Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL SKRIPSI KARYA

PERANCANGAN VISUAL POP UP BOOK PUBLIKASI


"BINTURONG SI BERUANG KUCING YANG LANGKA"

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

DERMAWAN SYAHPUTRA

NIM. 1821000052

JENJANG PENDIDIKAN STRATA-1


PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan salam sejahtera bagi

kita semua. Segaal puji hanyak kepada Allah atas segala berkat dan rahmat-nya yang

sangat besar, sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul

“Perancangan Visual Pop Up Book Publikasi ‘Binturong Si Beruang Kucing

Yang Langka’”.

Selama proses pembuatan karya skripsi ini, peneliti menyusun data-data yang

dipermudah dalam penelitian dan pembuatan buku ini. Namun selama proses

penyusunan, penulis menyadari bahwa perlu adanya hal-hal baru yang dipelajari

hingga melalui studi eksisting yang tersedia. Selama proses pembuatan buku ini,

penulis telah menerima banyak bantuan moral maupun materi dari berbagai pihak

yang telah sepenuh hati mendukung pembuatan penelitian ini. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Allah SWT. Yang telah mendengarkan doa-doa dan memberi kelancaran

dan kemudahan atas segala sesuatu yang telah dikerjakan

2. Bapak Mhd. Rusdi Tanjung, S.Kom., M.Ds Selaku pembimbing saya

yang telah memberi arahan dan masukan yang berguna tentang

bagaimana cara penulisan skripsi yang baik.

3. Ibu Hj Nuriandy BA, selaku Pembina Yayasan Potensi Utama Medan

i
4. Bapak H. Bob Subhan Riza, ST,M.Kom, selaku Ketua Yayasan Potensi

Utama Medan

5. Ibu Dr. Rika Rosnelly, S.Kom, M.Kom, selaku Rektor Universitas

Potensi Utama

6. Ibu Lili Tanti, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Potensi

Utama

7. Bapak Muhammad Rusdi Tanjung, S.kom, M.Ds, selaku Dekan Fakultas

Seni dan Desain Universitas Potensi Utama

8. Bapak Rendy Prayogi, S.Kom. M.Ds, selaku Ketua Prodi Desain

Komunikasi Visual Universitas Potensi Utama

9. Kepada Ibu tercinta dan Ayah tercinta selaku orang tua penulis yang

telah membimbing, membesarkan, memberikan ridho, nasehat, dan

bantuan baik do’a maupun materi sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan ini.

10. Kepada Kakak yang telah memberi dorongan, nasehat, bantuan doa,

dan materi sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan ini.

11. Kepada seluruh teman seperjuangan di Progam Studi Desain

Komunikasi Visual , atas bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan

laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

ii
membangun untuk kesempurnaan laporan ini agar lebih bermanfaat bagi penulis dan

bagi kita semua.

Medan, 03 April 2023

Penulis

Dermawan Syahputra

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix

A. LATAR BELAKANG...................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................5

C. BATASAN MASALAH................................................................................5

D. TUJUAN.........................................................................................................7

E. MANFAAT.....................................................................................................7

F. STUDI LITERATUR....................................................................................8

1. Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual Oleh Ricky W. Putra.........9

2. Buku Elektronik Teori Warna Oleh Shulfa Rahmawati Majid.............11

3. Karya Ilmiyah Perancangan Buku Pengenalan Hewan Nocturnal

Indonesia Untuk Anak-Anak Sekolah Dasar Oleh Yusiana Meikawati 13

4. E-Book Pop-Up Design & Paper Mechanics Oleh Duncan Birmingham

15

iv
5. Buku Illustrating Children's Books_ Creating Pictures for Publication

oleh Martin Salis....................................................................................20

6. Jurnal “Scent Marking in the Binturong, Arctictis Binturong” oleh

Devra G. Kleiman..................................................................................22

7. Artikel Hidup Liar RER: Binturong oleh Restorasi Ekosistem Riau

(Rekoforest)...........................................................................................23

8. Artikel “Binturong” oleh Kids National Geographic............................24

9. Artikel “What is a Binturong” oleh news.mongabay.com....................25

G. TINJAUAN KARYA...................................................................................27

1. Pop-Up Book Colorful Animals oleh Hafez Achda...............................27

2. Pop-Up Book Big Animals oleh Hafez Achda.......................................29

3. Karya Ilustrasi Sea Otters Oleh Dawn Cooper......................................30

4. Karya Ilustrasi Cover Buku Bringing Back the Wolves Oleh Kim Smith

31

5. Desain Cover Buku Coole Kikkers Oleh Owen Davey.........................32

H. METODE PENCIPTAAN..........................................................................34

1. Persiapan................................................................................................34

2. Elaborasi................................................................................................35

v
3. Sintesis...................................................................................................39

4. Realisasi.................................................................................................40

5. Penyelesaian..........................................................................................41

I. JADWAL PELAKSANAAN......................................................................43

J. DAFTAR KEPUSTAKAAN.......................................................................44

K. LAMPIRAN.................................................................................................47

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar F. 1 Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual Dalam Penerapan Oleh

Ricky W. Putra (Sumber : Buku Ricky W. Putra, 2023).......................9

Gambar F. 2 Buku Elektronik Teori Warna Oleh Shulfa Rahmawati Majid

(Sumber : https://anyflip.com/)............................................................11

Gambar F. 3 Karya Ilmiyah “Perancangan Buku Pengenalan Hewan Nokturnal

Indonesia Untuk Anak-Anak Sekolah Dasar” Oleh Yusiana Meikawati

(Sumber : http://repository.unpas.ac.id/ 2018)....................................13

Gambar F. 4 E-Book Pop-Up Design & Paper Mechanics Oleh Duncan

Birmingham (Sumber : http://slideshare.net/ 2018)............................15

Gambar F. 6 Buku Illustrating Children's Books_ Creating Pictures for Publication

oleh Martin Salis. (Sumber: https://www.pdfdrive.com, 2004)...........20

Gambar F. 7 Jurnal “Scent Marking in the Binturong, Arctictis Binturong” oleh

Devra G. Kleiman (Sumber: https://www.jstor.org,1974)...................22

Gambar F. 8 Artikel “Hidup Lair RER: Binturong” oleh Restorasi Ekosistem Riau

(Sumber: www.rekoforest.org,2019)...................................................23

Gambar F. 9 Artikel “Binturong” oleh kids.nationalgeographic (Sumber:

https://kids.nationalgeographic.com)...................................................24

Gambar F. 10 Artikel “what is a Binturong” oleh Mongabay (Sumber:

https://news.mongabay.com/)..............................................................25

vii
Gambar G. 1 Pop-up Book Colorfull Animals Oleh Hafez Achda (Sumber:Buku Pop-Up

Colofull Animals/ 2021)................................................................................27

Gambar G. 2 Pop-up Book Big Animals Oleh Hafez Achda (Sumber:Buku Pop-Up Big

Animals/ 2021)..............................................................................................29

