Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Seni Budaya

PENCIPTAAN SENDRATARI MALIN KUNDANG SANGGAR PINCUK


BALEKAMBANG SOLO MELALUI PENDEKATAN KREATIVITAS

Efrida

Jurusan Seni Tari


Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta

Abstract

Malin Kundang legend is very popular in Minangkabau community West Sumatra. Traditional
literary work is very interesting and can be source for a creation of sendratari. This creation is
started by reinterpreted the story of Malin Kundang. The interpretation is the priority for the sake of
performance in order to make more prominent meaning. It is needed a theoretical approach in
process of creation. The theory used in the creation is the theory of creativity in which include the
property of authenticity (originality), fluency, elasticity or flexibility and elaboration the ability to
complete the details or parts of concepts or understanding. The result of this study are 1) examine
the original story of Malin Kundang legend, 2) reinterpreted Malin Kundang legend , 3) create a
script to suit the mindset of spectators and crews, 4)selecting or creating dance that suit to the
story, 5) the process of work formation.

Key words : creativity, creation, sendratari, Malin Kundang legend

Pengantar benar-benar merupakan tokoh sejarah yang


hidup di Sunda.
Malin Kundang merupakan karya sastra Legenda Malin Kundang dikategorikan
yang berangkat dari legenda yang hidup di sebagai bagian dari sastra tradisional
tengah masyarakat Sumatera Barat, tepatnya Minangkabau yang telah digunakan sejak dahulu
di pantai Air Manis Padang. Karya sastra untuk mengekspresikan gagasan maupun nilai-
merupakan bagian dari kebudayaan suatu nilai serta untuk pembelajaran bagi generasi
bangsa yang merupakan hasil proses kreativitas muda. Legenda Malin Kundang, sebagaimana
manusia yang berisikan nilai-nilai kehidupan, jenis-jenis sastra tradisional lainnya, merupakan
yang dapat dijadikan renungan terhadap sarana penting untuk memberikan pemahaman
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan mengenai perilaku manusia yang melawan
manusia. Kita mengenal dua bentuk karya kepada ibunya dan kemudian mengajarkan
sastra, yaitu sastra lisan dan sastra tulis. Salah kepada generasi berikutnya tentang akibat dari
satu jenis sastra lisan yang telah lama dikenal perilaku yang menyimpang tersebut.
di Sumatera Barat adalah legenda Malin Legenda seringkali dianggap sama
Kundang. dengan dongeng ataupun mitos. Padahal, pada
Menurut Mitchell dalam Nurgiyantoro kenyataannya ketiga bentuk sastra lisan ini
(2005:182) legenda dapat dipahami sebagai memiliki karakteristik yang berbeda. Danandjaja
cerita magis yang sering dikaitkan dengan tokoh, dalam Bunanta (1998:45) memberikan definisi
peristiwa, dan tempat-tempat yang nyata, sebagai berikut; Pertama, mitos (Myth) adalah
sehingga legenda sering dianggap sebagai cerita yang berisikan kepercayaan terhadap
cerita historis, walaupun tidak didukung fakta makhluk halus, roh-roh, kesaktian, hal-hal yang
yang jelas. Beberapa legenda diangkat dari gaib, serta yang bersangkutan dengan
tokoh dan peristiwa yang nyata, misalnya kehidupan dewa-dewa. Mitos adalah cerita prosa
legenda Tangkuban Perahu, dengan tokoh rakyat yang dianggap suci oleh yang empunya
utama Sangkuriang dan dayang Sumbi, yang cerita. Tokohnya adalah para dewa atau makhluk

22 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Efrida : Penciptaan Sendratari Malin Kundang Sanggar Pincuk Balekambang Solo melalui Pendekatan Kreativitas

setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain Sanggar Pincuk Balekambang Solo Jawa
atau di dunia yang bukan seprti yang kita kenal Tengah.
sekarang, dan terjadi di masa lampau. Pada Secara tradisional legenda dipakai
umumnya mengisahkan terjadinya alam sebagai alat untuk menjelaskan gejala dan
semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya peristiwa yang terjadi di muka bumi yang sulit
maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, untuk dipahami secara akal. Pencerita
gejala alam, dan sebagainya. Mitos juga menampilkan cerita yang menarik dengan tokoh-
mengisahkan petualangan para dewa, kisah tokoh yang memiliki kehebatan di luar batas
percintaan, hubungan kekerabatan dan kisah kemampuan manusia biasa. Dalam legenda
perang mereka, dan sebagainya. ditemukan hal-hal yang tidak masuk akal dan
Kedua, legenda (legend) adalah cerita tak mungkin kita jumpai dalam kehidupan sehari-
yang berkisah tentang asal-usul terjadinya suatu hari. Seperti mengutuk anak menjadi batu dalam
tempat yang ada di muka bumi ini. Panuti legenda Malin Kundang.
Sudjiman menyebutkan bahwa legenda adalah Dari segi alur cerita Malin Kundang
cerita tentang tokoh, peristiwa atau tempat menampilkan tokoh-tokoh yang sederhana dan
tertentu yang mencampurkan fakta historis dan stereotip. Jalan cerita yang bersifat linear dan
mitos, misalnya terjadinya suatu tempat atau hanya menyajikan satu jalinan kisah, sehingga
terjadinya “tabu” yang mempunyai unsur mudah dipahami oleh seluruh manusia. Tema
sejarah. Isinya kadang hanya berupa rekaan cerita tentang kedurhakaan anak kepada ibunya
(1998:47). Sementara Dananjaya selalu menunjukkan karakter yang sama dan
mendefinisikan legenda sebagai cerita prosa bersifat universal dimana tokoh jahat akan kalah
rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip oleh tokoh baik. Karakter menunjukkan oposisi
dengan mitos, yaitu dianggap benar-benar biner yang tegas, yaitu tokoh baik versus tokoh
terjadi, namun tidak dianggap suci. Berbeda jahat, orang miskin versus orang kaya, kebaikan
dengan mitos, legenda menceritakan tokoh versus kejahatan, kebajikan versus kedengkian,
manusia, walaupun ada kalanya manusia dan sebagainya. Oposisi tersebut digunakan
tersebut memiliki sifat-sifat yang luar biasa dan untuk mempermudah pemahaman penonton
seringkali dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib. tentang pesan moral yang ingin diberikan yaitu
Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang selalu ada orang jahat yang akan menimbulkan
kita kenal kini, karena waktu terjadinya dianggap penderitaan. Namun kejahatan pasti akan
belum terlalu lama. dibalas dengan hukuman, sedangkan mereka
Ketiga, dongeng adalah prosa rakyat, yang penuh dengan kebaikan dan kebajikan
kebalikan dari mitos dan legenda, yang tidak kelak akan mendapat imbalan yang setimpal.
dianggap benar-benar terjadi dan tidak terikat Karya sastra tradisional tentang Malin
oleh waktu maupun tempat. Dongeng Kundang ini merupakan langkah untuk
diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun melakukan penciptaan sendratari. Tentu saja
banyak yang melukiskan kebenaran, berisikan bagian-bagian yang diambil dalam legenda
pelajaran moral serta sindiran. adalah bagian-bagian yang penting-penting saja.
Ingatan para pendongeng termasuk juga Tidak semua cerita harus digunakan karena
para pendengar atau penonton menjadi hal yang penciptaan karya seni ini diarahkan untuk
penting dalam penyampaiannya. Selain itu pembelajaran kepada generasi muda. Untuk
seiring perkembangannya, kerap terjadi variasi, diketahui bahwa pemain yang pakai dalam karya
adaptasi, dan interpretasi dalam penyebaran ini adalah penari mulai dari usia 5 sampai 17
legenda sebagai cerita rakyat. tahun. Jadi penggarapan diarahkan pada pola
Salah satu wujud dari hasil interpretasi bermain yang tidak memberatkan pemain dalam
adalah dengan penciptaan sendratari. Sebuah melakukan kegiatan.
karya seni yang cara menyampaikan pesan
dalam legenda melalui tari yang dikemas dalam Pendekatan
bentuk drama. Dalam kesempatan ini akan
disampaikan kreativitas penciptaan drama tari Penciptaan sebuah karya sendratari
Malin Kundang, yang prosesnya dilakukan di termasuk sebuah kegiatan yang bersifat ilmiah,

Volume 11 No. 1 Juli 2013 23


Jurnal Seni Budaya

seperti halnya sebuah penelitian. Dalam hal ini Kreativitas berkaitan dengan imajinasi.
kegiatan ini membutuhkan langkah pengamatan, Junus (1985:3) mengatakan bahwa orang tak
studi pustaka (tafsir legenda Malin Kundang), mungkin melihat suatu realitas tanpa interpretasi
dan penjelajahan kreativitas yang seksama dan pribadi yang mungkin berhubungan dengan
terarah. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan imajinasi. Dan orang tak mungkin berimajinasi
sebuah pendekatan yang tepat. Pendekatan tanpa pengetahuan suatu realitas. Karena itu,
teoritis yang digunakan adalah teori tentang imajinasi selalu terikat kepada realitas
kreativitas yang mencakup antara lain sifat-sifat sedangkan realitas tak mungkin lepas dari
keaslian (originality), kelancaran (fluency), imajinasi.
kelenturan atau fleksibilitas (flexibility), dan
elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan untuk Sinopsis Malin Kundang Versi Cerita Rakyat
melengkapi detil atau bagian-bagian pada suatu
konsep atau pengertian (Soedarso, 2001:3). Dahulu kala, di Padang, Sumatera Barat,
Seniman harus kreatif agar memiliki kelenturan tepatnya di perkampungan Air Manis, hiduplah
atau fleksibilitas dalam menanggapi banyak Mande Rubayah bersama anaknya, Malin
perubahan yang terjadi pada realitas kehidupan. Kundang. Ayahnya sudah meninggal sejak Malin
Kreativitas bukan monopoli seniman Kundang masih bayi. Malin Kundang adalah
saja, namun juga keharusan bagi setiap orang anak yang cerdas, tapi nakal. Ia sering sekali
untuk memilikinya. Setidaknya semua orang mengejar ayam dan memukulnya dengan
yang berada di luar seniman mampu ranting. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang
mengimbangi kreativitas seniman dalam mengejar ayam, ia tersandung batu sehingga
berkarya. Karya seniman yang kreatif terjatuh dan kepalanya terluka. Akhirnya luka
diperuntukkan semua orang bukan hanya tersebut menjadi berbekas. Tidak terasa waktu
kalangan-kalangan tertentu saja. Terutama terus berjalan, Malin Kundang telah tumbuh
penikmat sebuah hasil kreativitas. menjadi anak yang gagah. Setiap harinya ia
Penonton memiliki fungsi sebagai menangkap ikan untuk membantu ibunya
penikmat yang menerima tawaran-tawaran baru mencari nafkah.
yang dihadirkan dari hasil kreativitas seniman. Suatu hari, Malin Kundang melihat
Akan tetapi, banyak masyarakat yang belum sebuah kapal besar yang merapat di Pantai Air
mampu mengikuti perkembangan kreativitas Manis. Malin Kundang di ajak nahkoda kapal
seniman, sehingga terjadi benturan pemaknaan. besar itu untuk ikut pergi merantau mengubah
Seperti menyikapi hadirnya legenda dari sudut nasibnya. Ia tertarik dengan ajakan tersebut dan
pandang yang lain dalam sebuah pertunjukan segera meminta izin pada ibunya, Mande
sendratari. Ini diakibatkan pola pendidikan yang Rubayah. Mande Rubayah akhirnya menyetujui
tidak memberi peluang terhadap perkembangan keinginan Malin Kundang dengan berat hati dan
kreativitas. Sekolah-sekolah mengajarkan memberi pesan kepada Malin Kundang agar
sejarah dari satu sudut pandang dan tidak boleh tidak melupakan ibunya jika berhasil nanti.
menoleh pada sudut pandang yang lain. Kalau Setelah itu Mande Rubayah mengantar dan
memandang dari sudut yang lain, guru-guru melepas kepergian Malin Kundang, anaknya
menganggapnya sebagai sebuah dengan berlinang air mata. Setiap hari Mande
pengkhianatan. Rubayah selalu pergi ke pantai untuk
Kreativitas dalam seni juga memiliki menantikan kabar dan kembalinya Malin
fungsi sebagai merumuskan kembali Kundang.
(redefinition) dan sensitivitas (sensitivity), Setelah beberapa tahun kemudian,
karena kedua istilah ini merupakan dua kualitas Mande Rubayah melihat sebuah kapal megah
yang sangat berharga dalam pendidikan seni. yang menepi di pantai. Kapal megah tersebut
Pada hakekatnya kreativitas adalah kemampuan milik saudagar kaya yang sedang berlayar
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru bersama isterinya. Tak lama kemudian, Mande
dalam bentuk gagasan atau karya, atau bahkan Rubayah melihat bekas luka di kepala saudagar
tanggapan, secara lancar, luwes dan lengkap tersebut, maka yakinlah ia bahwa orang itu
serta rinci (Soedarso, 2001:5). adalah anaknya, Malin Kundang. Karena yakin

