Anda di halaman 1dari 11

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM ANTOLOGI KUNANG-KUNANG CERITA

RAKYAT SELAKAU TIMUR

Krismonikasari, Totok Priyadi, Agus Wartiningsih

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Email: krismonikasari@student.untan.ac.id

Abstract

This study aims to determine the cultural value contained in the anthology of
East Selakau folklore. The research method used is descriptive with a qualitatives
research from. The data source of this research is a document in the form of an
anthology book Kunang-Kunang folklore of East Selakau and the data is a cultural
value that is reflected in qoutes in the form of words, phrases or sentences. The
results of the study show that cultural values describe the relationship between
humans and religious systems, namely believing in God, believing in ghosts, and
namely believing in the unseen. Cultural values that describe the relatonship between
humans and social system, namely deliberation to reach consensus and mutual
cooperation. Cultural values that describe the relationship between humans and their
means of life, namely food equipment for human life and equipment for human
life.cultural values that describe the relatonship between humans and themselves are
emotional, strong-willed, and diligent.

Keywords: Cultural values, Anthologies, Selakau East.

PENDAHULUAN

Cerita rakyat merupakan gagasan dan penuh nilai (makna)


bagian dari sastra lisan yang pernah yang bermanfaat bagi
hidup dan menjadi milik pembangunan bangsa.
masyarakat, diperkenalkan secara
Cerita rakyat dalam
lisan dan turun-temurun yaitu dari
pengembangannya merupakan
generasi sebelumnya ke generasi
bagian dari sistem kesenian yang
berikutnya. Cerita rakyat
didukung oleh kebudayaan lain.
merupakan hasil renungan warisan
Sastra lisan dapat bertahan secara
leluhur bangsa yang mengandung
turun-temurun karena sifatnya yang
beragam pesan. Cerita rakyat juga
sebagai bagian dari kebudayaan lentur dan tidak kaku. Sastra lisan
yang mengandung berbagai berupa cerita rakyat merupakan
kreativitas para pujangga zaman memperlakukan lingkungan
dahulu yang secara substansi hidupnya dapat terproyeksikan
selalu mengacu pada ajaran-ajaran dalam cerita rakyat.Hal ini dapat
dharma sehingga dipakai sebagai ditemukan dari beberapa kumpulan
landasan bertingkah laku oleh cerita rakyat.
pewarisnya.
Antologi cerita rakyat adalah
Cerita rakyat selalu kumpulan atau gabungan dari
menyimpan nilai-nilai kearifan beberapa cerita atau kisah yang asal
yang tersembunyi didalamnnya muasalnya bersumber dari
sehingga perlu penyikapan khusus masyarakat serta tumbuh
bagi para pembaca karya sastra berkembang dalam masyarakat di
agar makna yang ada di dalamnya masa yang lampau. Cerita ini
dapat dicerna atau ditangkap menjadi ciri khas (tradisi/budaya)
mendekati kebenarannya. pada kota/tempat tersebut, yang
Umumnya nilai yang tertuang mempunyai kultur budaya dengan
dapat berupa norma-norma keanekaragaman termasuk di
kehidupan dalam bentuk etika dalamnya khasanah kekayaan
sopan santun yang perlu budaya serta sejarah pada setiap
dipedomani sebagai sarana kota/tempat yang diceritakan.
