Nim : 2010201022
A. Pendahuluan
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi efektif peserta didik, mengembangkan kreativitas dan daya kritisnya, serta
memberikannya ruang untuk berkolaborasi sehingga peserta didik dapat tumbuh menjadi
pribadi yang positif. Kompetensi tersebut dibutuhkan peserta didik untuk menghadapi
tantangan di abad ke-21 ini. Kompetisi abad ke-21 bagaimanapun akan membawa peserta
didik ke arena kompetisi global sehingga peserta didik perlu mengembangkan identitasnya
sebagai warga dunia. Seiring dengan itu, pembelajaran Bahasa Indonesia perlu semakin
mengukuhkan jati diri peserta didik Indonesia sebagai warga bangsa yang mencerminkan
nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yang menjadi dasar penyusunan buku Bahasa
Indonesia ini dirumuskan sebagai berikut, “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
2. Penanda Kosakata
Dalam buku kelas satu, peserta didik melatih pemahaman kosakata dengan berbagai
cara. Misalnya diskusi, bermain kosakata, dan mengamati gambar.
3. Jurnal Membaca
Secara berkala, peserta didik dipandu untuk membuat Jurnal Membaca. Jurnal
Membaca kelas satu bertujuan untuk mencatat kegiatan membaca peserta didik dan
pendapatnya terhadap buku. Jurnal Membaca kelas satu dapat dipergunakan untuk
mencatat hal-hal sebagai berikut.
Judul Buku :
Nama Penulis dan Ilustrator:
Pendapat peserta didik dalam bentuk kalimat sederhana atau gambar mengenai:
• tokoh-tokoh kesukaan di dalam buku;
• adegan kesukaan dalam buku;
• hal menarik yang dilakukan tokoh dalam buku;
• kejadian dalam buku yang pernah dialami oleh peserta didik;
• ilustrasi yang menarik dalam buku; dan
• hal menarik lain yang perlu dieksplorasi.
4. Jurnal Menulis
Selain waktu khusus untuk membaca, peserta didik kelas satu perlu dibiasakan
memiliki waktu khusus untuk menulis setiap hari. Kegiatan menulis akan
membiasakan dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik untuk menceritakan
gagasan dan pengalamannya dalam bentuk gambar dan tulisan. Kegiatan ini tidak
dinilai agar peserta didik dapat leluasa bercerita melalui gambar dan tulisan. Namun,
guru dapat membantu mengembangkan gagasan peserta didik melalui pertanyaan
pemantik. Guru juga dapat membantu peserta didik mengeja suku kata dan kata yang
akan ditulisnya. Bagi peserta didik kelas satu, format Jurnal Menulis dapat berupa
kolom untuk menggambar, disertai dengan beberapa baris untuk menuliskan kata-kata
kunci yang menjelaskan gambarnya. Pada akhir tahun ajaran, peserta didik diharapkan
dapat menuliskan lebih banyak variasi suku kata dan kata.
Jurnal Menulis dapat berupa lembaran kertas terpisah yang dibagikan kepada
setiap peserta didik saat akan mulai menulis. Pada akhir bulan atau akhir semester,
lembar Jurnal Menulis ini dijilid dan disimpan untuk merekam perkembangan
kemampuan menulis peserta didik. Pada waktu yang disepakati untuk menulis, guru
membagikan Jurnal Menulis, kemudian meminta peserta didik untuk menuliskan
kegiatannya di rumah dan di sekolah. Misalnya permainan yang dilakukan bersama
kakak, adik, atau tetangga di rumah; makanan yang disukai; tempat yang ingin
dikunjungi bersama teman. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan lain yang dapat
diajukan untuk mengembangkan tulisan di Jurnal Menulis :
