Anda di halaman 1dari 5

1.

Membaca Nyaring
Menurut Rachmad Widodo (2009) membaca nyaring sering kali disebut
membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian karena pembaca
mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca. Dalam hal ini yang perlu
mendapat perhatian guru adalah lafal kata, intonasi frasa, intonasi kalimat, serta
isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda baca dalam tata tulis
bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Para siswa harus dapat membedakan
secara jelas intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru,
dan sebagainya. Juga lagu kalimat orang yang sedang susah, marah, bergembira,
dan suasana lainnya. Siswa dapat memberi tekanan yang berbeda pada bagian-
bagian yang dianggap penting dengan bagian-bagian kalimat atau frasa yang
bernada biasa.
Pembelajaran membaca nyaring ini mencakup dua hal, yaitu pembelajaran
membaca dan pembelajaran membacakan. Pembelajaran membaca yang dimaksud
yaitu kegiatan tersebut untuk kepentingan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain,
misalnya guru atau kawan-kawan lainnya. Si pembaca bertanggung jawab dalam
hal lafal kata, lagu dan intonasi kalimat, serta kandungan isi yang ada di
dalamnya. Pembelajaran yang tergolong membacakan yaitu si pembaca
melakukan aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan untuk orang lain. Pembaca
bertanggung jawab atas lagu kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan,
suara, dan sebagainya. Bagi pendengar, lebih bertanggung jawab terhadap isi
bacaan, karena mereka ini di pihak yang berkepentingan dengan kegiatan
pembaca.
Menurut Tarigan (2008) membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama
dengan orang lain atau pendengar untuk menangkapserta memahami informasi,
pikiran, dan perasaan seorang pengarang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring
adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan
ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap
informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan,
sikap, ataupun pengalaman penulis.
2. Keterampilan yang Dituntut dalam Membaca Nyaring
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai
kemampuan, di antaranya adalah:

a. Menggunakan ucapan yang tepat,


b. Menggunakan frasa yang tepat,
c. Menggunakan intonasi suara yang wajar,
d. Dalam posisi sikap yang baik,
e. Menguasai tanda-tanda baca,
f. Membaca dengan terang dan jelas,
g. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
h. Membaca dengan tidak terbata-bata,
i. Mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
j. Kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
k. Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
l. Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa membaca


nyaring menuntut berbagai keterampilan. Daftar keterampilan berikut ini sangat
menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dalam membaca nyaring (Tarigan 2008).

Menurut Tarigan (2008) Berikut ini adalah keterampilan membaca nyaring


untuk siswa kelas 1 SD.

a. Mempergunakan ucapan yang tepat,


b. Mempergunakan frasa yang tepat (bukan kata demi kata),
c. Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah
terpahami,
d. Menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti: titik (.), koma (,), tanda
tanya (?), dan tanda seru (!).

Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam membaca nyaring, antara
lain sebagai berikut:
a. Mulailah membacakan cerita pada awal pertama dikelas. Berbagai buku
yang bagus memberikan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan
siswa untuk berbagi kesempatan yang hangat dan menyenangkan,
membina ikatan yang akarab denga seluruh personel kelas.
b. Sebelum membaca cerita atau puisi, akrabilah lebih dahulu materi bacaan
tersebut.
c. Wacana yang panjang sebaiknya diperpendek.
d. Selalulah mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk
membangkitkan minat siswa pada buku.
e. Suruhlah siswa duduk dengan senang dalam setengah lingkaran di sekitar
Anda dan singkirkan semua gangguan. Adakan “kontak mata” selama
membaca cerita berlangsung.
f. Duduklah dengan kursi rendah dekat dengan siswa dan peganglah buku
sedemikian rupa sehingga mereka bisa melihat ilustrasi. Ilustrasi
merupakan hal penting dalam membaca buku untuk siswa.
g. Jadikan kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikanlah emosi-emosi yang
dibangkitkan oleh cerita atau puisi dan bawalah sastra kedalam suasana
yang hidup melelui gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara.
h. Apabila memungkinkan doronglah anak-anak berpartisipasi dalam
membaca.
i. Secara periodik, berilah mereka pertanyaan untuk meningkatkan
pemahaman dan minat siswa.
j. Jika tidak mungkin menyelesikan seluruh bagian atau bab pada suatu
bacaan, cobalah berhenti pada bagian cerita yang menegangkan. Biarkan
anak berdiri di pinggir tempat duduknya, cemas karena rasa ingin tahu
mereka lebih lanjut tentang apa yang terjadi berikutnya.
k. Pada penyelesaian cerita atau puisi berikan kesempatan kepada siswa
untuk merenungkan apa yang telah mereka denga dan meneliti
(menyelidiki) perasaannya sendiri.
l. Setelah menyelesikan seluruh cerita, berikanlah waktu kepada siswa untuk
mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.
Hal-hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai
berikut:
a. Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat dan mesti diajarkan.
b. Panjang dan pendek mata pelajaran yang dibacakan hendaknya bervariasi.
c. Jika membacakan buku cerita bergambar, guru harus yakin anak bisa
melihat gambar tersebut dengan jelas.
d. Hentikan bacaan pada titik yang menegangkan.
e. Sesudah membaca sediakan waktu untuk diskusi, mengeskpresikan secara
lisan, tulisan ataupun ekspresi artistik.
f. Jangan belokkan diskusi menjadi bentuk ujian.
g. Bacalah teks tersebut dengan penuh ekspresi dan bacalah pelan-pelan.
h. Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut
lebih dahulu.

Hal-hal yang harus dihindari waktu membaca nyaring antara lain sebagai
berikut:
a. Jangan membacakan cerita yang anda sendiri tidak menyukainya.
b. Jangan teruskan membaca jika ternyata buku tersebut pilihan yang salah.
c. Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca,
dan diskusikan denga siswa pendapat dan kesimpulan mereka.
Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa selama
perhatiannya pada bagaian tertentu dari buku.

3. Pelaksanaan Membaca Nyaring di Sekolah Dasar


a. Membaca klasikal yaitu membaca secara bersama, yang dilakukan di
dalam kelas, Membaca klasikal biasanya dilakukan di kelas 1 dengan
tujuan anak yang belum bisa membaca dapat menirukannya terlebih
dahulu
b. Membaca berkelompok. Yaitu jenis membaca yang dilakukan oleh
sekelompok siswa di dalam kelas. Dengan membaca berkelompok
guru dapat memperhatikan siswa mana yang sudah lancae membaca
dan siswa mana yang belum lancar membaca.
c. Membaca perorangan, adalah kegiatan membaca yang dilakukan
secara individu, membaca perorangan dapat dikalukan untuk penilaian
membaca

Anda mungkin juga menyukai