Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan diberi kelancaran untuk semua
urusannya.
Tentu Bapak/Ibu sering mendengar atau membaca pepatah “buku adalah jendela dunia”. Pepatah
tersebut seolah mengisyaratkan bahwa semua wawasan tentang dunia bisa didapatkan hanya dari
membaca buku. Meskipun saat ini sudah memasuki era digital, bukan berarti buku ditinggalkan
begitu saja.
perilakunya, terlebih dalam menyikapi banyaknya berita hoax yang sering beredar di media sosial.
Untuk menumbuhkan kecintaan membaca buku, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan meluncurkan gerakan literasi sekolah (GLS). Apa itu gerakan literasi sekolah? Inilah
ulasan selengkapnya!
Daftar Isi Sembunyikan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
6. Literasi visual
1. Tahap pembiasaan
a. Membaca nyaring
2. Tahap pengembangan
3. Tahap pembelajaran
1. Sebelum
2. Selama
3. Setelah
untuk belajar (membaca dan menulis) agar warganya bisa selalu literat sepanjang hidup dengan
Gerakan literasi sekolah ini wajib digalakkan karena minat membaca dan menulis masyarakat
Indonesia masih tergolong minim. Program literasi sekolah ini diharapkan mampu membangkitkan
Tujuan gerakan literasi sekolah dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus.
1. Tujuan umum
Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti
para peserta didik agar menjadi insan literat sepanjang hidup melalui ekosistem literasi yang
2. Tujuan khusus
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut.
3. Meningkatkan pengelolaan pengetahuan di lingkungan sekolah melalui sekolah ramah anak yang
menyenangkan.
4. Menjadi wadah untuk menumbuhkan strategi membaca, sehingga keberlanjutan pembelajaran bisa
selalu dihadirkan.
karakteristiknya.
2. Pelaksanaannya harus berimbang dengan berbagai jenis/ragam teks serta memperhatikan hal-hal
berperan.
anak harus selalu ditingkatkan agar tidak mudah terjerumus dalam hal-hal yang tidak benar. Oleh
karena itu, komponen literasi teknologi harus melibatkan peran pendidikan formal dan keluarga.
Seringkali, Bapak/Ibu mendapatkan berita hoax yang menyesatkan. Oleh karena itu, komponen
literasi media ini harus melibatkan pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan sosial.
6. Literasi visual
Komponen literasi visual membutuhkan peran aktif pendidikan formal dan lingkungan sosial.
Tahapan Pelaksanaan Literasi Sekolah
Untuk mengimplementasi literasi di sekolah, diperlukan tiga tahapan. Adapun tahapan pelaksanaan
1. Tahap pembiasaan
Pada tahap pembiasaan, kegiatan literasi hanya bertujuan untuk kesenangan. Melalui kesenangan
itulah diharapkan bisa menumbuhkan minat membaca dan menulis para peserta didik. Tahap
pembiasan dilakukan dengan dua cara, yaitu membaca nyaring oleh dan membaca dalam hati.
a. Membaca nyaring
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru selama membaca nyaring adalah sebagai berikut.
Sebelum membaca
Kegiatan sebelum membaca adalah sebagai berikut.
– Peserta didik diberi buku yang menarik, bermanfaat, dan sesuai dengan perkembangan anak.
Saat membaca
Kegiataan saat membaca adalah sebagai berikut.
– Guru membaca isi buku dengan suara lantang, pengucapan jelas, dan tidak terlalu ceoat.
– Di antara sela-sela membaca, guru bisa menanyakan beberapa kalimat yang sudah dibaca untuk
Setelah membaca
Kegiatan setelah membaca adalah memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan
dibutuhkan biasanya 15 menit. Jika terlalu lama, peserta didik bisa cepat bosan. Adapun langkah-
Sebelum membaca
Sebelum membaca ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut.
– Peserta didik bisa menempati area mana saja yang disukainya asalkan masih di area sekolah.
Saat membaca
Saat membaca, peserta didik dan guru membaca bersama-sama dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
Setelah membaca
Setelah membaca, ada hal-hal penting yang harus dilakukan peserta didik, yaitu sebagai berikut.
– Peserta didik mencatat hal-hal penting dari buku bacaan, misalnya judul buku, pengarang, jumlah
– Untuk buku yang belum selesai dibaca, bisa dilanjutkan di pertemuan selanjutnya.
2. Tahap pengembangan
Tahap pengembangan merupakan bentuk tindak lanjut dari tahap sebelumnya, yaitu tahap
pembiasaan. Pada tahap pengembangan ini, diharapkan kemampuan dan keinginan membaca para
peserta didik sudah mulai muncul. Agar minat membacanya tidak hilang, dibutuhkan adanya tahap
pengembangan. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan di tahap pengembangan ini adalah sebagai
berikut.
1. Memberikan komentar, baik secara lisan maupun tulisan, pada buku/jurnal/makalah yang sudah
dibaca.
3. Tahap pembelajaran
Tahap pembelajaran ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya, yaitu tahap
pengembangan. Pada tahap ini, peserta didik sudah otomatis terlatih untuk menerapkan budaya
literasi di lingkungan sekolah. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut.
1. Kebiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini bisa berupa membaca
nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, atau membaca secara terintegrasi dengan
beberapa indikator.
2. Menjalankan berbagai strategi untuk memudahkan peserta didik dalam memahami suatu bacaan di
3. Memanfaatkan berbagai jenis bacaan, misalnya bacaan cetak, visual, auditori, dan digital. Dengan
Seperti pembahasan sebelumnya, langkah literasi dalam pembelajaran meliputi sebelum, saat, dan
setelah membaca.
1. Sebelum
Sebelum membaca, peserta didik akan diberi buku bacaan dan mereka diminta untuk memahami
tujuan membaca buku tersebut. Pada tahap ini, peserta didik juga harus mampu memperkirakan isi
2. Selama
Selama membaca, peserta didik harus bisa mengidentifikasi informasi relevan yang terkandung di
3. Setelah
Setelah membaca, peserta didik harus bisa menyimpulkan teks yang sudah dibaca, baik secara
Kegiatan literasi sekolah bisa diisi secara bervariasi, bergantung pada kreativitas peserta didik. Lalu,
5. Kegiatan menghafal kosa kata baru dan menuliskannya dalam bentuk kalimat.
Selama di rumah saja, tentu kegiatan literasi yang digagas Kemdikbud tersebut menemukan
tidak dibebani untuk menyelesaikan seluruh kompetensi dasar, melainkan bisa dipilih KD mana saja
yang esensial.
Tidak hanya itu, Kemdikbud sudah menyediakan modul literasi yang bisa diunduh secara bebas
Ketersediaan modul literasi digital ini diharapkan mampu mempertahankan minat membaca dan
menulis para peserta didik dan guru. Dengan demikian, gerakan literasi sekolah di masa pandemi
bisa tetap dijalankan, sehingga fungsi literasi sekolah bisa didapatkan di rumah.
Itulah pembahasan Quipper Blog tentang gerakan literasi sekolah. Semoga bisa bermanfaat buat
Bapak/Ibu. Meskipun di rumah saja, Bapak/Ibu harus tetap semangat demi memajukan pendidikan
di Indonesia. Yuk, mampir ke Quipper Blog untuk baca artikel menarik lainnya. Salam Quipper!
4
(4)
6 Apr 2022
| Asni Harismi
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Salin Link
Ilustrasi seorang murid sedang membacakan buku dihadapan kelas
Table of Content
Dalam kegiatan rutin ini, materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, kearifan
lokal, nasional, dan global sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Gerakan literasi sekolah lahir pada 2016 lalu oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud. Kini, gerakan ini telah
disosialisasikan ke semua Dinas Pendidikan tingkat Provinsi hingga
Kota/Kabupaten.
Gerakan literasi
sekolah mendorong anak gemar membaca
Diharapkan warga sekolah melek dalam hal baca tulis, numerasi, sains,
digital, finansial, maupun budaya dan kewarganegaraan.
Sasaran gerakan literasi sekolah adalah ekosistem pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh sebab itu, sekolah
dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), maupun sekolah
menengah atas (SMA) harus membuat gerakan literasi sekolah.
1. Literasi dini
2. Literasi permulaan
3. Literasi perpustakaan
Guru dapat memberikan buku fiksi atau nonfiksi, ensiklopedia, dan jenis
buku lainnya sehingga anak dapat memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan atau
penelitian.
4. Literasi media
Anak diperkenalkan kepada berbagai bentuk media massa yang ada di
Indonesia, mulai dari media cetak, media elektronik, media digital,
termasuk media sosial.
Tujuan gerakan literasi sekolah dalam bidang media ini adalah anak dapat
memahami dan memilah informasi secara bertanggung jawab, serta
menggunakan media-media tersebut dengan baik.
5. Literasi teknologi
6. Literasi visual
Literasi visual adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan
teknologi.
Apalagi, anak-anak kini memiliki akses yang luas pada sumber informasi,
baik di dunia nyata maupun dunia maya, yang mungkin menjadikan
peserta didik lebih tahu daripada guru.