kehidupan bermasyarakat. Atas Antologi Kunang- Kunang Cerita
konsep pemikikran tersebut, maka Rakyat Selakau Timur adalah
upaya pelestarian warisan budaya kumpulan cerita rakyat nusantara
tidak terlepas dari penggalian yang berasal dari Kabupaten
sumber- sumber kebudayaan daerah Sambas. Antologi cerita ini
yang tersebar di seluruh pelosok merupakan hasil penulisan ulang
negeri. Cerita rakyat Kabupaten cerita lisan yang ada di wilayah
Sambas sebagai bagian dari kecamatan Selakau Timur yang
kebudayaan daerah Kalimantan ditulis oleh anak SMP dan SMA
Barat sangat beragam jenis dan peserta Bengkel Sastra yang ada di
isinya termasuk cerita rakyat dari wilayah kecamatan Selakau Timur
daerah Selakau Timur ini. Isinya sebagai usaha untuk
menunjukkan kekayaan rohani memperkenalkan cerita rakyat
dalam bentuk nilai-nilai moral, kepada khalayak luas. Hal tersebut
gagasan, cita- cita, dan pedoman dapat diketahui peneliti karena
hidup masyarakat Selakau Timur telah dipaparkan oleh Balai Bahasa
pada masa lampau baik tentang Kalimantan Barat selaku penerbit
manusia sebagai pribadi maupun di dalam kata pengantar pada
manusia dalam hubungannya bukunya. Antologi Kunang-
dengan alam dan lingkungan Kunang Cerita Rakyat Selakau
hidupnya. Jadi, bagaimana para Timur memuat 31 judul cerita,
leluhur masyarakat Selakau Timur, Alasan peneliti memilih 31 cerita
Kabupaten Sambas, Provinsi rakyat tersebut yaitu: pertama,
Kalimantan Barat zaman dahulu Antologi ini merupakan kumpulan
cerita pendek yang berasal dari merupakan bagian dari keseluruhan
daerah Kabupaten Sambas yang kehidupan sastra. Studi tentang
ringan untuk dibaca dan sarat akan sastra lisan merupakan hal yang
muatan nilai-nilai yang menjadi penting bagi ahli sastra yang ingin
pedoman perilaku manusia dalam memahami peristiwa
mewujudkan cara-cara hidup yang perkembangan sastra agar sastra
berbentuk norma-norma sosial dan lisan di indonesia tetap dapat
etika sopan santun masyarakat dinikmati oleh generasi berikutnya,
Kabupaten Sambas pada masa lalu, upaya yang sudah banyak
sehingga menjadi cerminan untuk dilakukan ialah dengan penulisan
masa yang akan datang, baik ulang sastra lisan kemudian dicetak
tentang manusia sebagai pribadi dengan bahasa yang sederhana
manusia, maupun antarsesama untuk menyesuaikan target
dalam hubungan dengan alam dan pembaca buku yaitu anak-anak
lingkungan hidupnya. maupun generasi muda.

Kedua, antologi ini memiliki Adapun Cerita rakyat


keunggulan yaitu ditulis oleh para merupakan pernyataan suatu
pelajar yang ada di daerah Selakau budaya kelompok manusia yang
Timur, Hal ini membuktikan bahwa mengisahkan berbagai ragam
cerita lisan terus berkembang dari peristiwa berkaitan dengan mereka,
generasi ke generasi sehingga baik secara langsung atau tidak.
peneliti yakin ada nilai-nilai yang Cerita rakyat adalah suatu bentuk
dilampirkan dan dapat diaplikasikan karya sastra lisan yang lahir dan
ke dalam kehidupan sehari-hari. berkembang di masyarakat
Ketiga kekhawatiran peneliti akan tradisional yang disebarkan dalam
punahnya sastra lisan yang ada di bentuk relatif tetap dan di antara
kabupaten Sambas karena kolektif tertentu dari waktu yang
kemajuan teknologi sehingga cerita cukup lama dengan menggunakan
rakyat akan terpinggirkan karena kata klise(Danandjaja, 2007:3).
telah banyak penduduk atau
generasi muda yang tidak Folklor berasal dari kata folk
mengetahui cerita rakyat tersebut dan lore. Menurut Alan Dundes
walaupun sering diperdengarkan (Danandjaja, 2007: 1-2) Folk
ditelinga masyarakat apalagi diartikan sebagai rakyat, bangsa,
dengan nilai-nilai yang terkandung atau kelompok orang yang
didalamnya. Hal tersebut memiliki ciri pengenal fisik, sosial
disebabkan oleh banyaknya media dan kebudayaan, sedangkan lore
yang lebih menarik perhatian untuk adalah adat serta khasanah
didengar dan dilihat, seperti halnya pengetahuan yang diwariskan turun
televisi, komik dan lain temurun lewat tutur kata, contoh
sebagainya. Hubungan sastra lisan atau perbuatan. Folklor adalah
dengan kehidupan sastra tidak bagian kebudayaan yang tersebar
dapat diabaikan sebab sastra lisan dan diadatkan turun temurun
dengan cara lisan atau dalam unsur-unsur intrinsik ini meliputi
bentuk perbuatan (Sugono, 2008: peristiwa, cerita, plot, penokohan,
169). tema, latar, sudut pandang
penceritaan, bahasa, dan lain-lain.
Dari beragam jenis referensi
ditemukan pendapat yang berbeda- Nilai adalah esensi yang
beda dalam menggolongkan cerita melekat pada sesuatu yang sangat
rakyat. Akan tetapi, apabila berarti bagi kehidupan
dicermati sebenarnya dari sisi-sisi manusia(Thoha, 2005:61). Pada
penggolongan yang nampak dasarnya nilai akan memberikan
berbeda pada akhirnya akan pemaknaan yang cukup penting
ditemukan beberapa persamaan. dalam kehidupan sehari-hari yang
Bascom dan Abramas dalam akan dijalani oleh manusia itu
Danandjaja (1997:50- 51) membagi sendiri. Secara umum pengertian
cerita rakyat menjadi tiga nilai adalah seperangkat keyakinan
golongan, yaitu mite (myth), atau perasaan yang dipercaya
legenda (legend) dan dongeng sebagai suatu identitas yang
(folkltale). memberikan ragam yang khusus
kepada pola pemikiran, perasaan,
Cerita rakyat memiliki fungsi- keterikatan maupun perilaku.
fungsi sosial yang merupakan hasil
nyata dari kehidupan dan Kayam (dalam Said, 2016:14)
bermanfaat sebagai alat untuk mengemukakan bahwa kebudayaan
menuntun kehidupan sosial suatu adalah hasil upaya terus-menerus
masyarakat. Sulistyorini dan dari manusia dalam ikatan
Andalas (2017:5) menyatakan masyarakat dalam menciptakan
fungsi cerita rakyat yang prasarana dan sarana yang
merupakan bagian dari folklor, di diperlukan untuk menjawab
antaranya: (1) sebagai hiburan; (2) tantangan kehidupannya. Dari segi
sebagai alat pendidikan;(3) sebagai kognitif, kebudayaan tidak hanya
kontrol sosial; (4) sebagai mencakup hal yang telah dan
pemersatu; dan (5) sebagai sedang dilakukan atau diciptakan
pelestarian lingkungan. manusia, melainkan juga hal yang
masih merupakan cita-cita atau
Menurut Nurgiyantoro yang masih harus diwujudkan
(2007:23) unsur-unsur intrinsik termasuk norma, pandangan hidup
merupakan unsur-unsur yang atau sistem nilai. Menurut
membangun karya sastra itu Koentjaraningrat(2015:144)
sendiri. Unsur-unsur inilah yang kebudayaan adalah keseluruhan
menyebabkan karya sastra hadir sistem gagasan tindakan dan hasil
sebagai karya sastra, unsur-unsur karya manusia dalam kehidupan
yang secara faktual akan dijumpai masyarakat yang dijadikan milik
jika orang membaca karya sastra. dari manusia belajar. Secara
Selanjutnya Nurgiyantoro etimologis kebudayaan
(2007:23) menjelaskan bahwa
(Koentjaraningrat, 1974:80) berasal dengan cara mendeskripsikan
dari kata budhayah (sansekerta) fakta-fakta yang kemudian disusul
berarti budi, akal, sedangkan dalam dengan analisis. Peneliti berusaha
bahasa inggris, sebagai culture, menggambarkan atau
diturunkan dari akar kata colere mendeskripsikan, memaparkan
berarti mengolah, mengerjakan. data-data yang diperoleh
Kebudayaan juga berarti kegiatan melakukan penelitian karya sastra
dan penciptaan batin(akal) manusia didalamnya tidak terdapat angka-
seperti kepercayaan, kesenian, dan angka melainkan berupa data-data.
