Anda di halaman 1dari 14

Materi Kelas Writerpreneur by MS Wijaya

Materi ini dibawakan di kelas One day One Post(ODOP) dan Nulis Aja
Community(NAC)

Sambil menunggu yang lain saya cerita dulu ya. Sebenernya saya masih baru
banget untuk pengalamannya di dunia Writerpreneur. Tapi semoga saya bisa
kasih sedikit gambaran apa itu Writerpreneur.
Awal mulanya tahu Writerpreneur itu lewat seminar dan workshop dari
BEKRAF sekarang jadi KEMENPAREKRAF. selama tiga hari kita di sana di
gembleng untuk bagaimana menjadi Writerpreneur yang nggak hanya
menulis saja tapi bisa memberdayakan hasil karya tulis kita. Tugasnya pun
lumayan berat setelah ikut workshop itu, harus buat antologi dalam waktu 3
bulan dan cetak kemudian
dipamerkan di IIBF dan pameran
BEKRAF di solo waktu itu. Dari ikut
itu lah aku ingin teman-teman
khususnya anggota NAC ini bisa
menjadi writerepreneur sejati,
dan bisa kita mulai saat ini sebagai
tim. Yup, menjadi writerpreneur
kita nggak bisa sendiri, kita butuh
orang lain atau tim yang bisa
membantu kita untuk terus maju.
Minimal bisa membantu
menyemangati kita.
Karena saat ini juga, penulis
bukanlah pekerjaan sunyi lagi.
Yang spertinya harus menyendiri
untuk menulis dan di tempat yang
sepi. No, itu penulis jadul. Penulis
saat ini diminta lebih show off,
terlebih sudah banyak platform-
platform menulis yang bisa
memuat karya kita secara
langsung.
Untuk menjadi Writerpreneur menurut aku pribadi ada 5 hal penting yang
harus dimiliki.
1. Attitude, maksudnya sikap kita kepada sesama manusia bahkan makhluk
hidup untuk saling menghargai dan berbuat baik(macam pelajaran PPKN gak
sih ini😭😭😭) tapi beneran, itu yang pertama. Apa saja contoh attitude yang
baik? Yang utama rendah hati, membumi, bersahabat, rajin belajar,
silaturahmi dan menjalin jaringan, tidak pelit ilmu.

2. Karya Tulis, Kalau yang aku


baca dari biodata yang kemarin
teman-teman isi di formulir
sudah hampir setengahnya sudah
memiliki buku atau setidaknya
punya karya yang sudah di buku
kan. Yang membedakan writer
dan Writerpreneur adalah
bagaimana mereka
memperlakukan karya tulis
mereka yang telah mereka
lahirkan. Kalau writer biasa
yaudah, setelah nulis pasrahkan
pada Tuhan. Mau ada yg baca
atau nggak Pokoknya yang
penting aku udah nulis.
Sedangkan seorang
Writerpreneur memperlakukan
karya kita seperti anak sendiri.
Bayangkan aja kalau kita punya
anak, pasti mau yang terbaik buat
mereka. Dikasih makanan yang
bergizi, pakaian yang indah dan
lain sebagainya.
Begitu juga dengan karya tulis kita. Seorang Writerpreneur saat akan
menerbitkan buku dia sudah mulai woro-woro duluan nih. Jadi nggak pas
bukunya udah terbit aja mereka kasih tahu sama pemirsanya. Atau malah
dipasrahin ke penerbitnya. Anggota NAC wajib nih bisa mempromosikan sejak
awal, malah nanti dibantu sama teman-teman tim Konten Kreator NAC. Jadi
kalian harus kerjasama dengan tim.
3. Relasi, hal ini jadi yang terpenting karena kita gak punya relasi kita mau
menawarkan ke mana? Relasi ini juga gak harus beli buku kita, bisa bantu-
bantu atau kolaborasi untuk mempromosikan buku kita kelak.

