Anda di halaman 1dari 133

PERHATIAN

Buku ini bebas untuk dicopy dan dibagikan seluas-luasnya,


dengan catatan tanpa mengedit, menambah atau mengurangi
isi. Jika hendak mengutip buku ini, silahkan copy paste
pengutipan versi APA dibawah:

Trinanda, O. (2016). Memulai Usaha Baru. Malang: NAMS.


MEMULAI
USAHA BARU
Strategi Yang Perlu Anda Tahu Untuk Memulai Sebuah UKM

OKKI TRINANDA MIAZ

Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
atau hak terkaait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
Memulai
USAHA BARU
Strategi Yang Perlu Anda Tahu Untuk Memulai Sebuah UKM

OKKI TRINANDA MIAZ

Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
Memulai Usaha Baru
Penulis : Okki Trinanda Miaz

Copyright@2016 by Penerbit NAMS


Malang, Jawa Timur,
Indonesia

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


Oleh Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
Indonesia

Cetakan pertama: Oktober 2016

ISBN 978-602-0959-04-7

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Kata Pengantar

Sebuah negara membutuhkan minimal 2 persen wirausaha


(entrepreneur) untuk menjadi sebuah negara maju. Sementara
Indonesia hingga saat ini, baru 0,2 persen masyarakatnya yang
berprofesi sebagai wirausaha. Saya rasa inilah salah satu penyebab
mengapa Indonesia tidak mampu lepas dari status negara
berkembang. Wirausaha sebagai pendorong perekonomian kreatif
masih kurang berkembang di negara kita.

Banyak juga yang bertanya, bukankah salah satu profesi yang


menjadi mayoritas bagi masyarakat Indonesia adalah berdagang.
Apakah sebanyak tu pedagang tidak sampai memenuhi angka 2%?
Jawabannya adalah, wirausaha yang dimaksudkan disini tentunya
bukanlah pedagang. Karena untuk diklasifikasikan sebagai
wirausaha, ada beberapa karakteristik dan ciri-ciri yang mesti
dipenuhi.

Robert Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad, Poor Dad” menjelaskan


perbedaan antara pedagang dan wirausaha dengan sangat baik.
Pada dasarnya pedagang adalah “self employee”. Mereka adalah
orang-orang yang mendirikan usaha sendiri dan menggaji diri
sendiri. Usaha tersebut biasanya dari waktu ke waktu tidak memiliki
perkembangan yang berarti. Dan jika self employee berhenti
berdagang, maka pendapatannya juga akan berhenti.

Sementara wirausaha adalah “business owners”. Orang-orang ini


walaupun mendirikan usaha sendiri, namun pada
perkembangannya ia akan mampu menggaji orang lain untuk
bekerja kepadanya. Usaha yang ia dirikan pada awalnya satu,
namun di kemudian hari akan beranak pinak menjadi beberapa
usaha dan bahkan menjelma menjadi perusahaan holding. Jika ia
beristirahat (tidak melakukan usaha), usahanya tersebut akan tetap
berjalan, karena ia meletakan sistem yang baik.

1
Memulai Usaha Baru
Jadi kata kunci dari wirausaha adalah “tumbuh dan berkembang”.
Tidak perduli sekecil apapun usaha yang didirikan, selama pendiri
usaha tersebut memiliki visi yang besar dan mampu mewujudkan
visi tersebut, maka ia adalah wirausaha.

Salah satu ungkapan yang juga sering diungkapkan adalah:


pedagang bekerja untuk cari uang, sementara bagi wirausaha uang
yang bekerja untuknya.

Oleh karena itu dapat kita simpulkan, wirausaha adalah orang-


orang yang gigih. Mereka adalah inovator-inovator yang mampu
merealisasikan impiannya. Dan mereka mampu menjadi pendorong
bagi lingkungan sekitarnya. Maka wajar saja jika 2% masyarakat
sebuah negara, maka negara tersebut akan maju.

Permasalahan kita saat ini adalah, masih sedikit masyarakat


Indonesia yang memang bercita-cita menjadi wirausaha.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanaan oleh Universitas
Indonesia, baru 3% lulusan sarjana yang memulai kariernya dengan
membuka usaha. Selebihnya mengandalkan ijazah dulu untuk
mencari kerja, dan jika gagal barulah ia berdagang. Bukan pula
berwirausaha.

Beberapa penyebab rendahnya minat berwirausaha dari para


pemuda tersebut adalah takut gagal, tidak punya modal, tidak
punya ide, takut dicemooh dan lain sebagainya. Sementara jika
menjadi pegawai, segala ketakutan tersebut tidak perlu dhadapi.

Oleh karena itu, saya mencoba menyusun sebuah buku tipis, yang
bertujuan untuk mendorong semangat berwirausaha, dengan
memulainya melalui pendirian Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Buku tipis ini diawali dengan memaparkan kenyataan kondisi di
Indonesia serta betapa Indonesia butuh sekali para wirausaha dan
UKM. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai persiapan sebelum
mendirikan usaha, hingga pengelolaan dan berbagai strategi
pemasaran sederhana yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan usaha baru. Buku ini juga dilengkapi dengan
berbagai trik dalam menyusun business plan yang berkualitas.

2
Memulai Usaha Baru
Dalam penyusunan buku ini, saya mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ingin berterimakasih
kepada: orang tua Prof. Yalvema Miaz dan Yusni Yalvema serta
kakak, adik dan ipar: Donny Wahyudi Miaz, Devitri Rorai, Mira
Febrina Miaz, Zosmel Zully, dan Febbi Abdul Mukti Miaz.

Buku ini secara istimewa saya persembahkan kepada istri Mear Tri
Hefitesa dan buah hati kami Kieren Mezzaluna Miaz.

Kepada para “mentor kehidupan” saya Prof. Elfindri dan H.


Rimilton.

Kepada teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri


Padang, serta seluruh rekan yang telah membantu dalam
penyusunan draft buku ini.

Dalam penyusunannya, buku tipis ini tentunya tidak terlepas dari


berbagai kekurangan. Untuk itu saya mohon maaf dan meminta
kritikan dan saran dari pembaca.

Padang, Januari 2016

OKKI TRINANDA MIAZ

3
Memulai Usaha Baru
Daftar Isi
Kata Pengantar

Bab 1 UKM Indonesia: Liliput Berkekuatan Raksasa ........ 1


Pedagang Kaki Lima Dimana-Mana ............................................. 1
Mengapa Indonesia Harus Mengembangkan UKM? ............. 9
Berbagai Kesulitan Dalam Pengembangan UKM ...................... 11
UKM Menghadapi Globalisasi ........................................................ 16
Strategi UKM Menghadapi Globalisasi ........................................ 21
Bab 2. Strategi Sebelum Mendirikan Usaha ......................... 26
Membangkitkan Keberanian Memulai Usaha ............................ 27
Ingin Berwirausaha? Cari Mentor Dulu ........................................ 30
Memulai Sebuah UKM ...................................................................... 35
Mendapatkan Ide Bisnis ................................................................... 36
Samudera Merah vs Samudera Biru ............................................. 41
Kesalahan Umum Pelaku UKM Dalam Memulai Usaha ......... 46
Strategi Memulai Bisnis .................................................................... 50
Bab 3. Pengelolaan Keuangan UKM ....................................... 52
Kesalahan Umum Dalam Mengelola Keuangan ....................... 54
Prinsip Pengelolaan Keuangan Pada UKM ................................. 58
Mengoptimalkan Penggunaan Dana ........................................... 59
Strategi Mendapatkan Pembiayaan ............................................. 66
Pencatatan Keuangan Bagi UKM ................................................... 68
Bab 4 Strategi Memasarkan Produk ...................................... 72
Apa Saja Yang Bisa Dijual? ............................................................... 78
Strategi Pemasaran ............................................................................ 81
Bangun Loyalitas, Jangan Margin Laba Dulu ............................ 84
Guerilla Marketing ............................................................................... 86
Menyasar Consumer 3000 ............................................................... 92
Bab 5 Membuat Business Plan ................................................. 96
Konsep Business Plan ........................................................................
Kenapa Menyusun Business Plan ? ................................................ 101
Metode Penyusunan Business Plan .............................................. 105
Penutup ................................................................................... 117
Daftar Pustaka ........................................................................ 119
Tentang Penulis ...................................................................... 123

4
Memulai Usaha Baru
Bab 1

UKM Indonesia:
Liliput Berkekuatan
Raksasa

Pedagang Kaki Lima Dimana-Mana

D
i Indonesia, ke kota mana saja kita
berkunjung, ada satu ciri khas yang sulit
ditemui di negara lain. Belakangan ini
sepertinya jumlah pedagang kaki lima sudah
sangat menjamur dimana-mana. Berbeda
dengan di masa lalu, dimana pedagang kaki
lima hanya masih belum begitu banyak dan
biasanya letak berjualan mereka lebih teratur
dan rapi, sekarang setelah era reformasi (yang

5
Memulai Usaha Baru
disalahartikan sebagai era kebebasan)
pedagang kaki lima tumbuh meledak dimana-
mana.
Mereka adalah jenis pedagang ulet yang mampu berjualan dimana
saja. Prinsipnya, selama ada celah yang dapat ditempati, disanalah
mereka bisa berjualan. Mereka mampu berjualan di sudut-sudut
jalan, di trotoar, di emperan-emperan toko, di depan rumah atau
kantor, di badan-badan jalan, di persimpangan, di perempatan
lampu merah, di bawah jembatan, pokoknya dimana saja.
Hebatnya, kebanyakan dari para pedagang kaki lima tersebut
mampu bertahan, meskipun tempat-tempat mereka berjualan sulit
dibayangkan bagi orang biasa. Belum ada satupun buku
manajemen pemasaran, atau buku pegangan bisnis yang mampu
membahas bagaimana kunci sukses berjualan di tempat-tempat
tersebut. Semuanya strategi dan tindakan bisnis dipikirkan dan
dieksekusi sendiri.
Produk yang dijual oleh para pedagang kaki lima ini pun sangat
beragam, mulai dari kue-kue buatan rumah tangga hingga
minuman buatan pabrik, koran dan majalah,boneka-boneka
mainan untuk pajangan di dalam mobil, bahkan hingga benda-
benda absurd seperti sapu lidi dan perabotan kayu. Jika bermain-
main di kawasan Pasar Senen, Jakarta, kita bisa melihat berbagai
macam produk-produk tidak masuk akal yang mampu dipasarkan
oleh para pedagang kaki lima. Seperti buntut ikan pari, handphone
bekas, poster-poster Bung Karno, bahkan gambar-gambar
telanjang.
Para pelaku kaki lima ini juga tidak terbatas dari segi usia maupun
latar belakang pendidikan, etnis, dan juga gender. Bentuk lapak
tempat berjualan juga sangat beragam mulai dari yang hanya
menggelar tikar, memakai kardus sampai yang memiliki tempat
berjalan dari kayu. Tempat berjualan tersebut ada juga yang
bersifat bongkar pasang, artinya di siang hari mereka berjualan di
tempat itu, sore tempat berjualan bisa dibongkar untuk dirakit
kembali keesokan harinya.
Banyak juga yang berjualan dengan tidak menentukan satu tempat
yang khusus. Bisa jadi berjualan sambil berjalan kaki dengan

6
Memulai Usaha Baru
memanggul atau membawa dagangannya, membawa gerobak
atau dengan menggunakan sepeda.
Latar belakang para pedagang kaki lima juga sangat beragam
sekali. Ada yang datang dari luar kota, datang merantau hanya
sekedar untuk berjualan di sebuah simpang. Rata-rata mereka
memilih untuk meninggalkan daerah asal (dengan melakukan
urbanisasi), dengan alasan sulitnya mencari nafkah di daerah asal
mereka tersebut. Sementara di saat setelah sampai di kota,
ternyata mencari pekerjaan tidaklah semudah yang diperkirakan.
Maka, daripada menanggung malu untuk pulang lagi ke daerah
asal, mereka memilih untuk berjualan kaki lima atau bekerja
serabutan.
Ada pula yang menjadi pedagang kaki lima karena kehilangan
pekerjaan. Kesulitan-kesulitan ekonomi membuat banyak sekali
perusahaan yang terpaksa melakukan pemecatan atau
perampingan Sumber Daya Manusia. Sehingga banyak diantara
angkatan kerja tersebut yang tiba-tiba kehilangan nafkah.
Selain itu ada pula para pedagang kaki lima yang masih sangat
muda dan secara usia sebenarnya harus mengecap pendidikan,
namun karena berbagai kesulitan mereka terpaksa berjualan. Rata-
rata anak-anak ini terpaksa turun ke jalan untuk berjualan atau
mengamen agar bisa membantu meringakan sedikit beban orang
tua mereka.
Mereka semua adalah para pedagang kaki lima. Dan secara definisi,
mereka termasuk ke dalam golongan Usaha Kecil Menengah yang
sangat mikro sekali. Inilah salah satu usaha dari masyarakat kecil
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ditengah semakin tingginya
tingkat persaingan.
Disadari atau tidak, para pedagang kaki lima ini telah meringankan
beban pemerintah melalui usaha mandiri yang mereka lakukan.
Karena para pedagang kaki lima ini mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri, melalui sektor informal, dan berusaha keras untuk
melepaskan diri dari kemiskinan. Mereka memilih untuk menjadi
pedagang kaki lima disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya:

7
Memulai Usaha Baru
1. Karena inilah salah satu usaha yang paling mudah untuk
dilaksanakan. Dalam istilah ekonomi mikro, usaha dagang kaki
lima memiliki entry-barrier (hambatan masuk) yang sangat
rendah. Artinya siapapun bebas untuk berdagang dan
bersaing dengan pedagang lainnya. Modal yang dibutuhkan
secara finansial bisa dibilang tidak besar. Modal lain yang
dibutuhkan adalah tekad, niat, kemauan serta ketahanan
terhadap resiko. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa para
pedagang kaki lima merupakan entrepreneur dalam skala
mini.
2. Adanya kebebasan diri dan tidak terikat dengan birokrasi atau
aturan sebuah organisasi. Didalam menjalankan usahanya
seorang pedagang kaki lima menentukan sendiri bagaimana
nasib usahanya di masa depan. Mereka terbiasa membaca
trend permintaan pelanggan walaupun tidak pernah
mengecap teori bisnis. Semua keputusan diambil sendiri dan
resiko juga ditanggung sendiri. Dengan adanya kekuasaan
yang absolut terhadap usaha yang dijalankan, dengan
sendirinya membawa kepuasan sendiri apabila para pedagang
tersebut mampu mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi.
3. Berdasarkan pembicaraan santai dengan beberapa pedagang
kaki lima, ada alasan menarik lain yang mereka kemukakan
sehubungan dengan alasan memilih untuk menjadi pedagang
kaki lima. Yaitu kebebasan dari rutinitas kerja.
Sayangnya prestasi para pedagang kaki lima dalam usahanya untuk
bertahan hidup masih dipandang sinis oleh sebagian kalangan.
Para pedagang tersebut seringkali dipandang sebagai sebuah
aktifitas mengotori atau bahkan perbuatan kriminal. Karena
mayoritas para pedagang kaki lima tersebut memang tidak
memiliki status legalitas apapun dari pemerintah untuk
menjalankan usaha. Padahal para pedagang kecil ini juga memiliki
kontribusi yang lumayan terhadap perekonomian Indonesia.
Maka sudut pandang yang benar terhadap pengelolaan pedagang
kaki lima adalah dengan mengarahkan dan menata. Jika selama ini
pedagang kaki lima dipandang sebagai para pengotor, maka
berikanlah penataan yang asri sehingga tampak indah. Dengan

8
Memulai Usaha Baru
demikian, tidak hanya para pedagang kaki lima yang merasa
senang, para pelangganpun pastinya akan lebih enak berbelanja
jika dagangan yang ditawarkan berada di tempat yang bersih.
Usaha Kecil Menengah (UKM) disadari atau tidak telah menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia. Pernyataan ini
dibuktikan data yang menunjukkan bahwa UKM memiliki
kontribusi sebesar lebih dari 90% terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) kita. Selain itu, kenyataan yang ada di lapangan, UKM telah
berhasil mengurangi jumlah pengangguran dengan penciptaan
lapangan kerja secara mandiri. Oleh karena itu, saat ini pemerintah
tengah gencar-gencarnya mempromosikan UKM sebagai salah
satu agenda utama dalam strategi pembangunan ekonomi
indonesia. Langkah yang diambil adalah dengan mengoptimalkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh UKM.
Peningkatan jumlah penduduk serta meningkatnya jumlah
angkatan kerja (lihat kotak 1 “Menyambut Bonus Demografi”)
tentunya membuat ketersediaan lapangan pekerjaan semakin
sempit. Disamping ketersediaan sarana prasarana serta fasilitas
penunjang ekonomi yang masih sanag minim oleh pemerintah, hal
ini semakin mempersulit angkatan kerja untuk mendapatkan
pekerjaan.

Kotak 1

Menyambut Bonus Demografi


OKKI TRINANDA MIAZ

Salah satu hal yang kerap dilupakan dalam diskusi mengenai persiapan
untuk menyambut era globalisasi adalah bagaimana perubahan global itu
sendiri serta pemanfaatannya bagi kita. Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya
ada satu kesempatan emas perubahan penting dalam perekonomian dunia
di masa depan, yaitu perubahan struktur demografi. Data sementara
menunjukkan bahwa persentase penduduk dunia usia 65 tahun keatas pada
tahun 2025 akan semakin meningkat seperti di Jepang, Taiwan, Korea
Selatan, dan juga Thailand. Implikasi dari peningkatan penduduk lanjut
usia ini akan membawa berbagai perubahan serius terhadap perekonomian
negara-negara diatas.
Menurut pakar ekonomi Muhammad Chatib Basri, pengaruh
pertama perubahan demografi tersebut adalah kemungkinan produktivitas

9
Memulai Usaha Baru
yang menurun. Hal ini terjadi karena penurunan jumlah penduduk usia
produktif. Dimana selanjutnya penurunan usia produktif akan
mengakibatkan menurunnya pendapatan nasional.
Kedua, peningkatan penduduk lansia akan menimbulkan beban
didalam pembiayaan anggaran. Peningkatan penduduk lansia tentunya
akan menimbulkan beban yang lebih berat di dalam jumlah tunjangan
sosial yang harus ditanggung oleh negara. Sementara di sisi penerimaan
akan semakin kecil seperti yang telah disebut pada poin pertama.
Akibatnya dapat diduga, defisit anggaran akan semakin membengkak.
Resiko inilah yang akan dihadapi oleh negara-negara dengan karakteristik
perubahan demografi yang sama.
Lalu bagaimana dengan posisi Indonesia? Menarik untuk
melihat bahwa berdasarkan pergeseran demografi ini Indonesia ternyata
memiliki potensi untuk unggul di masa depan. Sementara negara-negara
lain di dunia akan mengalami kesulitan akibat struktur demografinya yang
berubah, Indonesia justru akan mendapatkan bonus demografi dalam
beberapa tahun kedepan. Beberapa ahli memperkirakan bonus demografi
ini akan dicapai Indonesia sekitar tahun 2020.
Bonus demografi adalah sebuah fenomena dimana jumlah
penduduk usia produktif sangat besar, sementara usia muda semakin kecil
dan usia lanjut belum banyak. Syaratnya adalah program Keluarga
Berencana (KB) yang telah dicanangkan pemerintah tetap berjalan dan
berhasil. Keberhasilan program tersebut dalam tiga puluh tahun
diperkirakan akan menggeser anak-anak dan remaja berusia dibawah 15
tahun, yang biasanya besar dan berat dibagian bawah piramida penduduk
Indonesia, ke penduduk usia produktif yang melimpah.
Menurut Prof. Dr. Sri Moertiningsih Setyo Adioetomo dari UI,
struktur penduduk seperti ini akan menyebabkan beban ketergantungan
atau dukungan ekonomi yang harus diberikan oleh penduduk usia
produktif kepada anak-anak dan lansia menjadi lebih ringan. Selain itu
Indonesia juga akan memiliki banyak tenaga kerja produktif yang dapat
bersaing di dunia internasional, sementara negara lain harus menanggung
beban akibat perubahan demografinya.
Angkatan kerja yang besar di masa depan dengan tanggungan
yang relatif terus menurun akan menyebabkan peningkatkan akumulasi
tabungan domestik yang pada akhirnya akan menjadi sumber pembiayaan
investasi pembangunan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kita mempersiapkan
diri agar bonus demografi tersebut dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya?
Jawabannya akan sangat bergantung kepada upaya perbaikan kualitas
tenaga kerja di masa depan. Meskipun sudah terprediksi, bonus demografi
tidak akan tercapai jika tidak disertai dengan langkah peningkatan
pendidikan, akses pelayanan kesehatan, dan peningkatan gizi. Jika tidak
disiapkan, bonus demografi malah akan menimbulkan banyak masalah,
terutama meningkatkan angka pengangguran yang justru semakin
membebani negara.
Program wajib belajar 9 tahun yang telah dijalankan oleh
pemerintah selama ini hendaknya segera ditingkatkan menjadi wajib

10
Memulai Usaha Baru
belajar 12 tahun. Selain itu kita perlu lebih banyak tenaga kerja terdidik
lulusan S1, S2, dan S3 di masa depan. Tenaga kerja yang dilahirkan
hendaknya adalah tenaga kerja yang benar-benar profesional berdasarkan
KSA (skill, ability, dan knowledge) yang kuat. Dengan adanya persiapan
yang matang seperti ini, kita tidak perlu lagi gamang ketika menghadapi
era globalisasi. Bila selama ini Indonesia lebih banyak berperan sebagai
konsumen dari negara-negara ekonomi raksasa, kesempatan untuk
mengambil alih peran sekarang ada di depan mata.

Sehubungan dengan pekerjaan, terdapat dua kondisi yang


menjadikan seseorang terjun menjadi pelaku UKM:
1. Kesulitan mencari pekerjaan dikarenakan persyaratan
kompetensi yang kurang, atau karena tingkat persaingan
semakin tinggi. Orang-orang ini bisa jadi tingkat
pendidikannya rendah, perekonomian yang lemah, atau korban
efek samping dari bonus demografi.
2. Karakteristik seseorang yang hanya mau bekerja untuk mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri, tanpa harus mendapatkan
pengawasan atau supervisi dari orang lain. Seperti yang telah
dijelaskan di awal bab ini, diantara angkatan kerja terdapat
orang-orang yang tidak mau terikat dengan rutinitas
pekerjaan, orang-orang tersebut juga termasuk ke dalam
golongan ini.
Dengan adanya wiraswasta melalui UKM tersebut, hal ini sangat
menunjang perekonomian bangsa Indonesia. Selain mengurangi
angka pengangguran, peran penting UKM juga dapat dilihat dari
berbagai aspek, seperti perannya dalam meningkatkan PDB, serta
sumbangannya terhadap ekspor nasional.
Peran UKM dalam perekonomian Indonesia setidaknya dapat
dilihat dari:
1. Kedudukannya yang saat ini telah menjadi pemain utama
dalam perekonomian Indonesia.
2. UKM saat ini sudah menjadi penyedia lapangan pekerjaan
terbesar di Indonesia. Lebih dari separuh tenaga kerja di
Indonesia saat ini, diserap oleh sektor informal. Hal ini juga

11
Memulai Usaha Baru
terlihat dari fakta bahwa lebih dari 90% usaha yang ada di
Indonesia adalah berbentuk UKM. Disisi lain, UKM selama ini
juga intensif dalam mengolah dan menggunakan Sumber Daya
Alam lokal. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah UKM yang
sangat banyak dan tersebar hingga ke desa-desa.
3. UKM juga menjadi pemain utama dalam pengembangan
berbagai produk lokal. Sehingga dengan demikian
pemberdayaan ekonomi lokal juga merupakan salah satu
fungsi utama dari UKM.
4. UKM juga sedikit banyak telah menyumbang terhadap neraca
ekspor Indonesia.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukkan
sinyal positif dalam beberapa tahun belakangan juga tidak terlepas
dari kontribusi UKM. Bidang yang dikuasai oleh UKM di Indonesia
juga terbilang sangat kompleks dan lengkap mulai dari kuliner,
tekstil, perkebunan, pertanian, perikanan, retail dan lain-lain.
Walaupun demikian, bukan berati pembangunan UKM telah
berjalan secara optimal di Indonesia. Hal ini dikarenakan mayoritas
UKM di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan daya dan
upayanya secara mandiri. Sementara peran pemerintah dalam
mengembangkan UKM belum terlaksanakan secara optimal dan
belum menyentuh hingga ke semua UKM yang tersebar di
Indonesia.
Namun demikian, tetap saja potensi UKM sangat besar sekali,
meskipun berusaha secara mandiri, selama tahun 2011 saja telah
terjadi peningkatan sebesar 15-20 % UKM di Indonesia. Sementara
nilai investasi yang disalurkan melalui UKM mencapai 640,4 triliun.
UKM juga telah menyumbang kepada cadangan devisa sebesar
183,8 triliun atau sebesar 20% dari keseluruhan total cadangan
devisa.
UKM juga telah memberikan kontribusi yang sangat positif di saat
terjadinya beberapa kali krisis ekonomi di Indonesia. Di saat krisis
perekonomian global telah menghantam bisnis-bisnis besar
sehingga harus diselamatkan oleh pemerintah, UKM terbukti
memiliki daya tahan yang lebih baik. Sehingga dengan demikian,

12
Memulai Usaha Baru
pada saat terjadi krisis, walaupun guncangan ekonomi masih
dirasakan oleh masyarakat, namun secara umum perekonomian
masih stabil dan dapat langsung di recovery. Ini adalah salah satu
kontribusi penting UKM terhadap perekonomian.

Mengapa Indonesia Harus Mengembangkan UKM?


UKM sebagai sektor usaha yang didirikan oleh masyarakat secara
mandiri, dan tidak berkaitan dengan utang luar negeri terbukti
memiliki daya tahan yang lebih kuat di saat menghadapi krisis
ekonomi. Kondisi lain yang membuat UKM begitu kuat adalah
karena mereka juga tidak terlalu tergantung kepada modal
pinjaman dari institusi finansial seperti bank.
Krisis ekonomi di tahun 1998 merupakan salah satu contoh yang
sangat baik untuk menggambarkan betapa rentannya perusahaan-
perusahaan yang berkaitan dengan modal asing. Perekonomian
Indonesia yang bergantung kepada modal asing pada akhirnya
membuat situasi perekonomian menjadi sangat rentan sekali,
sehingga jika terjadi guncangan ekonomi di negara lain.
Ketergantungan tersebut menyebabkan Indonesia kolaps apabila
pihak asing kolaps.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, krisis ekonomi ternyata
tidak begitu mempengaruhi UKM. Untuk membuktikannnya kita
dapat melihat data penyerapan tenaga kerja pada tahun 1997 dan
tahun 1998.
Tabel Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia
Tahun 1997 – 1998
Tahun Penyerapan Tenaga Kerja
Perusahaan Kecil Perusahaan Sedang Perusahaan Besar
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(dalam (dalam (dalam
juta) juta) juta)
1997 57,4 87,62 7,7 11,75 0,393 0,61
1998 57,34 88,66 6,9 10,78 0,364 0,56

Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah

13
Memulai Usaha Baru
Berdasarkan tabel diatas, beberapa kesimpulan dapat kita ambil:
1. UKM merupakan sektor terbesar yang menyerap tenaga kerja.
Tercatat berturut-turut di tahun 1997 dan 1998 jumlah
penyerapan tenaga kerja di sektor UKM adalah sebesar 57,4
juta dan 57,34 juta tenaga kerja.
2. Pada saat terjadi krisis ekonomi di tahun 1998, UKM
mengalami penurunan penyerapan kerja yang paling kecil.
3. Disaat perusahaan besar dan perusahaan sedang mengalami
penurunan persentase penyerapan tenaga kerja, UKM malah
mengalami peningkatan dalam hal persentase penyerapan
tenaga kerja.
Kondisi ini sebenarnya tidak “unik”, atau hanya terjadi di Indonesia.
Di negara-negara lain UKM pun merupakan salah satu andalan
yang dijadikan sebagai “dewa penyelamat” untuk menggerakkan
perekonomian. Seperti contohnya di Amerika Serikat dimana UKM
mampu menciptakan 75% lapangan kerja baru yang ada.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan UKM dapat bertahan di
tengah krisis yang terjadi di tahun 1997-1998:
1. Sebagian besar UKM memproduksi barang konsumsi dan jasa
yang memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan
yang rendah. Sehingga dengan demikian apabila pendapatan
masyarakat berkurang, biasanya tidak akan berpengaruh
terhadap pola pembelian produk-produk ciptaan UKM. Namun
dibalik itu, peningkatan pendapatan masyarakat juga tidak
terlalu banyak berpengaruh terhadap kenaikan permintaan.
Sehingga bisa dikatakan pasar yang dikuasai oleh UKM bersifat
stabil.
2. Sebagian besar UKM tumbuh dengan mengandalkan modal
sendiri. Jikapun ada memakai modal pinjaman, biasanya
meminjam ke pihak-pihak terdekat seperti keluarga, atau
teman. Sehingga dengan demikian mayoritas UKM tidak
memiliki keterikatan dengan Bank. Dengan demikian,
keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga tidak
banyak mempengaruhi sektor ini. Berbeda dengan

14
Memulai Usaha Baru
perusahaan-perusahaan besar yang akan mengalami
guncangan apabila terjadi tekanan-tekanan terhadap sektor
perbankan di Indonesia.

