Anda di halaman 1dari 8

Apa Perbedaan Resensi Buku Fiksi Dan Non Fiksi?

Apa itu Resensi?


Sebelum membahas tentang keduanya, sepertinya kita perlu mengerti dulu apa yang
dimaksud dengan resensi. Menurut Wikipedia, secara bahasa resensi berasal dari bahasa
Belanda “resentie” yang memiliki arti mengulas kembali.
Sedangkan secara istilah, resensi dapat diartikan sebagai sebuah ulasan atau bahasan tentang
penilaian terhadap suatu karya yang berupa buku, film atau drama.
Di dalam resensi biasanya terdapat kelebihan, kekurangan, dan informasi-informasi penting
yang terdapat di dalam sebuah karya seni (buku/film).
Ada beberapa syarat dalam menyusun resensi antara lain :
a. Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit dan tebal buku.
b. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang,
atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
c. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
d. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.

Perbedaan Resensi Fiksi dan Non Fiksi


Resensi fiksi adalah suatu resensi yang membahas mengenai buku yang berbau fiksi atau
yang bersifat tidak nyata dan belum tentu benar adanya ceritanya. Contoh buku-buku fiksi
antara lain : cerpen, novel, drama, dongeng, legenda, film horor, dll.
Sehingga dalam resensi buku fiksi biasanya terdapat unsur-unsur dalam karya fiksi seperti
alur cerita, penokohan, sudut pandang, latar cerita, nilai-nilai, gaya bahasa, dan bagian paling
menarik dalam cerita tersebut.
Sedangkan pada buku non fiksi tidak ada.
Resensi non fiksi  adalah suatu resensi yang isinya membahas tentang buku-buku yang
sifatnya ilmiah, bersifat nyata, faktual dan benar-benar terjadi. Contohnya seperti buku
pendidikan, jurnal, buku kuliah, majalah, skripsi dll.
Pada buku non-fiksi lebih ke-arah formal seperti teknis dan membahas lebih dalam tentang isi
buku, kebermanfaatan, kelebihan dan kekurangan dan alasan mengapa harus membaca buku
tersebut.
Selengkapnya tentang perbedaan kedua jenis resensi, dapat diketahui melalui panduan /
tutorial meresensi berikut ini.
Apa yang harus ada dalam resensi buku Fiksi?
Meresensi buku fiksi sedikit berbeda dengan resensi buku non-fiksi, hal tersebut karena buku
fiksi adalah buku yang sifatnya tidak nyata, khayalan, imajinasi dan hanya sebuah cerita yang
diciptakan saja.
Sehingga dalam melakukan review sebuah buku harus tahu betul-betul mengenai isi cerita,
alur cerita sampai konflik-konflik di dalamnya. Dalam resensi buku fiksi seyogyanya harus
menjawab beberapa pertanyaan berikut ini :
 Tentang apa ceritanya?
 Alur ceritanya seperti apa? Apakah menarik? Jika iya apa yang membuatnya
menarik?
 Siapa saja tokohnya? Karakternya bagaimana? Sertakan juga karakter/tokoh favorit
Anda.
 Seperti apa gaya penulisannya? Seperti nada penulisan, penggunaan bahasa dan
kualitas ceritanya.
 Pesan/nasihat yang bisa diambil.
 Harga buku

Apa yang harus ada dalam resensi buku non-fiksi?


Sementara dalam resensi buku non-fiksi lebih bersifat kaku, karena buku yang direview
adalah buku-buku yang bahasannya bersifat nyata seperti buku pendidikan, dll.
Dalam melakukan resensi buku non-fiksi, harus menjawab beberapa hal berikut ini.
 Apa tujuan utama penulis?
 Seberapa besar keberhasilan penulis dalam menyampaikan informasi kepada pembaca
melalui buku tersebut?
 Kelebihan dan kekurangannya?
 Apa inti pembahasan? dan apa manfaat yang didapat?
 Harga buku

