Anda di halaman 1dari 150

MENGENAL MEDIA

SIRI’TA - JI
Aplikasi Pembelajaran Sistem Rem Sepeda Motor
Berbasis Android Dilengkapi Karakter Integritas

ABDUL JALIL, S.Pd

i
MENGENAL MEDIA
SIRI’TA - JI
Aplikasi Pembelajaran Sistem Rem Sepeda Motor
Berbasis Android Dilengkapi Karakter Integritas

Cetakan Pertama: Juni 2019


Surabaya, Jawa Timur

Penulis: Abdul Jalil, S.Pd.


Penata Letak: Kanaka
Penata Sampul: Kanaka
Pemeriksa Aksara: Asroful A
Sumber Gambar: pixabay.com

Penerbit:

ISBN:
Tebal: 149 hlm

hak cipta dilindungi undang-undang.


dilarang memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku tanpa seizin tertulis
dari penulis dan penerbit.

ii
KATA MEREKA TENTANG MEDIA SIRI’TA – JI

“Buku ini merupakan salah satu wujud dan


bentuk pengembangan inovasi pembela-
jaran. Ide dan gagasannya dalam meman-
faatkan aplikasi android lewat smartphone
siswa sebagai media pembelajaran member-
kan jawaban dan aplikasi nyata atas
pentingnya TIK di era 4.0 bagi generasi
milenial”
Zainuddin Detol, S.Pd., MM.
(Tim Peniliai Inovasi Kab. Takalar)

“Penulis merupakan guru dan sahabat bagi


saya. Ide-idenya untuk untuk gerakan literasi
dan dunia pendidikan tak perlu diragukan lagi.
Hadirnya buku, kembali membuktikan bahwa
beliau sosok penggiat literasi yang ulet dan
berkharisma. Meman-faatkan aplikasi android
sebagai media pembelajaran sangat menarik
dan menan-tang untuk dikembangkan”.
Muhammad Arif Munandar, S.Pd
(Founder Rumah baca Panrita (RBP)Takalar

“Saya mengenal penulis buku ini sebagai sosok


yang punya ide-ide brilian. Buku ini membahas
bagaimana memanfaatkan IT dan TIK dalam
pembelajaran. Banyaknya siswa memiliki HP
Android dimanfaatkan sebagai media pem-
belajaran. Buku ini membahas penerapan
media SIRI’TA – JI sebagai media pembela-
jaran.”
Syahrul Djafar, S.Pd
(Sekretaris Jenderal PP. KERTAS PENA).

iii
“Sebagai guru saya membaca dan
mengamati isi buku ini, saya menemu-
kan beberapa ide-ide dan pengalaman
menarik dalam memanfaatkan palikasi
android sebagai media pembelajaran
efektif. Memanfaatkan keberadaan TIK
dan Smartphone siswa sebagai alat /
media untuk belajar sangatlah inovatif.
Kita tidak berpikir bahwa HP meng-
hambat proses pembelajaran siswa.’

Satriana, S.Pd
(Owner TBM KERTAS PENA Campagaya)

“Bagi saya buku ini sangat ciamik untuk


dibaca. Ide dan gagasannya dalam
memanfaatkan HP Android sebagai
media pembelajaran sangatlah kreatif.
Selain itu buku ini memberikan kita
informasi bagiaman membuat media
pembelajaran berbasis android. Salut
atas terbitnya buku ini. Saya mengenal
sosok penulis buku sebagai penggiat
literasi dan penulis hebat.”

Haeruddin, S.Si., M.Si


(Sekretaris Umum Forum Lingkar Pena (FLP) Cab. Takalar)

iv
PRAKATA

Alhamdulilahi Rabbil ‘Alamin penulis ucapkan atas


segala limpahan rahmat dan kemudahan dari Allah SWT,
sehingga penulis dapat menulis dan menyelesaikan buku ini.
Tak lupa shalawat dan salam tercurah kepada Nabiullah
Muhammad SAW yang merupakan suri teladan bagi kita
semua.
Buku ini merupakan hasil penelitian inovasi
pembelajaran yang diikutkan dalam “Lomba Inovasi
Pembelajaran kategori Madya Tahun 2018” yang
dilaksanakan oleh Subdit Kesahrlindung Dikmen Kemdikbud.
Fokus tulisan ini pada kajian dalam pembuatan media
pembelajaran “Sistem Rem Sepeda Motor Berbasis Android”
di sekolah. Penulis menceritakan dan menjelaskan tahapan-
tahapan dari pelaksanaan pembuatan dan pengimplementasian
produk media pembelajaran ini.
Buku ini menggunakan kata dan bahasa yang mudah
dipahami dan dijadikan buku referensi bagi para siswa,
pendidik dan pemerhati pendidikan otomotif. Penulis sangat
menyadari bahwa buku ini masih sangat jauh dari

v
kesempurnaan baik dari tulisan, bahasa maupun isi nya.
Olehnya itu, penulis sangat berharap bagi seluruh pembaca
untuk memberikan saran dan masukan yang sifatnya
konstruktif demi kesempurnaan buku ini. Penulis berharap
buku ini menjadi inspirasi dalam menggalakkan gerakan
literasi di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang
telah memberikan saran dan masukan atas selesai dan
terbitnya buku ini.
Melalui buku ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada kedua orang tua yang selama ini selalu
mendoakan penulis untuk dapat menulis buku ini. Ucapan
terima kasih juga kepada istri dan anak tercinta yang selalu
menemamiku dalam menulis buku ini. Selian itu ucapan terima
kasih pengurus KERTAS PENA yang selalu mensupport
setiap kegiatan literasi.

Penulis

TTD

Abdul Jalil, S.Pd

vi
DAFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................... i
TESTIMONI ............................................................... iii
PRAKATA ................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................ vii

BAB I
KONSEP DASAR DAN TEORI MEDIA
PEMBELAJARAN ...................................................... 1
A. Konsep dan Pengembangan Media Pembelajaran 2
B. Pengenalan Media Pembelajaran .............................. 8
C. Pengertian Media Pembelajaran ............................... 12
D. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran .................. 17
E. Klasifikasi Media Pembelajaran ................................. 21
F. Manfaat dan Karakteristik Media ............................. 23
G. Keterampilan dan Kemampuan Mengajar Yang
Dimiliki Guru Menggunakan Media
Pembelajaran ................................................................. 30

BAB II
PEMBELAJARAN SISTEM REM SEPEDA
MOTOR ....................................................................... 39
A. Pembelajaran Sistem Rem Sepeda Motor ............... 40
B. Jenis-Jenis Rem .............................................................. 42
C. Tahapan dan Langkah Kerja Perawatan
Rem Tromol ................................................................. 54
D. Tahapan dan Langkah Kerja Perawatan
Rem Cakram ................................................................. 61

vii
BAB III
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ANDROID ATAU DIGITAL.............. 75
A. Pembelajaran Digital (Digital Learning) pada
Kegiatan Praktik Siswa ................................................ 76
B. Tahapan Pembuatan Media SIRI’TA – JI
Berbasis Aplikasi Android ........................................... 83

BAB IV
PEMBELAJARAN BERBASIS KAREKTER
INTEGRITAS ............................................................. 91
A. Pembentukan Karakter Integritas Siswa ................ 92
B. Tujuan Pendidikan Karakter Integritas .................. 97

BAB V
HASIL PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN SIRI’TA - JI SISTEM
REM SEPEDA MOTOR ........................................... 101
A. Tingkat Kemampuan Praktik Siswa
Sebelum Penggunaan Media Praktik
Sistem Rem Digital Learning (SIRI’TA-JI). ............ 102
B. Desain Dan Langkah-Langkah Pembuatan
Media Pembelajaran Praktik Sistem
Rem Digital Learning (SIRI’TA-JI). ........................ 104
C. Media Pembelajaran Praktik Sistem
Rem Digital Learning (SIRI’TA-JI) Memiliki
Tingkat Validitas dan Efektif ...................................... 114
D. Tingkat Kemampuan Praktik Siswa
Setelah Menggunakan Media Pembelajaran
Praktik Sistem Rem Digital Learning
(SIRI’TA-JI) ................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA ................................................. 129


BIODATA PENULIS ................................................. 133

viii
DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 1. Suasana Belajar Menggunakan Media


Berbasis IT (Digital/Android)……………………... 4
2 Gambar 2. Siswa menafaatkan HP Android Sebagai
Media Pembelajaran Di Kelas……………………… 7
3 Gambar 3. Pembelajaran Praktik Dengan Model
Demonstrasi………………………………………… 10
4 Gambar. 4 Kerucut Pengalaman Belajar Edge Dale. 20
5 Gambar 5. Konstruksi Rem Tromol (Drum Brake).. 43
6 Gambar 6. Rem Tromol (Drum Brake) dan
Kelengkapannya…………………………………….. 44
7 Gambar 7. Konstruksi Sistem Rem Cakram (Disc
Brake)………………………………………………... 45
8 Gambar 8. Prinsip Kerja Sistem Rem Tromol dan
Rem Cakram………………………………………… 45
9 Gambar 9. Ilustrasi Pengereman Saat Berkendara
Di Jalan Raya (Sumber Foto: AHM)……………...... 46
10 Gambar 10. Ilustrasi Pengeraman Menggunakan
Rem Depan dan Rem Belakang (Sumber Foto: 48
AHM)………………………………………………..
11 Gambar 11. Salah Satu Kendaraan Yang
Menggunakan Rem CBS…………………………… 49
12 Gambar 12. Panel Ilustrasi proses Pengeraman
Rem CBS (Sumber Foto: AHM)…………………… 50
13 Gambar 13. Cara Kerja Pengeraman Rem CBS
(Sumber Foto: AHM)………………………………. 51
14 Gambar 14. Proses Langkah Kerja Pengeraman
Rem CBS (Sumber Foto: AHM)…………………… 52
15 Gambar 15. Proses Pengeraman Rem CBS
(Sumber Foto: AHM)………………………………. 53
16 Gambar 16. Proses Pelepasan Sepatu Rem Tromol
(Sumber Foto: AHM)………………………………. 55
17 Gambar 17. Proses Pelepasan Bubungan Rem
Tromol (Sumber Foto: AHM)……………………... 55
18 Gambar 18. Proses Pengukuran Diameter Tromol
Rem (Sumber Foto: AHM)………………………… 56

ix
19 Gambar 19. Proses Pengukuran Kanvas Rem
Tromol (Sumber Foto: AHM)……………………… 56
20 Gambar 20. Proses Pemeriksaan Wear Indicator
Plate dan Brake Arm (Sumber Foto: AHM)………… 57
21 Gambar 21. Proses Penyetelan Pedal Rem Depan
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 57
22 Gambar 22. Proses Penyetelan Pedal Rem Belakang
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 58
23 Gambar 23. Proses Pemasangan Bubungan Rem
Tromol(Sumber Foto: AHM)………………………. 58
24 Gambar 24. Proses Pemasanga Plat Bubungan
Rem(Sumber Foto: AHM)………………………….. 59
25 Gambar 25. Proses Pemasangan Baut Jepit Lengan
Rem (Sumber Foto: AHM)…………………………. 59
26 Gambar 26. Proses Pemasangan Sepatu Rem
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 60
27 Gambar 27. Konstruksi Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 61
28 Gambar 28. Komponen-Komponen Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 63
29 Gambar 29. Posisi Komponen-Komponen Rem
Cakram (Sumber Foto: AHM)……………………… 64
30 Gambar 30. Pelepasan Caliver Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 65
31 Gambar 31. Proses men55ekan Piston Caliver
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 65
32 Gambar 32. Pelepasan Kanvas Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 66
33 Gambar 33. Penentuan Posisi Pemasangan Kanvas
Rem (Sumber Foto: AHM)…………………………. 66
34 Gambar 34. Pelepasan Kanvas Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 67
35 Gambar 35. Pelepasan Piston Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 68
36 Gambar 36. Pembersihan Alur Seal Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)……………………………….. 68
37 Gambar 37. Pemeriksaan Keausan Piringan Rem
Cakram (Sumber Foto: AHM)……………………… 69
38 Gambar 38. Pemeriksaan Keolengan Piringan Rem

x
Cakram (Sumber Foto: AHM)……………………… 70
39 Gambar 39. Pemberian Pelumas Pada Piston
Caliver (Sumber Foto: AHM)………………………. 71
40 Gambar 40. Pemasangan Pegas Kanvas Rem
Cakram (Sumber Foto: AHM)……………………… 71
41 Gambar 41. Pemasangan Kanvas Pada Caliver Rem
Cakram(Sumber Foto: AHM)………………………. 72
42 Gambar 42. Pemasangan Caliver Pada Garpu
Depan Motor (Sumber Foto: AHM)………………... 72
43 Gambar 43. Menghubungkan Selang Rem Ke
Caliver (Sumber Foto: AHM)………………………. 73
44 Gambar 44. Memanfaatkan Smarphone Dalam
Pembelajaran Di Kelas……………………………… 79
45 Gambar 45. Siswa Memanfaatkan Smarphone Dalam
Menjawab Soal dan Mencari Referensi Materi…….. 81
46 Gambar 46. Suasana Belajar Siswa Tanpa
.Perangkat TIK …………………………………….. 83
47 Gambar 47. Tampilan Awal
Web.http://www.appsgeyser.com……………….... 84
48 Gambar 48. Tampilan Pendaftaran Menggunakan
Akun Email…………………………………………. 84
49 Gambar 49. Tampilan Akun Email Terdaftar…….. 85
50 Gambar 50. Login Menggunakan Akun Email dan
Konfrimasi………………………………………….. 85
51 Gambar 51. Tampilan Menu Awal Appsgeyser…… 86
52 Gambar 52. Tampilan Main Menu Appsgeyser…… 86
53 Gambar 53. Tampilan Menu Create APP Tipe New 87
54 Gambar 54. Tampilan Menu Create APP Tipe Web 87
55 Gambar 55. Tampilan Menu Create APP Tipe
Media………………………………………………. 88
56 Gambar 56. Tampilan Menu Create APP Tipe
Content……………………………………………. 88
57 Gambar 57. Tampilan Menu Create APP Tipe
Tools………………………………………………. 89
58 Gambar 58. Tampilan Menu Create APP Tipe All 89
59 Gambar 59. Menanamkan Sikap Karakter Integritas 93
Lewat Kegiatan Praktik Di Laboratorium/Bengkel
60 Gambar 60. Membentuk Sikap Karakter Integritas
Siswa Lewat Permainan Edukasi…………............. 94

xi
61 Gambar 61. Membentuk Sikap Karakter Integritas
Siswa Lewat Disiplin Berlalu Lintas………………... 96
62 Gambar 62. Membentuk Sikap Karakter Integritas
Siswa Lewat Kompetisi Olahraga (PORSENI)…….. 99
63 Gambar 63. Proses Pembelajaran Konvesional
Tanpa Bantuan TIK………………………………… 103
64 Gambar 64. Konsep dan Desain Media
Pembelajaran SIRI’TAJI…………………………… 106
65 Gambar 65. Tampilan Awal Web.
http://www.appsgeyser.com......................................... 107
66 Gambar 66. Tampilan Intro dan Main Menu Media
Pembelajaran SIRI’TAJI…………………………… 108
67 Gambar 67. Tampilan Modul Pembelajaran Di
Aplikasi SIRI’TAJI…………………………………. 109
68 Gambar 68. Tampilan Jobsheet Praktik Pada
Aplikasi SIRI’TAJI…………………………………. 109
69 Gambar 69. Tampilan Video Pembelajaran dan
Author Aplikasi SIRI’TAJI………………………… 110
70 Gambar 70. Tampilan Menu Quiz Pada Media
Pembelajaran SIRI’TAJI…………………………… 111
71 Gambar 71. Uji Coba Kelompok Kecil........................ 113
72 Gambar 72. Uji Lapangan Media Pembelajaran
SIRI’TAJI Di Kelas…………………………………. 114
73 Gambar 73. Uji Lapangan Produk SIRI’TAJI
Berbasis Aplikasi Android…………………………... 122
74 Gambar 74. Siswa Praktik Setelah Menggunakan
Produk SIRI’TAJI………………………………….. 123
75 Gambar 75. Tahapan Praktik Pada Kategori
Persiapan Kerja……………………………………... 123
76 Gambar 76. Uji Lapangan Produk Aplikasi
SIRI’TAJI Praktik Sistem Rem……………………. 124
77 Gambar 77. Siswa Melakukan Pengukuran
Diamater Tromol Rem……………………………... 125
78 Gambar 78. Siswa Melakukan Perawatan
Sistem Rem Cakram………………………………… 127
79 Gambar 79. Siswa Melakukan Perbaikan Sistem
Rem Cakram………………………………………… 128

