Orang boleh pandai setinggi langit, Tapi selama ia tidak
menulis, Ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian
Pramoedya Ananta Toer
Menulis adalah cinta pertamaku. Sejak dulu yang kulakukan
ialah menulis berbait-bait kata di sembarang tempat seperti: meja, tangan, ataupun dinding (Tidak untuk ditiru ya teman- teman, hehe). Dengan menulis aku bisa mengungkapkan hal- hal yang tidak bisa kukatakan secara langsung, sekaligus obat ampuh untuk meredakan kegelisahan. Kecintaanku dalam menulis dimulai sejak bangku SMP. Saat itu guru bahasaku sering mengikutkanku berbagai macam perlombaan menulis dan alhamdulillah semakin banyak belajar dari pengalaman yang sudah pernah aku alami. Selain lomba aku juga aktif menulis blog, karena dengan begitu apapun yang aku tulis disana bisa menjadi kenangan dan memberi banyak manfaat kepada orang yang membacanya. Untuk itu tujuan pertamaku ketika memutuskan untuk menjadi penulis adalah ingin memberikan manfaat kepada banyak orang.
Saat pertama kali aku mulai menulis di blog, seringkali
terbesit rasa kecewa karena orang-orang yang mengunjungi profil blogku masih sangat sedikit. Bahkan tak jarang sering membuatku kesal dan ingin berhenti saja dari blog karena tidak ada semangat yang kunjung datang. Namun pada akhirnya aku ingat bahwa jika kita ingin berkarya maka keikhlasan harus kita tanamkan pada diri sendiri. Sangat penting bagi para penulis untuk menanamkan niat dengan baik dan benar. Berkarya lah seolah-olah orang tidak ada yang melihatmu.Ppada saat itu semangat untuk menulisku mulai mengembara dan membuatku sadar bahwa penting sekali untuk menata niat yang baik agar keihlasan dalam menulis bisa tetap terjaga.
Setelah belajar mengenai niat dan keikhlasan, lagi-lagi Allah
ingin membuatku belajar banyak dari sosok yang luar biasa. Salah satunya ialah, sebut saja kak Mutia, beliau merupakan seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran yang sedang berkuliah di Universitas Sriwijaya. Pertama kali aku mengenalnya melalui blog karena beliau juga aktif menuliskan blog dan sudah berhasil menerbitkan 2 buah buku. Beliau adalah sosok yang inspiratif dan kaya akan ilmu. Untuk itu beliau sering menasihatiku bahwa menulis itu sebenarnya ibarat ibadah, jika kita mampu menulis berbagai macam karya yang bisa bermanfaat bagi banyak orang dan orang tersebut benar-benar merasakan manfaatnya, maka itu akan bernilai sebagai suatu pahala bagi kita. Contohnya tidak usah terlalu jauh, jika kita menuliskan untuk mengajak orang- orang agar mau bersholawat di setiap harinya selama 100 kali lalu ada orang yang membaca itu dan berniat untuk mengikutinya maka pahala tersebut akan mengalir kepada kita yang menuliskan tulisan tersebut. Pada saat itu aku berusaha keras agar hal apapun yang aku tulis bisa bernilai dan bisa mengajak orang kepada jalan kebaikan.
Mengetahui banyak hal-hal baru seringkali membuat kita lupa
bahwa ternyata ilmu yang kita punya hanya sedikit. Terutama dalam belajar menulis. Aku sadar bahwa ada banyak hal yang harus dikorbankan, termasuk tenaga, pikiran dan waktu. Dulu aku selalu berpikir bahwa sepertinya menjadi seorang penulis sangat menyenangkan. Namun setelah benar-benar turun ke dunia menulis ternyata tidak semudah dan segampang yang kupikirkan. Dari sinilah aku pikiranku mulai terbuka bahwa segala sesuatu itu tidak bisa dicapai dengan usaha yang tidak seberapa. Walaupun sekarang sudah banyak penulis yang sudah sukses namun pasti di dalamnya terdapat banyak sekali effort yang luar biasa. Akan tetapi percayalah jika kita sudah berhasil menamatkan karya yang sedang kita buat pasti akan menambah semangat kita untuk terus berkarya. Rasanya seperti ada suatu kepuasan tersendiri karena sudah berhasil menyelesaikannya. Berkomitmen dalam menyelesaikan suatu karya juga sangat penting karena ada banyak sekali para penulis diluar sana yang seringkali membuat satu halaman kemudian tiba-tiba ditelantarkan begitu saja. Padahal jika kita sudah berjanji dengan diri kita sendiri maka rasa lelah yang kita rasakan akan menjadi worth it. Begitulah suka duka menjadi seorang penulis, walaupun ada banyak yang harus dikorbankan akan tetapi tidak pernah menyurutkan semangatku untuk terus berkarya sebanyak-banyaknya.
Pada akhirnya ada banyak sekali pelajaran yang bisa aku
ambil dari menulis. Salah satunya adalah aku bisa menjadi diri sendiri melalui tulisan-tulisan yang aku buat. Tidak peduli jika masih banyak orang-orang yang sering membandingkan tulisanku dengan penulis lainnya. Karena setiap penulis pasti mempunyai ciri khasnya masing-masing. Selain itu kita juga harus berani dalam memulai sesuatu yang benar-benar sudah ada di dalam diri kita, jangan hanya karena kata-kata buruk orang lain malah menjatuhkan semangat kita untuk terus berkarya. Selagi masih muda kita harus banyak membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Saya percaya bahwa semua orang pasti bisa menulis selagi memiliki kemauan untuk belajar dan mengupgrade kemampuan diri, bahkan penulis-penulis yang sudah terkenal seperti: Tere Liye, Asma Nadia, Andrea Hirata, dsb pasti juga berawal dari belajar mengenai dunia kepenulisan. Intinya jika ingin sukses kita harus bisa mengatur diri sendiri agar tidak terjebak dalam zona nyaman. Kita harus berjuang di masa muda agar masa tua tidak dihabiskan hanya dengan menangis dan meratapi penyesalan karena tidak melakukan apa-apa sewaktu masih muda.