24 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Efrida : Penciptaan Sendratari Malin Kundang Sanggar Pincuk Balekambang Solo melalui Pendekatan Kreativitas

yang dilihatnya adalah anaknya, Malin Kundang, Perempuan cantik setengah baya
Mande Rubayah pun segera memeluknya. Anaknya bernama Malin Kundang
Tetapi karena malu dengan isterinya, Malin Lelaki yang cerdas dan sedikit nakal
Kundang segera melepas pelukan dan Beginilah ceritanya oi dunsanak
semuanya.
mendorong ibunya hingga terjatuh. Ia tidak
mengakui bahwa wanita itu adalah ibunya.
Pada suatu hari Malin Kundang sedang
Setelah kejadian itu, Malin Kundang
bermain bersama teman-temannya. Permainan
meninggalkan ibunya dan segera kembali
ini dilakukan dengan memakai tarian gembira
berlayar. Hati Mande Rubayah sangat sedih atas
yang dilakukan oleh anak-anak usia Taman
perlakuan Malin Kundang kepadanya. Ia pun
Kanak-Kanak. Namun dalam permainan itu Malin
berlutut dan berdoa supaya anaknya diberikan
Kundang kecil terjatuh dan kepalanya berdarah.
hukuman yang setimpal atas perbuatannya
Semua anak-anak berlarian kian kemari sampai
tersebut. Seketika itu cuaca berubah menjadi
akhirnya ke luar pentas. Kemudian datang ibu
gelap gulita. Angin bergemuruh dan badai
Malin Kundang dan memeluk anaknya yang
dahsyat datang menghancurkan kapal Malin
berdarah. Ibunya berkata:
Kundang dan menghempaskannya ke pantai.
“Anak kandung sibiran tulang, obat jerih
Malin Kundang pun panik. Ia menyadari pelerai deman. Ada apa denganmu nak?
kesalahannya dan segera berteriak meminta Kepalamu berdarah....”. Ibu Malin
maaf kepada ibunya. Tetapi semua terlambat. Kundang panik. Malin Kundang menjawab
Tubuhnya perlahan berubah menjadi batu. “Sakit mak....kepalaku pusing
Keesokan harinya, matahari bersinar mak....aduh”. Ibu Malin Kundang panik dan
cerah dan burung-burung berkicau dengan berkata “Ayo kita ke dalam rumah nak,
riangnya. Tampak kepingan kapal yang telah biar mak beri obat pada lukamu itu”. Malin
berubah menjadi batu. Tak jauh dari sana, terlihat Kundang terus mengerang dan menangis
sebongkah batu berbentuk tubuh manusia yang dalam gendongan ibunya.
sedang bersujud. Masyarakat setempat percaya
bahwa itulah wujud dari Malin Kundang, anak Kemudian tampil tarian yang
yang durhaka. menggambarkan kegundahan. Ketika tarian
selesai maka terdengar lagi monolog yaitu:
Ketika malin sakit
Naskah Sendratari Malin Kundang
Mande Rubiah merawatnya dengan baik
Menambah kasih sayang keduanya
Karya ini dimulai dengan monolog yang Memberi warna dalam hidupnya
mengisahkan tentang awal mula cerita Malin Sampailah kisah ketika Malin Kundang
Kundang yaitu: dewasa
Ia ingin merantau merubah nasib
Pada sebuah pantai yang indah Begini ceritanya oi....penonton...
Kampung air manis namanya
Disana ada legenda memilukan hati Masuk bagian kedua dimana Malin
Seorang anak yang durhaka Kundang sudah dewasa dan berniat untuk pergi
Dan dikutuk ibunya menjadi batu
merantau. Bagian ini dimulai dengan tari Rantak.
Cerita ini cerita orang
Dari dulu hingga sekarang Ketika tari ini selesai maka Malin Kundang
Selalu diceritakan untuk dikenang berbicara dengan ibunya.
Namun kalau ada kesalahan “Saya mau pergi merantau mak. Mohon
Itu bukan dari kami izin dan doa mak agar saya selamat di
Kami hanya menyampaikan cerita masa rantau”, kata Malin Kundang.
lalu “Anakku Malin Kundang, mendengar niat
Awal mula kisah ini dikarang anak, mak rasanya sangat sedih, mak tak
Hidup seorang ibu dan seorang anak ingin kehilanganmu”, jawab ibunya.
Namun tanpa ayah “Kenapa mak rusuh dan risau, saya
Keduanya hidup rukun dan damai sudah dewasa dan sudah bisa menjaga
Ibunya bernama Mande Rubiah diri”, jawab Malin Kundang lagi.

