَهٗ َۗوا ِْن ت ََولَّ ْوا فَ ِانِِّ ْٓي اَخ‬
َ ‫َاف‬ ْ َ‫ض ٍل ف‬ ْ َ‫ي ف‬ ْ ‫ت كُ َّل ِذ‬ ِ ْ‫َّويُؤ‬
‫َك ِبي ٍْر‬
Artinya: Dan hendaklah kamu memohon ampunan
kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya
Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu
sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan
memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang
berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka
sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada
hari yang besar (Kiamat). [Hud (11) : 3]
Sering-sering pula baca doa berikut:

270
‫ فَا ْغف ِْر‬، َ‫وب ِإ ََّل أ َ ْنت‬ ً ‫ظلَ ْمتُ نَ ْفسِي ظُ ْل ًما َكث‬
َ ُ‫ َوَلَ يَ ْغف ُِر الذُّن‬،‫ِيرا‬ َ ‫اللَّ ُه َّم إِنِِّي‬
‫الر ِحي ُم‬
َّ ‫ور‬ُ ُ‫ار َح ْمنِي ِإنَّكَ أ َ ْنتَ الغَف‬
ْ ‫ َو‬، َ‫لِي َم ْغف َِرة ً م ِْن ِع ْندِك‬
Artinya: Allahumma inni dhalamtu nafsi dhulman
katsira, wala yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfirlii
maghfiratan min indik, warhamnii innaka antal
ghafurur rahiim.
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah dhalim kepada
diriku dengan kedhaliman yang banyak dan tidak ada
yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah
aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Semoga Allah selalu menjaga kita dari perbuatan
maksiat dan masuk dalam golongan orang yang
bertaubat. Amin. Wallahu a’lam.

271
272
Bolehkah Menjadikan Khamr Sebagai
Bumbu Masakan?

Tanya:
assalamualaikum ustadz
hukum meminum khamr kan haram karena dapat
memabukkan, tapi gimana kalo khamr tersebut
dijadikan bahan/bumbu masakan?
saat dimasak alkoholnya akan habis menguap dan
tidak mungkin memabukkan sama sekali. (Dika,
Bogor)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Khamar diharamkan dengan dalil berikut:
‫جْس ِِّم ْن‬ َ ْ ‫اب َو‬
ٌ ‫اَل ْز ََل ُم ِر‬ ُ ‫ص‬ َ ْ ‫َٰ ٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َٰا َمنُ ْٓوا اِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو‬
َ ‫اَل ْن‬
َ‫شي َْٰط ِن فَاجْ تَنِب ُْوهُ لَعَلَّكُ ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬
َ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak
panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung. (Q.S. Al-Maidah: 90-91)
Juga firman Allah berikut:
َ ‫شي َْٰط ُن ا َ ْن ي ُّْوقِ َع بَ ْينَكُ ُم ْالعَدَ َاوة َ َو ْالبَ ْغ‬
‫ض ۤا َء فِى ْالخ َْم ِر َو ْال َم ْيس ِِر‬ َّ ‫اِنَّ َما ي ُِر ْيد ُ ال‬
َ‫ص َٰلوةِ فَ َه ْل ا َ ْنت ُ ْم ُّم ْنت َ ُه ْون‬
َّ ‫ع ِن ال‬ ‫و‬
َ َ ‫َّللا‬
ِ ‫ه‬ ‫ر‬ ْ
ِ ْ‫ع‬
‫ك‬ ‫ذ‬
ِ ‫ن‬ َ ‫صدَّكُ ْم‬ ُ ‫َو َي‬
Artinya: Dengan minuman keras dan judi itu, setan
hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi
273
kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat,
maka tidakkah kamu mau berhenti?
Juga hadis nabi berikut:
ُّ‫ « ُكل‬: َ‫سلَّ َم قَال‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ِ‫ع ْن ُه َما أ َ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ع ِن اب ِْن عُ َم َر َر‬
َ
ُّ‫ل‬ ُ
)‫ َوك ُم ْسك ٍِر َح َرا ٌم» (رواه مسلم‬،‫ُم ْسك ٍِر خ َْم ٌر‬
Artinya: Dari Ibnu Umar r.a. bahwasannya Nabi saw.
bersabda, “Setiap hal yang memabukkan itu khamr,
dan setiap yang memabukkan itu haram.” (H.R.
Muslim)
Jika khamar dicampur dengan barang halal seperti
dicampur dengan makanan atau dijadikan sebagai
bumbu masakan, meski illat khamar hilang, makanan
yang halal tadi menjadi haram.
Dalam kitab Ahkamul Qur’an, Al-Jasshas
mengatakan sebagai berikut:
‫ وذكر منها‬،‫أن اْلشياء المحرمة إذا خالطت الحلل ُحرم الحلل‬
‫الخمر إذا خالطت الماء‬
Artinya: Sesuatu yang haram, jika dicampur dengan
sesuatu yang halal maka yang halal menjadi haram.
Di antaranya adalah khamr ketika dicampur dengan
air.
Dalam kitab al-Mughni, Ibnu Qudamah mengatakan
sebagai berikut:
‫وإن ثرد في الخمر أو اصطبغ (ائتدم به) أو طبخ به لحما ً فأكل مرقته‬
‫ ْلن عين الخمر موجودة‬،‫فعليه الحد‬
Artinya: Jika ada orang mengencerkan adonan
dengan khamr atau menggunakan khamr untuk
celupan makanan atau masak daging dengan kuah
khamr, lalu dia minum kuahnya, maka orang ini

274
berhak mendapat hukuman. Karena unsur dan bentuk
khamrnya utuh.
Prinsipnya jangan campur makanan halal dengan
yang haram karena akan mengharamkan semuanya.
Wallahu a’lam.

