Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi Pertumbuhan dan perkembangan


Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik.
perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan (Field, 2000).

2. Tahapan Tumbuh Kembang Manusia


1. Massa neonatul (0-28 hari)
2. Masa bayi (28 hari – 1tahun)
3. Masa balita
4. Masa usia sekolah
5. Masa remaja
6. Masa dewasa
7. Masa lansia

3. Tahapan tumbuh kembang bayi usia 0-3 bulan


a. PADA USIA 0-28 HARI
Terbilang normal jika bayi kehilangan 10% dari berat lahirnya pada 2-3 hari
pertama sejak ia lahir. Ia akan mendapatkan berat lahirnya kembali kurang lebih
dalam waktu 2 minggu. Setelah itu, ia akan menimbun berat badan sebesar 30 gram
setiap harinya. Panjang badan bayi juga akan bertambah 3-4 cm dari panjang
lahirnya saat ia berusia satu bulan. Selain itu, lingkar kepalanya pun akan bertambah
kurang lebih 2,5 cm.
b. REFLEKS
• Refleks rooting. Jika sudut mulut bayi disentuh, ia akan menoleh dan mengikuti
arah sentuhan tersebut. Hal ini berguna agar ia dapat menemukan puting
payudara.
• Refleks hisap. Jika bayi berhasil menemukan benda yang menyentuh mulutnya
(lanjutan dari refleks rooting), ia akan mulai menghisap benda tersebut.
• Refleks moro. Bayi akan mengangkat kedua lengannya ketika ia terkejut.
• Refleks genggam. Ketika kita menaruh jari pada telapak tangan bayi, ia akan
menggenggamnya.
• Refleks babinski. Jika telapak kaki bayi disentuh dengan pola melingkar, jempol
kaki akan tertarik ke belakang dan empat jari lainnya merenggang. Refleks ini
tidak normal jika masih terdapat pada anak di atas usia dua tahun.

c. TUMBUH KEMBANG 1-3 BULAN


Pada tahap ini, berat badan bayi bertambah 680-910 gram setiap bulannya.
Panjang badannya bertambah kurang lebih 2,5 cm setiap bulan. Sementara itu,
lingkar kepala juga bertambah 1,25 cm setiap bulan. Otot leher bayi pada usia ini
sudah lebih kuat, sehingga ia mulai dapat menegakkan kepalanya. Ia pun sudah dapat
memasukkan tangan ke mulut, melihat mengikuti benda dan cahaya, mendengarkan
suara, serta membuka tutup tangannya. Pergerakan lengan dan tungkainya pun sudah
lebih aktif.
Bayi juga mulai mengeluarkan suara-suara selain tangisan. Bahkan kini
tangisannya dapat lebih dibedakan: apakah dia lapar, mengantuk, tidak nyaman, dan
lain-lain. Pada usia ini, bayi mulai dapat mengenali suara orang yang sering
didengarnya, seperti ayah, ibu, dan pengasuh.
Selain rangsangan yang diberikan pada bayi baru lahir, Anda juga dapat
memberikan mainan yang berbunyi untuk bayi Anda. Perlihatkan benda yang
berwarna terang, hitam, atau putih. Anda juga bisa menggantung mainan yang
berputar dan mengeluarkan musik untuk dipasang di atas tempat tidurnya.

4. Tahapan tumbuh kembang bayi usia 4-6 bulan


Pada usia 4-5 bulan, berat badan bayi akan bertambah menjadi dua kali berat
lahir. Panjang badannya bertambah 1,25-2,5 cm per bulan, dan lingkar kepalanya
bertambah 1,25 cm per bulannya.
Refleks yang terdapat saat ia baru lahir umumnya sudah mulai menghilang. Pada
masa ini, bayi sudah bisa menjaga keseimbangan kepala dengan baik, memiringkan
badan ke kanan dan ke kiri, dan pada usia 6 bulan umumnya sudah bisa duduk sendiri.
Bayi juga sudah mulai dapat melihat warna dan melihat dalam jarak yang lebih jauh.
Bayi sudah dapat mengoceh, tertawa, dan menirukan bunyi. Ia pun mulai
mengenal namanya, wajah orang yang familiar, mengerti kata “tidak”, dan mengulurkan
tangan untuk digendong.

5. Tahapan tumbuh kembang bayi usia 7-9 bulan


Pada tahap ini bayi umumnya bertambah berat sebanyak 450 gram setiap
bulannya dan biasanya bayi laki-laki lebih berat dibanding perempuan.
Sementara itu, pertumbuhan panjang badannya akan melambat menjadi 1,25 cm
tiap bulan dan lingkar kepalanya 0,6 cm per bulan. Pada usia ini bayi sudah mantap
duduk tanpa sokongan dan merangkak, bahkan sudah mulai berusaha berdiri dan
merambat. Ia juga mulai bisa memegang benda menggunakan jempol dan telunjuknya,
serta memasukkan benda apa pun ke dalam mulut. Anda pun mulai bisa mengajarkannya
minum dari gelas.
Bayi sudah mulai mengenal orang, sehingga ia akan enggan untuk digendong
orang tidak dikenal. Sebaliknya, ia akan sangat lengket dengan ibunya. Ia sudah mulai
mengenali dirinya dan senang memandang bayangan dirinya pada cermin.

6. Tahapan tumbuh kembang bayi usia 10-12 bulan


Pada umumnya bayi akan meraih tiga kali berat badan lahirnya saat usia 1 tahun.
Sementara itu, panjang badan dan lingkar kepalanya akan bertambah 0,6 cm per bulan
Bayi sudah lebih lancar merambat, berdiri beberapa saat tanpa berpegangan, bahkan
berjalan jika dituntun atau berpegangan. Ia pun dapat memasukkan makanan sendiri ke
dalam mulut. Jenis makanan yang dimakan mulai beragam, karena pada usia setahun
biasanya telah tumbuh 4-6 gigi. Bayi pada usia ini sudah mulai lebih memahami
perkataan dan perintah Anda. Ia juga aktif dan bersemangat menjelajah lingkungannya.
Buah hati Anda pun sudah mengenal dan dapat menikmati musik. Pada usia ini, bayi
juga sudah mulai dapat memperlihatkan emosi dan karakternya.
Pada tahap ini, Anda sudah dapat membacakan dongeng untuknya setiap hari atau
bersama-sama mempelajari gambar-gambar pada buku. 
7. Gangguan Tumbuh Kembang Pada Bayi Yang Sering Terjadi

Bayi yang lahir sebelum waktunya atau prematur banyak mengalami tantangan pada
awal kehidupannya. Tak hanya itu, ada pula risiko gangguan tumbuh kembang bayi
prematur yang harus diwaspadai.

Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang terjadi sebelum waktunya. Dengan kata
lain, bayi prematur lahir sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Bayi prematur,
terutama yang lahir sangat dini, sangat berisiko mengalami masalah kesehatan. Namun
ternyata, kini diketahui hampir seluruh bayi prematur termasuk yang lahir pada minggu
ke-34 hingga ke-36 sama-sama berisiko.

A. Menghitung Usia Bayi Prematur

Laju tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, baik pada bayi yang lahir
normal ataupun prematur. Hanya saja, ada tolak ukur tumbuh kembang normal yang
sebaiknya diketahui orang tua. Untuk tumbuh kembang bayi prematur, sebagian besar
dokter anak memberikan saran untuk melakukan tolak ukur dengan penyesuaian usia.

Penyesuaian usia dilakukan dengan menghitung jarak antara usia kelahiran


dengan hari perkiraan lahir (HPL) yang sebenarnya, kemudian kurangi umur bayi
dengan angka yang didapat. Misalnya, bayi usia empat bulan yang lahir 8 minggu lebih
awal, maka tumbuh kembangnya harus disesuaikan dengan usia 4 bulan dikurangi 8
minggu. Maka akan diketahui umur bayi yang sebenarnya adalah 2 bulan. Sehingga
tolak ukur perkembangan bayi yang kita ikuti adalah bayi usia 2 bulan. Jika bayi
prematur itu berusia 12 bulan, maka tumbuh kembangnya disesuaikan dengan usia 12
bulan dikurangi 8 minggu.

B. Gangguan Tumbuh Kembang pada Bayi Prematur


Ada beberapa risiko gangguan tumbuh kembang bayi prematur jangka
panjang yang harus diwaspadai, antara lain:
1. Pendengaran dan penglihatan
Diketahui, sebagian bayi prematur yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kg memiliki
gangguan pendengaran akibat masalah di telinga atau otak. Ada pula risiko gangguan
tumbuh kembang bayi prematur yang lebih tinggi, yaitu hilangnya daya dengar.
Bayi prematur juga memiliki risiko retinopati prematuritas, yaitu kondisi yang
menyebabkan pembuluh darah membengkak dan menimbulkan kelainan pada lapisan
saraf di retina mata. Hal ini dapat menyebabkan lepasnya retina dari posisi normal yang
jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan kebutaan.

2. Kemampuan bahasa
Banyak studi yang menemukan adanya gangguan perkembangan bahasa pada bayi
prematur dengan atau tanpa berat badan lahir rendah dibandingkan dengan bayi yang
terlahir normal. Sebagian besar bayi prematur mengalami masalah bahasa selama
beberapa tahun awal sejak kelahiran, termasuk pemahaman kalimat, mengekspresikan
diri melalui bahasa, mengolah kata, artikulasi (pengucapan), dan lain-lain.
Meski demikian, bukan berarti semua bayi prematur pasti akan mengalami gangguan
tumbuh kembang dalam kemampuan berbahasa dan berbicara. Langkah penting yang
dapat diantisipasi adalah memonitor kemajuan tumbuh kembangnya dan berkonsultasi
ke dokter anak untuk penanganan lebih lanjut.

3. Psikomotorik dan perilaku


Penelitian di sekolah membandingkan anak usia 7-8 tahun yang lahir sebelum usia
kandungan 32 minggu dengan anak seusia yang lahir normal. Hasilnya menunjukkan
anak-anak yang terlahir prematur lebih banyak mengalami gangguan motorik, meski
tingkat intelegensia mereka normal.
Selain itu, bayi yang lahir prematur memiliki kecenderungan berperilaku hiperaktif,
lebih impulsif, perhatiannya mudah teralihkan, kurang terorganisir, dan kurang tekun.
Demikian juga, risiko anak prematur mengalami attention deficit hyperactivity disorder
(ADHD) lebih tinggi dibanding anak yang lahir normal.

4. Kemampuan kognitif
Studi mengindikasikan bahwa anak yang lahir prematur, memiliki risiko mengalami
gangguan belajar saat usia sekolah dasar. Beberapa permasalahan yang dihadapi antara
lain gangguan menggunakan bahasa sebagai cara berekspresi, kesulitan memusatkan
perhatian, dan juga kelemahan pada kecerdasan visual motorik serta visual spasial.

5. Perkembangan emosional
Berdasarkan sebuah penelitian, remaja yang lahir pada usia kandungan sebelum 29
minggu memiliki lebih banyak masalah emosional dengan orang tua, guru, maupun
teman-teman sebayanya. Anak yang terlahir prematur juga berisiko lebih tinggi untuk
menjadi sulit beradaptasi dengan lingkungan, dan menghadapi stres.

Anda mungkin juga menyukai