Berbagai Kesulitan dalam Pengembangan UKM


Meskipun telah memberikan banyak sekali kontribusi dan
memegang peranan yang sangat penting di dalam perekonomian
Indonesia, UKM di Indonesia ternyata masih harus menghadapi
berbagai permasalahan. Diantara permasalahan yang harus
dihadapi oleh UKM adalah seperti yang pernah dijelaskan oleh
Mudradjad Kuncoro dalam bukunya Ekonomika Pembangunan
(2010), yaitu:
1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan
memperbesar pangsa pasar. Permasalahan ini terjadi diduga
karena sebagian besar UKM dikelola dengan metode-metode
yang tradisional/ konvensional. Kebanyakan pengetahuan
bisnis didapatkan melalui belajar secara otodidiak melalui trial
and erorr, atau berdasarkan pengalaman bisnis keluarga yang
diturunkan dari generasi sebelumnya.
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur untuk sumber-sumber permodalan. Para
pemberi modal sebelum mencairkan dananya tentu
mempertimbangkan resiko dan potensi tingkat pengembalian
yang akan mereka dapatkan. Sementara pada UKM yang skala
usahanya sangat kecil, para pemilik modal masih memandang
investasi terhadap UKM sebagai sesuatu yang beresiko dan
tingkat pengembalian juga kecil.
3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya
manusia. Karena mayoritas UKM tidak memiliki struktur
organisasi yang jelas. Terkadang pemilik bertindak langsung
sebagai pengelola dan pemasar.
4. Keterbatasan jaringan usaha kerja sama antarpengusaha kecil
(Sistem Informasi pemasaran). Oleh karena itu sebenarnya

15
Memulai Usaha Baru
perlu dibangun jaringan-jaringan usaha UKM seperti UKM
untuk mengembangkan konektifitas mereka.
5. Iklim usaha yang kurang kondusif karena iklim usaha yang
mematikan.
6. Pembinaan yang dilakukan masih kurang terpadu dan
kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap
usaha kecil.
Sementara tantangan yang dihadapi oleh UKM, diantaranya
meliputi dua aspek (Latief, 2013):
1. Bagi usaha yang memiliki omset kurang dari 300 juta per tahun
umumnya tantangan yang di hadapi adalah bagaimana
menjaga kelangsungan hidup usahanya.
2. Bagi usaha yang masih memiliki omset Rp. 300 juta sampai Rp.
2,5 Miliar setahun tantangan yang dihadapi jauh lebih
kompleks. Diantaranya adalah:
a) Masalah belum adanya sistem administrasi keuangan dan
manajemen yang baik karena belum dipisahkan
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
b) Masalah bagaimana memperoleh pinjaman dan membuat
studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari
bank maupun modal ventura karena kebanyakan UMKM
mengeluh berbelit-belitnya prosedur memperoleh kredit,
agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai
terlalu tinggi.
c) Masalah menyusun perencanaan bisnis karena persaingan
dalam merebut pasar semakin ketat.
d) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar
dikuasai oleh perusahaan / grup bisnis tertentu dan selera
konsumen cepat berubah.
e) Masalah memperoleh bahan baku terutama karena adanya
persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku,
bahan baku dengan kualitas rendah, dan tingginya harga
bahan baku.

16
Memulai Usaha Baru
f) Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama
bagi yang sudah menggarap pasar ekspor karena selera
konsumen berubah cepat, pasar di kuasai oleh pasar
tertentu dan banyak barang pengganti.
g) Masih terbatasnya tenaga kerja yang terampil.

Selama beroperasi, UKM memang tidak pernah lepas dari berbagai


kendala dan kesulitan. Sepertinya hambatan-hambatan tersebut
selalu muncul karena pada awal didirikannya, UKM juga dibentuk
atas berbagai keterbatasan. Jika dilihat dari berbagai aspek, maka
berbagai kendala yang dihadapi oleh UKM diantaranya:
1. Penguasaan teknologi yang masih rendah
Sebagaimana juga telah dijelaskan sebelumnya, salah satu
tantangan yang mesti dihadapi oleh UKM adalah kurangnya
Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta penguasaan
personil UKM terhadap teknologi yang masih kurang. Harus
diakui bahwa lambatnya kemampuan mengadopsi teknologi
menjadikan perkembangan UKM di Indonesia menjadi sangat
lambat sekali. Sehingga pertumbuhan UKM yang sebenarnya
bisa lebih maksimal tidak mampu tercapai.
Hal ini semakin dipersulit oleh kebijakan-kebijakan pemerintah
yang kurang mendukung dan membuka jalan bagi UKM-UKM
untuk mendapatkan akses permodalan. Kesulitan modal
tentunya menjadikan UKM semakin sulit untuk
mengaktualisasikan diri serta melakukan inovasi-inovasi.
Selain itu kesadaran para pelaku UKM untuk mengembangkan
kualitas dan kompetensi para personilnya terbilang masih
rendah. Sementara inovasi-inovasi dengan menggunakan
teknologi terbaru tentunya tidak akan tercapai tanpa adanya
Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sebaliknya teknologi
yang canggih sekalipun yang telah dimiliki oleh UKM tentunya
tidak akan dapat dimaksimalkan apabila Sumber Daya
Manusianya tidak berkualitas. Hal ini karena segala sesuatunya
hanya merupakan perangkat, sementara yang merekayasa dan

17
Memulai Usaha Baru
memaksimalkan adalah SDM (lihat kotak 2 “ Bukan SDA Tapi
SDM”)
2. UKM harus menghadapi birokrasi yang berbelit saat
mengembangkan usahanya.
Salah satu yang menjadikan Indonesia lambat berkembang
selama ini adalah birokrasi yang lama dan berbelit-belit.
Bahkan di Indonesia sendiri sudah ada sebuah ungkapan “jika
bisa dipersulit kenapa dipermudah”, yang menggambarkan
birokrasi-birokrasi yang tidak penting. UKM sebagai salah satu
unit bisnis yang sejatinya harus bergerak cepat sesuai dengan
tuntutan keadaan tentunya akan disulitkan oleh adanya
birokrasi-birokrasi yang rumit.
Birokrasi yang harus dihadapi oleh UKM bahkan dimulai
sebelum mereka menjalankan usahanya, yaitu pada saat
pengurusan ijin usaha. Selama ini di Indonesia, untuk
mendirikan suatu usaha, maka seseorang harus menjalankan
sebuah proses pengurusan yang dapat memakan waktu hingga
4-6 bulan. Belum lagi pengurusan tersebut harus dilakukan di
banyak kantor yang berlainan lokasi. Sehingga tidak heran
apabila seandainya para pelaku UKM lebih suka apabila
usahanya cukup berada di sektor informal saja. Coba
bandingkan dengan pengurusan ijin usaha di negara tetangga
Singapura yang hanya memakan waktu 1-2 hari saja, dan
semuanya dapat diurus di satu atap atau aplikasi melalui
jaringan internet.
Untuk itu, perlu kiranya di setiap daerah dilakukan
pemangkasan birokrasi sehingga para pelaku UKM dapat
mengurus usahanya tanpa adanya kesulitan-kesulitan yang
tidak perlu. Dengan masuknya UKM-UKM tersebut ke dalam
sektor formal, dengan sendirinya urusan permodalan juga akan
semakin mudah didapatkan.
3. Permasalahan infrastruktur, sarana dan prasarana yang tidak
mendukung.
Keterbatasan infrastruktur, sarana dan prasaranan juga menjadi
salah satu kendala bagi UKM untuk mengembangkan

18
Memulai Usaha Baru
usahanya. Padahal terkadang produk yang diciptakan oleh
suatu UKM sudah memiliki kualitas yang sangat baik, namun
gagal mencapai pasar yang lebih luas karena infrastruktur yang
tidak memadai.

Bukan SDA, Tapi SDM


OKKI TRINANDA MIAZ

Ketika menyimak laporan Organisasi Perdagangan Dunia


(WTO) teranyar, ada perasaan miris melihat berbagai data yang disajikan.
Berdasarkan laporan salah satu badan ekonomi dunia tersebut, Indonesia
ternyata tidak tergolong di dalam kelompok 12 eksportir utama (top
exporters), tetapi berada pada urutan buncit (ke-30) di kelompok middle-
leading exporters.
Jika selama ini kita selalu terbiasa mendengungkan kekayaan
alam di negeri yang gemah ripah loh jinawi ini, tentunya secara sadar
seharusnya Indonesia masuk ke golongan eksportir utama sumber daya
alam. Namun ironisnya data menunjukkan hal sebaliknya. Berdasarkan
data dari sumber yang sama, malahan tercatat Indonesia adalah top
importer untuk produk-produk sumber daya alam. Persisnya di urutan ke
14 dari 15 negara.
Mari kita bandingkan dengan negara tetangga yang tidak ada
apa-apanya dibandingkan Indonesia. Singapura, yang luasnya hanya
sebesar kota Padang dan praktis tidak memiliki sumber daya alam,
ternyata bertengger di kelompok leading exporter untuk sumber daya
alam pada urutan ke 14. Sungguh aneh tapi nyata. Bagaimana mungkin
Singapura yang kecil itu dapat mengalahkan Indonesia secara telak dalam
ekspor sumber daya alam. SDA apa yang tidak ada di Indonesia? SDA apa
yang ada di Singapura?
Menurut Prof. Aminudin Salle, seorang pakar hukum agraris,
mengatakan bahwa tidak ada negara miskin, yang ada adalah negara salah
urus dan begitu seterusnya. Maka dari data-data yang dirilis oleh WTO
tersebut, kita dapat berkesimpulan bahwa kekayaan sumber daya alam
yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita telah salah urus.
Salah urus sumber daya alam ini semakin diperparah dengan
kebiasaan menjual bahan-bahan mentah dan dibeli kembali dengan harga
yang jauh lebih mahal setelah menjadi produk turunan. Sebagai contoh,
seluruh produksi bauksit kita ekspor. Sementara itu, kita mengimpor
seluruh alumina -yang merupakan produk turunan dari bauksit- untuk
diolah lebih lanjut menjadi alumunium. Hebatnya lagi, separuh
alumunium yang kita hasilkan dijual ke pasar ke luar negeri, sementara
industri pengguna alumunium memenuhi sebagian besar kebutuhannya
dari luar negeri.

19
Memulai Usaha Baru
Itu baru satu contoh dari komoditi bauksit saja. Masih ada
banyak lagi komoditi bahan mentah yang kita jual ke luar negeri dengan
harga murah dan membeli kembali dengan harga mahal setelah diolah.
Tentunya kondisi ekspor-impor yang berat sebelah seperti ini hanya akan
menimbulkan kerugian kepada Indonesia. Jika diibaratkan seperti
pedagang, maka kita adalah pedagang tak berbakat yang memiliki banyak
warisan yang menjual murah barang-barangnya seraya membeli lebih
mahal ketika barang-barang tersebut dipoles.
Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) memperkirakan
kerugian negara akibat salah urus SDA seperti pertambangan, pertanian,
kehutanan dan kelautan mencapai Rp. 30 triliun setiap tahunnya. Dengan
adanya SDA yang melimpah ruah yang tersedia di negeri ini ternyata tidak
membuat kita semakin kaya, namun bertambah miskin.
Mengenai kesejahteraan sendiri, sebenarnya sudah lama
diketahui bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh seberapa
banyak SDA yang dimilikinya, namun seberapa baik kualitas manusia
yang tinggal dan mengelolanya. Rezeki mengikuti sumber daya manusia.
Mungkinkah karena ada kesalahan ketika membesarkan anak-
anak Indonesia? Sedari kecil kita selalu di nina bobo kan tentang
Indonesia negara yang kaya-raya dan punya segalanya. Indonesia adalah
kolam susu, tongkat kayu jadi tanaman. Tak perlu berusaha terlalu keras
karena semuanya sudah ada. Mungkin karena ini pula makanya Richard
Auty mengeluarkan teori “Resource Curse”, yang mengatakan bahwa
negara-negara dengan SDA kaya cenderung memiliki SDM yang miskin
dan malas.
Untuk memperbaiki kesalahan dalam mengurus ekspor-impor
SDA tentunya merupakan pekerjaan yang rumit dan membutuhkan waktu
yang lama. Karena melibatkan begitu banyak pihak, kontrak dan variabel-
variabel lainnya. Namun untuk masa yang akan datang, dan perlu disadari
dan diturunkan ke generasi berikutnya, bukan sumber daya alam yang
mencipkatan kesejahteraan, tapi sumber daya manusialah yang lebih
utama.

UKM Menghadapi Globalisasi


Kerjasama perdagangan dan ekonomi antara negara-negara yang
tergabung di dalam ASEAN (Association of Sout East Asian Nation)
dengan China, yang diimplementasikan dalam sebuah kawasan
perdagangan bebas yang disebut sebagai CAFTA (China-ASEAN
Free Trade Area). Perjanjian kerjasama perdagangan bebas tersebut
telah membawa implikasi yang sangat besar bagi industri di dalam
negeri.

20
Memulai Usaha Baru
China dalam satu dasawarsa terakhir telah berkembang sangat
cepat hingga menjadi salah satu negara yang menguasai
perekonomian dunia. Di tahun 2010, China telah berhasil
melampaui Jepang, Jerman dan Perancis. Gagasan mengenai
CAFTA sendiri awal pertama kali muncul pada KTT ASEAN ke VII di
Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam di bulan November 201.
Tindak lanjutnya yaitu pada tanggal 4 November 2004, akhirnya
kesepakatan perdagangan dan ekonomi ditandatangani oleh para
pemimpin ASEAN dan China.
Sejatinya CAFTA mempunyai maksud dan tujuan untuk
memperkuat kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan dan
investasi di keuda belah pihak. Yaitu dengan meliberalisasi alur
perdagangan diantara dua kawasan dan mengembangkan
kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak. Indonesia sendiri memandang perlu untuk mengikuti
perjanjian CAFTA karena mengingat besarnya jumlah penduduk
China sebagai sasaran ekspor. Penduduk China yang jumlahnya
hingga mencapai miliaran tentunya merupakan pasar yang sangat
potensial bagi produk-produk Indonesia.
Setelah adanya pemberlakuan CAFTA, nilai ekspor non migas
Indonesia ke China mencapai USD 14,9 miliar, atau meningkat
sebesar 59% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
hanya sebesar USD 8,7 miliar. Dan dilain sisi, impor dari China ke
Indonesia juga meningkat sebesar 45% yaitu dari USD 12,5 miliar di
tahun sebelumnya, meningkat menjadi USD 18,7 miliar.
Namun demikian, meskipun secara statistik CAFTA telah berhasil
meningkatkan arus perdagangan timbal balik antara negara-negara
ASEAN dan China, di tingkat UKM ternyata keuntungan yang sama
tidak didapatkan. Yang terjadi saat ini adalah, produk-produk UKM
terpaksa harus bersaing keras dengan produk China yang dijual
dengan harga yang sangat murah.
Satu hal yang dilupakan pemerintah pada saat perjanjian CAFTA
adalah, sosialisasi publik mengenai kesepakatan CAFTA kepada
pelaku-pelaku usaha kecil, dan bagaimana strategi besar (grand
strategy) pemerintah dalam menangguk keuntungan sebesar-
besarnya dari perjanjian ini.

21
Memulai Usaha Baru
Selain itu, hingga saat ini belum ada upaya serius dari pemerintah
untuk mengukur apakah perjanjian CAFTA tersebut membawa
dampak yang baik atau malah menjatuhkan industri kecil didalam
negeri. Tentunya kita berharap jangan sampai indurti-industri kecil
di Indonesia harus gulung tikar karena pasar telah dibanjiri oleh
produk China.
Kondisi ini hingga sekarang masih menimbulkan kontroversi
diberbagai kalangan baik di kalangan akademisi, praktisi, atau
pemerintah terutama para pelaku UKM. Hal tersebut dapat
dipahami karena pada dasarnya UKM lah pihak yang paling
dirugikan dengan adanya kawasan perdagangan bebas China dan
ASEAN. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah membuat para
pelaku UKM tergagap dan belum siap untuk bersaing di pasar
bebas.
Beberapa dampak positif dari perjanjian CAFTA terhadap UKM
diantaranya adalah:
1. Dorongan untuk mengembangkan produk
Adanya perjanjian CAFTA, dimana produk-produk masal
buatan China bebas masuk ke Indonesia dan sebaliknya, berarti
masing-masing produk buatan kedua negara harus siap
bertarung head to head di pasar bebas. Konsumen di pasar
bebas tidak akan memperhatikan lagi dari mana asal produk
yang akan dibeli, pertimbangannya adalah produk mana yang
paling bagus dengan harga yang murah. Oleh karena itu, mau
tidak mau para pelaku UKM dipaksa untuk selalu
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi dengan
seefektif dan seefisien mungkin.
2. Dorongan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia.
Untuk mendukung strategi yang dimaksud pada poin satu
diatas, tentunya tidak akan berhasil tanpa adanya personil-
personil yang kompeten dan cakap di UKM itu sendiri. Untuk
itu, UKM terpaksa harus meng-upgrade kemampuan para
personil yang ada hingga mampu menguasai teknologi dan
menciptakan inovasi-inovasi baru.

22
Memulai Usaha Baru
3. Munculnya tantangan bagi para wirausaha
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bagian-bagian
sebelumnya, alasan mendirikan usaha pada awalnya bukan
hanya sekedar tuntutan ekonomi saja. Banyak diantara UKM-
UKM tersebut didirikan oleh para entrepreneur-entrepreneur
yang melakukan start up bisnis. Mereka adalah orang-orang
yang tidak mau bekerja dibawah orang lain, mereka tidak mau
menggantungkan nasib pada orang lain, dan memiliki jiwa
berani dan kreatif. Munculnya perjanjian CAFTA dapat
dipandang sebagai salah satu tantangan yang menarik bagi
para wirausaha-wirausaha ini. Bagi para wirausaha tersebut,
keberhasilan dalam menaklukan kesulitan-kesulitan yang
timbul akibat adanya CAFTA akan membawa kepuasan
tersendiri.
Adapun dampak negatif bagi UKM akibat adanya CAFTA
diantaranya:
1. Pasar dibanjiri oleh produk China yang harganya sangat murah.
Kondisi ini tentunya lama-lama akan mematikan UKM-UKM
yang tidak mampu bersaing dari segi harga. Sementara tingkat
perekonomian di Indonesia yang masih rendah, sehingga
elastisitas permintaan penduduk Indonesia masih sangat
tinggi. Artinya apabila terjadi perubahan harga sedikit saja, hal
tersebut akan membuat pelanggan mempertimbangkan
kembali keputusan pembeliannya.
Apabila masyarakat Indonesia berbelanja, kemudian
dihadapkan kepada dua produk sejenis yang berlainan harga,
pastinya ia akan langsung memilih produk yang lebih murah.
Terlepas dari apakah produk tersebut buatan dalam negeri
atau hasil impor dari China. Hal ini bukan berarti mereka tidak
mendukung produk-produk buatan lokal atau nasional, namun
lebih kepada keputusan berdasarkan pertimbangan ekonomi
saja.

23
Memulai Usaha Baru
2. Mulai tergantikannya produk-produk khas Indonesia karena
adanya produk China yang lebih murah.
Jika selama ini berbagai produk yang kita konsumsi sehari-hari
lebih banyak diproduksi secara lokal, tidak demikian halnya
setelah adanya perjanjian CAFTA. Produk-produk khas
Indonesia seperti buah-buahan sudah mulai berangsur-angsur
hilang tergantikan oleh produk China. Bahkan produk yang
sangat khas sekalipun seperti batik, sekarang juga sudah mulai
banyak yang “made in China”.
3. Para pelaku UKM yang awalnya melakukan kegiatan produksi
sendiri mulai beralih profesi menjadi pedagang atau trader
saja.
Untuk itu, perlu adanya perubahan cara pandang dari UKM
terhadap persaingan bebas yang akan mereka hadapi dengan
produk-produk China. Maka dari itu, CAFTA juga dapat dilihat
sebagai sebuah peluang bagi UKM, yaitu dengan:
1. Dengan adanya perjanjian CAFTA, artinya keran perdagangan
bebas akan dibuka seluas-luasnya diantara semua negara yang
ada di dalam kawasan perdagangan bebas tersebut. Artinya,
jika selama ini cakupan UKM hanya fokus kepada pasar lokal,
sudah saatnya UKM-UKM terseebut mencari cara untuk agar
bisa masuk ke pasar yang lebih besar seperti pasar nasional
bahkan global. Bukan tidak mungkin jika suatu saat produk-
produk UKM Indonesia mampu menguasai pasar di Malaysia,
Brunei atau Filipina.
2. Kemampuan China dalam memproduksi sebuah produk
dengan harga yang murah sebenarnya tidak lebih dari strategi
masal. Artinya produk diciptakan secara besar-besaran dengan
bahan baku yang tidak berkualitas sehingga gampang rusak.
Apabila UKM memutuskan untuk bersaing dari segi harga,
sepertinya akan sulit sekali untuk memenangkan persaingan.
Namun apabila UKM tertantang untuk meningkatkan kualitas
produk hingga menjadi produk premium, pasarnya sebenarnya
cukup luas.Apalagi bagi negara-negara maju seperti Singapura,

24
Memulai Usaha Baru
produk hand made sangat mereka hargai sebagai produk yang
mahal.
3. Satu data yang cukup memberikan angin segar bagi UKM di
Indonesia, ternyata 40% produk nabati di China berasal dari
Indonesia. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi
produsen-produsen di sektor agribisnis.

Strategi UKM Dalam Menghadapi Globalisasi


Untuk menghadapi persaingan bebas, tentunya keberhasilan UKM
tidak akan dapat tercapai jika mereka berjuang sendiri. Perlu
adanya dukungan dari berbagai pihak agar UKM dapat bangkit dan
tetap produktif dalam menghadapi kerasnya persaingan.
1. Dari sisi pemerintah
a. Meningkatkan daya saing produk lokal
Produk-produk China yang masuk ke Indonesia pada
dasarnya memiliki kualitas yang tidak begitu baik. Produk-
produk tersebut memiliki daya saing yang kuat semata-
mata karena mampu menjual dengan harga murah. Bahkan
di pasaran, kata “produk china” sudah sinonim dengan
“murah”. Jika pemerintah tetap berkeras agar produk-
produk Indonesia bersaing dari segi harga, maka tentunya
strategi tersebut akan sulit berhasil, karena di dalam benak
masyarakat sudah kadung terbentuk asosiasi antara kata
murah dengan produk China.
Maka apa yang dilakukan? Yaitu dengan bersaing di aspek
lain, yaitu kualitas. Sudah saatnya pemerintah melakukan
penyuluhan dan pelatihan kepada para pelaku UKM,
dibarengi dengan bantuan-bantuan modal agar para
pelaku UKM dapat melakukan peningkatan kualitas
terhadap produknya. Peningkatan mutu dan kualitas tidak
selalu berarti peningkatan kemampuan produk. Melalui
packaging yang menarik saja para konsumen sudah
menganggap produknya berkualitas. Maka perlu para

25
Memulai Usaha Baru
pelaku UKM hendaknya diajarkan langkah-langkah kreatif
dan inovatif seperti itu.
Peningkatan mutu dan kualitas yang baik tentunya akan
berujung pada peningkatan biaya produksi. Para pelaku
UKM sendiri tentu akan memiliki hitung-hitungan terhadap
investasi yang mesti dilakukan dan hasil yang akan
didapatkan. Untuk itu, pemerintah dapat memberikan
bebagai pinjaman kredit lunak kepada pelaku UKM. Selain
itu, biaya-biaya birokrasi sedapatnya diminimalkan
sehingga pengeluaran UKM dapat ditekan.
b. Meningkatkan kemampuan SDM baik melalui pendidikan
maupun pelatihan
Seperti yang tercermin dari artikel pada kotak 1, bahwa
daya saing yang sebenarnya terletak pada Sumber Daya
Manusia yang berkualitas. Semua hal lain di luar itu
hanyalah perangkat yang dapat digunakan, diubah, dan
direkayasa oleh SDM. Di tangan SDM yang berkualitas,
sumberdaya-sumberdaya yang tersedia walaupun nilainya
biasa-biasa saja akan dapat dimaksimalkan, demikian pula
sebaliknya.
Untuk itu, hendaknya pemerintah menyediakan berbagai
fasilitas untuk meningkatkan SDM yang ada pada UKM.
Peningkatan-peningkatan tersebut bisa berupa pendidikan,
pelatihan, workshop, maupun pelaksanaan studi banding
oleh para pelaku UKM.
Pelatihan-pelatihan yang dilakukan haruslah berhubungan
dengan penciptaan daya saing yang lebih tinggi. Seperti
pelatihan desain produk, pelatihan pemasaran dan lain
sebagainya.
c. Menumbuhkan kecintaan mengkonsumsi produk Indonesia
di tengah-tengah masyarakat.
Selama ini masyarakat Indonesia sangat senang dengan
produk asing. Seolah-olah produk impor jauh lebih
berkelas dan bergengsi daripada produk dalam negeri.Kita

26
Memulai Usaha Baru
sering mendengar istilah “harga lokal, kualitas impor”, yang
artinya barang berharga murah namun berkualitas tinggi.
Kondisi ini tentunya sangat disayangkan, sementara para
produsen kecil di Indonesia setiap hari berusaha keras agar
mampu menjual produknya. Untuk itu perlu diadakan
sebuah gerakan yang dicetuskan oleh pemerintah,
sehingga produk-produk buatan dalam negeri tidak lagi
dipandang sebelah mata.
2. Dari sisi pelaku UKM
a. Menyadari bahwa UKM yang dipimpinnya bukan lagi
bersaing di kancah pasar lokal, namun sudah internasional.
Meskipun sebuah UKM memasarkan produknya di
daerahnya sendiri, namun tidak dapat dihindari kalau di
pasar tersebut produknya harus bersaing dengan produk-
produk asing. Artinya, secara persaingan, cakupan UKM
tersebut tidak lagi lokal namun sudah internasional.
Dengan adanya kesadaran seperti itu, tentunya pelaku
UKM tidak akan mengambil keputusan atau strategi yang
sama saat menyasar pasar lokal.
b. Berusaha meningkatkan kualitas produk
c. Berusaha mengadopsi teknologi-teknologi dan metode
produksi yang modern.
d. Menyasar e-commerce. Pembahasan mengenai tema ini
akan dibahas pada bagian selanjutnya.
3. Dari sisi lembaga keuangan
Lembaga-lembaga keuangan baik bank, lembaga manajemen
investasi dan lain-lain hendaknya mulai bekerjasama bahu
membahu bersama dengan UKM untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Bank semestinya memproses tuntas proses
pengajuan meski pada akhirnya harus ditolak.Selain
menyalurkan kredit, bank juga sebaiknya bertindak sebagai
rekanan yang menyediakan konsultasi kepada UKM.

27
Memulai Usaha Baru
4. Dari sisi masyarakat secara umum
Masyarakat yang selama ini terbiasa memandag sebelah mata
produk Indonesia sebaiknya segera mengubah cara
pandangnya tersebut. UKM hanya dapat berhasil berkembang
apabila mendapatkan dukungan dari pasar terbesarnya, yaitu
masyarakat Indonesia itu sendiri.
Untuk mengubah cara pandang masyarakat memang tidak
mudah, karena sudah terlalu lama beranggapan bahwa segala
sesuatu yang datang dari luar negeri pasti lebih baik. Namun
demikian, dengan adanya campaign secara serius, mudah-
mudahan cara pandang keliru tersebut dapat diubah.

28
Memulai Usaha Baru
Bab 2.

Strategi Sebelum
Mendirikan Usaha

S
ebagaimana yang telah dijelaskan BAB
sebelumnya, bahwa seorang wirausaha
perlu memiliki dan menguasai beberapa
aspek dalam menjalankan UKMnya. Aspek-
aspek tersebut adalah: pengetahuan akademis,
keterampilan/ skill, dan karakter. Ketiga aspek
tersebut harus dimiliki oleh seorang pelaku
UIKM, bahkan sebelum ia memulai bisnisnya.
Pada BAB ini akan dibahas mengenai berbagai
aspek tersebut secara teknis, serta berbagai hal
yang harus dipersiapkan oleh seorang pelaku
UKM sebelum memulai bisnis.

29
Memulai Usaha Baru
Berani Memulai Usaha
Di tengah-tengah masyarakat awam ada sebuah pendapat bahwa
kewirausahaan merupakan sebuah karakter (trait) yang didapatkan
dari lahir atau dari keturunan. Pandangan ini bisa jadi tidak
sepenuhnya salah, karena berdasarkan pengamatan dan catatan
mengenai pelaku-pelaku usaha yang telah sukses, banyak diantara
bisnis tersebut yang proses perkembangannya lintas generasi.
Seperti contohnya perusahaan Bukaka milik keluarga Kalla.
Perusahaan tersebut didirikan oleh H. Kalla di Makassar sebagai
perusahaan lokal yang skalanya masih berupa UKM, namun
berkembang menjadi sebuah perusahaan besar berskala
internasional di tangan generasi kedua, yaitu Jusuf Kalla. Jusuf Kalla
sendiri menyatakan bahwa, bakat kewirausahaan yang dia miliki
saat mengembangkan Bukaka didapatkan dari ayahnya sendiri.
Sedari kecil ayahnya memang mendorong Jusuf Kalla untuk
berbisnis mulai dari tingkatan bawah seperti menjadi kasir.
Namun demikian, anggapan bahwa kewirausahaan merupakan
bakat yang dibawa dari lahir sebenarnya tidak sepenuhnya benar
pula. Sebab selain contoh diatas, kita juga seringkali membaca dan
mendengarkan kisah kesuksesan seorang pelaku bisnis, yang jika
dilihat dari garis keturunannya tidak ada jejak bakat pengusaha.
Maka dari itu, kewirausahaan selain merupakan sebuah bakat yang
dibawa dari lahir (didapatkan dari keturunan), namun juga bisa
dipelajari dari nol. Untuk itu, kepada para calon pelaku UKM yang
tidak merasa tidak memiliki bakat, atau tidak ada sejarah wirausaha
di garis keturunannya, tidak perlu berkecil hati. Karena menjadi
pengusaha merupakan pilihan, bukan sesuatu yang ditakdirkan.
Dilain sisi, keberanian untuk memulai sebuah UKM bagi seseorang
memang masih rendah sekali. Kebanyakan pelaku UKM di
Indonesia beralasan mendirikan usahanya pertama kali dikarenakan
terpaksa atau adanya kesulitan-kesulitan. Seperti sulitnya mencari
pekerjaan, baru saja dipecat dari perusahaan tempat bekerja, untuk
menambah penghasilan yang kurang, dan lain-lain. Jarang sekali
ada pelaku UKM yang memiliki kesadaran bisnis tanpa adanya
kondisi yang mendesak.

