Anda di halaman 1dari 4

NAMA :

ABID

Sejarah dan Filosofi Wayang hindu membawa ajarannya dengan


Kulit kitab Weda dan epos cerita dari
India yaitu Mahabarata dan
Kesenian wayang kulit adalah Ramayana dalam Bahasa
salah satu kekayaan Nusantara sanksekerta. Kemudian pada abad
yang terdaftar dalam warisan dunia. ke 9 kerajaan Mataram Kuno pada
Pada tanggal 7 November 2003, masa Raja Balitung (899-910),
UNESCO dibawah naungan PBB mengutus para pujangga untuk
menetapkan pertunjukan wayang membuat gubahan cerita karya
sebagai Masterpiece of Oral and sastra mancanegara menjadi karya
Intangible Heritage of Humanity sastra dengan falsafah jawa. Salah
sebuah warisan mahakarya dunia satunya adalah kisah Ramayana
yang tak ternilai dalam seni Kakawin karangan pujangga India,
bertutur. Pertunjukan wayang kulit Walmiki. Bahkan cerita wayang
adalah perpaduan musik gamelan Ramayana muncul pada prasasti
jawa, seni rupa dan kemahiran Balitung yang berbunyi “si galigi
dalang dalam menyampaikan nilai mawayang”.
pengetahuan, filsafat hidup, serta
budaya dengan mengangkat tokoh Wayang kulit seperti adanya
kesatria. sekarang merupakan kreasi dari
walisongo, khususnya Sunan
Wayang berasal dari kata Ma Bonang dan Sunan Kalijaga.
Hyang yang artinya menuju kepada Kreatifitas para wali memanfaatkan
roh spiritual, dewa, atau Tuhan wayang kulit sebagai media
Yang Maha Esa. Wayang kulit penyebaran islam telah
adalah bentuk kesenian yang mempercepat pertumbuhan dan
menampilkan adegan drama perkembangan islam di Jawa. Para
bayangan boneka yang terbuat dari wali melakukan penyesuaian
kulit binatang berbentuk pipih, dengan adat setempat agar sesuai
diwarnai dan bertangkat. Ada juga dengan ajaran islam. Bentuk
yang mengartikan bahwa perkataan wayang yang semula menyerupai
wayang berasal dari Bahasa Jawa manusia kini dirubah menjadi
yang artinya perwajahan yang bentuk yang baru, wajahnya miring
mengandung penerangan. dengan leher dan lengan yang
Wayang kulit merupakan dibuat memanjang sampai kaki.
salah satu bentuk teater tradisional Dalam esensi cerita tentu disisipkan
paling tua di Indonesia. Sejarah pesan moral keislaman. Lakon Bima
wayang kulit di Indonesia misalnya, sebagai tokoh sentralnya
diperkirakan terjadi pada abad ke 4 diceritakan bahwa Bima meyakini
saat orang-orang hindu datang ke adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan
Indonesia melalui jalur Tuhan Yang Maha Esa itulah yang
perdagangan. Pada masa itu orang menciptakan dunia dan segala
isinya. Dengan keyakinannya Bima
mengajarkan kepada saudaranya, yang jelek. Hadirnya tokoh
Arjuna. Lakon yang mengisi ajaran- punakawan (semar, gareng, petruk,
ajaran tentang menuntut ilmu, bagong) dalam pewayangan sengaja
bersikap sabar, berlaku adil dan diciptakan untuk memperkuat
bertata krama terhadap manusia. filsafat bahwa di dunia tidak ada
Cerita ini sangat digemari karena mahkluk yang benar-benar jahat
mengandung perenungan dan baik. Setiap mahkluk selalu
mendalam tentang asal muasal dan menyandang unsur kebaikan dan
tujuan hidup manusia (sangkan kejahatan dalam dirinya. Wayang
paraning dumadi) dan menjawab merupakan filsafat jawa yang
kerinduan hidup dalam perjalanan mengajarkan bahwa hidup haruslah
rohani orang Jawa untuk bersatu berdasarkan kebenaran, dan
dengan tuhan (manunggaling menurut wayang, “kebenaran sejati”
kawulo Gusti atau curiga manjing (ultimate truth) datangnya dari
warangko). tuhan, dan untuk mendapatkannya
manusia harus melihat “kesadaran
Selain itu ada pula cerita
sejati” (ultimate awareness) dan
tentang punokawan karya Sunan
memiliki pengetahuan sejati
Kalijaga. Dalam menyelenggarakan
(ultimate knowledge). Untuk itu
pertunjukan wayang Sunan Kalijaga
manusia harus dapat melihat
memilih tempat yang tidak jauh dari
“kenyataan sejati”(ultimate reality)
masjid. Di sekeliling tempat
dengan melakukan dua hal,
pagelaran wayang, Sunan Kalijaga
pertama mempersiapkan jiwa
membuat parit yang mengalir di
raganya sehingga menjadi manusia
dalamnya air yang jernih. Parit
yang kuat dan suci, kedua
dibuat untuk melatih para
memohon berkah Tuhan. Cerita-
penonton wayang agar mencuci kaki
cerita dalam pewayangan agaknya
sebelum masuk ke masjid. Tokoh
selalu mengajak untuk berbuat
punakawan yaitu Semar (meski
“amar ma’ruf nahi mungkar” atau
sudah ada sejak zaman Majapahit)
dalam istilah pewayangan “memayu
diperkirakan berasal dari bahasa
hayuning bebrayan agung”.
Arab, yaitu simaar atau ismarun
yang berarti paku. Paku adalah alat
yang digunakan untuk
menancapkan barang agar tegak
dan kuat. Ismaya merupakan nama
lain semar yang berasal dari kata
asma-Ku atau simbol kemantapan
dan keteguhan. Selanjutnya Nara
Gareng berasal dari kata Naala
qarin yang artinya memperoleh
banyak kawan. Petruk diadaptasi
dari kata faruk artinya tinggalkan
Perlengkapan Wayang
1. Wayang kulit
2. Dalang : Dalang adalah pengatur jalannya pertunjukan wayang.
Dalang berasal dari akronIm ngudhal piwulang. Kata ngudhal
berarti membongkar atau menyebar luaskan dan piwulang
berarti ajaran, pendidikan, ilmu, informasi. Jadi fungsi dalang
dalam pergelaran wayang kulit bukan saja pada segi
pertunjukan atau hiburan, namun juga harus memberi
tuntutan
3. Penyimping : Penyimping bertugas menyediakan wayang-wayang yang akan
digunakan sesuai urutan adegannya, menempatkan kotak
wayang berikut keprak dan kepyaknya, menyediakan
cempala, memasang dan menyalakan maupun mengatur
sumbu blencong, lampu minyak yang khas digunakan dalam
pertunjukan wayang kulit, dan lain-lain
4. Panjak : Adalah penabuh gamelan jawa disebut panjak, nayaga atau
(Nayaga/ pengrawit
Pengrawit)
5. Waranggana : Pesinden juga sering disebut sinden, berasal dari kata
(pesinden) pasindhian yang berarti yang kaya akan lagu atau yang
melagukan (melantunkan lagu)
6. Gamelan : Seperangkat alat musik yang menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Kata gamelan berasal dari
bahasa jawa, gamel, yang berarti memukul atau menabuh.
Gamelan terbuat dari kayu dan gangsa, sejenis logam yang
dicampur tembaga atau timah dan rejasa. Alat musik
pengiring instrumen gamelan terdiri dari kendang, bonang,
penerus, gender, gambang, suling, siter, clempung, slethem,
demung, saron, kenong, kethuk, japan, kempyang, kempul,
peking, dan gong. Gamelan yang dipakai untuk mengiringi
pertunjukan wayang memiliki nada seru slendro dan pelog
7. Kelir : Merupakan sebuah layar lebar yang digunakan pada
pertunjukan wayang kulit
8. Debog : Adalah batang pisang yang digunakan untuk menancapkan
wayang (simpingan)
9. Blencong : lampu minyak kelapa (lenga klentik) untuk menerangi gawang
kelir
10. Kotak : tempat untuk menaruh wayang yang berbentuk kotak
Wayang berukuran 1,5 x 2,5 meter dan terbuat dari kayu, juga
digunakan oleh dalang untuk dodogan yang berfungsi
memberi aba-aba pada pengiring dan menggambarkan
suasana adegan.
11. Cempala : suatu peralatan yang digunakan para dalang dihampir semua
pertunjukan wayang, yang berfungsi untuk memukul-mukul
kotak wayang
12. Panggung : tempat yang agak tinggi terbuat dari papan untuk menaruh
peralatan wayang dan gamelan
13. Soundsystem : peralatan elektronik untuk mengeraskan suara dalang dan
gamelan

Anda mungkin juga menyukai