Didiek Rahmanadji
Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Abstrak :
Komik Indonesia merupakan hasil budaya, komik merupakan alat komunikasi
massa yang menggabungkan konsepsi khayalan dan pandangan tentang
kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas. Komik
menyuguhkan dunia gambar secara melimpah. Rangkaian gambar yang
disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, sebagian dari
komik juga diliengkapi dengan teks yang ditampilkan sebagai dialog maupun
sekedar keterangan gambar. Awal keberadaan komik Indonesia banyak
dipengaruhi dari Barat dan Cina, dan segera digantikan oleh periode
kepribadian bangsa.
Kata Kunci : Komik, gambar, cerita
Abstract :
Indonesian comic is the result of culture, cimic are mass communication tool
that combines the conception of fantasy and real live view of what is
considered in accordance with the broader community. Comic presents a
picture of the world in abudance. Series of picture drawn to illustrate a story.
Beside images, some of the comic also equipped with text that is displayed as
dialogue or just a caption. Indonesia early comic presence heavily influenced
from West and China and was immediately replaced by period of national
indentity.
Keyword: Comics, drawings, stories
oleh budaya Hindu, budaya Islam, dan dewasa ini hampir punah karena tidak
lama kemudian budaya barat. Misalnya, seorang pun mengetahui adanya
lakon di dalam wayang menggali unsur- petunjukan wayang Gedompol, yang
unsurnya dari sumber mite keagamaan dan tertera di atas enam gulungan kain dan
legenda Jawa sebelum Islamisasi (Winata, masing-masing berisi empat gambar
Yus: 1993,23). (Zaini, Hasan: 1989,18). Dalam
pertunjukkan wayang beber, dalang duduk
Di Surakarta bagian selatan, di
menghadap ke penonton, kemudian
pesisir Samudera Hindia, tepatnya didekat
membuka gulungan satu per satu sesuai
Pacitan, sebuah desa bernama Gedompol
dengan jalan cerita. Musik gamelan
masih menyimpan beberapa gulungan
mengiringi penceritaan dalang. Sama
wayang beber yang menceritakan legenda
seperti pada bas-relief Prambanan atau
Djaka Kembang Kuning (lihat gambar 1).
iler-iler di Bali, gambar hanya melukiskan
Gambar-gambar pada gulungan kain itu
adegan-adegan tertentu, kemudian dalang
merupakan kisah yang dinarasikan oleh
menghubungkannya menjadi sebuah
dalang. Bentuk pengisahan ini mungkin
cerita.
lebih tua daripada wayang kulit, namun
Kata theatre sebenarnya tidak cocok maknanya begitu rumit. Dalang harus
karena mengandung makna bahwa para memiliki bakat dalam berbagai bidang:
pemeran begerak dalam tiga dimensi seni drama,seni suara, musik, pencitraan,
ruang. Para pemeran berujar, selain dan animasi. Adapun citranya, selain tokoh
memanfaatkan kata-kata, juga mimic dan yang sekian banyak itu, juga ada beberapa
gerak tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa jenis binatang, beberapa kelengkapan—
theatre mengacu langsung pada kenyataan. khususnya senjata—dan sebuah boneka
Pada wayang kulit, hanya dalang – sesuai besar berbentuk daun yang disebut
dengan artinya ‗pengatur‘ – yang gunungan yang digunakan sebagai
―bermain‖ selama pertunjukkan lambang dunia. Dalang dapat mengatur
berlangsung, atau lebih tepat upacara, tampilan citra dengan mengatur intensitas
karena wayang kulit berkaitan dengan cahaya yang berasal dari blencong. Ia
urusan religius. Dalang membuat berbagai dapat menjauhkan atau mendekatkkan
citra dengan bantuan boneka pipih yang boneka ke sumber cahaya itu, sehingga
terbuat dari kulit yang telah diukir, dan dapat menghadirkan para tokoh protagonis
layar putih segi empat (kelir) sebagai secara jelas. Untuk mengimbangi
pembatas ruang. Citra ini terlihat sebagai kemiskinan unsure visual itu, dalang harus
bayangan –mirip wayang Cina— oleh menjelaskan situasi cerita dan merangsang
penonton yang berada di balik layar. imajinasi penonton. Dalam citra yang
Lakonnya dipilah-pilah seperti scenario kabur itu, perhatian penonton terarah pada
film, dan berlangsung dalam bentuk tokoh-tokoh yang sudah sangat
rentetan cerita. Dalang mempersiapkan dikenalnya, baik fisik, pakaian, maupun
banyak tokoh untuk dipentaskan sesuai atribut dan senjatanya. Ciri dan sifat setiap
dengan kebutuhan cerita (beberapa di tokoh digambarkan melalui lambang-
antaranya sering ditampilkan). Ia lambang yang cukup rumit, sementara
mengimprovisasi suara mereka, dalang memberi suara dan ungkapan-
menggerakkan lengan dan tangan mereka ungkapan khas yang mudah
yang bersendi, serta memindahkan mereka dikenali.penonton akan segera tahu siapa
sambil member petunjuk kepada gamelan tokoh yang sedang berbicara dangan
yang menyertai pementasan. Recitant melihat bayangan tangan yang bergerak.
[tukang cerita], dan montreur de Hubungan antara para tokoh juga
marionnettes [pemain marionette] tidak dicitrakan melalui sandi dua dimensi,
dapat dipadankan dengan dalang yang golongan baik ditempatkan di sebelah
5
kanan dalang, dan bawahan selalu berada masa kini, ada wayang beber dan wayang
lebih rendah daripada atasan. Jadi, citra itu kulit yang menampilkan tipe penceritaan
sendiri cukup ―terbaca‖ tetapi tetap tidak dengan sarana gambar yang dapat
sekaya gambar. Bakat animator dalanglah dianggap sebagai cikal bakal komik
yang membuat mereka hidup. Wayang (Siswoyo, Ricky: 1988). Dapat diamati
menjadi mirip komik, terutama, seperti bahwa ketika para seniman Indonesia
halnya wayang di Bali, ketika kecepatan sudah mampu membuat komik, dan ingin
pementasan merupakan salah satu unsure memproduksi komik asli untuk
penting bagi keberhasilan pertunjukan. menghadapi produksi Amerika yang
mendominasi, mereka kembali ke wayang
Sejarah komik Indonesia dapat
bukan sekedar untuk menggali tema
ditelusuri sampai ke masa prasejarah.
melainkan untuk menggali teknik
Bukti pertama terdapat pada monumen-
dramatisasi dan konvensi pencitraan.
monumen keagamaan yang terbuat dari
batu itu. Kemudian, lebih dekat dengan
itu. Namanya yang mirip denagn nama Dortji,‖pacarnya‖ yang tidak pernah
Cina itu sebenarnya berasal dari permainan sempat mendengar deklarsi cintanya (lihat
anak-anak, yang dalam bahasa Inggrisnya gambar 2). Put On digambarkan sebagi si
disebut put on. Tokoh lain di sekitarnya gendut yang baik hati tetapi bodoh, yang
adalah ibunya (Nee) dan kedua adik laki- sok pintar namun selalu gagal. Put On
laki (Si Tong dan Si Peng), tetangga, dan adalah pemuda yang bernasib seperti Si
para sahabatnya (Si A Liuk, Si On Tek, Lebai Malang yang selalu sial (sweesiao),
dan sebagainya), serta gadis-gadis cantik walaupun nasibnya buruk ia selalu tampil
yang sering kali membuat Put On salah menyenangkan.
tingkah. Ada juga tokoh Si
Berbagai upaya itu tidak berhasil Hazard, karya Frank Robbins, dan lain-
menahan serbuan komik Amerika dalam lain. Komik tersebut dimuat sama dengan
media masa Indonesia. Sindikat besar bentuk aslinya dengan subjudul Indonesia,
distributor komik, seperti King Feature tetapi mungkin supaya tidak kosong, panel
Syndicate, tidak menyia-nyiakan pasar yang aslinya tidak berteks itu diberi
yang luas ini. Salah satunya, Tarzan hadir penjelasan oleh penerjemah (lihat gambar
di Keng Po sejak 1947. Terutama sejak 3). Komik strip yang muncul di harian atau
1952, banyak keluarga Indonesia mulai di suplemen minggunya segera diterbitkan
mengenal tokoh-tokoh yang pernah lama kembali dalam bentuk album. Itulah komik
sekali memukau masyarakat Amerika, buku yang pertama, dan banyak
seperti Rip Kirby, karya Alex Raymond, diterbitkan oleh Gapura dan Keng Po di
Phantom, karya Wilson Mc Coy, Johny Jakarta, serta oleh Perfectas di Malang.
Gambar 3: Panel asli berteks asing dan diberi pejelasan oleh penerjemah
Untuk mengimbangi pengaruh Djin Koei (Hsueh Jen-Kuei). Sie Djin Koei
Tarzan, atau mungkin juga untuk adalah seorang jenderal dan pendekar yang
memuaskan selera pembaca, yang hidup pada masa kaisar Toay Cung (627-
sebagian besar keturunan Cina, mingguan 649) dari wangsa Tang (lihat gambar 4).
kelompok Keng Po, Star Weekly, Komik tersebut hanya disisipkan diantara
menyajikan petualangan legendaries Sie produksi komik yang hamper seluruhnya
9
dari Barat, namun komik ini telah Pada 1954, terjadi perubahan arah
membekas di benak pembacanya. Komik yang ganda. Komikus Indonesia segera
itu patut dikutip di sini karena selain mutu berkarya setelah melihat keberhasilan
gambar Siauw Tik Kwie yang tinggi, juga komik Amerika. Mereka mencoba
karena tokoh itu berhasil mengalahkan mentransposisi dengan meng-Indonesiakan
kepopuleran Flash Gordon dan superhero tokoh-tokoh yang popular untuk
lainnya. Itu sebagai salah satu bukti bahwa disesuaikan dengan lingkungan. Namun di
pengaruh Barat bukannya tanpa sisi lain, karena komikus mau dibayar
kelemahan, dan dunia Asia (dalam hal ini rendah, banyak pula yang membuat cerita
Cina, dan Indonesia) mampu menjadi lepas mencapai tiga puluh halaman. Sejak
sumber ilham bagi komikus. Sie Djin Koei saat itulah komik dikenal luas dan menjadi
dapat dikatakan mempelopori komik silat produksi utama Indonesia, dan
yang populer sekitar tahun 1968. pekembangan komik strip dalam media
massa dapat dikatakan berhenti.
Dalam Popo lain lagi. Komik ini dalam suasana yang sangat dikenal oleh
berkisah tentang permusauhan abadi antara anak-anak Indonesia, dan bukan dunia
tikus dan kucing. Permusuhan berlangsung Mickey yang berteknologi maju. Tokohnya
12
Gordon. Para ―jagoan‖ itu selalu berhasil sedikit perubahan pada tampilan, tokoh-
memenangkan perlombaan berbahaya di tokoh tersebut dengan mudah terjun dalam
ruang angkasa, atau di alam yang asing berbagai petualangan di luar lingkungan
dan penuh misteri. Di alam itu nalar tidak pencakar langit New York.
berfungsi dan nilai-nilai kemanusiaan
Pengaruh Barat lebih luas lagi.
tidak dihargai. Tekad dan keberanian fisik
Kisah-kisah Isakandar Agung, Robinson
adalah unsure paling penting bagi orang
Crusoe, Marco Polo dikenal oleh anak-
yang ingin memasuki realitas itu. Keadaan
anak Indonesia melalui komik. Alice di
ini menunjukkan bahwa model Amerika
Negeri Ajaib dan dongeng-dongeng
dapat di terima di seluruh dunia, dan
Andersen akrab dengan anak-anak.
menjadi landasan dan acuan bagi produksi
Kesusastraan Eropa memiliki stok
nasional. Kendati demikian, para komikus
pahlawan dan tema yang khas (Hamlet dan
Indonesia selalu menggali sumber asli
Macbeth yang disadur dari Shakespeare;
untuk mencipta fiksi. Tarzan misalnya, ia
Taras Bulba dari Gogol; Si Bongkok dari
adalah arketipe manusia hewan yang hidup
Notre Dame dari Victor Hugo; Kapal
di hutan belantara sebagai raja fauna dan
Selam Rahasia Nautilus dari Jules Verne,
manusia primitive. Di Sumatra,
dan sebagainya). Seringkali keinginan
Kalimantan, atau Irian selalu ada Tarzan
untuk mendidiklah yang mendorong
Indonesia, laki-laki dan perempuan yang
pemilihan tokoh dan tema susastra. Bagi
bernama Djantaka atau Sri Rimba, Roban
penerbit atau bagi penanggung jawab
atau Nina. Mereka bertugas melindungi
penerbitan buku anak, ada semacam
alam dan melestarikan bentuk aslinya.
kesepakatan bahwa ―kebudayaan Barat‖
Selama dua puluh tahun Indonesia dapat mengajarkan banyak hal melalui
memproduksi komik, muncul juga tokoh- komiknya yang dapat dikategorikan
tokoh jagoan dari Amerika Barat. Tokoh- sebagai ―karya sastra‖ (Siswoyo,
tokoh itu biasanya sebagai detektif Ricky:1988,16)
penegak hukum yang memanfaatkan
b. Kembali ke Sumber “Kebudayaan
kekuatan dan kesaktian mereka untuk
Nasional” (1954-1960)
membela keadilan, seperti Kit Karson dan
Mandrake (Suhardy, Eddy:1988,32). Para pendidik menentang komik
Anak-anak juga sempat berkenalan dengan yang berasal dari Barat, bahkan produk
para tokoh ciptaan Walt Disney. Dengan imitasinya (Sri Asih). Mereka juga
14
mengkritik komik bukan hanya dari segi Sukarno, berusaha membebaskan diri dari
bentuknya yang dianggap tidak mendidik, pengaruh nilai-nilai Barat dengan
melainkan juga dari segi gagasannya yang menegaskan kepribadian nasionalnya.
berbahaya. Pada 1954, para pendidik itu Mahabharata dan Ramayana yang telah
sempat berpikir untuk menghentikan hidup berabad-abad di Indonesia,
penerbitan komik untuk selamanya. merupakan cerminan sejati dari gagasan
Namun, beberapa penerbit seperti Melodi dan mentalitas Jawa dan Sunda, sehingga
di Bandung, atau Keng Po di Jakarta mampu menjawab tuntutan tersebut. Tari,
bereaksi dengan memberikan orientasi drama, wayang kulit atau wayang golek
baru kepada komik Indonesia. Mereka mengisahkan dua epos yang berasal dari
mengerti bahwa komik harus menggali India. Sejak itu, muncul komik jenis baru
dari sumber ―kebudayaan nasional‖, dan yang disebut ―komik wayang‖. Terbitan
memberikan sumbangan bagi pertama muncuk antara tahun 1954 dan
pembangunan kepribadian bangsa untuk 1955, dengan Lahirnya Gatotkaca
mempertahankan kelangsungan hidupnya. (terbitan Keng Po), Raden Palasara, karya
Perkembangan tersebut merupakan akibat Johnlo, seri panjang Mahabharata, karya
dari suatu pergerakan yang lebih besar Kosasih (lihat gambar 8) muncul dengan
yang menyentuh segala bidang kreasi seni. jilid-jilid pertamanya terbitan Melodi
Setelah Indonesa memperoleh (Kulsum, Umi:2007,14).
kemerdekaan politis, di bawah komando
sejak kemerdekaannya. Periode yang Wardhana, Adi. 1990. Komik Tempo Dulu.
ditandai oleh pengaruh besar dari Barat Jakarta: Surya Jaya.
dan Cina tidak lama; segera digantikan
Winata, Yus. 1993. Komik Hiburan.
oleh periode pemantapan ―kepribadian
Jakarta: Eres Press.
bangsa‖, suatu hasrat murni yang
mendorong komikus kembali ke wayang Zaini, Hasan. 1989. Komik Sebagai
dan legenda daerah. Saat Indonesia telah Produk Budaya. Jakarta: Ekspress.
menemukan jati diri budayanya, negeri ini
memilih jalan yang benar-benar maju,
yaitu komik bernuansa kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR RUJUKAN