275
276
Sesuatu yang Terbesit Dalam Hati Belum
Menjadi Dosa

Tanya:
Begini ustad waktu saya menonton film anime tiba²
pikiran saya mengatakan saya menuhankan film dan
aplikasi anime, jadi saya bingung apakah saya harus
lanjut nonton saja tidak usah diperdulikan tapi
disalah satu sisi saya takut kekufuran karena kan
kalau masih bisikan dalam hati dimaafkan yg penting
tidak diucapkan secara lisan maupun dilakukan
dengan perbuatan, sdngkan klau sya ttap nonton kan
sudh perbuatan jika saya tinggalkan tdk ush
menonton lagi nnti bisa sja tiba² suka nonton lagi
jadi jika saya menonton dn tdk usah memperdulikan
apakah tdk menyebabkan kekufuran,mohon
bantuannya sya merasa terbebani kan itu hanya film
ustad. (Andhika, Gorontalo)

Jawab:
Benar bahwa sesuatu yang terbesit dalam hati, bukan
merupakan perbuatan dosa. Ia dimaafkan. Hal ini
berdasarkan sabda nabi Muhammad berikut ini:
‫إن هللا تجاوز عن أمتي ما حدثت به أنفسها ما لم تعمل أو تتكلم‬
Artinya: “Sungguh Allah memaafkan bisikan hati
dalam diri umatku, selama belum dilakukan atau
diucapkan“(HR. Ahmad & Bukhari)
Juga sabda Nabi berikut ini:
ٌ ‫سنَة‬ ْ َ‫سيِِّئ َ ٍة فَلَ ْم يَعْ َم ْل َها كُتِب‬
َ ‫ت لَه ُ َح‬ َ ِ‫َم ْن َه َّم ب‬

277
Artinya: ”Siapa yang bertekad untuk melakukan
maksiat, lalu dia tidak mewujudkannya, maka dicatat
untuknya sebagai amal soleh.” (HR. Bukhari 6126)
Jika Anda menonton sesuatu yang kiranya dapat
memberikan bisikan buruk pada diri Anda,
hendaklah Anda meninggalkan tontonan itu.
Beralihlah kepada tontonan yang kiranya dapat
mengajak Anda kepada perbuatan baik. hal ini
karena segala sesuatu berasal dari hati, dan dari sana
bisa jadi akan dilaksanakan dengan amal perbuatan.
Wallahu a’lam.

278
Jenis-jenis Air Yang Keluar Dari
Kemaluan

Tanya:
Assalamualaikum wr.wb ustadz. Saya ingin bertanya
1.bagaimana hukumnya keluarnya cairan pada ujung
penis karena suatu penyakit/ketidak normalnya penis
dan cairan itu muncul tanpa adanya rangsangan dan
pada saat muncul sering kerasa sering tidak dan
muncul hanya sedikit hingga membekas titik kecil di
cd sehingga membuat cd terasa lembab.
2.Bagaimana cara mensucikannya
3. Hukumnya saat puasa ramadhan
Sekian terimakasih ustadz
Wassalamualaikum.wr.wb
(Faiz, Yogyakarta)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Keluarnya cairan dari kemaluan ada empat macam,
air kencing, air mani, air madzi, air wadi. Air
kencing sudah diketahui bersama. Mani adalah
cairan berwarna putih yang keluar memancar dari
kemaluan, biasanya keluarnya cairan ini diiringi
dengan rasa nikmat dan dibarengi dengan syahwat.
Hukumnya ia wajib mandi besar.
Wadi adalah cairan putih kental yang keluar dari
kemaluan seseorang setelah kencing atau mungkin
setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan.
Madzi adalah air yang keluar dari kemaluan, air ini

279
bening dan lengket. Ia najis dan harus ducuci atau
dibersihkan seperti air kencing.
Madzi biasanya disebabkan syahwat yang muncul
ketika seseorang memikirkan atau membayangkan
jima’ (hubungan seksual) atau ketika pasangan suami
istri bercumbu rayu. Air madzi keluar dengan tidak
memancar. Ia najis ringan dan cukup dipercikkan air.
Selain yang tadi, adalah air penyakit. Bisa jadi ia
adalah nanah. Ia najis seperti air kencing dan harus
dibersihkan layaknya membersihkan air kencing.
Jika menempel pada celana, sebelum shalat
hendaknya ia mengganti celananya. Keluarnya air
tersebut tidak membatalkan puasa. Wallahu a’lam.

280
Mandi Junub Itu Tidak Ribet

Tanya:
Assalamualikum. wr wb
Ketika ada seseorang yang belum faham soal agama
seperti mandi besar terus ketika dia masuk pondok
dia ini tau kaluau berhadas dia ini harus mandi besar.
Syaratnya mandi besar kan tidak boleh memotong
kuku dan rambut ketika hadas terus dia mandi besar .
Apakah harus mencari potongan kuku dan rambut?
Apakah sah mandinya kalau tidak mencari potongan
kuku dan rambut? Apakah harus mengkhodho puasa
dan sholat yang ia tinggalkan?Hal apa saja yang
harus mewajibkan mandi besar? (Rian Ali Fajri,
Palembang)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika seseorang junub, maka ia wajib mandi besar
sesuai dengan firman Allah berikut:
َّ َ‫َوإِ ْن كُ ْنت ُ ْم ُجنُبًا ف‬
‫اط َّه ُروا‬
Artinya: ‘Dan jika kamu junub maka mandilah.’
(QS. Al-Maidah: 6)
Tidak ada dalil bahwa orang yang sedang junub
dilarang atau dianjurkan memotong kuku atau
memotong rambut. Cara mandi besar seperti mandi
biasa, bedanya adalah niat mandi besar. Niat
tempatnya di dalam hati.

281
Hanya memang ada sunnah ketika akan mandi besar,
yaitu memulai dengan membasuh kemaluan dan
memulai dengan wudhu. Jadi sesungguhnya mandi
besar itu mudah dan tidak ribet. Wallahu a’lam.

