Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kita tahu bahwa banyak manfaat sastra, antara lain sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Hal ini karena dalam sastra anak terkandung pesan moral yang dapat membangun kepribadian positif pada anak. Berkenaan dengan manfaat tersebut, maka kita harus mampu membedakan, memilih sastra yang cocok dan layak dikonsumsi oleh anak-anak dengan rambu-rambu kita harus memahami apa itu sastra anak. Oleh karena itu, dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami sastra anak. B. Rumusan Masalah 1. Apakah sebenarnya hakikat sastra anak? 2. Bagaimana karakteristik sastra anak? 3. Apa saja jenis ragam sastra anak?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui hakikat sastra anak 2. Untuk mengetahui karakteristik sastra anak 3. Untuk mengetahui jenis ragam sastra anak

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Sastra Anak Sastra anak dapat didefinisikan dengan memperhatikan definisi sastra secara umum dan sastra bagaimana yang sesuai untuk anak. Mengenai hal ini ada beberapa pandangan, yaitu antara lain: Pertama, ada pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang sengaja memang ditujukan untuk anak-anak. Misal buku atau majalah anak-anak. Contohnya Bobo, Mentari, dan lain-lain. Kedua, ada pula yang berpandangan bahwa sastra anak berisi tentang cerita anak. Isi cerita yang dimaksud adalah cerita yang menggambarkan pengalaman, pemahaman, dsan perasaan anak. (Huck, et al., 1987:5). Ketiga, sastra anak adalah sastra yang ditulis oleh anak-anak. Pandangan ini memang cukup beralasan karena hanya anak-anak yang benar-benar dapat mengekspresikan pengalaman, perasaan dan pemikirannya dengan jujur dan akurat. Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa orang dewasa dapat menulis sastra anak. Beberapa nama tersebut adalah Anton Hilman, Laila S, dan juga J.K Rowling penulis novel laris Harry Potter. Keempat, ada juga yang pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang berisi nilai-nilai moral atau pendidikan yang bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan kepribadannya menjadi anggota masyarakat yang beradab dan berbudaya. Pandangan ini merupakan pandangan yang paling longgar dalam membatasi apa itu sastra anak. Oleh karena itu Stewig (1980) misalnya, memandang bahwa sastra orang dewasa pun dapat digunakan sebagai sastra anak apabila mengandung nilai-nilai moral yang positif bagi anak. Contohnya adalah cerita rakyat yang pada umumnya berisi cerita tentang orang atau binatang yang diturunkan dari mulut ke mulut dan merupakan karya

kolektif masyarakat masa lalu ini mengandung nilai-nilai moral yang bermanfaat bagi generasi muda, termasuk anak-anak. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak adalah karya imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan , dan pikiran anak yang khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa. Topik sastra anak dapat mencakup semua yang dekat dengan dunia anak, kehidupan manusia, binatang, tumbuhan yang mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, agama, dan nila-nilai positif lainnya.

B. Karakteristik Sastra Anak

Karakteristik atau ciri-ciri sastra anak dapat dilihat dari beberapa segi, setidaknya dari dua segi, yaitu : 1. Segi kebahasaan Struktur kalimat Cerita anak biasanya menggunakan kalimat sederhana, dapat berupa kalimat tunggal, kalimat berita, kalimat tanya, atau kaliamt perintah sederhana. b. Pilihan kata Satra anak pada umumnya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya. c. Gaya bahasa/ majas Sedikit sekali digunakan majas, karena sastra anak lebih banyak mengunakan kata-kata konkret.

2. Segi kesastraan

Dapat dilihat dari unsur instrinsiknya, terutama pada karya fiksi. Dalam hal ini ciri itu dilihat dari unsur intrisik utama karya sastra, yaitu:

a. Alur cerita Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis menurut hukum kausalitas (sebab-akibat). b. Karakter/ tokoh cerita Dilihat dari individunya, tokoh cerita anak dapat berupa manusia, binatang, atau tanaman, bahkan benda lain seperti peralatan rumah tangga. Apabila tokoh cerita berupa manusia, biasanya yang menjadi tokoh utama adalah anak-anak. Dilihat dari kompleksitas karakter, cerita anak-anak biasanya berisi tokoh yang berwatak datar. Watak tokoh cerita itu dapat dikenali dengan jelas apakah itu tokoh baik atau tokoh jahat. Pada cerita anak, jarang dijumpai tokoh yang berwajah banyak, yaitu tokoh yang memiliki unsur baik dan jahat sekaligus. c. Tema Cerita anak biasanya memiliki tema tunggal tanpa subtema. Hal ini terkait dengan kemampuan anak yang terbatas dalam menggali tema dalam bacaan.

