Anda di halaman 1dari 6

Langkah langkah meresensi buku

1. Potretlah sampul buku itu. Resensi buku yang baik harus menampilkan sampul buku agar
pembaca dapat melihat secara langsung tampilan buku itu. Sebutkan hal-hal menarik terkait
kondisi fisik buku, misalnya: menggunakan hard cover sehingga tidak mudah rusak, ilustrasi
yang unik karena berupa foto asli, jenis dan warna huruf eye-catching.

2. Buatlah judul resensi serta paragraf pembuka yang menarik. Judul resensi boleh sama, boleh
juga berbeda dari judul buku yang diresensi. Bila kita ingin memberi judul yang berbeda,
pastikan judul resensi sesuai dengan konteks buku yang diresensi. Cari bagian paling menarik
dari buku itu dan ulas di paragraf pembuka.

3. Tulislah identitas buku, yang meliputi:

[1] judul buku

[2] nama penulis,

[3] nama penerjemah

[4] penerbit,

[5] cetakan dan tahun terbit,

[6] tebal buku dan jumlah halaman

[7] harga buku.

4. Sebutkan jenis buku (fiksi atau nonfiksi) dan temanya. Sebutkan pula, apakah buku itu asli
ditulis oleh si penulis, terjemahan, atau saduran.

5. Buatlah sinopsis singkat dari buku itu. Bila buku yang kita resensi adalah novel, ada baiknya
menjelaskan jalan cerita novel itu secara sepintas. Bila buku tersebut nonfiksi, jelaskan isi buku
secara singkat dan kronologis

6. Sebutkan kelebihan dan keunikannya. Jelaskan bahasa yang digunakan, apakah bahasa
formal atau bahasa gaul. Jelaskan pula cara penyajiannya, apakah mudah dimengerti atau
menggunakan banyak istilah teknis. Jika perlu, Anda bisa mengutip beberapa kalimat dengan
menyebutkan nomor halamannya. Bila menurut Anda buku itu memang layak dibaca, Anda
boleh merekomendasikan buku itu kepada pembaca.

7. Cari dan sebutkan pula kelemahan buku, namun jangan berlebihan hingga terkesan
menjelek-jelekkan. Perhatikan kekurangan dan/atau kesalahan dalam buku, seperti alur yang
meloncat-loncat, kata atau kalimat yang sulit dimengerti, makna yang bias, ukuran huruf yang
terlalu kecil sehingga sulit dibaca, atau yang lain. Bacalah buku sampai selesai. Jangan memberi
penilaian sebelum kita selesai membaca.

8. Bila memungkinkan, tulislah latar belakang si penulis buku. Bila Anda bisa meresensi buku
berbobot yang ditulis oleh penulis terkenal, itu lebih baik lagi; nilai jual tulisan Anda akan lebih
tinggi. Meskipun begitu, kita tetap harus bersikap objektif saat meresensi. Jangan karena buku
yang kita resensi adalah buku karya penulis besar favorit kita, lantas kita terlalu memuji-muji
buku tersebut dan mengabaikan kekurangannya.

9. Sebagai penutup, informasikan kepada pembaca, untuk siapa buku itu ditujukan, dan
mengapa buku itu penting untuk dibaca.

10. Jangan terlalu panjang. Untuk pemuatan di koran dan majalah, panjang maksimal sebuah
resensi biasanya 900 kata.

11. Jangan lupa menulis nama Anda sebagai resensator. Ini merupakan cara untuk
menunjukkan bahwa karya resensi Anda bisa dipertanggungjawabkan, sekaligus cara praktis
untuk membuat diri Anda lebih cepat dikenal sebagai resensator.

Tujuannya, diantaranya sebagai berikut,

1. Membantu pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud (karena
buku yang diresensi biasanya buku baru) atau membantu mereka yang memang tidak punya waktu
membaca buku sedikitpun.

2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi. Dengan begitu, pembaca bisa belajar
bagaimana semestinya membuat buku yang baik itu. Memang, peresensi bisa saja sangat subjektif
dalam menilai buku.

3. Mengetahui latarbelakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

4. Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya
penulis lain yang sejenis.

5. Bagi penulis buku yang diresensi, informasi atas buku yang diulas bisa sebagai masukan berharga bagi
proses kreatif kepenulisan selanjutnya.

untuk bisa meresensi buku, sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan sebagian orang. Ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan siapa saja yang akan membuat resensi buku asalkan
mereka mau. Diantaranya;
A. Tahap Persiapan

1. Memilih jenis buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk
meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latarbelakang
pendidikan kita.
2. Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku
yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan
asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa penasaran.
3. Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh
formatnya sebagai berikut;
Judul Karya Resensi
Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Harga :
Tebal :

B. Tahap Pengerjaan

1. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa
dan peresensi buku.

2. Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud Dalam karya resensi
tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal;
 Informasi(anatomi) awal buku (seperti format diatas).
 Tentukan judul yang menarik dan “provokatif”.
 Membuat ulasan singkat buku. Ringkasan garis besar isi buku.
 Memberikan penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau
 membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi
yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
 Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
 Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
 Mengkoreksi karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran
resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa
sikap dan penilaian peresensi terhadap buku tersebut.

C. Tahap Publikasi
1. Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda-
beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan
adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.

2. Menyertakan cover halaman depan buku.

3. Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan
sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat
pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.

1. Judul

Judul adalah hal paling pertama yang harus diketahui oleh pembaca. Bagaimana mungkin
seorang pembaca membaka buku tanpa tahu judul buku yang dibaca? Aneh bukan???

2. Penulis

Secara umum, pembaca akan sangat senang menuliskan resensi sebuah buku jika penulisnya
adalah orang-orang ternama, seperti Buku Hafalan Sholat Delisa yang ditulis Tere Liye.

3. Penerbit

Nama penerbit harus dicantumkan dalam cara menulis resensi yang baik sebagai bentuk
publikasi sebuah media publishing yang mempelopori buku tersebut.

4. Sampul

Sampul disini adalah berupa keterangan tentang jenis sampul yang digunakan. Apakah buku
tersebut menggunakan hard cover atau soft cover? Tergantung dari keterangan buku yang
diresensi.

5. Edisi Ke-/Cetakan Ke-

Edisi atau cetakan perlu dicantumkan untuk mengetahui seberapa sering buku tersebut
diproduksi, hal ini juga sebagai bentuk promosi secara tidak langsung akan buku tersebut.

6. Jenis kertas + Jumlah Halaman


Jenis kertas juga boleh dicantumkan sebagai pelengkap dan jumlah halaman juga penting untuk
dituliskan sebagai bentuk gambaran tebal tipisnya sebuah buku yang diresensi.

7. Tahun Terbit

Tahun terbit sebaiknya dituliskan agar menunjukkan kapan buku tersebut dibuat dan tahun
terbit ini juga mengindikasikan seberapa baru informasi yang ada di dalam buku tersebut.

8. ISBN/ISSN

Nomor ISSN atau ISBN buku juga penting dicantumkan sebagai informasi bahwa buku tersebut
telah terdaftar dan legal.

9. Harga

Biasanya harga diketahui pembaca sehingga boleh dicantumkan.

Setelah menuliskan beberapa poin di atas sebagai unsur-unsur cara menulis resensi, maka
penulis resensi kemudian memulai untuk meresensi lebih jauh buku tersebut dengan
menuliskan:

1. Isi: Isi buku fiksi yang diresensi harus digambarkan secara umum di awal. Apakah buku
fiksi itu berupa cerita romantisme, tragedi, kriminalitas, cinta ataukah yang lainnya,
sehingga sedikit membuka gambaran pembaca di awal resensi.
2. Tujuan : Tujuan penulis membuat buku fiksi tersebut, baik secara umum maupun khusus.
3. Manfaat : Manfaat dari ditulisnya buku fiksi harus dicantumkan sehingga pembaca tidak
hanya sekedar membaca saja namun juga mendapatkan nilai tambah.
4. Sasaran : Sasaran atau audiens dari penulisan buku fiksi ini harus jelas sehingga tidak
terjadi kesalahan pada pembaca dalam memilih buku bacaan yang baik. Meskipun
terkadang meskipun buku yang ada sasarannya usia remaja tetapi banyak yang usia
dewasa tetap ikut membaca buku tersebut.
5. Sistematika penulisan : Apakah buku tersebut tersusun dengan baik mulai dari
pendahuluan hingga penutup atau tidak.
6. Ejaan dan Gaya Bahasa : Ejaan dan gaya bahasa juga penting untuk dinilai. Apakah
bahasa dan ejaan yang digunakan mudah dimengerti atau menggunakan kata atau
kalimat-kalimat asing yang sulit dimengerti pembaca atau tidak.
7. Sinopsis : Biasanya ada persensi yang menuliskan sinopsis pada awal resensi buku fiksi
sebagai gambaran utama.
8. Hal yang menarik : Peresensi buku fiksi boleh mencantumkan hal-hal menarik dari buku
fiksi tersebut.
9. Unsur intrinsik buku : Unsur intrinsik buku seperti tema, alur, penokohan, setting cerita,
amanat serta sudut pandang penulis dalam bercerita di buku fiksi tersebut
10. Unsur ekstrinsik buku : Unsur ekstrinsik buku fiksi seperti sosial agama, sosial ekonomi,
sosial budaya dan biografi penulis buku fiksi itu sendiri
11. Kelemahan buku : jenis huruf, isi, desain buku dan yang lainnya sesuai dengan hasil
pengamatan penulis resensi yang sudah membaca buku tersebut
12. Kelebihan buku : selain kelemahan tentu saja ada kelebihan yang dapat dilihat dari
sebuah buku yang dibaca.
13. Kesimpulan : diakhir resensi buku, penulis resensi sebaiknya menggunakan kalimat yang
mengajak pembaca lainnya untuk membaca buku ini dengan menuliskan kalimat-kalimat
positif tentang buku ini.

Meresensi adalah menulis ihwal sebuah buku. Kita menimbang isi buku, memberikan
uraian, mengajukan kritik, pujian, dan berkomentar konteks yang sesuai dengan isi buku.
Dibandingkan dengan menulis artikel opini, menulis resensi bisa dibilang lebih mudah.
Mengapa? Sebab, objek yang akan kita tulis itu sebelumnya dibaca. Dengan demikian,
keseluruhan naskah yang kita buat berasal dari pembacaan kita pada isi buku.

Hampir semua media cetak dan majalah, punya rubrik resensi. Umumnya hadir setiap hari
Sabtu dan Minggu. Di situlah setiap penulis bersaing mengirimkan karya resensi terbaiknya.
"Jurus ampuh" di bawah ini semoga membantu buat kita yang ingin meresensi buku.

Anda mungkin juga menyukai