Anda di halaman 1dari 5

10 Manfaat Dari Disiplin Bagi Anak Mengajarkan disiplin kepada anak adalah sebagai bekal dasar untuk mereka

agar dapat menjadi pribadi yang baik, tentu yang tidak kalah penting adalah pendidikan agama yang benar berdasarkan Al Qur an dan As Sunnah, Pendidikan Akhlak yang tidak hanya sebatas retorika tapi akhlak yang benar dijalankan dan di aplikasikan anak dan juga lingkungan sekitar mereka dalam hal ini kita -kita yang disebut orang tua, Sekedar berbagi tanpa maksud menggurui.. 1. Menumbuhkan kepekaan. Anak tumbuh menjadi pribadi yang pe ka/berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap-sikap seperti ini akan memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk ortunya. Alhasil, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga. 2. Menumbuhkan kepedulian. Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain. Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik dan mudah mempelajari sesuatu. Mengajarkan keteraturan. Anak jadi memiliki pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik. Menumbuhkan ketenangan. Penelitian menunjukkan, bayi yang tenang/jarang menangis ternyata lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Di tahap selanjutnya, ia bisa cepat berin teraksi dengan orang lain. Menumbuhkan sikap percaya diri. Sikap ini tumbuh saat anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang mampu ia kerjakan sendiri. Menumbuhkan kemandirian. Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi k ebutuhan dirinya sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungannya dengan baik. Disiplin merupakan bimbingan pada anak agar sanggup menentukan pilihan bijak. Menumbuhkan keakraban. Anak jadi cepat akrab dan ramah kemampuannya beradaptasi lebih terasah.

3.

4.

5.

6.

7.

terhadap

orang

lain,

karena

8.

Membantu perkembangan otak. Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat. Di usia ini, ia menjadi peniru perilaku yang sangat piawai. Jika ia mampu menyerap disiplin yang dicontohkan orang tuanya , maka disiplin sejak dini akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif. Membantu anak yang sulit, misal anak yang hiperaktif, perkembangan terlambat, atau temper tantrum.

9.

Nah, dengan menerapkan disiplin, maka anak dengan kebutuhan khusus tsb akan mampu hidup lebih baik.

10. Menumbuhkan kepatuhan. Hasil nyata dari penerapan disiplin adalah kepatuhan. Anak akan menuruti aturan yang diterapkan orang tua atas dasar kemauan sendiri. Sumber: Kaskus.us

Di artikel sebelumnya ada menyinggung tentang Temper Tantrum, mungkin banyak yang bertanya-tanya maka saya coba cari, dan saya dapat artikel yang cukup bagus yang membahas tentang Temper Tantrum ini, semoga bermanfaat untuk para bunda dan calon bunda.. APAKAH TEMPER TANTRUM ITU?
Temper Tantrum adalah suatu letupan amarah anak di saat anak menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya.

SIAPA YANG MENGALAMI TEMPER TANTRUM?


Umumnya dialami oleh anak usia balita, terutama terjadi antara usia 2 hingga 4 tahun.

KENAPA TERJADI TEMPER TANTRUM?


Anak balita merasa lepas kendali, dirinya sedang kacau, bingung, dan berantakan. Ada keinginannya yang tidak terpenuhi. Keinginannya harus segera dipenuhi saat itu juga. Anak balita tidak mengenal konsep nanti, sehingga tidak dapat menunda atau menunggu pemenuhan atas keinginannya. Karena keinginannya tidak terpenuhi, ia merasa tidak puas dan menjadi frustrasi. Untuk menanggulangi rasa frustrasi tersebut, ia mengamuk. Frustrasi menimbulkan banyak ketegangan. Ia mengungkapkan r asa frustrasi ini dengan cara menjerit sambil menangis keras -keras, menjatuhkan diri ke lantai, atau bergerak -gerak dengan liar, berguling -guling di lantai, melempar barang, memukul -mukul, menendang, dsb. Cara tsb sangat ampuh untuk segera lepas dari keteg angan tadi.

HAL-HAL APA YANG MEMBUAT ANAK BALITA FRUSTRASI?


y y

y y y

y y y y

Tidak mendapatkan apa yang diinginkan (misalnya perhatian guru/orang tua, permen, mainan, dsb) Tidak mampu melakukan sendiri (misalnya dalam berpakaian, membawa mainannya sekaligus, menyeberangi j alan tanpa berpegangan pada orang tua, dsb) Menginginkan orang tua/guru melakukan sesuatu yang orang tua/guru tidak bisa atau tidak ingin lakukan (misalnya menemani anak tidur, mengambil makanan kesukaan yang tidak diperbolehkan, dsb) Tidak mengetahui apa yang diinginkannya (misalnya apakah sebaiknya ia makan di meja makan atau duduk di sofa atau tidak makan) Tidak mampu menjelaskan apa yang diinginkannya (misalnya ingin bermain ayunan lebih tinggi, tapi alat ayunan tidak memungkinkan) Tidak mampu mengendalikan segala sesuatu (misalnya ia ingin ibunya tidak pergi ke kantor, tapi ibunya tetap pergi, ia ingin memakai piring warna biru, tetapi dibelikan warna merah, dsb) Disalahmengerti (ditertawakan, padahal dia tidak bermaksud melucu) Bosan Lelah Lapar

y y

Sakit Mencontoh tindakan penyaluran marah yang salah dari orang dewasa (ayah, ibu)

KONDISI SEPERTI APA YANG MENYEBABKAN ANAK MENGAMUK?


Ketika anak merasa diabaikan. Orang tua/guru sibuk dengan aktivitas lain , tidak punya waktu untuk memberikan perhatian kepada anak. Yang dibutuhkan anak bukan hanya sekadar kehadiran, tetapi keterlibatan orang tua/guru di dalam kegiatannya.

APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG TUA/GURU?


Tidak ada jawaban yang pasti. Namun, ada hal -hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua/guru:

1. Sebelum terjadi amukan pada anak :


y

y y

y y

y y y

Orang tua/guru harus mengenali emosi -emosi di dalam dirinya masing masing terlebih dahulu. Semakin kita mahir mengenali emosi ini, semakin tenang menghadapi anak yang sedang emosi. Berikanlah contoh yang baik, karena kita akan dijadikan contoh oleh anak. Bila kita sedang marah salurkanlah amarah kita secara tepat. Karena anak akan dengan mudah merekam setiap kejadian di sekitarnya, baik yang positif maupun yang ne gatif. Anak akan menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kita. Jika kita terpancing ikut mengamuk, amukan anak akan lebih hebat. Berikan perhatian yang cukup. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Semakin ba nyak perhatian yang didapat, akan semakin banyak pemahaman akan dirinya. Semakin ia memahami diri, anak akan semakin bahagia. Cari penjaga anak, bila kita akan menghadapi kesibukan yang tidak memungkinkan memberikan perhatian sebagaimana biasanya Bawa buku cerita yang bergambar dan menarik, boneka, makanan kecil yang bergizi, dll., jika akan bepergian dengannya Bernegosiasi dan berkompromi. Bicarakan apa yang akan dilakukan orang tua/guru, libatkan atau ajak dia untuk membantu, diskusikan satu solusi yang menyenangkan bagi anak dan orang tua/guru.

2. Pada saat anak mengamuk:


y y y y y y y

Jangan memberinya perhatian Berdiam diri (tenang, berjalan menjauhinya, tidak memberikan perhatian, memandangnya tanpa emosi) sampai anak siap untuk diajak bicara Memegangi dengan kuat tanpa mencederai agar ia merasa aman Bersikap tegas tetapi lembut, dewasa, peduli, dan positif Mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan menciptakan suasana humor atau melibatkan anak ke dalam aktivitas lain Kalahkan amukan anak dengan suara tegas yang dapat mengejutkannya Jangan memukul atau memakinya

3. Setelah badai berlalu:


y y y y y

y y

Setelah badai berlalu, yang harus dilakukan adalah memeluknya. Jelaskan apa yang telah terjadi Berikan pemahaman kenapa hal itu sampai terjadi Katakan perilaku apa yang kita ingi nkan lain kali Sadarkan anak bahwa amukan adalah cara komunikasi yang tidak dapat diterima. Ada cara lain untuk memberitahukan apa yang dia inginkan kepada orang tua/guru. Kita harus yakin bahwa pada waktunya nanti ia akan mempelajari cara -cara lain tersebut. Ajari anak berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya, yaitu dengan cara mengajaknya bermain musik, melukis, bermain bola, atau permainan lainnya. Lewat permainan, anak akan belajar menerima kekalahan, belajar untuk tidak sombong jika menang, bersik ap sportif, bersaing secara sehat. Jangan sekali-kali diajarkan untuk bermain curang. Ajarkan perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan. Anak berhak mendapatkan semua kebutuhannya (kasih sayang, kehangatan, dll) tetapi tidak semua keinginan yang dapat di perolehnya. Tetapkan batas secara jelas dan tegas. Batas mana yang boleh dan harus dilakukannya, dan mana yang tidak. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk membatasi perilakunya. Ajarkan anak memilih di dalam batasan (Kamu ingin makan telur atau sosis? Kamu ingin main air atau mandi?). Berusaha konsisten. Konsisten artinya selalu bersikap sama. Sekali kita menerapkan aturan tertentu pada anak, aturan tsb tetap berlaku sama setiap saat, di semua tempat, dan bagi siapapun. Melatih anak untuk tidak mendapatk an perhatian penuh kita, sedikit demi sedikit. Misalnya dengan memulai perjalanan singkat lalu menambah waktunya secara bertahap

APA YANG AKAN TERJADI JIKA TEMPER TANTRUM BERLANJUT TERUS?


y y y y y

Anak akan belajar bahwa amukan bisa membuatnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Amukan bertambah hebat Mengikuti orang tua/guru dari satu ruangan ke ruangan lain Hanya mengamuk ketika ada orang -orang lain di sekitarnya Berhenti dan memulai tergantung pada apakah orang tua/guru melihatnya atau tidak

Anda mungkin juga menyukai