Anda di halaman 1dari 4

Aku bukan penulis

Oleh:Titing mustikasari

Sesuai dengan judul yang saya buat, saya ingin memberi tahu sebelumnya kepada kalian
bahwa saya bukan seorang penulis. Saya tidak tahu apa tulisan ini akan diterima atau tidak yang
pasti sekarang saya sedang berusaha membuat mimpi saya menjadi nyata. Dan siapa yang tega
menghentikan mimpi seseorang?

Berawal dari rasa bingung. Ya saya sangat bingung, saya ingin menjadi seorang penulis ,tapi
saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Dunia literasi saya sangat abu-abu, alias suram.
Kemudian saya mencoba untuk lebih bergerak, lebih mencari tahu, apa itu dunia kepenulisan. Saya
mencoba mengikuti beberapa group literasi di WhatsApp ,mem follow akun yang bersangkutan
dengan dunia kepenulisan. Sampai akhirnya saya menemukan sebuah postingan sekolah menulis,
yang berjudul “aku bangga menjadi penulis”.

Kemudian disana saya tertarik, dan saya mencoba untuk masuk. Tentunya saya tidak sendiri,
saya mencoba untuk mengajak teman teman saya, dan alhamdulillah mereka pun tertarik untuk
mengikuti project ini. Setelah itu kita benar benar masuk.

Katakanlah bahwa saya telah terjebak, awalnya saya kira, yang dimaksud project di sana
adalah, sebuah project belajar menulis bagi para pemimpi yang berharap menjadi penulis. Tapi
nyataannya yang dimaksud project di sana , adalah sebuah project menulis bagi para penulis. Garis
bawahi bagi para penulis! Jujur saya sangat kaget ketika mengetahui bahwa project ini dikhususkan
untuk para penulis, karena memang saya bukan seorang penulis. Dan yang membuat saya merasa
lebih kaget, ketika diberitahukan bahwa setiap peserta harus mengumpulkan naskah tulisannya.

Walaupun saya bingung, tapi saya harus bertanggung jawab. Berani masuk, ya saya harus
berani untuk mengumpulkan naskah, walau saya bukan penulis seperti yang lain.

Dan di sinilah tulisan saya sekarang, tulisan amatir yang akan menjadi sejarah, bahwa saya
pernah menulis bersama orang orang hebat. Dan saya juga berharap bahwa ini akan menjadi titik
awal perjuangan saya untuk memulai karya. Apakah saya insecure karena tulisan saya akan terlihat
mencolok dari yang lain? Dengan lantang saya menjawab tidak.

Mendengar kata penulis, saya selalu teringat pada masa ketika saya masih berseragam putih
biru. Waktu itu saya sering membuat novel Minnie dalam buku diary, banyak dari teman teman saya
yang mendukung, dan menyukai cerita saya. Di sanalah saya merasakan, bagaimana rasanya ketika
karya kita disukai oleh orang lain. Dan semenjak itu, saya selalu berharap dan membayangkan, jika
suatu saat nanti, nama saya akan tertera pada sebuah cover buku, yang terpajang indah di seluruh
toko buku di Indonesia. Dan saya rasa harapan saya bukan hanya waktu itu saja, tapi sampai
sekarang harapan saya masih tetap sama.

Mendengar kata harapan, saya selalu teringat dengan kata mimpi. Pada masa saya duduk di
bangku SMA,kami sering berkumpul. ketika saya dan teman teman saya sedang berkumpul, topik
mimpi lah yang paling sering kita gunakan. membayangkan bagaimana kita di masa depan,
bagaimana kita menjalani hidup, bagaimana membuat semua mimpi kita menjadi nyata, dan
bagaimana kita dimasa 10 tahun dari sana. Apakah kalian juga sering menceritakan hal itu dengan
teman teman kalian? Apakah kalian punya teman seperti mereka? Saya rasa, saya adalah orang
yang paling beruntung, memiliki teman seperti mereka. Mereka bukan hanya sekedar teman,
melainkan guru bagi saya. Banyak hal yang saya pelajari dari mereka, seperti ketika mereka
bermimpi, bertahan, dan berjuang merealisasikan mimpi tersebut. Dan mungkin karena mereka lah,
tulisan saya ada di sini.

Dan dari banyaknya kalimat yang kami ucapkan, ada beberapa kalimat yang membuat saya
takut sampai sekarang.yaitu kalimat,“Suatu saat nanti kita harus bertemu, dengan hasil perjuangan
kita sekarang, kita tunjukan apakah mimpi kita sekarang akan menjadi nyata atau tidak, dan
ceritakan semua perjuangannya!“ Jujur saya takut. Saya takut ketika kita bertemu nanti, saya tidak
mempunyai pengalaman yang bisa saya ceritakan kepada mereka. Karena saya tidak mampu
mewujudkan mimpi, yang saya harapkan dulu bersama teman teman saya. Mungkin, dengan saya
menulis di sini, ini akan menjadi awal kisah yang akan saya ceritakan kepada mereka.