30
Memulai Usaha Baru
Hal ini dapat dimaklumi karena bagi masyarakat awam yang belum
terjun ke dunia bisnis, ada ketakutan-ketakutan saat mendirikan
sebuah UKM. Apalagi bila orang tersebut sama sekali belum
pernah memiliki bisnis, dan tidak ada garis keturunan pedagang.
Padahal untuk melakukan bisnis, tantangan dan resiko harus
dihadapi setiap hari. Sementara jika menjadi pegawai saja, resiko
dan tantangan tidak begitu besar sehingga bisa menjalani hidup
dengan lebih santai.
Untuk itu, ada beberapa langkah untuk menumbuhkan keberanian
memulai sebuah UKM:
1. Meningkatkan pengetahuan seputar bisnis.
Pengetahuan akademis bukan berarti pengetahuan yang
didapatkan melalui pendidikan formal saja. Kecanggihan
teknologi saat ini mendatangkan berbagai kemudahan untuk
mendapatkan pengetahuan bisnis. Sehingga pengetahuan
bisnis bisa diperoleh melalui internet, media massa, seminar-
seminar bisnis, dan lain-lain.
Dengan adanya pengetahuan bisnis yang lebih baik, tentunya
keberanian untuk memulai sebuah UKM juga akan lebih besar.
Karena pada dasarnya, sifat manusia adalah menakuti sesuatu
yang tidak diketahuinya. Setelah dipelajari dan dipahami, nanti
akan didapatkan pemahaman bahwa ternyata dunia bisnis
tidak semenakutkan yang dikira sebelumnya.
2. Memulai bisnis dari skala yang kecil
Efek samping dari mempelajari berbagai informasi mengenai
dunia usaha adalah: munculnya ketidaksabaran seseorang
dalam merintis UKMnya. Hal ini dikarenakan, pada saat mencari
inspirasi bisnis, seseorang akan mendapatkan berbagai cerita
dan kisah sukses yang telah dilalui oleh seorang pengusaha.
Meskipun ada dicantumkan kesulitan-kesulitan yang mesti
dihadapi oleh sang pengusaha inspirasional, namun fokus
utamanya tetap kepada kesuksesan-kesuksesan serta betapa
menyenangkannya kehidupan sang pengusaha tersebut saat
ini.

31
Memulai Usaha Baru
Informasi-informasi seperti ini terkadang dapat menimbulkan
persepsi yang salah di benak para pelaku UKM yang baru
memulai usahanya. Para pelaku UKM tersebut membandingkan
berbagai kesulitan yang dihadapinya sekarang, kemudian
merasa tidak sabar ingin cepat-cepat bisa berhasil seperti
pengusaha yang menjadi sumber inspirasinya. Sementara
untuk bisa berhasil, terkadang seorang wirausaha harus
menghadapi kegagalan berkali-kali dan mengalami kesulitan-
kesulitan selama bertahun-tahun.
Maka ketika memulai sebuah UKM, hendaknya dimulai dengan
bisnis yang kecil dulu. Dengan memulai sebuah bisnis yang
kecil, maka tantangan yang didapatkan tentunya tidak sebesar
kalau memulai sebuah usaha menengah atau besar. Pada masa
ini, yang perlu sekali diresapi oleh para pelaku UKM adalah,
berbagai pelajaran berharga yang ia dapatkan selama
menangani bisnis kecil tersebut.
Dan dilain sisi, pelaku UKM tetap harus mempertahankan
mimpinya untuk memiliki usaha yang besar. Dengan demikian,
segala pengalaman dan pembelajaran yang ia dapatkan saat ini
difokuskan agar memperoleh pengetahuan untuk mengelola
bisnis yang lebih besar. Makanya didalam dunia wirausaha
dikenal istilah “start small, dream big, scalling fast.’ Artinya:
mulai dari yang kecil namun tetap bermimpi besar, kemudian
lakukan perkembangan dan pembelajaran secepat yang
dimungkinkan.
3. Bergaul dengan pengusaha
Salah satu cara tercepat untuk menjadi seorang pengusaha
adalah dengan berkenalan dengan seorang pengusaha.
Seorang pengusaha yang telah terbukti mampu menjalankan
usahanya, dapat dijadikan mentor bagi pelaku UKM yang akan
memulai usahanya sendiri.

32
Memulai Usaha Baru
Ingin Berwirausaha? Cari Mentor Dulu!
Bagi para mahasiswa atau pihak-pihak yang sedang mencari
pengetahuan seputar bisnis, tentunya tidak aneh lagi dengan saran
untuk memiliki seorang mentor. Seorang mentor adalah seseorang
yang dapat dijadikan panutan, sumber inspirasi, teman berdiskusi
dan tempat bertanya bagi seorang pelaku UKM. Kriterianya adalah:
mentor tersebut adalah orang yang telah terbukti mampu
menjalankan usahanya dengan baik, serta bersedia untuk dijadikan
sebagai mentor.
Kesadaran akan pentingnya mentor ini memunculkan berbagai
keunikan di dunia usaha. Ada beberapa pengusaha (atau bahkan
mahasiswa) yang dengan sengaja lebih memilih menjadi mentor
saja daripada menjadi pengusaha. Artinya, usahanya adalah
menjadi mentor itu tadi. Mentor yang tadinya merupakan seorang
pembimbing dalam membangun usaha, dijadikan sebuah komoditi
jasa yang dikemas dalam bentuk perusahaan konsultan bisnis,
seminar-seminar, coaching bisnis dan lain-lain.
Memang tidak ada yang salah dengan menjadikan jasa mentor
sebagai produk yang dijual, namun yang harus diingat oleh para
pelaku UKM bahwa mentorship juga membutuhkan sentuhan
pribadi. Artinya seorang mentor yang baik adalah seseorang yang
secara emosional dekat dengan calon pelaku UKM tersebut.
Dengan demikian, berbagai masukan dan pertimbangan yang
diberikan bersifat custom atau spesifik untuk diri pelaku UKM
tersebut. Sementara jasa mentorship yang telah dibisniskan,
biasanya disusun secara umum agar dapat disampaikan seluas-
luasnya.
Ada beberapa alasan mengapa calon pelaku UKM harus memiliki
seorang mentor, diantaranya:
1. Setiap orang punya gaya bisnis sendiri.
Hal ini merupakan alasan utma mengapa mentorship
sebenarnya tidak bisa ditawarkan sebagai sebuah komoditi.
Setiap orang akan memiliki perbedaan tingkat emosi,
kemampuan berpikir cepat, kecenderungan pengambilan
strategi, selera, dan lain-lain. Oleh karena itu, seorang pelaku

33
Memulai Usaha Baru
UKM semestinya memiliki seorang mentor yang sesuai dengan
dirinya.
2. Yang dilakukan oleh mentor adalah membangun karakter
wirausaha, bukan semata trik bisnis
Setiap pelaku usaha memiliki cara mereka tersendiri dalam
menjalankan usaha. Oleh karena itu, meskipun memiliki
seorang mentor, bukan berarti seorang pelaku bisnis akan
mendapatkan trik bisnis yang tepat untuk usahanya. Hal ini
karena kondisi yang dihadapi pelaku usaha dan mentor juga
berbeda. Oleh karena itu, yang dibangun oleh mentor
sebenarnya karakter-karakter yang dibutuhkan dalam bisnis.
Jika seorang pelaku usaha berharap untuk mendapatkan trik-
trik bisnis, bisa jadi ia kecewa terhadap masukan dari
mentornya tersebut. Strategi bisnis yang pernah berhasil satu
kali, bukan jaminan akan berhasil terus di situasi dan kondisi
yang berbeda.
Namun dengan mewariskan karakter-karakter dan cara berpikir
yang tepat, maka seorang pelaku UKM dapat menyesuaikannya
dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang dia
hadapi.
3. Menghilangkan blind spot.
Blind spot didalam istilah akademis berarti sebuah titik yang
tidak terlihat oleh mata karena keterbatasan ruang
penglihatan. Untuk memahami blindspot, bisa dilakukan
dengan praktek sederhana. Perhatikan kedua “x” dibawah.
Tutuplah mata kanan dengan telapak tangan, kemudian
arahkan mata kiri untuk melihat “x: yang ada di kanan. Pada
sudut tertentu, “x” di kiri akan hilang sama sekali dari
penglihatan

X
X

34
Memulai Usaha Baru
Dalam hal bisnis, Blind spot (titik buta) merupakan berbagai hal
yang luput dari pengamatan. Sehingga adanya blindspot akan
menjadikan strategi atau kebijakan bisnis yang diambil menjadi
keliru. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya ketelitian atau
kurangnya pengalaman dari pelaku usaha.
Untuk mengatasi adanya blind spot, maka diperlukan
seseorang yang berpengalaman yang bisa melihat situasi dan
kondisi bisnis dari sudut pandang yang lebih luas. Disinilah
salah satu peran dari mentor, dalam mengawasi usaha yang
dijalankan oleh pelaku UKM yang dibimbingnya.
4. Masukan dan saran
Mentor juga bertindak sebagai pelatih bisnis. Sebagai orang
yang telah lebih dulu terjun ke dunia usaha, tentunya seorang
mentor telah banyak mengalami kesuksesan dan kegagalan.
Berbagai pengalaman yang dimilikinya tersebut, selain menjadi
pelajaran bagi dirinya sendiri, juga dapat menjadi pelajaran
bagi pihak lain, terutama pelaku UKM yang dibimbingnya.
5. Sumber motivasi dan inspirasi
Motivasi adalah dorongan. Seseorang dapat menjalankan
suatu pekerjaan dengan baik apabila motivasi yang dimiliki
kuat.
Salah satu cara agar mendapatkan motivasi yang kuat adalah
dengan mengetahui tujuan dari pekerjaan. Dalam hal ini,
motivasi seorang pelaku UKM dapat ditingkatkan apabila ia
telah melihat satu contoh keberhasilan dari seorang pebisnis.
Dengan demikian, kita telah membahas betapa pentingnya
seorang mentor dalam menjalankan usaha. Seorang mentor sangat
diperlukan karena ia adalah orang yang telah lebih dulu terjun ke
sebuah usaha. Ia telah merasakan pahitnya kegagalan, kemudian
dengan semangat yang tinggi mampu bangkit kembali berkali-kali,
hingga akhirnya mencapai satu titik kesuksesan.
Dalam berbisnis sudah pasti akan mengalami sebuah kegagalan.
Paling tidak, seorang pengusaha akan merasakan berbagai
kesulitan-kesulitan dalam membangun usaha yang ia dirikan.

35
Memulai Usaha Baru
Namun demikian, kegagalan-kegagalan tersebut dapat
diminimalkan apabila mau belajar dari kegagalan orang lain.
Artinya, belajar dari pengalaman tidak berarti harus dari
pengalaman sendiri. Pengalaman orang lain juga bisa diambil
sebagai pelajaran seolah-olah merupakan pengalaman sendiri.
Bagi calon pelaku UKM yang memiliki kenalan seorang pengusaha
yang dinilai cocok untuk dimintai tolong sebagai mentor, maka
mentorship dapat dilaksanakan dengan segera. Namun demikian,
tidak semua calon pelaku UKM memiliki kesempatan ata
kemudahan seperti itu. Maka bagi para calon pelaku UKM yang
hendak mendapatkan mentor, ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan:
1. Mengikuti suatu komunitas bisnis.
Di Indonesia saat ini sudah banyak sekali komunitas-komunitas
bisnis, baik yang telah resmi atau yang tidak resmi. Komunitas-
komunitas bisnis tersebut bisa saja berupa asosiasi pengusaha,
organisasi pengusaha dan lain-lain. Dengan adanya internet,
peluang untuk memasuki komunitas bisnis juga semakin
mudah. Bahkan komunitas bisnis di internet sudah terbagi
dengan sangat spesifik sesuai dengan bidang usaha masing-
masing. Biasanya komunitas-komunitas bisnis di dunia maya
tersebut berupa forum internet, mailing list, facebook group
dan lain-lain. Di sana ada komunitas pengusaha ikan tambak,
pengusaha perkebunan tomat, dan lain sebagainya.
Dengan mengikuti komunitas-komunitas bisnis tersebut, calon
pelaku UKM bisa bertemu dan berkenalan dengan para pelaku
bisnis lainnya. Dengan adanya perkenalan, kemudian
mentorship dapat dirintis.
2. Mengikuti seminar-seminar kewirausahaan dan motivasi
Para peserta kewirausahaan dan motivasi mayoritas adalah
orang yang telah melakukan usaha bisnis dan yang akan terjun
ke dunia bisnis. Sebagaimana pertemuan pada komunitas-
komunitas bisnis, di seminar-seminar tersebut biasanya banyak
diberikan simulasi, games dan lain-lain. Sehingga dengan
sendirinya calon pelaku UKM akan mendapatkan banyak sekali

36
Memulai Usaha Baru
rekanan baru. Selanjutnya selain mendapatkan mentor, calon
pelaku UKM juga bisa meluaskan jaringan (network) nya ke
sesama pelaku UKM lainnya. Maka dari itu, pada saat
mengikuti seminar atau komunitas bisnis, seorang calon pelaku
UKM disarankan untuk melengkapi diri dengan kartu nama.
3. Melalui kenalan yang sama
Sebuah small world network theory (SWNT) yang
diperkenalkan oleh William Finnegan di tahun 2002, teori
tersebut mengatakan bahwa semua orang di dunia sebenarnya
saling terhubung oleh rekanan yang sama. Finnegan meneliti
bahwa satu orang akan saling terhubung dengan orang lainnya
melalui sebuah jaringan pertemanan yang tidak lebih dari 10
orang.
Misalnya seseorang yang bernama Andi di Padang sebenarnya
memiliki jaringan pertemanan sebanyak 6 orang dengan Kevin
di Chicago. Jaringan tersebut bisa jadi seperti ini: Andi punya
teman namanya Ratna. Ratna punya tante yang bekerja di
Jakarta yang bernama Susi. Susi punya kenalan teman sekantor
Budi, yang saudaranya bekerja di Amerika yaitu Rudi. Rudi di
Amerika punya teman Steven. Steven punya teman sama kuliah
yang sekarang tinggal di Chicago bernama Jimmy. Jimmy
berteman dengan Kevin. Jadi jaringan pertemanannya adalah
Andi – Ratna – Susi – Budi – Rudi – Steven – Jimmmy – Kevin.
Dengan demikian, jaringan pertemanan antara Andi di Padang
dengan Kevin di Chicago adalah 6 orang. Inilah konsep dari
small world network theory.
Maka berdasarkan teori tersebut, seorang calon pelaku UKM
sebenarnya memiliki jaringan dengan siapa saja pihak yang
ingin dijadikan mentor. Berdasarkan teori, jika ia ingin
menelusuri berdasarkan jaringan, maka jaringan yang
ditemuinya tidak akan pernah lebih dari 10 orang. Maka dari
itu, salah satu cara untuk berkenalan dengan seorang calon
mentor adalah dengan menggunakan jaringan yang sudah
dimiliki saat ini.
4. Menemui langsung

37
Memulai Usaha Baru
Di satu daerah tentunya beberapa orang yang terkenal karena
kemajuan usahanya. Cara terakhir untuk mendapatkan mentor
adalah dengan mendatangi langsung, berkenalan dan
menyampaikan maksud untuk mendapatkan mentorship.
Namun demikian, metode ketiga ini adalah metode yang
paling sulit dilakukan. Hal ini karena kebanyakan pelaku usaha
yang telah sukses dan memiliki usaha yang besar, mereka
cenderung memiliki waktu yang terbatas. Sehingga jarang
sekali bisa menyediakan waktu untuk seseorang yang tidak
dikenalnya.

Memulai Sebuah UKM


Jika akan memulai sebuah UKM yang baru, ada beberapa
pertanyaan yang harus direnungkan oleh seorang calon pelaku
UKM:
1. Produk apa yang akan dibuat? Untuk menjawab pertanyaan ini,
pembaca bisa melengkapi pertimbangannya dengan membaca
BAB 7 buku ini “Teknik Pemasaran”.
2. Mengapa harus membuat produk tersebut? Pertanyaan ini
sangat penting untuk mengukur pengetahuan dan
kemampuan calon pelaku UKM dalam menghasilkan suatu
produk. Adakalanya seorang pelaku UKM sangat ingin
menciptakan suatu produk atas dasar melihat kesuksesan
orang lain saja. Padahal calon pelaku UKM tersebut sebenarnya
akan lebih berhasil apabila menghasilkan produk lain.
3. Mengapa calon pelanggan akan membeli produk tersebut?
4. Apa kesulitan yang akan dihadapi jika menghasilkan produk
yang akan dibuat tersebut?
5. Apakah sumberdaya yang dimiliki sudah mencukupi untuk
menghasilkan produk yang akan dihasilkan?
6. Siapa pasar yang akan dituju? Ini merupakan pertanyaan yang
paling penting dan utama sekali untuk dijawab sebelum
memasuki dunia usaha. Untuk menjawab pertanyaan ini, para

38
Memulai Usaha Baru
calon pelaku UKM dapat melengkapi pertimbangannya dengan
membaca bagian “Membangun keunggulan bersaing” di akhir
BAB ini.

Mendapatkan Ide Bisnis


Sebelum mencari dan merumuskan sebuah ide bisnis, perlu kita
pahami dahulu definisi dari peluang usaha dan potensi usaha.

Peluang usaha adalah: semua hal yang dibutuhkan oleh


konsumen dimana produsen dapat meraih keuntungan
Sementara,

Potensi usaha adalah batas keuntungan yang dapat diraih


oleh produsen terhadap konsumen, sehubungan dengan
meraih peluang usaha.

Maka dalam mendirikan sebuah usaha, seorang calon pelaku UKM


harus melakukan mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai
peluang-peluang usaha yang dapat dimasukinya, serta seberapa
besar potensi usaha tersebut dapat dimaksimalkannya.
Kemampuan membaca peluang usaha dan potensi usaha tersebut
harus dimiliki dan dipahami betul oleh pelaku UKM, karena kedua
hal tersebut dibutuhkan bukan hanya pada saat mendirikan usaha
saja. Kemampuan dalam membaca kedua hal tersebut sangat
dibutuhkan secara terus menerus di dalam perjalanan sebuah UKM.
Pada saat menghadapi serangan pesaing, disaat perubahan selera
konsumen, di saat krisis ekonomi, atau disaat ingin
mengembangkan bisnis. Semuanya membutuhkan kemampuan
membaca peluan dan potensi usaha. Sebagaimana kemampuan-
kemampuan entrepreneural lainnya, kemampuan membaca
peluang dan potensi usaha juga dapat dilatih dengan
menggunakan berbagai metode, diantaranya:

39
Memulai Usaha Baru
1. Mengevaluasi diri sendiri sehubungan dengan kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki.
Seringkali kita mendengar atau membaca mengenai seorang
pelaku usaha yang sukses menyatakan bahwa baginya
beraktivitas sehari-hari seperti menjalankan sebuah hobi.
Artinya, pengusaha tersebut menjalankan usahanya sesuai
dengan minat yang dimilikinya.
Namun demikian, sering juga muncul pertanyaan dari para
calon pelaku UKM, bagaimana kita bisa tahu apakah sesuatu
itu kita senangi atau tidak. Karena bagi sebagian orang,
sesuatu yang disenangi dan sesuatu yang bisa dijadikan usaha
adalah dua hal yang berbeda. Seringkali hobi atau
kesukaannya saat ini tidak memiliki peluang usaha.
Jika menghadapi kondisi seperti itu, maka yang perlu dicari
tahu adalah: apa yang paling mudah dipahami? Karena pada
dasarnya, seseorang akan menggemari segala sesuatu yang
mudah ia pelajari. Maka dengan demikian, kegemaran-
kegemaran baru dapat dipelajari.
Keuntungan dari melakukan sebuah usaha berdasarkan
sesuatu yang digemari atau disenangi adalah, pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa adanya rasa tertekan atau
seperti menjalankan suatu kewajiban. Sifat manusia adalah, kita
sering lupa waktu dan bersemangat dalam menjalankan
sesuatu yang disenangi. Oleh karena itu, jika mengerjakan
sebuah hobi yang dibisniskan, maka kemungkinan untuk
berhasil akan lebih besar karena pada dasarnya bekerja untuk
suatu kesenangan.
2. Melihat trend
Jika dilihat dari ilmu statistik , maka tren diartikan sebagai
sebuah angka yang muncul paling sering. Tren juga dapat
digunakan untuk melakukan peramalan mengenai angka yang
akan muncul berikutnya.
Maka dalam istilah bisnis, tren dapat diartikan sebagai sesuatu
yang paling sering dikonsumsi oleh pelanggan, serta dapat

40
Memulai Usaha Baru
pula digunakan untuk meramalkan permintaan di masa yang
akan datang.
Melihat tren bisa dilakukan secara sederhana seperti menonton
televisi secara teratur, melihat apa yang sedang laku dan sering
dibicarakan di tengah-tengah masyarakat, serta melalui cara-
cara lainnya. Dengan mengikuti ren, seorang calon pelaku UKM
dapat memperkirakan apa yang akan ditawarkan ke pasar,
serta berapa jumlah yang sebaiknya ditawarkan.
3. Menciptakan produk baru
Salah satu cara untuk memenuhi peluang pasar adalah dengan
menciptakan sebuah produk yang belum pernah ditawarkan
sebelumnya. Di dalam ilmu manajemen pemasaran, strategi ini
disebut sebagai blue ocean strategy. Menciptakan sesuatu
yang baru bukan berarti haru menciptakan sesuatu yang
benar-benar baru (completely new), namun bisa juga dengan
memodifikasi, mengemas ulang, dan mengubah fitur yang ada
pada suatu produk. Salah satu kisah perusahaan yang sukses
dalam menjalankan strategi ini adalah seperti yang dilakukan
oleh Teh Botol Sosro (Lihat Kotak “Sosrodjojo – Teh Botol
Sosro).
4. Melakukan pertambahan nilai
Melakukan pertambahan nilai berarti memodifikasi suatu
produk sehingga memiliki nilai yang lebih tinggi di mata
pelanggan.
Sebagai contoh, sebuah kayu sebenarnya sudah bisa dijual
kepada pelanggan. Namun tentunya dijual dengan harga yang
murah. Namun jika kayu tersebut diolah dan dibentuk menjadi
sebuah pearbot, tentunya kayu tersebut dapat dijual dengan
harga yang lebih mahal. Maka daripada sebilah kayu yang
masih mentah, kayu yang sudah diolah memiliki nilai yang
lebih tinggi di mata pelanggan.
Pertambahan nilai tidak hanya dapat dilakukan oleh UKM yang
memproduksi barang (manufaktur), UKM yang bergerak di
bidang jasa juga dapat melakukan hal tersebut. Seperti

41
Memulai Usaha Baru
misalnya memberikan layanan antar jemput, memberikan
layanan penanggulangan keluhan, dan lain sebagainya.
Konsep dari pertambahan nilai adalah mengubah sesuatu, bisa
dengan memodifikasi, mengolah dan lain sebagainya, agar
dapat lebih berguna dan memenuhi kepuasan pelanggan,
sehingga dapat dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi.
Selain tujuan memasarkan dengan harga yang lebih tinggi,
pertambahan nilai juga bertujuan untuk meningkatkan loyalitas
pelanggan serta untuk mengalahkan pesaing.
5. Melakukan penelitian pasar
Bagi UKM, istilah riset pasar mungkin dirasa sebagai kalimat
yang tinggi. Ini dikarenakan untuk melakukan sebuah riset
diperlukan biaya yang tinggi. Biasanya perusahaan-perusahaan
besar melakukan riset pasar dengan melibatkan pelanggan
secara masif untuk mendapatkan data yang valid.
Namun tidak demikian halnya. Penelitian tidak mesti dilakukan
secara besar-besaran dan memakan banyak biaya. Karena
esensi dari peneilitan adalah untuk “membuktikan sesuatu” dan
untuk “menjawab pertanyaan”. Maka jika kegiatan yang
dilakukan berhubungan dengan kedua hal tersebut, maka
sebuah UKM sebenarnya sudah melakukan penelitian.
Sebagai contoh, sebuah UKM yang memiliki pesaing ingin
membuktikan apakah kue yang diproduksinya dapat diterima
oleh selera pelanggan. Maka cara yang dilakukan adalah
dengan membagi-bagikan sampel kue tersebut dan memintai
pendapat para calon pelanggan yang mencicipi. Tes mencicipi
dapat dilakukan di berbagai daerah di kotanya dan mengambil
sampel.

42
Memulai Usaha Baru
Sosrodjojo-Teh Botol Sosro
Sekarang ini sangat mudah ditemukan merek minuman dalam botol,
Teh Botol Sosro. Dengan tagline : “Apapun ...(makanannya), enaknya
minum Teh Botol Sosro”, telah berhasil menjadi salah satu minuman paling
dicari. Dari restoran sampai ke pedagang kaki lima. Namun tahukan anda?
Keberhasilannya saat ini diperoleh setelah melalui proses yang tidak
pendek.

MILESTONE
Ceritanya dimulai dari upaya Sosrodjojo untuk menyiasati penjualan
hasil panen daun teh perkebunan sendiri yang terus merosot harganya di
tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pertama kali ia menjualnya dalam
bentuk kemasan teh kering siap saji merek Teh Cap Botol. Namun ternyata
hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Tetapi dari situ Sosrodjojo dan anak-
anaknya justru menemukan ide penjualan yang lebih brilian, membotolkan
teh!
Seperti yang terpasang dalam situs resmi Sosro menyebutkan ide
pembotolan lahir dari beberapa kali kegagalan dalam mempromosikan teh
itu ketika melakukan ekspansi penjualan ke Jakarta oleh anak-anak
Sosrodjojo pada 1953. Sosrodjojo mewariskan perkebunan dan pabrik teh
itu kepada empat anaknya; Soetjipto, Soegiharto, Soemarsono (alm) dan
Surjanto.
Awalnya promosi yang dipimpin oleh Soetjipto dilakukan dengan
melakukan demo menyeduh teh yang benar dan membagikan minuman teh
secara gratis di pusat-pusat keramaian. Menghadapi kendala-kendala yang
ada di lapangan, teknik promosi mengalami beberapa modifikasi. Merebus
air dan menyeduh teh di lokasi diganti dengan menyiapkannya di kantor
dan menampungnya dalam panci sebelum dibagi-bagikan. Kemudian
berkembang dengan metode memasukkan teh siap minum itu dalam botol-
botol bekas limun yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Cara ini cukup
sukses dan promosi dijalankan beberapa tahun tanpa menyadari ada potensi
besar di balik pembotolan itu. Pada tahun 1969, keluarga Sosrodjojo
memulai penjualan teh siap minum dalam kemasan botol.

STRATEGI
Kedekatan dengan para pedagang kaki lima justru amat menentukan
kesuksesan Teh Botol Sosro. Salah satu terobosan besar baru dimulai pada
1981 ketika mereka membagi-bagikan kotak pendingin (cooler box) di atas
roda dorong kepada pengecer, mulai dari perempatan Coca-Cola (sekarang
ITC Cempaka Mas), sampai kawasan Pasar Senen. Teh yang dingin
semakin menonjolkan kesegaran Teh Botol Sosro di tengah udara Jakarta
yang panas. Hubungan manis antara penjual yang diberi margin keuntungan
tinggi itu pada mulanya sebagai kompensasi setelah toko-toko besar masih

43
Memulai Usaha Baru
mengganggap aneh minuman teh dalam botol.
Pada tahun 1984, Sosro bisa menjual 40.000 krat teh botol dan
kardus setiap bulannya. Mereka menguasai 80% pasaran minuman sejenis
dan menyisakan 20% lainnya bagi 11 merek saingan. Pangsa pasar Sosro
nyaris tidak berubah, meski dikepung oleh merek-merek teh yang disokong
perusahaan global legendaris, terutama Coca Cola dan Pepsi.
Kekaisaran bisnis Sosrodjojo, yang kini masuk generasi ketiga, kuat,
dengan taksiran aset lebih dari Rp 10 Triliun. Sejak berdiri, kepemilikan
perusahaan tidak pernah keluar dari lingkaran empat putra Sosrodjojo.
Bahkan ketika ahli waris Soemarsono dan keluarga Surjanto melepas
saham pada 1989 dan 1992, mereka hanya menjual kepada Soegiharto yang
di masa tuanya menikmati 11,7% saham Sinar Sosro. Kini hanya dua putra
Sosrodjojo yang menguasai Sosro, yakni Soegiharti bersama istri serta lima
putranya dan Soetjipto bersama dua putranya.

Samudera Merah vs Samudera Biru


Untuk memulai sebuah bisnis, pelaku UKM bisa saja mengamati
berbagai produk yang telah ada dan kemudian berusaha
menawarkan produk yang sama. Artinya, UKM yang didirikan
tersebut akan menjadi pesaing baru bagi produk-produk yang
telah ada sebelumnya. Strategi ini digunakan oleh mayoritas UKM
yang baru didirikan, dengan alasan kemudahan dalam pendirian
usaha. Artinya, pelaku UKM tersebut tidak perlu repot-repot
melakukan riset pasar mengenai produk mana yang kira-kira akan
laku atau tidak, karena sudah ada contoh usaha yang berhasil.
Alasan lain adalah kemudahan dalam memproduksi produk yang
dimaksudkan. Karena jika produk yang dimaksud sudah pernah
dibuat oleh UKM lain, maka UKM yang baru tinggal meniru saja
apa yang dilakukan oleh UKM sebelumnya dalam memproduksi.
Bahan baku sudah diketahui dan peralatan produksi juga sudah
diketahui.
Strategi meniru usaha yang sudah ada disebut sebagai strategi
samudera merah (red ocean strategy). Maksud dari strategi ini
adalah menawarkan produk yang telah ditawarkan oleh UKM lain
sebelumnya. Keuntungan dari strategi ini adalah waktu start up
yang lebih pendek karena waktu tidak dihabiskan untuk mencari
ide.

