Anda di halaman 1dari 2

Bongsu Alang

Bongsu Alang adalah seorang gadis desa yang cantik jelita. Bersama dengan kedua orang
tuanya, ia tinggal di sebuah desa di tepi Sungai Bilah.Kecantikan Bongsu Alang sudah terkenal
hingga ke pelosok negeri. Tak sedikit pemuda yang datang melamar Bongsu Alang, tetapi
semuanya mundur ketika Raja Nulong juga melamar Bongsu Alang.

Setelah menikah, Bongsu Alang dibawa ke kerajaan Raja Nulong. Sebagai permaisuri raja,
kehidupan Bongsu Alang mendadak berubah. Dari seorang gadis desa yang biasa melakukan
segala sesuatunya sendiri, di istana ia serba dilayani oleh dayang-dayang yang khusus disiapkan
Raja Nulong.

Salah satu dari pelayan tersebut berwajah mirip dengan Bongsu Alang. Namanya Jebak Jebir.
Hanya saja, Bongsu Alang berkulit putih, sedangkan dayangya berkulit gelap. Jebak Jebir
mempunyai niat buruk sehingga berusaha lebih dekat pada permaisuri daripada dayang
lainnya. Walaupun dengan cara cara yang tidak baik, Jebak Jebir tidak peduli selama
keinginannya tercapai.

Setelah menjadi dekat dengan permaisuri, rupanya Jebak Jebir belum puas. Ternyata, tujuannya
adalah menjadi permaisuri, menggantikan Bangsu Alang, "Wajahku mirip dengan permaisuri, ini
bisa kumanfaatkan untuk mencapai cita-citaku. Sekarang aku tinggal mencari cara
menyingkirkan permaisuri Bongsu Alang dari kerajaan ini," pikir Jebak Jebir.

Pada suatu hari, Permaisuri Bongsu Alang meminta Jebak Jebir untuk menemaninya mandi di
kolam istana. Kesempatan bagus ini tidak disia-siakan oleh Jebak Jebir. Ia mengancam semua
dayang agar tidak ikut menemani Permaisuri mandi di kolam. Hanya dirinya yang akan
menemani permaisuri, Semua dayang yang sangat takut pada Jebak Jebir menurut saja.

Ketika sampai di istana Jebak Jebir segera menghadap Raja Nulong dengan sebagai permaisuri
Bongsu Alang.Ketika permaisuri mengajak para dayang untuk menemani, secara halus mereka
menolak, "Maafkan kami, Tuan Putri, tetapi kami sungguh. sangat banyak pekerjaan. Nanti
Baginda Raja akan marah jika melihat kamar Tuan Putri berantakan dan juga pakaian Tuan
Putri tidak terurus."

Akhirnya, hanya Jebak Jebir dan permaisuri menyamar sajalah yang berangkat ke kolam istana.
Di sana Bongsu Alang mandi sepuasnya. Oleh Jebak Jebir, dirinya diajari berenang. Namun,
Bongsu Alang tidak tahu akan bahaya yang mengancamnya. Ketika sudah agak lama berenang,
Jebak Jebir membawa Bongsu Alang ke tempat yang lebih dalam. Bongsu Alang yang tidak bisa
berenang tentu saja tenggelam dan Jebak Jebir tertawa penuh kemenangan. Siasat liciknya kali
ini berhasil.

Jebak Jebir pulang ke istana dengan memakai pakaian permaisuri Bongsu Alang. Ketika sampai
di istana, Jebak Jebir segera menghadap Raja Nulong dengan menyamar sebagai permaisuri
Bongsu Alang.

"Baginda Raja, aku sedih sekali. Dayang kesayanganku yang bernama Jebak Jebir telah
tenggelam di kolam istana. Sekarang ia telah mati dan jasadnya terbawa arus ke sungai," Jebak
Jebir mengadu pada raja sembari menangis tersedu agar Raja Nulong menjadi
yakin.Sebenarnya Raja Nulong curiga pada gelagat permaisuri yang ada di hadapannya. Apalagi
ketika ia perhatikan kulit permaisuri terlihat hitam. la pun bertanya, "Mengapa kulitmu
sekarang menjadi hitam?"

"Eh..., oh... ini karena aku tadi terlalu lama mandi di kolam Baginda Raja sehingga sinar
Matahari membakar tubuhku," elak Jebir menjawab dengan tergagap. Ia tidak menyangka Raja
Nulong akan menaruh curiga.

Ketika penasihat istana datang, ia memberitahukan Raja Nulong untuk mengambil tujuh buah
limau dan menyiramkan air perasannya di sebuah pohon di pinggir kolam istana. Tanpa diduga,
dari balik pohon tersebut, keluarlah Permaisuri Bongsu Alang. Ia pun menceritakan apa yang
sebenarnya terjadi pada Raja Nulong. Dengan murka, Raja Nulong menghukum Jebak Jebir
dengan membuangnya ke tengah hutan dan melarang dayang licik itu kembali lagi ke istana.

Hingga saat ini, pohon tempat munculnya arwah Bongsu Alang dikenal dengan nama pohon
Alang. Daerah kerajaan berkembang menjadi sebuah desa yang bernama Desa Tualang, terletak
di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Selatan.

Anda mungkin juga menyukai