Anda di halaman 1dari 17

Tugas UAS Bahasa Indonesia

Bab 6-11
Dosen : IÍM SAHITA ZAHRO, S.Pd.,M.Sc

Nama : Zulkarnain
NIM : 1955202022
Program Studi : Teknik Informatika
Angkatan : 2019
Kelas :A

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
BAB 6
RESENSI
A. Definisi Resensi
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere (re “kembali”, videre
“melihat”) yang diartikan melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah
itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku atau tinjauan
buku.
dikaji secara etimologi dari bahasa Latin (recensere atau revidere) dan bahasa Inggris
(review), resensi mengandung makna dasar “memeriksa, mencermati, meninjau atau melihat
kembali” sesuatu. Dengan pengertian dasar yang demikian, objek resensi tidak hanya terbatas pada
buku tetapi dapat berupa film, drama, pameran, dan berbagai bentuk/tampilan tulisan.
Ada beberapa syarat dalam meresensi diantara nya :
 Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit dan tebal buku.
 Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau
hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
 Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
 Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.
Meresensi suatu buku mempunyai tujuan nya yaitu sebagai berikut :
 Agar bisa memberikan sebuah pemahaman & informasi secara komprehensif kepada suatu
masyarakat atau sih pembaca tentang isi buku yang diresensi nya.
 Mengajak sih pembaca agar mendiskusikan dan memikirkan lebih jauh tentang apa masalah
yang diangkat yang ada di dalam buku tersebut.
 Agar memberikan suatu pertimbangan kepada sih pembaca tentang pantas atau tidaknya
buku itu untuk dibaca atau diterbitkan.
 Agar memberikan suatu jawaban mengenai sebuah pertanyaan-pertanyaan dari pembaca
ketika buku baru diterbitkan.
 Memberikan sugesti kepada pembaca, apakah sebuah buku atau film patut dibaca atau
ditonton
 Melukiskan dan memaparkan pendapatnya melalui sebuah pertimbangan atau penilaian
 Memberikan kriteria-kriteria yang jelas dalam mengemukakan pendapatnya itu.
Dari paparan tersebut, sangat jelas bahwa resensi memiliki tujuan memberikan informasi atau
pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam suatu
karya, memberikan gambaran kepada masyarakat apakah karya yang diresensi itu merupakan suatu
karya yang bermutu atau tidak, memberikan gambaran kepada masyarakat apakah buku itu layak
untuk dibaca.
Resensi buku adalah sepenuhnya ulasan kita (pembaca) terhadap isi buku. Metode penulisan
dengan menyertakan identitas buku, yang terdiri dari judul buku, judul asli dan nama penerjemah
(jika buku tersebut merupakan buku terjemahan), nama penulis, nama editor, edisi cetakan, tahun
terbit, tebal halaman.
Adapun menurut Nuruddin (2009: 44—61) yang harus ada dalam resensi yaitu, judul resensi
buku, data buku, membuat prolog, menyebut judul buku dalam naskah, mengemukakan secara
eksplisit isi naskah buku, mengutip kata asli, siapa sasaran buku, arti penting buku bagi masyarakat,
ekslusivitas buku, sistematika atau apa yang dibahas, menyebut identitas penulis, penutup.
B. Kriteria Penulisan Resensi
Dalam penulisan resensi seorang penulis harus memperhatikan kriteria atau unsur dalam
penulisan nya. Karena jika ingin membuat penulisan resensi yang baik maka perlu diperhatikan
kriteria dan unsur nya yang meliputi sebagai berikut :
1. Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak
harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah penulisan resensi selesai. Yang perlu
di ingat, judul resensi harus selaras dengan keseluruhan isi resensi.
Penentuan judul ini sangat berperan sekali dalam menentukan isi resensi, biasanya sebelum
membuat judul, peresensi hendaknya merumuskan tema, dalam menentukan tema sebaiknya
point of view tidak boleh lebih dari satu. Hal ini untuk menghindari melebarnya pembahasan dari
tema pokok.
2. Identitas Buku
Identitas buku harus diinformasikan secara objektif, data buku selengkap-lengkapnya
terdiri dari judul buku, pengarang, kota terbit, penerbit, tahun terbit, tebal buku dan harga buku.
Penulisan data buku sebaiknya dideskripsikan dalam bentuk paragraf, tidak ditulis dalam bentuk
butir perbutir.
3. Data Buku
 Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul aslinya juga harus ditulis)
 Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera
dalam buku)
 Penerbit
 Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
 Tebal buku (berapa halaman)
 Harga buku (jika diperlukan)
4. Pendahuluan Resensi
Dalam membuat pendahuluan bisa dimulai dengan beberapa pertanyaan menyangkut buku
yang dibaca, tujuannya agar pembaca merasa tertarik ketika pertama membaca resensi tersebut
sehingga membuat penasaran ingin membaca isi resensi secara keseluruhan. Bisa juga diawali
dengan memperkenalkan siapa pengarangnya, prestasi yang telah dicapai pengarang,
memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
Dalam pembukaan juga dapat membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis,
baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain. Keunikan buku juga dapat dipaparkan
di awal resensi tujuannya adalah agar pembaca dapat terkesan ketika pertama membaca resensi.
Dapat juga memperkenalkan penerbit, apakah penerbit buku tersebut sudah banyak
mengeluarkan buku. Pemaparan mengenai tema besar buku juga bisa diungkapkan, sebagai
dasar pengenalan garis besar isi buku.
5. Isi pernyataan
Isi resensi merupakan ringkasan atau sinopsis dari buku. Untuk mengulas buku ilmiah isi
bab per-babnya disusun secara baku dan teratur. Adapun dalam menuliskan bagian isi buku
yaitu hendaklah memaparkan ringkasan buku secara kronologis, sebaiknya mencantumkan
beberapa kutipan dari buku yang telah dibaca.
Isi pernyataan resensi juga dapat berupa penilaian buku tentang keunggulan dan kelemahan
buku tersebut. Lengkapi juga dengan tinjauan bahasa yang digunakan pengarang misalnya
bahasanya mudah dipahami atau berbelit-belit, jika perlu berikan komentar jika terdapat
kesalahan cetak dalam buku. Tidak jarang sebuah buku mempunyai keunikan dan sifatnya yang
khas yang bisa jadi tidak dimiliki oleh buku lain.
pertanyaan resensi buku biasanya memuat hal-hal dibawah ini :
 Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronolois.
 Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
 Keunggulan buku.
 Kelemahan buku.
 Rumusan kerangka buku.
 Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit).
 Kesalahan cetak (jika ada)
6. Penutup
Hal yang paling khas dari resensi dalam bagian penutup yaitu adanya kalimat persuasif
untuk pembaca agar mau membaca atau jangan membaca buku tersebut, apakah buku tersebut
baik untuk dibaca atau tidak. Paparkan juga bahwa buku tersebut baik dibaca dalam kalangan
apa. Serta penulis resensi harus bisa menilai apa arti penting buku tersebut bagi masyarakat.

C. Fungsi Resensi
1. Fungsi informatif, yakni menginformasikan keberadaan buku atau film tertentu sehingga
pembaca merasa tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut
2. Fungsi komersial, yakni mempromosikan produk baru untuk kepentingan komersial (
keuntungan materi)
3. Fungsi akademik, yakni interaksi antara penulis buku, penerjemah, editor, dan peresensi dalam
membentuk wacana keilmuan serta berbagai pengalaman dan sudut pandang tentang topik
tertentu yang dijadikan fokus resensi.

D. Jenis-jenis Resensi
Berdasarkan isi sajian atau isi resensi nya , resensi buku di golongkan menjadi :
 Resensi informatif
Resensi informatif hanya berisi informasi tentang hal-hal penting dari suatu buku . pada
umumnya , isi resensi informatife hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau
hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku .
 Resensi evaluatif
Resensi evaluatif lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-
hal yang berkaitan dengan buku .informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja
bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.
BAB 7
HURUF
A. Pengertian Huruf dan Huruf Miring
Huruf merupakan satuan terkecil berupa bentuk atau lambang dari suatu sistem tulisan.
Huruf yang dipakai dalam bahasa Indonesia merupakan sistem 26 huruf “dalam alfabet latin
modern” ada juga sistem huruf yang berbeda, misalnya sistem 47 huruf dalam Hiragana “bahasa
Jepang”. Masing-masing huruf memiliki suatu bunyi yang menjadi makna lambangnya, nah bunyi
tersebut disebut fonem huruf.
Huruf adalah sebuah grafem dari suatu sistem tulisan, misalnya alfabet Yunani dan aksara
yang diturunkannya. Dalam suatu huruf terkandung suatu fonem, dan fonem tersebut membentuk
suatu bunyi dari bahasa yang dituturkannya. Setiap aksara memiliki huruf dengan nilai bunyi yang
berbeda-beda. Dalam aksara jenis alfabet atau abjad biasanya suatu huruf melambangkan suatu
fonem atau bunyi. Berbeda dengan logogram atau ideogram, yang hurufnya mewakili ungkapan
atau makna suatu lambang, misalnya aksara Tionghoa.
B. Fungsi Huruf
Huruf digunakan untuk membentuk kata sehingga memiliki arti dan dapat mewakili sesuatu
yang ingin disampaikan. Bisa dikatakan bahwa huruf merupakan komponen yang membantu
manusia dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain, bayangkan saja jika tidak ada huruf,
pasti kita akan sangat kesulitan dalam menyampaikan informasi.
C. Jenis-jenis Huruf
 Jenis Huruf Berdasarkan Bentuknya
1. Huruf Fonemis
Yaitu huruf yang melambangkan satu bunyi seperti huruf latin.
2. Huruf Silabis
Yaitu huruf yang melambangkan satu suku kata seperti huruf Jepang atau aksara Jawa.
3. Huruf Logograf Atau Idiograf
Yaitu huruf yang melambangkan bunyi satu kata seperti huruf Cina.
4. Huruf Piktograf
Yaitu bunyi huruf yang dilambangkan dalam bentuk gambar atau lukisan peristiwa seperti
relief manusia prasejarah.
 Jenis Huruf Berdasarkan Bunyinya
1. Huruf Vokal
Yiatu bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara, hambatan hanya terdapat pada
pita suara, tidak pada artikulator, jadi udara yang keluar dari paru-paru melewati pita suara
dan tidak ada artikulator atau alat ucap yang menghambat seperti bibir, gigi ataupun lidah.
Yang termasuk bunyi vokal ialah a,i, u, e, o, é.
2. Huruf Konsonan
Yaitu bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara yang keluar dari paru-paru.
Hambatan dapat terjadi pada sebagian alat bicara, seperti hambatan pada dua bibir pada
bunyi B, hambatan pada ujung lidah dengan menyentuh belakang gigi depan atas pada
bunyi T dan sebagainya.
3. Huruf Semivokal
Yaitu bunyi huruf antara vokal dan konsonan, dalam kamus besar bahasa Indonesia,
semivokal didifinisikan sebagai bunyi bahasa yang mempunyai ciri vokal ataupun
konsonan, bunyi ini mempunyai sedikit geseran dan tidak muncul sebagai inti suku kata,
yang termasuk bunyi semivokal ialah bunyi y dan w.
1. Huruf Abjad
Huruf abjad ada dua puluh enam huruf, yaitu:
a, b, c, d, e, f, g, h, i, j,k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u v, w, x, y, z.
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri atas huruf a, e*, i, o,
dan u.
Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen ( „ ) dapat digunakan jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.
Misalnya :
Di mana kecap itu dibuat? Coba kecap dulu makanan itu.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b,
c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
6. Pemenggalan kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
 Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah
diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu. Misalnya:
a) au-la bukan a-u-la
b) Sau-da-ra bukan sa-u-da-ra
c) Am-boi bukan am-bo-i
 Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua
buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: ba-pak, ba-
rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, muta-khir.
 Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf konsonan iu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya: man-di, som-bong, swas-ta, capl-lok, ap-ril,bang-sa.
 Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
b. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk seta partikel yan biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat
dipenggal pada pergantian baris. Misalnya: makan-an, me-rasa-kan, membantu, pergi-lah.
Catatan:
 Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
 Akhiran –i tidak dipenggal.
 Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai
berikut. Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi.
c. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain. Pemenggalan dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Di antara unsur-unsur itu.
2) Pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pada 1a, 1b, 1c dan 1d diatas. Misalnya:
a) Bio-grafi, bi-o-gra-fi
b) Foto-grafi, fo-to-gra-fi
c) Intro-speksi, in-tro-spek-si
d) Kilo-gram, ki-lo-gram
e) Pasca-panen, pas-ca-pa-nen.

D. Pemakaian Huruf Kapital


1. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a) Huruf kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
 Semoga Allah Swt. Memberkati usaha Saudara.
 Kita harus bekerja keras
 Apa maksudnya?
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.Contoh:
 Pak Haji itu berkata, ‘’Salatlah pada waktunya!”
 Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
keagamaan, nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Contoh:
 Al-Quran adalah pembeda antara yang hak dan yang batil.
 Selain al-Quran kita juga harus meyakini Injil, Zabur, dan Taurat. suci agama Budha
adalah Tripitaka dan kitab suci agama Hindu adalah Weda.
 Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan.
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan,keagamaan
yang diikuti nama orang
Contoh:
 Ceramah Maulid Nabi Besar Muhammmad Saw. Itu disampaikan oleh K.H.Drs. Hasan
Basri, M.Ag.
 Salah nama calon anggota legislatif dari daerah saya adalah Raden Haji Muhammad
Badruddin, S.H
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.
Contoh:
 Gubernur yang terpilih pada pilkada yang lalu bernama Letnan Jendral Suryanto, S.H.
 Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, mengunjungi korban lumpur lapindo.
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf petama unsur-unsur nama orang. Contoh:
 Anak saya yang pertama bernama Zainabun.
 Siti Khodijah adalah istri pertama nabi Muhammad SAW.
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Misalnya:
 Salah satu nama suku di Pulau Sumatera adalah suku Melayu.
 Bahasa Melayu merupakan cikal-bakal bahasa Indonesia.
h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,dan
peristiwa sejarah.
Contoh:
 Pasangan Muslim itu menikah pada Senin, 2 April 2007 di KUA Kebon Jeruk Jakarta
Barat.
 Salah satu perang yang banyak makan korban di zaman Rasulullah adalah Perang
Badar.
 Setiap 10 November bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan.
 Umat Nasrani memperingati hari Natal setiap 25 Desember.
 Pada Lebaran tahun yang akan datang, kami sekeluarga akan berlibur ke luar negeri.
 Nabi Muhammad saw. Lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.
i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.Contoh:
 Ibukota Kalimatan Barat adalah Pontianak
 Salah satu tempat bersejarah yang sering diziarahi Jemaah haji ialah Gua Hiro.
 Pulau Samosir terletak di Danau Toba.
j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.Contoh:
 Kasus korupsi di Departemen Kelautan dan Perikanan sangat memprihatinkan.
 Mengenai kebebasan beragama dan memeluk kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
 Rencana pembanguna lima tahun ke depan terdapat dalam Garis-Garis Besar Haluan
Haluan Negara (GBHN).
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan, kecuali partikel seperti di, ke, dari, untuk, dan yang tidak terletak
pada posisi awal.Contoh:
 Buku yang berjudul Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya ditulis oleh Almarhum
Prof. Dr. Harun Nasution.
 Artikel berjudul “Pernak-Pernik Kehidupan” ditulis dalam Harian Panji Gunung Mas.
l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama, gelar, dan sapaan.
Misalnya:
Dosen mata kuliah Dasar-Dasar ‘Ulumul Hadits diampu oleh Dr. H. M. Miftahul
Ulum, M.A.
m) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak,ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.Misalnya:
 Semoga Saudara senantiasa mendapat perlindungan dari Alllah Swt.
 Bila tidak keberatan, Bapak kami undang untuk dating ke tempat kami segera.
 Mau kemana, Dik?
 Apa yang perlu saya Bantu, Bu?
2. Huruf Miring
Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic.
Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata.
Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal
dari bahasa asing. Dalam hal ini huruf bercetak miring pada umumnya dipakai pada
pengutipan judul buku, nama koran, atau media pers.
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh:
 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
 Nugraha, Aria. 2015. Mari Belajar Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Bandar
Lampung: Pustaka Bintang
 Dalam Jurnal Manajemen Indonesia edisi 2002 dikemukakan ihwal peranan Public
Relations dalam membangun citra perusahaan.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh:
1) Huruf terakhir kata abad adalah d.
2) Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
3) Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
4) Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing. Contoh:
1) Upacara peusijeuk (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung
ke Aceh.
2) Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
3) Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
4) Makanan yang mengandung monosodium glutamat tidak baik untuk kesehatan