282
‫‪Hubungan Suami Istri di Bulan‬‬
‫‪Ramadhan‬‬

‫‪Tanya:‬‬
‫‪Assalamu alaikum, bisahkah kita suami istri‬‬
‫‪berhubungan dalam bulan ramadhan,dan bagai mana‬‬
‫)‪hukumnya… (Hamsir, Kolaka‬‬

‫‪Jawab:‬‬
‫‪Wa’alaikum salam‬‬
‫‪Hubungan di bulan Ramadhan boleh dengan syarat‬‬
‫‪setelah magrib dan sebelum terbit fajar. Apabila‬‬
‫‪dilakukan setelah terbit fajar maka haram dan jika‬‬
‫‪dilakukan ia wajib puasa 2 bulan berturut-turut atau‬‬
‫‪memberi makan 60 orang miskin.‬‬
‫‪Dalilnya hadis dari Abu Hurairah ra, bahwa ia‬‬
‫‪berkata:‬‬
‫ى – صلى هللا عليه وسلم – إِذْ َجا َءهُ َر ُج ٌل ‪،‬‬ ‫وس ِع ْندَ النَّبِ ِِّ‬ ‫بَ ْينَ َما نَ ْحنُ ُجلُ ٌ‬
‫َ‬
‫ام َرأتِى‬ ‫علَى ْ‬ ‫ت َ‬‫َّللا َهلَ ْكتُ ‪ .‬قَا َل « َما لَكَ » ‪ .‬قَا َل َوقَ ْع ُ‬ ‫فَقَا َل يَا َرسُو َل َّ ِ‬
‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم – « ه َْل ت َِجد ُ َرقَبَةً‬ ‫صائِ ٌم ‪ .‬فَقَالَ َرسُو ُل َِّ‬ ‫َوأَنَا َ‬
‫وم شَ ْه َري ِْن ُمتَت َابِعَي ِْن » ‪.‬‬ ‫ص َ‬ ‫َ‬
‫ت ُ ْعتِقُ َها » ‪ .‬قَا َل َلَ ‪ .‬قَالَ « فَ َه ْل ت َ ْستَطِ ي ُع أ ْن ت َ ُ‬
‫سكِينًا » ‪ .‬قَالَ َلَ ‪ .‬قَالَ فَ َمكَثَ‬ ‫ام ِس ِتِّينَ ِم ْ‬ ‫ط َع َ‬‫قَالَ َلَ ‪ .‬فَقَالَ « فَ َه ْل ت َِجد ُ ِإ ْ‬
‫ى –‬ ‫ُ‬
‫ع َلى ذَلِكَ أت َِى النَّ ِب ُّ‬‫ى – صلى هللا عليه وسلم – ‪ ،‬فَبَ ْينَا نَحْ نُ َ‬ ‫النَّ ِب ُّ‬
‫ق فِي َها ت َ ْم ٌر – َو ْال َع َر ُق ْالمِ ْكت َ ُل – قَالَ « أَيْنَ‬ ‫ر‬
‫ِ ََ ٍ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫–‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
‫ع َلى‬ ‫الر ُج ُل أَ َ‬‫صد َّْق بِ ِه » ‪ .‬فَ َقا َل َّ‬ ‫السَّائِ ُل » ‪ .‬فَ َقالَ أَنَا ‪ .‬قَالَ « ُخذْهَا فَتَ َ‬
‫ت‬‫َّللا َما َبيْنَ َلَ َبت َ ْي َها – ي ُِريد ُ ْال َح َّرتَي ِْن – أ َ ْه ُل َب ْي ٍ‬ ‫أ َ ْفقَ َر ِمنِِّى َيا َرسُو َل َّ ِ‬
‫َّللا فَ َو َّ ِ‬
‫ى – صلى هللا عليه وسلم – َحتَّى بَدَتْ‬ ‫َّ‬
‫ضحِ كَ الن ِب ُّ‬ ‫أ َ ْفقَ ُر م ِْن أ َ ْه ِل بَ ْيتِى ‪ ،‬فَ َ‬
‫طع ِْمهُ أ َ ْهلَكَ »‬ ‫أ َ ْنيَابُهُ ث ُ َّم قَا َل « أ َ ْ‬

‫‪283‬‬
Artinya: “Suatu hari kami duduk-duduk di dekat
Nabi Saw kemudian datanglah seorang pria
menghadap beliau. Lalu pria tersebut mengatakan,
“Wahai Rasulullah, celaka aku.” Nabi Muhammad
Saw berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Pria tadi
lantas menjawab, “Aku telah menyetubuhi istri,
padahal aku sedang puasa.” Kemudian Rasulullah
Saw bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang
budak yang dapat engkau merdekakan?” Pria tadi
menjawab, “Tidak”. Lantas Nabi Muhammad Saw
bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua
bulan berturut-turut?” Pria tadi menjawab, “Tidak”.
Lantas beliau bertanya lagi, “Apakah engkau dapat
memberi makan kepada 60 orang miskin?” Pria tadi
juga menjawab, “Tidak”. Abu Hurairah berkata,
Nabi Muhammad Saw lantas diam. Tatkala kami
dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah
satu wadah kurma kepada Nabi Muhammad Saw.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata, “Di mana orang yang bertanya tadi?” Pria
tersebut lantas menjawab, “Ya, aku.” Kemudian
beliau mengatakan, “Ambillah dan bersedakahlah
dengannya.” Kemudian pria tadi mengatakan,
“Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih
miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak
ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung
barat kota Madinah dari keluargaku. ” Nabi
Muhammad Saw lalu tertawa sampai terlihat gigi
taringnya. Kemudian bbelia berkata, “Berilah
makanan tersebut pada keluargamu.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Jadi silakan berhubungan di malam hari. Adapun
mandi besar boleh dilakukan sebelum atau setelah
terbit fajar. Wallahu a’lam.

284
285
286
Menyentuh Mushaf Al-Quran Tanpa
Berwudhu

Tanya:
Apakah boleh ketika batal wudhu kita masih
memegang Al qur’an walaupun itu mushafnya ada
artinya? (Muhammad Rafly Nurfaiz, Bekasi)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan dan
mempunyai banyak keutamaan. Firman Allah:
‫ص َلة َ َوأ َ ْنفَقُوا ِم َّما َرزَ ْقنَاهُ ْم س ًِّرا‬
َّ ‫َّللا َوأَقَا ُموا ال‬ َ ‫إِ َّن الَّذِينَ يَتْلُونَ ِكت‬
ِ َّ ‫َاب‬
‫ُور‬ َ ‫ع َلنِ َيةً َي ْرجُونَ تِ َج‬
َ ‫ارة ً لَ ْن تَب‬ َ ‫َو‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu
membaca kitab Allah (Al Quran) dan mendirikan
salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir:
29).
Rasulullah bersabda:
َ ‫ا ْق َر ُءوا ْالقُ ْرآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬
ْ َ ‫شفِيعًا ْل‬
‫ص َحابِ ِه‬
Artinya: Rajinlah membaca al-Quran, karena dia
akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari
kiamat. (HR. Muslim 1910).
Dari Buraidah ra. Bersabda:

287
‫من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجا ً من نور‬
‫ ويكسى والداه حلتين َل تقوم لهما الدنيا‬، ‫ضوؤه مثل ضوء الشمس‬
‫ بأخذ ولدكما القرآن‬: ‫ بم كسينا هذا ؟ فيقال‬: ‫فيقوَلن‬
Artinya: Siapa yang menghafal al-Quran,
mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah
akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya
dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan
kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang
tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua
orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi
pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan
kepadanya, “Disebabkan anakmu telah
mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim).
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah ra, Nabi
Muhammad Saw bersabda;
‫ هل تعرفني‬: ‫يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه‬
‫؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه‬
‫ فيقوَلن‬، ‫ ويُكسى والداه حلَّتين َل تقوم لهما الدنيا وما فيها‬، ‫تاج الوقار‬
‫ بتعليم ولدكما القرآن‬: ‫ يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما‬:
Artinya: Al-Quran akan datang pada hari kiamat
seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya
kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah
membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam
hari, yang membuat kamu kehausan di siang
harimu… ” kemudian diletakkan mahkota
kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya
diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan
dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya
Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti
ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-
Quran.” (HR. Thabrani).
Juga hadis nabi berikut:

288
َ‫ قَال‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ َ -‫ع ْن عُثْ َمانَ – رضى هللا عنه‬
ِِّ ِ‫ع ِن النَّب‬ َ
‫علَّ َمهُ» رواه البخاري‬ َ ‫« َخي ُْركُ ْم َم ْن ت َ َعلَّ َم ْالقُ ْرآنَ َو‬
Artinya: Dari Utsman ra dari Nabi Muhammad Saw
beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara
kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan
mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).
Adapun memegang Al Qur’an/mushaf terjemahan,
Para ulama seperti imam Nawawi Al Bantani dari
kalangan Syafi’iyah membolehkan memegang
mushaf yang ada terjemahannya tanpa wudhu,
karena ia dianggapnya sebagai tafsir Al Qur’an. Para
ulama dari mazhab Syafii membolehkan anak kecil
yang sedang belajar memegang mushaf tanpa
wudhu.
Para ulama mazhab zhahiri membolehkan seseorang
memegang mushaf tanpa wudhu meski ia dewasa.
Adapun ayat berikut:
َ ‫سه ُ ِإ ََّل ْال ُم‬
َ‫ط َّه ُرون‬ ُّ ‫ََل َي َم‬
Artinya: “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
yang disucikan” (QS. Al Waqi’ah: 79)
Dan sabda Nabi berikut:
َ َ‫س القُ ْرآن إَِلَّ َوأ َ ْنت‬
‫طاه ٌِر‬ ُّ ‫َلَ ت َ ُم‬
Artinya: “Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali
engkau dalam keadaan suci.” (HR. Hakim).
Maksudnya adalah Al Qur’an yang berada di lauhul
Mahfuz. Wallahu a’lam.

289
290
Mendoakan Orang Tua yang Non Muslim

Tanya:
Teman saya mualaf, sedangkan ayah dan ibu nya
masih memeluk agama kristen. Bagaimana cara
medoakan orang tuanya? (Arifin, Alor)