Gambar G. 3 Ilustrasi Sea Otters Oleh Dawn Cooper (Sumber: pinterest.com).................30

Gambar G. 4 Ilustrasi Cover Buku Bringing Back the Wolves Oleh Kim Smith (Sumber:

http://kimillustration.com, 2020)..................................................................31

Gambar G. 5 Cover Buku Coole Kikkers Oleh Owen Davey (Sumber: pinterest.com)......32

Gambar H. 1 Mindmapping perancangan pop-up book (Sumber: Dermawan

Syahputra, 2023)..................................................................................36

viii
DAFTAR TABEL

Tabel H. 1 Analisis data dengan metode SWOT (Sumber: Dermawan Syahputra,

2023)....................................................................................................37

Tabel I. 1 Tabel Jadwal Pelaksanaan (Sumber: Dermawan Syahputra 2023).....43

ix
1

A. LATAR BELAKANG

Buku merupakan salah satu media komunikasi tertua yang masih relevan

untuk digunakan hingga saat ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku

dapat diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong

(https://kbbi.web.id/buku), Selain itu menurut DR. Jujun S. Suriasumantri dalam

(Koentjaraningrat, 1985) menyatakan “buku adalah suatu karya yang dibuat secara

sistematis dan runut, terdiri atas kalimat-kalimat yang memaparkan gagasan dan

pikiran yang kompleks dan terorganisir, serta dihasilkan melalui proses penulisan

yang memadai”, Buku sebagai sebuah karya publikasi yang memiliki daya tarik

tersendiri dari bentuk fisiknya. Buku memiliki format yang mampu menarik perhatian

orang untuk membacanya (Kusrianto, 2006: 1).

Pada hakikatnya buku memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan

manusia, baik sebagai media pembelajaran, sarana penyebaran ide-ide, maupun

sebagai media hiburan. Buku merupakan sumber pengetahuan yang dapat membantu

pembaca untuk memperoleh pengetahuan baru, memperluas wawasan, dan

memperdalam pemahaman dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui buku,

pembaca dapat mengeksplorasi gagasan-gagasan baru dan memperkaya imajinasi

serta pikiran mereka.

Sebagai contoh yaitu buku fiksi menawarkan cerita-cerita yang memikat, yang

mampu mengalihkan perhatian pembaca dari rutinitas sehari-hari, Buku agama dapat

memberikan panduan dan ajaran bagi orang yang beragama serta memberikan
2

inspirasi bagi mereka yang sedang mencari makna hidup,serta buku edukasi dapat

menjadi sumber pembelajaran bagi pembaca, dan membantu pembaca untuk

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pembaca dalam berbagai

bidang termasuk di bidang pengetahuan pengenalan hewan.

Namun minat baca di Indonesia masih sangatlah rendah jika dibandingkan

dengan negara-negara lain di dunia, merujuk data dari hasil survey United Nations

Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dari data indeks

nasional menunjukan bahwa tingkat minat masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen

dari populasi Indonesia, yang artinya hanya ada 1 orang dari 1000 penduduk yang

aktif membaca buku. Hal ini tentunya menjadi permasalahan serius karena minat baca

penduduk yang rendah dapat berdampak negatif pada peningkatan pengetahuan

masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk meningkatkan minat baca dan

kecintaan masyarakan akan buku, terutama anak-anak.

Pembelajaran menggunakan media kreatif yang banyak menggunakan elemen

visual akan lebih mudah diingat bagi anak-anak. Menurut Boby Hartanto, M.Psi

dalam (Alamsyah, M. Said, 2019) “Otak manusia itu lebih suka dengan segala

sesuatu yang bergambar dan berwarna, karena gambar bisa memiliki sejuta arti

sedangkan warna akan membuat segala sesuatu menjadi lebih hidup”. Hal ini

tentunya menjadikan media kreatif sebagai sarana yang efektif untuk meningkatkan

minat baca dan memperkenalkan hewan-hewan kepada anak-anak.


3

Salah satu satwa dilindungi yang menarik untuk dibahas dalam buku adalah

Binturong, dengan nama ilmiyah Arctictis Binturong satwa ini adalah satlnnbwa yang

berkerabat dengan musang, namun bertubuh lebih besar daripada musang, satwa ini

memiliki banyak banyak nama, di beberapa daerah disebut sebagai Binturong,

Binturung, Menturung atau Menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini

disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara

ringkas Bearcat. Disebut  Bearcat (Beruang Kucing) mungkin dikarenakan karnivora

berbulu hitam lebat ini bertampang mirip Beruang yang berekor panjang, serta

berkumis lebat dan panjang seperti Kucing. Sedangkan di China binatang ini

disebut Xiong-Li (Alamendah, 2010)

Binturong adalah hewan nokturnal yang menghabiskan sebagian besar

hidupnya diatas pohon, Duckworth mengatakan “Binturong merupakan hewan

Arboreal dan jarang turun ke tanah” (Duckworth, 2016) hal ini berbanding lurus

dengan pernyataan Fadli yang mengatakan “Binturong sebagaimana umumnya

musang, merupakan binatang nocturnal yang aktif dimalam hari. Walaupun lebih

sering berada di atas pohon (Arboreal) Binturong juga turun ketanah (Terestrial).

terlebih lagi hewan ini tersebar pada hutan-hutan tropis (Fadli, 2015).

Populasi Binturong dialam liar saat ini cenderung mengalami penurunan dan

perlu dilindungi, sehingga International Union for Conservation of Nature (IUCN)

memasukkan hewan ini kedalam status konservasi Vulnerable (VU;Rentan). Bahkan

(Holden.2016) mengatakan dalam (Pryono,2018) bahwa “Binatang ini oleh


4

pemerintah Indonesia termasuk salah satu satwa yang dilindungi”. hal ini dibuktikan

dengan masuknya hewan Binturong dalam list hewan yang dilindungi pada peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia P.106/2018.

Menurunnya populasi hewan ini tidak terlepas dari campur tangan manusia yang

mengeksploitasi hewan ini serta merusak habitat tempat tinggalnya dengan

banyaknya perburuan, penggundulan hutan,dan kebakaran hutan. Alamendah juga

mengemukakan bahwa “Binturung diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal,

dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional”

(Alamendah,2010).

Sebagai masyarakat, kita bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian

lingkungan dan keragaman hayati, terutama anak-anak yang sebagai generasi penerus

yang perlu mendapatkan edukasi tentang hewan Binturong agar memahami

pentingnya menjaga keberlangsungan hidup spesies ini serta memahami bagaimana

menjaga kelestarian ekosistem disekitar hewan ini. Oleh karena itu, alternatif media

Informasi yang kreatif dan menarik diperlukan untuk menjelaskan tentang hewan ini

kepada anak-anak agar mendapatkan pengetahuan tentang hewan ini. Upaya dalam

memenuhi kebutuhan tersebut maka dibutuhkan media informasi yang disajikan

dalam bentuk yang menarik dan interaktif seperti Pop-Up Book.

Pop-Up Book merupakan sebuah buku yang terdapat lipatan-lipatan gambar

berbentuk lapisan tiga dimensi pada halamannya dan dapat digerakkan sehingga

mampu menarik perhatian pembaca dan tidak membosankan (Sholikah dalam


5

Febrianto, dkk, 2022). Hal ini sejalan dengan pernyataan Umam (2019:4) bahwa

“Pop-Up Book adalah buku yang memiliki tampilan gambar yang dapat ditegakkan,

indah, pun dapat bergerak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa buku ini begitu

menakjubkan sehingga mampu menarik perhatian peserta didik”. Dengan demikian

kita dapat memanfaatkan kelebihan Pop-Up Book ini sebagai media buku interaktif

untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan tentang Binturong. Dengan cara

tersebut, kita dapat memberi pemahaman kepada masyarakat terutama anak-anak

tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan pelestarian hewan liat di

Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Dilihat berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

yang dapat dijelaskan adalah. Bagaimana bentuk rancangan komunikasi visual Pop-

Up Book yang tepat agar meningkatkan minat pembaca untuk memahami dan

mengenal lebih dekat mengenai hewan Binturong dengan cara yang lebih interaktif.

C. BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang akan dijelaskan penulis dalam perancangan Pop-Up

Book “Perancangan Visual Pop-Up Book publikasi " Binturong si beruang kucing

yang langka” akan dibatasi pada:


6

1. Fokus pada perancangan Pop-Up book sebagai media pembelajaran yang

dapat meningkatkan minat pembaca untuk mengenal hewan Binturong.

2. Perancangan Media Pop-Up Book ini menggunakan kertas yang berukuran

42 x 21cm untuk setiap halamannya ketika dibentangkan.

3. Penomoran halaman pada Pop-Up Book dihitung sebagai 1 halaman ketika

Pop-Up Book tersebut dibuka (atau saat split page)

4. Fokus penelitian hanya pada perancangan Pop-Up Book dengan

menggunakan Software Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Pro

Create.

5. Fokus pembahasan hewan Binturong pada Pop-Up Book hanya pada

6. Meneliti keterkaitan antara unsur visual dan informasi dalam Pop-Up Book.

7. Audiens yang menjadi fokus adalah masyarakat indonesia usia 8 tahun

Keatas, dengan latar belakang minimal pendidikan sekolah dasar.

8. Buku ini hanya akan membahas tentang apa itu hewan Binturong, ciri fisk,

klasifikasi ilmiyah dan kekerabatannya dengan musang, ciri khas pada ekor,

wilayah persebaran, makanan, habitat, peran Binturong untuk ekologi

hutan, status konservasi, penyebab menurunnya populasi, pertahanan diri,

kelebihannya menunda kehamilan ciri khas pada bau.

9. Sumber referensi bentuk fisik hewan Binturong diambil berdasarkan

dokumentasi penulis, dan dokumentasi pihak terkait.

10. Sumber Informasi tentang hewan Binturong diambil berdasarkan jurnal,

buku, dan artikel terpercaya.


7

D. TUJUAN

Tujuan yang ingin disampaikan penulis adalah:

1. Mengembangkan Pop-Up Book sebagai alternatif media pembelajaran

yang menarik dan atraktif dalam memperkenalkan hewan Binturong.

2. Mengajak pembaca untuk menjaga kelestarian hewan Binturong di alam

liar.

3. Menyediakan informasi mengenai status konservasi hewan Binturong di

Indonesia.

4. Menghadirkan informasi lengkap tentang fisik, dan habitat hewan

Binturong.

5. Menghadirkan ilustrasi yang menarik namun memberikan gambaran jelas

tentang bentuk hewan Binturong.

E. MANFAAT

1. Agar memberikan pemahaman tentang bentuk hewan Binturong secara

visual dan perbedaanya dengan hewan yang sejenis.

2. Agar meningkatkan kesadaran pembaca tentang pentingnya keberadaan

Binturong di habitat aslinya.


8

3. Agar meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi populasi hewan Binturong di habitat aslinya.

4. Agar meningkatkan pengetahuan pembaca tentang Binturong, seperti ciri

fisik, prilaku, habitat, makanan, dan keunikan hewan Binturong.

5. Meningkatkan minat pembaca untuk mempelajari dan memahami hewan

Binturong.

F. STUDI LITERATUR

Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan dan meneliti referensi

yang terkait dengan judul skripsi seperti buku, jurnal, dan sumber internet yang

terpercaya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh Informasi yang relevan dalam

pembuatan karya ilmiyah.


9

1. Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual Oleh Ricky W. Putra

Pada halaman 93 - 97 dari buku ini menjelaskan tentang layout.

Gambar F. 1 Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual Dalam Penerapan Oleh Ricky W.
Putra (Sumber : Buku Ricky W. Putra, 2023)

Ricky W. Purba menjelaskan bahwa tahapan pembuatan layout adalah

sebagai berikut:

a. Membuat konsep

Pada tahap ini yang penting adalah “akan membuat apa dan untuk

siapa pesan visual itu akan disampaikan”.

b. Ide yang disampaikan.


10

Pada tahap ini fokus desainer adalah “hal apa yang nantinya akan

disampaikan”

c. Merancang pesan visual

Pada tahap ini desainer mengatur dan merancang pesan visual dengan

mempertimbangkan berbagai komponen Desain (seperti fotografi,

tipografi, ilustrasi, dan logo atau simbol)

d. Produksi

Tahapan akhir adalah produksi pada media cetak, dan proses printing,

yang ditandai dengan istilah naik cetak dan naik tayang.


11

2. Buku Elektronik Teori Warna Oleh Shulfa Rahmawati Majid

Pada halaman 22 – 30 dari buku ini menjelaskan tentang macam-

macam skema warna.

Gambar F. 2 Buku Elektronik Teori Warna Oleh Shulfa Rahmawati Majid


(Sumber : https://anyflip.com/)

Shulfa Rahmawati Majid menjabarkan bahwa skema warna atau

penggabungan dua atau lebih warna yang berbeda beda adalah sebagai

berikut:

a. Skema Warna Monokromatis

Skema warna monokromatis adalah warna yang diperoleh dari hasil

gradasi warna yang kita pilih terhadap warna gelap ataupun warna

terang dari warna tersebu. Penggunaan warna monokromatik dirasa


12

lebih “aman” karena dapat menghindari kesalahan pemilihan warna

dan mempemudah dalam pemilihan komposisi warna.

b. Skema Warna Analogous

Warna Analogous adalah warna yang berdekatan satu sama lain dalam

lingkaran warna. Kombinasi memberikan warna terang dan ceria

sehingga warna terlihat harmonis. Warna yang dipadukan dengan

turunan warna utama sehingga keseluruhan akan terlihat harmonis.

c. Skema Warna Komplementer

Merupakan warna yang bersebrangan di dalam color wheel memiliki

sudut 180 derajat, dua warna dengan posisi kontras, komplementer

menghasilkan warna yang sangat menonjol, contohya Merah-Hijau,

Oranye-Biru, Ungu-Kuning.
13

3. Karya Ilmiyah Perancangan Buku Pengenalan Hewan Nocturnal

Indonesia Untuk Anak-Anak Sekolah Dasar Oleh Yusiana Meikawati

Pada halaman 13 dari skripsi ini menerangkan tentang penulisan buku

bacaan anak.