C. Jenis Ragam Sastra Anak Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Genre sastra anak menurut Lukens (2003:14-34) membagi sastra anak secara rinci namun terjadi ketumpangtindihan disana-sini karena suatu cerita dapat dimasukkan dalam lebih dari satu subgenre dengan kriteria yang berbeda. Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam 5 macam, yaitu : 1. Realisme

Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin saja ada dan terjadi walau tidak harus bahwa memang benar-benar ada dan terjadi. Peristiwa dan jalinan cerita yang dikisahkan masuk akal , logis. Cerita realisme Cerita realistik biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial dengan menampilkan tokoh utama yang protagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah yang dihadapi tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur cerita Realisme Binatang Merupakan cerita tentang binatang yang bersifat nonfiksi. Bercerita tentang bentuk fisik, habitat, cara dan siklus hidup dari binatang. Pendeknya, realisme binatang berwujud deskripsi tentang binatang yang tidak mengandung personifikasi. Cerita realisme juga dapat dituliskan dengan lebih menarik, misalnya cerita tentang penjelajahan dan penemuan kebiasaan hidup, cara bertahan hidup, cara bergaul dengan sesamanya, dan lain-lain yang realistik tentang kehidupan binatang baik binatang jinak dan familiar maupun yang buas atau langka- seperti tayangan Planet Satwa, Killer Instinc, atau Wild Africa yang dapat disaksikan di televisi- yang ternyata cukup menarik minat. Realisme Historis Cerita realisme historis mengisahkan peristiwa yan terjadi pada masa lampau. Contoh : Perang Diponegoro, Perang Paderi, Untung Suropati yang memang memiliki fakta kesejarahan. Realisme historis pada hakikatnya memang sejrah, sejarah yang ditulis dengan memperhatikan keindahan bahasa dan cara-cara penuturan. Untuk menjadi sastra anak, realisme historis haruslah dikemas dalam dengan cara penuturan dan bahasa yang sederhana dan lazimnya dilengkapi dengan gambar-gambar. Realisme Olahraga

Cerita tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Realisme olahraga berkaitan dengan bermacam jenis dan tim olahraga dan para olahragawan yang terkenal seperti David Beckam untuk sepakbola, Mohammad Ali untuk tinju, Susi Susanti untuk bulutangkis. Realisme olahraga dapat dipakai untuk menanamkan karakter fair play, kejujuran, kedisiplinan, dan lain-lain, untuk pengembangan diri anak. 2. Fantasi Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Fantas sering juga disebut cerita fantasi -dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat fantasi yang tidak pernah dikenali siapa penulisnya- mencoba menghadirkan sebuah dunia lain di samping dunia realitas. a. Cerita fantasi Dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya sebagian cerita. Contohnya adalah cerita yang mengisahkan manusia biasa dapat berkawan dengan hantu, jin, atau makhluk halus lainnya seperti sinetron Jin dan Jun dan Tuyul dan Mbak Yul yang pernah ditayangkan di televisi. b. Cerita Fantasi tinggi Dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama ditandai oleh adanya fokus konflik antara yang baik dan yang jahat. Konflik semacam ini sebenarnya merupakan tema umum yang telah mentradisi dan kebanyakan cerita memenangkan yang baik. Contoh cerita terkenal misalnya adalah Lord of the Rings (JRR. Tolkien) bahkan filmnya juga banyak digemari. Latar dapat bervariasi, biasanya masa lampau, namun sering berbeda dengan latar kehidupan kita.. c. Fiksi Sain