Jawab:
Hormat dan berbakti kepada orang tua hukumnya
wajib baik orang tua muslim atau non muslim. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-
Ankabut ayat 8 sebagai berikut:
‫ْس لَكَ بِ ِه‬
َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه ُح ْسنًا ۖ َوإِ ْن َجا َهدَاكَ ِلت ُ ْش ِركَ بِي َما لَي‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
ُ ََّ ‫ع ِْل ٌم فَ َل تُطِ ْع ُه َما ۚ ِإل‬
َ‫ي َم ْر ِجعُكُ ْم فَأنَ ِبِّئُكُ ْم ِب َما كُ ْنت ُ ْم تَعْ َملُون‬
Artinya: “Dan Kami berwasiat kepada manusia agar
berbakti kepada orang tuanya dengan baik, dan
apabila keduanya memaksa untuk menyekutukan
Aku yang kamu tidak ada ilmu, maka janganlah taat
kepada keduanya”
Juga firman Allah dalam surat Luqman ayat 15
sebagai berikut:
ۖ ‫ْس لَكَ بِ ِه ع ِْل ٌم فَ َل تُطِ ْع ُه َما‬َ ‫ع َل َٰى أ َ ْن ت ُ ْش ِركَ بِي َما لَي‬ َ َ‫ َوإِ ْن َجا َهدَاك‬.
‫ي ۚ ث ُ َّم ِإ َل َّي‬
ََّ ‫َاب ِإل‬
َ ‫ن‬َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ َ‫يل‬ ‫ب‬‫س‬ ‫ع‬ ‫ب‬
َِ ْ ِ ََّ ‫ت‬‫ا‬‫و‬ ۖ ‫ا‬ً ‫ف‬‫و‬ ‫ر‬‫ع‬ ‫م‬
ُْ َ َ ‫ا‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ ُّ ‫د‬ ‫ال‬ ‫صاحِ ْب ُه َما فِي‬
َ ‫َو‬
ُ ْ ُ ُ ُ ُ
‫َم ْر ِجعُك ْم فَأنَبِِّئُك ْم بِ َما كنت ُ ْم ت َ ْع َملو َن‬
Artinya: “Dan apabila keduanya memaksamu untuk
menyekutukan Aku dengan apa-apa yang tidak ada
ilmu padanya, jangan taati keduanya dan bergaul lah
dalam kehidupan dunia dengan perbuatan yang
ma’ruf (baik) dan ikutilah jalan orang-orang yang
kembali kepada-Ku kemudian hanya kepada-Ku lah
291
kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa-apa
yang telah kamu kerjakan”.
Jika orang tua masih non muslim, kewajiban anak
adalah berdakwah kepada mereka supaya mereka
bisa masuk Islam. Tentu dakwah dengan penuh
kelembutan dan kasih sayang. Hal ini Dicontohkan
nabi Ibrahim seperti dalam ayat berikut:
َ‫ع ْنك‬
َ ‫ْص ُر َو ََل يُ ْغنِي‬ ِ َ‫”إِذْ قَا َل ِْلَبِي ِه يَا أَب‬
ِ ‫ت ل َِم ت َ ْعبُد ُ َما ََل يَ ْس َم ُع َو ََل يُب‬
‫ش ْيئًا‬
َ
Artinya: Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya,
“Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah
sesuatu yang tidak dapat mendengar, tidak melihat
dan tidak dapat menolongmu sedikit pun juga”.
‫س ِويًّا‬ ِ َ‫ت إِنِِّي قَدْ َجا َءنِي مِنَ ْالع ِْل ِم َما لَ ْم يَأْتِكَ فَاتَّبِ ْعنِي أ َ ْهدِك‬
ً ‫ص َرا‬
َ ‫طا‬ ِ َ‫يَا أَب‬
Artinya: “Wahai bapakku sesungguhnya telah datang
kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak
datang kepadamu. Maka ikutilah aku niscaya aku
akan menunjukkan kamu ke jalan yang lurus”.
‫صيًّا‬ َ ‫ِلرحْ َٰ َم ِن‬
ِ ‫ع‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫طانَ َكانَ ل‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫طانَ ۖ إِ َّن ال‬ ِ َ‫يَا أَب‬
َّ ‫ت ََل ت َ ْعبُ ِد ال‬
Artinya: “Wahai bapakku, janganlah kamu
menyembah syaithan sesungguhnya syaitan itu
durhaka kepada Allah Yang Maha Pemurah”.
‫ان َو ِليًّا‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫الرحْ َٰ َم ِن فَتَكُونَ لِل‬ َ َ‫َاف أ َ ْن يَ َمسَّك‬
َّ َ‫عذَابٌ مِن‬ ُ ‫ت إِنِِّي أَخ‬
ِ َ‫يَا أَب‬
Artinya: “Wahai bapakku, sesungguhnya aku
khawatir kamu akan ditimpa adzab dari Allah Yang
Maha Pemurah maka kamu menjadi kawan bagi
syaitan.”
Hal lain yang harus dilakukan adalah mendoakan
orang tua agar mendapatkan hidayah Islam. Doakan

292
dengan bahasa Anda dan sesuai dengan apa yang ada
dalam hati Anda.
Dulu nabi Muhammad Saw berdoa agar kaumnya
mendapatkan hidayah dengan doa berikut:
‫اللهم اهد قومي فانهم َل يعلمون‬
Artinya: “Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku
karena sesungguhnya mereka tidak tahu.”
Anda bisa merubah sedikit doa ini dengan
mengatakan, ya Allah, berilah petunjuk kepada orang
tuaku karena sesungguhnya mereka belum tahu
kebenaran. Wallahu a’lam.

293
294
Maksiat Taubat Maksiat Taubat,
Bagaimana Mengakhirinya?

Tanya:
ustadz saya melakukan dosa secara sadar lalu saya
bertaubat dan kemudian saya melakukannya lagi
begitu saja sampai hingga sekarang,apakah saya
tidak akan pernah dapat hidayah untuk tetap
istiqomah bertaubat? (Tri Priyangga, Bandung)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Jika seseorang melakukan maksiat, maka segeralah
bertaubat dan berjanji tidak mengulangi lagi. Jika ia
jatuh lagi dan mengulangi maksiat, taubat lagi dan
banyak baca istigfar. Serta berusaha untuk tidak
mengulangi. Mintalah dalam shalat Anda agar Anda
sanggup meninggalkan maksiat. Insyallah dengan
keteguhan hati, lambat laun bisa meninggalkan
maksiat.
Allah maha penerima taubat dan rahmat Allah sangat
luas. Allah berfirman:
ْ ‫علَى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم ََل ت َ ْقنَطُوا‬
َ َّ‫مِن َرحْ َم ِة َّللاَّ ِ إِ َّن َّللا‬ َ ‫ِي الَّذِينَ أَس َْرفُوا‬ َ ‫قُ ْل يَا ِعبَاد‬
‫الرحِ ي ُم‬
َّ ُ ‫ور‬ ُ ‫ف‬‫غ‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ُو‬
َ ‫ه‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ِ ً َ َ ُ‫َي ْغف ُِر الذُّن‬
‫إ‬ ‫ا‬‫ع‬ ‫مِي‬ ‫ج‬ ‫وب‬
Artinya: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha

295
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar:
53).
Juga firman Allah berikut:
ِ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا تُوبُوا ِإلَى‬
ُ َ‫َّللا ت َْوبَةً ن‬
‫صو ًحا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim:
8)
Perbanyaklah baca istighfar karena Allah suka orang
yang banyak istighfar. Firman Allah:
َ‫َو َما َكانَ َّللاَّ ُ ِليُعَ ِذِّبَ ُه ْم َوأ َ ْنتَ فِي ِه ْم َو َما َكانَ َّللاَّ ُ ُمعَ ِذِّبَ ُه ْم َوهُ ْم يَ ْست َ ْغف ُِرون‬
Artinya: “Tidaklah Allah mengadzab mereka sedang
engkau berada di tengah-tengah mereka. Dan
tidaklah Allah mengadzab mereka, sedangkan
mereka dalam keadaan beristigfar.” (QS. Al-Anfal:
33)
Allah juga berfirman:
ٓ
‫س ًّمى‬ َ ‫سنًا ا َِٰلى اَ َج ٍل ُّم‬ ً ‫َّوا َ ِن ا ْست َ ْغف ُِر ْوا َربَّكُ ْم ث ُ َّم ت ُ ْوب ُْٓوا اِلَ ْي ِه يُ َمتِ ِّ ْعكُ ْم َّمت َا‬
َ ‫عا َح‬
َ َ ‫عذ‬
‫اب يَ ْو ٍم‬ َ ‫عل ْيكُ ْم‬َ ُ ‫ضلَهٗ َۗوا ِْن ت ََولَّ ْوا فَ ِانِِّ ْٓي اَخ‬
َ ‫َاف‬ ْ َ‫ض ٍل ف‬ ْ َ‫ي ف‬ ْ ‫ت كُ َّل ِذ‬ ِ ْ‫َّويُؤ‬
‫َك ِبي ٍْر‬
Artinya: Dan hendaklah kamu memohon ampunan
kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya
Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu
sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan
memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang
berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka
sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada
hari yang besar (Kiamat). [Hud (11) : 3]
Sering-sering pula baca doa berikut:

296
‫ فَا ْغف ِْر‬، َ‫وب ِإ ََّل أ َ ْنت‬ ً ‫ظلَ ْمتُ نَ ْفسِي ظُ ْل ًما َكث‬
َ ُ‫ َوَلَ يَ ْغف ُِر الذُّن‬،‫ِيرا‬ َ ‫اللَّ ُه َّم إِنِِّي‬
‫الر ِحي ُم‬
َّ ‫ور‬ُ ُ‫ار َح ْمنِي ِإنَّكَ أ َ ْنتَ الغَف‬
ْ ‫ َو‬، َ‫لِي َم ْغف َِرة ً م ِْن ِع ْندِك‬
Artinya: Allahumma inni dhalamtu nafsi dhulman
katsira, wala yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfirlii
maghfiratan min indik, warhamnii innaka antal
ghafurur rahiim.
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah dhalim kepada
diriku dengan kedhaliman yang banyak dan tidak ada
yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah
aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Semoga Allah selalu menjaga kita dari perbuatan
maksiat dan masuk dalam golongan orang yang
bertaubat. Amin. Wallahu a’lam.

297
298
Orang Tua Menyuruh Mudik Tapi Suami Tidak
Mengizinkan, Bagaimana?

Tanya:
Assalamualaikum ustadz, semoga ustadz selalu
dalam lindungan Allah, begini ustadz saat ini saya
dalam kebimbangan, sekarang saya sedang hamil 7
bulan, posisi saya sekarang ikut dengan suami yang
seorang pegawai pemerintah dan bekerja di jakarta,
kami berdua tinggal di bogor, orang tua saya di
cirebon, saya anak ke 5 dari 6 bersaudara dan baru
menikah 8 bulan, saat ini orang tua saya
menginginkan saya untuk melahirkan di Cirebon
bersama orang tua saya, namun keinginan orang tua
bertentangan dengan keinginanku yang ingin
melahirkan bersama suamiku, di dampingi oleh
suami, dan kami berdua sudah merancang banyak
rencana nanti karena posisinya disaat pandemi
seperti sekarang saya tidak ingin pulang kampung
karena takut saya membawa virus tanpa sy sadari
dan membahayakan kedua orang tua dan keluarga
yang lain, pun dengan suami saya yang tidak
mendapat izin mudik nanti, ibu saya sangat kecewa
dg keputusan saya sehingga mengatakan kalau saya
tidak kasihan/sayang pada ibu saya, padahal saya
juga bimbang pak ustadz, saya sangat menyayangi
orang tua saya, tp saya juga sbg istri saya ingin
melahirkan di dampingin suami dan suami bisa
langsung melihat anaknya, sekarang semua keluarga
saya menentang keputusan saya karena saya
bersikeras ingin tetap bersama suami saya di sini,
dalam keadaan seperti sekarang saya tidak ingin

299
meninggalkan suami saya di sini sendirian
sedangkan saya tinggal jauh di rumah orang tua saya
, jadi pertanyaannya apa yang harus saya lakukan
pak ustadz, apa saya sudah berdosa karena saya lebih
memilih bersama suami saya di sini dan
mengabaikan keinginan orang tua saya?
Terima kasih ustadz semoga ustadz paham dengan
isi pertanyaan saya
Jazakallahu khayr ustadz. (Najwa Khaira, Bogor)

Jawab:
Waalaikum salam
Kewajiban istri adalah taat kepada suami. Ridha
Allah pun, berada pada Ridha suami. Hal ini
sebagaimana hadis-hadis nabi berikut ini:
‫آمِرا أ َ َحدًا أ َ ْن يَ ْس ُجدَ ِْل َ َح ٍد َْل َ َم ْرتُ ْال َم ْرأَة َ أ َ ْن ت َ ْس ُجدَ لِزَ ْو ِج َها‬
ً ُ‫لَ ْو كُ ْنت‬
Artinya: “Seandainya aku boleh menyuruh seorang
sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan
seorang wanita sujud kepada suaminya.” (HR
Tirmidzi)
،‫َت فَ ْر َج َها‬ ْ ‫صن‬َّ ‫ َو َح‬،‫ش ْه َرهَا‬ َ ‫ت‬ ْ ‫صا َم‬
َ ‫ َو‬،‫س َها‬ َ ‫ت ْال َم ْرأَة ُ َخ ْم‬
ِ َّ‫صل‬
َ ‫ِإذَا‬
ْ‫ب ْال َجنَّ ِة شَا َءت‬ َ
ِ ‫ي أب َْوا‬َ ْ ْ َ َ ْ
ِِّ ‫ دَ َخلت مِن أ‬،‫عت بَ ْعل َها‬ َ َ
َ ‫َوأطا‬
“Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang
lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat
kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari
pintu mana saja yang dikehendakinya.” (HR. Ini u
Hibban)
َ ُ ‫ ا َ ْل َود ُْود ُ ْال َولُ ْود ُ ْالعَؤ ُْود‬:ِ‫سا ُؤكُ ْم م ِْن أ َ ْه ِل ْال َجنَّة‬
‫علَى زَ ْو ِج َها؛ ا َ َّلتِي إِذَا‬ َ ِ‫َون‬
‫غ ْمضًا‬َ ُ‫ َلَ أَذ ُ ْوق‬:ُ‫ض َع َيدَهَا فِ ْي َي ِد زَ ْو ِج َها َوتَقُ ْول‬ َ َ ‫ت‬ ‫ى‬ َّ ‫ت‬‫ح‬َ ْ
‫َت‬ ‫ئ‬‫ا‬ ‫ج‬
َ َ ِ ‫غ‬
‫ب‬ ‫َض‬
‫ضى‬ َ ‫َحتَّى ت َْر‬

300
Artinya: “Wanita-wanita kalian yang menjadi
penghuni Surga adalah yang penuh kasih sayang,
banyak anak, dan banyak kembali (setia) kepada
suaminya yang apabila suaminya marah, ia
mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas
tangan suaminya dan berkata, ‘Aku tidak dapat tidur
nyenyak hingga engkau ridha.’” (HR. Thabrani)
Jika orang tua Anda menginginkan pulang kampung
dan melahirkan di rumah sementara suami Anda
tidak, maka Anda harus taat kepada suami Anda.
Hanya Anda harus memahamkan hal ini kepada
orang tua Anda. Komunikasikan baik-baik dan
sampaikan juga bahanya mudik dalam kondisi covid-
19. Ketidak pulangan Anda adalah bentuk sayang
Anda kepada orang tua. Anda taat kepada
pemerintah dan Anda menjaga orang tua dan
keluarga di kampung dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan komunikasi yang baik, insya
Allah orang tua Anda akan memahami. Wallahu
a’lam.

301
302
Mencari Kesalahan Orang Lain

Tanya:
Assalamualaikum ustadz
Bagaimana hukumnya tajassus kepada saya seorang
muslim dari muslim lainnya yang melakukan
tajassus?
Karena teman saya menggunakan aplikasi yang saya
tidak tahu seperti apa untuk memata2i rahasia
keseharian dan keburukan saya (aib), dan dia sebar
ke teman2nya karena alasan untuk mengatasi rasa
bosannya…. Saya sudah coba nasihati dia tapi dia
tidak mau berhenti juga. Apakah saya salah tidak
memaafkan dia? Apakah saya salah memaki2 dia?
Saya tidak bisa melakukan apa2 untuk menghentikan
perbuatan tajassus dia
Mohon pencerahannya ustadz karena saya merasa
terdzalimi sekali karena selalu menjadi bahan
ghibah, fitnah, dan aib…. terima kasih
(Muhammad Farras Majid, Bandung)

Jawab:
Wa’alaikum salam
Allah mengharamkan kita untuk melakukan tajassus
atau mencari kesalahan orang lain sebagaimana
firman Allah berikut:
‫ظ ِِّن ِإثْ ٌم ۖ َو ََل‬
َّ ‫ض ال‬ َّ ‫ِيرا ِِّمنَ ال‬
َ ‫ظ ِِّن إِ َّن بَ ْع‬ ً ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ا ْجت َ ِنبُوا َكث‬
…‫سسُوا‬ َّ ‫ت َ َج‬

303
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya
sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain…” (Al-Hujurat : 12)
Juga firman Allah berikut:
‫عذَابٌ أَلِي ٌم فِي‬ َ ِ‫ِإ َّن الَّذِينَ يُحِ بُّونَ أ َ ْن تَشِي َع ْالفَاح‬
َ ‫شةُ فِي ا َّلذِينَ آ َمنُوا لَ ُه ْم‬
‫الدُّ ْنيَا َواَْلخِ َر ِة‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
menyenangi tersebarnya perbuatan keji di kalangan
orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang
pedih di dunia dan di akhirat” (An-Nur: 19)
Juga hadis Nabi berikut:
َ‫سسُوا َوَل‬ َّ ‫سسُوا َوَلَ ت َ َج‬ ِ ‫ب ْال َح ِد ْي‬
َّ ‫ث َوَلَ ت َ َح‬ ُ َ‫ظ َّن أ َ ْكذ‬
َّ ‫ظ َّن َفإ ِ َّن ال‬
َّ ‫ِإيَّا كُ ْم َوال‬
ِ َّ َ‫سد ُوا َوَلَتَدَابَ ُروا َوَلَتَبَا َغضُوا َوكُ ْونُوا ِعبَاد‬
‫َّللا إحْ َوانًا‬ َ ‫ت َ َحا‬
Artinya: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan
berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah
sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling
mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-
matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan
saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap insan muslim mempunyai kehormatan yang
harus saling dijaga bersama. Janganlah kita
membuka aib orang karena ancamannya sangat
berat. Jika sekali kitab membuka aib orang, maka
Allah akan buka aib kita. Sebaliknya jika kita tutupi
aib orang, maka Allah akan tutupi aib kita. Hal ini
karena manusia di dunia tidak ada yang sempurna.