Gambar F. 3 Karya Ilmiyah “Perancangan Buku Pengenalan Hewan Nokturnal


Indonesia Untuk Anak-Anak Sekolah Dasar” Oleh Yusiana Meikawati
(Sumber : http://repository.unpas.ac.id/ 2018)

Buku anak pada umumnya ditulis menggunakan bahasa yang

sederhana, dengan kalimat yang singkat dan pemilihan kosakata yang

mudah dipahami dibandignkan dengan buku bacaan dewasa. Selain itu,

teks didalam buku anak dirancang agar mudah dibacakan oleh anak anak
14

maupun orang dewasa yang membicarakannya kepada anak-anak yang

belum bisa membaca. Pentingnya penggunaan ilustrasi dalam buku anak

anak terletak pada perannya sebagai pendukung cerita, dimana gambar dan

tulisan saling berkaitan satu sama lain. Anak-anak yang belum dapat

membaca biasanya lebih memperhatikan gambar dalam buku dibandingkan

memperhatikan tulisan. Perlu diketahui pula bahwa buku anak biasanya

memiliki jumlah ilustrasi lebih banyak dibandingkan dengan buku sastra

dewasa, semakin muda usia target pembaca, semakin banyak pula ilustrasi

yang disediakan dalam buku tersebut.


15

4. E-Book Pop-Up Design & Paper Mechanics Oleh Duncan Birmingham

Pada halaman 30 – 82 dari E-Book ini menjelaskan tentang bentuk

bentuk dasar pop-up.

Gambar F. 4 E-Book Pop-Up Design & Paper Mechanics Oleh Duncan Birmingham
(Sumber : http://slideshare.net/ 2018)

Birmingham mencatat bahwa terdapat beberapa jenis lipatan untuk

membentuk pop-up, antara lain:


16

1. Right Angle V-Fold.

Jenis lipatan ini dalah lipatan yang paling mudah dibuat. Biasanya

digunakan menampilkan pop-up kearah pembaca dengan mendekat ke

bagian depan halaman.

2. Acute-angle V-Fold

Jenis lipatan ini merupakan bentuk dasar yang paling umum. Ketika

dilipat, lipatan ini membentuk huruf "V" dan berdiri miring ke aras

yang beralawanan dari sudut, sehingga dapat ditempatkan di bagian

atas halaman, dengan meninggalkan banyak ruang untuk teks dan

ilustrasi tambahan.

3. Pointed V-fold

Biasanya digunakan sebagai basis latar belakang vertikal, dengan dan

jika ujungnya yang tajam dihilangkan akan terlihat terlihat seperti

gabungan lipatan V dan segi empat.

4. Obtuse angle V-fold

Adalah variasi lipatan yang paling jarang digunakan. Lipatan ini

biasanya digunakan bersamaan dengan jenis lipatan lain, seperti pada

bentuk pop-up yang dikombinasikan di dalam lipatan ini.

5. Asimmetric V-fold

Merupakan bentuk dasar yang berguna untuk membuat konstruksi

menarik tidak berporos pada tengah buku. Meskipun keempat sudut


17

pada dasar dan bagian pop-up berbeda, bentuknya tetap seimbang di

setiap sisi garis tulang belakang. Penggunaan sudut yang berbeda pada

tiap sisi dari pop-up ini dapat menghasilkan bentuk yang unik.

6. Parallel fold

Adalah lipatan di mana semua lipatan sejajar dengan lembah pusat

basis. Jenis pop-up ini menciptakan penampang yang stabil sebagai

tulang belakang.

7. Paralelogram

Berbeda dengan bentuk dasar lainnya karena saat dasarnya dibuka

datar, paralelogram akan terbentang rata. Namun, ini adalah

"bangunan" pop-up yang sangat penting. Digunakan untuk membuat

"lapisan", baik "melayang" sejajar dengan dasar, atau sejajar dengan

struktur pendukung di belakangnya. Ini juga mekanisme kunci dalam

desain "moving arm"..

8. Asymmetric parallel Folds

Jenis lipatan ini berguna untuk membuat konstruksi yang tidak

bertulang pada bagian tengah buku. Meskipun keempat sudut pada

basis dan bagian pop-up berbeda, tetap seimbang di setiap sisi tulang

belakang. Mengubah sudut ini akan menghasilkan bentuk yang sangat

berbeda.
18

9. Zigzag Folds

Mekanisme ini didasarkan pada lipatan V, mudah dibuat, meninggikan

empat bidang dan tiga lembah di atas halaman serta menciptakan dua

lembah di mana ia melekat pada halaman. Lempengan dan lembah

ganda memberikan potensi besar untuk dibangun.

10. M fold

Merupakan bentuk lipatan yang sangat berguna karena dapat

meningkatkan susunan enam bidang dan sembilan celah yang

semuanya dapat diperluas atau digunakan untuk mengangkat bentuk

pop-up tambahan.

11. Floating Plane

Jenis lipatan ini menciptakan bidang stabil dan celah yang 'melayang'

di atas halaman. Susunan bidang dan celah tersembunyi di bawah

bidang yang melayang memberikan tempat untuk objek pop-up

lainnya.

12. Box

Merupakan jenis lipatan yang sangat fleksibel dan dapat digunakan

sebagai dasar dari banyak bentuk pop-up solid dan pop-up berbentuk

patung.

13. Open topped shapes


19

Bentuk lipatan ini terbuat dari satu loop kartu, memiliki empat celah

yang dapat digunakan untuk membangun bentuk pop-up. Satu di setiap

sisi yang terpasang ke basis, dan setiap ujung akan naik keatas ketika

buku dilipat.

14. Pyramids

Jenis lipatan ini merupakan bentuk solid paling mudah untuk dibuat,

bentuknya dapat bervariasi dari tinggi, sempit, dan tajam hingga

rendah dan dan lebar.

15. Curved Shapes

Bentuk lipatan ini dibuat dengan memecah lengkungan menjadi

serangkaian bagian lurus pendek. Prinsip ini sama seperti yang

diterapkan pada parallel folds dan V-fold. jenis lipatan ini dapat

digunakan untuk membuat bentuk bulat besar.

16. Twisting Mechanism

Jenis lipatan ini dapat menciptakan gerakan berputar yang menarik

saat halaman dibuka, memiliki enam bidang yang dapat diperluas dan

tujuh celah untuk dibangun.


20

5. Buku Illustrating Children's Books_ Creating Pictures for Publication

oleh Martin Salis.

Pada halaman 28 dari buku ini Martin Salis menjelaskan bagaimana

membuat desain karakter hewan lewat pengamatan langsung.

Gambar F. 5 Buku Illustrating Children's Books_ Creating Pictures for Publication oleh
Martin Salis.
(Sumber: https://www.pdfdrive.com, 2004)

Martin Salis mengatakan bahwa mengamati dan melukis hewan secara

langsung akan membantu menciptakan karakter yang khas dalam buku

anak-anak. Tidak hanya melihat bentuk fisiknya saja, namun juga

mengamati perilaku dan gerakan hewan tersebut agar karakter yang


21

dihasilkan sesuai dengan karakteristik yang sebenarnya. Kemampuan untuk

menangkap gerakan dengan cepat sangat penting, terutama ketika

menggambar hewan yang sangat aktif. Namun, hal ini tidak begitu penting

ketika melukis hewan yang lebih tenang atau hewan yang dapat ditemukan

di siang hari. Selain itu, pengalaman melukis hewan juga dapat

memberikan ide-ide untuk menciptakan buku gambar yang menarik.


22

6. Jurnal “Scent Marking in the Binturong, Arctictis Binturong” oleh

Devra G. Kleiman

Gambar F. 6 Jurnal “Scent Marking in the Binturong, Arctictis Binturong” oleh Devra G.
Kleiman
(Sumber: https://www.jstor.org,1974)

Dalam jurnal tersebut Kleiman menjelaskan bahwa Binturong

menggunakan bau untuk menandai wilayahnya dengan cara menggesekkan

kelenjar-kelenjar bau pada pergelangan kaki mereka keatas permukaan

benda atau struktur tertentu, tanda bau ini selain digunakan untuk menandai

wilayah juga digunakan untuk menarik pasangan.


23

7. Artikel Hidup Liar RER: Binturong oleh Restorasi Ekosistem Riau

(Rekoforest)

Gambar F. 7 Artikel “Hidup Lair RER: Binturong” oleh Restorasi Ekosistem Riau (Sumber:
www.rekoforest.org,2019)

Pada artikel ini, Rekoforest menjelaskan Binturong merupakan satwa

asli di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa, Indonesia, dengan penyebutan

setempat sebagai Binturung. dijelaskan perilaku hewan Binturong ketika

merasa terancam, Binturong kabur ke pohon terdekat. Akan tetapi, satwa

ini juga bisa mengencingi musuh yang mengancam. Namun apabila tidak

berhasil dipukul mundur, Binturong akan menyeringai sehingga

menampakkan giginya dan mengeluarkan suara menggeram, atau

mennggunakan rahang giginya yang kuat untuk membela diri.


24

8. Artikel “Binturong” oleh Kids National Geographic

Gambar F. 8 Artikel “Binturong” oleh kids.nationalgeographic (Sumber:


https://kids.nationalgeographic.com)

Pada Artikel ini, Kids National Geographic menjelaskan tentang ciri

fisik pada ekor hewan Binturong yang panjangnya hampir sama dengan

panjang tubuhnya, ekor ini berguna untuk mencengkram batang-batang

pohon agar Binturong dapat bergerak diatas pohon. Dengan ciri fisik ini

menjadikan Binturong salah satu dari hanya dua karnivora yang memiliki

ekor yang dapat digunakan sebagi penggenggam, sedangkan hewan

karnivora lainnya yang memiliki ciri yang sama adalah Kinkajou.


25

9. Artikel “What is a Binturong” oleh news.mongabay.com

Gambar F. 9 Artikel “what is a Binturong” oleh Mongabay (Sumber:


https://news.mongabay.com/)

Pada artikel ini News Mongabay menjelaskan Binturong adalah

mamalia berukuran sedang, yang juga dikenal sebagai kucing beruang.

Meskipun memiliki ikatan keturunan dengan keluarga Felidae, Binturong

tidak memiliki kaitan apapun dengan kucing modern (walaupun hewan

Binturong memiliki beberapa ciri fisik yang sama dengan kucing seperti

memiliki kumis putih sepanjang delapan inci, kebiasaan mendengkur,

kebiasaan merawat bulunya dengan menjilati dan menggosok wajahnya,

dan mencakar dahan kayu untuk menajamkan cakarnya).

Sebagai hewan arboreal, ia menghabiskan sebagian besar waktunya di

puncak pohon tinggi di dataran rendah hutan hujan Asia Selatan dan

Tenggara serta hutan lainnya. Kamera game paling sering menangkap


26

gambarnya saat meluncur di tanah, berpindah dari satu pohon ke pohon

lainnya.

Omnivora dan oportunis, memakan pucuk dan daun tumbuhan, buah,

telur, invertebrata kecil, ikan, hewan pengerat — hampir semua yang

dapat mereka temukan dan/atau tangkap. Di alam liar, kucing beruang

bersimbiosis dengan ara pencekik, yang buahnya merupakan salah satu

makanan favoritnya.

Dipercaya juga bahwa Binturong adalah salah satu dari sekitar 100

mamalia, menurut ahli biologi, yang mampu menunda implantasi. Ini

berarti betina yang telah dihamili dapat menunda memulai kehamilan

untuk kondisi lingkungan yang lebih menguntungkan, memastikan bahwa

kelahiran terjadi selama musim tertentu, umumnya antara Januari dan

Maret. Betina liar biasanya melahirkan satu hingga tiga Binturong dalam

satu tandu, sedangkan betina penangkaran dapat memiliki hingga enam

Binturong.
27

G. TINJAUAN KARYA

Tentang beberapa karya yang dijadikan referensi oleh penulis untuk

memastikan bahwa karya yang dibuat tetap sesuai dengan konsep yang diinginkan,

berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Pop-Up Book Colorful Animals oleh Hafez Achda

Gambar G. 1 Pop-up Book Colorfull Animals Oleh Hafez Achda


(Sumber:Buku Pop-Up Colofull Animals/ 2021)

Pop-Up Book ini dibuat dengan ukuran 21 x 21 cm di setiap

halamannya. Ukuran ini cukup untuk menampilkan ilustrasi dengan baik,

hal ini juga membuat buku ini mudah untuk dipegang dan dibaca oleh

anak-anak.
28

Teknik Pop-Up Book yang dominan digunakan oleh Hafiz Achda

dalam pembuatan Pop-Up Book ini yaitu, Symetrhycal V fold,

Asymetrhycal V fold, dan W/M fold. Teknik ini sangat umum digunakan,

namun cukup untuk memberikan penggambaran yang menarik. Hal ini

juga memberikan keuntungan pada ketahanan buku, karena penggunaan

teknik yang terlalu kompleks pada Pop-Up Book dapat membuat buku

sulit untuk ditutup dengan baik.

Pop-Up Book ini banyak menggunakan ilustrasi sebagai komponen

utamanya, hal ini sangat baik karena buku yang di dominasi oleh ilustrasi

akan membuat anak-anak tertarik untuk membacanya, namun keakuratan

bentuk ilustrasi menjadi sangat penting untuk menggambarkan bentuk

fisik dan habitat dari hewan tersebut.

Kualitas bahan yang digunakan pada setiap halaman Pop-Up Book

ini memiliki kekurangan, yaitu Pop-Up Book ini menggunakan bahan

yang terlalu tipis sehingga setiap halaman akan mudah untuk

dilengkungkan. Hal ini dapat membuat buku menjadi lebih cepat rusak

jika sering digunakan. Sebaiknya menggunakan bahan yang lebih tebal

ataupun menambahkan bahan keras tambahan untuk menebalkan setiap

halamannya.

Tipografi pada Pop-Up Book ini dipilih dengan sangat

mempengaruhi kesan dan kualitas dari buku ini, Hafez Achda


29

menggunakan font sans serif dengan bentuk yang playfull, hal ini

menambah kesan menarik pada buku ini, terutama pada anak-anak.

2. Pop-Up Book Big Animals oleh Hafez Achda

Gambar G. 2 Pop-up Book Big Animals Oleh Hafez Achda


(Sumber:Buku Pop-Up Big Animals/ 2021)

Buku pop-up ini menghadirkan pengalaman visual yang menarik

dengan ukuran 21 x 21 cm setiap halamannya. Dengan penggunaan

teknik semi realis dalam ilustrasi, buku ini menciptakan dunia yang hidup

dan menggambarkan hewan-hewan dengan detail. Penggunaan warna

yang cerah dan berwarna earthy memberikan sentuhan hangat pada

keseluruhan karya, menjadikannya menarik bagi pembaca dari segala

usia.
30

Teknik pop-up yang dominan dalam buku ini adalah curved shape,

yang memberikan dimensi tambahan pada ilustrasi hewan-hewan yang

ditampilkan. Dengan melengkungkan beberapa bagian, hewan-hewan

tersebut tampak seperti muncul dari halaman dan memberikan kesan

gerakan yang menarik. Selain itu, buku ini juga menggabungkan twisted

mechanism, swing arm, dan V fold untuk menciptakan efek pop-up yang

lebih kompleks dan dinamis. Hal ini memungkinkan buku ini

mempresentasikan bentuk dan gerakan hewan-hewan dengan cara yang

mengagumkan. Kombinasi dari teknik pop-up yang berbeda ini

memberikan variasi dan kejutan saat pembaca menggulirkan halaman

buku. Hewan-hewan yang digambarkan dalam ilustrasi terlihat hidup dan

bergerak, menciptakan pengalaman membaca yang lebih interaktif dan

menghibur.

3. Karya Ilustrasi Sea Otters Oleh Dawn Cooper


31

Gambar G. 3 Ilustrasi Sea Otters Oleh Dawn Cooper


(Sumber: pinterest.com)

Ilustrasi karya Dawn cooper ini menggambarkan dua ekor sea otter

yang sedang bermain di perairan laut dengan gaya lukisan cat akrilik, namun

dibuat secara digital. Detail bulu bulu halus pada hewan tersebut berhasil

ditangkap dengan indah dengan cara menggambarkan pola garis yang

menempel pada tubuh sea otter, sehingga memberikan kesan yang nyata

pada ilustrasi. Warna pastel pada background yang dikombinasikan dengan

warna terang menambah kesan kontras yang harmonis dengan menonjolkan

hewan mamalia ini dan habiatatnya. Pose pada hewan sea otter ini juga

terlihat dinamis sehingga memberikan kesan playful dan menghibur. Secara

keseluruhan, ilustrasi "Sea Otter" ini merupakan karya seni yang berhasil

menggambarkan keindahan dari salah satu hewan laut yang unik dan

menarik dengan detail yang halus dan gaya lukisan yang naturalistik.
32

4. Karya Ilustrasi Cover Buku Bringing Back the Wolves Oleh Kim

Smith

Gambar G. 4 Ilustrasi Cover Buku Bringing Back the Wolves Oleh Kim Smith
(Sumber: http://kimillustration.com, 2020)

Ilustrasi karya Kim Smith ini menggambarkan seekor serigala yang

sedang mololong diatas batu dengan background perbukitan, pohon dan

gunung yang menjulang tinggi.

Latar belakang yang dibuat dengan detail dan halu memberikan kesan

alam liar yang alami, Warna yang senada dengan kontras antara objek utama

dengan background memberikan dimensi yang luas pada ilustrasi.

Penggambaran latar belakang ini juga berhasil memberikan kesan keasrian

alam dengan atmosfer alam liar yang tergambar dengan baik.

5. Desain Cover Buku Coole Kikkers Oleh Owen Davey.


33

Gambar G. 5 Cover Buku Coole Kikkers Oleh Owen Davey

(Sumber: pinterest.com)

Pada desain cover rancangan Owen Davey ini menggambarkan seekor

katak yang sedang memanjat batang pohon. Desain cover ini didominasi

oleh ilustrasi yang memenuhi seluruh kanvas, karakter katak yang

ekspresif dan kontras yang tajam pada ilustrasi sukses menjadi pusat

perhatian dengan proporsi cukup besar sehingga menonjolkan pembahasan

utama pada buku. Judul besar yaitu “Coole Kikkers” terletak di bagian

atas memenuhi bagian atas kanvas mempertegas heirarkinya sebagai teks

utama kemudian disusul oleh nama illustrator yang satu tingkat lebih kecil

dari pada judul utama, dan dibagian paling bawah terdapat teks “Fontaine
34

Uitfingers” sebagai penerbit dari buku. Perancangan desain cover berhasil

menggambarkan tentang pembahasan utama dari buku tersebut.


35

H. METODE PENCIPTAAN

1. Persiapan

Pada tahap awal proses pembuatan Pop-Up Book Pengenalan Binturong,

penulis melakukan pengumpulan informasi serta ide-ide kreatif terkait

dengan beberapa aspek yang menjadi fokus dalam penyusunan buku anak

yang baik dan menarik. Dalam hal ini, penulis tidak hanya berfokus pada

konten atau isi yang disampaikan dalam buku, namun juga memperhatikan

metode dalam merancang layout mekanis kertas pada Pop-Up Book.

Selanjutnya, penulis memfokuskan perhatiannya pada hewan Binturong,

yang dipilih sebagai subjek utama dari karya Pop-Up Book ini. Untuk

mengumpulkan informasi yang akurat dan terpercaya tentang hewan ini,

penulis mencari jurnal penelitian, buku-buku zoology , dan website yang

terkait dengan Binturong dengan harapan dapat memasukkan informasi yang

akurat ke dalam Pop-Up Book.

Selain itu, penulis juga mempertimbangkan tujuan dan target pembaca

dalam menyusun konten buku. Dalam hal ini, penulis memastikan bahwa

bahasa dan gaya penulisan yang digunakan mudah dipahami dan menarik.

Selain itu, penulis juga memperhatikan aspek visual pada buku, seperti

pemilihan warna, desain ilustrasi, dan layout yang menarik agar dapat

menambah daya tarik buku dan memudahkan pembaca untuk memahami isi

buku. Dengan demikian, melalui proses pengumpulan informasi dan ide-ide


36

kreatif yang cermat dan teliti, serta memperhatikan berbagai aspek penting

dalam penyusunan buku anak, diharapkan Pop-Up Book “Pengenalan

Binturong” dapat menjadi buku yang bermanfaat dan menyenangkan bagi

anak-anak.

2. Elaborasi

Sebagai tahap berikutnya dalam proses penciptaan Pop-Up Book

Pengenalan Binturong, penulis akan melanjutkan pengolahan dari hasil

pengamatan serta informasi dan gagasan yang diperoleh dari berbagai

sumber seperti buku, jurnal, kunjungan langsung, dan website. Dalam tahap

ini, penulis akan menulis narasi yang akan dimasukkan ke dalam Pop-Up

Book, serta memulai sketsa ilustrasi dan layout Pop-Up Book mengikuti

narasi yang telah disusun sebelumnya.

Untuk memastikan bahwa proses perancangan Pop-Up Book dilakukan

dengan metode yang baik dan benar, penulis memperhatikan beberapa aspek

penting dalam perancangan buku, seperti pemilihan narasi yang tepat dan

mudah dipahami oleh target pembaca, pemilihan ilustrasi yang menarik dan

sesuai dengan tema, serta perancangan layout Pop-Up Book yang menarik

dan memperhatikan keterkaitan antara narasi dan ilustrasi. Untuk

memudahkan dalam pengolahan hasil pengamatan tersebut, penulis

melakukan brainstorming dengan mengumpulkan ide-ide yang berkaitan.

Dari hasil brainstorming tersebut, penulis menyusun mind mapping sebagai


37

panduan dalam perancangan Pop-Up Book, mind mapping tersebut berisi

gambaran visual yang terorganisir mengenai ide-ide yang telah

dikumpulkan. Berikut adalah mindmapping pembuatan pop-up book

“Binturong si beruang kucing yang langka”:

Gambar H. 1 Mindmapping perancangan pop-up book


(Sumber: Dermawan Syahputra, 2023)
38

Setelah melakukan proses brainstorming, penulis mengkaji ulang

kelebihan dan kekurangan dari karya yang akan dirancang. Dalam

pemetaannya, penulis menggunakan metode SWOT (Strengths, Weaknesses,

Opportunities, Threats) sebagai alat untuk menganalisis faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi karya tersebut. Adapun analisis data yang

penulis lakukan dengan teknik SWOT antara lain:

Tabel H. 1 Analisis data dengan metode SWOT


(Sumber: Dermawan Syahputra, 2023)

No Nama Data Keterangan

1 Strengths a. Buku pop-up dengan ilustrasi yang

(Kekuatan) menarik dan kreatif akan lebih diminati

anak-anak daripada buku yang terlalu

banyak teks.

b. Materi pengenalan hewan Binturong

yang ada pada buku mudah dicerna oleh

anak anak.

c. Penggunaan pop-up menambah nilai

estetik pada buku.

d. Lebih menarik perhatian dengan ilustrasi

hewan yang bergerak keluar dari

halaman.
39

e. Anak anak menyukai hewan.

2 Weakness a. Tidak semua orang tua dapat

(Kelemahan) menyediakan Pop-Up Book untuk

anaknya.

b. Buku akan rusak jika digunakan dalam

waktu lama.

c. Membutuhkan waktu yang lebih

panjang dan biaya produksi yang lebih

mahal disbanding dengan buku biasa.

d. Pop-up book kurang cocok untuk

menyampaikan Informasi yang terlalu

kompleks

3 Opportunities a. Pop-Up Book dapat menjadi

(Peluang) alternative. yang berbeda pada pasar

buku anak yang kompetitif.

b. Perkembangan teknologi cetak

memberi kemudahan dalam produksi

buku dengan biaya yang lebih murah

dan lebih cepat.

4 Threats a. Persaingan dengan media digital yang

(Ancaman) tidak kalah menarik dan mudah


40

diakses.

b. Pengaruh tren pasar yang berubah

ubah, sehingga memerlukan inovasi

yang lebih baik.

3. Sintesis

Tahap ini menjadi penentuan rancangan final dari buku tersebut. Setelah

melakukan pengamatan dan pengumpulan informasi, serta menentukan narasi

dan sketsa layouting, langkah selanjutnya adalah membuat prototype dari hasil

sketsa layouting. Prototype tersebut akan diuji coba dengan melakukan

analisis ulang terhadap sistem mekanis lipatan Pop-Up Book yang dirancang

sebelumnya. Tujuan dari analisis ulang ini adalah untuk memastikan bahwa

rancangan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan efektif saat digunakan

oleh anak-anak.

Selain itu, dalam tahap ini penulis juga melakukan perbaikan dan

penyesuaian terhadap rancangan Pop-Up Book yang telah dibuat. Perbaikan

dan penyesuaian ini meliputi aspek mekanis, visual, dan naratif dari buku

tersebut. Setelah melakukan perbaikan dan penyesuaian, penulis akan

melakukan evaluasi terhadap rancangan Pop-Up Book untuk memastikan

bahwa hasil akhir dari buku tersebut memenuhi kriteria yang diharapkan, baik
41

dari segi keamanan, kekuatan, keterbacaan, maupun daya tarik bagi anak-

anak.

4. Realisasi

Proses produksi dimulai dengan tahap visualisasi konsep, penulis

melakukan berbagai teknik untuk memvisualisasikan konsep yang telah

disiapkan sebelum proses penciptaan dimulai. Penulis memulai dengan

menggambar ilustrasi yang diperlukan menggunakan Software Pro Create

pada perangkat iPad. Penggunaan Software Pro Create memungkinkan

penulis untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan detail, serta

memudahkan untuk melakukan revisi dan perbaikan jika diperlukan.

Setelah proses menggambar ilustrasi selesai, selanjutnya penulis

melakukan proses layouting secara digital menggunakan Software Adobe

Illustrator pada perangkat komputer. Proses ini melibatkan pengaturan tata

letak dan ukuran ilustrasi, serta penempatan narasi dan teks pada Pop-Up

Book. Dalam proses Layouting, penulis menggunakan teknik komposisi yang

baik untuk menghasilkan desain yang menarik dan estetis bagi anak-anak

sebagai target pembaca. Kemudian proses ini juga dilakukan bersamaan

dengan proses digitalisasi media pendukung.

Kemudian penulis membuat ulang pola kertas lipatan Pop-Up Book dari

hasil konsep dan sintesis sebelumnya dengan menggunakan Adobe


42

Illustrator. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa pola lipatan

Pop-Up Book sesuai dengan konsep dan narasi yang sudah disusun

sebelumnya.

Selanjutnya adalah proses pencetakan Pop-Up Book. Penulis

menggunakan kertas yang sesuai agar Pop-Up Book tidak cepat rusak setelah

digunakan berulang kali. Proses pencetakan dilakukan dengan menggunakan

printer yang berkualitas tinggi untuk memastikan hasil cetakan yang jelas

dan tajam.

Proses selanjutnya adalah perakitan Pop-Up Book. Proses ini melibatkan

teknik memotong, melipat, merekatkan, dan menjilid. Penulis sangat hati-

hati dalam melakukan proses perakitan Pop-Up Book untuk memastikan

bahwa Pop-Up Book tersebut dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama.

Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa Pop-Up Book dapat

memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan dan edukatif bagi

anak-anak.

5. Penyelesaian

Pada tahap ini, Pop-Up Book publikasi "Binturong si Beruang Kucing

yang langka" siap untuk dijual dan digunakan sebagai media belajar bagi

siswa sekolah dasar. Untuk memasarkannya, penulis melakukan beberapa

strategi promosi baik secara offline maupun online. Strategi offline


43

meliputi pameran karya seni, pameran karya literasi, dan kegiatan bazar,

sedangkan strategi online melalui website marketplace dan sosial media.

Selain itu, penulis juga membuat berbagai media cetak sebagai media

promosi offline seperti banner, poster, sticker, tshirt, pembatas buku, dan

mug, serta media digital berupa video promosi untuk memperkenalkan

Pop-Up Book "Mengenal Hewan Binturong" kepada masyarakat.

Dalam tahap penyelesaian ini, penulis juga melakukan evaluasi

terhadap seluruh proses produksi, termasuk evaluasi terhadap hasil akhir

Pop-Up Book, Packaging, dan media promosi. Hal ini dilakukan untuk

memastikan bahwa produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar

kualitas dan siap untuk dipasarkan.


44

I. JADWAL PELAKSANAAN

Tabel I. 1 Tabel Jadwal Pelaksanaan


(Sumber: Dermawan Syahputra 2023)
45

J. DAFTAR KEPUSTAKAAN

BUKU:

Holden, A. (2016). Environment and Tourism. Google Books. Diakses pada 4 April
2023,dari https://books.google.co.id/books/about/Environment_and_
Tourism.html? id=_-PqDAAAQBAJ&redir_esc=y

Kusrianto, Adi. (2006). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Surabaya : Penerbit


Andi.

Majid, S. R. (2021). Teori Warna. Diakses pada 12 April 2023, dari


https://anyflip.com

Meikawati, Y. (2018). Perancangan Buku Pengenalan Hewan Nokturnal Indonesia


untuk Anak-anak Sekolah Dasar. Yusiana Meikawati (126010056) (Doctoral
dissertation, Desain Komunikasi Visual).

Prof. Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Pryono, A. O. (2018). Kajian Habitat Binturong (Arctictis Binturong) di Hutan


Lindung Blok Kondang Merak RPH Sumbermanjing Kulon Kabupaten
Malang. Universitas Muhammadiyah Malang Repository. Diakses pada 12
April, dari https://eprints.umm.ac.id/37303/

Putra, R. W. (2023). Pengantar Desain Komunikasi Visual dalam Penerapan.


Penerbit Andi.

Said, M. A. (2019). Meningkatkan Minat Belajar Thaharah dalam Membersihkan


46

Najis dan Hadas untuk Tingkat MTS dengan Media Pop-Up Book. Skripsi.
Universitas Potensi Utama, Indonesia. Diakses dari http://repository.potensi-
utama.ac.id/ pada tanggal 07 April 2023

Salis, M. (2004). Illustrating Children's Books: Creating Pictures for Publication.


Diakses pada 20 April 2023, dari https://www.pdfdrive.com/illustrating-
childrens-books-creating-pictures-for-publication-e157206451.html

JURNAL:

Syifana, A. T. (2018). TA: Perancangan Buku Ilustrasi Tanaman Herbal Sebagai


Media Informasi Bahan Perawatan Kecantikan Wajah Untuk Remaja
Putri (Doctoral dissertation, Institut Bisnis dan Informatika Stikom
Surabaya).

Kleiman, D. G. (1974). Scent marking in the Binturong, Arctictis


Binturong. Journal of Mammalogy, 55(1), 224-227.

Siregar, A., & Rahmah, E. (2016). Model pop up book keluarga untuk mempercepat
kemampuan membaca anak kelas rendah sekolah dasar. Ilmu informasi
perpustakaan dan kearsipan, 5(1), 10-21.

Silqi, V. I., & Febrianto, R. (2022). Pengembangan Media Pop-Up Book Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Teks Eksplanasi Untuk Siswa
SMA. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 8(3), 883-892.

Umam, N. K., Bakhtiar, A. M., & Iskandar, H. (2019). Pengembangan pop up book
bahasa indonesia berbasis budaya Slempitan. Trapsila: Jurnal pendidikan
47

dasar, 1(02), 1-11.

WEBSITE:

Alamendah.org. (2010). Binturong, Musang Lucu Berkaki Lima. Diakses pada 6


April 2023, dari https://alamendah.org/Binturong-musang-lucu-berkaki-
lima/

Duckworth, J.W. (2016). Arctictis Binturong.


http://www.iucnredlist.org/details/41690/0 diakses pada tanggal. 16 April
2018

Fadli Rahmadi. (2015). Binturong / musang berkaki lima.


http://biodiversitywarriors.org/m/katalog.php?idj=3391 diakses pada
tanggal. 16 April 2018

KBBI. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada 4 April 2023, dari
https://kbbi.web.id/buku

What is Binturong? (n.d.). Retrieved from https://news.mongabay.com/2016/10/its-


a-bear-its-a-cat-no-its-a-Binturong-and-its-threatened/

K. LAMPIRAN
48

Berikut dibawah ini data diri penulis beserta karya – karya yang telah diselesaikan

selama menjadi mahasiswa Universitas Potensi Utama.

Nama : Dermawan Syahputra

Nim : 1821000052

T.Tgl Lahir : Medan,12 Januari 1999

Riwayat Pendidikan :

1. 2004 – 2006 : SD Muhammadiyah Cendana Asri

2. 2006 – 2010 : SD Al-Jama’iyah

3. 2010 – 2013 : MTS Al-Washliyah Tembung

4. 2013 – 2016 : SMK Negeri 10 Medan

Karya Seni yang pernah diciptakan :

1. Buku Cerita anak berjudul “Simon and Samantha”

2. Buku Cerita anak berjudul “Draco Tanpa Glider”

3. Poster Opera “Tree Neighbours”

4. Buku cerita anak “Dylan and his new bike”

Anda mungkin juga menyukai