Ibarat setiap bangunan yang selalu memiliki pondasi, karya tidak akan
pernah lepas dari ide yang melandasinya. Ide serupa ilham yang muncul atas
inspirasi berdasarkan bacaan, pengalaman hidup, atau bahkan cerita orang lain.
Tidak sedikit penulis beranggapan bahwa ide akan berkorelasi dengan kualitas isi
yang berusaha disampaikan hingga menjadikannya kompenen terpenting dari
sebuah tulisan. Padahal sejatinya, sebelum ide ada hal yang lebih penting untuk
menjadi perhatian utama bagi penulis sebelum memulai.
Bagi saya pribadi, pondasi utama untuk melahirkan sebuah tulisan adalah
niat baik. Bahwa kata-kata yang tertuang akan memberikan manfaat dan
pengetahuan untuk selanjutnya mendatangkan kebaikan dalam pandangan hidup
atau pola pikir setiap pembaca. Keinginan untuk menebar kebaikan lewat tulisan
akan mencipta kesempurnaan kobaran semangat untuk menyelesaikan serumit
apapun proses menulis yang dijalani.
Setelah paham akan niat dan ide kepenulisan, aktivitas yang tidak pernah
hilang dari tahapan berkarya saya adalah berdiskusi dengan bapak, manusia paling
tau segala hal sejauh aku melakukan jutaan pertemuan. Tidak lekang usia saya
bersandar padanya untuk bertukar opini, bagiku bapak seperti buku pintar karena
setiap pertanyaan terlontarkan akan mampu ia jawab sejela-jelasnya. Termasuk
dalam menulis, bapak selalu memberikan pandangan membangun untuk ide-ide,
bahkan tidak jarag justru membuatku mendapatkan inspirasi baru untuk berbenah
sebelum menuangkan pemikiran ke dalam rentetan kalimat.
Bagi saya pribadi, setiap kata lahir dari perjuangan. Bukan karena kegiatan
menulis penuh kesulitan karena sejatinya dibalik kemudahan juga ada
perjuanngan. Perjuanan untuk memberi dan berbagi. Perjuangan dalam menyemai
bibit kebaikan hingga mampu memanennya di kemudian hari. Perjuangan agar
menjadi sebaik-baik manusia, menebar manfaat bagi kehidupan manusia.
***
Fauziyyah Alimuddin, lahir di hari jum’at 15 oktober 24 tahun silam dan hidup
penuh kasih dan cinta dari dua malaikat pemilik hati suci dan murni tanpa pamrih,
serta tiga adik bermata bening nan menentramkan. Mengenyam pendidikan di SDI
Bertingkat lalu melanjutkan ke jenjang menengah di SMP dan SMA di Pondok
Pesanren Darul Aman, Gombara. Menulis menjadi rutinitas semenjak
menghabiskan hari-hari di asrama tanpa orantua dan adik-adik tercinta, bermula
dengan menulis buku harian untuk diperlihatkan ke kelarga kala libur tiba.
Dewasa ini, blog, instagram, dan facebook menjadi wadah kesukaannya untuk
menyalurkan hobi.
Instagram : @Fauziyyah_Ali