1. Siapakah nama sahabat kalian? Permainan apa yang suka kalian lakukan bersama?
2. Binatang apa yang kalian sukai? Mengapa?
3. Kegiatan apa yang paling senang kalian lakukan bersama keluarga?
4. Apa warna kesukaan kalian? Mengapa?
5. Apa yang senang kalian lakukan sebelum tidur? Mengapa?
6. Apa yang kalian lakukan sepulang sekolah?
7. Apa sarapan kalian hari ini?
8. Apa sarapan yang paling kalian sukai?
9. Permainan apa yang paling kalian sukai pada saat istirahat sekolah? Mengapa?
10. Bagaimana cara kalian pergi ke sekolah? Dengan siapa kalian pergi?
2. Apa saja alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran di kelas satu?
a. Kartu kata dan kartu suku kata
Kartu kata dan kartu suku kata berisi kata dan suku kata yang menjadi fokus
pembahasan pada setiap bab Buku Siswa. Guru dapat mencetak suku kata dan kata
yang menjadi fokus tersebut, mengguntingnya dalam ukuran kartu, lalu menempelnya
pada karton atau kertas tebal lainnya. Guru menggunakan kartu suku kata dan kartu
kata dalam kegiatan membaca dan kegiatan pendampingan bagi peserta didik yang
belum lancar membaca. Di balik kartu kata, guru dapat menambahkan gambar yang
sesuai dengan kata tersebut.
b. Buku bacaan yang sesuai untuk kelas satu
Guru memilih buku bacaan yang kaya gambar dengan tema dan tingkat kesulitan yang
sesuai dengan kemampuan membaca peserta didik kelas satu. Tema pada Buku Siswa
dapat menjadi acuan pemilihan buku bacaan yang sesuai untuk peserta didik kelas
satu.
1. Membuat buku kelas Buku kelas mengumpulkan data informasi seluruh peserta
didik kelas satu dan membukukannya dalam satu album khusus. Setiap halaman
album berisi foto atau gambar peserta didik, warna, makanan kesukaan, hingga
kegiatan yang digemari. Peserta didik juga dapat menambahkan foto anggota
keluarganya serta menghiasi lembar namanya dengan gambar tokoh buku atau
film favoritnya. Buku kelas juga dapat dihimpun dari kumpulan Jurnal Menulis
peserta didik.
2. Menceritakan ulang cerita dari buku yang dibacakan dengan bahasanya sendiri
Guru mendampingi peserta didik menceritakan ulang cerita yang dibacakan
kepadanya dengan bahasanya sendiri. Pada saat bercerita, peserta dapat
menggunakan alat peraga. Cerita yang diceritakan kembali ini dapat berasal dari
buku koleksi pojok baca kelas atau Buku Siswa.
3. Membuat diorama lingkungan sekitar sekolah Pada saat mempelajari tema
lingkungan sekitar di bab 8 Buku Siswa, peserta didik dapat diajak untuk
berkeliling ke sekitar sekolah dan mengamati bangunan, jalan, pekerja, dan
suasana di sekitar sekolah. Setelah itu, mereka dapat membuat diorama, yaitu
miniatur lingkungan sekolah dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekolah
seperti kardus, karton bekas, dan bahan alam seperti batu, kerang, daun, ranting,
dan dahan. Ajak peserta didik menuliskan nama bangunan, fasilitas publik, dan
jalan. Apabila kondisinya memungkinkan, peserta didik juga dapat diajak
mengenakan kostum atau baju kerja salah satu profesi yang ada di lingkungan
sekolah.
4. Proyek akhir tahun
Akhir tahun ajaran adalah saat yang tepat untuk merayakan setiap pencapaian
peserta didik kelas satu. Guru perlu membantu peserta didik mengenali kemajuan
yang telah dibuatnya sepanjang tahun ajaran dan bangga terhadapnya. Selain
menyampaikan kemajuan ini kepada orang tua, guru dapat meluangkan satu hari
untuk merayakan pencapaian-pencapaian ini bersama peserta didik. Pada proyek
akhir tahun, peserta didik dapat diminta untuk:
a. memamerkan semua karya tulisan dan gambar yang telah dibuat sepanjang
tahun kepada orang tua/wali yang diundang ke sekolah;
b. melakukan unjuk kepakaran. Peserta didik diminta untuk berbagi tip melakukan
atau memainkan sesuatu. Untuk kegiatan unjuk kepakaran ini, guru meyakinkan
peserta didik bahwa setiap orang pasti memiliki pengetahuan dan kemampuan
untuk diajarkan kepada teman. Peserta didik dapat mengajari temannya, misalnya
untuk memainkan alat musik sederhana, membuat bangunan dari balok tanpa
terjatuh, berkarya dengan bahan sederhana, membuat roti lapis, dan karya
sederhana lain. Selain itu, peserta didik dapat memamerkan kemampuannya
menyanyi, menari, atau melakukan gerakan tertentu.