Abstrak
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi yang mengandung dan mengungkapkan nilai-nilai
pragmatis sehingga dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk dapat
memperoleh manfaat dari cerita jenaka tersebut perlu dilakukan analisis terhadap teks-teks
cerita legenda tersebut menggunakan teori-teori struktural naratif. Struktur adalah hubungan
antara unsur-unsur pembentukan dalam susunan keseluruhan. Pendekatan yang digunakan
dalam kajian yaitu Struktural Naratif Vladimir Propp dengan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini menggambarkan struktur naratif legenda Tanjung Menangis
yang dimulai dari lingkaran pertama yaitu pengenalan, hingga berakhir di rangkaian Keempat
kembalinya sang pahlawan. Keempat lingkaran tersebut teridentifikasi dari munculnya 9
fungsi yaitu penipuan (trickery), kejahatan (villainy), fungsi bantuan pertama (first function of
the donor), reaksi pahlawan (hero’s reaction), bimbingan (guidence), kepulangan (return),
pencarian (pursuit), perubahan penampilan (transfiguration), dan penghukuman
(punishment).
Abstract
Legend is a people's prose story that is considered by those who have a story as something that
actually happened that contains and expresses pragmatic values so that it is used as a guide in
social life. To be able to benefit from the humorous stories, it is necessary to analyze the texts of
the legendary stories using structural narrative theories. Structure is the relationship between
the elements of form in the overall order. The approach used in the study is Vladimir Propp's
Structural Narrative with qualitative descriptive research methods. The results of this study
illustrate the narrative structure of the Tanjung Menangis legend which starts from the first
circle that was introduced, ends in the Fourth circle of return of the hero. Replacing the 9
functions as trickery, crime, donor's first reaction, hero reaction, guidance, return, pursuit,
transfiguration, and punishment.
241
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
242 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
(dukun) dari Ujung Pandang yang semata tanpa ada pesan atau tragedy
bernama Daeng Ujung Pandang yang berdasarkan kenyataan dari
melegenda di Tana Samawa hingga kehidupan baik pribadi maupun
saat ini. Legenda Tanjung Menangis orang lain.
merupakan Legenda terpopuler di Dengan demikian, sastra bisa
Tana Samawa. Bahkan kisah Tanjung difungsikan sebagai pembina tata
Menangis banyak dijadikan sebuah nilai dalam berbagai sendi kehidupan
nyanyian (lagu) oleh para musisi intelektual, pendidikan rohani serta
daerah, serta dibuat pertunjukkan hal-hal lain yang bersifat personal
drama oleh Tau Samawa (Orang maupun sosial yang berkaitan dengan
Sumbawa). tujuan pendidikan humaniora, yaitu
Sebagai cerita rakyat, legenda membentuk manusia yang berbudi,
Tanjung Menangis tentu saja berbudaya, dan berkarakter.
mengandung dan mengungkapkan Mengingat hal-hal yang sudah
nilai-nilai pragmatis yang dapat disebutkan sebelumnya bahwa cerita
dijadikan sebagai pedoman dalam legenda merupakan salah satu jenis
kehidupan bermasyarakat. prosa lama yang sampai saat ini
Sebagaimana halnya karya sastra masih hidup dan di dalamnya
pada umumnya, legenda Tanjung terkandung berbagai nasihat serta
Menangis, di samping berfungsi pandangan hidup sebuah bangsa.
sebagai sarana pelipur lara juga dapat Untuk dapat memperoleh manfaat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk dari cerita jenaka tersebut perlu
menyampaikan nilai-nilai yang dilakukan analisis terhadap teks-teks
bersifat mendidik. Karya sastra yang cerita legenda tersebut.
berhasil adalah karya sastra yang Untuk menganalisis cerita
dianggap mampu memberikan legenda tersebut, digunakan teori-
kesenangan (estetika) dan nilai teori struktural naratif. Struktur
(etika). (Fananie, 2002: 113). adalah hubungan antara unsur-unsur
Sementara itu, Septiaji (2018) pembentukan dalam susunan
mengungkapkan bahwa sastra selalu keseluruhan. Dalam hal ini, hubungan
menyajikan sesuatu hal yang unik, antar unsur tersebut dapat berupa
berseragam, dan bermakna kepada hubungan dramatik, logika, maupun
setiap pembaca. Peristiwa yang waktu. Jadi dalam struktur terdapat
dihadirkan mampu membuat siapa satuan unsur pembentuk dan
pun masuk ke dalam jalan cerita yang susunannya.
dibuat oleh penulis. Karya sastra Unsur-unsur pembentuk itu
sebagai karya imajinatif dari merupakan satuan-satuan
penulisnya bukan berarti hanya operasional yang dapat digunakan
khayalan, rekayasa, atau replika untuk keperluan pengalihan,
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 243
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
244 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 245
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
Sumbawa pada bulan Juli tahun 2019. dengan hasil rekaman, (3) setelah
Teknik pengumpulan data dalam traskrip disempurnakan, kata-kata
penelitian ini adalah wawancara, dan kalimat yang kurang jelas diberi
yang dilakukan sekaligus dengan tanda baca dan tanda-tanda lain yang
perekaman. diperlukan, (4) setelah transkrip
Perekaman dilakukan dengan sempurna, dilakukan pengetikan,
menggunakan handycam, alat rekam (5)setelah data dari lapangan
suara, dan kamera. Pada saat ditranskrip secara sempurna,
penceritaan atau batutir digunakan dialihbahasakan kedalam bahasa
bahasa Samawa, tetapi kemudian Indonesia, dan (6) setelah itu
diterjemahkan sendiri oleh Bapak dilakukan analisis, (7) analisis
Aries Zulkarnaen ke dalam bahasa disesuaikan dengan masalah yang
Indonesia dan cerita dalam bahasa diangkat dan teori yang dipilih
Indonesia inilah yang dijadikan
sumber data dalam penelitian ini.
Untuk mengetahui struktur C. HASIL DAN PEMBAHASAN
cerita, maka analisis yang digunakan 1. Analisis Fungsi
dalam penelitian ini adalah metode a) Lingkaran Pertama:
deskripstif. Analisis dimulai dengan Pengenalan. Fungsi penipuan
mengidentifikasi fungsi-fungsi yang (Trickery) dalam Legenda
terkandung didalam legenda Tanjung Tanjung Menangis
Menangis berdasarkan Teori Dalam legenda Tanjung
Struktural yang dikemukakan Oleh Menangis mengandung fungsi
Vladimir Propp. Sehingga fungsi- penipuan (Trickery) peristiwa
fungsi yang ditemukan tersebut dimana tiba waktunya bagi Datu
nantinya akan menggambarkan Samawa untuk membayar janji
struktur cerita tersebut. kepada Daeng Ujung Pandang yang
Adapaun lebih jelasnya telah menyembuhkan putrinya.
diuraikan langkah-langkah analisis Seperti yang telah beliau janjikan,
data penelitian ini, yaitu (1) data beliau harus menikahkan putri beliau
rekaman yang diperoleh dari hasil dengan Daeng Ujung Pandang.
wawancara kepada informan, Namun, karena melihat fisik Daeng
ditranskrip secara kasar ke dalam Ujung Pandang yang Sudah tua renta
bahasa tulis, artinya semua suara dan bungkuk pula, Datu Samawa
dalam rekaman dipindahkan ke merasa tidak rela untuk menikahkan
tulisan tanpa mengindahkan tanda putrinya dengan Daeng Ujung
baca, (2) data yang telah ditraskrip Pandang. Datu Samawa akhirnya
secara kasar disempurnakan, hasil merubah hadiah dari sayembara.
penyempurnaan dicocokkan kembali Perubahan hadiah sayembara
246 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 247
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
248 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 249
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
250 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 251
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
252 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
ingkar janji yang dilakukan oleh Datu Hasil dari penelitian setelah di
Samawa yaitu meninggalnya Tuan telaah dengan baik bahwa novel
Putri. tersebut tampaknya memiliki
Dari uraian di atas dapat kesatuan organik, dan meskipun
disimpulkan bahwa legenda Tanjung novel tersebut tidak mengandung
Menangis jika ditinjau dari struktur semua fungsi yang disebutkan oleh
naratif Vladimir Propp yaitu dimulai Propp, novel tersebut tetap
dari hadirnya fungsi Penipuan pada mempertahankan rasa kesatuannya.
lingkaran pertama serta hadirnya Gagasan tentang keesaan ini diamati
fungsi kejahatan pada lingkaran dengan baik dalam diseksi peneliti
kedua, fungsi kepulangan pada terhadap novel ini. Great Expectations
lingkaran ketiga serta hadirnya dimulai dengan 'situasi awal' sang
fungsi penghukuman pada lingkaran pahlawan, bergerak ke apa yang
keempat yang ditandai dengan Propp sebut sebagai fungsi
kematian Tuan Putri merupakan 'perantara', dan berakhir pada
penghukuman kepada Datu Samawa perkawinan sang pahlawan. Lebih
atas ingkarnya terhadap Daeng Ujung dari itu, peneliti telah melihat bahwa
Pandang. apa yang tampaknya ditekankan oleh
Tak jarang juga beberapa Propp dalam Morfologinya tentang
dongeng maupun cerita rakyat Cerita Rakyat digambarkan dalam
berakhir hingga lingkaran keempat. Harapan Besar.
Sama seperti cerita Tanjung Menangis Hingga ditarik kesimpulan dari
dalam penelitian ini, meskipun penelitian Khalid Tidak diragukan
termasuk ke dalam bentuk legenda lagi, teori Vladimir Propp
rakyat akan tetapi struktur ceritanya menyarankan cara baru untuk
sangat menarik untuk diteliti dengan mendekati karya seni. Teori ini, pada
menggunakan teori naratologi kenyataannya, adalah semacam
Vladimir Propp. Hal ini diperkuat reaksi revolusioner intelektual
oleh penelitian Khalid Lahlou yang terhadap pendekatan tradisional.
berjudul An Attempt at Applying Namun, bagi Propp, sebuah karya
Vladimir Propp’s Morphology of the seni harus dianggap sebagai karya
Folktale on Charles Dickens’s Great seni: tidak lebih, tidak kurang. Dalam
Expectations dari Department of bukunya, Propp menegaskan
English, Faculty of Letters and Human kehadiran dalam karya sastra dari
Sciences Hassan II University, Ben setiap hal yang diperlukan untuk
M’Sik, Casablanca, Morocco. Ia analisis mereka. Dengan kata lain,
meneliti sebuah Novel Charles Propp tampaknya menekankan
Dickens dari perspektif morfologis pentingnya pendekatan struktural
berdasarkan Vladimir Propp's. dalam karya seni. Oleh karena itu,
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 253
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
254 Cerita Rakyat Tanjung Menganis Masyaraat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA
Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Majalengka
Vol. 4, No. 2, Agustus 2020
Cerita Rakyat Tanjung Menangis Masyarakat Samawa – Manikam, Supratno, Kamidjan, UNESA 255