304
Manusia pasti mempunyai kekurangan dan aib.
Terkait perintah menjaga aib saudara kita sesama
muslim disebutkan dalam firman Allah berikut ini:
‫علَ ْي ِه فِي الدُّ ْنيَا َو ْاَل ِخ َر ِة‬ َ ‫علَى ُم ْسل ٍِم فِي الدُّ ْنيَا‬
َّ ‫ست ََر‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َو َم ْن‬
َ ‫ست ََر‬
Artinya, “Dan barang siapa yang menutupi (aib)
seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan
menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. At
Tirmidzi)
Juga sabda nabi Muhammad saw berikut ini:
‫ع ْنهُ كُ ْربَةً ِم ْن‬ َ ُ ‫س هللا‬ ِ ‫ع ْن ُمؤْ مـ ِ ٍن كُ ْربَةً م ِْن كُ َر‬
َ َّ‫ نَف‬،‫ب الدُّ ْنيَا‬ َ ‫س‬ َ َّ‫َم ْن نَف‬
‫علَ ْي ِه فِي الدُّ ْن َيا‬ َ ‫علَى ُم ْعس ٍِر َيس‬
َ ُ ‫َّـر هللا‬ َ ‫ َو َم ْن َيس ََّر‬،ِ‫ب َي ْو ِم ْال ِق َيا َمة‬ِ ‫كُ َر‬
‫ع ْو ِن‬ َ ‫ َوهللاُ فِي‬،ِ‫َلخ َرة‬ ْ ْ
ِ ‫ست ََرهُ هللا ُ في ِ الدُّنيَا َوا‬ َ ‫ َو َمن‬،ِ‫َواَْلخِ َرة‬
َ ‫ست ََر ُم ْس ِل ًما‬ ْ
…‫ع ْو ِن أَخِ ْي ِه‬ َ ‫ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْبد ُ فِي‬
Artinya: “Siapa yang melepaskan dari seorang
mukmin satu kesusahan yang sangat dari kesusahan
dunia niscaya Allah akan melepaskan darinya satu
kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya
Allah akan memudahkannya di dunia dan nanti di
akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim
niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan
kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong
hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong
saudaranya….” (HR. Muslim).
Tentu kita tidak ingin ada yang membuka aib kita.
Maka jika ada yang membuka aib kita, nasihatilah
dia. Beri tahu secara halus bahwa membuka aib
saudaranya bukanlah perbuatan baik. Jika tidak mau
mendengar perkataan kita, minta tolong kepada
orang yang dekat dengan dia untuk memberikan
nasihat kepadanya.

305
Janganlah membalas sikap dia dengan membuka
aibnya juga, karena kejelekan harusnya dibalas
dengan kebaikan dan bukan sebaliknya. Dengan
sikap baik kita kepadanya, barangkali akan menjadi
sarana bagi dia untuk sadar dan Kembali ke jalan
yang benar. Namun jika kita membalasnya, maka
yang terjadi adalah saling menjatuhkan dan sama-
sama menanggung dosa yang sangat besar. Semoga
Allah menjauhkan kita dari sikap hasad, iri dan
dengki sehingga dapat hidup bahagia dunia dan
akhirat. Amin. Wallahu a’lam.

306
Biografi Penulis

Penulis buku ini bernama Wahyudi Sarju


Abdurrahim. Ia lahir di Temanggung 18 April 1979.
Pernah nyantri selama tiga tahun (1993-1996) di
Madrasah Mu`allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Lalu melanjutkan studinya di Ma`had Dirâsah
Khashshah al-Azhar Kairo (1996-1997), Ma’had al-
Bu’ûts al-Islâmiyyah al-Azhar Alexandria (1997-2001)
dan kuliah Usuluddin jurusan Akidah dan Filsafat
Universitas al-Azhar Kairo (2005). Kemudian
melanjutkan studi SII di Ma’had li al-Dirâsât al-
Islâmiyyah Zamalik Kairo, S2 di Universitas Sebelas
Maret (UNS) dan sekarang sedang S3 di American
Open University Cairo dan S3 di UGM (Minat Studi
Ekonomi Islam dan Industri Halal).
Pernah aktif di beberapa organisasi, di
antaranya ICMI Orsat Cairo (2001-2005) dan Ketua
PCIM Mesir (2008-2010). Buku—buku yang sudah
di terbitkan:
1. Ijtihad semantik dalam Ushul Fikih
2. Islam Menjawab; Menguak Beberapa
Persoalan Fikih dan Ushul Fikih Jilid (2 jilid)
3. Menggugat Fikih Kebinekaan
4. Fikih Praktis; Anda Bertanya Ustadz
Menjawab ( 7 jilid)
5. Ahlul Haq Wassunnah; Syarah Himpunan
Putusan Tarjih Bab Iman Bagian Ketuhanan (3 jilid)
6. Ijtihad Maqashidi dalam Ushul Fikih (3 jilid)

307

Anda mungkin juga menyukai