Pada usia ini, anak akan menjadi lebih imajinatif. Dua tahun empat bulan adalah usia
di mana anak mulai membayangkan berbagai hal di sekitarnya dan menjadi kreatif.
Ia juga mulai mencoba hal-hal yang berbeda dan bisa berubah menjadi impulsif. Jika anak
terlihat gelisah atau sulit berkonsentrasi, jangan khawatir karena hal tersebut wajar.
Saat membicarakan tonggak perkembangan anak 28 bulan, Parents akan melihat bahwa ia
mulai ingin tahu tentang dunia di sekitarnya. Anak juga akan mulai memiliki mimpi yang
sangat jelas saat tidur dan biasanya menceritakan isi mimpi tersebut dengan Anda.
Pada usia ini, anak juga mulai melihat ‘sesuatu’ di sekitar ruangannya atau mulai merasa
takut pada ‘monster’. Semuanya itu wajar, dan penting bagi anak untuk tetap merasa aman.
Yakinkan anak bahwa tak ada sesuatu yang perlu ditakuti.
Tahap perkembangan anak 2 tahun 4 bulan adalah ia akan mulai mencoba bermain
dengan anak-anak lain. Namun, pada usia sekecil ini, ia masih sedikit egois dan tidak selalu
mau bermain bersama dengan anak lain. Apa pun itu, anak masih penasaran dengan dunia di
sekitarnya dan akan mulai menjadi lebih ramah. Cobalah dorong anak untuk selalu
bersosialisasi dengan teman-temannya
Perkembangan anak 28 bulan: Kemampuan berbicara dan bahasa
Untuk kemampuan bicara dan bahasa, balita akan mulai menggunakan kata-kata yang
berbeda untuk mendeskripsikan dunia di sekitarnya. Kosakatanya akan bertambah, tetapi
jangan berharap akan terdengar jelas. Coba ajari anak mengenai bentuk, warna, dan tekstur
agar ia memahami maknanya dan mengerti penggunaannya.
Balita akan mulai memberi isyarat dan menggunakan kata-kata untuk meminta
sesuatu. Contohnya adalah ketika anak menunjuk ke arah pintu jika ia ingin berjalan-jalan
atau pergi ke dapur jika ia ingin makan camilan. Salah satu tonggak tumbuh kembang balita 2
tahun 4 bulan yang paling terlihat adalah saat anak mulai berbicara dan menceritakan
pengalaman. Ini adalah usia ketika balita terus mengoceh dan mulai bercerita tentang dirinya
sendiri. Tanyakan kepada anak apa yang ia alami untuk mengajarinya cara mengekspresikan
diri melalui kata-kata.
Perkembangan anak 28 bulan: Kesehatan dan nutrisi
Pada tahap ini, balita mulai sering pilih-pilih makanan tetapi beberapa anak mungkin
kehilangan minat untuk menghabiskan makanannya sama sekali. Makanya, bukan tanpa
alasan balita ini disebut sebagai ‘terrible two’. Itulah sebabnya penting bagi orangtua untuk
bersabar dan tenang ketika waktu makan tiba. Sebaiknya hindari ‘menyogok’ anak dengan
camilan agar ia mau menghabiskan makannya karena ia akan mulai menganggap makanan
sebagai ‘baik’ dan ‘buruk’. Akibatnya, anak justru lebih senang dengan camilan yang
dijadikan sogokan ketimbang makanan utama yang seharusnya ia habiskan.
Hal lain yang perlu diingat adalah secara perlahan untuk mengurangi jumlah susu
yang diminum anak. Susu terkadang dapat merusak nafsu makan anak terhadap makanan
utama sehingga ia sulit untuk menghabiskan makanannya. Memberi anak makanan yang kaya
zat besi juga penting karena anemia sering terjadi pada usia ini. Berikan daging, ikan serta
sayuran hijau untuk meningkatkan zat besi dalam tubuh yang membantu dalam menciptakan
sel darah baru.
PERKEMBANGAN ANAK 29 BULAN
Kondisi emosi anak yang sering meledak ini kerap kali disebut dengan tantrum.
Tantrum pada sering kali dipicu ketika ada sesuatu berjalan tidak sesuai dengan keinginan
anak. Dikatakan olehnya, anak tantrum kerap kali dilakukan oleh anak usia balita.
Pada usia ini, anak-anak belum memiliki kemampuan yang baik untuk menyampaikan apa
yang ia rasakan dan mengendalikan emosinya. Inilah yang kerap membuat para orangtua
kebingungan.
Pasalnya, tak jarang orangtua pun terpancing emosinya karena tak paham akan
keluhan yang disampaikan oleh anaknya dengan cara mengamuk. Namun, perlu dipahami
juga bahwa anak usia balita, khususnya usia 29 bulan sebenarnya sudah memiliki kosakata
yang lebih luas. Mereka akan mencoba mengekspresikan diri sesering mungkin. Artinya,
salah satu tahapan perkembangan anak 29 bulan ini, mereka akan mulai berbicara lebih
banyak. Anak-anak juga akan mulai menggunakan kata ganti seperti “saya” untuk menyebut
diri mereka sendiri.
Perkembangan anak 29 bulan; Perkembangan Kognitif
Dalam hal perkembangan kognitif, anak berusia 29 bulan sudah mampu memahami
berbagai macam kata. Mereka biasanya dapat mengekspresikan diri secara verbal, meskipun
mereka tidak selalu bisa berbicara dalam kalimat lengkap. Perkembangan anak 29 bulan juga
bisa dilihat dengan adanya tanda-tanda kemandirian pada tahap ini. Anak juga sudah bisa
menentukan pilihannya sendiri, misalnya bersikeras untuk memilih pakaiannya sendiri,
minum dari cangkir sendiri, dll
Pada usia ini, anak usia 2 tahun 5 bulan memang belum bisa melakukannya dengan
sempurna, oleh karena itulah anak-anak tetap butuh bimbingan dan dorongan untuk melatih
kemandirian mereka. Percayalah, dengan memberikan anak kesempatan untuk memilih dan
melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri sebenarnya akan membantu meningkatkan rasa
percaya diri dan dihargai di lingkungan mereka. Anak usia 29 bulan juga sudah mulai
menjelajahi dunia. Tak mengherankan jika mereka memiliki rasa keingintahuan yang begitu
besar. Saat melihat sesuatu yang menarik, mereka akan segera berlari ke arahnya.
Mereka juga akan mulai memeriksa dan memerhatikan berbagai hal di sekitar rumah, jadi
jangan sampai lupa untuk tetap mengawasinya sehingga anak akan terhindar dari sesuatu
yang berbahaya.
Perkembangan sosial dan emosional
Seperti yang sudah disinggung di atas, pada usia ini, Parents mungkin melihat anak
mengalami tantrum. Hal ini dikarenakan balita sudah bisa mengalami rasa frustasi.
Parents pun perlu memahami bahwa anak usia 29 bulan masih sulit untuk memahami
perasaan mereka sendiri. Anak di usia ini juga masih belum mampu mengekspresikan diri
sepenuhnya dengan baik. Tidak mengherankan jika banyak yang menganggap bahwa balita
berusia 29 bulan perilakunya sulit diatur. Meskipun begitu, anak ini 29 bulan sebenarnya bisa
tenang, asalkan Parents bisa tetap tenang saat menghadapinya. Salah satu cara terbaik
menenangkan anak Anda dengan berbicara dengan mereka dan bersikap tegas dalam
menjelaskan perilaku apa yang Anda harapkan untuk dilakukannya.
Parents pun tidak perlu berteriak atau marah pada mereka setiap kali melihat anak
sedang mengamuk, karena itu hanya akan memperburuk keadaan. Bicaralah dengan tenang,
namun tetap tegas. Dan pastikan anak bisa mengerti apa yang Anda maksud.
Tahapan lain perkembangan anak 29 bulan lainnya juga bisa dilihat dari perilaku mereka
yang menjadi lebih ramah, sehingga anak-anak mulai berteman dengan anak-anak lain yang
mereka lihat. Di sini, Parents pun tetap perlu waspada dengan keselamatannya, karena tidak
sedikit anak balita yang terlalu ramah sehingga bisa berisiko tindak penculikan atau kejahatan
lainnya. Untuk itu, pada tahapan ini Parents perlu selalu awasi, karena beberapa dari mereka
akhirnya senang berkenalan, berjalan bersama orang asing karea mereka mencoba dan
berteman.
Perkembangan Bahasa
Pada usia 29 bulan, balita sudah mengetahui banyak kata dan biasanya sudah mampu
mengekspresikan diri, meski dengan memang belum sempurna. Cobalah untuk melibatkan
anak Anda saat berbincang, karena menjelang usia 3 tahun, anak-anak sebenarnya sudah
mampu diajak diskusi. Dengan begitu, anak bisa mengembangkan keterampilan komunikasi
mereka.
Carilah waktu tepat untuk memulai percakapan, misalnya saat makan malam atau
menjelang tidur. Jangan lupa tanyakan kepada anak tentang hari mereka, bagaimana perasaan
mereka. Dengan rutin mengajak anak berbicara, juga akan membantu mereka dalam
berkomunikasi dan mengajarkan hal-hal baru.
Kesehatan dan Nutrisi
Pada usia ini, balita mungkin mulai rewel dengan makanan, terutama buah-buahan
dan sayuran. Pada usia 29 bulan, anak-anak mulai bisa memilih makanan yang ia suka dan
tidak. Jika Anda biasa memotong buah dan sayuran menjadi potongan-potongan kecil,
dengan harapan agar anak tidak akan merasakannya, Anda akan menemukan bahwa cara ini
mungkin sudah tidak berfungsi lagi. Dalam situasi seperti ini, lebih baik bersabar dan berikan
saja waktu. Dengan memaksakan anak untuk mengonsumsi makanan yang Parents inginkan,
tentu bisa berakibat buruk pada anak. Cara ini hanya bisa menciptakan hubungan negatif
dengan makanan yang mereka makan.
Mereka mungkin tumbuh menghubungkan pengalaman negatif dengan sayuran atau
buah-buahan, yang dapat menyebabkan mereka tidak menyukai jenis makanan tersebut.
Salah satu langkah terbaik dan bisa dilakukan adalah dengan menjadi role model bagi anak.
Tetaplah konsumsi makanan sehat di depan anak, dan selalu sajikan makanan sehat untuk
keluarga. Selain itu, cobalah untuk tidak memberi banyak camilan pada anak Anda.