Volume 11 No. 1 Juli 2013 25


Jurnal Seni Budaya

“Kamu mau jadi apa nak di rantau orang?, Ketika di pantai datanglah ibu Malin
tanya ibunya. Kundang yang sudah tua dan berpakaian
“Saya bisa berdagang, saya bisa apa compang camping. Ketika melihat luka Malin
saja. Jadi mak jangan takut. Mak, ini Kundang, maka ia memeluk Malin Kundang,
kesempatan yang baik bagi saya. Belum
namun istri Malin Kundang menghina ibu
tentu setahun sekali ada kapal besar
merapat di pantai ini. Saya berjanji akan tersebut. Malin Kundang sendiri jadi malu dan
merubah nasib kita sehingga kita akan juga ikut menendang ibunya sendiri dan
menjadi kaya raya”, kata Malin Kundang. menghinanya.
“Kalau begitu keinginanmu Malin, pergilah. “Malin, anakku....Mengapa begitu lamanya
Tapi ingat kamu harus menjaga diri. Laut kau tidak memberi kabar?”, kata Ibunya.
sakti rantau bertuah. Jangan menjadi “Cuih! Wanita buruk inikah ibumu?
perampok dan pemerkosa, jangan berjudi Mengapa kau membohongi aku?
dan mabuk-mabukan. Ingat nak, jangan Bukankah dulu kau katakan ibumu adalah
menyusahkan orang lain”, nasehat seorang bangsawan sederajad dengan
ibunya. kami?”, kata Istri Malin Kundang.
“Ya mak, saya mohon pamit”, kata Malin “Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu,
Kundang. nak!””, kata Ibunya meyakinkan Malin
Kundang.
Kemudian kembali tari dipertunjukan yaitu “Hai, perempuan tua! Ibuku tidak seperti
engkau! Melarat dan dekil!”, Malin
tari yang mengisahkan tentang perpisahan atau
Kundang menghardik ibunya sendiri.
tari nelayan karena ia berada di pantai. Setelah Ibu Malin Kundang terkapar tak berdaya
tarian selesai maka muncul lagi monolog yaitu: di pantai. Kemudian masuk tari piring dan
Sudah pergi anak kesayangan setelah tari tersebut selesai, maka ibu
Pergi ke negeri yang tak dikenal Malin Kundang berdoa kepada Tuhan.
Pergi entah kapan kembali “Ya, Allah Yang Maha Kuasa, kalau dia
Ibu menunggu dengan harap-harap bukan anakku, aku maafkan perbuatannya
cemas tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku,
Menghitung detik perdetik Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu,
Setiap kapal berlabuh Ya Tuhan ...!
Dia selalu bertanya tentang anaknya
Namun semua orang hanya
Mendadak hujan dan petir menyambar.
menggelengkan kepala
Tubuhnya ibu semakin tua Begitu juga badai menerjang kapal Malin
Punggung bungkuk rupa telah buruk Kundang. Malin Kundang sadar bahwa ia telah
Berpakaian tidak terurus lagi. durhaka pada ibunya.
Hingga sampai di suatu ketika
Ada kapal mewah datang “Ampuuuun, Mak ... ! Ampuuuun... Maaak
Melihat laki-laki yang dikenalnya ... !”, kata Malin Kundang,
Bersama seorang perempuan cantik
Ia yakin itu adalah anaknya namun sudah terlambat.
Malin Kundang.
Diakhir pertunjukan kembali terdengar
Masuk bagian yang ketiga yaitu monolog yaitu:
mengisahkan Malin Kundang di rantau. Bagian Begitulah anak durhaka
ini dimulai dengan tari Payung atau tari Tidak tahu membalas budi
percintaan, dimana Malin Kundang jatuh hati Istri yang tidak santun
pada seorang gadis yang cantik dan kaya. Gadis Dan ibu yang menderita
Begitulah kisahnya oiiiiiiii dunsanak.......oiiiii
ini kemudian jadi istrinya. Kemudian setelah tari
payung selesai maka Malin Kundang pulang ke
Pembahasan
kampungnya dengan membawa istrinya. Malin
Kundang pulang dengan kapal mewah milik
Menciptaan sendratari yang berangkat
keluarga istrinya.
dari legenda Malin Kundang harus melalui
beberapa tahapan yaitu; 1) meneliti cerita asli

26 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Efrida : Penciptaan Sendratari Malin Kundang Sanggar Pincuk Balekambang Solo melalui Pendekatan Kreativitas

legenda Malin Kundang, 2) menafsir ulang A.A. Navis juga pernah menulis cerita
legenda Malin Kundang, 3) membuat naskah pendek dengan judul “Malin Kundang Ibunya
yang disesuaikan dengan pola pikir pendukung Durhaka”. Navis masih taat pada alur lama, yaitu
dan rencana penonton, 3) memilih tarian atau semasa kecil Malin Kundang hidup di kampung
menciptakan tari yang sesuai dengan cerita, dan bersama ibu, tanpa ayah. Mulai menginjak
4) proses pembentukan karya. Proses tersebut dewasa pergi merantau dan setelah berhasil
harus digali agar pertanggujawaban karya kembali ke kampung bersama istrinya. Pada
secara ilmuah bisa terjawab. akhir cerita terjadi perubahan, yaitu Malin
Meneliti cerita asli Malin Kundang Kundang mengutuk dirinya sendiri menjadi batu
merupakan langkah pertama yang harus karena ia telah terlahir dari rahim yang keliru.
dilakukan. Sebagian masyarakat Minangkabau Perubahan ini terjadi, menurut Navis (1990:117-
terutama mereka yang berada di sekitar Air 118) bahwa soerang anak tidak selalu berada
Manis dimana lenggenda itu terjadi sangat pada posisi yang salah, sedangkan orang tua
meyakini bahwa legenda tersebut benar-benar juga tidak selalu berada pada posisi yang benar.
terjadi di suatu waktu dan di suatu tempat. Pandangan ini berdasarkan realitas sosiokultural
Manakala seorang anak ‘melawan’ kepada orang yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
tuanya, ia akan diingatkan kepada kisah si Malin cerpen ini Navis telah memparodikan cerita
Kundang yang telah menjadi batu karang Malin Kundang (awal).
durhaka kepada orang tua. Dalam seni pertunjukan juga telah
Sebagai legenda, cerita Malin Kundang banyak yang melakukan penafsiran terhadap
terdiri atas ‘subjek’, yaitu teks dan benda yang legenda Malin Kundang. Seperti yang dilakukan
diacu oleh teks tersebut, yaitu berupa batu yang oleh Yusril (2012) yang mempertunjukan teater
terletak di Pantai Air Manis, Kota Padang. Antara di Taman Islamil Marzuki Jakarta dengan judul
benda yang diacu dengan teks cerita mempunyai “Maling Kondang” dalam program Indonesia
hubungan yang sangat erat. Karena keeratan Kita. Tahun 2011, Padangpanjang mengirim
hubungan itu, batu Malin Kundang tidak akan utusan kesenian ke Program Informasi Nasional
bermakna tanpa adanya teks cerita Malin Solo dengan pertunjukan yang berjudul “Opera
Kundang. Sebaliknya, teks cerita akan tetap Malin”. Dalam pertunjukan ini cerita Malin
bermakna tanpa adanya benda yang diacu, Kundang dikemas dalam bentuk parodi dan
yakni batu yang diberi nama Batu Malin komedi yang dikolaborasikan dengan randai,
Kundang. tari, dan silat.
Menafsir ulang cerita Malin Kundang Banyaknya resepsi atas legenda Malin
untuk kepentingan pertunjukan menjadi prioritas Kundang itu dapat disimpulkan bahwa Malin
berikutnya. Beberapa seniman telah banyak Kundang telah menjadi sebuah fenomena
yang melakukan tafsir ulang sehingga ia menjadi budaya. Disamping dilaksanakan dalam bentuk
karya seni yang berbeda. Wisran Hadi pernah seni pertunjukan, juga dalam bentuk yang lain
menulis naskah drama Malin Kundang pada seperti cerita pendek, puisi dan sebagainya.
tahun 1978 dengan memberi kaitan dengan Cerita Malin Kundang hidup dalam konteks
konsep matrilineal Minangkabau. Wisran Hadi matrilineal Minangkabau. Seorang anak akan
dalam dramanya yang berjudul ‘Malin Kundang’. masuk garis keturunan ibunya. Sebagai
Terdapat banyak perbedaan/perubahan bentuk fenomena budaya Malin Kundang telah banyak
antara teks cerita Malin Kundang (awal) dengan diresepsi seniman dan sastrawan dari bentuk
teks drama Malin Kundang versi Wisran Hadi. sastra lisan ke bentuk sastra tulis dan juga seni
Perubahan bentuk itu dapat dilihat dari sebuah pertunjukan.
cerita rakyat (legenda) menjadi sebuah naskah Membuat naskah yang disesuaikan
drama modern. Dalam drama Wisran Hadi tidak dengan pola pikir pendukung dan rencana
menggambarkan pendurhakaan seorang anak penonton. Setelah menafsir ulang cerita Malin
kepada orang tuanya, tetapi pendurhakaan Kundang, maka diperlukan membuat naskah
diartikan Wisran sebagai sebuah simbol, yakni dari hasil tafsir tersebut. Koreografer (Efrida)
pendurhakaan terhadap sistem matrilineal bekerjasama dengan sutradara (Saaduddin)
Minangkabau. memberikan informasi keinginan kepada penulis

Volume 11 No. 1 Juli 2013 27


Jurnal Seni Budaya

(Sahrul N) sesuai dengan visi dan misi berikutnya dalam menciptakan sendratari Malin
pertunjukan. Penulis menjadikan informasi Kundang. Beberapa repertoar tari tradisi
tersebut sebagai landasan untuk menulis diseleksi untuk mendapatkan tari yang sesuai
naskah pertunjukan. dengan keinginan cerita Malin Kundang. Akhirnya
Penulis naskah bagaimanapun juga didapat beberapa tari dan menyusunnya
mempunyai makna tertentu juga dalam menjadi komposisi gerak yang bermakna. Tari
menyikapi sebuah legenda. Untuk itu ada tidak lagi hanya sebagai hiburan semata namun
komunikasi yang sangat intens antara juga memiliki makna budaya dan makna
koreografer, sutradara dan penulis naskah peristiwa yang dramatik.
sehingga seluruh unsur yang diinginkan akan Kreativitas bukan monopoli seniman
tercapai. Koreografer meramu tari tradisi saja, namun juga keharusan bagi setiap orang
berdasarkan suasana yang diinginkan oleh untuk memilikinya. Setidaknya semua orang
sutradara dan penulis naskah. Hasil kolaborasi yang berada di luar seniman mampu
ini menjadikan karya bisa dinikmati secara mengimbangi kreativitas seniman dalam
maksimal. berkarya. Karya seniman yang kreatif
Pembuatan naskah dan konsep diperuntukkan semua orang bukan hanya
pertunjukan harus disesuaikan dengan tingkat kalangan-kalangan tertentu saja. Terutama
kemampuan pendukung. Sanggar Pincuk penikmat sebuah hasil kreativitas.
Balekambang merupakan sanggar yang Langkah akhir adalah melakukan proses
memiliki anggota yang dari segala usia, mulai penciptaan sendratari menjadi pertunjukan.
usia Taman Kanak-Kanak samai usia SMA. Proses ini sama halnya dengan proses kesenan
Untuk itu perlu antisipasi dalam menciptakan lainnya harus melalui penawaran bentuk kepada
pertunjukan yang bisa dimainkan oleh mereka. seluruh pendukung. Penari, aktor, dan pemusik
Khusus untuk anak usia Taman Kanak-Kanak harus dicerahkan dengan misi dan visi yang
pola bermain sangat diperlukan sehingga tingkat sama. Penari tidak hanya sekedar menghapal
kejenuhan mereka bisa diatasi. gerak namun juga harus memberi isian terhadap
Cerita legenda Malin Kundang gerak yang dilakukan. Hal ini akan memperkuat
merupakan cerita dengan latar budaya ekspresi gerak menjadi ekspresi yang dramatik.
Minangkabau. Sementara sedratari Malin Begitu juga dengan aktor yang
Kundang di pertunjukan di Solo dengan mendukung jalannya cerita. Malin Kundang, Ibu
penonton yang mayoritas bukan berbudaya Malin Kundang, Istri Main Kundang harus
Minangkabau. Untuk itu perlu ada pendekatan mampu berperan dengan baik. Keberhasilan
yang khusus agar pertunjukan bisa mereka pertunjukan sendratari ini sangat ditentukan oleh
terima dengan baik. Penonton sendratari kemampuan aktor memerankan tokoh yang
memiliki f ungsi sebagai penikmat yang diinginkan. Mengasah kemampuan aktor
menerima tawaran-tawaran baru yang sepenuhnya menjadi tanggungjawab sutradara.
dihadirkan dari hasil kreativitas koreografer. Akan Sendratari Malin Kundang sebagai
tetapi, banyak masyarakat yang belum mampu pengisi ruang kreatif menawarkan bentuk baru
mengikuti perkembangan kreativitas tersebut, terhadap sendratari Indonesia. Konsep
sehingga terjadi benturan pemaknaan. Seperti menggabungkan tari tradisi dengan pola garap
menyikapi hadirnya legenda dari sudut pandang teater modern dalam interaksi yang seimbang.
yang lain dalam sebuah pertunjukan. Ini Interaksi ini tidak membunuh konsep yang sudah
diakibatkan pola pendidikan yang tidak memberi ada, malahan memperbanyak atau menambah
peluang terhadap perkembangan kreativitas. konsep. Kalau sebelum ini hanya ada dua
Sekolah-sekolah mengajarkan legenda dari satu konsep yaitu tradisi dan Barat, maka sekarang
sudut pandang dan tidak boleh menoleh pada ada konsep baru yang ditawarkan yaitu interaksi
sudut pandang yang lain. Kalau memandang dari keduanya.
sudut yang lain, guru-guru menganggapnya Apapun namanya yang jelas konsep ini
sebagai sebuah pengkhianatan. mencoba menawarkan bentuk yang berbeda
Memilih tarian atau menciptakan tari yang terhadap perkembangan sendratari Indonesia.
sesuai dengan cerita merupakan langkah Warna lokal dalam bentuk legenda (cerita) yang

28 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Efrida : Penciptaan Sendratari Malin Kundang Sanggar Pincuk Balekambang Solo melalui Pendekatan Kreativitas

dikemas dalam pola akting teater yang modern bertentangan dengan kreativitas koreografer dan
memberikan peluang kepada masyarakat untuk sutradara.
bisa menikmatinya dengan utuh. Tari tradisi yang Koreografer dan dibantu sutradara
tidak hanya memakai tari Minangkabau namun menangkap tema legenda Malin Kundang
juga Melayu menjadikan masyarakat tradisi bisa sebagai ruang kreatif untuk menciptakan dan
diikutkan dalam perkembangan dan masyarakat melakukan pencarian-pencarian. Fungsi kreatif
modern bisa terlibatkan. Hal ini menjadikan pertama adalah dengan mengungkapkan fakta
sendratari Malin Kundang memiliki spesifikasi baru dalam dunia seni pertunjukan.
sendiri. Menghadirkan fashion show anak-anak di
Dalam menawarkan bentuk baru, tengah-tengah pertunjukan memberikan kesan
koreografer tidak bisa bekerja sendiri. Dia harus yang berbeda sehingga legenda menjadi tidak
melibatkan banyak orang dalam banyak posisi. berat dan bisa dipahami oleh siapa saja dan oleh
Aktor atau pemain atau pelakon, sutradara, budaya apa saja.
penulis naskah dan penari adalah manusia yang Fungsi kreativitas berikutnya adalah
harus diajak bekerja sama dalam mewujudkan terhadap bentuk pertunjukan sendratari dengan
sesuatu yang kreatif. Begitu juga dengan menggabungkan bentuk realisme tradisional
pemusik, penata rias, penata busana, penata yaitu tari tradisi Minangkabau dan Melayu dan
panggung, dan penata cahaya yang akan pola keaktoran teater modern yang datang dari
melengkapi keindahan sebuah pementasan Barat. Secara umum, memang koreografer
sendratari Malin Kundang. bukan yang pertama atau bukan satu-satunya
Membentuk sendratari Malin Kundang yang mencoba menggabungkan pola tradisi
yang kreatif memang tidak mudah, karena dengan pola Barat. Akan tetapi untuk kasus
bentuk kerja mereka adalah berbentuk kolektif. Sendratari Malin Kundang hal cukup
Koreografer harus mampu memadukan unsur- diperhitungkan.
unsur yang terlibat dalam satu kesatuan yang Pekerjaan seorang koreografer,
utuh. Unsur-unsur yang terlibat ini juga manusia sutradara dan penulis naskah drama serta
yang memiliki kreativitas dan pemaknaan sendiri. seluruh pendukung sendratari adalah mencoba
Maksudnya, dalam sebuah cerita, seorang aktor memikirkan alternatif sebagai ancang-ancang
akan memiliki interpretasi sendiri, sehingga untuk mementaskan suatu realitas ke dunia
ketika berdialog dan berakting, wujud yang hadir imajinasi. Sendratari itu sendiri, peranan-
adalah wujud dari interpretasi aktor tersebut. peranan yang terdapat di dalamnya, adalah hasil
Kalau ini terjadi maka akan ada perbedaan penemuan imajinasi koreografer, sutradara dan
maksud. Untuk itu seorang koreografer dan penulis naskah, dan merupakan serentetan
sutradara harus bisa menyatukan seluruh kemungkinan yang ia ciptakan dan berbeda
kemampuan unsur untuk menjadi sesuatu yang dengan kemungkinan yang telah ada.
benar-benar mereka sepakati. Stanislavski (1978:65) berpendapat bahwa seni
Dalam hubungannya dengan pengisi adalah hasil imajinasi, demikian juga halnya
ruang kreativitas, koreografer merupakan dengan koreografer, sutradara dan penulis
tonggak utama (sutradara) yang harus sensitif naskah drama.
dan kreatif. Kemampuan sensitivitasnya bisa Imajinasi berbeda dengan fantasi.
menangkap tema untuk dikembangkan menjadi Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada
sesuatu yang baru (redefinition) secara atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi
sepenuhnya dan dengan kreativitasnya sanggup membuat hal-hal yang tidak ada, yang tidak
mereproduksi kembali tangkapan dengan baik, pernah ada (Stanislavski, 1978:66). Imajinasi
kaya, kena dan penuh elaborasi detil yang tepat. berangkat dari realitas yang ada dan dicerminkan
Untuk unsur yang lain seperti pelakon, pemusik lewat pementasan, sementara fantasi
dan unsur lainnya merupakan unsur yang akan mengangankan sesuatu yang tidak pernah ada,
menjalankan gagasan sang koreografer dan walaupun nanti itu akan ada. Imajinasi berangkat
sutradara. Akan tetapi tidak tertutup dari realitas dan fantasi mendahului realitas.
kemungkinan terhadap unsur lain dalam Sendratari Malin Kundang yang
menerapkan kreativitasnya sejauh tidak dipentaskan sanggar Pincuk Balekambang

Volume 11 No. 1 Juli 2013 29


Jurnal Seni Budaya

berfungsi sebagai tempat untuk memberikan yang tertinggal atau sengaja untuk ditinggalkan
ruang imajinasi bagi senimannya. Koreografer, karena bertentangan dengan kepentingan
sutradara dan penulis naskah sebagai seorang tertentu tersebut. Maka legenda tidak memiliki
seniman mencoba mengambil objek legenda kebenaran yang sebenar-benarnya. Sebagai
untuk memfungsikan imajinasinya. Dengan contoh, sebuah benda diletakan di depan
menempatkan tokoh Malin Kundang sebagai sekelompok orang yang mengelilingi benda
yang berbeda dengan Malin Kundang dalam tersebut. Dibiarkan beberapa saat dan semua
buku teks cerita rakyat, menjadikan tokoh orang melihat dengan seksama keberadaan
tersebut sebagai sesuatu yang imajinatif. benda tersebut. Lalu benda itu dibuang atau
Legenda adalah fakta meteri seperti peralatan dipindahkan sehingga benda tersebut tidak ada
dalam realitas lainnya yang digunakan sebagai lagi di tempatnya semula. Pertanyaan akan
pendorong imajinasi. muncul, bagaimana menjelaskan bahwa benda
Sebagai hasil imajinasi, sendratari Malin itu pernah ada dan dikelilingi banyak orang?
Kundang yang dipentaskan sanggar Pincuk Orang-orang yang mengelilingi benda tersebut
Balekambang Solo tidak bisa dianggap sebagai menerangkan keberadaan benda dari sudut
sesuatu yang berdusta dan juga tidak bisa pandang mereka masing-masing. Berbedaan
dianggap sebagai sesuatu yang benar, bila cara dan gaya penyampaian akan menimbulkan
dikaitkan dengan persoalan realitas konkret. perbedaan makna. Maka imajinasi telah
Kebenaran realitas adalah kebenaran yang berperan dalam penulisan keberadaan benda
betul-betul terjadi, sementara kebenaran seni tersebut. Junus (1985:3) mengatakan bahwa
adalah kebenaran imajinasi. Kebenaran orang tak mungkin melihat suatu realitas tanpa
imajinasi hanyalah cerminan dari kebenaran interpretasi pribadi yang mungkin berhubungan
realitas dan bukan kebenaran realitas itu sendiri. dengan imajinasi. Dan orang tak mungkin
Interkulturalisme dalam Sendratari Malin berimajinasi tanpa pengetahuan suatu realitas.
Kundang yang dipentaskan sanggar Pincuk Karena itu, imajinasi selalu terikat kepada realitas
Balekambang Solo yang menggabungkan seni sedangkan realitas tak mungkin lepas dari
tari tradisional dengan teater modern yang imajinasi.
datang dari Barat merupakan hasil imajinasi Hasil tulisan legenda Malin Kundang
terhadap konsep yang sudah ada. Fungsi memiliki peluang dipengaruhi oleh imajinasi
imajinasi tari tradisional yang berjarak dengan seniman sehingga tidak ada kemutlakkan.
generasi sekarang digunakan secara kreatif dan Apalagi sendratari atau seni secara umum yang
disesuaikan dengan kekinian. Begitu juga diyakini memiliki nilai-nilai imajinasi. Ketika
dengan imajinasi teater modern dari Barat yang seniman mencoba mengambil legenda Malin
juga dihadapi generasi sekarang dengan Kundang sebagai ruang imajinasinya, maka
canggung dimanfaatkan dengan maksimal untuk sudut pandang seniman tersebut akan berbeda
kepentingan sendratari. Dengan dengan legenda. Imajinasi seniman adalah
menggabungkan dua konsep besar, tujuan yang imajinasi kreatif, karena dia tidak hanya
hendak dicapai adalah menyatukan meminat mengungkapkan apa yang telah diyakini
seni yang berbeda. masyarakat, tetapi juga membuat kemungkinan-
Sendratari Malin Kundang yang kemungkinan lain.
dipentaskan sanggar Pincuk Balekambang Sendratari Malin Kundang yang
dalam memanfaatkan konsep seni tersebut, juga dipentaskan sanggar Pincuk Balekambang
mengambil wacana legenda untuk melengkapi penuh dengan imajinasi-imajinasi. Malin
proses interkulturalisme. Keindahan tradisi, Kundang hanyalah simbol legenda tentang
kecanggihan modern dan legenda sebagai masa kedurhakaan anak kepada ibunya. Fungsi
lalu berfungsi melatih ruang imajinasi. Legenda sendratari ini adalah mengimajinasikan
sebagai wacana mendapatkan perhatian yang persoalan legenda untuk mengungkap fakta hari
lebih besar, karena di wilayah ini seniman ini. Imajinasi yang seperti ini adalah imajinasi
menemukan sesuatu yang berbeda. yang kreatif.
Legenda memiliki kepentingan tertentu Cara seniman melakukan eksplorasi
saat legenda itu ditulis. Ada realitas sebenarnya legenda jelas berbeda dengan cara yang

30 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Efrida : Penciptaan Sendratari Malin Kundang Sanggar Pincuk Balekambang Solo melalui Pendekatan Kreativitas

dilakukan dunia akademis. Fakta-fakta yang ada Malin Kundang. Hal ini bukan untuk melakukan
tentang anak durhaka dikutuk ibunya menjadi pembenaran terhadap legenda yang sudah ada,
batu menjadi perhatian utama para seniman. akan tetapi sebagai bentuk alternatif dari seni
Tujuan eksplorasi legenda adalah untuk pertunjukan yang pernah diciptakan.
membuka pintu-pintu imajinasi, membuat masa Masih banyak peluang-peluang yang
silam kembali hidup dan mencari identitasnya belum tersentuh dari tafsir legenda Malin
sendiri untuk disejajarkan dengan peristiwa yang Kundang ini. Persoalan ini akan memberi
sedang berlangsung saat ini. peluang pamaknaan lain yang mungkin saja
Pada fungsi seni, imajinasi memiliki berbeda dengan yang sudah dilakukan oleh
peran yang sangat besar. Kehadiran imajinasi Sanggar Pincuk Balekambang Solo. Untuk itu
akan merobah pola pikir masyarakat terhadap karya-karya yang berngkat dari legenda Malin
persoalan yang dipentaskan. Sekurang- Kundang masih berpeluang untuk
kurangnya, masyarakat telah mendapat pilihan dikembangkan.
lain dari pilihan yang pernah ada terhadap
makna realitas. Realitas legenda yang dulunya Kepustakaan
tidak ada pilihan menjadi ada pilihan, sehingga
masyarakat bebas bersikap terhadap pilihan- Bunanta, Murti.1998. Problematika Penulisan
pilihan tersebut. Cerita Rakyat untuk Anak di Indonesia.
Sendratari berfungsi sebagai ruang untuk Jakarta: Balai Pustaka.
mengekspresikan kreativitas dan imajinasi
Daratullaila Nasri. 2004. ‘Cerita Malin Kundang:
pendukungnya. Sama dengan sastrawan yang
Tinjauan Resepsi Sastra’. Dalam
mengekspresikan pikiran-pikirannya lewat puisi,
Salingka: Majalah Ilmiah Bahasa dan
naskah drama dan prosa, pelukis dengan
Sastra: Padang. Balai Bahasa Padang.
lukisannya, dan pematung dengan patung yang
dibuatnya. Dalam sendratari, jenjang ekspresi Hadi, Wisran. 1978. “Malin Kundang”. Padang:
itu bertingkat-tingkat yang tidak sama dengan Dokumen Pribadi.
pelukis, pematung dan sastrawan. Sastrawan, Junus, Umar, 1985. Dari Peristiwa ke Imajinasi
pematung dan pelukis langsung menghasilkan Wajah Sastra dan Budaya Indonesia.
karya yang ekspresif. Jakarta: Gramedia.
Koreografer dan sutradara yang
berangkat dari naskah, lebih dulu menangkap Navis, A.A. 1990. ‘Malin Kundang Ibunya
ekspresi yang ada di dalam naskah, kemudian Durhaka’. Dalam Biangala: Kumpulan
melahirkan ekspresi baru dan ditransformasikan Cerita Pendek: Jakarta: Pustaka Karya.
ke pendukung pementasan. Pendukung Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak:
pementasan tidak menerima dengan mutlak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
ekspresi sutradara, karena dia adalah milik Yogyakarta: Gadjah Mada University
dirinya sendiri, maka ekspresi dirinya sebagai Press.
penari dan aktor juga mempengaruhi. Fungsi
penari dan aktor dalam mengungkapkan Sayudi. 1978. Kisah Situ Bangendit. Jakarta:
ekspresi kreatif dan imajinatif menjadi besar. Pustaka Jaya.
Soedarso. 1998-2001. “Kreativitas Seni
Penutup Pertunjukan Indonesia”. Seminar
Internasional Seni Pertunjukan
Menciptakan sendratari Malin Kundang Indonesia 24-25 Juli 2001. Surakarta:
merupakan proses untuk menafsir ulang STSI.
legenda yang telah memasyarakat di
Stanislavsky. 1980. Persiapan Seorang Aktor.
Minangkabau. Proses ini memberi makna dan
diterjemahkan oleh Asrul Sani Jakarta:
bentuk yang berbeda dengan karya-karya
Pustaka Jaya.
sebelumnya yang juga berangkat dari legenda

Volume 11 No. 1 Juli 2013 31

Anda mungkin juga menyukai