Literasi :
Menulis Resensi
A. Menganalisis Buku Fiksi dan Nonfiksi
1. Pengertian Buku Fiksi dan Nonfiksi
Secara garis besar, buku (bacaan) dapat dibagi ke dalam dua jenis, yakni buku fiksi dan nonfiksi.
a. Buku Fiksi, contohnya kumpulan puisi, dongeng, cerpen, novel, drama, hikayat, anekdot. Buku-buku tersebut
merupakan hasil imajinasi sang penulis dan tidak menggunakan fakta sebagai dasar penulisannya.
b. Buku Nonfiksi, contohnya buku pelajaran, Ilmiah populer, atau biografi. Buku-buku tersebut menggunakan
fakta dan pendapat yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara Objektif.
Buku
Nonfiksi Fiksi
Cerpen, novel, dan hikayat merupakan jenis Karya fiksi. Unsur-unsur yang menyamakan bahwa ketiganya
berbentuk narasi yang didalamnya terkandung alur, penokohan, dan latar.
Tak seorang juga yang dapat bersungguh-sungguh tidur sepanjang malam, dan ketika bunyi kokok
ayam hutan berderai-derai menandakan dini hari telah dekat, mereka pun segera bangun. Kini mereka
memandangi rimba sekelilingnya dengan lebih awas dan cermat. Mereka memasak air dan makan,
mengambil air sembahyang dan sembahyang, dengan selalu mengamati rimba disekelilingnya.
Mereka lebih khusyuk lagi mendengarkan seruan Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Yang
diserukan oleh pak Haji, dan mereka lebih merasa dengan kesadaran yang amat dalam, pencerahan
dirinya kebawah lindungan Tuhan yang Mahakuasa. Tak pernah rasanya mereka merasakan Nikmat
Sembahyang seperti pagi itu. Rasanya seakan mereka amat dekat sekali kepada Tuhan. Seakan ketika
kening mereka merunduk menyentuh Tanah, dan membacakan Subhana rabbial a’laa Mahasuci Tuhan
kami yang Agung merebahkan kepala mereka ke atas haribaan Tuhan, dan mendapat Pengampunan dan
perlindungan dari Tuhan untuk Selama-lamanya.
Cuplikan tersebut mengandung unsur penokohan, alur, dan latar yang semuanya bersifat Imajinatif, tidak
berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Didalamnya juga terdapat kata Konotatif, seperti kokok ayam hutan
berderai-derai. Majas hiperbol sekaligus personifikasi, seperti rimba yang kini mengandung ancaman dan maut.
Kecuali dalam Biografi, unsur-unsur seperti itu tidak dijumpai dalam karya-karya nonfiksi. Karya-karya
nonfiksi seperti artikel, esai, atau buku-buku ilmiah populer lebih banyak mengungkapkan unsur fakta dan
pendapat.
Dengan memberikan gambaran mengenai latar belakang dan mengemukakan pokok-pokok yang menjadi
sasaran penilaian, penulis resensi sebanarnya telah memberikan pendapatnya mengenai nilai buku itu.
Keempatt sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) diatas tidak dapat diterapkan secara
mekanis.
Khusus berkenaan dengan resensi karya sastra langkah pertama yang harus dilakukan tentulah membaca
dan memahami isi karya yang bersangkutan. Pemahaman terhadap karya akan menentukan langkah apresiasi
penulis. Jadi, penulis resensi seyogyanya memahami dulu karya yang telah dibacanya itu agar tanggapan
terhadap karya itu tidak ngawur.
Selepas itu, cobalah membuat semacam resume, ikhtisar, atau ringkasannya dengan menggunakan bahasa
sendiri. Pada saat melakukannya, sebaiknya penulis tidak lagi membuka buku yang sudah dibaca. Tujuannya agar
apa yang dituangkan dan apa yang ditulis orisinal bahasa penulis itu sendiri.
Dalam penilaian, penulis perlu mengungkapkan alasannya, contoh, makna, kelebihan, dan kelemahannya
itu. Untuk itu, penafsiran penting artinya dalam memberi penilaian. Semuanya diungkapkan secara sepintas, tak
perlu mendalam dan terlalu teknis. Hal yang terpenting, penulis mewartakan gambaran umum idi buku, berikut
kelebihan dan kekurangannya.
1. Langkah-Langkah Penulisan Resensi
Telah Anda pahami bahwa resensi atau teks ulasan merupakan suatu teks yang berisi pembahasan ataupun
penilaian terhadap suatu buku atau karya-karya lainnya. Hasil pemahaman itu kemudian disampaikan kepada
khalayak.
Untuk menyusun teks seperti itu, langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Mencatat identitas buku ataukarya yang akan diulas, yang meliputi judul, penulis, nama penerbit, tahun
terbit, termasuk ketebalan ataupun harga buku.
b. Mencatat hal-hal menarik/penting dari isi buku, seperti latar belakang buku,jenis buku, dan
keunggulan/kelemahan buku.
c. Merumuskan penilaian tentang isi dan kesan-kesan buku itu secara keseluruhan.
d. Mengembangkan resensi dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsur/struktur dan kaidah
kebahasaannya.
1) Struktur teks resensi mencakup identitas buku, orientassi, ringkasan isi buku, analisis, dan
penilaian/evaluasi. Selain itu sering pula disertai rekomendasi yang berisikan saran-saran kepada pembaca.
a) Identitas karya dalam contoh diatas mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman,
dan ukuran buku.
b) Orientasi dalam paragraf pertama, yakni dengan mengenalkan latar belakang ataupun jenis Buku.
c) Ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi buku secara keseluruhan
d) Analisis berupa paparan tentang hubungan antarbagian buku, termasuk kelebihan dan kekurangan.
e) Evaluasi berupa pendapat tentang layak tidaknya buku itu bagi Pembaca.
2) Kaidah kebahasaan yang menandai teks resensi, antara lain, sebagai berikut.
a) banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
b) Banyak menggunakan konjungsi penyebaban; karena, sebab.
c) Menggunakan Pernyataan-pernyataan yang berupa saran/ rekomendasi.
Shahara NFR Tugas Bahasa Indonesia X IBB
—Confucius
Thanks
Ada Yang Ingin Ditanyakan?
sahhhnfr@gmail.com | +6285722485317 |
Maaf Atas Segala kekurangan.
Thank You