Anda di halaman 1dari 8

GANGGUAN KEPRIBADIAN

PENGERTIAN
Kepribadian adalah seluruh pola emosi dan perilaku yang menetap, dan
bersifat khas pada seseorang dalam caranya mengadakan hubungan, cara
berpikir tentang lingkungan dan dirinya sendiri.
Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari kepribadian yang
sangat tidak fleksible dan sangat sulit menyesuakan diri dengan lingkungan
hidup sehingga mengakibatkan gangguan fungsi yang bermakna atau
penderitaan subyektif.
Menurut The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi
IV (DSM-IV,1994) Gangguan Kepribadian adalah pola pengalaman dan
perilaku yang berlangsung lama yang sangat menyimpang dari harapan budaya
individu, menyebar luas dan tidak fleksible, muncul di masa remaja atau dewasa
awal, semakin stabil dari waktu ke waktu, dan menyebabkan distres atau
kerusakan.
Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat
kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Akibatnya, dia akan mengalami “kerusakan” berat dalam hubungan
sosialnya atau dalam bidang pekerjaannya, serta dirinya merasa sangat
menderita.
Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya
alloplastik yaitu orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha mengubah
lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu gejala-gejalanya
juga egosintonik artinya orang dengan gangguan kepribadian dapat menerima
dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang dengan gangguan kepribadian
tidak mencari bantuan psikiatri.

Faktor-faktor yang mempunyai hubungan erat dengan gangguan kepribadian :


a. Faktor genetik
Ternyata saudara kembar satu telur jauh lebih banyak yang menderita
gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua telur.
b. Faktor biologik
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan
kepribadian. Orang yang impulsif mempunyai kadar hormon testosteron
yang lebih tinggi.
c. Faktor psikologik
Sigmund Freud menduga ciri kepribadian berhubungan erat dengan fiksasi
pada salah satu fase perkembangan sebelumnya. Menurut Wilhem Reich
bahwa gejala gangguan kepribadian sangat ditentukan oleh jenis
mekanisme koping yang digunakan.

KLASIFIKASI GANGGUAN KEPRIBADIAN


1. Gangguan eksentrik dan aneh
a. Gangguan kepribadian paranoid
Gambaran utama : kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain yang
berlangsung lama, peka terhadap kegagalan dan penolakan, cenderung
menyimpan dendam, bersikap bermusuhan, mudah tersinggung, dan
mudah marah.
b. Gangguan kepribadian skizoid
- penarikan diri dari pergaulan sosial yang berlangsung lama
- perilaku eksentrik
- terisolasi
- tampak dingin
- kurang rasa humor
- kesepian
c. Gangguan kepribadian skizotipal
2. Gangguan dramatis, emosional, tidak menentu
a. Gangguan kepribadian antisosial
- Sering melanggar hak orang lain
- Bersikap tidak perduli terhadap perasaan orang lain
- Mudah frustasi dan agresif
- Tidak dapat belajar dari pengalaman
- Cenderung menyalahkan orang lain
b. Gangguan kepribadian borderline
- mood yang impulsif, tidak bisa diduga dan tidak stabil
- hubungan dengan orang lain tidak baik
- tidak bisa sendirian
- mengalami perasaan kebosanan yang kronis
- dalam menjalin hubungan mekanisme defens yang digunakan adalah
memisah dan proyeksi
- resiko tinggi perilaku mutilasi diri dan bunuh diri
c. Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan ini memiliki ciri-ciri : emosionalitas dan perilaku mencari
perhatian yang berlebihan yang bersifat dramatis dan egosentris
d. Gangguan kepribadian narsisistik
Gangguan ini memiliki ciri-ciri : waham kebesaran dan kebutuhan akan
kekaguman yang konstan dari orang lain, melebih-lebihkan kepentingan
dan pencapaian diri sendiri.
3. Gangguan ansietas dan ketakutan
a. Gangguan kepribadian avoidant
Gangguan ini memiliki Ciri-ciri : inhibisi sosial, perasaan tidak adekuat dan
peka terhadap penolakan atau kritik
b. Gangguan kepribadian dependen
Gangguan ini dicirkan dengan perilaku pasif dan melekat pada orang lain
sehubungan dengan kebutuhan yang berlebihan untuk diasuh oleh orang
lain.
c. Gangguan kepribadian obsessi-kompulsif
Individu dengan gangguan ini dicirikan dengan preokupasi terhadap
keteraturan, kesempurnaan dan kebutuhan untuk mengendalikan situasi,
benda, dan orang-orang.

ETIOLOGI
1. Teori psikoanalitik dan perkembangan
a. Teori ini menyatakan bahwa ketidakberhasilan penguasaan tugas di
tahap awal perkembangan, bersama dengan pengalaman negatif pada
masa kanak-kanak awal menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian
(misal kegagalan membentuk rasa percaya pada masa bayi akibat
asuhan yang tidak konsisiten atau diabaikan, dapat berkaitan dengan
munculnya gangguan kepribadian paranoid di masa berikutnya).
b. Gangguan kepribadian bordelinediyakini berkaitan dengan kegagalan
melewati proses separasi-individu do masa toddler awal (kira-kira usia 2
tahun).
- anak tersebut tidak dapat berpisah dari ibunya tanpa ketakutan dan
ansietas yang signifikan (orang tua membiarkan perilaku tersebut
dan menghambat otonomi)
- ibu dapat dianggap oleh anak sebagai orang yang sangat
menyayanginya sepanjang waktu, tetapi penuh kebencian dan
menghukum pada waktu yang tidak terduga.
2. Teori sosial budaya
Hasil penelitian oleh Zanarini (1997) terhadap individu dengan gangguan
kepribadian borderline menunjukkan bukti kuat adanya penganiayaan
emosional dan fisik dimasa kanak-kanak oleh pengasuhya serta pelecehan
seksual oleh orang lain yang bukan pengasuhnya.
3. Teori psikobiologik
a. Gangguan kepribadian antisosial
Terdapat bukti adanya transmisi genetika dan defisit neurologik spesifik
pada individu dengan gangguan ini. Kemungkinan terdapat beberapa
individu dalam keluarga yang sama, juga menderita gangguan ini
meskipun tidak ditunjukkan adanya gen yang spesifik.
b. Gangguan kepribadian borderline
Adanya ketidakseimbangan pengaturan serotonin dan dopamin pada
individu, yang mungkin berkaitan dengan perilaku impulsif dan
ketidakstabilan mood.
4. Teori perilaku
a. Gangguan kepribadian antisosial
Anak mempelajari perilaku yang tidak diinginkan secara sosial, dari
orang tua yang membiarkan saja perilaku tersebut dengan tidak
menetapkan batasan-batasan.
b. Gangguan kepribadian borderline
Anak dibiarkan memilki sikap ketergantungan dan tidak mandiri.
5. Teori keluarga
a. Gangguan kepribadian antisosial
Terdapat deprivasi parental yang signifikan pada 5 tahun pertama
kehidupan anak, dengan keadaan rumah yang kacau dan orang tua
yang impulsif serta tidak konsisiten.
b. Gangguan kepribadian borderline
Sistem keluarga yang tidak stabil menyebabkan terjadinya
perkembangan kepribadian yang tidak stabil.

PENATALAKSANAAN
1. Asuhan akut
a. Hospitalisasi dapat dilakukan pada klien dengan gangguan kepribadian
yang disertai gangguan psikiatrik akut dengan kode Aksis I
b. Gangguan kepribadian borderline dapat menunjukkkan resiko bunuh diri
dan melakukan mutilasi, sehingga hospitalisasi dianjurkan untuk
mengurangi resiko menyakiti diri sendiri.
2. Asuhan Komunitas
Psikoterapi jangka pendek yang berfokus pada solusi permasalahan hidup
yang spesifik merupakan pengobatan untuk gangguan kepribadian. Dan
Terapi kelompok akan tepat bila klien mau berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut.
3. Medis
Pada umumnya medikasi tidak dianjurkan untuk gangguan kepribadian,
tetapi medikasi dianjurkan pada gangguan kepribadian yang disertai
gangguan psikiatrik.

PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
- Catat gejala-gejala objektif dan subjektif yang berkaitan dengan
diagnosis klien
- Identifikasi stresor internal dan eksternal saat ini
- Diskusikan persepsi klien terhadap masalah yang sedang dihadapi
- Identifikasi hubungan klien yang signifikan dan tingkat keterlibatan
keluarga, serta tentukan kemauan klien untuk menerima perawatan dan
harapan atas pengobatan
- Kaji karakateristik dari masing-masing jenis gangguan kepribadian

2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada gangguan kepribadian antisosial dan borderline :
proyeksi, pemisahan, merendahkan orang lain, reaksi formasi, isolasi,
identifikasi proyektif.

3. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan kepribadian
adalah :
a. Gangguan interaksi sosial
b. Perubahan proses pikir
c. Harga diri rendah
d. Koping individu tidak efektif
e. Risiko kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain
4. Perencanaan
a. Rencana tindakan keperawatan pada gangguan kepribadian aneh dan
eksentrik
- Tunjukkan sikap objektif dan apa adanya ketika berinteraksi dengan
klien, dan pertahankan komunikasi verbal dan nonverbal yang jelas
dan konsisten
- Berikan aktivitas harian yang terstruktur
- Pertahankan fokus pada realita dan topik yang berbasis realitas
- Bantu klien mengidentifikasi perasaan yang diimplikasikan
- Bantu klien memecahkan masalah-masalah hidup yang diidentifikasi
sebagai sumber stress
- Libatkan klien secara bertahap dalam situasi kelompok, beri
dukungan bila diperlukan, dan beri umpan balik positif untuk perilaku
sosial yang tetap.
b. Rencana tindakan keperawatan pada gangguan kepribadian dramatis,
emosional dan tidak menentu
- Cegah klien membahayakan diri sendiri dengan sering
mengobservasiklien dan membuat kontrak untuk perilaku yang tidak
membahayakan
- Beri umpan balik dengan segera ketika dihadapkan pada perilaku
yang tidaktepat atau manipulatif, dan bantu klien memeriksa
konsekuensidari perilaku yang tepat dan tidak tepat.
- Bertindak sebagai model peran untuk ekspresi perasaan dan emosi
negatif yang tepat
- Bekerjasama dengan tim pengobatan dalam mempertahankan
umpan balik yang konsisiten bagi klien, menguatkan tujuan
pengobatan yang spesifik dan menghindari manipulasi staf oleh klien
- Hindarkan sikap menyelamatkan atau menolak klien
- Tetapkan batasan-batasan, kuatkan konsekuensi dari perilaku
manipulatif atau mengabaikan hak-hak orang lain
- Beri umpan balik positif untuk tujuan yang telah dicapai dan perilaku
mandiri
- Eksplorasi perasaan klien berkaitan dengan penolakan, kesendirian,
dan ketakutan ditinggalkan
- Gunakan pendekatan pemecahan masalah untuk membantu klien
mengeksplorasi perubahan sesuai kebutuhananjurkan dilakukannya
pengobatan lanjutan
c. Rencana tindakan keperawatan pada gangguan kepribadian ansietas
dan ketakutan
- Bentuk hubungan terapeutik yang penuh perhatian dan konsisten
serta harapan-harapan yang jelas atas perilaku yang bertanggung
jawab
- Minta klien membuat keputusan, dan ajarkan kepadanya bagaimana
cara bersikap asertif
- Anjurkan klien mengidentifikasi sifat diri yang positif
- Beri umpan balik positif bila klien berinteraksi dengan sikap yang
tepat dalam situasi sosial
- Ajarkan klien untuk menggunakan manajemen stres dan teknik
relaksasi untuk menghadapi ansietas

Penyuluhan keluarga yang anggotanya menderita gangguan


kepribadian
a. Berikan informasi tentang gangguan dan pengobatannya
- Gangguan kepribadian adalah gangguan yang menetap seumur
hidup dan mempengaruhi area-area fungsi yang penting, terutama
dalam hubungannya dengan orang lain dalam peran sosial dan
okupasi
- Individu dengan gangguan kepribadian dapat merasa curiga dan
tidak mempercayai orang lain, dan membentuk hubungan yang
dependen, atau memanfaatkan orang lain dalam suatu hubungan
- Individu dengan gangguan kepribadian dapat mengalami kurang
motivasi untuk mengubah aspek fungsi diri, tetapi dapat berespon
terhadap pendekatan pemecahan masalah-masalah yang spesifik
b. Berikan informasi tentang berbagai cara meningkatkan fungsi keluarga
- Bagi setiap anggota keluarga, memperbaiki fungsi diri merupakan hal
yang lebih bermanfaat daripada berfokus untuk mengubah orang
lain.
- Mempertahankan harapan yang jelas bagi peran spesifik setiap orang
di dalam keluargadapat sangat membantu menentukkan batasan
antar generasi
- Harapan tentang perilaku yang dapat diterima untuk semua anggota
keluarga harus dispesifikasi dengan jelas dan dipertahankan.
5. Evaluasi
a. Klien mempertahankan perilaku yang sesuai dengan situasi sosial
b. Klien mengekspresikan kepuasan terhadap konsep diri dan
hubungannya dengan orang lain
c. Klien menghindari perilaku yang memanipulasi atau mengeksploitasi
orang lain
d. Klien mengungkapkan perasaaan marahnyasecara verbal dan
bukannya melampiaskannya pada diri sendiri atau orang lain
e. Klien menghargai hak dan kebutuhan orang lain
f. Klien mentoleransi area-area hidup yang tidak sempurna tanpa
ansietas yang tidak perlu
g. Klien mengidentifikasi kebutuhan akan pngobatan lanjutan dan mau
bekerjasama dengan rujukan yang tepat
h. Anggota keluarga memperbaiki fungsi diri

DAFTAR PUSTAKA
1. Isaacs A, Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik, Jakarta, EGC,
2005
2. Hubertus KH, Catatan kuliah kedokteran jiwa : gangguan
kepribadian dan perilaku masa dewasa, Jakarta, 1998
3. Stuart and Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta, EGC, 1998

Anda mungkin juga menyukai