Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN RESENSI
Pengertian Resensi adalah sebagai karangan yang berisi ulasan terhadap karya, baik
berupa buku, film, atau album. Resensi biasa didefinisikan untuk memperdalam dari
pengertian resensi, Definisi Rensensi menurut para ahli adalah suatu karangan yang
berisi penilaian terhadap buku atau karya seni. Resensi ditulis untuk memperkenalkan
buku atau karya seni itu kepada masyarakat pembaca dan membantu mereka dalam
memahami atau bahkan memilihnya . Unsur-Unsur resensi terdiri atas identitas buku,
ikhtisar buku, Kepengarangan, Keunggulan dan Kelemahan.

B. TUJUAN RESENSI
1. Untuk memberikan suatu pemahaman & informasi secara komprehensif kepada
masyarakat atau pembaca tentang isi buku yang diresensi.

2. Mengajak pembaca untuk mendiskusikan dan memikirkan lebih jauh tentang


masalah yang diangkat yang ada dalam buku tersebut.

3. Untuk memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya


buku itu untuk dibaca atau diterbitkan.

4. Untuk memberikan jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan dari pembaca ketika


buku baru diterbitkan.

C. FUNGSI RESENSI
1. bagi penulis, resensi buku dapat berfungsi untuk mendapatkan balikan dan saran
tentang buku yang ditulisnya, memeroleh sejauh mana sambutan masyarakat
terhadap buku yang ditulisanya, dan penerimaan atas buku yang ditulisnya.
2. bagi penerbit, resensi buku berfungsi untuk memperkenalkan
buku-buku yang diterbitkannya, memperhatikan sambutan dan penerimaan masyarakat
atas buku yang diterbitkannya (unsur promosi), dan mendapatkan balikan dan saran
demi kebaikan buku yang diterbitkannya.
3. bagi penerbit media massa, resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khasyang
memberikan informasi cukup cermat, teliti, memadai, dan menarik pembaca.
4. Bagi para pembaca, khusus memanfaatkan resensi untuk medium dalam menguji
atau mengembangkan suatu topik atau masalah. Sementara itu, para pembaca umum
menggunakan resensi sebagai sumber informasi dan panduan tentang buku-buku
yang baik dan tidak, buku-buku yang perlu atau layak dibeli, dan buku-buku yang
isinya patut diikuti atau diperhatikan.

D. STRUKTUR RESENSI

1. Identitas Buku, Identitas buku meliputi judul, nama pengarang, nama penerbit
dan alamatnyam nomor edisi, dan ketebalannya. Identitas buku dapat juga meliputi
ukuran buku, warna dan ilustrasi jilid. Akan tetapi, dalam kepentingannya dengan
penulisan resensi hal itu jarang sekali dimunculkan
2. Ikhtisar Buku, Ikhtisar buku disusun berdasarkan pokok-pokok isi buku. Akan
tetapi, karena buku yang akan anda resensi itu berua novel maka cara menentukan
pokok-pokok tidak sama dengan buku nonfiksi. pokok-pokok isi novel dapat
ditentukan berdasarkan keadaan ataupun peristiwa-peristiwa penting.
3. Kepengarangan, Sosok pengarang sering diceritakan dalam resensi novel. Hal
itu terutama berkaitan dengan latar belakang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-
karyanya. Bagian-bagian tersebut diceritakan secara ringkas dan umumnya tidak
melebihi satu paragraf. Sosok pengarang umumnya dicantumkan di halaman pertama
atau dibagian belakang novel itu. Dari sanalah anda dapat berbicara tentang unsur
kepengarangan. Untuk pengarang yang sudah terkenal, anda dapat membacanya dari
sumber-sumber lain. Dari internet pun anda bisa memperoleh informasi lebih
lengkap lagi
4. Keunggulan dan Kelemahan, Keunggulan dan kelemahan dalam resensi dapat
berkaitan dengan unsur-usur novel. Terhadap unsur-unsur itu, anda memberikan
penilaian, baik itu berdasarkan kesedarhanaan, kejelasan kekhasan, pengusaan
masalah, dan aspek-aspek lainnya yang ditentukan sendiri.

E. UNSUR-UNSUR RESENSI
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang
menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan
secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan
penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada
siapa buku tersebut ditujukan.
F. TAHAP PENULISAN RESENSI
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan
diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat
resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat
kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
CONTOH RESENSI BUKU:
KOALA KUMAL

Judul : Koala Kumal


Penulis : Raditya Dika
Tanggal Terbit : 17 Januari 2015
Penerbit : GagasMedia
Tebal Halaman : 250 hlm

Proses berubah menuju kedewasaan adalah hal yang lumrah bagi penulis. Perubahan itu bakal
terasa kepada pembaca setia yang memang dari awal mengikuti karya sang penulis. Reaksinya
pasti bermacam-macam, ada yang makin nge-fans pada sang penulis, tapi kebanyakan yang
terjadi adalah kecewa berat dan malah mencaci maki pada penulis. Biasanya ini terjadi kepada
penulis yang karya perdananya langsung meledak. Persis seperti yang terjadi di ranah musik.
Mungkin anda sudah tahu bahwa yang saya maksud adalah Arctic Monkeys. Perubahan drastis
yang dibuat mereka pada album AM malah membuat nama mereka semakin harum. Apakah
Raditya Dika termasuk dalam kategori sukses instan pada karya perdana? Jelas. Kambing Jantan
menggebrak dengan menawarkan sesuatu yang beda; komedi kasar yang merupakan adaptasi
langsung dari blognya Raditya Dika. Tapi, apakah Koala Kumal-nya Raditya Dika bisa menjadi
seperti AM-nya Arctic Monkeys?

Raditya Dika, yang akrab disapa Dika, akhirnya merilis buku ketujuhnya yang berjudul Koala
Kumal. Ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh penggemarnya, karena sudah tiga
tahun dia absen menulis buku. Di tiga tahun terakhir, dia disibukkan oleh proyek serial populer
Malam Minggu Miko dan film dari adaptasi novel-novelnya, dimana dia berperan sebagai
penulis skenario, pemain, sekaligus sutradara.

Kenapa diberi judul Koala Kumal? Di bab terakhir, Dika menjelaskan tentang patah hati.
Tentang orang yang dulunya saling memberi rasa nyaman, namun saat bertemu lagi perasaan itu
sudah berubah total. Persis seperti seekor koala yang bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya,
namun saat kembali koala itu kebingungan karena hutan yang pernah jadi rumahnya habis
dibabat manusia. Karena itulah, buku ini diberi judul Koala Kumal. Mayoritas isinya bercerita
tentang patah hati, tentang rasa yang pernah ada, dan tentang kenyamanan yang punah ditelan
cinta yang baru.

Koala Kumal sedikit lebih tipis dibandingkan buku sebelumnya, Manusia Setengah Salmon.
Selain kembali menggunakan judul binatang, kali ini pun Dika meneruskan konsep ‘Komedi
Pakai Hati’ miliknya. Kedewasaan dan kematangan pun semakin terlihat disini. Struktur bahasa
pun semakin rapi. Jelas saja, dengan usia yang sudah menginjak 30 tahun, Raditya Dika
berangsur-angsur menghilangkan kata-kata kasar dan tidak baku seperti yang biasa ditemukan di
buku-buku sebelumnya. Sebenarnya tidak penting membicarakan struktur bahasa dalam sebuah
buku komedi. Namun, perbedaan itu semakin jelas. Sangat berbeda jauh dengan Kambing
Jantan, buku pertama Dika yang sangat slengean dan hancur-hancuran, dalam segi bahasa.

Namun, apakah dengan patah hati sebagai tema utama dan kedewasaan membuat Koala Kumal
tidak lucu lagi? Justru disitulah, kepiawaian Dika bekerja. Lucu tidak harus dengan komedi
kasar. Komedi pakai hati pun bisa, begitulah prinsip Dika. Dan memang terbukti benar. Anda
tidak perlu khawatir dengan sense of comedy-nya Raditya Dika bakal meluntur seiring dengan
menuanya dia. Namun jangan harap komedi Koala Kumal bakal serusak dan sekasar Kambing
Jantan dan Babi Ngesot. Ini serius.

Kesimpulannya, Koala Kumal sangat layak untuk dibeli dan dibaca. Banyak pelajaran dapat kita
petik dari Koala Kumal, terutama bagi yang baru saja patah hati. Patah hati adalah proses menuju
kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh
perjuangan. Perjuangan itu adalah mempertahankan kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai