Anda di halaman 1dari 9

The Body Language in The Work Place

Seni Membaca Bahasa Tubuh untuk Meningkatkan Hubungan dan Kinerja


By Allan dan Barbara Pease
The Body Language in The Work Place (2011) menjelaskan bagaimana bahasa tubuh di
lingkungan kerja dapat memengaruhi hubungan dan kinerja. Di dalam buku ini, Anda akan
mendapatkan pemahaman mengenai cara membaca bahasa tubuh orang lain sekaligus cara
menampilkan bahasa tubuh yang tepat. Baca pimtarnya agar Anda tidak “salah tingkah” di
lingkungan kerja.

Siapa penulis buku ini?


Allan dan Barbara Pease adalah penulis tentang relasi dalam bisnis, mereka sudah menulis
beberapa buku seperti Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Maps (1998), The
Definitive Book of Body Language (2004), Why Men Don’t Have a Clue & Women Always
Need More Shoes (2004), Easy Peasy: People Skills for Life (2004).
Allan dan Barbara Pease juga merupakan pemilik dan pendiri Pease International Ltd. yang
memberikan pelatihan dan seminar mengenai relasi bisnis.

Untuk siapa buku ini?


• Konsultan, akuntan, pengacara, dan profesional yang harus membangun relasi bisnis
dengan banyak orang
• Staf, manajer, maupun pemimpin perusahaan yang ingin memiliki hubungan personal yang
baik di kantor
• Siapa saja yang ingin menjadi orang yang disukai secara personal maupun professional

Apa yang dibahas buku ini?


Menampilkan bahasa tubuh yang tepat sangat penting dalam membangun interaksi
dengan orang lain

Bayangkan Anda menjadi seorang pewawancara dalam sebuah wawancara kerja. Apa yang
akan Anda nilai saat mengevaluasi seorang kandidat? Tentu saja bukan hanya sekadar
informasi dari curriculum vitae saja, tapi juga kesan yang Anda dapatkan selama wawancara.
Jabatan tangan, cara duduk, gerak gerik, dan keseluruhan bahasa tubuh kandidat tentunya
akan memengaruhi penilaian Anda. Bahkan, mungkin saja penilaian Anda sudah muncul
semenjak 15 detik pertama wawancara melalui bahasa tubuhnya.

Dalam pimtar ini, Anda akan mempelajari beberapa bahasa tubuh yang perlu Anda
perhatikan dalam lingkungan kerja, seperti jabatan tangan, kontak mata, cara duduk dan
sebagainya. Anda akan memahami bagaimana cara membaca bahasa tubuh orang lain, serta
bagaimana meresponsnya dengan baik.

Hal menarik yang dapat Anda pelajari antara lain:


• kenapa kesan pertama merupakan hal yang penting dalam dunia bisnis;
• bagaimana mengetahui bahasa tubuh audiens dalam suatu presentasi atau rapat dapat
membantu Anda menjadi lebih persuasif;
• apa perbedaan bahasa tubuh antara pria dan wanita; dan
• kenapa menirukan bahasa tubuh rekan kerja dapat mendorong terbangunnya interaksi
yang baik
Cara berpenampilan dan berjabat tangan dapat membentuk kesan pertama

Dalam suatu wawancara kerja maupun pertemuan lainnya, Anda harus dapat menampilkan
diri dengan baik melalui penampilan, sapaan, jabatan tangan, hingga cara duduk yang tepat.
Anda harus dapat bersikap tenang, kalem, dan mengendalikan emosi—termasuk tidak
memainkan aksesoris baju, pulpen ataupun ponsel—karena gerak gerik yang tenang
mengesankan individu yang berstatus tinggi.

Hal pertama yang perlu Anda perhatikan adalah penampilan Anda. Batasi jumlah barang
yang Anda bawa. Jangan sampai memenuhi tas maupun tangan Anda karena akan membuat
Anda terlihat tidak rapi.

Selalu bawa laptop untuk pertemuan apapun, dan bawa dengan tangan kiri agar tidak
menghalangi saat berjabat tangan. Jangan membawa laptop ataupun map di depan tubuh
Anda, karena itu mengesankan Anda berusaha melindungi diri dan menyembunyikan
kegugupan.

Apabila Anda seorang pria, Anda perlu menghindari setelah berwarna coklat. Jangan lupa
perhatikan gaya rambut, keserasian pakaian, lipatan celana dan juga sepatu.

