Anda di halaman 1dari 5

Langkah-langkah Membuat Book Review

dari Feby Indirani


July 18, 2016 Shanty Dewi Arifin 4 Comments #day79, #ODOPfor99days,
#PadiMeetUp Bandung, Book Review, Feby Indirani, langkah menulis

Pada acara #PadiMeetUp di Plasa Telkom Lembong Bandung pada 29 Mei 2016
lalu, ada oleh-oleh enak yang belum lengkap saya sampaikan. Feby Indirani yang
juga penulis, jurnalis, dan peraih Anugrah Pembaca Indonesia 2010 ini,
memberikan sebuah materi penting mengenai pentingnya membuat Book Review
atau ulasan buku dan bagaimana langkah-langkahnya.

Kenapa perlu menulis Book Review?


Sebagai lulusan Jurnalistik Unpad yang pernah bekerja sebagai News Producer di
Kompas Gramedia grup, Senior Reporter di Business Week Indonesia, dan
Researcher di Tempo, Feby punya cukup ilmu tentang membuat ulasan sebuah
buku.

Review itu bukan menyalin atau mensarikan isi buku, tapi lebih ke penilaian
pribadi si penulis review. Bagaimana pengalaman pribadinya membaca sebuah
buku? Kalau untuk Non-fiksi, ada penilaian mengenai apakah data akurat, apakah
relevan dengan kebutuhan orang tertentu?

Saya sendiri sebenarnya masih sering tertukar antara istilah Review dan Abstract.
Abstract atau ringkasan dari sebuah buku yang berisi hal penting dan plot cerita
biasa saya baca di www.wikipedia.org atau www.getabstract.com untuk buku-buku
bisnis. Catat ya review bukan abstraksi atau resume.

Dengan mengulas sebuah buku, kita akan mendapatkan beberapa manfaat seperti:

Memahami bacaan dengan lebih mendalam. Kemampuan berpikir analitis


kita akan lebih terasah dengan mengulas sebuah buku.

Berlatih menulis dengan menyajikan sudut pandang yang lain. Disini kita
bisa melatih kemampuan menyampaikan pendapat secara sistematis.
Cara cepat tulisan kita bisa tayang di media massa. Mengulas karya orang
lain secara konsisten, baik itu di media massa maupun blog pribadi dapat
menjadi jalan tulisan kita dikenal banyak orang.

Membantu mempublikasikan karya orang lain dan dibayar secara


profesional.

Tidak semua review itu menarik untuk dibaca. Feby bertanya kepada para peserta
mengenai review seperti apa yang rekomendasinya disukai. Berikut beberapa
jawaban dari para peserta:

Berimbang, tidak bagus semua atau jelek semua.

Sering menulis dibidang tertentu sehingga punya cukup banyak referensi. Itu
sebabnya penting untuk membangun reputasi sebagai reviewer.

Tugas seorang reviewer/pengulas adalah membantu pembaca melihat keunikan


buku dibanding buku lain. Tentunya harus jujur, personal, namun tidak tendensius.
Makanya akan repot juga ketika kita diminta mereview buku yang sebenarnya
tidak kita suka. Apalagi teman sendiri, curhat Feby. Terus bagaimana solusinya
jika seperti itu? Solusinya bisa dibuat dalam bentuk wawancara. Cukup ajukan
pertanyaan Kamu ingin ngomong apa tentang bukumu? Kita biarkan si
penulisnya sendiri yang menyampaikan pendapatnya. Memang penting ternyata
menjaga jarak emosional yang sehat antara reviewer dengan penulis.

Buku seperti apa yang perlu kita review?


Buku yang perlu kita review tentunya buku yang menarik minat kita, dan sesuai
dengan latar belakang dan bidang keahlian kita. Wawasan kita bisa membantu
memperkaya review yang kita sampaikan.

Ada bedanya membuat review untuk karya fiksi dan non-fiksi. Berikut perbedaan
karakter kedua jenis tulisan ini:

Fiksi:

Make believe

Menggunakan imajinasi
Bercerita melalui karakter

Gambar yang tidak realistis

Seolah-olah benar dan berdasarkan fakta, tapi sebenarnya tidak. (Jadi


teringat Da Vinci Code-nya Dan Brown)

Seringkali sekedar berdasarkan opini

Benda mati bisa bersuara dan memiliki perasaan

Characters can be magical

Non-fiksi:

Nyata, benar, dan informatif

Tujuannya adalah memberikan informasi

Berdasarkan fakta, tapi dapat juga termasuk pendapat pribadi

Penulis berbicara sebagai dirinya sendiri

Gambar realistis

Review fiksi sebaiknya subjektif, menggambarkan bagaimana pengalaman


dan reaksi kita terhadap tulisan, kisahnya, karakternya, alurnya, dan
keunikan cerita. Sedangkan untuk review nonfiksi, kita bisa melihat subjek
penelitiannya, bagaimana si penulis melakukan riset, dan bagaimana cara ia
mengungkapkan cerita.
Seti
ap buku itu unik

#10 langkah membuat Book Review


1. Baca SELURUH isi buku. Jangan sebagian-sebagian kalau ingin
menuliskan review yang baik. Kamu bisa belajar cara membaca buku
dengan cepat dari materi pertama yang disampaikan Ollie dalam post Oleh-
oleh #PadiMeetUp di Telkom Bandung. Buatlah poin-poin menarik yang
akan kita sampaikan dalam review.

2. Temukan gagasan utama atau kesan yang paling penting yang ingin
disampaikan. Ini penting untuk menjamin review kita fokus, jernih dan tidak
melebar kemana-mana. Kita bisa jelaskan mengapa isi buku menarik, sulit
dilupakan, menghibur, atau malah nyeselin. Apakah kita setuju atau tidak
setuju dengan sudut pandang penulis? Jelaskan mengenai poin yang
berkesan dari buku tersebut. Bisa juga dengan membandingkan dengan buku
atau pengarang lain. Apakah buku tersebut mempengaruhi hidup kita setelah
membaca?

3. Buatlah outline/kerangka. Bisa dengan mengembangkan setiap poin yang


kita buat saat membaca buku. Setiap poin bisa dikembangkan menjadi satu
paragrap.

4. Sampaikan informasi dasar seperti judul, penulis, topik, genre, dan sinopsis
singkat buku di bagian awal review. Untuk buku nonfiksi, berikan ringkasan
mengenai gagasan utama dan poin penting yang mendukung gagasan
tersebut. Sedangkan pada buku fiksi, ringkasan jalan cerita bisa diberikan
selama tidak mengurangi hasrat ingin tahu dari calon pembaca.

5. Jangan memberi bocoran terlalu banyak, namun gali lebih dalam. Biarkan
pembaca menemukan sendiri hal yang menarik dari buku tersebut.
Eksplorasi tema dan tawarkan analisis tentang bagaimana pengarang
menemukan tema tersebut, gaya bahasanya, dan hal lain. Reviewer perlu
merekomendasikan apakah buku tersebut layak dibeli atau tidak.

6. Berikan kritik yang konstruktif dan kreatif. Berimbanglah dalam


menyatakan kelebihan dan kekurangan buku, meskipun sebenarnya kita
berat sebelah (biasanya sangat suka). Buat review bernuansa personal.
Bayangkan kita sedang ngobrol santai dengan teman dekat yang cerdas.
Berikan humor, sudut pandang yang segar, sehingga dapat menghibur
pembaca.

7. Jelaskan dengan contoh. Jelaskan bagian mana yang membuat kita nilai
sebuah buku lucu, seru, sedih, atau meyakinkan.

8. Riset latar belakang Penulis. Bandingkan dengan karya-karyanya yang lain


atau dengan penulis lain dengan genre atau era yang sama.

9. Tutup review dengan kesimpulan yang lugas mengenai isi buku. Kaitkan
dengan gagasan utama yang ingin disampaikan.

10.Lakukan Revisi dan Editing sebelum tulisan di publish.

Sebagai tips tambahan, banyak lah berlatih membuat Book Review. Baca contoh-
contoh ulasan bagus yang biasa terdapat di media massa seperti Tempo atau The
New York Times Book Review. Pilihlah reviewer yang kita sukai dan pelajari
tulisannya. Feby mencontohkan Hernadi Tanzil sebagai pereview yang rajin.
Reviewnya bisa kita baca di blognya Buku yang Kubaca.

Kita juga bisa jika ingin menjadikan kegiatan me-review sebagai profesi. Mainlah
di kuantitas dengan membuat review yang banyak. Cari jaringan seperti penerbit,
karena setiap penerbit pasti selalu menerbitkan buku baru dan membutuhkan
review. Jika ingin dibayar, kirimkan ke media. Tapi jangan lupa, tuannya pereview
itu bukan penerbit atau penulis, melainkan PEMBACA. Bagaimana? Tertarik jadi
tukang review?

Anda mungkin juga menyukai