d. Huruf miring digunakan menuliskan alamat website atau sebuah link di dalam kalimat.
Contoh:
1) Untuk mencari berbagai informasi yang mudah dan cepat, anda dapat mencarinya di
kamus listrik pintar yang bernama www.google.com
2) Ingin memperluas jaringan pertemanan yang tanpa dibatasi jarak, usia, dan waktu, mari
berkunjung di jaringan sosialita, www.facebook.com

e. Penggunaan huruf miring untuk film. Contoh:


Titanic yang ditulis oleh James Cameron dan Harry Potter, karya JK Rowling salah satu
film terlaris sepanjang sejarah.
f. Huruf miring digunakan untuk menulis kalimat yang dikutip dari buku, majalah, atau
pernyataan orang lain. Contoh:
1) Kekuasaan seorang presiden ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya
kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. (Ir.
Soekarno)
2) Kesenangan dalam sebuah pekerjaan membuat kesempurnaan pada hasil yang dicapai.
(Aristoteles)
3) Hargailah usahamu, hargailah dirimu. Harga diri memunculkan disiplin diri. Ketika
anda memiliki keduanya, itulah kekuatan sesungguhnya. (Clint Eastwood)
Catatan:
a) Nama diri seperti nama orang, lembaga, atau organisasi dalam bahasa asing atau bahasa
daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
b) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin ketik (bukan komputer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
c) Kalimat teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung
dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
BAB 8
Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan suara, kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi padasuatu tulisan,dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antarbahasa,
lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.
A. Tanda Titik
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh: saya suka makan nasi
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satubagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
A) I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
II. Pembahasan
A. Perkembangan Bahasa Indonesia
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
III. Penutup
A. Simpulan
B. Saran
B) I. Patokan Umum
1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu
atau jangka waktu. Contoh: Pukul 05.06.30 (pukul 5 lewat 6 menit 30 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukan
jumlah. Contoh: Penduduk kota itu lebih dari 9.000.000 orang. Harga baju tersebut senilai
Rp 65.000,00.
5. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
6. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
(dan lain-lain)
(dan sebagainya)
(tanggal)
(halaman)
7. Tanda titik tidak dipakaidalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim
yang sudah diterima oleh masyarakat.
 DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
 SMA (Sekolah Menengah Atas)
 PT (Perseroan Terbatas)
 WHO (World Health Organization)
 UUD (Undang-Undang Dasar)
 SIM (Surat Izin Mengemudi)
 Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
 rapim (rapat pimpinan)
B. Tanda Koma
Berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat,
juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka. Dan beriut adalah pedoman
penggunaan tanda baca koma yang sesuai dengan EYD :
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu,akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
6. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali”.
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990),
hlm. 22.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
14. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Bandingkan dengan :
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.
15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma
digunakan terutama untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar.
1. dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran
pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua
Tanda titik dua berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
1. Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemeran.
‘pemeran’Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
 Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Borgx : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
Rex : “Siap, Boss!”
 Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan
ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
 Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
 Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung
Tanda hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu
nilai.
 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.
 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
 Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
1. ber-evolusi dengan be-revolusi
2. dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
3. Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
1. se-Indonesia
2. hadiah ke-2
3. tahun 50-an
4. ber-SMA
5. KTP-nya nomor 11111
F. Tanda Pisah
 Tanda pisah adalah tanda baca yang secara tampilan mirip dengan tanda hubung, tapi lebih
panjang dan memiliki fungsi yang berbeda. Ada dua simbol paling umum dari tanda ini,
yaitu “–” (bahasa Inggris: en dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital
“N”) dan “—” (bahasa Inggris: em dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf
kapital “M”).
1. Tanda pisah em(—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
2. Tanda pisah em(—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—
telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai
dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ‘sampai’.
Contoh:
1. 1919–1921
2. Medan–Jakarta
3. 10–13 Desember 1999
 Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (−).
G. Tanda elipsis
Tanda elipsis adalah tanda bacayang biasanya menandai penghilangan sengaja
suatu kata atau frasadari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan,
pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan.
Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (…) atau suatu glif yang berupa
tiga bintik (…).
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan
naskah drama.
Contoh: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik;
tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.

H. Tanda Tanya
Tanda tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
 Kapan ia berangkat?
 Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
 Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
 Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda seru
Tanda seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang
bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
1. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
 Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
 Bersihkan meja itu sekarang juga!
 Sampai hati ia membuang anaknya!
 Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah
atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

J. Tanda Kurung
Tanda kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh
khalayak.
 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
1. Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk
sistem satelit domestik di Indonesia.
2. Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan
baru dalam pasaran dalam negeri.
 Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
1. Kata cocainediserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
2. Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
 Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan
(d) promosi.

Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda
kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
 Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv)
merupakan seorang pemimpin Ukraina.
 Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv,
merupakan seorang pemimpin Ukraina.
 Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia
juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
K. Tanda Kurung Siku
 Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan
bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
 Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik
Tanda petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.
 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Contoh:
1. “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
2. Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”
 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
1. Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
2. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA”
diterbitkan dalam Tempo.
3. Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
 Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh:
1. Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
2. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
 Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
 Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
M. Tanda Petik Tunggal
 Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
1. Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa
letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
 Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh: feed-back‘balikan’
N. Tanda Garis Miring
Tanda garis miring adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang bagian
atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.
 Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
1. 7/PK/1973
2. Jalan Kramat III/10
 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, peratau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
1. harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
2. kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
3. 7/8 atau 7⁄8
4. xn/n!
 Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakaiuntuk menuliskan tanda aritmetika dasar
dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof
Tanda penyingkat atau apostrof adalah tanda baca pada bahasa yang menggunakan alfabet
Latin atau alfabet tertentu lainnya. Menurut Oxford English Dictionary, kata apostrof berasal
dari bahasa Yunani ἡ ἀπόστροφος [προσῳδία] (hē apóstrophos [prosōidía], “peniadaan
bunyi dalam ucapan”). Tanda ini mirip dengan penutup tanda petik tunggal dan juga
dengan simbol prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda.
 Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
1. Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
2. Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
3. 1 Januari ’88 (’88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
P. Format Penulisan
Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu untuk keperluan
penulisan kalimat.
 Cetak Tebal (Bold), untuk menekankan kata atau frase yang telah menjadi pembicaraan.
Contoh: Komodo adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa.
 Cetak Miring yang merupakan penyerapan luar bahasa baku yang digunakan.
Contoh: Pada saat pemilihan, banyak calon yang sowan ulama. Kata SOWAN diserap dari
bahasa Jawa.
 Garis Bawah, fungsi yang sama seperti cetak tebal dan cetak miring, seperti teknologi
komputer belum secepat sekarang. Seperti kita ketahui, fasilitas pembangkit mesin ketik
tua tidak berani dan miring. Tapi untuk saat ini, intinya adalah tidak digunakan begitu
jelas.

Anda mungkin juga menyukai