xii
DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman


1. Tabel 1. Jadwal Perawatan Berkala 60
2. Tabel 2. Jadwal Perawatan Berkala 74
3. Tabel 3. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI 116
Aspek Relevansi Materi
4. Tabel 4. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI 117
Aspek Pengorganisasian Materi
5. Tabel 5. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI 117
Aspek Evaluasi/Latihan Soal
6. Tabel 6. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI 118
Aspek Bahasa
7. Tabel 7. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI 118
Aspek Strategi Pembelajaran
8. Tabel 8. Hasil Validasi Instrumen Produk 119
SIRI’TAJI
9. Tabel 9. Rangkuman Hasil Pengamatan 121
Aktivitas Siswa Praktik
10. Tabel 10. Hasil Analisis Uji Lapangan 124
Kategori Persiapan Kerja
11. Tabel 11. Hasil Analisis Uji Lapangan 126
Kategori Proses Kerja
12. Tabel 12. Hasil Analisis Uji Lapangan Hasil 127
Kerja
13. Tabel 13. Hasil Analisis Uji Lapangan 128
Kategori

xiii
BAB I
KONSEP DASAR DAN TEORI
MEDIA PEMBELAJARAN

Inovasi Pembelajaran
Guru Mulia Karena Karya

1
BAB I
KONSEP DASAR DAN TEORI
MEDIA PEMBELAJARAN

A. Konsep dan Pengembangan Media Pembelajaran


Pendidikan kejuruan mengutamakan penyiapan
peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Mengem-
bangkan sikap profesional sebagai tenaga kerja tingkat
menengah pada dunia usaha dan industri. Kurikulum
SMK dijelaskan pula bahwa tujuan utama pendidikan
menengah kejuruan adalah menyiapkan peserta didik
agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha
dan dunia industri sebagai tenaga kerja, sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
Mata pelajaran produktif merupakan mata
pelajaran kejuruan yang fokus membahas standar
kompetensi dan kompetensi-kompetensi dasar yang
berkaitan dengan program keahlian atau kompetensi
keahlian.
Komunikasi dalam pendidikan merupakan suatu
transaksi pengertian dan pemahaman antara dua
individu atau lebih yaitu antara guru dan peserta didik

2
dalam kelas. Jadi proses komunikasi nanti terjadi bila
ada sumber yang menyampaikan pesan dan ada
penerima pesan.
Pada umumnya dalam proses komunikasi
dibutuhkan media yang merupakan wadah yang dapat
menyalurkan pesan oleh sumber atau pemberi pesan
ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima
pesan tersebut. Penggunaan media dalam suatu proses
belajar mengajar bertujuan agar proses belajar mengajar
bisa berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna
sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Media-
media pembelajaran yang ada di sekolah antara lain;
projector/LCD, laptop, media animasi, media gambar,
media simulasi atau benda praktik, dan buku-buku
pelajaran.
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar
siswa adalah penggunaan media pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran
yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan alat motivasi
ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Media pembelajaran juga berfungsi sebagai
perang-sang dari luar yang dapat membangkitkan
keaktifan belajar siswa. Media pembelajaran merupakan
alat percepatan belajar bagi siswa untuk mempercepat
perolehan hasil belajarnya. Media pembelajaran akan

3
menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi
manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat
manusiawi, yaitu mudah, menyenangkan, dan member-
dayakan siswa.

Gambar 1. Suasana Belajar Menggunakan Media


Berbasis IT (Digital/Android)

Dengan demikian, siswa tidak hanya menerima


apa yang disampaikan oleh guru tetapi siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
sangat dominan, selain itu metode ini juga menekankan
kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai
tujuan bersama.
Mengajar siswa dengan menggunakan media
pembelajaran praktik dan tidak menggunakan mdia

4
pembelajaran praktik pasti berbeda, dalam memaham-
inya pada pelajaran yang diberikan di sekolah. Karena
menggunakan media pembelajara praktik merupakan
salah satu alat bantu yang sangat membantu dalam
kelancaran jalannya proses pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat bantu belajar
yang berfungsi untuk mempermudah proses belajar
mengajar secara efektif bagi siswa. Media pembelajaran
ini dapat diketahui, dimengerti bahkan pada suatu saat
dapat diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya
fasilitas yang mencukupi, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dalam menanggapi pembelajaran di kelas ada
sebagian siswa yang dapat mengikuti pelajaran dengan
baik. Penuh semangat tetapi ada pula siswa yang
tampak malas dan kurang bersemangat. Bahkan ada
siswa sama sekali tidak suka pada mata pelajaran
tertentu. Pemanfaatan dan pengembangan media
pembelajaran menjadi salah satu alat untuk memotivasi
belajar siswa.
Media pembelajaran yang biasa digunakan
adalah media grafis, media benda asli, media video, dan
media proyeksi. Namun dalam penggunaannya, kadang-
kadang media pembelajaran tidak berjalan maksimal.
Media pembelajaran praktik sebenarnya sudah banyak

5
dikembangkan, baik yang berupa media bergambar utuh
ataupun dalam bentuk animasi.
Namun, disisi lain siswa membutuhkan media
pembelajaran yang memudahkan untuk dipahami da
dipelajari khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Oleh
sebab itu, media pembelajaran dikembangkan harus
mampu memberikan kemudahan bagi siswa dalam
melakukan aktivitas belajar.
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa berhasil
tidaknya suatu kegiatan belajar mengajar khususnya
dalam penggunaan media pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dilakukan guru SMK saat ini
menunjukkan sebagai besar masih dilaksanakan secara
konvensional. Akibatnya, proses pembelajaran yang
konvensional tersebut, maka guru tidak memiliki banyak
gagasan inovatif yang dapat diangkat menjadi tema
dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran dan
membuat media pembelajaran praktik.
Tantangan bagi para guru untuk menciptakan
pembelajaran yang menggairahkan dan menyenangkan
bagi siswa. Untuk itu diperlukan guru yang professional,
kreatif, dan menyenangkan sehingga mampu mencip-
takan iklim pembelajaran yang kondusif, suasana belajar
yang menantang, dan mampu membelajarkan dengan
menyenangkan.

6
Gambar 2. Siswa menafaatkan HP Android Sebagai
Media Pembelajaran Di Kelas

Kebanyakan guru mengajar halaman per


halaman sesuai dengan apa yang dibuku paket,
sehingga diperlukan sebuah wacana bagi para guru
dalam menentukan dan membuat suatu media
pembelajaran. Siswa sebagai penerima dalam pemberi-
an mata pelajaran senantiasa mengharapkan pening-
katan kualitas materi, teknik dan prosedur pembalajaran
sehingga dapat meningkatkan pencapaian tujuan pem-
belajaran yang telah direncanakan. Selain itu, siswa juga
mengharapkan alternatif dan inovasi baru yang dapat
menunjang proses dan hasil pembelajaran yang diteri-
manya.

7
B. Pengenalan Media Pembelajaran
Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk
selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan tekno-
logi terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan, teru-
tama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi bagi dunia pendidikan, khususnya dalam
proses pembelajaran. Undang-Undang Republik Indo-
nesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 10 ayat 1 dan 2 mengamanatkan bahwa:
“Setiap guru mampu merencanakan
pembelajaran, memanfaatkan teknologi
pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar dan
menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi baik pada domain kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi professional”. (Undang–
Undang Guru dan Dosen, 2009).

Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi


informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran
secara baik, terutama di era revolusi industri 4.0.
pembelajaran abad 21 menitikberatkan pada integrasi
IPTEK dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Mengenal-
kan pemanfaatan IT (Informasi dan Teknologi) sebagai
salah satu sumber belajar. Hal ini berarti bahwa proses
pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagai-
mana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan
secara profesional.

8
Perkembangan teknologi pada proses pendidik-
an di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan.
Penyempurnaan ini sebagai upaya menghasilkan pendi-
dikan yang berkualitas. Salah satu cara meningkatkan
kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan
kemandirian siswa untuk belajar.
Kemandirian belajar siswa tercermin pada
aktivitas memanfaatkan segala sumber belajar. Meman-
tapkan dirinya mengumpulkan berbagai rujukan dan
referensi untuk diolah menjadi bahan belajar. Hal itu
didasari oleh naluri dan kreativitas belajar siswa dalam
mencapai tujuan belajar yang ingin direalisasikan.
Memiliki sifat dan karakter mandiri akan selalu
berusaha untuk mengejar prestasi. Tekun dan ulet dalam
merencanakan aktivitas belajarnya serta mewujudkan
harapan sebagaimana sikap yang progresif dari
berbagai rujukan sumber belajar, hal ini agar siswa tidak
menggantungkan sepenuhnya sumber belajar kepada
guru.
Siswa yang memiliki cara belajar secara mandiri
cenderung aktif dan kreatif mencari sendiri informasi-
informasi terkait pelajaranya. Guru sisa mengarahkan dan
membimbing hasil temuan informasi dari berbagai sumber-
sumber tersebut agar tak menjadi komsumsi yang tak
sesuai.

9
Gambar 3. Pembelajaran Praktik Dengan Model Demonstrasi

Waktu belajar di sekolah sangat terbatas.


Sementara waktu belajar di luar sekolah (lingkungan)
porsinya lebih banyak. Waktu belajar lewat pertemuan
di kelas bersama guru terhambat oleh ketersediaan
waktu. Menumbuhkan minat belajar bersifat mandiri
perlu ditingkatkan agar lebih maksimal. Termasuk
menyiapkan media pembelajaran yang dimanfaatkan siswa
belajar mandiri.
Belajar mandiri (khususnya di rumah) dilakukan
dengan efektif, maka tujuan pembelajaran akan tercapai
secara maksimal. Akan tetapi, kebanyakan siswa
mengeluh belajar mandiri. Sulitnya belajar secara
mandiri terbilang hal wajar dikarenakan kesibukan orang
tua dalam mendampingi dan mengecek aktivitas belajar
anaknya di rumah. Artinya keterlibatan semua unsur
juga tetap jadi tolok ukur agar proses pembelajaran tetap
berjalan efektif dan efisien. Orang tua juga harus terlibat

10
dalam mengontrol dan mengawasi cara dan waktu
belajar anaknya di rumah dan lingkungannya. Termasuk
dalam membentengi anaknya dari serangan akses
informasi dan teknologi. Media informasi sebagai rujukan
sumber belajar tetap harus dikontrol penggunaannya
demi keamanan akan ilmu pengetahuan bari siswa.
Perkembangan media dan teknologi memiliki
dampak dalam memberikan informasi sumber belajar
bagi siswa. Guru memang bukan satu-satunya sumber
belajar. Namun perlu diketahui bahwa peranan dan
fungsinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas sangat
penting. Di zaman Socrates, transfer ilmu pengetahuan
yang dilakukannya kepada muridnya lewat penemuan
dan daya pikirnya. Pengajaran model ini bertahan lama
di ingatan para murid Socrates saat itu. Pengenalan ilmu
pengetahuan atas dasar bukti-bukti konkret akan
memudahkan pencapaian tujuan belajar, salah satunya
menggunakan media dalam aktivitas pembelajaran di
kelas dan di lingkungan sekolah.
Media sebagai salah satu alat pembelajaran
dipakai dan dikembangkan oleh guru dalam upaya
memudahkan perlakuan pembelajaran. Memberikan
objek atau benda asli dalam proses pembelajaran akan
memudahkan daya pikir dan ingatan siswa atas materi
yang diberikan. Atau sesekali siswa diajak langsung

11
berhadapan ke media, objek atau benda yang berkaitan
dengan materi ajar. Proses ini tetap membutuhkan guru
sebagai sarana dan sumber belajar dalam penjelas-
annya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan
siswa dengan lingkungannya.
Buku ini juga membahas bagaimana media
pembelajaran terintegrasi dalam membentuk karakter
siswa. Karakter yang ingin diimplementasikan dalam
penggunaan media ini ialah karakter integritas (jujur).
Menggunakan media SIRI’TA-Ji menjadi salah satu alat
ukur untuk mengetahui karakter-karakter siswa. Karekter
tersebut terlihat atas aktivitas siswa dalam mengikuti
setiap tahapan pembelajaran di kelas dan di lingkungan-
nya.

C. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari kata Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media berasal
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti
“perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source)
dengan penerima pesan (a receiver).

12
Contoh media ini seperti film, televisi, diagram,
bahan tercetak (printed materials), komputer, dan
instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan
sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-
pesan (massages) dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini terlihat adanya hubungan
antara media dengan pesan dan metode (Rusman dkk,
2011). Arsyad, (2011) mengemukakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan
keterampilan atau sikap.
Media pembelajaran dapat dijadikan salah satau
alat untuk menilai dan mengukur karakter atau sikap
siswa. Sikap dan karekter itu tercermin dari kemampuan
siswa dalam memnggunakan media tersebut. Bahkan
dibeberapa media yang digunakan mampu memetakan
setiap karakter siswa.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang
media, contohnya Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology/AECT) membatasi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Sementara
itu Arief Sadiman, (2010) berpendapat bahwa media

13
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar.
Pembelajaran efektif terjadi interaksi yang inte-
raktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
dan siswa dengan lingkungan belajarnya. Media dipakai
dalam memberikan rangsangan kognitif dan psikomo-
torik serta sikap siswa dalam belajar. Rangsangan ini
terjadi akibat adanya interaksi antara keingintahuan
siswa atas media yang dipakai guru dalam proses
pembelajaran.
Hal senada diungkapkan oleh Sudarwan, (2008)
bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau
pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa
atau peserta didik. Arif Sadiman (2010), menjelaskan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Sedangkan menurut Miarso (dalam Susilana
Rudi, 2008), media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa untuk belajar. Media Pembelajaran adalah alat

14
bantu yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih
nyata/konkret (Sanjaya, 2008).
Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberi-
kan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta
meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa dalam
balajar. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
apabila menggunakan media yang tepat sehingga siswa
termotivasi untuk mencintai ilmu pengetahuan yang
sedang dipelajarinya. Seorang guru dapat efektif dan
efisien dalam menyajikan materi pelajaran apabila dapat
memanfaatkan media secara baik dan tepat.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran akan
berdampak efisiensi waktu sehingga guru memiliki cukup
waktu untuk memberi perhatian dalam membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, dan
memotivasi belajar (Sujoko).
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Secara umum manfaat media
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan mahasiswa sehingga kegiatan pembelajar-
an lebih efektif dan efesien (Numiek).

15
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat
dilihat, didengar dan dibaca. Sehingga media pembela-
jaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perhatian dan minat siswa dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan,
alat, metode maupun teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses
interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik
dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa informasi
yang harus disampaikan melalui media dalam bentuk isi
maupun materi pembelajaran tersebut harus dapat
diterima oleh peserta didik.
Kesimpulan penulis tentang media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi.

16
D. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran
Dalam beberapa kajian dan pendapat serta
referensi buku tentang fungsi dan perna media dalam
pembelajaran, maka penulis mencoba meramu dan
merangkum pendapat-pendapat tersebut sebagai rujuk-
an dan penghantar dalam memhami penggunaan dan
pengembangan media pembelajaran dalam penerapan-
nya di kelas.
Salah satu yang menjadi rujukan ilah pendapat
Kustandi (2011) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu
1) Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca)
teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-
temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

17
iformasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat
dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima seta
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.
Adapun peranan media dalam pembelajaran
menurut Yusuf (2007) adalah:
1) Memberikan rangsangan yang bervariasi kepada
otak, sehingga dapat berfungsi secara optimal
2) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para mahasiswa atau peserta didik
3) Media dapat melampaui batas ruang kelas, karena
banyak hal yang tak mungkin untuk dialami secara
langsung di dalam kelas oleh siswa
4) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara
siswa dan lingkungannya
5) Memiliki keseragaman pengamatan
6) Membangkitkan keinginan dan minat baru

18
7) Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk
belajar
8) Memberikan pengalaman yang integral/meyeluruh
dari sesuatu yang konkret maupun abstrak
9) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta
kecepatan yang ditentukan sendiri
10) Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru (new
literacy)
11) Meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan
meningkatkannya kesadaran akan dunia sekitar
12) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru
maupun siswa.
Berdasarkan uraian dan pendapat beberapa ahli
di atas, maka dapat disimpulkan beberapa peranan atau
manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut.
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar
serta meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan

19
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-
peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkin-
kan terjadinya interaksi langsung dengan guru dan
masyarakat serta lingkungannya.

Verbal

Lambang Visual

Gambar Mati & Rekaman


Video

Gambar Mati & Pameran

Televisi

Karyawisata

Dramatisasi

Banda Tiraun

Pengalaman Langsung / Demonstrasi

Gambar. 4 Kerucut Pengalaman Belajar Edge Dale

20
Gambar di atas memberikan makna bahwa
pembelajaran yang hanya menggunakan kata-kata
memiliki transfer knowledge sangat rendah. Oleh sebab
itu, pembelajaran secara langsung dengan memanfaat-
kan media yang ada di sekitar lingkungan belajar
memudahkan bagi siswa dalam mendapatkan pengela-
man belajar lebih konkret.

E. Klasifikasi Media Pembelajaran


Media dijadikan alat bantu bagi guru dalam
mengefektifkan pembelajaran di kelas. Guru yang hanya
mengandalkan suara dalam mengajar di kelas, terka-
dang kewalahan bahkan cenderung membuat siswa
jenuh. Guru juga kewalahan menjelaskan bahkan
terkadang susar habis (serak) dan tenggorakan kering.
Akibatnya banyak guru memilih jalan tak mau peduli
persoalan transfer materi sampai atau tidak.
Media pembelajaran pada dasarnya memiliki
kalsifikasi didasarkan atas penggunaannya. Penggu-
naan ini lebih pada faktor efektivitas dan efisiensi. Media
digunakan sesuai dengan materi dan kelas yang
digunakan. Oleh sebab itu, media menjadi bagian dalam
upaya peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran di
kelas.

21
Penggolongan media, yaitu: (a) media besar,
dimana media ini memerlukan biaya investasi besar dan
perlu digunakan secara meluas untuk mencapai skala
ekonomis; (b) media kecil, yaitu media yang sederhana
dan dapat dipakai secara lebih sederhana (Sanjaya:
2008).
Sulaiman (Sudatha & Tegeh, 2015) mengkkasifi-
kasikan media pembelajaran berdasarkan persepsi
indera diantaranya: (1) media audio yakni media yang
menghasilkan bunyi atau suara contohnya radio,
audio cassette tape recorder; ( 2) media visual yakni
media yang menghasilkan bentuk atau rupa yang
dikenal sebagai media peraga contohnya gambar alat
transfortasi, insektarium, tiruan rangka manusia; (3)
media audio visual yakni media yang dapat
menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media
contohnya video, film bersuara dan televisi
Bentuk media pembelajaran dapat dibagi menjadi
tiga kategori utama yaitu: (a) media yang mampu
menyajikan informasi (media penyaji); (b) media yang
mengandung informasi (media objek); (c) media yang
memungkinkan untuk berinteraksi (media interaktif).
Yang termasuk pada media penyaji diantaranya: grafis,
bahan cetak dan gambar diam (kelompok satu), media
proyeksi (slides), film rangkai dan transparansi

22
(kelompok dua), Media Audio (kelompok tiga), audio
ditambah media visual diam (kelompok empat), gambar
hidup (film) termasuk pada kelompok lima, kelompok
enam televisi, dan kelompok tujuh yaitu multimedia.
Pada media objek adalah benda tiga dimensi
yang mengandung informasi, tidak dalam bentuk
penyajian tetapi melalui ciri fisiknya seperti ukuran,
berat, bentuk, susunan, warna, fungsi. Adapun yang
termasuk pada media interaktif yaitu yang mempunyai
karakteristik terpenting ialah bahwa siswa tidak hanya
memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa
untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran.

F. Manfaat dan Karakteristik Media


Media pengajaran dapat mempertinggi proses
belajar peserta didik dalam pengajaran yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapainya. Ada beberapa alasan yang
dikemukakan oleh Sujana, Nana dan Rivai (2005)
tentang mengapa media pengajaran dapat mempertinggi
proses belajar peserta didik. Alasan pertama berkenaan
dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar
peserta didik antara lain:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

23
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh para peserta
didik dan memungkinkan peserta didik menguasai
tujuan pengajaran lebih baik. Metode mengajar akan
lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran. Peserta didik lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.
2) Alasan kedua mengapa penggunaan media
pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil
pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir
peserta didik. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berpikir kongkret menuju
berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana
menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir
tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal
yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan.

24
Secara umum, media pembelajaran mempunyai
manfaat sebagai berikut.
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan
belaka)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indera, seperti:
a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan
realia, gambar, film bingkai, film atau model.
b) Objek yang kecil bisa dibantu dengan proyektor,
film atau gambar
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat
dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed
photographi.
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu
bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video,
foto maupun secara verbal.
e) Obyek yang terlalu kompleks, dapat disajikan
dengan model, dan diagram
f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa
bumi, dan iklim) dapat divisualkan dalam bentuk
film, gambar, video, dan lain-lain.
3) Mengatasi sikap pasif siswa. Media pembelajaran
bisa berperan:
a) Menimbulkan kegairahan belajar siswa

25
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan
c) Memungkinkan siswa belajar sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
Beberapa hasil penelitian juga menyimpulkan
bahwa Nana (dalam Arsyad Azhar, 2011) penggunaan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran
menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan
dengan kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan
media pembelajaran. Hasil penelitian tersebut menya-
rankan pentingnya penggunaan media pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan
media pengajaran dalam proses belajar-mengajar
sampai kepada kesimpulan, bahwa proses dan hasil
belajar para peserta didik menunjukkan perbedaan yang
berarti antrara pengajaran tanpa media dengan
pengajaran menggunakan media.
Pendapat Syah, Muhibbin (2009) menjelaskan
bahwa “pengajaran yang menggunakan media itu akan
memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengajaran yang tidak menggunakan media”.
Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam
proses pengajaran sangat dianjurkan untuk memper-
tinggi kualitas pengajaran.

26
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang
lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di SMK
yaitu:
1) Media Grafis
Media grafis atau gambar diam adalah berupa
foto atau sejenisnya yang menampakkan orang,
tempat, dan benda. Jenis gambar diam yang banyak
dan umum digunakan dalam pembelajaran adalah
foto, gambar pajangan dan ilustrasi dari buku-buku.
Maksud menggunakan media ini adalah untuk
mengatasi kesulitan mendapatkan/menampilkan
benda aslinya di dalam kelas. Kemampuan untuk
menangkap atau membaca gambar dalam buku
termasuk juga dalam tujuan pembelajaran sebagai
rangsangan (motivasi) terhadap para peserta didik
untuk belajar.
2) Media Model (benda asli)
Media model atau benda asli merupakan
media yang paling tepat guna dibanding dengan
tiruannya. Mengenai model justru lebih baik dari
pada gambar, sebab model memiliki tiga dimensi,
sedangkan gambar hanya satu atau dua dimensi
saja. Selain itu model kadang-kadang lebih besar,
lebih kecil atau malah sama dengan ukuran benda
aslinya. Model dapat dilengkapi selengkap mungkin

27
ataupun disederhanakan sesederhana mungkin,
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.
Penggunaan media ini dapat merangsang motivasi
peserta didik karena pada model tertentu, model
dapat dibuka bagian luarnya sehingga peserta didik
dapat melihat bagian dalamnya dengan jelas
contohnya model kerangka atau potongan tubuh
manusia, belahan mesin atau motor, engine stand,
clutch stand dan lain-lain.
3) Media video
Media video atau film adalah gambar hidup
atau gambar yang bergerak-gerak, sehingga alat
indera dalam hal ini mata dapat menangkap
bayangan atau gambar yang menghanyutkan kita
dalam suatu pemikiran bahwa gambar-gambar film
itu bergerak. Film sangat berguna untuk
mengajarkan keterampilan, karena memungkinkan
adanya pengulangan film itu sehingga suatu
keterampilan bisa dipelajari secara berulang-ulang,
kemudian film juga memiliki kemampuan
mengadakan close-up, timelapse dan lain-lain
karakteristik yang sangat menarik perhatian peserta
didik untuk mengamati secara teliti terhadap suatu
bagian tertentu dari materi pembelajaran. Contohnya

28
televisi, kaset (pita) video, video dan peralatannya
dan lain-lain.
4) Media Proyeksi
Media proyeksi adalah semua bentuk media
yang dapat memproyeksikan gambar diam ke depan
suatu layar seperti OHP (over head proyector), film
bingkai (slide) dan lain-lain. Proyeksi yang demikian
biasanya dicapai dengan menyalurkan cahaya
menembus suatu gambar yang tembus cahaya
(seperti transparansi) dengan jalan memperbesar
gambaran melalui suatu lapisan lensa kemudian
memantulkan bayangan tersebut ke depan suatu
permukaan atau layar. Dengan cara demikian, apa
saja yang ditulis atau digambar pada transparansi
akan tampak/terbaca pada layar yang terpasang di
depan kelas. Bahan pelajaran yang akan diproyek-
sikan dapat dimanipulasi oleh guru, artinya pada
bagian-bagian tertentu guru dapat menulis/
menggambar lagi sebagai tambahan/kelengkapan
penjelasan. Selain itu untuk menambah perhatian
peserta didik guru juga dapat menggunakan warna
yang sesuai di atas transparansi.

29
G. Keterampilan dan Kemampuan Mengajar yang
Dimiliki Guru Menggunakan Media Pembelajaran

Guru sebagai pengajar, pembimbing dan


administrator kelas juga harus mempunyai keterampilan
dalam mengelola bahan dan alat bantu pengajaran.
Keterampilan guru merupakan kemampuan yang dimiliki
guru dalam mengelola bahan dan alat bantu pengajaran.
Keterampilan yang dimiliki guru dalam mengelola bahan
dan alat bantu pengajaran atau media sangat diperlukan
demi kelancaran proses belajar mengajar yang
menggunakan media sehingga tujuan pengajaran dapat
tercapai.
Kemampuan dasar yang harus dimiliki guru tidak
lain adalah kompetensi guru. Cooper dalam Sudjana,
Nana (2005) mengemukakan empat kompetensi guru,
yakni: (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia; (b) mempunyai pengetahuan dan
menguasai studi yang dibinanya; (c) mempunyai sikap
yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat
dan bidang studi yang dibinanya; dan (d) mempunyai
keterampilan teknik mengajar.
Pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh
Glasser dalam Sudjana, Nana (2005). Menurut Glasser,
ada empat hal yang harus dikuasai oleh guru yakni:
(a) menguasai bahan pelajaran; (b) kemampuan

30
mendiagnosa tingkah laku peserta didik; (c) kemampuan
melaksanakan proses pengajaran; dan (d) kemampuan
mengukur hasil belajar peserta didik.
Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka
kompetensi guru dapat dibagi menjadi tiga bidang, yaitu;
kompetensi bidang pengetahuan (kognitif), kompetensi
bidang sikap (afektif) dan kompetensi keterampilan atau
berperilaku (performance).
Kompetensi bidang kognitif artinya kemampuan
intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengeta-
huan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai
belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang
bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang adminis-
trasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil
belajar peserta didik serta pengetahuan umum lainnya.
Kompetensi bidang sikap artinya kesiapan atau
kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan
dengan tugas dan profesinya misalnya sikap meng-
hargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan
senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap
toleransi terhadap sesama profesi dan peserta didiknya,
memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya.
Kompetensi keterampilan atau berperilaku
(performance) artinya kemampuan guru dalam berbagai

31
keterampilan seperti keterampilan mengajar, membim-
bing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran,
bergaul dan berkomunikasi dengan peserta didik,
keterampilan menumbuhkan semangat belajar para
peserta didik, keterampilan menyusun persiapan/
perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan
administrasi kelas, dan lain-lain.
Guru harus memiliki pengetahuan dan pema-
haman yang cukup mengenai media pembelajaran yaitu
meliputi:
1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar.
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
3) Seluk-beluk proses belajar.
4) Hubungan antara metode mengajar dan media
pendidikan.
5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam
pengajaran.
6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
9) Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan demikian dari pemaparan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang

32
tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kemajuan teknologi merupakan hasil ciptaan
ilmuwan dan pakar berdasarkan pada keahliannya
dalam menafsirkan kebutuhan umat manusia di muka
bumi. Kemajuan teknologi telah mempengaruhi pendidik
untuk dapat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan
tuntutan zaman dan menumbuhkan kesempatan belajar
bagi peserta didik.
Model pembelajaran adalah sebuah metodologi
atau piranti untuk melaksanakan perubahan. Penge-
lolaan pembelajaran baik dalam kelas maupun di luar
kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang kelas,
pengelolaan peserta didik, pengelolaan materi pembela-
jaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar dan pengelolaan strategi dan evaluasi
pembelajaran.
Yamin, (2011) mengemukakan bahwa:
Pembelajaran tidak diartikan sebagai sesuatu
yang statis, melainkan suatu konsep yang bisa
berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan
hasil pendidikan yang berkaitan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada
wujud pengembangan kualitas sumber daya
manusia. Dengan demikian pengertian

33
pembelajaran adalah kemampuan dalam
mengelola secara operasional dan efesien
terhadap komponen-komponen yang berkaitan
dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan
nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma/standar yang berlaku.

Dengan demikian pengertian pembelajaran


adalah kemampuan dalam mengelola secara operasi-
onal dan efesien terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan
nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
norma/standar yang berlaku.
Selain itu menurut Reigeluth dalam Yamin,
(2011) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan
salah satu sub sistem dari sistem pendidikan, di samping
kurikulum, konseling, administrasi dan evaluasi. Hal
senada juga diungkapkan oleh Smith dan Ragan dalam
Yamin, (2011), mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah desain dan pengembangan penyajian informasi
dan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar
tertentu.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan para ahli
yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran bukan menitikberatkan pada “apa
yang dipelajari”, melainkan pada “bagaimana membuat
peserta didik mengalami proses belajar, yaitu cara-cara

34
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan
dengan cara pengorganisasian materi, cara penyam-
paian pelajaran dan cara mengelola pembelajaran di
kelas.
Memanfaatkan media pembelajaran menjadi
keharusan dalam upaya memberikan pemahaman ma-
teri secara utuh dan konkret. Memodifikasi, mendesain
dan mengembangkan media pembelajaran sesuai
kondisi siswa dan kelas akan memudahkan bagi guru
berkreasi secara komprehensif.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik dalam menguasai
setiap kompetensi dan keterampilan sesuai dengan
program keahlian yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki dunia industri
(lapangan kerja). Untuk menunjang pencapaian tersebut
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
media pembelajaran praktik yang memadai.
Penggunaan dan pemanfaatan media pembela-
jaran praktik yang bervariasi akan membantu kelan-
caran, efektifitas dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dipahami sebagai salah satu alat
komunikasi pendidikan. Komunikasi dalam pendidikan
digunakan sebagai transfer pemahaman antara dua
individu atau lebih dalam kelas. Jadi proses komunikasi

35
nanti terjadi bila ada sumber yang menyampaikan pesan
dan ada penerima pesan. Alat bantu atau media
pembelajaran yang digunakan belum memberikan
kesempatan siswa untuk belajar secara individu diluar
pembelajaran sekolah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
proses belajar sebagai siswa hanya dilakukan pada
waktu kegiatan pembelajaran di sekolah. Perkembangan
teknologi dan informasi mengakibatkan terjadinya peru-
bahan yang sangat signifikan dalam pemanfaatan
berbagai pola dan model pembelajaran yang bertujuan
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Selain itu kepemilikian media pembelajaran
seperti laptop dan alat komunikasi smartphone gadget
membuat kegiatan dan transfer pengetahuan secara
digital semakin mempermudah siswa untuk belajar
mandiri di luar jam pembelajaran sekolah. Pembelajaran
produktif pada materi sistem rem sepeda motor
merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Dimana siswa harus memahami secara terstruktur
proses perawatan sistem rem (pembongkaran, pengu-
kuran, pemeliharaan dan pemasangan komponen-
komponen) sesuai dengan standard operational
procedur (SOP).
Namun, di sekolah menengah kejuruan masih

36
mengalami kendala dalam memenuhi kebutuhan media
pembelajaran prakter tersebut, sehingga diharapkan
melalui pengembangan media pembelajaran sistem rem
digital learning (SIRI’TA-JI) ini mampu memenuhi
permasalahan tersebut.
Media ini dikembangkan melalui kombinasi
pembuatan bahan ajar sistem rem, buku manual, modul
dan jobsheet melalui pembelajaran digital (digital
learning). Pengembangan media ini dilakukan melihat
kondisi pembelajaran selama ini yang masih konven-
sional dan cenderung membuat siswa hanya melakukan
aktivitas belajar fokus dilingkungan sekolah.
Oleh sebab itu, hadirnya media ini akan memu-
dahkan dan mengefektifkan proses pembelajaran bagi
siswa dalam memahami dan menguasai kompetensi
perawatan dan pemeliharaan sistem rem sepeda motor.
Mengajar siswa dengan menggunakan media
pembelajaran dan tidak pasti berbeda dalam memaham-
inya. Khususnya pada pelajaran yang diberikan di
sekolah. Karena menggunakan media merupakan salah
satu alat bantu yang sangat membantu dalam
kelancaran jalannya proses pembelajaran.
Selain itu pengembangan media pembelajaran
praktik SIRI’TA-JI ini disertai dengan pendekatan nilai
kearifan lokal dan karakter bangsa. Di lingkungan

37
sekolah, peserta didik diharapkan tidak hanya
memperoleh pengetahuan, pelajaran dan pemahaman
ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan
diharapkan juga terjadi peningkatan nilai-nilai karakter
yang sesuai dengan tuntunan agama dan nilai-nilai
kearifan lokal daerahnya. Salah satu yang diterapkan
adalah dengan mengkaitkan materi pembelajaran
produktif (praktik) dengan nilai-nilai kearifan lokal
sebagai salah satu upaya untuk membentuk karakter
integritas (lambusu’) peserta didik.

38
BAB II
PEMBELAJARAN
SISTEM REM SEPEDA MOTOR

Inovasi Pembelajaran
(Guru Mulia Karena Karya)

39
BAB II
PEMBELAJARAN
SISTEM REM SEPEDA MOTOR

A. Pengertian dan fungsi sistem rem


Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor
termasuk sistem yang sangat penting karena berkaitan
dengan faktor keselamatan berkendara. Sistem rem
berfungsi untuk memperlambat dan atau menghentikan
sepeda motor dengan cara mengubah tenaga kinetik/
gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga panas.
Perubahan tenaga tersebut diperoleh dari gesekan
antara komponen bergerak yang dipasangkan pada roda
sepeda motor dengan suatu bahan yang dirancang
khusus tahan terhadap gesekan.
Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam
pengereman. Oleh karena itu komponen yang dibuat
untuk sistem rem harus mempunyai sifat bahan yang
tidak hanya menghasilkan jumlah gesekan yang besar,
tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan tidak
menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan
tersebut meleleh atau berubah bentuk.

40
Sistem rem adalah sistem yang berada pada
kendaraan dan merupakan sistem yang sangat penting
perannya bagi kendaraan, disebut penting karena sistem
rem merupakan sistem vital yang menjaga kendaraan
dari kerusakan yang diakibatkan oleh benturan atau
tabrakan pada saat kendaraan melaju (Agung Maulana,
Yahan Nurhadi, 2010). Semakin tinggi kecepatan
kendaraan melaju maka akan semakin buruk dampak
kerusakan yang terjadi pada kendaraan jika tidak
menggunakan sistem rem.
Fungsi dari sistem rem yaitu untuk mengatur
kecepatan laju kendaraan dengan memanfaatkan
perlambatan yang dilakukan pada roda kendaraan.
Selain untuk mengatur kecepatan pada kendaraan
sistem rem juga berfungsi untuk menghentikan laju
kendaraan, sehingga dengan sistem rem maka
pengemudi dapat mengatur dimana dan kapan
kendaraan akan berhenti (Ryan Bagas Wicaksono,
Ranto, Yuyun Estrianto, 2000).
Prinsip kerja sistem rem adalah dengan meman-
faatkan gesekan antara dua permukaan benda yang
menyebabkan perlambatan pada benda/objek yang
berputar, dalam hal ini adalah roda. Prinsip kerja sistem
rem berawal dari gaya yang diberikan pada pedal rem
kemudian gaya diteruskan melalui media penghantar

41
menurut jenis sistem rem itu sendiri, pada mekanik maka
digunakan batang penghantar gaya pada hidrolik
digunakan fluida cair, dan pada sistem rem pneumatik
digunakan fluida gas (Ryan Bagas Wicaksono, Ranto,
Yuyun Estrianto, 2000).
Merubah energi gerak menjadi energi panas.
Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistim
gabungan penekanan melawan sistim gerak putar. Efek
pengereman diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua benda

B. Jenis-Jenis Rem
1. Rem tromol (drum brake)
Rem tromol merupakan sistem rem yang telah
menjadi metode pengereman standar yang digunakan
sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun
belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol
sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya
terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem
(brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return
springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol
(backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengope-
rasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang
terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod)
penggerak.

42
Konstruksi dan cara kerja rem tromol seperti
terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5. Konstruksi Rem Tromol (Drum Brake)

Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak


ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak.
Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.
Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik,
lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada
sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang
dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol.
Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan,
dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran
roda.

43
Keterangan Gambar: Gambar 6. Rem Tromol (Drum
1. Pedal rem Brake) dan Kelengkapannya
2. Batang penghubung
3. Tuas rem
4. Sepatu rem
5. Tromol

2. Rem Cakram (Disc Brake)


Rem cakram dioperasikan secara mekanis dengan
memakai kabel baja dan batang/tangkai secara hidrolist
dengan memakai tekanan cairan. Pada rem cakram,
putaran roda dikurangi atau dihentikan dengan cara
penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah sepatu rem
(brake pads). Rem cakram mempunyai sebuah plat disc
(plat piringan) yang terbuat dari stainless steel (baja)
yang akan berputar bersamaan dengan roda. Pada saat
rem digunakan plat disc tercekam dengan gaya bantalan
piston yang bekerja sacara hidrolik.

44
Gambar 7. Konstruksi Sistem
Rem Cakram (Disc Brake)

Pada rem cakram tipe hidrolis sebagai pemindah


gerak handel menjadi gerak pad, maka digunakanlah
minyak rem. Ketika handel rem ditarik, piston di dalam
silinder master akan terdorong dan menekan minyak
rem keluar silinder. Melalui selang rem tekanan ini
diteruskan oleh minyak rem untuk mendorong piston
yang berada di dalam silinder caliper. Akibatnya piston
pada caliper ini mendorong pad untuk mencengkram
cakram, sehingga terjadilah aksi pengereman.

Gambar 8. Prinsip Kerja Sistem Rem Tromol dan Rem Cakram

45
3. Teori Sistem Rem CBS (Combined Brake System)
a. Konsep dasar rem combined brake system
Pengendara paling takut dengan kecelakaan.
Tidak ada pengendara yang ingin menjadi penyebab
sebuah kecelakaan. Tidak ada pengendara yang ingin
menjadi korban kecelakaan. Kecelakaan mengakibatkan
kerugian materi berupa rusak atau hancur total
kendaraan akan tetapi nyawa juga sebagai taruhannya.
Kehati-hatian dan waspada dalam berkendara menjadi
titik fokus. Pemeriksaan setiap komponen kendaraan
sebelum berkendara wajib dilaksanakan, salah satunya
memeriksa fungsi sistem rem. Sistem pengereman
dijadikan tolak ukur utama dalam menghindari
kecelakaan.

Gambar 9. Ilustrasi Pengereman Saat Berkendara Di Jalan Raya


(Sumber Foto: AHM)

46
Pengguna motor dalam berkendara mayoritas
menggunakan rem belakang untuk menghentikan laju
kendaraan. Hal ini disebabkan oleh pemahaman dan
kebiasaan selama ini. Padahal dalam pengereman, rem
belakang lebih membutuhkan amplitudo waktu penge-
reman yang lebih panjang. Akibatnya kondisi rem
mendadak, rem belakang tidak dapat diandalkan.
Sedangkan menggunakan rem depan jarak
pengeremannya lebih pendek, namun pada kondisi
pengereman mendadak dalam kecepatan tinggi rentan
membuat motor menjadi terpental. Sewaktu rem depan
ditekan dengan kuat pada saat mengendarai sepeda
motor, suspensi depan ditekan dan suspensi belakang
diregangkan. Ada gaya yang mendorong pengendara
kedepan.
Sewaktu rem dijalankan dengan kuat, maka
terjadi deselerasi lebih lanjut mengurangi beban pada
roda belakang. Sementara beban pada roda depan
bertambah. Jika pengereman dengan kuat tetap
dijalankan sewaktu roda belakang hampir tidak ada
beban, maka pengereman kuat tersebut pada roda
belakang cenderung untuk mengunci ban belakang.

47
Gambar 10. Ilustrasi Pengeraman Menggunakan Rem Depan dan Rem
Belakang (Sumber Foto: AHM)

Jika kondisi jalan kering dengan permukaan


keras, maka akan memiliki koefisien gesek besar dan
dengan menjalankan rem depan lebih kuat. Kendaraan
dapat berhenti dalam jarak lebih pendek. Dilain pihak,
untuk permukaan jalan yang licin dengan koefisien
gesek yang kecil, pengoprasian rem depan secara
berlebihan dapat mengakibatkan slip. Perbandingan
gaya pengereman antara roda depan dan belakang akan
semakin besar.
Situasi pengendaraan sebenarnya, rem dapat
dioperasikan dengan aman dengan mengetahui
seberapa licin jalan dengan mengamati secara visual
kondisi permukaan jalan. Salah satunya menggunakan
perasaan yang didapatkan sewaktu rem dijalankan.

48
Namun dari hal itu agar mendapatkan pembagian gaya
pengereman ideal yang teoritis. Diperlukan keterampilan
pengendaraan tinggi dalam menjalankan pengereman
baik rem depan dan belakang.
Agar memperoleh pengereman baik untuk meng-
hindari kecelakaan, maka keseimbangan dalam
pengereman menjadi sebuah solusi terbaik. Untuk itu
dibutuhkan fitur yang dapat mendistribusikan kekuatan
rem ke kedua roda sangat diperlukan. Maka dibutuhkan
suatu teknologi yang disebut dengan Combined Brake
System (CBS).
Combined Brake System (CBS) merupakan
sistem rem gabungan yang dirancang untuk menjalan-
kan kedua rem yakni rem depan dan belakang jika
handel rem belakang ditarik dengan kuat. Sedangkan
rem depan tidak dijalankan jika handel rem belakang
dijalankan dengan ringan.

Gambar 11. Salah Satu Kendaraan Yang Menggunakan Rem CBS

49
b. Komponen-komponen Combined Brake System
Pengaplikasian Combined Brake System (CBS)
terdapat di salah satu motor Honda yakni PCX. Sistem
rem depan terdiri atas dua buah rangkaian hidrolik
tersendiri yakni saluran rem depan dan saluran rem
CBS. Kaliper rem depan terdiri dari 3 piston yakni dua
beroperasi sebagai rem depan dengan menarik tuas
kanan (piston bagian atas dan bawah). Satu beroperasi
sebagai sistem rem CBS (piston bagian tengah).

Gambar 12. Panel Ilustrasi proses Pengeraman Rem CBS


(Sumber Foto: AHM)

50
Di dalam CBS brake master cylinder terdapat
beberapa komponen seperti equalizer, knocker dan
delay spring.
 Equalizer, berguna untuk mendistribusikan gaya
pengereman belakang ke rem depan untuk menghu-
bungkan bagian depan dan rem belakang.
 Knocker, berfungsi mendorong piston master silinder
rem CBS untuk mengaktifkan rem depan. Bos
knocker adalah bagian menonjol dari knocker yang
mendorong piston master silinder.

c. Cara Kerja Combined Brake System


Combi-Brake System (CBS) – Step 3 merupakan
teknologi yang diterapkan di Honda, mempunyai 3 piston
di dalam caliper rem depan.

Gambar 13. Cara Kerja Pengeraman Rem CBS


(Sumber Foto: AHM)

51
Cara kerjanya sebagai berikut.
1) Jika tuas rem kanan ditarik, maka akan memberikan
tekanan hidrolis ke piston atas dan bawah caliper
depan.
2) Jika tuas rem kiri ditarik, maka akan mengaktifkan
sistem CBS yang akan terlebih dahulu mengaktifkan
“delay spring” untuk menarik kabel rem menuju
tromol belakang, kemudian selang sepersekian detik
memberikan tekanan hidrolis ke piston tengah
caliper depan.
3) Jika tuas rem belakang ditarik dengan ringan maka
hanya rem belakang saja yang berfungsi. Jika tuas
rem belakang ditarik dengan kuat maka kedua rem
depan dan belakang berfungsi.

Gambar 14. Proses Langkah Kerja Pengeraman Rem CBS


(Sumber Foto: AHM)

52
Pada sistem pengereman CBS, ketika tuas rem
belakang ditekan, maka selain roda ban belakang
melakukan pengereman, roda ban depan pun secara
otomatis melakukan pengereman dengan proporsi
pengereman yang berimbang.

Gambar 15. Proses Pengeraman Rem CBS


(Sumber Foto: AHM)

Mekanisme kerja CBS ini berada pada 2 titik


sentral, yakni knocker dan equalizer, serta delay spring.
Ketika rem belakang ditekan, maka terlebih dahulu delay
spring melanjutkan gaya pengereman ke kabel rem
belakang dan setelah sepersekian detik knocker pada

53
equalizer terdorong dan menghasilkan tekanan hidrolis
dan mendorong piston tengah caliper depan. Mekanis
yang ada didalam equalizer langsung mengatur
kekuatan pengereman sehingga dapat dicapai penge-
reman berimbang dan maksimal.

