Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Wawancara Wirausaha Dilingkungan sekitar


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Pelajaran: Produk Kreatif Kewirausahaan

Guru Pembimbing: Agus Hariyono


Nama Kelompiok:
1. Anggi Putri (07)
2. Atika Kusuma Dewi (12)
3. Dewi Firmaning Ayu (20)
4. Dewi rahayu (21)
5. Dina Puji Rahayu (29)
6. Dwi Nurul Aeni (35)

Kelas XI-AKL1

SMK Negeri 1 Bojonegoro

Tahun Pelajaran 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era global sekarang ini keadaan ekonomi di Indonesia memang sangat memprihatinkan , namun
kita tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita harus berusaha, kreatif,
inovatif dan berani mengambil suatu keputusan serta resiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri.kita tidak harus bergantung pada orang lain.Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita harus
berusaha semaksimal mungkin.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan berwirausaha.
Dengan kita berwirausaha kita bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara
tidak langsung kita sudah membantu banyak orang.

Bisnis adalah sebuah pembelajaran, dimana dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang prospek
dan kelayakan dalam usaha itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus dimulai sejak dini sehingga kita
memiliki banyak waktu untuk dapat berpikir dan mengolah otak demi kesuksesan usaha tersebut.

.Saya memilih usaha tempe Ibu Sriana sebagai objek untuk tugas yang saya kerjakan karena melihat
perkembangan usaha Ibu Sriana yang sudah semakin membaik berkat kerja keras dan usahanya.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.

2. Memperoleh informasi tentang kewirausahaan.

3. Sebagai contoh inspiratif dalam memulai suatu usaha baru

4. Mengembangkan jiwa berwirausaha bagi generasi muda

C. Topik Wawancara

Pengusaha Tempe Usaha Kecil Menengah (UKM)

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Wawancara ini dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019

Pukul : 15.20 WIB s/d selesai.

Tempat : Ds.Mori Kec.Trucuk Kab.Bojonegoro

E. Laporan Hasil Wawancara

Narasumber : Ibu Sriana

Pewawancara : Dewi Rahayu

Dwi Nurul Aeni

Juru Foto : Anggi Putri

Atika Kusuma Dewi

Juru Tulis : Dewi Firmaning Ayu

Dina Puji Rahayu


BAB II

LAPORAN HASIL OBSERVASI

A. Sejarah Pemilik dan Berdirinya Usaha pembuatan Tempe

Nama pemilik usaha : Sriana

Umur : 40Th

Alamat : Ds.Mori Rt.11 Rw.03 Kec.trucuk Kab.Bojonegoro

1.kapan memulai usaha ini?

Adapun berdirinya usaha kecil/ menengah ini sejak tahun 2009 yang diawali sebagai usaha rumahan.
Kemudian seiring waktu ada pemikiran untuk membuka toko yang di buat dan di produksi sendiri
bersama keluarga.

2..Bagaimana sejarah perkembangan usaha ini hingga sekarang?

Awalnya hanya coba-coba memasarkan tempe dilingkungan sekitar dan ada sistem pesan karena
kami belum mempunyai tempat untuk memasarkannya. Dan di daerah sini juga tidak ada yang
menjual tempe, maka dari itu saya semakin mantap untuk menjalani usaha ini. Alhamdulillah banyak
peminat/konsumennya dan kemudian ada pemikiran untuk membuka toko didepan rumah yang
letaknya juga strategis. Alhamdulillah semakin lancar hingga sekarang .

3. Mengapa lebih berminat menjalankan usaha tempe ini?

Karena usaha ini tidak membutuhkan modal yang banyak dan juga tidak kepanasan, selain itu Ibu
sriana bisa mengurus pekerjaan sebagai ibu rumah tangga seperti umumnya dan hasilnyapun bisa
untuk menambah uang saku anak.

4. Berapakah modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini?

Untuk memulai usaha ini ibu Sriana membutuhkan modal kurang lebih Rp.100.000.000,00

5. Bagaimana proses pembuatan tempe yang inuk jalankan ini?


Alat dan Bahan Membuat Tempe :

 Baskom
 Saringan
 Dandang
 Kipas angin
 Sotel kayu
 Tampah
 Kompor
 Kacang Kedelai
 Ragi tempe
 Daun pisang/kantong plastik

Langkah-langkah Cara membuat tempe :


 Cuci bersih semua peralatan terlebih dahulu. Keringkan.
 Cuci bersih kacang kedelai.
 Rendamlah kacang kedelai kurang lebih selama 13-18 jam.
 Jika sudah lunak, kelupas kulitnya.
 Bilas menggunakan air.
 Rebus kembali biji kedelai yang sudah dibilas air tadi.
 Tiriskan pada tampah. Kipasi menggunakan kipas angin hingga tidak terlalu panas.
 Masukkan ragi tempe ke biji kedelai secara merata, aduk rata.
 Masukkan biji kedelai yang sudah diberi ragi pada daun pisang atau kantong plastik. Untuk
tebal tipisnya sesuai dengan selera anda.
 Untuk mendapatkan tempe yang baik, waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi
adalah 2 hari dengan suhu kamar. Usahakan kacang kedelai anda sudah tertutupi jamurnya.

Faktor yang berpengaruh dalam pembuatan tempe:


1.    Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses
metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang.
Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada
kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2
cm.
2.    Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis
kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
3.    Suhu
Kapangtempedapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik
pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat
pemeraman perlu diperhatikan.
4.    Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu pada
pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar dalam
pembuatantempetidak mengalami kegagalan.
Untuk membuat tempedibutuhkan inokulum atau laru tempeatau ragi tempe. Laru tempedapat
dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan
dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang
pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat
bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.

Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau larutempedapat dibedakan atas: inokulum
murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun perbedaannya adalah pada
jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan dalam laru tersebut.

Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempeadalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau
kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran selain kapang Rhizopus oligosporus,
dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang
berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp.,Lactobacillus sp.,
Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12.
Adanya bakteri Bacillus sp padatempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.

Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya. Protein
kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi asan-asam amino, sehingga
nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut
maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuktempeyang baik berkisar antara 6,3 sampai
6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjaditempeakan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi
karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut,
mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.

Nilai Gizi  Pada Tempe Kedelai

Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah lama diakui. Sejumlah
penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an menyimpulkan bahwa
banyak tahanan Perang Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia berhasil terhindar
dari disentri dan busung lapar karena tempe. Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus dilakukan
dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tempe mengandung elemen yang berguna
bagi tubuh, yakni: asam lemak, vitamin, mineral, dan antioksidan.

1. Asam Lemak

Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak.


Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada tempe meningkat jumlahnya. Asam
lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

2.      Vitamin

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan
larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial.
Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam
nikotinat, vitamin B6, dan B12. Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan
tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan bijibijian), namun tempe
mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial
dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe
kering. Jumlah ini telah

dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada
tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang
mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

3.      Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah
mineral besi, tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan
menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan
terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink)
menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

4.      Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon yang
sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai
terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping
ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon)
yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh
bakteri micrococcus luteus dan coreyne bacterium.

6. Berapa harga perbijinya tempe yang ibu jual?

Bu Sriana menjual tempe potongan kecil dengan harga perbiji Rp.2.000.000. kalau potongan besar
Rp. 8.000.000.

7. Berapa penghasilan perbulan/perharinya?

Rata rata penghasilan lba bersih bu Sriana per-hari dapat mencapai Rp. 25.000.000 dan per-
bulannya Rp.750.000.000. Dan mampu meringankan keuanagan rumah tangga.

8. Apa kendala yang dialami Ibu Sriana selama menjalani usaha ini?

Kendala yang bu Sriana alami saat menjalankan usahanya kadang kala tempe yang di produksi tidak
habis terjual sehingga mengalami kerugian yang mengakibatkan tidak kembalinya modal.

9. Bagaimana cara Ibu Sriana untuk mengatasi masalah tersebut?

Dengan cara mengurangi jumlah tempe yang di produksi.Biar pun sedikit yang terpenting dapat
terjual semuanya dan tidak mengalami kerugian.

10. Apa saja suka / dukanya selama menjalani usaha ini?

Sukanya setiap hari bu Sriana mendapatkan pemasukan,dan dapat menambah uang saku
anak.Dukanya ketika tempe yang di produksi bu Sriana tidak jadi dan tidak habis terjual.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tempe merupakan salah satu produk makanan  hasil fermentasi yang  melibatkan Jamur Rhizopus


oligosrus (ragi tempe). Jamur ini berperan dalam pembentukan miselia yang berupa benang-benang
putih yang terdapat di permukaan tempe.   Pembuatan tempe dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu melalui tahap pengupasan, pencucian, penirisan, peragian, pembungkusan dan
fermentasi. Dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen(O2) sangat berpengaruh, karena
kapang Rhizopus oligosporus dapat berkembang dalam keadaanaerob(membutuhkan oksigen).
Sehingga jika dalam medium fermentasi tidak ada oksigen yang masuk maka tidak akan ada aktivitas
perkembangan dari Rhizopus, akibatnya tidak akan terjadi proses fermentasi.  Tempe merupakan
makanan yang memiliki kandungan gizi yang kompleks, seperti protein, lemak, energi, serat, kalsium,
fosfor, besi, karotin dan kandungan lainnya. Secara kuantitatif, nilai gizi tempe mamang  lebih
rendah dari kedelai. Namun secara kualitatif tempe memiliki nilai cerna yang lebih baik, hal ini
disebabkan karena kadar protein akan meningkat akibat aktifitas enzim proteolitik yang
mengakibatkan protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi mudah dicerna didalam tubuh
dibandingkan kedelai. Tempe sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena banyak mengandung
nilai gizi sehingga dapat mengatasi berbagai penyakit contohnya anemia, hipokolestrol, kanker dan
lain-lain.

Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri
sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta dapat pula
menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan
masukan kepasa pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

  SARAN
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa khususnya, bahwasanya kekayaan alam
Indonesia sangatlah melimpah, untuk mencerdaskan anak bangsa serta mencukupi sebagian
gizinya, kedelai sangatlah besar manfaatnya.
Untuk itu diharapkan cara-cara yang telah disampaikan dalam makalah ini semoga dapat berguna
bagi semua pembaca yang budiman.

Anda mungkin juga menyukai