44
Memulai Usaha Baru
Namun demikian, strategi samudera merah juga memiliki resiko
yang cukup serius. Para pelaku UKM yang meniru usaha lain,
tentunya saat memulai usahanya harus langsung bersaing dengan
pesaing yang telah berpengalaman. Tentunya ini merupakan
sebuah tantangan yang cukup berat bagi para pelaku UKM yang
baru mulai usahanya. Pesaing yang telah berpengalaman memiliki
pengetahuan dan strategi yang relatif lebih lengkap, serta memiliki
sumberdaya pendukung yang lebih baik.
Dilain sisi, para pelanggan juga cenderung memilih produk yang
telah mereka kenal sebelumnya. Sehingga untuk meraih simpati
dan merebut perhatian pelanggan membutuhkan usaha ekstra.
Para pelanggan merasa enggan untuk pindah ke produk yang baru
dikarenakan mereka sudah familiar dengan produk yang sudah
biasa mereka konsumsi. Pelanggan juga sudah mengetahui kualitas
yang mereka dapatkan.
Untuk itu, ada sebuah strategi lagi yang dapat diambil oleh para
pelaku UKM, yaitu dengan melaksanakan strategi samudera biru,
dengan menciptakan sebuah produk yang belum dikenal
sebelumnya.
Berdasarkan sebuah teori bisnis, disaat memasuki sebuah pasar,
sebuah UKM akan memiliki pilihan antara memasuki sebuah
Samudera Biru atau Samudera merah. Terminologi samudera
merah dan samudera biru tersebut menandakan konsep
perkenalan produk yang akan dilakukan oleh sebuah UKM.
Didalam samudera merah, produk yang akan ditawarkan telah
dikenal dan tersedia. Dengan demikian, batasan-batasan industri
telah bersifat tetap dan diterima oleh para pelaku usaha. Aturan
kompetitif juga telah diterima secara baku dan diikuti oleh para
pelaku usaha yang ada didalam pasar tersebut.
Sementara samudera biru berarti, produk yang ditawarkan
merupakan sesuatu yang baru, dalam artian merupakan sebuah
produk yang benar-benar belum ada sebelumnya, atau sebuah
produk yang telah ada yang di-inovasi kembali.Dengan demikian,
pada samudera biru belum ada persaingan, belum ada penetapan

45
Memulai Usaha Baru
harga yang jelas, sehingga pelaku usaha dapat dengan bebas
mengaplikasikan strategi pemasaran yang dikehendakinya.
Pengertian strategi samudera biru (atau dikenal juga dengan istilah
blue ocean strategy) menurut W. Chan Kim dan Renee Mauborgne
(2006):

“Bagaimana membuat ruang pasar yang belum


terjelajahi, yang bisa menciptakan permintaan dan
memberikan peluang pertumbuhan yang sangat
menguntungkan. Intinya, bagaimana bersaing dengan
tangkas dalam kompetisi; bagaimana secara cerdik
membaca persaingan, menyusun strategi dan kerangka
kerja yang sistematis guna menciptakan samudra biru”

Dari definisi yang dikemukakan diatas, maka dapat kita ketahui


bahwa strategi samudera biru bukanlah sebuah strategi untuk
memenangkan sebuah persaingan, karena pada strategi ini pesaing
belum ada sama sekali. Belum adanya pesaing menjadikan strategi
persaingan menjadi tidak relevan, sehingga UKM dapat fokus
kepada bagaimana mengembangkan usahanya sebesar mungkin.
Perbandingan antara strategi samudera merah dan samudera biru
(disarikan dari Chan, 2006):

Strategi Samudera Merah Strategi Samudera Biru


Bersaing pada ruang pasar yang sama
Menciptakan pasar
Inti dari pelaksanaan strategi adalah
untuk mengalahkan para pesaing Tidak ada persaingan

Berusaha merebut pelanggan dari


pesaing yang telah ada sebelumnya Menciptakan pelanggan baru

Mengikuti pola trade-off antara


value/cost Tidak mengikuti trade-off value/cost

46
Memulai Usaha Baru
Dengan pemahaman yang kita dapatkan dari tabel diatas, kita
menyimpulkan bahwa strategi samudera biru mendorong
pelakunya untuk memasuki sebuah arena pasar potensial yang
selama ini tidak terlihat atau terlupakan oleh para pesaing.
Beberapa contoh fenomenal dari penerapan strategi samudera biru
yang telah berhasil diantaranya adalah:
1. Inovasi yang dilakukan oleh Yamaha melalui motor skutik.
Sebelum Yamaha hadir dengan motor merk ini, pasar sepeda
motor dikuasai oleh Honda. Bahkan pada saat itu istilah
“Honda” seringkali digunakan masyarakat untuk menyebut
sepeda motor, tidak peduli jenis dan merknya.
Yang dilakukan oleh Yamaha Mio saat itu adalah menawarkan
sepeda motor bertransmisi otomatis sehingga pengendara
tidak perlu repot-repot mengoper gigi. Pada awalnya sepeda
moto tersebut ditujukan kepada segmen pasar perempuan
sebagai sepeda motor praktis dan gampang dikuasai. Namun
dalam perkembangannya, sepeda motor matik juga digemari
oleh segmen pengendara motor laki-laki. Hal ini karena kondisi
perkotaan yang seringkali macet, sehingga dengan
mengendarai sepeda motor matik pengendara dapat lebih
santai dalam berkendara.
Yamaha Mio merupakan salah satu contoh pelaksanaan
strategi samudera biru pada sebuah produk yang ada
sebelumnya. Produk sepeda motor telah dikenal luas oleh
masyarakat, namun Yamaha memiliki gagasan untuk
mengembangkan pasarnya ke segmen perempuan. Maka
diciptakanlah sepeda motor dengan transmisi otomatis.
Dengan demikian semua orang, asalkan bisa mengedarai
sepeda, tidak perlu repot-repot belajar naik sepeda motor.
Sekali naik langsung bisa.
2. Teh botol Sosro, yang menawarkan teh dalam kemasan botol.
Sebelumnya tidak terpikirkan oleh siapapun untuk menjual teh
sebagaimana yang dilakukan oleh Sosro tersebut. Sebab
sebelumnya kebiasaan di masyarakat Indonesia dalam
meminum teh adalah: minum teh di cangkir dalam kondisi

47
Memulai Usaha Baru
hangat. Kalau tidak dalam kondisi hangat, maka minum
dengan es. The yang tidak panas, atau tidak sedingin es
dianggap kurang nikmat. Sosro berhasil mendobrak kebiasaan
tersebut dengan menawarkan produk teh yang dikemas
dengan botol (lihat kotak “Sosrodjojo – Teh Botol Sosro”).
Yang dilakukan Sosro adalah strategi samudera biru, meskipun
sebenarnya Sosoro tidak menciptakan sesuatu yang benar-
benar baru. Yang dilakukannya hanyalah menggabungkan
(combining) dua produk yang telah ada sebelumnya. Minuman
teh sudah dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia.
Produk minuman dalam kemasan botol juga bukan sesuatu
yang aneh bagi masyarakat. Maka dengan menggabungkan
kedua hal tersebut, Sosro menciptakan kelompok pelanggan
sendiri. Sosro saat itu berhasil menciptakan pasar. Dan pada
saat teh botol Sosro ditawarkan, belum ada satupun pesaing
yang menandinginya. Belum terdapat satu merk apapun yang
menawarkan produk teh dalam kemasan botol hingga sekian
lama. Maka selama pesaing belum muncul, Sosro dengan
leluasa membangun minat konsumen. Sehingga pada saat
muncul pesaing dan merk teh botol lain bermunculan, teh
botol Sosro tetap menjadi pilihan utama dari pelanggan.
3. Penerbangan murah yang diperkenalkan oleh Lion Air. Pada
awalnya perjalanan menggunakan pesawat merupakan sebuah
kemewahan. Karena orang-orang yang bepergian naik pesawat
adalah orang-orang yang sangat sibuk dan punya uang banyak
untuk membeli tiket pesawat yang mahal. Namun persepsi itu
dibalikkan oleh Lion Air dengan menawarkan harga tiket yang
sangat murah sekali. Bahkan pada beberapa rute yang berjarak
jauh, harga tiket pesawat yang ditawarkan oleh Lion hampir
sama dengan harga tiket bus. Pada saat melakukan penawaran
tiket murah pada para pelanggan, saat itu Lion Air juga telah
menjalankan strategi samudera biru.
Satu hal yang menjadi perhatian setelah melihat berbagai contoh
diatas adalah, strategi samudera biru memang tidak dapat
bertahan selamanya. Strategi samudera biru akan bertahan
beberapa lama hingga ada pesaing yang meniru dan menawrkan

48
Memulai Usaha Baru
produk yang serupa. Hal ini terjadi pada teh botol sosro yang saat
ini sudah memiliki pesaing seperti FruitTea, Tebs, FreshTea dan
lain-lain. Yamaha Mio juga telah memiliki pesaing-pesaing sepeda
motor matik seperti Vario, Scoopy dan lain-lain.
Artinya pada suatu saat, strategi samudera biru akan berubah
menjadi strategi samudera merah. Sesuatu inovasi yang berhasil
pastinya akan segera ditiru oleh pelaku-pelaku usaha yang baru.
Maka dengan demikian, kelemahan dari strategi samudera biru
adalah sifatnya yang hanya sementara.
Namun demikian, keunggulan yang didapatkan oleh para pelaku
strategi samudera biru adalah: pelanggan cenderung lebih mudah
mengingat dan lebih setia kepada produk yang pertama kali
ditawarkan (first mover). Hal ini yang tidak didapatkan oleh para
pengikut lain.
Sebagai contoh, jika ditanyakan mengenai produk teh botol
mayoritas konsumen akan teringat dengan Sosro. Demikian pula
pada sepeda matik dan tiket penerbangan murah. Artinya produk-
produk yang pada awalnya merupakan penerapan dari strategi
samudera biru akan di-identikkan kepada jenis produk yang
ditawarkannya.
Bagi para pelaku UKM, melaksanakan strategi samudera biru
mungkin dianggap sesuatu yang rumit atau sulit dilakukan. Namun
jika pelaku UKM memiliki jiwa kreasi dan inovasi yang baik, maka
mereka dapat menciptakan produk-produk strategi samudera biru
secara sederhana dan tidak mengeluarkan biaya yang besar.

Kesalahan Umum Pelaku UKM Dalam Memulai Usaha


Bisnis merupakan sebuah dunia yang mendatangkan peluang
sekaligus tantangan kepada para praktisinya. Telah banyak contoh
kasus dimana sebuah UKM mengalami perkembangan yang luar
biasa serta bertransformasi menjadi usaha besar. Pemilik bisnis
UKM yang awalnya merintis usahanya dengan modal pas-pasan
pada akhirnya menjadi pengusaha besar yang dihormati dan
disegani oleh banyak kalangan.

49
Memulai Usaha Baru
Namun disisi lain, tidak sedikit UKM yang kandas bahkan sebelum
umurnya mencapai lima tahun. Banyak sekali alasan yang
dikemukakan yang menjadi penyebab jatuhnya sebuah UKM,
diantaranya yang paling populer adalah permasalahan kurangnya
modal. Alasan ini banyak sekali dikemukakan oleh para pelaku
UKM yang terpaksa menutup usahanya karena merasakan betapa
sulitnya mengakses pendanaan dari institusi-institusi keuangan
resmi.
Namun demikian, pada dasarnya kesalahan pelaku UKM dalam
melaksanakan bisnis sebenarnya tidak terletak kepada
permasalahan modal saja. Selain kurangnya akses mendapatkan
kredit, masih terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang umum
terjadi, yang harus diketahui oleh calon pelaku UKM. Dengan
demikian, para calon pelaku UKM dapat menghindari kesalahan-
kesalahan tersebut untuk menghindari kebangkrutan.
Beberapa kesalahan umum pelaku UKM pada saat memulai usaha
diantaranya adalah:
1. Tidak memiliki rencana bisnis yang kuat
Semua UKM pastinya dimulai dari sebuah ide dan gagasan. Hal
ini menjadi dasar dari sebuah rintisan yang dilakukan oleh
pemilik UKM terhadap usaha yang didirikannya. Namun
demikian, kesalahan yang terjadi adalah, kebanyakan pelaku
UKM tidak memiliki perencanaan bisnis yang kuat dan
mendetil.
Kebanyakan pelaku UKM hanya memiliki perencanaan bisnis
seputar bagaimana menciptakan produk dan cara
memasarkannya. Padahal, semua usaha bisnis memerlukan
perencanaan bisnis yang mendetil betapapun kecilnya usaha
tersebut. Rencana bisnis akan memberikan pedoman kepada
pelaku bisnis mengenai semua pekerjaan yang akan
dikerjakannya. Rencana bisnis juga memberikan gambaran
bagaimana kondisi UKM dimasa depan, serta langkah-langkah
yang harus diambil jika ingin mencapai kondisi ideal yang
diidamkan tersebut.

50
Memulai Usaha Baru
Jika sebuah UKM tidak memiliki perencanaan bisnis yang kuat,
maka diibaratkan seperti seseorang yang buta yang hendak
menembak suatu target. Target yang dimaksud memang
mungkin saja bisa ditembak dengan tepat, namun tentunya
butuh faktor keberuntungan serta waktu yang lama. Tidak
adanya rencana bisnis akan membuat sebuah usaha menjadi
tidak fokus dan kehilangan arah.
2. Tidak memahami pencatatan keuangan
Jika diibaratkan sebuah tubuh, maka uang didalam sebuah
usaha adalah darah. Maka kondisi keuangan harus selalu
terpantau dan diketahui oleh pemilik UKM. Namun sayangnya
kebanyakan pelaku UKM masih kesulitan membedakan antara
uang yang dialokasikan untuk usaha, dan mana uang yang
dialokasikan untuk kegunaan pribadi. Semuanya dicampur
begitu saja, dan digunakan sesuai dengan keperluan yang
muncul saat itu. Kondisi ini terutama ditemukan pada UKM –
UKM yang skalanya masih sangat kecil sekali (usaha mikro).
Jika seorang pelaku UKM menghabiskan uangnya begitu saja,
dan pada saat bersamaan memberikan ruang yang besar bagi
pelanggan untuk membuat utang, serta tidak mengalokasikan
dana secara tepat untuk pengembangan bisnis, maka dalam
waktu dekat UKM tersebut akan segera bangkrut. Maka hal
yang terpenting dalam pengelolaan keuangan adalah dengan
mengetahui riwayat pendapatan dan penggunaan uang.
Sehingga dengan demikian, pengalokasian uang untuk
berbagai keperluan dapat dilakukan secara proporsional.
3. Tida memiliki strategi pemasaran.
Pada dasarnya pemasaran merupakan sebuah ujung tombak
dari sebuah bisnis. Pemasaran yang baik berarti kemampuan
untuk meraih pelanggan yang banyak. Ketiadaan strategi
pemasaran menjadikan produk sulit dipasarkan betapapun
bagusnya produk yang mampu dihasilkan

51
Memulai Usaha Baru
4. Terbiasa dengan kegiatan lembur
Terlalu meluangkan waktu di sisi pemasaran tanpa diimbangi
dengan manajemen operasional yang baik juga dapat
mendatangkan masalah. Begitu banyak UKM di Indonesia yang
bekerja mati-matian siang dan malam pada saat tenggat waktu
penyerahan sudah dekat. Hal ini tentunya akan mengurangi
konsentrasi para pekerja yang pada akhirnya berpotensi untuk
menurunkan kualitas produk yang ditawarkan.
Disaat memimpin sebuah bisnis, hal lain yang harus
diperhatikan adalah sistem produksi yang teratur dan lancar.
Sehingga tidak ada penumpukan waktu kerja di suatu waktu,
dan waktu santai yang berlebih di waktu lain.
Hal yang harus dipahami oleh seorang pelaku UKM adalah, jika
pada saat terjadi ledakan bisnis namun UKM tidak mampu
memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat (komitmen
UKM dalam memenuhi permintaan tidak tercapai), maka
pelanggan akan merasakan kecewa. Maka untuk memenuhi
kepuasan pelanggan, komitmen yang telah dibuat harus selalu
dipenuhi dengan tepat waktu dan tepat kualitas. Maka untuk
itu, langkah awal yang harus diketahui oleh pelaku UKM adalah
untuk mengetahui kapasitas produksi yang dimiliki. Dengan
demikian, pemerataan waktu kerja dapat dilaksanakan.
5. Merekrut orang yang salah
Kebiasaan para pelaku UKM pada saat memulai bisnis adalah
merekrut orang-orang terdekat untuk diajak bekerja sama.
Artinya perekrutan dilakukan berdasarkan pertimbangan
kedekatan dan kepercayaan semata. Strategi perekrutan
semacam ini memang tidak diharamkan didalam melakukan
bisnis, namun hendaknya perekrutan juga dilakukan atas dasar
kompetensi.
6. Sering mengabaikan teknologi.
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam satu dekade
terakhir mengalami percepatan yang sangat signifikan, bahkan
lebih cepat daripada yang terjadi dalam satu abad kebelakang.

52
Memulai Usaha Baru
Untuk mendukung kinerja bisnis sebuah UKM, banyak sekali
fasilitas yang dapat digunakan sehubungan dengan
perekembangan teknologi tersebut.
7. Kurangnya kesadaran terhadap pelayanan
Reputasi bisnis yang dibangun sepenuhnya bergantung
kepada persepsi dan kepuasan pelanggan terhadap sebuah
produk yang ditawarkan oleh UKM. Salah satu hal yang
menjadi penentu kepuasan tersebut adalah adanya pelayanan
yang baik.
Menawarkan sebuah produk yang unggul, namun lemah dalam
hal pelayanan, dalam jangka panjang dapat membahayakan
kelangsungan hidup sebuah UKM. Karena pada prinsipnya
semua produk dapat ditiru oleh pesaing.
Selain itu, pelanggan yang tidak puas berkemungkinan akan
memberitahu rekan-rekannya. Apalagi dengan adanya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, membuat
perpindahan informasi dapat berjalan secepat kilat. Seorang
pelanggan yang dikecewakan, pada saat itu juga ia bisa
membuat status di facebook, twitter, whatsapp, path, dan lain-
lain dan langsung dibaca oleh ratusan atau ribuan mata.
Sebaliknya, jika UKM mampu memuaskan pelanggan, maka
secepat itu pula ia menyebarkan informasi kepada rekan-
rekannya yang lain. Di era kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi saat ini, pada dasarnya setiap orang adalah media.

Strategi Memulai Bisnis


Ada banyak sekali strategi yang dapat diambil dalam memulai
sebuah bisnis. Beberapa diantaranya adalah:
1. Menjual keunikan melalui strategi samudera biru
Jika pelaku UKM adalah seorang yang kreatif dan inovatif,
maka ada baiknya melakukan usaha dengan cara
melaksanakan strategi samudera biru sebagaimana yang juga
telah dijelaskan pada BAB ini. Banyak diantara UKM-UKM

53
Memulai Usaha Baru
muncul dengan ide-ide kreatif dan segar sehingga menarik
perhatian para pelanggan untuk mengkonsumsinya. Dengan
adanya produk yang kreatif, maka faktor persaingan dapat
diminimalkan atau dihilangkan sama sekali. Namun yang harus
diingat oleh para pelaku UKM, bahwa semua produk kreatif
pada akhirnya akan ditiru oleh pesaing apabila laku. Maka
kepada para pelaku UKM tersebut, dituntut untuk selalu kreatif
dalam mengembangkan produknya.
2. Duplikasi produk yang sudah ada
Sementara bagi pelaku UKM yang merasa sulit untuk mencari
ide baru, atau tidak memiliki waktu persiapan yang cukup,
maka produk UKM dapat ditawarkan dengan meniru apa yang
sudah ada di pasar.
3. Duplikasi sekaligus memberi nilai tambah
Selain melakukan duplikasi secara langsung, pelaku UKM dapat
melaksanakan pertambahan nilai terhadap produk yang ditiru
tersebut. Pertambahan nilai yang dilakukan dapat dengan
memperhatikan fitur-fitur yang ditawarkan oleh pesaing,
kemudian melengkapi berbagai kekurangan yang ada.
4. Membeli waralaba
Bagi pelaku UKM yang memiliki cukup modal dan tidak mau
direpotkan oleh persiapan-persiapan, maka dapat membeli
waralaba yang sudah terbukti di pasar. Sebuah waralaba
tentunya sudah dikenal oleh para pelanggan serta memiliki
standar-standar produksi dan pelayanan. Sehingga dengan
demikian para pelaku UKM tinggal menjalankan saja.

54
Memulai Usaha Baru
Bab 3.

Pengelolaan
Keuangan UKM

P
engembangan terhadap sektor swasta
merupakan suatu keharusan apabila
hendak memajukan perekonomian
sebuah bangsa. Di dalam pengembangan
sektor swasta tersebut, UKM memiliki peranan
yang sangat besar, terutama dalam hal
pengembangan usaha. UKM juga seringkali
merupakan cikal bakal dari perusahaan-
perusahaan besar yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Maka dari tiu, sudah
seharusnya setiap UKM yang memiliki potensi
terus didorong dan dikembangkan secara aktif
agar dapat maju dan segera bersaing di jajaran
perusahan besar.

55
Memulai Usaha Baru
Jika UKM tidak mengalamai perkembangan, maka sama artinya
dengan membahayakan sebuah sektor yang menjadi jantung
perekonomian Indonesia. Dengan demikian ketahanan serta
kemajuan perekonomian negara ini akan sulit untuk tercapai.
Namun demikian, yang harus selalu menjadi pemahaman bersama
adalah, bahwa pengembangna UKM bukan semata-mata menjadi
tugas dari pemerintah semata. Tugas dan tanggung jawab yang
paling utama utama tetap terdapat pada pelaku UKM sebagai
pihak yang menjalankan UKM tersebut. Sementara dari sektor
perbankan, mereka juga memegang peranan yang sangat penting
dalam memajukan UKM.Peran tersebut terutama dalam hal
pendanaan, terutama dari sisi pemberian pinjaman atau penetapan
kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi berhubungan dengan
ketersediaan dana atau modal.
Di sisi pemerintah, pada intinya pemerintah memiliki kewajiban
untuk memcahkan permasalahan-permasalahan klasik yang kerap
kali menimpa UKM. Yaitu akses pasar, akses modal, serta akses
teknologi yang selama ini sangat sulit dicapai oleh para pelaku
UKM.
Saat ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Kemenkop UKM) tengah berencana untuk menciptakan 20 juta
pengusaha UKM di tahun 2020. Tahun 2020 dijadikan sebagai
target yang spesifik karena pada tahun ini terbuka banyak sekali
peluang-peluang sehubungan dengan perdagangan antar negara.
Diantaranya adalah pelaksanaan Komunitas ASEAN ( ASEAN
Community) yang berarti bahwa peredaran barang dan jasa yang
diproduksi di negara-negara ASEAN tidak lagi dibatasi oleh batas
negara.
Kondisi tersebut akan membawa dampak yang bagaikan sebuah
pisau yang memiliki dua sisi yang tajam. Di satu sisi perdagangan
bebas akan membuka peluang bagi para pelaku UKM di Indonesia
untuk melebarkan pasar yang dikuasainya. Bukan tidak mungkin
nanti produksi rumahan di Jawa Barat atau di Sulawesi, atau di
Nusa Tenggara akan beredar dan merajai pasar di Thailand,
Vietnam atau Brunei.

56
Memulai Usaha Baru
Namun di sisi lain, hal ini berarti persaingan yang dihadapi oleh
UKM juga akan semakin berat. Apabila biasanya sebuah UKM
bersaing dengan UKM-UKM lokal yang ada di daerahnya, maka
dalam sistem perdagangan bebas, produk yang ditawarkan harus
bersaing dengan produk-produk yang datang dari negara-negara
ASEAN lainnya.
Maka dari itu, pengembangan UKM mau tidak mau harus dilakukan
mulai saat ini. Semua kelemahan yang dimiliki oleh UKM harus
segera dicarikan solusinya, agar UKM-UKM tersebut dapat fokus
pada proses pengembangan serta persiapan untuk memasuki
pasar yang sangat luas.
Persoalan keuangan (pendanaan dan manajemen keuangan)
seringkali menjadi suatu permasalahan bagi sebuah UKM. Dalam
melaksanakan berbagai aktifitasnya, permasalahan keuangan tidak
hanya terbatas pada bagaimana cara mendapatkan uang, namun
juga bagaimana cara mengendalikan dan membelanjakannya. Jika
seorang pelaku tidak mampu melakukan manajemen keuangan
pada ketiga aspek tersebut, bukan tidak mungkin sebuah UKM
yang memiliki produk yang laris di pasaran, tetap saja pada suatu
waktu akan gulung tikar.
Tidak jarang kita temukan seorang pelaku UKM yang merasa
bahwa omset mereka besar, namun tetap saja selalu merasa heran
karena tidak ada laba yang tersisa. Hal ini terjadi karena pelaku
UKM tersebut belum bisa melakukan pengelolaan keuangan secara
benar.

Kesalahan Umum Dalam Mengelola Keuangan


Ada beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh pelaku UKM
terhadap manajemen keuangan, terutama bagi para pelaku UKM
yang masih pemula. Demikian juga bagi para pelaku UKM yang
mulai meraih kesuksesan, dalam artian produk yang ditawarkan
mulai laris di pasaran. Banyak sekali dari pelaku UKM yang salah
mengelola keuangan pada saat mulai mengecap kesuksesan. Pada
saat kondisi keuangan mulai menggembirakan, seringkali pelaku

57
Memulai Usaha Baru
UKM lepas kendali dalam hal pengeluaran sehingga laba yang
didapatkan kembali menipis.
Beberapa kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh pelaku UKM
sehubungan dengan pengelolaan keuangan diantaranya:
1. Terlalu bersemangat dalam melakukan investasi
Sebelum melakukan investasi, konsep yang harus dipahami
lebih dahulu adalah resiko seharusnya sejalan dengan
pengembalian. Artinya, sebelum menjatuhkan pilihan untuk
berinvestasi, pelaku UKM hendaknya telah melaksanakan
analisa mengenai risk dan return
Tidak adanya pemahaman konsep ini, menjadikan banyak
sekali pelaku usaha pemula yang menghabiskan banyak dana
untuk investasi yang tidak sehat atau tidak perlu. Mereka
bersedia menginvestasikan dana secara serampangan dengan
berbagai alasan, misalnya:
a. Ingin mendapatkan prestise, karena dengan melakukan
investasi akan langsung mendapatkan status sebagai
pemilik bisnis atau investor.
b. Terlalu bersemangat ingin cepat-cepat memulai bisnis,
sehingga ceroboh dalam melakukan perhitungan resiko
c. Tertipu oleh janji-janji investasi yang menyatakan
pengembalian cepat sementara resiko nol. Hal ini terutama
dipromosikan oleh banyak MLM di Indonesia. Padahal
secara logika, tidak ada bisnis yang memiliki tiingkat
pengembalian tinggi sementara resikonya nol.
Untuk itu, para pelaku UKM sebaiknya mempertimbangkan
masak-masak setiap keputusan investasi yang akan mereka
ambil. Setiap uang yang digunakan harus diarahkan untuk
pengembangan usaha dimana kegiatan utamanya adalag
menciptakan produk yang baik dan ditujukan kepada
pelanggan.

58
Memulai Usaha Baru
2. Tidak mampu memisahkan antara dana milik UKM dan uang
probadi
Kebanyakan UKM yang berskala mikro dimulai dan dikelola
oleh seorang individu. Pada saat perkembangannya, UKM
tersebut mulai mendapatkan banyak pelanggan dan
menambah personilnya. Namun satu hal yang tidak bisa
dihilangkan adalah, gaya manajemen yang terpuisat dan
komando. Hal ini bisa jadi tertanam pada sebuah UKM
disebabkan sang pemilik merupakan orang yang paling berjasa
dalam kehidupan UKM tersebut. Sehingga pelaku UKM
tersebut memiliki hak dan kekuasaan penuh terhadap UKM
yang dimilikinya.
Permasalahan yang kemudian timbul adalah, UKM dengan
gaya manajemen semacam ini, biasanya pengelolaan keuangan
juga dilakukan secara suka-suka oleh pemilik UKM itu sendiri.
Artinya sang pelaku UKM bebas mengambil dan menggunakan
dana UKM untuk keperluan probadi seandainya ia
membutuhkan
Kondisi ini menimbulkan kekacauan dimana riwayat
pengeluaran keuangan menjadi sulit terlacak. Yang terjadi
selanjutnya adalah, UKM tersebut kesulitan dalam melakukan
penghitungan profit atau marjin laba yang didapatkan. Bisa
jadi UKM tersebut memiliki banyak pelanggan dan omset yang
besar, namun dikarenakan tidak adanya pengaturan keuangan
yang rapi, laba yang didapatkan tetap saja tipis.
3. Pelaku UKM tidak mau menggaji diri sendiri
Ini adalah kebalikan dari kesalahan UKM pada nomor dua.
Pada UKM jenis ini, pelaku UKM cenderung menanamkan
kembali semua laba yang didapatkan sebagai modal. Langkah
ini diambil agar UKM yang dibangun dapat berkembang
dengan lebih cepat.
Namun demikian, ini adalah sebuah strategi yang keliru, karena
seorang pelaku UKM juga membutuhkan uang didalam
berbagai aktifitas pribadinya. Oleh sebab itu, maka sudah
selayaknya pelaku UKM menyisihkan setiap laba yang dimiliki

59
Memulai Usaha Baru
untuk masuk ke rekening pribadi. Gunanya adalah sebagai
pendorong atau motivasi bagi pemilik UKM yang
bersangkutan, agar semakin bersemangat untuk memajukan
UK M yang dimilikinya tersebut.
4. Tidak memiliki exit plan
Diantara para pelaku UKM yang baru memulai usahanya,
diantaranya adalah para mahasiswa atau lulusan perguruan
tinggi yang telah mempelajari seluk beluk dunia bisnis melalui
pelajaran di kampus. Seringkali para pelaku UKM muda ini
tidak memiliki strategi darurat pada saat menghadapi kondisi
terburuk. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh dua hal:
a. Terlalu percaya diri karena pernah mendapatkan
pendidikan yang tinggi (highly educated). Mereka
berpandangan bahwa pelaku UKM yang tidak menamatkan
sekolah saja bisa berhasil, apalagi mereka yang telah
mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap di
perguruan tinggi.
b. Terlalu banyak membaca contoh kasus wirausaha yang
kreatif, dimana disampaikan kasus-kasus wirausaha yang
hanya mengandalkan kekreatifan dan kecepatan berpikir
pada saat menghadapi suatu kesulitan. Hal ini menciptakan
suatu persepsi bagi para pelaku UKM baru bahwa untuk
mengembangkan usaha tidak diperlukan perencanaan
yang matang. Semua permasalahan dapat dihadapi selama
pelaku UKM tersebut bisa bertindak cepat dan kreatif.
Namun yang terlupakan adalah, bahwa tidak semua orang
sanggup dengan gaya berbisnis seperti itu.
Ketiadaan exit plan, atau strategi menghadapi kondisi yang
sulit akan menyulitkan pelaku UKM. Pada dasarnya kegagalan,
halangan, dan rintangan pasti akan dihadapi oleh suatu UKM.
Maka pelaku UKM sebaiknya membuat rencana dengan
memprediksikan berbagai kemungkinan yang terburuk. Buat
bebeapa rencana pengganti dan beberapa bentuk asuransi
untuk mendukung kegiatan UKM.

60
Memulai Usaha Baru
5. Menggunakan dana pribadi untuk keperluan usaha
Sebagaimana menggunakan dana UKM untuk keperluan
pribadi merupakan tindakan yang salah, menggunakan dana
pribadi sebagai penutup keperluan UKM juga tindakan yang
tidak dapat dibernarkan. Kondisi ini akan sangat beresiko
kepada kondisi keuangan pribadi, dimana dana yang
diinvestasikan harus diputar terlebih dahulu untuk
menghasilkan keuntungan.

Prinsip Pengelolaan Keuangan pada UKM


Beberapa prinsip pengelolaan keuangan UKM yang harus
dipegang oleh pelaku UKM, pernah dibahas oleh “Majalah UKM”
(2013) sebagaimana dikutip dibawah ini:

1. Fokus dan spesifik.


Bagi Anda yang baru memulai menjalankan UKM, Anda perlu belajar
tahap demi tahap pengelolaan keuangan. Banyak hal yang menjadi
perhatian kita dalam mengelolanya seperti masalah hutang, asuransi,
investasi, warisan dan lain-lain. Sebaiknya Anda perlu pelajari dan
memilih untuk fokus pada satu masalah yang lebih penting terlebih
dahulu. Contohnya, jika Anda belum memiliki tabungan maka Anda
perlu fokus pada investasi. Atau Anda sedang membutuhkan asuransi
kesehatan mengingat banyak pegawai yang bergantung hidup pada
Anda. Apabila hal tersebut telah terselesaikan, barulah Anda pindah
pada permasalahan berikutnya. Dengan memberikan perhatian pada
satu fokus Anda akan menjadi lebih tenang dalam menjalankan bisnis.
2. Pisahkan uang pribadi dengan uang bisnis.
Permasalahan klasik dalam berbisnis adalah karena Anda tidak
memperhatikan masalah pemisahan antara uang pribadi dengan uang
hasil bisnis. Terkadang Anda berpikir bahwa usaha Anda masih
terbilang kecil dan tidak berpengaruh jika kedua uang tersebut
dicampuradukan. Hal ini justru sangat riskan, karena uang bisnis
kemungkinan besar akan terpakai dalam urusan keuangan pribadi,
begitu pun sebaliknya. Agar tak terjadi hal yang demikian, kelola uang
Anda secara bijak dengan memisahkan antara uang pribadi dengan
uang bisnis. Simpan uang-uang tersebut di dua tempat yang berbeda.
Akan lebih aman jika Anda menyimpan uang tersebut di bank, tentu
saja dengan membuka rekening baru khusus untuk dana bisnis Anda.
3. Hitung dan rencanakan penggunaan keuangan.
Menghitung keuntungan adalah aspek yang tak boleh terlewatkan bagi
Anda para pelaku UKM. Penghitungan keuangan bisa dilakukan sesaat

61
Memulai Usaha Baru
sebelum Anda menutup toko. Ketahuilah biaya-biaya pelaksanaan
usaha Anda seperti keuntungan perhari atau biaya penyusutan. Selain
itu, Anda perlu memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan di hari-
hari berikutnya seperti biaya pembayaran pajak dan bunga pinjaman.
Rencana keuangan sangat penting untuk diperhatikan. Seberapa
banyak pun modal Anda, namun jika Anda sembrono dalam
menggunakan uang tersebut maka akan selalu merasa kurang. Hal
yang perlu Anda pertimbangkan dalam hal ini adalah perhitungan
untung dan rugi. Jangan lupa untuk merencanakan pengeluaran sesuai
dengan target penjualan serta penerimaan kas.
4. Buat pembukuan yang rapi.
Anda tak mungkin dapat terus mengingat berapa banyak keuntungan
Anda atau berapa banyak pengeluaran. Oleh karena itu, pembukuan
memiliki andil besar dalam pengaturan keuangan Anda. Buku ini
berisi rincian pemasukan, pengeluaran, biaya-biaya keuangan Anda.
Selain itu hutang piutang asset-aset tetap harus dimasukan juga di
dalam buku tersebut. Catatlah dengan rapi, akan lebih baik pembukuan
tersebut disusun dengan dalam sistem komputerisasi. Dengan
pembukuan yang rapi, Anda akan lebih mudah mengontrol dan
mengevaluasi perkembangan bisnis.
5. Memonitori laju investasi.
Kebanyakan orang hanya melakukan top-up investasi tanpa rutin
mengawasinya. Mereka menganggap tanpa diawasi, investasi mereka
akan terus meningkat. Hal ini tidak selalu terjadi, tak jarang bentuk
investasi hanya stagnan di satu titik dalam waktu yang cukup lama.
Hal ini jelas tidak menguntungkan Anda. Oleh karenanya, lakukan
pemonitoran setidaknya setahun sekali.
6. Segera lunasi hutang.
Peminjaman uang dengan tujuan untuk mengembangkan usaha
memang masih dianggap wajar. Namun, siapapun tidak akan tenang
apabila masih terganjal oleh hutang, terlebih lagi jika kondisi
keuangan Anda sedang tidak stabil. Oleh karenanya, pikirkan matang-
matang cara pelunasannya. Bagi yang belum pernah meminjam,
berhutang adalah hal yang sah-sah saja tapi usahakan untuk
mengurangi resiko berhutang.

Mengoptimalkan Penggunaan Dana


Penggunaan dana di UKM dibutuhkan pada dasarnya di saat:
1. Awal berdirinya UKM
Yaitu sebagai modal awal berdirinya UKM. Dana awal bisa jadi
merupakan dana dari kantong pribadi perintis UKM, dana
patungan atau berupa dana pinjaman dari bank. Biasanya dana

62
Memulai Usaha Baru
tersebut disebut sebagai dana start-up yang besar kecilnya
bergantung dari perencanaan UKM yang akan didirikan.
2. Pada saat pengembangan usaha
Potensi suatu UKM yang telah berjalan beberapa lama akan
terlihat apakah UKM tersebut akan berkembang menjadi
perusahaan dengan skala yang lebih besar, atau mandek di
tengah jalan.
Untuk mengembangkan usaha, maka diperlukan dana.
Penggunaan dana tersebut digunakan untuk menambah
kapasitas produksi, menambha jumlah karyawan, menambah
anggaran promosi dan lain sebagainya.
3. Ketika ada kesulitan
Sejatinya seluruh UKM akan menemui berbagai kesulitan-
kesulitan seiring dengan siklus hidupnya. Oleh sebab itu,
sebaiknya UKM memiliki cadangan dana ( rainy day funds)
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya sebagai persiapan
sekiranya dibutuhkan pada saat darurat.
Sementara secara lebih spesifik, penggunaan dana pada sebuah
UKM digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
1. Modal kerja
Untuk memahami konsep modal kerja, ada baiknya dibahas
berbagai definisi modal kerja yang telah dijelaskan oleh para
pakar. Diantaranya
a. Pengertian menurut Weston dan Brigham (2001):
“…Working Capital is a firm’s investments in short – term
assets – cash, short-term securities, account receivable, and
inventories. Gross Working Capital is the firm’s total current
assets. Net working capital is current Assets minus current
liabilities…”
Artinya:
Modal kerja merupakan investaasi yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dalam bentuk aset-aset jangka pendek
seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan. Modal kerja ini

63
Memulai Usaha Baru
disebut juga sebagai modal kerja bruto. Sedangkan modal
kerja bersih adalah ast-aset saat ini dikurangi hutang.

b. Pengertian menurut Droms (2005)


“….The term working capital generally refers to a firm's
investment in current asset over current liabilities….”
Artinya:
Istilah modal kerja secara umum merujuk kepada investasi
perusahaan pada aset yang ada saat ini dikurangi hutang.

Sementara Riyanto yang mengutip W.B Taylor (2001)


menjelaskan penggolongan modal kerja, yaitu:
1) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital):
Yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya
antara modal kerja ini terdiri dan :
a) Modal kerja primer (Primary Working Capital) jumlah
modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.
b) Modal kerja normal (Normal Working Capital) modal
kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
proses produksi yang normal.
2) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi:
a) Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
oleh fluktuasi musim.
b) Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) modal
kerja yang jumlahnya berubah ubah disebabkan oleh
fluktuasi konjungtur.

64
Memulai Usaha Baru
3) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
Selain itu, juga dikenal tiga konsep modal kerja, yaitu:
1) Konsep modal kerja secara kuantitatif
Yaitu konsep modal kerja yang menggambarkan
keseluruhan aktiva lancar, dimana aktiva lancar tersebut
diputarkan dalam aktifitas bisnis dan kembali kedalam
bentuk modal dalam jangka waktu yang tidak lama. Inilah
yang dimaksudkan oleh Weston dan Brigham yang
disampaikannya didalam definisinya yaitu modal kerja
bruto (Gross Working Capital).
2) Konsep modal kerja kualitatif
Yaitu selisih antara aktiva lancar terhadap hutang lancar.
Atau dalam artian secara sederhana: jumlah uang yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan. Konsep inilah yang dimaksud
sebagai modal kerja bersih (Net Working Capital).
3) Konsep modal kerja fungsional
Konsep modal kerja yang berfokus kepada fungsi dari dana
dalam menghasilkan laba bagi usaha (dalam hal ini UKM).
Konsep ini adalah konsep yang paling akhir dari ketiga
konsep modal kerja yang diberikan, dan merupakan yang
paling mudah dipahami. Karena pada dasarnya seluruh
dana yang ada di dalam suatu UKM akan digunakan untuk
keperluan meraih laba yang lebih besar.
Secara umum, modal kerja adalah keseluruhan dari aset (aktiva
lancar) yang digunakan untuk menggerakkan UKM dalam
aktifitasnya sehari-hari. Maka didalamnya termasuk dana untuk
pembelian bahan baku, pembayaran upah/ gaji, biaya distribusi
dan lain sebagainya. Dana tersebut dikeluarkan sesuai dengan
strategi yang telah disusun oleh para pelaku UKM dengan
harapan setelah diputarkan di pasar, dana tersebut akan
kembali bersama dengan margin penjualan.

65
Memulai Usaha Baru
Untuk memperkirakan berapa jumlah modal kerja yang
dibutuhkan oleh suatu UKM, maka beberapa pertimbangan
yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan diantaranya:
1) Tipe UKM
Pada UKM yang bergerak di bidang manufaktur
(menciptakan barang) maka biasanya memerlukan modal
kerja yang cukup besar. Karena modal kerja digunakan
untuk keperluan membeli bahan baku, peralatan, serta
upah pegawai. Pendapatan baru ada setelah produk
tersebut terjual, dan adakalanya sistem penjualan dengan
memberikan piutang.
Namun pada perusahaan jasa, adakalanya pelanggan harus
membayar dimuka (seperti jasa les, kursus dan lain-lain)
sebelum menggunakan layanan jasa. Maka pada UKM tipe
ini modal kerja yang dibutuhkan tidak sebesar pada UKM
yang bergerak di bidang manufaktur.
2) Lama waktu produksi
Semakin panjang atau lama proses produksi, tentunya
semakin menunda pendapatan dari penjualan. Maka modal
kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan lamanya waktu
produksi.
3) Sistem penjualan apakah secara tunai atau pemberian
piutang juga akan mempengaruhi besar kecilnya
kebutuhan modal awal.
4) Perputaran penjualan.
Bagi UKM yang mampu melakukan perputaran produksi
dan penjualan secara cepat, artinya produk bisa diproduksi
dan dijual secara masal (high velocity transaction), maka
sedikit semakin sedikit pula modal kerja yang dibutuhkan.
Demikian pula sebaliknya jika perputaran produk yang
dipasarkan oleh UKM berjalan dengan lambat.

66
Memulai Usaha Baru
5) Tingkat perputaran piutang
Selain perputaran produk mulai dari produksi hingga
penjualan, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah
perputaran piutang. Semakin lama periode waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah kas piutang menjadi menjadi
kasmaka UKM membutuhkan modal kerja yang lebih besar.
6) Besar kecilnya resiko usaha
7) Ketergantungan UKM terhadap suatu siklus/ musim
Sebuah UKM yang bergantung kepada satu periode
tertentu dalam satu tahun (misalnya lebaran, natal, tahun
baru dan lain-lain), maka membutuhkan modal yang besar
pada saat periode pemasaran produk lambat.
Contohnya: sebuah pabrik sandal yang berskala UKM yang
sangat bergantung kepada periode lebaran. Hal ini karena
kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengganti
sandalnya ketika lebaran tiba. Maka pada saat satu bulan
sebelum bulan ramadhan, penjualannya sudah mulai naik
hingga puncaknya seminggu sebelum lebaran. Disinilah
kesempatan UKM tersebut meraih keuntungan sebesar-
besarnya.
Namun setelah lebaran selesai, UKM tersebut akan sulit
melakukan pemasaran karena permintaan yang sedikit.
Pelanggan rata-rata sudah memiliki sendal yang baru
sehingga belum memutuskan untuk menambah sandal.
Maka pada masa-masa ini, pilihan yang diambil oleh UKM,
memperbanyak stok sandal yang dipersiapkan untuk
lebaran tahun depan. Pada masa ini UKM tersebut
membutuhkan modal kerja yang besar, karena bisa jadi
pendapatan lebih kecil daripada biaya operasional yang
dikeluarkan.
Bentuk-bentuk modal kerja bagi UKM dijelaskan dibawah ini:
1) Kas
Merupakan uang yang ada di di UKM atau dalam bentuk
rekening bank yang sewaktu-waktu dapat diambil apabila

67
Memulai Usaha Baru
dibutuhkan. Sebagaimana yang tergambar dalam
definisinya tersebut, kas merupakan modal kerja yang
paling likuid.
2) Piutang
Piutang berarti pendapatan yang tertunda. Pada saat
penjualan sang pelaku UKM memberikan kesempatan
kepada pembeli produknya untuk membayar harga yang
disepakati di kemudian hari. Piutang merupakan salah satu
usaha yang dilakukan oleh UKM untuk meningkatkan
penjualan mereka, maka strategi yang diambil adalah
melaksanakan penjualan secara kredit. Penjualan kredit
akan menghasilkan piutang.
3) Persediaan
Persediaan merupakan modal kerja yang selalu berfluktuasi
sesuai dengan kondisi volume produksi dan penjualan.
2. Investasi Pada Aktiva Tetap
Selain ntuk digunakan sebagai modal kerja, pendanaan bagi
sebuah UKM juga dilakukan untuk investasi pembelian
peralatan produksi, produksi dan lain-lain. Secara sederhana
investasi disini dimaksudkan kepada penggunaan dana untuk
membeli sesuatu yang memilikiumur lebih dari satu tahun.
Beberapa pengertian dari aktiva tetap diantaranya:
a. Pengertian menurut Warren, Reeve Dan Fess yang
diterjemahlan oleh Farahmita (2005):
“…Aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka
panjang atau aktiva yang relatif permanen…”
b. Pengertian menurut Mulyadi (2001)
“…Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki
wujud mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari satu
tahun dan diperoleh perusahaan untuk melakukan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali…”

68
Memulai Usaha Baru
c. Pengertian menurut Harahap (2005)
“….Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik
perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam
kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan…”
d. Pengertian menurut Harnanto (2005)
“…Aktiva tetap berwujud adalah setiap barang yang dimiliki
atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan
secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur atau
masa kegunaan yang relatif permanen…”

Strategi Mendapatkan Pembiayaan Bagi UKM


Sebenarnya terdapat banyak sekali fasilitas pembiayaan bagi
sebuah UKM, baik yang baru mau memulai usahanya maupun yang
telah berjalan sekian lama. Diantara fasilitas pendanaan tersebut
diantaranya:
1. Dana pendampingan usaha dari Kementrian yang terkait
dengan bidang usaha UKM
Seperti contohnya dana yang disediakan oleh Kemenkop UKM
yang mengalokasikan dana sebesar Rp 60 miliar/ tahun untuk
meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia.
2. Program penguatan Usaha Kecil Menengah dari
3. Pembiayaan UKM dari perbankan
4. Pembiayaan dari lembaga perguruan tinggi, LSM, koperasi,
asosiasi usaha dan lain-lain.
Meskipun telah tersedia banyak sekali sumber pembiayaan yang
dapat digunakan oleh sebuah UKM, namun tetap saja pada
pelaksanaannya, untuk mendapatkan pendanaan memerlukan
sebuah strategi. Hal ini karena begitu banyak UKM yang
mengajukan aplikasi pembiayaan sementara dana yang tersedia
terbatas sekali. Dan pada beberapa kasus, pembiayaan UKM sulit
didapatkan oleh seorang pelaku usaha karena kurangnya
pengetahuan dan pengalaman dari pelaku usaha itu sendiri.

69
Memulai Usaha Baru
Padahal urusan permodalan seringkali menjadi kendala dalam
memulai atau mengembangkan UKM, terutama bagi para pelaku
UKM yang baru mulai ataupun yang ingin memperkuat modal
usahanya. Maka salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan
pendanaan bagi UKM adalah dengan mengajukan pinjaman atau
kredit kepada lembaga-lembaga keuangan, selain menggunakan
berbagai fasilitas pendanaan diatas.
Banyak diantara pelaku UKM yang merasa malas untuk melakukan
pengurusan atau aplikasi pembiayaan karena pesimis akan
mendapatkan dana yang dimaksud. Berikut beberapa langkah yang
dapat diambil apabila sebuah UKM hendak mengajukan kredit atau
aplikasi terhadap pembiayaan:
1. Pelaku UKM sebaiknya melakukan riset kecil-kecilan
sehubungan dengan informasi mengenai lembaga keuangan
mana saja yang dapat menyediakan kredit bagi UKM. Biasanya
lembaga keuangan tersebut telah berpengalaman dalam
menghadapi berbagai UKM yang mendatanginya, sehingga
paham dengan seluk-beluk beluk bisnis UKM serta telah
memahami peluang dan potensi pasar yang dimiliki oleh UKM.
Dengan demikian, apabila aplikasi yang diajukan pelaku UKM
cukup menarik maka kemungkinan besar akan disetujui.
2. Menyiapkan segala macam dokumen yang dibutuhkan dalam
proses aplikasi pembiayaan. Secara umum, persyaratan yang
diberikan biasanya terdiri dari:
a. Identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Keluarga, Keterangan Domisili dan lain sebagainya.
b. Business plan/ dokumen Rencana Bisnis
c. Legalitas usaha (bila ada)
d. Persyaratan lain tergantung dari lembaga yang
memberikan fasilitas pendanaan atau kredit.
e. Jaminan atau agunan, namun tidak diperlukan pada
pengajuan kredit tanpa agunan (KTA dan KUR ritel).

70
Memulai Usaha Baru
3. Mempersiapkan bahan presentasi serta bahan jika seandainya
haru melewati proses wawancara. Wawancara dapat dilakukan
dengan mendatangi kantor lembaga yang bersangkutan atau
melalui telepon.
Pada tahapan ini, yang harus dipersiapkan oleh pelaku UKM
adalah berbagai data sehubungan dengan UKM yang dimiliki,
peluang serta potensi usaha, target pasar, omset usaha,
perkembangan usaha dan lain-lain. Dan pada saat wawancara
juga sangat perlu ditekankan mengenai perhitungan
kebutuhan dana yang realistis.

Pencatatan Keuangan Bagi UKM


Informasi akuntansi memiliki peranan yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu usaha, termasuk bagi UKM (Megginson, 2000).
Sebuah pencatatan keuangan yang terangkum dalam informasi
akuntansi dapat menjadi sebuah instrumen yang andal bagi sebuah
UKM dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
tersebut antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan
harga dan lain-lain. Selain itu, adanya pencatatan keuangan yang
rapi juga memudahkan UKM yang bersangkutan pada saat
berhadapan dengan lembaga keuangan untuk keperluan
pendanaan.
Secara hukum, kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha
kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-Undang Usaha Kecil
nomor 9 tahun 1995 dalam Undang-Undang Perpajakan.
Namun demikian, kesadaran pelaku UKM untuk melakukan
pencatatan keuangan hingga saat ini masih sangat rendah.
Akibatnya, UKM tersebut kesulitan untuk menelusuri riwayat
pemasukan dan pengeluarannya, kesulitan untuk
memperhitungkan besaran laba, serta kesulitan untuk
mendapatkan kredit. Padahal pencatatan keuangan sangat
diperlukan untuk pengendalian aset, mengetahui kewajiban dan
modal, serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya.

71
Memulai Usaha Baru
Alasan yang sering dikemukakan oleh para pelaku UKM adalah
pengetahuan para pelaku UKM yang masih rendah terhadap
metode penyusunan catatan keuangan yang baik. Sehingga
kebanyakan dari pelaku usaha tersebut, jika mereka ingin
melakukan pencatatan, dilakukan dengan metode yang paling
sederhana sekali yaitu: uang masuk – uang keluar.
Selain itu, belum adanya sebuah standar akuntansi keuangan bagi
UKM juga mendatangkan kesulitan bagi para pelaku UKM.
Akibatnya, disaat UKM berhadapan dengan berbagai lembaga
keuangan untuk keprluan klredit dan pendanaan, mereka
menghadapi kriteria-kriteria pencatatan keuangan yang berbeda
pula.
Berbagai manfaat yang diperoleh oleh UKM dengan adanya
pencatatan keuangan:
1. Mengetahui jumlah uang yang dimiliki secara jelas
2. Sebagai alat analisa sumber penghasilan usaha
3. Sebagai alat monitor kemana perginya uang mengalir
4. Mengetahui posisi keuangan terkini
5. Dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan keputusan
6. Mengetahui kewajiban hutang yang harus dibayar
7. Mengetahui piutang serta track record-nya
8. Merencanakan cash flow
Selanjutnya dasar-dasar Manajemen Keuangan bagi UKM
sebagaimana yang dirumuskan dari Kumara (2012):
1. Pisahkan keuangan UKM dengan uang pribadi.
2. Tentukan besar persentase keuangan yang akan digunakan
untuk kebutuhan usaha. Misalnya berapa persen uang yang
digunakan untuk operasional usaha, berapa persen laba yang
diinginkan, berapa persen uang untuk cadangan kas usaha,
serta berapa persen uang yang digunakan untuk
pengembangan usaha. Biasanya besar persentase yang
ditentukan masing masing pengusaha tidak sama. Yang

72
Memulai Usaha Baru
terpenting cara tersebut bisa membantu Anda mengelola
keuangan usaha sesuai dengan porsi yang sudah ditentukan
diawal memulai usaha
3. Rencanakan penggunaan uang, sebisa mungkin kurangi resiko
dari hutang usaha. Mengembangkan usaha dengan cara
berhutang, memang diperbolehkan. Namun berhati hatilah
dengan hutang UKM. Sebab bila kondisi keuangan usaha
kurang baik adanya beban cicilan hutang, hanya akan
memperburuk keadaan usaha. Untuk itu jika pemasukan yang
ada belum bisa memenuhi kebutuhan usaha, sebisa mungkin
kurangi resiko berhutang.
4. Buat pembukuan keuangan dengan rapi: Bisnis tidak cukup
dikelola berdasarkan ingatan, melainkan dengan catatan yang
lengkap untuk mengontrol lalu lintas uang dan memastikan
tidak ada uang yang terselip. Adanya pembukuan keuangan
bertujuan untuk mengontrol semua transaksi keuangan, baik
pemasukan, pengeluaran, serta hutang dan piutang yang
dimiliki usaha. Selain itu pembukuan yang rapi juga akan
mempermudah Anda untuk mengevaluasi perkembangan
usaha.
5. Putar arus kas lebih cepat: Jangan hanya berpusat pada
keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana
anda mengelola hutang, piutang dan persediaan barang
dagangan.
6. Awasi harta, hutang dan modal : Tetapkan prosedur keuangan
yang cukup untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha
anda selalu terjaga dengan baik.
7. Selalu kontrol arus kas usaha. Bila arus kas UKM lancar, maka
segala kewajiban yang harus dibayar perusahaan juga bisa
terpenuhi. Sebagian besar peluang usaha akan terganggu
segala operasionalnya, jika kas usaha yang ada tidak berjalan
lancar
8. Hitung keuntungan dengan benar: Bagian yang paling kritikal
dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-
biaya. Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan

73
Memulai Usaha Baru
pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang
kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum
terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa
mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.
9. Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha:
menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan
usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah
menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan
mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang menguntung-
kan.

74
Memulai Usaha Baru
Bab 4.

Strategi Memasarkan
Produk

M
anajemen pemasaran merupakan
salah satu dari tiga kegiatan utama
bisns yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk
mendapatkan laba. Proses pemasaran
cakupannya sangat luas. Selama ini
berkembang pemahaman diatara pelaku UKM
bahwa pemasaran sama dengan penjualan. Ini
adalah sebuah pemahaman yang keliru karena
pemasaran jangkauan definisinya lebih luas
daripada penjualan.
Kegiatan manajemen pemasaran sudah dimulai
dari sebelum produk diciptakan, dan proses
tersebut tidak berhenti setelah penjualan dila-

75
Memulai Usaha Baru
kukan. Hal tersebut karena tujuan dari manajemen pemasaran
adalah untuk mencapai
kepuasan dari pelanggan, sehingga pelanggan memiliki persepsi
yang baik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dan
pada akhirnya mereka kembali mengkonsumsi produk tersebut
secara berkelanjutan.
Kita ketahui kelancaran sebuah industri, termasuk didalamnya para
UKM, akan sangat tergantung dari kesuksesan manajemen
pemasaran yang dilaksanakan. Kegiatan pemasaran merupakan
usaha pendistribusian produk dari produsen kepada konsumen.
Produk disini dalam artian merupakan sesuatu yang memuaskan
kebutuhan dari para konsumen/ pelanggan.
Di dalam konsep pemasaran yang kuno. UKM hanya menciptakan
produk lalu menjualnya kepada para pelanggan. Produk yang
dibuat tersebut diciptakan berdasarkan selera dan kemampuan dari
pelaku UKM, dan nantinya diharapkan produk tersebut akan laku di
pasaran. Strategi ini dapat berhasil di masa lalu, karena pada masa
itu belum terlalu banyak persaingan. Sehingga UKM dapat dengan
leluasa menciptakan produk, tanpa mengetahui apa keinginan dan
selera dari konsumen.
Misalnya: sebuah UKM yang memproduksi sepatu. Di masa lalu,
UKM tersebut dapat memproduksikan sepatu sesuai dengan
kemampuan dan selera dari pelaku UKM kemudian di distribusikan
ke pasar. Sepatu tersebut dapat bersaing dengan sepatu dari
produsen lain karena pesaing masih sedikit. Sehingga
konsumenmenjadi tidak punya banyak pilihan. Sehingga sepatu
yang ditawarkan oleh UKM tersebut tetap dapat terjual.
Namun di masa perdagangan bebas dan majunya teknologi
informasi saat ini, strategi tersebut tidak dapat dijalankan lagi.
Jika pada awalnya persaingan masih sangat terbatas pada produk
lokal maupun nasional, sekarang sepatu yang ditawarkan tersebut
harus bersaing dengan ratusan jenis sepatu dari luar negeri. Seperti
yang kita ketahui, produk-produk dari China sudah membanjiri
pasar di Indonesia dengan harga produk dua kali lebih murah.

