Anda di halaman 1dari 15

CERITA RAKYAT TANJUNG MENANGIS MASYARAKAT

SAMAWA: KAJIAN STRUKTUR NARATIF VLADIMIR PROPP

Methya Khairunnisa Manikam1, Haris Supratno2, Kamidjan3


1,2,3Universitas Negeri Surabaya
1methyamanikam16070835031@mhs.unesa.ac.id
2harissupratno@unesa.ac.id
3kamidjan@yahoo.com

Abstrak

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi yang mengandung dan mengungkapkan nilai-nilai
pragmatis sehingga dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk dapat
memperoleh manfaat dari cerita jenaka tersebut perlu dilakukan analisis terhadap teks-teks
cerita legenda tersebut menggunakan teori-teori struktural naratif. Struktur adalah hubungan
antara unsur-unsur pembentukan dalam susunan keseluruhan. Pendekatan yang digunakan
dalam kajian yaitu Struktural Naratif Vladimir Propp dengan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini menggambarkan struktur naratif legenda Tanjung Menangis
yang dimulai dari lingkaran pertama yaitu pengenalan, hingga berakhir di rangkaian Keempat
kembalinya sang pahlawan. Keempat lingkaran tersebut teridentifikasi dari munculnya 9
fungsi yaitu penipuan (trickery), kejahatan (villainy), fungsi bantuan pertama (first function of
the donor), reaksi pahlawan (hero’s reaction), bimbingan (guidence), kepulangan (return),
pencarian (pursuit), perubahan penampilan (transfiguration), dan penghukuman
(punishment).

Kata kunci: legenda, fungsi, struktur naratif, Vladimir Propp

Abstract

Legend is a people's prose story that is considered by those who have a story as something that
actually happened that contains and expresses pragmatic values so that it is used as a guide in
social life. To be able to benefit from the humorous stories, it is necessary to analyze the texts of
the legendary stories using structural narrative theories. Structure is the relationship between
the elements of form in the overall order. The approach used in the study is Vladimir Propp's
Structural Narrative with qualitative descriptive research methods. The results of this study
illustrate the narrative structure of the Tanjung Menangis legend which starts from the first
circle that was introduced, ends in the Fourth circle of return of the hero. Replacing the 9
functions as trickery, crime, donor's first reaction, hero reaction, guidance, return, pursuit,
transfiguration, and punishment.

Keywords: legend, function, narrative structure, Vladimir Propp

241
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

A. PENDAHULUAN cerita rakyat yang dimiliki oleh


Karya sastra adalah cerminan hampir seluruh masyarakat
cerita kehidupan masyarakat. Salah Indonesia.
satu bentuk karya sastra yang sampai Pedoman hidup ini menjadi
saat ini masih digemari oleh begitu penting pada masa sekarang
masyarakat adalah cerita rakyat. mengingat terjangan budaya global.
Salah satunya berbentuk legenda. Budaya global tersebut selain
Legenda adalah cerita prosa rakyat memiliki nilai positif juga
yang dianggap oleh yang mempunyai mengandung nilai-nilai negatif. Salah
cerita sebagai sesuatu yang benar- satu nilai negatifnya adalah
benar terjadi. Legenda adalah cerita terlupakannya nilai-nilai kearifan
yang mempunyai ciri-ciri yang mirip lokal yang terdapat dalam cerita
dengan mitos, yaitu dianggap benar- rakyat karena generasi muda sudah
benar terjadi, tetapi tidak dianggap tidak lagi menyukai. Hal ini
suci. Legenda juga diartikan sebagai disebabkan generasi muda
dongeng tentang hal-hal yang cenderung menyukai budaya Barat.
berdasarkan sejarah yang Itu semua terjadi karena pada saat ini
mengandung sesuatu hal yang ajaib pendidikan di sekolah-sekolah lebih
atau kejadian yang menandakan banyak memperkenalkan anak didik
kesaktian. Di daerah Sumbawa, Nusa dengan kebudayaan Barat
Tenggara Barat juga terdapat legenda dibandingkan kebudayaan warisan
yang diyakini oleh penduduk nenek moyangnya (Sudikan, 2013:
setempat serta nilai-nilai yang 151--152).
gambarkan oleh legenda tersebut Akibat dari itu Indonesia
yang dijadikan pedoman oleh menjadi bangsa yang semakin lama
penduduk setempat. semakin tidak berkarakter. Untuk
Sumbawa selama ini dikenal menanggulangi itu semua diperlukan
sebagai sebuah daerah di timur usaha terus-menerus dan
indonesia yang kaya dengan berbagai berkesinambungan dari berbagai
bentuk lawas. Orang Sumbawa atau pihak agar generasi muda peduli dan
Tau Samawa memiliki pedoman cinta terhadap warisan budaya nenek
hidup “Adat bersendikan syara, syara moyang itu.
bersendikan Kitabullah” yang dapat Salah satu warisan budaya
dilihat dari berbagai aktivitas tersebut adalah legenda yang berasal
kehidupannya (Zulkarnaen, dari Sumbawa yang berjudul Tanjung
2015:31). Pedoman hidup orang Menangis. Tanjung Menangis
Sumbawa ini termaktub dalam memiliki sejarah legenda panjang
khasanah sastra tradisional, tentang kisah kasih Putri Datu
terutama terdapat dalam cerita- Samawa dengan Sandro Loka

242 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

(dukun) dari Ujung Pandang yang semata tanpa ada pesan atau tragedy
bernama Daeng Ujung Pandang yang berdasarkan kenyataan dari
melegenda di Tana Samawa hingga kehidupan baik pribadi maupun
saat ini. Legenda Tanjung Menangis orang lain.
merupakan Legenda terpopuler di Dengan demikian, sastra bisa
Tana Samawa. Bahkan kisah Tanjung difungsikan sebagai pembina tata
Menangis banyak dijadikan sebuah nilai dalam berbagai sendi kehidupan
nyanyian (lagu) oleh para musisi intelektual, pendidikan rohani serta
daerah, serta dibuat pertunjukkan hal-hal lain yang bersifat personal
drama oleh Tau Samawa (Orang maupun sosial yang berkaitan dengan
Sumbawa). tujuan pendidikan humaniora, yaitu
Sebagai cerita rakyat, legenda membentuk manusia yang berbudi,
Tanjung Menangis tentu saja berbudaya, dan berkarakter.
mengandung dan mengungkapkan Mengingat hal-hal yang sudah
nilai-nilai pragmatis yang dapat disebutkan sebelumnya bahwa cerita
dijadikan sebagai pedoman dalam legenda merupakan salah satu jenis
kehidupan bermasyarakat. prosa lama yang sampai saat ini
Sebagaimana halnya karya sastra masih hidup dan di dalamnya
pada umumnya, legenda Tanjung terkandung berbagai nasihat serta
Menangis, di samping berfungsi pandangan hidup sebuah bangsa.
sebagai sarana pelipur lara juga dapat Untuk dapat memperoleh manfaat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk dari cerita jenaka tersebut perlu
menyampaikan nilai-nilai yang dilakukan analisis terhadap teks-teks
bersifat mendidik. Karya sastra yang cerita legenda tersebut.
berhasil adalah karya sastra yang Untuk menganalisis cerita
dianggap mampu memberikan legenda tersebut, digunakan teori-
kesenangan (estetika) dan nilai teori struktural naratif. Struktur
(etika). (Fananie, 2002: 113). adalah hubungan antara unsur-unsur
Sementara itu, Septiaji (2018) pembentukan dalam susunan
mengungkapkan bahwa sastra selalu keseluruhan. Dalam hal ini, hubungan
menyajikan sesuatu hal yang unik, antar unsur tersebut dapat berupa
berseragam, dan bermakna kepada hubungan dramatik, logika, maupun
setiap pembaca. Peristiwa yang waktu. Jadi dalam struktur terdapat
dihadirkan mampu membuat siapa satuan unsur pembentuk dan
pun masuk ke dalam jalan cerita yang susunannya.
dibuat oleh penulis. Karya sastra Unsur-unsur pembentuk itu
sebagai karya imajinatif dari merupakan satuan-satuan
penulisnya bukan berarti hanya operasional yang dapat digunakan
khayalan, rekayasa, atau replika untuk keperluan pengalihan,

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 243
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

pengurangan, pengikhtiaran, dan fungsi tersebut; (b) untuk fairy


lain-lain (Hutomo, 1983: 1). Para ahli talejumlah fungsi terbatas; (c) urutan
dalam penganalisis struktur fungsi dalam sebuah dongeng selalu
menggunakan istilah yang berbeda sama; dan dari segi struktur semua
untuk satuan-satuan operasional dongeng mewakili hanya satu tipe
tersebut, misalnya type (Aarne, saja (Teeuw, 1984:291-292).
1964), function (Propp, 1975), motif Pada dasarnya, teori struktural
(Thompson, 1966), miteme naratif ini digunakan untuk
(mytheme) (Levi-Strauss, 1963), dan menganalisis dongeng-dongeng yang
motifeme (Dundes, 1965). berasal dari Rusia. Akan tetapi
Salah satu teori yang dirasa peneliti menggunakan teori Vladimir
menarik untuk mengkaji legenda Propp untuk mengkaji sebuah
Tanjung Menangis adalah teori legenda khususnya Salah satu Cerita
struktural naratif Vladimir Propp. Rakyat Daerah Sumbawa yang
Buku Vladimir Propp The Morphology berjudul Tanjung Menangis. Hal ini
of the Folk Tale (1975) memang dapat dirasa menarik untuk membuktikan
disebut sebagai sebuah usaha untuk bahwa sebuah legenda dapat dikaji
menemukan aturan yang menguasai untuk mendapatkan struktur dari
atau menemukan susunan plot dalam cerita tersebut dengan menggunakan
sebuah jenis dongeng Rusia yang teori struktural naratif Vladimir
khas. Kritik Propp terhadap mazhab Propp.
Finlandia terutama menyangkut sifat Penelitian yang mengkaji cerita
atomistik analisis tema dan motif. rakyat khususnya bergenre dongeng
Propp memerlukan membuat berdasarkan struktur naratif
analisis struktur folktale yang Vladimir Propp memang sudah
mencoba memastikan anasir hakiki banyak dilakukan, seperti Penelitian
setiap dongeng yang termasuk jenis analisa fungsi propp dalam dongeng
dongeng yang akan dibicarakan (jadi der singende knochen der
dia tidak berpretensi untuk memberi froschkoning oleh bruder grimm,
kerangka umum untuk analisis cerita diteliti oleh Julianti pada tahun 2012
rakyat seluruh dunia). Berdasarkan dimana ia menganalisis dua dongeng
analisis seratus dongeng yang disebut berjenis fable tersebut dengan
fairy tales, Propp menemukan hasil menguraikan fungsi dan pelaku
yang cukup mengejutkan, yang secara menggunakan teori struktur naratif
singkat dapat dikatakan (a)anasir Propp penelitian tersebut hanya
yang mantap dan tak berubah dalam mendeskripsikan jumlah fungsi dan
sebuah dongeng bukanlah tokoh atau pelaku pada setiap dongeng, namun
motifnya, melainkan fungsi, lepas tidak menganalisis dari segi sosial
dari siapa tokoh yang memenuhi maupun budaya secara mendalam.

244 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

Penelitian lain dari Ummu Fatimah dongeng sebagai objek penelitian


Ria Lestari dengan judul “Morfologi sedangkan dalam penelitian ini
Cerita Rakyat Arso Watuwe: Sebuah menggunakan lsegenda. Pada
Analisis Naratologi Vladimir Propp”. penelitian ini, penggunaan struktur
Penelitian ini mengkaji morfologi naratif Vladimir Propp yang
cerita rakyat Arso Watuwe diaplikasikan untuk mengkaji sebuah
berdasarkan teori struktur naratologi legenda masih jarang bahkan belum
Propp. Selanjutnya, fungsi dalam pernah dilakukan. Selain itu, cerita
dongeng didentifikasi dan masyarakat yang berasal dari daerah
dimasukkan ke dalam tanda atau Sumbawa pun masih belum tersentuh
lambang khusus yang telah dibuat untuk diulas, karena peneliti-peneliti
oleh Propp. Penelitian serupa dengan sastra yang berasal dari sumbawa
objek penelitian yang sama berasal cukup sedikit sehingga cerita rakyat
dari Sumbawa Besar di teliti oleh Erli sumbawa cukup asing untuk dilirik
Yetti dengan judul Struktur Naratif sebagai objek penelitian. sehingga
Tuter Cerita “Tongtonge” Dari tujuan penelitian ini adalah untuk
Sumbawa. Berbeda dengan penelitian mendiskripsikan struktur naratif
ini adalah Erli hanya meneliti satu legenda Tanjung Menangis
buat cerita jenaka yang berasal dari menggunakan Teori Struktural
sumbawa besar, sedangkan Naratif Vladimir Propp.
penelitian ini lebih kompleks dalam
jumlah cerita yang di teliti. Perbedaan B. METODE PENELITIAN
lain juga terdapat pada kajian Penelitian ini menggunakan
struktur naratif yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
teori Axel Olrix sedangkan penelitian kualitatif merupakan suatu strategi
ini menggunakan struktur naratif inquiry yang menekankan pencarian
vladimir propp, sehingga cukup makna, pengertian, konsep,
menarik melihat perbedaan hasil karakteristik, gejala, simbol, serta
nantinya. Kesimpulan dari penelitian deskripsi tentang suatu fenomena;
Erli yaitu menemukan 11 Hukum fokus dan multimetode, bersifat
Struktur Naratif Olrix serta terdapat alami dan holistik; mengutamakan
beberapa nilai kearifan lokal dalam kualitas, menggunakan beberapa
cerita Tongtonge. cara, serta disajikan secara naratif
Sebuah penelitian cendrung (Yusuf, 2014:329).
diperlukan nilai ketertarikan, Sumber data dalam penelitian
kebaruan dan kemanfaatan. Objek ini adalah cerita lisan Tanjung
yang digunakan dalam penelitian Menangis yang disampaikan oleh
relevan pertama adalah sama-sama Bapak Aries Zulkarnaen dalam
menggunakan cerita rakyat bergenre wawancara yang dilakukan di

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 245
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

Sumbawa pada bulan Juli tahun 2019. dengan hasil rekaman, (3) setelah
Teknik pengumpulan data dalam traskrip disempurnakan, kata-kata
penelitian ini adalah wawancara, dan kalimat yang kurang jelas diberi
yang dilakukan sekaligus dengan tanda baca dan tanda-tanda lain yang
perekaman. diperlukan, (4) setelah transkrip
Perekaman dilakukan dengan sempurna, dilakukan pengetikan,
menggunakan handycam, alat rekam (5)setelah data dari lapangan
suara, dan kamera. Pada saat ditranskrip secara sempurna,
penceritaan atau batutir digunakan dialihbahasakan kedalam bahasa
bahasa Samawa, tetapi kemudian Indonesia, dan (6) setelah itu
diterjemahkan sendiri oleh Bapak dilakukan analisis, (7) analisis
Aries Zulkarnaen ke dalam bahasa disesuaikan dengan masalah yang
Indonesia dan cerita dalam bahasa diangkat dan teori yang dipilih
Indonesia inilah yang dijadikan
sumber data dalam penelitian ini.
Untuk mengetahui struktur C. HASIL DAN PEMBAHASAN
cerita, maka analisis yang digunakan 1. Analisis Fungsi
dalam penelitian ini adalah metode a) Lingkaran Pertama:
deskripstif. Analisis dimulai dengan Pengenalan. Fungsi penipuan
mengidentifikasi fungsi-fungsi yang (Trickery) dalam Legenda
terkandung didalam legenda Tanjung Tanjung Menangis
Menangis berdasarkan Teori Dalam legenda Tanjung
Struktural yang dikemukakan Oleh Menangis mengandung fungsi
Vladimir Propp. Sehingga fungsi- penipuan (Trickery) peristiwa
fungsi yang ditemukan tersebut dimana tiba waktunya bagi Datu
nantinya akan menggambarkan Samawa untuk membayar janji
struktur cerita tersebut. kepada Daeng Ujung Pandang yang
Adapaun lebih jelasnya telah menyembuhkan putrinya.
diuraikan langkah-langkah analisis Seperti yang telah beliau janjikan,
data penelitian ini, yaitu (1) data beliau harus menikahkan putri beliau
rekaman yang diperoleh dari hasil dengan Daeng Ujung Pandang.
wawancara kepada informan, Namun, karena melihat fisik Daeng
ditranskrip secara kasar ke dalam Ujung Pandang yang Sudah tua renta
bahasa tulis, artinya semua suara dan bungkuk pula, Datu Samawa
dalam rekaman dipindahkan ke merasa tidak rela untuk menikahkan
tulisan tanpa mengindahkan tanda putrinya dengan Daeng Ujung
baca, (2) data yang telah ditraskrip Pandang. Datu Samawa akhirnya
secara kasar disempurnakan, hasil merubah hadiah dari sayembara.
penyempurnaan dicocokkan kembali Perubahan hadiah sayembara

246 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

tersebut merupakan awal hadirnya memperlihatkan kekecewaannya


fungsi Penipuan (trickery). Peristiwa kepada Datu Samawa atas ingkar
tersebut tampak dalam kutipan janjinya, membuat Daeng Ujung
sebagai berikut : Pandang memilih untuk tidak
mengambil sepeserpun harta benda
“Aku mengucapkan terima kasih Datu Samawa dan memutuskan
kepada kakek karena telah kembali pulang dengan kekecewaan
menyembuhkan putriku, silahkan
dan tangan hampa. Peristiwa
kau ambil hartaku sebanyak-banyak
yang kau inginkan, asal kau tidak tersebut tampak dalam kutipan
menikah dengan putriku, kata Datu sebagai berukut.
Samawa” (TM, 36-38).
“Daeng Ujung Pandang merasa sangat
Pada kutipan di atas dapat terhina dengan sikap Datu Samawa,
dilihat perubahan perjanjian yang beliau menolak mengambil
sepersenpun harta dari istana” (TM,
dilakukan oleh Datu Samawa kepada
39-40).
Daeng Ujung Pandang. Ketidakrelaan Pada peristiwa keputusan
Datu Samawa menikahkan putrinya ingkar janji yang dilakukan oleh Datu
dengan pria tua renta membuat Datu Samawa kepada Daeng Ujung
Samawa yang merupakan seorang Pandang merupakan kekurangan
raja yang berkiuasa penuh memilih yang menyebabkan tumbulnya
untuk mengingkari janjinya. Dalam kesusahan, melukai salah seorang
peristiwa ini perubahan janji yang yaitu Daeng Ujung Pandang yang
dilakukan oleh Datu Samawa dimana peristiwa tersebut
merupakan fungsi penipuan mengandung fungsi villainy.
(trickery) yakni dengan cara
meyakini dan memberi umpan Daeng c) Lingkaran Ketiga: Rangkaian
Ujung Pandang berupa harta Donor. Fungsi Bantuan
melimpah agar Daeng Ujung Pandang Pertama (first function of the
bersedia untuk tidak menikah dengan donor) dalam legenda
Tuan Putri (Datu Samawa ingkar Tanjung Menangis
janji). Dalam legenda Tanjung
Menangis terdapat fungsi bantuan
b) Lingkarang Kedua: Isi Cerita. pertama (first function of the donor).
Fungsi Kejahatan (villainy) Peristiwa di mana putri mengidap
dalam Legenda Tanjung penyakit yang tidak dapat
Menangis disembuhkan oleh siapa pun di
Dalam legenda Tanjung seluruh pulau sumbawa merupakan
Menangis terdapat fungsi kejahatan awal hadirnya fungsi first function of
(villainy) yang terdapat pada the donor, hal itulah yang membuat
peristiwa Daeng Ujung Pandang

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 247
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

raja mengadakan sebuah sayembara, Setelah sayembara menyebar


dimana siapa pun yang dapat ke seluruh penjuru pulau, akhirnya
menyembuhkan putrinya jika dia Daeng ujung pandang mendengar
adalah seorang lelaki maka akan kabar tentang penyakit aneh yang
dijadikan menantu atau suami dari diderita tuan putri dan ingin
putrinya, dan apabila dia seorang mencoba mengobati tuan putri bila
perempuan maka akan dijadikan Tuhan Yang Maha Kuasa
seorang saudara dari putrinya. Kabar mengijinkan. Dengan kuasa Allah
tersebut terdengar hingga ke ujung Taala, melalui tangan serta
pandang. Sayembara tersebut pengetahuan yang dimiliki
merupakan awal akan hadirnya Daeng Ujung Pandang, tuan
penolong atau pahlawan baginya. putri pun sembuh dari penyakit yang
Peristiwa tersebut terdapat dalam ia derita. Hal tersebut bisa dilihat
kutipan berikut ini: dalam kutipan dibawah ini:
“tuan putri sembuh seperti sediakala,
“Ampun baginda, hamba kesini ingin mereka berdua pun kembali ke istana,
mengikuti sayembara yang baginda (TM, 29)
adakan” kata Daeng Ujung Pandang. “
apakah kau dapat menyembuhkan Fungsi reaksi pahlawan pada
putriku” tanya Datu Samawa. (TM, 23-
kutipan diatas dapat diartikan ketika
25)
Tuan Putri sembuh dari penyakitnya
Tuan putri yang mengidap setelah menerima bantuan atau
penyakit langka tersebut merupakan donor dari daeng ujung pandang.
persiapan baginya menerima Menurut Propp, reaksi pahlawan
penolong atau donor. Bertemunya akan hadir dalam sebuah cerita
tuan putri sebagai victim dan ketika terdapat fungsi atau tindakan
penolongnya yaitu daeng ujung pendonor atau bantuan sebelumnya.
pandang tergambar dalam peristiwa
datangnya daeng ujung pandang ke e) Fungsi Bimbingan (guidence)
pulau sumbawa untuk dalam Legenda Tanjung
menyembuhkan tuan putri. Dalam Menangis
peristiwa tersebut terkandung pula Fungsi bimbingan (guidence)
fungsi hero’s reaction, dimana tokoh ini, terdapat dalam legenda Tanjung
daeng ujung pandang memiliki peran Menangis. Peristiwa tersebut dapat
penting bagi sembuhnya penyakit dilihat dalam kutipan dibawah ini:
yang diidap oleh tuan putri.
“Tuan putri dan daeng ujung pandang
pun meninggalkan istana dan menuju
d) Fungsi Reaksi Pahlawan kehutan ai awak untuk menyembuhkan
(Hero’s Reaction) dalam tuan putri” (TM, 25-26)
Legenda Tanjung Menangis

248 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

Dalam kutipan di atas dapat sang pahlawan. Lingkungan tindakan


dilihat bagaimana Pahlawan keempat kadang-kadang bersifat
membawa tuan Putri ke hutan untuk optional atau tidak wajib ada. Pada
diberi pengobatan serta bimbingan tahap final dari rangkaian pencitraan,
terhadap penyakit yang merupakan pahlawan pulang ke rumah, berharap
salah satu permasalahan yang dicoba tidak ada insiden lagi, dan pahlawan
untuk diselesaikan dalam legenda disambut baik (Taum, 2011: 131-
Tanjung Menangis ini. Setelah daeng 132).
ujung pandang yang bertidak sebagai Sesungguhnya pada rangkaian
pendonor memberikan bantuan lingkaran ketiga, sebuah cerita sudah
kepada tuan putri akhirnya dengan atau utuh dan dapat diselesaikan atau
kuasa Allah Taala, melalui tangan tamat (Taum, 2011: 130-131). Akan
serta pengetahuan yang dimiliki tetapi dalam legenda Tanjung
Daeng Ujung Pandang, tuan putri pun Menangis ini, tidak hanya berhenti
sembuh seperti sedia kala, mereka sampai lingkungan tindakan ketiga,
bersuapun kembali ke istana. karena kisah dalam legenda Tanjung
Kegiatan Tuan Putri dan daeng ujung Menangis ternayata masih berlanjut
pandang saat meninggalkan istana hingga lingkungan tindakan keempat
dan menuju kehutan ai awak untuk yaitu fungsi Kepulangan (return).
menyembuhkan tuan putri Fungsi Kepulangan hanya terdapat
merupakan tindakan pendonor dalam legenda Tanjung Menangis.
membawa Tuan Putri serta persiapan Peristiwa hadirnya fungsi
Tuan Putri dalam menerima kepulangan (return) tersebut dapat
bimbingan dan bantuan oleh dilihat dalam kutipan dibawah ini.
pendonor. Kegiatan tersebut
merupakan fungsi bimbingan dalam “Dengan hati teriris daeng
legenda Tanjung Menangis. meninggalkan istana dan kembali ke
Ujung pandang” (TM, 43-44).

f) Lingkungan Keempat: Dalam kutipan di atas dapat


Kembalinya Sang Pahlawan. lihat fungsi pahlawan (return) dalam
Fungsi Kepulangan (return) legenda Tanjung Menangis terjadi
dalam Legenda Tanjung ketika tugas Daeng Ujung Pandang
Menangis dalam menyembuhkan penyakit tuan
Menurut Propp, Fungsi putri telah selesai. Akan tetapi ketika
Kepulangan (return) merupakan tiba waktunya bagi Datu Samawa
situasi diamana pahlawan kembali ke untuk membayar janji kepada Daeng
rumah. Fungsi Kepulangan (return) Ujung Pandang yang telah
termasuk kedalam lingkungan menyembuhkan putrinya. Seperti
tindakan keempat yaitu kembalinya yang telah beliau janjikan, beliau

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 249
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

harus menikahkan putri beliau Fungsi lainnya dalam lingkaran


dengan Daeng Ujung Pandang. keempat adalah fungsi pencarian
Namun, karena melihat fisik (persuit). Konflik masih berlanjut
Daeng Ujung Pandang yang Sudah tua hingga lingkaran keempat dalam
renta dan bungkuk pula, Datu legenda Tanjung Menangis. Menurut
Samawa merasa tidak rela untuk Propp, Fungsi Pencarian (pursuit)
menikahkan putrinya dengan Daeng merupakan situasi dimana pahlawan
Ujung Pandang. Datu Samawa dicari, sedangkan orang yang
akhirnya merubah hadiah dari mencarinya ingin membunuh,
sayembara. Daeng Ujung Pandang memakannya atau memperlemah
oleh Datu Samawa dipersilahkan posisi pahlawan. Pahlawan dikejar,
untuk mengambil harta sebanyak- Pengejaran. Fungsi pencarian
banyaknya, berapa pun yang (pursuit) hanya terdapat dalam
diinginkan olehnya, asalkan Daeng legenda Tanjung Menangis. Fungsi
bersedia untuk tidak dinikahkan pencarian (pursuit) dapat diihat
dengan tuan putri. Daeng Ujung dalam peristiwa dibawah ini:
Pandan merasa sangat terhina
dengan sikap Datu. Beliau menolak “Putri Datu Samawa merasa iba
untuk mengambil sepeser harta pun dengan melihat kekecewaan dimata
daeng ujung pandang, ia pun menyusul
dari istana. Dengan hati teriris, ia pun
daeng ke tanjung tersebut”. (TM, 47-
pulang kembali ke Ujung Pandang 48).
menggunakan sampan kecil yang
dilabuhkan di sebuah tanjung. Pada kutipan di atas dapat
Meskipun menurut Taum dilihat bahwa setelah kejadian
(2011: 131-132) lingkaran keempat kecewanya daeng ujung pandang
merupakan tahap final dari pahlawan terhadap keputusan Datu Samawa
pulang ke rumah, berharap tidak ada yang ingkar terhadap janjinya
insiden lagi, dan pahlawan disambut akhirnya Daeng ujung pandang
baik. Akan tetapi dalam legenda pulang tanpa membawa apapun
Tanjung Menangis Fungsi kepulangan selain kekecewaan. Putri Datu
(return) digambarkan dengan situasi Samawa pun menyusul daeng ke
yang buruk ketika daeng ujung tanjung karena merasa iba terhadap
pandang kecewa terhadap keputusan daeng ujung pandang. Tindakan Datu
Datu Samawa yang ingar terhdap Samawa menyusul Daeng Ujung
janjinya sendiri. Pandang merupakan interpretasi dari
fungsi Pencarian (persuit) dalam
g) Pencarian (pursuit) dalam Legenda Tanjung Menangis.
Legenda Tanjung Menangis Meskipun terlihat berbeda dari
yang dijelaskan oleh Propp, bahwa

250 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

Fungsi Pencarian (pursuit) terjadi serta menangisi betapa tersiksa


ketika Pahlawan pahlawan dicari, rasanya ditinggal seseorang yang
sedangkan orang yang mencarinya baru ia cintai, Daeng Ujung Pandang.
ingin membunuh, atau melemahkan Fungsi Perubahan Penampilan dalam
posisi pahlawan, akan tetapi tindakan Legenda Tanjung Menangis ini terjadi
Datu Samawa yang mengejar Daeng secara tiba-tiba atas kehendak Allah
tetap saja penulis menilai bahwa SWT.
situasi tersebut merupakan fungsi Perubahan Penampilan yang
Pencarian (pursuit). dialami oleh Daeng Ujung Pandang
juga kemungkinan merupakan karma
h) Fungsi Perubahan baik dari apa yang dilakukan oleh
Penampilan (transfiguration) daeng ujung pandang sebelumnya
dalam Legenda Tanjung yitu keikhlasan daeng ujung pandang
Menangis untuk menyembuhkan tuan putri dari
Fungsi Perubahan penampilan penyakitnya.
(transfiguration) dalam legenda
Tanjung Menangis terjadi ketika i) Fungsi Reaksi Penghukuman
pahlawan secara magis tiba-tiba (Punishment) dalam Legenda
berubah menjadi pemuda yang Tanjung Menangis
tampan setelah sebelumnya Fungsi dari Penghukuman
merupakan seorang kakek tua yang (punishment) merupakan fungsi
renta. Peritiwa perubahan terakhir yang hadir dalam Legenda
penampilan (transfiguration) Tanjung Menangis. Fungsi Reaksi
tersebut dapat dilihat dalam kutipan Penghukuman (Punishment) juga
dibawah ini: dikenal dengan karma buruk yang
didapatkan oleh penjahat terhadap
“Atas kekuasaan Allah SWT, Daeng tindakan yang telah dilakukan
ujung pandang yang tua renta tersebut kepada pahlawan dalam sebuah
berubah menjadi pemuda yang tampan
cerita. Peristiwa hadirnya fungsi
tiada taranya ketuka telah
menginjakkan kakinya diatas perahu”, Reaksi Penghukuman (Punishment)
(TM, 49-51). dalam legenda Tanjung Menangis
dapat dilihat dalam Kutipan dibawah
Melihat perubahan Daeng Ujung ini:
Pandang, Putri Lala Mas Bulaeng
seketika jatuh cinta kepada Daeng “Sambil terus menangis putri berlari
Ujung Pandang yg telah berubah menyusul perahu daeng ujung
pandang, tanpa ia sadari ia mulai
menjadi lelaki tampan, lalu Lala Mas
tenggelam, hal ini menyebabkan tuan
Bulaeng menangis, menyesali putri meninggal ditengah laut sambil
keputusan yang diambil ayahnya menangis” (TM, 46-48).

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 251
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

Perubahan hadiah sayembara


Dalam kutipan di atas terdapat tersebut merupakan awal hadirnya
reaksi peghukuman atas tindakan fungsi Penipuan (Trickery).
ingkar janji yang dilakukan oleh Datu Kemudian hadir fungsi Kejahatan
Samawa yaitu meninggalnya Tuan (Villainy) pada lingkaran kedua yaitu
Putri. Setelah karma baik yang terdapat pada peristiwa dimana
didapat oleh Daeng ujung pandang Daeng Ujung Pandang
yaitu perubahan penampilan dari memperlihatkan kekecewaannya
kakek tua yang renta ke pemuda kepada Datu Samawa atas ingkar
tampan, Allah SWT juga menghukum janjinya, membuat Daeng Ujung
Datu samawa dengan karma buruk Pandang memilih untuk tidak
karena tindakannya terhadap daeng mengambil sepeserpun harta benda
ujung pandang. Datu Samawa dan memutuskan
2. Analisis Struktur kembali pulang dengan kekecewaan
Legenda Tanjung Menangis jika dan tangan hampa.
di kaji menggunakan struktural Selanjutnya hadir fungsi
naratif Vladimir Propp maka akan bantuan pertama (First Function of
terlihat kerangka cerita yang dimulai donor) pada lingkaran ketiga. Dalam
dari hadirnya fungsi Penipuan legenda Tanjung Menangis ini juga
(Trickery) pada lingkaran pertama terdapat 2 fungsi yang terjadi dalam
yang digambarkan dalam legenda lingkaran ketiga yaitu Reaksi
yaitu saat peristiwa dimana tiba Pahlawan (Hero’s reaction) dan
waktunya bagi Datu Samawa untuk Bimbingan (guidence). Di mana first
membayar janju kepada Daeng Ujung function of donor diartikan ketika
Pandang yang telah menyembuhkan peristiwa di mana putri mengidap
putrinya. Seperti yang telah beliau penyakit yang tidak dapat
janjikan, beliau harus menikahkan disembuhkan oleh siapapun di
putri beliau dengan Daeng Ujung seluruh pulau Sumbawa. Kemudian
Pandang. Namun, karena melihat fisik hadir pula fungsi Kepulangan
Daeng Ujung Pandang yang sudah tua (Return) pada lingkungan keempat.
renta dan bungkuk pula, Datu Dalam legenda Tanjung Menangis ini
Samawa merasa tidak rela untuk terdapat pula tiga fungsi lainnya yang
menikahkan putrinya dengan Daeng terdapat didalam lingkungan
Ujung Pandang. Datu Samawa keempat. Fungsi Penghukuman
akhirnya merubah hadiah dari (Punishment) Penjahat dihukum
sayembara. Perubahan sayembara merupakan fungsi penutup yang
tersebut merupakan awal hadirnya hadir didalam legenda Tanjung
fungsi Penipuan (Trickery). Menangis, yakni ketika terdapat
reaksi peghukuman atas tindakan

252 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

ingkar janji yang dilakukan oleh Datu Hasil dari penelitian setelah di
Samawa yaitu meninggalnya Tuan telaah dengan baik bahwa novel
Putri. tersebut tampaknya memiliki
Dari uraian di atas dapat kesatuan organik, dan meskipun
disimpulkan bahwa legenda Tanjung novel tersebut tidak mengandung
Menangis jika ditinjau dari struktur semua fungsi yang disebutkan oleh
naratif Vladimir Propp yaitu dimulai Propp, novel tersebut tetap
dari hadirnya fungsi Penipuan pada mempertahankan rasa kesatuannya.
lingkaran pertama serta hadirnya Gagasan tentang keesaan ini diamati
fungsi kejahatan pada lingkaran dengan baik dalam diseksi peneliti
kedua, fungsi kepulangan pada terhadap novel ini. Great Expectations
lingkaran ketiga serta hadirnya dimulai dengan 'situasi awal' sang
fungsi penghukuman pada lingkaran pahlawan, bergerak ke apa yang
keempat yang ditandai dengan Propp sebut sebagai fungsi
kematian Tuan Putri merupakan 'perantara', dan berakhir pada
penghukuman kepada Datu Samawa perkawinan sang pahlawan. Lebih
atas ingkarnya terhadap Daeng Ujung dari itu, peneliti telah melihat bahwa
Pandang. apa yang tampaknya ditekankan oleh
Tak jarang juga beberapa Propp dalam Morfologinya tentang
dongeng maupun cerita rakyat Cerita Rakyat digambarkan dalam
berakhir hingga lingkaran keempat. Harapan Besar.
Sama seperti cerita Tanjung Menangis Hingga ditarik kesimpulan dari
dalam penelitian ini, meskipun penelitian Khalid Tidak diragukan
termasuk ke dalam bentuk legenda lagi, teori Vladimir Propp
rakyat akan tetapi struktur ceritanya menyarankan cara baru untuk
sangat menarik untuk diteliti dengan mendekati karya seni. Teori ini, pada
menggunakan teori naratologi kenyataannya, adalah semacam
Vladimir Propp. Hal ini diperkuat reaksi revolusioner intelektual
oleh penelitian Khalid Lahlou yang terhadap pendekatan tradisional.
berjudul An Attempt at Applying Namun, bagi Propp, sebuah karya
Vladimir Propp’s Morphology of the seni harus dianggap sebagai karya
Folktale on Charles Dickens’s Great seni: tidak lebih, tidak kurang. Dalam
Expectations dari Department of bukunya, Propp menegaskan
English, Faculty of Letters and Human kehadiran dalam karya sastra dari
Sciences Hassan II University, Ben setiap hal yang diperlukan untuk
M’Sik, Casablanca, Morocco. Ia analisis mereka. Dengan kata lain,
meneliti sebuah Novel Charles Propp tampaknya menekankan
Dickens dari perspektif morfologis pentingnya pendekatan struktural
berdasarkan Vladimir Propp's. dalam karya seni. Oleh karena itu,

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 253
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

teori Propp dapat diaplikasikan DAFTAR PUSTAKA


kedalam bentuk sastra lisan untuk
mencari komponen struktural Erli, Y. (2015). Struktur Naratif Tuter
morfologis utamanya. Cerita Tongtonge Dari Sumbawa.
Badan Pengembangan dan
D. SIMPULAN DAN SARAN Pembinaan Bahasa Jalan
Berdasarkan hasil analisis yang Daksinapati Barat IV,
telah dilakukan dalam penelitian ini, Rawamangun, Jakarta Timur.
disimpulkan bahwa legenda Tanjung Fananie, Z. (2002). Telaah Sastra.
Menangis yang berasal dari Sumbawa Surakarta: Muhammadiyah
menggambarkan struktur naratif University Press.
yang dimulai dari lingkaran pertama Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang
yaitu pengenalan, dilanjutkan dengan Terlupakan: Pengantar Studi
lingkaran kedua yaitu isi cerita, Sastra Lisan. Surabaya: HISKI
lingkaran ketiga yaitu Rangkaian Jawa Timur.
Donor serta berakhir di rangkaian Julianti S. (2012). Analisa Fungsi
Keempat yaitu kembalinya sang Propp dalam Dongeng der
pahlawan. Keempat lingkaran singende knochen der
tersebut teridentifikasi dari froschkoning oleh Bruder Grimm.
munculnya 9 fungsi dalam legenda Skripsi. Universitas Negeri
Tanjung Menangis yaitu penipuan Yogyakarta.
(trickery). kejahatan (villainy), fungsi Khalid L. (2017). An Attempt at
bantuan pertama (first function of the Applying Vladimir Propp’s
donor), reaksi pahlawan (hero’s Morphology of the Folktale on
reaction), bimbingan (guidence), Charles Dickens’s Great
kepulangan (return). pahlawan Expectations. Department of
kembali ke rumah. pencarian English, Faculty of Letters and
(pursuit), perubahan penampilan Human Sciences Hassan II
(transfiguration), dan penghukuman University, Ben M’Sik,
(punishment) penjahat dihukum. Casablanca, Morocco. AWEJ for
Dilihat dari struktur naratif translation & Literacy Studies
serta fungsi yang ada pada legenda Volume, 1 Number 3, August
Tanjung Menangis, maka dapat 2017. DOI:
disimpulkan bahwa teori struktural http://dx.doi.org/10.24093/awe
naratif Vladimir Propp bukan hanya jtls/vol1no3.8.
relevan untuk mengkaji dongeng, Propp, V. (1975). Morfhology of the
melainkan juga cocok untuk Folktale. Austin, London:
menganalisis legenda-legenda. University of Texas Press.

254 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020

Septiaji, A. (2018). Peran Sastra,


Intelektualitas, dan Popularitas
dalam Esai 33 Tokoh Sastra
Indonesia Paling Berpengaruh
Karya Jamal D. Rahman,
dkk. Jurnal Tuturan, 6(1), 738-
744.
Sudikan, S. Y. (2013). Kearifan Budaya
Lokal. Sidoarjo: Damar Ilmu
Taum, Y. Y. (2011). Studi Sastra Lisan:
Sejarah, Teori, Metode, dan
Pendekatan Disertai Contoh
Penerapannya. Yogyakarta:
Lamera
Teeuw, A. (1984). Sastra dan ilmu
Sastra: Pengantar Teori Sastra.
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Ummu F. R. L. (2015). Morfologi
Cerita Rakyat Arso Watuwe:
Sebuah Analisis Naratologi
Vladimir Propp. Balai Bahasa
Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat. Jayapura, Papua.
Metasastra, Vol 8 No 1: 139-154
Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian:
Kuantitatif, Kualitatif &
Penelitian Gabungan. Jakarta:
Prenadamedia Grup.
Zulkarnain, A. (2015). Tradisi dan
Adat Istiadat Samawa. Sumbawa
Besar: Penerbit Ombak Kantor
Bahasa Provinsi NTB.

Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 255

Anda mungkin juga menyukai