adat istiadat. Kebudayaan juga Penelitian yang bersifat deskriptif
memunyai unsur-unsur kebudayaan terurai dalam bentuk kata-kata atau
yang menajdi sistem kebudayaan fakta-fakta bukan berupa angka-
yaitu:(1) sistem religi dan ucapan angka sehingga laporan penelitian
keagamaan; (2)system dan akan berbentuk kutipan- kutipan
organisasi kemasyarakatan; (3) data untuk memberikan gambaran
sistem pengetahuan; (4) bahasa; penyajian laporan tersebut. Bentuk
(5) kesenian; (6) sistem mata penelitian ini adalah kualitatif yang
pencaharian hidup; (7) sistem didasarkan pada beberapa hal
teknologi dan peralatan (Kluckhon berikut ini. Pertama, penelitian
dalam Koentjaraningrat, 1992:2). dilakukan latar alamiah, peneliti
mengaharapkan adanya kenyataan-
Secara definitif antropologi kenyataan bukan sesuatu yang
adalah ilmu pengtahuan yang bersifat pengondisian atau
berkaitan dengan manusia (Keesing manipulasi. Penelitian ini tidak
dalam Susanto, 2017:30). Adapun terdapat angka-angka, tetapi lebih
yang dimaksud dengan manusia mengutamakan ke dalam
dalam konteks ini adalah sikap dan penghayatan terhadap interaksi
perilakunya. Mengingat antar konsep yang dikaji secara
perkembangan peradaban manusia empiris berupa kata-kata, frasa, dan
secara keseluruhan berdampak kalimat yang mengandung nilai-
pada ilmu pengatahuan di dalam nilai dalam sebuah karya sastra.
bidang karya sastra. karya sastra Menurut Alwasilsh (dalam Mahi,
memiliki ciri- ciri yang berbeda, 2011:37) bahwa metode kualitatif
yaitu cara cara yang tidak merupakan metode yang memiliki
langsung, implisit, mengevokasi kelebihan fleksibelitas yang tinggi
emosi melalui susunan bahasa bagi peneliti ketika melakukan
(stilistika) dan sususan cerita atau langkah-langkah penelitian. Selain
plot. itu menurut Moleong(dalam
METODE PENELITIAN Mahi, 2011:38) bahwa penelitian
Metode yang digunakan dalam kualitatif lebih menghendaki agar
penelitian ini adalah metode pengertian dan hasil interprestasi
deskriptif analisis, metode yang diperoleh dirundingkan dan
deskriptif analisis dilakukan disepakati oleh manusia yang
dijadikan sebagai sumber data.
Pendekatan yang digunakan surat, foto, akte, dsb.
dalam penelitian ini adalah Berikut ini adala langkah-
pendektan antropologi sastra. langkah pengumpulan data
antropologi sastra adalah analisis berdasarkan teknik studi
dan pemahaman terhadap karya dokumentasi.
sastra dalam kaitanya dengan 1) Peneliti membaca sumber data
kebudayaan. Sumber Data Sumber berulang-ulang sambil
data dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi data-data
sampai didapatkan data yang
dokumen dalam bentuk buku
representatif dengan sub-sub
antologi Kunang- kunang cerita masalah yang akan diteliti.
rakyat Selakau Timur. Buku 2) Peneliti mengklasifikasikan data
antologi ini diterbitkan oleh Balai sesuai dengan sub-sub masalah
Bahasa Kalimantan Barat pada penelitian.
tahun 2016, memiliki ketebalan 3) Peneliti memberikan deskripsi
125 halaman yang terdiri atas 31 atau keterangan singkat seputar
data tersebut.
cerita.
4) Peneliti mengecek keabsahan
Data Penelitian Data dalam data.
penelitian ini adalah nilai budaya Alat pengumpulan data dalam
yang tercermin dalam kutipan penlitian ini adalah peneliti sebagai
isntrumen utama pengumpul data.
berupa kata, frasa, atau kalimat Namun, sebagai instrumen utama
yang terdapat dalam antologi pengumpul data, peneliti perlu
Kunang-kunang cerita rakyat beberapa alat mekanis. Alat
Selakau Timur yang bersumber tersebut adalah laptop, alat tulis,
dan kartu pencatat data yang berisi
dari buku acuan yang berhubungan catatan-catatan dari hasil membaca
dengan permasalahan yang menjadi dan menelaah nilai-nilai budaya
objek penelitian dan perangkat dalam teks Antologi Kunang-
pembelajaran kurikulum yang pada kunang cerita rakyat Selakau
Timur. Manusia sebagai alat
silabus dan RPP. pengumpul data dalam penelitian
Teknik pengumpulan data ini karena memang sudah menjadi
dalam penelitian ini adalah teknik karakteristik penelitian kualitatif.
studi dokumentasi. Teknik studi Di dalam penelitian kualitatif,
peneliti merupakan perencana,
dokumentasi merupakan suatu pelaksana pengumpulan data,
teknik pengumpulan data dengan analisis, penafsir data, dan pada
cara mempelajari dokumen untuk akhirnya ia menjadi pelopor hasil
mendapatkan data atau informasi penelitiannya(Moleong, 2014:168).
Untuk menghindari
yang berhubungan dengan masalah kemelencengan berpikir peneliti,
yang diteliti. studi dokumentasi perlu dilakukan pengujian
adalah mengumpulkan sejumlah keabsahan terhadap data yangv
telah dikumpulkan peneliti.
dokumen yang diperlukan sebagai
Adapun teknik pengujian
bahan data informasi sesuai dengan keabsahan data penelitian ini
masalah penelitian, seperti peta, adalah ketekunan pengamatan,
data statistik, jumlah dan nama triangulasi sumber dan triangulasi
teori, pengecekan dengan diskusi,
pegawai, data siswa, data
dan kecukupan referensial.
penduduk; grafik, gambar, surat-
Ketekunan pengamatan
mencakup suber data, artinya HASIL PENELITIAN DAN
ketekunan ini dilakukan oleh PEMBAHASAN
peneliti saar pengambilan sumber Hasil Penelitian
data di lapangan agar tidak terjadi Adapun langkah-langkah yang
kekeliruan dan ketidaklengkapan. dilakukan dalam teknik analisis
Kemudian, ketekunan dalam
mengidentifikasi data sesuai data yaitu:
dengan masalah penelitian, artinya 1) Menganalisis dan
peneliti membaca berulang-ulang menginterpretasikan
teks Kunang- kunang antologi data sesuai dengan
cerita rakyat Selakau Timur sampai subpermasalahan (nilai
mendapatkan data yang budaya yang
representatif. Teknik triangulasi menggambarkan
yang digunakan dalam penelitian hubungan manusia
ini adalah triangulasi teori. dengan tuhan,manusia
Triangulasi teori adalah dengan alam, manusia
penggunaan sejumlah aspek atau dengan manusia,
teori dalam menafsir seperangkat
data. Triangulasi teori dilakukan manusia dengan
dengan cara mencari teori atau dirinya sendiri) dalam
penjelasan pembanding atau AntologiKunang-
penyaing yang relevan dengan kunang cerita rakyat
penelitian sehingga memudahkan Selakau Timur;
peneliti menentukan data. 2) mendiskusikan hasil
Kecukupan referensial dilakukan analisis data dari
dengan cara membaca dan subpermasalahan (nilai
menelaah sumber-sumber dari budaya yang
berbagai pustaka yang relevan menggambarkan
dengan masalah penelitian. Setelah
hubungan manusia
membaca, langkah selanjutnya
adalah menelaah hasil bacaan dan dengan tuhan, manusia
membandingkannya dengan data dengan alam, manusia
yang diambil dalam penelitian ini dengan manusia,
(menguji atau mengoreksi data). manusia dengan
Lalu untuk teknik Analisis dirinya sendiri) dengan
Data Menurut Sugiyono dosen pembimbing;
(2012:335), analisis data 3) menyusun rencana
merupakan proses mencari dan pembelajaran
menyusun secara sistematis data menggunakan satu
yang diperoleh dari hasil diantara teks dalam
wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara antologi Kunang-
mengorganisasikan data ke dalam kunang cerita rakyat
kategori, menjabarkan ke dalam Selakau Timur;
unit- unit, melkukan sintesa, 4) mengaitkan nilainilai
menyusun ke dalam pola, memilih yang terkandung dalam
mana yang penting dan akan Antologi Kunang-
dipelajari, dan membuat kunang cerita rakyat
kesimpulan sehingga mudah Selakau Timur
dipahami oleh diri sendiri maupun dengan
orang lain. Dalam penelitian ini penerapannya dalam
digunakan teknik analisis yang
pembelajaran sastra di
sesuai dengan cara kerja pendekatan
antropologi sastra. SMA.
Data yang dianalisis sebanyak Selakau Timur hubungan
31 cerita yaitu: Kunang-Kunang , manusia dengan sistem religi
Asal Usul Sungai Rusa, Sajingan ada beberapa macam, seperti
yang Angker, Asal Mula Sungai percaya akan adanya Tuhan,
Entubung, Asal Mula Lubuk percaya akan adanya hantu,
Musik, Asal Mula Kampung percaya akan hal-hal gaib, dan
Semelagi, Asal Mula Desa Bekut, percaya bahwa setiap benda
Asal Usul Desa Baron, Asal Usul mati maupun benda hidup
Desa Bekut, Gunung Sinujuh, Asal memiliki kekuatan tersendiri.
