Anda di halaman 1dari 10

0

Modul 3
Menenun Ide

Bismillah.
Alhamdulillah, jumpa lagi di kelas kita.
Tetap semangat belajar bareng!

Pada modul kedua, kita sudah belajar jenis-jenis tulisan. Di antara tulisan itu, yang
paling mudah adalah menulis kisah atau cerita, apalagi yang pernah kamu alami,
Shob.

Idenya akan mengucur deras. Kenapa? Karena kamu punya andil atau mungkin
menjadi tokoh utamanya.

Pastinya kamu tahu banyak kesan ceritanya. Rasanya tersambung, idenya tak
tersandung. Kamu merasakan itu?

Saya harap modul dan tugas kedua membantu kamu untuk mengekspresikan diri
lebih bebas dengan tulisan yang mengalir. Menulis gaya mengalir itu penting
untuk mempertahankan rasa tulisan.

Ibarat masakan, kalau kelebihan atau kekurangan bumbu, rasanya jadi ambyar.
Eh, kok?

1
Bicara soal ide, selain dari sumber pengalaman pribadi dan orang lain, ada cara
lain yang bisa kamu gunakan mengundang ide. Langsung aja deh. Skuy!

1. Belajar dari alam


Pernah gak waktu sekolah dulu, bu guru minta kamu keluar kelas, lihat
pemandangan, lalu menulis puisi atau cerpen? Aku sih, iya. Hehe.

Faktanya, menurut riset, belajar di alam membantu lebih fokus dan kritis.
Dua hal ini penting banget, ya.

Bagi kamu yang susah fokus bisa mencoba pagi atau sore ke sawah, kebun,
atau lapangan untuk menemukan ide dan si fokus itu.

Alam di sini, gak terbatas pada gunung, sungai, dan pantai, misalnya.
Peristiwa sosial, termasuk kemacetan, kondisi pasar, suasana salat Tarawih
juga bisa kamu ekspos karena pada kondisi seperti itu, kreativitas dan daya
kritis juga pas diasah jadi tulisan.

2. Masalah jadi berkah


Setiap orang pastinya punya idealisme, ya, Shob. Nah, ketika idealismu
kamu berbenturan dengan realitas. Kamu tentu terusik.

Itu juga bisa menjadi ide menarik untuk tulisan kamu. Ingat rasa yang
tersambung?

2
Hernowo Hasim, mantan GM Mizan, adalah orang yang pendiam, gagap,
dan gugup jika tampil berbicara. Kondisi itu bertahan hingga usianya 40
tahun.

Dari masalah itu, dia belajar untuk menuliskan apa yang didengar dan
dibacanya, menempel itu di mading, membagikan ke teman-temannya.
Hasilnya fantastis. Dia berhasil menulis 24 buku dalam waktu 4 tahun.
Masyaallah, berkah, ya.

Selain dua ini, kamu juga bisa mengundang banyak ide dari buku yang kamu
baca, siniar, film, diskusi, hobi, dan minat kamu. Ide gak akan habis, sengaja atau
tidak sengaja. Itu!

Setelah ide, tentunya eksekusi dong! Jangan sampai idenya menguap. Ide bisa
muncul di mana saja. Begitu dapat, tulis aja dulu. Sesegera mungkin.

Jangan tunda sampai besok. Untuk ini, kamu bisa pakai gawai atau kalau mau
lebih terasa sensasinya, bawa buku kecil ke mana pun kamu pergi. Begitu
muncul, Ikat idemu saat itu juga. Tulis.

Pada modul ketiga ini, kamu akan lebih memahami tipe dasar tulisan itu. Jadi,
dari bermacam-macam karya tulis, sebenarnya intinya hanya tiga.

Dengan memahami tipe tulisan, kamu akan merasa terbantu dan lebih mudah
menulis. ternyata menulis tidak serumit yang dibayangkan.

3
Berikut tiga tipe tulisan itu.
1. Karya pribadi
Sesuai dengan namanya, karya ini murni dari hasil berpikir atau merenung
penulisnya. Bener?

Iya, seperti yang saya sampaikan di awal setiap orang itu unik. Unik dengan
teman, bacaan, lingkungan, hal-hal yang dia dengar.

Nah, wajar dong kalau perspektif orang bisa berbeda-beda dalam melihat
sesuatu. Berbeda itu unik yang menarik.

Kamu mungkin merasa minder, padahal kamu unik. Kamu punya yang orang
lain tidak miliki.

Namun, kalau kamu mau menulis topik dengan perspektif kamu, pastikan
menyertakan data-data pendukung. Kenapa?

Ya, biar orang lain percaya pada argumentasi yang kamu tawarkan. Kalau
orang lain tidak percaya, bagaimana karya-karya kamu akan dibaca?

Contoh karya
http://ruslanfbs.blogspot.com/2020/01/5-cara-ampuh-jadi-juara-meski-otak-
pas.html

4
2. Karya kurasi
Nah, buat kamu yang suka baca cocok banget dengan model ini. Eh, kurasi,
apa sih?

Kurasi itu intinya mengelola, Shob. Mengelola sumber-sumber bacaan


dengan bahasa sendiri.

Dari berbagai buku yang kamu baca, bisa kamu kurasikan dalam bentuk
ulasan. Dari berbagai blog, misalnya, kamu bisa meramu kembali menjadi
tips-tips, kiat, atau teks prosedur dalam bentuk poin-poin. Bahasanya pun
bisa sangat bersahabat ya, tergantung sasaran pembaca dan tujuan kamu.

Contoh karya kurasi:


http://ruslanfbs.blogspot.com/2020/01/menulis-cv-atau-resume-beasiswa-
hingga.html

http://ruslanfbs.blogspot.com/2014/03/peran-sentral-guru-dalam-
membentuk.html

3. Karya modifikasi
Nah, jenis yang satu ini lebih mudah lagi, Shob. Kamu bisa pilih satu artikel
yang kamu suka.
Tulis kembali ide tulisan itu dengan bahasa kamu sendiri. Gampang kan,
hehe.
Jangan takut plagiarisme, pengalaman dan persepktif kamu akan jadi
pembeda dengan tulisan orang.
Contoh karya
https://ens-stan.com/blog/tips-dan-trik-lolos-spmb-pkn-stan-2019

5
Oke, itu tadi jenis-jenis tulisan. Tiga jenis itu, sebenarnya diracik dari formula
yang sama. Formula ini yang menjadikan tulisan lebih berkesan dan tentunya
unik dengan perspektif kamu. Inilah tiga formulanya.

1. Judul
Kamu hanya punya waktu 3 detik meyakinkan pembaca kalau tulisan kamu
menarik. Sajikan judul dengan apik dan unik untuk menarik pembaca.

Gak cukup itu saja ya, judul yang baik harus mewakili isi tulisan kamu.
Jangan mengecewakan pembaca kamu. Katanya diskon 70%, tapi harganya
200%. Hadeuh...

2. Sudut pandang
Oke, judulnya udah keren. Sajian bahasa kamu juga harus mampu
mengobati rasa penasaran pembaca.

Lagi-lagi kembali pada perspektif ya. Jangan ragu dengan diri kamu.
Bungkus tulisan kamu dalam kemasan gaya bahasa yang ringan, menarik,
dan unik.

Hindari kekakuan, ingat target kamu adalah pembaca. Perhatikan ego


pembaca, keinginan pembaca, bukan kata buku atau aturan kaku. Makanya
di modul 1 dan 2 saya tekankan, pentingnya perspektif

6
3. Gaya bahasa
Masih ingat gaya guru kamu ketika SD, SMP, dan SMA? Apa bedanya? Iya,
cara guru SD kita berbeda dengan guru SMP atau SMA, apalagi dengan
dosen kita di kampus. Mahasiswa diberi kail, bukan ikan!

Gaya itu penting agar pesannya sampai. Kamu harus perhatikan sasaran
tulisan kamu.

Rasa diksi, utamanya sapaan yang kamu gunakan juga harus pas. Candaan,
data-data, analogi, ungkapan, dan lain-lain perlu kamu sambungkan dengan
ego pembaca.

Di modul ini, saya memakai gaya saya-kamu. harapannya kamu merasa


seperti ngobrol dengan teman sendiri. Kamu biasa bicara apa saja dengan
teman kamu, kan?

Oke, anggaplah kamu sedang menulis. Tahap menenun ide ini banyak
menggugurkan pejuang tulisan. Ujiannya beragam sih. Ada aja tantangan
sehingga tulisan harus terhenti.

Entah karena tiba-tiba ada panggilan ortu, panggilan perut, panggilan kampus
alias tugas, atau yang lainnya. Otomatis menulis berhenti dulu ya. Nah, kadang
mulainya lagi susah tuh, Shob. Bener, gak?

7
Lain lagi, misalnya, kalau kamu tiba-tiba lupa ingatan alias kehilangan ide.
Waduh, gimana dong?

Nah, berikut jurus-jurus yang bisa kamu keluarkan ketika menghadapi kebuntuan
di tengah-tengah tulisan.

1. Baca kembali
Tulisan itu punya semangat yang disisipkan oleh penulis. Kalau kamu
mengalami kebuntuan (stuck), coba baca kembali tulisan kamu. Kamu akan
menemukan kembali rasanya. Lanjutkan!

Namun, tahukah kamu ada godaan juga yang perlu kamu hindari ketika
membaca kembali? Yap, godaan menyunting.

Godaan yang paling sering muncul ketika mencoba melanjutkan tulisan


adalah mengedit. Ingat, tujuan kamu adalah menyabung tulisan.

Urusan teknis ini perlu kamu hindari dulu. Mengedit bisa kamu lakukan
setelah idemu tuntas di atas kertas, kecuali kesalahan itu fatal. Fokuslah
pada idemu ketika menulis. Jangan sampai rasanya hilang.

Kadang kamu memang perlu berhenti sejenak setelah membaca tulisanmu,


tarik napas, nikmati, regangkan tubuhmu. Ketengan itu mengundang
inspirasi; ketegangan mengundang frustrasi. Namun, jangan bergeser.
Tuntaskan!

8
2. Pakai kata pemantik
Kamu juga bisa menggunakan konjungsi (kata penghubung) atau preposisi
(kata depan) untuk mengundang idemu. Gunakan kata dan, atau, lalu,
karena, selanjutnya, tetapi, dan sebagainya ketika kamu mengalami
kebuntuan. Kata-kata itu punya daya tarik merangsang pikiran untuk terus
melanjutkan tulisanmu.

Alhamdulillah, kita sudah melewati 3 modul pelatihan ini. Saya berharap semoga
tulisan ini bermanfaat dan bernilai pahala.

...
Tetaplah menulis
karena kebaikan itu tertulis
Jejaknya terlukis
bagi para aktivis
perindu Firdaus yang manis
...

Tantangan buat kamu


1. Daftarlah blog yang kamu suka konten-kontennya.
2. Tulis satu artikel yang kamu sukai, boleh pribadi, kurasi, atau modifikasi.
3. Kirimkan ke posel ini ya, Shob: menulislidmi@gmail.com.
Semangat bertumbuh
...

Anda mungkin juga menyukai