Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENINGKATAN MINAT BACA

DAN BELAJAR SISWA

TUGAS

MAKALAH PENINGKATAN MINAT BACA DAN BELAJAR SISWA

PENYUSUN:

THREE BILAN REZKYTA SIMATUPANG

F1042191011
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………..i

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………ii

BAB I.
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………1

1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………………….1

1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………………………..2

1.3.Tujuan………………………………………………………………………………………..2

BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..3

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………………………………


20

3.1.Kesimpulan………………………………………………………………………………..20

3.2.Saran…………………………………………………………………………………………20

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………….21
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan kesehatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini, tim penulis telah berusaha semaksimal


mungkin sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Namun penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam isi maupun teknis penulisannya. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya pandangan
pikiran, berupa kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan
penulisan ini.

Pontianak, 27 Feb 2022

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keterampilan yang harus dimiliki siswa salah satunya adalah membaca.


Melalui membaca, siswa bisa menggali bakat dan potensi mereka, memacu
peningkatan daya nalar, melatih konsentrasi, dan peningkatan prestasi
sekolah. Melalui kegiatan membaca siswa bisa sekaligus mempelajari mata
pelajaran yang lain, dan melalui kegiatan membaca siswa mampu mengetahui
segala jenis informasi yang berkembang di sekitarnya dan mengolahnya
sebagai ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikannya dalam kehidupan
nyata. Mengingat begitu banyak hal yang bisa siswa peroleh dari kegiatan
membaca, maka jelas bahwa membaca sangat penting bagi siswa apalagi bila
menjadi budaya. Tetapi pada kenyataannya kegiatan membaca masyarakat di
Indonesia khususnya para peserta didik masih membutuhkan pembinaan
lebih. Minat membaca masyarakat Indonesia masih rendah dan belum
dijadikan sebuah kebiasaan.

Saat ini minat baca masih menjadi perkerjaan rumah yang belum
terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk
meningkatkan minat baca masyarakat. Pemerintah, praktisi pendidikan, LSM
dan masyarakat yang peduli pada kondisi minat baca saat ini telah melakukan
berbagai kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi
masyarakat untuk membaca, akan tetapi berbagai program tersebut belum
memperoleh hasil maksimal. Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca,
maka bangsa ini perlu melakukan pembinaan minat baca anak. Pembinaan
minat baca anak merupakan langkah awal sekaligus cara yang efektif menuju
bangsa berbudaya baca. Masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk
menanamkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terbawa hingga anak
tumbuh dewasa atau menjadi orang tua. Dengan kata lain, apabila sejak kecil
seseorang terbiasa membaca maka kebiasaan tersebut akan terbawa hingga
dewasa. Apabila kebiasaan membaca telah tertanam pada diri anak maka
setelah dewasa anak tersebut akan merasa kehilangan apabila sehari saja
tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang
menjadi budaya baca masyarakat.
Akan tetapi, pembinaan minat baca anak saat ini sering terbentur dengan
masalah ketersediaan sarana baca. Tidak semua anak-anak mampu
mendapatkan buku yang mampu mengugah minat mereka untuk membaca.
Faktor ekonomi atau minimnya kesadaran orang tua untuk menyediakan
buku bagi anak menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan buku yang
dibutuhkan. Tidak tersedianya sarana baca merupakan masalah besar dalam
pembinaan minat baca anak. Anak-anak tidak dapat memanjakan minat
bacanya karena tidak tersedia sarana baca yang mampu menggugah minat
anak untuk membaca. Padahal pembinaan minat baca anak merupakan modal
dasar untuk memperbaiki kondisi minat baca masyarakat saat ini. Membaca
merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis
oleh seseorang. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi
yang kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu terkadang kita
dapatkan secara tidak langsung. Banyak orang mengatakan bahwa buku
merupakan gudang ilmu. Mengapa demikian? Karena buku itu dapat
membuka wawasan yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam
negeri, informasi tentang dunia atau bahkan alam semesta pun dapat kita
peroleh dengan membaca.

Minat baca merupakan salah satu kunci sukses seseorang dalam mengetahui
dan menambah wawasan pengetahuannya. Kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan minat baca harus diadakan dan digalakan. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama
dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan
di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca
menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa
akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah
didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang
diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun
yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu
yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan
yang akan datang. Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca.
Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar
kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar
kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan.
Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi
yang ia peroleh tidak akan maksimal. Membaca merupakan kemampuan yang
kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang – lambang
yang tertulis semata.

Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi
yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui
berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ters
berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat diketahui dan dipahami sebalum dapat diaplikasikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya adalah:

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan membaca?

1.2.2 Apa tujuan dari kegiatan membaca?

1.2.3 Apa saja manfaat dari kegiatan membaca?

1.2.4 Bagaimana cara membina kegiatan membaca melalui pembelajaran


Bahasa Indonesia?

1.2.5 Apa saja upaya untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah?

1.3 Tujuan Penulisan

Sejalan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan


penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1.3.1 Agar kita mengetahui pengertian dari membaca.