Cerita ini biasanya lebih mengutamakan konflik, misalnya konflik kepentingan nilai-nilai kemanusiaan, daripada unsur penokohan. Secara tradisional fiksi sain sering berkaitan dengan kehidupan di masa depan atau sebagai variasi ditampilkan tokoh dari masa lampau atau masa mendatang. Fiksi sain dapat juga berkaitan atau menampilkan tokoh manusia robot atau robot manusia. 3. Sastra Tradisional Istilah tradisional dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk dari cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun-menurun secara lisan. a. Fabel Adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter manusia. Pada umumnya fabel tidak panjang dan secara jelas mengandung ajaran moral, pesan moral itu secara nyata biasanya ditempatkan pada akhir cerita. Contoh: Kera dengan Kura-kura, Pelanduk Jenaka, dan lain-lain. b. Dongeng Rakyat Pada masa lampau dongeng diceritakan oleh misalnya orang tua kepada anaknya secara lisan dan turun menurun sehingga selalu terdapat variasi penceritaan walau isinya kurang lebih sama. Dongeng pun hadir terutama karena dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran moral. Tokoh yang dihadirkan bisa sesama manusia, atau ditambah makhluk lain seperti binatang dan makhluk halus, berkarakter datar, terbelah antara yang baik dan yang buruk, sesuai dengan ajaran moral yang ingin disampaikan. Penyelesaiaan hampir selalu membahagiakan, misalnya ditutup dengan kata-kata semacam Akhirnya mereka hidup bahagia selamanya. Nada cerita dapat sentimental, misalnya seperti yang dijumpai pada dongeng Bawang Merah Bawang Putih dan Cinderella. c. Mitos

Mitos biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan, asal usul alam, manusia, atau bangsa yang dipahami mengandung sesuatu yang suci dan ghoib. Kebenaran sebuah mitos sebenarnya dapat dipertanyakan, tetapi masyarakat pemilik mitos tidak pernah mempersoalkannya. Mitos berkisah tentang berbagai persoalan kehidupan yang di dalamnya terdapat kehebatan-kehebatan tertentu yang ada di luar jangkauan nalar manusia., Nyai Rara Kidul misalnya, mampu menundukkan laut sehingga air laut dapat dilewati bagaikan orang berjalan di darat. Mitos diyakini mengandung kristalisasi nilai-nilai yang telah sekian lama hidup di masyarakat di suatu kebudayaan. d. Legenda Merupakan cerita khayal yang dihubung-hubungkan dengan gejala alam,

kenyataan-kenyataan alam yang ada pada masyarakat. Gejala alam dan kenyataankenyataan alam yang ada pada masyarakat dapat berupa bangunan atau batu yang sudah lama terjadi akibat alam. Contoh: Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Malin Kundang di Padang, dan Roro Jonggrang. e. Epos Merupakan sebuah cerita panjang yanag berbentuk syair (puisi) dengan pengarang yang tidak pernah diketahui, anonim. Epos berisi cerita kepahlawanan seorang tokoh hero yang sangat luar biasa hebat baik dalam kesaktian maupun kisah petualangannya. Tokoh yang dihadirkan hebat dalam segala hal, baik yang menyangkut kualifikasi fisik maupun moral. Epos memberikan ajaran moral secara simbolistik lewat sikap, perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksi dan peristiwa yang mengiringinya. Contoh: cerita Panji, cerita wayang Ramayana dan Mahabarata.

4.

