Anda di halaman 1dari 8

ARTEFAK BUDAYA NARATIF LISAN DAN VISUAL INDONESIA

MENUJU KOMIK DAN ANIMASI GLOBAL

Moch. Abdul Rahman

Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Abstract: Oral and visual narrative in local culture has deep meanings and philosophical
values in further and depth analysis. Many influences from other countries’ culture are
found in many literary works such as novels, comics, children stories, and other multi
media works like movies and game software. Through the use of oral narrative culture
artifacts and visual artifacts, it is expected that both can inspire the making of
script/stories and visual appearance in comics and animated movies in promoting
Indonesian local wisdom.

Key words: oral narrative culture artifacts, visual culture artefacts, comics, animated
movies.

Abstrak: Budaya naratif lisan dan visual dalam negeri memiliki muatan makna dan
pesan filosofis yang dalam bila dikaji dan dipahami lebih jauh. Pengaruh budaya asing
sekarang ini dapat terlihat dalam garapan naskah karya sastra yang berbentuk buku
misalnya novel, komik, cerita anak-anak, serta garapan lainnya berbentuk multi media
seperti film dan software game. Melalui penelusuran artefak budaya naratif lisan yang
berkembang di Indonesia dan budaya artefak visual diharapkan menjadi sumber inspirasi
dalam pembuatan cerita hingga visual pada komik dan animasi yang mampu meng-
angkat nilai-nilai kearifan lokal budaya Indonesia.

Kata-kata kunci: artefak budaya naratif lisan, artefak budaya visual, komik, animasi.

Proses merupakan suatu perjalanan dan lampau dapat menjadi pijakan khasanah
catatan terhadap hadirnya sesuatu. Secara pengetahuan bagi generasi sekarang. Se-
otomatis dan tidak tertulis proses menjadi lain memiliki nilai sejarah yang tinggi,
keharusan apabila kita akan membicara- karya dan budaya masa lampau dapat di-
kan suatu yang menjadi cikal bakal mun- gunakan sebagai kunci untuk menguak
culnya sesuatu. Proses yang dimaksud dan mengungkap peristiwa-peristiwa ma-
adalah berkaitan dengan sejarah yang sa lalu.
menceritakan peristiwa masa lalu. Demi- Melalui tulisan ini bagaimana proses
kian halnya apabila berbicara tentang munculnya ide bahasa verbal dan non-
munculnya animasi hingga seperti per- verbal berupa artefak yang pernah ada di
kembangan sekarang ini, maka tak pelak Indonesia dapat digali sebagai rujukan ide
bila harus membahas terlebih dahulu ba- untuk pengembangan dalam proses apli-
gaimana asal mula sejarahnya. Banyak se- kasi pembuatan komik dan animasi. Ten-
jarah hasil dari buah budi manusia yang tunya penggalian ide dan konsep sebagai
berupa karya dalam bentuk budaya seni bahan pengembang komik dan animasi
masa lalu yang patut disyukuri, dengan tersebut juga diharapkan menjadi kekhas-
banyaknya hasil peninggalan budaya masa an karakter asli Indonesia baik dalam ide

52
Rahman, Artefak Budaya Naratif Lisan dan Visual Indonesia│53

cerita maupun ide dalam pembuatan Pada mulanya melalui gambar dan
breakdown character penokohan yang ada tanda, manusia menceritakan hasrat, im-
dalam cerita tersebut, sehingga dengan pian-impian, dan harapannya. Penggunaan
demikian kearifan lokal budaya yang ada tanda grafis sebelum munculnya tulisan,
di Indonesia dapat diangkat melalui peng- mungkin pada saat itu sekedar sebagai
galian artefak budaya naratif lisan dan tanda yang bernilai tidak hanya untuk me-
artefak visual yang ada di Indonesia. menuhi kepuasan estetis, serta merupakan
Ruang lingkup tulisan ini mencoba mema- pengganti kata-kata dan pengisahan nara-
parkan berbagai konsep dan ide terkait se- tif lisan. Seperti gambar pada dinding di
jarah asal usul dan perkembangan artefak beberapa gua di dunia yang mengandung
budaya Indonesia. Artefak budaya terse- sandi dan menjadi bahasa, serta sudah me-
but berupa budaya naratif lisan dan artefak nunjukkan sebuah pesan sebagai upaya
budaya visual yang pernah ada di komunikasi nonverbal paling kuno.
Indonesia.

Gambar 1 Ekspresi visual pada dinding gua Lascaux


(Foto reproduksi penulis dari software aplikasi Microsoft Encarta Reference Library 2005)
Banyak anggapan bahwa gambar yang awal. Misalnya seni lukis/lukisan, grafis,
terdapat di dinding-dinding gua tersebut atau seni rupa yang berawal dari lukisan
diputuskan menjadi asal mula munculnya gua tersebut.
beberapa kebudayaan manusia paling

Gambar 2 Guratan visual pada dinding gua Chauvet


(Foto reproduksi penulis dari software aplikasi Microsoft Encarta Reference Library 2005)
Pada perkembangannya gambar-gam- permadani Beyeux (Microsoft Encarta,
bar tersebut tidak ditemukan terbatas pada 2005). Selanjutnya, secara berurutan ar-
dinding-dinding gua, namun lebih maju tikel ini berisi paparan mengenai (a) se-
manusia berusaha menggambarkan kisah jarah cerita dalam bentuk gambar di
hidupnya dalam berbagai media yang ada Indonesia, (b) visualisasi adaptif pengga-
di sekitarnya, misalnya pada jambangan yaan gambar, dan diakhiri dengan (c)
dari Yunani, relief di pintu katedral, atau penutup.
54│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013

Gambar 3 Ilustrasi visual kain tepestri Bayeux


(Foto reproduksi penulis dari software aplikasi Microsoft Encarta Reference Library 2005)
SEJARAH CERITA DALAM bar pada coretan yang ada di gua-gua la-
BENTUK GAMBAR DI INDONESIA innya di dunia. Karya-karya tersebut se-
Tidak jauh dengan sejarah munculnya lain memiliki nilai sejarah yang dapat
mengungkapkan gambaran peradaban ma-
gambar pertama di dunia yang dianggap
bermula dari gambar-gambar di dinding sa lalu, beberapa budaya tersebut juga da-
gua, di dalam gua Leang Leang di Sula- pat bermanfaat hingga kini.
wesi Selatan juga terdapat kemiripan gam-

Gambar 4 Visualisasi cerita dalam bentuk relief pada candi Borobudur


(Foto penulis, 2005)
Pada proses perkembangan pemben- hari), dan sebagainya. Namun selanjutnya
tukan budaya, Indonesia banyak mendapat perkembangan paling maju terjadi setelah
pengaruh dari bangsa India, bangsa Arab, budaya Indonesia bersinggungan dengan
bangsa Cina, dan bangsa Barat. Namun, budaya luar, yaitu India contohnya berupa
proses akulturasi kebudayaan Indonesia peninggalan relief pada candi Borobudur
dengan India inilah yang pada perkem- yang memuat ajaran-ajaran Sang Budha
bangannya cukup mewarnai karya seni Gautama. Pada gambar relief tersebut bila
dan budaya Indonesia, khususnya di Jawa diceritakan secara naratif isinya mengung-
dan Bali. Brandes (Soedarsono, 1985:52), kapkan pesan ajaran melalui bentuk vi-
berasumsi bahwa sebelum kedatangan sual. Tiap-tiap adegan pada relief menjadi
bangsa India, bangsa Indonesia telah me- pelajaran yang membimbing peziarah dan
miliki nilai kebudayaan yang cukup ting- pengunjung supaya dapat melakukan pe-
gi, misalnya dalam bidang cocok tanam, renungan, dalam menjalani kehidupan du-
musik (khususnya gamelan), batik, wa- nia secara arif dan bijaksana menuju pun-
yang, pengetahuan tentang kelautan (ba- cak nirwana kelak.
Rahman, Artefak Budaya Naratif Lisan dan Visual Indonesia│55

Gambar 5 Lukisan Bali kuno sebagai wujud visualisasi cerita.