Banyak hal yang membuat saya ingin menjadi penulis. Salah satunya saya ingin menjadi
seseorang yang bermanfaat. Bukankah, khoirunnaas anfa’uhum linnaas (sebaik baik manusia, adalah
dia yang memberi manfaat untuk orang lain). Banyak diluar sana para penulis hebat, mencurahkan
tulisannya pada buku buku bertema motivasi, kemudian dibaca oleh banyak orang. Dan tidak sedikit
dari mereka yang bangkit, lebih bersemangat untuk hidup, dan mampu merubah kehidupannya.
Betapa banyak pahala yang akan penulis itu dapatkan. Dan di sana saya berpikir, ketika mereka bisa
mengubah hidup orang lain, kenapa saya tidak bisa?

Dan bukan hanya itu, saya ingin hidup abadi, bukankah ada tiga amal yang pahalanya tidak
akan berhenti, walau pemiliknya sudah meninggal. Yaitu anak soleh yang mendo’akan orang tuanya,
sodaqoh jariyah,dan ilmu yang bermanfaat. Saya ingin, ketika saya meninggal nanti, saya
meninggalkan buku, yang dapat membuat pembaca tahu kalau saya pernah hidup, dan masih bisa
memberikan ilmu kepada mereka. Seperti halnya para musonif, mereka sudah wafat, tapi ilmunya
masih bisa diajarkan kepada kita, sampai sekarang.
Siapa yang tidak tahu dengan Syeh Nawawi Al-bantany? seorang tokoh ulama besar, yang
menjadi kebanggaan kaum muslimin, khususnya bagi umat Muslim Indonesia. Sangat banyak kitab
yang telah beliau karang, apalagi menyangkut masalah fiqih. Semasa hidupnya beliau habiskan untuk
membuat karya tulisan berbentuk kitab, yang bersangkutan dengan fiqih, tauhid, taswuf, hadist, dan
tafsir. Beliau wafat pada tahun 1897M. Kenapa saya mengetahi beliau, padahal saya lahir 106 tahun
setelah beliau wafat? Jawabannya karena beliau berkarya, walaupun jasad beliau telah tiada di
muka bumi ini, tapi beliau masih menasihati kita, beliau masih memberikan ilmu kepada kita yang
masih hidup. Bukankah itu lah yang dimaksud dengan hidup abadi?

Tapi mejadi penulis bukanlah suatu hal yang mudah. Ada banyak hal yang harus
dipertanggung jawabkan dalam menulis. Dalam artian, seorang penulis tidak boleh berpikiran
dangkal, tetapi harus berpikiran dalam dan luas. Apa yang dia tulis bukan hanya sekedar nafsu, yang
dia tuangkan pada lembaran kertas kosong, yang kemudian nantinya akan dibaca oleh banyak orang.
Tapi yang dia tulis, harus sesuai dengan fakta dan dibutuhkan oleh banyak orang.

Mungkin kebanyakan orang, menulis adalah sebuah hobi. Berawal dari senang membaca,
kemudian menyukai para penulis buku favorite nya, setelah itu berharap bisa menjadi seperti
mereka.

Tapi menurut saya, menulis bukan hanya sebuah hobi. Melainkan pengembangan perasaan
seseorang dalam bentuk sebuah tulisan. Karakter seseorang bisa terlihat dari tulisannya, apalagi
ketika orang tersebut menulis cerita fiksi. Bagaimana dia menggambarkan karakter, memunculkan
konflik, dan menyelesaikannya.

Untuk itulah saya berpikir, bahwa untuk menjadi penulis, dibutuhkan kematangan dan
kekuatan, baik dalam masalah fisik ataupun mental. Sebagai motivasi untuk diri saya sendiri, saya
harus lebih banyak belajar, mencari pengalaman, dan berlatih. Saya sangat yakin dengan kalimat
“bisa karena terbiasa” Salah untuk pertama kali bukankah hal wajar? Karena dari sanalah kita bisa
mengetahui mana yang benar.

Dan saya yakin ketika kakak kakak senior membaca tulisan saya ini, kalian menemukan
banyak kesalahan. Tapi saya tidak takut, orang yang tidak pernah salah, hanya orang yang tidak
pernah mencoba. Mungkin sekarang status saya, hanya orang nyasar yang berusaha mencari jalan
keluar. Tapi suatu saat nanti, saya yakin saya akan menjadi seperti kalian.

Bionarasi:

Hallo semuanya! Kenalin nama aku Titing mustikasari. Wanita kelahiran 04 Agustus 2003
yang bisa kalian panggil Tika. Sekarang aku tinggal di Pangandaran. Tapi selama 7 tahun aku
menghabiskan waktu, di dua pondok pesantren di daerah Tasikmalaya. Aku tidak punya pengalaman
dalam menulis, tapi akhir akhir ini aku mengikuti beberapa event menulis cerpen dan puisi.

Anda mungkin juga menyukai