Apabila Anda seorang wanita, gunakanlah make-up yang sesuai dan tidak mencolok.
Eksperimen sosial yang dilakukan Allan dan Barbara Pease menunjukkan bahwa wanita yang
menggunakan make-up dan kacamata dinilai percaya diri, cerdas, berpengalaman; dan yang
menggunakan make-up tanpa kacamata dinilai baik dalam penampilan; sedangkan yang tidak
menggunakan make-up dan kacamata dinilai buruk dalam ketrampilan personal dan
presentasi.

Kedua, Anda harus berjalan masuk tempat wawancara atau pertemuan dengan penuh
percaya diri. Jangan menunjukkan keraguan maupun ketakutan dengan berdiri di depan pintu
ruangan. Anda harus masuk dengan yakin, meletakkan tas Anda, berjabat tangan, lalu
memposisikan duduk Anda dengan nyaman.

Jabatan tangan dapat memberikan kesan yang kuat. Jangan pernah menjabat tangan
langsung di atas meja, Anda harus melangkah dan menghampiri pewawancara untuk
memberikan jabatan tangan. Pastikan untuk memberikan tekanan yang sama eratnya seperti
yang dilakukan oleh lawan bicara Anda.

Cara berjabat tangan seringkali mencerminkan tiga sikap yang berbeda.


Sikap pertama, apabila Anda mengarahkan tangan Anda sehingga telapak tangan Anda
menghadap ke bawah, secara tidak sadar Anda menunjukkan dominasi dan keinginan
memegang kendali dalam pertemuan. Jangan melakukan jabatan tangan seperti ini dalam
wawancara.

Dalam pertemuan bisnis, apabila lawan bicara Anda memberikan Anda jabatan tangan
seperti ini, Anda dapat menggunakan tangan kiri Anda untuk memberikan jabatan tangan
ganda dan meluruskan posisi tangan lawan bicara Anda. Hal ini dapat Anda lakukan untuk
mengomunikasikan posisi yang setara.
Sikap kedua, apabila Anda mengulurkan tangan dengan telapak tangan menghadap ke atas,
secara tidak sadar Anda menunjukkan kepatuhan. Jabatan tangan ini akan efektif bila Anda
memang ingin membiarkan lawan bicara Anda mengendalikan situasi, misalnya saat
menyampaikan permintaan maaf.

Dan sikap ketiga, apabila Anda menjabat tangan dengan posisi telapak tangan lurus, maka
Anda ingin menegaskan posisi kesetaraan dan membangun rasa nyaman dengan lawan
bicara. Selanjutnya, posisi duduk yang nyaman juga penting untuk diperhatikan. Ini akan
dibahas pada bagian berikutnya.

Perhatikan cara serta posisi duduk Anda agar tercipta hubungan yang nyaman

Saat di dalam sebuah pertemuan, duduklah dengan posisi yang dapat membangun
hubungan, yaitu posisi 45 derajat. Posisi ini menjadikan suasana santai dalam pertemuan.
Kursi yang Anda duduki juga bisa mengirimkan pesan tertentu. Tinggi sandaran kursi bisa
menandakan status seseorang. Semakin tinggi posisi duduk seseorang, akan terlihat semakin
tinggi pula kedudukannya, Apabila Anda harus duduk di sofa, duduklah di pinggir sofa agar
Anda tidak tenggelam, dan aturlah posisi Anda agar tidak terlalu jauh dan terlalu dekat.

Dalam suatu pertemuan, posisi duduk kadang harus disesuaikan dengan bentuk meja yang
digunakan. Berikut ini 3 bentuk meja yang lazim digunakan dalam pertemuan.

Meja persegi memungkinkan pengaturan yang menempatkan semua orang dalam posisi yang
sama, dan mendorong semua orang terlibat dan saling berinteraksi.

Meja bundar juga memberikan posisi yang sama pada seluruh peserta pertemuan dengan
suasana yang lebih santai. Namun, apabila di meja tersebut terdapat seseorang dengan
posisi yang lebih tinggi, maka semakin dekat Anda pada orang tersebut, semakin tinggi pula
posisi Anda.

Meja kotak memiliki kecenderungan membangun kerjasama dari orang di sisi yang sama,
namun menimbulkan perlawanan dari mereka yang berseberangan.

Kemudian, dalam suatu wawancara dan pertemuan, Anda tentu harus memperhatikan cara
bicara dan tutur kata Anda. Upayakan untuk menyebut nama pewawancara Anda dua kali
dalam 15 detik pertama. Hal ini menunjukkan Anda menghormati pewawancara.

