Anda di halaman 1dari 4

Tugas

Jenis-Jenis Sastra Anak Dan Contoh Karya Sastra Anak

Nama : Mary Jessica Latuputty


NIM : 202148017
Semester : V
Kelas : D

Dosen pengampu : Nulice Alerbitu, S.Pd, M.pd


Mata kuliah : Apresiasi Sastra Anak

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pattimura

Ambon
2023
Sastra Anak
Sebagaimana halnya dalam sastra dewasa, sastra anak juga mengenal apa yang disebut genre.
Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat
karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Atau menurut Mitchell (2003:5-6). Secara garis besar
Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi
formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi.
1. Realisme
Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin saja ada
dan terjadi walau tidak harus bahwa ia memang benar-benar ada dan terjadi. Karakteristik
umum cerita realisme adalah narasi fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter
yang menarik yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang memungkinkan.
a. Cerita realisme. Cerita realisme biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial yang
menampilkan tokoh utama protagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah yang
dihadapi itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur cerita. Untuk cerita
anak, cerita lebih banyak diselesaikan, tetapi harus tetap mempertahankan logika cerita.
b. Realisme binatang. Cerita realisme binatang adalah cerita tentang binatang yang
bersifat nonfiksi. Misalnya yang berkaitan dengan bentuk fisik, habitat, cara dan siklus
hidup dll.
c. Realisme historis. Cerita realisme historis mengisahkan peristiwa yang terjadi pada masa
lampau.
d. Realisme olahraga. Realisme olahraga adalah cerita tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan dunia olahraga. Ia dapat berkaitan dengan bermacam jenis dan tim olahraga
seperti sepakbola,
basket, voli, badminton, dan para olahragawan yang terkenal seperti Johan Cruift, Frans
Backenbauer, Pele untuk sepakbola, dan lain-lain. (Nurgiyantoro, 2013: 15-18)
2. Fiksi Formula
Genre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula karena memiliki pola – pola tertentu
membedakannya dengan jenis yang lain. Jenis sastra anak yang dapat dikategorikan ke
dalam fiksi
formula adalah cerita misteri dan detektif, cerita romantis, dan novel serial.
a. Cerita Misterius dan Detektif biasanya dikemas dalam suatu waktu, lampau, kini, atau
mendatang, dan menyajikan setiap bagian.
b. Cerita Romantis cerita ini biasa menampilkan kisah simplistis dan sentimentalis
hubungan laki-laki perempuan, dan itu seolah-olah merupakan satu-satunya fokus dalam
dunia remaja
c. Novel Serial dimaksudkan sebagai novel yang diterbitkan secara terpisah, namun novel-
novel itu merupakan satu kesatuan unit. (Nurgiyantoro, 2013: 18-20
3. Fantasi
Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga
sebagai cerita dapat diterima oleh pembaca. Jenis sastra anak yang dapat dikelompokkan
ke dalam fantasi ini adalah cerita fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi lain.
a. Cerita Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema
yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut seluruh atau sebagian dari cerita.
Cerita fantasi juga menampilkan berbagai peristiwa dan aksi realistik sebagaimana halnya
dalam cerita realistik, tetapi di dalamnya juga terdapat sesuatu yang sulit diterima.
b. Cerita Fantasi Tinggi cerita yang pertama – tama ditandai oleh adanya fokus konflik
antara yang baik dan yang jahat, antara kebaikan dan kejahatan.
c. Fiksi Sain. Fiksi spekulatif yang pengarangnya mengambil postulat dari dunia nyata
sebagaimana yang kita ketahui dan mengaitkan fakta dengan hukum alam. (Nurgiyantoro,
2013: 20-22)
4. Sastra Tradisional
Istilah “tradisional” dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dari cerita
yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan
dikisahkan secara turun – menurun secara lisan. Jenis cerita yang dikelompokkan ke dalam
genre adalah fabel, dongeng rakyat, mitologi, legenda, dan epos.
a. Fabel. Fabel adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter
manusia. Pada umumnya fabel tidak panjang, dan secara jelas mengandung ajaran moral
dan pesan moral. Tujuan penyampaian dan ajaran moral inilah yang menjadi fokus
pencitraan dan sekaligus menyebabkan hadirnya fabel di tengah masyarakat.
b. Dongeng Rakyat. Dongeng rakyat merupakan salah satu bentuk dari cerita tradisional.
Dongeng pun hadir terutama karena dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran moral,
konflik kepentingan antara yang baik dan yang buruk, dan yang baik pastinya akan menang.
c. Mitos. Mitos merupakan cerita masa lampau yang dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia.
Mitos dapat dipahami sebagai sebuah cerita yang berkaitan dengan dewa-dewa atau
tentang kehidupan supranatural yang lain, juga sering mengandung sifat pendewaan
manusia atau manusia keturunan dewa. Mitos diyakini mengandung kristalisasi nilai-nilai
yang telah hidup sekian lama di masyarakat di suatu kebudayaan. Ia dipahami sebagai
suatu sistem komunikasi yang memberikan pesan yang berkaitan dengan aturan-aturan
masa lalu, ide, ingatan, dan kenangan atau keputusan-keputusan yang diyakini. Jadi, di
dalam mitos terkandung unsur tata nilai kehidupan masyarakat.
d. Legenda. Legenda mempunyai kemiripan dengan mitologi, bahkan sering tumpang
tindih penamaan diantara keduanya. Keduanya, yang jelas sama-sama merupakan cerita
tradisional. Legenda sengaja dikaitkan dengan aspek kesejarahan sehingga, selain memiliki
pijakan latar yang pasti, seolah-olah mengesankan bahwa ceritanya memiliki kebenaran
sejarah.
e. Epos. Epos ( falks epics, epic, wiracarita) merupakan sebuah cerita panjang yang
berbentuk syair atau puisi dengan pengarang yang tidak pernah diketahui, anonim. Cerita
epos memperlihatkan nilai-nilai penting dari masyarakat pemiliknya yang mengesankan
pembaca sehingga dapat memberikan kekuatan moral dan keberanian. (Nurgiyantoro,
2013: 22-26)
5. Puisi
Sebuah karya sastra berbentuk puisi jika di dalamnya terdapat pendayagunaan berbagai
unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan. Genre puisi anak dapat berwujud puisi-puisi
lirik tembang-tembang anak tradisional, lirik tembang-tembang nina bobo, puisi naratif, dan
puisi personal. Puisi naratif adalah puisi yang di dalamnya mengandung cerita, atau
ceritanya yang dikisahkan dengan cara puisi. (Nurgiyantoro, 2013: 26-28)

6. Nonfiksi
Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan dalam genre ini, khususnya buku-buku yang
tidak diperhatikan keharmonisan bentuk bahasa dan isi. Untuk kepentingan praktis, bacaan
nonfiksi dapat dikelompokkan dalam subgenre buku informasi dan biografi.
a. Buku informasi. Buku ini memberikan informasi fakta, konsep, hubungan antar fakta dan
konsep, dll yang mampu menstimulasi keingintahuan anak atau pembaca.
b. Biografi. Biografi adalah buku yang berisi riwayat hidup seseorang. Tentu saja tidak
semua aspek kehidupan dan peristiwa dikisahkan, melaikan dibatasi pada hal-hal tertentu
yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain. (Nurgiyantoro, 2013: 28-29)

Contoh-contoh karya sastra anak :


1. Pinokio, putri salju, putri duyung (Dongeng)
2. Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kera Menipu Harimau, dan lainnya.(Fabel)
3. Malin Kundang, Asal Muasal TangkubanPerahu, Asal Muasal Candi Prambanan, dan
lain sebagainya (Legenda)
4. Nyi Roro Kidul (Mitos)
5. Cerita Si Kabayan, Lebai Malang, dan lain-lain (Dongeng Jenaka)
6. Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Hang Tuah, dan lain-lain. Hikayat merupakan
bentuk sastra lama yang berisi cerita kehidupan para dewa, peri, pangeran atau putri
kerajaan, serta raja-raja yang mempunyai kehidupan luar biasa dan gaib.(Hikayat)

Link sumber :

https://fkip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/GABUNG-BUKU-AJAR-APRESIASI-
SASTRA.pdf

Anda mungkin juga menyukai