76
Memulai Usaha Baru
Dari sisi konsumen juga seperti itu. Jika dulunya konsumen tidak
memiliki banyak pilihan dalam memilih suatu produk, tidak
demikian halnya saat ini. Seorang konsumen sebelum dapat
mencari informasi mengenai sepatu yang disukainya, bahkan
sebelum berangkat ke pasar. Saat ini, jika ingin mencari sepatu,
tinggal membuka gadget masing-masing yang terkoneksi dengan
internet, seorang konsumen dapat mencari informasi mengenai
produk yang diinginkan. Setelah ia menjatuhkan pilihan, pembelian
dan proses pembayaran juga dapat dilakukan melalui jaringan
internet. Semuanya dapat dilakukan tanpa keluar dari rumah.
Oleh karena itu, fokus dari penciptaan produk bukan lagi pada
selera dan kemampuan UKM, namun kepada konsumen. Oleh
karena itu konsumne dianggap sebagai pihak yang paling
menentukan di dalam pemasaran. Oleh karena itu jarang sekali
perusahaan yang menyebut istilah ‘konsumen’ kepada para
pengguna produknya. Saat ini istilah yang lazim digunakan adalah
‘pelanggan’, atau bahkan ‘mitra’. Perbedaan istilah tersebut bukan
hanya untuk meninggikan posisi dari konsumen, namun juga
menggambarkan perbedaan perlakuan terhadap pengguna
produk.
Bagi UKM, pemasaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan yang
berfungsi untuk mempromosikan produk sekaligus UKM itu sendiri.
Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah untuk memperkenalkan,
menarik minat, dan menjual produk. Hal tersebut hanya dapat
dilaksanakan dengan mengetahui berbagai faktor yang
mempengaruhi pelanggan.
Pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah bisnis, tidak
terkecuali sebuah UKM. Karena betatpapu baiknya sebuah
perusahaan dalam mengelola aspek-aspek manajemennya yang
lain, seperi manajemen keuangan, manajemen operasional,
manajemen sumber daya manusia dan lain-lain, tanpa adanya
pemasaran yang baik, maka semuanya akan sia-sia saja. Karena
kemajuan sebuah usaha ditentukan oleh kemampuannya dalam
melaksanakan persuasi kepada para pelanggan, sehingga para
pelanggan tersebut mau membeli dan mengkonsumi produk yang
ditawarkan.

77
Memulai Usaha Baru
Berdasarkan definisi yang ditawarkan oleh Kotler (2000),
pemasaran adalah “sebuah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Berdasarkan definisi diatas, pemasaran bagi sebuah UKM bukanlah
sebuah tujuan yang harus dicapai, melainkan adalah sebuah proses
yang berjalan secara terus menerus. Hal ini karena, pemasaran
merupakan salah satu aspek dalam bisnis yang selalu dengan cepat
merespon berbagai perubahan yang ada di pasar (baca:
konsumen). Perubahan-perubahan tersebut bisa jadi dikarenakan
oleh perubahan selera, fluktuasi pendapatan, atau inovasi-inovasi
dari pesaing.
Adapun tugas-tugas pemasaran bagi seorang pelaku UKM
diantaranya adalah:
1. Melakukan fungsi sebagai wirausaha
Yaitu melakukan proses-proses pemasaran dengan karakter
kreatif yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Tugas ini sangat
perlu diperhatikan dan dapat dijadikan andalan oleh seorang
pelaku UKM mengingat kemampuan UKM yang terbatas
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar.
Bagi perusahaan-perusahaan besar, dalam melakukan promosi,
mereka bisa saja melakukan upaya marketing secara besar-
besaran seperti memasang iklan di berbagai media massa,
mengadakan acara, dan lain sebagainya. UKM dengan
sumberdaya finansial yang terbatas tentunya tidak dapat
meniru berbagai strategi yang dikeluarkan oleh perusahaan-
perusahaan besar tersebut. Namun demikian, ini bukan berarti
sebuah upaya pemasaran yang dilakukan oleh UKM harus
selalu kalah dari perusahaan besar. Untuk itulah diperlukan
upaya-upaya kreatif dari pelaku UKM agar produk-produknya
dapat diperkenalkan dan menarik minat pelanggan. Mengenai
strategi pemasaran kreatif oleh pelaku UKM akan dibahas pada
akhir bab ini, di bagian Guerilla Marketing.

78
Memulai Usaha Baru
2. Melakukan tugas pemasaran sebagaimana yang tertera dalam
teori Manajemen Pemasaran.
Selain dituntut adanya kekreatifan, seorang pelaku UKM juga
dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam
mengenai teori-teori Manajemen Pemasaran.
Namunsayangnya di Indonesia hal ini sering diabaikan dan
dianggap tidak begitu penting bagi para pelaku UKM.
Sebuah teori merupakan hasil sebuah perumusan dari berbagai
praktek yang telah dilakukan atau diteliti. Artinya, teori yang
ada didalam sebuah buku merupakan hasil pengalaman
banyak pihak dalam memasarkan produknya. Berbagai
pengalaman tersebut, baik berupa keberhasilan maupun
kegagalan, semuanya diramu sedemikian rupa sehingga
menghasilkan teori-teori pemasaran. Dengan demikian maka
keliru jika mengatakan bahwa teori berbeda dengan praktek.
Karena sejatinya teori lahir dari praktek itu sendiri.
Dengan mempelajari dan memahami berbagai teori yang
terdapat didalam Manajemen Pemasaran, seorang pelaku UKM
memiliki sudut pandang pemasaran yang lebih modern dan
lebih profesional dibandingkan jika ia tidak memiliki
pemahaman terhadap hal tersebut.
Selanjutnya demi keberhasilan sebuah UKM, seorang pelaku
UKM tentu tidak dapat berpegangan kepada salah satu tugas
saja. Terlalu bergantung kepada teori tanpa melahirkan
pertimbangan-pertimbangan kreatif dan entrepreneural makan
menghasilkan gagasan yang tidak tepat guna. Sementara
terlalu bergantung kepada kekreatifan tanpa dilandasi dengan
teori manajemen akan menghasilkan gagasan yang beresiko.
Maka dari itu, diperlukan keseimbangan diantara kedua tugas
tersebut.
3. Tugas pemasaran ke dalam UKM itu sendiri.
Jika pada dua tugas sebelumnya, seorang pelaku UKM dituntut
untuk memperkenalkan dan menarik minat pelanggan akan
produknya, atau melakukan persuasi pemasaran ke luar UKM,

79
Memulai Usaha Baru
maka pada tugas ketiga ini pelaku UKM melakukan tugas
pemasaran ke dalam organisasinya sendiri.
Pelaksanaan ketiga aspek utama manajemen (produksi,
pemasaran, dan keuangan) pada awalnya lebih banyak
dipegang oleh seorang pelaku UKM. Jikapun pelaku UKM
tersebut melaksanakan ketiga aspek utama tersebut bersama-
sama dengan rekanan, biasanya belum ada batasan yang jelas
mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus diemban
masing-masing. Artinya, ketiga aspek utama manajemen
tersebut dijalankan berdasarkan prinsip gotong royong saja.
Namun pada perkembangannya, jika pelaku UKM mampu
menjalankan kedua tugas diatas dengan baik, maka
kemungkinan UKM yang dirintisnya tersebut akan mengalami
peningkatan. Dengan adanya peningkatan-peningkatan,
tentunya menuntut adanya pengelolaan yang lebih profesional.
Maka pada tahapan ini, pelaku UKM akan melakukan
pengembangan organisasi dengan merekrut tenaga kerja.
Tugas pemasaran yang harus dilaksanakan pelaku UKM pada
tahapan ini adalah: tugas pemasaran ke dalam UKM itu sendiri.
Secara sederhana, pemasaran bisa diartikan juga sebagai
proses mendekati dan meyakinkan. Maka pada tugas
pemasaran ke dalam UKM itu sendiri berarti, sebelum
karyawan yang direkrut mulai bekerja, ia harus diyakinkan
dahulu mengenai nilai-nilai yang diyakini oleh UKM itu sendiri.
Karyawan juga harus diyakinkan terlebih dahulu mengenai
produk-produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan.
Artinya, tugas pemasaran ke dalam internal UKM berarti
penyamaan persepsi oleh pelaku UKM kepada para
karyawannya. Tanpa adanya keyakinan dari para karyawan
terlebih dahulu, tentunya sulit untuk meyakinkan para
pelanggan.

80
Memulai Usaha Baru
Apa Saja Yang Bisa Dijual?
Pada berbagai buku teori ekonomi, secara umum produk dibagi
menjadi dua kategori yaitu barang dan jasa. Barang berarti sesuatu
yang ditawarkan kepada pelanggan yang memiliki bentuk fisik
(tangible), sementara jasa merupakan sesuatu yang ditawarkan
kepada pelanggan yang tidak memiliki bentuk fisik (intangible).
Namun demikian, bagi UKM, pembagian produk tidak sesederhana
itu dan dapat dibagi lagi menjadi lebih mendetail. Dengan adanya
pembagian produk yang lebih mendetil, diharapkan para pelaku
UKM dapat menyusun program pemasarannya sesuai dengan
produk apa yang ditawarkan.
Adapun berbagai produk yang dapat ditawarkan oleh UKM kepada
para pelanggan diantaranya adalah:
1. Barang
Sebagaimana yang telah dijelaskan didalam berbagai buku
teori ekonomi ataupun bisnis, barang merupakan sesuatu yang
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam bentuk
fisik. Dalam hal ini, “barang” merupakan sesuatu yang sangat
diandalkan untuk dijual kepada para pelanggan, baik yang
diiringi dengan pelayanan maupun yang tidak.
Mayoritas UKM terutama yang skala usahanya masih mikro
menawarkan produk berupa barang. Barang yang ditawarkan
biasanya diproduksi secara sederhana dan proses
pembuatannya dilakukan dirumah. Makanya kebanyakan
barang yang ditawarkan tersebut biasa disebut sebagai produk
handmade atau produk rumahan.
Barang yang ditawarkan beraneka ragam, seperti mainan kunci,
boneka, benda-benda pajangan, aneka oleh-oleh khas suatu
daerah, makanan, dan lain sebagainya. Barang-barang tersebut
biasanya dijual tanpa adanya pelayanan yang berarti dari
pelaku UKM. Pelanggan hanya membeli, membayar, dan
transaksi pun selesai.

81
Memulai Usaha Baru
2. Jasa
Jasa merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh produsen
(dalam hal ini UKM) kepada para konsumen, dimana produk
yang ditawarkan tersebut tidak memiliki bentuk fisik. Sifat-sifat
jasa antara lain:
a) Intangible, atau tidak memiliki fisik, dan
b) Diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan
UKM di Indonesia juga banyak yang menawarkan jasa sebagai
produknya. Ada berbagai jenis jasa yang ditawarkan,
diantaranya seperti: jasa pangkas rambut dan salon, jasa
perbaikan peralatan elektronik dan komputer, jasa
mengantarkan barang, dan lain sebagainya.
Meskipun jasa bersifat intangible, namun yang harus tetap
diperhatikan oleh para pelaku UKM adalah, produk jasa tetap
memerlukan bukti fisik. Hal ini seringkali terlupakan oleh UKM-
UKM penyedia jasa, padahal bukti fisik adalah hal pertama
yang diperhatikan oleh pelanggan saat menentukan apakah
jasa tersebut berkualitas atau tidak.
Untuk menentukan apakah suatu jasa berkualitas atau tidak,
pelanggan tidak akan mengetahuinya sebelum mengkonsumsi.
Ini karena jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, seorang pelanggan akan menilai
sebuah jasa dari tampilan fisik tempat dimana jasa akan
diberikan.
Contoh: seorang tukang potong rambut yang sangat ahli
sekalipun akan kesulitan mencari pelanggan apabila salon yang
dimilikinya centang perenang. Sebelum masuk ke dalam salon,
calon pelanggan akan melihat kondisi salonnya yang tidak baik
tersebut, dan akan menilai bahwa salon tersebut tidak
berkualitas. Kesimpulan tersebut diambil karena melihat bukti
fisik saja.
Maka bagi UKM yang bergerak di bidang jasa, sebaiknya
memperlihatkan bukti fisik yang baik kepada pelanggan, untuk
menarik minat mereka.

82
Memulai Usaha Baru
3. Pengalaman
Ditengah ketatnya persaingan para pelaku usaha
memperkenalkan produk yang ditawarkannya ke pasar,
menawarkan pengalaman merupakan salah satu cara untuk
menciptakan diferensiasi. Menjual pengalaman, bisa jadi
merupakan pelengkap dari barang dan jasa yang ditawarkan.
Salah satu contoh: sebuah rumah makan yang memiliki menu
ikan bakar. Di rumah makan tersebut terdapat kolam pancing.
Sehingga para pelanggan yang datang bisa memilih apakah
ingin langsung disajikan ikan bakar, atau memancing sendiri
ikan yang akan dimakannya.
Bagi pelanggan yang ingin memancing, disediakan peralatan
pancing. Kemudian setelah ikan berhasil ditangkap, akan
dibersihkan oleh pegawai rumah makan, kemudian diserahkan
kembali kepada pelanggan tersebut untuk membakar sendiri.
Kesannya mungkin merepotkan pelanggan, namun sebenarnya
yang terjadi adalah: rumah makan tidak hanya menjual ikan
bakar, namun juga menjual pengalaman memancing dan
membakar ikannya sendiri. Bagi sebagian pelanggan, ikan yang
ditangkap dan dibakar sendiri, memiliki kenikmatan dan
kepuasan yang lebih tinggi. Karena, bagi para pelanggan yang
hidup di perkotaan, pengalaman menangkap dan membakar
ikan sendiri bisa jadi jarang sekali atau tidak pernah mereka
lakukan. Inilah salah satu contoh, sebuah UKM yang menjual
pengalaman kepada pelanggannya.
Berdasarkan pengamatan, masyarakat Indonesia lebih senang
membeli pengalaman (experience) daripada sekedar membeli
barang atau jasa. Sebagai contoh:
a. Masyarakat Indonesia senang sekali menonton di bioskop,
namun jarang sekali mau membeli DVD atau Bluray
original. Hal ini karena menonton bioskop merupakan
suatu pengalaman, sementara membeli DVD atau Bluray
hanya mendapatkan produk saja.

83
Memulai Usaha Baru
b. Masyarakat Indonesia mampu membeli tiket konser yang
harganya hingga jutaan rupiah, namun enggan membeli
CD original yang harganya sekitar 30 – 40 ribu rupiah.
Sama seperti diatas, menonton konser merupakan
pengalaman, membeli CD hanya mendapatkan produk.
c. Masyarakat Indonesia juga suka sekali berganti-ganti
gadget yang dimiliki, hingga gadget yang harganya jutaan
rupiah. Namun tidak mau membeli aplikasi-aplikasi yang
harganya Cuma 10 ribu rupiah.
Oleh karena itu, bagi para pelaku UKM, kegemaran
masyarakat Indonesia untuk membeli pengalaman
(experience) dapat dijadikan sebagai salah satu ide dalam
membuat diferensiasi produk yang dia tawarkan.
4. Peristiwa (event)
Peristiwa atau event juga bisa dijadikan sesuatu yang bisa
dipasarkan kepada para pelanggan. Secara umum, peristiwa
dapat dipasarkan dengan dua cara:
a. Dengan memasarkan peristiwa atau event itu sendiri.
Misalnya dengan mengadakan festival musik, perlombaan
olahraga, bazaar, pasar malam dan lain-lain.
b. Menggunakan sebuah peristiwa atau event untuk
memasarkan produk yang sudah ada
Didalam satu tahun, terdapat beberapa masa atau waktu
yang dapat dijadikan sebagai pendorong penjualan oleh
para pelaku UKM. Hal ini karena, pada masa-masa tersebut
konsumsi pelanggan naik. Contohnya: pada saat tahun
baru, pada saat bulan puasa dan lebaran, pada saat natal,
imlek dan lain-lain.

Strategi Pemasaran Secara Umum


Ada 4 pilihan strategi pemasaran yang umum dilakukan oleh
berbagai perusahaan, yaitu sebagai berikut:

84
Memulai Usaha Baru
1. Melakukan penetrasi pasar
Strategi ini dilakukan dengan mengandalkan produk yang
telah ada pada perusahaan/ UKM. Namun produk tersebut,
yang telah berhasil memasuki sebuah pasar tertentu,
diusahakan agar penjualannya meningkat. Dengan kata lain,
jika kapasitas produksi ditingkatkan, maka produk yang
diciptakan masih tetap bisa diserap oleh pasar dengan baik.
Strategi ini bisa terjadi karena dua kondisi. Pertama karena
pelaku UKM melihat peluang untuk meluaskan pasar. Artinya
selama ini ia melayani sebua pasar yang terbatas, namun
karena tingginya minat terhadap produk yang bersangkutan,
maka pelaku UKM berusaha untuk meluaskan distribusi
pemasarannya.
Pada kondisi kedua, adanya permintaan pasar yang lebih besar
dari kemampuan produksi. Maka pelaku UKM harus cepat
tanggap dalam menyanggupi permintaan tersebut. Karena
kalau terlambat, ada kemungkinan akan diambil alih oleh
pesaing.
Oleh karena itu, untuk mendukung strategi penetrasi pasar
diperlukan riset pasar secara terus menerus oleh pelaku UKM.
2. Perluasan pasar
Strategi ini juga masih mengandalkan produk yang sama, tapi
pemasaran diperluas. Perluasan pasar ini dilaksanakan untuk
memasarkan kelebihan produksi yang tidak terserap secara
keseluruhan oleh pasar yang ada. Namun pada perluasan
pasar, pasar yang disasar oleh UKM menjadi lebih luas dalam
artian klasifikasi pelanggang menjadi bertambah. Jika tadinya
UKM menyediakan produk tersebut untuk pangsa pasar usia
dewasa, maka dengan perluasan pasar, pelanggan yang dituju
ditambah dengan segmen usia remaja.
3. Pengembangan produk
Strategi ini dilakukan dengan tetap melayani pasar yang sama,
namun pelaku UKM menciptakan produk yang baru. Strategi
ini menyangkut kecenderungan pasar dan produk secara

85
Memulai Usaha Baru
langsung. Jika situasi pasar telah memungkinkan bagi pelaku
UKM untuk menciptakan sebuah produk yang baru, maka ada
baiknya strategi ini dilakukan.
Produk baru disini bukan selalu berarti produk yang benar-
benar baru atau belum pernah dikenal oleh pasar/ pelanggan.
Namun bisa juga berupa produk yang sudah ada yang
dimodifikasi ulang atau dilakukan inovasi.
4. Diversifikasi
Bagi sebuah UKM strategi diversifikasi jarang sekali
dilaksanakan, hal ini karena melakukan strategi ini bagaikan
mendirikan sebuah usaha baru. Pada strategi diversifikasi,
berarti sebuah perusahaan membuat produk barudan
kemudian di pasarkan pada pasar yang baru pula. Artinya,
perusahaan sudah membuka unit bisnis oyang berbeda
dengan usahanya yang ada sekarang ini. Oleh karena itu,
strategi ini tidak disarankan kepada para pelaku UKM.
Untuk dapat lebih memahami keempat strategi pemasaran diatas,
berikut disajikan dalam bentuk gambar.

Matriks Anshoff

86
Memulai Usaha Baru
Strategi Pemasaran
Menurut salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh sebuah
perguruan tinggi di Inggris, mereka menemukan bahwa ternyata
pemasaran yang dilaksanakan oleh UKM cenderung dilaksanakan
secara spontan. Artinya, kebanyakan UKM tidak memiliki rumusan
strategi pemasaran yang jelas pada saat berusaha
memperkenalkan produk kepada pelanggan. Salah satu alasannya
adalah, karena para pelaku UKM menganggap bahwa model
perencanaan strategi pemasaran yang biasa dilakukan oleh
perusahaan terlalu rumit dan berbelit-belit. Sementara para pelaku
UKM tersebut memiliki keinginan agar proses pemasaran yang
dilaksanakan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh
segenap personilnya.
Hal tersebut tidak keliru, karena UKM yang berskala bisnis yang
kecil tentunya memilikistrategi pemasaran yang berbeda. UKM
memiliki anggaran pemasaran yang terbatas, sehingga diperlukan
kreatifitas untuk menemukan cara yang efektif dalam memasarakan
produk.
Berikut beberapa strategi sederhana yang dapat dijalankan oleh
UKM dalam upaya pemasarannya.
1. Memulai dengan proses riset
Istilah riset pemasaran bagi para pelaku UKM bisa jadi
merupakan istilah yang masih asing. Namun proses ini perlu
dilaksanakan seberapapun kecilnya usaha. Riset pasar
dilakukan untuk mengetahui minat dan kebutuhan pasar yang
ada. Hal ini dilakukan oleh pelaku UKM sebagai langkah awal
sehingga UKM dapat menyesuaikan strategi pemasaran yang
dijalankan dengan pola pembelian pelanggan. Apabila strategi
yang dijalankan mampu menarik minat pelanggan, maka
tentunya produk akan semakin mudah diterima pasar.
Melakukan riset pasar tidak haru mengeluarkan banyak biaya.
Karena inti dari pelaksanaan riset adalah untuk mengetahui
jawaban sebuah pertanyaan, atau untuk membuktikan suatu
dugaan. Maka pelaku UKM dapat melaksanakan riset
pemasaran dengan cara bertanya kepada pelanggan,

87
Memulai Usaha Baru
memberikan produk sampel dan mencari tahu tanggapan
pelanggan serta berbagai metode lain. Yang terpenting adalah
metode yang dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis
sehingga hasil yang didapatkan bisa digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
2. Membuat produk yang unik
Selain menciptakan produk yang berkualitas, maka yang harus
diperhatikan oleh pelaku UKM adalah, apakah produk yang
ditawarkan sudah cukup unik untuk menarik minat para
pelanggan atau belum. Hal ini menjadi salah satu kelebihan
dari UKM sebagai usaha kecil yang mampu secara cepat
merespon keinginan dan trend yang ada pada pelanggan.
Keunikan produk merupakan daya tarik bagi para pelanggan.
Bahkan di era konsumsi yang tinggi saat ini, banyak sekali
pelanggan yang membeli suatu barang hanya didasarkan
keunikan saja. Bukan atas dasar kebutuhan.
3. Promosi
Setelah produk tercipta, tentunya hal selanjutnya yang
dilakukan adalah dengan melaksanakan promosi. Bagi sebuah
UKM, cara melakukan promosi dapat disesuaikan dengan
jangkauan produknya, bisa jadi secara lokal, nasional, atau
bahkan internasional.
Untuk strategi promosi lokal dapat dilakukan dengan
memasang iklan di koran lokal, memasang flyer, membagikan
brosur dan lain sebagainya. Sementara untuk promosi secara
nasional maupun internasional, disarankan untuk
menggunakan fasilitas internet dengan biaya yang lebih
murah. Hal yang mesti diingat oleh pelaku UKM adalah,
semakin luas jangkauan promosi yang dilaksanakan, maka
semakin besar pula kemungkinan mendatangkan pelanggan
sebanyak-banyaknya.
4. Pemeliharaan pelanggan
Pemeliharaan pelanggan juga merupakan konsep yang masih
belum dilaksanakan secara berkomitmen oleh para pelaku

88
Memulai Usaha Baru
UKM. Sehingga dengan demikian, seringkali loyalitas
pelanggan tidak terbangun. Dan pada akhirnya, tidak
terbangun ikatan antara UKM dengan pelanggan.

Bangun Loyalitas, Jangan Margin Laba Dulu


Program pembangunan loyalitas berlandaskan penghargaan dapat
jadi sangat efektif dalam taktik pemasaran yang membidik
keterikatan pelanggan dan tujuan-tujuan pemasaran lainnya.
Program-program membangun loyalitas pelanggan ini hendaknya
menjadi ‘kendaraan komunikasi’ yang menyampaikan penawaran
penghargaan (reward) yang relevan dengan pelanggan.
Namun bagaimanapun, program membangun loyalitas
mengandung beberapa komponen variabel, dan tiap audiens dari
bisnis juga tidak ada yang sama. Tidak ada satu resep tetap atau
langkah yang sama dalam upaya membangun loyalitas konsumen
untuk tiap bisnis yang berbeda. Oleh karena itu, beberapa langkah
pembangunan loyalitas pelanggan di bawah ini, walaupun
merupakan praktek-praktek terbaik (best practices), tetap saja
diperlukan penyesuaian bagi setiap bisnis yang melaksanakannya.
1. Mendefinisikan loyalitas
Para produsen/ pemilik bisnis seringkali sulit membedakan
antara ‘program membangun loyalitas pelanggan’ dengan
‘program rutin’ atau ‘program membangun relasi’, namun
sebenarnya penting sekali untuk memahami perbedaan
diantara ketiga istilah tersebut.
Program rutin di desain untuk mengajak para konsumen atau
pelanggan agar membeli lebih banyak dan lebih sering.
Program membangun relasi berarti telah terdapat hubungan-
hubungan tahap awal antara perusahaan dengan pelanggan.
Sementara program pembangunan loyalitas yang
sesungguhnya mengharuskan perusahaan untuk mengetahui
siapa pelanggan secara pribadi, seberapa sering pelanggan
membeli produk, dan produk apa yang sesuai dengan selera
pelanggan tersebbut. Dengan penguasaan informasi seperti ini,

89
Memulai Usaha Baru
perusahaan dapat menyusun strategi komunikasi yang
disesuaikan dengan masing-masing pelanggan.
2. Memahami audiens dan menetapkan tujuan
Program membangun loyalitas sudah lama dilaksanakan, dan
nilainya penting. Penelitian oleh Parago pada tahun 2011
menunjukkan bahwa 77% konsumen menyatakan mereka
selalu berbelanja kembali ke toko-toko yang memberikan
mereka program pembangunan loyalitas melalui pemberian
reward, dan 83% konsumen mengatakan bahwa program
pembangunan loyalitas yang dilakukan tersebut
mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Namun demikian, ditengah-tengah kondisi perekonomian
yang sedang melambat seperti saat ini, konsumen juga
menjadi lebih berkuasa dalam proses berbelanja. Konsumen
sangat memahami bahwa loyalitas mereka adalah komoditas
bagi pelaku bisnis. Dengan adanya pemahaman ini, para
pemasar ditantang untuk menciptakan program pembangunan
loyalitas yang unik, rewarding dan lebih bersifat pribadi. Dan
setiap perusahaan memiliki konsumen nyang sangat bervariasi,
dan masing-masingnya harus dipahami.
Setiap bisnis memiliki top-performing dan low performing
costumers. Ini adalah hal yang biasa. Kuncinya adalah
bagaimana menciptakan struktur dan segmen yang berarti,
serta memberikan reward yang berbeda untuk setiap
kelompok konsumen.
Sebagai contoh, konsumen yang merupakan brand-loyalist
mungkin sangat menikmati apabila dia dapat memakai suatu
produk dan diasosiakan dengan merek tersebut. Bagi
konsumen menengah, reward berupa cash back atau kupon
undian sudah cukup menyenangkan bagi mereka. Dan bagi
konsumen dengan loyalitas rendah, akan cukup senang
dengan potongan harga dan diskon. Top performer consumers
akan lebih mementingkan value dari pengalaman yang mereka
dapatakan saat mengkonsumi, seperti fasilitas VIP dan
pelayanan yang ekslusif.

90
Memulai Usaha Baru
3. Membuka kesempatan sebanyak-banyaknya
Disaat pilihan reward diberikan pada saat yang tepat,
pelanggan akan terpesona dan akan selalu kembali di masa
depan. Di saat pelanggan sudah mendapatkan kesa yang baik,
persepsi mereka untuk mendukung perusahaan akan
meningkat.
Konsumen yang merasa terikat dan puas dengan program
pembangunan loyalitas adah mereka yang sering menebus
reward mereka. Dengan demikian, menyediakan berbagai
pilihan bagi pelannggan untuk mendapatkan poin atau kredit
reward mereka, selanjutnya akan meningkatkan rasa
keterikatan mereka terhadap perusahaan. Sebaliknya, jika tidak
terdapat banyak pilihan yang disukai pelanggan dalam
menebus atau mendapatkan poin reward, program akan gagal
dalam mencapai tujuannya.
Mendapatkan poin tidak selalu harus dikaitkan dengan
membeli sebuah produk, kesediaan pelanggan dalam
pelaksanaan survey atau games juga merupakan cara yang
baik untuk memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk
mendapatkan poin. Semakin banyak kesempatan yang
diberikan kepada pelanggan, semakin besar pula peluang
loyalitas pelanggan meningkat.
4. Komunikasi
Sebelum merencanakan bentuk komunikasi untuk program
pembangunan loyalitas, perusahaan hendaknya
mengembangkan terlebih dahulu pesan-pesan kunci yang
hendak disampaikan, serta perilaku yang diinginkan dari
pelanggan. Ini akan berbeda untuk setiap bisnis atau industri.
Dari sini, perusahaan mulai menentukan seberapa sering
frekuensi dari komunikasi yang dianggap paling efektif.
Apakah perlu untuk berkomunikasi secaar bulanan? Atau pada
saat pelanggan membeli saja? Atau pada saat pelanggan
mencapai satu batasan tertentu? Tidak ada jawaban yang pasti
karena setiap audiens memiliki preferensi yang berlainan.

91
Memulai Usaha Baru
Bahkan, basis pelanggan yang terdapat pada satu perusahaan
pun akan menuntut perlakuan komunikasi yang berbeda pula.
Selanjutnya adalah menentukan mekanisme komunikasi seperti
apa yang dirasakan paling efektif untuk setiap pelanggan. Di
saat dunia yang saling terkoneksi seperti saat ini, pilihan yang
tersedia banyak sekali: melalui email, sms, telepon, media
sosial, dan lain sebagainya. Komunikasi juga tidak dapat
bersifat satu dimensi saja. Pesan yang disampaikan baik melalui
email maupun SMS juga harus digaungkan oleh tenaga penjual
yang berada di toko.
Dan yang terakhir, perusahaan harus selalu berusaha untuk
“real time” sebisa mungkin dalam menlakukan eksekusi dan
komunikasi dalam program membangun loyalitas mereka
untuk menjaga agar pelanggan tetap merasa adanya
keterikatan.
Sebagai contoh, tenaga penjual secara proaktif selalu
memberitahu pelanggan sudah berapa jumlah poin yang
mereka kumpulkan dan membantu mereka bagaimana cara
menebus poin yang terkumpul tersebut.
5. Platform teknologi
Lingkungan pemberian reward hendaknya di desain dengan
memikirkan pelanggan. Menciptakan program yang sederhana
dan mudah dimengerti adalah kunci. Ini termasuk salah satu
area dimana pemasar harus memikirkan cara membangun
program membangun loyalitas sesuai dengan pelanggan.
Apakah program sebaiknya dikelola secara online? Apakah
perlu memasukkan komponen mobile? Kebanyaka program
yang dilaksanakan perusahaan saat ini mengkombinasikan
berbagai kemungkinan tersebut, namun tetap saja, perhatian
utama harus tertuju pada preferensi masing-masing
pelanggan.
6. Pengukuran
Semua hal diatas hanya mungkin bisa dicapai dengan adanya
pengukuran secara terus menerus pada program membangun

92
Memulai Usaha Baru
loyalitas yang dilaksanakan. Untuk memastikan bahwa program
berjalan sesuai dengan yang diinginkan, perusahaan harus
menentukan seperangkat instrumen dan metode untuk
melakukan pengukuran dan terus-menerus menerapkan sistem
pengukuran tersebut pada program yang dilaksanakan agar
selalu terjadi perbaikan.
Apakah ada reward yang ditawarkan jarang di tebus oleh
pelanggan? Maka gantilah reward tersebut dengan sesuatu
yang lebih berharga dimata pelanggan.
Apakah perilaku yang diharapkan dari pelanggan tidak terlihat
setelah pengiriman SMS? Mungkin melakukan email
sebenarnya lebih efektif untuk dilaksanakan.
Apakah costumer service selalu dibanjiri pertanyaan
pelanggan? Mungkin kita perlu menyusun sistem online dan
memposting bagian FAQ (Frequently Asked Questions) di
website
7. Mencapai kepuasan
Loyalitas sejati hanya dapat dicapai apabila kedua belah pihak
merasa puas. Di saat seorang pelanggan merasa puas, maka
dengan sendirinya dia akan menemukan alasan untuk
merasakan keterikatan. Dia akan membeli lebih banyak dari
berbagai lini produk yang ditawarkan, dan dengan sendirinya
akan memiliki semakin banyak poin reward. Selanjutnya,
keaktifan pelanggan tersebut akan membuat mereka merasa
ikut menjadi bagian dari sebuah komunitas yang terpercaya.
Dan sebagai balasan, mereka akan memiliki loyalitas dan terus
mendukung merek.

Guerilla Marketing
Guerilla marketing (pemasaran gerilya) adalah salah satu strategi
promosi dengan menggunakan biaya/ cost seminimal mungkin.
Strategi ini biasanya digunakan dengan media grafiti, stiker, flash
mob dan lain-lain. Biasanya dilaksanakan pada daerah-daerah yang
terbuka agar dapat dilihat oleh sebanyak mungkin orang. Istilah

93
Memulai Usaha Baru
guerilla marketing diambil dari istilah guerilla warfare (perang
gerilya) yang juga menggunakan strategi-strategi tidak
konvensional untuk mencapai tujuan.
Konsep dari guerilla marketing ditemukan sebagai sistem yang
tidak konvensional dari promosi yang lebih bergantung kepada
waktu, energi dan imajinasi daripada bujet marketing yang besar.
Biasanya guerilla marketing dilaksanakan secara kreatif, tidak
terduga, dan bisa saja bersifat interaktif antara konsumen yang
menjadi target di tempat-tempat yang tidak biasa.
Tujuan dari guerilla marketing adalah untuk menciptakan provokasi
yang unik sehingga dapat menjadi bahan pembicaraan (buzz) dan
akhirnya menjadi viral. Istilah guerilla marketing pertama kali
dilontarkan oleh Jay Conrad Levinson dalam bukunya Guerilla
Marketing, dan kemudian istilah ini menjadi populer di kalangan
marketer.
Guerilla Marketing melibatkan bermacam metode pemasaran yang
tidak biasa seperti mencegat orang-orang yang lalu lalang di
tempat-tempat publik, aksi-aksi public relationship, atau cara-cara
promosi pemasaran lainnya yang tidak konvensional.
Metode Guerilla Marketing juga semakin hari semakin kreatif
dengan penggunaan teknologi digital untuk meraih pelanggan dan
menciptakan pengalaman mengesankan untuk sebuah merek bagi
para konsumen.
Guerilla Marketing fokus pada strategi-strategi pemasaran kreatif
yang ber biaya rendah (low cost). Biasanya yang hal-hal utama
yang dibutuhkan pada Guerilla Marketing adalah waktu, energi,
imajinasi. Uang menjadi faktor terakhir yang menentukan
Marketing Guerilla.

94
Memulai Usaha Baru
Guerilla Marketing oleh Nivea

Contoh Guerilla Marketing seperti yang dilakukan oleh Nivea, yaitu


dengan menyebar sofa dengan bentuk setengah berkancing dan
setengahnya mulus. Bagian sofa yang mulus merepresentasikan
kulit yang telah diberikan Nivea sehingga lebih mulus.
Promosi kreatif semacam ini tentunya akan lebih diingat oleh para
konsumen karena memiliki unsur kreatif dan humor didalamnya.
Bukan tidak mungkin apabila orang yang melihat sofa tersebut
menjadikannya bahan pembicaraan dengan orang lain karena
keunikannya.

Menyasar Consumer 3000


Pada pertengahan tahun 2011 Yuswohady, seorang guru
pemasaran, memperkenalkan sebuah istilah baru dalam
segmentasi pemasaran yaitu Consumer 3000. Pada awal lahirnya
gagasan mengenai Consumer 3000 adalah dari data statistik
International Monetary Fund (IMF) yang memprediksikan GDP

95
Memulai Usaha Baru
perkapita Indonesia akan sebesar $2.963 dan di tahun 2012 akan
terus berkembang mencapai $3.270.
Angka-angka GDP perkapita ini sungguh menarik. Karena angka
$3.000 angka yang lazimnya digunakan sebagai ambang batas
(treshold) suatu negara yang akan masuk ke dalam jajaran negara
maju. Disadari atau tidak, saat ini posisi Indonesia (dari sisi GDP
perkapita) sebenarnya sudah tidak berada dalam kategori negara
berkembang lagi. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa,
Indonesia adalah negara besar dengan kekuatan ekonomi yang
akan sejajar dengan negara-negara besar lainnya seperti China,
India, Brazil, atau Rusia.
Yuswohady mengambil pengandaian dari negara Korea Selatan.
Begitu Korea Selatan berhasil mencapai angka GDP perkapita lebih
dari $3.000, negara ini terus mengalami pertumbuhan ekonomi
yang sangat cepat (accelerated development) terus menerus
selama 11 tahun. Angka $3.000 ini bahkan sempat dicanangkan
oleh pemerintah China pada tahun 2002 untuk diproyeksikan
tercapai pada tahun 2020. Luar biasanya, mereka mampu mencapai
angka tersebut di jauh lebih cepat yaitu di tahun 2008-2009.
Setelah itu, dunia menyaksikan bagaimana perekonomian China
bagaikan naga yang menggeliat sehingga sekarang telah menjadi
negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia di
bawah Amerika Serikat. Beberapa kalangan ekonom bahkan
memperkirakan dalam waktu tidak lama lagi China akan menjadi
negara Adi Daya, pengganti mendiang Uni Sovyet sebagai
penyeimbang dunia.
Mengapa angka GDP perkapita sebesar $3.000 itu bisa sangta
“keramat”?
Karena lapisan kelas menengah (middle class) dari negara yang
sudah menembus GDP perkapita $3.000 sudah bertumbuh
sedemikian besar, sehingga kelompok ini menjadi lokomotif
pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat.
Majalah Economist edisi Februari 2009 mengenai tumbuhnya kelas
menengah di negara-negara yang sedang tumbuh (emerging
countries) mendefinisikan kelas menengah ini sebagai: mereka

96
Memulai Usaha Baru
yang memiliki pendapatan menganggur (disposable income) yang
jumlahnya mencapai sepertiga dari keseluruhan pendapatannya.
Disposable income inilah yang akan mereka gunakan untuk
membeli berbagai produk dan layanan yang sudah bersifat
“advance”. Bisa jadi produk tersebut adalah mobil ber-cc kecil, AC
ruangan, lemari es, gadget terbaru seperti BlackBerry dan iPhone,
layanan perbankan dan asuransi, nongkrong di cafe,bahkan
sesekali dapat berwisata ke luar negeri.
Kuatnya permintaan dari kelas menengah inilah yang berpotensi
mendorong tumbuhnya industri yang terkait secara meluas, yang
pada gilirannya membuka banyak peluang bagi para produsen dan
pemasar. Jika kita hubungkan dengan teori kebutuhan Maslow, di
saat suatu masyarakat menembus angka psikologis $3000, maka
kebutuhan dasar (basic needs) sudah terlewati. Para konsumen ini
mulai naik ke piramida atas dimana kebuthan sudah bertambah
dengan self respect, status sosial, kebutuhan sosialisai dan lain-lain.
Jadi apa impliklasi tembusnya GDP perkapita kita ke ambang
$3.000 tersebut dari sisi pemasaran? Akan terjadi revolusi
konsumen di Indonesia. Tembusnya angka $3.000 akan
memunculkan kelas “konsumen baru” dengan psikografi,
sosiografi, dan perilkau yang belum ada sebelumnya. Kelompok
konsumen baru inilah yang disebut Yuswohady sebagai “consumer
3000”.
Menurut sifat dan karakteristiknya, consumer 3000 selain memiliki
daya beli yang lebih kuat, mereka juga lebih berpendidikan dan
lebih berselera tinggi. Kelompok konsumen ini lebih modern dan
berkat internet, mereka memiliki pola pikir yang lebih global.
Consumer 3000 juga lebih technology savvy yang haus gadget
terbaru seperti iPad atau Galaxy Tab. Dan secara natural, dengan
melalui proses perlahan namun pasti, mereka akan menjadi
konsumen yang sadar kesehatan dan lebih perhatian terhadap
lingkungan.
Jika pelaku UKM sebagai produsen atau pemasar ingin menyasar
consumer 3000, hal yang paling penting anda ingat adalah,
segmen pasar ini more educated dan more knowledgeable dari

97
Memulai Usaha Baru
pada segmen pasar lainnya, maka dalam menentukan pembelian
dan memilih barang-barang yang akan mereka konsumsi, mereka
akan lebih rasional dan sangat kritis. Karena itu, consumer 3000
adalah jenis konsumen yang sangat value oriented. Artinya, mereka
sangat kritis menimbang-nimbang dan mengkaji value dari produk
yang ditawarkan.
Dapat dibilang consumer 3000 merupakan golongan konsumen
yang memiliki mindset global, walaupun tidak membabi buta
mengkonsumsi merek-merek global, dan value tetap menjadi
ukuran terpenting bagi mereka.
Oleh sebab itu, dengan adanya perkembangan dan pergeseran
demografi konsumen Indonesia seperti ini, setiap pemasar di
Indonesia termasuk para pelaku UKM harus cermat memantau
perubahan perilaku konsumen baru ini, dan kemudian segera
meresponnya dengan strategi-strategi pemasaran yang jitu. Seperti
biasa, dalam pemasaran siapa yang selalu siap menerima
perubahan dengan inovasi yang sesuai, maka dialah yang dapat
bertahan di dalam pasar.

98
Memulai Usaha Baru
Bab 5.

Membuat Business
Plan/ Rencana Bisnis

Konsep Business Plan/ Rencana Bisnis

B
eberapa pengertian business plan yang
dapat mempermudah pemahaman
menurut para pakar diantaranya:
1. Pengertian menurut Hisrich dan Peters
(2008):
“…. The business plan is a written document
prepared by the entrepeneur that describe all the
relevant external and internal elements involved
in starting a new venture. It is often an
integration of functional plans such as
marketing, finance, manufacturing and human
resources…”

99
Memulai Usaha Baru
Artinya:
Business plan adalah sebuah dokumen tertulis yang
dipersiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan
semua elemen-element terkait secara eksternal maupun
internal dalam memulai bisnisnya. Dokumen ini seringkali
merupakan integrasi antara fungsi-fungsi pemasaran,
keuangan, produksi dan sumber daya manusia.
2. Pengertian menurut Max Coulthard, Andrea Howell dan Geoff
Clark (1999):
“….Business plan is a detailed study of the organization’s
activities, which highlights where the organization has been,
where it is owe and where it might get to in the future, and
incorporates an action program to achieve these results….”
Artinya:
Business plan adalah sebuah studi mendetil mengenai aktifitas
sebuah organisasi, yang menyorot dimana saja organisasi tersebut
pernah berada, dimana ia berjasa dan kemana ia akan berada di
masa yang akan datang, serta mencamtumkan program-program
aksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

3. Pengertian menurut Megginson, Megginson dan Byrd (2000):


“…. It is a written statement setting forth the business's mission
and objectives, its operational and financial details, its ownership
and management structure and how it hopes to achieve its
objectives…”
Artinya:
Business plan adalah sebuah pernyataan tertulis yang menyatakan
misi, tujuan, detil-detil operasional dan finansial, kepemilikan dan
struktur manajemen dari sebuah entitas bisnis, serta bagaimana
cara untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Pengertian menurut Bygrave (2014):


“….A business plan is a document that convincingly demonstrates
the ability of your business to sell enough of its product or service
to make a satisfactory profit and be attractive to potential
backers…”

100
Memulai Usaha Baru
Artinya:
Business plan adalah sebuah dokumen yang secara myakinkan
mendemonstrasikan kemampuan bisnis Anda dalam menjual
produk dan mendapatkan laba yang memuaskan, sehingga mnarik
perhatian para pendukung potensial.

Mengembangkan sebuah business plan/ rencana bisnis sangat


perlu dilakukan untuk mengamankan kebutuhan modal awal serta
mengarahkan berbagai strategi yang akan diambil pada saat
setelah UKM didirikan. Rencana bisnis akan membantu para pelaku
UKM dalam menentukan seperti apa kondisi UKM tersebut dimasa
yang akan datang, bagaimana cara meraih tujuan tersebut, serta
siapa saja yang harus dilibatkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan tersebut.
Namun, penyusunan sebuah Rencana Bisnis ini sering diabaikan
oleh para pelaku UKM. Sehingga saat memantau perkembangan
sejumlah UKM yang ada di sekitar kita, seringkali pengelolaan UKM
tersebut dijalankan secara tradisional dan tidak terkonsep.
Hal ini karena kebiasaan para pelaku UKM yang tidak menganggap
penting peran sebuah Rencana Bisnis. Semua perencanaan dan
strategi disimpan di dalam kepala saja dalam bentuk ingatan. Cara
ini memang tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.
Ingatan manusia memiliki batas, sehingga adakalanya detil-detil
rencana bisnis yang sudah disusun di dalam kepala terlupakan.
Selain itu, tidak adanya perencanaan bisnis secara tertulis akan
membingungkan para personil yang ada di dalam UKM tersebut.
Sebuah informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima
dengan persepsi yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi,
intonasi pembicara, atmosfer suasana dan lain-lain. Perencanaan
bisnis yang disimpan didalam kepala juga menjadi sangat
merepotkan apabila UKM tersebut mulai berkembang menjadi
usaha yang skalanya lebih besar.
Berdasarkan beberapa definisi dari pakar-pakar bisnis yang telah
dikemukakan diatas, setidaknya kita sudah mendapatkan sedikit
banyak gambaran mengenai pengertian dari business plan/

101
Memulai Usaha Baru
rencana bisnis. Namun untuk lebih menajamkan pemahaman
terhadap business plan, maka dapat kita definisikan:
Business plan adalah sebuah “peta” yang menunjukkan tujuan
sebuah entitas bisnis, serta bagaimana mencapainya.

Namun adanya sebuah Rencana Bisnis yang tertulis juga bukan


merupakan jaminan UKM tersebut secara serta merta akan maju.
Rencana Bisnis yang terlalu banyak dibicarakan juga tidak akan
dapat digunakan secara maksimal.
Pada kondisi lain, sebuah UKM yang bersemangat untuk maju
sering mangadakan pertemuan. Gagasan-gagasan bisnis diminta
dan dihimpun dari para personil UKM. Anggaran untuk strategi
yang dirumuskan juga telah ditetapkan. Namun karena terlalu
bersemangat, gagasan-gagasan yang timbul seringkali tidak bisa
dijalankan karena tidak sesuai dengan kemampuan UKM. Artinya
antusiasme yang terbangun tersebut terlalu optimis sehingga
“tidak menginjak bumi”.
Dan ada pula sebuah UKM yang mampu meraih gagasan-gagasan
dan ide yang baik dari para personilnya. Gagasan tersebut telah
disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi dan
kemampuan UKM saat itu. Namun karena tidak dituangkan
kedalam sebuah Rencana Bisnis, lambat laun gagasan-gagasan
tersebut terlupakan. Seringkali sebuah ide yang bagus dan
disepakati bersama menjadi mengendap karena terlupakan.
Maka disinilah peran sebuah Rencana Bisnis. Sebuah Rencana
Bisnis yang baik harus lah dalam bentuk dokumen tertulis. Isinya
dalam bentuk penyajian yang singkat, tepat, padatm jelas dan
lugas, sehingga semua pihak yang terkait dengan UKM memiliki
gambaran yang tepat sehubungan rencana usaha yang hendak
dijalankan.
Ini sangat penting agar di dalam sebuah UKM terjadi semacam
penyatuan persepsi dan kesamaan tujuan, sehingga rencana yang
telah disusun sebelumnya tidak terhenti begitu saja. Sebab jika
Rencana Bisnis tidak dijelaskan, maka masing-masing personil akan
bertindak sesuai dengan apa yang dihadapinya pada saat itu saja.

102
Memulai Usaha Baru
Artinya, UKM menjadi kehilangan fokus kemana ia akan
berkembang. Maka tidak heran kebanyakan UKM di Indonesia
berada dalam kondisi yang itu-itu saja dan tidak mengalami
perkembangan.
Ada sebuah argumen yang mengatakan bahwa Rencana Bisnis
(busniness plan) hanya dibutuhkan oleh sebuah perusahaan
berskala besar. Ini adalah sebuah pendapat yang keliru, karena
Rencana Bisnis dibutuhkan oleh setiap entitas bisnis dalam skala
apapun. Karena tujuan dari penyusunan Rencana Bisnis adalah
untuk menjembatani antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal
yang diinginkan bagi UKM.
Berbagai esensi yang harus dijawab didalam sebuah Rencana Bisnis
diantaranya:
1. Bidang apa yang dilaksanakan oleh UKM yang bersangkutan?
2. Apa alasan sehingga UKM tersebut layak dijalankan dan layak
mendapatkan dukungan?
3. Bagaimana arah tujuan yang hendak dicapai oleh UKM
tersebut dalam jangka pendek, menengah dan panjang?
4. Serta pertanyaan-pertanyaan lain yang merumuskan visi, misi,
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh UKM.
Di tingkat operasional, sebuah Rencana Bisnis akan dilengkapi oleh
sebuah Standard Operating Procedure (SOP) yang menjadi
pegangan para personil UKM.
Paad saat penyusunan Rencana Kerja dan SOP tersebut, hal yang
paling penting untuk diperhatikan adalah ‘ruh’ atau semangat
UKM, serta budaya kerja yang telah tercipta didalam UKM tersebut.
Karena pada dasarnya setiap UKM memiliki kebiasaan-kebiasaan,
sifat-sifat dan semangat yang berbeda satu sama lain. Sehingg
Rencana Bisnis yang ada pada satu UKM tidak dapat disalin dan
dilaksanakan di UKM yang lain.
Dengan adanya penyusunan Rencana Bisnis seperti demikian, maka
Rencana Bisnis yang disusun benar-benar bersifat kongkret karena
berpijak pada kenyataan yang ada pada UKM yang bersangkutan.
Dan sesuai dengan tujuan penyusunannya, Rencana Bisnis

103
Memulai Usaha Baru
merupakan jembatan antara kondisi yang ada saat ini dengan
kondisi ideal yang diharapkan tercapai di masa depan.
Saat ini dalam hal penyusunan Rencana Bisnis, sudah banyak sekali
tersedia perusahaan-perusahaan maupun organisasi yang
menyediakan layanan jasa penyusunan Rencana Bisnis. Bagi para
pelaku UKM, sebaiknya hal ini dihindari. Karena untuk
melaksanakan penyusunan Rencana Bisnis, sebenarnya yang
terpenting bukanlah dari sisi akademis atau kerumitannya. Nilai
sebuah Rencana Bisnis yang baik adalah yang paling mendekati
kondisi UKM yang dimaksud.
Sehingga dalam kegiatan penyusunan Rencana Bisnis, sesuaikanlah
dengan hasil penilaian terhadap UKM yang dimiliki, dengan
pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan, serta kondisi riil
yang ada. Semuanya disusun dan dirumuskan dalam sebuah
Rencana Bisnis, dan dilengkapi dengan kerangka waktu. Hal ini
berguna untuk mengukur kinerja, pencapaian dan prestasi UKM.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu manajemen, sebuah
perencanaan yang baik adalah yang memiliki batasan waktu.
Sebagai acuan, biasanya perencanaan dalam jangka pendek (1-6
bulan pertama) merupakan periode-periode kritis. Pada periode ini
diciptakan pondasi bagi pengembangan yang akan dilakukan pada
periode-periode selanjutnya. Selanjutnya pada jangka menengah
(1-2 tahun pertama), disini UKM dapat merumuskan SOP. Dan
dalam jangka panjang, UKM melelakukan penguatan pasar,
pengembangan usaha, serta pembentukan budaya kerja.

Kenapa Menyusun Business Plan?


Berikut adalah manfaat yang diperoleh dari penyusunan Rencana
Bisnis yang baik bagi sebuah UKM:
1. Sebagai instrumen yang membantu dalam mencari modal
pinjaman
Salah satu kemampuan dari Rencana Bisnis yang baik adalah
menggambarkan kesiapan dan keseriusan pelaku UKM dalam
melaksanakan usahanya. Semakin serius dan siap seorang

104
Memulai Usaha Baru
pelaku UKM, maka biasanya Rencana Bisnis yang disusun juga
semakin detail dan mendalam. Para calon investor atau
pemberi pinjaman dapat melihat kesiapan dan keseriusan
melalui Rencana Bisnis yang disodorkan kepadanya.
Selain itu, Rencana Bisnis juga menggambarkan peluang dan
potensi usaha yang akan diraih oleh UKM yang bersangkutan.
Juga disana digambarkan bagaimana cara meraih tujuan
tersebut secara realistis. Didalamnya juga dijelaskan kapan
saatnya UKM akan meraih Break Event Point dan berapa lama
pay back period dari bisnis yang telah direncanakan.
Pada Rencana Bisnis juga akan dicantumkan siapa saja pihak-
pihak yang akan terlibat dalam pencapaian tujuan UKM
tersebut. Siapa saja pesaing yang harus dihadapi, dan
bagaimana karakter dan sifat dari pelanggan nyang akan
dilayani. Berbagai hal tersebut memberikan pertimbangan-
pertimbangan bagi para investor atau intstitusi penyedia kredit
untuk menilai kelayakan sebuah UKM.
Apabila semua kriteria-kriteria yang diinginkan oleh investor
atau institusi penyedia kredita tersebut dapat dipenuhi,
tentunya proses pemenuhan kebutuhan dana sebuah UKM
dapat berjalan dengan lancar.
2. Instrumen yang membantu dalam pertimbangan melanjutkan
atau mengehentikan UKM
Tidak selamanya sebuah UKM harus diperjuangkan dan
dikembangkan secara mati-matian. Adakalanya seorang
wirausaha harus realistis terhadap UKM yang dimilikinya
tersebut sehingga harus mengambil keputusan untuk
menghentikan usahanya. Dengan demikian, wirausaha tersebut
dapat memindahkan energi dan perhatiannya ke usaha yang
lebih prospektif.
Namun mengambil sebuah keputusan apakah melanjutkan
atau menghentikan sebuah usaha tentunya merupakan sebuah
keputusan yang sangat penting sekali. Seorang wirausaha
tentunya tidak dapat mengambil keputusan penting tersebut
secara serta merta tanpa adanya pertimbangan.

105
Memulai Usaha Baru
Sebagaimana layaknya rambu lalu lintas, Rencana Bisnis dapat
digunakan sebagai rambu-rambu pelaksanaan usaha. Didalam
sebuah Rencana Bisnis yang baik tentunya akan memiliki
berbagai milestone/ checpoint atau jalur-jalur yang dilewati
seiring dengan proses pencapaian tujuan. Misalnya,
sebelumnya telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan,
maka perusahaan harus mencapai titik-titik pendapatan. Maka
dari tahapan pencapaian yang telah dirumuskan tersebut,
pelaku UKM dapat menilai apakah UKM yang dipimpinnya
tersebut sudah on the track atau ketinggalan dari target yang
ditetapkan.
Saat penyusunan Rencana Bisnis, pelaku UKM tentu dengan
sendirinya melakukan analisis dan evaluasi diri. Di tahapan ini
pelaku UKM tersebut mendata kembali berbagai sumber daya
yang dimiliki serta kekuatan finansialnya. Jika suatu UKM telah
berjalan selama beberapa waktu, maka pada saat ini akan
kelihatan perkembangan kondisi keuangan yang dimiliki oleh
UKM tersebut.
Maka akan ketahuan, apakah ada pengeluaran yang tidak
efisien yang telah dikeluarkan selama ini. Bila ditemukan pos-
pos pengeluaran yang tidak efisien, maka akan dihilangkan.
Berdasarkan Rencana Bisnis tersebut, akan terlihat pula jika
seandainya perencanaan pengembalian investasi kepada para
investor tidak seperti yang disepakati sebelumnya. Jika
ditemukan kondisi seperti itu, maka tentunya pelaku UKM akan
melakukan berbagai perbaikan-perbaikan agar memenuhi
kewajibannya. Karena selain mengembangkan UKM yang
dimilikinya, wirausaha tersebut juga memiliki kewajiban
terhadap dana yang telah ditanamkan oleh investor. Maka di
lain sisi, Rencana Bisnis juga dapat dijadikan sebagai alat
evaluasi oleh investor yang telah menanamkan uangnya.
Oleh karena itu, investor akan menilai kembali keputusannya
yang telah diambil sehubungan penyuntikan dana kepada
pelaku UKM. Jika seandainya nilai investasinya ditemukan baik,
bukan tidak mungkin investor akan menanamkan lebih banyak

106
Memulai Usaha Baru
lagi dana. Namun jika tidak, maka investor akan segera
menarik dana.
3. Sebagai instrumen untuk membantu mengembangkan ide
bisnis
Rencana bisnis merupakan salah satu instrumen yang
digunakan pelaku UKM untuk memperluas ide bisnisnya.
Dengan penyusunan sebuah Rencana Bisnis, maka dengan
sendirinya ide-ide bisnis akan lebih terencana dan sistematis.
Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, didalam
Rencana Bisnis juga dirangkum berbagai informasi mengenai
pelanggan potensial, cara mendekati pelanggan potensial
tersebut, serta bagaimana operasional UKM akan dijalankan.
Dengan demikian, pelaku UKM seolah-olah seperti melihat
sebuah peta yang menunjukkan posisinya sekarang dan posisi
yang akan ditujunya. Tinggal keberanian dan kekreatifan dari
pelaku UKM tersebut untuk melahirkan ide-ide serta strategi-
strategi segar dalam meraih pelanggan.
4. Sebagai instrumen yang dapat mengidentifikasi permasalahan
di dalam UKM
Melalui penyusunan Rencana Bisnis, akan terlihat bagaimana
sebuah UKM dirancang, bagaimana pola pemasaran yang telah
dilaksanakan, proses operasional yang telah dilakukan, serta
tanggungjawab masing-masing personil yang ada di dalam
UKM. Dengan demikian, berbagai faktor yang menjadi
penghambat, atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
masing-masing bagian akan terlihat.
5. Sebagai instrumen panduan bagi pihak internal maupun
eksternal UKM
Agar dapat mencapai tujuannya, sebuah UKM tentunya harus
menjelaskan telebih dahulu tugas dan tanggung jawab yang
harus dipenuhi. Didalam Rencana Bisnis tersebut juga
dijelaskan berbagai milestone atau titik-titik tujuan yang mesti
dicapai, dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

107
Memulai Usaha Baru
Informasi ini dapat digunakan oleh sebuah UKM yang sudah
memiliki beberapa orang personil, sebagai alat untuk
menyamakan persepsi dan tujuan. Dengan demikian, masing-
masing personil memahami bagaimana kondisi ideal yang akan
dicapai oleh UKM, sekaligus memahami tanggungjawabnya
masing-masing. Rencana Bisnis yang baik juga sedapatnya
diturunkan pada SOP.
Dilain pihak, investor juga dapat melihat arah tujuan dari UKM
sehingga bisa menilai kelayakan dari UKM tersebut. Jika
dibutuhkan, investor juga bisa memberikan sumbang saran
maupun masukan kepada UKM sehubungan dengan
pemaksimalan sumber daya yang dimiliki saat ini.

Metode Penyusunan Business Plan/ Rencana Bisnis


Agar sebuah UKM memiliki arah dan patokan yang jelas, maka
sebaiknya sebuah UKM melakukan penyusunan Rencana Bisnis
yang baik. Rencana Bisnis/ business plan pada dasarnya merupakan
sebuah dokumen yang disusun dan terdiri dari sekumpulan
rencana pada seluruh aspek yang dikelola oleh UKM tersebut.
Aspek-aspek tersebut diantaranya aspek pemasaran, aspek
keuangan, aspek operasional, aspek sumber daya manusia dan
lain-lain.
Terdapat berbagai alasan mengapa sebuah UKM sebaiknya
menyusun sebuah Rencana Bisnis, sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas. Namun seringkali alasan utama seseorang
menyusun Rencana Bisnis adalah untuk menyediakan informasi
yang lengkap bagi investor maupun lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas kredit.
Dalam penyusunan sebuah Rencana Bisnis sebenarnya tidak
dibatasi pada satu aturan yang baku, namun biasanya sebuah
Rencana Bisnis terdiri dari:
1. Executive Summary
2. Deskripsi Bisnis
3. Analisis Pasar (baik peluang maupun potensi pasar)

108
Memulai Usaha Baru
4. Strategi Pemasaran
5. Rencana Operasional
6. Rencana Sumber Daya Manusia
7. Manajemen Perusahaan
8. Rencana Keuangan
9. Rencana Pengembangan Bisnis
10. Timeline dan Milestones
11. Exit Strategy
12. Lampiran- Lampiran

Format Rencana Bisnis tidak baku, dan dapat disesuaikan pada


gaya penyusunnya sendiri atau sesuai dengan karakter pihak
investor atau lembaga keuangan. Artinya, Rencana Bisnis
hendaknya disusun dengan gaya yang paling enak dibaca oleh
penggunanya. Namun yang harus diperhatikan adalah jangan
sampai merubah esensi dari apa yang sebenarnya hendak
disampaikan oleh Rencana Bisnis tersebut.
Oleh karena itu, penyusunan Rencana Bisnis hasil akhirnya sangat
bergantung kepada mengapa Rencana Bisnis itu dibuat dan siapa
yang akan menggunakannya. Sebagai contoh, Rencana Bisnis
sebuah UKM yang masih berskala mikro tentunya tidak
membutuhkan pejelasan yang mendetil di bagian rencana
operasional, rencana pemasaran, dan manajemen perusahaan. Hal
ini karena kecilnya UKM yang menyusun Rencana Bisnis tersebut
sehingga jumlah personil yang dimiliki pun masih terbatas.
Rencana Bisnis yang disusun agar mendapatkan pinjaman dari
sebuah lembaga keuangan seperti bank, akan lebih baik apabila
mencantumkan rencana keuangan yang dilengkapi rencana
pengangsuran kredit. Dari sana pihak bank bisa melihat seberapa
besar pinjaman yang dibutuhkan oleh UKM, untuk apa saja
pinjaman tersebut akan digunakan, serta berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh UKM tersebut untuk melunasi hutangnya.

109
Memulai Usaha Baru
Sedangkan jika sebuah Rencana Bisnis disusun dengan tujuan
untuk menarik minat investor, maka yang harus menonjol adalah
analisa pasar yang membahas mengenai peluang serta potensi
pasar. Didalamnya juga harus dicantumkan mengenai penawaran-
penawaran investasi yang dapat diambil oleh investor, serta exit
strategy sekiranya usaha yang dijalankan tidak berjalan sebaik yang
diharapkan.
Sebuah Rencana Bisnis juga biasanya disusun untuk rentang waktu
3-5 tahun kedepan. Agar dapat dipertanggunjawabkan segala isi
yang dicantumkan oleh penyusunannya, maka Rencana Bisnis
haruslah mengandung data-data yang valid dan benar, baik berupa
data internal maupun data eksternal.
Dalam proses penyusunan Rencana Bisnis, ada beberapa hal yang
harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses penyusunan
dilaksanakan. Diantaranya adalah:
1. Mempersiapkan profil produk yang ditawarkan kepada
pelanggan
Profil produk berarti informasi mengenai produk yang
ditawarkan. Sebaiknya dijelaskan keunggulan-keunggulan dari
produk dan mengapa produk tersebut bisa menarik perhatian
pelanggan.
2. Mempersiapkan alur produksi
Proses produk si pada dasarnya adalah mengubah input
menjadi output malalui serangkaian proses. Penjelasan
mengenai alur produksi tersebut bisa digambarkan dalam
bentuk flowchart, kapasitas produksi, jadwal kerja dan lain-lain.
3. Membaca data dan menganalisai data ekonomi makro
Ini adalah sebagai pelengkap dari analisa pasar yang akan
dilaksanakan. Melakukan analisa data ekonomi makro tidak
harus dengan angka-angka statistik yang rumit, namun yang
terpenting adalah dapat menggambarkan kondisi riil
perekonomian yang sedang dihadapi. Data ekonomi yang
dapat digunakan seperti data pertumbuhan ekonomi, suku

110
Memulai Usaha Baru
bunga, besaran pajak, inflasi dan lain-lain sesuai dengan
kebutuhan.
4. Laporan keuangan
Laporan ini hanya disipakan oleh UKM yang telah berjalan dan
telah melaksanakan pemasaran. Jika UKM yang masih benar-
benar baru, maka yang dipersiapkan adalah asumsi
pendapatan, asumsi pengeluaran, proyeksi perkembangan
keuangan dalam beberapa tahun ke depan dan sebagainya
sesuai dengan kebutuhan.
5. Analisis keuangan
Bagi UKM yang sudah lebih maju dapat melengkapi datanya
dengan perhitungan-perhitungan Return on Investment (ROI),
Break Event Point (BEP), Net Present Value (NPV) Internal Rate
of Return (IRR), Sales Margin dan lain-lain.
Setelah mempersiapkan berbagai keperluan yang dibutuhkan
dalam penyusunan Rencana Bisnis, barulah kita dapat melakukan
penyusunan per bagian sebagaimana yang telah disampaikan
sebelumnya.
1. Executive Summary
Executive summary merupakan penjelasan singkat yang
merangkum seluruh isi dokumen Rencana Bisnis. Bagian ini
harus dapat menjelaskan secara singkat gambaran besar dari
Rencana Bisnis yang dimaksud. Hal ini sangat penting sekali,
karena para investor atau pihak yang mewakili bank biasanya
memiliki kesibukan dan jadwal yang sangat padat. Terkadang
ketika disodori sebuah Rencana Bisnis/ business plan, untuk
menghemat waktu mereka hanya membaca bagian Executive
summary-nya saja. Apabila dinilai tidak menarik atau tidak
feasible, maka mereka menghentikan hingga Executive
summary saja dan menolak permohonan/ penawaran pelaku
UKM yang bersangkutan. Untuk itu, pelaku UKM yang
menyusun sebuah Executive summary harus mampu
menyusunnya sehingga dengan membaca bagian ini saja,

111
Memulai Usaha Baru
investor atau pihak bank tertarik untuk melanjutkan membaca
hingga pada akhirnya bersedia untuk mengucurkan dana.
Mengenai trik penyusunan Executive summary yang baik,
pernah dijelaskan oleh lembaga Ciputra Entrepreneurship yang
dicantumkan pada website mereka, sebagaimana yang dikutip
dibawah ini:

Bagaimana Menulis
Executive Summary?
CIPUTRA ENTREPRENEURSHIP

Entrepreneur dan investor adalah dua pihak yang saling membutuhkan.


Saat seorang entrepreneur ingin menjual idenya kepada investor potensial,
tidak hanya dibutuhkan penjelasan secara lisan yang panjang lebar tetapi
juga sebuah paparan tertulis yang sistematis, sering disebut sebagai
executive summary. Bila Anda masih belum memahami kegunaan dan
bagaimana menyusun sebuah executive summary yang baik dan menarik,
Anda tiba di laman yang tepat karena apa yang Anda baca berikut akan
menjawab keingintahuan Anda.

Pertama-tama, mengapa kita harus menyusun sebuah executive summary?


Secara singkat, bisa dikatakan executive summary adalah senjata seorang
entrepreneur selain sebuah business plan dan proposal investasi.
Executive summary ini biasanya mencakup detil utama laporan Anda.
Namun jangan sampai detil tersebut membosankan pembacanya. Triknya
adalah Anda harus sedapat mungkin menjelaskan apa yang Anda sedang
kerjakan dalam perusahaan Anda secara garis besar dan sebisa mungkin
menarik perhatian mereka. Jangan suguhkan analisis rumit, grafik yang
terlalu kompleks, angka-angka yang membutuhkan pemahaman intensif
dan paparan yang terlalu bertele-tele. Executive summary juga bisa
digunakan untuk menentukan aspek-aspek mana yang menjadi
keunggulan perusahaan Anda dan aspek mana yang membutuhkan
penjelasan.

Proses menyuling inti dari bisnis Anda menjadi beberapa halaman


executive summary akan membuat banyak entrepreneur harus berpikir
keras. Anda sebagai entrepreneur harus bisa memilah mana yang penting
dan bisa dicantumkan dan mana yang harus dibuang karena kurang perlu.
Menyusun sebuah executive summary memungkinkan Anda
mengembangkan visi yang lebih baik mengenai bagaimana perusahaan
Anda seharusnya melangkah dan bagaimana Anda menjadi lebih baik

112
Memulai Usaha Baru
dalam menyampaikan kisah Anda.

Mengapa Anda butuh executive summary?


Investor, pemberi pinjaman, eksekutif, manajer, dan CEO adalah
sekelompok orang dengan berbagai kesibukan. Ini berarti executive
summary ialah jalan pintas agar rencana bisnis Anda bisa tersampaikan
kepada mereka dengan praktis dan cepat.

Alasan utama untuk menyertakan executive summary ialah bahwa dalam


banyak kasus, itulah satu-satunya hal yang akan dibaca oleh orang yang
dituju. Ditemui dalam banyak kasus, investor membaca executive
summary untuk menentukan apakah mereka akan membaca business plan
atau tidak. Jarang ditemui seorang investor atau pemberi pinjaman yang
bersedia membaca keseluruhan business plan Anda, setidaknya dalam
tahapan awal analisis dan pertimbangan untuk pendanaan sehingga
executive summary menjadi kunci penting.

Sebelum menyusun executive summary, satu hal yang perlu diingat ialah
tujuan menyusun executive summary bukan untuk membuat seorang
investor memberikan Anda cek berisi uang. Akan tetapi ada tujuan yang
lebih utama lagi, yaitu membuat calon investor itu membaca business plan
Anda hingga tuntas dan menjadwalkan sebuah pertemuan atau rapat
dengan Anda.

Langkah 1: Susun pembuka yang menarik


Bagian pertama sebaiknya menjadi bagian yang paling merangsang
keingintahuan untuk membuka lembaran berikutnya. Bagian terpenting ini
berwujud sebuah paragraf pertama dalam executive summary yang dengan
jelas dan ringkas menjelaskan apa yang dikerjakan oleh perusahaan Anda.
Sebagian besar business plan diawali dengan kisah yang mencoba untuk
menciptakan kegembiraan, dan hal ini tidak selalu berhasil.
Itulah mengapa paragraf pertama harus mampu menarik pembacanya
untuk membaca hingga tuntas. Mungkin Anda memiliki sebuah momen
yang menarik yang bisa dimasukkan di dalamnya, jangan ragu untuk
mencantumkan itu. Atau jika belum terlalu menarik, cobalah menemukan
masalah yang bisa ditemukan di pasar atau lingkungan sekitar yang belum
begitu maksimal terlayani. Pastikan Anda selalu menggunakan bahasa
yang ringkas dan padat.

Langkah 2: Sebutkan kelebihan/ kekuatan utama


Tidak ada format baku pasti mengenai sebuah executive summary yang
baik. Namun secara umum kita bisa pastikan bahwa menyebutkan
kelebihan utama perusahaan Anda akan menarik orang yang membaca dan
membuat pembaca lebih yakin. Sajikan dengan sederhana dalam poin-
poin yang singkat tetapi mengena.

Langkah 3: Hubungan dengan pembaca


Penting sekali untuk mengetahui siapa yang akan membaca exectuive

113
Memulai Usaha Baru
summary yang akan disusun. Bagi pembaca yang berbeda, perlu diberikan
penyesuaian yang unik pula agar pesan yang disampaikan bisa dipahami
dengan baik. Buatlah kisah yang Anda angkat sedemikian rupa agar
membuat pembaca terlibat dengan usaha Anda dan hasil yang ingin Anda
capai kelak. Jika Anda memiliki sebuah tim manajemen yang solid, Anda
bisa menceritakan itu.

Tanyakan pada diri sendiri apa yang unik dalam perusahaan Anda dan apa
yang menyenangkan tentang perusahaan itu. Setelah Anda menjelaskan
apa yang dikerjakan dalam perusahaan Anda, tiba saatnya untuk
memaparkan alasan mengapa Anda yakin bahwa Anda unik dan
memenuhi syarat untuk berhasil.

Langkah 4: Ceritakan kemitraan unik


Salah satu hal yang bisa Anda paparkan secara ringkas dalam executive
summary ialah bagaimana Anda bisa membangun hubungan atau
kemitraan yang unik dengan pihak-pihak yang ada di sekitar Anda.

Langkah 5: Cantumkan daya tarik dan pelanggan Anda


Tanyakan pada diri Anda, daya tarik apa yang Anda ketahui bisa membuat
orang untuk membeli produk atau jasa dari perusahaan Anda.

Langkah 6: Tambahkan paten atau teknologi


Bila perusahaan Anda memiliki inovasi-inovasi yang sudah berhasil
diterapkan di pasar dan memecahkan problem yang dihadapi konsumen,
jangan ragu untuk mencantumkan dan menggarisbawahinya dalam
executive summary.

Langkah 7: Jelaskan rencana pemasaran yang unik


Tergantung pada siapa pembaca Anda, Anda bisa mencoba untuk
menerapkan pendekatan yang lebih tegas terhadap penyusunan executive
summary. Setelah paragraf pertama, sebaiknya Anda merangkum setiap
bagian dalam executive summary dengan urutan yang sama yang
ditampilkan dalam business plan yang lengkap.

Apa yang harus dicantumkan di dalam struktur executive summary?


Berikan:
Rangkuman deskripsi perusahaan
Permasalahan
Solusi Anda
Mengapa dibuat sekarang

Terutama sekali Anda perlu memperhatikan pertanyaan yang ke 4, karena


ini membuat executive summary Anda lebih kontekstual dalam aspek
waktu. Hal yang harus dihindari ialah membuat pembaca kurang mengerti
bahwa ada aspek urgensi waktu di dalamnya. Buat mereka merasa akan
menyesali keputusan untuk melewatkan kesempatan mendanai perusahaan
Anda.

114
Memulai Usaha Baru
Langkah 8: Tambahkan laporan keuangan
Setelah mendeskripsikan semua unsur di atas, executive summary juga
sebaiknya mencantumkan ringkasan singkat tentang kondisi keuangannya.
Untuk itu, diperlukan pencantuman valuasi kesepakatan yang ada,
sehingga pembaca mengetahui secara langsung apa saja risikonya dan
keuntungan apa yang bisa diperolehnya.

Langkah 9: Pilihlah ragam bahasa yang sesuai


Tidak ada istilah one size fits all dalam pembuatan executive summary
yang ideal. Artinya, Anda harus membuat executive summary dengan
ragam bahasa dan penyampaian yang berbeda untuk orang dengan
karakteristik yang berbeda pula. Itulah mengapa penting sekali
mengetahui siapa dan bagaimana orang yang akan membaca executive
summary Anda. Misalnya, jika Anda menulis executive summary untuk
seorang investor dengan latar belakang teknik kimia, teknik penyampaian,
pemilihan terminologi, dan ragam bahasanya juga harus dibedakan dari
mereka yang jebolan akuntansi atau perbankan. Singkatnya, gunakan
bahasa yang bisa dipahami dengan baik oleh pembaca.
Itulah mengapa saat Anda ingin menyuguhkan executive summary ke
orang yang berbeda, Anda juga harus melakukan penyesuaian ragam
bahasa. Triknya Anda bisa menyusun executive summary dalam beberapa
versi untuk kelompok pembaca tertentu. Pertimbangkan untuk tetap
terlihat profesional, hangat dan bebas dari kesalahan yang memalukan.
Perhatikan juga penggunaan kata ganti orang, lebih baik pilih kata ganti
seperti kami daripada perusahaan. Mengapa? Karena ini akan
mengeratkan dan mendekatkan hubungan bisnis Anda dengan pembaca.
Tunjukkan kepercayaan diri dalam setiap kata yang Anda pilih. Jika
penulis tidak dengan jelas menjelaskan keyakinannya mengenai bisnisnya
sendiri, tidak ada alasan kuat bagi orang lain untuk memahaminya pula.

Langkah 10: Pastikan panjangnya pas


Panjang executive summary memang subjektif, tergantung banyak faktor
seperti panjang business plan atau proposal investasi yang dikirimkan.
Namun intinya setiap executive summary haruslah unik, berbeda dari yang
lain. Meski begitu, normalnya sebuah executive summary panjangnya
antara 1 halaman hingga 4 halaman saja. Jika mungkin lebih dari itu,
Anda bisa menyiasati dengan mengecilkan ukuran font , melebarkan
margin halaman, mengecilkan ukuran gambar atau tabel, atau mengubah
jenis huruf dan spasi.

Langkah 11: Uji executive summary Anda


Setelah selesai, jangan gembira dulu. Anda disarankan untuk memberikan
executive summary itu kepada anak usia sekolah dasar. Apa tujuannya?
Dengan menyuruh seorang anak membaca executive summary Anda, akan
diketahui dengan lebih pasti apakah exectuive summary Anda sudah
mampu menyampaikan pesan Anda atau belum. Setelah membaca
tanyalah anak itu mengenai apa yang perusahaan Anda lakukan. Jika ia

115
Memulai Usaha Baru
bisa menjawab dengan baik, artinya executive summary Anda pun
berpeluang lebih mudah dimengerti oleh orang dewasa yang memiliki
pemikiran, wawasan lebih luas dan kematangan kognitif lebih tinggi.

2. Deskripsi Bisnis
Pada bagian deskripsi bisnis dijelaskan mengenai produk apa
yang akan/ sudah ditawarkan kepada para pelanggan. Produk
yang ditawarkan tersebut bisa berupa barang, jasa,
pengalaman, properti dan lain sebagainya.
Penjelasan mengenai produk yang ditawarkan tersebut
selanjutnya dilanjutkan dengan analisa sehubungan dengan
peluang dan potensi pasar. Deskripsi bisnis yang baik
mencakup:
a. Fungsi dan cara kerja produk, termasuk berbagai fitur yang
ditawarkan.
b. Keunggulan produk yang bersangkutan dibandingkan
dengan produk pesaing
c. Daftar harga, jika produk yang ditawarkan ada bermacam-
macam atau paket
d. Cara distribusi penjualan
e. Resiko yang akan dihadapi sekiranya ada
3. Analisis Pasar
Analisis pasar merupakan sebuah kajian yang dilakukan
terhadap peluang maupun potensi pasar yang dilakukan oleh
sebuah UKM terhadap industri yang akan dimasukinya. Analisis
pasar harus dilaksanakan secara tepat karena akan dapat
mempengaruhi berbagai kegiatan dan program yang akan
disusun oleh bagian pemasaran, keuangan serta bagian
lainnya.
Aaker dan kawan-kawan (2004) menjelaskan dimensi apa saja
yang harus ada dalam sebuah analisis pasar

116
Memulai Usaha Baru
a. Ukuran pasar (saat ini dan masa depan)
b. Tren pasar
c. Tingkat pertumbuhan pasar
d. Struktur biaya relatif
e. Faktor kunci sukses
4. Strategi Pemasaran
Pada dasarnya sebuah strategi yang berhubungan dengan 4 P
pemasaran. Yaitu Product, Price, Place, Promotion (produk,
harga, tempat/ distribusi/ promosi). Untuk menyusun sebuah
rencana strategi pemasaran yang baik, sebaiknya dilengkapi
juga dengan:
a. Analisisi Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats
(SWOT’s)
b. Analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)
5. Rencana Operasional
Rencana operasional merupakan penjelasan mengenai
bagaimana cara sebuah UKM mengubah input agar menjadi
output yang melewati serangkaian proses. Dalam kata lain,
bagian ini menjelaskan berbagai aktifitas yang dilaksanakan
oleh UKM dalam sehari-harinya.

117
Memulai Usaha Baru
Sebuah rencana operasional yang baik hendaknya
mengandung informasi:
a. Tujuan kegiatan operasi
b. Berbagai aktifitas yang dilaksanakan dalam proses
produksi/ operasi
c. Target produksi
d. Jadwal pekerjaan
e. Standar kualitas yang diharapkan
6. Rencana keuangan
Rencana kuangan yang disusun sebaiknya dilengkapi dengan
informasi-informasi sebagai berikut:
a. Kebutuhan modal
Pada bagian ini dijelaskan berbagai kebutuhan yang
muncul sebagai konsekuensi dari perencanaan pemasaran,
operasional, sumber daya manusia dan lain-lain. Maka
dengan membaca bagian ini, investor memahami
kebutuhan dana, serta mendapatkan patokan seberapa
besar investasi/ pinjaman yang akan diberikan.
b. Proyeksi laba rugi
Bagian ini menyusun perencanaan yang terbagi dari
pengeluaran dan pemasukan selama beberapa tahun (satu
periode) ke depan. Dengan demikian, pelaku UKM, investor
maupun lembaga penyedia fasilitas kredit dapat
memperhitungkan pengembalian dana/ investasi yang
ditanamkan.
c. Analisis keuangan
Disarankan agar sebuah Rencana Bisnis dilengkapi dengan
sebuah analisis keuangan, terutama apabila Rencana Bisnis
tersebut akan diajukan sebagai pelengkap dari pengajuan
investasi atau peminjaman dana. Analisis keuangan
berisikan analisa-analisa Return on Investment (ROI), Break

118
Memulai Usaha Baru
Event Point (BEP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP).

119
Memulai Usaha Baru
Penutup

Vince Lombardi pernah mengatakan


“Perjalanan sejauh ribuan mil dimulai dari
satu langkah pasti”. Artinya, mimpi sebesar
apapun tidak akan terwujud kecuali dimulai
pada saat ini. Buku tipis ini tidak akan
berguna jika hanya dibaca dan disimpan
begitu saja. Ia akan menjadi sangat berarti
ketika ilmu-ilmu yang terangkum di
dalamnya dipraktekan dalam
pengembangan usaha. Oleh karena itu,
mulailah usaha saat ini juga.

120
Memulai Usaha Baru
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A., V. Kumar, dan George S. Day. 2004. Marketing Research
10th Edition. Cornell University: New York
Afiff, Faisal. 2003. Pendekatan Manajemen Bisnis Berbasis
Profesionalisme dan Kewirausahaan: Menuju Era Indonesia
Baru. Jurnal Ilmiah Universitas Paramadina, Volume 2 Nomor 3
Mei 2003, ISSN 274:286: Jakarta
Backhaus, K., B.A Stoner., K. dan K. Heiner. 2002. Exploring the
Relationships Between Corporate Performance and Employer
Attractiveness. Business and Society, 41 (3): 177-209
Becker, B. dan B. Gerhart. 1996. The Impact of Human Resource
Management on Organizational Performance: Progress and
Prospects. Academy of Management Journal, 39 (4): 779-801
Bygrave, William D., dan Andrew Zacharis. 2014. Entrepreneurship 3rd
Edition. Wiley: New Jersey
Ciputra Entrepreneurship. 2014. Bagaimana Menulis Executive
Summary?. Diakses 12 April 2014.
<http://www.ciputraentrepreneurship.com/rencana-
bisnis/bagaimana-menulis-executive-summary>.
Coulthard, Max., Andrea Howell, dan Geoff Clark. 1999. Business
Planning: The Key to Success. Macmillan Education: Australia
Droms, William G. 2005. Finance and Accounting for Nonfinancial
Managers, 3rd Edition. Addison-Wesley: Massachusetts
Faiz. 2013. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Sebagai Tameng
Perekonomian Indonesia di Tengah Krisis Global. Kanopi FEUI:
Jakarta
Finnegan, Willian. 2002. Affinity Groups and the Movement Against
Corporate Globalization. New Scientist: London
Harahap, Sofyan Safri. 2005. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo:
Jakarta
Harnanto. 2003. Akuntansi Keuangan Menengah. BPFE: Jogjakarta

121
Memulai Usaha Baru
Hasibuan, S.P. Malayu. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cetakan II. PT. Toko Gunung Agung: Jakarta
Hisrich, Robert dan Michael peters. 2008. Entrepreneurship/
kewirausahaan. Salemba empat : Jakarta
Infoukm.wordpres,com. Definisi dan Kriteria UKM Menurut Lembaga
dan Negara Asing. Diakses 4 April 2014.
<http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/definisi-dan-kriteria-
ukm-menurut-lembaga-dan-negara-asing>
Kalakota dan Whinston, 1996. Frontiers of Electronic Commerce.
Addison-Wesey Publising Company Inc. Massachusetts
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 2010. Data Usaha Kecil
Menengah dan Usaha Besar Tahun 2010. Jakarta
Keputusan Menteri Keuangan nomor 40 tahun 2003
Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 99 tahun 1998
Kim, W. Chan., dan Renee Mauborgne. 2006. Blue Ocean Strategy
(Strategi Samudera Biru). Serambi Ilmu Semesta: Jakarta
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium Jilid 1.
Pearson Education Asia: Jakarta
Kuncoro, Mudradjad. 2010. Ekonomika Pembangunan. Airlangga: Jakarta
Kumara, Amriwansyah. 2012. Apa Pentingnya Pembukuan Bagi Bisnis
Kita? Diakses 13 April 2014.
<http://annasahmad.wordpress.com/2012/06/20/apa-
pentingnya-pembukuan-untuk-bisnis-kita/>
Latief, Abdullah. 2013. Membangun UMKM sebagai Pondasi
Perekonomian Indonesia. Diakses 6 April 2014. <http://latief-
abdullah.blogspot.com/2013/06/membangun-umkm-sebagai-
pondasi.html>
Levinson, Jay Conrad. 2001. 100 Senjata Pemasaran Gerilya. Yayasan
Pengabdian Masyarakat: Jakarta
Majalah Usaha Kecil Menengah Edisi Mei-Juni 2013. Tips Pengelolaan
Keuangan Usaha Kecil Menengah.
Megginson, William L., Leon C. Megginson, dan Mary Jane Byrd. 2000.
Smalll Business Management: An Entrepreneur Handbook. Irwin/
McGraw-Hill: New York

122
Memulai Usaha Baru
Miaz, Okki Trinanda. 2012. Menyambut Bonus Demografi.
Kompasiana.com, diakses 6 April 2014.
<http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/05/08/menyambut
-bonus-demografi-460646.html>
Miaz, Okki Trinanda. 2012. Bukan SDA, Tapi SDM. Kompasiana.com,
diakses 6 April 2014.
<http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/05/02/bukan-sda-
tapi-sdm-459172.html>
Miaz, Okki Trinanda. 2011. Entrepreneurship Sebagai Solusi Ekonomi.
OkkiTrinanda.blog.com, diakses 7 April 2014.
<http://okkitrinanda.blog.com/2011/07/19/entrepeneurship-sebagai-
solusi-ekonomi/>
Miaz, Okki Trinanda. Entrepreneur = Inovator. OkkiTrinanda.blog. diakses
7 April 2014.
<http://okkitrinanda.blog.com/2011/11/26/entrepreneur-
inovator/
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Salemba:
Jakarta
Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa
Isu Penting. Salemba: Jakarta
Undang-Undang nomor 9 tahun 1995
Pasarukm.co.id. Kisah Sukses Toko Baju Muslim Online. Diakses 16 April
2014.
<http://pasarukm.co.id/suksesberbisnistokobajumuslimonline.ht
ml#sthash.kZGL5td.dpbs>
Pratiknyo, Yanto Sidik. 2005. Pentingnya Manajemen Bagi UKM. Tabloid
Peluang Usaha nomor 9 tahun 1, 26 Desember 2005 – 8 Januari
2006
Priyono. 2012. Keberdayaan Usaha Kecil Menengah. Republika, 2
September 2012
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE.
Jogjakarta
Rivai, Veithzal M., 2008. Manajemen Sumber Daya Untuk Perusahaan.
PT. Remaja Rosada. Bandung.

123
Memulai Usaha Baru
Schuler, R. dan Susan E. Jackon. 1999. Manajemen Sumber Daya
Manusia: Menghadapi Abad 21, Edisi ke 6 Jilid ke 2.
Terjemahan: Abdul Rosyid dan Peter Remy Pasla. Erlangga:
Jakarta
Simanjuntak, Parulian. 2012. Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah
Dengan Menggunakan Pendekatan Model Ekonomi di
Sumatera Utara.
Suyanto, Muhammad. 2003. Strategi Periklanan Pada E-Commerce
Perusahaan Top Dunia. Andi: Jogjakarta
Wati, Yulia Mustika. 2011. Penerapan E-Business Di Indonesia. Program
Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis, Intitut Pertanian Bogor:
Bogor
Warren, Reeve, dan Fess. 2005. Accounting, Edisi XXI. Terjemahan Aria
Farahmita dkk. Salemba Empat: Jakarta
Weston, J. Fred., dan Eugene F. Brigham. 2001. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Erlangga: Jakarta
Yuswohady. Hermawan Kertajaya dan Sumardi. 2005. 4-G Marketing: A
90 Years Journey of Creating Everlasting Brands. Markplus &
Co: Jakarta
Zimmerer,T.W., dan Scarborough,N.M. 2005. Essentials of
Entrepreneurship and Small Business Management 6 th
Edition. Pearson Education: Upper Saddle River

124
Memulai Usaha Baru
Tentang Penulis

OKKI TRINANDA MIAZ


dilahirkan di Bukittinggi pada
12 Oktober 1983. Suami dari
Mear Tri Hefitesa dan ayah
dari Kieren Mezzaluna Miaz
ini adalah dosen matakuliah
Kewirausahaan, Komunikasi
Bisnis dan Komunikasi Pema-
saran di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
semenjak tahun 2014. Sebagai penulis, ia pernah me-
menangkan Hibah Buku Teks dari Kemenristekdikti di
tahun 2014 untuk buku berjudul “Manajemen Usaha
Kecil dan Menengah”, serta setiap minggu melahirkan
tulisan di kolom opini koran-koran lokal Sumatera
Barat. Selain di Fakultas Ekonomi UNP, ia juga aktif
sebagai peneliti dan konsultan pada Yayasan Anggari
Dinamika Global.

125
Memulai Usaha Baru
126
Memulai Usaha Baru

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai