Anda di halaman 1dari 48

Awal Yang Baru

Mari kita dukung hak cipta penulis dengan tidak menggandakan,


memindai, atau mengedarkan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin.
Terima kasih sudah membeli buku yang dijual secara resmi. Kamu telah
mendukung saya untuk terus berusaha membuat buku-buku yang terbaik
bagi semua kalangan pembaca.
Awal Yang Baru
Karya Khairunnisa Syaladin
Cetakan Pertama, Juli 2020

Penyunting
Jia Effendi

Perancang Sampul
Nadhilla Sabrina

Ilustrasi Isi
Nadhilla Sabrina

Pemeriksa Aksara
Jia Effendi
Leni Nurul Azizah, S.Psi
Nanan Nuraini, S.Psi., M.Sc.

Penata Aksara
Waeli Mohdan

Diterbitkan oleh CV. IDS


Gd. SMK Wikrama Bogor Lantai 2
Jalan Raya Wangun, Kelurahan Sidangsari, Bogor
Telp (0251) 8242411

Syaladin, Khairunnisa
Bandung : Penerbit CV. IDS, 2020

iii
Kata Mereka
Tentang Buku Awal yang Baru

“Buku ini bukanlah novel, bukan juga buku ilmu


pengetahuan. Namun, gabungan dari keduanya. Menyatu
dan memberi kesan tersendiri bagi pembacanya. Ada
perasaan haru, sedih, kagum, cinta di dalamnya. Sungguh
beruntung orang yang mendapatkan Nisa menjadi pasangan
hidupnya. Semoga Allah menjaga kalian sekeluarga.”

(Leninazizah, Founder @positivistri)

“Pengalaman adalah salah satu guru terbaik, dan kita


bisa belajar dari pengalaman orang lain sebelum melaluinya
sendiri. 'Awal yang Baru' merupakan kombinasi poin-poin
penting mempersiapkan pernikahan
dan narasi kisah yang dirangkai secara apik. Buku yg ditulis
sahabat saya ini akan mampu membuat kita bisa memetik
banyak hikmah tanpa merasa digurui karena merupakan
pengalaman penulis.”

(Ruli Aulia, Student Mom di University of Birmingham, Inggris)

iv
“Khairunnisa SY mengemas proses menuju pernikahan
dengan komprehensif dari sudut pandang yang berbeda.
Selama ini masa single diidentikkan dengan kegalauan, Nisa
justru menuliskan sejumlah hal produktif yang sangat bisa
dilakukan alih-alih galau tidak jelas. Bahasanya mengalir,
pembaca seolah-olah diajak untuk refleksi tanpa merasa
digurui. Bagi yang belum menikah, perjalanan cerita ini bisa
jadi salah satu teladan, meski akan dengan versi kehidupan
masing-masing tentunya. Bagi yang sudah menikah, buku
ini juga bisa menjadi "reminder" untuk selalu memperbarui
mimpi secara berjama'ah, tidak ada mimpimu atau mimpiku,
melainkan mimpi-mimpi keluarga. Selamat Khairunnisa SY atas
karyanya! :)”
(Valina Khiarin Nisa, Mental Health Entusiast, Alumni University of
Groningen)

“Bersyukur sekali bisa diberi kesempatan untuk membaca


buku ini. "Awal yang baru" berisi kumpulan tulisan tentang
mindset yang perlu dimiliki dan tips-tips agar mampu melewati
ujian demi ujian dalam rumah tangga. Karya ini cocok dibaca
untuk kita yang belum menikah ataupun yang baru menikah.
Barakallahu Nisa, semoga karya ini bermanfaat untuk para
pembaca dan bisa menjadi pemberat timbangan amal di
akhirat nanti :).”
(Dian Yuni Pratiwi, Penulis "Menanti Pagi")

“Sukaaaaa banget tulisan Nisa di buku ini. Ringan tapi


banyak insight yang bisa didapatkan. Berasa lagi dengerin
cerita, tapi gak bosen. Disisipkan juga konsep-konsep
psikologi, produktivitas, dan lainnya. InsyaAllah buku ini akan
membantu singlelillah untuk mempersiapkan pernikahan
dengan produktif. Barakallah”
(Nida Muthi Athifah, Founder and Writer @premarriagetalk)

v
“Buku ini menyajikan sudut pandang yg cukup lengkap
terkait bagaimana mempersiapkan pernikahan. Dikemas
dengan cukup runtut, bisa menjadi bacaan untuk teman-
teman yg juga berada dalam fase yg sama :)”
(Aji Nur Afifah, Penulis Buku Melangkah Searah)

“Satu hal yang saya kagum sekali dengan Kak Chaye


adalah ikhtiarnya untuk senantiasa menebar manfaat tanpa
kenal lelah & menyerah. Buku ini telah tertunda hampir 3 tahun
lamanya. Tidak dipungkiri hampir gagal terbit pula. Tapi bukan
Kak Chaye namanya kalau menyerah. Diselesaikannya juga
draft Awal yang Baru, diurus dari hulu ke hilir, hingga akhirnya
buku ini sampai di tangan pembaca.
Somehow, buku ini memang hanya "sepotong" insight
tentang pernikahan. Tapi yang "sepotong" ini rupanya cukup
untuk menjadi jendela bagi pembaca untuk membuka
cakrawala yang lebih luas lagi.”
(Zahratul Iftikar Jadna Masyida, Penulis Buku Mengukir Peradaban)

“Penantian, pertemuan, persiapan, dan perjalanan.


Rangkaian kata yang setiap dari kita akan mengalami
dan melewatinya. Tentu, dengan cerita dan makna yang
berbeda.
Awal yang Baru adalah satu dari sekian banyak cerita
bermakna tersebut. Kamu bisa dapatkan makna tentang
4 hal tadi. Belajar dari proses pembelajaran penulis dan
pasangannya.
Banyak-banyak belajar ya. Karena dengan banyak
belajar, kita akan dapat banyak "Awal yang Baru."
(Rezky Firmansyah @rezky_passionwriter, Konsultan Kreatif Penulis)

vi
“Aku suka bukunyaaa. Banyak materi yang ngejleb,
isinya singkat tapi daging banget. Penting banget dibaca
buat yang mau nikah, apalagi yang udah nikah. Banyak
banget ilmu penting supaya pernikahan lebih bermakna
dan dapat bertumbuh bersama pasangan. Jadi dikemasnya
ringan, singkat, tapi bikin kita kepo. Terus aplikatif juga. Ngasih
contohnya juga mudah dipahami karena Nisa nyontohin
sama pengalaman hidupnya sendiri.”
(Novi Ahimsa Rosikha, Penulis Buku Teka-Teki Rasa)

“Sekilas terlihat sederhana, tapi nyatanya sangat


bermakna. Ketika Anda memulai membaca buku ini, akan
sulit untuk mengakhiri. Bahkan berharap lembarannya tak
akan pernah habis.”
(Wina Hartati, Founder @Muppi.id, Penulis)

“Buku ini ringan tapi sangat mendalam isinya, banyak


memuat pesan dan ilmu tapi sangat mudah dipahami karena
disampaikan dengan sederhana dan tidak membosankan.
Meskipun bertema tentang pernikahan, tetapi di dalamnya
juga memuat bagaimana cara menjadi pribadi yang produktif
sebelum dan sesudah menikah. Buku ini sangat cocok
menjadi pendamping belajar untuk teman-teman yang ingin
mempersiapkan pernikahan dengan sebaik-baiknya. Buku ini
wajib jadi koleksi perpustakaan pribadi kita.”
(Ratna Chairunnisa, Founder @lingkarancahaya)

“Dari buku ini banyak sekali pelajaran yg bisa diambil


apalagi untuk yang sedang mempersiapkan pernikahan
dan juga pasangan muda. Selamat untuk Nisa, semoga
manfaatnya terus tersebar luas, semoga juga ilmu ini jadi amal
jariyah.”
(Choqi Isyraqi, Muslim Produktif Influencer & Lulu Azzahra, Founder @
positivistri)

vii
“Kesan Pesan pas baca buku ini awal awal kukira buku
ini isinya curhatan aja ternyata pas dibaca sampai akhir wow
banget, suatu cerita yang dikemas secara menyatu antara
pengalaman pernikahan dan sebuah teori bagaimana
seharusnya kita bertindak sebelum dan saat menjalankan
pernikahan, menurutku buku ini pas buat temen-temen yang
kepo urusan perumahtanggaan, karena biasanya kan orang2
yang pada belum menikah mereka penasaran, gimana sih
nikah itu ? aku harus apa? Nah buku ini bisa dibaca karena
dikemas dengan Bahasa sederhana. Semangat!
Agar konsep diri kita benar dan kokoh, perbanyaklah
memohon kepada Allah agar kita bisa bertumbuh setiap
harinya ke arah yang lebih baik. Berdoa agar diperkenankan
oleh Allah
untuk menjadi muslim ideal yang bertakwa kepada-Nya.
Dan aku setuju banget sama ini, ketika ada masalah, jangan
lupa yang diingat diawal adalah Allah dan jangan lupa untuk
senantiasa berdoa pada Allah :’).”
(Robiyanti Saputri, Founder @prinsip_id)

“Pernikahan tidak sesederhana sebuah perayaan


bersatunya dua insan yang saling mencintai. Pernikahan adalah
babak baru dalam perjalanan kehidupan dan merupakan
ibadah seumur hidup, oleh karena itu harus dipersiapkan
dengan sebaik mungkin. Buku ini berisi rangkuman hal apa
saja yang perlu dipersiapkan menuju pernikahan dan berisi
gambaran nyata kehidupan setelah pernikahan, tersaji dalam
rangkaian kata yang mudah dipahami. Generasi millenial
harus membaca buku ini.”
(Amanda Ayu Afifah, Dokter Gigi Muda)

viii
"Buku 'Awal yang Baru' ini menceritakan tentang
pengalaman seorang Nisa dalam bertumbuh dari sejak
sebelum menikah hingga akhirnya menikah dengan Garry.
Membacanya sambil membayangkan Nisa sedang bercerita,
sangat menyenangkan. Banyak nasehat yang menginspirasi
di dalamnya meskipun tak terasa seperti sedang dinasehati.
Barakallah Nisa, semoga semakin bertumbuh menjadi luar
biasa."
(Siti Aliyah Hani, Health Enthusiast)

Sejak mengenal Caye di 2014 , satu kata yg mewakilinya


adalah gigih. Sejak dulu. Terbukti di kesibukan dan padatnya
aktivitas menjadi ibu, ia bisa menuliskan hikmah-hikmah
hidupnya menjadi sebuah buku yg indah dan kaya makna..
Awal yang baru menjadi pengingat saya akan banyak hal,
salah satunya adalah waktu. Manusia sungguh tak bisa
mengulang waktu. Maka dari itu maksimalkan setiap waktu
yg kita miliki sejak sekarang. Hai kamu yang sedang menanti
apapun atau mengusahakan apapun di dunia ini, buku ini
akan membawamu untuk selalu ingat kalau waktu kita hanya
sebentar saja. Jadi selamat membaca. Thanks Cay for writing
this book and inspiring me..
(Nurjannah Awaliyah, Sahabat FIM 16, Alumni Indonesia Mengajar)

"Pernikahan adalah ibadah terpanjang dan tersulit


selama hidup. Bahkan ketika menikah pun, kita masih harus
belajar memahami sekaligus menerima lebih dan kurangnya
pasangan. Buku ini berusaha memberikan pokok pikiran yang
mengesankan tentang pernikahan dengan menempatkan
nilai-nilai ajaran Rasulullah SAW dan pengalaman empiris
penulis. Teruntuk kamu, generasi muda yang sedang
mempersiapkan pernihakan, buku ini adalah salah satu sajian
yang renyah untuk memberikan pemahaman. Percayalah."
(@alfathindonesia dan @aktrisayaraa, Inspiring Couple, Alumni Rumah
Kepemimpinan)

ix
“Awal Yang Baru adalah sebuah buku yang luar biasa.
Ditulis dari hati yang paling dalam sebagai cenderamata
bagi para pemburu cinta halal sebagai intro tentang dunia
pernikahan yang sama sekali baru bagi mereka.
Buku yang wajib baca karena sarat dengan ilmu
tentang cara mempersiapkan diri untuk memulai misi mulia,
menggenapkan separuh agama.
Banyaknya pengetahuan baru yang akan kita dapat dari
buku Awal Yang Baru menujukkan bahwa Nisa menulisnya
dengan ilmu, bukan semata karena ingin berkarya.
Insya Allah buku ini akan memberi manfaat yang luar
biasa bagi para pembacanya. Allah yubaarik fiik.”
(Miss Nurul Hikmah, Guru Bahasa Inggris SMAN 10 Fajar Harapan)

“Semoga karya ini membawa manfaat, kebaikan dan


menjadi inspirasi bagi para pembacanya. Menjadi ladang
pahala pula bagi penulis yang sudah meluangkan waktu
untuk berbagi~
Barakallahu fiik.”
(Nadhilla Sabrina, Designer Awal yang Baru)

“Buku ini bisa jadi salah satu guru terbaik, seakan


memberitahu siapapun yang membacanya untuk gigih dan
punya mimpi yang besar sebelum ataupun setelah menikah,
dari mimpi pribadi menjadi mimpi bersama. Buku ini sangat
cocok untuk Generasi Z ataupun Generasi Milineal, bahasannya
renyah langsung dari pengalaman penulis beserta suaminya,
Barakallahufiekum semoga bisa menginspirasi banyak orang”
(Waeli Mohdan, Graphic Designer, Layouter Buku Awal yang Baru)

x
“Biasanya, pelajaran-pelajaran berharga sebelum
menikah dan awal menikah, baru mulai terasa hikmahnya
setelah pernikahan itu berjalan beberapa waktu. Nisa
menuliskan semua itu, menjadi sesuatu yang bisa kita baca
dan pelajari. Paling tidak, kita tahu apa yang keluarga Nisa
siapkan. Setiap keluarga, memiliki jalan dan hikmah yang
berbeda. Belajar satu sama lain, akan membuat kita kaya akan
sudut pandang ketika menjalani rumah tangga nantinya.”
(Kurniawan Gunadi, Penulis Buku Arah Musim)

“Nisa adalah partner berkarya yang produktif sekaligus


kreatif. “Masa tunggu” akan ketetapan menikah dari Allah
ternyata bisa jadi seru saat berkarya bersama Nisa. Hadirnya
buku ini seolah memperlihatkan kepada kita semua betapa
hebatnya proses belajar sekaligus bertumbuhnya Nisa sejak
sebelum sampai dengan setelah menikah. Banyak insight di
dalamnya yang insyaAllah akan membantu kita meluaskan
cara pandang mengenai banyak hal terkait pernikahan.
Baarakallah, Nisa. Mudah-mudahan buku ini bisa jadi
teman belajar bagi siapapun yang sedang mempersiapkan
pernikahan.”
(Novie Ocktaviane Mufti, Partner Berkaryanya Nisa)

xi
Terimakasih
Untuk Allah yang selalu memberikan kemudahan dalam
hidup.
Untuk kedua orang tua dan mertua yang selalu
mendukung karya ini.
Untuk suami dan anakku yang selalu membebaskan dan
memberi ruang dalam berkarya dan menulis.
Untuk semua teman yang tak pernah henti memberikan
doa.
“Karya yang sempurna adalah karya yang selesai dan
biarkan Allah yang menyempurnakannya”
Karya ini bukanlah karya seorang diri, ada banyak sekali
inspirasi yang menghampiri sehingga sayang bila tak diikat
dengan lewat kata.
Terima kasih untuk para penulis terdahalu, para guru,
teman diskusi, teman curhat, teman main, dan semua orang
yang telah memberi inspirasi dan motivasi. Sesungguhnya,
buku ini adalah karya kita bersama. Semoga Allah meridai
karya ini.
Terima kasih juga kepada para pembaca yang bersedia
meluangkan waktunya untuk membaca buku ini. Semoga bisa
menjadi temanmu untuk menjadi lebih baik dan bermakna
dalam memeprsiapkan pernikahan.

xii
Daftar Isi

Kata Mereka.................................................................................................... iv

Terimakasih...................................................................................................... xii

Daftar Isi.............................................................................................................. xiii

Prolog.................................................................................................................. xx

BAB 1: PENANTIAN........................................................................................ 1
Menjadi Seorang yang Produktif....................................................... 3

1. Bakat....................................................................................................... 7

2. Minat........................................................................................................ 8

3. Lingkungan Strategis..................................................................... 8

Arti Waktu.......................................................................................................... 10

Daily Countdown!........................................................................................ 14

Bila Cinta............................................................................................................ 16

xiii
Tentang Tujuan Penciptaan Manusia dan Makna

Produktivitas...................................................................................................... 18

Memaksimalkan Potensi Diri................................................................... 20

Trying Something New.............................................................................. 24

Jadilah Versi Terbaik Diri Kita................................................................. 26

Cita-cita Versus Kontribusi....................................................................... 28

Merancang Rencana Kontribusi Unggulan................................ 29

Tantangan Menjalani Rencana: Procrastination................... 35

Rumus Percaya Diri..................................................................................... 40

Bertumbuh 1% setiap hari....................................................................... 42

Everything is Possible!................................................................................ 44

Sepenggal Rasa tentang Kegagalan............................................ 45

Produktif Sebelum Menikah VS Setelah Menikah..................... 47

a. Menuntut ilmu dimanapun....................................................... 47

b. Traveling................................................................................................ 48

c. Maksimalkan Ibadah..................................................................... 49

d. Memaksimalkan Waktu Dengan Keluarga.................... 50

Manfaat Membuat Jurnal Harian...................................................... 54

Bersabar dalam Berproses...................................................................... 58

xiv
BAB 2: PERTEMUAN....................................................................................... 61

Mempersiapkan Pertemuan................................................................. 63

1. Bangun mimpimu dan buat jadi nyata!........................... 65

2. Bagaimana menjadikan anakmu unik

dan keren?............................................................................................... 67

3. Bagaimana menjadi pembelajar yang baik?............. 68

4. Bagaimana membangun keluarga

yang berdaya?...................................................................................... 68

Arti Pertemuan .............................................................................................. 71

Networking yang luas......................................................................... 72

Pejuang yang gigih............................................................................. 73

Pertemuan Dua Insan Yang Menjaga............................................ 75

Menunggu adalah Berkarya................................................................. 79

Ikhtiar Melengkapi Separuh Agama................................................. 81

Memilih yang Terbaik.................................................................................. 85

Masa Lalu........................................................................................................... 87

Mimpi yang Baru........................................................................................... 90

xv
BAB 3: PERSIAPAN.......................................................................................... 95

Kemantapan Hati......................................................................................... 97

Menikah Adalah Pesimpangan........................................................... 99

Membangun Konsep Diri Sebelum Pernikahan.......................... 102

Bagaimana Menjadi Muslimah Tercantik?..................................108

Menghadapi Perbedaan...................................................................... 110

Romantic Love Has Two Stages......................................................... 114

Stage 1....................................................................................................... 115

Stage 2....................................................................................................... 116

Apa yang kamu lakukan untuk menunjukkan rasa

cintamu..................................................................................................... 119

Apa yang sering kamu keluhkan?........................................... 119

Apa yang sering kita minta dari orang lain?..................... 119

Memadukan di Antara Dua................................................................ 121

Jetlag Pernikahan...................................................................................... 124

Memfokuskan Diri Pada Persiapan................................................. 127

Persiapan Ruhiyah (Spiritual)....................................................... 128

Persiapan Fikriyah (Ilmu)................................................................. 130

Persiapan Nafsiyah (mental)....................................................... 131

xvi
Persiapan Jasadiyah (Fisik)........................................................... 133

Persiapan I’jtimaiyah (Sosial)....................................................... 134

Persiapan Madiyah (Finansial)................................................... 135

BAB 4: PERJALANAN.................................................................................. 139

Sepotong Surat dari Masa Lalu

untuk Masa Depan.................................................................................... 141

Menyelaraskan Frame of Life Kita.................................................... 144

Growing With You...................................................................................... 148

Embrace Challenge......................................................................... 149

Persist in the Face of Setbacks................................................... 150

See Effort as the Path of Mastery.............................................. 150

Learn from Critism............................................................................... 151

Find Lesson and Inspiration in the

Success of Others............................................................................... 151

Well Done, Alhamdulillah :).................................................................. 152

My Family, My Hero................................................................................... 159

Perfect Marriage Means No Conflict............................................. 160

Menulis Dalam Rangka Taat............................................................... 163

xvii
Sepenggal Cerita....................................................................................... 165

No Excuse........................................................................................................ 167

Belajar Bahasa Asing................................................................................ 169

Membangun Visi dan Misi Keluarga Muslim.............................. 171

Lifelong Voyage.......................................................................................... 176

Strong From Home..................................................................................... 181

1. Sadar Porsi dan Posisi.................................................................. 183

2. Penerimaan....................................................................................... 184

3. Membangun komunikasi yang

efektif dan produktif.................................................................... 184

4. Meminta pertolongan hanya kepada Allah............... 185

Belajar Hidup Sederhana...................................................................... 186

Istri Salihah Itu................................................................................................ 188

Sang Ibunda.................................................................................................. 193

Rasanya Jadi Ibu........................................................................................ 197

How To Form New Habits....................................................................... 198

1. Tantangan 30 hari......................................................................... 200

2. Memecahkan putaran

(pemicu, rutinitas, dan imbalan).......................................... 200

xviii
3. Teori Pergantian............................................................................. 200

Kisah Perjuangan Seorang Ibu........................................................... 202

Segenggam Doa Ibunda...................................................................... 204

Digantikan....................................................................................................... 208

Bukan Sekadar Anak Biologis.............................................................. 210

Mengelola Finansial Keluarga, Pentingkah?....................,........ 211

Pertama, mengelola pendapatan

keluarga dan memastikan sumbernya................................ 213

Kedua, Menabung............................................................................ 214

Ketiga, tentang pembelanjaan dan konsumsi................ 215

Keempat, pembagian per pos keuangan......................... 215

EPILOG............................................................................................................... 217

Tentang Penulis............................................................................................ 223

xix
Prolog
Pernikahan adalah salah satu keputusan besar yang kita
ambil dalam melengkapi kehidupan di dunia. Pernikahan
bukanlah peristiwa remeh yang dilakukan tanpa persiapan
dan bukan pula hanya untuk menemukan kebahagiaan.
Pernikahan akan menentukan takdir kita di hari akhir nanti.
Barangkali, ada yang berpikir kalau pernikahan adalah akhir
dari sebuah perjalanan. Padahal, pernikahan adalah awal
untuk menatap dunia dengan perspektif yang berbeda.
Pernikahan adalah salah satu proses pendewasaan untuk kita
dalam bertumbuh.
Ada banyak sekali hal yang menakjubkan dalam
pernikahan. Ada cerita bahagia ataupun episode yang
penuh air mata. Ada cerita yang penuh tawa ataupun yang
menggores luka. Semuanya akan bermakna saat rida Allah
semata yang didamba. Dalam perjalanan pernikahan yang
penuh liku-liku dan tanpa pernah kita ketahui bagaimana
akhirnya, inilah yang mengandung banyak pembelajaran
agar setiap pasangan semakin mendewasa. Semua cerita
yang mengisi kehidupan pernikahan harus layak untuk kita
pertanggungjawabkan di hadapan sang pencipta, Allah
SWT. Hanya pada Allah muara segala cinta. Jangan salah
meletakkan cinta kita pada pasangan maupun anak-anak
kita, cinta kita yang utama dan pertama hanyalah untuk Allah.
Dalam buku ini, saya menuliskan beberapa cerita terkait
pernikahan. Saat ini saya baru menjalani kehidupan pernikahan

xx
selama kurang lebih dua tahun. Saya menyadari bahwa apa-
apa yang saya sampaikan adalah nasihat untuk diri saya
dan keluarga terlebih dahulu dan semoga juga bisa menjadi
inspirasi bagi teman-teman yang belum menikah atau masih
baru menikah.
Perjalanan pernikahan sangatlah unik dan berwarna,
sehingga cerita dari satu orang masihlah jauh dari cukup.
Belajar lewat satu buku tentang pernikahan juga tidak akan
pernah cukup. Kita perlu membaca banyak buku, berdiskusi
dengan banyak orang, dan mendengar cerita dan mengambil
pelajaran dari banyak orang. Ada banyak hal yang perlu kita
lihat dan pahami dengan berbagai sudut pandang. Lagi-
lagi saya ingin mengingatkan bahwa perjalanan pernikahan
bukanlah hal sederhana, sehingga membutuhkan persiapan
yang juga tidak sederhana.
Buku ini saya tuliskan untuk memberikan sepotong insight
yang mungkin bisa membuka wawasan dan hati teman-
teman agar kita sama-sama bisa belajar mempersiapkan dan
menjalani pernikahan dalam rangka mengikuti anjuran nabi
untuk mengharapkan rida Allah sebagai tujuannya.
Dalam Bab 1, saya bercerita tentang bagaimana menjadi
seorang muslim atau muslimah produktif saat sebelum menikah.
Saya ingin mengajak teman-teman muslimah untuk belajar
mengasah potensi dan manfaat diri sejak sebelum menikah. Jika
urusan-urusan sebelum menikah belum terselesaikan dengan
baik, itu akan memberatkan perjalanan ketika memasuki fase
menikah.
Pada Bab 2, saya bercerita tentang proses pertemuan.
Ada cerita pribadi saya dan ada juga kisah-kisah pertemuan

xxi
pasangan nabi. Bab ini ditujukan untuk memberikan gambaran
bahwa setiap pertemuan kita dengan pasangan kita itu unik.
Usahakanlah untuk bertemu dalam ketaatan dan di tempat-
tempat baik.
Di bab 3, saya bercerita tentang persiapan dalam
pernikahan. Sebenarnya ada banyak sekali persiapan yang
perlu didapatkan, tetapi dalam bab ini saya lebih fokus untuk
membahas persiapan mental dalam pernikahan.
Terakhir, Bab 4. Isinya adalah cerita tentang perjalanan
pernikahan itu sendiri seperti yang sudah saya alami selama
kurang lebih dua tahun. Pengalaman saya memang baru
seumur jagung dan masih banyak sekali tantangan yang
belum terlewati. Namun, saya tak mau menunggu terlalu
lama untuk berbagi sehingga saya memberanikan diri untuk
menuliskannya spesial untuk teman-teman semua.
Berkarya adalah salah satu cara saya mengisi perjalanan
pernikahan itu sendiri. Mungkin ada banyak hal yang belum
sempurna dan saya mohon maaf untuk itu. Sembari kita sama-
sama berdoa agar Allah mau menyempurnakan karya ini.
Semoga buku ini bisa menjadi teman perjalananmu dan
semoga bisa bermanfaat. Teruslah belajar memahami ilmu-
ilmu pernikahan agar semakin tangguh dalam menjalaninya.
Segala hal yang baik dari buku ini datangnya dari Allah, tetapi
bila ada kesalahan sesungguhnya hal itu adalah kekhilafan
dari diri saya sendiri. Semoga bisa memantikmu untuk berkarya
juga.

Bandung, 1 Juni 2020


Salam Sepenuh Cinta
Khairunnisa Syaladin

xxii
Awal yang Baru 61
62 Awal yang Baru
dalam masa menunggu itu kita sudah menghabiskannya
dengan membuahkan karya-karya dan menjalankan proyek-
proyek kebaikan. Tak ada yang menjadi sia-sia.
Ada banyak cara berjuang, menunggu dengan
berkarya menjadi salah satunya. Ada sebuah keyakinan
yang menjadi kekuatan, seperti keyakinan bahwa jawaban
dari setiap doa kita adalah Iya. Seperti yang pernah dituliskan
oleh Kak Prawita Mutia, bahwa jawaban dari doa-doa kita
adalah:
Iya, sekarang,
Iya nanti,
dan Iya tapi yang lain.

vvv

Ikhtiar Melengkapi Separuh Agama


Ini cerita dari seorang teman tentang temannya lagi
yang sedang berikhtiar menjemput jodohnya. Ada seorang
mahasiswi yang setiap hari rutin melaksanakan shalat Duha.
Saat di masjid, ia melihat seorang laki-laki yang juga sangat
rutin juga melaksanakan shalat Duha. Beberapa kali ia
perhatikan, ia mendapati laki-laki tersebut tetap datang dan
melakukan ibadah sunah. Hingga suatu ketika, perempuan
ini memberanikan diri bertanya kepada teman lain yang
kenal dekat dengan si laki-laki itu, tentang kesiapan laki-laki
tersebut untuk menikah dan kesediaannya melakukan taaruf
dengan seorang perempuan. Singkat cerita, ternyata laki-
laki tersebut bersedia dan lewat proses taaruf alias tanpa

Awal yang Baru 81


pacaran, akhirnya mereka pun resmi menjadi suami istri.
Saat perempuan itu ditanya, “Kenapa kamu berani
menawarkan diri untuk mengajaknya menikah?”
Jawabnya singkat, “Sayang aja bila aku melewatkan
orang baik.”
Mendengar cerita itu, saya salut dengan keberanian
perempuan tersebut berikhtiar dalam menjemput jodohnya.
Tak ada salahnya apabila seorang perempuan yang
mengajak taaruf atau mengajak untuk menikah lebih dulu
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh bunda Khadijah
sebelum menikah dengan Rasulullah SAW. Walaupun
fitrahnya perempuan adalah menunggu, tidak ada salahnya
mengambil langkah lebih dulu, InsyaAllah tetap akan ada
kemuliaan dalam ikhtiar dengan cara tersebut, asalkan
prosesnya terjaga dan tidak terjebak dalam hal yang sia-sia
dan tidak disukai Allah seperti pacaran. Ambillah langkah
berikhtiar dengan menjadikan pengharapan atas rida Allah
sebagai tujuan utamanya.
Dalam kesempatan lain, saya pun mendengar cerita
bahwa ada seorang perempuan yang mengajak seorang
laki-laki baik untuk menikah, tapi sayangnya memang mereka
tidak berjodoh, hingga ajakan tersebut ditolak. Di sisi lain,
seorang teman suami bercerita bahwa dia akan menikah
dengan seseorang perempuan yang pernah mengajaknya
taaruf dulu, tetapi ia tolak. Kemudian, pada usaha kedua
ajakan taaruf perempuan tersebut ia terima dan alhamdulillah
sekarang mereka menikah. Setiap pilihan yang kita ambil
pasti punya konsekuensi, tetapi satu hal yang bisa kita pelajari
adalah jangan pernah melewatkan orang baik. Dan bisa jadi

82 Awal yang Baru


sebenarnya orang baik itu adalah teman kita sendiri.
Dalam Al-Qur’an, Allah telah menganjurkan kita untuk
saling mengenal satu sama lain. Sebagaimana firman Allah
dalam Surat Al-Hujarat ayat 13:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Dalam proses saling mengenal satu sama lain inilah kita
bisa melihat orang-orang yang ada di sekitar kita yang punya
akhlak baik, bisa jadi ada orang-orang yang berpotensi
menjadi jodoh kita di masa depan. Lalu, bagaimana
menentukan kriteria jodoh yang baik?
Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan dinikahi karena
empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya,
karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka
hendaklah kamu pilih perempuan yang bagus agamanya
(keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan
merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam hadis ini, Rasulullah menyebutkan tentang kriteria
memilih seorang perempuan, tapi sebenarnya kriteria ini juga
bisa menjadi tolok ukur untuk melihat kualitas calon suami.
Dalam sebuah kajian nasihat pernikahan oleh Ustaz Adi
Hidayat, beliau menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
hartanya adalah pilihlah calon pasangan yang pandai
mengelola harta bukan hanya yang punya harta saja. Lalu
karena nasabnya, bisa dilihat dari keluarganya, kerabatnya,

Awal yang Baru 83


dan orang tuanya. Apakah dia berasal dari lingkungan yang
dekat dengan Allah? Selanjutnya karena kecantikannya,
yang dimaksud cantik di sini bukan sekadar yang cantik
dipandang mata, tetapi yang juga baik akhlaknya sebab
kecantikan fisik akan pudar seiring berjalannya waktu, tapi
akhlak yang baik akan senantiasa menemani sampai nanti.
Pada kesempatan lain saat saya mengikuti sebuah
kajian, ustaz tersebut bertanya,
“Mana yang kalian pilih, laki-laki saleh tapi sederhana?
Atau laki-laki tidak saleh, tapi kaya raya?”
Beberapa teman menjawab, “Laki-laki saleh tapi
sederhana.”
Kemudian, ustaz tersebut melanjutkan lagi perkataan
beliau, “Jangan terjebak oleh pertanyaan yang
menjerumuskan. Untuk para perempuan sekalian pilihlah
laki-laki saleh dan juga kaya raya.” Kemudian, seisi
ruangan terdiam tanda setuju. Ya, semoga kita semua bisa
menemukan jodoh terbaik yang mampu mengantarkan kita
lebih dekat dengan Allah dan mau bersama-sama tolong-
menolong meniti tangga menuju surga.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir.” (Q.S Ar-Rum:21)
Dan semoga, jodoh kita nantinya bisa memberikan
rasa tenteram dan menghadirkan rasa kasih dan sayang di

84 Awal yang Baru


sepanjang jalan pernikahan. Dan yang lebih penting dari
berharap adalah dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya
untuk menjadi pasangan yang membawa ketenteraman
dan menjadi kasih sayang bagi pasangan kita nantinya.

vvv

Memilih yang Terbaik


Ikhtiar memilih calon terbaik menjadi satu hal terpenting
dalam memulai pernikahan. Kita akan menghabiskan sisa
hidup bersamanya bahkan harus memperjuangkan akhirat
kita bersamanya juga. Maka, untuk mengambil keputusan
dengan siapa kita menikah harus dipertimbangkan dengan
baik, jujur terhadap diri sendiri, mempertimbangkan saran
kedua orang tua, teman, kerabat, dan juga petunjuk-petunjuk
Allah, yang kita dapatkan melalui shalat Istikharah. Sebelum
berkata ya, hati kita haruslah siap menerima segala apa
pun takdir yang membentang saat hidup bersamanya,
menjalani pernikahan bersama pasangan kita.
Lalu, Rasulullah pun pernah berpesan seperti ini:
“Jika datang kepada kalian seorang laki-laki yang kalian
ridai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak,
maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang
besar.” (H.R Tirmidzi)
Sangat jelas ditekankan bahwa agama menjadi faktor
fondasi dalam memilih calon teman hidup kita. Namun,
bagaimana kita yakin bahwa seseorang itu benar-benar
memenuhi kriteria sebagai seseorang yang baik agamanya?

Awal yang Baru 85


Selain terus berdoa kepada Allah agar ditunjukkan jalan
terbaik, kita pun perlu melakukan ikhtiar lainnya untuk
memastikan bahwa pilihan kita adalah pilihan yang benar-
benar baik agamanya.
Seseorang yang agamanya baik, akan terpancar
melalui akhlaknya, tingkah lakunya. Selama masa
perkenalan atau taaruf, lakukanlah pengamatan terkait
bagaimana ia berinteraksi dan bagaimana ia berkomunikasi
dengan orang lain seperti kedua orang tuanya, anak kecil,
kakek atau nenek, teman-temannya, dan orang-orang lain di
sekitar seperti pelayan restoran ataupun tukang parkir yang
tidak memiliki hubungan apa-apa.
Kepo, Kepo, Kepo!
Lakukanlah hal tersebut selama masih ada waktu agar
kita tidak menyesal di kemudian hari. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah cara kita melalukan kepo tersebut.
Haruslah melalui cara yang baik. Misalnya dengan bertanya
langsung dengan ibu dari calon kita, tentang bagaimana ia
menjalani kehidupan sehari-hari di rumah. Bagaimana saat
ia marah, saat ia kecewa dan saat ia menghadapi masalah.
Selain itu, kita juga menanyakan kebiasaan calon kita ini
melalui sahabat terdekat calon pasangan kita, terutama
yang berkaitan dengan kehidupan keagamaannya, salatnya,
puasanya, hafalan Al-Qur’annya dan hal lainnya.
Ketika kita sudah yakin menerima calon pasangan kita
karena agamanya atau keislamannya benar-benar baik,
janganlah luput untuk terus berdoa kepada Allah agar
ketika menjalani hari-hari dalam pernikahan nanti, kita dan
pasangan kita tetap memiliki keimanan yang terus meningkat.

86 Awal yang Baru


Karena bisa jadi, orang yang awalnya memiliki agama yang
baik seiring berjalannya waktu bisa juga berpaling. Sehingga,
terus berdoa dan sama-sama memupuk keimanan dalam
pernikahan adalah hal yang penting, agar pernikahan kita
benar-benar berkah dan diridai Allah SWT. Berdoa untuk terus
dikuatkan walau bagaimanapun masalah yang mengadang
kehidupan pernikahan kita. Berdoa agar segala rintangan
yang menyapa kehidupan rumah tangga kita menjadi jalan
untuk saling memupuk iman dan menjadi keluarga yang
bertakwa dan semakin baik agamanya, keislamannya.
Pasangan terbaik adalah pasangan yang saling
mengingatkan di kala salah satunya menjauh dari Allah, jauh
dari agama Allah. Lalu memutuskan untuk bersama-sama
saling mendekatkan diri lagi ke Allah

vvv

Masa Lalu
Ketika dua orang telah memutuskan untuk menjalani
hidup berumah tangga, maka kata ‘aku’ dan ‘kamu’ akan
melebur menjadi ‘kita’. Menikah adalah bentuk dari hijrah
yang berarti kita telah beranjak dari status lajang menjadi
berpasangan. Status baru ini tentunya akan memberikan
warna bahagia yang berbeda sekaligus mengandung
banyak konsekuensi. Dalam dekapan kata ‘kita’, tidak ada
yang berjalan sendiri-sendiri, semuanya akan ditata bersama
dilalui bersama dan dipertanggungjawabkan bersama
bahkan untuk masuk surga pun harus diperjuangkan berdua.
Setelah menikah kita akan memiliki dua tubuh tapi dengan

Awal yang Baru 87


satu jiwa, yang langkah dan tujuannya searah dan seirama,
yang setiap masalah ‘kamu’ ataupun ‘aku’ menjelma
menjadi masalah ‘kita’.
Dalam dekapan kata ‘kita’, perjalanan hijrah seorang istri
dan suami dalam menjalani rumah tangga akan melalui jalan
yang panjang, yang mungkin berkelok, berduri, mendaki,
dan bahkan terjal. Setelah seseorang telah memutuskan
untuk menikah, maka ia harus meninggalkan segala hal yang
pernah menemaninya dahulu, seperti hubungan-hubungan
spesial dengan lawan jenis yang belum halal.
Ia pun harus beradaptasi dengan tempat baru. Ada hal-
hal yang harus ia lepaskan. Misalnya ia harus tinggal jauh dari
orang tuanya dan rela menemani pasangannya dalam suka
dan duka. Ada yang harus meninggalkan kariernya untuk ikut
bersama pasangan meraih mimpinya. Ada wajib siap untuk
meninggalkan egonya, sebab ia telah mendapat peran
baru, amanah baru.
yang paling penting adalah bahwa ia harus
Selain itu,
mampu meninggalkan masa lalunya. Masa lalu tentang
kisah-kisah yang pernah dijalani bersama seseorang dan
mungkin pernah sampai menghadirkan perasaan. Dalam
upaya menjaga silaturahmi tentu saja bukan masalah, tapi
harus sangat dikurangi interaksi dan komunikasinya dengan
teman lawan jenis, apalagi yang mungkin secara sadar atau
tidak telah berharap menjadi jodohnya. Masa lalu yang
tidak terselesaikan dengan baik, terkadang akan menjadi
sandungan dalam perjalanan rumah tangga.
Agar masa lalu ini tak menjadi beban dalam perjalanan,
maka selesaikanlah dengan cara baik-baik sebelum berucap

88 Awal yang Baru


95 Awal yang Baru Awal yang Baru 95
96 Awal yang Baru
Memadukan di Antara Dua
Setelah lamaran, Garry pernah bilang kalau hal-hal buruk
atau kebiasaan buruk yang kami miliki, tak perlu diceritakan
sekarang. Biarkan semuanya menjadi kejutan yang akan
mewarnai perjalanan pernikahan kami nantinya. Saat ini,
akan lebih baik bila kami fokus pada kebiasaan baik yang
kami miliki dan mencoba untuk mengombinasikannya
menjadi manfaat dari keluarga kami kelak.
Ternyata, setelah memasuki perjalanan pernikahan,
tak semua kebiasaan baik bisa bertumbuh makin baik. Tak
semua kebiasaan buruk kita akan menghilang dan tak semua
kebiasaan pasangan bisa dengan mudah kita maklumi dan
terima. Suami dan istri perlulah untuk saling berlomba-
lomba dalam menginspirasi anggota keluarganya dalam
membangun kebiasaan baik, saling menasihati dan saling
tolong-menolong dalam kebaikan.
Setelah menikah, ada banyak sekali penyesuaian yang
harus dilakukan. Dibutuhkan pula hati yang luas dan sabar
yang lapang untuk menyediakan tempat bagi pasangan
hidup kita untuk bertumbuh hingga suami dan istri saling
dipenuhi rasa syukur di setiap harinya.
Saat akad terucap nanti, yang paling utama tentu
saja memikirkan untuk bisa menggabungkan kebiasaan-
kebiasaan baik yang telah kami bangun saat sebelum menikah
agar tetap terus terjaga dan semakin menguat. Semuanya
tak bisa berjalan dengan sendirinya, semua itu membutuhkan
usaha yang lebih. Apalagi ketika ada tantangan dari
kebiasaan buruk kami, yang kebetulan bertolak belakang
dengan kebiasaan baik salah satu pasangan, nah ini akan

Awal yang Baru 121


membutuhkan usaha yang lebih jauh lagi.
Pastinya kita akan saling memengaruhi satu sama lain
karena telah tinggal bersama. Berbagi apa pun bersama
semuanya. Kalau tidak secara sadar mempertahankan
kebiasaan baik, ketika diuji dengan kebiasaan buruk
pasangan, kedua suami/istri tersebut malah menumbuhkan
kebiasaan buruknya. Misalnya, salah satu pasangan sudah
punya kebiasaan mengonsumsi makanan sehat, tapi ternyata
pasangannya masih suka junk food. Nah, di sini ada kebiasaan
yang saling melemahkan, bila tak bisa diambil jalan tengah,
bisa saja kebiasaan pasangan yang baik bisa memudar, dan
bila masing-masing tetap mempertahankan egonya, justru
akan memicu pertengkaran yang tak perlu.
Bagaimana agar masing-masing tetap bisa bertumbuh?
“Barang siapa yang sabar atas budi pekerti istrinya
yang buruk, maka Allah memberinya pahala sama dengan
pahala yang diberikan kepada Nabi Ayub a.s karena sabar
atas cobaan-Nya. Dan seorang istri yang sabar atas budi
pekerti suaminya yang buruk akan diberi oleh Allah pahala
sama dengan pahala Asiyah istri Firaun.” Begitulah pesan
Nabi Muhammad SAW. Dalam menikah, Allah menjanjikan
pahala atas kesabaran kita menghadapi kebiasaan dan sifat
pasangan kita.
Di awal pernikahan atau di masa bulan madu, kita masih
dipenuhi dengan rasa cinta yang bertubi-tubi sehingga bila
ada kebiasaan atau sifat buruk pasangan kita akan tidak
terlihat. Namun, masa bulan madu ini tidak akan berlangsung
lama dan akan memudar. Ketika sampai di fase ini, bisa jadi
segala kebiasaan buruk atau sifat pasangan akan mulai

122 Awal yang Baru


terlihat dan terasa mengganggu kita.
Yang perlu kita sadari adalah bahwa kita menikah
dengan seorang manusia, bukan malaikat. Dia yang kita
harapkan tidak mudah tersinggung, ternyata orang yang
sangat mudah marah. Dia yang kita harapkan tidak pernah
menambah berat badan, ternyata tidak begitu. Dia yang
kita harapkan rajin shalat sunah, ternyata tidak juga. Dan
masih banyak hal yang mungkin tidak sesuai dengan sosok
ideal yang kita impikan. Namun, kalau kita mau menerima
pasangan kita seutuhnya dan mau berfokus dengan segala
kebiasaan baik yang dimilikinya, hal itu akan membawa efek
yang positif dalam perjalanan pernikahan kita.
Teruslah mencari tahu dan mencermati setiap kebiasaan
baik pasangan dan lupakan segala sifat buruknya sambil
terus menginspirasinya dengan keteladanan. Dengan
mempertahankan kebiasaan baik yang kita bangun,
cepat atau lambat akan bisa menginspirasi pasangan
kita juga. Fokus pada kebiasaan baik akan meningkatkan
kebahagiaan dalam menikah dan dengan kombinasi dua
kebiasaan baik, pernikahan kita bisa memberikan dampak
lebih baik untuk dunia. Sakinah, mawaddah warrahmahnya
keluarga itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Semoga
Allah senantiasa menguatkan kita yang lemah ini. Semoga!

vvv

Awal yang Baru 123


Jetlag Pernikahan
Suatu hari, seorang istri tercengang melihat kelakuan
sang suami yang ketika pulang belanja langsung turun dari
mobil, terus langsung masuk ke rumah. Padahal, di sisi lain
ada istri yang menunggunya untuk membantu mengangkat
belanjaan. Dengan sedikit kesal karena sang suami yang
tidak peka, sang istri pun menurunkan sendiri barang
belanjaan di jok belakang. Sambil memendam pertanyaan,
“kok suami aku begitu, sih?”

Kemudian di kesempatan lain, saat waktunya makan


siang. Sang istri sudah menyiapkan makanan di meja untuk
suaminya dan dirinya. Mereka berdua duduk berdampingan.
Sang istri berharap suaminya meletakkan ponselnya, fokus
makan dan sedikit bercakap-cakap dengan istrinya. Namun,
apa yang terjadi? Sepanjang waktu makan, sang suami
hanya fokus pada ponsel dan makanannya tanpa sedikit
pun melirik istrinya yang sedang berharap agar momen
makan bersama adalah momen berkualitas dan tidak ingin
disambi dengan hal lain.

Lagi-lagi sang istri membatin, “kok suami aku gitu sih?”

Selain dari dua momen ini, akan banyak sekali momen-


momen lain yang membuat suami atau istri tercengang,
dan bertanya-tanya, “kok suami/istri aku begitu sih?”

Apakah artinya kita telah salah memilih seseorang


sebagai partner hidup?

Tenang, ini normal, kok. Setiap pasangan yang baru


menikah pasti akan menemukan momen-momen yang

124 Awal yang Baru


sejenis dalam hal yang berbeda-beda. Namanya juga baru
menikah dengan seseorang yang punya riwayat hidup
yang berbeda, pola asuh yang berbeda, kebiasaan dan
karakter yang berbeda maka tentu saja ada banyak hal
yang akan terjadi sepanjang jalan pernikahan, apalagi baru
menghitung bulan atau tahun.

Sebagaimana yang disebutkan dalam buku Saving Your


Marriage Before Its Start karya Dr. Les dan Leslie, disebutkan
bahwa salah satu mitos dalam pernikahan adalah ketika
ada dua orang yang menikah dan mereka berdua memiliki
ekspektasi yang sama dalam rumah tangga mereka.

Padahal, kenyataannya tidak begitu. Akan ada banyak


sekali perbedaan antara kedua pasangan dan hal tersebut
akan terlihat saat salah seorang suami/istri tidak memenuhi
ekspektasi pasangan. Hal ini bisa digolongkan menjadi dua
bagian yaitu unspoken rules dan unconcious rules.

Kalau dilihat dari contoh cerita di awal tadi, ternyata


saat pulang belanja, sang suami menganggap istrinya
adalah seseorang yang mandiri sehingga tak perlu dibantu.
Sementara sang istri menginginkan suaminya peduli untuk
menurunkan belanjaan, karena dia menganggap bahwa
perkerjaan angkat-angkat barang adalah tugas suaminya.
Lalu, saat waktu makan, sang suami menganggap waktu
tersebut sebagai me time yang tidak bisa diinterupsi orang
lain termasuk istrinya. Sementara sang istri menganggap
waktu makan adalah quality time, tempat suami istri
mengobrol dengan hangat.

Awal yang Baru 125


“Remember that the more openly you discuss
your differing expectations, the more likely you
are to create a vision of marriage that you agree
on — one that is unique to the two of you,” ujar Les
and Leslie dalam bukunya.

Agar jetlag pernikahan ini tidak berdampak negatif bagi


keharmonisan rumah tangga, diperlukan keluasan hati kedua
belah pihak untuk saling terbuka dan mengomunikasikan
apa-apa yang mengganjal di hatinya. Hingga akhirnya akan
ditemukan jalan tengah dan ritme baru dalam menjalani
rumah tangga.
Kalau butuh bantuan suami atau istri, tidak ada salahnya
langsung bilang dan jangan dipendam sendirian. Kalau
memang kebiasaan suami tidak bisa diubah, maklumi saja
kebiasaan yang telah dipupuknya sedari lama itu dan terus
mencoba mencari momen lain yang tepat buat berdua
untuk melaksanakan quality time.
Persiapkan untuk segala momen tidak terduga dalam
pernikahan. Upayakan untuk terus berbaik sangka dan
berkomunikasi dengan santun. InsyaAllah, jetlag pernikahan
itu nantinya akan saling menguatkan.

Referensi :
1. Saving Your marriages Before It Starts, Dr. Les and Leslie,
2. Jetlag Pernikahan, Lulu Azzahra, Women Talk Geo Water Channel Indonesia,
YouTube.com, 2020.
3. Jetlag Pernikahan, Instagram Story @choqi_isyraqi.

vvv

126 Awal yang Baru


Memfokuskan Diri Pada Persiapan
Saya Saya memiliki target untuk menikah di usia 23 tahun,
saat saya telah menyelesaikan kuliah dan mendapatkan
pekerjaan. Memang tidak semua orang perlu memasang
target menikah seperti saya. Namun, bagi saya pribadi
membuat target menikah ini menjadi penting karena orang
tua saya menginginkan saya untuk menikah setidaknya setelah
menyelesaikan kuliah. Saat itu, saya pun berusaha mengikuti
arahan orang tua dengan berjuang keras menyelesaikan
dulu amanah dari mereka. Terlebih lagi memang belum
terlihat ataupun ada seseorang yang datang melamar.
Bagi saya, membuat target pernikahan menjadi penting
juga karena hal ini akan berkaitan dengan persiapan-
persiapan yang perlu dilakukan. Walaupun sudah
sepantasnya kita mempersiapkan diri sedini tapi saat kita
punya target, kita bisa membuat batasan sendiri. Dan juga,
bisa menetapkan kapan harus melahap buku-buku pranikah
dan lebih gencar ikut seminar pranikah sebagai prioritas kita.
Ketika menjelang usia 23, saya sudah membeli buku-buku
pranikah dan bertanya-tanya tentang kehidupan pernikahan
pada teman yang sudah menikah. Tak lupa, saya pun
membekali diri untuk mengikuti kegiatan seminar pranikah
agar menguatkan kemantapan hati saat sang pangeran
sudah menjemput nanti.
Dengan izin-Nya, Allah perkenankan saya untuk menjalani
kehidupan pernikahan di saat saya berusia 25 tahun. Ini
adalah waktu terbaik buat saya, walaupun lebih 2 tahun dari
target saya di awal. Tak mengapa, karena yang jadi tujuan
dari menetapkan target adalah di masa persiapannya.

Awal yang Baru 127


Perkara jodoh kita datangnya kapan, biarkan Allah saja yang
mengatur.
Pernikahan bukanlah sebuah kompetisi, hanya Allah
yang tahu skenario terbaik untuk diri. Sekarang yang paling
penting adalah mempersiapkan pernikahan itu sedari dini.
Dalam buku Wonderful Journey Of a Marriage karya Ustaz
Cahyadi Takriyawan, ada 6 macam persiapan diri menjelang
pernikahan:

1. Persiapan Ruhiyah (Spiritual)


2. Persiapan Fikriyah (Ilmu)
3. Persiapan Nafsiyah (mental)
4. Persiapan Jasadiyah (fisik)
5. Persiapan I’jtimaiyah (sosial)
6. Persiapan Madiyah (material)

Walaupun persiapan pernikahan kita belum sempurna


saat ini, paling tidak kita punya kesiapan untuk terus mau
belajar dan memperbaiki diri setelah akad kelak. Tak dapat
dimungkiri bahwa pernikahan adalah proses pembelajaran
seumur hidup, perjalanan penuh dinamika dan penuh kejutan.

Persiapan Ruhiyah (Spiritual)


Bagaimana kita tahu bahwa secara Ruhiyah atau spiritual
kita sudah siap menikah? Kesiapan ini ditandai dengan
adanya niat yang kuat dan tekad langkah untuk menjalani

128 Awal yang Baru


proses kehidupan pernikahan dengan segala konsekuensi
dan resikonya.
Kemudian kita paham bahwa menikah adalah bentuk
ibadah kita kepada Allah dan mengikuti sunah Rasulullah. Dan
kita menyepakati bahwa visi besar pernikahan kita adalah
berkumpul lagi bersama keluarga di dalam surga Allah.
Motivasi pasangan suami-istri untuk beribadah dalam
pernikahan perlu dihunjamkan ke dalam hati dengan sebaik-
baiknya, karena dalam perjalanannya nanti akan banyak
sekali tantangan dan rintangan yang perlu dilewati dan
mungkin saja menyebabkan disorientasi tujuan awal menikah.
Niat kita dalam membangun pernikahan di awal pun
bisa jadi melemah bahkan memudar. Untuk menjaga agar ia
tetap ada yang menguat, persiapan ruhiyah ini pun tak boleh
selesai sampai akad saja, ia perlu dipupuk terus menerus di
sepanjang jalan pernikahan.
Pernikahan adalah karena Allah semata. Menjaga
keharmonisan rumah tangga karena Allah, mencari nafkah
karena Allah, mendidik anak karena Allah, hamil dan menyusui
karena Allah, dan segala sesuatu yang dilakukan diniatkan
karena Allah semata. Perkara niat ini sangatlah penting
karena bila tidak karena Allah, maka karena yang lainnya.
Bisa jadi jerih payah kita dalam membangun rumah tangga
tak akan bisa mencicil surga karena tak ada keikhlasan niat
mengharapkan rida Allah semata.
Semoga hanya Allah semata yang jadi tujuan dan
mengisi amunisi diri kita dalam menjalani pernikahan. Karena
Allah, segala masalah berat bisa jadi ringan. Karena Allah,
segala takdir yang mungkin terlihat pekat menjadi jernih.

Awal yang Baru 129


Persiapan Fikriyah (Ilmu)
Menikah ibarat perjalanan sebuah kapal di laut lepas. Untuk
sampai dit empat tujuan, ada banyak sekali ilmu yang perlu
dimiliki. Dalam contoh sederhananya, bila kita pergi berlayar
dengan kapal, kita perlu belajar ilmu tentang membaca peta,
membaca rasi bintang, ilmu tentang membelah ombak, ilmu
tentang suhu air laut, ilmu tentang arah angin, ilmu membaca
gelombang laut dan masih banyak lagi.
Begitu pula dengan pelayaran perjalanan membangun
rumah tangga yang membutuhkan waktu bukan hanya satu
dua hari, tapi tahunan sampai puluhan tahun. Agar pernikahan
kita sampai pada tujuan utama dan terbaik yaitu ke surganya
Allah, diperlukan berbagai macam ilmu agar selamat di dunia
akhirat.
Dalam pernikahan, seorang suami adalah nakhodanya
dan seorang istri adalah navigatornya. Masing-masing punya
peran penting dalam pelayaran, bukan duduk manis saja
sambil menikmati belaian angin. Untuk menjalani peran terbaik
dan memberikan kontribusi terbaik, ada kompetensi diri yang
perlu dibangun.
Contohnya adalah ilmu tentang psikologi suami istri, ilmu
komunikasi, manajemen finansial, manajemen diri, manajemen
kerumahtanggaan, parenting, dan masih banyak lagi. Nikah itu
berat, lho. Tantangannya bahkan pertanggungjawabannya.
Perlu banyak ilmu, pengalaman, dan hikmah yang harus
dikumpulkan dari perjalanan pernikahan keluarga sendiri
ataupun orang lain.
Semoga semangat belajarnya pun tak lekang oleh waktu
hingga tutup usia kita.

130 Awal yang Baru


EPILOG

Awal yang Baru 217


Profi l Penulis
K hairunnisa
Syaladin, biasa
dipanggil Nisa
pada bidang Global Health.
Nisa/Chaye saat ini sedang
mengembangkan komunitas
atau Chaye adalah Kelas Bunda Sehat yang bertujuan
seorang muslimah untuk memberikan edukasi
berdarah Aceh tentang kesehatan perempuan
yang sekarang dan keluarga di Indonesia.
berdomisili di kota kembang,
Dalam waktu luangnya, Nisa/
Bandung. Nisa/Chaye lahir di
Chaye aktif menulis di blog dan
Langsa, 05 Oktober 1992 telah
instagram, dan saat ini sedang
menyelesaikan pendidikan di TK
belajar membuat ilustrasi untuk
Al-Azhar Kelas B4 Langsa, SDN
tulisan-tulisannya. Karya pertama
2 Karang Anyar Langsa, SMPN
Nisa/Chaye adalah Buku Menata
3 Langsa, SMAN Unggul 10
Kala yang diterbitkan tahun
Fajar Harapan Banda Aceh dan
2017 yang merupakan projek
Farmasi Universitas Gadjah Mada
kolaborasi.
angkatan 2011.
Selain itu, Nisa/Chaye juga aktif
Memiliki suami yang bernama
di komunitas Forum Indonesia
Muhammad Pramaditya Garry
Muda (FIM), dan tergabung
Hanantyo, Alumni FTMD-Teknik
dalam Ikatan Alumni Rumah
Material Institut Teknologi
Kepemimpinan.
Bandung angkatan 2011, serta
seorang anak yang bernama 3 kata yang berkorelasi dengan
Muhammad Semesta Elhaqqi Nisa/Chaye
Hanantyo. Pertemuan Nisa/ Produktivitas / Sosial / Kesehatan
Chaye dengan sang suami
adalah saat mengikuti pelatihan
kepemimpinan Forum Indonesia
Muda 16 di Cibubur, Jakarta. kontak
e-mail : Khairunnisasy@gmail.com
Saat ini sedang berjuang IG : @khairunnisa_sy
menggapai mimpinya untuk Line ID : @khairunnisasy
melanjutkan studi yang berfokus

223

Anda mungkin juga menyukai