Anda di halaman 1dari 3

Agar hubungan anak dan orang tua terjalin dengan

baik

Hambatan komunikasi ini sering terjadi pada anak. Seperti anak tidak mau bicara atau lawan
bicara seperti orang tua atau pengasuh anak memberikan kontribusi dalam berkomunikasi.

Anak tidak mau bicara dapat disebabkan anak mempunyai kesulitan dalam bicara. Kesulitan ini
akan menyebabkan ank menjadi frustasi. Anak yang merasa frustasi sering merasa tidak berguna
dan ditolak, serta mengakibatkan ank tidak mau bicara.

Hambatan komunikasi dari orang tua atu pengasuh yang biasa yang terjadi adalah bicara yang
terlalu banyak, terlalu kritis, dan telalu menghakimi, menertawakan atau memperlakukan anak,
agresif atau intimidasi, marah atau emosi, serta berdebat. Untuk menciptakan komunikasi yang
baik, anda bisa menghindari hal-hak tersebut.

Kesalahan pola asuh atau pengasuhan tersebut dapat membentuk prilaku anak kurang konstruktif
dalam berkomunikasi. Komunikasi pada anak bersikap positif yang berarti komunikasi dapat
membuat anak untuk berpikir dan melakukan tindakan yang bisa dilakukan pada hari ini atau
masa depan. Pada awal ini anda dapat membangun rasa percaya diri anak. Dengan membangun
percaya diri anak akan belajar lebih baik dan ingin belajar lebih banyak.

Agar komunikasi berjalan dengan baik, orang tua hendaknya menjadi pendengar yang baik dan
komunikatif agar hubungan orang tua dan anak menjadi lebih baik.

Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar menjadi orang tua yang komunikatif adalah

 Lakukan apapun untuk anak


 Bersikaplah luwes kepada anak
 Berlakulah yang adil dan menghargai anak
 Ciptakan suasan hangat
 Beri contoh yang baik
 Jadilah teman baik anak
 Tunjukan rasa kasih sayang terhadap anak
 Bersikaplah sedih atau simpati jika ank memiliki suatu masalah
 Berusaha membuat suasana ramah, nyaman, bahagia
 Beri kesempatan anak untuk mandiri sesuai dengan usianya
 Tetaplah jalin keakraban dengan anak
 Jaga hubungan yang positif orang tua dan anak
Paduan komunikasi pada bayi baru lahir sampai anak umur 6 tahun

untuk mengoptimalkan komunikasi anak, orang tua, pengasuh, perawat dan guru dapat
melakukan hal berikut :
 Gunakan nada yang penuh kasih dengan nada yang sederhana
 Gunakan pengalaman sehari-hari cerita anak, dan rutinitas sehari-hari
 Gunakan pemahaman khayalan
 Dorong kegiatan, seperti menyanyi, bertepuk tangan, dan menari
 Gunakan pertanyaan dan jawaban untuk mendorong adanya komunikasi

Paduan komunikasi pada anak usia 11 – 14 tahun


 Dorong anak melakukan prilaku positif
 Berikan isu-isu yang menjadi perhatian anak-anak usia ini (penyalahgunaan zat,
hubungan seks, kekerasan, intimidasi, deskriminisasi, serta persahabatan)
 Lakukan komunikasi yang humoris

Tekhnik komunikasi pada anak usia sekolah


1. Gunakan keterampilan mendengar
Dengan mendengar anda akan mengetahui apa yang dirasakan anak, memberikan
kesempatan pada anak untuk bicara.
2. Gunakan pertanyaan terbuka
Dengan memberikan pertanyaan terbuka, akan memberikan kesempatan pada anak untuk
merespon dengan berbagai cara, tidak sekedar menjawab ya atau tidak
3. Komunikasi dengan cara dewasa
Anak usia sekolah mempunyai karakteristik bahwa mereka ingin diakui. Mereka akan
merasa tersinggung jika mereka diperlakukan seperti anak kecil,
Pada saat ingin menanyakan terkait PR anda dapat berkata “pukul berapa kamu ingin
mengerjakanya ?” pertanyaan ini tidak membuat anak tersinggung dibandingkan dengan
pertanyaan “berapakali saya harus memberitahumu untuk mengerjakanya ?”
4. Mengakui kesalahan
Anda bisa melakukan tindakan humor seperti tertawa dan mengakui kesalahan anda.
5. Tangkap dan merespon emosi anak usia sekolah
Ketika anak menunjukan emosi baik engan kata-kata atau dengan bahasa tubuh,
luangkap waktu anda untuk menangkap dan menaggapi perasaan atau emosi anak.
6. Hindari mempermalukan anak dan lebih fokus pada perilaku anak
Tindakan mempermalukan anak dapat mengurangi nilai atau harga diri anak. Sebagai
contoh, anak meletakan piring dengan keras pada saat makan malam yang ketiga kalinya.
Piring tersebut pecah berantakan di meja makan. Karena sudah ketiga kalinya
sebelumnya anda sudah memberitahu anak agar pelan-pelan maka anda marah dan
mengatakan,”kau bodoh, kamu tidak bisa lebih hati-hati ?” hal ini dapat membuat anak
malu dan tidak memperbaiki prilakunya.
Pendekatan yang lebih baik adalah dengan terfokus pada prilaku anak. Anda bisa
mengatakan “tidak apa-apa mari kita rapikan dan letakan di tempat sampah, itu hanya
kesalahan”.
7. Lakukan klarifikasi
Klarifikasi bermanfaat untuk mendapat kejelasan, jika anda ragu, tidak jelas atau tidak
mendengar. Contok klarifikasi yang bisa anda lakukan
“apakah seperti ……..yang dimaksud ?”

Komunikasi pada anak remaja usia 12-18 tahun


1. Jadilah pendengar
Dengarkan apa yang dikatakan anak. Dengan mendengarkan berarti terhndar dari
menyela, dan itu merupakan bentuk perhatian.
2. Ciptakan komunikasi yang terbuka bagi remaja
Dapat mendorong komunikasi dan memberikan, atau memosisikan remaja sejajar dengan
kita.
3. Orang tua mencari kesempatan brbicara dengan remaja
Beberapa orang tua akan berbicara dengan remaja untuk memberitahu ketika mereka
melihat anak remajanya mellakukan hal-hal seperti bermain musik keras, berteriak-
teriak, dan sebagainya. Anak remaja memiliki kecendrungan untuk menghindari orang
tua, jika setiap percakapan atau komunikasi bertujuan untuk memberitahu mereka.
Sebaliknya, jika mereka terbiasa berkomunikasi atau mengobrol dengan orang tua tentang
hal-hal yang menyenangkan, hal-hal yang menarik bagi remaja, mereka akan
mendengarkan dan santai dengan anda.
4. Memperlakukan remaja sebagai teman pada saat berkomunikasi
5. Mendenggarkan apa yang remaja katakan tanpa melakukan penilaian
Melakukan penilaian, menyalahkan, mengeritik, dan memberikan label pada anakdapat
merusak harga diri mereka dan membuat jarak antara anda dan anak remaja anda.
6. Memahami remaja dan melakukan tindakan ketika remaja meminta bantuan
Komunikasi pada remaja dapat terbentuk jika mereka merasa anda memahami mereka
dan mengerti apa yang mereka alami atau rasakan.
7. Ciptakan kesempatan untuk berbicara
Remaja sering menolak untuk komunikasi yang terjadwal, mereka cendrung tidak
terbuka, namun mereka ingin berbicara ketika mereka ingin berbicara.
8. Hindari respon yang berlebihan
Menaggapi atau merespon pembicaraan terlalu kuat seperti berteriak atau menjerit dapat
menutup percakapan. Ddengan menjaga emosi pada saat berbicara, anak akan terbuka.
Anak remaja juga akan lebih terbuka jika melihat anda sebagai orang yang tidak akan
menyebarkan rahasia.
9. Bicarakan tentang hal-hal yang penting bagi anak remaja
Beberapa hal yang mereka bicarakan mungkin tampak tidak penting bagi anda. Tetap
dengarkan, ajukan pertanyaan, tunjukan sikap bahwa anda memahami dan menghormati
pendapat mereka. Beberapa topik yang menarik bagi remaja antara lain sekolah, hobi,
emosi, keluarga, harapan, dan masa depan anak.

Anda mungkin juga menyukai