Puisi

Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan. Unsur bahasa untuk memperoleh keindaan itu antara lain dapat dicapai lewat permainan bunyi yang biasanya berupa berbagai bentuk pengulangan untuk memperoleh efek persajakan dan irama yang melodius. Selain itu, juga dimanfaatkan adanya berbagai sarana retorika yang lain seperti pemilihan ketepatan kata, ungkapan, pemajasan, penyiasatan struktur, dan pencitraan. Keterjalinan secara harmonis di antara berbagai unsur kebahasaan tersebut merupakan cara memperoleh keindahan dalam puisi. Untuk puisi anak, kesederhanaan bahasa haruslah tetap menjadi perhatian tersendiri, dan kadang-kadang keindahan sebuah puisi justru terletak pada kesederhanaannya. 5. Nonfiksi Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan dalam genre sastra anak, hanya bacaan nonfiksi yang sastra ditulis dengan artistik sehingga jika dibaca oleh anak, anak akan memperoleh pemahaman dan kesenangan saja yang termasuk dalamnya. a. Buku informasi Buku ini memberi informasi, fakta, konsep, hubungan antar fakta, konsep, dan lain-lain yang mampu menstimulasi keingintahuan anak atau pembaca. b. Biografi Merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, tentu saja tidak semua aspek keghidupan dan peristiwa dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal tertentu yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain. Dewasa ini banyak biografi terkenal yang ditulis ulang yang sengaja dimaksudkan sebagai bacaan sastra anaka-anak, misalnya mulai dari kehidupan para wali (Wali Songo) di Jawa, sampai dengan para tokoh dan tokoh ilmuwan seperti Napoleon Bonaparte, Mahatma Gandhi, Newton, Einstein, dan lain-lain. Genre pembagian Lukens tersebut cukup rinci, tetapi kesan adanya tumpang tindih tidak dapat dihindari. Lukens mengemukakan ada genre nonfiksi, tetapi justru tidak ada genre fiksi, sedang yang ada adalah fantasi.

10

Di bawah ini dikemukakan pembagian genre sastra anak berdasarkan analogi pembagian sastra menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam: 1. Fiksi

Bentuk penulisan fiksi adalah prosa. Artinya karangan ditulis secara prosa, bentuk uraian dengan kalimat relatif panjang dan format penulisan memenuhi halaman dari margin kiri ke kanan. Fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada kebenaran faktual atau sejarah. Genre fiksi yang dimaksudkan disini dalam pengertian fiksi modern, yaitu yang menunjuk pada cerita yang ditulis relatif baru, pengarang jelas, dan beredar dalam bentuk buku atau cetakan lewat media massa seperti koran atau majalah.Termasuk dalam kategori ini adalah cerita-cerita fantasi, fiksi formula, fiksi sejarah (yang disebutkan Lukens), serta cerpen. 2. Nonfiksi

Merupakan karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-bukti empiris. Namun tidak semua karangan nonfiksi dapat dikategorikan sabagai sastra anak. Dilihat bentuk bahasanya karya nonfiksi berupa prosa, namun isinya bukan cerita imajinatif. Contoh: realisme binatang, realisme historis, dan realisme olahraga, serta karya nonfiksi yang berwujud buku informasi dan biografi. 3. Puisi Puisi yang dimaksud disini adalah puisi anak modern, yaitu yang menunjuk pada pengertian puisi yang ditulis dalam waktu kini, ada pengarangnya, dan tersebar lewat buku atau media massa. 4. Sastra Tradisional

11

5.

Komik

Komik adalah cerita bergambar denga sedikit tulisan, bahkan kadang-kadang ada gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah berbicara sendiri. Komik sebagai bacaan identik dengan film kartun, dan faktanya berbagai film kartun yang ditayangkan di televisi sangat digemari oleh anak-anak. Contoh: komik Doraemon, Kung Fu Boy, Captain Tsubasa, Donald Bebek, One Piece dan masih banyak lagi.

Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala wujud dan dimensinya 1. Prosa Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, tidak terikat rima dan irama. Prosa Fiksi Prosa yang isinya/ ceritanya hasil rekaan atau khayalan pengarangnya.

a)

Dongeng Fabel

12

Sage Dongeng/ cerita rakyat yang memasukkan peristiwa-peristiwa tempat kejadian, tokoh-tokohnya merupakan tokoh sejarah, padahal sage ini adalah dongeng / cerita khayalan semata. Misalnya dongeng Jaka Tarub, Angkling Darmo, Ciung Wanara, Lutung Kasarung, Roro Mendut, dan sebagainya. Mite/ mitos Legenda Dongeng jenaka Adalah cerita khayal tentang kehidupan orang-orang yang dengan kepandainnya berhumor yang berakibat bahagia atau sukses dan bisa juga berakibat kurang bahagia. Contoh: Abunawas (dongeng dari Irak yang dimodifikasi oleh pencerita Indonesia), Lebai Malang, Pak Pandir, Si Cepot, Si Kabayan, dan lain-lain. b) Hikayat Hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti cerita panjang penuh khayalan. Hikayat juga dapat diartikan riwayat atau kisah. Hikayat dapat juga berarti kisah raja-raja, keluarga, dan pembantu-pembantunya. Hikayat kebanyakan merupakan terjemahan atau saduran dengan mengadakan perubahan-perubahan disesuaikan dengan budaya daerah. Naskah asli hikayat kebanyakan berasal dari Arab, India, dan Melayu. Contoh: Hikayat 1001 Malam, Bayan Budiman, Hang Tuah, Sejarah Melayu, Ramayana, Mahabarata, dan lain-lain. c) Roman

13

Istialah roman berasal dari Belanda , bila dibandingkan dengan sastra Inggris dan Amerika tidak dikenal istilah roman, yang dikenal adalah novel. Roman berarti cerita yang ditulis dalam bahasa Romawi (Badudu, 1977:41). Selanjutnya pengertian roman berkembang menjadi suatu cerita prosa fiksi yang melukiskan seluruh kehidupan tokoh-tokohnya mulai dari kecil sampai tokoh-tokohnya meninggal dunia. Roman Bertendens Isinya menceritakan keganjilan-keganjilan atau ketimpangan dalam

kehidupan masyarakatnya. Contoh Siti Nurbaya (Marah Rusli), Salah Asuhan (Abdul Muis), dan Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana). Sastra anak yang berbentuk roman bertendens ini hampir tidak dijumpai dalam sastra modern dewasa ini. Roman Sejarah Berisi cerita kehidupan tokoh-tokohnya dengan mengaitkan dengan unsur sejarah. Tokoh yang diangkat dalam roman sejarah tidak seluruhnya ada dalam sejarah, namun tokoh utamanya memang ada dalam sejarah. Misal Surapati (Abdul Muis) Roman Detektif Prosa yang tokoh utamaya berperan sebagai detektif. Roma ni mengajak pemabaca untuk memikirkan secara mendalam akibat dan akhir cerita. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan (Suman Hasibuan) Roman Psikologi Menceritakan tokoh-tokohnya dengan menggambarkan alam jiwanya, perilaku dan perjuangannya bedasar tinjauan jiwa yang mendalam. Contoh: Atheis (Ahkdiat Kartamiharja)

14

Roman Sosial kemasyarakatan Menceritakan tokoh-tokohnya dengan mengangkat realita yang terjadi dalam masyarakat pada masa itu Contoh: Katak Hendak Jadi Lembu (Nur Sutan Iskandar) d) Novel Cerita fiksi yang menceritakan kehidupan tokoh-tokohnya yang luar biasa yang menimbulkan pergolakan batin sehingga mengubah perjalanan nasib tokohnya. Contoh: Lupus (Hilman dan Boim) e) Cerita Bergambar Prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya

dengan memvisualisasikan dalam bentuk gambar. Kata lain yang lebih dikenal di masyarakat untuk prosa fiksi jenis ini adalah komik. Pada dasawarsa terakhir, cergam di Indonesia banyak dipengaruhi dari Jepang dan Amerika. Contoh: Putri Salju, Putri Angsa, Detektif Conan, Dragon Ball, naruto, dan lain-lain. f) Cerita Pendek prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya dalam bagian dan kurun waktu tertentu. Banyak dijumpai diberbagai media massa. g) Fiksi Ilmiah Prosa fiksi yang menceritakan hidup dan kehidupan manusia dengan mengutamakan tema ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh: Doraemon, Hulk, dan lain-lain.

15

Prosa Nonfiksi Merupakan karangan yang benar-benar terjadi, bukan hasil khayalan pengarangnya. Biografi Otobiografi

Prosa yang melukiskan riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh pemilik otobiogragi tersebut. Contoh: Pengalaman Masa Kecil (Nur Sutan Iskandar)

Sejarah Karangan prosa yang menceritakan sejarah suatu kerajaan yang pada umumnya

mengenai silsilah raja dan keturunannya, asal-usul kerajaan (kerapkali bercampur dengan dengeng). Contoh: Sejarah Melayu, Sejarah Babad Jawi, dan lain-lain.

2. Puisi a. Puisi Lagu Dolanan Puisi Lagu, Nyanyian Anak

Lagu dan tembang dapat pula disebut puisi yang dilagukan. Keindahan bahasa puisi lagu dicapai lewat permainan bahasa yang antara lain berupa berbagai bentuk paralelisme struktur dan perulangan, baik perulangan bunyi maupun kata. Contoh: BURUNG KAKATUA

16

ciptaan NN Burung kakatua hinggap di jendela Nenek sudah tua giginya tinggal dua Tektung tektung tektung tralala Tektung tektung tektung tralala Burung kakaktua

Puisi Tembang Dolanan Tiap masyarakat yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa memiliki puisi-puisi lagu dan nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan untuk meninabobokan dan menimang anak. Masyarakat Jawa dengan bahasa dan budaya Jawa memiliki amat banyak puisi lagu atau tembangtembang yang dimaksud. Dilihat dari segi syair yang mendukung, lagu dolanan termasuk dalam puisi, yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai geguritan, yaitu geguritan tradisional.

Contoh: GUNDHUL PACUL Gundhul-gundhul pacul-cul, gelelengan Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan, Wakul glimpang segane dadi saratan, Wakul glimpang segane dadi saratan,

b.

Puisi Naratif Puisi yang berisi cerita. Puisi hanyalah bentuk penyampaian, sedang yang

disampaikan adalah cerita. Contoh : PUTRI BANGAU

17

Konon dahulu di negeri Jepang Tersebutlah tentang sebuah dongeng Mengisahkan seekor bangau yang malang Sayapnya luka tak bisa terbang

Seorang pak tani setengah baya Menemukannya dekat telaga Bangau dipungut diobatinya Sehingga sembuh sayap yang luka Sang bangau tak dapat banyak bicara Pada pak tani berhati mulia Dalam hatinya ia berjanji Suatu waktu kan datang kembali

c. Puisi Lirik Puisi yang menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, dan pikiran. Puisi lirik adalah puisi curahan hati. Contoh: PAPAKU Ya Tuhan... Aku mohon kau melindungi dan menjaga papa selalu. Saat aku masih tidur lelap Papa sudah berangkat kerja Mencari nafkah buat kami semua Tengah malam papa baru pulang

18

Saat aku sudah tidur pulas Ya Tuhan... Terima kasih Kau beri kami Papa yang baik hati (Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran I Yogyakarta, dimuat di Kedaulatan Rakyat Minggu, 12 Desember 2004, Rublik Kawanku, Ka-eR Kecil)

3. Drama Drama berarti bentuk sastra yang isinya menceritakan tentang hidup dan kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkkan dalam bentuk gerak. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, atau televisi. Pada intinya, apa yang disebut drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau percakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.

19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Sastra anak adalah karya imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan, dan pikiran anak yang khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa.. Sastra anak memiliki karakteristik sebagai pembeda dengan sastra dewasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu
1. Segi kebahasaan, meliputi: struktur kalimat, pilihan kata, gaya bahasa/ majas 2. Segi kesastraan, dilihat dari unsur intrinsiknya

Dalam menentukan jenis ragam sastra anak, ada beberapa pendapat antara lain: Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu:
1. Realisme

: Cerita realism, Realisme Binatang, Realisme Historis, dan

Realisme Olahraga
2.

Fantasi

: Cerita fantasi, Cerita Fantasi tinggi dan Fiksi Sain

3. 4.
5.

Sastra Tradisional Puisi Nonfiksi : Buku informasi dan Biografi

Pendapat lain, pembagian genre sastar anak berdasarkan analogi pembagian sastra menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam:
1. 2.

Fiksi Nonfiksi

3. Puisi 4. Sastra Tradisional

5. Komik

20

Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala wujud dan dimensinya.

B. Saran
1. Sebagai calon guru Sekolah Dasar, mahasiswa PGSD sebaiknya banyak

mempelajari jenis ragam sastra anak


2. Mahasiswa PGSD sebaiknya termotivasi membuat sastra anak sehingga

memperkaya kesastraan Indonesia

21

DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai