Menulis resensi atau kritik buku sebenarnya nggak sulit. Kalau mau, kamu juga bisa. Nah,
berikut ini ada beberapa tips agar kamu piawai menulis resensi.
Tulisan resensi yang menggambarkan sinopsis harus sesuai dengan isi buku. Banyak
peserta yang terdaftar dalam kompetisi ini ternyata kurang memahami isi buku sehingga
sinopsis mereka berbeda dengan isi buku.
Ketajaman analisa. Setelah memahami isi buku, kamu harus bisa menilai apakah isi buku
bermanfaat atau tidak ? Jika memang bagus, beri penjelasan di mana letak sisi bagus itu.
Begitu pun sebaliknya. Di samping itu, kamu harus pula menguasai pengetahuan lain
sebagai bahan pembanding isi buku yang hendak kamu kritisi itu, termasuk di dalamnya
menyikapi masalah yang ditampilkan buku tersebut.
Asal kamu tahu, prosentase terbesar kriteria penilaian ada pada ketajaman analisa. Di sini, kamu
harus bisa mengaitkan masalah lain yang ada dengan masalah yang diangkat buku itu. Dari sini,
gagasan kamu dan isi buku mengenai masalah yang sama, bisa bertemu. Tentu saja kamu bisa
mengungkapkan ketidaksetujuan atas gagasan penulis buku yang bersangkutan. Pada saat yang
sama, kamu juga harus menawarkan argumen untuk mendukung pendapatmu.
Gunakan bahasa yang terstruktur, lugas, dan jelas sehingga memudahkan pembaca
memahami maksud kamu. Melalui bahasa semacam itu, kamu bisa menulis ulang isi atau
materi yang terkandung dalam buku, kemudian mengkritisi isinya jika ada yang dinilai
kurang tepat. Selain itu, penulis resensi juga harus memiliki kemampuan memahami isi
buku secara benar.
Terakhir, hindari penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat panjang
bisa mengaburkan pesan yang akan disampaikan. Jangan lupa, pilih kata-kata yang tepat
untuk merangkai tulisan resensimu. Dengan cara ini, niscaya pembaca akan gampang
memahami maksud kamu. Tidak sulit, kan? Oke deh, selamat mencoba. berbagai
sumber/cho Resensi ialah tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang
dikarang atau dicipta orang lain. Resensi itu asal katanya dari bahasa Belanda recensie.
Dalam bahasa Inggris, padanan katanya adalah istilah review (ini juga berasal dari bahasa
Latin: revidere; re kembali, videre melihat). Karya yang dinilai dalam tulisan resensi
meliputi buku, film, teater, lagu, dan semacamnya.
3. Deskriptif-komparatif : resensi yang ketiga ini lebih sulit lagi daripada macam resensi
yang kedua. Resensi macam ketiga ini mencoba melakukan penilaian pada sebuah karya
dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan
secara isi dan materi. Disebut sulit, sebab selain membutuhkan analisa mendalam dan
kritis, resensi macam ketiga ini membutuhkan pengetahuan dan wawasan luas. Tidak
hanya satu karya yang harus dia pahami, namun karya-karya lain yang berhubungan
dengan karya yang dia resensi harus pula dia pahami.
Tujuan resensi buku adalah mengomunikasikan penilaian yang sudah ditimbang masak-masak
ada pembaca lain, agar mereka memutuskan ingin membaca buku tersebut atau tidak. Penting
menyajikan resensi yang mudah dipahami pembaca, mampu memenuhi kebutuhan dan
karakteristik mereka. Dan sebagai saran seorang kawan, pembaca diharapkan akan
mempertimbangkan pula masukan tersebut. Ingat, seorang kawan tak akan memaksa; andaipun
terkesan memaksa, itu pasti demi kebaikan atau karena rasa sayang. Bila saran itu dirasa datang
dari seorang kawan baik, orang yang tak akan mencelakakan, yakinlah saran itu akan
berpengaruh, setidak-tidaknya karena ada seseorang telah bersaksi bahwa sebuah buku itu
sungguh-sungguh layak diperhatikan. Asma Nadia menyebutkan lima alasan kenapa kita harus
menulis resensi.
1. Sebagai upaya mengikat makna. Dengan menulis kamu mengikat apa yang kamu baca.
Dengan mengikatnya maka kamu tidak akan cepat lupa pada hal-hal yang mungkin baik
yang ada di buku itu.
2. Menulis resensi juga merupakan latihan yang baik untuk mengapresiasi sebuah tulisan,
dengan elemen-elemennya. Resensi tentu saja bukan sekumpulan pujian terhadap satu
buku. Resensi boleh saja merupakan deretan kritikan terhadap buku itu. Sah-sah saja.
Tapi dengan meresensinya maka kamu akan memikirkan baik buruknya buku yang kamu
baca, dengan lebih dalam. Yang pada berikutnya akan memberimu masukan secara
pribadi, kekurangankekurangan penulis yang tidak boleh dibiarkan ada pada tulisanmu
nanti, maupun mencoba mengambil kelebihan-kelebihan si penulis, agar juga menjadi
milikmu. Khususnya jika kamu ingin menjadi seorang penulis.
3. Menulis resensi seperti juga buku harian, surat pembaca, atau blogging, merupakan
latihan yang sangat baik untuk menulis. Dengan menulis resensi kamu belajar
mengungkapkan gagasan dengan lebih baik.
4. Menulis resensi, juga membantumu mengingat buku-buku apa yang telah kamu baca.
Daripada sekadar membaca, toh kamu sudah membeli buku itu, kenapa tidak sekalian
menulis apa kesanmu, apa yang bisa kamu ambil, apa protesmu tentang buku itu. Ini bisa
jadi cara baik untuk mengajak temanmu yang lain membaca. Apalagi kalau diam-diam
kamu punya koleksi resensi dari semua buku yang kamu baca.
5. Menulis resensi juga bisa pembelajaran untuk bernalar dalam mentranskripsi teks yang
sangat luas ke dalam teks lebih ringkas dengan mengembangkan analisis prioritas
terhadap teks yang akan diresensi. Dengan demikian, kecerdasan otak kanan juga lebih
terasah.
Untuk resensi buku, berikut beberapa kiat yang bisa membantu kita untuk mempermudah
penulisannya.
1. Baca isi buku dengan pemahaman keilmuan yang kita miliki. Seorang yang tidak
menguasai teori sastra sama sekali, jelas akan kesulitan menganalisa buku sastra. Apakah
peresensi harus seorang ahli/ilmuwan? Tentu tidak. Tapi, minimal menguasai dasar-dasar
suatu ilmu pengetahuan yang ada dalam isi buku tersebut.
2. Peresensi yang baik seyogianya membaca isi buku secara lengkap, jika perlu berulang-
ulang dan membandingkan dengan beberapa buku serupa. Tapi ini akan merepotkan dan
menghabiskan energi. Peresensi yang demikian biasanya untuk penulisan jenis resensi
kritik. Untuk jenis resensi informatif atau deskriptif, kita hanya mencari bagian-bagian
point of view dari tema buku, termasuk kata pengantar dan epilog. Namun demikian,
hanya bisa diterapkan untuk mengulas buku ilmiah yang mana bab per babnya disusun
secara baku dan teratur. Untuk buku jenis novel jelas tidak bisa diterapkan.
3. Pilih tema pokok yang ingin anda jelaskan dalam resensi. Point of view, atau angle tidak
boleh lebih dari satu. Hal ini untuk menghindari melebarnya pembahasan dari tema
pokok.
5. Berikan penjelasan pada lead tulisan secara singkat dan deskriptif isi buku.
7. Akhiri penulisan dengan komentar singkat. Peresensi yang baik akan menyanjung dan
mengkritik secara objektif dan proporsional. Ingat, posisi peresensi dalam hal ini adalah
sama dengan seorang ilmuwan. Tak boleh subjektif dan distortif dalam menyampaikan
ulasan.
Kali ini saya akan mencoba membahas tentang resensi buku, di mana ini adalah tugas saya dari
guru bahasa indonesia. Jadi buat yang belum mengetahui apa saja itu langkah-langkah
bagaimana cara meresensi buku, yaitu :
1. Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator
menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.
2. Keaslian Ide
Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan
dari buku lain yang pernah terbit.
3. Bentuk
Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi
cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.
Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang
tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya.
Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan
lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak
menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar
diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.
5. Simpulan
Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu
dibaca atau tidak.
2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.
5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan
imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.
Langkah-langkah Meresensi Buku
Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang dapat Anda gunakan untuk membuat resensi
sebuah buku.
Artikel Terkait
Tip-Tip Menulis Novel
3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-
bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.
Artikel Populer
Memahami Struktur Karya Tulis Ilmiah (139,088)
selebihnya
Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antar bagian satu dengan lainnya,
bagaimana sistematika, dan dinamikanya.
Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, seberapa kuat analisanya, bagaimana kelengkapan
penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas pemikirannya.
Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana penggunaan kalimat
dan ketepatan pilihan kata di dalamnya, terutama untuk buku-buku ilmiah.
Aspek teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah, bagaimana kerapian dan
kebersihan, dan kualitas cetakannya (apakah ada banyak salah cetak).
Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar
(outline) dari resensi itu. Outline ini akan sangat membantu kita ketika menulis.
6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar- dasar dan kriteria-kriteria
yang telah kita tentukan sebelumnya.