Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MEMBACA


Dosen Pengampu : Zulpadli Hamdi,M. Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok: 01
LALU WAHYU HIDAYAT (210102269)
MUHAMMAD SHOLIHIIN (210102278)
SAHRUL MUHIBBIN (210102287)
SALIM RAHMATULLAH (210102288)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran


Membaca Dan Menulis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat allah SWT senantiasa penulis ucapkan.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda agung rasulullah
SAW, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MEMBACA” ini tepat
pada waktunya, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas.
Terimakasih saya ucapkan kepada bapak “Zulpadli Hamdi. M. Pd” yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun materi. Terikasih juga kepada
semua teman- teman seperjuangan yang telah mendukung penulis sehingga
penulis bisa menyesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dengan kata
sempurna. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dan saran
yg membangun dari bapak dosen dan pembaca maupun pendengar.Semoga penulis
sama – sama dapat mengambil hal yg baik dan membuang hal yg buruk dari isi
makalah ini.sekian dari penulis kurang lebih penulis ucapkan terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh

Selasa, 8 November 2022


Kelompok l
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan penulisan
D.Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengklasifikasikan Konsep Dasar Pembelajaran Membaca
B. Makna, Fungsi, dan Tujuan Pembelajaran membaca
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan
oleh setiap orang yang ingin mengetahui tentang sesuatu. Dengan
membaca, seseorang akan dapat mengetahui bermacam – macam
informasi penting yang diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan.
Informasi yang penting menyangkut kebutuhan hidup seseorang atau
kelompok orang, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,
pencapaian cita-cita, dan estetika. Dalam kebutuhan–kebutuhan hidup
tersebut, diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan erat dengan kemampuan dan hasil membaca.
Para pakar dari berbagai bidang ilmu pengatahuan misalnya,
mustahil akan menguasai dalam bidangnya tanpa membaca. Para teknokrat
tidak mungkin menguasai keahhliannya tanpa membaca. Para wartawan,
karyawan, bahkan ibu rumah tangga pun tidak mungkin dapat berperan
secara baiak dan maksimal dalam melakukan tugasnya tanpa membaca.
Karena itu, membaca adalah bagian yang penting dan vital di dalam
kehidupan manusia. Sungguh tepat seorang nabi dan rasul terakhir yang
bernama Muhammad, menerima wahyu yang pertama adala perintah untuk
membaca.
Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu dan kompetensi
membaca siswa sejak usia sekolah dasar. Karena itu, komponen dasar
utama yang harus dikuasai siswa SD selama bersekolah di SD adalah
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, yang dikenal dengan
istilah 3R ( reading, writing, and arithmetic). Artinya, pemerintah sadar
bahwa tanpa penguasaan ketiga kemampuan dasar tersebut, tidak mungkin
bangsa kita menjadi maju, untuk mengejar ketinggalan atau menyamakan
kedudukan dengan negara lain yang sanngat pesat kemajuan teknologinya
dewasa ini. Melihat kenyataan kehidupan sekarang banyak anak – anak
sekolah masih malas untuk membaca. Hal itu dapat kita lihat sekolah –
sekolah, terutama sekola di desa – desa. Dengan demikian pemerintah
harus menyediakan anggaran yang sangat besar untuk menyelenggarakan
kegiatan sarana prasarana bagi sekolah, terutama buku – buku bacaan.
Walaupun demikian, secara realita kemampuan dasar yang
dicanangkan pemerintah belum begitu teralisasi secara membanggakan.
Karena kemampuan bangsa Indonesia dari ketiga bidang tersebut masih
rendah, bahkan masihh sekian perseratus yang belum melek baca, tulis,
dan hitung. Adapun penyebabnya sangat kompleks, misalnya kurangnya
kemampuan guru, gaji guru belum memadai untuk memenuhi kebutuan
hidup sehari-hari yang layak, imprasktruktur dan fasilitas pendidikan
masih kurang, minat belajar siswa belum optimal, orang tua siswa kurang
mengerti pentinnya pendidikan, dan ekonomi orang tua siswa tidak
sanggup untuk membiayai sekola anak – anak mereka.
Di samping faktor – faktor tersebut, masih banyak faktor lain yang
membuat para siswa kurang menguasai kemampuan dasar, terutama
membaca, yakni budaya dan lingkungan siswa yang kurang kondusif.
Tentang pengaruh buadaya yang tidak suka membaca secara turun
temurun, suka menerima informasi melalui mulut ke mulut atau dengar
cerita dari orang ke orang. Fenomina menerima informasi hanya mulut ke
mulut ini sangnat mengganggu dalam melatih kemahiran membacasiswa /
anak. Karena, sejak dijajah selama lebih dari tiga setengah abad di negeri
ini, para penjajah sengaja membuat anak bangsa ini jauh dari ilmu
pengetahuan dan kemajuan.
Di dalam era reformasi dan kemajuan teknologi saat ini, sudah
saatnya bangsa kita berlomba – lomba meraih kemajuan di segal bidang
sebagaimana bangsa – bangsa lainya. Kemajuan itu, tidak terlepas dari
peran para guru yang ada di sekolah – sekolah. Guna untuk peningkatan
kemampuan siswa sesuai dengan bidang yang dipercayakan kepada
masing – masing guru.
Khusus bagi guru – guru bahasa dan sastra Indonesia ini harus siap
untuk meningkatkan berbagai pengetahuan dan ketrampilan berbahasa
Indonesia terutama bagi guru semuanya. Dalam ketrampilan bahasa
Indonesia di tuntut siswa bisa membaca dan menulis, maka guru harus siap
dengan program pembelajaran membaca sesuai dengan filosofi,
pendekatan, teknik yang telah disepakati, pengetahuan tentang membaca,
terampil melatih siswa dalam membaca, dan mampu membangkitkan
minat serta motivasi siswa untuk suka dan mampu membaca sesuai
dengan tuntutan zaman.
Siswa saat ini perlu dituntut untuk bisa mengembangkan sistem
membaca secara tepat dan guna. Perkembangan ilmu dan arus informasi
yang semakin deras akhhir – akhir ini mengharuskan pencari informasi
menemukan cara paling jitu atau tepat, agar dengan mudah memahami
setiap informasi yang tersaji dalam media tulis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yg telah di paparkan di atas,maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1 . Bagaimana Mengklasifikasikan Konsep Dasar Pembelajaran
Membaca?
2. Apa Makna, Fungsi, dan Tujuan Pembelajaran Membaca?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk:
1. Untuk mengetahui Klasifikasikan Konsep Dasar Pembelajaran
Membaca.
2. Untuk mengetahui Makna, Fungsi, dan Tujuan Pembelajaran Membaca.
D.Manfaat
Supaya kita tau bagaimana cara mengklarifikasi konsep pembelajaran membaca,serta
kita bisa mengetahui makna, fungsi, tujuan pembelajaran membaca.supaya para
pembaca bisa memahami konsep dasar pembaca secara meluas

BAB II
PEMBAHASAN
A.Mengklasifikasikan Konsep Dasar Pembelajaran Membaca
1.Konsep Dasar Pembelajaran Membaca
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif yang
bertujuan dan memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh beberapa definisi berikut ini.
Hodgson mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui
media bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca selain sebagai suatu proses, juga bertujuan.
Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk rekonstruksi suatu pesan
yang secara grafis dikehendaki oleh penulis. Dalam pendekatan Buttom-Up,
membaca sebagai proses dekoding berbagai simbol tertulis kedalam berbagai
ekuivalen pendengaran dalam bentuk linear. Dengan demikian, dalam kegiatan
membaca, pertama kali seseorang membedakan masing-masing huruf saat
ditemukan, menyembunyikan, mencocokan simbol-simbol tertulis dengan
ekuivalen-ekuivalen pendengaran, mencampurkannya untuk membentuk kata-
kata, dan memperoleh makna. Oleh karena itu, menemukan makna sebuah kata
merupakan langkah terahir dalam proses itu.
membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan
dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan
itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Definisi
ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca kritis dan
membaca kreatif.
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa
membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, rumit, yang mencakup atau
melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan
perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu: (a)
pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; (b) korelasi aksara beserta
tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; (c) hubungan lebih
lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.
Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk
yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu
lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan-
hubungan berpola yang teratur rapi.
Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-
tanda hitam di atas kertas-yaitu gambar-gambar berpola tersebut-dengan bahasa.
Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar memperoleh
serta memahami bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekali terlihat terjadi antara
unsur-unsur dari pola-pola tersebut di atas kertas dan unsur-unsur bahasa yang
formal.
Keterampilan ketiga atau yang mencakup keseluruhan keterampilan membaca,
pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan
atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui
unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna
yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.
2.Karakteristik Pembelajaran Membaca
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar di lakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan.
Pembelajaran membaca mengandung arti karena setiap kegiatan membaca
dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan membaca
dan memperoleh nilai-nilai yang baru. Proses pembelajaran membaca pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh
siswa. Hal tersebut meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar belakang akademis,
latar belakang sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran membaca merupakan modal
utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran. Jadi, belajar dan pembelajaran membaca diarahkan untuk
membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran,
dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri, tetapi dikonstruksi dalam diri
individu siswa.
Pembelajaran membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian keterampilan lebih kecil lainnya. Secara garis besar,
terdapat dua karakteristik yang penting dalam pembelajaran
membaca.Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis dapat dianggap berada pada urutan yang
lebih rendah. Hal ini mencakup: (a) pengenalan bentuk huruf; (b) pengenalan
unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-
lain); (c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis); (d) kecepatan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan
yang lebih tinggi. Hal ini mencakup: (a) memahami pengertian sederhana
(leksikal, gramatikal, retorikal); (b) memahami signifikansi atau makna (a.l.
maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi
pembaca); (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); (d) kecepatan membaca yang
fleksibel, mudah disesuaikan dengan keadaan.
3. Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Membaca
Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam penyajian pembelajaran
membaca, guru sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:(1) Pemeriksaan awal.
(2) Persiapan lingkungan. (3) Persiapan siswa. (4) Penyajian bahan pengajaran.
Broghton menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menetapkan bahan pembelajaran membaca.
a. Sesuai dengan atau dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa pada
umumnya.
c. Terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
d. Mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Materi dan bahan pembelajaran membaca ditetapkan dengan mengacu pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bahan pembelajaran yang diberikan
bermakna bagi para siswa, dan merupakan bahan yang betul-betul penting, baik
dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan
berikutnya.
4. Metode Pembelajaran Membaca
Dalam kenyataan sehari-hari seorang siswa perlu menggunakan kemampuan
membaca cepat untuk mengambil makna bahan bacaan secara efektif dan efisien.
Menurut Broghton (et.al) ada beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan
membaca yang dimiliki siswa hingga sampai pada taraf yang efektif. Beberapa
metode yang pernah dikembangkan untuk meningkatkan hal ini adalah: a. metode
kosakata, b. metode motivasi (minat),c. metode bantuan alat, dan d. metode gerak
mata. Untuk lebih jelasnya metode-metode tersebut akan dibahas satu persatu.
a. Metode kosakata adalah metode yang mengembangkan kecepatan
membaca melalui pengembangan kosakata. Artinya, metode ini mengembangkan
perhatian pada aspek perbendaharaan kata seorang pembaca. Bagaimana caranya?
Kosakata seseorang itu terbatas jumlahnya, dan akan selalu berkembang terus
sesuai dengan kemampuannya menambah kosakata itu setiap hari. Latihan
meningkatkan dan menambah kosakata baru dengan dan dalam jumlah yang
banyak inilah prinsip metode kosakata. Dasar pikiran metode ini sudah jelas, yaitu
semakin besar dan semakin banyak perbendaharaan kata siswa, semakin tinggi
kecepatan membacanya. Inilah yang diajarkan kepada siswa.
b. Cara kerja metode motivasi (minat) ialah memotivasi para pemula
(pembaca yang mengalami hambatan dalam kecepatan membacanya) dengan
berbagai macam rangsangan bacaan yang menarik, sehingga tumbuh minat
membacanya. Dari sini kemudian diharapkan muncul kebiasaan membaca tinggi,
yang pada akhirnya meningkat pula kecepatan dan pemahamannya terhadap
bacaan. Pikiran yang mendasari lahirnya metode ini adalah semakin tertarik atau
berminatnya seseorang pada jenis buku tertentu, semakin tinggi kecepatan dan
pemahaman seseorang.
c. Metode bantuan alat merupakan metode yang dapat membantu pembaca
dalam membaca (melihat baris-baris bacaan), gerak matanya dipercepat dengan
bantuan alat yang berupa ujung pensil, ujung jari, atau alat petunjuk khusus dari
kayu. Semula dengan kecepatan rendah, kemudian dipercepat, dan semakin
dipercepat. Jadi, kecepatan mata mengikuti kecepatan gerak alat.
d. Metode gerak mata adalah metode yang paling banyak dipakai dan
dikembangkan orang saat ini, baik untuk pembelajaran membaca permulaan,
maupun bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kecepatan membacanya. Cara
melatihnya yaitu mengembangkan kecepatan membaca dengan meningkatkan
kecepatan gerak mata, karena kecepatan membaca itu sendiri berarti kecepatan
gerak mata dalam menyelusuri unit-unit bahasa. Pokok pikiran yang melandasi
metode ini adalah semakin panjang dan semakin luas jangkauan mata (eye span)
dalam melihat unit-unit bahasa, semakin cepat pula kemampuan membacanya.
Logikanya, jika kita hanya membaca unit-unit bahasa yang paling kecil, maka
yang harus dibaca itu jumlahnya semakin besar sehingga menghambat kecepatan
membaca. Sebaliknya, jika yang dibaca itu hanya unit-unit bahasa yang lebih
besar, misalnya frase, frase kompleks, klausa, atau bahkan hanya unit-unit pikiran
saja, maka kecepatan membaca akan terlipat ganda.
Dalam pelaksanaannya, membaca pemahaman ini dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan, seperti: bottom up, top down, dan interactive approach.
Berikut adalah penjelasannya:
a. Pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan bottom up (dari
bawah ke atas) dimulai dari pemahaman terkecil sampai terbesar.
b. Pemahamannya dapat dimulai dari kata, struktur kalimat, paragraf, sampai
wacana. Pendekatan top down (dari atas ke bawah) dimulai dari pemahaman
secara global (keseluruhan) hingga ke bagian-bagian terkecil. Pemahaman dapat
dimulai dari garis besar wacana, paragraf, struktur kalimat, sampai kata.
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengaktifkan skemata siswa.
c. Pendekatan interactive approach (perpaduan bottom up dan top down)
dimaksudkan untuk mendapatkan hal-hal positif dan menghindari hal-hal yang
negatif dari kedua pendekatan sebelumnya, sehingga sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5. Media Pembelajaran Membaca
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan alat bantu yang dapat
mempermudah pembelajaran. Dalam pembelajaran membaca, media
pembelajaran dapat berupa gambar (peta, tabel, grafik, bagan, dan lain
sebagainya), film asing, teks bacaan sastra dan non sastra. Fungsi media tersebut
adalah untuk memperjelas pemahaman siswa dalam memahami informasi yang
dibaca.
1. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi media
dalam pembelajaran membaca sangatlah penting. Dengan menggunakan
media siswa akan tertarik dan mudah dalam memahami informasi.
2. Berkaitan dengan penjelasan di atas, berikut dikemukakan beberapa
prinsip yang dapat digunakan untuk memilih dan menentukan media
pembelajaran membaca. Menurut Sumadi mengatakan prinsip untuk
menentukan media dalam bahasa adalah sebagai berikut:
a. Fungsional, artinya cocok dengan tujuan pembelajaran yang
dilakukan dan benar-benar menunjang ketercapaian tersebut.
b. Tersedia, artinya media yang akan digunakan ada dan sudah
disiapkan.
c. Murah, artinya media yang digunakan tidak harus mahal tetapi
terjangkau dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Menarik, artinya media yang digunakan adalah media menarik dan
sesuai dengan kebutuhan siswa. Setidaknya ada beberapa kriteria
untuk menentukan media yang menarik bagi siswa yaitu: 1) sesuai
dengan kebutuhan siswa, 2) sesuai dengan dunia siswa, 3) baru,
dan 4) menantang.
6. Jenis- jenis membaca
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan
kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi :
A.Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan
yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan
pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang
berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. Ketrampilan yang
dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya
adalah:
1) Menggunakan ucapan yang tepat,
2) Menggunakan frase yang tepat,
3) Menggunakan intonasi suara yang wajar,
4) Dalam posisi sikap yang baik,
5) Menguasai tanda-tanda baca,
6) Membaca dengan terang dan jelas,
7) Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8) Membaca dengan tidak terbata-bata,
9) Kengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10) kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11) Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12) Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
B. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa
menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Ketrampilan yang dituntut dalam
membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1) Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2) Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala.
3) Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4) Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5) Mengerti dan memahami bahan bacaan,
6) Dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7) Membaca dengan pemahaman yang baik,
8) Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat
dalam bacaan.
Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (1)
membaca ekstensif dan (2) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci
kedua jenis membaca tersebut :
1.Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif
meliputi :
a.Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara
sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam.
Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca
ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(1). Memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan
malihat abstrak(jika ada).
(2). Memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(3). Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada).
C) Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan
mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan
tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara
cepat. Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
(1). Metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.
(2). Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi
pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.
(3). Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca
dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.
D) Membaca Dangkal (Superficial Reading)
Membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman
yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan,
membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai
pengisi waktu senggang.
2) Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh
penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang termasuk
dalam membaca intensif adalah :
a) Membaca Telaah Isi
(1) Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali
seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
(2) Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis
membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau
norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical
review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction).
(3) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan
bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik
baris.
(4) Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari,
memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
(5) Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar
menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif
menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
b) Membaca Telaah Bahasa
Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)