(Foto reproduksi penulis, 2004)
Demikian juga pada relief dinding- penggambaran visual berkembang pula
dinding candi Prambanan atau pada candi dalam bentuk gambar-gambar pada gu-
lainnya, kisah-kisah cerita yang terpahat lungan kain yang lebih mendekati seperti
pada relief berguna untuk menuturkan bentuk komik atau animasi sekarang ini,
misi pesan pelajaran bagi umatnya, jika yaitu cerita pada adegan-adegan ‘wayang
pada relief candi Borobudur menceritakan beber’. Begitu juga di daerah Bali juga
ajaran Sang Budha Gautama, berbeda de- terdapat gambar yang sejenis dalam ben-
ngan candi Prambanan yang mencerita- tuk lukisan Kamasan.
kan kisah kepahlawan Ramayana dan Dari setiap lembaran yang terdapat
Mahabarata (Bonneff, 1998:16—17). pada visual ‘wayangbeber’ digambarkan
Dua contoh pada relief candi tersebut adegan-adegan yang berbeda pada setiap
menunjukkan bahwa telah terdapat proses lembaran satu dengan lembaran gulungan
penggambaran visual kisah-kisah pada ja- lainnya, namun setiap adegan yang satu
man dahulu. Proses penggambaran visual dengan adegan yang lainya selalu ber-
pada relief itulah yang menjadi cikal bakal kaitan hingga membentuk satu kisah cerita
karya baru berupa komik, animasi dan se- secara keseluruhan. Model penuturan pe-
jenisnya yang dikemas dalam bentuk dua ngisahan seperti wayang beber ini diper-
dimensi dan tiga dimensi. Lebih maju, kirakan memiliki sejarah lebih tua dari
relief pada candi yang merupakan media wayang kulit (Bonneff, 1998:16—17).

Gambar 6 Adegan gambar dalam gulungan wayang beber


(Foto reproduksi penulisdari Katalog Museum Mpu Tantular, 2002)
Begitu pula proses penuturan gambar kah lontar’ bergambar yang umumnya
visual di daerah Bali memiliki cara peng- mengangkat cerita dari kisah Ramayana,
ungkapan yang berbeda dengan meng- Mahabarata, dan Tantri. Istilah yang
gunakan media daun lontar, tidak seperti umum digunakan untuk menyebut prasi di
halnya pada wayang beber yang meng- Bali ini adalah ‘lontar komik’ (Wedha,
gunakan gulungan kain. Media tersebut 1998).
yang dinamakan prasi yaitu berupa ‘nas-
56│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013

Bila mengamati ke belakang tentang Pada dasarnya buku cerita bergambar


sejarah munculnya komik, khususnya ce- (baca komik) dan animasi, merupakan
rita bergambar dari jaman prasejarah hing- suatu bentuk seni populer yang berkem-
ga peradaban yang lebih maju dengan bang di masyarakat dan menjadi hiburan
munculnya gambar pada wayang beber yang merakyat serta merata di seluruh du-
atau karya sastra bergambar pada daun nia. Istilah komik secara umum memiliki
lontar, membuktikan bahwa pengungkap- pengertian berupa cerita bergambar, yang
an ide melalui bentuk gambar visual me- dimuat dalam surat kabar, majalah, atau
mang sudah dilakukan sejak zaman dahu- terbitan buku, sehingga cerita bergambar
lu. Selanjutnya perkembangan cerita da- tersebut mudah dicerna dan umumnya lu-
lam bentuk gambar terjadi secara tidak cu. Penggemarnya terdiri dari berbagai ka-
linier, yaitu mendapat pengaruh asing se- langan tanpa membedakan usia, jenis ke-
iring munculnya pengaruh dari luar negeri lamin (gender), dan profesi serta tingkat
(Munandar, 1998). sosialnya. Negara Mexico merupakan ne-
gara yang tercatat sebagai pecandu komik
VISUALISASI ADAPTIF dalam level nomer satu di dunia, menurut
PENGGAYAAN GAMBAR catatan bila dirata-rata dengan kalkulasi
hitungan perbulan setiap warga membaca
Sekarang ini bila diamati lebih serius satu buku komik (Atmakusumah,
dalam dunia penerbitan dan animasi, serta 1997:55). Begitu pula animasi sebagai ke-
melihat karya yang dihasilkan, khususnya panjangan dari buah karya komik terse-
buku cerita bergambar dan animasi keada- but.
annya sudah sangat memprihatinkan. Arti- Pendapat lain menyebutkan bahwa
nya sebagian karya yang diciptakan, pada komik merupakan media bergambar de-
umumnya sekarang membawa cerita asing ngan dialognya digunakan sebagai media
(luar negeri). Banyaknya tema cerita dari komunikasi, yang didalamnya mempu-
luar negeri pada buku cerita bergambar nyai kekuatan untuk menyesuaikan diri
dan animasi secara tidak langsung meng- yang luar biasa, sehingga dapat digunakan
geser dan mengaburkan keberadaan cerita- untuk berbagai macam tujuan. Selain ber-
cerita lokal. Padahal bila digali lebih da- fungsi sebagai bacaan, komik juga dapat
lam, bangsa Indonesia cukup banyak me- digunakan sebagai media untuk propagan-
miliki cerita-cerita lokal yang layak untuk da, dan misi-misi tertentu, misalnya ko-
diangkat kepermukaan dan dijadikan se- mik dari Jepang yang disebut manga serta
bagai khazanah cerita nusantara yang anime merupakan media komik yang ba-
adaptif. Selain itu dengan banyaknya su- nyak digunakan sebagai media pengajar-
ku, etnis, dan budaya yang ada di Indone- an dan pembelajaran di dunia pendidikan
sia, tentunya merupakan aset yang tak dan kalangan umum (Atmakusumah,
akan cepat habis digali bila sadar akan hal 1997:55).
tersebut. Secara tidak langsung banyak- Kepanjangan bentuk media komik se-
nya etnis, suku, dan budaya menjadi keku- lain sebagai media untuk pembelajaran,
atan besar yang sebenarnya merupakan lo- juga dianggap sebagai ‘barang terlarang’
cal genius yang sangat berharga bagi ma- bagi anak-anak di banyak negara di dunia
syarakat Indonesia sendiri. Lebih ironis, termasuk di Indonesia. Mengutip hasil pe-
adanya anggapan dari para moralis dan nelitian Marcel Bonneff, komik dan ke-
pendidik pada saat itu, bahwa dunia tutur panjangannya menjadi sasaran utama serta
visual (baca: komik dan animasi) sering menjadi tudingan oleh para ahli pendidik
kali dianggap sebagai racunyang dalam sebagai penghambat proses belajar-me-
genre karya pinggiran dianggap tidak cu- ngajar, bahkan lebih ekstrim dianggap se-
kup berharga dan terpojokkan (Bonneff, bagai mesin yang dapat merusak daya na-
1998:4) . lar anak-anak (Bonneff, 1998:9). Berba-
Rahman, Artefak Budaya Naratif Lisan dan Visual Indonesia│57

gai macam pandangan terhadap muncul- di negara Jepang. Kekuatan komik seba-
nya komik dan animasi, termasuk anggap- gai komoditas yang mendunia telah dibuk-
an bahwa komik dan animasi merupakan tikan dengan keberhasilan Walt Disney
incaran bagi para pengusaha sebagai ba- mempopulerkan ‘Mickey Mouse’ dan ka-
han komoditas industri yang memiliki wan-kanwannya. Bahkan menurut majalah
pangsa pasar luas dan marketable (Piliang, Forbes, diperkirakan hanya sepuluh per-
1998). sen dari seluruh penduduk dunia yang be-
Banyak penerbitan buku cerita anak- lum pernah melihat produk Disney
anak dan animasi yang beredar sekarang (Sutrisno, 1990:35).
ini sebagian besar berasal dari cerita luar Kurun waktu yang lama, membuat ko-
negeri, sehingga tidak salah bila sekarang mik mengalami perubahan dan perkem-
ini banyak anak-anak yang lebih menge- bangan dari cerita khayalan anak-anak
nal cerita dan tokoh-tokoh luar negeri di- yang biasanya dimuat dalam surat kabar,
bandingkan dengan tokoh-tokoh dalam kemudian berkembang kedalam bentuk
negeri. Letak kesalahannya bukan pada cerita bergambar (graphic novel), dan se-
anak-anak sebagai penikmat ceritanya, na- karang gambar-gambar tersebut diberi
mun memang sedikit sekali cerita-cerita ‘nyawa kehidupan’ dalam bentuk film ani-
dalam negeri yang diangkat sebagai cerita. masi. Cerita yang diangkat meskipun tam-
Selain itu memang sedikit sekali penerbit pak sebagai wacana sederhana namun di
yang mengeluarkan dan mengangkat serta dalamnya terkandung nilai yang memiliki
mengembangkan cerita-cerita lokal, di- muatan ideologi serta praktik sosial dan
tambah dengan sedikitnya penggiat sekali- budaya (Berger, 1989:84).
gus pencipta karya buku cerita bergambar Bila dalam proses penggarapan isi ce-
dan animasi. rita terutama pada masalah visualisasi, ce-
Padangan lain bahwa tokoh-tokoh rita lokal belum bisa dikerjakan untuk da-
atau cerita kepahlawan berupa super hero- pat menarik minat pembacanya seperti pa-
super hero lebih marak pada saat itu da cerita luar negeri, misalnya Amerika
mengangkat misi politik serta kekuatan dengan Superman-nya, Prancis dengan
pencitraannya terutama pada periode Pe- Asterix-nya, Jepang dengan komik manga
rang Dunia II. serta anime, dan Doraemon-nya, dan ma-
Misalnya, pada tahun '30-an dan Pe- sih banyak yang lainnya. Kurangnya daya
rang Dunia II, di Amerika Serikat muncul tarik visual penggarapan cerita-cerita da-
pahlawan-pahlawan yang berjuang sendiri lam negeri dalam bentuk buku cerita dan
dan adikuasa, yang menguasai dan tak ter- animasi, mengakibatkan kurangnya daya
kalahkan, yang ingin melindungi bumi, baca. Melihat kenyataan dahulu dengan
bahkan yang menguasai bumi (dan juga sekarang tampak sudah sangat berbeda
planet lain) secara sewenang-wenang, atas jauh, jika pada jaman dahulu di era tahun
nama suatu ideologi yang berwarna libera- 1980 banyak buku-buku cerita lokal yang
lisme (Bonneff, 1998:5). diterbitkan, maka sekarang ini kenyataan-
Seperti artikel yang dimuat dalam ma- nya sudah berbalik, cerita-cerita lokal da-
jalah Time yang ditulis oleh Desmond lam negeri tenggelam oleh arus budaya
(1993:46—47) yang betajuk ‘Komik Me- cerita-cerita luar negeri. Selain itu keku-
rajalela’, dijelaskan bahwa pasaran komik atan cerita-cerita luar negeri juga bisa
Jepang memiliki pasar yang baik. Menurut mengakibatkan berkurangnya sifat-sifat
catatan, komik Jepang masuk diantara 12 nasionalisme pada anak-anak sekarang.
komik yang digemari pembaca yang ter- Sifat nasionalisme anak-anak yang mulai
himpun dalam Big Comic Spirit, yang ter- memudar ini bisa dilihat pada minimnya
jual setiap minggu lebih dari seribu ek- pengenalan mereka pada tokoh-tokoh per-
semplar, dan pada tahun 1992 total pen- juangan atau yang umum disebut pahla-
jualan mencapai 2.160.000.000 eksemplar wan nasional, apalagi tentang cerita di ba-
58│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013