C. Tahapan dan Langkah Kerja Perawatan Rem


Tromol
Perawatan sistem rem tromol meliputi:
1) Menyetel rem manual
2) Bleeding
3) Penggantian minyak rem
4) Mereset sistem ABS
5) Penggantian komponen sistem rem (pad set dan
kanvas rem).
1. Alat
a. Alat ukur
1) Micrometer 2 unit
2) Mistar Ingsut 2 unit
b. Obeng + 1 set
c. Obeng - 1 set
d. Tang pemotong 1 set
e. Kunci L 1 set
f. Kunci Ring 1 set
g. Kunci Pas 1 set
h. Kunci Ring / Pas 1 set
i. Kunci Shock 1 set
2. Bahan
a. Sepeda Motor Honda 1 unit
b. Minyak Rem 1 tube
c. Kain Lap / Majun 1 kg

54
3. Langkah Kerja
a. Proses Pembongkaran / Pelepasan
1) Melepaskan roda belakang
2) Melepaskan panel rem dari roda belakang
3) Membongkar rem belakang
a) Lepaskan sepatu-sepatu rem dan pegas-
pegas.

Gambar 16. Proses Pelepasan Sepatu Rem Tromol


(Sumber Foto: AHM)

b) Lepaskan mur, baut dan lengan rem


c) Lepaskan pelat indikator keausan, seal debu
dan bubungan rem

Gambar 17. Proses Pelepasan Bubungan Rem Tromol


(Sumber Foto: AHM)

55
b. Pengukuran dan Pemeriksaan
1) Pengukuran Diameter Tromol Rem
a) Mengukur diameter dalam tromol rem
belakang
b) Pengukuran menggunakan mistar ingsut
(jangka sorong) atau vernier caliver
Batas Servis : 111,0 mm

Gambar 18. Proses Pengukuran Diameter


Tromol Rem (Sumber Foto: AHM)

2) Pengukuran Tebal Kanvas Rem


 Mengukur ketebalan kanvas rem
 Pengukuran menggunakan mistar ingsut
(jangka sorong) atau vernier caliver
Batas Servis : 2,0 mm

Gambar 19. Proses Pengukuran Kanvas Rem Tromol


(Sumber Foto: AHM)

56
3) Periksa ketepatan pemasangan wear indicator
plate dan brake arm terhadap tanda pemasang-
annya

Gambar 20. Proses Pemeriksaan Wear Indicator Plate


dan Brake Arm (Sumber Foto: AHM)

4) Penyetalan jarak main bebas tuas/pedal rem


(depan): 10 – 20 mm

Gambar 21. Proses Penyetelan Pedal Rem Depan


(Sumber Foto: AHM)

57
5) Penyetelan jarak main bebas tuas/pedal rem
belakang: (20 – 30 mm)

Gambar 22. Proses Penyetelan Pedal Rem Belakang


(Sumber Foto: AHM)

c. Pemasangan / Perakitan
1. Perakitan Rem Belakang
a) Lumasi gemuk pada pin jangkar dan
bubungan rem
b) Pasang bubungan rem pada panel rem

Gambar 23. Proses Pemasangan Bubungan Rem Tromol


(Sumber Foto: AHM)

c) Lumasi oli pada seal dan pasangkan pada


panel rem

58
d) Pasang pelat indikator keausan pada
bubungan rem, Tempatkan gerigi yang lebih
lebar dengan potongan pada bubungan rem

Gambar 24. Proses Pemasangan Plat Bubungan


Rem (Sumber Foto: AHM)

e) Pasang lengan rem, Tempatkan tanda-tanda


titik antara lengan dan bubungan rem
f) Pasang baut penjepit lengan rem dan
kencangkan mur dengan torsi yang
ditentukan

Gambar 25. Proses Pemasangan Baut Jepit


Lengan Rem (Sumber Foto: AHM)

g) Pasang sepatu-sepatu rem dan pegas-pegas

59
h) Pasang panel rem pada hub roda sebalah
kanan
i) Pasang roda belakang

Gambar 26. Proses Pemasangan Sepatu Rem


(Sumber Foto: AHM)

2. Pasang tali rem dan setel ukuran rem

4. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Rem

Tabel 1. Jadwal Perawatan Berkala

No. Bagian Yang Tindakan Setiap Dicapai Jarak


Diservis Tempuh
1. Sepatu rem atu Periksa, bersihkan, dan stel bila
pad perlu setiap 5.000 km
2. Jarak main bebas Periksa dan stel setelah 500 km
rem s/d 1.500 km dan 3.000 km serta
selanjutnya 2.000 km
3. Selang rem Periksa setiap 5.000 km dang anti
(khusus rem setiap 4 tahun sekali
hidrolis)
4. Minyak rem Periksa setiap 5.000 km dang anti
(khusus rem setiap 2 tahun sekali
hidrolis)
5. Ban dan roda Periksa setelah 1.000 km dan
selanjutnya setiap 3.000 km

60
D. Tahapan dan Langkah Kerja Perawatan Rem
Cakram

1. Alat
a. Alat ukur
1) Micrometer 2 unit
2) Mistar Ingsut 2 unit
b. Obeng + 1 set
c. Obeng - 1 set
d. Tang pemotong 1 set
e. Kunci L 1 set
f. Kunci Ring 1 set
g. Kunci Pas 1 set
h. Kunci Ring / Pas 1 set
i. Kunci Shock 1 set
2. Bahan
a. Sepeda Motor Honda 1 unit
b. Minyak Rem 1 tube
c. Kain Lap / Majun 1 kg
3. Gambar Sistem Rem Cakram / Disk Brake

Gambar 27. Konstruksi Rem Cakram


(Sumber Foto: AHM)

61
4. Cara Kerja Sistem Rem Cakram
Saat tangkai rem atau pedal digerakkan, master
silinder mengubah gaya yang digunakan kedalam
tekanan cairan. Master silinder ini terdiri dari sebuah
reservoir yang berisi cairan minyak rem dan sebuah
silinder yang mana tekanan cair diperoleh. Reservoir
biasanya dibuat dari plastik atau besi tuang atau
aluminium alloy dan tergabung dengan silinder.
Ujung dari pada master silinder di pasang tutup karet
untuk memberikan seal yang baik dengan
silindernya, dan pada ujung yang lain juga diberikan
tutup karet untuk mencegah kebocoran cairan.
5. Cara Kerjanya
Saat tangki rem ditekan, piston mengatasi kembali-
nya spring dan begerak lebih jauh. Tutup piston pada
ujung piston menutup port kembali dan piston
bergerak lebih jauh. Tekanan cairan dalam master
silinder meningkat dan cairan akan memaksa caliper
lewat hose dari rem (brake hose). Saat tangkai rem
dilepaskan/dibebaskan, piston tertekan kembali ke
reservoir lewat port kembali (lubang kembali).

62
6. Langkah Kerja

Gambar 28. Komponen-Komponen Rem Cakram


(Sumber Foto: AHM)

Keterangan gambar:

1. Reservoir cover 8. Lever point bolt


2. Diaprhagma plate 9. Pivot bolt locknut
3. Rubber diaprhagma 10. Dust book
4. Protector 11. Circlip
5. Clamp 12. Piston assembly
6. Brake light switch 13. Spring
7. Brake lever 14. Rubber boot
15. Sealing washer 16. Banyo bolt

63
Gambar 29. Posisi Komponen-Komponen Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)

7. Proses Pembongkaran / Pelepasan


a. Melepaskan penutup pin kanvas (pad pin plug)
dari caliver
b. Melonggarkan pin kanvas rem
c. Melepaskan baut-baut pemasangan caliver
d. Melepaskan caliver dari garpu depan

64
Gambar 30. Pelepasan Caliver Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)

e. Tekan piston caliver penuh ke dalam untuk


memperoleh ruangan untuk pemasangan kanvas
yang baru.
f. Periksa tinggi permukaan minyak rem dalam
kotak minyak rem (tindakan di atas menyebab-
kan permukaan minyak rem naik).

Gambar 31. Proses menekan Piston Caliver


(Sumber Foto: AHM)
g. Lepaskan pin kanvas rem sambil menekan
kanvas rem.
h. Lepaskan kanvas rem

65
Gambar 32. Pelepasan Kanvas Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)

i. Pastikan bahwa kanvas rem dipasang pada posi-


si pada gambar dibawah ini

Gambar 33. Penentuan Posisi Pemasangan Kanvas Rem


(Sumber Foto: AHM)
j. Pembongkaran caliver rem
1) Keluarkan minyak rem dari sistem hidraulik

66
2) Lepaskan slang rem dari caliver dengan
melepaskan baut oli dan cincin washer
perapat.
3) Lepaskan kanvas rem
4)

Gambar 34. Pelepasan Kanvas Rem Cakram


(Sumber Foto: AHM)
5) Lepaskan bracket caliver dari badan caliver
6) Lepaskan pegas kanvas dan tutup pelindung
engsel caliver dari badan caliver.
7) Letakkan sebuah lap bengkel/majun di atas
piston. Posisikan badan caliver sehingga
piston menghadap ke bawah dan semprotkan
udara dalam tembakan-tembakan singkat ke
dalam lubang pemasukan minyak rem pada
caliver untuk membantu mengelurakn piston.

67
Gambar 35. Pelepasan Piston Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)
8) Tekan seal debu dan seal piston ke dalam
dan angkat keluar. (Perhatian: Hati-hati
jangan sampai merusak permukaan perge-
rakan piston).
9) Bersihkan alur seal, silinder caliver dan piston
dengan minyak rem bersih.

Gambar 36. Pembersihan Alur Seal Rem Cakram


(Sumber Foto: AHM)
Catatan:
Awas! Jangan gunakan tekanan udara yang
tinggi dan jangan meletakkan ujung piston
udara (air gun) terlalu dekat dengan lubang,
karena piston akan terdorong keluar dengan

68
gaya yang besar sehingga dapat menimbul-
kan kecelakaan.

8. Pengukuran dan Pemeriksaan


a. Periksa cakram terhadap adanya kerusakan atau
keretakan secara visual. Ukur ketebalan cakram
rem pada beberapa titik dengan menggunakan
alat ukur micrometer.
Batas servis : 3,5 mm

Gambar 37. Pemeriksaan Keausan Piringan Rem Cakram


(Sumber Foto: AHM)

b. Periksa keolengan cakram dengan terlebih


dahulu memastikan bahwa bearing roda normal.
Apabila keolengan cakram melebihi limit, cakram
harus diganti. Alat ukur yang digunakan ialah dial
indikator.

69
Gambar 38. Pemeriksaan Keolengan Piringan Rem Cakram
(Sumber Foto: AHM)

c. Periksa silinder caliver dan piston terhadap


adanya gerusan atau kerusakan lain.
d. Ukur diameter dalam silinder caliver
Batas servis: lihat buku manual
e. Ukur diameter luar piston caliver
Batas servis: lihat buku manual
9. Pemasangan / Perakitan
a. Perakitan Caliver Rem
1) Lapisi seal piston dan seal debu baru dengan
minyak rem bersih dan pasang pada alur-
alaur seal di caliver
2) Lumasi piston caliver dengan minyak rem
bersih dan pasang piston ke dalam silinder

70
caliver dengan ujung terbuka piston
menghadap ke sisi kanvas rem.

Gambar 39. Pemberian Pelumas Pada Piston Caliver


(Sumber Foto: AHM)

3) Lumasi bagian dalam tutup pelindung egsel


caliver dengan gemuk silicon dan pasang
penutup pada badan caliver.
4) Pasang pegas kanvas rem pada badan
caliver seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 40. Pemasangan Pegas Kanvas Rem Cakram


(Sumber Foto: AHM)

71
5) Lapisi pin caliver dengan gemuk silicon dan
pasang brackert caliver pada caliver
6) Pasang kanvas rem pada caliver

Gambar 41. Pemasangan Kanvas Pada Caliver Rem


Cakram (Sumber Foto: AHM)

7) Pasang caliver pada garpu sehingga posisi


cakram rem berada di antara kenvas rem,
hati-hati jangan sampai merusak kanvas rem.
Kencangkan baut-baut pemasangan caliver.

Gambar 42. Pemasangan Caliver Pada Garpu Depan


Motor (Sumber Foto: AHM)

72
Batas Torsi: 2,7 Kg.m
8) Kencangkan pin kanvas rem
Batas Torsi: 1,8 Kg.m
9) Pasang penutup pin kanvas dan kencangkan
Batas Torsi: 0,3 Kg.m
10) Hubungkan selang rem ke caliver dengan
baut oli dan cincin washer perapat yang baru
dan kencangkan baut oli.

Gambar 43. Menghubungkan Selang Rem Ke Caliver


(Sumber Foto: AHM)

Batas Torsi: 3,5 Kg.m


11) Isi silinder utama dengan minyak rem dan
buanglah udara palsu yang ada di dalam
sistem pengeraman.

73
10. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Rem

Tabel 2. Jadwal Perawatan Berkala

No. Bagian Yang Diservis Tindakan Setiap Dicapai


Jarak Tempuh
1. Sepatu rem atu pad Periksa, bersihkan, dan stel
bila perlu setiap 5.000 km
2. Jarak main bebas rem Periksa dan stel setelah 500
km s/d 1.500 km dan 3.000
km serta selanjutnya 2.000
km
3. Selang rem (khusus Periksa setiap 5.000 km
rem hidrolis) dang anti setiap 4 tahun
sekali
4. Minyak rem (khusus Periksa setiap 5.000 km
rem hidrolis) dang anti setiap 2 tahun
sekali
5. Ban dan roda Periksa setelah 1.000 km
dan selanjutnya setiap 3.000
km

74
BAB III
PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ANDROID
ATAU DIGITAL

Inovasi Pembelajaran
(Guru Mulia Karena Karya)

75
BAB III
PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ANDROID ATAU DIGITAL

A. Pembelajaran Digital (Digital Learning) pada


Kegiatan Praktik Siswa

Daryanto, (2010) pembelajaran digital atau


elearning adalah sistem pembelajaran yang memanfaat-
kan media elektronik, teknologi dan informasi sebagai
alat bantu kegiatan pembelajaran. Rusman, (2012),
menjelaskan bahwa pembelajaran digital atau eleraning
merupakan pembelajaran yang menggunakan media
elektronik TIK dalam setiap aktivitas pembelajaran.
Adapun pembelajaran digital yang akan digunakan ialah:
1. E-book melalui EPUB
E-book atau electronic book (atau juga digital
book) adalah evolusi dari buku cetak yang biasa kita
baca sehari-hari (Subiyantoro, 2014). Buku
umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat
berisikan teks dan gambar maka buku digital disebut
juga electronic book atau e-book adalah buku dalam
yang berisikan informasi digital seperti teks, gambar,
video, animasi dan lain sebagainya yang hanya

76
dapat ditampilkan dengan perangkat elektronik
seperti komputer, laptop, smartphone, dan lain
sebagainya. pendapat Shiratuddin, dkk (2003) buku
kertas yang telah di konversi ke format digital,
biasanya melalui proses yang memungkinkan
mereka untuk ditampilkan pada komputer digitalisasi,
didefifinisikan sebagai e-book.
EPUB – Electronic Publication. Format terbuka
didefinisikan oleh Forum Open digital book dari
International Digital Publishing Forum (IDPF). EPUB
mengacu kepada standar XHTML dan XML. Ini
adalah standar yang sedang berkembang.
Spesifikasi untuk EPUB dapat ditemukan di situs
web IDPF, Adobe, Barnes & Noble, dan Apple,
masing-masing memiliki DRM mereka sendiri.
Format tersebut tidak kompatibel antara satu dengan
yang lainnya.
Komputer atau android smartphone memerlu-
kan aplikasi untuk membuka Epub. Buku digital
dengan format epub yang tidak mengacu kepada
salah satu pengembang tertentu, membuat format ini
dapat dibaca di berbagai perangkat, seperti;
komputer, Android, Kobo eReader, Blackberry
playbook, Barnes and Noble Nook, Sony Reader,
dan berbagai perangkat lainnya. Fitur-fitur yang

77
dimiliki Epub adalah (Southeast Asian Ministers of
Educatioan Organization Regional Open Learning
Centre (SEAMEO SEAMOLEC, 2014) format terbuka
dan gratis, berbagai alat baca Epub yang telah
tersedia di berbagai perangkat, berbagai software
pembuat Epub telah tersedia, support untuk video
dan audio, Reflowable (word wrap), dan ukuran teks
support untuk DRM, styling CSS.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan buku digital melalui
Epub untuk lebih memudahkan peserta didik dalam
belajar secara mandiri diluar jam pelajaran di
sekolah.
2. Multimedia Tutorial Interaktif
Multimedia adalah suatu sistem penyampaian
pesan menggunakan berbagai jenis bahan pengajar-
an yang membentuk suatu unit atau paket Indriana,
(2011) yang menggabungkan dua elemen atau lebih
media, meliputi teks, gambar, grafik, foto, suara, film,
dan animasi secara terintegrasi.
Sedangkan Deni Darmawan (2012) pemanfa-
atan komputer untuk membuat dan menggabungkan
teks, grafik, audio, gambar bergerak memungkinkan
pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi,
berkreasi dan berkomunikasi baik dalam konteks

78
face to face, offline konteks, maupun online konteks.
Selain itu multimedia interaktif juga memiliki nilai
lebih dibandingkan media pembelajaran tercetak
lainnya, karena dengan adanya tampilan teks,
gambar, video, sound, dan animasi sehingga lebih
menarik dan mempermudah dalam memahami
materi yang disampaikan.

Gambar 44. Memanfaatkan Smarphone


Dalam Pembelajaran Di Kelas

Ariesto Hadi Sutopo (2012) informasi pada


multimedia terdapat dua macam, yaitu linear dan non
linear. Presentasi berjalan berurutan sebagai garis
lurus sehingga disebut linear multimedia disebut
interactive multimedia linear multimedia. Memper-
kuat pendapat ini, Daryanto (2010) bahwa multime-
dia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia
linear dan multimedia interaktif.

79
Multimedia linear adalah suatu multimedia
yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun
yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia
interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah
suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya, sehingga
pengguna tidak perlu menunggu seluruh presentasi
selesai ditampilkan untuk melihat salah satu topik
yang diinginkan.
3. Pemanfaatan Media Aplikasi Android
Android merupakan salah satu sistem
informasi yang saat ini memiliki jumlah terbanyak di
dunia. Menurut harian The Verge (dalam Kompas
Tekno, 2015), Jumlah pengguna OS buatan Google
ini mencapai 1,4 milliar pada tahun 2015. Angka
tersebut naik 400 juta pengguna aktif dari tahun
sebelumnya dimana Google mengumumkan OS

80
Android telah digunakan oleh 1 milliar pengguna aktif
di seluruh dunia.

Gambar 45. Siswa Memanfaatkan Smarphone Dalam


Menjawab Soal dan Mencari Referensi Materi

Leuw, dkk (2013) bahwa android adalah


sistem operasi yang berbasis linux untuk mobile
device misalnya smartphones dan computer tablet,
yang dikembangkan oleh google dalam hubungan-
nya dengan Open Handset Alliance. Android diran-
cang sebagai sistem operasi yang menyediakan
platform yang bersifat open source bagi para
pengembang untuk menciptakan sebuah aplikasi.
Oktiana (2015) mengemukakan bahwa per-
kembangan android dimulai dengan berdirinya
Android Inc. pada Oktober 2003. Pada tahun 2005
Android Inc. diakuisisi oleh Google. Pengembangan

81
terus dilanjutkan sampai Android versi beta yang
diluncurkan pada 5 November 2007 sehingga
tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi Android.
Satyaputra dan Aritonang (dalam Oktiana, 2015),
tepat seminggu setelah peluncuran Android versi
beta yaitu pada tanggal 12 November 2007,
Google.Inc meluncurkan Android SDK (Software
Development Kit) sehingga para pengguna Android
dapat mengembangkan aplikasi-aplikasi Android
mereka sendiri.
Media pembelajaran yang dikembangkan
pada penelitian ini dapat digunakan pada
smartphone berbasis android dengan versi minimal
Froyo. Media pembelajaran yang dikembangkan juga
tidak terdapat batasan maksimal versi hingga yang
paling baru. Huda (dalam Oktiana, 2015), komponen
aplikasi merupakan bagian penting dari sebuah
Android. Setiap komponen mempunyai fungsi yang
berbeda, dan antara komponen satu dengan yang
lainnya bersifat saling berhubungan.

82
Gambar 46. Suasana Belajar Siswa Tanpa Perangkat TIK

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas,


maka dapat diketahui bahwa aplikasi android dapat
digunakan secara maksimal dalam mengefektifkan
proses pembelajaran bagi peserta didik.

B. Tahapan Pembuatan Media SIRI’TA – JI Berbasis


Aplikasi Android

Pembuatan media pembelajaran “Sistem Rem


Digital Berbantaun Aplikasi Android Berbasis Karakter
Integritas” (SIRI’TA - JI) menggunakan aplikasi di web.
http://www.appsgeyser.com. Aplikasi ini merupakan
aplikasi yang tersedia di google. Pemilihan aplikasi ini
karena cara menggunakan yang tergolong mudah
dipahami dan lebih praktis bagi yang ingin membuat
aplikasi berbasis android. Adapun langkah-langkahnya
yaitu:

83
1. Buka web. http://www.appsgeyser.com

Gambar 47. Tampilan Awal Web.http://www.appsgeyser.com

2. Login menggunakan email

Gambar 48. Tampilan Pendaftaran Menggunakan Akun Email

84
3. Konfirmasi berhasil login

Gambar 49. Tampilan Akun Email Terdaftar

4. Login ke akun email untuk konfirmasi

Gambar 50. Login Menggunakan Akun Email dan Konfrimasi

85
5. Create APP tipe popular

Gambar 51. Tampilan Menu Awal Appsgeyser

6. Pilihan main menu appsgeyser

Gambar 52. Tampilan Main Menu Appsgeyser

86
7. Create APP tipe new

Gambar 53. Tampilan Menu Create APP Tipe New

8. Create APP tipe web

Gambar 54. Tampilan Menu Create APP Tipe Web

87
9. Create APP tipe media

Gambar 55. Tampilan Menu Create APP Tipe Media

10. Create APP tipe content

Gambar 56. Tampilan Menu Create APP Tipe Content

88
11. Create APP tipe tools

Gambar 57. Tampilan Menu Create APP Tipe Tools

12. Create APP tipe all

Gambar 58. Tampilan Menu Create APP Tipe All

89
13. Tahap memilih menu yang akan digunakan untuk
membuat aplikasi
Media aplikasi ini menjadi salah satu
alternatif dalam mendesain media pembelajaran
berbasis aplikasi android. Aplikasi sederhana dipilih
atas kemampuan peneliti dalam mengembangkan
media pembelajaran.

90
BAB IV
PEMBELAJARAN
BERBASIS KAREKTER INTEGRITAS

Inovasi Pembelajaran
(Guru Mulia Karena Karya)

91
BAB IV
PEMBELAJARAN
BERBASIS KAREKTER INTEGRITAS

A. Pembentukan Karakter Integritas Siswa


Sekolah sebagai sebuah sistem, maka peserta
didik merupakan target utama dalam pembelajaran
karakter integritas melalui pendidikan melalui model
pembiasaan yang bersumber dari contoh-contoh
konkret, maka peserta didik diharapkan melakukan
proses pembiasaan-pembiasaan karakter integritas yang
baik dan benar. Pembentukan karakter integritas akan
tumbuh, berkembang dan menyatu dalam kehidupan
sehari-hari yang akan menjadi pembiasaan tiap peserta
didik ketika pihak sekolah, rumah dan masyarakat
bekerjasama dalam menentukan dan membiasakan
standar moral atau nilai-nilai yang mengarah pada
pembentukan karakter yang baik dan benar.
Nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk pesan-
pesan moral (pappaseng) menjadi mediasi yang
dilakukan untuk memotivasi peserta didik untuk
senantiasa menerapkan karakter integritas dalam
kehidupan kesehariannya. Integritas ditanamkan sejak

92
dini bagi peserta didik sebagai upaya meredam dan
meminimalisir kegiatan-kegiatan negatif yang dilakukan
oleh peserta didik selama ini, semisal nyontek saat ujian,
tidak bertanggung jawab atas masalah yang dilakukan
dan selalu berbicara bohong. Proses ini diarahkan pada
peningkatan penguasaan aspek pengetahuan, kemam-
puan, keterampilan dan pengembangan sikap dan nilai-
nilai intergritas yang bersumber pada nilai-nilai kearifan
lokal.

Gambar 59. Menanamkan Sikap Karakter Integritas Lewat


Kegiatan Praktik Di Laboratorium / Bengkel

Karakter integritas melalui kegiatan pendidikan


yang dipengaruhi oleh lingkungan intelektual menjadi
iklim sekitar untuk mendorong dan menunjang

93
kemampuan berpikir peserta didik. Kegiatan tersebut
tidak terlepas dari program pembelajaran secara
terstruktur dalam kegiatan pendidikan dan penumbuhan
karakter integritas yang di integrasikan dengan nilai-nilai
kearifan lokal yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Interaksi pendidikan yang bersumber dari lingkungan
memberikan bimbingan, asuhan, pembiasaan dan
latihan yang salah satunya diadopsi dari sumber nilai-
nilai kearifan lokal suatu daerah.

Gambar 60. Membentuk Sikap Karakter Integritas


Siswa Lewat Permainan Edukasi

Di lingkungan sekolah, siswa diharapkan tidak


hanya memperoleh pengetahuan, pelajaran dan
pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi saja,
melainkan diharpkan juga terjadi peningkatan nilai-nilai

94
prilaku, kepribadian dan karakter yang sesuai dengan
tuntunan agama dan norma-norma sosial yang berlaku
di lingkungan masyarakat. Dengan demikian, proses
pembelajaran juga dirancang sedemikian rupa dalam
rangka pembelajaran berbasis karakter, salah satu yang
diterapkan adalah dengan mengkaitkan materi
pembelajaran produktif Teknik Sepeda Motor dengan
nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu upaya untuk
membentuk kepribadian dan karakter siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pembentukan dan pembudayaan karakter integritas
dilingkungan sekolah yang bersumber dari nilai-nilai
kearifan lokal akan membentuk peserta didik selalu
melakukan aktivitas jujur dalam keseharainnya.
Pendidikan karakter merupakan aktivitas wajib
dilakukan dalam kehidupan manusia demi terbentuknya
kualitas manusia seutuhnya sebagai sumber daya
manusia (SDM) yang berguna. Harapan dikehendaki
oleh agama, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan karakter di Indonesia telah mendapat
perhatian khusus dari pemerintah, dengan
menerapkannya pada mata pelajaran yang diterima
peserta didik.
Integritas merupakan perwujudan identitas diri
yang berdedikasi secara konsisten dengan prinsip.

95
Bertindak dengan nilai-nilai positif. Inti dari integritas
ialah perwujudan sikap dan perilaku dengan konsisten.
Menurut Walgito (1990) mengemukakan bahwa “sikap
dan perlaku adalah gambaran kepribadian seseorang
yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran
terhadap suatu keadaan atau suatu objek”.

Gambar 61. Membentuk Sikap Karakter Integritas Siswa Lewat


Disiplin Berlalu Lintas

Secara lengkap sikap merupakan kecende-


rungan, pandangan, pendapat, atau pendirian seseorang
untuk menilai sesuatu objek. Memahami persoalan dan
bertindak sesuai dengan penilaiannya. Menyadari
perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu
objek melalui stimulus respons di sekelilingnya.
Inti karakter integritas terkandung makna konsis-
tensi antara tindakan dan nilai. Manusia berintegritas,

96
hidupnya selalu sejalan dengan nilai-nilai dasar atas
keyakinannya. Prinsip dari karakter itu senantiasa
menunjukkan ketaatan dalam menjalankan kode etik dan
moral. Memegang prinsip tulus, jujur, dapat dipercaya,
disiplin, memiliki kekuatan dalam mempertahankan
keteguhan, kestabilan dan konsisten dalam sikap dan
perilakunya dalam lingkungan kesehariannya.
Pendidikan karakter integritas dilakukan dengan
cara pembiasaan karakter melalui kegiatan pembela-
jaran. Pemberian kesempatan kepada para peserta didik
dan guru tidak hanya secara teoritis tetapi praktik
langsung. Proses meniru dan mencontoh karakter
integritas yang baik dirancang dalam kegiatan pembela-
jaran. Menerapkannya sesuai dengan kepribadian
masing-masing peserta didik dan guru serta stakeholder
di sekolah.

B. Tujuan Pendidikan Karakter Integritas

Tujuan pendidikan nasional itu merupakan


rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia. Dikem-
bangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu,
rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar
dalam pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa di sekolah, berlandaskan pada Pancasila, UUD
1945, dan kebudayaan bangsa Indonesia.

97
Tujuan pendidikan karakter integritas ialah
upaya-upaya yang dilakukan secara berkesinambungan
melalui kegiatan edukasi berbasis nilai-nilai kearifan
lokal. Pendekatan nilai-nilai kearifan lokal digunakan
sebagai media efektif untuk memberikan pemahaman
dan contoh-contoh konkret kepada peserta didik.
Melakukan dan mengimplementasikan karakter integritas
secara terintegrasi.
Karakter integritas atau kejujuran menjadi pon-
dasi awal bagi peserta didik dalam membentuk jiwa
cermat, bertanggung jawab, berbicara yang benar dan
melakukan pekerjaan bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain.
Dalam pendidikan karakter dan budaya bangsa
ini, segala sesuatu yang dilakukan guru harus mampu
memengaruhi karakter peserta didik. Sebagai pemben-
tuk watak peserta didik, guru harus menunjukkan
keteladanan. Segala hal tentang perilaku guru hendak-
nya menjadi contoh bagi peserta didik. Misalnya, cara
guru berbicara atau menyampaikan materi, cara guru
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

98
Gambar 62. Membentuk Sikap Karakter Integritas Siswa Lewat
Kompetisi Olahraga (PORSENI)

Tujuannya adalah membentuk pribadi anak agar


menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik. Kriteria manusia yang baik,
warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang
baik bagi suatu masyarakat atau bangsa.
Secara umum didasarkan pada nilai-nilai sosial
tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya
masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat
pendidikan karakter dan budaya bangsa dalam konteks
pendidikan adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan
nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi
muda. Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar
manusia, yang bersumber dari nilai moral universal
(bersifat absolut) yang disebut sebagai kaidah emas (the
golden rule).

99
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan
upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk membantu peserta didik memahami
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.

100
BAB V
HASIL PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN SIRI’TA - JI
SISTEM REM SEPEDA MOTOR

Inovasi Pembelajaran
(Guru Mulia Karena Karya)

101
BAB V
HASIL PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN SIRI’TA - JI
SISTEM REM SEPEDA MOTOR

A. Tingkat Kemampuan Praktik Siswa Sebelum


Penggunaan Media Praktik Sistem Rem Digital
Learning (SIRI’TA-JI)

Proses pembelajaran di program keahlian Teknik


dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) pada hakikatnya sama
dengan SMK pada umumnya. Namun yang menjadi
kendala selama ini ialah kemampuan kognitif dan
psikomotorik siswa yang masih rendah. Hal ini
dikarenakan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
setempat. Selain itu, fasilitas pembelajaran khususnya
sarana dan prasarana praktik masih kurang.
Disisi lain pengaruh teknologi saat ini juga ikut
mempengaruhi daya dan kapasitas belajar siswa. Siswa
saat ini cenderung menggunakan smartphone untuk
belajar, sehingga mempengaruhi suasana belajar
mereka saat proses pembelajaran manual atau
konvensional. Di samping itu, guru juga masih belum
optimal dalam memanfaatkan perkembangan TIK dalam

102
pembelajaran. Hal ini terlihat dari data hasil belajar siswa
pada mata pelajaran produktif sistem rem.

Gambar 63. Proses Pembelajaran Konvesional


Tanpa Bantuan TIK

Ketindaktuntasan belajar siswa disebabkan oleh


beberapa faktor. Salah satu faktornya ialah metode
pembelajaran yang kurang bervariasi dan belum
maksimalnya pemanfaatan TIK dalam kegiatan
pembelajaran. Melalui kepemilikan smartphone atau
android, maka sudah seharusnya model dan metode
pembalajaran yang diberikan oleh guru ialah
pembelajaran berbasis android. Memanfaatkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan zaman
teknologi akan lebih memudahkan transfer keilmuan dan
peningkatan kompetensi siswa.

103
B. Desain Dan Langkah-Langkah Pembuatan Media
Pembelajaran Praktik Sistem Rem Digital
Learning (SIRI’TA-JI)

1. Tahap Analisis (Analysis)


a. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan berkaitan dengan permasa-
lahan dan karakteristik siswa, perangkat keras
(hardware) serta perangkat lunak (software). Se-
iring dengan perkembangan teknologi, siswa SMK
memiliki kecenderungan berhubungan dengan alat
komunikasi gerak atau smartphone. Hasil penga-
matan peneliti, penggunaan smartphone dapat
menyita waktu belajar siswa, misalnya hanya untuk
memutar musik, bermain game, dan mengakses
berbagai macam media sosial.
Siswa yang merasa jenuh ketika melakukan
pembelajaran akan lebih tertarik untuk melakukan
hal-hal lain seperti mengobrol dengan teman atau
melakukan kegiatan lain dengan smartphone nya.
Hal ini mengindikasikan bahwa smartphone lebih
menarik daripada buku, hal itu dapat diantisipasi
dengan membuat media pembelajaran di
smartphone. Smartphone yang digunakan menggu-
nakan sistem operasi android. Dipilihnya android

104
karena pengguna android merupakan yang terbesar
dari sistem operasi yang lain.
b. Analisis Kompetensi dan Instruksional
Analisis kompetensi dan instruksional berkaitan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang akan dimuat dalam media. Materi melakukan
perawatan dan perbaikan pada sistem rem sepeda
motor sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) perawatan dan perbaikan
sistem sasis sepeda motor. Pada tahap analisis
instruksional, Kompetensi Dasar tersebut dijabarkan
menjadi 6 indikator yaitu:
1) Menerapkan cara perawatan sistem rem
konvensional
2) Merawat berkala sistem rem konvensional
3) Mengidentifikasi kerusakan sistem rem
konvensional
4) Menganalisis kerusakan sistem rem konvensional
5) Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional
6) Mendemonstrasi perawatan berkala sistem rem
konvensional

105
2. Tahap Desain (Design)

Media SIRI’TAJI

Pembelajaran Digital Learning Berbasis Android

Modul Jobsheet / Manual Book Video


Pembelajaran Praktik Praktik Pembelajaran
Sistem Rem Sistem Rem Sistem Rem Sistem Rem

Gambar 64. Konsep dan Desain Media Pembelajaran SIRI’TAJI

Pembuatan media pembelajaran Sistem Rem


Digital Learning (SIRI’TAJI) menggunakan program
dan aplikasi yang tersedia di web.
http://www.appsgeyser.com. Kemampuan guru
dalam membua aplikasi pembelajaran berbasis
android juga menjadi hal yang berpengaruh.
Program dan aplikasi yang tersedia di web.
http://www.appsgeyser.com dipilih sebagai media
pembuatan produk SIRI’TAJI.

106
Gambar 65. Tampilan Awal Web. http://www.appsgeyser.com

3. Tahap Pengembangan (Development)


a. Tampilan Media Pembelajaran SIRI’TAJI
1) Intro dan Main/Daftar Menu
Tampilan intro ini di desain ke dalam 4 bagian
utama. Ke 4 bagian utama ini dijadikan panduan untuk
memilih bagian-bagian yang akan menjadi pembahasan
meliputi; bagian author (biodata pembuat media), materi
sistem rem (manual book, modul dan jobsheet), bagian
video pembelajaran dan quiz (soal-soal latihan).
Tampilan main menu ini difokuskan pada materi
sistem rem yang meliputi; menu E-reader, menu modul
sistem rem, menu manual book sistem rem, menu
jobsheet sistem rem tromol dan menu jobsheet sistem
rem cakram.

107
Berikut tampilan intro dan menu pada media
pembelajaran SIRI’TAJI yaitu:

Gambar 66. Tampilan Intro dan Main Menu


Media Pembelajaran SIRI’TAJI

2) Materi Modul dan Manual Book Sistem Rem


Pada tahap ini dikemukakan dasar pemilihan
materi dalam bentuk modul pembelajaran yang sesuai
dengan SKKD pemeliharaan dan perawatan sasis
sepeda motor. Materi ini dipilih karena terdapat kesulitan
dalam hal memahami materi terutama pelaksanaan
praktik. Selain itu kurangnya penggunaan media
pembelajaran serta banyak guru yang menggunakan
metode konvensional atau ceramah dalam mengajar.

108
Selain itu dilengkapi juga dengan manual book sistem
rem pada aplikasi SIRI’TAJI.

Gambar 67. Tampilan Modul Pembelajaran Di Aplikasi SIRI’TAJI

Membantu siswa memahami langkah-langkah


kegiatan praktik, maka melalui aplikasi media SIRI’TAJI
disiapkan jobsheet praktik untuk praktesk sistem rem
tromol dan rem cakram.

109

Gambar 68. Tampilan Jobsheet Praktik Pada Aplikasi SIRI’TAJI


3) Video Pembelajaran (Youtube) dan Author.
Menu video pembelajaran di jadikan salah satu
item pada media ini agar peserta didik dapat melihat
kegiatan atau aktivitas pembelajaran praktik sistem rem.
Menu scene author dibuat sebagai penanda atau profil
pembuat media pembelajaran SIRI’TAJI.

Gambar 69. Tampilan Video Pembelajaran dan Author Aplikasi SIRI’TAJI

4) Quiz (Latihan Soal)


Menu ini merupakan sarana bagi siswa dalam
mengasah kemampuan kognitifnya atas materi yang
telah dibaca sebelumnya. Menu quiz ini diisi berupa
soal-soal latihan yang mana jawaban benar dan salah
langsung dilihat oleh siswa.

110
Gambar 70. Tampilan Menu Quiz Pada Media Pembelajaran SIRI’TAJI

b. Suplemen Pengembangan Media Pembelajaran


SIRI’TAJI
Melengkapi aplikasi SIRI’TAJI sebagai media
pembelajaran maka dibuatkan suplemen pengem-
bangan yang meliputi: (1) penyusunan jobsheet; (2)
penyusunan buku panduan (manual book); dan (3)
penyusunan modul. Adapun penjelasan ke 3 (tiga)
tahap tersebut, yaitu:
1) Jobsheet SIRI’TAJI
Pembuatan jobsheet ini sebagai suplemen
pengembangan produk yang meliputi: (1) judul
jobsheet; (2) petunjuk penggunaan jobsheet;
(3) alat dan bahan praktik; (4) gambar
komponen; (5) langkah kerja; (6) penugasan
siswa; dan (7) lembar penilaian praktik.

111
2) Buku Panduan (Manual Book) SIRI’TAJI
Manual book dibuat secara sistematis meliputi:
(1) petunjuk penggunaan; (2) alat ukur dalam
praktik sistem rem; (3) jenis-jenis sepeda motor;
(4) komponen-komponen sistem rem; dan
(4) troubleshooting sistem rem.
3) Modul Pembelajaran SIRI’TAJI
Modul pembelajaran praktik menjadi bagian dari
aplikasi SIRI’TAJI yang meliputi: (1) judul modul;
(2) petunjuk penggunaan modul; (3) rencana
belajar siswa; (4) kegiatan belajar, dan
(5) evaluasi.

4. Tahap Implementasi (Implementation)


Tahap implementasi dilaksanakan pada 2 (dua)
tahap pelaksanaan yang meliputi: (1) uji coba kelompok
kecil dan; (2) uji lapangan. Kedua tahap implementasi ini
dilakukan untuk dapat mengetahui dan mengukur
keefektifan produk yang dibuat. Adapun penjelasan
langkah implementasi produk ialah:
1) Uji coba kelompok kecil
Uji coba dilakukan dengan melibatkan siswa yang
dipilih secara acak dalam satu kelas Program
Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)
Pada uji coba kelompok kecil ini dipilih 6 orang siswa.

112
Uji coba terbatas pada 6 (enam) orang siswa ini
dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat
efektifitas produk yang telah dikembangkan dengan
tingkat persentase kemampuan siswa secara
keseluruhan lebih besar dari 75%.

Gambar 71. Uji Coba Kelompok Kecil

2) Uji lapangan
Uji lapangan dilakukan dengan melibatkan seluruh
siswa (22 orang) dalam satu kelas Program Keahlian
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM). Uji
lapangan bagi seluruh siswa ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tingkat efektifitas dan
kepraktisan media pembelajaran SIRI’TAJI yang telah
dikembangkan dengan tingkat persentase
kemampuan siswa secara keseluruhan lebih besar
dari 75%.

113
Gambar 72. Uji Lapangan Media Pembelajaran SIRI’TAJI Di Kelas

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)


Tahap ini dilakukan melalui kegiatan penilaian dan
respon terhadap produk yang dibuat, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan gambaran mengenai kekurangan
dari produk yang dibuat. Penilaian yang dilakukan
melalui instrumen penilaian melalui penilaian produk,
penilaian ahli dan respon siswa.

C. Media Pembelajaran Praktik Sistem Rem Digital


Learning (SIRI’TA-JI) Memiliki Tingkat Validitas
dan Efektif

Menguji efektivitas media pembelajaran SIR’TAJI


melalui tahapan validasi dengan melibatkan para ahli.
Validasi para ahli ini untuk melihat dan mengetahui
tingkat validitas instrumen penelitian dan keefektifan
media pembelajaran sebagai produk penelitian. Hasil

114
validasi ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan
revisi dan penyempurnaan terhadap instrumen dan
produk media pembelajaran.
1. Validitas Produk
Pada tahap ini, peneliti melakukan validasi
terhadap instrumen dan produk yang telah disusun
dengan melibatkan 3 (tiga) orang ahli untuk melihat
validitas instrumen dan produk yang mencakup isi pada
semua instrumen dan produk yang telah disusun untuk
dikembangkan lebih lanjut. Hasil validasi para ahli
digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi
terhadap instrumen dan produk. Instrumen penelitian
hasil revisi berdasarkan masukan dari para validator ini
selanjutnya diuji.
Kegiatan menilai instrumen penelitian dan produk
diawali dengan memberikan lembar instrumen beserta
lembar penilaian kepada ahli bahasa dan ahli materi.
Pada kegiatan validasi produk, selain memberikan
penilaian validator media juga memberikan saran untuk
perbaikan produk agar dapat di gunakan oleh peneliti
dengan baik.
a) Validasi produk SIRI’TAJI
Tahap validasi ini diawali dengan mempersiapkan
seluruh dokumen desain awal produk, model
hipotetik dan gambar asli. Tahap ini menjadi dasar

115
bagi peneliti untuk melakukan revisi terhadap saran-
saran dari para ahli dalam merevisi produk yang
telah dibuat. Hasil validasi produknya:

Tabel 3. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI Aspek Relevansi Materi

No Kriteria Validasi Rerata Kategori


1 Kesesuaian materi dengan SK dan 4 Valid
KD
2 Kejelasan perumusan tujuan 5 Sangat Valid
pembelajaran
3 Kesesuaian materi dengan Indicator 5 Sangat Valid
4 Kesesuaian materi dengan tujuan 5 Sangat Valid
pembelajaran
5 Kebenaran konsep materi ditinjau 4 Valid
dari aspek keilmuan
Nilai Rata-Rata 4.5 Sangat
Valid

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat


diketahui bahwa hasil validasi para ahli pada produk
SIRI’TAJI pada aspek relevansi materi menunjukkan
nilai rerata 4.5 yang berada pada kategori sangat
valid, sehingga produk ini sangat valid dan dapat
dijadikan media pembelajaran berbasis android
sistem rem sepeda motor.

116
Tabel 4. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI Aspek
Pengorganisasian Materi

No Kriteria Validasi Rerata Kategori


1 Kejelasan penyampaian materi 4 Valid
2 Penyampaian materi sistematis 4 Valid
3 Kemenarikan penyampaian materi 4 Valid
4 Kelengkapan materi 4 Valid
5 Aktualitas materi 4 Valid
Nilai Rata-Rata 4 Valid

Dari tabel di samping, dapat diketahui bahwa


hasil validasi para ahli pada produk SIRI’TAJI pada
aspek pengorganisasian materi menunjukkan nilai
rerata 4 yang berada pada kategori valid, sehingga
produk ini valid dan dapat dijadikan media
pembelajaran berbasis android sistem rem sepeda
motor.

Tabel 5. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI Aspek Evaluasi/Latihan Soal

No Kriteria Validasi Rerata Kategori


1 Kesesuaian evaluasi dengan 4 Valid
materi dan tujuan pembelajaran
2 Kebenaran kunci jawaban 5 Sangat Valid
3 Kejelasan petunjuk pengerjaan 5 Sangat Valid
4 Kejelasan perumusan soal 5 Sangat Valid
5 Kebenaran konsep soal 4 Valid
6. Variasi Soal 4 Valid
7. Tingkat kesulitan soal 5 Sangat Valid
8. Kejelasan pembahasan jawaban 5 Sangat Valid
Nilai Rata-Rata 4.5 Sangat
Valid

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil


validasi para ahli pada produk SIRI’TAJI pada aspek

117
evaluasi atau latihan soal menunjukkan nilai rerata
4.5 yang berada pada kategori sangat valid,
sehingga produk ini sangat valid dan dapat dijadikan
media pembelajaran berbasis android sistem rem
sepeda motor.
Tabel 6. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI Aspek Bahasa
No Kriteria Validasi Rerata Kategori
1 Ketepatan penggunaan istilah 4 Valid
2 Kemudahan memahami alur 5 Sangat Valid
materi melalui penggunaan
Bahasa
Nilai Rata-Rata 4.5 Sangat
Valid

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat


diketahui bahwa hasil validasi para ahli pada produk
SIRI’TAJI pada aspek bahasa menunjukkan nilai
rerata 4.5 yang berada pada kategori sangat valid,
sehingga produk ini sangat valid dan dapat dijadikan
media pembelajaran berbasis android sistem rem
sepeda motor.
Tabel 7. Hasil Validasi Produk SIRI’TAJI Aspek Strategi Pembelajaran

No Kriteria Validasi Rerata Kategori


1 Kemampuan mendorong rasa ingin tahu 4 Valid
siswa
2 Dukungan media bagi kemandirian 5 Sangat Valid
belajar siswa
3 Kemampuan media menambah 5 Sangat Valid
pengetahuan
4 Kemampuan media dalam 5 Sangat Valid
meningkatkan pemahaman siswa
5 Kemampuan media menambah motivasi 4 Valid
siswa dalam belajar
Nilai Rata-Rata 4.5 Sangat Valid

118
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat
diketahui bahwa hasil validasi para ahli pada produk
SIRI’TAJI pada aspek strategi pembelajaran
menunjukkan nilai rerata 4.5 yang berada pada
kategori sangat valid, sehingga produk ini sangat
valid dan dapat dijadikan media pembelajaran
berbasis android sistem rem sepeda motor.
b) Validasi Instrumen produk SIRI’TAJI
Tahap validasi ini diawali dengan
mempersiapkan seluruh dokumen pada instrumen
penelitian yang telah ada. Tahap ini menjadi dasar
bagi peneliti untuk melakukan revisi terhadap saran
dan masukan dari para ahli untuk merevisi
instrumen produk yang telah dibuat. Hasil validasi
instrumen produk oleh para ahli ialah:
Tabel 8. Hasil Validasi Instrumen Produk SIRI’TAJI
No Kriteria Validasi Rerata Kategori
1 Aspek Relevansi dan 4 Valid
Pengorganisasian Materi
2 Aspek Evaluasi/Latihan Soal 5 Sangat Valid
3 Aspek Bahasa 5 Sangat Valid
4 Aspek Efek bagi Strategi 5 Sangat Valid
Pembelajaran
5 Aspek Rekayasa Perangkat Lunak 4 Valid
6 Aspek Tampilan Visual 5 Sangat Valid
Nilai Rata-Rata 4.5 Sangat Valid

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketa-


hui bahwa hasil validasi para ahli pada instrumen

119
dan produk SIRI’TAJI menunjukkan nilai rerata 4.5
yang berada pada kategori sangat valid, sehingga
dapat dijadikan produk media pembelajaran
berbasis android materi perawatan sasis (sistem
rem). Dapat disimpulkan bahwa produk SIRI’TAJI
yang telah di validasi oleh validator ahli berada
dalam kriteria valid dan layak untuk digunakan dan
diujicobakan.
Revisi yang perlu dilakukan ialah:
1) Revisi posisi komponen-komponen pada
produk SIRI’TAJI
2) Penggunaan warna kabel harus bervariasi
pada produk SIRI’TAJI
3) Revisi gambar rangkaian pada produk
SIRI’TAJI

2. Efektivitas Produk SIRI’TAJI


Kefektifan terhadap produk SIRI’TAJI dalam
melakukan praktik sistem kelistrian otomotif diukur
berdasarkan evaluasi siswa pada saat uji lapangan
yaitu hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil
belajar praktik siswa. Hasil pengamatan aktivitas
praktik siswa merupakan penilaian pengamatan tiap
indikator yaitu dengan 5 (lima) kriteria yang dinilai
yaitu: (1) kedisiplinan; (2) keaktifan; (3) berpikir

120
bersama dengan peserta (kerjasama); (4) kejujuran;
dan (5) kemampuan berkomunikasi. Pengamatan ini
dilakukan oleh guru saat siswa melakukan kegiatan
praktik pada produk SIRI’TAJI. Data dan analisis
hasil pengamatan aktivitas peserta, yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Pengamatan Aktivitas


Siswa Praktik
Aspek
No Pengamat F Persen % Kesimpulan
Pengamatan
Seluruhnya
1 Kedisiplinan 3 28 90%
terlaksana
Seluruhnya
2 Keaktifan 3 28 85%
terlaksana
Seluruhnya
3 Kerjasama 3 28 80%
terlaksana
Seluruhnya
4 Kejujuran 3 28 85%
terlaksana
Seluruhnya
5 Komunikasi 3 28 90%
terlaksana

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan


oleh guru pada saat pembelajaran praktik dengan
menggunakan produk SIRI’TAJI berbasis aplikasi
android dapat dilihat bahwa semua aktivitas praktik
siswa pada aspek yang dinilai mendapat respon
yang baik oleh guru. Ini dibuktikan bahwa semua
aspek yang dinilai terlaksana seluruhnya dilakukan
oleh siswa yang melaksanakan praktik.

121
D. Tingkat Kemampuan Praktik Siswa Setelah
Menggunakan Media Pembelajaran Praktik
Sistem Rem Digital Learning (SIRI’TA-JI)

Hasil uji lapangan akhir dilakukan dengan


memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mensimulasikan secara berkelompok penggunaan
produk SIRI’TAJI untuk mengetahui tingkat
pemahaman dan keterampilan siswa yang terlihat
pada gambar di bawah ini:

Gambar 73. Uji Lapangan Produk SIRI’TAJI


Berbasis Aplikasi Android

Gambar di atas menunjukkan bahwa siswa


menggunakan produk SIRI’TAJI berbasis android
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru
memberi penjelasan mengenai item-item menu
pada aplikasi tersebut.

122
Gambar 74. Siswa Praktik Setelah Menggunakan Produk SIRI’TAJI

Setelah melalui kegiatan pemberian teori


dengan menggunakan produk SIRI’TAJI, maka
selanjutnya uji lapangan saat melakukan praktik di
laboratorium. Disini siswa kembali menggunakan
produk SIRI’TAJI untuk melakukan kegiatan praktik
perbaikan dan perawatan sistem rem sepeda motor.

Gambar 75. Tahapan Praktik Pada Kategori Persiapan Kerja

Tahapan ini melibatkan semua siswa


program keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

123
SMKs Garudaya Bontonompo untuk dinilai
kemampuan melakukan praktik perbaikan dan
perawatan sistem rem sepeda motor. Adapun item-
item penilaian praktik dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Lapangan Kategori


Persiapan Kerja
Kriteria Ujicoba Hasil
No Siswa % Kategori
Praktik Praktik
1 Penggunaan 28 25 89,3% Kompeten
pakaian kerja
2 Persiapan tools 28 27 96.4% Kompeten
and equipment
3 Menggunakan 28 28 100% Kompeten
buku manual
Rerata 95,2% Kompeten

Berdasarkan data di atas, maka diketahui


bahwa kegiatan praktik siswa pada kategori
persiapan kerja dari 28 siswa yang ikut praktik
meliputi kriteria penggunaan pakaian kerja (89.3%),
persiapan peralatan kerja (96.4%) dan menggu-
nakan buku manual/aplikasi SIRI’TAJI (100%).

Gambar 76. Uji Lapangan Produk Aplikasi SIRI’TAJI Praktik Sistem


Rem
124
Gambar 77. Siswa Melakukan Pengukuran Diamater Tromol Rem

125
Tabel 11. Hasil Analisis Uji Lapangan Kategori
Proses Kerja
Kriteria Ujicoba Hasil
No Siswa % Kategori
Praktik Praktik
1 Pengangkatan
kendaraan
28 28 100% Kompeten
(jacking and
blocking
2 Pembongkaran
komponen rem 28 28 100% Kompeten
cakram
3 Pemeriksaan
komponen rem 28 25 89,3% Kompeten
cakram
4 Pembongkaran
komponen rem 28 25 89,3% Kompeten
tromol
5 Pemeriksaan
komponen rem 28 25 89,3% Kompeten
tromol
6 Pembongkaran
komponen master 28 24 85.7% Kompeten
cylinder
7 Pemeriksaan
komponen master 28 22 78.6% Kompeten
cylinder
8 Perakitan
komponen rem 28 27 96.4% Kompeten
cakram
9 Perakitan
komponen rem 28 27 96.4% Kompeten
cakram
10 Perakitan
komponen master 28 27 96.4% Kompeten
cylinder
11 Mem-bleeding
28 25 89.3% Kompeten
sistem rem
12 Penyetelan pedal
28 27 96.4% Kompeten
rem
13 Penyetelan rem
28 26 92.8% Kompeten
parkir
Rerata 92.3% Kompeten
Sumber: Hasil analisis
data tahun 2018

126
Berdasarkan data hasil uji lapangan praktik
sistem rem sepeda motor dengan menggunakan
produk SIRI’TAJI, maka diketahui bahwa dari
tahapan langkah-langkah pelaksanaan praktik (13
langkah) dari 28 siswa terdapat 92.3% siswa
mampu menyelesaikan praktik sistem rem sepeda
motor.

Gambar 78. Siswa Melakukan Perawatan


Sistem Rem Cakram

Tabel 12. Hasil Analisis Uji Lapangan Hasil Kerja


Kriteria Hasil
No Siswa % Kategori
Ujicoba Praktik Praktik
1 Sistem rem 28 25 89,3% Kompeten
tromol
2 Sistem rem 28 27 96.4% Kompeten
cakram
Rerata 92.9% Kompeten

Hasil uji lapangan praktik sistem rem sepeda


motor dengan menggunakan produk SIRI’TAJI,

127
menunjukkan bahwa hasil kerja praktik siswa
berada pada kisaran 92.9% dari 28 siswa terdapat
92.3% siswa memiliki hasil praktik sistem rem
sepeda motor yang baik.

Gambar 79. Siswa Melakukan Perbaikan


Sistem Rem Cakram

Tabel 13. Hasil Analisis Uji Lapangan Kategori


Waktu Kerja
Kriteria Ujicoba Hasil
1 Siswa % Kategori
Praktik Praktik
1 Waktu kerja 28 25 89,3% Kompeten
Rerata 89.3% Kompeten

Berdasarkan data hasil uji lapangan praktik


sistem rem sepeda motor dengan menggunakan
produk SIRI’TAJI, rata-rata waktu kerja praktik siswa
berada pada kisaran 89.3% dari 28 siswa untuk
menyelesaikan praktik sistem rem sepeda motor.

128
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Mohammad. 2015. Pengembangan Media


Pembelajaran Memahami dan Memelihara
Sistem Starter Tipe Konvesional Berbasis Buku
Digital Elektronic Publication (EPUB). FT-UNY.
Skripsi tidak diterbitkan.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:


RajaGrafindo Persada.

Astra Honda Training Center. 1989. Petunjuk Praktis


Penyetelan Sepeda Motor Honda. Jakarta: PT.
Astra International, Inc.

Danim, Sudarwan. 2008. Media Komunikasi Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava


Media

Dina, Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media


Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press

Deni Darmawan. 2012. Inovasi Pendidikan. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya

Hadi Sutopo, Ariesto. 2012. Teknologi Infomrasi dan


Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakrat:
Graha Ilmu

Huda, A.A. n.d. 24 Jam Pintar Pemrograman Android


Ebook Version 2.1. Tidak Diketahui: Tidak
Diketahui.

129
International Digital Publishing Forum. 2015. EPUB.
idpf.org/epub (diakses 8 Februari 2018)

Jalil, Abdul. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran


Praktik (MOKO) Miniatur Mobil Kelistrikan
Otomotif pada Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan. Prosiding Inobel
Kesharlindung DIKMEN GTK Kemdikbud.

Kustandi. 2011. Media Pembelajaran,Manual dan Digital.


Jakarta: Bumi Aksara

Kompas Tekno. 2015. Google: 1,4 Miliar Penduduk


Dunia Pakai Android,
(Online),(http://tekno.kompas.com/read/2015/09
/30/11110017/Google.1.4.Miliar.Penduduk.Duni
a.Pakai.Android), diakses 6 Februari 2018.

Leuw, J.E.F., dkk. 2013. Pembuatan Aplikasi


Pembelajaran Matematika untuk Android Mobile
dengan Komunikasi Device-Server. Jurnal Infra,
1/2.

Maulana, Agung dan Yahan Nurhadi, 2010.


Pemeliharaan Sistem Rem Sepeda Motor.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Numiek S.H. 2013. “Keefektifan E-learning sebagai
Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model
Pembelajaran E-Learning SMK Telkom Sandhy
Putra Purwokerto)”, dalam Jurnal Pendidikan
Vokasi, 3(1), 99-101

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa:


Puskurbuk, Januari 2011

130
Rudi Susilana dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran.
Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan FIP UPI

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi


Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Pers

Rusman. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi dan


Infomrasi. Jakarta; Rajawali Press

Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pengembangan: Teori


dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Subiyantoro, Eko. 2014. Menapak di Era Digital dengan


Memasyarakatkan Buku
Digital.http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/i
ndex.php/menuutama/ teknologiinformasi/1114-
eko-subiyantoro-widyaiswara-muda-departemen-
teknologiinformasi-pppptk-boe-malang (diakses
pada 15 Februari 2018)

Sudjana, Nana. 2005. Statistik untuk Penelitian.


Bandung: Tarsito
Sudatha W.G.I & Tegeh M.I. 2015. Desain
Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta: Media
Akademi

Suherman, E. 2008. Desain Pembelajaran


Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Sujoko. 2013. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan


Komunikasi sebagai Media Pembelajaran di SMP

131
Negeri 1 Geger Madiun, dalam Jurnal Kebijakan
dan Pengembangan Pendidikan, 1(1), 71-76.

Southeast Asian Ministers of Educatioan Organization


Regional Open Learning Centre (SEAMEO
SEAMOLEC).2014. Buku Sumber: Buku Digital.
Pelatihan buku digital 2 Februari 2018.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2005 Tentang Guru Dan Dosen. 2014. Jakarta:
Sinar Grafika

Yusuf, Hadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi


Pendidikan. Jakarta: Pusat IT PUSTEKKOM
DIKNAS

Yudhi Munadi. 2013. Media Pembelajaran (Sebuah


Pendekatan Baru). Jakarta: Referensi Jakarta

Wicaksono, Ryan Bagas dkk., 2000. Memalihara Sistem


Rem Sepeda Motor. Jakarta: Erlangga

132
RIWAYAT PENULIS

Abdul Jalil adalah Guru Honorer (Guru Tetap


Yayasan) Produktif Teknik Kendaraan Ringan pada SMK
Garudaya Bontonompo Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan. Penulis menyelesaikan pendidikan di
SDN Inpres 211 Campagaya lulus tahun 1999, SMP
Negeri 1 Galesong Selatan lulus tahun 2002, SMKN 1
Galesong Seatan lulus tahun 2005 dan menyelesaikan
program Sarjana pada Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif FT UNM lulus tahun 2010 dengan yudisium
Cum Laude.
Sampai saat ini penulis masih mengajar mata
pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Sepeda Motor
(TSM) dan menjabat sebagai Ketua Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Tahun 2013 sampai
saat ini. Selain mengajar, penulis juga aktif dalam
kegiatan-kegiatan lomba menulis guru baik yang
dilaksanakan oleh Subdit. Kesharlindung DIKMEN GTK

133
KEMDIKBUD maupun lomba menulis guru yang
dilakukan oleh pihak swasta. Selain itu penulis pernah
meraih Juara I (Umum) pada Lomba Apresiasi Astra
Guru Cerdas Tahun 2016 tentang Inovasi Pembelajaran
yang dilakukan oleh PT. Astra Internasional, Tbk.
Aktivitas penulis saat ini selain guru ialah
penggiat literasi. Membina dan membimbing beberapa
penulis pemula dalam menerbitkan buku. Menjadi Ketua
Umum Pengurus Pusat Komunitas Rumah Literasi dan
penulis Indonesia (PP. KERTAS PENA).
Beberapa karya buku yang telah dibuat dan
diterbitkan oleh sang penulis yakni; Silaturahmi Hujan
(Antologi Puisi), Bengkel Integritas, MOKO (Inovasi
Pembelajaran), Muara Hati Sang Penulis (Kumpulan
Esai dan Opini), Serpihan-Serpihan Pena (Antologi
Puisi) dan Gabungan Sepak Bola Takalar (Kiprah dan
Kebangkitan GASTA dalam Catatan Jurnalis Online).

134
135

Anda mungkin juga menyukai