2. Devia Riyana Maharini 20170303003 3. Fransiska Wilia Ambarsih 20170303034 4. Indah Sri Juliyanti 20170303004 5. Novi Melpriyana Veronika 20170303020 6. Novi Widhiyanti 20170303008 7. Nurlely 20170303017 Resensi berisi ulasan, tanggapan, penilaian, dan apresiasi seseorang terhadap sebuah buku. Resensi merupakan suatu penilaian terhadap sebuah karya. Karya yang dimaksud disini dapat berupa buku (fiksi dan nonfiksi), karya seni film dan drama. 1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umun dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara singkat. 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. 3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. 4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. 5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan dan isi buku tersebut. JENIS-JENIS RESENSI
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Resensi Informatif 2. Resensi Deskriptif 3. Resensi Kritis UNSUR-UNSUR RESENSI 1. Judul Resensi 2. Identitas/Data Buku 3. Pembukaan 4. Isi Resensi 5. Penutup Resensi 1. Tahap Persiapan 2.Tahap Pengerjaan Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi: 1. Cari dan tentukan buku baru yang akan dibuat resensi. 2. Catatlah identitas buku yang akan dirensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas, dan harga buku. 3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok- pokok isi buku secara keseluruhan. 4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku. 5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis. 6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak. 1. Fungsi resensi bagi penulis buku 2. Fungsi resensi bagi penerbit 3. Fungsi resensi bagi media massa 4. Fungsi resensi bagi pembaca Identitas/Data Buku Judul : Koala Kumal Penulis : Raditya Dika Penerbit : Gagas Media Tanggal Terbit : 17 Januari 2015 Tebal Halaman : 250 Halaman Pembukaan Proses berubah menuju kedewasaan adalah hal yang lumrah bagi penulis. Perubahan itu akan terasa kepada pembaca setia yang memang dari awal mengikuti karya sang penulis. Biasanya ini terjadi kepada penulis yang karya perdananya langsung meledak. Nah, apakah Raditya Dika termasuk dalam kategori sukses instan pada karya perdana? Jelas, Kambing Jantan menggebrak dengan menawarkan sesuatu yang beda. Raditya Dika, yang akrab disapa Dika, akhirnya merilis buku ketujuhnya yang berjudul Koala Kumal. Kenapa diberi judul Koala Kumal? Di bab terakhir, Dika menjelaskan tentang patah hati. Tentang orang yang dulunya saling memberi rasa nyaman, namun saat bertemu lagi perasaan itu sudah berubah total. Sama seperti seekor koala yang bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya, namun saat kembali koala itu kebingungan karena hutan yang pernah jadi rumahnya sudah habis dibabat manusia . Karena itulah, buku diberi judul Koala Kumal. Isi Resensi Koala Kumal bercerita tentang patah hati, tentang rasa yang pernah ada, dan tentang kenyamana yang punah ditelan cinta yang baru. Koala Kumal sedikit lebih tipis dibandingkan buku sebelumnya, Manusia Setengah Salmon. Namun, kedewasaan dan kematangan semakin terlihat di buku ini. Struktur bahasa pun semakin rapi. Raditya Dika berangsur-angsur menghilangkan kata- kata kasar dan tidak baku seperti yang biasa ditemukan di buku-buku sebelumnya. Sebenarnya tidak penting membicarakan struktur bahasa dalam sebuah buku komedi. Namun, perbedaan itu semakin jelas. Sangat berbeda jauh dengan Kambing Jantan, buku pertama Dika yang sangat slengean dan ancur-ancuran dalam segi bahasa. Namun, apakah dengan patah hati sebagai tema utama dan kedewaaan membuat Koala Kumal tidak lucu lagi? Justru di situlah kepiawaian Dika bekerja. Lucu tidak harus dengan komedi kasar. “Komedi Pakai Hati” pun bisa, begitulah prinsip Dika dan memang terbukti benar. Penutup Kesimpulannya, Koala Kumal sangat layak untuk dibeli dan dibaca. Banyak pelajaran dapat kita petik dari Koala Kumal, terutama bagi yang baru saja patah hati. Patah hati adalah proses menuju kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh perjuangan. Perjuangan itu adalah mempertahankan kenyamanan. Sekian.