Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai
salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan
karena UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan
diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan
perusahaan skala besar (Sartika, 2002:13). UMKM di Indonesia yang
terdiri dari berbagai sektor usaha turut memberikan kontribusi yang besar
dalam penerimaan PDB. Selain itu, UMKM juga memiliki beberapa
keunggulan diantaranya mampu mengangkat perekonomian rakyat
sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan
lapangan kerja dan mampu menyerap tenaga kerja. Peranan UMKM dalam
perekonomian memang besar. Dalam
Data statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil mikro dan
menengah (UMKM) mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di
Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta
orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Menurut Syarif
Hasan, Menteri Koperasi dan UKM seperti dilansir sebuah media massa,
bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, maka
pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Setiap UMKM rata-
rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar
3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang.
Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8% menjadi 5 % dengan
pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran serta UKM
terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi cukup tinggi
bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak
pada sektor ril.

1
Cirebon memiliki potensi UMKM karena Cirebon dikenal sebagai
sentra industri kerajinan rakyat. Alasan itu rasanya memang tidak
mengada-ngada. Sebut saja rotan berkembang di Kecamatan Plumbon,
Weru, Depok dan Palimanan dan tercatat ada sekira 1.040 unit usaha
dengan menyerap tenaga kerja 50.100 orang. Berkembang di
Kecamatan Plumbon, Weru, Depok dan Palimanan. Saat ini tercatat 1.060
unit usaha yang menyerap tenaga kerja 61.140 orang. Peluang
pengembangan industri yang sama dan pengembangan industri pendukung
kerajinan rotan dengan didukung adanya lahan dalam zona industri.
Pemasaran dalam negeri dan eksport ke Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan
Australia, China.
Disusul industri batik tersebar di Kecamatan Plered dan Desa
Kalibaru Kecamatan Kedawung, itu pun dapat mempekerjakan sekitar
3.700 orang dari 419 unit usaha. Batik tulis Cirebon diminati masyarakat
karena kualitasnya bagus dengan perpaduan motif dan warna yang lembut.
Pengrajin batik tulis secara turun temurun banyak ditemukan di kampung
batik Ciwaringin, di Desa Ciwaringin, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat.Ada lagi batu alam di Palimanan dan Kecamatan
Dukupuntang hasil produksi berupa asesories dinding, lantai maupun
taman. Ada lagi makanan ringan, sentra industri ini tersebar di Kecamatan
Kedawung, Plered, Tengahtani, Plumbon, tercatat 379 unit usaha yang
menyerap 4.586 tenaga kerja.
Semua kegiatan usaha tersebut lebih banyak masuk dalam kategori
sektor usaha kecil menengah, bahkan ada juga skala mikro seperti
pedagang makanan dan minuman yang biasanya mangkal di sekitar lokasi
produksi dan memiliki ketergantungan dari aktivitas kegiatan usaha
tersebut.

2
1. 2 Rumusan Masalah
1. Potensi apa yang dimiliki Cirebon sehingga menjadi salah satu sentra
UMKM di Indonesia ?
2. Bagaimana proses pengolahan dan pembuatan kerajinan rotan di
Cirebon khususnya di Desa Tegalwangi?
3. Bagaimana proses pembuatan batik ciwaringin ?
4. Upaya apa yang sudah atau akan dilakukan dalam mengembangkan
atau memajukan UKM yang ada di Cirebon ?

1. 3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui potensi apa yang dimiliki Cirebon sehingga menjadi salah
satu sentra ukm di Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana proses pembuatan kerajinan rotan yang
merupakan salah satu usaha mikro kecil menengah yang unggul di
Cirebon yang berada di Desa Tegalwangi.
3. Mengetahui bagaimana proses pembuatan batik ciwaringin.
4. Mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk memajukan
UKM yang ada di Cirebon.

1. 4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu :
1. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik atau metode pengumpulan data
dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara
lisan, baik langsung maupun tidak langsung.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2. 1 Pengertian UMKM dan Teori Teorinya


2.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah
Pengertian UMKM, Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam UndangUndang ini.

2.1.2 Kriteria Usaha Mikro kecil Menengah


1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

4
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.1.3 REGULASI UMKM


Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM :
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kecil
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang
Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang
Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha
Kecil dan Menengah

5
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Milik Negara
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.

2.1.4 Konsep UMKM


1. Konsep Digitalisme
Semakin pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia, ternyata
membuat sebagian besar Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia
harus mengikuti perkembangan yaitu dengan strategi digital. Konsep
UKM Digital adalah pemanfaatan TIK secara komprehensif dan
terintegrasi untuk mendukung proses bisnis yang sedang berjalan,
sehingga para pelaku UKM yang ada semakin maju, mandiri dan modern.
Melalui program Digital ini, diharapkan pemasaran produk yang
selama ini mengandalkan offline, kini bisa dilakukan online. Dengan
adanya go online, pelaku usaha bisa menggandakan pendapatannya dengan
mudah. Karena UKM merupakan pengusaha penyumbang perekonomian
terbesar di Indonesia, oleh karena itu perlu adanya forum edukasi yang
bertemakan digitalisme
2. Konsep Gotong Royong
Kelompok Komunitas Wirausaha yang menamakan Pro Indonesia
meluncurkan program menciptakan satu dari 20 orang Indonesia menjadi
pengusaha kecil menengah melalui program Oneintwenty.
Mereka semangat gotong royong para pelaku usaha. Ini
memungkinkan mengembangkan UMKM dengan cepat., konsep gotong
royong membangun UMKM ini sudah diterapkan sejak 2010. Hasilnya
cukup memuaskan "Sudah ada ribuan UMKM yang terbantu dan

6
berkembang cukup pesat. Gerakan Oneintwenty memiliki filosofi learn
success and share yang bearti belajar sukses dan berbagi bersama
Lalu apa program Oneintwenty itu? "Ini adalah gerakan nasional
wirausaha yang murni dilakukan oleh para relawan wirausaha Indonesia.
Dengan menggunakan filosofi Learn Success Share, gerakan ini
mencoba memberdayakan pelaku usaha untuk mau belajar dan berbagi,"
3. Konsep Klaster
Untuk menggerakkan kembali kesadaran akan pentingnya
pengembangan klaster bagi UKM di Indonesia menghadapi meningkatnya
intensitas desentralisasi, maka langkah terbaik adalah mendorong setiap
Pemerintah Kota atau Kabupaten membangun miniature klaster dalam
bentuk infrastruktur Pusat Pelayanan Jasa Perusahaan. Suatu lokasi dengan
infrastruktur memadai di mana semua jenis layanan jasa perusahaan
berada di situ dengan sedikit sentuhan layanan perebankan dan financial
lainya, akan menjadi pusat pengembangan UKM yang digerakkan pasar
4. Konsep Kemitraan
Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh
dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai
dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan
kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan,
memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai
5. Konsep manajemen sumber daya manusia

Manusia adalah factor sentral dalam suatu organisasi. Adapun


bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan msnusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus
oleh manusia. Dengan adanya manajemen sumber daya manusia maka
manusia akan bertugas / bekerja sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.

7
6. Konsep kemampuan manajerial
Untuk mencapai keberhasilan suatu usaha salah saatu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan sumber daya internal
perusahaan, sumber daya internal yang terpenting salah satunya adalah
kemampuan manajerial. Kemapuan manjerial adalah kemampuan
pemimpin untuk menggunakan sumber daya baik SDM maupun SDA dan
alat-alat lain sehingga berjalan efektif, efisien dan ekonomis. Hal ini
sangat menentukan baik suksesnya pencapaian organisasi.
7. Konsep laba, produksi, karyawan
Sukses tidaknya perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar laba
atau keuntungan yang di dapat oleh perusahaan , laba bisa di dapat jika
perusahaan mengupayakan efisiensi biaya produksi serta mengoptimalkan
jumlah penjualan. dan efisiensi produksi ini didapat dari kinerja para
karyawan.

2.1.5 Proses Pendirian UKM


1. Mengajukan Surat Izin Pendirian Usaha UKM atau SIUP
Untuk mendirikan UKM, dibutuhkan Surat Izin Pendirian
Usaha atau SIUP agar usaha sah dan lebih lancar. Selain itu, dengan
SIUP Anda juga akan lebih mudah dipercaya saat hendak meminjam
sejumlah dana usaha ke bank atau forum keuangan lainnya. Untuk
membuat SIUP Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini:
Kepada walikota atau bupati, ajukan permohonan rekomendasi.
Untuk mendapatkannya pastikan Anda mengisi formulir surat
rekomendasi (lengkapi data pemohon seperti nama, alamat, dan
pekerjaan) dan memberikan informasi lengkap seputar luas tanah
usaha, lokasi, jenis tanah, status tanah, kondisi fisik, dan
sebagainya. Lengkapi surat tersebut dengan foto kopi KTP, foto
kopi NPWP, foto kopi tanda lunas PBB, akta pendirian perusahaan
(jika ada), gambar situasi, bukti kepemilikan tanah, IMB bangunan,

8
serta surat izin dari tetangga dengan sepengetahuan lurah dan
camat.
Jika Anda belum memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan atau
IMB, buatlah dengan cara mengisi formulir pengajuan IMB nan
ditujukan ke bupati atau walikota setempat. Pastikan formulir
tersebut memiliki tembusan ke kepala dinas pemukiman. Jangan
lupa sertai dengan dokumen-dokumen nan diminta.
1. Membuat pengajuan permohonan izin gangguan.
2. Melengkapi surat pernyataan kesanggupan buat mematuhi
ketentuan-ketentuan teknis.
3. Membuat Tanda Daftar Industri (TDI)
Jika hal-hal pada poin 1 5 sudah terpenuhi, nan harus Anda
lakukan selanjutnya ialah mengajukan syarat permohonan pendirian
usaha ke pihak berwenang, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan
di area loka Anda membuka usaha.
2. Membuat Surat Izin Loka Usaha UKM (SITU)
Satu lagi syarat legalitas nan dibutuhkan buat mendirikan usaha
kecil dan menengah ialah Surat Izin Loka Usaha atau SITU. Ini ialah
syarat wajib dalam membuka usaha. Untuk mengajukan SITU, Anda
harus berhubungan dengan pemerintah daerah setempat, setingkat
kecamatan dan kabupaten. Karena merupakan tanggung jawab
pemerintah daerah, syarat dan peraturan seputar SITU bhineka di
setiap daerah. Meski demikian, persyaratan administrasi buat
mengajukan SITU nisbi sama di satu daerah dan daerah lain. Untuk
mengajukan surat izin ini, siapkan dokumen-dokumen sebagai berikut.
1. Foto kopi akta pendirian badan usaha nan dilegalisir oleh
pengadilan negeri.
2. Foto kopi kartu bukti diri pengurus atau pendiri badan usaha.
3. Foto kopi IMB bangunan usaha tersebut.
4. Surat keterangan menyewa bangunan, jika bangunan nan
digunakan bukan milik sendiri.

9
5. Foto kopi dokumen-dokumen bukti kepemilikan tanah dan
bangunan(sertifikat, surat keterangan, letter C) nan hendak
digunakan menjalankan usaha.
6. Surat-surat perizinan nan terkait.
7. Denah loka usaha nan diketahui dan disetujui oleh petugas
kelurahan dan kecamatan setempat.
Apabila persiapannya sudah lengkap, nan harus Anda lakukan
selanjutnya ialah mengajukan Surat Izin Loka Usaha tersebut. Untuk
mengetahui mekanisme pembuatannya, simak poin-poin langkah
pembuatan SITU berikut ini.
1. Ajukan permohonan izin loka usaha ke pejabat kecamatan atau
bupati setempat. Lampirkan seluruh persyaratan dokumen
administratif nan diminta.
2. Jika ada kantor Pelayanan Perizinan Satu Atap di kecamatan atau
kabupaten tersebut, surat permohonan izin tersebut dapat diberikan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Atap tersebut buat
kemudian diserahkan kepada camat dan bupati.
3. Setelah surat permohonan diterima, petugas pemerintah akan
mendatangi loka usaha kita. Tujuannya ialah mencocokkan data
dokumen administrasi dengan kondisi fakta di lapangan. Jika
ditemukan ketidakcocokan, petugas akan membantu Anda
bagaimana penyelesaiannya.
Jika langkah-langkah di atas berjalan lancar, selanjutnya Anda
hanya perlu membayar retribusi kepada petugas pemerintah. Dalam
waktu sekitar 14 hari kerja, Surat Izin Loka Usaha akan diterbitkan.

10
3. Mengetahui Berbagai Karakteristik Manajemen UKM

Karakteristik karakteristik utama dari UMI, UK, dan di NSB


Aspek UMI UK UM
1 Formalitas Beroperasi di sektor Beberapa beropersi Semua disektor
imformal , usaha disektor formal ; formal; terdaftar
tidak terdaftar, beberapa tidak dan bayar pajak
tidak/jarang bayar terdaftar; sedikit
pajak yang bayar pajak
2. Organisasi Dijalankan oleh Dijalankan oleh Banyak yang
dan pemilik; tidak pemilik; tidak ada mempekerjakan
Manajemen menerapkan ILD, MOF, ACS manajer
pembagian tenaga profesional dan
kerja internal (ILD), menerapkan ILD,
manajemen dan MOF,ACS
struktur organisasi
formal (MOF),
sistem pembukuan
formal (ACS)
3. Sifat dari Kebanyakan Beberapa memakai Semua memakai
kesempatan menggunakan tenaga kerja (TK) TK digaji.
kerja anggota-anggota yang digaji Semua memiliki
keluarga tidak sistem perekrutan
dibayar formal
4. Pola / sifat Derajat mekanisme Beberapa memakai Banyak yang
dari proses sangat rendah mesin-mesin terbaru punya derajat
produksi /umunya manual; mekanisme yang
tingkat teknologi tinggi/punya akses
sangat rendah terhadap teknologi
tinggi

11
5. Orientasi Umumnya menjual Banyak yang Semua menjual ke
pasar ke pasar lokal untuk menjual ke pasar pasar domestik
kelompok domestik dan dan banyak yang
berpendapatan ekspor, dan ekspor, dan
rendah melayani kelas melayani kelas
menengah ke atas menegah ke atas
6. Profil Pendidikan rendah Banyak Sebagian besar
ekonomi dan dari rumah berpendidikan baik berpendidikan
dan social tangga (RT) miskin; & dari RT baik dan dari RT
dari pemilik motivasi utama; nonmiskin; banyak makmur; motivasi
usaha survival yang bermotivasi utama profit
bisnis/ mencari
profit
7 Sumber- Kebanyakan pakai Beberapa memakai Banyak yang
sumber dari bahan baku local bahan baku impor memakai bahan
bahan baku dan uang sendiri dan punya akses ke baku impor dan
dan modal kredit formal punya akses ke
kredit formal
8. Hubungan Kebanyakan tidak Banyak yang punya Sebagian besar
hubungan punya akses ke akses ke program- punya akses ke
eksternal program program program pemerintah program
pemerintah dan dan punya program
tidak punya hubungan pemerintah dan
hubungan hubungan bisnis banyak yang
hubungan bisnis dengan UB punya hubungan
dengan UB (termasuk PMA) hubungan bisnis
dengan UB
(termasuk PMA)

12
9. Wanita Rasio dari wanita Rasio dari wanita Rasio dari wanita
pengusaha terhadap pria terhadap pria terhadap pria
sebagai pengusaha sebaagai pengusaha sebagaipengusaha
sangat tinggi cukup tinggi sangat rendah

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Kabupaten Cirebon dan Sejarah UKM di Kab.Cirebon


3.1.1 Sejarah Kabupaten Cirebon
Mengawali cerita sejarah ini sebagai Purwadaksina, Purwa
Kawitan Daksina Kawekasan, tersebutlah kerajaan besar di kawasan
barat pulau Jawa pakuan pajajaran yang gemah ripah repeh rapih loh
jinawi subur kang sarwa tinandur murah kang sarwa tinuku, kaloka
murah sandang pangan lan aman tentrem kawontenanipun. dengan
rajanya jaya dewata bergelar sri baduga maharaja prabu siliwangi
raja agung, punjuling papak, ugi sakti madraguna, teguh totosane
bojona kulit mboten tedas tapak paluneng pande, dihormati,
disanjung puja rakyatnya dan disegani oleh lawan-lawannya.
Raja jaya dewata menikah dengan nyai subang larang
dikarunia 2 (dua) orang putra dan seorang putri, pangeran
walangsungsang yang lahir pertama tahun 1423 Masehi, kedua Nyai
Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra yang ketiga
Raja Sengara lahir tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi
Pangeran Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis
Putri Ki Gedheng Danu Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.
Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan
Ciangkup di desa Panongan (Sedong), Petapaan Gunung Kumbang
di daerah Tegal dan Petapaan Gunung Cangak di
desa Mundu Mesigit, yang terakhir sampe ke Gunung Amparan Jati
dan disanalah bertemu dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari
kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama Islam yang luhur ilmu
dan budi pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya
Nyai Lara Santang dan istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama
Islam kepada Syekh Nur Jati dan menetap bersama Ki Gedheng
Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur Jati,

14
Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta
untuk membuka hutan di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung
Jati (Lemahwungkuk sekarang). Maka sejak itu berdirilah Dukuh
Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama Desa Caruban
(Campuran) yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan
dihuni oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang, bertani dan
mencari ikan di laut. Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh
masyarakat dipilih sebagai Kuwu yang pertama dan setelah
meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh Pangeran
Walangsungsang sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar
Pangeran Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur Jati, Pangeran
Walangsungsang dan Nyai Lara Santang menunaikan ibadah haji ke
Tanah Suci Mekah.

Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah


Iman dan adiknya Nyai Lara Santang mendapat gelar Hajah Sarifah
Mudaim, kemudian menikah dengan seorang Raja Mesir bernama
Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 (dua) orang
putra, yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Sekembalinya
dari Mekah, Pangeran Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah
Besar yang diberi nama Jelagrahan, yang kemudian dikembangkan
menjadi Keraton Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang) sebagai
tempat kediaman bersama Putri Kinasih Nyai Pakungwati. Stelah
Kakek Pangeran Cakrabuana Jumajan Jati Wafat, maka Keratuan di
Singapura tidak dilanjutkan (Singapura terletak + 14 Km sebelah
Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya
digunakan untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga
membentuk prajurit dengan nama Dalem Agung Nyi Mas
Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung
Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang),

15
mengakat Pangeran Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan
Gelar Sri Mangana.

Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di


Mekah, Bagdad, Campa dan Samudra Pasai, datang ke Pulau Jawa,
mula-mula tiba di Banten kemudian Jawa Timur dan mendapat
kesempatan untuk bermusyawarah dengan para wali yang dipimpin
oleh Sunan Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkansuatu
lembaga yang bergerak dalam penyebaran Agama Islam di Pulau
Jawa dengan nama Wali Sanga.

Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah


datang ke Carbon untuk menemui Uwaknya, Tumenggung Sri
Mangana (Pangeran Walangsungsang) untuk mengajarkan Agama
Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka didirikanlah sebuah
padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung sekarang)

Setelah Suna Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam


musyawarah Wali Sanga di Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk
untuk menggantikan pimpinan Wali Sanga. Akhirnya pusat kegiatan
Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung Sembung di Carbon
yang kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan
keagamaan, sedangkan sebagai pusat pemerintahan Kesulatan
Cirebon berkedudukan di Keraton Pakungwati dengan sebutan
GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih
kondang dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah
dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai
Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah
dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton
Pakungwati.

Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran


Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun

16
1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Sulatan
Carbon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran Prabu
Siliwangi untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan
Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut
Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela
berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk
Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama
mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai
Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran.

Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan


Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla
Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang
Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April
1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten
Cirebon.

3.1.2 Sejarah UKM di Kab. Cirebon


Lokasi Kantor Disperindagkop UMKM Kota Cirebon Jalan
dr Cipto Mangunkusumo no 20, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon,
Jawa Barat, Indonesia. UMKM adalah penggerak sektor ekonomi di
kota Cirebon, Jawa Barat, dimana sektor ini merupakan sektor yang
paling banyak dan di kota Cirebon sendiri mempunyai 1469 UMKM
yang terdaftar. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan UMKM Kota Cirebon Agus Mulyadi, mengatakan UMKM
merupakan sektor penggerak utama perekonomian kota Cirebon
dimana sektor ini adalah yang paling subur dan paling banyak yaitu
mencapai 1469.
UMKM kota Cirebon merupakan penggerak perekonomian,
karena dengan adanya UMKM ini banyak tenaga kerja yang
terserap," katanya. Ia menuturkan UMKM yang terdaftar mencapai
1469 dan masih banyak UMKM yang belum terdaftar dan jumlahnya

17
lebih banyak, maka kalau melihat perbandingan dengan sektor
penggerak lain UMKM lah yang paling dominan. "Ketika melihat
data yang ada bahwa UMKM berjumlah 1469 yang terdaftar, usaha
besar hanya 59 perusahaan saja berarti penyerap tenaga kerja
terbanyak adalah UMKM dibandingkan dengan sektor yang lain,"
katanya.
Dari data yang ada, lanjutnya, penggerak perekonomian kota
Cirebon yaitu UMKM. Dia menambahkan pihak pemerintah yang
dalam hal ini adalah diwakili oleh disperindag tidak hanya mendata
akan tetapi pihaknya juga sering melakukan bantuan-bantuan dan
penyuluhan kepada pihak UMKM yang ada dengan melalui
penyuluhan secara langsung ataupun dengan pemberiaan arahan dan
pelatihan. "Kami juga memberikan pelatihan dan membawa mereka
untuk pameran-pameran keluar untuk memperkenalkan produknya,"
tambahnya. Selain dengan pelatihan pihaknya juga memberikan
arahan untuk UMKM agar bisa melengkapi syarat administartif jika
mereka ingin mengembangkan usaha mereka.

3.2 Industri Rotan ( DS Tegalwangi)


Industri kerajian Rotan yang ada di Cirebon yang bertempat di kab.
Cirebon Desa Tegalwangi merupakan salah satu desa yang hampir 90%
warganya adalah pelaku UKM kerajinan rotan . berdasarkan obeservasi
yang Saya lakukan di Cirebon sendiri memang tidak ada hutan Rotan .
Rotan yang di olah oleh warga Desa Tegalwangi adalah rotan yang di
dapat dari kalimantan dan sulawesi. Namun demikian rotan sudah menjadi
sumber pengdupan bagi warga Tegalwangi karena hampir semua
warganya adalah pelaku UKM kerajian rotan.
Bila kita berkeliling Desa Tegalwangi maka kita akan melihat
kesibukan setiap warganya dalam mengolah rotan atau membuat kerajinan
dari rotan tersebut. Hal ini tentunya membantu perekonomian ,mengurangi
penganguran dan memperkaya warganya , karna bisa dikatakan bahwa

18
mereka yaitu pelaku pengrajin rotan bukanlah pekerja melainkan
pengusaha. Apa lagi hasil dari kerajian rotan yang mereka buat sangatlah
bagus , dengan kualitas rotan yang baik dipadupadankan dengan
kreativitas warganya yang mengubah rotan menjadi sesuatu yang bernilai
dan berdaya gun, tak heran jika bisa menembus ekspor.
Dari rotan yang sudah siap untuk di bentuk menjadi kerajian atau
menjadi barang yang berdaya guna, diantaranya : kursi, tempat tidur bayi,
kerangka lampu, keranjang, tudung saji, ayunan, kuda kudaan untuk
anak kecil, dan purnitur lain seperti tempat sendok atau sumpit dll. Hasil
karya ini sudah di ekspor ke Eropa , Amerika, Afrika, china dll.
Dari hasil obseravai yang Saya lakukan di desa Tegalwangi ini
akan dibuat wisata kerajinan rotan, hal ini merupakan salah satu upaya
untuk mengangkat produk rotan asli Cirebon agar rotan di Tegalwangi ini
bisa bersaing dengan pasar globa.

3.3 Sentra Batik Pewarna Alam (DS Ciwaringin)


3.3.1 Sejarah Batik Ciwaringin
Desa Ciwaringin terletak di bagian barat dari kota Cirebon
berbatasan dengan kabupaten Majalengka, sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai petani, khususnya bercocok tanam
padi, di blok Kebon Gedang desa Ciwaringin terdapat komunitas
perajin batik tulis yang dikerjakan secara sangat tradisional, entah
bagaimana asal mulanya ada perajin batik di daerah tersebut tak
dapat diketahui dengan pasti, dari penduduk setempat ada yang
mengatakan awalnya bermula dari Babakan Ciwaringin dibawa dari
seorang ulama dari daerah Jawa Tengah maka batik Ciwaringin
sedikit agak berbeda dengan batik Cirebon ada sedikit pengaruh dari
batik Jawa Tengah namun lagi lagi hal ini sulit ditelusuri
kebenarannya, tapi yang jelas di tangan kreatif perajin batik
Ciwaringin pola batik Ciwaringin akan semakin memperkaya Batik

19
Cirebon dari segi motif dan warnanya meskipun secara garis besar
masih dalam alur motif khas Cirebon.
3.3.2 Upaya Pelestarian Batik Tulis Ciwaringin
Untuk membantu pelestarian Batik Tulis Ciwaringin maka
Indocement mendukung sarana dan prasarana untuk kegiatan
pelatihan Batik Tulis Ciwaringin yang diadakan di Rumah Budaya
yang berada di dalam lokasi pabrik Indocement Palimanan. Peserta
pelatihan diikuti oleh ibu-ibu warga Kebon gedang Ciwaringin yang
belum bisa membatik sehingga diharapkan seni batik tulis
Ciwaringin bisa terus lestari. Ibu Uswatun Hasanah penduduk asli
blok Kebon Gedang Ciwaringin merupakan inisiator yang dengan
penuh dedikasi mau mengajarkan ilmu membatik kepada 15 orang
ibu ibu yang berminat belajar membatik .
3.3.3 Publikasi dan Pemasaran
Selama ini keberadaan Batik Tulis Ciwaringin kurang dikenal
oleh masyarakat luas dikarenakan kurangnya publikasi tentang batik
Ciwaringin, sehingga batik Ciwaringin sering dianggap sebagai batik
dari daerah lain. Oleh sebab itu untuk membuat batik tulis
Ciwaringin lebih dikenal, Indocement memfasilitasi perajin batik
tulis Ciwaringin untuk mengikuti pameran dan Expo baik tingkat
lokal maupun nasional, sekaligus sebagai upaya pemasaran batik
tulis Ciwaringin di berbagai kalangan, yang selama ini hanya
dipasarkan secara tradisional
3.3.4 Pemberdayaan Melalui UMKM Kelompok
Melalui program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
membina para perajin batik Ciwaringin yang tergabung dalam
beberapa kelompok UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah ).
Kelompok UKM batik yang menjadi mitra binaan CSR PT
Indocement Tunggal Prakarsa adalah :
Pring Sedapur Batik Lurik
Batik Tulis Suka Jaya

20
Baruna Sekar Batik
Disamping pembinaan melalui program ekonomi UKM, Indocement
juga mengadakan pelatihan membatik di rumah budaya bagi para ibu
ibu dari desa Ciwaringin yang ingin belajar membatik. Selanjutnya
diajarkan pelatihan untuk pola design, teknik pewarnaan alam, dan
pengetahuan lain yang diperlukan oleh perajin batik. Diharapkan
dengan bantuan semua pihak Batik Tulis Ciwaringin dapat dikenal
luas dan maju seperti sentra batik

3.4 Batik Trusmi


Batik Trusmi Cirebon mulai ada sejak abad ke 14. suatu daerah
dimana saat itu tumbuh banyak tumbuhan, kemudian para warga
menebang tumbuhan tersebut namun secara seketika kemudian tumbuhan
itu tumbuh kembali. Sehingga tanah tersebut dinamakan Desa Trusmi
yang berasal dari kata terus bersemi.
Asal mulanya Sultan kraton menyuruh orang trusmi untuk
membuat batik seperti miliknya tanpa membawa contoh batik, dia hanya di
perbolehkan melihat motifnya saja. Saat jatuh tempo, orang trusmi itu
kemudian datang kembali dengan membawa batik yang telah dia
buat.Ketika itu orang trusmi tersebut meminta batik yang asli kepada
Sultan,yang kemudian di bungkuslah kedua batik itu (batik yang asli
dengan batik buatannya/duplikat).
Orang trusmi kemudian menyuruh sultan untuk memilih batik yang
asli namun sangking miripnya sultan tidak dapat membedakannya, batik
duplikat tersebut tidak ada yang meleset sama sekali dari batik aslinya.
sehingga sultan mengakui bahwa batik buatan orang trusmi sangat apik,
tanpa membawa contoh batik yang aslinya dapat membuat batik yang
sama persis.
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa amba yang
berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak
yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas

21
kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam
bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah
menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu
pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai
ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke
dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu
batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada
corak Mega Mendung, di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh
asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan
beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik
pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan
juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah
dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak
phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan
hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti
bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung
atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti
warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih
dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing
corak memiliki perlambangan masing-masing.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam.
Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada
yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian
dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini
batik bisa ditemukan di banyak negara, seperti: Indonesia, Malaysia,
Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat

22
populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik
yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia,
terutama dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun
temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari
batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status
seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan
warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada.
Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden
Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Cara pembuatan Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna
putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik
juga dibuat di atas bahan lain, seperti: sutera, poliester, rayon dan bahan
sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan
menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas
untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat
kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna
yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan
kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap.
Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik
dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Jenis batik :
1. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu
kurang lebih 2-3 bulan.
2. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

23
3.5 Hasil Penelitian Observasi Lapangan
Dari hasil obeservai yang saya lakukan di Cirebon Khusunya
kabupaten Cirebon yaitu Desa Tegalwangi dan di Desa Ciwaringin ada
beberapa hal atau poin yang menarik untuk dibahas diantaranya:
3.5.1 Potensi Kabupaten Cirebon
Berbicara mengenai potensi yang dimiliki oleh Cirebon ini
sendiri tentunya Cirebon memiliki potensi yang sangat besar bahkan
dalam sebuah acara seminar dikatakan bahwasanya Cirebon dapat
menjadi kota internasional karna berbagai potensi yang dimilikinya,
diantara nya yaitu Cirebon menyimpan potensi wisata dan UKM yang
besar. Motif batik yang khas, makanan yang lezat, serta anak muda
yang semangat berwirausaha menjadi keyakinan bahwa hanya dalam
hitungan tahun Cirebon akan menyusul kota-kota besar lainnya. Hanya
saja, masih dibutuhkan edukasi untuk masyarakat lokal agar lebih
sadar dengan potensi yang dimilikinya.

Cirebon, kabupaten yang cukup beruntung karena berada di


salah satu jalur manis. Persis di sisi nadi tranportasi Pulau Jawa, Jalur
Pantai Utara atau lebih nge-top dengan nama Pantura. Cirebon secara
administratif adalah bagian dari provinsi Jawa Barat tetapi juga
kabupaten paling dekat dengan provinsi Jawa Tengah. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 1,9 juta jiwa (sensus tahun 2000), Kabupaten
Cirebon terus mengembangkan potensi daerah dengan melakukan
pengembangan Sumber Daya manusia.

Potensi yang dimiliki Cirebon ini seperti yang dibahas diatas


yaitu merupakan pusat wisata , dan menurut observasi yang saya
lakukan ke Desa Tegalwangi sebentar lagi Cirebon akan memiliki
tempat wisata Rotan dimana para pengunjung bisa melihat proses
pembuatan Rotan yang ada di Desa Tegalwangi dan melihat hasil
karya masyarakat Desa Tegawangi. Karna di Desa Tegalwangi ini
hampir semua penduduknya adalah pelaku UMKM. Jika kita berjalan

24
jalan di sekitar desa ini tentunya tidak heran apa bila disetiap rumah ,
para anggota keluarganya sibuk dengan berbagai proses pengerjaan
rotan dari mulai pemghalusan rotan , pemotongan , pengukuran , dan
proses pembakaran rotan ada di desa ini , selain itu rotan yang sudah
diolah untuk di jadikan berbagai property atau sekedar hiasan semata
mulai dari kursi, kuda- kudaan untuk anak kecil, tempat tidur bayi,
keranjang, kerangka lampu, ayunan , dan tempat menaruh makanan
atau alat dapur dari rotan ini sungguh banyak variasinya,

Rotan yang dihasilkan di Desa Tegalwangi ini nantinya akan


di ekspor ke berbagai negara , yaitu negara di Eropa, Amerika, China
dll. Ini semua karena kualitas rotan yang sangat bagus terlebih semua
ini karena kreativitas masyarakat sekitar yang bisa menjadikan rotan
menjadi sesuatu yang bernilai dan berdaya guna. Dalam seminar yang
Saya ikuti bahwasanya Cirebon sendiri memang tidak memiliki hutan
rotan dalam artian mereka hanya mengolahnya saja. Rotan yang
diperoleh oleh desa Tegalwangi adalah Rotan yang dikirim dari
kalimatan , Sumatra.

3.5.2 Proses Pengolahan dan Pembutan Kerajian Rotan di Desa


Tegalwangi
Dari hasil observasi yang Saya temukan ketika mengunjungi
Desa Tegalwangi ini adalah bahwa hampir 90% warganya adalah
pelaku UKM khusunya UKM rotan , karena ada istilah yang
diberikan yaitu Rattan For Life yang artinya adalah rotan sebagai
sumber penghidupan untuk masyarakat yang ada di sekitar Desa
Tegalwangi ini. Bila kita mengunjungi desa Tegalwangin ini hampir
disetiap rumah para anggota keluarga disibukan dengan pengerjaan
rotan tesebut, setiap rumah memiliki kesibukan yang berbed - beda
dalam setiap pengerjaanya ada yang mengayam rotan , mengikat
rotan , memotong dan mengukur rotan atau pada proses awal

25
sebelum di bentuk ada yang membersihkan atau menghaluskan rotan
lalu di ukur , dipotong dan ada juga yang dibakar atau di
panaskankan sehingga rotan menjadi letur , lalu ada yang direndam
di kolam lumpur selama beberapa hari agar mendapatkan warna
yang berbeda. Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai proses
pembuatan atau pengolah rotan ini sendiri ada beberapa tahap yaitu :
Pengolahan Bahan Baku Anyam/Ikat
Pertama-tama bahan baku yang belum diproses dibersikan
terlebih dahulu dari sisa serabut dan daun sebelum direndam.
Kemudian bahan baku yang telah direndam, lalu dipisahkan
antara kulit dan batang rotannya. Masyarakat setempat menyebut
proses ini dengan proses menyerut. Setelah terpisah antara kulit
dan batangnya, kemudian kulit rotan dipisahkan dan dirapihkan
dalam bentuk gulungan untuk ditimbang dan dikirim ke pemesan.
Proses Pengolahan Bahan Baku Yang Akan Digunakan Untuk
Kerangka
Proses pelurusan bahan baku kerangka masih dilakukan secara
tradisional. Untuk mengupas kulit dari batangnya menggunakan
mesin. kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin pula.
Ukuran batang rotan yang dikerjakan berdiameter antara 12 mm -
45 mm.
Pembentukan Pola Kerangka
Dalam proses pembentukan pola kerangka ini masih dilakukan
secara tradisional dan masyarakat sekitar menyebutnya dengan
sebutan"nyetim". Batang rotan dipanaskan dengan cara diuap
sedemikian rupa masyarakat setempat menyebutnya dengan
sebutan "ngemal", bertujuan untuk membuat batang rotan itu
menjadi lebih lunak dan lebih mudah dibentuk nantinya.
Perakitan kerangka sesuai pola, dibentuk dengan menggunakan
api supaya mudah dibentuk sedemikian rupa. sesuai dengan desai

26
yang akan dibuat, masyarakat sekitar menyebutnya dengan
proses ngeruji.
Proses Menganyam / Pengikatan Dan Pengecatan
Kerangka yang sudah melalui proses sebelumnya kemudian
diikat dan dianyam terus dirapihkan dan dihaluskan kembali
dengan menggunakan amplas. Setelah itu kerajinan yang telah
dibentuk kemudian dicat. Proses pengecatannya sendiri
dilakukan sebanyak 2 kali, untuk menghasilkan kualitas yang
terbaik.
Pengecekan Kualitas Sebelum Pengemasan
Setelah semua tahapan dalam proses produksi kerajinan rotan ini
selesai, lalu dilanjutkan dengan proses pengecekan kembali.
Bertujuan untuk mendapatkan kualitas hasil kerajinan yang baik
dan pada akhirnya siap untuk dikemas serta siap untuk
dipasarkan ke pasar lokal maupun pasar ekspor ke mancanegara.

3.5.3 Proses Pembuatan Batik Ciwaringin


Berdasarkan hasil observasi yang Saya lakukan ke Desa
Ciwaringin yaitu Saya berkunjung Ke sebuah gallery yang gallery
tersebut di bangun dari dana bantuan pemerintah setempat . digalery
tersebut dipanjang berbagi corak batik khas Ciwaringin. Proses
pembuatan batik ciwaringin sendiri yaitu :
Proses pembuatan batik ciwaringin sama saja dengan proses
pembuatan batik yang ada lainnya dari mulai menyiapkan kain
putih untuk nantinya dibuat batik.
Sebelum dilakukan proses pembatikan kain yang masih berwarna
putih itu di ketel (direndem ) terlebih dahulu dengan
menggunakan minyak kacang, tripol, dan air merang selama 10
hari.

27
Setelah proses perndaman selesai , barulah kain tersebut di batik
yaitu dengan membuat pola atau menggambar di kain putuh
tersebut.
Setelah proses penggambaran atau pembuatan motif (pola )
selesai barulah selanjutnya pada proses pemberian warna ,
tentunya dengan menggunakan warna alami karna memang ini
lah yang menjadi ciri khas batik Ciwarngin yaitu dengan
menggunakan bahan alamai dari kulit buah buahan atau dari
dedauan sehingga menghasilkan warna yang dove (lembut)
berbeda dengan batik yang menggunakan bahan kimia yang
warnanya terlihat lebih mengkilat.
Setelah proses pemberian warna selesai , tahap selanjutnya
adalah menutup nya dengan malam selama 3 (tiga) kali
pewarnaan dan penutupan.
Setelah itu barulah batik ciwaringin di cuci dan di jemur.
Seperti yang sudah dipaparkan diatas bahwasanya yang
membedakan batik ciwaringin dengan batik lainnya yaitu terletak
pada proses pewarnaanya . batik ciwaringin konsisten untuk tetap
menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan. Dimana warna
yang dihasilkan oleh pewarna alami ini lebih lembut berbeda dengan
batik yang menggunakan pewarna sintetis atau kimia warnanya lebih
mencolok dan mengkilat.
Sebenarnya batik ciwaringin sudah ada dari sebelum 2009
hanya saja pada waktu itu pewarnaanya masih menggunakan
pewarna sintetis, barulah setelah menggunakan pewarna alami , batik
ciwaringin ini mulai bersinar kembali bahkan sudah pula melakukan
ekspor seperti ke Jerman , Malaysia, dll.
Pewarna batik ciwaringin ini di peroleh dari kulit buah seperti
kulit manggis, durian , rambutan bahkan jengkol pun termasuk bahan
baku pewarna yang turut menghiasai warna yang ada di batik
Ciwaringin ini , selain itu dari dedauan seperti mahoni, tom, putri

28
malu dll. Dalam prosesnya pertama tama kulit durian tersebut di
potong potong kecil kemudian direbus selam 4 jam, setelah itu
diambil ekstraknya dan disaring barulah bisa digunkan sebagai bahan
baku dari pewarna batik Ciwaringin .

3.5.4 Upaya Mengembangkan UKM di Cirebon


Uapaya yang telah dilakukan dalam mengembangkan UKM
di Cirebon ini khususnya di Desa Tegalwangi itu sendiri yang mana
merupakan pengrajin rotan telah merencanakan adanya wisata
kerajinan rotan yang mana wisatawan dapat melihat proses
pengelolaan dan pembuatan kerajian rotan di Desa Tersebut dan
berbelanja aneka kerajian yang terbuat dari rotan, ini merupakan
upaya yang akan dilakukan dalam memajukan UKM khususnya di
Desa Tegalwangi ini. Saat Obesrvasi kesana saya juga melihat
adanya seminar diadakan untuk memanjukan UKM di Desa
Tegalwangi dalam hal Manajemennya. Lebih tepatnya bagaimana
cara agar UKM ini maju maka harus dikembangkan juga pengertian
atau pemahaman mengenain Pengelolaan Manajemennya.
Selain seminar juga ada pelatihan atau pembinaan mengenai
UMK seperti pelatihan dan pembinaan membatik dan membuat
kerajinan Rotan.dalam hal ini tentunya membutuhkan stategi maka
dibuatlah stategi pembinaan , sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan bahan baku rotan untuk menjaga
kestabilan harga serta ketersediaan bahan baku
2. Memberikan program pendidikan, pelatihan serta pendampingan
baik secara teknis produksi maupun manajemen perusahaan
kepada para perajin kerajinan / meubelair rotan.
3. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna bagi para
perajin kerajinan/ meubelair rotan

29
4. Memberikan fasilitas kemudahan dalam mendapatkan perijinan
(legal aspec), permodalan dengan suku bunga yang kompetitif
(muarh) serta penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
5. Memberikan fasilitas promosi, pameran atau exhibition baik
dalam skala local, regional maupun internasional bagi para
perajin rotan
6. Meningkatkan kerja sama para pemangku kepentingan untuk
percepatan industry rotan kabupaten Cirebon.
Pemerintah kabupaten Cirebon berkomitmen kuat untuk
terus mendorong bagi tumbuh dan berkembangnya UKM lewat
koperasi dalam berbagi sektor ekonomi, terutama pada sektor
produksi, konsumsi, jasa dan simpan pinjam. Dari paparan diatas
tentunya keseluruhanya sangtlah penting untuk memajukan UMKM
perlu adanya keselarasan dari segi manajemennya (SDA) maupun
sumber daya alamnya.

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 kesimpulan
kesimpulan dari obesrvasi yang dilakukan di kab. Cirebon Khususnya
Desa Tegalwangi dan Desa Ciwaringin dapat diambil kesimpulan dari
4 point yang ada diatas , yaitu :
1. Sejarah kabupaten Cirebon dan Sejarah UKM Cirebon
Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Sulatan Carbon
membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran Prabu
Siliwangi untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan
Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut
Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela
berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk
Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama
mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah menyatakan Cirebon
sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran.
Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan
Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla
Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang
Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April
1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi
Kabupaten Cirebon.
2. Industri Rotan
Industri rotan di Tegalwangi merupakan sumber
penghidupan bagi warga yang ada di Desa Tegalwangi, karena
hampir semua penduduknya adalah pelaku UKM rotan ,dan
nantinya Desa Tegalwangi ini akan dijadikan Objek wisata rotan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengenalkan produk
kerajinan rotan asli Cirebon dan sebagai ajang promosi sehingga
tidak kalah saing dengan produk lain yang serupa.

31
Kerajian rotan yang ada di Desa Tegalwangi merupakan
UKM yang sangat sederhana tidak memerlukan modal yang besar
dan teknologi yang tinggi hanya perlu adanya kemauan untuk
melakukan atau menekuni usaha tersebut, tidak main main
kerajinan dari rotan yang dihasilkanpun bisa menembus pasar
Ekspor seperti ke Amerikan, China dll. Kerajian yang dihasilkan
daro rotan ini berupa : kursi, tudung saji, ayunan, kerangka lampu,
kuda kudaan, tempat sumpit dan sendok dll.
3. Sentra Batik Pewarna Alam ( Desa Ciwaringin )
Desa Ciwaringin merupakan sentra batik yang terkenal
karena pewarnaan batik Ciwaringin yang menggunakan pewarna
Alami yang ramah lingkungan karena pewarna yang diigunakan,
didapat dari hasil perebusan kulit buah dan dedauan seperti : kulit
durian , manggis, rambutan, mahoni , daun putri malu bahkan dari
kulit jengkol yang direbus selama 4 jam lalu ekstraknya disaring
dan dijadikan pewarna batik Ciwaringin. Warna yang dihasilkan
dari ektrak alam ini, yaitu mengeluarkan warna yang Dofe (lembut
) berbeda dengan batik yang menggunakan pewarna sintetis yang
mengelurkan warna yang lebih mengkilat. Batik Ciwaringin ini
pun telah mendapat pesanan Ekspor seperti ke Jerman dan
Malaysia.
Batik Ciwaringin merupakan UKM perlu untuk terus
dikembangkan karena selain membantu perekonomian juga
merupakan warisan kebudayaan yang harus kita jaga dan
lestarikan.
4. Batik Trusmi
Kisah membatik Desa Trusmi berawal dari peranan Ki
Gede Trusmi, Salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini
mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan Islam. Sama
halnya dengan batik Ciwarngin batik trusmi juga merupakan sentra
batik yang terkenal di Cirebon juga telah melakukan Ekspor. Batik

32
Trusmi juga merupakan usaha UKM yang juga membantu
perekonomian d Cirebon ini. Batik Trusmi juga berhasil menjadi
ikon batik dalam koleksi kain nasional.

4.2 Saran
1. Masih kurangnya fasilitas yang menunjang untuk menerima
kunjungan dengan jumlah banyak
2. Materi yang disampaikan masih kurang persiapan
3. Sebaiknya apabila tempat nya kurang cukup untuk menerima
pengunjung dengan jumlah banyak maka teempatkan pengunjung
di lokasi yang berbeda namun dekat dari lokasi sehingga dalam
pemberian materi merata.

33
DAFTAR PUSTAKA

http://www.cirebonkab.go.id/id_ID/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-
cirebon/

http://www.umm.ac.id/id/detail-321-peran-ukm-dalam-pertumbuhan-ekonomi-
bangsa-opini-umm.html

http://batik-etnik.blogspot.co.id/p/sejarah-bati-trusmi-cirebon.html

34
LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI

Daftar Pertanyaan yang diajukan saat melakukan observasi

1. Berapa harga yang dibayarkan untuk pengikatan satu kursi dengan


menggunakan rotan?
2. Bisa menyelesaikan berapa unit kursi dalam sehari untuk pengikatan
menggunkan rotan sendiri?
3. Berapa lama ketahana kursi rotan ini ?
4. Apabila dicuci apakah batik Ciwaringin ini akan luntur ? mengingat pewarna
yang digunakan batik Ciwaringin ini dari bahan alami.
5. Apa kekurangan dari Batik yang menggunakan pewarna alami ?
6. Bagaimana strategi yang dilakukan agar batik Ciwaringin ini tidak kalah saing
?dengan produk yang sama dari perusahaan lain ? mengingat dalam industri
yang namanya persaingan tidak dapat dihindari.
7. Bagaimana perkembangan batik alam ini, dilihat dari seberapa banyak
konsumenya ?
8. Untuk corak batik sendiri bagaimana untuk mensiasatinya apakah mengikuti
perkembangan zaman ?
9. Berapa kisaran harga batik Ciwaringin ?
10. Bagaimana praktiknya batik Ciwaringin ini dalam mengokombinasikan antara
harga bahan baku yang mahal dan gaji karyawan yang membuat kreativitas
pada batik tersebut ?
11. Bagaiman harga saing batik Ciwaringin bila ada batik lain yang serupa namun
lebih murah ?

35
Narasi atas perjalanan dan kegiatan yang dilakukan di kab. Cirebon

Perjalanan Observasi kami (Manajemen UIN SGD BDG Kelas A,B,C,D,


dan E) dimulai pada awal keberangkatan yaitu 1 Desember, 2015 sekitar pukul
01.00 WIB Lalu sampai di Sumber pukul 05.00 dan langsung Sholat Shubuh di
Masjid Sumber. Pukul 07.15 kami menerima pembekalan mengenai UKM yang
ada di Cirebon , lalu setelah selesai pemaparan mengenai sejarah Cirebon dan
UKM nya kami melanjutkan perjalanan ke Desa Tegalwangi di Desa Tegalwangi
kami juga di beri pemahaman mengenai UKM rotan yang ada di Desa ini,
sebelum kami berkeliling menyaksikan sendiri bagaimana proses kerajian rotan
itu.
Kemudian kami pun berkeliling dan ternyata memang benar Desa
Tegalwangi ini hampir semua wargnya adalah pelaku UKM rotan , karna memang
ada kalimat yang mengatakan seperti ini Rattan For life ya rata merupakan
sumber penghidupan bagi warga Desa Tegalwangi, jika kita berkeliling desa ini
maka yang akan kita lihat adalah kesibukan warganya dalam membuat kerajinan
Rotan ini, dari mulai membersihkan rotan dari serabut sampe pada proses
penghalusan dan pemanasan rotan agar rotan yang akan di buat kerajian menjadi
lebih lentur. Kita juga akan melihat proses pemotongan pengukuran dan
penimbangan dari rotan itu sendiri, serta melihat secara langsung kreativitas
warga Tegalwangi ini dengan mengubah rotan menjadi furniture yang cantik
seperti : kursi, ayunan, tempat tidur bayi, kuda- kuda untuk anak kecil, kerangka
lampu, pot, tudung saji, dan masih banyak lainnya. Cirebon sendiri memang tidak
memiliki hutan rotan rotan yang di dapat itu dari Kalimantan dan Sulawesi. Bisa
dibilang warga Tegalwangi ini menggunakan kreativitasnya dalam membuat rotan
menjadi sesuatu yang bernilai dan berdaya guna.
Bisa dibilang Desa Tegalwangi ini adalah desa yang penuh dengan
kreativitas dan inovasi warganya , dimana mereka dihidupi dari hasil kerja
kerasnya lewat kerajinan Rotan. Kami berkeliling desa Tegalwangi dan mendapati
adzan dzuhur berkumandang segera kami mencari masjid terdekat untuk Sholat
Dzuhur. Setelah selesai Sholat , kami menuju bus untuk melanjutkan perjalanan

36
ke Desa Ciwaringin , sesampainya di Desa Ciwaringin kami masuk kesebuah
Galery disana kami bisa melihat berbagai corak batik yang sangat cantik dengan
warnanya yang khas, disana kami juga mendengarkan paparan mengenai batik
Ciwaringin ini sendiri. Di Desa Ciwaringin ini terdapat Sentra batik yang terkenal
karena menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan dalam pewarnaan batik
nya. Yang sudah menjadi indentitas atau cirri khas dari batik Ciwaringin sendiri.
Pewarna alami yang menghiasi aneka warna batik Ciwaringin ini terdiri dari
ekstrak kulit buah buahan dan dedauan yang di rebus selama 4 jam lalu di ambil
ektraknya dengan disaring , bahan baku dari pewarna alami ini yaitu : kulit durian
, rambutan, manggis, mahoni sampai jengkol dan dedauan seperti daun Tom, putri
malu dll. Warna batik yang dihasilkan itu dofe (lembut) berbeda dengan batik
yang menggunakan pewarna sintetis atau berbahan kimia warnanya lebih
mengkilat.
Pada awalnya batik ciwaringin ini memang tidak terlalu terkenal ,
sebenarnya sebelum tahun 2009 batik Ciwaringin ini sudah ada hanya saja dalam
proses pewarnaan batiknya masih menggunakan pewarna sintetis, batik
Ciwaringin ini mulai bersinar lagi setelah menggunakan bahan alami untuk
pewarnaan batiknya. Di Desa Ciwaringin kita bisa melihat proses dari pembuatan
Batik sampe dengan pemberian warna pada batik, bahkan kitapun bisa mencoba
meneteskan malam pada batik, sangat menarik sekali bukan. Dan ternyata itu
tidak gampang , kelihatanya saja gampang di perlukan kehatian hatian ketika
melukis batik dengan malam sesuai dengan pola yang telah di gambar.
Setelah selesai melihat bagaimana UKM batik di Ciwaringin kami pun
melanjutkan perjalanan kami dengan berkunjung ke Glosir Batik Trusmi terbesar
yang pernah ada. Sesampainya disana kami langsung masuk dan melihat- lihat
berbagai variasi batik yang cantik , dari mulai Dress , kemeja, celana, dll. Tak
lupa saya pun membeli batik sebagai buah tangan untuk di bawa kerumah. Setelah
dirasa puas melihat lihat dan berbelanja ada juga yang mengisi perut dengan
membeli makanan seperti empal gentong yang merupakan makanan khas di
Cirebon. Pukul 05.30 kami pun pulang ke Bandung . dan sampai di kampus Pukul
12.00 tepat tengah malam dibutuhkan waktu yang agak lama untuk sampai ke

37
Bandung karena jalanan macet sehingga bus kami pun harus putar balik
mengambil jalan lain untuk sampai ke Bandung . Sungguh perjalanan yang
melelahkan sekaligus mengasyikan. Ada kesenangan tersendiri ketika kita
bermain sambil belajar. Semoga untuk selanjutnya bisa melakukan perjalanan
yang lebih mengasikkan lagi.

38
Ketika berkeliling Desa Tegalwangi dan melihat pembuatan kursi dari
bahan baku rotan, yang bisa tahan sampe 8 -10 tahun. Dan sebelah kanan
adalah kursi yang sudah jadi (selesai).

Mereka bukan pekerja tapi pengusaha, ibu ini mengerjakan kursi yang
setengah jadi dengan mengikatnya menggunkan rotan, dalam sehari bisa
selesai 8 kursi untuk menginkatnya saja.

39
Batik Ciwaringin merupakan salah satu UKM di Cirebon yang cukup
terkenal karena proses pewarnaanya menggunakan pewarna alami yang
ramah lingkungan. Dan sebelah fhoto sebelah kanan yaitu proses
pewarnaan dengan malam.

Pewarna alami yang terbuat dari ekstrak kulit buah- buahan dan dedauan
yang direbus selama 4 jam. Batik yang menggunakan pewarna alami
cenderung berwarna dofe ( lembut ) berbeda dengan batik yang
menggunakan pewarna sintetis warnanya lebih mengkilat.

40
LAPORAN HASIL OBSERVASI
(Pengganti Ujian Akhir Smester Mata Kuliah Manajemen UKM )

MELESTARIAKAN KEBUDAYAAN LEWAT UKM


KHAS CIREBON

Disusun oleh :

Reni Hajar

1138020199

Manajemen V/E

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2015

41
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
saya dapat menyelesaikan laporan hasil kunjungan observasi ke Cirebon Jawa
Barat. Dengan Pokok bahasan Melestarikan Kebudayaan lewat UKM khas
Cirebon. Cirebon merupakan salah satu sentral UMKM di Indonesia. Cirebon
memiliki potensi UMKM yang sangat tinggi, banyak sekali usaha kecil menengah
di Cirebon diantaranya ada Rotan dan Batik Ciwaringin. Pembutan laporan ini
bertujuan untuk membagi wawasan sekaligus memberikan pemahaman mengenai
usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang mana UMKM ini memiliki potensi
yang sangat besar dalam memajukan kondisi perekonomian khususnya di
Cirebon. Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas pengganti ujian akhir
smester yang diberikan oleh Dr Lilis Sulastri Lagut, MM sebagai bahan
pertimbangan nilai uas.
Dalam pembuatan laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna untuk itu
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan baik yang
menyangkut isi, bahasa, maupun teknik dan metode penulisan untuk itu saya
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kemajuan kita
bersama. Semoga laporan ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan
bagi pembaca.

Bandung , 05 Desember 2015

Penyusun

42i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.4 Metode Penelitian ................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 4
2.1 Pengertian UMKM dan Teori Teorinya ............................. 4
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 14
3.1 Sejarah Kabupaten Cirebon dan Sejarah UKM di
Kab.Cirebon ............................................................................ 14
3.2 Industri Rotan ( DS Tegalwangi) ......................................... 18
3.3 Sentra Batik Pewarna Alam (DS Ciwaringin) ........................ 19
3.4 Batik Trusmi ........................................................................... 21
3.5 Hasil Penelitian Observasi Lapangan ..................................... 24
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 31
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 31
4.2 Saran ...................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 34
LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI ....................................................... 35

ii
43

Anda mungkin juga menyukai