B. Makna, Fungsi, dan Tujuan Pembelajaran membaca


1. Makna Pembelajaran Membaca
Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa
melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa benar- benar membangun
pengetahuan secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.
Pembelajaran yang didominasi kerja guru adalah sebuah proses
pemancungan terhadap segala potensi yang dimiliki siswa. Pandangan
pembelajaran sebagai kegiatan yang hanya berorientasi pada pewarisan
pengetahuan sudah selayaknya kita tinggalkan.
Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan
oleh setiap orang yang ingin mengetahui tentang sesuatu. Dengan
membaca, seseorang akan dapat mengetahui bermacam – macam
informasi penting yang diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan.
Informasi yang penting menyangkut kebutuhan hidup seseorang atau
kelompok orang, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,
pencapaian cita-cita, dan estetika. Dalam kebutuhan–kebutuhan hidup
tersebut, diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan erat dengan kemampuan dan hasil membaca.
Pembelajaran membaca merupakan kemampuan pemahaman yang
diajarkan secara seimbang dan terpadu. Seimbang dalam arti pembelajaran
membaca disampaikan secara seimbang dengan keterampilan berbahasa
lain. Dalam kegiatan pembelajaran membaca, konsep dasar membaca akan
menjadi fokus pembelajaran, sedangkan aspek keterampilan berbahasa lain
menyertai dalam kegiatan pembelajaran. Hal itulah yang dimaksud dengan
adanya keseimbangan keempat aspek keterampilan berbahasa dalam
kegiatan pembelajaran. Terpadu maksudnya bahwa dalam kegiatan
pembelajaran membaca dapat dipadukan dengan keterampilan lainnya
yaitu mendengarkan, berbicara, dan menulis. Sedangkan kemampuan yang
disampaikan adalah kemampuan berbahasa dan bersastra. Oleh karena itu,
wacana dalam pembelajaran membaca bisa berupa wacana sastra maupun
nonsastra.
2. Fungsi Pembelajaran Membaca
Kemampuan membaca bagi siswa juga merupakan kemampuan
dasar dalam belajar karena hampir semua kemampuan untuk memperoleh
informasi dalam belajar bergantung pada kemampuan tersebut. Melalui
membaca, siswa dapat menggali informasi, mempelajari pengetahuan,
menperkaya pengalaman, mengembangkan wawasan, dan meplejari segala
sesuatu. Oleh sebab itu, siswa yang tidak atau belum mampu membaca
dengan baik, akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran pada semua mata pelajaran.
a.Fungsi intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas,
membina daya nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya
ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll.
b) Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk
berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh :
buku ilmiah, bacaan sastra, dan lain-lain.
c) Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis
dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep
membuat minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
d) Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan,
memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
e) Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan.
Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai
informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
f) Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya
yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor,
fariabel karya sastra, dll.
g) Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca
tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap,
berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.
h) Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang
waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll.
3. Tujuan Pembelajaran Membaca
Membaca penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks,
setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Dalam melakukan
kegiatan membaca tersebut, tentu dengan tujuan berbeda-beda. Orang membaca
peringatan dan rambu-rambu di jalan untuk mengarahkan ia sampai pada
tujuannya, menginformasikan bahaya di jalan dan mengingatkan aturan-atauran
lalu lintas.
Secara umum pembelajaran membaca yang dilakukan disekolah harus
diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran membaca. Terdapat
tiga tujuan utama dalam pembelajaran membaca antara lain:
a) Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca
Pembelajaran membaca haruslah ditekankan pada upaya mendukung siswa agar ia
mampu menikmati kegiatan baca yang dilakukannya. Hal ini sangat penting
mengingat kenikmatan membaca adalah dasar bagi kegiatan membaca. Tanpa rasa
nikmat yang di rasakan siswa, pembelajaran membaca bisa saja tidak mampu
mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, langkah awal pembelajaran
membaca harus di tujukan agar anak termotivasi membaca sehingga ia bisa
menjadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Tujuan pertama pembelajaran membaca secara lebih luas dapat
ditafsirkan agar siswa mencintai membaca. Tujuan ini menjadi sangat penting
sebab mencintai membaca adalah modal awal agar siswa bisa membaca sekaligus
tetap menjadi pembaca. Namun demikian, pembelajaran di sekolah rupanya
melupakan tujuan ini sehingga sekolah hanya mampu menghasilkan siswa yang
dapat membaca tetapi tidak suka membaca.
b) Mampu membaca dalam dalam hati dengan kecepatan baca yang
fleksibel.
Tujuan kedua dari pembelajaran membaca adalah agar siswa mampu membaca
dalam hati dengan kecepatan yang fleksibel guna memperoleh pemahaman yang
cukup. Sejalan dengan tujuan ini, pembelajaran membaca haruslah diarahkan agar
siswa mampu memiliki kecepatan baca yang fleksibel. Fleksibelitas membaca
dapat diartikan sebagai keterampilan memilih gaya dalam membaca. Jadi jika
bacaan yang kit abaca berbeda, gaya yang harus kita gunakan pun harus berbeda
pula. Fleksibilitas menyarankan pembaca untuk memiliki variasi kecepatan
membaca yang beragam. Pembaca harus mampu menentukan kapan ia membaca
cepat, kapan ia membaca layap, dan kapan ia harus membaca loncat. Dengan
demikian tidak salah jika ditanyakan bahwa kedewasaan orang membaca dapat
ditentukan dari variasi kecepatan baca yang dia gunakan pada beragam teks
bacaan. Dengan kata lain, orang yang memiliki kedewasaan membaca adalah
orang yang fleksibel dalam membaca.
Dalam kaitannya dengan tujuan imi, guru hendaknya membekali siswa
dengan strategi membaca yang tepat. Secara umum, ada dua strategi umum yang
dapat kita lakukan agar siswa mampu menjadi pembaca yang fleksibel. Kedua
strategi membaca yang harus dilatihkan guru kepada siswa tersebut dikemukakan
Ahuja dan Ahuja sebagai berikut:
1. Kurangi kecepatan membaca jika:
a. Menemukan istilah yang belum kita ketahui maknanya.
b. Struktur kalimat dan paragraph yang sulit.
c. Konsep yang sulit
d. Detail teknis materi
e. Petunjuk yang sulit dan mendetail.
f. Materi yang ingin kita kuasai secara mendetail.
g. Materi dalam bentuk diagram yang menuntut perbandingan antara teks
dan diagram.
h. Materi yang menuntut kecermatan visualisai.
i. Tulisan yang artistic yang mengandung unsure khayalan.
j. Materi yang menuntut kehati- hatian dalam memahaminya.
2. Tingkatkan kecepatan membaca jika:
a. Materi yang sederhana dengan sedikit informasi baru yang kita
butuhkan.
b. Contoh dan ilustrasi yang tidak kita butuhkan untuk menambah
pemahaman.
c. Penjelasan detail dan elaborasi yang tidak kita perlukan.
d. Ide- ide yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya.
e. Materi yang tidak mengandung ide dan fakta penting yang kita
butuhkan.
Sejalan dengan uraian di atas, tujuan pembelajaran membaca yang kedua
adalah agar siswa mampu menjadi pembaca yang fleksibel. Pembaca yang
fleksibel bukanlah orang yang membaca seluruh buku, melainkan pembaca yang
mampu menentukan bagian mana dari buku tersebut yang paling penting untuk
dia kuasai. Pembaca yang baik bukanlah pula pembaca yang senantiasa
memaksakan dirinya untuk membaca, melainkan pembaca yang mampu secara
fleksibel mengatur kapan ia membaca dan kapan ia tidak perlu membaca.
Sekaitan dengan fleksibilitas membaca, memang ada prasyarat utama yang
harus dimiliki seorang pembaca agar ia mampu menjadi pembaca yang fleksibel
adalah kecepatan membaca itu sendiri. Orang yang mampu membaca dengan
dengan cepat akan lebih cepat menjadi pembaca yang fleksibel. Selain itu,
prasyarat lain yang harus dimiliki pembaca agar ia dapat dikategorikan pembaca
yang fleksibel adalah kepemilikannya terhadap sikap membaca yang baik yang
mampu mendorong iauntuk senantiasa termotivasi dalam membaca dan
ketepatannya memilih dalam lingkungan baca yang mampu mendorong secara
psikologis agar ia memiliki ketenangan, kebebasan, dan keamanan yang optimal
selama ia melakukan kegiatan membaca.
Berpijak pada prasyarat di atas, jelaslah bahwa membaca secara fleksibel pada
dasarnya memiliki satu tujuan akhir bahwa membaca harus dilakukan guna
mencapai suatu pemahaman. Fleksibilitas membaca yang optimum merupakan
kondisi yang muncul ketika pembaca dapat menyesuaikan tugas bacanya dengan
sedikitnya waktu untuk untuk membaca serta sedikitnya pengeluaran yang ia
lakukan, baik secara fisiologis maupun psikologis. Dengan kata lain, hanya ada
dua pertanyaan mendasar yang perlu kita jawab untuk menjadi pembaca yang
fleksibel yakni: (1) berapa waktu yang kita miliki (2) jenis pemahaman apa yang
kita butuhka. Dengan demikian rahasia pembaca yang baik terletak pada
kemampuannya untuk mengetahui kapan dan bagaimana langkah membaca yang
harus ia lakukan guna mencapai pemahaman yang optimal yang ia butuhkan.
c) Agar siswa memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan.
Tujuan ini menyarankan agar pembelajaran membaca secara lebih khusus
melatih siswa menguasai berbagai strategi membaca. Berdasarkan konsep ini
pembelajaran membaca harus pula membekali siswa dengan pengetahuan
metakognitif dalam membaca. Pengetahuan ini merujuk pada kemampuan siswa
untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi membaca agar ia dapat secara
optimal memahami isi bacaan.
Berbagai strategi baca diciptakan agar pembaca mampu membaca secara cepat
dan menemukan informasi secara cermat dan tepat. Semua strategi baca pada
prinsipnya merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus selama ia
membaca. Selain itu, strategi baca juga menyarankan bagi pembaca untuk
memiliki tujuan baca yang jelas hingga ia akan secara optimal mencapai tujuan
baca tersebut.
Sekaitan dengan hal ini ada beberapa hal umum yang harus diperhatikan
seorang pembaca ketika memilih strategi baca yang akan digunakan. Beberapa hal
yang harus diperhatikan pembaca tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan membaca
2. Bahan bacaan
3. Waktu yang tersedia untuk membaca
4. Posisi pembaca
5. Jenis membaca
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
konsep dasar membaca adalah memahami isi bacaan, meskipun demikian, untuk
sampai pada kemampuan memahami isi bacaan, ada tahapan- tahapan
kemampuan membaca yang perlu dilalui. Dengan memahami adanya tahapan-
tahapan kemampuan orang membaca tersebut maka guru diharapkan dapat
menyesuaikan tujuan- tujuan pembelajaran dengan tahapan kemampuan belajar
membaca.
Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca. Pembelajaran membaca
bukan semata- mata dilakukan agar siswa mampu membaca, melainkan sebuah
proses yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan kemampuan berfikir siswa
dalam memahami, mengkritisi, dan memproduksi sebuah wacana tertulis.
Membaca dan pengajaran membaca sangat terkait erat. Kemampuan
seseorang dalam membaca sangat bergantung pada bagaimana ia berhasil dalam
belajar membaca sangat bergantung pada bagaaimana ia berhasil dalam belajar
membaca, secara langsung atau tidak langsung. Kemampuan dan kaepandaian
membaca akan mendorong oarang suka membaca merupakan kunci untuk dapat
meraih kesuksesan dalam berbagai fenomena dalam kehidupan, yang akan
dinikmati kapan dan dimana saja ia berada.
Oleh karena itu, kedudukan membaca dan pembelajaran membaca sangat
diperiotaskan bagi siswa sejak sekolah dasar sampai ke sekolah menengah. Sebab,
apabila siswa gagal, akan mempengaruhi berbagai kemampuan di bidang lain.
Untuk itu, tugas guru bahasa indonesia teradap pembelajaran membaca di sekolah
tidak dipandang sebelah mata, karena kemampuan membaca akan mempengaruhi
prestasi belajar siswa pada bidang-bidang pelajaran yang lain.
Semoga melalui berbagai kegiatan penelitian pembelakaran bahasa
Indonesia, khusunya pada pelatihan ketrampilan membaca seperti sekarang akan
dapat meningkatkan kepedulian, kemampuan dan peran serta guru dalam
mencerdaskan anak bangsa Indonesia, yang dewasa ini sangat tertinggal jauh dari
perkembangan teknologi dunia yang menglobal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebaiknya .
Pembelajaran membaca bukan semata- mata dilakukan agar siswa mampu
membaca, melainkan sebuah proses yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan
kemampuan berfikir siswa dalam memahami, mengkritisi, dan memproduksi
sebuah wacana tertulis
DAFTAR PUSTAKA

Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, PT Refika


Aditama, Bandung, 2016.

http://soddis.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-dan-tujuan-keterampilan. (Diakses pada


hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/jenis-jenis-membaca.html (
Diakses pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

http://pgmi-iain.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-pembelajaran- membaca.(Diakses
pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

https://khusnin.wordpress.com/2012/09/03/konsep-dasar-ketrampilan-membaca-
dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia-mutakhir. (Diakses pada hari rabu tanggal
26 Oktober 2016)

http://pgmi-iain.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-pembelajaran-membaca. (Diakses
pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016)

http://dwicahyadiwibowo.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-membaca-fungsi-membaca-
dan. (Diakses pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

Anda mungkin juga menyukai