Anda juga perlu menggunakan kata-kata yang penuh kekuatan dan persuasif seperti
‘jaminan’, ‘kasih’, ‘kesehatan’, ‘mudah’, dan ‘Anda’. Perlu diingat pula bahwa individu
berstatus tinggi berkomunikasi secara efektif dan tidak bertele-tele. Karena itu, Anda harus
menghindari berbicara terlalu lama dan menggunakan ekspresi yang terlalu banyak.
Terakhir, dalam suatu wawancara dan pertemuan Anda tidak hanya harus mempersiapkan
diri saat masuk namun juga saat keluar.

Pastikan Anda meninggalkan ruangan sama seperti saat Anda datang. Rapihkan barang-
barang Anda dengan teliti dan tidak tergesa-gesa, berjabat tangan, dan berjalan keluar. Jika
pintu tertutup saat Anda datang, maka tutup kembali pintunya saat Anda keluar.
Bahasa tubuh yang tepat dapat membantu Anda menguasai rapat dan
menjadi lebih persuasif saat presentasi

Melakukan presentasi atau memimpin rapat seringkali menjadi tantangan besar bagi
beberapa orang, beberapa hal ini bisa membantu Anda untuk dapat menguasainya.
Pada tahap persiapan, Anda perlu memperhatikan posisi Anda saat melakukan presentasi.
Sudah umum diketahui bahwa otak kanan mengendalikan sisi emosional, sedangkan otak kiri
mengendalikan sisi logika dan analisis manusia. Saat berbicara di sebelah kiri pendengar,
Anda memberi efek kuat pada otak kanan, dan sebaliknya. Karena itu, saat Anda ingin
menyentuh sisi emosional audiens, maka berdirilah di sebelah kiri pendengar.

Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan posisi duduk audiens Anda. Sudah diketahui
secara luas bahwa audiens yang duduk di depan akan lebih mudah menerima apa yang
disampaikan pembicara. Karena itu, dalam suatu presentasi bisnis, pastikan orang yang ingin
Anda yakinkan berada di barisan depan.

Atau, gunakanlah pengaturan tempat duduk ‘tapal kuda’ agar semua orang berada di barisan
depan.

Adanya materi visual juga dapat membantu Anda dalam presentasi. Penelitian
mengungkapkan tingkat retensi presentasi verbal hanya 10%, sedangkan tingkat retensi
gabungan presentasi verbal dan visual adalah 50%.

Saat melakukan presentasi ataupun rapat, beberapa tips berikut dapat berguna bagi Anda.
Pertama, lakukanlah presentasi dengan berdiri. Berdiri dapat membantu Anda untuk merasa
lebih siap. Berdiri juga membuat suara Anda terdengar lebih berwibawa dan membuat Anda
dapat berpikir lebih cepat.

Namun pastikan postur Anda tegak. Jangan berdiri dengan posisi tangan seperti menutupi
ristleting yang rusak ataupun menyilangkan kaki, karena posisi ini menunjukkan sikap
defensif dan tertutup.

Kedua,lakukanlah kontak mata. Upayakan untuk dapat melakukan kontak mata dengan
seluruh audiens supaya memaksa mereka memperhatikan apa yang Anda sampaikan.
Apabila jumlah audiens cukup banyak atau posisi berdiri Anda cukup jauh, tetapkan satu titik
atau orang untuk menjaga kontak mata.

Ketiga, perhatikan gerak gerik Anda. Yang harus Anda lakukan adalah menunjukkan sikap
yang penuh percaya diri dan tegas. Anda juga harus menghindari gerakan-gerakan negatif
seperti menunjuk ke arah audiens, menyilangkan tangan, memegang wajah, dan sebagainya.
Gerak gerik Anda harus menunjukkan bahwa Anda cukup ekspresif dan menjiwai presentasi
Anda, tapi jangan berlebihan.
Gunakanlah gerakan tubuh yang tepat dan pekalah terhadap bahasa tubuh
audiens

Ada beberapa bahasa tubuh yang dapat Anda gunakan dalam presentasi/rapat.
Pertama, posisi menyatukan jemari dapat menarik perhatian dalam rapat. Tangan atau
pulpen juga dapat menjadi ‘daya ungkit’ untuk mengarahkan pandangan audien.
Kedua, menirukan orang lain (dengan samar) dapat membuat orang lain menyukai Anda dan
membuat mereka lebih santai.

Ketiga, menjaga jarak duduk dengan klien maupun rekan Anda sangat penting karena setiap
orang memiliki area privasinya masing-masing.
Keempat, Anda perlu menganggukan kepala saat orang lain sedang berbicara untuk
menunjukkan bahwa Anda mendengarkan.

Apabila Anda wanita, Anda harus belajar untuk dapat berbicara dengan tegas, terutama
dalam urusan bisnis. Wanita memiliki kecenderungan untuk menghindari perkataan yang
terdengar agresif. Perlu diingat bahwa tidak semua orang dapat menangkap isyarat yang
Anda sampaikan, jadi Anda harus dapat berbicara dengan tegas.

Selain memperhatikan bahasa tubuh Anda sendiri, Anda juga harus peka terhadap bahasa
tubuh audiens. Ada beberapa bahasa tubuh yang perlu Anda waspadai.

Mata berkeliaran, menandakan bahwa orang tersebut sedang mencari jalan keluar. Senyum
dengan bibir terkatup, menandakan orang tersebut pura-pura tertarik padahal tidak.

Menyilangkan tangan, yang berarti sikap defensif, menandakan orang tersebut berusaha
melindungi diri dari apa yang tidak ia sukai.

Sedangkan menyorongkan tubuh ke depan dengan kedua tangan di lutut atau berpegangan
pada kursi, bisa menjadi isyarat keinginan untuk mengakhiri pertemuan.
Terdapat beberapa bahasa tubuh yang tidak boleh Anda lakukan dikantor
karena memberikan kesan negative

Selain bahasa tubuh yang sudah dijelaskan, terdapat beberapa bahasa tubuh yang perlu
Anda perhatikan dalam menjaga pergaulan Anda di kantor.

Sikap duduk yang salah dapat membuat orang lain bersikap defensif. Apabila Anda seorang
pria yang sedang berbicara dengan wanita, duduklah dengan mengatupkan lutut Anda.
Karena posisi duduk dengan kaki terbuka mengisyaratkan bahwa Anda ingin menunjukkan
kekuasaan.

Posisi yang juga perlu diwaspadai adalah duduk dengan menyilangkan tangan di belakang
kepala. Jika Anda pria, gaya ini hanya boleh Anda lakukan untuk mengintimidasi lawan bicara
Anda.

Jika Anda wanita, jangan sekali-kali melakukan hal ini karena membuat Anda terlihat agresif.
Posisi duduk lain yang mengisyaratkan dominasi dan intimidasi adalah mengangkangi kursi.
Apabila lawan bicara Anda duduk dengan posisi ini, berjalanlah ke belakangnya untuk
membuatnya berpindah posisi.

Secara umum, gerak gerik dan bahasa tubuh yang mengindikasikan tubuh tertutup atau
defensif harus dihindari dalam pertemuan bisnis maupun pergaulan di kantor. Dan apabila
Anda seorang pria, Anda perlu berhati-hati dengan bahasa tubuh yang menunjukkan
agresifitas dan dominasi.

Apabila Anda wanita, berhati-hatilah dengan bahasa tubuh yang terlalu menunjukkan
feminitas Anda—misalnya menundukkan kepala dan bicara tidak tegas—untuk menjaga
kredibilitas Anda.
Kesimpulan Buku

• Cara menjabat tangan dapat memberikan kesan yang kuat, karena itu pastikan Anda
melakukan jabatan yang erat dan memposisikan tangan dengan benar.
• Kontak mata saat presentasi maupun pertemuan merupakan hal yang penting karena
dapat meningkatkan kredibilitas.
• Saat berdiskusi, duduk dengan posisi 45 derajat—atau tidak berhadapan langsung—
membuat suasana lebih santai.
• Beberapa bahasa tubuh positif yang dapat Anda gunakan antara lain: menirukan gaya dan
bahasa tubuh orang lain, anggukan kepala, memiringkan kepala saat mendengarkan, dan
berdiri tegap.
• Sedangkan beberapa bahasa tubuh tertutup atau defensif yang perlu dihindari adalah
menyilangkan tangan, menyilangkan kaki, menutupi badan dengan tas, buku, laptop, atau
benda lain.
• Bahasa tubuh yang menunjukkan dominasi antara lain jabatan tangan dengan telapak
tangan mengarah ke bawah, duduk dengan kaki terbuka, duduk dengan menyilangkan
tangan di belakang kepala dan memegang meja atau peralatan lawan bicara.

Anda mungkin juga menyukai