Mengetahui tahapan apa saja yang seharusnya sudah dicapai seorang anak pada usia tertentu
akan sangat membantu orang tua dalam mengenali proses tumbuh kembang anak. Dengan
mengetahui tahapan tersebut, orang tua dapat mengetahui bagian mana dari tahapan
pertumbuhan yang kurang dan mengoptimalkannya dengan berbagai cara.
1. Perkembangan Fisik
Berat Badan. Berat badan anak pada umumnya akan bertambah 2-3 pon setiap tahunnya.
Pada usia 6 tahun, berat badan anak harus kurang 7 kali berat badan ketika anak baru lahir.
Tinggi Badan. Tinggi badan pada balita usia 2-5 tahun akan mengalami penambahan sekitar 3
inci tiap tahunnya.
2. Perkembangan Kemampuan Berbahasa
Usia 2-5 tahun merupakan usia terbaik seorang balita menyerap bahasa baru. Pada usia ini
anak akan mulai mengingat, menghafal bahkan menggunakan kembali kata-kata yang ia
dengar dari sekitarnya.
3. Perkembangan Sosial
Pada usia ini anak akan mulai melakukan interaksi sosial. Akan timbul keinginan mengenal
orang dan bermain.
4. Perkembangan Kepribadian
Rasa ego akan sudah mulai muncul pada usia ini. Oleh karena itu, orang tua perlu
memperkenalkan yang namanya toleransi dan mengalah agar rasa ego pada anak dapat
dikontrol dengan baik.
Mengoptimalkan Kecerdasan Balita Usia 2 – 5 Tahun Dengan Permainan
Anak – anak sangat suka bermain. Jadikan kebiasaan bermain tersebut sebagai ajang
mengoptimalkan perkembangan kecerdasan anak. Caranya yaitu dengan mengasah
pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam memilih dan memilah jenis permainan yang
dapat merangsang otak sehingga mereka lebih berkembang dengan pesat. Berikut adalah
daftar permainan yang masuk dalam kategori cara mengoptimalkan tumbuh kembang balita
usia 2 – 5 tahun:
Bersepeda
Puzzle
Mainan Berbicara
Musik Box
Selain rangsangan melalui permainan yang dilakukan anak setiap hari, yang tidak kalah
penting adalah asupan nutrisi yang didapat anak.
Nutrisi Untuk Pengoptimalan Tumbuh Kembang Anak
Cara untuk mengoptimalkan tumbuh kembang balita yang berusia 2 – 5 tahun selanjutnya
adalah dengan memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi – nutrisi ini sangat
penting untuk menunjang proses tumbuh kembang yang dilakukan seluruh organ tubuh oleh
rangsangan hormon.
Perkembangan otak bayi telah terjadi bahkan selama dia masih dalam kandungan. Oleh
karena itu, memenuhi gizi dan nutrisi secara seimbang oleh ibu hamil akan sangat
berpengaruh terhadap kecerdasan anaknya ketika lahir. Nutrisi penting tersebut meliputi:
Kalori
Protein
Asam folat
Zat besi
Zinc
Kalsium
Kekurangan gizi dan nutrisi penting selama kehamilan akan berakibat pada kondisi ibu yang
lemah karena anemia serta terhambatnya proses tumbuh kembang janin yang akan
mempengaruhinya bahkan sesudah lahir kelak.
Dalam proses perkembangan otak balita usia 2-5 tahun, 2 jenis asam lemak yakni asam
linoleat dan asam alpha linonenat sangat dibutuhkan. Karena keterbatasan tubuh balita dalam
memproduksi kedua jenis asam lemak ini, maka makanan yang dikonsumsi balita harus dapat
memenuhinya. Selain itu, terdapat asam lemak lainnya yang berfungsi dalam pembentukan
membrane sel otak juga retina yang tidak dapat diproduksi tubuh yaitu DHA dan ARA.
Kedua jenis asam lemak tersebut terbentuk secara alami pada ASI. Oleh karena itu, cara
mengoptimalkan tumbuh kembang balita usia 2 – 5 juga dapat dilakukan dengan pemberian
ASI eksklusif minimal 3 bulan dan sebaiknya sampai balita berusia 2 tahun akan sangat
menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi
A. Pengertian Anak Usia 2-5 Tahun
Masa kanak kanak akan dicapai ketika si anak melewati masa bayi yaitu sekitar usia 2-5 tahun.
Masa Kanak-Kanak ini akan dibagi menjadi 2 bentuk periode diantaranya adalah sebagai berikut:
• Periode awal yaitu berumur 2-6 tahun
• Periode akhir, pada masa periode ini lah anak akan mengalami perubahan mulai dari anak berumur
6 tahun hingga anak mengalami pematangan seksual.
1. Melakukan kegiatan dan aktivitas harian sendiri: makan, pakai baju, pakai sepatu.
2. Jangan gunakan makanan sebagai “hadiah”. Batasi pemberian snack supaya anak lapar
saat jam makan.
3. Membuat keputusan pilihan: makanan, baju, mainan, dll. Berikan 2 pilihan jika ibu
mampu dan anak tampak kesulitan membuat keputusan.
4. Terlibat dalam permainan drama (seni peran)
5. Berikan buku-buku yang lebih rumit untuk dibacakan bersama
6. Bernyanyi lagu-lagu favorit
7. Menyelesaikan puzzle sederhana
Segera bawa anak ke klinik tumbuh kembang jika anak mengalami salah satu hal berikut ini:
Anak bisa menunjukkan objek yang Anda sebutkan dan mulai mengetahui nama-nama
anggota keluarga atau orang yang dekat dengannya, serta mengetahui bagian-bagian
tubuhnya.
Pertumbuhan fisik, mencakup tumbuhnya 16 gigi pertama, namun jumlah sebenarnya bisa
sangat bervariasi. Secara umum, tubuhnya menjadi makin kuat dan terlihat lebih tinggi dan
lebih ramping.
Perkembangan keterampilan motorik, mencakup kemampuan untuk bisa berlari dengan
koordinasi yang lebih baik. Selain itu, keseimbangan anak juga telah menjadi lebih baik. Anak
bisa berdiri sambil mengambil objek, melempar bola, dan bisa menendang bola tanpa
kehilangan keseimbangannya. Anak juga mulai terampil di lingkungannya, dia bisa memutar
gagang pintu, bisa memperhatikan buku dan membalik halamannya, bisa menumpuk 7 balok
mainan, dan siap untuk menjalani toilet training. Anak juga bisa berjalan menaiki atau
menuruni tangga sendirian sambil berpegangan.
Perkembangan emosi dan sosial, mulai usia dua tahun hingga lima tahun, anak-anak belajar
untuk mengenali dan mengendalikan emosi secara bertahap. Dia mulai bisa menunjukkan
kemandirian serta suka meniru orang lain yang lebih tua darinya. Selain itu, dia mulai
bersemangat bertemu dan bermain bersama teman.
Pada usia dua tahun, anak-anak biasanya mengalami masalah kebiasaan, seperti menghisap
jempol, temper tantrum, dan mengalami mimpi buruk.
Temper tantrum adalah kondisi ketika emosi anak meledak-ledak, bahkan hingga dia
menggigit, menendang, atau menjerit-jerit. Hal ini merupakan fase normal karena anak mulai
belajar berbahasa, tapi belum bisa mengungkapkan yang dirasakannya atau berusaha ingin
menyampaikan hingga membuatnya frustrasi. Umumnya anak memperlihatkan perilaku
temper tantrum ketika sedang merasa tidak nyaman, lelah, lapar, atau tidak mendapatkan
yang mereka inginkan. Namun, bukan berarti tantrum boleh dibiarkan begitu saja. Orang tua
harus belajar teknik menenangkan anak ketika mereka sedang tantrum.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua guna mendorong semangat
belajar anak usia dua tahun untuk menjelajahi dunianya.
Libatkan anak. Ajak anak terlibat ke dalam kegiatan sehari-hari keluarga, seperti
membongkar belanjaan, mencuci buah, menyiram tanaman, atau kegiatan lain di sekeliling
rumah. Namun, jagalah keamanan anak dengan menjauhkan bahan-bahan atau peralatan
berbahaya dari jangkauannya.
Biarkan anak bermain. Sediakan ruangan yang cukup luas bagi dirinya agar dia bisa bermain
dan beraktivitas fisik secara sehat. Ajak anak untuk bermain balok dan membangun menara
atau kreativitas lainnya. Di samping itu, cobalah hindarkan anak dari kegiatan pasif, seperti
menonton televisi. Batasan paparan televisi terhadap anak sebaiknya kurang dari satu jam
sehari dan tidak melebihi 3 jam sehari. Selain itu, pilihlah konten yang tidak mengandung
kekerasan.
Bacakan dongeng dan mengobrol dengan anak. Kegiatan ini sekaligus membantu
memperkaya kosa kata anak. Hal ini juga membantu mereka menemukan ide baru sekaligus
belajar bahasa.
Pastikan anak beristirahat dengan cukup. Waktu tidur yang dibutuhkan anak berusia 2-5
tahun adalah minimal 11 jam dan maksimal 13 jam sehari.
Ajari anak bagaimana memakai dan melepas baju, serta bagaimana menggunakan toilet.
Berikan anak makanan sehat, seperti sayuran, buah-buahan, dan kudapan sehat.
Orang tua dianjurkan untuk rutin melakukan beberapa kali pemeriksaan tumbuh kembang
anak pada periode usia 2-5 tahun. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah ada
masalah dengan perkembangannya. Pada pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik, mengukur tinggi dan berat anak, menanyakan perilaku anak dan keluarga,
menanyakan kegiatan atau teman bermain anak, serta memberikan suntikan suplemen bila
dibutuhkan. Pada proses check-up tersebut, orang tua juga sekaligus dapat berkonsultasi
dengan dokter terkait kesehatan, perilaku, serta tumbuh kembang anak