Mula Lubuk Sungai Gelik , Secara garis besar, hubungan
Kawah Pusaka, Sungai Gelik, manusia digambarkan sebagai
Asal Mula Dusun Teluk Limau berikut. Percaya Adanya
Manis, Asal Usul Desa Serunai, Tuhan terdapat dalam cerita
Asal Usul Desa Sebatok, KK,SyA, AMLM, TPKS, dan
Tempayan Tajau, Tiga Panglima AUMG. Percaya Adanya
Kampung Serunai, Kain Hantu dalam Cerita TH,
Beristrikan Kumang, Jelmaan Percaya pada Hal Ghaib dalam
Seekor Kelempiau, Asal Mula Cerita KK, Sy, AUD,
Batu Betarup, Mak Kasum dan AMBBB.
Bubur Pedas, Tragedi Ketupat 2. Nilai Budaya yang
Berdarah, Asal Usul Matang Menggambarkan Hubungan
Gedek, Pasar Kolam, Asal Usul Manusia dengan Peralatan
Kolam Sero, Cempedak Dua Kehidupannya dalam Antologi
Belas, Pagar Batis, Kisah Matang Kunang-kunang Cerita Rakyat
Selirak, Lubuk Mak Enap, Sang Selakau Timur Hubungan
Raksasa Pelindung, Tampar Hantu, manusia dengan sistem
Batu Bebelah. Hasil penelitian peralatan kehidupannya
yang diperoleh adalah: berwujud tindakan manusia
1. Nilai Budaya yang dalam mengolah dan
Menggambarkan Hubungan mengelola sumber daya alam
Manusia dengan Sistem Religi yang dapat memberikan
dalam Antologi Kunang- makanan bagi kehidupan
Kunang Cerita Rakyat Selakau manusia, rumah, tempat
Timur Hubungan manusia bercocok tanam dan
dengan sistem religi berkaitan sebagainya. Hal tersebut dapat
dengan kepercayaan manusia ditunjukkan dalam bentuk
yang menganggap adanya ketergantungan manusia
suatu kekuatan yang lebih kepada sumber alam yang
tinggi dari manusia, dan berimplikasi pada perwujudan
bentuk-bentuk usaha manusia kebudayaan. Alam merupakan
yang mencari hubungan kesatuan kehidupn manusia
dengan kekuatan tanggung dimanapun ia berada.
jawab manusia terhadap Lingkungan ini membentuk,
tingkah laku yang ia lakukan mewarnai atau menjadi objek
selama hidup didunia, timbulnya ide-ide dan pola
berkaitan dengan pikiran manusia. Yaitu
kepercayaan,dan adanya Peralatan Kebutuhan Pangan
makhluk yang tidak kasat dalam Cerita AUSR, AMSE,
mata. Dalam Antologi AUDB, AUDS, Hal ini
Kunang-Kunang Cerita Rakyat menunjukan bahwa alam
menyediakan bahan makanan mempercayai mereka hidup di
bagi keberlangsungan hidup dunia ini tidak hanya dengan
manusia. Kebutuhan Papan manusia tetapi adanya makhluk
dalam cerita GS dan lain yang hidup berdampingan
AMDTLM. dengan mereka. Adanya makhluk
3. Nilai Budaya yang lain yang hidup berdampingan
Menggambarkan Hubungan mempengaruhi pola hidup sehari-
Manusia dengan Sistem hari. Bahkan bukan hal mustahil
Kemasyarakatan yaitu masyarakat menggunakan makhluk
Musyawarah dalam cerita Kk, itu sebagai sarana pengobatan atau
GS, AUDS. Lalu Gotong membantu kegiatan tertentu
Royong dalam cerita masyarakat. Masyarakat juga
AMDTLM, TPKS. percaya bahwa pada beberapa
4. Nilai Budaya yang masa , manusia dan makhluk halus
Menggambarkan Hubungan hidup berdampingan dengan
Manusia dengan Dirinya manusia tanpa ada batasan.
Sendiri dalam Antologi yaitu Percaya pada Hal Ghaib,
Emosi dalam cerita KK, Keterkaitan manusia dengan
AUSR, AUDB, AAD, GS, kekuatan ghaib yang dianggap tabu
KBKJSK, BB, TKB, AUMG, dan tidak dapat dipisahkan dengan
CDB. Lalu Berkeinginan Kuat kehidupan masyarakat dalam cerita
dalam Cerita AUDB, GS, TT. ini. Di luar dari agama yang
Kemudian sikap rajin terdapat mereka anut, mereka juga percaya
dalam cerita KK. bahwa didunia ini ada hal- hal
yang tidak bisa dijelaskan dengan
PEMBAHASAN nalar (Ghaib).
Nilai Budaya yang
Nilai Budaya yang Menggambarkan Hubungan
Menggambarkan Hubungan Manusia dengan Peralatan
Manusia dengan Sistem Religi Kehidupannya dalam Antologi
Percaya Adanya Tuhan Kunang-Kunang Cerita Rakyat
Masyarakat di dalam Antologi Selakau Timur Hubungan manusia
Kunang-Kunang mempercayai dengan sistem peralatan
akan adanya Tuhan dan sudah kehidupannya berwujud tindakan
mengenal agama. Agama sebagai manusia dalam mengolah dan
bentuk manifestasi kebesaran mengelola sumber daya alam yang
Tuhan karena telah menciptakan dapat memberikan makanan bagi
dunia dengan segala isinya. kehidupan manusia, rumah, tempat
Keberadaan agama di dalam cerita bercocok tanam dan sebagainya.
ini sudah sangat maju karena tidak Hal tersebut dapat ditunjukkan
ada penceritaan awal manusia dalam bentuk ketergantungan
mengenal agama,melainkan mereka manusia kepada sumber alam yang
sudah memeluk agamanya yang bertendensi pada perwujudan
dianutnya dari sejak lahir. Hal itu kebudayaan. Alam merupakan
membuktikan bahwa keberadaan satuan kehidupan manusia
agama memang sudah sangat lama dimanapun ia berada. Lingkungan
ada. ini membentuk, membangun atau
Percaya Adanya Hantu menjadi objek timbulnya ide-ide
Masyarakat di dalam Antologi dan pola pikir manusia.
Kunang-Kunang masih ada yang Oleh sebab itu, ada
kebudayaan yang memandang makhluk sosial. Manusia
alam itu sebagai sesuatu yang senantiasa membutuhkan
dahsyat, sehingga manusia pada pertolongan dari sesamanya. Oleh
hakikatnya hanya mengikuti karena itu, manusia harus mampu
kemauan alam tanpa berusaha berinteraksi dan harus menjaga
melawannya, selanjutnya ada pula hubungan baik antar sesama
kebudayaan yang memandang masyarakat yang hidup dalam
alam sebagai suatu hal yang suatu wilayah yang berkembang
menganggap bahwa manusia itu dan menjaga kebudayaan yang
hanya bisa berusaha mencari telah ada. Begitu juga dengan
keseimbangan dengan alam. masyarakat yang ada dalam
Dengan demikian nilai budaya antologi ini, begitu banyak
yang menonjol dalam hubungan hubungan yang mereka ga,barkan
manusia dan alam adalah nilai mulai dari konflik yang terjadi
penyatuan dan pemanfaatan daya sampai penyelesaiannya.
alam. Manusia memanfaatkan Nilai Budaya yang
alam (tanah, air, hutan, binatang Menggambarkan Hubungan
dan lain-lain) sebagai salah satu Manusia dengan Dirinya Sendiri
sumber kehidupan. Hal itu dalam Antologi Kunang-Kunang
dianggap sebagai suatu tindakan Cerita Rakyat Selakau Timur
yang tidak merusak lingkungan Hubungan manusia dengan dirinya
hidup karena dilakukan secara sendiri berkaitan dengan tanggung
serasi dan seimbang. Disamping jawab dan lepribadian manusia itu
itu pengenalan yang baik terhadap sendiri. Manusia sebagai individu
lingkungan akan menyebabkan mempunyai hak untuk menentukan
seseorang mengetahui manfaat sikap , pandangan hidup dan
lingkungan alam tersebut. prilaku yang dikehendakinya selain
Hubungan antara manusia dan itu, manusia juga memiliki sifat
dengan peralatan hidupnya yang dan tingkah laku yang berbeda-
melibatkan alam dapat beda yang mencerminkan
dikelompokkan menjadi dua. kepribadian manusia. Secara garis
Pertama hubungan yang membuat besar, gambaran tentang
manusia harus dapat menyesuaikan kepribadian manusia yang
diri dengan alam. Kedua adalah berhubungan dengan dirinya
hubungan yang membuat manusia sendiri sebagai berikut. Emosi,
dapat memanfaatkan alam Emosi merupakan kegiatan
sekitarnya. Salah satu cara manusia pergolakan pikiran, perasaan,
untuk menyesuaikan diri dengan nafsu, setiap keadaan mental yang
alam, adalah dengan mempelajari meluap-luap seperti marah, sedih,
peristiwa alam yang ada di dendam, takut, malu dan cinta.
lingkungannya. Setiap manusia pasti memiliki
Nilai Budaya yang emosi didalam dirinya masing-
Menggambarkan Hubungan masing. Biasanya emosi manusia
Manusia dengan Sistem keluar sebagai bentuk dari akibat
Kemasyarakatan dalam Antologi tindakan orang lain maupun
Kunang-Kunang Cerita Rakyat dirinya sendiri. Emosi muncul
Selakau Timur. Hubungan manusia karena adanya sebuah pemicu.
dengan sistem kemasyarakatan
tidak terlepas manusia lain. Hal ini
karena status manusia sebagai
SIMPULAN DAN SARAN kepunahan.
Simpulan 2. Generasi muda diharapkan
Berdasarkan analisis data dapat mempelajari, mendokumentasikan,
disimpulkan bahwa nilai-nilai dan menyajikan cerita rakayat ke
budaya dalam antologi cerita rakyat dalam bentuk yang lebih modern
selakau timur adalah sebagai sesuai dengan perkembangan
berikut. teknologi agar ceita rakyat dapat
1. Nilai budaya yang menyebar kemasayarakat luas
menggambarkan hubungan
manusia dengan sistem religi DAFTAR RUJUKAN
yaitu percaya adanya Tuhan
yang terdapat dalam cerita KK, Danandjaja, James.2007. Foklor
SyA, AMLM, TPKS, dan Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng,
AUMG. Percaya adanya hantu dan lain-lain. Jakarta: Pustaka
terdapat dalam cerita TH. Utama Grafiti
Percaya hal ghaib terdapat Danandjaja, James.2007. Folklore
dalam cerita AUMG dan Jepeng (dilihat dari kacamata
AMBB. Indonesia).Jakarta: Pustaka Utama
2. Nilai budaya yang Grafiti
menggambarkan hubungan Koentjaraningrat, 1992. Kebudayaan
manusia dengan sistem Mentalis dan Pembangunan.
peralatan kehisupannya yaitu Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Kebutuhan pangan kehidupan Umum Mardal
manusia dan kebutuhan papan Koentjaraningrat. 1999. Manusia Dan
kehidupan manusia. Kebutuhan Kebudayaan. Jakarta: Djambatan.
pangan kehidupan manusia Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok
terdapat dalam cerita AUSR, Antropologi Sastra. Jakarta: PT
AUDB, dan AMSE. Kebutuahn Dian Rakyat
papankehidupan manusia Moleong, Lexy J. 2014. Metode
terdapat dalam cerita GS, Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
AMDTLN,dan AUDS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
3. Nilai budaya yang Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori
mengambarkan hubungan Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
manusia dengan sistem Gadjah Mada University Press.
kemasyarakatan. Said, Edward. 2016.
4. Hubungan manusia dengan Orientalism. Newyork: Vintage
dirinya sendiri yang Book
mencerminkan nilai budaya Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
yaitu emosi, berkeinginan kuat, Pendidikan. Bandung: Alfabeta
dan rajin. Sugono, Dendy. 2008. Buku Praktis
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Saran Departemen Pengembangan dan
Berdasarkan hasil penelitian Pembinaan Bahasa Kemendikbud
tentang cerita rakyat, maka saran- Thoha, M.Chabib. 2006. Kapita Selekta
saran yang dapat diberikan oleh Islam. Yogyakarta: Pustaka
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat Kabupaten Sambas
diharapkan dapat melestarikan
sastra lisan khususnya cerita
rakyat agar tidak mengalami

Anda mungkin juga menyukai