Anda di halaman 1dari 3

T6B/OJ/2009 Rikma Yulistiani

NPM: 210110080094

Awalnya, saya hanyalah marketer majalah Islam sewaktu SMA. Nah, majalah yang saya
jual itu, say abaca terlebih dulu. Akhirnya saya berpikir, kenaapa saya tidak menulis saja.
Mulailaah saya menulis. Jujur saja, awalnya saya menulis untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Karena semenjak SMA saya sudah mandiri dan tidak bergantung kepada ortu.
Alhamdulillah, dari menulis itu saya mampu survive, membiayai diri sendri. Sekarang,
seiring perjalanan hidup, saya menyadari bahwa menulis bukan lagi diniatkan untuk
mencari uang. Tetap untuk berkontribusi dalam kehidupan. Istilah kerennya, dulu itu saya
“Menulis untuk hidup”, dan sekaarang “Hidup untuk menulis”.

saya pun kebiasaan menulis di awal hari. Ba’da shalat shubuh, saya menulis sampai jam 8
pagi. Ada yang hilang kalo saya tidak menulis. Saya menemukan kepuasan ketika saya
menulis. Saya bisa curhat, bisa menuaangkan ide, dan sebagaainya dengan menulis.
Ibaratnya, menulis itu adalah kamar mandi yang di sana saya akan “mengeluarkan”
segala beban saya. Hehehe…jorok ya^^

pengalaaman unik ketika menulis tentu saja. Saya dulu pernah membaca sebaah tesis
milim Fatima Mernisi (penulis wanita asal maroko). Dia berkata,”menulis bisa
membuatmu aaawet muda. Dengan menulis, tidaklah perlu anda melakukan oprasi
pengencangan kulit wajah. Karena kulit wajah anda aakan menjadi kencang.” Itu
memotivasi saya untuk semakin giaat menulis, agar menjadi awet muda. Yang terjadi
malah, tiap orang yang belum kenal menyaangka saya sudah berusia di atas 25 tahun.
Saya bukannya tidak percaya tesis Fatima Mernisi, tetaapi justru semaakin memaacu saya
untuk membuktiikan tesis itu. Kalau selama menjadi pembicara, pengalaman unik itu,
saya merasa audiens itu menemukan inspirasi ketika saya berbicara. Sangat
menyenaangkaan, jika aapa yang saya katakana kemudian “menjadi mereka” dalam
menjalani hidup. Saya bukan mengaajari mereka, melalinkan saya berguru kepada
mereka bagaimana menjadi pendengar yang baik. Berbicara di hadapan orang lain,
menuntun saya untuk benar2 mengoptimalkan dua telinga yang diberikan; agar lebih
banyak mendengaar.

yang saya tulis lebih dari 50. yang sudah terbit itu ada 2 (Beginilah Seharusnya Hidup,
dan Saatnya yang Muda yang Harus Kaya). Insya Allah ada 4 yang mau terbit di awal
2010 ini, insya allah. (judul: Siluet Cinta Adam dan Hawa, Beginilah Seharusnya Cinta,
Kepada Cinta Kita Belaajar, dan Para Pembuat Keajaiban)

saya ingin menjadi inspirator. Sejak kecil cita-cita saya tidak pernah berubaah. Cita2 itu
saya tetapkan sejak SD kelas 4. saya sudah bercita2 menjadi penulis. Saat itu saya belum
bisa berpikir secara logis. Tetapi, Allah rupaanya tetaap menggenggam cita2 itu. Lewat
tulisan dan materi pelatihan, saya berharaap orang lain mendapatkan inspirasi agar
hidupnya lebih bermakna. Singkatnya, WTS (Writer, Trainer, Speaker)

aktivitas saya sekarang menulis, dan menjadi pembicara di beberapa tempat (Bandung,
Jakarta, Solo, dll). Selaini kuliah tentunya.

ya. Sudah tiga tahun saya sering diundang ke beberapa tempaat, untuk training motivasi
dan organisasi. Ini sebenarnya konsekwensi dari menulis. Menullis dan berbicara itu
ibarat 2 sisi mata uaang. Menjadi penulis, pasti menjadi pembicara, menjadi pembicara
pasti jadi penulis. Selain itu, saya selalu membutuhkan motivasi. Akhirnhya, saya seirng
memotivasi diri sendiri, ya jalannya adlaah dengan memotivasi orang lain. Memotivasi
orang lain sama dengan memotivasi diri sendiri. Karena setiap kaali berbicara di muka
umum, saya selalu mengidentikan audience sebagaai cermin.

moto hidup saya “Less is More”. Kesederhanaan adalah segalanya. Kesederhanaan


adalah kemewahan, sebenarya. Adapun prinsip hidup, adalah saya ingin selalu
bermanfaat buat orang lain. Seperti lebaah, berusiaa pendek tetapi sepanjaang hidup tak
ada kesia-siaan.
Alhamdulillah, selama ini upaya dan usaha yang saya lakukan telah berbuah. Di bidang
akademik, kemarin saya dianugerahi Unpad Award kategori mahasiswa kreatif dan
inovatif 2009, mahasiswa berprestasi Fikom 2009, dan terbaik 2 mahasiswa muslim
berprestasi Unpad 2009.

wah, saya belum punya prestasi apa-apa. Pesan saya sih, JANGAAN BANGGA
MENJADI MAHASISWA UNPAD, TAPI JADIKAN UNPAD YANG BANGGA
KEPADA KITA. Belajarlah dari tukang gali sumur. Sebelum dia menggali sumur, dia
sudah yakin bahwa dia aakan mendapatkan aair. Ebgitulah kita seharusnya, harus kita
petakaan dan lihat aakan menjadi apa kita di masa depan, maka aakan denhan mudah kita
menentukan langkah pertama (starting from the end).

Anda mungkin juga menyukai