Anda di halaman 1dari 3

Alhamdulillah , sejak bergabung di kelas menulis bersama Media Guru Indonesia,

telah membuka hati dan menambah indah bianglala aksara para penulis pemula
seperti aku hingga akhirnya ia terus menulis tiada henti, meskipun pernah terlempar
jauh dan kembali menanjak menulis lagi. Betapa bahagia bisa berada bersama
mereka dan menjadi bagian dari kelompok literat hebat.

Di sini tercipta generasi yang tak jemu akan membaca, memahami, bahkan kreatif
menciptakan tulisan indah dalam artikel ilmiah, ini patut diberikan acungan jempol.
Berarti ia sudah menteladani kehidupan Rasulullah SAW untuk selalu ‘iqro’ sebagai
upaya pembiasaan berbahasa yang baik dan benar demi menumbuhkembangkan
literasi.

Dari sebelum masa pandemi yang belum jua usai, meskipun telah ada peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan yang menetapkan sistem pembelajaran, mulai
dari Belajar Di Rumah ( BDR) atau Berkerja dari rumah ( Work From Home / WFH),
sampai dengan Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT), hal itu tidaklah
mengekang semangat literat berpacu dan produktif dalam berkarya baik luring
maupun daring.

Bagaimana bisa sosok literat terus memacu karyanya?

Tentu ini butuh proses yang panjang. Betapa banyak kelas menulis dilaksanakan,
seperti satu guru satu buku, satu siswa satu buku. Lalu berlanjut dengan kelas
menulis cerita anak, daan lain-lain. Betapa ini semua memicu adrenalin untuk terus
menulis di komunitasnya. Memperhatikan diksi, kata, parafrasa dan gaya bahasa
yang menarik dan tepat dan benar di dalam tulisannya. Semua ini tentu akan
menjadikannya sebagai sosok yang lancar berbahasa, sehingga ia dapat
mengupdatekan dirinya untuk berkarya dari diksi tulisannya yang bermakna dan
menginspirasi banyak orang membacanya atau mendapatkan imformasi yang
bermanfaat. Nah ,tentu sebagai karya yang tak mudah diraih, selain giat dalam
literasi, ini sudah menunjukkan bahwa ia lancar berbahasa, ia mampu menguraikan
ide briliannya.

Buku adalah jendela dunia. Dari sini, pembaca mengetahui dunia, dengan sejuta
informasi akan pengetahuan yang diungkapkan oleh penulis. Bahkan melalui ini
menginspirasi pembaca seakan-akan ia terbawa alam penulis, sehingga ia tahu isi
dunia. MasyaAllah.

Bagaimana caranya ia menjadi produktif ?

MGI selalu menjadwalkan kegiatan pelatihan menulis sagusabu dan sasisabu.


Alhamdulillah Aku pernah menjadi alumni kelas menulis di Langkat, Tebing Tinggi
dan Batu Bara. Kini, aku juga memiliki tiga buah buku tunggal. Terakhir, buku
keempat ini sedang dalam proses edit dan revisi.
Setiap bulan, ada saja kegiatan lomba menulis yang diprakarsai oleh MGI ini.
Alhamdulillah, Aku pernah termasuk ke dalam 123 gurusianer terpilih pada Buku
Antologi “Di Rumah Aja”, “Layar Impian”. Kini Aku mencoba ikuti tantangan lomba
Oktober. Betapa sulitnya menulis itu penulis rasakan di awal. Namun karena sering
berkecipung dalam tantangan tematik setiap bulan. Aku harus terus belajar.

Dari sini, terbukti sudah, gurusianer adalah literat yang lancar berbahasa dan
produktif berkarya.

Media guru Indonesia sudah banyak melahirkan penulis hebat dengan sejumlah
banyak buku. Bahkan best seller.Ada juga terlahir Instruktur nasional MGI yang
literat dengan banyak buku yang sudah dihasilkannya. Alhamdulillah. Betapa besar
dan berkahnya MGI dengan orang-orang hebat dengan karya bukunya.

Wow. Akhir kalam, yuk, sebagai insan cendikia yang tergabung dalam grup elit
nomor wahid khususnya gurusianer MGI, mari luangkan waktu untuk menjaga serta
mengasah kata dan bahasa. Semoga semua tulisannya itu menjadi kisah inspiratif,
suri tauladan atau berharga kelak bagi masyarakat umumnya dan khususnya bagi
keluarga, anak cucu sampai cicit di akhir masa, bahkan ketika ia sudah
meninggalkan dunia ini. Aamiin. Gurusianer literat, lancar berbahasa dan produktif
berkarya

Profil Penulis :

Dra Hj.Juliesti, seorang guru UPTD SMP Negeri 1 Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara
Sumatera Utara, juga seorang aktivis literasi Sumatera Utara yang bergabung di PPPSU.
Telah melahirkan tiga buku tunggal, Catatan kecil di Green House, The Rain in September
dan Aku Bangga Jadi Anak Batu Bara. Kini sedang mencoba menulis kembali di buku
keempatnya di Sagusabu Tebing3. Salam Literasi.

Anda mungkin juga menyukai