lik tokoh-tokoh tersebut dalam peno- ada suatu tindakan dan usaha untuk mere-
kohannya. vitalisasinya. Kesenian lisan yang disebut
Hal tersebut akan sangat berbeda bila dengan cerita naratif lisan ini meliputi ce-
dibandingkan dengan tayangan cerita-ce- rita, drama, puisi, nyanyian, peribahasa,
rita rakyat yang diangkat dalam bentuk ta- teka-teki, dan permainan kata-kata. Berba-
yangan sinetron di televisi-televisi seka- gai macam jenis dan bentuk cerita naratif
rang ini, sebagai contoh dalam tayangan lisan yang berkembang di dunia baik da-
sinetron Jaka Tingkir pada sekitar tahun lam bentuk cerita nyata maupun cerita ti-
2003, dalam penokohannya bila seharus- dak nyata, namun kesemuanya merupa-
nya menurut kajian arketipal Jaka Tingkir kan cerita yang umumnya dipercayai oleh
sebenarnya dianggap sebagai manusia masyarakat atas munculnya cerita terse-
yang mampu mangalahkan binatang-bina- but.
tang terutama banteng, namun dalam ta- Keberadaan cerita naratif lisan yang
yangan televisi tersebut Jaka Tingkir terdapat Indonesia sebenarnya merupakan
mampu mengalahkan jenis binatang yang kekayaan sastra yang sangat tinggi nilai-
karakternya tidak wajar. Ironisnya bina- nya sebagai local genius bangsa. Banyak
tang yang dikalahkan itu wujudnya tidak sekali cerita-cerita dalam bentuk cerita na-
nyata bahkan lebih dekat dengan perwu- ratif lisan yang berkembang di Indonesia,
judan monster-monster versi luar negeri, namun masih sedikit sekali cerita naratif
sehingga hal tersebut dapat mengaburkan lisan tersebut yang diangkat dalam bentuk
orisinalitas arketipal isi ceritanya. naskah sastra tulis hingga diaplikasikan ke
dalam garapan baru berbentuk komik, ani-
PENUTUP masi, dan sebagainya, yang sebenarnya
memungkinkan menjadi karya yang
Melihat kenyataan yang ada di ma- mengglobal. Melihat kenyataan tersebut
syarakat sekarang ini, terutama dalam du- maka masih sedikit cerita naratif lisan
nia hiburan dan informasi berupa bacaan yang diangkat sebagai sumber ide untuk
dalam bentuk buku maupun media lainnya membuat cerita bergambar yang merupa-
(penerbitan dan animasi), terdapat asumsi kan bentuk dari komik, animasi, dan seje-
bahwa budaya asing sangat kuat mem- nisnya.
pengaruhi budaya asli dalam negeri. Pe-
ngaruh budaya asing merupakan reorien-
tasi budaya lokal yang sebenarnya harus DAFTAR RUJUKAN
dipertimbangkan tingkat adaptifnya. Bu- Atmakusumah. 1997. “Komik” dalam
daya dalam negeri memiliki muatan mak- Ensiklopedia Nasional Indonesia, jilid
na dan pesan filosofis yang dalam bila di- 9.Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
kaji dan dipahami lebih jauh. Pengaruh Berger, A.A. 1989. Seeing Is Believing.
budaya asing sekarang ini dapat terlihat Mountain View, California: Mayfield
dalam garapan naskah karya sastra yang Publishing Company.
berbentuk buku misalnya novel, komik, Bonneff, M. 1998. Les Bandes Dessiness
cerita anak-anak, serta garapan lainnya Indonesiennes atau Komik Indonesia,
berbentuk multi media seperti film dan terjemahan Rahayu S. Hidayat. Jakarta:
software game. Bila diamati, sekarang ini Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
anak-anak lebih mengenal tokoh-tokoh ce- Desmond, E.W. November 1993, They’re
rita luar negeri dibandingkan dengan to- Infectious About of Manga Mania.
koh-tokoh cerita dalam negeri. Time, I (62—64).
Cerita naratif lisan dalam bentuk ce- Munandar, A.A. 1998. “Komik Sebagai
rita rakyat kini keberadaannya mulai ter- Warisan Budaya: Relief Candi”, dalam
geser oleh cerita dari luar negeri, sehingga Pekan Komik dan Animasi Nasional’
kemungkinan hilangnya cerita-cerita lokal 98. Jakarta: Direktorat Jenderal
lama akan mungkin terjadi apabila tidak Kebudayaan Depdikbud RI.
Rahman, Artefak Budaya Naratif Lisan dan Visual Indonesia│59

Microsoft Corporation. (1993—2004). Sutrisno, M. 1990. “Walt Disney: Impian


Microsoft Encarta Reference Library Sang Raja Tikus” dalam majalah CEO
2005, Bloomsbury Publishing Plc, nomor 7,t.t.
U.S.A. Wedha I.N.K. 1998. “Komik Sebagai
Piliang, N. 1998. “Komik sebagai Warisan Budaya: Prasi”, dalam Pekan
Komoditi”, dalam Pekan Komik dan Komik dan Animasi Nasional’ 98.
Animasi Nasional 98, . Jakarta: Jakarta: Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kebudayaan Depdikbud RI.
Depdikbud RI.
Soedarsono, R.M. 1985. “Arah
Perkembangan Seni Budaya
Indonesia”, dalam Seri Indonesia
Indah. Jakarta: Yayasan Harapan Kita.

Anda mungkin juga menyukai