PENA
PERTAMAKU
(Kumpulan Antologi Puisi Kelas Menulis Online KERTAS PENA
Angkatan V)
Penulis:
Abdul Jabbar Tahir, Helen Safitri, MarshanDK, Nur Afni Arifin,
Nur Ayu Dewi, Nini Afriani Malik, Nurhandayani Ugi,
Putri Ayu Iriana, Rahmat, Rahardi Dwijaya, Ramadhan Bijaksana,
Subartono, Widyatul Inayah, Abdul Jalil, dan Haeruddin.
Pena Pertamaku| ii
PENA PERTAMAKU
(KUMPULAN ANTOLOGI PUISI KELAS MENULIS ONLINE
KERTAS PENA)
ISBN: 978-6239-2206-5-5
Editor:
Abdul Jalil Mattewakkang
Desain Sampul:
Zul dan Andang
Penerbit:
PT. Media Pena Patorani
Redaksi:
Jalan Borongtaipaya No. 18 B
Dusun Kampung Beru Desa Campagaya
Kec. Galesong Kab.Takalar
Sulawesi Selatan
HP. 081342906140-081343629064
Email: mediapenapatorani@gmail.com
Pena Pertamaku| iv
“Sebagai penggiat literasi di Kabupaten
Takalar, saya sangat bangga dengan
terbitnya buku Antologi Pusi Batch 4
Binaan KERTAS PENA ini. Semangat
literasi ini melalui bimbingan
kepenulisan buku terus harus
ditingkatkan. Saya lihat penulis
melibatkan semua unsur. Ada dari unsur
guru, penggiat literasi, mahasiswa dan
siswa. Selamat atas terbittnya buku ini.
Satriana, S.Pd
(Owner TBM KERTAS PENA Campagaya)
Pena Pertamaku| v
SAMBUTAN
Pena Pertamaku| vi
kepenulisan buku yakni Komunitas Rumah Literasi dan
Penulis Indonesia (KERTAS PENA).
Buku ini ditulis dan diterbitkan lewat proses
bimbingan menulis online. Saat ditawari memberikan
sambutan buku, saya kagum bahwa ternyata buku antologi
ini sudah edisi kelima (5), artinya aktivitas menulis dan
menerbitkan buku selama ini berjalan dan terus berlanjut.
Kami sangat bangga atas kepedulian para talenta muda
Takalar yang punya jiwa kepedulian terhadap
perkembangan dunia literasi dan buku. Semangat ini harus
kita jaga dan kita apresiasi. Semoga kegiatan penulisan dan
penerbitan buku ini tetap berlanjut. Tetap semangat dan
kobarkan kegiatan literasi di Takalar.
Akhir kata, saya ucapkan selamat atas terbitnya buku
ini, semoga buku ini menjadi khasanah baru dalam dunia
perbukuan di tanah air. Kami berharap agar buku ini bisa
menjadi koleksi, komsumsi dan bahan bacaan bagi semua
masyarakat Takalar, agar terjadi interaksi lanjut serta
motivasi akan lahirnya penulis-penulis baru di Takalar.
Sekali lagi selamat atas terbitnya buku ini.
ttd
ttd
Pena Pertamaku| ix
KATA PENGANTAR
Pena Pertamaku| x
berpartisipasi dalam mendukung terbitnya buku ini. Selian
itu ucapan terima kasih pengurus KERTAS PENA yang selalu
mensupport setiap kegiatan literasi.
Takalar, 15 Februari 2020
ttd
Penulis
Pena Pertamaku| xi
DAFTAR ISI
SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
TESTIMONI iii
SAMBUTAN KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN &
KEARSIPAN KABUPATEN TAKALAR v
SAMBUTAN KETUA UMUM KERTAS PENA vii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
Pena Pertamaku| xv
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
Pena Pertamaku| 1
JEJAK LANGKAH MENJAUH
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 2
KEBEBASAN
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 3
WAKTU
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 4
SEMESTA MENANGIS
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 5
HUJAN
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 6
TERBANGUN DARI MIMPI
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 7
PAMIT MERINDU
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 8
KURASA INGIN PULANG
By. Abdul Jabbar Tahir
Sayembara kehidupan
Dalam bingkai proses
Menatap masa depan
Secercah asa kehidupan
Pena Pertamaku| 9
GADIS DI TAMAN
By. Abdul Jabbar Tahir
Pena Pertamaku| 10
LUKAKU
By. Abdul Jabbar Tahir
Aduhai sakitnya
Darah mengalir tak sebanding luka
Ingin rasanya hati menangis pilu
Hilangkan jejak-jelak membekas
Pena Pertamaku| 11
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Kumpulan Puisi
“HELEN SAFITRI”
Pena Pertamaku| 12
ASA
Oleh: Helen Safitri
Pena Pertamaku| 13
SONTAK
Oleh: Helen Safitri
Menjelang tidur
Sketsa wajahmu selalu terbayang
Hati memberontak
Jiwa menjerit
Pena Pertamaku| 14
KELAM
Oleh: Helen Safitri
Pena Pertamaku| 15
SAHABAT
Oleh: Helen Safitri
Sahabat
Ibarat angin yang membawa keceriaan
Mentari yang memberi kehangatan
Rembulan yang setia menemani malam
Namun
Waktu terasa begitu cepat
Pergi dalam sekejap
Berlalu seperti kilat
Sahabat
Kita butuh satu waktu
Yang merangkul jadi satu
Dalam ikatan utuh
Pena Pertamaku| 16
KECEWA YANG KURASA
Oleh: Helen Safitri
Aku sesak
Rasa tercekik
Jiwa menjerit
Hati tercubit
Pena Pertamaku| 17
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“MARSHAN’DK”
Pena Pertamaku| 18
CAHAYA YANG REDUP
Oleh: MarshanDK
Pena Pertamaku| 19
RINDU TERBALUT DOA
Oleh: MarshanDK
Ibu…
Kaulah malaikatku
Tak ada tangan yang lembut kecuali tanganmu
Tak ada kasih yang kuat kecuali kasihmu
Tak ada cinta yang dalam selain cintamu
Ibu…
Selama ini engkau begitu lelah
Begitu pandai engkau menyimpan sedih
Tak pernah berkeluh kesah
Tak pernah berhenti mencari nafkah
Ibu…
Kuingin menemuimu
Begitu banyak ceritaku
Namun kuhanya bisa ceritakan lewat doa
Semoga kerinduan ini bertemu di alam sana
Pena Pertamaku| 20
PENGABDIAN
Oleh: MarshanDK
Pena Pertamaku| 21
MELAWAN RINDU
Oleh: MarshanDK
Melawan rindu,
Seperti melawan putaran waktu
Melawanmu bukan berarti musuhku
Tapi melawanmu adalah pilihanku
Rindu…
Kau seperti benalu
Seperti duri dijalanku
Yang selalu memaksaku untuk melawan
Namun topengmu tak layak kau kujadikan kawan
Rindu…
Begitu pandai kau mencari celah hati
Begitu lembut rayumu dalam mimpi
Namun kecewa tetap luka
Luka tetap duka
Pena Pertamaku| 22
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
Pena Pertamaku| 23
MANUSIA AMATIRAN
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 24
CANDU
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 25
MAHASISWA DI UJUNG TANDUK
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 26
LUKA RINDU
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 27
LUPA JALAN PULANG
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 28
NEGERI PARA BEDEBAH
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 29
SEKADAR FORMALITAS
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 30
RINTIK RINDU
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 31
JEDA
By. Afnhypin
Pena Pertamaku| 32
SERIBU TAHUN LAGI
Oleh: Afnhypin
Pena Pertamaku| 33
HARAPAN DI UJUNG PENA
Oleh: NurAfniaripin
Pena Pertamaku| 34
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“NUR AYU DEWI”
Pena Pertamaku| 35
RASA
Oleh: Nur Ayu Dewi
Pena Pertamaku| 36
RENUNGAN MALAM
Oleh: Nur Ayu Dewi
Dalam keheningan
Sujudku berurai tangisan
Ingatan tentang kematian
Mengusik secara perlahan
Pena Pertamaku| 37
RINDU DI PENGHUJUNG SENJA
Oleh: Nur Ayu Dewi
Pena Pertamaku| 38
PUTUS ASA
Oleh: Nur Ayu Dewi
Pena Pertamaku| 39
SINGGAH
Oleh: Nur Ayu Dewi
Pena Pertamaku| 40
BERAKHIR DI JANUARI
Oleh: Nur Ayu Dewi
Pena Pertamaku| 41
PAHLAWANKU
Oleh: Nur Ayu Dewi
Ayahku pahlawanku
Ribuan do’a terpanjat untukmu
Meretas jarak wujudkan temu
Membentuk bianglala di langit hatiku
Pena Pertamaku| 42
PAMIT
Oleh: Nur Ayu Dewi
Aku pamit
Dari kumpulan asa yang pahit
Tak ingin lagi melangit
Sebab jatuh itu sakit
Aku pamit
Kembali pulang ke dekapan ibu
Hanya ia yang tak memberikanku sakit
Saat dunia melempariku pilu
Pena Pertamaku| 43
TAK LAGI SAMA
Oleh: Nur Ayu Dewi
Pena Pertamaku| 44
HUJAN DI FEBRUARI
Oleh: Nur Ayu Dewi
Hujan di februari
Bersamanya ku lewati hari
Dingin yang ia bawa
Juga kenangan bersamanya
Hujan di februari
Mengusik damaiku saat ini
Berceloteh tentang kenangan
Seketika menjelma genangan
Pena Pertamaku| 45
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
Pena Pertamaku| 46
KAGUM
(Dibuat Untuk Ibu Hj. Irma Andriani)
Oleh: Nini Afriani Malik
Pena Pertamaku| 47
KOMANDANKU
(Diperuntukkan Untuk Bapak Syahrul Yasin Limpo)
Oleh: Nini Afriani Malik
Pena Pertamaku| 48
PAGI
Oleh: Nini Afriani Malik
Ikhlas hatimu
Ikhlas senyummu
Ikhlas abdimu
Surga terindah tempatmu
Pena Pertamaku| 49
ELEGI PAGI
Oleh: Nini Afriani Malik
Pena Pertamaku| 50
HARU-MU
(Spesial Buat Suamiku Tercinta Amin Abbas)
Oleh: Nini Afriani Malik
Pena Pertamaku| 51
KANGEN HADIRMU
(Teruntuk Buat Bunda Di Surga)
Oleh: Nini Afriani Malik
Pena Pertamaku| 52
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“NURHANDAYANI UGI”
Pena Pertamaku| 53
UNTUKMU SAHABAT
Oleh: Nurhandayani Ugi
Bersamamu
Kutakkan terkapar karena lapar
Kutetap siaga dalam dahaga
Karena kau sahabat yang penuh kasih
Bersamamu
Kutakkan berduka karena luka
Kutetap tertawa dalam kecewa
Karena kau sahabat yang kaya hati
Bersamamu
Kutakkan menangis karena teririr
Kutetap bangkit dalam sakit
Karena kau sahabta dalam suka duka
Bersamamu
Kutakkan mengeluh karena peluh
Kutetap bernyanyi dalam sunyi
Karena kau sahabat penyemangat
Pena Pertamaku| 54
TAK BISA BERSATU
Oleh: Nurhandayani Ugi
Kini
Mengenangmu begitu indah
Namun melupakanmu adalah pilihan
Tetaplah di sana dengan kodratmu
Sementara biarkan aku di sini
Tetap setia pada takdirku
Pena Pertamaku| 55
PELAKOR
Oleh: Nurhandayani Ugi
Hay lady….
Iya kamu yang kukenal di saat menyambangi gubuk kecilku
Kusambut dirimu penuh cita
Elok rupamu, santun tuturmu
Deraikan tawa renyah bersahabat
Kusuguhi minum cemilan ala kadarnya
Lalu kuantarkanmu ke mulut pintu
Kulambaikan tangan pisah untuk bersua kembali
Namun kini
Kamu tega menancapkan duri dalam biduk cintaku
Menenggelamkan bocah bocak tak berdosa
Kamu telah merenggut nahkodaku
kemudiku kini tak berarah karenamu
Pena Pertamaku| 56
PUPUS
Oleh: Nurhandayani Ugi
Denganmu
Aku pernah bermimpi
Namun kusadar itu hanya semu semata
Jadi biarkan mimpiku berlalu
Laksana malam berganti siang
Darimu
Aku pernah berharap
Namun kusadar itu teramat sullit ntuk kugapai
Jadi biarkan harapanku terbang
Laksana kapas putiuntertiup angin
Padamu
Aku pernah berjanji
Namun Kutak yakin bias menepatinya
Jadi biarkan janjiku sirna
Laksana embun pagi tersapu mentari
Pena Pertamaku| 57
RINDIMU TAK BERTUAN
Oleh: Nurhandayani Ugi
Melihatmu kembali
Setelah ingatanku lumpuh tentangmu
Lalu kau mencoba mengirimkan isyarat
Rindu
Pena Pertamaku| 58
DEMI AMBISI
Oleh: Nurhandayani Ugi
Pena Pertamaku| 59
RINDU PAK HARTO
Oleh: Nurhandayani Ugi
Dimanakah?
Setitik rindu akan sosok kharismatik
Yang melenakan Nurani
Pena Pertamaku| 60
YANG TERHEMPAS
Oleh: Nurhandayani Ugi
Entahlah…
Sedalam apa luka yang kau torehkan
Yang membuat jiwanya terkoyak
Menghapus jejakmu itu keinginan hatinya
Walau itu tak semestinya
Entahlah…
Dialah jiwa yang terhempas keegoisan
Dan suatu saat nanti dia kan mencari jejakmu
Atau menganggapnya tak pernah ada
Pena Pertamaku| 61
PELAKOR II
Oleh: Nurhandayani Ugi
Namun kini
Kamu tega menancapkan duri dalam biduk cintaku
Menenggelamkan bocah bocak tak berdosa
Kamu tlah merenggut nahkodaku
Kemudiku kini tak berarah karenamu
Pena Pertamaku| 62
PENONTON
Oleh: Nurhandayani Ugi
Bergulat...Mengejar si bulat...
Digiring...menggelinding…bikin merinding
Ditendang...ada yang meradang
Biarkan...biarkan
Karena mereka adalah pemain
Biarkan…biarkan beraksi
Biar kita yang jadi saksi
Biarkan...ada wasit yang mengawasi
Jadi...tetaplah ditempat
Menjadi penonton yang baik
Biarkan pemain dan wasit menjalankan tugasnya
Dengan segala aksinya
Karena penonton yang baik jauh lebih terhormat
Pena Pertamaku| 63
SENJA DITANGGUL CINTA
Oleh: Nurhandayani Ugi
Pena Pertamaku| 64
Betapa nuansa telah kau ragamkan
Betapa pemberian-Mu telah membahagiakan
Secuil kesedihan apalah artinya
Duduk manis
Dengan nafas yang kupinjam dari-Mu
Aku berbisik
Pena Pertamaku| 65
PESONA PULAU PENYU
Oleh: Nurhandayani Ugi
Kata orang
Kau begitu manis
Lucu dan menggemaskan
Hingga aku harus mengubah rasa tegangku menjadi takjub
Pena Pertamaku| 66
Aku tak kan pernah berani menyalamimu
Sampai aku harus kembali
Dan biarlah kau akan tetap manis di hatiku saja
Pena Pertamaku| 67
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
Pena Pertamaku| 68
BERMUARA
Oleh: Putri Ayu Iriana
Pena Pertamaku| 69
CERITA MALAM INI
Oleh: Putri Ayu Iriana
Lalu ia mengalah
Dari ributnya suara lalu lintas malam
Yang kata orang gelapnya itu pekat
Tapi aku melihat kau bisa hadir diantaranya
Membaur dalam gelap yang pekat
Diselingi jenaka mu yang satir ditengah air mataku
Pena Pertamaku| 70
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“RAHMAT”
Pena Pertamaku| 71
KETERIKATAN
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 72
NAMAMU
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 73
KEMANA RINDU HARUS KUBAWA?
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 74
JANUARI YANG MEMULAI
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 75
USIA
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 76
KOPI DAN BUKU
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 77
CORETAN TAK BERATURAN
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 78
JIWA YANG BERIMBANG
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 79
FEBRUARI
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 80
DIAMKU KEABADIAN
Oleh: Rahmat
Pena Pertamaku| 81
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“RAHARDI DWIJAYA”
Pena Pertamaku| 82
SANG TIRANI
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 83
SEKADAR ASA
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 84
PENANTIAN
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 85
CINTA SEJATI
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 86
IKHLASKAN
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 87
SANG BAYANG-BAYANG
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 88
GELAP
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 89
KISAHKU
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 90
PASRAH
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 91
DIA BUKAN SAMPAH
Oleh: Rahardi Dwijaya
Pena Pertamaku| 92
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“RAMADHAN BIJAKSANA”
Pena Pertamaku| 93
CINTA IMPERIAL
Oleh: Ramadhan Bijaksana
Pena Pertamaku| 94
SELIMUT KEBENARAN
Oleh: Ramadhan Bijaksana
Pena Pertamaku| 95
PENA PERTAMA BERBENTUK
Kumpulan Puisi
Oleh:
“SUBARTONO”
Pena Pertamaku| 96
TAWA YANG TELAH HILANG
Oleh: Subartono
Pena Pertamaku| 97
PENDOSA
Oleh: Subartono
Pena Pertamaku| 98
MENCINTAIMU
Oleh: Subartono
Pena Pertamaku| 99
KENANGAN
Oleh: Subartono
Oleh:
“WIDYATUL INAYAH”
Lidahmu kelu
Bibirmu kaku
Hingga kau tak mampu
Untuk sekedar menyampaikan rindu
Oleh:
Berteman sepi
Bersenda gurau di keheningan
Melepas rindu
Walau hanya sekejap
Semua dalam kehampaan
Tanpa pujian tuanku
Kapur putih...
Masa lalu penuh makna
Dalam dekap pesan ilmu
Untuk masa depan bangsa
Nyut...nyut...nyut…
Kepala bak batu walau timbangannya bak kapas
Tetes air mata berselancar sipu
Dipersimpangan wajah kelabu
Meratap nasib jika kelak tak lagi ada
Kumpulan Puisi
“HAERUDDIN (HAE’ AZZAM)”