Cara Meresensi Buku Fiksi


Apa perbedaan resensi buku fiksi dan non fiksi? karena pertamakali saya akan membahas
tentang resensi buku fiksi terlebih. Saya akan mengajak mengingat bersama tentang fiksi.
Buku fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan imajinasi si penulis. Jadi isi tulisan ini
benar-benar buah pemikiran penulis. Karena sifatnya imajinasi, maka isinya hanya fiktif atau
khayalan saja.
Meskipun hasil dari imajinasi dan khayalan, bukan berarti buku fiksi tidak bermutu atau
berbot loh. Justru buku-buku fiksi memiliki cerita yang luar biasa. Sudah ada banyak
contohnya. Misal buku karya JK. Rowling, Andrea Hirata, Dewi Lestari dan masih banyak
lagi penulis novel dengan karya yang menakjubkan.
Nah, setiap penulis memiliki passion menulis berbeda-beda. Bagi penulis yang passion nulis
di fiksi, hal yang disenangi dari penulis umumnya karena fiksi ditulis secara bebas. DI sana
tidak banyak aturan dalam proses penulisan. Berbeda dengan menulis buku non fiksi,
memiliki banyak aturan tentunya (kita simak di ulasannya selanjutnya ya). Nah, kembali
fokus ke apa perbedaan resensi buku fiksi dan non fiksi.
Nah, buat kamu nih yang ingin meresensi buku fiksi. Ada beberapa unsur dan langkah yang
harus kamu taati saat meresensi buku fiksi. Apa saja? simak ulasan berikut.
1. Unsur Resensi Buku Fiksi
Hal pertama ketika ingin meresensi buku fiksi, perhatikan unsur yang harus ada. Di sana ada
tujuh unsur. Untuk memudahkan visualisasi dalam kamu memahami, saya buat per poin saja.
a. Judul Resensi, judul resensi dengan judul buku ini dua hal yang berbeda yah. Judul
resensi adalah judul yang kamu buat. Jadi dari ulasan secara keseluruhan isi resensi,
kamu buat judul yang menarik.
b. Identitas buku, penulisan identitas buku dalam hal ini adalah identitas buku yang
kamu resensi. Penulisan identitas buku pun juga harus menyantumkan beberapa poin
penting. Pertama judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, kota terbit , tebal buku
dan jenis buku, misalnya buku fiksi atau nonfiksi.
c. Kepengarangan, di sini kamu bisa menyinggung si penulis atau si pengarang buku
fiksinya.
d. Sinopsis, sinopsis juga menjadi elemen yang penting salam meresensi buku. Maksud
penulisan sinopsis dalam hal ini bukan sinopsis yang ada di bukunya, tetapi lebih ke
sinopsis yang kamu buat sendiri. Jadi aapa yang kamu baca, kamu buat sinopsis atau
lebih tepatnya review buku tersebut.
e. Unsur intrinsik, nah karena konteksnya adalah meresensi buku fiksi, maka
cantumkan unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik terdiri dari tema, penokohan, sudut
pandang, alur, amanat dan setting.
f. Keunggulan dan kelemahan buku wajib kamu cantumkan dalam resensi. Karena ini
akan sangat membaca pembaca.
g. Kesimpulan juga perlu kamu buat, agar pembaca tidak menyimpulkan resensi yang
kamu tulis.

2. langkah Menulis Resensi


Nah, dari semua unsur yang saya tuliskan dibagian atas. Biasannya akan lebih mahir
membuat resensi ketika sudah melakukan langkah menulis resensi. Langkah yang harus
dilakukan oleh seorang peresensi buku,
a. Baca buku yang akan diresensi
b. Sembil membaca, sambil menulis data dan identitas buku, karena data tersebut yang
akan digunakan untuk resensi.
c. Buat ringkasan atau ikhtisar buku.
d. Nah, hal yang terpenting adalah sebagai peresensi kamu juga harus sanggup
memberikan penilaian terhadap buku tersebut. Inila bedanya resensi dengan menulis
buku.
e. setelah semua selesai, barulah lakukan pembuatan judul untuk resensi buku fiksi yang
sudah kamu buat.
f. Barulah hasil resensi bisa dikirim ke surat kabar, majalah atau tabloid yang
menampung resensi buku.

Contoh Resensi Buku Fiksi

Identitas Buku
Judul Buku: Koala Kumal
Penulis: Raditya Dika
Tebal Buku: 250 halaman
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2015

Ringkasan Koala Kumal


Raditya Dika adalah salah satu insan kreatif Indonesia yang karyanya selalu sukses diterima
masyarakat. Kesuksesannya berawal dari aktivitas isengnya, yaitu nge-blogging.
Tulisan di blognya lalu diadaptasi menjadi sebuah buku fiksi berjudul Kambing Jantan, yang
merupakan hasil karya perdana Raditya Dika.
Saat ini Dika telah memiliki karya tulis fiksi sebanyak 7 buku. Perubahan drastis telah
dialami olehnya, menulis bukan lagi menjadi aktivitas isengnya dan dia juga seseorang yang
multi profesi.
Kini dia berprofesi sebagai penulis, sutradara, komika (stand-up comedy), aktor, dan you
tuber. Hebatnya Dika yaitu bisa memegang semua profesi dengan terkendali.
Pada tahun 2015 Raditya Dika merilis buku barunya yang berjudul Koala Kumal. Buku yang
berkisah tentang manis pahitnya sebuah cinta. Seperti karya-karya sebelumnya, Dika
mengemas dengan konsep drama cinta komedi.
Dalam bukunya, Raditya Dika mengutarakan tentang patah hati. Ada seseorang yang dahulu
satu sama lain saling mengasihi rasa nyaman, namun dikala bertemu kembali rasa itu telah
pudar.
Dika menggambarkan hal itu dengan kisah seekor koala yang berimigrasi dari tempat
tinggalnya di hutan. Namun saat seekor koala kembali ia kebingungan, karena hutan yang
pernah menjadi tempat tinggalnya dahulu telah gundul akibat ulah manusia tidak bertanggung
jawab.
Dan dari penggambaran imajinasi itu Dika memberikan judul buku barunya Koala Kumal.
Jika sebelum-sebelumnya Dika selalu menuangkan komedi kasar dalam setiap karyanya, di
buku Koala Kumal ini ia justru menuangkan komedi pakai hati. Karena Dika sendiri memiliki
prinsip bahwa lucu itu tidak harus menggunakan komedi kasar, komedi pakai hati juga bisa
untuk membuat kelucuan. Koala Kumal menjelaskan bahwa patah hati merupakan suatu
proses menuju taraf kedewasaan. Dalam patah hati janganlah kamu untuk mudah putus asa
mengejar cinta. Meraih suatu harapan itu butuh perjuangan. So, dalam perjuangan cinta kamu
harus bisa mempertahankan kenyamanan.
Kelebihan Buku
Menuangkan kisah cinta yang sangat cocok untuk dibaca para remaja. Konsep temanya
berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang memang selalu sama. Menggunakan gaya
bahasa yang mudah dipahami secara universal. Tata tulisan jauh lebih baik dibanding karya
tulis perdananya “Kambing Jantan”.

Kekurangan Buku
Secara menyeluruh kekurangan hanya pada tebal bukunya saja yang lebih tipis dari karya
tulis lainnya.

Buku non-fiksi dan Cara Meresensinya


Buku non fiksi adalah buku yang ditulis secara objektif, berdasarkan data, penelitian, atau
dari kajijan literatur. Isi pesan buku non fiksi selain objektif juga bersifat informatif. Maksud
informatif dalam hal ini adalah memberikan informasi dan data terbaru.
Kebalikan dari buku fiksi, buku non fiksi dari segi teknis penulisannya terpaku pada aturan
dan standar aturan. Mengingat buku non fiksi ini ada banyak sekali turunannya yang tidak
bisa disebutkan satu-satu. Ada yang termasuk buku non fiksi seperti buku ajar/buku
pendidikan, buku motivasi, buku tips/trik dan masih banyak jenis lainnya.
Nah, meskipun buku non fiksi, bukan berarti buku jenis ini tidak bisa diresensi. Jadi
sebenarnya, buku non fiksi juga masih tetap bisa kamu resensi loh. Terkait dari teknis,
memang sama persis dengan non fiksi.
Hanya sedikit perbedaannya saja. Misal, dalam penulisan resensi fiksi menyantumkan unsur
intrinsik, nah pada resensi buku non fiksi tidak perlu memasukannya. Sisanya, terkait
penyantuman unsur dan lalngkah penulis resensi sama persis.
Karena di bab resensi buku fiksi ada yang belum saya tulis. maka saya tulis di bab resensi
buku non fiksi. Ada beberapa prinsip dan struktur yang harus kamu lakukan sebelum
memutuskan meresensi buku. langsung saja simak ulasannya berikut ini.

1. Prinsip Penulisan resensi


Prinsp resensi buku non fiksi setidaknya memiliki empat poin. pertama, peresesnsi harus
memilih objek resensi bukunya apa. Apakah buku pendidikan, buku motivasi atau buku ajar.
Nah, di sini pula kamu juga melihat surat kabar/tabloid mana yang akan di sasar. Karena
setiap media juga memiliki karakteristik jenis buku yang diresensi.
Kedua, mengenal dan menguasai objek resensi juga hal penting yang harus dikuasai oleh
penulis. peresensi yang tidak menguasai objek resensi, tentu saja akan terkendala dalam
melakukan review buku. Ketiga, barulah peresensi mengulas dan menimbang objek resensi
termasuk menulis hasil resensi itu sendiri.

2. Struktur Resensi
Struktur resensi buku non fiksi juga memiliki empat poin. Poin pertama judul resensi, yang di
ditentukan dan dibuat oleh peresensi. Kedua, pendahuluan, yaitu prolog yang kamu paparkan
dibagian awal memulai menulis resensi. Pastikan pendahuluan tetap ditulis tetap menarik.
Ketiga, barulah masuk ke inti resensi yang kamu buat. dibagian terakhir, adalah penutup atau
kesimpulan.

Contoh Resensi Buku Non Fikis

Identitas Buku
Judul Buku: Satwa Terancam Bahaya
Penulis Buku: Jen Green
Penerbit Buku: Pakar Raya
Cetakan: Tahun 2006
Tebal: 32 Halaman

Ringkasan Satwa Terancam Bahaya


Banyak diantara kita yang sangat menyukai hewan liar. Akan tetapi, sekarang banyak hewan
liar yang terancam punah. Bahkan beberapa diantaranya mungkin sudah punah.
Di dalam buku karangan Jen Green ini banyak sekali pengetahuan yang akan mengajak kita
untuk lebih mengenal dan mengetahui penyebab satwa menjadi langka dan bagaimana cara
menyelamatkannya dari kepunahan. Hewan dan tumbuhan punah merupakan hewan dan
tumbuhan yang telah mati secara keseluruhan. Hewan yang sangat langka adalah hewan yang
terancam kepunahan atau populasinya akan musnah.
Pada zaman dahulu, sudah banyak spesies yang telah punah. Hal ini dikarenakan hewan
tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
Pada zaman sekarang ini sedang terjadi pemanasan global yang merupakan perubahan suhu
bumi dengan cepat. Banyak sekali penyebab hewan menjadi langka bahkan punah.
Pencemaran, penebangan liar, perburuan secara besar-besaran, penangkapan ikan yang
berlebihan, hujan asam, itu semua dapat menyebabkan satwa menjadi langka.
Untungnya masih ada kelompok atau komunitas pecinta alam yang bersedia menyelamatkan
satwa langka. Seharusnya tidak hanya pecinta alam saja yang membantu menjaga
melestarikan satwa langka. Akan tetapi masyarakat juga harus bertindak, salah satunya
dengan mematuhi UU yang berlaku tentang perlindungan satwa langka.

Kelebihan Buku
Jika dari tata bahasa, buku ini mampu membantu siswa dengan kemampuan baca yang
berbeda dan dapat menikmati buku yang sama. Baik itu secara materi di kelas maupun
bacaan kelompok sendiri.

Kekurangan Buku
Masih terdapat beberapa istilah asing yang tidak ada penjelasannya. Sehingga masih
menimbulkan tanda tanya untuk para pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai