Anda di halaman 1dari 7

TIM PENYUSUN

GERAKAN MEMBACA 15 MENIT

1
STRATEGI JITU
Membaca 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang “Penumbuhan
Budi Pekerti” mengamanatkan warga sekolah untuk membaca selama 15 menit sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Adapun buku yang dibaca adalah buku non teks pelajaran sebagai salah
satu cara untuk menumbuhkan budi pekerti dan membuat lingkungan sekolah menjadi asyik dan
menyenangkan.

Apa keutamaan membaca 15 menit setiap hari?


1. Kegiatan membaca dalam waktu pendek namun sering dan berkala, terbukti lebih
mangkus daripada membaca lebih lama namun jarang (misalnya 1 jam/minggu
pada hari tertentu). Kunci keberhasilan terlihat pada keberlangsungan dan
frekuensi kegiatan, bukan pada jumlah jam dan menit membacanya. Kegiatan
membaca yang dilakukan secara ‘ajeg’ dan “berkuantitas” akan mampu
menumbuhkan “pembiasaan” membaca.
2. Kegiatan membaca 15 menit bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
kapasitas, kondisi, dan budaya lokal setempat.

Apa tujuan membaca 15 menit setiap hari?


1. Menjadikan seluruh warga sekolah pembelajar sepanjang hayat agar mampu
mengembangkan potensi diri seutuhnya.
2. Memberi pengalaman membaca yang menyenangkan kepada peserta didik.

Perlukah tagihan tugas setelah membaca?


Peserta didik tidak diminta membuat tugas apapun setelah membaca, namun dapat
diberikan tugas lanjut berupa:

– Bercerita dengan bahasa sendiri dan menggambar peta cerita (story


mapping) bagi peserta didik khusus di SD
– Berbagi cerita secara berkala, misalnya seminggu atau dua minggu sekali,
warga sekolah (tenaga kependidikan dan peserta didik) tentang buku yang
sudah dibaca atau berdiskusi singkat tentang buku tersebut.
– Bedah buku bagi satuan pendidikan berikutnya, dengan cara berkolaborasi
bagian yang telah dibaca untuk masing-masing peserta didik.

2
Seperti apa Lingkungan sekolah yang mendukung membaca?
1. Sekolah memiliki sudut baca di setiap kelas.
2. Sekolah memiliki koleksi buku non teks pelajaran yang menarik, terdiri atas
berbagai jenis tema, topik, dan genre, sesuai dengan minat peserta didik.
3. Koleksi buku telah sesuai dengan tingkat keterbacaan serta kemampuan dan usia
peserta didik.
4. Peserta didik perlu dilibatkan dalam pemilihan genre buku yang disediakan di
ruang baca. Dalam pelaksanaan kegiatan membaca, peserta didik bebas memilih
sendiri buku yang disukai.
5. Jenjang sekolah yang lebih tinggi dapat menyediakan teks dalam bentuk visual
atau digital (film pendek atau materi dari internet) untuk menambah koleksi cetak.

Seperti apa lingkungan membaca yang menyenangkan?

 Lingkungan sekolah perlu dirancang dengan tumbuhnya tanaman sejuk, lingkungan


bersih, dan sehat. Poster-poster kampanye membaca atau kutipan buku yang menarik
ditaruh di tempat yang patut.
 Lingkungan kelas perlu dirancang dan ditata. Misalnya pintu yang berhias kerajinan
tangan dan kalimat sapaan yang ramah. Dinding kelas dihiasi dengan aneka hasil karya
kerajinan tangan. Juga ada sudut baca yang dipenuhi buku sesuai dengan jenjang
pemeringkatan membaca peserta didik.
 Semua warga sekolah membaca buku. Tenaga kependidikan perlu menjadi figur teladan
membaca dan membaca bersama anak ketika kegiatan membaca 15 menit berlangsung.
 Fungsi pustakawan dan staf literasi lain perlu dioptimalkan, terutama dalam memilih
buku yang sesuai dengan minat, daya nalar, dan kemampuan membaca peserta didik.

3
Bagaimanakah Cara Membaca yang Baik?

Dua cara menjadikan peserta didik suka membaca

1 2
Membaca bersuara (read aloud) yang dilakukan Membaca dalam hati (Sustained Silent Reading)
oleh guru/ pustakawan/kepala sekolah kepada oleh masing-masing peserta didik
peserta didik

Tujuan: Tujuan:

1. Memberikan pengalaman membaca yang 1. Memberi kesempatan peserta didik menikmati


menyenangkan. kegiatan membaca sebagai suatu kesenangan.
2. Memberikan contoh bagaimana cara 2. Meningkatkan motivasi kepada peserta didik
membaca bersuara, volume suara, mentaati untuk membaca.
tanda baca. 3. Menumbuhkan kebiasaan membaca secara
3. Melatih peserta didik konsentrasi masiv.
menyimak. 4. Melatih peserta didik untuk berkonsentrasi.
4. Menjadikan guru/ pustakawan/kepala
sekolah sebagai suri teladan membaca.

4
Bagaimana cara melakukannya?
Membacakan Buku dengan Bersuara

1. Langkah-langkah membacakan bersuara ( Read Aloud )

 Memahami tujuan dan metodologi membacakan bersuara (read aloud)


Persiapan  Merencanakan tujuan membaca.
yang perlu  Mengetahui tingkat kemampuan berpikir dan membaca peserta didik.
dilakukan  Memilih buku yang berkualitas baik dan memiliki konten yang disesuaikan dengan
perkembangan nalar peserta didik. (termasuk perkembangan dan minat peserta didik)
 Melakukan kegiatan pra-baca dan baca ulang dengan tujuan:
– Mengetahui jalannya cerita, atau isi/ pesan dalam setiap buka yang dibaca.
– Mengetahui letak tanda-tanda baca sehingga memungkinkan untuk mengatur
intonasi suara agar menarik atau menentukan kapan harus jeda.
– Mengantisipasi pertanyaan yang ditanyakan pleh peserta didik.
– Melakukan prediksi atau menghubungkan isi bacaan dengan hal lain yang
relevan.
 Menulis pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi.
 Melatih intonasi, volume suara, dan gerak tubuh agar dapat membacakan buku
dengan menarik. serta ekspresi wajah yang mendukung
 Membuat perencanaan agar kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman peserta
didik atas bacaan.

 Mulailah dengan percakapan pembuka dan menyebutkan mengapa memilih bahan


Sebelum bacaan tersebut.
membacakan  Tunjukkan sampul buku atau bacaan yang akan dibacakan dan menyebutkan
bersuara gambaran singkat cerita.
 Sebut judulnya, sebut pengarang dan ilustratornya
 Gali pengetahuan latar atau pengetahuan umum perserta didik, misalnya dengan
menanyakan apakah mereka ada yang pernah membaca buku tersebut, atau
mempunyai di rumah, atau dapat menduga isinya, dsb
 Mulai menyusuri ilustrasi kalau terdapat dalam buku atau bahan bacaan.
 Rencanakan/ upayakan membaca semenarik mungkin
 Memperhatikan tujuan-tujuan membacakan bersuara

 Membacakan buku dengan suara yang dapat didengar peserta didik dan tidak terlalu
Saat cepat. disertai intonasi, ekspresi dan gestur yang menunjang
membacakan  Menjaga interaksi dengan peserta didik.
bersuara  Bersikap responsif dalam berkomunikasi dengan peserta didik.
 Membantu peserta didik untuk belajar mendengar dan menyimak
 Menjadikan bacaan sebagai media untuk berbagi informasi.
 Mengajak peserta didik untuk aktif bertanya.
 Menjadikan bacaan sebagai ajang diskusi.
 Mengajak peserta didik membuat peta cerita apabila waktu memungkinkan.
 Mengajak peserta didik untuk mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau

5
dibacakan dan apa yang dipikirkan terkait bacaan.
 Mengembangkan proses meta-kognitif ( mengingat, pemahaman, terapan, analisis
dan sintetis dan evaluasi).

 Kegiatan lanjutan yang dianjurkan antara lain:


Setelah o Peserta didik diminta mengajukan pertanyaan.
membacakan o Mengajukan pertanyaan seandainya peserta didik tidak bertanya.
bersuara o Peserta didik khususnya di SD diminta untuk menceritakan kembali bacaan
yang dibacanya dengan kata-katanya sendiri.
o Mengajak peserta didik untuk melakukan aktifitas lain untuk
mengembangkan cerita/ bahan bacaan seperti membuat surat, kartu, poster
atau keterampilan lain yang behubungan dengan konten bacaan.
 Meletakkan buku atau materi bacaan di tempat yang mudah dijangkau peserta didik.
 Mencatat judul buku yang telah dibacakan.

Membaca Dalam Hati

2. Membaca dalam hati

 Memahami tujuan dan metodologi membacakan dalam hati


Persiapan  Membuat daftar bacaan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan peserta didik dan
membaca untuk mengantisipasi pertanyaan yang muncul.
dalam hati
dilakukan

 Menawakan kepada peserta didik tentang apakah mereka memilih buku yang ingin
Sebelum dibaca dari sudut baca kelas atau membawanya dari rumah.
membaca  Membebaskan peserta didik untuk memilih buku yang sesuai dengan minat dan
dalam hati kesenangan peserta didik.
dilakukan  Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan membaca buku tersebut sampai
selesai, dalam kurun waktu tertentu, tergantung pada ketebalan buku.
 Membolehkan peserta didik untuk memilih buku lain apabila isi buku dianggap
kurang menarik.
 Membolehkan peserta didik untuk memilih tempat yang disukainya untuk membaca.
 Menyediakan buku-buku dengan jenis dan judul yang bervariasi.

 Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang
Saat selama 15 menit
membaca
dalam hati

 Guru dapat menggunakan 5--10 menit setelah membaca untuk bertanya kepada

6
Setelah peserta didik tentang buku yang dibaca.
membaca
dalam hati

Bagaimana agar kegiatan membaca15 menit berkelanjutan?


o Pelibatan|| Libatkan perpustakaan daerah (desa/kota/kabupaten) dan Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), juga orangtua, alumni, dan dunia bisnis dan industri dalam
pengadaan dan rotasi koleksi buku-buku perpustakaan sekolah dan sudut buku kelas.
o Variasikan kegiatan membaca|| Untuk kelas lanjut, dilakukan membaca dalam hati,
bisa divariasikan dengan membaca bersuara, yang diikuti dengan diskusi.
o Tanpa membebani|| Peserta didik tidak ditagih tugas menulis synopsis. Hanya diminta
mencatat judul buku, penulis buku, dan nomor halaman yang dibaca. Mengecek
pemahaman dan memastikan bahwa peserta didik sudah membaca dalam hati tidak hanya
dapat dilakukan melalui tagihan tugas tertulis, namun juga melalui berdialog tentang
kesan mereka tentang buku yang dibaca.
o Target || Jumlah buku yang dibaca dapat disepakati oleh guru kelas dan peserta didik.
Berdasarkan pada pertimbangan kebiasaan membaca, jenis buku yang dibaca, dan
kemampuan peserta didik yang beragam.

Apa Indikator bahwa kegiatan 15 menit telah dilaksanakan ?


o Setiap pagi semua warga sekolah melaksanakan kegiatan membaca 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
o Ada jadwal guru dan perserta didik dan warga sekolah lainnya bergantian sebagai
relawan yang membacakan buku.
o Terlihat dampak membaca dengan bukti hasil pengembangan bahan bacaan dalam
berbagai kegiatan seni budaya dan prakarya seperti membuat surat, kartu ucapan, puisi,
poster atau kriya lain yang berhubungan dengan konten cerita sebagai hiasan kelas,
perpustakaan, dan lingkungan sekolah.
o Tersedia dan bertambahnya koleksi buku di kelas dan perpustakaan
o Peserta didik mampu mengikat makna dari pesan moral bacaan yang dibacanya.

Jakarta. 3 Desember 2015


Dewi Utama Faizah

Anda mungkin juga menyukai