1.3.2 Agar kita dapat menjelaskan tujuan dari kegiatan membaca.

1.3.3 Agar kita mengetahui menfaat-manfaat dari kegiatan membaca.

1.3.4 Agar kita sebagai guru dapat membina kegiatan membaca dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kualitas belajar dan


hasil belajar siswa terutama dalam peningkatan minat membaca siswa
dengan cara yang disenagi oleh siswa serta menambah wawasan dan
pengetahuan kepada guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang baru kepada
siswa dan memberikan pemahaman bahwa belajar itu tidak membosankan
tetapi menyenangkan sehingga tumbuh minat untuk belajar dengan
sungguh-sungguh dalam benak siswa.
3. Diharapkan dapat memberikan masukan yang positif bagi Sekolah
sehingga Sekolah dapat memperbaiki kualitas setiap siswa lulusan sekolah
tersebut.
4. Diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan di Sekolah.
5. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan media
buku cerita bergambar dalam peningkatan kemampuan membaca
permulaan siswa di sekolah dasar, dengan demikian kita sebagai pendidik
dapat menggunakan media tersebut pada saat kita mengajar.

1.5 Kegunaan Penulisan

Diharapkan berguna bagi siswa, guru bahasa Indonesia, orang tua dan penulis
sendiri khususnya dalam membantuk dan meningkatkan kebiasaan membaca
agar terbentuk minat baca di masyarakat dengan harapan agar dapat
meningkatkan kemampuan membaca.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh


pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1986:7).
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain
dalam Nanang 2009). Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang termasuk di Secara linguistik, membaca merupakan proses
pembacaan sandi (decoding process). Artinya dalam kegiatan membaca ada
upaya untuk menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna
bahasa lisan (oral language meaning). Dengan kata lain Anderson dalam
Tarigan (1986:7) mengatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan
mengubah tulisan/ cetakan menjadi bunyi-bunyi yang bermakna.

Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa
yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap
sebagai suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat
(tulisan). Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang
tertulis. Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan
interpretasi pembaca sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan
berubah berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk menginterpretasikan
kata-kata atau kalimat yang dibaca (Anderson dalam Tarigan 1986:8).

Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca


merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan
melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan
suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang
tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap
makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam
pandangan sekilas dalam retorika seperti keterampilan berbahasa yang
lainnya (berbicara dan menulis) (Tarigan 1984: 4).
2.2. Tujuan Membaca

Dengan membaca kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwaa waktu lampau


atau waktu sekarang ditempat lain atau berbagai cerita yang menarik tentang
kehidupan di dunia ini. Beberapa tujuan membaca:

1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-


fakta (reading for details or facts).

Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-


penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-
masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).


Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk
menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halamn demi halaman.
3. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi
cerita (reading for sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan
untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian
cerita.
4. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for
inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan
penulis.
5. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for
classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang
tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).
6. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis
membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan
ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan
membandingkan dan mengujinya kembali.
7. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk
menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau
lebih.

Tujuan Umum

Adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading Sociaty), menuju


masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
sebagai subyek pembangunan nasional menuju masyarakat yang madani.
Tujuan Khusus

 Menumbuhkan kebiasan membaca pada seseorang , sehingga


menimbulkan rasa kecanduan untuk membaca setiap saat.
 Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan Pengembangan nilai ilmu
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
 Mengembangkan masyarakat baca (reading society) lewat peIayanan
masyarakat.
 Meningkatkan pembinaan minat baca merupakan salah satu tujuan
perpustakaan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
 Menurut Welt Gray & Rogers (1995) menyebutkan beberapa manfaat
membaca diantaranya :

1. Meningkatkan Pengembangan Diri


2. Memenuhi Tuntutan Intelektual
3. Memenuhi Kepentingan Hidup
4. Meningkatkan Minatnya Terhadap Suatu Bidang
5. Mengetahui Hal-hal yang Aktual

2.3 Manfaat Membaca

Banyak manfaat yang diperoleh dari membaca. Dengan membaca siswa dapat
memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, menambah informasi bagi diri
sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh
bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang siswa.
Menurut Gray & Rogers (dalam Zaif: 2011 ) menyebutkan beberapa manfaat
membaca, antara lain:

1. Meningkatkan pengembangan diri siswa

Dengan membaca siswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga


daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain.
2. Memenuhi tuntutan intelektual

Dengan membaca buku maupun sumber-sumber bacaan lain seperti surat


kabar maupun berita dan artikel-artikel di internet, pengetahuan bertambah
dan perbendaharaan kata-kata meningkat, pikir sehingga terpenuhi kepuasan
intelektual.

3. Memenuhi kepentingan hidup

Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna


dalam kehidupan mereka sehari-hari.

4. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang

Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui


peristiwa peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar maupun di seluruh
dunia yang mungkin berhubungan materi pelajaran, sehingga siswa dapat
menerapkan dengan kehidupan nyata.

2.4 Pembinaan Kegiatan Membaca Melalui Pembelajaran Bahasa


Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menumbuhkan kebiasaan


membaca di kalangan siswa harus diiringi dengan minat membaca yang besar
pula. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan membaca erat hubungannya
dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu peran guru dalam hal ini
khususnya guru bahasa Indonesia harus mampu memotivasi siswa sehingga
tumbuh kesadaran akan pentingnya membaca. Untuk menjaga agar motivasi
dan dorongan untuk membaca selalu besar, maka pengajaran yang dilakukan
guru harusnya berjalan dalam dua arus yang sejajar, yaitu:

1) guru membantu para siswa dalam membaca bahan-bahan yang menarik


serta bermanfaat secepat mungkin.

2) guru secara sistematis mengajarkan hubungan-hubungan bunyi dan


lambang yang diperlukan oleh siswa untuk memahami serta mendorong
mereka untuk membaca sendiri (Finocchiaro and Bonomo, dalam Tarigan:
1990).

Melalui pembelajaran bahasa Indonesia membaca dapat dilakukan dengan


berbagai teknik dan cara yang menarik. Pemilihan teknik membaca yang tepat
dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik. Contoh
kegiatan membaca yang menyenangkan dapat dilakukan saat pengajaran
sastra di sekolah. Guru bahasa Indonesia bisa menyajikan bahan bacaan
sastra yang dekat dengan lingkungan kehidupan sehari-hari siswa sehingga
mampu menarik minat sekaligus meningkatkan kreativitas siswa. Semakin
terbiasa siswa disuguhi bahan bacaan yang menarik, maka kegiatan membaca
akan dengan sendirinya menjadi sebuah kebiasaan. Bahan bacaan yang
disuguhkan pun diusahakn mengangkat peristiwa yang aktual dan
disesuaikan dengan usia peserta didik. Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, guru dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah. Untuk
menunjang keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia, perpustakaan sekolah
merupakan salah satu syarat yang perlu diperhatikan dan tidak dapat ditawar-
tawar pengadaannya (Badudu: 1988). Untuk memancing kebiasaan membaca
maka guru dapat menugasi murid-muridnya secara teratur dan tetap
membaca buku dalam jumlah tertentu setiap minggu atau tiap bulan. Tentu
pengawasan guru diperlukan pada proses ini dengan cara selalu memriksa
kembali apakah buku yang dipinjam itu dibaca oleh siswa atau tidak. Guru
juga bisa mengingatkan siswa untuk mengaplikasikan teknik-teknik membaca
yang efesien saat siswa membaca diperpustakaan, sehingga dengan waktu
yang tidak terlalu banyak siswa tetap bisa menangkap atau memahami apa
yag dibacanya.

2.5 Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa

Sebelum menentukan upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan


minat baca siswa, terlebih dahulu guru tersebut mengetahui penyebab
rendahnya minat baca siswa. Sebagian besar penyebab rendahnya minat baca
siswa di Indonesia antara lain:

1. Masih rendahnya kemahiran membaca siswa di Sekolah.


2. Sistem pembelajaran di Indonesia yang belum membuat siswa harus
membaca buku lebih banyak lebih baik dan kurangnya minat siswa
mencari pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan.
3. Banyaknya jenis hiburan, permainan dan tayangan televisi yang
mengalihkan perhatian anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun dari
buku.
4. Banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan waktu seperti taman
hiburan, tempat karaoke, mall, play station.
5. Budaya baca yang belum diwariskan oleh nenek moyang kita.
6. Kesibukan orang tua.
7. Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau tamanbacaan
yang masih aneh dan langka.
8. Harga buku yang relatif masih mahal dan tidak sebanding dengan daya beli
siswa atau masyarakat.
9. Kondisi perpustakaan yang tidak memberikan iklim kondusif bagi
tumbuhnya minat baca pengunjung.
10.Belim adanya lembaga yang secara formal khusus menangani minat baca
siswa atau masyarakat.

Dari berbagai penyebab rendahnya minat baca siswa tersebut, sebagai seorang
guru dapat melakukan upaya-upaya yang bisa meningkatkan minat baca
siswanya. Adapun peranan guru antara lain:

1. Motivator

Guru menjadi seseorang yang mendorong dan memotivasi anak untuk


mewujudkan minat baca yang tinggi.

2. Dinamisator

Guru mengatur dan mengelolah semua kegiatan membaca anak dengan


mendinamiskan seluruh sumber bacaan yang ada.

3. Supervisor

Guru mengawasi proses membaca anak baik dalam jarak dekat maupun jarak
jauh agar anak merasa selalu ada yang mengawasinya.
4. Konselor

Guru memberikan petunjuk-petunjuk untuk menciptakan suasana psikologis


yang kondusif demi terwujudnya jiwa, semangat dan motivasi dalam
membaca yang optimal.

5. Evaluator

Guru memberikan respon terhadap seluruh kegiatan membaca anak dan


menilai hasil bacaan anak dengan memberikan kesempatan untuk
menyampaikan hasil pemahaman yang telah dibacanya.

Strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat baca siswa adalah:

1. Proses pembelajaran mengarahkan kepada peserta didik untuk rajin


membaca buku.
2. Buku bacaan dikemas dengan gambar-gambar yang menarik.
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca
peserta didik.
4. Menumbuhkan minat baca sejak dini.
5. Meningkatkan frekuensi pameran buku dpsetiap kota dengan melibatkan
penerbit, LSM, perpustakaan, masyarakat pecinta buku dan sekolah-
sekolah. Dengan mewajibkan siswa untuk berkunjung pada pameran buku
tersebut.

Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan


selanjutnya meningkatkan

minat bacanya sendiri dengan cara:

1. Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat
bersaing di era global.
2. Memiliki niat yang tulus untuk membaca.
3. Sering mendatangi perpustakaan setiap mempunyai kesempatan.
4. Menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku
bukan mainan ataupun pulsa.
5. Memulai membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih
dahulu.
6. Mencatat setiap kali ada informasi penting dari buku yang dibaca.
7. Bersenang-senang dengan buku dan
8. Menyampaikan informasi yang telah diperoleh setelah membaca buku
kepada teman begitu pula sebaliknya.

Orang tua juga turut ikut serta meningkatkan dan menumbuhkan minat baca
anak dengan cara:

1. Menyediakan waktu luang untuk membacakan buku anak.


2. Mengelilingi anak anda dengan buku bacaan yang sesuai usianya.
3. Membuat waktu bersama anggota keluarga.
4. Memberikan dukungan pada aktivitas membaca anaknya.
5. Membiasakan anak pergi ke perpustakaan.
6. Terus mengikuti perkembangan anak.
7. Lebih perhatian dengan anak anda, apakah mereka bisa membaca dengan
lancar atau tidak.
8. Memakai cara yang bervariasi untuk menarik minat anak anda.
9. Memperlihatkan antusias orang tua saat anak membaca buku bacaannya.

Ada beberapa faktor yang mendorong minat baca seseorang. Pertama faktor
kebutuhan, orang memiliki minat untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Kedua faktor perasaan, perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat
sedangkan perasaan kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan
minat seseorang. Selanjutnya faktor lingkungan, maksudnya minat
dipengaruhi dorongan untuk diterima atau diakui oleh lingkungan.
Meningkatkan minat baca bisa dilakukan oleh siapapun, baik itu guru, orang
tua bahkan siswa itu sendiri.
2.6. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Baca

1. Faktor Pendukung Minat Baca

Untuk membina dan mengembangkan minat baca siswa tidak bisa terlepas
dari pembinaan kemampuan membaca siswa , sebab seperti sudah dijelaskan
bahwa untuk menjadi minat harus mampu membaca. Adapun beberapa faktor
dalam pembinaan minat baca. Faktor –faktor ini dapat dibedakan yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal disamakaan dengan motivasi
eksternal. Sedangkan faktor internal disamakan dengan Motivasi
internal (smit, 584- 586).

Adapun faktor –faktor yang mendukung pembinaan minat baca siswa adalah :

 Secara alamiah orang orang beragama mempunyai kitab suci yang harus di
baca
 Orang yang berpendidikan sudah relatif banyak
 Bahan bacaan sudah relatif tersedia.
 Perpustakaan-perpustakaan sudah mulai berkembang
 Tersedianya perpustakaan yang memadai.
 Perhatian pemerintah sudah ada walau belum memadai .
 Faktor trasportasi, komunikasi, informasi, dan iptek relatif baik
Untuk meningkatkan minat baca pada siswa ada beberapa kiat yang bisa
dilakukan antara lain :
 Memperlkenalkan buku – buku.
 Memperkenalkan hasil karya sastrawan
 Display Referensi
 Pameran buku
 Majalah dinding
 Mengadakan kuis
 Memberikan bimbingan membaca
1. Faktor Penghambat Minat Baca

Rendahnya minat baca pada siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :

 Belum banyak dirasakan manfaat langsung dari membaca


 Bahan bacaan belum merata
 Pembinaan Perpustakaan belum merata
 Kemajuan Teknologi lebih menarik perhatian
 Daya beli bahan bacaan masih kurang
 Banyak sekolah belum menyelengarakan perpustakaan sekol
 Tidak adanya tenaga pustakawan yang tetap, kebanyakan perpustakaan
dikelola oleh seorang guru atau tenaga administrasi sekolah yang tidak
sepenuhnya paham tentang Perpustakaan
 Koleksi perpustakaan sekolah umumnya sangat lemah dan belum terarah
 Sumber dana yang sangat terbatas
 Banyak sekolah tidak mempunyai ruangan khusus untuk perpustakaan

2.7 Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca


Salah satu tujuan perpustakaan adalah untuk meningkatkan kecerdasan
masyarakat, untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat dapat dilakukan
melalui pembinaan minat baca. Jadi perpustakaan merupakan ujung tombak
dalam pembinaan minat baca. Pembinaan minat baca diperpustakaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

1. Menyedikan Perpustakaan yang representatif, baik gedung maupun


ruangan dan perabotan yang memadai
2. Koleksi yang terus berkembang dan bervariasi
3. Tenaga pengelola perpustakaan yang profesional
4. Tersedianya dana secara rutin
5. Pelayanan perpustakaan yang prima beroreintasi pada kepuasan pengguna.
6. Mengadakan promosi perputakaan dan pameran buku

7. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lainuntuk meningkatkan


pelayanan
2.8 Korelasi dalam Kegiatan Membaca

Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan


merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi lisan.

Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam


kurikulum disekoalah mencakup empat segi, yaitu :

1. Keterampilan menyimak/mendengarkan
2. Keterampilan berbicara
3. Keterampilan membaca
4. Keterampilan menulis

Empat keterampilan berbahasa tersebut mumiliki keterkaitan yang sangat


erat satu sama lain, dan saling berkolerasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia
hanya mendengar, dan menyimak apa yang dikatakan orang disekitarnya.
Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara berangsur ia
akan menirukan suara atau kata – kata yang didengarnya dengan belajar
berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca mulai
dari mengenal huruf sampai merangkai huruf – huruf tersebut menjadi
sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar
menulis huruf, kata dan kalimat. Keterampilan berbahasa berkolerasi dengan
proses – proses berfikir yang mendasari bahasa. Sehingga ada sebuah
ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Kegiatan
membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf.
Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang
menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja asalkan ada keinginan, semangat dan motivasi. Jika hal ini terwujud,
diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat
dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada hari tanpa
membaca”. Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang
berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan
membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan
membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.
Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca
ditingkat Sekolah Menengah Atas ( SMA ), tidak bisa dikatakan sebagai
kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus
dikembalikan lagi pada pembiasaan menbaaca ketika siswa masih kecil.
Peranan orang tualah yang lebih dominant dalam membentuk kebiasaan
membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasan
membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan
contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang
anak akan lebih tertarik dan termotivasi malakukan sesuatu kalau disertai
denagn pemberian contoh, bukan sekedar teori atau memberi tahu saja.
Ketika anak memasuki usia sekolah barulah guru memiliki peran dalam
mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan
membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama- sama memiliki
peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan
membaca anak.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri


seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan dadahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut mengandung
tiga elemen penting.

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi didalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada
organisme manusia. Motivasi itu muncul dari dalam diri manusia,
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan – persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
2.9 Peranan-peranan

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar,


yang ikut berperan dalam ussaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan. Oleh karna itu guru yang merupakan unsur
salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan
tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,


maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Mengenai apa
peranan guru itu ada beberapa pendapat yang menjelaskan sebagai berikut :

1. Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat


yang dapat memberikan nasihat – nasihat, motivator, sahabat yang dapat
memberikan nasihat – nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan
dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta
nilai – nilai orang menguasai bahan yang diajarkan.
2. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara
lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan
mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan
pelajaran sehari – hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
3. Federasi dan Organisasi Profesional guru sedunia, mengungkapkan bahwa
peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transformiter dari ide tetapi
juga berperan sebagai tranformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka


meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement
untuk mendanamiskan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan daya cipta
(kreatifitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-
mengajar.

Peranan guru sebagai inisiator dalam hal ini guru sebagai pencetus ide – ide
dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide – ide itu merupakan ide – ide
kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

Dalam usaha meningkatkan kemampuan, minat dan motivasi belajar siswa,


termasuk pembenahan kualitas membaca siswa yang sangat rendah, guru
dituntut benar – benar bisa memainkan peranan dalam proses belajar
mengajar di kelas.

Peran yang dimaksud adalah bagaimana cara guru mengajarkan bahan


pelajaran agar mampu diserap siswa. Dengan kata lain, jangan sampai gagal
gara – gara cara mengajarkannya kurang tepat. Disinilah peran metode/cara
pengajaran yang diperoleh dari hasil penelitian, yang telah diuji
kemampuannya sangat penting. Penggunaan metode yang diperoleh dari
kajian ilmiah secara tepat akan menentukan berhasilnya suatu pengajaran.
Karena itulah guru yang professional harus menguasai dan mampu
menerapkan metode/cara pengajaran, dimana metode tersebut diperoleh dari
kajian penelitian yang bersifat ilmiah secara tepat.

Masalahnya sekarang, sudahkah semua guru melaksanakan penelitian untuk


menemukan metode/cara dalam rangka meningkatkan kualitas
pengajarannya? Disisi lain, mungkinkah karena guru – guru kita jarang atau
tidak pernah meneliti sehingga tidak memiliki metode yang tepat untuk
meningkatkan kualitas pengajarannya, termasuk dalam meningkatkan
kemampuan membaca siswa. Bisa dimengerti memang, jika tindakan meneliti
untuk menungkatkan kualitas pengajaran sangat rendah dilakukan duru
dipengaruhi oleh beberapa keadaan. Diantarannya, susah memulai, malas
membaca, keterbatasan waktu, perlu biaya, dan sebagainya. Yang berpulang
pada minimnya minat meneliti. Masuk akal juga, alasn itu jika dikaji secara
material karena untuk menghasilkan sebuah hasil penelitian seorang guru
harus merogoh kantong sendiri dalam hal pembiayaan. Lain halnya seorang
dosen, penelitian adalah ladang bisnis, bisa mendatangkan income yang
besar.

Munculnya wacana rendah gairah meneliti di kalangan guru tidak terlepas


dari makin keroposnya idealisme para guru ditengah budaya materialistic –
hedonistic yang mengutamakan keberhasilan dari sudut untung rugi secara
ekonomis, ketimbangan mutu untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
pada gilirannya bersenergi dalam peningkatan citra dan mutu guru untuk naik
pangkat atau sertifikasi, melainkan untuk memperkaya wawasan keilmuan.
Disamping itu kegiatan meneliti sangat bermanfaat untuk menumbuhkan
semangat cinta belajar sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup dan
memupuk rasa rendah hati dalam kebersahajaan hidup ditengah – tengah
masyarakat yang makin heterogen dan makin kompleks akibat pengaruh ilmu
pengetahuan, informasi dan teknologi yang merajalela menembus ruang dan
waktu tanpa batas.
Pendapat Guru Tentang Kemampuan Membaca

Kemampuan teknologi telah berdampak pada menurunnya minat anak dalam


membaca. Terkadang mereka merasa berat untuk membaca satu buku saja.
Karena itu, meningkatkan kemampuan anak dalam membaca, dapat
melakuakan beberapa cara :

a Membiasakan mereka membaca Koran setiap pagi untuk dibahas saat


jam pelajaran dikelas, dan memberikan beberapa cerita pendek untuk dibahas
bersama secara kelompok

b Guna mengatasi siswa yang belum suka membaca, biasanya guru


mengajak siswa menonton film dan menjadikan film itu kedalam cerpen.
Nantinya, hasil tulisan mereka dibaca didepan dan dibahas bersama

c Meminta siswa mencari cerpen lewat internet sebagai bahan


pembahasan. Selain menarik minat siswa, mereka juga akan terbiasa
membaca.

Pembinaan Minat Baca Yang Efektif Dan Efisien

Langkah-langkah atau prasyarat kegiatan pembinaan minat perpustakaan


sekolah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah harus memilki ruang baca koleksi yang dilengkapi


dengan fasilitas yang memadai
2. Ruang baca sebaiknya ditata sedemikian rupa agar menarik dan
menyenangkan
3. Perpustakaan sekolah menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat para pemustaka serta harus selalu mutakhir
4. Layanan perpustakaan dilakukan semudah mungkin dan tidak kaku, tetapi
mempertimbangkan keamanan bahan pustaka
5. Petugas perpustakaan harus memiliki sifat ramah, melayani, dan peduli
terhadap pemakainya
6. Petugas perpustakaan mengadakan kegiatan menarik yang dapat
mengundang orang untuk dating ke perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan,
misalnya dengan membuat pengumuman buku baru yang diserta sinopsis
atau ringkasan dan ditempelkanya di madding (majalah dinding) atau
tempat yang strategis
7. Petugas perpustakaan hendaknya dapat membimbing siswa dalam
menelusuri koleksi perpustakaan
8. Petugas perpustakaan hendaknya dapat membimbing siswa untuk
membaca buku secara baik dan benar

Program Peningkatan Minat Baca

Perpustakaan sekolah memiliki begitu banyak sumber informasi yang sangat


bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa guna
mendukung proses pembelajaran di sekolah. Karena para siswa belum banyak
dituntut untuk banyak membaca bahan bacaan lain di luar kurikulum
pendidikan, untuk menambahkan kesadaran dan kebiasaan membaca.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah bekerja
sama dengan para guru dalam upaya meningkatkan minat baca siswa sebagai
berikut:

1. Penyediaan Bahan Pelajaran

Penyediaan bahan pelajaran ini harus disesuaikan dengan kurikulum yang


telah diajarakan oleh guru. Maka hal ini penting adanya kerjasama antar
pimpinan sekolah, guru kelas, guru bidang studi, guru pustakawan, dan
petugas perpustakaan.

Setiap awal tahun ajaran baru, pimpinan sekolah dan guru-guru membuat
perencaaan kurikulum sesuai ketentuan pemerintah, mata pelajaran yang
diberikan, media yang diperlukan, dan buku-buku yang diperlukan untuk tiap
mata pelajaran. Dari perencanaan ini, guru dapat menyusun daftar materi
yang akan disampaikan kepada siswa pada hari tertentu. Dalam materi
tersebut, perlu ada daftar buku yang harus dibaca siswa. Daftar buku yang
harus dibaca tersebut dapat diajukan kepada pihak perpustakaan sekilah
untuk disiapkan pada hari yang telah ditentukan.
Pelayanan perpustakaan ini dapat berjalan dengan baik dan lancer apabila
petugas perpustakaan sekolah juga memiliki perpustakaan sekolah juga
memiliki wawasan yang baik dan luas. Disamping itu, perlu dipersiapkan hal-
hal sebagai berikut :

1. Membentuk kelompok belajar (learning circle)

Pembentukan kelompok belajar sangat membantu meningkatkan kualitas


pendidikan dan juga membantu siswa dalam mendalami materi pelajaran
melalui diskusi yang intensif. Pembentukan kelompok belajar ini harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa seta karakteristik
masing-masing kelas. Melalui kelompok belajar ini, guru dapat melontarkan
tema-tema tertentu dan buku-buku acuan sesuai tema terkait yang akan
dibahas dalam diskusi kelompok tersebut. hal ini tentu saja akan mendorong
siswa untuk membaca dan memahami buku acuan yang diberikan guru akan
dapat terlibat dalam diskusi tersebut.

1. Implementasi kelompok belajar

Agar kelompok belajar dapat berjalan lancer dan mampu membentuk


komuniatas yang kritis, perlu diperhatikan langkah-langkah inplementasi
yaitu pemilihan bahan bacaan, jumlah anggota tiap kelompok, sharingdiskusi,
hubungan pembaca dan buku, serta suasana kelas.

1) Pemilihan bahan bacaan

Dalam hal ini guru perlu memberikan arahan mengenai tema yang akan
dibahas dan buku-buku acuanya. Buku-buku acuan tersebut sebaiknya
memiliki karakteristik :

a) Mencerminkan kemampuan dan kebutuhan siswa

b) Menjawab isu, topik, atau masalah yang dihadapi siswa

c) Memancing pemikiran dan diskusi para siswa)

d) Memiliki kekomprehensifan dengan minat siswa

2) Jumlah anggota tiap kelompok


Idelanya suatu kelompok belajar yaitu antara 5-10 orang, agar koordinasi dan
pembinaanya lebih mudah.

3) Sharing dan diskusi

Setelah tiap anggota kelompok membaca buku-buku acuan sesuai


kesepakatan dan arahana guru, maka dalam diskusi masing-masing anggota
dapat sharing atau berbagai cerita mengenai buku yang dibaca. Dengan cara
ini, masing-masing anggota berkesempatan untuk mengekspresikan
pengetahuan mereka. Disamping itu, mereka juga dpat menyerap
pengetahuan dari anggoota lainnya.

4) Hubungan siswa dan buku

Membaca merupakan proses proses penyerapan dan pemahaman


pengetahuan yang dapat memengaruhi perkembangan psikis dan psikologis
seseorang. Dengan membaca, siswa dapat memperoleh wawasan yang lebih
luas. Dengan adanya kewajibban membaca buku acuan untuk diskusi
kelompok, diharapkan dapat berdampak pada peningkatan minat baca siswa.

5) Suasana kelas

Adanya kelompok belajar ini diharapkan mampu mendukung suasana kelas


yang kondusif dalam proses belajar mengajar yang menyenangkan dan tidak
membosankan. Para siswa dapat memperoleh pengalaman baru, seperti
mampu mengekspresikan diri, mengemukakan pendapat, menghargai
pendapat orang lain, dan menjadi pendengar yang baik.
Story Telling

Kegiatan ini merpakan bentuk komunikasi antara pencerita dan sejumlah


peserta melalui suara dan gerakan yang dapat memancing dan menumbuhkan
imajinasi siswa. Layanan ini lebih cocok dilakukan di perpustakaan sekolah
dasar karena dapat menumbuhkan aktivitas dan imajinsi siswa, dimana
imajinasi lidih kuat dari pengalaman. Denga menyelenggarakan layanan ini,
diharapkan siswa akan memperoleh :

1. Pelajaran tentang suatu peristiwa yang dapat menumbuhkan rasa ingin


tahu
2. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah
3. Penambahan wawsan dan perbendaharaan kata
4. Rasa percaya diri yang terus tumbuh
5. Merasa penting karena memiliki bahan untuk diceritakan kepada orang
lain

Pelakksanaan story telling dapat dilakukan dengan berbagai macam cara


seperti berikut :

1. Pencerita menyampaikan isi pokok cerita dengan suara khas dan gerakan
atau mimik tertentu
2. Pencerita dapat mebuat cerita sendiri
3. Pencerita hanya memvceritakan sebagian kecil isi buku, kemudian
merangsang siswa untuk mengetahui sendiri kelanjutan dari cerita tersebut
dengan membaca buku aslinya
4. Pencerita dapat terdiri atas guru, guru pustakawan, petugas perpustakaan,
atau orang lain yang memiliki kemampuan bercerita dengan baik
5. Pelaksanaan kegiatan story telling dapat dilakukan di perpustakaan
dengan mendesain ruang perpustakaan sedemikian rupa agar menarik
6. Resensi Buku

Resensi buku adalah kegiatan meringkas dan menilai suatu karya intelektual.
Kegiatan ini sangat bermanfaat, antara lain karena dapat meningkatkan minat
baca, menegtahui adanya buku baru, mengenal pengarang, mengenal
penerbit, dan mengembangkan perbukuan. Kegiatan ini juga dapat
menumbuhkan minat baca dan mengasah daya piker mereka. Kegiatan ini
perlu digalakkan, terutama diperpustkaan sekolah lanjutan tingkat
atas/sederajat.

Kerja Sama dengan Orang Tua

Peningkatan minat baca siswa membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.


Perpustakaan sekolah harus dapat bekerja sama dengan guru dan orang tua
siswa. Setelah kegiatan story telling yang dapat dilakukan oleh guru atau
petugas perpustakaan, diharapkan siswa dapat mengetahui kelanjutan cerita
dengan membaca sendiriatau dengan bantuan orang tua untuk membacakan
kelanjutan cerita dirumah bagi siswa yang belum membaca.

Diambil dari buku pengelolaan perpustakaan sekolah karangan opong


Sumiati, dkk, ia mengutip pernyataan dariDarmono (2004), bahwa peran
yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menciptakan tumbuhnya
kondisi minat baca dilingkungan sekolah adalah :

1. Memilih bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan


2. Manganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran (di sekolah) dikaitkan
dengan tugas-tugas perpustakaan
3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang
menarik untuk pengguna perpustakaan
4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pengguna
perpustakaan
5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengguna merasa nyaman
dan senang berkunjung ke perpustakaan
6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi berkaitan dengan
pemanfaatan perpustakaan serta peningkatan minat dan kegemaran
membaca siswa
7. Menanamkan kesadran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca
sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan
sekolah
8. Melakukan berbagai kegiatan, seperti lomba minat dan kegemaran
membaca intuk anak sekolah,. Ini bias dilakukan dengan bekerja sama
dengan Departemen Pendidikan Nasional atau Perpustakaan Umum
9. Mengaitkan bulan mMei (Hari Kebangkitan Nasional) setiap tahun sebagai
bulan buku nasional. Dalam kesempatan ini perpustakaan dapat
melakukan pameran buku atau kegiatan lain yang menunjang bulan buku
nasional
10.Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam
buku diperpustakaan.

Cara Meningkatkan Minat Baca

Banyak cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam
membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang
berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat
baca di kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah
maupun kalangan siswa itu sendiri.

Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu:

 Penciptaan atmosfirkata-kata mutiara di kelas yang mendukung dengan


menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan
ajakan agar siswa gemar membaca.
 Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas
judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
 Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca
Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak
manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan
banyak hal baru yang akan kita dapat.

Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan


selanjutnya meningkatkan minat bacanya, yaitu:
1. Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat
bersaing di era global,
2. Memiliki niat yang tulus untuk membaca,
3. Menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku,
minimal satu buku setiap bulannya, bukan membeli pulsa.
4. Mulailah membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih
dahulu,
5. Catatlah setiap ada informasi penting dari buku yang Anda baca, dan
6. Bersenang-senang dengan buku.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Minat membaca adalah sumber motivasi yang kuat bagi seseorang untuk
menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang dibacanya, yang
merupakan pengalaman belajar yang menggermbirakan dan akan
mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-
citanya di masa yang akan datang. Minat membaca merupakan bagian dari
proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat tidak
diperoleh sejak lahir.

Membaca merupakan proses penyerapan informasi yang akan berpengaruh


positif terhadap kreativitas seseorang. Siklus membaca sebenarnya
merupakan siklus mengalirnya ide pengarang ke dalam diri pembaca yang
pada gilirannya akan mengalir ke penjuru dunia melalui buku atau rekaman
informasi lain.

1. Saran

Saran kita sebagai calon guru harus lebih mengaktifkan kembali fungsi
perpustakaan, sebab solusi terbaik dalam membuka jalan pikiran seseorang
agar mereka mempunyai wawasan yang luas adalah dengan cara membaca.
Oleh karena itu perpustakaan merupakan wacana baca yang mampu
menyediakan beragam buku baik fiksi maupun nonfiksi, referensi atau
nonbuku seperti majalah, koran, kaset serta alat peraga wajib dimiliki setiap
sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
http://ekookdamezs.blogspot.co.id/2010/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-minat.html

https://salsaaner.wordpress.com/2014/03/12/upaya-
meningkatkan-minat-baca-dikalangan

http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/21/meningkatkan-minat-
baca-di-kalangan-pelajar/

http://ekookdamezs.blogspot.com/2010/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-minat.html

http://achazon7.blogspot.com/2010/05/rendahnya-minat-baca-
remaja-di.html

http://smansasurya.webs.com/apps/blog/show/2580881

http://zaifbio.wordpress.com/2011/11/21/minat-baca-siswa/

http://dewiku-makalahku.blogspot.co.id/2011/07/makalah-
meningkatkan-membaca.html

http://www.bpkp.go.id/pustakabpkp/index.php?p=tingkat
%20minat%20baca

http://arryrahmawan.net/8-cara-menumbuhkan-minat-baca/

Anda mungkin juga menyukai