4. Branding atau membangun personal branding. Setelah berelasi kita bisa


mulai membranding diri kita, dalam NAC ini maksudnya kita mulai
membranding karya yang kita tulis. Bagaimana caranya? Pergunakan sosial
media kita, entah itu instagram, twitter, facebook atau bahkan Blog pribadi.
Tapi yang saat ini sangat populer kita bisa membranding lewat instagram dan
tiktok. Kita bisa mulai dari membuat postingan tentang ceriya yang sedang
kita buat, atau artikel yang kita buat. Saat ini banyak para penulis terutama
penulis novel yang sudah aware tentang pembuatan booktrailer, seperti yang
diajarkan Mbak Kirana Kejora Book Trailer tidak mesti was. Cukup kata-kata
atau kutipan dari novel atau tulisan yang kita buat dpadukan gambar dan lagu
yang sesuai. Itu sudah bisa menarik perhatian orangorang yang melihatnya.
Apalagi saat ini sudah banya aplikasi yang memudahkan kita untuk membuat
booktrailer. Sebut saja Canva, aplikasi gratis tersebut banyak membuat fitur
yang memudahkan kalau kita mau belajar.

5. Mau terus belajar, Kenapa harus? karena menjadi Writerpreneur kita harus
serba bisa atau setidaknya tahu hal-hal yang perlu diketahui. Misalkan kita
mau nerbitin buku. Sebagai
seorang Writerpreneur kita sudah
harus banyak tahu tentang
penerbitan, terutama jika mau
terbit indie. Kita bisa ekspolor
lebih sebenarnya jika indie. Kita
bisa custom ukurannya berapa?
Mau pakai kertas seperti apa?
Bagaimana buku kita nantinya,
enak digenggam saat baca atau
tidak jika ukurannya 14 x 20 atau
lebih enak yang ukuran travel. Lalu
bagaimana kita memasarkannya
kelak? Target marketnya siapa?
Sebagai WP kita perlu teliti dan
detail bagaimana nantinya buku
kita saat sudah terbit.
Sekiranya dari saya cukup,
selebihnya silakan kita sharing dan
bahas bersama jika ada
pertanyaan 🙏🏼😃
QNA
#Nusantara Heni
Kak gimana attitude apa saja yang harus kita miliki untuk bisa jadi
writerpreuneur?

A : Yang utama rendah hati, membumi, bersahabat, rajin belajar,


silaturahmi dan menjalin jaringan, tidak pelit ilmu.

#BN Yuvina Zaharany


Halo, Kak Wijaya. Terima kasih banyak untuk sharing-nya. Jujur di sini aku baru
tau makna writerpreuneur dan bedanya dengan writer, xixi. Aku mau
bertanya.

1. Apakah dengan mengirim tulisan ke penerbit atau ke platform online, atau


self publish ini termasuk memberdayakan tulisan kita, Kak?
2. Apakah writerpreuneur ini bergerak untuk memberdayakan tulisan sendiri
aja, Kak? Atau bisa untuk memberdayakan tulisan penulis lain?
3. Pertanyaan terakhir, Kak. Selama menjadi writerpreuneur jatuh bangun apa
yang pernah Kak Wijaya rasakan? Bagaimana cara untuk survive-nya?

A:
1. Dengan mengirim tulisan ke platform menulis yg saat ini banyak ini, kita
sudah melakukan branding. Memperkenalkan tulisan kita ke dunia luar.
Yup, tentu memberdayakan tulisan kita.

2. Writerpreneur ini luas banget. Tidak harus memberdayakan tulisan


sendiri, kalau kita bisa memberdayakan tulisan teman atau orang lain itu
masuk Writerpreneur. Jujur saya juga akhir-akhir ini lebih banyak
memberdayakan tulisan orang lain lewat komunitas yang saya bangun yaitu
Nulis Aja community, di sana kami membimbing anggotanya untuk menulis
buku solo.

3. Yang utama dari diri sendiri sih, sempat bertanya-tanya apa yakin bisa
dapat uang dan hidup dari nulis? Tapi setelah merasa yakin, akhirnya pintu
rezeki Alhamdulillah terbuka satu persatu. Salah satunya jadi ghost writer
yang fee nya lumayan besar 😭🤣🤣 cara survive, aku yakinin diri, kalau ini
udah jalan yang aku pilih dan Allah akan selalu membimbing ke jalan yang
seharusnya.

#Nusantara Lita
Makasih untuk materinya MS Wijaya waw open my mind nih setelah
mengikuti materinya. Sukses selalu buat kamu ya MS Wijaya. Setelah ikuti
materi tadi, aku mau tanya.

1. Apakah content writer dan blogger bisa dibilang writerpreneur?


2. Ceritain dong sedikit pengalaman sampai menjadi wruterpreneur yang
sangat berkesan sehingga bisa jadi seperti sekarang
3. Hal tersulit apa yang pernah dialami selama perjalanan menjadi
writerpreneur?

A:
1. Yes, termasuk dong 😃 apalagi kalau sudah bisa menghasilkan uang.

2. Waktu benar-benar bidanin antologi novelet saya Rempah Rindu. Saya


dan teman-teman benar-benar bikin dari nol dikerjain bareng-bareng. Dan
akhirnya bisa launching bukunya di perpusnas waktu itu. Dan dapat tawaran
Ghostwriter dari orang ternama. Kayak gak nyangka aja sih.

#Bn wince
Kak untuk branding itu apakah pengaruh dengan tulisan kt yg masih gado2 di
blog?Terima kasih kak atas materinya. Keren banget!

A: Branding ini biasanya kita harus sudah menentukan satu apa yang paling
kita suka dan bisa/kuasai. Kalau di blog, namanya Niche kalau gak salah
CMIIW. Gimana kalau masih gado-gado? ya kita branding aja dulu sebagai
penulis dengan nyebar tulisan kita di sosmed gitu. Apapun yang saat ini
kamu tulis. Ayo bagikan, jangan malu.

Jadi orang tahu, kita tuh punya karya loh. Soal Niche akan muncul seiring
waktu dan bagaimana pembaca kita nyaman di tulisan kita yang mana. Dan
kamu nanti juga akan tahu akhirnya akan nyaman di tulisan yang macam
apa. Intinya jangan berhenti menulis dan membagikan ke orang-orang
sekitar.

#BN Reza
Salam kenal sebelumnya kak
1. Aku masih bingung sama poin ini kak, maksudnya kita harus
memperlakukan tulisan secara sopan kah?
2. Berarti desain dan tata letak menjadi hal penting menjadi writepreneur ya?
3. Untuk pemula yang belum tau spesialisnya baiknya bagaimana ya kak untuk
memulainya?

A:
1. Bukan sopan sih, lebih seperti menghargai dan PD sama tulisan kita.
Contohnya seperti tadi memperlakukan seperti anak kita.

Seorang anak kan pasti punya hak-hak yang harus dipenuhi. Begitu juga
dengan tulisan kita. Mereka sudah kamu lahirkan, sudah kamu tulis(yang
tadiya hanya angan-angan atau suara riuh di kepala, kini mewujud jadi
sebuah tulisan utuh). Izinkan mereka bertemu dengan pembacanya. Karena
semua tulisan pasti akan menemukan takdirnya masing-masing. Atau
jodohnya masing-masing, gmn mau dapet jodohnya kalau tulisannya cm di
ungkep sendiri?

Mau nambahin mumpung inget�� contohnya gini, misal kita punya nulis
puisi, puisi ini mau diapain lagi ya? Bisa gak sih diotak-atik lagi?

Kalau Writerpreneur pasti langsung bilang bisa!

Contohnya, bisa dibuat musikalisasi puisi. Di ubah jadi cerpen, lalu jadi
novel, lalu jadi naskah drama, skenario film atau series.

Contoh nyatanya sepertu almarhum eyang SDD. Iya awalnya menulis puisi
hujan bulan Juni, kemudian menjadi novel trilogi. Lalu jadi film.
2. Yupp banget, sekarang mudah kok. Udah ada canva atau aplikasi
handphone yang memudahkan kita untuk mendesain.

3. Terus menulis 😍� 3. Terus menulis 😍�

#BN Sulanti
Selamat malam kak, salken ya kak. Izin bertanya ya
1. Bagaimana cara menjadi seorang writerpreneur?
2. Apakah seorang writerpreneur bekerja sendiri atau memiliki karyawan lain?
3. Bagaimana cara membangun personal branding?
A:
1. Caranya mengamalkan yang 5 tadi �

2. Bisa sendiri bisa punya tim. Tergantung kamu mau dalam sekala apa yang
kamu pegang entar? Penerbitan itu termasuk ke Writerpreneur loh.

3. Punya sosial media dan rajin pajangan tulisan di sana.

#Nusantara_eva
Halo kak Wijaya..
Saya terkesan dengan 'ghost writer' Gimana cara memulainya ya kak?

A: Cara memulainya yang pertama branding. Aku juga kaget tiba-tiba dapet
tawaran dari teman sekolah, katanya bos dia mau nulis buku tapi dia minta
ghostwriter sama aku.

Padahal teman aku ini udah lama bgt gak kontakan setelah lulus, ada kali 10
tahunan. Tapi karena aku di ig selalu branding tulisan aku. Mungkin dia
ngeh, oh si sepet(nama panggilan dulu) udah jadi penulis nih. Jadi kayak org
tuh udah punya gambaran, berarti kalau gue butuh penulis atau hal yang
berkaitan dunia tulis menulis pasti bisa ke dia. See, itu dari hasil branding
dan relasi.

#Nusantara_zahro
Salam kenal sebelumnya kak. Izin bertanya kak.
Terkait hal penting dalam writerpreneur yang "mau terus belajar". Menurut
kakak bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri terhadap tulisan yang
kita buat sedangkan kita baru belajar kak? Lalu apa saja yang harus kita
perhatikan ketika kita akan mencoba hal hal baru khususnya dalam dunia
tulis-menulis? Terimakasih kak.

A: Wajar sebenarnya kita minder dan gak PD sama karya tulis kita sendiri.
Jalanin aja, itu namanya proses. Kalau kita gakengalami itu namanya kita
nggak pernah berproses.
Cara menumbuhkannya, mulailah yakin tulisan kita memang layak untuk
hadir di dunia. Karena kalau kita nggak yakin sama tulisan kita sendiri.
Gimana orang lain mau percaya?

#BN Yuvina
Berarri untuk menjadi writerpreuneur ini sebelumnya kita harus istilahnya
mengumpulkan banyak pembaca dulu, ya, Kak?

A: Nggak harus, intinya branding dulu dan punya karya. Karena bahan bakar
kita membranding adalah karya

Assalamu'alaikum Mas Wijaya.


Perkenalkan saya Siti. Tertarik dengan Writerpreuner. Ada waktu pakem gak
untuk menjadi writerpreneur, Mas?

A: Sebenernya nggak ada pakem tertentu. Seperti yg tadi sudah aku bilang,
Writerpreneur itu luas banget lahannya. Kamu buatin caption buat teman
kamu dan dibayar aja itu udah masuk Writerpreneur 😃

Baik, Mas Wijaya. Terima Kasih 🙏🏻


Lalu, jika followers kita masih sedikit di sosmed, apakah akan berpengaruh
pada keberhasilan branding?

A: Followers itu kan akan terus bertumbuh kalau kita terus buat konten. Inti
dari branding sebenarnya buat orang sekitar kita aware dulu sama kita. Dan
mendapat closingan/goals berupa follower dan pembaca baru kita.

#bhineka_nita
Hampir sama sebenarnya sama yg ditanyakan teman2 sedikit menambahkan
tulisan seperti apa saja yg bisa dikatakan tulisan yang menghibur, atau maksud
dari writerpreuner itu sendiri apa ya Ka?

A: Tulisan yang menghibur biasanya menimbulkan kebahagiaan ya, eh


gimana sih maksudnya? Genrenya kah? Tulisan menghibur yang pasti saat
pembaca kita selesai membaca mereka merasa sejanak melepas penat dari
kejamnya dunia hehe. Tulian itu kan bisa jadi pelarian kita dari RL yang
kadang membuat kita istigfar. Kita bisa lari sejenak ke dalam tulisan. Nah
coba dari kitanya pas baca tulisan kita enjoy gak saat nulisnya? Kalau kita
enjoy, dijamin pembaca juga akan merasakannya. Apa yang ditulis dengan
hati akan sampai pada hati pembacanya juga.

Untuk Writerpreneur ini intinya menghasilkan uang dari karya tulis kita atau
bekerja di bidang tulis-menulis.
Muhamad Septian Wijaya biasa menggunakan MS
Wijaya sebagai nama pena. Saat ini berdomisili di kota Subang
kegiatannya saat ini adalah berkebun, mengasuh dua anak
kucing dan satu anak manusia kadang. Ia juga freelancer
untuk bidang desain grafis terutama untuk pembuatan
cover buku di beberapa penerbit indie. Ia juga punya toko kecil di rumah dan
taman baca. Silakan bagi yang berdomisili di Subang ingin membaca atau
berdiskusi tentang buku bisa langsung datang ke Rumah Buku MS Wijaya yang
berada tepat di samping kantor Bank BRI cabang Cibogo.
Pengalaman menulis sejak tahun 2017 aktif belajar menulis melalui
berbagai komunitas menulis dan seminar kepenulisan. Penulis kumcer
berjudul 'Pohon Impian' dan 10 antologi berbagai genre. Biasa menulis cerpen
dan ulasan film atau buku di Instagram @immswijaya atau websitenya
www.mswijaya.com

Anda mungkin juga menyukai